Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

Daftar Isi.................................................................................................................................1
Skenario..................................................................................................................................2
Kata Sulit................................................................................................................................3
Pertanyaan..............................................................................................................................4
Jawaban..................................................................................................................................4
Hipotesis.................................................................................................................................5
Sasaran Belajar.......................................................................................................................6
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
1.1 Makroskopik
1.2 Mikroskopik
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
1.1 Regulasi Hormonal terhadap Siklus Menstruasi
1.2 Patofisiologi Gangguan Menstruasi
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Biokimia Hormon Sistem Reproduksi Wanita
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan terhadap Gangguan Haid
LO 5. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan terhadap Gangguan Haid
LO 6. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Istihadhah dan Haid
serta Cara Mensucikan Diri untuk Beribadah
Daftar Pustaka........................................................................................................................34

1
SKENARIO 3
MENSTRUASI TIDAK TERATUR
Seorang wanita, 20 tahun, mahasiswi Universitas YARSI, datang ke Poliklinik RS dengan
keluhan haid tidak teratur yaitu sejak 6 buln yang lalu. Setiap haid lamanya 2 – 3 minggu.
Dua hari ini, haid banyak sekali (5 x ganti pembalut sehari). Pasien mendapatkn haid yang
pertama sejak usia 12 tahun, teratur tiap bulan.

Pemeriksaan fisik didapatkan :


Keadaan umum : tampak pucat
Kesadaran : komposmentis
TD : 110/80
Nadi : 80 x/menit
Jantung dan paru : dalam batas normal

Pemeriksaan luar ginekologi :


Abdomen :
Inspeksi : perut tampak mendatar
Palpasi : lemas, fundus uteri tidak teraba di atas simfisis
Aukskultasi : bising usus normal
Vulva/vagina : fluksus (+)

Pemeriksaan penunjang:
USG Ginekologi : uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium kanan dan kiri normal.
Tidak tampak massa pada adneksa kanan dan kiri.
Lab darah rutin : Hb 10 g/dl, trombosit 300.000 /uL. Lain – lain normal

Berdasarkan pemeriksaan di atas, dokter menduga kelainan haid disebabbkan oleh


ketidakseimbangan hormonal.
Pasien juga bingung apakah keluhan ini karena haid atau istihadhah sehingga ragu dalam
melaksakan hukum Islam.

2
KATA SULIT
1. Istihadhah : darah penyakit
2. Fluksus : keluarnya cairan abnormal pada vagina
3. Adneksa : jaringan yang di sekitar uterus termasuk tuba & ovarium
4. Ginekologi : ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita
5. Menstruasi : luruhnya dinding endometrium karena tidak ada fertilisasi
6. Fundus uterus : bagian proksimal dari uterus

3
PERTANYAAN
1. Apa bedanya haid dengan istihadhah?
2. Mengapa pasien tampak pucat?
3. Faktor apa yang mempengaruhi haid tidak teratur?
4. Berapa lama siklus haid yang normal?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk ketidakseimbangan hormonal?
6. Apa saja hormon yang terlibat dalam siklus menstruasi?
7. Apakah ada hubungan antara usia dengan keluhan pasien?
8. Mengapa fundus uteri tidak teraba di atas syimphisis?
9. Bagaimana penatalaksaan pada pasien tsb?
JAWABAN
1. Pandangan fikih,
Haid: mulai 24 jam pertama sampai masuk 15 hari dan warna darah yang keluar
merah gelap
Istihadhah: > 15 hari, warna darah yang keluar berwarna merah segar
2. Karena pasien terus menerus mengeluarkan darah
3. Stress, makanan, hormon, obat-obatan
4. 21-35 hari : siklus menstruasi
3-7 hari : lama haid normal
5. Pemeriksan ginekologi, USG, pemeriksaan kadar besi
6. FSH, LH, esterogen, progesteron, GnRH
7. Ada karena usia 20 th merupakan usia subur yang seharusnya memiliki haid yang
teratur
8. Karena tidak ada massa dan tidak terjadi kehamilan
9. Terapi hormonal dan/atau transfusi darah tergantung indikasi

4
HIPOTESIS
Stress, makanan, hormonal serta obat-obatan dapat mempengaruhi siklus menstruasi
yang terjadi pada sistem reproduksi wanita. Siklus ini sangat dipengaruhi oleh regulasi
hormonal yang dapat didiagnosis melalui pemeriksaan ginekologi, USG, pemeriksaan kadar
besi. Penatalaksanaan terhadap gangguan haid diantaranya terapi hormonal dan/atau transfusi
darah tergantung indikasi. Dalam pelaksanaan ibadah jika darah yang keluar melebihi 15 hari,
maka itu merupakan istihadhah & pasien diwajibkan untuk tetap melaksanakan ibadah.

5
SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


1.3 Makroskopik
1.4 Mikroskopik
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
2.1 Regulasi Hormonal terhadap Siklus Menstruasi
2.2 Patofisiologi Gangguan Menstruasi
3. Memahami dan Menjelaskan Biokimia Hormon Sistem Reproduksi Wanita
4. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan terhadap Gangguan Haid
5. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan terhadap Gangguan Haid
6. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Istihadhah dan Haid serta Cara
Mensucikan Diri untuk Beribadah

6
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
1.1 Makroskopik

1. Bagian eksterna (bagian luar)


a. Mons Veneris
Mons Veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang
menutupi bagian depan simpisis pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons veneris akan di
tumbuhi oleh rambut kemaluan (pubes).

b. Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke
bawah dan belakang. Yaitu dua lipatan kulit yang tebal membentuk sisi vulva dan terdiri dari
kulit, lemak, pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. Labia mayora sinistra dan dextra
bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perinium, yang disebut
commisura posterior (frenulum), dan panjangnya kira-kira 7, 5 cm.
Labia Mayora terdiri daridua permukaan :
1. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut.
2. Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea.

c. Labia Minora
Labia minora merupakan lipatan sebelah medial dari labia mayora dan merupakan lipatan
kecil dari kulit diantara bagian superior labia mayora. Sedangkan labianya mengandung
jaringan erektil. Dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti.

d. Klitoris
Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil, kira-kira sebesar kacang hijau sampe cabe
rawit ditutupi oleh frenulum klitoris. Banyak mengandung urat-urat syaraf sensoris yang
dibentuk oleh suatu ligamentum yang bersifat menahan ke depan simpisis pubis dan pembuluh
darah.

e. Hymen (selaput Dara)

7
Hymen adalah diafragma dari membrane yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus
vagina, di tengahnya terdapat lubang dan melalui lubang tersebut kotoran menstruasi dapat
mengalir keluar. Biasanya hymen berlubang sebesar jari, letaknya di bagian mulut vagina
memisahkan genitalia eksterna dan interna.

Annular hymen : selaput melingkari lubang vagina.


Septate hymen : selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
Cibriform hymen : selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil
clan jumlahnya lebih banyak.
Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja
lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara.

f. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateralnya dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina
uretra dan terdapat juga 4 lubang kecil yaitu: 2 muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat
disamping dan agak kebelakang dari introitut vagina, 2 muara dari kelenjar skene disamping
dan agak dorsal dari uretra.

g. Introitus vagina : Pintu masuk ke vagina

i. Lubang Kemih (orifisium uretra eksterna)


Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris. Disekitar lubang kemih bagian
kiri dan kanan didapat lubang kelenjar skene.
J. Perineum : terletak diantara vulva dan anus

Organ Genitalia Interna


1. Vagina
Vagina (dari bahasa Latin yang makna literalnya “pelindung” atau “selongsong”) adalah
saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh. Vagina
merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan
batas antara uretra dengan anus sangat dekat. pH vagina normal yaitu 3-3,5.

8
Vagina terbentuk dari suatu jaringan musculo-membranosa yang menghubungkan
vulva dengan uterus. Letaknya yaitu diantara rectum dan vesica urinaria. Panjang dinding
depan vagina lebih pendek daripada dinding belakangnya. Dinding depan vagina kira-kira
sepanjang 9 cm sedangkan dinding belakangnya sepanjang 11 cm. Ruggae dapat ditemukan di
sepanjang dinding vagina terutama bagian bawah. Namun, setelah seorang wanita melahirkan,
ruggae-ruggae ini akan menghilang sehingga permukaan dinding vagina menjadi licin.
Ada bagian dari uterus yang masuk ke dalam vagina, yaitu cervix uterus (portio). Portio
ini membagi vagina menjadi 4 bagian (fornix): fornix anterior, fornix posterior, fornix lateral
sinistra, fornix lateral dextra. Vagina merupakan saluran yang berfungsi sebagai saluran
menstruasi, coitus dan sebagai jalan lahir.

2. Uterus
Karena uterus dan vagina merupakan satu kesatuan, maka letaknya pun sama. Sama halnya
seperti vagina, uterus juga terletak diantara vesica urinaria dan rectum. Terdapat ruangan-
ruangan yang membatasi uterus dengan organ di depan dan di belakangnya yaitu:

9
a. Spatium rectouterina (Cavum Douglasii), yaitu suatu ruangan yang memisahkan
uterus dengan rectum. Bila terjadi perdarahan ekstraperitonial, darah akan benyak
tertampung di ruangan ini.
b. Spatium Vesicouterina, yaitu suatu ruangan yang membatasi uterus dengan vesica
urinaria.

Permukaan uterus bagian posterior hampir seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan untuk
bagian posterior, hanya pada bagian atas saja. Uterus terdiri dari dua bagian yaitu:
 Cervix uteri: terbagi menjadi pars vaginalis (masuk ke dalam vagina) dan pars
supravaginalis
 Corpus Uteri: Terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan paling luar serosa yang melekat
dengan ligamentum latum (perimetrium), lapisan muscular polos yang berada di
tengah (myometrium), dan lapisan paling dalam (endometrium). Ada bagian
menyempit yang membatasi corpus dengan cervix yaitu Isthmus.
Posisi uterus normalnya mendatar dengan flexi kearah anterior dan fundus uterus terletak di
atas vesica urinaria

3. Tuba Uterina (Salphinx)


Tuba uterine merupakan sepasang saluran muscular yang menghubungkan ovarium ke
uterus. Panjangnya sekitar 10 cm dan membuka ke ostium abdominale.Tuba uterine dibagi
menjadi 3 bagian yaitu:
a. Isthmus: Bagian tuba uterine yang terdekat dengan uterus dan merupakan bagian
yang menyempit
b. Ampulla: Bagian tuba uterina yang terletak ditengah, diantara bagian isthmus dan
infundibulum. Bagian ini merupakan bagian yang mulai melebar.
c. Infundibulum: Bangunan yang berbentuk seperti corong dan merupakan bagian
yang terdekat dengan ovarium. Infundibulum akan berlanjut menjadi fimbriae.
Permulaan tuba uterine ini terdapat di dalam uterus yang disebut dengan tuba uterine
pars uterus.

4. Ovarium
Ovarium merupakan organ penghasil sel telur pada wanita yang terletak di pelvis minor
dengan jumlah sepasang. Berbentuk bulat agak memanjang dan sedikit pipih seperti buah
almond. Terdiri dari dua lapisan yaitu korteks dan medulla dan difiksasi oleh mesoovarium
pada ligamentum latum.

