Anda di halaman 1dari 5

Pembuangan Air Limbah

Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung
berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan
lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi
(Azwar,1995).
Dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara
menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah
sebelumnya. Air buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media
perkembangbiakan mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun serangga
yang dapat menjadi media transmisi penyakit.

1. Sarana pembuangan limbah


Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi persyaratan
teknis sebagai berikut (DepKes RI, 1993) :
a. Tidak mencemari sumber air bersih
b. Tidak menimbulkan genangan air yang menjadi sarang serangga/nyamuk
c. Tidak menimbulkan bau
d. Tidak menimbulkan becek, kelembaban dan pandangan yang tidak
menyenangkan

2. Jenis air limbah


Jenis yang pertama adalah air buangan dari sisa kegiatan rumah tangga yang
berasal dari pemukiman penduduk.Umumnya air limbah ini merupakan gabungan
dari sisa kegiatan kamar mandi, sisa kegiatan dapur seperti memasak dan mencuci
piring, dan sampah cair.Pada umumnya air limbah rumah tangga berbahan
organik.
Kemudian yang kedua adalah air buangan dari industri. Air ini berasal dari
kegiatan industri yang merupakan sisa dari proses produksi. Oleh karena itu zat-
zat yang terkandung didalamnya tergantung dari industri tersebut sesuai bahan
baku yang dipakai. Beberapa zat yang umum ditemukan dalam air limbah industri
adalah zat pelarut, logam berat, mineral, zat pewarna, garam, lemak, amoniak,
sulfida, nitrogen dan sebagainya.

3. Cara pengolahan air limbah


Pengolahan air limbah tergantung dengan jenis air limbah yang akan
diolah. Untuk pengolahan air limbah hasil dari kegiatan rumah tangga terbilang
mudah karena zat yang dikandung tidak terlalu bermacam-macam dan
membahayakan lingkungan. Bahkan mayoritas air limbah rumah tangga bersifat
organik yang bisa digunakan untuk irigasi. Berikut ini beberapa cara untuk
mengolah air limbah.
a. Cara yang pertama adalah dengan diencerkan. Air limbah akan diencerkan
sampai memiliki konsentrasi yang cukup rendah baru setelah itu akan dibuang ke
badan air. Namun semakin banyak penduduk menghasilkan jumlah air limbah
yang semakin banyak, oleh karena itu air yang diperlukan untuk pengenceran juga
akan bertambah banyak sehingga cara ini sudah tidak cocok lagi. Selain itu cara
ini dapat menimbulkan kontaminasi terhadap badan air dan juga pendangkalan
pada saluran air dan sungai yang akhirnya menyebabkan banjir.
b. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan kolam oksidasi. Pengolahan
ini menggunakan manfaat dari bakteri, oksigen, ganggang dan juga sinar
matahari. Air limbah akan dialirkan ke kolam besar segiempat dengan kedalaman
1 – 2 meter. Dalam proses ini membutuhkan sirkulasi angin yang baik agar proses
oksidasi dapat berjalan dengan baik. Terdapat empat unsur penting yang berfungsi
untuk membersihkan air limbah tersebut yaitu oksigen, bakteri, ganggang, dan
sinar matahari. Cara ini merupakan cara standard yang wajib dilakukan oleh
industri besar. Namun sayangnya masih banyak industri yang hanya asal-asalan
mengelola air limbah. Kebanyakan mereka membuang air setengah pengolahan ke
laut atau ke sungai yang pada akhirnya mencemari lingkungan. Cara ini
sebetulnya bisa mengurangi kadar limbah dalam air sehingga ketika di buang
kebadan air tidak terlalu mencemari lingkungan, namun dengan proses alami akan
menjadi air bersih kembali.
c. Cara yang terakhir adalah dengan dialirkan ke parit terbuka yang sudah
digali sehingga air akandisaring secara alami oleh tanah. Air yang merembes ke
tanah melalui dasar dinding parit tersebut akan mengalami proses penyaringan
alami oleh tanah. Biasanya cara ini digunakan alam pengairan ladang atau
perkebunan. Selain sebagai pengairan dapat juga berfungsi sebagai pemupuk.
Namun cara ini hanya terbatas untuk air limbah rumah tangga saja yang memiliki
kandungan organik dan protein yang dibutuhkan oleh tanah.

