Anda di halaman 1dari 7

TUGAS GERIATRI SALAM SEJAHTERA

BOGOR

Anugrah Septiansyah / 406181031

1. Bahaya peningkatan dan penurunan pO2 / PCO2 ?


2. Komposisi Ventolin
3. Komposisi combifen
4. Komposisi Pulmicort
5. Gol. Obat hipertensi dan sistem RAA
6. Gol. Obat anti DM
7. Siklus tidur REM dan Non-REM

Jawaban :

1. Saturasi oksigen normal = 95-99% O2


Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi kadar oksigenasi hemoglobin dan kecukupan
oksigen pada jaringan , sedangkan tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma
menggambarkan jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin

A. Nilai normal tekanan parsial oksigen (paO2) adalah 75-100 mmHg, paO2 adalah ukuran
tekanan parsial yang dihasilkan oleh sejumlah O2 terlarut dalam plasma. Nilai ini menunjukkan
kemampuan paru paru dalam menyediakan oksigen dalam darah. jadi jika terjadinya penurunan
nilai paO2 dapat terjadi pada PPOK, penyakit obstruksi paru, anemia, hipoventilasi akibat
gangguan fisik atau neuromuskular dan gangguan fungsi jantung. Jika nilai paO2 kurang dari 40
mmHg perlu mendapatkan perhatian khusus . sedangkan jika terjadi peningkatan nilai paO2
dapat terjadi pada peningkatan penghantaran oleh alat bantu ( contoh : nasal prongs, alat
ventilasi mekanik), hiperventilasi dan polisitemia (peningkatan sel darah merah dan daya angkut
oksigen)

B. Nilai normal Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2) adalah 35-45 mmHg, PaCO2
menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh CO2 yang terlarut dalam plasma, nilai ini dapat
digunakan untuk menentukan efektifitas ventiilasi alveolar dan keadaan asam basa dalam darah.
Penurunan nilai paCO2 terjadi pada hipoksia, anxiety/nervousness dan emboli paru. < 20 mmHg
perlu mendapatkan penanganan khusus dan segera. sedangkan jika terjadi peningkatan nilai
paCO2 dapat terjadi gangguan paru atau penurunan fungsi pusat pernafasan. Nilai > paCO2 > 60
mmHg perlu penanganan khusus. Umumnya peningkatan paCO2 dapat terjadi hipoventilasi
sedangkan penurunan nilai paCO2 menunjukkan hiperventilasi

Sumber : PEDOMAN INTERPRETASI DATA KLINIK. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


tahun 2011

2. Komposisi ventoline adalah Salbutamol sulfate, 1 ampul ventoline nebulizer adalah 2,5 mg = 2,5
mL
Sumber :
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ventolin%20nebules/?type=full#Description
3. Komposisi Combiven adalah Ipratropium Br 0.52 mg, salbutamol sulphate 3.01 mg, 1 ampul =
2,5 ml
Sumber :
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/combivent
4. Komposisi Pulmicort adalah budesonide 0,25 mg dan 0,5 mg
Sumber :
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/pulmicort?lang=id
5. Ada 5 kelompok obat lini pertama yang digunakan untuk hipertensi yaitu :
1. Diuretik bekerja dengan cara meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Contoh obat golongan ini adalah
golongan Tiazid ( Hidroklorotiazid )
2. B-bloker bekerja dengan cara menghambat reseptor B1 sehingga terjadi
a. penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan
curah jantung,
b. hambat sekresi renin di sel sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan
produksi angiotensin II,
c. efek sentral yang mempengaruhi aktifitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas
baroreseptor, perubahan aktivitas neuro adrenergik perifer dan peningkatan biosintesis
prostasiklin

contoh obat golongan B-bloker adalah atenolol 50-100 mg per oral 1 dd 1, metoprolol 50-
100 mg 2 dd 1

