Anda di halaman 1dari 27

BUKU PEGANGAN MAHASISWA

MODUL

INDERA KHUSUS

SISTEM INDERA KHUSUS


Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2018
PENDAHULUAN

Modul Mata dengan judul “MATA MERAH“ini diberikan pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran semester lima yang mengambil mata kuliah sistem indera khusus. Tujuan pembelajaran

dan sasaran pembelajaran dari modul ini disajikan pada permulaan buku modul ini agar mahasiswa

dapat memperoleh pembelajaran menyeluruh mengenai konsep dasar mekanisme penyakit pada

mata.

Modul terdiri dari beberapa skenario yang menunjukkan beberapa simptom klinik yang bisa

ditemukan penyakit tertentu. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi

jugaakan dibicarakan semua hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut. Mahasiswa harus

mampu menjelaskan semua aspek tentang penyakit pada mata, yaitu dasar anatomi, histologi, serta

fisioogi mata, dan patomekanisme terjadinya penyakit pada mata, mikroba penyebab. Diskusi

kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk

selanjutnya.

Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca tujuan pembelajaran

dan sasaran pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa, sehingga diharapkan diskusi lebih

terarah untuk mencapai kompetensi minimal yang diharapkan. Peran tutor dalam mengarahkan

tutorial sangat penting. Bahan unutk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada

akhir setiap unit. Kemungkinan seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam pertemuan konsultasi

antara kelompok mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang bersangkutan yang bisa diatur dengan

dosen yang bersangkutan


2
Makassar, september 2018

Tim Penyusun

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Sebelum melakukan diskusi kelompok mahasiswa dan tutor di harapkan membuka dengan
membaca doa
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor, melakukan curah pendapat bebas antar anggota
kelompok
3. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor untuk melihat pertanyaan alternatif terhadap
masalah tertentu.
4. Konsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan yang dimaksud unutk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
5. CSL : Pemeriksaan visus, pemeriksaan iluminasi oblik, funduskopi
6. Praktikum : Anatomi mata, hitologi, PA
7. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majalah, slide dan internet.

3
MODUL “MATA MERAH”

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) :


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang penyebab,
patomekanisme, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang, penalaksanaan, komplikasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit yang menyebabkan mata merah.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menyebutkan organ-organ yang berkaitan dengan sistem penginderaan khususnya organ
mata
2. Menjelaskan histologi mata.
3. Menjelaskan fisiologi penginderaan
4. Menjelaskan mekanisme terjadinya mata merah
5. Menjelaskan penyakit-penyakit yang menimbulkan mata merah
6. Menjelaskan gambaran klinik yang lain yang menyertai mata merah.
7. Menjelaskan patomekanisme penyakit-penyakit dengan mata merah.
8. Menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang bisa membantu diagnosa penyakit
mata merah.
9. Menjelaskan penetalaksanaan yang diberikan pada penderita penyakit-penyakit dengan
mata merah.
10. Menjelaskan promotif dan preventif penyakit-penyakit mata merah.

STRATEGI PEMBELAJARAN
8. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor, melakukan curha pendapat bebas antar anggota
kelompok
9. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor untuk melihat pertanyaan alternatif terhadap
masalah tertentu.

4
10. Konsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan yang dimaksud unutk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam.
11. CSL : Pemeriksaan visus, pemeriksaan iluminasi oblik, funduskopi
12. Praktikum : Anatomi mata, hitologi, PA
13. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majalah, slide dan internet.