Vaskularisasi
Vaskularisasi alat reproduksi wanita berasal dari A. iliaca interna cabang dari A. iliaca
communis. A. iliaca interna ini kemudian akan bercabang menjadi A. hipogastrica dan
selanjutnya akan bercabang ke organ-organ:
a. Uterus: A. hipogastrica akan bercabang ke uterus menjadi A. uterina. A. uterine ini
kemudian akan berjalan kearah ovarium (A. uterine rr. Ovaiana) dan memperdarahi
ovarium dan akan memperdarahi tuba (A. uterina rr. Tuba)
b. Vagina: A. hipogastrica juga akan berjalan kea rah vagina dan memperdarahi vagina
sebagai (A. vaginalis)

1.2 Mikroskopik
Ovarium
10
Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapisan epitel kuboid, yang juga disebut
epitel germinal. Jaringan ikat fibrosa akan membentuk kapsul tipis, albuginea tunika,
langsung di bawah epitel. Di sebelah dalam terdapat tunika albugenia (jaringan ikat
penyebab ovarium berwarna putih).
Seperti organ lain, ovarium dibagi menjadi korteks luar dan medula. Korteks
terdiri dari stroma jaringan ikat yang sangat selular di mana folikel ovarium yang
tertanam. Medula terdiri dari jaringan ikat longgar, yang berisi pembuluh darah dan
saraf. Jaringan dasar ovarium disebut stroma.

Daerah korteks: mengandung banyak folikel telur yang masing-masing terdiri


dari sebuah oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah oosit
beserta sel granulose yang mengelilinginya. Terdapat 3 macam folikel yaitu :
1. Folikel primordial : terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepi yang dialapisi sel
folikel berbentuk pipih.
2. Folikel primer : terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk
kubus dan terjadi pembentukan zona pelusida. Adalah suatu lapisan glikoprotein yang
terdapat diantara oosit dan sel-sel granulose.
3. Folikel sekunder : terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus
berlapis banyak atau disebut staratum granulose.
4. Folikel tersier : terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah besar.
Terdapat beberapa celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan jaringan ikat stroma di
luar stratum granulose membentuk theca intern(mengandung banyak pembuluh darah)
dan theca extern (banyak mengandung serat kolagen).
5. Folikel Graff : disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap diovulasikan
dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapis sel granulose berada dalam
suatu jorokan ke dalam stratum disebut cumulus ooforus. Sel-sel granulose yang
mengelilingi oosit disebut korona radiate.Antrum berisi liquor follicul yang mengandung
hormone esterogen.

Corpus luteum
Korpus luteum dibentuk oleh sel-sel granulosa dan sel teka setelah ovulasi
telah terjadi. Dinding folikel runtuh ke dalam struktur dilipat, yang merupakan
karakteristik untuk korpus luteum. Vaskularisasi meningkat dan jaringan jaringan ikat
yang terbentuk. Teka interna dan sel granulosa tiga dalam ukuran dan mulai
mengumpulkan lutein (Yang hormon merangsang proses ini Dimana hormon ini

11
diproduksi??) Dalam beberapa jam setelah ovulasi. Mereka sekarang disebut sel
granulosa lutein dan lutein teka sel dan menghasilkan progesteron dan estrogen.
Sekresi hormon dalam korpus luteum berhenti dalam waktu 14 hari setelah
ovulasi jika oosit tidak dibuahi. Dalam kasus ini, korpus luteum berdegenerasi
menjadi albicans corpus - jaringan parut keputihan dalam ovarium. Sekresi hormon
berlanjut selama 2-3 bulan setelah ovulasi jika terjadi pembuahan.

Oviduk
Berdasar struktur histology terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan
peritoneum.
 Lapisan mukosa : tersusun atas epitel kolumnar tinggi bersilia dan sel-sel kelenjar
 Lapisan otot : tersusun atas
 Lapisan otot intrinsic yang tebal mukosa
 Berkas otot menyerupai darah
 Lapisan sub peritoneal adalah serabut seperti kisis-kisi dan pita.
 Lapisan peritoneum :memungkinkan tuba uterine bergerak terhadap sekitarnya.

UTERUS
Saluran berdinding tebal, berfungsi untuk menyalurkan sperma ke tempat
fertilisasi, sebagai tempat terjadinya implantasi dan perkembangan embrio.

12
Dindingnya terdiri atas 3 lapis :
1. Endometrium (Mukosa) : bagian dalam dilapisi epitel selapis silindris bersilia dan
terdapat pula kelenjar uterus yang bermukosa dari permukaan.
2. Miometrium (dinding otot): terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas. Tiga
lapisan otot tersebut adalah
 Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
 Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan serong
dengan banyak pembuluh darah.
 Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.
3. Peritoneum : adalah serosa khas khas terdiri selapis sel mesotel yang ditunjang oleh
jaringan ikat tipis.

Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran reproduksi betina.
Berbentuk pipa panjang,untuk menerima penis terdiri dari 3
lapis yaitu :
1. Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan mendatar dan tersusun
atas epitel berlapis pipih tanpa lapisan tanduk. Dan terdapat
lamina propria yang tersusun atas jaringan ikat padat dengan
banyak serat elastin, leukosit, limfosit dan nodulus limfatikus
(jarang terlihat).
2. Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot polos yang
tersusun berjalinan.
3. Lapisan Adventisia/ Serosa: berupa lapisan tipis yang tersusun
dari jaringan ikat yang berbaur dengan adventisia organ
sekitarnya.