3. Ace inhibitor, obat gol ini dibedakan atas 2 kelompok yaitu :


a. Yang bekerja langsung, contoh : kaptopril dan lisinopril
b. Prodrug, contoh : enalapril, kuinapril, perindopril, ramipril
4. ARB, terdiri dari 2 kelompok besar yaitu : reseptor AT1 yaitu losartan dan AT2
5. Antagonis kalsium, bekerja dengan cara menghambat infulks kalsium pada sel otot polos
pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah antagonis kalsium terutama
menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Contoh obatnya adalah
nifedipin, verapamil, diltiazem, amlodipin

Kerja utama angiotensin II dalam mempertahankan tekanan darah adalah

1. Vasokonstriksi kuat dan langsung dari otot polos pembuluh darah arteriole
2. Penglepasan aldosteron dari cortex adrenal
3. Efek antinatriuretic langsung pada ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi natrium di tubulus
proksimal sehingga menghasilkan retensi cairan dengan natrium
4. Efek lain dari angiotensin II adalah menyebabkan efek inotropik positif dan mempengaruhi
fungsi ventrikel kiri. Juga mempermudah pelepasan norepineprin dan aktifitas simfatetis,
menimbulkan celluler growth yang mungkin berakibat hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
6. Berdasarkan cara kerja obat anti hiperglikemia oral dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :
a. Pemacu sekresi insulin :
- Sulfonilurea, obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas. Efek samping utama adalah hipoglikemia dan peningkatan berat
badan
- Glinid, obat ini cara kerjanya sama dengan sulfonilurea dengan peningkatan sekresi
insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat
as.benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin)
b. Peningkat sensitivitas terhadap insulin
- Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati dan memperbaiki
ambilan glukosa di jaringan perifer. Obat ini merupakan pilihan pertama pada sebagian
besar kasus DM tipe 2
- Tiazolidindion (TZD) , obat ini merupakan agonis dari peroxisome proliferator activated
receptor gamma yaitu suatu reseptor hati yang terdapat di sel otot, lemak dan hati.
Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan
ambilan glukosa di jaringan perifer.
c. Penghambat absorpsi glukosa di saluran pencernaan
- Penghambat alfa glukosidase, obat ini bekerja dengan memperlambat absorpsi glukosa
dalam usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah
makan. Contoh obat golongan ini adalah Acarbose
d. Penghambat DPP-IV, obat ini menghambat kerja enzim GLP-1 tetap dalam konsentrasi tinggi
dalam bentuk aktif. GLP-1 meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi glukagon
bergantung kadar glukosa darah. Contoh obat golongan ini adalah Sitagliptin dan Linagliptin
e. Penghambat SGLT 2, obat ini menghambat penyerapan kembali glukosa di tubuli distal ginjal
dengan cara menghambat kinerja transforter glukosa SGLT2. Obat golongan ini adalah
canagliflozin, dapagliflozin, ipragliflozin
Sumber : http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf
7. Siklus tidur terdiri dari 5 gelombang yaitu : 4 tingkatan tidur dalam yang disebut non REM (non
rapid eye movement ) atau slow wave sleep (SWS) dan tingkat ke 5 yaitu REM ( rapid eye
movement ) atau paradoxical sleep (PS). Pada waktu non REM sleep gelombang otak makin
lambat dan teratur. Tidur paling dalam dan aktivitas listrik paling dalam yaitu pada tingkat 4.
Pada waktu REM Tidur REM lebih dangkal, ditandai dengan gerakan bola mata cepat di bawah
kelopak mata yang tertutup. Pada waktu REM, orang tidak lagi mendengkur, nafas menjadi tak
teratur, aliran darah ke otak bertambah dan temperatur tubuh naik, disertai banyak gerakan
tubuh. Gelombang listrik tampak seperti tingkat 1 dari tidur. Tiap proses tidur melewati 5
tahap ini dalam 1 siklus, dan tiap siklus berlangsung kira-kira 90 menit
orang dewasa bila sudah tidur akan masuk ke tingkat 1,2,3,4 dan balik lagi ke tingkat 1 dan
setelah 2 periode siklus ini akan lengkap setelah diikuti oleh REM antara 5-15 menit. Putaran ini
berlangsung antara 4-5 kali dengan penambahan periode REM pada tahap berikutnya.
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3500384/figure/F1

Anda mungkin juga menyukai