PROBLEM TREE

Fisik Diagnostik Diagnosis Penunjang


Anamnesis : - Pemeriksaan Visus - Fluoresen tes
- Pemeriksaan tekanan - Kultur
1. Keluhan utama bola mata (Tonometri) - Uji Sensitivitas
2. Waktu kejadian - Pemeriksaan segmen - Pemeriksaan KOH
3. Gejala sebelumnya anterior bola mata - Vitreus tap
4. Gejala yang - Pemeriksaan - Aquos tap
menyertai Funduskopi - USG B scan
5. Riwayat peny. - Pemeriksan lapangan
Sistemik Pandang (Perimetri )
6. Riwayat keluarga
7. Riwayat pakai kaca
mata

Penyakit-penyakit
dengan mata merah

Penyebab dan 1. Dengan penurunan visus


patomekanisme 2. Tanpa penurunan visus

Anatomi
Histologi
Fisiologi penglihatan MATA MERAH
5
DIAGNOSIS
Epidemiologi Penatalaksanaan

Prevalensi & Pengendalian Non-medikamentosa


Insidens Medikamentosa

Preventif Promotif

SKENARIO 2:
An. D, 10 tahun menderita mata merah pada kedua matanya yang berlangsung sejak 2
hari yang lalu. Mata merah disertai rasa gatal dan sering berulang. VODS: 6/6,
konjungtiva hiperemis.

SKENARIO 3:
SUMBER BACAAN
Tn A, berumur 45 tahun menderita mata merah pada mata kanannya yang berlangsung
sejak tadi sore secara tiba-tiba. Mata merah disertai nyeri, sakit kepala, dan muntah. VOD:
1/~, VOS: 6/9, OD: konjungtiva hiperemis, kornea suram, RC (+) lambat, middilatasi.

SKENARIO 4:
Nn S, berumur 24 tahun menderita mata merah pada mata kanannya sejak 3 hari yang
lalu. Disertai keluhan ada benjolan bening. Riwayat keluhan yang sama dan sembuh
6
sendiri. VODS: 6/6, konjungtiva hiperemis, nodul (+).
1. Setelah membaca dengan teliti scenario diatas, anda harus mendiskusikannya dalam satu
kelompok diskusi yang terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris
yang dipilih oleh kelompok anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-ganti pada
setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau secara mandiri.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majalah, slide, tape atau video dan internet untuk mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa atau mensintesa informasi dalam menyelesaikan
masalah.
4. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umumnya dan kinerja tutor.
5. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.
6. Berkonsultasi pada narasumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanya pakar).
7. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak
ditemukan jawabannya.
8. Melakukan praktikum di laboratoriumanatomi, histologi dan fisiologi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa diharapkan
memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah
penyelesaian masalah di bawah ini:
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci
skenario diatas.

7
2. Identifikasi problem dasar scenario diatas dengan, dengan membuat beberapa pertanyaan
penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus tersebut diatas.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus diatas dari luar kelompok tatap muka. Langkah 6
dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sistesis informasi-informasi yang baru ditemukan. Langkah 7
dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya
dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa
cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk
diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang
belum jelas.

JADWAL KEGIATAN

Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan
tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua :diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan
penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
8
* Brain-storming untuk proses 1 – 5,
* Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk melaporkan
informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klassifikasi, analisa
dan sintese dari semua informasi.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah cukup,
diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi
mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan keempat (terahir):diskusi panel dan tanya pakar.Tujuan: untuk melaporkan hasil
analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario. Bila
ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar yang
hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan
yang tercantum pada buku kerja.
7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang salah satu
penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario yang didiskusikan pada
kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan lengkap.
Catatan :
 Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta
laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator
PBL MEU melalui ketua kelompok.
 Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing, dan
dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan.
 Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator
PBL MEU
 Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk
dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

9
TIME TABLE
PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Tutorial II Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengum- kosultasi (Laporan Terakhir
(Brain pulan Praktikum & Diskusi) (Laporan)
Stroming) informasi CSL
Analisa &
sintese

STRATEGI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor.


2. Diskusi kelompok tanpa tutor (Diskusi mandiri, yang bisa dilakukan kapan saja)
3. Konsultasi pada pakar.
4. Kuliah khusus dalam kelas.
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah,
slide, tape atau video dan internet (untuk mencari informasi tambahan).
6. Praktikum di laboratorium Histologi, Mikrobiologi/Immunologi, Patologi Anatomi dan
Patologi Klinik.

