Anda di halaman 1dari 3

Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak merupakan salah satu permasalahan yang terjadi akibat

pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik. Rusaknya habitat ekosistem pesisir seperti deforestasi
hutan mangrove serta terjadinya degradasi sebagian besar terumbu karang dan padang lamun telah
mengakibatkan erosi pantai dan berkurangnya keanekaragaman hayati Erosi ini juga diperburuk oleh
perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah yang kurang tepat. Beberapa kegiatan yang diduga
sebagai penyebab terjadinya erosi pantai, antara lain pengambilan pasir laut untuk reklamasi pantai,
pembangunan hotel, dan kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan untuk memanfaatkan pantai dan
perairannya. Laju sedimentasi yang merusak perairan pesisir juga terus meningkat. Di samping itu,
tingkat pencemaran di beberapa kawasan pesisir dan laut juga berada pada kondisi yang sangat
memprihatinkan. Sumber utama pencemaran pesisir dan laut terutama berasal dari darat, yaitu kegiatan
industri, rumah tangga, dan pertanian. Sumber pencemaran juga berasal dari berbagai kegiatan di laut,
terutama dari kegiatan perhubungan laut dan kapal pengangkut minyak serta kegiatan pertambangan.
Sementara praktik-praktik penangkapan ikan yang merusak dan ilegal serta penambangan terumbu
karang masih terjadi dimana-mana yang memperparah kondisi habitat ekosistem pesisir dan laut.

Pencemaran

Pencemaran atau polusi adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air dan tanah) karena
adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Pencemaran ini dapat
menimbulkan gangguan ringan dan berat terhadap mutu lingkungan hidup manusia.

Macam – macam pencemaran adalah sebagai berikut :

1. Pencemaran udara

Hasil limbah industri, limbah pertambangan dan asap kendaraan bermotor dapat mencemari udara.
Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang
dioksida. Karbon dioksida dapat menyebabkan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon
monoksida dapat meracuni dan mematikan makhluk hidup. Sedangkan belerang dioksida menyebabkan
udara bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam.

2. Pencemaran suara

Pencemaran suara dapat timbul dari bisingnya suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-
pusat hiburan dapat pula terjadi pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar
keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit dan
gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan, perasaan gelisah, dan
gangguan saraf.

3. Pencemaran air

Pembuangan sisa – sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut. Jika sungai dan
laut tercemar, akibatnya banyak ikan dan mikrobiologi yang hidup didalamnya tak mampu hidup lagi.
Selain itu, air sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air ikut tercemar, sehingga
manusia sulit mendapatkan air minum yang sehat dan bersih. Pemakaian detergen juga mencemarkan
air. Busa sabun detergen sulit dinetralkan lagi. Busa sabun detergen sering tidak tersaring oleh tanah,
sehingga air yang mengandung detergen tidak baik untuk diminum.

4. Pencemaran tanah

– Pada dasarnya tanahpun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain:

– Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak terlarut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik,
serta

– Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus botol bekas.

Di negara-negara yang sudah maju, pembuangan rongsokan mobil serta barang yang tak terpakai juga
jadi masalah. Jika benda yang dibuang tadi dibakar, akan mengakibatkan pencemaran udara, sehingga
kadar CO2 di udara tinggi, sedangkan partikel-partikel halus dalam asap dapatmemberikan pengaruh
buruk. Pada abad ke 20, kadar CO2 di dunia mengalami kenaikan 20%. Kenaikan suhu udara di bumi.

1. Hilangnya keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati sering berkurang secara drastis karena alih fungsi hutan menjadi lahan
pertanian. Lahan pertanian tidak sesuai bagi mahkluk hidup yang habitat aslinya hutan. Akibatnya
makhluk hidup tersebut mengalami kepunahan. Hal yang sama juga dapat terjadi karena alih fungsi
lahan pertanian menjadi pemukiman.

2. Perubahan iklim

Perubahan tataguna lahan menyebabkan perubahan iklim global, regional dan skala lokal. Alih fungsi
hutan meningkatkan pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer, sehingga menyebabkan pemanasan global.
Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dapat meningkatkan pelepasan karbon dioksida ke atmosfer
serta emisi gas rumah kaca lainnya, terutama metana, nitrogen oksida, dan belerang oksida. Gas-gas
rumah kaca inilah yang mnyebabkan pemanasan global.

3. Pencemaran
Perubahan dalam pemanfaatan lahan menyebabkan polusi air, tanah dan polusi udara. Pembukaan
lahan untuk pertanian menyebabkan tanah mudah tererosi baik oleh angin maupun air, terutama pada
daerah curam. Kesuburan tanah menurun dari waktu ke waktu. Penggundulan hutan dapat
meningkatkan pelepasan fosfor, nitrogen. Penggundulan hutan juga meningkatkan sedimentasi,
kekeruhan, dan eutrofikasi ekosistem sungai. Alih fungsi hutan menjadi lahan pertambangan
menyebabkan dampak yang lebih besar, termasuk pencemaran oleh logam beracun. Pertanian modern
menggunakan pupuk nitrogen dan fosfor dapat meningkatkan pencemaran sungai. Penggunaan pestisida
dalam pertanian dapat menyebabkan pencemaran tanah. Pembakaran sisa tanaman pertanian
menyebabkan polusi udara.

Anda mungkin juga menyukai