pada penelitan terbaru, pencucian berulang ada pakaian katun yang memiliki bercak semen hanya
kehilangan minimal DNA yang ditemukan menunjukkan bahwa beberapa kali pencucian mungkin tidak
mempengaruhi jumlah DNA yang ditemukan. Hasil ini menunjukkan bahwa, dalam kasus-kasus dengan
pakaian-pakaian yang terdapat semen sebelum dilakukan pencucian,masih bisa dilakukan analisis DNA
terlepas dari beberapa kali pakaian itu di cuci. Namun ini merupakan data awal dan diperlukan penelitian
lebih lanjut untuk menetapkan apakah pencucian berulang dapat mengurangi pemulihan DNA pada
kondisi lain seperti perbedaan jumlah deposit semen awal ( berkaitan dengan volume dan jumlah sperma )
atau pada bahan yang berbeda. Ini jelas memiliki implikasi pada kasus kasus dimana jumlah deposit awal
semen atau jumlah sperma tidak diketahui.
Dalam beberapa kasus, pada dasarnya ada 3 cara untuk menentukan suatu benda kemungkinan terdapat
semen sebelum menyiapkan sampel untuk dilakukan analisis mikroskopis: Pemeriksaan visual sesuai
bercak semen, oemeriksaan menggunakan sumber cahaya alternatif, dan pengujian seperti menggunakan
asam fosfatase(AP). Dibawah kondisi spesifik dari penelitian ini, bercak semen masih terlihat meskipun
telah dilakukan pencucial berulang, menunjukkan bahwa skrining pada bercak yang terlihat dapat
membantu para peneliti untuk mengidentifikasi bercak semen pada pakaian yang telah dicuci, namun
masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah bercak masih dapat terlihat pada kondisi
yang berbeda. Berhubungan dengan pengujian menggunakan AP, penelitian sebelumnya menunjukkan
jika bercak semen yang dicuci dengan menggunakan detergen tidak menunjukkan hasil positif reaksi AP.
Jadi pemeriksaan menggunakan AP tidak perlu dilakukan pada pakaian yang telah dicuci meskipun
sebelumnya terdapat bercak semen. Penggunakan dari sumber cahaya alternatif dalam mengidentifikasi
bercak semen pada pakaian yang dicuci masih belum dipertimbangkan dan penelitian penggunaannya
dalam kondisi seperti itu akan berguna untuk membantu menginformasikan cara terbaik untuk menyaring
benda yang terdapat semen
Ketika menggunakan deposit semen donor tunggal, terdapat sedkit perbedaan dalam jumlah DNA yang
ditemukan yang diamati pada tiga jenis bahan pakaian yaitu katun (T-Shirt), Poliester (celana panjang),
dan nilon (celana ketat). Namun, ketika deposit semen dari 2 donor, jauh lebih sedikit DNA yang
ditemukan pada bahan poliester dibandingkan bahan katun, yang juga mencerminkan sifat profil DNA
yang diperoleh. Meskipun semen yang diberikan kepada bahan tersebut memiliki jumlah yang sama hanya,
katun ( T-shirt) yang memiliki perbandingan 1:1 campuran profil DNA lengkap dari kedua donor. Celana
panjang poliester memberikan profil DNA lengkap donor 2, dan hanya 1 alel dari sumber kedua yang cocok
dengan DNA dari donor 1 dan analisis lab. Dalam kedua kasus tersebut, semen dari donor 2 ditempatkan
pada pakaian setelah semen dari donor 1 kering. Menunjukkan bahwa semen donor 2 akan lebih mudah
dihapus selama proses pencucian. Ini merupakan eksperimen yang terbatas dan diperlukan penelitian
lebih lanjut untuk menyelidiki apakah perbedaan dalam jenis bahan dapat menjelaskan mengapa profil
DNA lengkap dari hanya satu donor semen ditemukan pada celana panjang, berbeda dengan profil
lengkap yang berasal dari kedua donor pada katun (T-shirt).