SUMBER INFORMASI

A. Buku Ajar
1. Kanski. Clinical of Ophthalmology
2. AAO. External Eye Disease and Cornea. 2008-2009
3. AAO. Intraocular Inflamation and Uveitis. 2008-2009
B. Sumber lain
1. Internet
2. VCD
3. Journal

10
4. Majalah-majalah ilmiah lainnya

1. Dosen pengampu
NO. NAMA BAGIAN TLP. KANTOR HP/FLEXI
1. Prof. Dr. dr. Rukiah Syawal. Mata 0811442007
Sp.M(K)
2. dr. Marliyanti N. Akib, Mata 08114441610
Sp.M(K), M.Kes
3. Dr. Suliati P Amir, Sp.M Mata 08218918622
4. dr. Sri Irmandha K, Sp.M, Mata 085399068887
M.Kes
5. dr. Ratih Natasha M, Sp.M, Mata 081354831071
M.Kes
6. dr. Hasnah, Sp.M, M.Kes Mata 082188051024
7. dr. Fajar Ferdian, Sp.M, Mata 081342458745
M.Kes
8. dr. Ruslinah HTM, Sp.M Mata 0811414327
9. dr. Iwan Kurniawan, Sp.M Mata 08125241649
10. dr. Muliana, Sp.M Mata 081245050547
11. dr. Purnamanita, Sp.M Mata 085255999882
12. dr. Jumadi Achmad, Sp.PA Patologi Anatomi
13. dr. Mona Nulanda Anatomi 085255611156
14. dr. Hermiaty N, M.Kes IKM/IKP 081355519090
15. dr. Erlin Syahril, Sp.Rad Radiologi 08124210925
16. dr. Arina Fatiyah Histologi 081342300943

11
MODUL TULI
Sistem Indera khusus THT mempelajari tentang struktur normal komponen indera khusus
yaitu pendengaran dan keseimbangan oleh telinga, penghidu oleh hidung dan pengecapan oleh
lidah. Selain itu pula dipelajari fisiologi sistem indera khusus dan mekanisme patofisiologi proses
kelainan indera khusus THT. Dalam sistem ini dipelajari juga pemeriksaan-pemeriksaan THT yang
mendukung kelainan indera khusus, penatalaksanaan kelainan tersebut dan aspek-aspek yang
berhubungan dengan promosi, prevensi dan rehabilitasi kelainan indera khusus.
Modul I dengan topik Tuli difokuskan pada kelainan – kelainan telinga yang mengganggu
fungsi pendengaran dan keseimbangan.. Pada modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang akan timbul pada kasus-kasus yang akan banyak dijumpai pada
masyarakat dan melihat hubungan antara disiplin ilmu yang terkait serta dampak psikososial yang
terjadi akibat kelainan tersebut.
Modul II dengan topik Keseimbangan difokuskan pada fungsi keseimbangan. Tujuan dan
sasaran pembelajaran dari modul ini agar mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran menyeluruh
tentang konsep dasar mekanisme gangguan keseimbangan. Modul ini terdiri dari skenario yang
menunjukkan beberapa simptom klinik yang bisa ditemukan pada penyakit gangguan
keseimbangan. Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang gangguan
keseimbangan, yaitu dasar anatomi, histologi dan fisiologi dari keseimbangan, patomekanisme
terjadinya gangguan keseimbangan.
Modul III dengan topik Penghidu difokuskan pada kelainan – kelainan hidung yang
mengganggu fungsi penghidu. Tujuan dan sasaran pembelajaran dari modul ini agar mahasiswa
dapat memperoleh pembelajaran menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit infeksi.
Pembelajaran pada modul ini, bertolak dari skenario yang telah dirancang. Diharapkan
skenario ini akan mendorong mahasiswa untuk belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan
ilmiah. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua
hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut. Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah
pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya.

