Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR (AKADEMIK)

NAMA MAHASISWA : YENNI MARLINA FRISKILA SILABAN

NIM : 1183313013

KELAS : REGULER C PAUD

DOSEN PENGAMPU : MISWANTO, S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH : DASAR – DASAR BK

JURUSAN PENDIDIKAN GURU PAUD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Buku Bimbingan dan Konseling Belajar (Akademik) disusun berdasarkan beberapa buku untuk
perguruan tinggi dalam mata kuliah Dasar-Dasar BK, dan internet sebagai sumber utama dari buku-buku ini
serta sebagai sumber tambahan. Buku ini dirancang untuk para pendidik dan calon pendidik agar dapat
memahami apa saja metode atau peranan guru bimbingan dan konseling dalam pembelajaran (akademik) di
sekolah yang harus disiapkan untuk mengkondisikan suatu pembelajaran agar lebih berkualitas. Di sini juga
akan diterangkan berbagai macam model pembelajaran untuk guru bimbingan dan konseling agar para
pendidik lebih terampil dalam mendidik siswa.

Untuk kompetensi dalam bimbingan dan konseling belajar (akademik), tidak cukup hanya
mengandalkan materi pokok saja. Oleh karena itu, untuk memahami materi ini secara mendalam, dianjurkan
kepada mahasiswa untuk membaca buku-buku referensi lainnya seperti yang tertulis dalam daftar pustaka di
buku ini.

Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk memilih buku referensi,
terkhusus pada pokok pembahasan mengenai materi dasar-dasar bimbingan dan konseling.

B. Tujuan
1. Mengetahui kelebihan maupun kekurangan suatu buku.
2. Mengetahui isi buku dalam setiap bab dalam suatu buku.

C. Manfaat

1. Menambah wawasan tentang metode atau peranan guru bimbingan dan konseling dalam
pembelajaran di sekolah.
2. Meningkatkan pemahaman pembaca mengenai dasar-dasar bimbingan dan konseling untuk anak
sekolah dan memotivasi pembaca untuk mendalami materi ini.

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

1
BAB I : WAWASAN TENTANG BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Ada berbagai pengertian belajar menurut para ahli Muhibbin Syah (2013) mengatakan
belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif,
perubahan tingkah laku yang diakibatkan proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan
jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku seseorang, perubahan perilaku tersebut
bisa terjadi pada aktivitas berfikir (kognitif), merasa (afektif), maupun tingkah laku
(psikomotor). Akan tetapi, dia perubahan perilaku sebagai hasil belajar selalu melibatkan
proses berpikir atau kognitif terlebih dahulu. Sebagaimana yang telah disinggung pada
pendahuluan bahwa aktivitas belajar dilakukan secara sadar. Abin Syamsudin (2009)
menyebutkan tiga ciri-ciri perubahan yang merupakan perubahan perilaku belajar,
diantaranya: perubahan intensional, perubahan itu positif dan perubahan itu efektif.

Abin Syamsudin (2009) menyebutkan ada dua jenis proses terjadinya belajar pada diri
seseorang siswa dalam pembelajaran di kelas di antaranya:

1. Roses Stimulus-Objek-Respon
Jenis proses belajar ini menjelaskan bahwa belajar dimulai dari tiga proses yaitu :
penciptaan stimulus/rangsangan untuk belajar, lalu pengelolahan materi belajar oleh
siswa/objek itu sendiri, dan respon siswa terhadap pengalaman belajar tersebut.

2. Proses Belajar: What-Why-How


Proses belajar ini berasal dari pandangan client centre, dimana klien/peserta
layanan/dalam hal ini siswa menjadi pusat utama penentu perilakunya sendiri.
Pendekatan ini menuntut siswa untuk bisa yaitu menemukan tujuan belajarnya,
mengevaluasi cara belajar selama ini, dan memperbaiki cara belajarnya.