2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Sistem Reproduksi


Wanita
2.1 Regulasi Hormonal terhadap Siklus Menstruasi

Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum
di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (esterogen dan progesteron)
menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah.

13
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya esterogen dan progesteron, terutama
progesteron, pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsangan
terhadap sel-sel endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi
endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula. Kemudian, selama 24
jam sebelum terjadinya menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah ke
lapisan mukosa endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek
involusi, seperti pelepasan bahan vasokonstriktor – mungkin salah satu tipe vasokonstriktor
prostaglandin yang terdapat dalam jumlah sangat banyak pada saat ini.

Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya rangsangan hormonal


menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium, khususnya dari pembuluh darah.
Sebagai akibatnya, darah akan merembes ke lapisan vaskular endometrium, dan daerah
perdarahan akan bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24 sampai 36 jam. Perlahan-
lahan, lapisan nekrotik bagian luar dari endometrium terlepas dari uterus pada daerah
perdarahan tersebut, sampai kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan
superfisial endometrium sudah berdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di dalam
kavum uteri, ditambah efek kontraksi dari prostaglandin atau zat-zat lain di dalam lapisan yang
terdeskuamasi, seluruhnya bersama-sama akan merangsang kontraksi uterus yang
menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.

Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35 ml cairan


serosa dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak membentuk bekuan, karena
fibrinosin dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik endometrium. Bila terjadi perdarahan
yang berlebihan dari permukaan uterus, jumlah fibrinolisin mungkin tidak cukup untuk
mencegah pembekuan. Adanya bekuan darah selama menstruasi sering merupakan bukti klinis
adanya kelainan patologi dari uterus.

14
Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan
berhenti, karena pada saat ini endometrium sudah mengalami epitelisasi kembali. (Guyton,
2006)

Sumber: Fisiologi Guyton Hall Edisi 11 tahun 2006, EGC

Siklus Menstruasi Normal

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi:


1) Siklus ovarium (indung telur)
a. Fase folikel
 awal
 akhir
b. Fase luteal
2) Siklus endometrium
a. Fase menstruasi
b. Fase proliferasi
c. Fase sekresi
 Kedua siklus tersebut berjalan bersamaan.

Gambar Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel
tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini
menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi
pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang
15
sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones,
suatu hormon gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut
haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteum tersebut dipertahankan.

Pada siklus endometrium, terbagi jadi 3 fase, yaitu:


1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada
dalam kadar paling rendah
2) Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel
telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium:
1) Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang
berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses
ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada
manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus
menstruasi keseluruhan
2) Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu
rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:
1) Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada
pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus
sebelumnya
2) Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari
korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan
pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
3) Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level
estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis
(respon bifasik)
4) Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH
yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah
hormon progesteron
5) Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan
terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase
transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal

16
6) Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
7) Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi
8) Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum
dan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.

Faktor hormonal dalam siklus haid


Ovarium sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan tugas ganda, yaitu
menghasilkan ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormon-hormon seks wanita, estrogen
dan progesteron. Kedua hormon ini bekerja bersama untuk mendorong fertilisasi ovum dan
untuk mempersiapkan sistem reproduksi wanita untuk kehamilan.
Hormon Estrogen
 Hormon ini disekresikan terutama oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum,
dan plasenta.
 Hampir semua estrogen ini berasal dari ovarium dan terdapat dua puncak sekresi :
puncak pertama terjadi tepat sebelum ovulasi dan satu lagi terjadi selama fase midluteal.
 Efek Hormon :
1. Efek pada pada genitalia wanita : estrogen membantu pertumbuhan folikel ovarium
dan meningkat motilitas tuba uterina. Hormon ini meningkatkan aliran darah uterus
dan memiliki efek penting pada oto polos uterus.
2. Efek pada organ endokrin : estrogen mengurangi sekresi FSH. Pada keadaan
tertentu estrogen menghambat sekresi LH (feedback negatif), pada keadaan lain,
estrogen meningkatkan sekresi LH (feedback pisitif)
3. Efek pada SSP : hormon ini meningkatkan libido pada manusia.
4. Efek pada payudara : estrogen menyebabkan pertumbuhan duktus pada payudaran
dan terutama berperan dalam pembesaran payudara selama pubertas pada gadis,
estrogen juga disebut sebagai hormon pertumbuhan payudara.

 Fungsi estrogen:
 Pematangan pemeliharaan seluruh sistem reproduksi wanita,
 Pembentukan karakteristik seks sekunder wanita,
 Penting pada masa prakonsepsi,
 Penting untuk pematangan dan pengeluaran ovum,
 Pembentukan berbagai karakteristik fisik yang menarik perhatian pria secara
seksual,
 Mengangkut sperma dari vagina ke tempat fertilisasi di oviduktus,
 Ikut berperan dalam perkembangan payudara sebagai antisipasi laktasi.

Hormon Progesteron
 Pada fase folikular lanjut, sekresi progesteron mulai meningkat. Selama fase luteal,
korpus luteum menghasilkan banyak progesteron, dan prrogesteron plasma meningkat
pesat hingga mencapai kadar puncak sekitar 18 ng/mL.

 Efek Hormon :
1. Di uterus : mengubah progestasional di endometrium.
2. Di payudara : progesteron merangsang pertumbuhan lobulus dan alveolus.

Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama
adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di

17
waspadai, mungkin ada kelainan. Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan
memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa
menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling
hanya 2-3 hari.Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap
23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang
mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah
haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit
saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih
banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur
misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).Gangguan yang
terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali
pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia
11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur.Tapi bila setelah usia 13 tahun
haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid. Haid Dipengaruhi
berbagai hormon:

b. Siklus Haid
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi
(hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi
berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.Tetapi
variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama,
bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya
terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause. Pada setiap siklus menstruasi,
FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam
ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1folikel yang terangsang namun dapat
perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de
graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis
mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik
estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen
mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,folikel de graaf
menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum
yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic
hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus
luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.

18
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari
endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam
masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. Lama haid biasanya antara 3– 5
hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 – 8 hari.
Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang
keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemia. Pada awalnya, siklus mungkin
tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin
terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur.
Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan
menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan,
anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan
siklus yang akan datang.Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda
silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda. Setiap bulan, setelah
hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan
terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14,terjadi pelepasan telur dari
ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tubafalopii dan di dalam tuba bisa
terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim
dan mulai tumbuh menjadi janin.Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka
endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini
berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan
endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:

1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan
sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel
di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga
merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur,
tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian
endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah
dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru
untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi
berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 - 283
gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur.
Seltelur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan
sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian
bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit
sampai beberapa jam.

3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang
menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit
meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.Peningkatan
suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus
19
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika
telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormonechorionic gonadotropin)
Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa
menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar
HCG.

Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :


1. Fase Menstruasi atau dekuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya
stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan sel-sel
darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami
disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini
berlangsung 3 – 4 hari.

2. Fase pasca haid atau fase regenerasi


Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur
sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase
ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.

3. Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung
darihari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3
subfase,yaitu:

a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)


Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel
permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.

a. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)


Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk
transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi.
Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus).

c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)


Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal
dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.

4. Fase pra haid atau fase sekresi


Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada
fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk,
dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun
glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.Siklus
hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi
normal: Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH)
beradapada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir darikorpus
luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk
pertumbuhan lapisan endometrium Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif
pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari
peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat
20
drastis (respon bifasik)Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima)
hormon LHyang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH,
keluarlahhormon progesteron Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH
terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi
adalah penanda fasetransisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke lutealKadar
estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fasepertengahan,
dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus
luteumdan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.
(Ganong, 1997)

2.2 Patofisiologi Gangguan Menstruasi


 Anovulatorik
Kegagalan Ovulasi. Siklus anovulatorik sangat sering terjadi di kedua ujung usia
subur; pada setiap disfungsi sumbu hipotalamus-hipofiisis-ovumn adrenal, atau tiroid;
pada lesi ovarium fungsional yang menghasilkan esterogen berlebihan; pada
malnutrisi, obesitas, atau peyakit berat; pada stress fisik atau emosi berat. Pada
banyak kasus penyebab kegagalan ovulasi tidak diketahui, tetapi apapun sebabnya,
hal ini menyebabkan kelebihan estrogen relatif terhadap progesteron. Oleh karena itu,
endometrium mengalami fase proliferatif yang tidak diikuti oleh fase sekretorik yang
normal. Kelenjar endometrium mungkin mengalami perubahan kistik ringan atau di
tempat lain mungkin tampak kacau dengan stroma yang relatif sedikit, yang
memerlukan progesteron untuk mempertahankannya. Endometrium yang kurang
ditopang ini mengalami kolaps secara parsial, disertai ruptur arteri spiral dan
perdarahan.
Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi estrogen berlebihan (unopposed estrogen) pada
endometrium. Endometrium mengalami proliferasi berlebih tetapi tidak diikuti dengan
pembentukan jaringan penyangga yang baik karena kadar progesterone rendah.
Endometrium menjadi lebih tebal tapi rapuh, jaringan endometrium lepas tidak
bersamaan dan tidak ada kolaps jaringan sehingga terjadi perdarahan yang tidak teratur.
Penyebab anovulasi bermacam-macam mulai dari belum matangnya aksis hipotalamus-
hipofisis-ovarium sampai suatu keadaan yang mengganggu aksis tersebut. Sindroma
ovarium polikistik merupakan salah satu contoh keadaan yang mengganggu aksis
hipotalamus-hipofisis-ovarium sehingga terjadi perdarahan uterus disfungsi anovulasi.

 Ovulatorik
Fase luteal tidak adekuat. Korpus luteum mungkin gagal mengalami pematangan
secara normal atau mengalami rgresi secara prematur sehingga terjadi kekurangan
relatif progesteron. Endometrium dibawah kondisi ini mengalami perlambatan
terbentuknya pase sekretorik.

21
Amenore primer

Gambar1. (Sumber : Askep Gangguan Menstruasi)

22
Dismenorea

Gambar2. (Sumber : Askep Gangguan Menstruasi)

23
Premenstrual sindrom

Gambar3. (Sumber : Askep Gangguan Menstruasi)

3. Memahami dan Menjelaskan Biokimia Hormon Sistem Reproduksi Wanita


Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
4. Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-
ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan
vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
5. Progesteron, hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar

24
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.
6. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) merupakan hormon yang diproduksi oleh
hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
7. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari
folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus
luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
(Sherwood, 2001)

4. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan terhadap Gangguan Haid


Diagnosis, Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Perdarahan Uterus Disfungsional
Anamnesis
Pada pasien yang mengalami perdarahan uterus disfungsional, anamnesis perlu dilakukan
untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.
Riwayat detail menstruasi :
- Jumlah hari mestruasi
- Jumlah pembalut yang digunakan per hari
- Dampak terhadap kehidupan sehari-hari
- Riwayat pendarahan pada gusi, mudah memar, dan perdarahan yang panjang akibat
luka ringan
- Gejala penambahan berat badan, konstipasi, rambut rontok, kelelahan
- Galaktorea
- Riwayat seksual dan penggunaan kontrasepsi
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik pertama kali dilakukan untuk menilai stabilitas keadaan
hemodinamik,selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk:
o Menilai
− Indeks Massa Tubuh (IMT > 27 termasuk obesitas)
− Tanda-tanda Hiperandrogen
− Pembesaran kelenjar thyroid atau manofestasi hiper atau hypothyroid
− Galaktorea
− Gangguan Lapang Pandang (karena adenoma hypofisis)
− Faktor resiko keganasan (obesitas, hipertensi, DM, dll)
o Menyingkirkan
− Kehamilan, kehamilan ektopik, abortus, penyakit trofoblas
− Servisitis, endometritis
− Polip dan mioma uteri
− Keganasan serviks dan uterus
− Hiperplasia endometrium
− Gangguan pembekuan darah

Pemeriksaan Ginekologi
25
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk pemeriksaan pap smear, dan
harus disingkirkan adanya mioma uteri, polip, hiperplasia endometrium, atau keganasan.

Primer Sekunder Tersier


Laboratorium -Hb -Darah lengkap -Prolaktin
-Tes kehamilan hemostatis (BT- -Tiroid (TSH,
-urin CT, lainnya FT4)
sesuai fasilitas) -Hemostasis
(PT, aPTT,dll)
USG -USG -USG
Pemeriksaan transabdominal Transabdominal
Penunjang -USG -USG
transvaginal transvaginal
SIS -SIS
-Doppler
Penilaian -Mikrokuret -Mikrokuret/
Endometrium -D&K D&K
-Histeroskopi
-Endometrial
sampling
Penilaian -IVA -Pap smear -Pap smear
serviks bila ada -Kolposkopi
patologi

 Pemeriksaan Lab
- TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid. Pemeriksaan TSH berfungsi untuk
mengetahui fungsi kelenjar tiroid. Hipotiroid yang biasa ditandai dengan meningkatnya
TSH, menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea. Gangguan fungsi tiroid ini
dapat menyebabkan peningkatan produksi prolaktin

- Prolaktin
Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita dapat
menyebabkan gangguan siklus haid.

- Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH)


Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan hipergonadotropik
hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme. Hipergonadotropik
hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang mengakibatkan menopause dini,
sedangkan hipogonadotropik hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea
hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium.

- Progesteron
Pemeriksaan progesteron dapat mengetahui terjadinya defisiensi estrogen, lesi pada
struktur endometrium dan sumbatan pada uterus yang menyebabkan amenorrhea.

Amenorrhea dapat menyebabkan ketidaknyamanan, namun dengan pemeriksaan laboratorium


dan konsultasi dokter dapat diketahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan tindakan yang
tepat untuk menormalkan kembali siklus haid.
26
 Pemeriksaan penunjang
- Foto Rontgen dari thorak terhadap tuberkulosis pulmonum dan dari sella tursika untuk
mengetahui apakah ada perubahan pada sella tersebut.
- Pemeriksaan sitologi vagina untuk mengetahui adanya estrogen
- Tes toleransi glukosa untuk mengetahui adanya diabetes melitus
- Pemeriksaan mata untuk mengetahui keadaan retina, dan luasnya lapangan visus jika ada
kemungkinan tumor hipofisis
- Pemeriksaan metabolisme basal pemeriksaan T3 dan T4 untuk mengetahui fungsi
glandula tiroidea
- Laparoskopi : untuk mengetahui adanya hipoplasia uteri yang berat, aplasia uteri,
disgenesis ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik (Sindrom Dtein-Leventhal)
- Pemeriksaan kromatin seks
- Pembuatan kariogram
- Pemeriksaan kadar hormon untuk mengetahui funsi glandula tiroid

5. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan terhadap Gangguan Haid


Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan adalah
melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai berikut:
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mengatur menstruasi agar kembali normal
3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%.
Menghentikan perdarahan
Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:
Kuret (curettage). Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis dan tidak
bagi wanita menikah tapi “belum sempat berhubungan intim”. O b a t (medikamentosa)
1. Golongan estrogen.
Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang
relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan
gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat
menimbulkan gangguan fungsi liver.
Dosis dan cara pemberian:
• Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari.
• Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong)
• Jika perdarahannya banyak, dianjurkan nginap di RS (opname), dan diberikan Estrogen
konyugasi (estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus)
perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari.
Estrogen intravena dosis tinggi ( estrogen konjugasi 25 mg setiap 4 jam sampai perdarahan
berhenti ) akan mengontrol secara akut melalui perbaikan proliferatif endometrium dan
melalui efek langsung terhadap koagulasi, termasuk peningkatan fibrinogen dan agregasi
trombosit. Terapi estrogen bermanfaat menghentikan perdarahan khususnya pada kasus
endometerium atrofik atau inadekuat. Estrogen juga diindikasikan pada kasus DUB
sekunder akibat depot progestogen ( Depo Provera ). Keberatan terapi ini ialah bahwa
setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.
27
2. Obat Kombinasi
Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan paling efektif.
Pengobatan medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan yang banyak atau perdarahan
yang terjadi setelah beberapa bulan amenore. Cara terbaik adalah memberikan kontrasepsi
oral ; obat ini dapat dihentikan setelah 3 – 6 bulan dan dilakukan observasi untuk melihat
apakah telah timbul pola menstruasi yang normal. Banyak pasien yang mengalami
anovulasi kronik dan pengobatan berkelanjutan diperlukan. Paparan estrogen kronik dapat
menimbulkan endometrium yang berdarah banyak selama penarikan progestin . Speroff
menganjurkan pengobatan dengan menggunakan kombinasi kontrasepsi oral dengan
regimen menurun secara bertahap.
Dua hingga empat pil diberikan setiap hari setiap enam hingga duabelas jam , selama 5
sampai 7 hari untuk mengontrol perdarahan akut. Formula ini biasanya mengontrol
perdarahan akut dalam 24 hingga 48 jam ; penghentian obat akan menimbulkan perdarahan
berat. Pada hari ke 5 perdarahan ini, mulai diberikan kontrasepsi oral siklik dosis rendah
dan diulangi selama 3 siklus agar terjadi regresi teratur endometrium yang berproliferasi
berlebihan. Cara lain, dosis pil kombinasi dapat diturunkan bertahap ( 4 kali sehari,
kemudian 3 kali sehari, kemudian 2 kali sehari ) selama 3 hingga 6 hari, dan kemudian
dilanjutkan sekali setiap hari. Kombinasi kontrasepsi oral menginduksi atrofi endometrium,
karena paparan estrogen progestin kronik akan menekan gonadotropin pituitari dan
menghambat steroidogenesis endogen. Kombinasi ini berguna untuk tatalaksana DUB
jangka panjang pada pasien tanpa kontraindikasi dengan manfaat tambahan yaitu mencegah
kehamilan. Khususnya untuk pasien perimenarche, perdarahan berat yang lama dapat
mengelupaskan endometrium basal, sehingga tidak responsif terhadap progestin. Kuretase
untuk mengontrol perdarahan dikontraindikasikan karena tingginya resiko terjadinya
sinekia intrauterin ( sindroma Asherman ) jika endometrium basal dikuret. OC aman pada
wanita hingga usia 40 dan diatasnya yang tidak obes, tidak merokok, dan tidak hipertensi.
3. Golongan progesterone
Pertimbangan di sini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat
anovulatoar, sehingga pemberian obat progesterone mengimbangi pengaruh estrogen
terhadap endometrium. Obat untuk jenis ini, antara lain:
• Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum selama 7 10 hari.
• Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari.
• Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuskular
4. OAINS
Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non steroid. Fraser dan Shearman
membuktikan bahwa OAINS paling efektif jika diberikan selama 7 hingga 10 hari sebelum
onset menstruasi yang diharapkan pada pasien DUB ovulatori, tetapi umumnya dimulai
pada onset menstruasi dan dilanjutkan selama espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat
ini mengurangi kehilangan darah selama menstruasi ( mensturual blood loss / MBL ) dan
manfaatnya paling besar pada DUB ovulatori dimana jumlah pelepasan prostanoid paling
tinggi.2
Mengatur menstruasi agar kembali normal

28
Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus
menstruasi, misalnya dengan pemberian: Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum
selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi.
Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%.
Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik.
Sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%.
Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4
kantong darah

6. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Istihadhah dan Haid


serta Cara Mensucikan Diri untuk Beribadah
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam diadukan oleh Hamnah
radhiallahu ‘anha tentang istihadlah yang menimpanya, beliau berkata : “Yang
demikian hanyalah satu gangguan/dorongan dari setan.”
Atau dalam riwayat Shahihain dari hadits Fathimah bintu Abi Hubaisy, beliau
mengatakan tentang istihadlah : “Yang demikian itu hanyalah darah dari urat bukan
haid.”
Hal ini menunjukkan bahwa istihadlah tidak sama dengan haid yang sifatnya
alami, artinya mesti dialami oleh setiap wanita yang normal sebagai salah satu tanda
baligh. Namun istihadlah adalah satu penyakit yang menimpa kaum hawa dari
perbuatannya syaithan yang berjalan di tubuh anak Adam seperti jalannya darah.
Syaithan ingin memberikan keraguan terhadap anak Adam dalam pelaksanaan
ibadahnya dengan segala cara. Kata Al Imam As Shan’ani dalam Subulus Salam
(1/159) : “Makna sabda Nabi : (‘Yang demikian hanyalah satu dorongan/gangguan dari
syaithan’) adalah syaithan mendapatkan jalan untuk membuat kerancuan terhadapnya
dalam perkara agamanya, masa sucinya dan shalatnya hingga syaithan menjadikannya
lupa terhadap kebiasaan haidnya.”
Al Imam As Shan’ani melanjutkan : “Hal ini tidak menafikkan sabda Nabi yang
mengatakan bahwa darah istihadlah dari urat yang dinamakan ‘aadzil karena
dimungkinkan syaithan mendorong urat tersebut hingga terpancar darah darinya.”
(Subulus Salam 1/159)
Keberadaan darah istihadlah bersama darah haid merupakan suatu masalah
yang rumit, kata Ibnu Taimiyyah, hingga harus dibedakan antara keduanya. Caranya
bisa dengan ‘adat (kebiasaan haid) atau dengan tamyiz (membedakan sifat darah).
Perbedaan antara darah istihadlah dengan darah haid adalah darah haid merupakan
darah alami, biasa dialami wanita normal dan keluarnya dari rahim sedangkan darah
istihadlah keluar karena pecahnya urat, sifatnya tidak alami (tidak mesti dialami setiap
wanita) dan keluarnya dari urat yang ada di sisi rahim. Ada perbedaan lain dari sifat darah
haid bila dibandingkan dengan darah istihadlah :
1. Perbedaan warna. Darah haid umumnya hitam sedangkan darah istihadlah umumnya
merah segar.
2. Kelunakan dan kerasnya. Darah haid sifatnya keras sedangkan istihadlah lunak.
3. Kekentalannya. Darah istihadlah mengental sedangkan darah haid sebaliknya.
4. Aromanya. Darah haid beraroma tidak sedap/busuk.

