Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

REBA
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lab K3)

Dosen : Novie E. Mauliku, SKM., M.Sc

Di Susun Oleh:

Kelompok 2

Dini Ayuningtyas B 113114022

Kaurnia Faisal F P 113114071

Kartika Sari Murzal 113114006

Robby Junaidi Yusuf 113216011

Fitria Yatnikasari 113216059

Arie Muhammad Zanuar 113216034

Kesehatan Masyarakat Tk 4

Peminatan K3

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT. Atas ridho dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “REBA” adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “LAB K3”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diaselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi semua pembaca


dan bemanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Cimahi, Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
..............................................................................................................................
i

Daftar Isi
..............................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
..............................................................................................................................
1

A. Latar Belakang
...................................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
...................................................................................................................
1
C. Tujuan
...................................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN
..............................................................................................................................
3

1. Definisi REBA
...................................................................................................................
3
2. Metode REBA
...................................................................................................................
7
3. Panduan Langkah-langkah Menggunakan REBA
...................................................................................................................
20

BAB III PENUTUP


..............................................................................................................................
27

A. Kesimpulan
...................................................................................................................
27
B. Saran
...................................................................................................................
27

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
REBA (Rapid Entire Body Assessment) merupakan salah satu
metode yang bisa digunakan dalam analisa postur kerja. REBA
dikembangkan oleh Dr. Sue Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney yang
merupakan ergonom dari universitas di Nottingham (University of
Nottingham’s Institute of Occuptaional Ergonomic).
Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat
untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan
tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi
faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas
pekerja.
Salah satu hal yang membedakan metode REBA dengan metode
analisa lainnya adalah dalam metode ini yang menjadi fokus analisis
adalah seluruh bagian tubuh pekerja. Melalui fokus terhadap keseluruhan
postur tubuh ini, diharapkan bisa mengurangi potensi terjadinya
musculoskeletal disorders pada tubuh perkerja.
Dalam metode REBA ini, analisis terhadap keseluruhan postur
tubuh pekerja dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama atau
Group A terdiri dari bagian neck, trunk, dan legs. Sedangkan bagian kedua
atau Group B terdiri dari upper arms, lower arms, dan wrist.

