Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir semua di antara kita pernah menderita flu. Flu atau influenza
merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Selain influenza,
berbagai penyakit yang mematikan juga disebabkan oleh virus. Hal tersebut
mendorong manusia untuk terus bekerja keras mempelajari virus guna
menemukan obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkannya.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Virus yang memiliki
struktur yang telah lengkap, matang serta mampu menginfeksi dinamakan virion.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan


masalah sebagai berikut :

1. Apa itu virus ?


2. Bagaimana sejarah penemuan virus ?
3. Bagaimana sifat-sifat virus ?
4. Darimana asal usul Virus ?

1
Mikrobiologi Industri (Virus)
5. Bagaimana struktur virus ?
6. Bagaimana cara hidup virus ?
7. Bagaimana virus melakukan perkembangbiakan ?
8. Bagaimana sistem pengklasifikasian virus ?
9. Seberapa penting peran virus dalam kehidupan ?
10. Bagaiman pencegahan dan pengobatan terhadap inveksi virus ?

A. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui apa itu virus


2. Untuk mengetahui sejarah penemuan virus
3. Untuk mengetahui sifat-sifat virus
4. Untuk mengetahui asal usul virus
5. Untuk mengetahui struktur virus
6. Untuk mengetahui cara hidup virus
7. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan virus
8. Untuk mengetahui pengklasifikasian virus
9. Untuk mengetahui peran virus dalam kehidupan
10. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan terhadap inveksi virus

2
Mikrobiologi Industri (Virus)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Virus

Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk


hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang
virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri
bukan makhluk hidup. Bentuk virus berbeda beda ada yang bula, batang,
polihidris dan seperti huruf T.
Istilah virus berasal dari bahasa latin yang bearti racun. Diartikan demikian
karena hampir semua jenis virus dapat menyebabkan penyakit baik pada
tumbuhan, hewan maupun manusia. Menurut para ahli, virus memiliki dua sifat
yang berbeda yaitu virus termasuk benda mati dan virus termasuk makhluk hidup.
Dikatakan virus termasuk benda mati, karena virus dapat dikristalkan sehingga
menyerupai benda mati. Di sisi lain para ahli mengatakan bahwa virus termasuk
golongan makhluk hidup. Karena virus dapat berkembang biak seperti makhluk
hidup.Walaupun hidupnya virus tergantung pada sel hidup lainnya. Seperti
tumbuhan, hewan dan manusia.
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA.
Partikelnya secara utuh disebut “VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat
terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap
antibiotics. Virus hanya bersifat hidup dan dapat memperbanyak diri bila berada
di dalam organ hidup dari makhluk hidup lain sehingga dinamakan parasit
intraseluler obligat. Kondisi demikian disebabkan virus tidak memiliki
kelengkapan metabolik, pembangkit energi dan sintesis sendiri. Mereka hanya
tergantung kepada sei inangnya. Walaupun demikian, virus memiliki informasi
genetik untuk melakukan produksi dan untuk mengambil alih sistem pembangkit
energi dan mensintesis sel inangnya yang berada dalam gen-gen virus.

3
Mikrobiologi Industri (Virus)
Virus dapat berpindah dari satu sei inang ke sel inang iainnya dalam bentuk
paket-paket bahan genetis DNA atau RNA berukuran kecil. Bahan genetis ini
terkemas dalam satu selubung protein dengan berbagai bentuk. selubung ini
berfungsi meiindungi bahan genetis ketika virus berada di luar sel inang dan
membantu untuk masuk ketika virus menginfeksi sei inang tertentu.

B. Sejarah Penemuan Virus

Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak


ditemukannya mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony
Van leewenhoek (1632-1723). Berkat penemuan mikroskop tersebut, berbagai
penelitian tentang objek-objek mikroskopis mulai berkembang. Berbagai
penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat sejalan dengan perkembangan
mikroskop. Mikroskop pertama mampu melihat perbesaran objek hingga 150x
ukuran asli. Dengan teknik dan susunan lensa yang semakin disempurnakan,
mikroskop cahaya mampu melihat objek hingga perbesaran 1.000x. Kini, dengan
mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000x, kita dapat
melihat objek mikroskopis dengan lebih detail.

Perkembangan mikroskop ini mendorong sebagai penemuan berbagai


penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri dan partikel
mikroskopis yaitu virus. Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian
mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau
dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak.

a. Adolf Mayer (1882, Jerman)


Sejarah penemuan virus dimulai tahun 1883 oleh ilmuwan Jerman yang
bernama Adolf Meyer. Ia melakukan penelitian pada tanaman tembakau. Pada
suatu ketika ia menemukan adanya daun tembakau yang tidak normal. Daun
tersebut berwarna hijau kekuning-kuningan, yang ternyata setelah diamati,
terdapat cairan atau lendir. Daun yang mengalami hal demikian menderita
penyakit. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme yang kita sebut virus.
Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan tembakau menjadi terhambat (kerdil) dan
daunnya berwarna belang-belang.

4
Mikrobiologi Industri (Virus)
Gambar 1. Adolf Mayer

Menurut Mayer, penyakit pada daun tembakau tersebut dapat menular. Hal
ini dibuktikan dengan menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang telah tertulari
penyakit mosaik ke tanaman tembakau yang masih normal (segar). Setelah
diamati ternyata daun yang semula normal tersebut menjadi berwarna hijau
kekuning-kuningan (berbintik-bintik kuning).

b. Dmitri Ivanovski (1893, Rusia)


Penelitian serupa dengan yang dilakukan oleh Meyer tersebut dilakukan
kembali oleh Dmitri Ivanovsky. Ia berhasil menemukan filter (alat penyaring)
bakteri. Di dalam penelitiannya, Ivanovsky mengoleskan hasil saringan (dari daun
tembakau yang telah terkena penyakit mosaik) pada daun tanaman yang sehat.
Hasilnya tanaman yang sehat tersebut akhirnya tertular. Akan tetapi, jika ekstrak
daun sakit dipanaskan hingga mendidih terlebih dahulu dan setelah dingin
dioleskan pada daun sehat, daun sehat tidak terserang penyakit. Ivanovsky
menyimpulkan bahwa mikroba penyebab penyakit tersebut adalah mikroba yang
bersifat patogen (penyebab penyakit) yang mempunyai ukuran lebih kecil
daripada bakteri, karena mikroba tersebut dapat lolos dari saringan atau filter
untuk menyaring bakteri.

Gambar 2. Dmitri Ivanovsky

5
Mikrobiologi Industri (Virus)
c. Martinus Beijerinck (1897, Belanda)
Selanjutnya, pada tahun 1897, M. Beljerinck, seorang ahli mikrobiologi
berkebangsaan Belanda, menemukan fakta bahwa mikroorganisme yang
menyerang tembakau tersebut dapat melakukan reproduksi dan tidak dapat
dibiakkan pada medium untuk bakteri. Fakta lainnya adalah apabila
mikroorganisme tersebut dimasukkan kedalam alkohol, ia tidak mati mati. Tetapi
pada waktu itu M. Beijerinck belum berhasi menemukan struktur dan spesies
mikroorganisme tersebut.

