Anda di halaman 1dari 14

Kecantikan atau Kosmetik

Kosmetik adalah zat perawatan yang digunakan untuk


meningkatkan penampilan atau aroma tubuh manusia. Kosmetik umumnya
merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumber-
sumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis.[1]Perihal atau tata cara
menggunakan kosmetik disebut dengan tata rias atau make up.
Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), badan yang mengatur
industri kosmetik,[2] mendefinisikan kosmetik sebagai "produk yang dimaksudkan
untuk digunakan pada tubuh manusia untuk membersihkan, mempercantik,
mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan tanpa mempengaruhi
struktur atau fungsi tubuh". Definisi ini juga mencakup bahan apapun yang
digunakan sebagai komponen produk kosmetik. FDA secara khusus
mengecualikan sabun dari kategori ini, meskipun secara luas sabun juga tergolong
kosmetik.[3]
Bukti awal penggunaan kosmetik ditemukan pada makam firaun Mesir
kuno.[6] Bukti arkeologi penggunaan kosmetik bisa ditelusuri sejak zaman Mesir
kuno dan Yunani kuno. Menurut sejumlah sumber, perkembangan awal kosmetik
bisa diketahui sejak[1] bangsa Mesir kuno menggunakan minyak jarak sebagai
pengganti balsem, atau penggunaan krim kulit yang terbuat dari lilin lebah, minyak
zaitun dan air mawar pada zaman Romawi.
Bangsa Yunani kuno juga menggunakan kosmetik.[7][8] Kosmetik disebutkan dalam
kitab Perjanjian Lama, misalnya dalam kitab Raja-Raja 2.
Salah satu Obat Tradisional Tiongkok yang paling terkenal adalah jamur Tremella
fuciformis, yang digunakan sebagai produk kecantikan oleh wanita Jepang dan
Tiongkok. Jamur ini dipercaya meningkatkan kelembaban kulit dan menghambat
penuaan kulit.[9]
Penggunaan kosmetik telah banyak ditentang dalam sejarah Barat. Sebagai contoh,
pada abad ke-19, Ratu Victoria terang-terangan menyatakan bahwa penggunaan
kosmetik adalah hal yang tidak pantas, vulgar, dan hanya boleh digunakan oleh para
pemain teater.[10] Pada abad ke-16, penggunaan kosmetik telah menyebabkan
meningkatnya permintaan produk kosmetik di kalangan kelas atas.[11] Pertengahan
abad ke-20, kosmetik telah digunakan secara meluas hampir oleh semua wanita di
negara-negara industri di seluruh dunia.
Dari banyak perusahaan kosmetik, yang terbesar adalah L'Oréal, yang didirikan
oleh Eugene Schueller pada tahun 1909 dengan nama French Harmless Hair
Colouring Company. Produk-produk L'Oreal mulai memasuki pasar Amerika Serikat
pada 1910-an, yang dipasarkan oleh Elizabeth Arden, Helena Rubinstein, dan Max
Factor, menjelang berdirinya Revlonsebelum Perang Dunia II.[12]
Jenis kosmetik meliputi krim perawatan kulit, losion, bedak, lipstik, kuteks, perias
muka dan mata, minyak rambut, lensa kontak berwarna, pewarna
rambut, deodoran, sanitizer, produk perawatan bayi, perawatan rambut, sabun,
garam mandi, serta semua produk perlengkapan mandi. Penggunaan kosmetik,
khususnya di bagian muka dan mata, disebut dengan "riasan", "dandanan", atau
"make up".
Kebanyakan perusahaan kosmetik memisahkan kosmetik menjadi dua jenis, yakni
kosmetik rias dengan kosmetik perawatan. Perbedaannya adalah:[2]
 Kosmetik rias umumnya digunakan sebagai riasan untuk area muka atau wajah,
misalnya bedak, lipstik, pensil alis, perona pipi, perona mata, celak,
dan maskara. Lebih luasnya, kosmetik rias juga termasuk produk untuk merias
kuku dan rambut seperti kuteks dan cat rambut.
 Kosmetik perawatan meliputi produk yang digunakan untuk merawat tubuh,
termasuk krim kulit, losion tangan dan tubuh (hand body
lotion), deodoran, parfum, sabun, masker muka, dan sebagainya.