B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan uraian dari penjelasan makalah ini, maka diperlukan
adanya perumusan masalah yang gunanya membatasi pembahasan agar
tidak menyimpang jauh dari topik yang telah ditentukan. Dalam makalah ini
telah dirumuskan, yaitu:
1. Apakah definisi REBA?
2. Bagaimana Metode REBA?
3. Bagaimana mengetahui panduan langkah-langkah menggunakan
REBA?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini untuk memberikan informasi tentang definisi REBA
dan cara Skor pada penggunaan REBA dan juga metode-metode dalam
REBA.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi REBA
Rapid Entire Body Assessment dikembangkan oleh Dr. Sue Hignett
dan Dr. Lynn Mc Atamney merupakan ergonom dari universitas di
Nottingham (University of Nottingham’s Institute of Occuptaional
Ergonomic). Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat
untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan
tangan dan kaki seorang operator. Selain itu metode ini juga dipengaruhi
faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh serta aktifitas
pekerja. Penilaian dengan menggunakan REBA tidak membutuhkan waktu
yang lama untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar
aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang
diakibatkan postur kerja operator (Hignett dan Mc Atamney, 2000).
Metode ergonomi tersebut mengevaluasi postur, kekuatan,
aktivitas dan factor coupling yang menimbulkan cidera akibat aktivitas yang
berulang–ulang. Penilaian postur kerja dengan metode ini dengan cara
pemberian skor resiko antara satu sampai lima belas, yang mana skor
tertinggi menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar
(bahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini berarti bahwa skor
terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic
hazard. REBA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang beresiko
dan melakukan perbaikan sesegera mungkin. REBA dikembangkan tanpa
membutuhkan piranti khusus. Ini memudahkan peneliti untuk dapat dilatih
dalam melakukan pemeriksaan dan pengukuran tanpa. biaya peralatan
tambahan. Pemeriksaan REBA dapat dilakukan di tempat yang terbatas
tanpa menggangu pekerja.
Pengembangan REBA terjadi dalam empat tahap. Tahap pertama
adalah pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan
video atau foto, tahap kedua adalah penentuan sudut–sudut dari bagian
tubuh pekerja, tahap ketiga adalah penentuan berat benda yang diangkat,
penentuan couplingdan penentuan aktivitas pekerja. Dan yang terakhir,
tahap keempat adalah perhitungan nilai REBA untuk postur yang
bersangkutan. Dengan didapatnya nilai REBA tersebut dapat diketahui
level resiko dan kebutuhan akan tindakan yang perlu dilakukan untuk
perbaikan kerja. Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan
metode REBA melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (Hignett dan
McAtamney, 2000):
1. Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan
bantuan video atau foto.
Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dari leher,
punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara
terperinci dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh
pekerja. Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur
tubuh secara detail (valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil
foto bisa didapatkan data akurat untuk tahap perhitungan serta
analisis selanjutnya.
2. Penentuan sudut-sudut dari bagian tubuh pekerja. Setelah
didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari pekerja
dilakukan perhitungan besar sudut dari masing-masing segmen
tubuh yang meliputi punggung (batang tubuh), leher, lengan atas,
lengan bawah, pergelangan tangan dan kaki.
Dalam metode REBA ini, analisis terhadap keseluruhan postur
tubuh pekerja dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama atau
Group A terdiri dari bagian neck, trunk, dan legs. Sedangkan bagian kedua
atau Group B terdiri dari upper arms, lower arms, dan wrist.
Penilaian postur dan pergerakan kerja menggunakan metode REBA
melalui tahapan–tahapan sebagai berikut:
 Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan
video atau foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dari
leher, punggung, lengan, pergelangan tangan hingga kaki secara terperinci
dilakukan dengan merekam atau memotret postur tubuh pekerja. Hal ini
dilakukan supaya peneliti mendapatkan data postur tubuh secara detail
(valid), sehingga dari hasil rekaman dan hasil foto bisa didapatkan data
akurat untuk tahap perhitungan serta analisis selanjutnya.
 Setelah didapatkan hasil rekaman dan foto postur tubuh dari
pekerja dilakukan perhitungan nilai. Perhitungan nilai melalui metode
REBA ini dimulai dengan menganalisis posisi neck, trunk, dan leg dengan
memberikan score pada masing-masing komponen. Ketiga komponen
tersebut kemudian dikombinasikan ke dalam sebuah tabel untuk
mendapatkan nilai akhir pada bagian pertama atau score A dan ditambah
dengan score untuk force atau load. Selanjutnya dilakukan scoring pada
bagian upper arm, lower arm, dan wrist kemudian ketiga komponen
tersebut dikombinasikan untuk mendapatkan nilai akhir pada bagian kedua
atau score B dan ditambah dengan coupling score. Setelah diperoleh grand
score A dan grand score B, kedua nilai tersebut dikombinasikan ke dalam
tabel C, melalui tabel kombinasi akhir ini kemudian ditambahkan dengan
activity score akan didapat nilai akhir yang akan menggambarkan hasil
analisis postur kerja.
 Dari final REBA score dapat diperoleh skala dari level tiap aksi yang
akan memberikan pannduan untuk resiko dari tiap level dan aksi yang
dibutuhkan. Perhitungan analisis postur ini dilakukan untuk kedua sisi
tubuh, kiri dan kanan.

Sumber :
 Modul Analisis Postur Kerja Laboratorium Ergonomi Teknik Industri UGM
 Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi ITB
 Applied Ergonomics

2. Metode Reba
Dibawah ini akan diuraikan penilaian pada masing-masing anggota
tubuh dengan menggunakna ilustrasi gambar dan tabel yang sederhana
untuk membantu memepermudah pemahaman di dalam aplikasi di
lapangan.
1. Group A: penilaian anggota tubuh bagian Badan, Leher dan
Kaki.
Metode REBA ini dimulai dengan melakukan penilaian dan pemberia
skor individu untuk group A (badan, leher dan kaki).
a. Skoring pad badan (Trunk)
Anggota tubuh pertama yang dievaluasi pada grup A adalah badan.
Hal ini akan dapat menentukan apakah pekerja melakukan
pekerjaan dengan posisibdan tegak atau tidak, dan kemudian
menentukan besar kecilnya sudut fleksi atau ekstensi dari badan
yang diamati, dan memberikan skor berdasarkan posisi bdan,
seperti diilustrasikan dengan piktogram pada tabel dibawah ini.

