Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makalah ini saya tujukan khususnya diperuntukan untuk memenuhi tugas saya
sebagai mahasiswa UNPAB Medan, dan diperuntukan sebagai salah satu bacaan yang
mengenalkan tentang 7 NDY (Nilai Dasar Yayasan) kepada masyarakat Panca Budi umunya.

Nilai-nilai dasar yang berisi tentang kebaikan-kebaikan untuk berkehidupan dengan


benar, sehingga bilamana setiap kita mengamalkannya dalam berkehidupan, maka akan
terpenuhilah hakikat tugas setiap kita, sebagai khalifah di bumi Tuhan yang Maha Asih dan
Maha Penyayang, yang menjadi faktor tercurahnya rahmat Tuhan, sehingga akan menjadi
pribadi yang unggul, pribadi pemenang disetiap sektor kehidupan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain :

a. Apa pengertian setiap nilai pada 7 NDY (7 Nilai Dasar Yayasan)


Panca Budi Medan.

b. Wujud tercapainya setiap nilai pada 7 NDY (7 Nilai Dasar Yayasan)


Panca Budi Medan.

c. Bagaimana cara mengamalkan 7 NDY (7 Nilai Dasar Yayasan)


Panca Budi Medan.

1.3. TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut

 Untuk mengetahui apa itu 7 NDY (7 Nilai Dasar Yayasan) Panca Budi Medan.
 Untuk mengetahui makna setiap nilai 7 NDY (7 Nilai Dasar Yayasan)
Panca Budi Medan.
 Untuk diamalkan sebagai landasan berprilaku.

1
BAB II

1. Menjaga Kemurnian Akidah dan melaksanakan Syariat (Salat,


Dzikir dll).

 Menjaga Kemurnian Akidah


Akidah secara etimologi berarti ikatan, kepercayaan atau keyakinan. Sementara menurut
terminologi atau istilah, aqidah berarti iman yang teguh dan pasti , dan tidak ada
keraguan sedikitpun.

Menjaga Kemurnian Akidah Islam berarti mengimani sepenuhnya Al-Qur’an dan


Hadist Rosulullah Saw sebagai landasan berkehidupan. Memurnikan keyakinan
bahwa ALLAH adalah Dzat yang ESA sebagai sumber dari kehidupan, sebagai
Penguasa Langit dan Bumi, sehingga dengan demikian kita merasa diawasi Allah
disetiap hembusan nafas, disetiap gerak-gerik kita, disetiap aktifitas kita sehari-hari
, dan dengan rasa itu setiap kita akan berhati-hati dalam bertindak, setiap kita akan selalu
berprasangka baik, sebab kita akan beranggapan bahwa yang diberikanNya adalah
kebaikan, dan tidaklah terjadi kejadian tidak lain karena atas izinNya.

 Melaksanakan Syariat (Salat, Zikir dll)

Syariat berasal dari kata syara yang artinya jalan, maksudnya adalah jalan yang di lalui
manusia untuk menuju ALLAH.

Meurut KBBI syariat adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia,
hubungan manusia dengan ALLAH SWT, hubungan manusia dengan manusia dan alam
sekitar berdasarkan Alquran dan hadis.

Bentuk syariat adalah Ibadah dan ilmunya disebut dengan fiqh, dengan demikian dapat
kita artikan bahwa, melaksanakan Syariat adalah Cara melaksankan ibadah baik itu
Salat, Dzikr dll dengan aturan atau hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist Rosulullah SAW.

Salat dan Zikir

Salat dan Zikir adalah salah satu bentuk ibadah atau bisa diartikan salah satu cara
berhubungan antara hamba dan Rabbnya. Salat sendiri menurut bahasa adalah doa, dan
menurut istilah syara’ ialah ibadah yang dilakukan dengan syarat dan rukun yang dimulai
dengan Takbir dan disudahi dengan salam.

Zikir secara etimologi berakar dari kata dzakara yang berarti mengingat atau menyebut,
sedangkan secara istilah Zikir adalah menyebut nama asma ALLAH sambil
mengagungkan dan mensucikanNya.

2
Didalam melaksanakan ibadah, Zikir memiliki peran penting, misalnya seseorang berdiri
untuk Salat, yang ia ingat hanya kesibukan dunia dan tidak mengingat ALLAH (Zikir) di
dalam Salatnya, dan Salatnya tidak menjadi ketenangan baginya karena ia beranggapan
bahwa Salat adalah kewajiban yang harus dituntaskan, hal-hasil Salatnya tidak menahan
ia dari berbuat perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya orang yang Salat dengan Zikir
didalamnya, maka ia akan merasa diawasi ALLAH, sehingga setiap untaian bacaan
seolah-olah sedang berhadapan langsung dengan ALLAH, hal hasil hati akan tenang ,
ketika hati tenang fikiran akan menjadi baik, dan ketika fikiran baik kita lebih mudah
mengontrol prilaku kita agar sesuai seperti yang diperintahkanNya.