Penerapan biokimia dalam bidang kesehatan

Dengan dimanfaatkannya biokimia dalam bidang kesehatan kita dapat memahami


kesehatan dan memelihara kesehatan kita agar terhindar dari berbagai penyakit
yang ada. Biokimia juga dapat menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi
dan toksikologi karena dua bidnag ini berhubungan dengan pengaruh bahan kimia
dari luar terhadap metabolisme.

Contoh2 penerapan biologi di bidang Biokimia

1. Hasil penelitian biokimia turut menentukan diagnosis, prognosis dan


pengobatan penyakit
2. Pendekatan biokimia sering menjadi unsur fundamental untuk
menjelaskan sebab penyakit dan merancang terapi yang tepat.
3. Penggunaan berbagai pemeriksaan biokimia laboratorium secara bijaksana
merupakan komponen integral dalam penegakan diagnosis dan
pemantauan hasil terapi.

Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara,
obat, dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun
temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik) atau campuran dari bahan
tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
Pengobatan tradisional (batra) adalah seseorang yang diakui dan
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan
secara tradisional.
Jamu/obat tradisional adalah ramuan tradisional yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan hasil-hasilnya atau hewan dari hasil-hasilnya, akar-akaran yang
secara tradisional dapat dianggap berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit atau
untuk memelihara kesehatan. Bentuknya dapat berupa cairan, rajangan, bubuk,
tablet, kapsul, parem dan sebagainya.
Jenis-jenis Pengobatan Tradisional
Jenis-jenis pengobatan tradisional yaitu sebagai berikut:
1. Pengobatan Aryuveda
Ayurveda atau pengobatan penyembuhan kuno India merupakan sistem
pengobatan holistik tertua di dunia. Pengobatan Ayurveda pertama kali dipelopori
Dhanvantari sekitar 1.500 SM (Sebelum Masehi). Namun, baru sekitar tahun 200
SM, pengobatan Ayurveda ditampilkan dalam bentuk tertulis dan menyeluruh.
Ayurveda mengajarkan teknik operasi, tanaman obat, terapi aroma, warna
dan gaya hidup sehat. Para pakar memperkirakan Ayurveda memiliki sejarah
lebih panjang yakni dirintis sekitar tahun 3.000 SM yang mencakup ajaran
spiritual dan perilaku. Kitab Atreya Samhita salah satu bagian Ayurveda
merupakan buku medis tertua di dunia.
Pada zaman itu, luka pendarahan pada hidung lazim terjadi pada satu
millennium SM yang umum dilakukan dengan memotong hidung tawanan perang
dan pada pertempuran. Sekitar tahun 500 SM, Sushruta dari India berhasil
mengadakan rhinoplastyatau operasi mengembalikan bentuk hidung. Sushruta
menjelaskan potongan kulit dari kepala dapat tumbuh di bekas luka hidung yang
terpotong.
Ayurveda adalah sistem kesehatan dan penyembuhan tradisional India
yang sudah dipraktikkan sejak ribuan tahun lalu. Dr. Swami Shankardev
Saraswati, pakar yoga dari Mangrove Mountain, New South Wales mengatakan,
dalam pengertiannya, Ayurveda adalah sistem pengobatan yang memahami,
bahwa tubuh tiap orang itu unik dan butuh perlakuan khusus.
Ayurveda atau ilmu tentang kehidupan merupakan sistem holistik kuno
untuk mendiagnosa serta mengobati. Metode pengobatan ini telah berumur
ratusan tahun, dan mungkin sistem kedokteran tertua yang dikenal manusia.
Ayurveda berbasis pada keseimbangan, seperti halnya konsep yin dan
yang dalam pengobatan Cina. Dalam Ayurveda dikenal Dosha- pembagian tubuh
berdasarkan sifat dasarnya, yaitu udara (Vata), air (Kapha) dan api (Pitta).
Ketidakseimbangan unsur-unsur tersebut akan menyebabkan penyakit.
Jauh sebelum Masehi, ahli-ahli pengobatan di India sudah lebih dulu
mengetahui cara menjahit luka, mengobati diare, mengangkat batu ginjal, serta
mengerjakan bedah sederhana, termasuk memperbaiki bentuk hidung. Ilmu
pengobatan ini didokumentasikan dalam Susrtuha Samhita, teks tertua yang
diketahui mengenai metode bedah.
Pengobatan Tradisional Cina (Tionghoa)
Pengobatan tradisional Cina (Tionghoa) (Hanzi:中醫學) adalah
praktik pengobatan tradisional yang dilakukan di Cina dan telah berkembang selama
beberapa ribu tahun. Praktek pengobatan termasuk pengobatan herbal, akupunktur,
dan pijat Tui Na. Pengobatan ini digolongkan dalam kedokteran Timur, yang mana
termasuk pengobatan tradisional Asia Timur lainnya seperti Kampo (Jepang) dan Korea.
Pengobatan Tradisional Tionghoa percaya bahwa segala proses dalam
tubuh manusiaberhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu,
penyakit disebabkan oleh ketidakharmonisan antara lingkungan di dalam dan di luar
tubuh seseorang. Gejala ketidakseimbangan ini digunakan dalam pemahaman,
pengobatan, dan pencegahan penyakit.
Teori yang digunakan dalam pengobatan didasarkan pada beberapa acuan
filsafat termasuk teori Yin-yang, lima unsur (Wu-xing), sistem meridian tubuh manusia
(Jing-luo), teori organ Zang Fu, dan lainnya. Diagnosis dan perawatan dirujuk pada
konsep tersebut. Pengobatan tradisional Cina tidak jarang berselisih dengan kedokteran
Barat, namun beberapa praktisi mengombinasikannya dengan prinsip kedokteran
berdasarkan pembuktian.