12
Sebelum menggunakan modul ini, mahasiswa diharapkan membaca TIU dan TIK sehingga
tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat dicapai kompetensi minimal yang
diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di akhir modul.
Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan penyakit ataupun
penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi mahasiswa dengan tutor
atau ahli yang bersangkutan.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiwa dalam memecahkan masalah
penyakit sistem Indera Khusus yang disajikan.
Makassar, 12 September 2018
Penyusun

TUJUAN PEMBELAJARAN

I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang penyebab,
patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara diagnosis, penatalaksanaan /terapi, komplikasi serta
epidemiologi dan cara pencegahan penyakit-penyakit yang menyebabkan ketulian.

II. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang menyebabkan gejala ketulian
2. Menjelaskan penyebab dari penyakit-penyakit yang menyebabkan gejala ketulian
3. Menjelaskan patomekanisme penyakit-penyakit yang menyebabkan gejala ketulian
4. Menjelaskan fisiologi pendengaran dan keseimbangan
5. Menjelaskan struktur telinga yang terganggu pada penyakit-penyakit yang menyebabkan
ketulian
6. Menyebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis ketulian
7. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit dengan gejala ketulian

13
8. Menjelaskan komplikasi lain penyakit-penyakit yang menyebabkan ketulian
9. Menjabarkan masalah ketulian pada masyarakat
10. Memformulasikan upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit yang menimbulkan ketulian
pada masyarakat
KASUS
SKENARIO : T U L I
1. Seorang pekerja pabrik mengeluh penurunan pendengaran pada ke dua
telinga, yang dirasakan sejak 6 bln lalu semakin lama semakin berat.
Pendengaran yang menurun juga disertai telinga berdenging. Pada
pemeriksaan telinga tak ditemukan kelainan, membran timpani utuh. Penderita
telah bekerja selama 5 tahun
2. Seorang anak perempuan umur 15 tahun diantar ibunya ke puskesmas
dengan keluhan keluar cairan disertai rasa sakit pada telinga kanan sejak 3
hari yang lalu. Penurunan pendengaran ada, rasa pusing berputar tidak ada.
Riwayat otore telinga kanan sejak umur 10 tahun. Telinga kiri normal

14
Otoskopi Inspeksi Palpasi
Tinitus Vertigo Otalgia Otore

THT Keterampilan Tes Keseimbangan


Keterampilan Pemeriksaan Fisis THT
Demam Umum Anamnesis
Tes Pendengaran
Fisiologi Anatomi telinga Keterampilan
Pendengaran tengah klinik
Kuman
penyebab Radiologi Ro.Mastoid Posisi
Fisiologi Anatomi
Mikrobiologi
Pemeriksaan Patologi klinik
Penunjang
KETULIAN
Patologi Anatomi Dasar Teori Penyakit Pemeriksaan darah

Proses penyebaran Pembedahan


infeksi Penatalaksanaan
Medikamentosa
Pengambilan keputusan

Lokal Sistemik
Faktor yang mempengaruhi
pilihan terapi Information Promosi, Pencegahan dan
retrieval Rehabilitasi penyakit - AB
- Tampon
Burowi - Analgetik
- Salep - Antiinflamasi
7 - Antihistamin
- Dekongestan
Indikasi merujuk Follow up terapi Penyuluhan
perorangan Pemakaian
dan kelompok ABD Side efek
8
BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