Menjaga Kemurnian Akidah dan melaksanakan Syariat (Salat, Dzikir dll) berada di
point pertama dalam 7NDY Panca Budi yang dapat diartikan sebagai Pondasi, yang
bilamana dianalogikan, Pondasi ( Nilai Ke 1 pada 7 NDY) yang Benar dan Kokoh akan
membuat bangunan itu berdiri tegak yang membuat penghuninya merasa nyaman
dan membuat penghuninya merasa aman, dengan kata lain tercapainya point pertama
dengan baik dan benar, maka akan memberikan nilai-nilai secara langsung bagi
pelakunya sebagai wujud pencapaian nilai tersebut.

2. Bersyukur, bersuka cita dan tidak mengeluh.


Bersyukur adalah berterima kasih atas apapun yang ALLAH berikan kepada kita dan
berasumsi bahwa inilah yang terbaik.

Dengan kata lain juga bisa diartikan bahwa bersyukur adalah “Berpikir Baik” , hanya
dengan berpikir baik dan menempatkan rasa ditempat yang paling baik ditempat yang
paling di untungkan, atas segala kejadian maka akan timbulah rasa kamanan, rasa
kenyamanan, tidak ada rasa takut dan tidak ada rasa sedih pada saat itulah kita dapat
dikategorikan sebagai hambaNya yang bersyukur.

Setelah memandang segala sesuatu dari sudut pandang kebaikan, maka yang akan kita
rasakan tidak lain yang ada hanya kebaikan dan dari itulah muncul keadaan yang bisa
disebut suka cita,bersuka cita adalah keadaan dimana kita selalu berbahagia, selalu
berceria denga wujud murah senyum, pemaaf, bersemangat dll.

Seterusnya, setelah nilai syukur melekat di dalam hati sanubari kita, dan tercermin dengan
keadaan bersuka cita , yang berimbas pada prilaku tidak mengeluh karena kita sadari
bahwa yang ku alami tiada lain atas izin ALLAH, dan tiada lain hanya kebaikan
yang ALLAH berikan, sehingga setiap kita akan menjadikan problema sebagai
acuan, sebagai ujian untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi atau kehidupan yang
lebih baik.

Dengan demikian wujud keberhasilan pengamalan Nilai ke 2 dari 7NDY maka akan
terbentuklah pribadi yang balas budi yang banyak atas pemberian yang sedikit
Contoh : “Bilamana ia adalah seseorang hamba sahaya, maka jika dengan upah yang kecil
dia tetap bekerja keras dan maksimal (Itqan) untuk majikannya, dengan suka cita.”

3
3. Rendah Hati, sederhana, jujur dan apa adanya, memaafkan dan
tidak marah.
 Rendah hati adalah keadaan dimana kita tidak merasa lebih baik dari orang lain,
sehingga ketika kita merasa tidak lebih baik dari orang lain, kita akan bersederhana
dalam berkehidupan.

 Sederhana itu sendiri adalah tidak berlebih-lebihan dalam perbuatan atau bisa
disebut berbuat sesuai kadar kemampuan. Orang yang sederhana itu tidak lain adalah
cerminan dari kerendahan hati, sehingga dengan itu maka tidak ada rasa ingin dipuji,
tidak ada rasa ingin di akui, dan hal itu membuat setiap kita akan berbuat seadanya,
setulusnya, tanpa kepura-puraan agar terlihat baik, keadaan inilah yang disebut Jujur
apa adanya.

 Memaafkan adalah memberi kesempatan untuk merubah kesalahan yang tidak lain
adalah cerminan dari kerendahan hati, karena merasa tidak lebih baik dari orang yang
berbuat kesalahan, dengan itu hati akan selalu menerima kesempatan orang lain
untuk memperbaiki. Dan ketika hati tidak merasa lebih baik dari orang lain, maka hati
tidak akan kuasa untuk melampiasakan kemarahan. Sehingga kita mampu untuk menahan
amarah, bahkan kita mampu untuk tidak marah.

Dengan demikian Kerendahan hati dapat diartikan sebagai sumber dari nilai kebaikan,
sehingga orang yang rendah hati, akan senantiasa bersederhana, memaafkan, jujur dan apa
adanya dalam berkehidupan.

4. Berpikir positif, berprasangka baik dan tidak bergunjing.

 Berpikir Positif adalah cara memandang segala sesautu dari sudut pandang
kebaikan (positif).