Sejarah
Sebagian besar filosofi pengobatan tradisional Cina berasal dari
filsafat Taois dan mencerminkan kepercayaan purba Cina yang menyatakan pengalaman
pribadi seseorang memperlihatkan prinsip kausatif di lingkungan. Prinsip kausatif ini
berhubungan dengan takdir dari surga.
Selama masa kejayaan Kekaisaran Kuning pada 2696 sampai 2598 SM,
dihasilkan karya yang terkenal yakni Neijing Suwen (內經 素問) atau Pertanyaan Dasar
mengenai Pengobatan Penyakit Dalam, yang dikenal juga sebagai Huangdi Neijing.
Ketika masa dinasti Han, Chang Chung-Ching, seorang walikota Chang-sa, pada
akhir abad ke-2 Masehi, menulis sebuah karya Risalat Demam Tifoid, yang mengandung
referensi pada Neijing Suwen. Ini adalah referensi ke Neijing Suwen terlama yang pernah
diketahui.
Pada masa dinasti Chin, seorang tabib akupunktur, Huang-fu Mi (215-
282 Masehi), juga mengutip karya Kaisar Kuning itu pada karyanya Chia I Ching. Wang
Ping, pada masa dinasti Tang, mengatakan bahwaia memiliki kopi asli Neijing
Suwen yang telah ia sunting.
Bagaimanapun, pengobatan klasik Tionghoa berbeda dengan pengobatan
tradisional Tionghoa. Pemerintah nasionalis, pada masanya, menolak dan mencabut
perlindungan hukum pada pengobatan klasiknya karena mereka tidak
menginginkan Cina tertinggal dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan yang ilmiah.
Selama 30 tahun, pengobatan klasik dilarang di Cina dan beberapa orang dituntut oleh
pemerintah karena melakukan pengobatan klasik. Pada tahun 1960-an, Mao
Zedong pada akhirnya memutuskan bahwa pemerintah tidak dapat melarang pengobatan
klasik. Ia memerintahkan 10 dokter terbaik untuk menyelidiki pengobatan klasik serta
membuat sebuah bentuk standar aplikasi dari pengibatan klasik tersebut. Standarisasi itu
menghasilkan pengibatan tradisional Tionghoa.
Kini, pengobatan tradisional Tionghoa diajarkan hampir di semua sekolah
kedokteran di Cina, sebagian besar Asia, dan Amerika Utara.
Walauapun kedokteran dan kebudayaan Barat telah menyentuh Cina,
pengobatan tradisional belum dpata tergantikan. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor sosiologis dan antropologis. Pengobatan tradisional dipercaya sangat efektif, dan
kadang-kadang dapat berfungsi sebagai obat paliatif ketik kedokteran Barat tidak mampu
menangani lagi, seperti pengobatan rutin pada kasus flu dan alergi, serta menangani
pencegahan keracunan.
Cina sangat dipengaruhi oleh marxisme. Pada sisi lain, dugaan supranatural
bertentantangan pada kepercayaan Marxis, materialisme dialektikal. Cina modern
membawa pengobatan tradisional Cina ke sisi ilmiah dan teknologi serta meninggalkan
sisi kosmologisnya.