Gambar 3. M. Beljerinck

d. Wendell Stanley (1935, Amerika Serikat)


Menyusul penemuan Beijerinck, ilmuwan Amerika, Wendell M. Stanlye,
pada tahun 1935 berhasil mengkristalkan makhluk hidup yang menyerang
tanaman tembakau. Hasil penelitian tersebut menjawab pertanyaan tentang
makhluk apa yang menyebabkan penyakit tersebut. Makhluk hidup tersebut
kemudian dinamakan TMV ( Tobacco Mosaic Virus) atau Virus Mosaik
Tembakau. Sampai saat ini penelitian-penelitian tentang virus dan penyakit-
panyakit yang disebabkan oleh virus terus dilakukan dan semakin berkembang.
Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan
dengan mikroskop elektron.

6
Mikrobiologi Industri (Virus)
Gambar 4. Wendell M. Stanlye

Gambar 5. Virus Tembakau dan Tembakau yang terserang virus

Mulai saat itu, orang menjadi tahu bahwa penyebab penyakit yang
menyerang tembakau bukanlah bakteri patogen, tetapi virus yang sering disebut
dengan virus mosaik tembakau (Tobacco Mosaic Virus atau TMV). (Ari
Sulistyorini, 2009 : 50)

C. Sifat-Sifat Virus

Pada dasarnya, ada beberapa sifat umum dari virus yang dapat
membedakannya dari bakteri, mengingat bahwa kedua organisme ini sering
disamakan. Berikut ini adalah sifat-sifat virus :

1. Virus merupakan makhluk hidup peralihan antara benda mati atau benda
hidup. Disebut sebagai benda mati karena virus dapat dikristalkan dan
tidak mengandung protoplasma, sedangkan disebut sebagai makhluk hidup
karena dapat berkembang biak dan memiliki asam nukleat
2. Virus hanya dapat hidup pada organisme yang hidup saja, virus juga dapat
melekatkan dirinya pada permukaan sel hidup atau organisme

7
Mikrobiologi Industri (Virus)
3. Virus juga dapat mengenali inangnya dengan suatu mekanisme lock and
key, atau dengan kata lain seperti kunci dan anak kunci.

Adapun sifat – sifat khusus virus menurut Lwoff, Home dan Tournier (1966)
adalah :
1. Berbeda dengan sel organisme yang memiliki DNA maupun RNA, bahan
genetis virus hanya satu macam DNA atau RNA saja
2. Struktur virus sangat sederhana hanya tersusun atas asam nukleat yang
terbungkus oleh selaput protein
3. Virus mengadakan produksi dan bermetabolisme hanya jika berada di dalam
sel hidup
4. Virus tidak membelah diri secara biner sebagaimana pada sel organisme.
Partikel virus diperbanyak melalui proses replikasi asam nukleat dan
biosintesis protein pelengkap
5. Bila menginfeksi sel inang, virus mengambil alih kekuasaan dan pengawasan
sistem enzim sel inangnya, dan mengarahkannya selaras dengan proses
sintesis asam nukleat dan protein virus
6. Virus menggunakan ribosom sel inangnya untuk keperluan biosintesinya
7. Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah-pisah dan baru
digabung menjadi satu partikel virus lengkap (virion) menjelang dibebaskan
dari sel inangnya
8. Sebelum berlangsung proses pembebasan, partikel beberapa virus mendapat
selubung luar dari lipoprotein dan bahan-bahan lilin yang sebagian berasal
dari sel inang
9. Partikel virus lengkap disebut virion, terdiri dari inti asam nukleat yang
dikelilingi lapisan protein bersifat antigenik yang disebut kapsid dengan atau
tanpa selubung
(Winatasasmita, 1993 :43)

8
Mikrobiologi Industri (Virus)
D. Asal Usul Virus

Ada tiga hipotesis yang menjelaskan asal-usul virus:


1. Hipotesis ini didasarkan pada teori evolusi
Menurut hipotesis ini virus sudah menjadi parasit sejak organisme selullar
pertama. Selanjutnya sejalan dengan evolusi organisme viruspun mengalami
evolusi dan tetap bertahan parasit hingga saat ini. Penganut teori
mengemukakan contoh kasus virus herpes. Virus herpes simplek ditemukan
parasit pada manusia seumur hidup. Namun tanpa menimbulkan penyakit.
2. Virus berasal dari bakteri patogen yang mengalami evolusi mundur
Teori ini banyak dianut pada saat Chlamydiae dan Rickettsiae masih
dimasukkan ke dalam, golongan virus. Sejak Chlamydiae dan Rickettsiae
dimasukkan ke dalam golongan bakteri, hipotesis ini relatif kehilangan
penganut
3. Virus adalah komponen sel-sel normal yang kemudian menjadi otonom
Di dalam sel hidup, virus bersifat otokatalitik dan mempengaruhi sel inang
untuk membentuk reflika-reflika virus. Dengan kata lain, virus berasal dari
inti sel (asam nukleat) normal, yang berjuta tahun yang lalu rnemperoleh
kemampuan bereflikasi secara otonom Berta berkemampuan untuk
memerintahkan pembentukan protein kapsid. Berdasarkan hipotesis ini, virus
kanker yang terdapat di dalam sel normal dianggap gen yang tertindas.

E. Struktur Virus
Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari
selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian
dalamnya. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal
virus ADN dan virus ARN. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi)
pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-
bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari
sitoplasma sel yang diinfeksi.
1. Ukuran virus
Ukuran virus berkisar antara 25-300 nm. Virus yang berukuran 25nm
dijumpai pada virus penyebab polio. Sedangkan virus yang berukuran

9
Mikrobiologi Industri (Virus)
100nm misalnya Bakteriofag atau virus T (Bacteriophage atau phage),
yaitu virus yang berukuran lebih kurang 300 nm contohnya adalah TMV
(Tobacco Mosaic Virus).

Gambar 6. Beberapa ukuran virus


2. Bentuk virus
Bentuk tubuh virus sangat bervariasi . Virus yang berbentuk bulat
contohnya adalah virus influenza (Influenza virus) dan HIV penyebab
AIDS. Virus juga ada yang berbentuk oval, seperti virus rabies (Rabiez
virus). Bentuk batang dijumpai pada TMV , bentuk jarum dijumpai pada
Tungrovirus (virus penyebab kekerdilan pada batang padi), dan bentuk
seperti huruf T dijumpai pada Bakteriofag. Sedangkan bentuk polihedral
contohnya adalah pada Adenovirus (penyebab penyakit demam).

Gambar 7. Rabiez virus (kiri) dan Tungrovirus (kanan)

10
Mikrobiologi Industri (Virus)
Gambar 8. Beberapa bentuk Virus

Gambar 9. Macam-macam Bentuk Virus

11
Mikrobiologi Industri (Virus)
3. Susunan tubuh virus
Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu
macam asam nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit
(selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.

Gambar 10. Susunan Tubuh Virus T

1) Kepala
Bagian ini dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid,
sebagai pemberi bentuk tubuh virus. Kapsid berupa selubung yang
terdiri dari monomer identik yang masingmasing terdiri rantai
polipeptida.
2) Kapsid
Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas
selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang
disebut kapsomer. Misalnya, kapsid pada TMV dapat terdiri atas satu
rantai pelipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga
terdiri atas protein monomer protein-protein monomer yang identik,
yang masing masing terdiri dari rantai peptida
3) Isi tubuh
Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni
asam nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut.
a) Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai
kubus antara lain, polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku,
dan virus influenza.

12
Mikrobiologi Industri (Virus)
b) Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan
polisakarida, contohnya paramixovirus.
c) Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak
lipida, contohnya virus cacar.
4) Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang
diserangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi
benang / serabut.

Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut:


1) Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) sebagai bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid
sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu:
a) Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan
warzervirus (virus kulit)
b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran pembungkus
misalnya viorus influenza dan virus hespes.
2) Protein, merupakan komponen utama yang menyusun bagian terbesar dari
kapsid
3) Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam
nukleat, kolesterol dan lemak-lemak alami
4) Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam
(Subardi, 2009 : 20)

Gambar 11. Struktur Kapsid (Protein)

13
Mikrobiologi Industri (Virus)
F. Cara Hidup Virus
Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada
didalam sel makhluk hidup yang lain. Berbagai makhluk hidup dapat terserang
virus, misalnya manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri.
1. Virus Bakteri
Tidak ada satu bakteri pun yang tidak mengandung virus. Virus
bakteri disebut juga bakteriofage atau fage (Latin, phage = memakan) .
Bakteriofag dapat berkembang cepat sehingga dalam waktu yang singkat
dapat menghancurkan sejumlah bakteri. Bakteriofag memiliki inti asam
nukleat berbentuk DNA ganda berpilin atau tunggal berpilin atau RNA
rantai tunggal. Contoh bakteriofag adalah E. coli.
2. Virus Mikroorganisme Eukariot
Virus mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya
berupa mikroorganisme yang tergolong eukariot. Virus ini terutama
mengandung RNA. Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.
3. Virus Tumbuhan
Sebagian besar penyakit pada tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh
virus. Serangan virus ini dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi
yang sangat besar, misalnya, virus yang menyerang tanaman kentang dan
tembakau.
Bahan genetik dari virus tumbuh-tumbuhan adalah RNA. Virus ini
dapat memasuki bagian dalam sel secara aktif atau dapat melalui cedera,
misalnya, cedera akibat gosokan pada daun. Di alam virus ditularkan
secara kontak langsung atau melalui vektor. Sejumlah besar virus dapat
juga ditularkan melalui serangga. Virus sering memperbanyak diri di
dalam saluran pencernaan serangga (virus persisten). Virus dapat
menginfeksi tumbuhan lain setelah terjadi masa inkubasi di dalam
serangga. Sementara itu, virus yang tidak persisten dapat ditularkan
melalui gigitan serangga secara langsung.
Virus yang menyerang tumbuhan misalnya penyebab penyakit
mosaik pada tembakau, kanker pada jeruk, dan busuk pada sayuran.

14
Mikrobiologi Industri (Virus)
4. Virus Hewan
Virus hewan adalah virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau
sel manusia. Virus hewan mengandung RNA atau DNA.
Virus yang menyerang manusia dapat ditularkan baik secara
kontak langsung maupun tak langsung dengan penderita. Polio dan
hepatitis dapat ditularkan melalui air sumur yang tercemar, piring makan,
sendok makan, dll. Cacar, mata belek dan polio dapat ditularkan melalui
kontak langsung. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk aedes agypti.
HIV ditularkan melalui darah, cairan sekresi vagina, semen (ejakulasi), air
susu, hubungan kelamin, jarum suntik, dan transfusi darah. Selain itu juga
dapat ditularkan melalui plasenta ibu hamil ke janinnya.
Virus yang menginfeksi hewan misalnya yang menyebabkan
penyakit sampar pada ayam, anjing gila (rabies), dan penyakit kuku pada
ternak. (Ari Sulistyorini, 2009 : 50)
Virus harus dibiakkan didalam jaringan makhluk hidup. Di laboratorium, virus
dapat dibiakkan didalam embrio telur ayam

G. Perkembangbiakan Virus (Replikasi Virus)

Virus hanya dapat berkembang biak pada sel-sel hidup dan untuk
reproduksinya virus hanya memerlukan asam nukleat. Karena dapat melakukan
reproduksi, maka virus dianggap sebagai makhluk hidup (organisme).

Di dalam proses reproduksi, virus memerlukan lingkungan sel hidup (di


dalam jaringan tubuh) sehingga virus memerlukan organisme lain sebagai inang atau
hospesnya. Contoh organisme yang menjadi hospes virus adalah bakteri, jaringan
embrio, hewan, tumbuhan, dan manusia. Proses reproduksi virus disebut replikasi
(penggandaan diri tubuh virus). Proses replikasi virus semenjak menempel pada sel
inang sampai terbentuknya virus yang baru melibatkan siklus litik dan
siklus lisogenik.

15
Mikrobiologi Industri (Virus)
Gambar 12. Siklus litik dan lisogenik Bakteriofage

1. Siklus Litik
Siklus litik adalah replikasi virus yang disertai dengan matinya sel
inang setelah terbentuk anakan virus yang baru. Siklus litik virus yang
telah berhasil diteliti oleh para ilmuwan adalah siklus litik virus T
(Bacteriophage), yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia coli
(bakteri yang terdapat di dalam colon atau usus besar manusia).
Siklus litik Bakteriofage terdiri atas 5 fase, yaitu fase adsorbsi, fase
penetrasi sel inang, fase eklifase, fase replikasi, dan fase pemecahan sel
inang. Berikut penjelasannya.
1) Fase Adsorbsi
Pada fase ini, ujung ekor Bakteriofag menempel atau
melekat pada bagian tertentu dari dinding sel bakteri yang masih
dalam keadaan normal. Daerah itu disebut daerah reseptor
(receptor site atau receptor spot). Virus yang menyerang bakteri E.
coli, memiliki lisozim (lisozyme) yang berfungsi merusak atau
menselubungi dinding sel bakteri.
2) Fase injeksi
Pada fase ini, kulit ujung ekor virus T dan dinding sel bakteri
E. coli yang telah menyatu tersebut larut hingga terbentuk saluran

16
Mikrobiologi Industri (Virus)
dari tubuh virus T dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui saluran
ini ADN virus merusak ke dalam sitoplasma bakteri dan bercampur
dengannya.
3) Fase eklifase
Pada fase ini, setelah bercampur dengan sitoplasma bakteri,
ADN virus mengambili alih kendali ADN bakteri. Pengendalian ini
terjadi di dalam proses penyusunan atau sintesis protein di dalam
sitoplasma bakteri. Seterusnya ADN virus mengendalikan sintesis
protein kapsid virus.
4) Fase replikasi (fase sintesis : penyusunan)
Virus baru pada fase ini mulai dibentuk. ADN virus T
mengadakan pembentukan atau penyusunan ADN virus yang baru,
dengan menggunakan ADN bakteri sebagai bahan materinya, serta
membentuk selubung protein kapsid virus. Maka terbentuklah
beratus-ratus molekul ADN baru virus yang lengkap dengan
selubungnya. Setiap sel bakteri E.coli yang diserang oleh virus T
dapat menghasilkan 200-300 virus T yang baru.
5) Fase pemecahan sel inang atau litik
Setelah terbentuk virus T yang baru, dinding sel bakteri
akan pecah (litik). Selanjutnya sejumlah virus T yang baru tersebut
akan keluar dan siap untuk menyerang sel bakteri E.coli yang baru
(yang lain).

2. Siklus Lisogenik
Selain secara litik, reproduksi virus juga bisa terjadi secara
lisogenik. Pada siklus lisogenik, ADN atau ARN virus menempel pada
kromosom sel inang (membentuk profage) dan mengadakan replikasi.
Bedanya dengan siklus litik, pada siklus lisogenik sel inang tidak pecah
atau mati, sehingga setiap kali sel inang membelah di dalamnya juga
terdapat virus-virus yang berkembangbiak.