 Berprasangka baik adalah anggapan baik yang diputuskan dari sesuatu yang
diterima dari pemikiran yang baik.

 Tidak bergunjing ialah tidak menceritakan keburukan orang lain baik secara
terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Sehingga wujud keberhasilan pengamal Nilai ke-4 dari 7NDY adalah


Kepribadian yang sulit melihat keburukan dan kejelekan orang lain sehingga mustahil
baginya untuk menceritakan keburukan orang lain (gunjing).

4
5. Berbuat baik, mengubah dan menjadi inspirasi.

Berbuat baik adalah perbuatan yang memiliki faedah atau nilai manfaat untuk
kebaikan, baik untuk diri sendiri orang lain ataupun sekitar.
Mengubah berarti menjadikan lain dari semula, seperti membersihkan halaman
yang kotor, mencuci piring dan gelas setelah makan dan minum, dan inilah kebaikan
yang mengubah, menjadikan piring dan gelas yang kotor menjadi bersih dengan
cara mencucinya, kemudian kebiasaan ini saya lakukan terus menerus se-sampai
saya berkeluarga sehingga isteri saya mengikuti kebiasaan saya, dan akhirnya anak-
anak sayapun mengikuti kebiasaan mencuci piring dan gelas bekas makan sendiri.
Membuat orang bergerak mengikuti amalan kebaikan yang konsisten kita lakukan
secara terus-menerus itulah inspirasi.

6. Berempati dan memberikan Solusi, bukan mengkritik atau mencela.

Berempati adalah merasakan apa yang orang lain rasakan, situasi ini bisa
didapatkan dengan cara bersumsi jikalau aku adalah dia, dengan begitu kita akan
meminimalisir seminim mungkin untuk menyalahkan orang lain, berfikir sebagai
dia untuk menganalisa permasalahan utuk pencapaian jalan keluar, Dan seketika
kita berada pada keadaan jikalau aku dia, kita sendiri akan menyadari bahwa yang
dibutuhkan hanyalah solusi, bukan celaan ataupun kritik, sebab tiada lain dari celaan
adalah untuk menjatuhkan, sedangkan kritik diperadakan untuk sebagai pengingat,
sebagai rambu-rambu dalam berkeputusan.

7. Patuh kepada pimpinan dan menaati peraturan

Patuh kepada pimpinan adalah Sikap penyerahan diri untuk sedia dipimpin serta
mematuhi instruksi pimpinan dalam mencapai tujuan yang tidak bertentangan dengan
Ridho Allah SWT.
Menaati peraturan dapat diartikan berpegang teguh pada peraturan yang ada, yang
tidak bertentangan dengan turunnya Ridho ALLAH.

Dengan demikian wujud dari keberhasilan pengamalan Nilai ke 7 dari 7NDY


adalah,pribadi yang menaati rambu-rambu lintas, menaati peraturan-peraturan yang
ada dikehidupan.

BAB III
3.1 Kesimpulan

Nilai dasar adalah Landasan untuk bernilai dengan kata lain nilai-nilai pedoman
untuk berprilaku, 7NDY berisi tentang 7 dasar nilai-nilai untuk berprilaku,

Poin ke-1 = Keyakinan dan Cara Penyembahan (Kegiatan Spritual)


Poin ke-2 = Akhlak
Poin ke-3 = Akhlak
Poin ke-4 = Akhlak
Poin ke-5 = Akhlak

5
Poin ke-6 = Akhlak
Poin ke-7 = Akhlak
Poin ke-1 berisi tentang keyakinan yang “BENAR” terhadap TUHAN yang Maha Esa
yang di teruskan dengan dengan cara penyembahan berdasarkan ilmu, aturan atau
hukum yang benar, sehingga melunakan hati memberikan kesadaran akan nilai-nilai
kehidupan yang diwujudkan melaui nilai ke 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.

“Kegiatan spiritual yang benar melunakan hati, memunculkan nilai-nilai luhur


kebaikan yang disebarkan ke-penjuru arah, baik kepada manusia, kepada
makhluk, bahkan kepada benda yang tidak bernyawa”
Indra Lesmana

3.2 Saran

Untuk membangun bangsa yang makmur dan sejahtera, landasan utamanya adalah
soft skill dan soft skill itu sendiri adalah akhlak atau kepribadian, yang bila mana
setiap pribadi berkarakter seperti yang ada di 7NDY, maka outcome kebahagiaan
yang merata.
Untuk itu marilah kita sama-sama ber 7NDY khususnya untuk memperoleh Ridho
ALLAH SWT sehingga dapat merasakan kesejatiannya kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

https://kbbi.web.id/

Anda mungkin juga menyukai