Praktek pengobatan
Pada dunia Barat, pengobatan tradisional Tionghoa dianggap
sebagai pengobatan alternatif. Bagaimanapun, di Republik Rakyat Cina dan Taiwan, hal
ini menjadi bagian tak terpisahkan dengan sistem kesehatan.
Pengobatan tradisional merupakan bentuk intervensi terapi yang tidak invasif,
berakar dari kepercayaan kuno, termasuk di dalamnya konsep kepercayaan kuno. Pada
abd ke-19, para praktisi pengobatan tradisional ini masih memiliki pengetahuan yang
terbatas mengenai penyakit infeksi, dan pemahaman ilmu kedokteran Barat
seperti biokimia. Mereka menggunakan teori-teori yang telah berumur ribuan tahun yang
didasarkan pengalaman dan pengamatan serta sebuah sistem prosedur yang menjadi
dasar pengobatan dan diagnosis.
Tidak seperti beberapa bentuk pengobatan tradisional yang telah punah,
pengobatan tradisional Tionghoa kini menjadi bagian dari pengobatan modern dan
bagian sistem kesehatan di Cina. Dalam beberapa dekade belakangan ini, banyak ahli
kedokteran Barat yang juga meneliti kebenaran pengobatan tradisional Tionghoa ini.
Pengobatan tradisional Cina sering diterapkan dalam membantu penanganan
efek samping kemoterapi, membantu perawatan keteragantungan obat terlarangan, dan
merawat berbagai kondisi kronis yang oleh pengobatan konvensional dianggap mustahil
untuk disembuhkan.

Diagnosis
Terdapat empat macam metoe diagnosis pada pengobatan tradisional Tionghoa:
mengamati (望 wàng), mendengar dan menghidu (聞 wén), menanyakan riwayat (
問 wèn), dan menyentuh (切qiè). The pulse-reading component of the touching
examination is so important that Chinese patients may refer to going to the doctor as
"Going to have my pulse felt".

Teknik diagnosis
 Palpasi atau merasakan denyut nadi arteri rasialis pasien pada enam posisi

 Mengamati keadaan lidah pasien

 Mengamati wajah pasien

 Menyentuh tubuh pasien, terutama bagian abdomen


 Mengamati suara pasien

 Mengamati permukaan telinga

 Mengamati pembuluh darah halus pada jalur telunjuk kanak-kanak

 Membandingkan kehangatan relatif atau suhu pada beberapa bagian tubuh

 Mengamati bau badan pasien

 Menanyakan efek permasalahannya

 Pemeriksaan lain tanpa alat dan melukai pasien

Teknik perawatan
Dalam sejarahnya, terdapat delapan cara pengobatan:
1. Tui na (推拿) - terapi pijat
2. Akupunktur (針灸)
3. Obat herbal Tionghoa(中药)
4. Terapi makanan Tionghoa (食 疗)
5. Qigong (氣功) dan latihan meditas - pernapasan lainnya
6. T'ai Chi Ch'uan (太極拳) dan seni bela diri Tionghoa lainnya
7. Feng shui (风水)
8. Astrologi Tionghoa
Pengobatan Modern

Pengobatan modern adalah pengobatan yang dilakukan secara ilmiah atau telah
diujicobakan dengan sebuah penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan yang
dipelajari dalam ilmu kedokteran yang merupakan cabang ilmu kesehatan yang
mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan dan menyembuhkan manusia
dari berbagai jenis penyakit. Ilmu kedokteran meliputi pengetahuan tentang sistem
tubuh manusia dan penyakit serta cara pengobatannya. Dalam pengobatan modern ada
empat hal yang akan dibahas yaitu pasien, rumah sakit, perawat dan dokter.

1. Pasien

Pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk


memperoleh pelayanan kesehatan yang yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter.

Tingkah Laku Sakit

Mechanic dan Volkhart (1961) mendefinisikan tingkah laku sakit sebagai suatu
cara-cara dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi dan diperankan oleh seorang
individu yang mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh
yang kurang baik.

Tingkah laku sakit dapat terjadi tanpa peranan sakit dan peranan pasien.
Seorang dewasa yang bangun tidur dengan leher sakit menjalankan peranan sakit, maka
ia harus memutuskan apakah ia akan minum aspirin dan mengharapkan kesembuhan
atau memanggil dokter.