Skor pada badan ini akan meningkat, jika terdapat posisi badan
mebungkuk atau memuntir secara lateral. Dnegan demikian skor
pada badan ini harus dimodifikasi sesuai dengan posisi yang
terjadi, seperti diilustrasikan dengan piktogram pada tabel di bawah
ini.

b. Skoring pada leher


Setelah menilai bagian badan, maka langkah kesuda adalah
menilai posisi leher. Metode REBA mempertimbangkan
kemungkinan dua posisi leher. Pertama, posisi leher menekuk fleksi
atau ekstensi >20°

Skor hasil perhitungan tersebutkemungkinan dapat ditambah jika


posisi leher pekerja membungkuk atau memutir secara lateral,
seperti yang dilustrasikan dengan piktogram.

c. Skoring pda Kaki


Untuk melengkapi alokasi skor pada gruop A maka selanjutnya
adalah mengevaluasi posisi kaki. Pada gambar dibawah ini
memungkinkan untuk melakukan penilaian awal pada kaki
berdasarkan distribusi berat badan.
Skor pada kaki akan meningkatkan jika salah satu atau kedua lutut
fleksi atau ditekuk. Kenaikan tersebut mungkin sampai dengan 2
(+2) jika lutut menekuk >60°, seperti ilustrasikan dengan piktogram.
Namun demikian, jika pekerja duduk, maka keadaan tersebut
dianggap tidak menekuk dan karenanya tidak meningkatkan skor
pada kaki.

2. Group B: Penilian Anggota tubuh bagian atas (Lengan, Lengan


Bawah dan Pergelangan Tangan)
Setelah selesai melakukan penilaian terhadap anggota tubuh pada
group A, maka selanjutnya harus menilai anggota tubuh bagian atas
(lengan, lengan bawah dan pergelangan tangan) pada kedua sisi kiri
dan kanan an menilainya secara individu.
d. Skoring pada Lengan
Untuk menentukan skor yang dilakukan pada lengan atas, maka
harus diukur sudut antara lengan dan badan. piktogram dibawah ini
menunjukkan posisi lenggan yang dianggap berbeda, yang
bertujuan untuk memberikan pedoman pada saat melakukan
pengukuran. Skor yang diperoleh akan sangat tergantung pada
besar kecilnya suduut yang berbentuk antara lengan dan badan
selama pekerja melakukan pekerjaannya.

Skor untuk lengan harus dimodifikasi, yaitu ditambah atau dikurangi


jika bahu pekerja terangkat, jika lengan diputa, diangkat menjauh
dari badan, atau kurangi 1 jika lengan dipotong selama kerja,
seperti diilustrasikan dengdan piktogram di bawah ini. Masing-
masing kondisi tersaebut tersabut akan menyebabkan suatu
peningkatan atau penurunan skor postur pad lengan. Jika tidak ada
situasi lengan saperti tersebut diatas, maka skor dapat langsung
menggunakan tabel diatas, dengan tanpa modifikasi.
e. Skoring pada Lengan Bawah
Berikutnya yang harus dianalisa adalah posisi lengan bawah, skor
poster untuk lengan bawah juga tergantung pada kisaran sudut
yang dibentuk oleh lengan bawah selama melakukan pekerjaan.
Piktogram dibawah ini menunjukkan perbedaan kisaran sudut pada
lengan bawah, maka skor posur pada lengan bawah langsung dapt
dihitung.

f. Skoring pada Pergelangan Tangan ut menekuk


Terakhir dari pengukuran pada group B adalh menilai posisi
pergelangan tangan. Piktgram dibawah ini menunjukkan dua posisi
yang perlu dipertimbangka dalam metode ini. Setelah mempelajari sudut
menekuk pada pergelangan tangan, maka akan dilanjutkan dengan
penentuan berdasarkan besar kecil sudut yang dibentuk oleh
pergelangan tangan.

Skor untuk pergelangan tangan ini akan ditambah dengan 1 (+1),


jika pergelangn tangan pada saat bekerja mengalmi torsi atau
deviasi balik ulnar maupun radial (menekuk ke atas maupun ke
bawah), seperti diilustrasikan dengan piktogram pada dibawah ini.