4. Dampak dari Pencemaran Limbah


Pengelolaan air buangan yang tidak baik akan berakibat buruk terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Beberapa akibatnya yaitu (Kusnoputranto,
2000) :
a. Akibat Terhadap Lingkungan
Air buangan limbah dapat menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak
dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap air
permukaan, tanah atau lingkungan hidup dan terkadang dapat dapat menimbulkan
bau serta pemandangan yang tidak menyenangkan.
b. Akibat Terhadap Kesehatan Masyarakat
Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan dapat menjadi media
tempat berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun
serangga lainnya dan juga dapat menjadi media transmisi penyakit seperti cholera,
thypus dan lainnya.
BAB III

RINGKASAN

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi


kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih
untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang
sembarangan ( Depkes RI 2004 ). Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air
bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah (tempat
sampah) dan pembuangan air limbah (SPAL). Sanitasi yang buruk, kurangnya
kebersihan diri dan lingkungan yang buruk berkaitan dengan penularan beberapa
penyakit infeksi yaitu penyakit diare, kolera, typhoid fever dan paratyphoid fever,
disentri, penyakit cacing tambang, ascariasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit,
trakhoma, schistosomiasis, cryptosporidiosis, malnutrisi dan penyakit yang
berhubungan dengan malnutrisi.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat. Namun saat
ini dapat dikatakan bahwa krisis air bersih menjadi permasalahan di banyak
negara berkembang, termasuk di Indonesia. Terlebih lagi yang terjadi di perkotaan
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan memiliki jarak sumber air yang tidak
memadai. Rendahnya ketersediaan air bersih ini memberikan dampak buruk pada
semua sektor, terutama bagi kesehatan. Penyakit diare diketahui sebagai penyakit
yang mempunyai hubungan signifikan dengan lingkungan, dan menjadi penyebab
utama kedua dari kematian anak di bawah usia 5 tahun yang masih menjadi
permasalahan global. Beberapa penelitian menunjukkan efektifitas peningkatan
kualitas air terhadap penurunan kejadian diare. Hal ini menunjukkan bahwa
ketersediaan air bersih tidak hanya berperan dalam pencapaian smart environment
namun juga berperan dalam pencapaian smart living melalui peningkatan kualitas
kesehatan.
Smart environment dan smart living merupakan dua dari enam dimensi
pokok dalam pencapaian smart city. Konsep smart city dirancang untuk
membantu berbagai hal kegiatan masyarakat terutama dalam upaya mengelola
sumber daya yang ada secara efisien, termasuk dalam penyediaan air bersih. Di
tengah permasalahan pencemaran air sungai yang kompleks dan dihindarinya
eksploitasi air tanah secara terus menerus, maka dibutuhkan inovasi teknologi
yang mampu memenuhi kebutuhan air bersih di masyarakat dalam jangka
panjang. Grey water bio rotasi, desalinasi air laut, ataupun sistem reverse osmosis
merupakan beberapa teknologi modern yang diharapkan mampu memberikan
solusi dalam permasalahan air bersih ini. Selain itu, upaya pengembangan
teknologi tersebut juga harus diimbangii dengan peningkatan kesadaran
masyarakat agar dapat memanfaatkan air bersih secara efisien. Kerjasama antara
berbagai sektor yang didukung adanya kebijakan lingkungan juga menjadi kunci
sukses penyelesaian masalah ini. Sehingga diharapkan di akhir tahun 2019 setiap
orang di Indonesia memiliki akses air bersih, termasuk pada orang miskin.

Anda mungkin juga menyukai