17
Mikrobiologi Industri (Virus)
Daur lisogenik diawali dengan fase adsorbsi, dan injeksi seperti
daur litik. Setelah itu, virus masuk ke penggabungan, fase pembelahan,
fase sintesis, fase perakitan, dan akhirnya fase litik.
1) Fase Adsorbsi
Pada fase ini, ujung ekor Bakteriofag menempel atau
melekat pada bagian tertentu dari dinding sel bakteri yang masih
dalam keadaan normal. Daerah itu disebut daerah reseptor
(receptor site atau receptor spot). Virus yang menyerang bakteri E.
coli, memiliki lisozim (lisozyme) yang berfungsi merusak atau
menselubungi dinding sel bakteri.
2) Fase Injeksi
Pada fase ini, kulit ujung ekor virus T dan dinding sel
bakteri E. coli yang telah menyatu tersebut larut hingga terbentuk
saluran dari tubuh virus T dengan sitoplasma sel bakteri. Melalui
saluran ini ADN virus merusak ke dalam sitoplasma bakteri dan
bercampur dengannya
3) Fase Penggabungan
Ketika memasuki fase injeksi, DNA virus masuk kedalam
tubuh bakteri. Selanjutnya, DNA virus menyisip kedalam DNA
bakteri atau melakukan penggabungan. DNA bakteri berbentuk
sirkuler, yakni seperti kalung yang tidak berujung dan berpangkal.
DNA tersebut berupa benang ganda yang berpilin.
Mula-mula DNA bakteri putus, kemudian DNA virus
menggabungkan diri diantara benang yang putus tersebut, dan
akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru yang telah disisipi DNA
virus. Dengan kata lain, didalam DNA bakteri terkandung materi
genetic virus.
4) Fase Pembelahan
Dalam keadaan tersambung itu, DNA virus tidak aktif, yang
dikenal sebagai profag. Oleh karena DNA virus menjadi satu dengan
DNA bakteri, maka jika DNA bakteri melakukan replikasi, profag
juga ikut melakukan replikasi. Misalnya saja jika bakteri akan

18
Mikrobiologi Industri (Virus)
membelah diri, DNA bakteri mengopi diri dengan proses replikasi.
Dengan demikian, profag juga ikut terkopi. Terbentuklah dua sel
bakteri sebagai hasil pembelahan dan dalam setiap sel anak bakteri
terkandung profag yang identik. Demikian seterusnya hingga
proses pembelahan bakteri berlangsung berulang kali sehingga
setiap sel bakteri yang terbentuk didalamnya terkandung profag.
Dengan demikian jumlah profag mengikuti jumlah sel bakteri yang
ditumpanginya.
5) Fase Sintesis
Oleh karena satu dan lain hal, misalnya karena radiasi atau
pengaruh zat kimia tertentu, profag tiba-tiba aktif. Profag tersebut
memisahkan diri dari DNA bakteri. Selanjutnya, DNA virus
mengadakan sintesis, yakni mensintesis protein untuk digunakan
sebagai kapsid bagi virus-virus baru. Selain itu, DNA virus juga
melakukan replikasi DNA sehingga DNA virus menjadi banyak.
6) Fase Perakitan
Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang
berfungsi sebagai selubung virus. Kapsid virus yang terbentuk
mecapai 100-200 kapsid baru. Selanjutnya, DNA hasil replikasi
masuk ke dalamnya guna membentuk virus-virus baru.
7) Fase Litik
Setelah terbentuk virus-virus baru terjadilah lisis sel bakteri
(uraian sama dengan daur litik). Virus-virus yang terbentuk
berhamburan keluar dari sel bakteri lalu menyerang bakteri baru.
Dalam daur selanjutnya, virus dapat mengalami daur litik atau daur
lisogenik. Demikian seterusnya.

Tabel 1. Perbedaan replikasi Virus siklus litik dengan siklus lisogenik


NO PERBEDAAN DAUR LITIK DAUR LISOGENIK
1 Definisi Siklus replikasi virus Siklus replikasi virus
dimana sel inang akan dimana sel inang tidak
mengalami kematian

19
Mikrobiologi Industri (Virus)
mengalami lisis (mati) pada pada akhir siklus karena
akhir siklusnya mempunyai virulensi
(ketahanan)
2 Kondisi Awal Non Virulen Virulen
Inang
(Bakteriofage)
 
3 Jumlah 5 tahap: Adsorpsi 7 tahap: Adsorpsi
  
Tahapan penetrasi eklipase penetrasi

assembling/perakitan penggabungan /(profage)
lisis (APEAL)  cleavage

(pembelahan) Sintesis
 
Perakitan Litik
4 Kelanjutan Terhenti karena sel Dapat dilanjutkan
Siklus inangnya rusak/ mengalami dengan siklus litik jika
lisis dan mati virulensi bakteri
menghilang
5 Kondisi Akhir Mengalami lisis/mati Bakteriofage masih
Inang menjalankan aktifitas
biasa bahan mampu
membelah

(Ari Sulistyorini, 2009)

H. Klasifikasi Virus

Virus dapat diklasifikasi menurut berdasarkan jenis asam nukleatnya,


yaitu virus DNA, virus RNA dan Virus Transkripsi Balik.

1. Virus DNA
Virus DNA adalah virus yang asam nukleatnya berupa DNA, baik
untai ganda maupun untai tunggal. Golongan ini mencakup virus dari
kelompok I dan II. Ketika virus menginfeksi sel inang, DNA mengalami
replikasi (penggandaan) menjadi beberapa DNA. DNA juga mengalami

20
Mikrobiologi Industri (Virus)
transkripsi membentuk mRNA (RNA duta). RNA duta (mRNA) akan
mengalami translasi (penerjemahan) untuk menghasilkan protein selubung
virus. Masih didalam sel inang, DNA dan protein virus mengkontruksi diri
menjadi virus-virus baru. mRNA juga mentranslasi membentuk enzim
penghancur yang akhirnya menghancurkan membran sel. Dengan
demikian sel inang lisis (hancur) dan virus-virus keluar dan siap
menginfeksi sel inang yang baru. Virus yang intinya berupa DNA
misalnya virus herpes, bakteriofag, virus cacar.
2. Virus RNA
Virus RNA memiliki asam nukleat berupa RNA, baik untai ganda
maupun untai tunggal. Golongan ini mencakup virus dari kelompok III,
IV, V. virus ini didalam sel inang akan mengalami replikasi membentuk
RNA-RNA baru. RNA juga mengalami translasi membentuk protein untuk
selubung virus. didalam sel inang, RNA dan protein virus mengkontruksi
diri menjadi virus-virus baru. mRNA juga mentranslasi membentuk enzim
lisis. Enzim lisis akan menghancurkan membran sel. Dengan demikian sel
inang lisis (hancur) dan virus-virus keluar dan siap menginfeksi sel inang
yang baru.
3. Virus Transkripsi Balik (reserve transcribing virus)
Virus ini merupakan virus yang bereplikasi menggunakan
transkripsi balik, yaitu pembentukan DNA dengan cetakan RNA.
Golongan ini mencakup virus dari kelompok VI, dan VII. Contoh dari
virus ini adalah retrovirus, misalnya HIV penyebab penyakit AIDS.
Berbeda dengan virus DNA dan RNA, retrovirus masuk ke dalam
sel dengan cara endositosis. Endositisis adalah masuknya molekul dengan
cara sebagai berikut. Sel membentuk tonjolan kemudian molekul dicaplok
dan ditelan masuk kedalam sel. Jadi dengan cara endositosis, baik inti
maupun kapsid retrovirus ikut masuk kedalam sel inang.
Didalam sel inang, RNA retrovirus dapat membuat kopi DNA
(cDNA). Hal ini dapat terjadi karena retrovirus memiliki enzim
transcriptase balik, yaitu enzim yang dapat membuat kopi DNA dari RNA.
Kemampuan itu tidak dimiliki oleh organisme selain virus. DNA kopi ini