3. Skoring Group A dan B


Skor individu yang diperoleh dari posisi badan, leher dan kaki
(group A). Akan memberikan skor permata berdasarkan Tabel A.

 Contoh penggunaan Tabel Group A: Semisal, diperoleh


skor individu pada group A, sebagai berikut: skor leher 2, Skor
badan 3, skor kaki 2,. Maka akan diperoleh skor Tabel diatas adalah
5.
Selanjutnya, skor awal untuk grup B berasal dari skor posisi lengan, lengan
bahwa dan pengelangan tangan berdasarkan Tabel berikut:

 Contoh Penggunaan Tabel Group B: semisal,diperoleh skor


individu pada group B, sebgai berikut: skor lengan 3, skor lengan
bawah 2, dan skor pergelangan tangan 2. Maka akan di peroleh
skor tabel B adalah 5.
4. Skoring untuk Beban atau Force
Besar kecilnya skor untuk pembebaban dan force akan sangat
tergantung dari berat ringannya beban yang dikerjakan oleh pekerja,
penentuan skoe didasarkan pada Tabel dibawah ini selanjutnya
disebut “Skor A”.

 Contoh penggunaan tabel pembebanan/ Force; Skoring


pasa pembebanan atau force pada gruop A, dmana pekerja
menangani beban selama kerja anatara 5s/d 10 kg, maka
skor untuk beban/force gruop A adalah 1. Dengan demikian,
Skor A adalah skor tabel A+skor beban/force yaitu 5+1 = 6.
5. Skoring untuk Jenis Pegangan
Jenis pegangan akan dapat meningkat skor pada group B
(lengan, lengn bawah, dan pergelangan tagan), kecuali
dipertimbangkan bahwa jenis pegangan pada kontainer adalah baik.
Tabel dibawah ni menunjukkan knaikan untuk peterpan pada jenis
pegangan. Setelah itu, skor group B dapat dimodifikasi erdasarkan
jenis pegangan, yang selanjutnya disebut “Skor B”.
 Contoh penggunaan Tabel untuk jenis pegangan; skoringa
pada jenis pegangan kontainer pada group A,
dimankontainer yang ditangani pekerja mempunyai
pegangan yang kurang baik dan kontainer agak licin, maka
skor untuk jenis pegangan pada group A dapat ditentukan
yaitu 2. Dengan demikian, skor B adalah skor Tabel B + skor
jenis pegangan yaitu 5+2 = 7.
6. Penentuan dan Perhitungan Skor C
Tabel C diawah ini mununjukkan nilai untu “skor C” yang didasarkan
pada hasil perhitungan dari Skor A dan Skor B.
 Contoh penggunan TABEL C; dari contih seperti yang
dijelaskan sebelumnya, selanjuta dapat dihitung dan
ditentukan skor tabel C, dimana skor tabel C merupakan
kombinasi antara Skor A dan Skor B. Jadi Skor A adalah 6
dan Skor B adalah 7, maka Skor tabel C adalah 9.
7. Penentuan dan Perhitungan Final Skor REBA
Final skor dari metode REBA ini adalah merupakan hasil
penambahan antara “Skor tabel C” dengan peningkatan jenis aktivitas
otot.

Selanjutnya,metode REBA ini mengkalrifikasikan skor akhir ke


dalam lima (5) tingkatan. Setiap tingkat Aksi menentukan tingkat resiko
dan tindakan korektif yang disarankan pada posisi yang dievaluasi.
Semakin besar nilai dari hasil yang diperoleh, maka akan lebih bedar
resiko yang dihadapi untuk posisi yang bersangkutan. Nilai 1
menunjukkan risiko yang dapat diabaikan, sedangkan nilai maksimum
adalah 15, yang menyatakan bahwa posisi tersebut berisiko tinggi dan
harus segera diambil tindakan secepatnya.