Namun demikian ini bukanlah tingkah laku sakit, hanya apabila penyakit itu
telah didefinisikan secara cukup serius sehingga menyebabkan seseorang tersebut tidak
dapat melakukan sebagaian atau seluruh peranana normalnya yang berarti mengurangi
dan memberikan tuntutan tambahan atas tingkah laku peranan orang-orang di
sekelilinngnya, maka barulah dikatakn bahwa seseorang itu melakukan peranan
sakit. Apabila kemudian dokter dihubungi dan si individu bertindak menurut instruksinya
maka peranan pasien itu menjadi kenyataan.

Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelas sosial, suku bangsa, dan budaya yang berlaku di suatu tempat.

Peranan Sosial Penyakit

1. Penyakit merupakan pelepasan dari tekanan yang tak tertahankan

2. Penyakit membantu untuk menanggung kegagalan pribadi

3. Sakit dapat digunakan untuk memperoleh perhatian

4. Penyakit dapat digunakan sebagai control social

5. Penyakit dapat dijadikan salat untuk menghapus perasaan berdosa

Tahapan sakit

1. Tahap pengalaman gejala-gejala (“keputusan bahwa ada yang tidak beres”)

2. Asumsi dari keadaan sakit (“keputusan bahwa seseorang sakit dan membutuhkan
perawatan profesional “)

3. Tahapan kontak perawatan medis (“keputusan untuk mencari perawatan medis


profesional”)

4. Tahap peranan ketergantungan pasien (“keputusan untuk mengalihkan pengawasan


kepada dokter dan menerima serta mengikuti pengobatan yang ditetapkan”)

5. Kesembuhan atau keadaan rehabilitasi (“keputusan untuk mengakhiri peranan pasien”)


2. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang


pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Terminologi
Selama Abad pertengahan, rumah sakit juga melayani banyak fungsi di luar rumah sakit
yang kita kenal di zaman sekarang, misalnya sebagai penampungan orang miskin atau
persinggahan musafir. Istilah hospital (rumah sakit) berasal dari kata Latin, hospes (tuan
rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan hospitality (keramahan).

Beberapa pasien bisa hanya datang untuk diagnosis atau terapi ringan untuk kemudian
meminta perawatan jalan, atau bisa pula meminta rawat inap dalam hitungan hari,
minggu, atau bulan. Rumah sakit dibedakan dari institusi kesehatan lain dari
kemampuannya memberikan diagnosa dan perawatan medis secara menyeluruh kepada
pasien.

Rumahsakit menurut WHO Expert Committee On Organization Of Medical Care: is an


integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for the
population complete health care, both curative and preventive and whose out patient
service reach out to the family and its home environment; the hospital is also a centre for
the training of health workers and for biosocial research

Tugas dan Fungsi


Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :

 Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,

 Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,

 Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,

 Melaksanakan pelayanan medis khusus,

 Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,

 Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,

 Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,

 Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,

 Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),

 Melaksanakan pelayanan rawat inap,

 Melaksanakan pelayanan administratif,

 Melaksanakan pendidikan para medis,

 Membantu pendidikan tenaga medis umum,


 Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,

 Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,

 Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi,

Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit yang di Indonesia
terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d. berbentuk badan
dan sebagai unit pelaksana teknis daerah. perubahan kelas rumah sakit dapat saja
terjadii sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan indonesia melalui keputusan dirjen yan medik.

Jenis-jenis rumah sakit


Rumah sakit umum
Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan
darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu
secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.

Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara,
dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka
panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini
bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.

Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan),
biasanya melayani seluruh pengobatan modern.

Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa
menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.

Rumah sakit terspesialisasi


Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah
sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital),
penyakit pernapasan, dan lain-lain.

Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan
mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan
rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.

Rumah sakit penelitian/pendidikan


Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu
universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan
dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru.
Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah
satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.
Rumah sakit lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-
pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut.
Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut
(misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis
bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit
umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien
umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.

Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya
dijalankan olehLembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya
bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

Sejarah
Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu
contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga
dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi
bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada
tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan
Yunani.

Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah sakit
Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian
Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230 SM dengan
dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.

Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan
mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi Gundishapur di
Kerajaan Persia.

Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan budak, gladiator, dan


prajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan Kristiani turut memengaruhi pelayanan
medis di sana. Konsili Nicea Ipada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga
memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap
satu katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu
yang pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop
of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan
disediakan pula tempat terpisah untuk penderita lepra.

Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap tempat
peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster (Frase
Perancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang berarti "hostel of God."). Namun
beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula
rumah sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.
Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang tinggi pada
abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10
mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit
yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah
Tiongkok pada awal abad 10.

Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17.
Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya
menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan
konsep ini. Guy's Hospital didirikan diLondon pada 1724 atas permintaan seorang
saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian
menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika kemudian
berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751. setelah terkumpul
sumbangan £2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun
secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan Amerika
Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

Rumah Sakit Dan Perkembangannya di Indonesia


Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC
tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama
ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika
masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan
gratis. Hal ini berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok
agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh rumah sakit CBZ di Jakarta. Rumah sakit
ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan gelandangan yang memerlukan
pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan yang mendalam di kalangan
masyarakat pribumi bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit adalah gratis.
Mereka tidak mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di rumah
sakit VOC (kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran termasuk pegawai VOC.

Komite Etik Rumah Sakit


Komite Etik Rumah Sakit (KERS), dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara
resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah
sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul dalam rumah
sakit. KERS dapat menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling pengertian antara
berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga pasien dan masyarakat
tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam perawatan
kesehatan di rumah sakit. Ada tiga fungsi KERS ini yaitu pendidikan, penyusun kebijakan
dan pembahasan kasus. Jadi salah satu tugas KERS adalah menjalankan fungsi
pendidikan etika. Dalam rumah sakit ada kebutuhan akan kemampuan memahami
masalah etika, melakukan diskusi multidisiplin tentang kasus mediko legal dan dilema
etika biomedis dan proses pengambilan keputusan yang terkait dengan permasalahan
ini. Dengan dibentuknya KERS, pengetahuan dasar bidang etika kedokteran dapat
diupayakan dalam institusi dan pengetahuan tentang etika diharapkan akan menelurkan
tindakan yang profesional etis. Komite tidak akan mampu mengajari orang lain, jika ia
tidak cukup kemampuannya. Oleh sebab itu tugas pertama komite adalah meningkatkan
pengetahuan anggota komite. Etika kedokteran dewasa ini berkembang sangat pesat. Di
Indonesia etika kedokteran relatif baru dan yang berminat tidak banyak sehingga lebih
sulit mencari bahan bacaan yang berkaitan dengan hal ini. Pendidikan bagi anggota
komite dapat dilakukan dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang
pakar dalam bidang agama, hukum, sosial, psikologi, atau etika yang mendalami bidang
etika kedokteran. Para anggota komite setidaknya harus menguasai berbagai
istilah/konsep etika, proses analisa dan pengambilan keputusan dalam etika.
Pengetahuan tentang etik akan lebih mudah dipahami jika ia diterapkan dalam berbagai
kasus nyata. Semakin banyak kasus yang dibahas, akan semakin jelaslah bagi anggota
komite bagaimana bentuk tatalaksana pengambilan keputusan yang baik. Pendidikan
etika tidak tebatas pada pimpinan dan staf rumah sakit saja. Pemilik dan anggota
yayasan, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat dapat diikutsertakan dalam
pendidikan etika. Pemahaman akan permasalahan etika akan menambah kepercayaan
masyarakat dan membuka wawasan mereka bahwa rumah sakit bekerja untuk
kepentingan pasien dan masyarakat pada umumnya. Selama ini dalam struktur rumah
sakit di Indonesia dikenal subkomite/panitia etik profesi medik yang merupakan struktur
dibawah komite medik yang bertugas menangani masalah etika rumah sakit. Pada
umumnya anggota panitia ini adalah dokter dan masalah yang ditangani lebih banyak
yang berkaitan dengan pelanggaran etika profesi. Mengingat etika kedokteran sekarang
ini sudah berkembang begitu luas dan kompleks maka keberadaan dan posisi panitia ini
tidak lagi memadai. Rumah sakit memerlukan tim atau komite yang dapat menangani
masalah etika rumah sakit dan tanggung jawab langsung kepada direksi. Komite
memberikan saran di bidang etika kepada pimpinan dan staf rumah sakit yang
membutuhkan. Keberadaan komite dinyatakan dalam struktur organisasi rumah sakit dan
keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit atau yayasan rumah sakit.
Proses pembentukan KERS ini, rumah sakit memulainya dengan membentuk tim kecil
yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepedulian mendalam dibidang etika
kedokteran, bersikap terbuka dan memiliki semangat tinggi. Jumlah anggota disesuaikan
dengan kebutuhan. Keanggotaan komite bersifat multi disiplin meliputi dokter
(merupakan mayoritas anggota) dari berbagai spesialisasi, perawat, pekerja sosial,
rohaniawan, wakil administrasi rumah sakit, wakil masyarakat, etikawan, dan ahli hukum.