21
Mikrobiologi Industri (Virus)
kemudian diintegrasikan kedalam DNA inang (pada umunya sel hewan).
DNA kemudian mengalami transkripsi membentuk messenger RNA
(mRNA), baik mRNA yang akan menjadi RNA inti virus, maupun mRNA
yang membawa kodon yang akan ditranslasikan menjadi protein dan
enzim transcriptase balik.
Selanjutnya RNA–RNA inti virus, enzim transcriptase balik, dan
protein virus mengkontruksi diri membentuk virus-virus baru. Retrovirus
tidak memproduksi enzim lisis. Jadi, virus-virus baru yang dibentuk
didalam sel inang keluar sel dengan tidak menghancurkan membran sel,
tetapi dengan cara eksositosis. Eksositosis adalah kebalikan dari
endositosis.

Tingkat klasifikasi virus:


ordo – famili – subfamili – genus – species – strain/tipe
Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke
bawah. Semua famili virus memiliki akhiran – viridae , misalnya
- Poxviridae
- Herpesviridae
- Parvoviridae
- Retroviridae
Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur
faecal/oral dan melalui udara.

Genus memiliki nama dengan akhiran – virus . Misalnya, famili


Picornaviridae terdiri dari 5 genus:
- Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3
- Genus Cardiovirus misalnya mengovirus
- Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
- Genus Apthovirus misalnya FMDV-C
- Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A

22
Mikrobiologi Industri (Virus)
Definisi `spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun sulit
dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur subyektif.
Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies yang berbeda,
termasuk:
- HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1
- HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2
- SIV, Simian Immunodeficiency Virus
- FIV, Feline Immunodeficiency Virus
- BIV, Bovine Immunodeficiency Virus
- Visna (domba)
- EIAV (kuda)
- CAEV (kambing)

Dasar-dasar klasifikasi secara taksonomi.


Ciri khas seperti morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung), sifat-
sifat fisika-kimia (berat molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap temperatur dan
konsentrasi ion), genom (RNA, DNA, urutan materi genetik yang tersegmentasi (
segmented sequence ), pemetaan posisi restriksi ( restriction map ), modifikasi,
dsb.), makromolekul (komposisi dan fungsi protein), sifat-sifat antigenik, sifat-
sifat biologis (organisme apa saja yang menjadi inangnya, cara penularan, cara
perpindahan, dsb.), semuanya dipertimbangkan dalam menentukan klasifikasi
virus.
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran,
dan genomik fungsional.

1. Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran


Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
a. Virus Enterik
Virus yang dikeluarkan melalui kotoran dari berbagai jenis hewan
dapat mencemari air. Terutama pengaruhnya terhadap kesehatan, virus
dapat menyerang saluran pencernaan manusia yang diekskresikan
dengan kotoran orang yang terinfeksi. Virus seringkali ditularkan

23
Mikrobiologi Industri (Virus)
melalui mulut atau anus dari orang ke orang lain. Namun, virus terebut
juga terdapat pada limbah yang berasal dari berbagai limbah medis, yang
dapat mencemari air atau permukaan tanah. Virus Enterik diekskresikan
dalam jumlah yang cukup besar melalui kotoran termasuk diantaranya
virus polio, virus coxsackie, virus echo, dan virus enterik lainnya sepeti,
virus adeno, virus reo, virus rota, virus hepatitis a (virus hepatitis), dan
virus noro. Yang merupakan penyebab berbagai penyakit termasuk
gastroenteritis, ruam kulit, meningitis, myocarditis, infeksi mata,
kelumpuhan, demam, dan lain sebagainya., setiap kelompok virus terdiri
dari sejumlah jenis virus serologi yang berbeda; dengan demikian lebih
dari 100 virus enterik berbeda, yang dapat menginfeksi manusia.
b. Virus Respirasi
Virus respirasi adalah virus yang menyerang pernapasan
c. Arbovirus
Arbovirusadalah istilah yang digunakanuntuk merujuk
kepadasekelompok virusyang ditularkanolehvektorarthropoda.
Kataarbovirusadalah akronim(virus arthropoda-borne). Gejala
infeksiarbovirusumumnya terjadi3-15harisetelah terpaparvirusdan
terakhir3atau 4hari. Gambaran klinisyang paling umuminfeksiadalah
demam, sakit kepala danmalaise, tapiensefalitisdandemam
berdarahjugadapat terjadi. Katatibovirus(tick-borne virus) kadang-
kadang digunakanuntuk menggambarkanvirusditularkan oleh kutu,
sebuahsuperorderdalamarthropoda.
d. Virus onkogenik
Virus ini merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker. Virus
onkogenik adalah virus yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan
yang mempengaruhi proses onkogenesis. Onkogenesis adalah hasil
akumulasi berbagai perubahan genetik yang mengubah ekspresi atau
fungsi protein yang penting dalam pengendalian pertumbuhan dan
pembelahan sel. Virus onkogenik saat menginfeksi sel dapat
menyebabkan mutasi proto-onkogen sel menjadi onkogen.

24
Mikrobiologi Industri (Virus)
Proto-onkogen adalah gen normal sel yang dapat berubah menjadi
onkogen aktif karena terjadinya mutasi atau mengalami ekspresi yang
berlebihan (menghasilkan onkoprotein dalam jumlah berlebihan).
Onkogen adalah istilah untuk gen yang bisa menginduksi satu atau
beberapa sifat karakteristik sel kanker. Gen tersebut dapat berupa gen
virus atau gen sel yang bila dimasukkan ke dalam sel yang sesuai,
secara sendiri atau bersama gen lain dapat merubah sifat sel normal
menjadi sifat sel ganas.
Gen Pengendali Tumor (Tumor Supressor Gene) adalah gen yang
bila mengalami inaktivasi (menjadi tidak aktif) akan menyebabkan
pembentukan tumor. Tumor adalah istilah untuk perbanyakan sel yang
tidak normal. Kanker adalah sebutan untuk tumor yang ganas.
Pada saat virus menginfeksi sel, dia berintegrasi ke dalam sel
menjadi provirus yang akan mengganggu Gen Pengendali Tumor atau
merubah ekspresi proto-onkogen yang normal. Akibat perubahan itu
sel menjadi memiliki karakteristik sifat-sifat sel yang tertransformasi.
Diantara sifat-sifat sel tertransformasi adalah:
1) Dapat tumbuh tidak terbatas (disebut immortal)
2) Kebutuhan faktor pertumbuhan berkurang
3) Kerapatan tinggi
4) Hilangnya sifat contact inhibition (perbanyakan sel normal
akan berhenti pada saat sel tersebut kontak dengan sel lain)
5) Bentuk sel berubah

Bila sel masih memiliki sifat contact inhibition, sel tersebut


akan menghentikan perbanyakannya saat bertemu dengan sel
lain. Hilangnya sifat tersebut menyebabkan sel tumbuh terus,
sel dapat berpindah ke jaringan atau organ lain (metastasis),
dan menyebarkan pertumbuhan kanker.
Sifat-sifat lain dari sel kanker adalah mensekresi protease,
mensekresi faktor pertumbuhan yang menstimulasi perbanyakan
sel endotel kapiler di sekitarnya (angiogenesis), gagal