A. Sumber Bacaan

1. Grant Boileau JC. A Method of Anatomy, 6th ed, The Williams and Wilkins Co.,
Baltimore, 1958
2. Gray Henry, Mayo Goss : Anatomy of the Human Body, 17 th ed., Lea and Fabiger,
Philadelphia, 1959
3. Gran’s Atlas of Anatomy
4. Atlas Spaltelhotz
5. Dik tat kuliah penyakit THT Bagian THT-KL FK-Unhas
6. Allan G Kerr. Scot Brown’s Otolaryngology, Basic Science, Goodman & Gillman’s
The pharmacological Basis of therapeutics 9th ed. New York. Mc Graw Hill 1996.
7. Di Piro J. Pharmacotherapy A Patophysiologic approach. New York. Elsevier. 1989
8. A Textbook of Radiology and Imaging, David Suton, 1993
9. Synopsis of Analysis of Rontegen Sign in General Radiology, Isadore Meschan,
1976
10. Diktat Kuliah Radiologi
11. Cranial MRI and CT, Lee SH, Kao KC, Zimmerman, 1992
12. L. Kathelen Mahan & Marian Arrlin, Krause's: Food Nutrition & Diet therapy,
Philadelphia, WB Saunders Company, 9th ed., 1998
13. Shils ME, Olson JA: Modern Nutrition in Health and Disease,
Philadelphia,lippincott williams & wilkins, 9th eds., 1999
14. Wijaya Caroline (Editor Bahasa Indonesia) 1995, Referensi Manual Kedokteran
Keluarga, Hipokrates, Jakarta
15. Noor N Nasri, 1997, Dasar Epidemiologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta
16. World Health Organization, 1992, International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems, Tenth Revision, vol.1, WHO, Geneva

B. Sumber lain : Internet, VCD, Tape, Slide


C. Dosen Pengampu Kuliah
D.

No. NAMA DOSEN TLP. HP


KANTOR
dr. A. Baso Sulaiman, Sp.THT-KL(K)
Dr.dr. M. Amsyar Akil, Sp.THT-KL(K), FICS
dr. Mahdi, Sp.THT-KL
dr. Sriwartati, Sp.THT-KL (K)
dr. Rahmawati Djalal, Sp.THT-KL, M.Kes
dr. A. Tenri Sanna, Sp.THT-KL, M.Kes

MODUL PENGHIDU

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang
penyebab, patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara diagnosis, penatalaksanaan /terapi,
komplikasi serta epidemiologi dan cara pencegahan penyakit-penyakit yang
menyebabkan gangguan penghidu.
III. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan penghidu
2. Menjelaskan penyebab dari penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan
penghidu
3. Menjelaskan patomekanisme penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan
penghidu
4. Menjelaskan fisiologi penghidu dan pernapasan
5. Menjelaskan struktur telinga yang terganggu pada penyakit-penyakit yang
menyebabkan gangguan penghidu
6. Menyebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis
gangguan penghidu
7. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit dengan gejala gangguan penghidu

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


8. Menjelaskan komplikasi lain penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan
penghidu
9. Menjabarkan masalah gangguan penghidu pada masyarakat
10. Memformulasikan upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit yang menimbulkan
gangguan penghidu pada masyarakat

SKENARIO :
Seorang laki-laki, 34 tahun datang datang ke Puskesmas dengan keluhan
penghidu berkurang sejak 1 minggu. Sebelumnya penderita sering
mengeluhkan napasnya berbau. Riwayat nyeri pada pangkal hidung, sering
sakit kepala disertai ingus kental kuning kehijauan sejak 2 tahun lalu.

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


KASUS
PROBLEM TREE
Laboratorium
Riwayat penyakit, Signs Radiologi
kebiasaan penderita Patologi Klinik

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis fisis penunjang

MEKANISME KLINIS
DASAR:
Anatomi
Fisiologi
Biokimia
Histologi Rinore
SKENARIO :

DIAGNOSIS

PREVENTION REHABILITASI PENATALAKSANAAN


PROMOTION

FARMAKOLOGIK NON
FARMAKOLOGIK

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


LEMBAR KERJA
1. KLARIFIKASI KATA-KATA SULIT

2. TENTUKAN KATA/KALIMAT KUNCI

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


3. TENTUKAN PROBLEM KUNCI DENGAN MEMBUAT
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

4. MENJAWAB PERTANYAAN

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

6. INFORMASI BARU

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


7. KLASIFIKASI SEMUA INFORMASI

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


8. ANALISA DAN SINTESE SEMUA INFORMASI

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


9. PERTANYAAN PRAKTIKUM

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1


10.LAPORAN PRAKTIKUM

Modul Sistem Indera Khusus: MATA 1

Anda mungkin juga menyukai