Kosasih (2012) menyatakan pembelajaran diartikan sebagai suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk menjadikan
seseorang bisa mencapai tujuan kurikulum. Dalam hal ini untuk siswa, ada tiga komponen
pembelajaran di kelas di antaranya guru, siswa dan tujuan pembelajaran. Secara khusus
Muhibbin Syah (2010:230) menjelaskan tiga kecakapan atau kompetensi fisikologis yang
perlu dimiliki guru yang profesional diantaranya: kompetensi kognitif (kecakapan ranah
cipta), kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa), kompetensi psikomotor (kecakapan ranah

2
karsa). Bagaimana keanekaragaman individu di masyarakat di sekolah pun mungkin kita akan
menemukan keanekaragaman peserta didik baik dalam hal ini adala keadaan fisik (keadaan
tubuh dan kesehatan fisik), intelegensi, kepribadian, gaya belajar, gaya berfikir, budaya atau
sosial ekonomi.

Adapun siswa berkebutuhan khusus adalah siswa atau pelajar yang memerlukan
pelayanan atau fasilitas khusus dalam proses pembelajaran. Ada dua golongan siswa yang
dapat dikatakan sebagai anak berkebutuhan khusus diantaranya adalah anak yang memiliki
gangguan atau ketidakmampuan belajar dan anak yang berbakat. Kesulitan belajar ditandai
dengan kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya.

Menurut Alex Sobur (2003:244) dan banyak akhir lainnya menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar individu dapat berhasil dari :

Faktor Endogen Atau Faktor Internal :

1. Faktor fisik, yaitu keadaan kesehatan dan cacat bawaan, misalnya anak yang sehat fisiknya
tentu akan lebih mudah menerima pelajaran dengan baik daripada ketika ia sakit.

2. Faktor psikis, yaitu tingkat intelegensi perhatian bakat motivasi kematangan dan
kepribadian.

Faktor Eksogen atau Faktor Eksternal :

1. Faktor keluarga, yaitu seperti kondisi ekonomi hubungan emosional orang tua dan anak
serta cara mendidik anak dalam memberikan dukungan belajar lebih baik.

2. Faktor sekolah, misalnya cara mengajar guru hubungan guru pegawai administrasi dan
teman-teman di sekolahnya dalam mempengaruhi kualitas belajar siswa

3. Faktor lingkungan lain, misalnya jarak rumah sekolah lingkungan bermain di luar rumah
sekolah yang dapat menyulitkan atau memudahkan siswa untuk datang tepat waktu.

BAB II : KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

Adanya aktivitas belajar pada seseorang ditandai dengan adanya perubahan perilaku
pada diri orang tersebut perubahan ini menjadi secara sadar melalui proses kognitif pada diri

3
seseorang tersebut yang memungkinkan mempengaruhi perubahan pada perilakunya, bisa
dengan cara berfikir, atau cara bersikap ataupun tingkah lakunya. Dengan demikian
bimbingan dan konseling belajar ditunjukkan untuk membantu siswa dalam aktivitas belajar
di sekolah, melalui layanan bimbingan konseling diharapkan siswa dapat belajar dengan baik
atau optimal sehingga memperoleh hasil belajar yang baik dan membantu siswa dalam
melanjutkan pendidikan selanjutnya. Dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling
belajar merupakan suatu usaha bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
sekolah dalam membimbing siswa dalam mengembangkan keterampilan ataupun mengatasi
masalahnya dalam hal belajar (akademik). Guru bimbingan dan konseling bisa memfasilitasi
siswa dengan pemberian bantuan secara fisik ataupun non fisik.
Menurut Syamsu Yusuf (2008) mengemukakan bahwa tujuan-tujuan bimbingan dan
konseling belajar antara lain agar siswa dapat :
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
d. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Oleh karenanya, bimbingan dan konseling belajar mendorong siswa untuk secara aktif
belajar secara efektif dengan mengoptimalkan upaya belajarnya dengan memperhatikan
keadaan dirinya sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang baik, serta guru
bimbingan dan konseling merupakan fasilitator yang mendukung usaha belajar siswa secara
efektif.