25
Mikrobiologi Industri (Virus)
berdiferensiasi (perbanyakan sel terus menerus) dan tidak
mengalami apoptosis (kematian) meskipun terjadi kerusakan
DNA sel.
Onkoprotein adalah produk dari gen onkogenik yang dapat
memberi sinyal pada sel untuk melakukan transformasi sehingga sel
tersebut akan memperbanyak diri secara tidak terbatas. Perbanyakan
tak terkontrol ini bila disertai beberapa mutasi lainnya, bisa berujung
pada pembentukan sel kanker. Onkoprotein dapat berupa protein
normal yang diproduksi dalam jumlah melebihi produksi normal,
namun kebanyakan berupa protein yang telah berubah dari protein
normal.
Onkoprotein dapat digolongkan dalam 8 kategori:
1) Faktor pertumbuhan peptida (peptida adalah komponen
penyusun protein)
2) Reseptor faktor pertumbuhan di membran plasma atau
sitoplasma (reseptor adalah istilah untuk penerima)
3) Protein G (protein yang diregulasi oleh GTP)
4) Reseptor membran dengan tirosin kinase / dengan aktifitas
treonin-serin kinase
5) Protein kinase sitoplasma dengan aktifitas tirosin kinase /
dengan aktifitas serin-treonin
6) Protein pengikat DNA yang berfungsi sebagai aktifator
transkripsional / mendorong replikasi RNA (catatan: pada
proses sintesis protein, DNA ditranskripsi menjadi mRNA,
selanjutnya protein disintesa berdasar kode-kode pada mRNA
tersebut).
7) Siklin (memicu aktifitas protein kinase)
8) Protein yang menghambat protein pengendali tumor.

Onkoprotein hampir seluruhnya memiliki fungsi dalam berbagai


jalur transduksi sinyal yang dimulai dari sebuah sinyal dan berakhir
dengan transkripsi (proses awal produksi protein) maupun replikasi

26
Mikrobiologi Industri (Virus)
DNA (proses penggandaan DNA). Onkoprotein akan mengambil alih
regulasi normal dari sel dan mengirimkan sinyal terus menerus yang
mengaktifkan ekspresi gen dan progresi melalui siklus sel (progresi
tumor adalah istilah untuk akumulasi mutasi pada sel-sel pada sebuah
populasi tumor, yang berakibat kenaikan kecepatan pertumbuhan dan
keganasan sel).
Aktifitas onkoprotein tersebut akan meningkatkan peluang
terjadinya mutasi proto-onkogen dan gen pengendali tumor. Semakin
banyak proto-onkogen menjadi onkogen, regulasi sel semakin tidak
terkendali. Demikian juga dengan semakin banyaknya gen pengendali
tumor yang rusak akan semakin banyak jalur transduksi sinyal /
mekanisme regulasi siklus sel yang tidak berfungsi dengan baik.

e. Hepatitis virus
Jenis Virus Hepatitis
1) Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral.
Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di
negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
2) Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus
hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah.
Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang
menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra
seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan
virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa
ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B.
Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B
berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kankerhati.
3) Virus hepatitis C

27
Mikrobiologi Industri (Virus)
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi
darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui
pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang
terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang
masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik"
seringkali menderita hepatitis C.
4) Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B
dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B
menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus
ini adalah pecandu obat.
5) Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang
menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara
terbelakang.
6) Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-
baru ini. namun belum terlalu diketahui.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
- Virus Mumps
- Virus Rubella
- Virus Cytomegalovirus
- Virus Epstein-Barr
- Virus Herpes

2. Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional


Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi
genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
1) Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2) Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3) Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4) Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)

28
Mikrobiologi Industri (Virus)
5) Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6) Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7) Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

I. Peran Virus Dalam Kehidupan

Virus ada yang bermanfaat bagi manusia, ada pula yang menimbulkan
kerugian bagi manusia. Berikut akan diuraikan contoh-contoh virus yang
menguntungkan dan yang merugikan.

1. Virus yang menguntungkan


Pada daur hidup lisogenik, salah satu fasenya adalah fase penggabungan.
Pade fase lisogenik, DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri. Ini
menyebabkan didalam DNA bakteri terkandung profag (DNA virus). Dengan kata
lain, didalam bakteri terkandung materi genetik virus. Ketika profag aktif dan
DNA bakteri hancur, sebagian DNA bakteri yang tidak hancur ada yang terbawa
DNA virus. Dengan demikian, DNA virus dapat mengandung gen bakteri.
Misalnya, didalam DNA virus terkandung DNA bakteri pertama. Apabila virus ini
menginfeksi bakteri kedua, dan kemudian mengikuti daur lisogenik, maka
didalam DNA bakteri kedua ini terkandung DNA virus dan DNA bakteri pertama.
DNA materi genetik yang dapat menentukan sifat makhluk hidup. Jika
DNA berubah, maka sifat makhluk hidup pun berubah. Berdasarkan prinsip ini,
jika didalam bakteri kedua terdapat DNA virus dan DNA bakteri pertama maka
sebagian sifat bakteri pertama dapat dimiliki oleh bakteri kedua. Jadi, bakteri
kedua memiliki sebagian sifat bakteri pertama. berdasarkan prisip diatas, maka
virus digunakan untuk keperluan berikut ini :
a. Membuat antitoksin
Melihat kasus lisogenik ini, para pakar berpikir, bagaimana kala
sebelumnya didalam DNA virus digabungkan DNA (gen) lain yang
menguntungkan , sehingga sifat menguntungkan ini dimiliki oleh bakteri yang
diinfeksi. Sebagai contoh, kedalam DNA virus dsambungkan DNA (gen)
manusia yang mengontrol sintesis antitoksin (pelawan racun). Selanjutnya, gen
tadi disambungkan ke sel bakteri oleh virus lisogenik. Sel bakteri ini kini

29
Mikrobiologi Industri (Virus)
memuat gen manusia, yakni gen penghasil antitoksin. Dengan kata lain
bakteri yang semula tidak dapat menghasilkan antitoksin manusia, sekarang
mampu memproduksi antitoksin manusia.
Apabila bakteri terus menerus membelah diri, berarti setiap sel
bakteri baru yang dihasilkan akan mengandung DNA manusia dan mampu
memproduksi antitoksin. Antitoksin yang diproduksi dapat dipisahkan dan
digunakan untuk melawan penyakit pada manusia. Bakteri yang demikian
dipelihara terus menerus. Tentu saja diusahakan agar DNA virus yang
tergabung itu tidak “kumat” lagi, agar DNA virus tidak “pergi” dari dalam sel
bakteri. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa virus dapat “dititipi” gen
manusia atau gen organisme lain untuk dimasukkan kedalam sel bakteri
sehingga sel bakteri tersebut membawa sifat gen yang dititipkan tersebut.
b. Melemahkan Bakteri
Contoh lain tentang virus yang menguntungkan adalah virus yang
menyerang bakteri pathogen. Jika DNA virus lisogenik masuk kedalam DNA
bakteri pathogen, maka bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya. Misalnya
bakteri penyakit difteri dan bakteri penyebab demam scarlet yang berbahaya
akan berubah sifat menjadi tidak bebahaya jika didalam DNA-nya
tersambung oleh profag.
c. Memproduksi Vaksin
Selain itu, beberapa virus digunakan untuk memproduksi vaksin.
Vaksin adalah pathogen yang telah dilemahkan sehingga jika menyerang
manusia, tidak berbahaya lagi. Karena diberi vaksin, tubuh manusia akan
memproduksi antibody. Kelak jika pathogen yang sesungguhnya menyerang,
tubuh telah kebal Karena berhasil memproduksi antibody bagi pathogen
tersebut.
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam produksi vaksin, antara lain :

 Inaktivasi vaksin dengan menggunakan formalin (vaksin tifoid dan


polio).