 Contoh Penentuan dan Perhitungan Final Skor REBA;


sebelum menghitung final skor, maka harus dihitung dan
ditentukan skor untuk jenis aktivitas otot. Mengingatkan skor
yang tersedia untuk jenis aktivitas otot pada metode REBA
ini dalam 3 klarifikasi dan semuanya harus dengan
menambah dengan 1 (artinta setiap pekerjaan pasti selalu
mengerahkan aktivitas otot). Dengan demikian, dpat
langsung dihitung final skor (skor Tabel C + Skor Aktivitas
Otot), yaitu (9+1 = 10). Dengan menggunakan petunjuk
tabel standar kinerja yang didasarkan pada final skor, maka
final skor 10 mempunyai tingkat risiko “tinggi” dan
memerlukan tindakan perbaikan secepatnya.
Dibawah ini akan disajikan rinkasan alur proes penilaian dengan
metode REBA, dengan demikian untuk lebih memudahan
pemahaman dan implementasi metode ini
3. Panduan langkah-langkah menggunakan REBA

Lembar kerja Penilaian Cepat Seluruh Tubuh (REBA) dirancang agar mudah
digunakan tanpa memerlukan gelar ergonomi atau peralatan mahal. Anda hanya
butuh lembar kerja dan pulpen. Pada pemikiran kedua, Anda mungkin harus
menyelesaikan membaca dan mempelajari panduan ini, dan saya kira papan klip
juga akan membantu. Dengan menggunakan lembar kerja REBA, evaluator akan
memberikan skor untuk masing-masing wilayah tubuh berikut: pergelangan
tangan, forearms, siku, bahu, leher, batang, punggung, kaki dan lutut. Setelah data
untuk masing-masing daerah dikumpulkan dan diberi skor, tabel pada formulir
kemudian digunakan untuk mengkompilasi variabel faktor risiko, menghasilkan
satu skor yang mewakili tingkat risiko MSD :
Menggunakan REBA Assesment Tool - Getting Ready
Evaluator harus mempersiapkan penilaian dengan mewawancarai pekerja yang
dievaluasi untuk mendapatkan pemahaman tentang tugas dan permintaan
pekerjaan, dan mengamati pergerakan dan postur pekerja selama beberapa siklus
kerja.
Pemilihan postur yang akan dievaluasi harus didasarkan pada:

1. Postur dan tugas kerja yang paling sulit (berdasarkan wawancara pekerja
dan observasi awal)
2. Postur dipertahankan untuk jangka waktu terlama, atau
3. Postur di mana beban gaya tertinggi terjadi
REBA dapat dilakukan dengan cepat, sehingga beberapa posisi dan tugas dalam
siklus kerja biasanya dapat dievaluasi tanpa biaya waktu / usaha yang
signifikan.Bila menggunakan REBA, hanya sisi kanan atau kiri yang dinilai
sekaligus.Setelah mewawancarai dan mengamati pekerja, evaluator dapat
menentukan apakah hanya satu lengan yang harus dievaluasi, atau jika penilaian
diperlukan untuk kedua belah pihak.
Menggunakan Alat Penilaian REBA - Contoh
Lembar kerja REBA dibagi menjadi dua bagian segmen tubuh pada label A dan B.
Bagian A (sisi kiri) meliputi leher, batang, dan kaki. Bagian B (sisi kanan) menutupi
lengan dan pergelangan tangan. Segmentasi lembar kerja ini memastikan bahwa
postur leher, batang atau tungkai yang canggung atau terbatas yang mungkin
mempengaruhi postur tangan dan pergelangan tangan termasuk dalam penilaian.
Kelompok Skor A (Batang, Leher dan Kaki) postur terlebih dahulu, kemudian
skorkan posisi Kelompok B (Upper Arms, Lower Arms, and Wrists) untuk posisi kiri
dan kanan. Untuk masing-masing daerah, ada skala penilaian postur tubuh dan
penyesuaian tambahan yang perlu dipertimbangkan dan dicatat dalam skor.
Langkah 1-3: Analisis Leher, Batang dan Kaki

Catatan: Pada langkah 2, skor +2 digunakan untuk posisi bagasi (0-20 derajat)
dan +1 ditambahkan untuk penyesuaian bending samping (bila dilihat dari
belakang, pekerja membungkuk kiri sekitar 10 derajat) untuk skor total dari +3.
Langkah 4-6: Hitung skor untuk Grup A seperti yang diuraikan di bawah ini:
Langkah 4: Menggunakan nilai dari langkah 1-3, cari nilai untuk langkah ini di tabel
A.
Langkah 5: Tambahkan nilai kekuatan ke kotak ini. Dalam kasus ini, berat bagian
komponen yang dimasukkan oleh pekerja adalah 11,5 lbs. Oleh karena itu, skor
untuk langkah ini adalah +1.
Langkah 6: Tambahkan nilai pada langkah 4 dan 5 untuk mendapatkan skor A.
Tentukan baris untuk Skor A pada Tabel C dan nilai lingkaran.
Langkah 7-9: Lengan Kanan dan Analisis Wrist