Dokter
Menurut UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kesehatan, Profesi dokter adalah
suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan,
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang dan kode etik yang
bersifat melayani.
Merujuk pada kode etik dokter, peran dokter dapat dirinci sebagai berikut:
a. Dokter sebagai pendidik
b. Dokter sebagai pengembang teknologi layanan kesehatan
c. Dokter sebagai pengabdi masyarakat
d. Dokter adalah pembelajar
4. Perawat
Perawat (nurse) berasal dari bahasa Latin nutrix yang berarti merawat atau
memelihara. Perwat adalah orang yang dididik menjadi tenaga para medis untuk
menyelenggarakan perawatan orang sakit atau secara khusus untuk mendalami
bidang perawatan tertentu.
Peran perawat sebagai individu yaitu sebagai berikut:
a. Peran sebagai pelaksana (care giver)
b. Peran sebagai pendidik
c. Peran sebagai pengelola
d. Peran sebagai peneliti
Kelebihan dan Kekurangan Pengobatan Tradisional
Ada beberapa pengobatan tradisional yang banyak digunakan oleh
masyarakat untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Namun ada keuntungan
dan kerugian dibalik pengobatan alternatif ini.
Selama ini masyarakat mengenal pengobatan konvensional yaitu dengan
menggunakan obat-obatan medis, dan juga pengobatan alternatif seperti
akupuntur dan relaksasi yang masih diperdebatkan.
Berikut ini beberapa keuntungan dan kerugian dari pengobatan alternatif yang
dilakukan, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (22/7/2011) yaitu:
Keuntungan
1. Menggunakan pendekatan holistic
Kebanyakan dasar dari pengobatan alternatif adalah untuk mengobati kondisi dan
bukan gejala karenanya ia akan berfokus pada perawatan seluruh tubuh. Untuk itu
biasanya pengobatan ini tidak hanya untuk fisik tapi juga kesehatan spiritual dan
emosional pasien.
2. Pengobatannya lebih personal
Terapi alternatif umumnya bersifat personal tergantung pada kebutuhan pasien,
karenanya ia tidak bisa diproduksi massal dan terfokus pada tubuh pasien
sehingga secara individu.
3. Mengurangi stress
Stres adalah faktor penting dalam mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
seseorang. Terapi alternatif seperti yoga dan meditasi bisa membantu mengurangi
stres, hal ini akan membantu memerangi penyakit dan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.
Kerugian
1. Membutuhkan waktu penyembuhan yang lama
Terapi alternatif umumnya tidak bisa memberikan penyembuhan secara instan
sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan dibanding
dengan pengobatan konvensional.
2. Diperlukan ketelatenan dari pasien
Beberapa pengobatan alternatif memerlukan adanya perubahan gaya hidup untuk
menunjang terapi agar bisa bekerja lebih baik, sehingga diperlukan disiplin dan
ketelatenan dari pasien.
3. Penelitiannya masih terbatas
Beberapa obat alternatif kini telah banyak diuji secara ilmiah dan terbukti efektif.
Tapi sebagian besar obat-obatan yang digunakan belum diuji secara ilmiah dan
disetujui oleh pemerintah setempat.

Kepustakaan
http://www.lawskripsi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8
0&Itemid=80
http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/ewalcott.doc
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3700/1/fkm-zulkifli5.pdf
http://ksupointer.com/ayurveda-sistem-pengobatan-kuno-dari-india
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengobatan_tradisional_Tionghoa
http://yuniawan.blog.unair.ac.id/files/2008/03/sehatsakit.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit
http://www.detikhealth.com/read/2011/07/22/090431/1686700/766/plus-minus-
pengobatan-alternatif?ld991103763
fik.unissula.ac.id/download/Tingkah%20Laku%20Sakit.ppt

Anda mungkin juga menyukai