Umam Suherman (2010:19) menyebutkan bahwa layanan-layanan bimbingan dan


konseling memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a. Fungsi Pemahaman

4
Fungsi pemahaman merupakan fungsi layanan bimbingan dan konseling yang
membantu seseorang untuk memahami sesuatu. Dalam bimbingan dan konseling
belajar, fungsi pemahaman diperlukan bagi siswa yang ingin dan perlu memahami
sesuatu terkait dengan keterampilan belajar dan hal-hal penting tentang belajar.

b. Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan merupakan fungsi layanan dalam bimbingan dan konseling dari
sesuatu hal yang diharapkan. Dalam belajar, pencegahan ditujukan untuk mencegah
siswa mengalami kegagalan dalam belajar.

c. Fungsi Penyaluran
Fungsi penyaluran membantu guru bimbingan dan konseling dalam membantu
menyalurkan individu/kelompok siswa kedalam suatu pilihan tertentu bagi dirinya.
Fungsi penyaluran dalam bimbingan dan konseling belajar ialah Guru BK membantu
siswa dalam memilih jurusan di perguruan tinggi negeri yang tepat bagi diri siswa.

d. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian adalah upaya Guru BK dalam membantu individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam belajar, Guru BK membantu siswa
dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan belajarnya.

e. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan atau penyembuhan merupakan bantuan bagian dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Dalam belajar ialah Guru BK
memberikan konseling bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

f. Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan dalam bimbingan dan konseling diberikan untuk membantu
peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah dan
mantap. Dalam belajar ialah Guru BK mengarahkan siswa berbakat untuk ikut dikelas
akselerasi
g. Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan dalam bimbingan dan konseling ditujukan untuk memilihara
sesuatu ang sudah baik. Dalam belajar siswa yang memperoleh nilai yang baik, diberi

5
ucapan selamat sebagai bentuk support, agar peserta didik tetap memelihara
prestasinya.

Maka ada implementasi kegiatan bimbingan dan konseling belajar di sekolah meliputi:

a. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling belajar, di sini guru bimbingan dan
konseling menyelengarakan program bimbingan dan konseling tentang belajar
(akademik) siswa, yang mana tujuannya untuk membantu mendukung proses belajar
siswa yang baik/lebih baik.

b. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling belajar seperti layanan informasi,


bimbingan kelompok dan lain sebagainya.

c. Pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar oleh guru bimbingan dan konseling (bisa
bekerja sama dengan guru bidang studi). Di sini Guru BK mengdiagnosis kesulitan
belajar tertentu pada siswa.

d. Pelaksanaan dukungan sistem untuk mendukung keberhasilan proses belajar/akademik


siswa di sekolah, Guru BK berupaya mengkondisikan sistem di sekolah agar
mendukung proses belajar siswa.

Materi-materi dalam bimbingan dan konseling belajar (akademik) ialah materi yang
memiliki manfaat dan relevan untuk mendukung pengembangan akademik siswa yang lebih
baik dan optimal. Materi-materi ini dapat diberikan melalui layanan informasi baik secara
klasikal ataupun kelompok, baik secara langsung ataupun dengan media. Layanan lain yang
bisa dimanfaatkan ialah bimbingan kelompok atau layanan informasi di sela kegiatan
konseling atau konsultasi.

BAB III : PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

6
Program bimbingan dan konseling (akademik) adalah suatu rangkaian kegiatan
bimbingan dan konseling dalam kurun waktu tertentu mulai dari perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi program bimbingan dan konseling yang dikelola untuk memenuhi tugas
perkembangan belajar atau akademik para peserta didik. Dengan demikian ada empat hal
yang perlu diperhatikan Guru BK sebelum menyusun suatu program BK yaitu kebijakan
pemerintah, keadaan sekolah (seperti tujuan visi misi sarana dan prasarana), kebutuhan
perkembangan siswa, serta pelaksanaan program sebelumnya.

Syamsu Yusuf (2008) menyebutkan komponen-komponen yang terdapat dalam


program bimbingan dan konseling yang komprehensif ialah : layanan dasar atau kurikulum
bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem.

Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan Guru BK dalam melihat kebutuhan
perkembangan siswa (dalam hal ini tentang perkembangan belajar/akademik):

a. Observasi hasil belajar dan proses belajar di kelas

b. Wawancara siswa tentang kondisi belajarnya

c. Laporan dari guru mata pelajaran atau wali kelas tentang masalah belajar siswa

d. Angket motivasi belajar

e. Angket sikap dan kebiasaan belajar

f. Angket akademic self management

g. Alat ungkap masalah (AUM) belajar.

BAB IV : LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

7
Samsu Yusuf (2009) mengemukakan ada empat komponen layanan dalam bimbingan
dan konseling yang komprehensif diantaranya : kurikulum bimbingan atau pelayanan dasar,
perencanaan individual, pelayanan responsif, dan dukungan sistem.

Bimbingan atau layanan dasar merupakan seperangkat aktivitas yang dirancang secara
sistematis untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan
akademis, karir, pribadi dan sosial. Ataupun sebagai proses pemberian bantuan kepada semua
siswa melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara
sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal. Departemen
Pendidikan Nasional pun telah menguraikan beberapa strategi layanan dalam layanan dasar
bimbingan dan konseling yaitu ada bimbingan kelas, pelayanan orientasi, pelayanan
informasi, bimbingan kelompok, pelayanan pengumpulan data.

Pelayanan responsif adalah pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan
dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera yaitu sebagai layanan yang harus
segera dilakukan mengingat kebutuhannya untuk diselesaikan. Layanan responsif ini bersifat
kuratif atau penyembuhan artinya layanan ini digunakan untuk menyembuhkan klien atau
siswa terkait masalah tertentu bisa masalah pribadi sosial belajar maupun karir.

Perencanaan individual adalah proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan
dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

Dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara
tidak langsung pemberian bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
siswa.

Satuan layanan (Satlan) atau juga rencana pelaksanaan layanan (RPL) merupakan
suatu hal yang tak lepas pada setiap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
artinya tiap layanan yang dilakukan haruslah ada satuan layanannya. Fungsi dari satlan juga
bisa menjadi laporan kegiatan layanan itu sendiri yang harus diberitahukan kepada atasan.
Sebagaimana Eko Susanto (2013) menyatakan bahwa unsur-unsur minimal yang harus ada
pada rencana pelayanan layanan atau RPL atau satlan adalah tujuan materi atau topik atau
permasalahan kegiatan sumber bahan atau alat instrumen penilaian.

BAB V : DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR


8
Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya seseorang dalam membantu mencari akar
penyebab kesulitan belajar seseorang serta membantunya Dalam menemukan cara
penyelesaian kesulitan belajar tersebut. Menurut Burton (1952 : 622-624) mengidentifikasi
seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau
yang bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan
belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan sebagai berikut :

1. Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak
mecapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran
tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru.

2. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai
prestasi yang semestinya. Ia diramalkan akan dapat mengerjakannya atau mencapai suatu
prestasi, namun ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya.

3. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas
perkembangan, termasuk penyersuaian sosial sesuai dengan pola organismiknya pada
fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang
bersangkutan.

4. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat
penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran
berikutnya.

Menurut Mulyono Abdurrahman (2012) menyebutkan beberapa langkah prosedur


diagnosis kesulitan belajar di antaranya identifikasi menentukan prioritas menentukan potensi
menentukan penguasaan bidang studi yang perlu di remediasi menentukan gejala kesulitan
analisis berbagai faktor yang terkait dan menyusun rekomendasi remedial.

Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

9
1. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor
internal terdiri dari :

 Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).


 Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan).
 Faktor kelelahan.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

 Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan).
 Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar
diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah
 Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakat).
BAB VI : PROSEDUR PENGAJARAN REMEDIAL

Abdul Ahmadi (2013:152) menyebutkan pengajaran remedial adalah suatu bentuk


pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan atau dengan kata lain pengajaran
yang membuat lebih baik. Bahwa pengajaran remedial diadakan untuk membuat prestasi atau
hasil belajar siswa menjadi lebih baik, pengajaran remedial mendukung terbentuknya
optimalisasi potensi siswa dan menciptakan proses pembelajaran yang lebih sesuai bagi siswa.
Beberapa fungsi dari pengajaran remedial adalah :

1. Fungsi Korektif

Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial


dapat diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap masih
belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar.