 Menggunakan bagian tertentu dari antigen mikroorganisme penyebab
penyakit untuk memicu respon imun.

30
Mikrobiologi Industri (Virus)
 Melemahkan mikroorganisme hidup dengan merekayasa kondisi
pertumbuhannya.

 Vaksin yang dibuat daru racun (toksin) yang sering disebut toksoid.

 Menggunakan organisme yang hampir sama dengan virulen tetapi
tidak menimbulkan gejala serius.
d. Berperan dalam bioteknologi
Contoh Baculovirus dapat digunakan sebagai pestisida biologis
untuk membunuh serangga pada tanaman budidaya.

e. Teknik rekayasa genetika


Teknik rekayasa genetika dilakukan dengan memanfaatkan gen dari
mikroorganisme penyebab penyakit agar dapat menghasilkan antigen.
Beberapa pakar biologi terutama yang berkecimpung dalam bidang
rekayasa genetika justru banyak terbantu dengan keberadaan virus ini.
Berikut adalah beberapa manfaat dari penciptaan virus ini :

 Virus dapat digunakan untuk memproduksi interveron yaitu sejenis


senyawa yang dimanfaatkan untuk mencegah replikasi virus di dalam
sel induk.

 Virus juga dimanfaatkan untuk pembuatan vaksin berbagai jenis
mikroba penyebab penyakit bagi manusia seperti: vaksin sabin dan
salk untuk mencegah penyakit polio vaksin pasteur untuk mencegah
penyakit rabies.

 Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai antibakterial karena dapat
menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu pada produk-produk
makanan yang diawetkan.

 Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan insulin.
Sebagai contoh virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama
dengan gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehingga
bakteri tersebut dapat berkembangbiak dengan cepat dan sekaligus
memproduksi insulin atau zat lain.

31
Mikrobiologi Industri (Virus)
 Beberapa virus dapat dimanfaatkan untuk re-kombinasi genetika.
Melalui terapi gen, gen penyebab inveksi yang terdapat di dalam virus
dapat diubah menjadi gen baik (gen Penyembuh).

 Virus bermanfaat sebagai antibodi pada serum darah sebagaimana
sekresi pada membran mukosa yang membantu tubuh menghancurkan
unsur-unsur asing seperti virus (virus melawan virus).

 Virus berguna sebagai sebagai model sistem untuk mempelajari
peristiwa-peristiwa yang mengendalikan informasi genetik, karena
virus sebenarnya adalah potongan-potongan informasi genetik yang
berbeda dengan informasi genetik sel.

2. Virus yang merugikan
a. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus
1) Mosaik, penyakit yang menyebabkan warna kuning pada daun
tumbuhan seperti tembakau, kacang, kedelai, tomat, kentang, dan
beberapa jenis labu.
2) Yellows, penyakit yang menyerang tumbuhan aster
3) Daun mengggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan lobak yang
diserang virus TYMV. Tumbuhan Tembakau Yang Terkena Virus
(TMV)Tembakau Mosaik Virus

b. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus


Jenis virus yang menyebabkan penyakit pada hewan, antara lain
sebagai berikut:
1) Polyoma, penyebab tumor pada hewan
2) Adenovirus, penyebab tumor pada hewan tersebutRhabdovirus,
penyebab rabies

c. Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus


1) HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu
retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T).
Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN.

32
Mikrobiologi Industri (Virus)
Virus tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase
balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan)
menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN). Selanjutnya, cADN
bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang.
Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN
virus ikut mengalami replikasi.
2) Virus Herpes: Menyerang virus manusia menyebabkan gatal.
3) Virus Infuenza : Siklus replikasi virus influenza hampir same
dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus
influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang
kemudian mengalami replikasi menjadi mARN
4) Paramyxovirus Paramyxovirus: semacam virus ARN yang
selanjutnya mengalami replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus
merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.
5) Virus Hepatitis: penyebab hepatitis (radang hati), yang paling
berbahaya adalah virus Hepatitis B.
6) Virus Rabies: Penyakit anjing gila dapat dicegah dengan vaksin
rabies.
7) Virus Polio: Disebabkan oleh enterovirus, menyerang banyak anak-
anak. menyerang sel saraf otak pada balita sehingga menyebabkan
kelumpuhan. Vaksinnya disebut vaksin salk atau vaksin polio.
8) Virus Variola dan Varicella: penyebab cacar api dan cacar air
9) Demam berdarah: disebabkan virus dangue melalui gigitan
nyamuk Aides aegypti.

Berikut adalah tabel beberapa virus penyebab penyakit yang menyerang


manusia, hewan dan tumbuhan.

Tabel 2.2 Beberapa virus penyebab penyakit yang menyerang


manusia, hewan dan tumbuhan.
No. Nama Penyakit Penyebab BagianTubuhyang
Dipengaruhi

33
Mikrobiologi Industri (Virus)
1 Influenza Myxovirus A Melalui saluran respirasi;
(virus ARN),ada epithelium dalam dari
tiga tipe;A,B dan trakea dan bronki
C
2 Demam Sejumlah besar Melalui saluran respirasi;
virus,terutama biasanya hanya saluran
Rhinovirus (virus sebelah atas
ARN)
3 Cacar Virus Variola Melalui saluran respirasi
(virus ADN) kemudian virus
4 Gondong Paramyxovirus A Melalui saluran respirasi,
(virus ARN) kemudian infeksi
menyeluruh di tubuh
melalui darah, terutama
kelenjar ludah; juga testis
pria dewasa
5 Campak Jerman Virus Rubella Melalui saluran respirasi;
(Rubella) kelenjar limfa di leher,
mata dan kulit
6 Poliomyelitis Virus Polio (virus Faring usus halus,
ARN) kemudian darah,
neuromotorik di
vertebrae/tulang punggung
7 Campak Paramyxovirus A Melalui saluran respirasi
(virus ARN) (dari mulut ke bronki)
menyebar ke kulit dan usus
halus
8 Hepatitis Virus hepatitis Hati, hingga pengerasan
(virus ARN). (sirosis) hingga kanker hati.
Sekarang dikenal
tipe-tipe Hepatitis;
A,B,C,D,E

34
Mikrobiologi Industri (Virus)
9 Demam kuning Arbovirus Pembuluh darah sebelah
(virusARN) dalam dan hati, sehingga
empedu beredar ke seluruh
tubuh dan kulit hingga bola
mata penderita berwarna
kuning.Biasanya ditularkan
oleh hewan Arthropoda

10 Cacar Air Virus Varicella Kulit; titik merah dan gatal,


(virus ADN) F dan melepuh, kering dan
G menghasilkan kerak
(krusta) di kulit
11 AIDS (Acquired HIV (human Sel T pada sel darah putih,
Immune Deficiency immunodeficiency yang bertanggung jawab
Syndrome) virus) (virus terhadap respon kebal
ARN).Tipe HIV-1
dan Tipe HIV-2.
12 Ebola Virus Ebola Menyerang organ-organ
tertentu sehingga
menyebabkan demam
hebat, muntah cairan
empedu dan darah, berak
darah bahkan pendarahan
di mata dan hidung serta
batuk-batuk darah.Mereka
mengalami pendarahan dari
dalam
13 SARS (Severe Acute Disebabkan virus Virus ini menyerang
Respiratocy yang diduga dari pernafasan
Syndrome) mutasi virus
corona