Catatan: Pada langkah 7, lengan atas kanan dinaikkan lebih dari 90 derajat
dengan skor +4, penyesuaian total +2 ditambahkan karena bahu dinaikkan (+1)
dan lengan atas diculik (+1) untuk skor total +6. Pada langkah 8, skor +2
digunakan karena posisi lengan di luar kisaran netral. Pada langkah 9,
penyesuaian +1 yang bergantian ditambahkan ke skor posisi +2 untuk skor
pergelangan total sebesar +3.
Langkah 10-13: Hitung skor untuk Grup B seperti diuraikan di bawah ini:
Langkah 10: Menggunakan nilai dari langkah 7-9, cari nilai postur untuk langkah
ini di tabel B.
Langkah 11: Tambahkan nilai coupling. Dalam kasus ini, kopling dianggap adil
(+1).
Langkah 12: Pertama, tambahkan nilai pada langkah 10 dan 11 untuk
mendapatkan skor B. Selanjutnya, cari kolom di Tabel C dan cocokkan dengan
Skor A secara berurutan dari langkah 6 untuk mendapatkan Skor C Tabel.
Langkah 13: Skor Aktivitas adalah +1 karena pekerjaan yang membutuhkan
tindakan rentang kecil (lebih dari 4x per menit). Skor REBA akhir = Skor C Tabel
+ Skor Aktivitas
Skor REBA akhir = 9
Dalam kasus ini, skor REBA akhir 9 menunjukkan risiko tinggi dan seruan untuk
melakukan penyelidikan dan rekayasa dan / atau metode kerja lebih lanjut untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko MSD (lihat tabel di atas).
Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditentukan oleh pekerja dan pemimpin kelompok
departemen bahwa metode yang berbeda dapat digunakan untuk melakukan
tugas ini. Lihat gambar sebelum / sesudah dan hasil REBA baru di bawah ini:

Analisis tindak lanjut dengan menggunakan lembar kerja REBA telah


dilakukan.Dengan menggunakan metode kerja baru, skor REBA terakhir dikurangi
dari 9 menjadi 4.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rapid Entire Body Assessment dikembangkan oleh Dr. Sue Hignett
dan Dr. Lynn Mc Atamney merupakan ergonom dari universitas di
Nottingham (University of Nottingham’s Institute of Occuptaional
Ergonomic). Rapid Entire Body Assessment adalah sebuah metode yang
dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat
untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan
tangan dan kaki seorang operator.
Pengembangan REBA terjadi dalam empat tahap. Tahap pertama
adalah pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan
video atau foto, tahap kedua adalah penentuan sudut–sudut dari bagian
tubuh pekerja, tahap ketiga adalah penentuan berat benda yang diangkat,
penentuan couplingdan penentuan aktivitas pekerja. Dan yang terakhir,
tahap keempat adalah perhitungan nilai REBA untuk postur yang
bersangkutan.
B. Saran
Dapat dilakukan pengendalian yang mengacu pada ACGIH
(American Conference Of Governmental Industrial Hygienists 2017), yaitu
mencakup administrative controls dan engineering controls
Administrative Controls
Pekerja sebaiknya melakukan peregangan otot sejenak untuk relaksasi
paling tidak satu kali dalam satu jam, menggunakan media promosi dengan
cara memasang poster di area kerja tentang postur kerja yang baik dan
benar sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Dan memberikan
pelatihan tentang ergonomi kepada para pekerja.
Engineering Controls
Melakukan metode kerja yang benar untuk mengeliminasi pengerahan
tenaga atau pergerakan yang tidak seharusnya, yakni mengenai
mengangkat yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/03/analisis-postur-kerja-reba.html

http://ergo-plus.com/reba-assessment-tool-guide/

http://ardiyanto.staff.ugm.ac.id/2016/02/28/metode-analisis-postur-rapid-entire-
body-assessment-reba/

Tarwaka (2015). Ergonomi Industri. Surakarta. Harapan Press

Anda mungkin juga menyukai