2. Fungsi Pemahaman

10
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru, murid dan
pihak-pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi
murid. Demikian pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya dan segala
aspeknya. Begitu pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan
keadaan pribadi murid.

3. Fungsi Penyesuaian

Dapat membantu siswa untuk lebih menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan
belajar misalnya siswa bisa mencapai prestasi belajar dari nilai yang telah
distandarkan.

4. Fungsi Pengayaan

Remedial dapat memperkaya proses belajar mengajar materi yang tidak diperoleh
dalam pengajaran reguler tetapi dapat diperoleh dalam pengajaran remedial.

5. Fungsi Akselarasi

Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar
baik dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat dalam
belajar dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.

6. Fungsi Akselarasi

Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar
baik dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat dalam
belajar dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.

Abu Ahmadi (2013:154) menyebutkan beberapa tujuan pengajaran remedial yaitu :

a. Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya.

b. Dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik.

c. Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat

d. Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil
yang lebih baik.

11
e. Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya.

Berikut langkah-langkah pengajaran remedial menurut Abin Syamsudin (2008)


adalah:

a. Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya.

b. Menentukan alternatif pilihan tindakan.

c. Layanan bimbingan dan konseling atau psikoterapi.

d. Melaksanakan pengajaran remedial.

e. Mengadakan pengukuran hasil belajar kembali.

f. Mengadakan evaluasi dan re-diagnostik.

Berikut ini beberapa peran bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan prosedur
diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remedial :

a. Guru bimbingan dan konseling bisa memperoleh informasi atau mencari informasi
dari guru mata pelajaran tentang siswa siswa yang memiliki kesulitan belajar.

b. Guru bimbingan dan konseling perlu terus mengikuti dan memantau perkembangan
belajar siswa setelah diberi pengajaran remedial sekaligus sebagai evaluasi
keberhasilan treatment konseling yang telah ia berikan.

c. Guru bimbingan dan konseling harus memperhatikan hasil belajar atas prestasi siswa-
siswi di sekolah.

d. Guru bimbingan dan konseling bisa mengetahui kemajuan belajar siswa melalui
bertanya pada guru mata pelajaran tentang hasil belajar siswa setelah diberi pengajaran
remedial dan konseling.

e. Guru bimbingan dan konseling bisa memberikan masukan kepada guru mata pelajaran
tentang strategi pengajaran yang cocok bagi pribadi siswa bersangkutan.

f. Guru bimbingan dan konseling bersama orang tua dan guru bisa memantau
pelaksanaan pengajaran remedial.

12
Adapun beberapa peran yang tidak boleh dilakukan oleh Guru bimbingan dan
konseling dalam prosedur diagnosis kesulitan belajar dan pengajaran remedial ialah:

a. Guru bimbingan dan konseling tidak boleh menentukan skor nilai mata pelajaran
siswa yang seharusnya dilakukan oleh guru mata pelajaran.

b. Guru bimbingan dan konseling tidak boleh melakukan aktivitas mengajar mata
pelajaran tertentu (baik dalam pengajaran utama ataupun pengajaran remedial), yang
seharusnya dilakukan oleh guru mata pelajaran.

BAB III

PEMBAHASAN

13
A. KEUNGGULAN BUKU
 Buku ini mempunyai VI Bab, memiliki cover dan bentuk buku yang menarik
bagi pembaca dengan perpaduan warna yang cukup bagus.
 Setiap awal bab, materi dilengkapi dengan pendahuluan dan tujuan umum
untuk para pembaca agar terlebih dahulu memahami materi.
 Banyaknya pembahasan (teori) yang disertai menurut para ahli yang
memudahkan kita membandingkannya.
 Penggunaan bahasanya mudah dipahami oleh para pembaca dan memiliki
contoh ilustrasi disekolah dalam pembelajaran BK.
 Sistematika dalam pembahasan materi buku ini tersusun rapi / terstuktur
dengan jelas dan memberikan metode pembelajaran dan langkah – langkah
untuk melakukannya terkhusus kepada Guru BK.
 Memberikan soal evaluasi materi perbab agar membuat pembaca dapat
merefleksikan kembali materi pada setiap babnya.