35
Mikrobiologi Industri (Virus)
14 Herpes Virus dari famili Kulit, mata, mulut dan alat
Herpesviridae kelamin
(virus ADN)
15 Penyakit Kuku dan Virus dari famili Kaki dan mulut hewan
Mulut (Foot Picornaviridae ternak seperti sapi,
and Mouth Disease) kambing, kerbau dan kuda
16 Tetelo NCDV (New Virus ini menyerang hewan
Castle Disease unggas, seperti ayam dan
Virus) itik (terutama ayam).
Penyakit ini telah
ditemukan vaksinasinya
yaitu ND
17 Penyakit Kanker pada RSV (Rous
Ayam Sarcoma Virus)
18 Rabies Virus Rabies Virus ini dapat meyerang
semua hewan berdarah
panas; kucing, anjing, kera,
monyet, dll. Menyerang
sistem saraf pusat yang
dapat menyebabakan
penderita mengigau dan
tertawa tanpa sebab bahkan
koma
19 Penyakit Degenerasi CVPD (Citrus Pembuluh tapis pada
Pembuluh Tapis Vein Phloem tanaman jeruk
pada Jeruk Degeneration)
20 Mosaik TMV (Tobacco Menyerang tanaman
Mosaic Virus) tembakau
21 Tungro Virus Tungro Menyerang tanaman padi

36
Mikrobiologi Industri (Virus)
J. Pencegahan Dan Pengobatan

Karena virus menggunakan jalur metabolik vital dalam sel inang untuk
meniru, mereka sulit untuk menghilangkan tanpa menggunakan obat yang
menimbulkan efek toksik untuk host sel pada umumnya. Pendekatan medis yang
paling efektif untuk penyakit virus vaksinasi pencegahan untuk memberikan
kekebalan terhadap infeksi, dan obat antivirus yang selektif mengganggu replikasi
virus.

1. Vaksin
Vaksinasi adalah cara yang murah dan efektif untuk mencegah
infeksi oleh virus. Vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus
jauh sebelum penemuan virus yang sebenarnya. Penggunaan mereka telah
menghasilkan penurunan dramatis dalam morbiditas (penyakit) dan
mortalitas (kematian) yang berhubungan dengan infeksi virus seperti polio,
campak, gondok dan rubela. Infeksi cacar telah diberantas. Vaksin yang
tersedia untuk mencegah infeksi virus selama tiga belas manusia, dan lebih
banyak digunakan untuk mencegah infeksi virus hewan. Vaksin dapat
terdiri dari virus hidup yang dilemahkan atau dibunuh, atau protein virus
(antigen). Vaksin hidup berisi bentuk lemah dari virus yang menyebabkan
penyakit. Virus seperti ini disebut dilemahkan. Vaksin hidup dapat
berbahaya apabila diberikan pada orang dengan kekebalan lemah, (yang
digambarkan sebagai immunocompromised), karena dalam orang-orang
ini, virus yang lemah dapat menyebabkan penyakit asli. Bioteknologi dan
teknik rekayasa genetik yang digunakan untuk memproduksi vaksin
subunit. Vaksin ini hanya menggunakan protein kapsid virus. Vaksin
hepatitis B adalah contoh dari jenis vaksin. Vaksin subunit yang aman
untuk pasien immunocompromised karena mereka tidak dapat
menyebabkan penyakit. Virus vaksin demam kuning, strain hidup yang
dilemahkan disebut 17D, mungkin vaksin yang paling aman dan paling
efektif yang pernah dihasilkan.

37
Mikrobiologi Industri (Virus)
2. Obat antivirus
Selama dua puluh tahun terakhir, pengembangan obat antivirus
telah meningkat pesat. Ini telah didorong oleh pandemi AIDS. Obat
antivirus analog nukleosida sering, (blok bangunan DNA palsu), yang
dimasukkan ke dalam genom virus mereka selama replikasi. Siklus hidup
virus tersebut kemudian dihentikan karena DNA yang baru disintesis tidak
aktif. Hal ini karena kurangnya analog gugus hidroksil, yang, bersama
dengan atom fosfor, link bersama untuk membentuk "tulang punggung"
yang kuat dari molekul DNA. Hal ini disebut DNA pemutusan rantai.
Contoh analog nukleosida yang asiklovir untuk herpes simpleks infeksi
virus dan lamivudine untuk HIV dan Hepatitis B infeksi virus. Asiklovir
adalah salah satu obat antivirus tertua dan paling sering diresepkan.
Obat antivirus lain dalam tahap menargetkan penggunaan yang
berbeda dari siklus hidup virus. HIV adalah tergantung pada enzim
proteolitik yang disebut protease HIV-1 untuk itu untuk menjadi
sepenuhnya menular. Ada kelas besar obat yang disebut inhibitor protease
yang menonaktifkan enzim ini. Hepatitis C disebabkan oleh virus RNA.
Dalam 80% dari orang yang terinfeksi, penyakit ini kronis, dan tanpa
pengobatan, mereka terinfeksi selama sisa hidup mereka. Namun, sekarang
ada pengobatan yang efektif yang menggunakan analog nukleosida obat
ribavirin dikombinasikan dengan interferon. Pengobatan kurir kronis dari
virus hepatitis B dengan menggunakan strategi yang sama menggunakan
lamivudine telah dikembangkan.

38
Mikrobiologi Industri (Virus)
BAB III

SIMPULAN

Adapun simpulan dari makalah ini adalah :


1. Virus adalah parasit yang dapat hidup pada sel makhluk hidup yang
diinvasinya. Virus berkembang biak dalam sel makhluk hidup. Seperti
bakteri, manusia, hewan dan tumbuhan. Virus dapat diindentifikasi dari
ciri-ciri yang dimilikinya. Ciri-ciri virus dapat diketahui dengan melihat
struktur penyusunnya.
2. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu macam
asam nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit
(selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor
3. Di dalam proses reproduksi, virus memerlukan lingkungan sel hidup (di
dalam jaringan tubuh) sehingga virus memerlukan organisme lain sebagai
inang atau hospesnya. Proses reproduksi virus disebut replikasi
(penggandaan diri tubuh virus). Proses replikasi virus semenjak menempel
pada sel inang sampai terbentuknya virus yang baru melibatkan siklus litik
dan siklus lisogenik.
4. Jenis virus yang diketahui jumlahnya banyak. Meskipun ada beberapa
virus yang menguntungkan, akan tetapi pada umumnya bersifat
merugikan. Virus bersifat merugikan karena dapat menimbulkan penyakit,
baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.

39
Mikrobiologi Industri (Virus)
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014

Subardi, Nuryani, dkk. 2009. Biologi 1 Untuk Kelas X SMA / MA. Jakarta: CV.
Usaha Makmur.

Sulistyorini,Ari. 2009. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah.


Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Winatasasmita, Djamhur, Sukarno. 1993. Biologi I. Jakarta: Depdikbud

Yayasan Studi Kurikulum Biologi. 1981. Biologi Umum 3. Jakarta: PT Gramedia

40
Mikrobiologi Industri (Virus)

Anda mungkin juga menyukai