Dimasukkannya kaus kaki yang tidak terdapat semen yang dicuci bersamaan dengan pakaian yang
memilik semen pemberikan data awal bahwa terjadi perpindahan DNA dari pakaian yang memiliki semen
ke pakaian yang tidak terdapat semen. Profil DNA lengkap yang cocok dengan donor ditemukan pada
sebagian besar kaus kaki. Temuan ini mendukung presentasi terbaru Noel et al yang menemukan bahwa
profil DNA laki-laki dapat ditemukan pada celana dalam yang telah dicuci bersamaan dengan sprei yang
terdapat semen. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki apakah sel sperma itu
sendiri yang ditransfer atau apakah hanya DNA dari sel sperma yang ditransfer. Penemuan tambahan alel
yang bisa berasal dari pengguna biasa mesin cuci pada dua buah kaos kaki yang dicuci pada suhu 60C
menunjukkan bahwa juga dipindahkan ke kaos kaki dari mesin cuci. Hal ini mendukung konsep dari
perpindahan “DNA pengguna” diantara pakaian-pakaian dalam mesin cuci yang sebelumnya telah
diusulkan oleh stouder et al. tapi belum dibuktikan secara empiris. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan sifat dari bercak semen (misalnya, apakah bercak terlihat atau apakah sel sperma
diidentifikasi, dan jumlah sel tersebut ) atau kuantitas DNA yang diperoleh dari bercak semen yang sudah
di cuci dapat digunakan untuk menentukan apakah bercak tersebut merupakan deposit primer atau
sekunder. Bergantung pada keadaan kasus, penelitian seperti itu, termasuk penelitan awal dapat
membantu para ilmuan forensik dalam mengevaluasi DNA dari pakaian yang terdapat bercak semen.
5. Kesimpulan
Pada kasus ICST, merupakan hal umum bagi pelanggar untuk ejakulasi langsung pada pakaian korban, bagi
para korban yang menggunakan seragam sekolah pada saat penyerangan, karena banyak pelanggar yang
terlibat, dan bagi para korban yang menyembunyikan pakaian yang memiliki bercak semen pada waktu
yang lama sebelum mencuci pakaian tersebutt. Penelitian ini menunjukkan jika profil DNA lengkap dapat
ditemukan pada pakaian seragam meskipun telah berjarak selama 8 bulan dari deposit semen dan
pencuciannya. Pada katun (T-Shirt) profil DNA lengkap juga dapat ditemukan setelah beberapa kali
pencucian pada pakaian terdapat bercak semen, dan bercak yang dicuci dari 2 donor. Data ini
menekankan kebutuhan untuk memulihkan dan memeriksa pakaian korban yang terdapat semen dan
bukti DNA, meskipun telah disimpan dalam beberapa bulan dan telah dicuci berulang. Pakaian korban
yang potensial dapat diperiksan untuk menemukan bercak semen menggunakan uji presumtif enzim.:
aktifitas enzim ini dapat hilang dengan pencucian yang mungkin dapat menjadi masalah untuk
penyelidikan. Namun demikian, dalam penelitian ini, bercak masih dapat terlihat meskipun telah dicuci
dan daerah bercak yang berbeda dapat dijadikan terget untuk tes DNA dan analisis forensik. Pemulihan.
bukti-bukti tersebut sangat penting untuk kasus ICST, mengingat bahwa kasus kasus ini sangat bergantung
pada kesaksian korban dan dan bukti forensik Penemuan ini juga berlaku pada kasus-kasus kekeransan
seksual lainnya dan menunjukkan bahwa pemulihan bukti harus dimasukkan dalam penyelidikan bahkan
ika jeda antara waktu kejadian dan penyelidikan telah terjadi.
Penelitian ini telah disetujui oleh National Research Ethics Service ( REC:11/LO/0928 ) untuk
menggunakan jaringan manusia. Peneliti berterimakasih karena telah mendanai penelitian ini kepada
Enggineering and Physical Science Reseach Council of the UK melalui Security Science Doctoral Research
Training Center (UCL SERCeT) berbasis pada University Collage London ( EP/G037264/1)