B. KELEMAHAN BUKU
 Ada beberapa pengertian yang tidak dicantumkan penjelasannya.
 Dengan banyaknya menyajikan materi, sering sekali mengulang-ulang
pendapat para ahli dan menjelaskannya lebih luas yang terkadang membuat
saya binggung membaca dan menangkap materi itu.
 Tidak memiliki rangkuman ataupun daftar pustaka di akhir bab.

BAB IV

PENUTUP

14
A. KESIMPULAN
Bimbingan dan konseling belajar (akademik) adalah bimbingan yang
tujuannya untuk membantu para murid dalam memecahkan masalah dalam kesulitan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta meningkatkan mutu
didalam strategi belajar agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dengan
bantuan Guru BK di sekolah. Bahwa bimbingan dan konseling ditujukan untuk
membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk menentukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi serta
bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal/sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Bimbingan konseling juga perlu diaplikasikan dalam
sekolah karena dengan itu pula kesulitan-kesulitan praktisi pendidikan terutama yang
terjadi pada siswa dapat teratasi dengan penanganan yang tepat. Selain itu juga dapat
mengimprovisasikan potensi siswa sehingga siswa mampu mengenal pribadinya dan
dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki secara tepat.

B. SARAN
Didalam keunggulan dari buku tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat
lagi, dan mengenai kekurangan buku agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang
lebih maksimal. Dan saya menyarankan kepada pembaca untuk membaca buku
tentang bimbingan dan konseling lainnya juga, jangan hanya satu salah satu dari buku
ini saja untuk menambah wawasan kita.

IDENTITAS BUKU

a. Judul buku : Bimbingan dan Konseling (Akademik)


b. Pengarang : Yuni Novitasari M.Pd,

15
c. Tahun terbit : 2016
d. Penerbit : CV Alfabeta Bandung
e. ISBN : 978-602-289-204-5
f. Jumlah Halaman : 162 Halaman
g. Ukuran Buku : 16 x 24 cm

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kartono, K. (2002). Gangguan Psikis. Jakarta: Sinar Baru.

16
Kosasih. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Makmun, A. S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqipress.

Internet

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

(http://smacepiring.wordpress.com/)

http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-pembelajaran-remedial.html

http://fitrika1127.blogspot.com/2012/05/remedial-teaching.html

http://www.psikologizone.com

RUBRIK PENILAIAN CBR

1.2. Penilaian

1.2.1. Identitas

17
Nama Mahasiswa : Rini Novita Sari Manik
NIM/Prodi : 1183111068 / S1 PGSD
Judul Buku : Bimbingan dan Konseling (Akademik)
Nama Pengarang : Yuni Novitasari, M.Pd.
Penerbit/Thn Terbit/Jlh hlm : CV Alfabeta Bandung / 2016 / 162 Halaman

1.2.2. Aspek Penilaian

Perolehan
No Aspek Yang Dinilai Bobot Ket.
Nilai
I Tampilan Laporan 30
1. Kesesuaian Sistematika laporan 10
2. Tampilan (kemenarikan) laporan 10
3. Logika susunan isi laporan 10
Sub Total

II Isi Laporan (Critikal Book Report) 70


1. Pendahuluan (Latar belakang, Tujuan, Manfaat) 10
2. Isi Buku (Ringkasan Buku Setiap Bab) 20
3. Pembahasan (Keunggulan, Kelemahan) 30
4. Penutup (Kesimpulan dan Saran) 10
Sub Total
Total 100

Medan, September 2018


Penilai/Dosen,

(…………………………..)

18

Anda mungkin juga menyukai