Darah Istihadah Menurut Penjelasan Ilmu Fiqh

29
Menurut Ustaz Sulaiman Endut dalam bukunya yang berjudul Asas-asas Fardhu Ain
mengatakan bahwa :

“Darah istihadhah ialah darah penyakit yang keluar dari faraj perempuan. Darah ini
bukanlah merupakan darah haid atau darah nifas. Ia adalah sejenis darah penyakit.
Seseorang perempuan yang ketika didatangi darah istihadhah, wajib berpuasa,
bersembahyang dan boleh mengerjakan ibadah lain sama seperti orang lain yang
tidak didatangi haid dan nifas.”

Rumusan yang dapat dibuat berdasarkan pendapat di atas, istihadah merupakan darah
yang keluar bukan pada masa haid dan nifas. Darah istihadah disifatkan sebagai darah
penyakit. Untuk mengetahui darah istihadah ialah darah yang keluar dari rahim
perempuan yang melebihi (15 hari dan malamnya) atau kurang (24 jam) dari
tempoh haid dan nifas. Dari Aisyah ra berkata :

“Fatimah Binti Abi Hubaisy telah datang menemui Nabi SAW dan berkata : Wahai
Rasulullah, aku telah beristihadhah, oleh itu aku tidak suci, maka adakah aku perlu
meninggalkan solat? Sabda Rasulullah SAW : Tidak, itu hanyalah darah penyakit dan
bukan darah haid. Ketika kedatangan haid hendaklah engkau meninggalkan solat,
dan apabila kadarnya telah berlalu, maka hendaklah engkau membasuh darah yang
berada pada diri engkau dan hendaklah engkau bersolat.” (Riwayat Al-Bukhari)

Darah ini membatalkan wuduk tetapi tidak mewajibkan wanita tersebut mandi hadas dan
tidak wajib meninggalkan solat serta puasa. Oleh itu wanita yang keluar darah
tersebut hendaklah membasuhnya, mengikat atau membalut tempat keluarnya dan
hendaklah berwuduk setiap kali hendak solat fardhu.

Faktor Istihadhah

Wanita yang mengeluarkan darah istihadhah adalah disebabkan kestabilan kesihatan


tubuh badan yang terganggu atau stamina tubuh tidak terjamin yang disebabkan oleh
kerosakkan organ-organ atau kelenjar-kelenjar yang berada dipersekitaran rahimnya.
Kadang kala boleh juga disebabkan oleh gangguan emosi wanita tersebut.

Darah istihadhah ini mengalir secara berterusan dan kadang kala ia berlarutan sehingga
beberapa minggu. Jika keadaan sebegini berterusan, maka lebih baik mendapatkan
rawatan dan nasihat doktor dengan segera untuk mengetahui apa puncanya.

Ciri-ciri Istihadhah

1. Wanita umur sembilan tahun yang mengeluarkan darah.


2. Wanita yang keluar darah melebihi batasan haid sebanyak 15 hari dan malamnya. Atau
wanita yang mengeluarkan darah kurang dari 24 jam atau satu hari dan malamnya.
3. Wanita yang mengeluarkan darah melebihi batasan masa nifas sebanyak 60 hari dan
malamnya.
4. Wanita didatangi darah sebanyak dua kali yang diselangi dengan masa suci kurang dari
15 hari dan malamnya.

Hukum Istihadhah

30
1. Tidak wajib mandi ketika ingin mengerjakan solat wajib ataupun sunat pada bila-bila
masa. Kecuali satu kali ketika haidnya sudah berhenti.
2. Orang Istihadhah wajib berwuduk setiap kali hendak mengerjakan solat.
3. Hendaklah ia membasuh kemaluannya sebelum berwuduk dan kemudian ia menutup
kemaluannya dengan sehelai kain atau kapas untuk menahan atau mengurangi najis
daripada terus keluar. Jika cara ini tidak berjaya menahan darah istihadhah, maka
hendaklah ia menyumbat atau mengikat kemaluannya supaya tidak bocor.
4. Tidak menjadi halangan bagi suami yang ingin menjimak isterinya ketika istihadhah.
Ini merupakan pendapat mejoriti para ulamak, kerana ia tidak mempunyai satu dalilpun
yang mengharamkannya.
5. Hukum wanita istihadhah sama sepertimana wanita yang suci daripada haid dan nifas.
wanita istihadhah boleh mengerjakan solat, puasa, tawaf, membaca Al-Quran,
menyertuh Al-Quran dan sebagainya.

Diriwayatkan oleh Aisyah, dia berkata : “Ummu Habibah binti Jahsy meminta fatwa
kepada Rasulullah.” Ummu Habibah berkata: “sesungguhnya saya terkena darah
penyakit?” Rasulullah berkata: “itu hanya darah, mandi dan sholatlah. Maka Ummu
Habibah mandi setiap akan melaksanakan sholat”. Al-Laits bin Sa’id berkata:”Ibu
Syibah tidak menyebutkan bahwa Rasulullah menyuruh Ummu Habibah binti Jahsy
untuk mandi setiap kali mau melaksanakan sholat, akan tetapi itu hanyalah perbuatan
Ummu Habibah sendiri.”
(HR.Muslim 63/334)

Haid
Definisi Haid.
Haid secara bahasa bermakna mengalir.
Adapun secara istilah, Al-Bahuti berkata, “Dia adalah darah kebiasaan wanita yang
berasal dari dasar rahim, pada waktu-waktu tertentu.” (Ar-Raudh Al-Murbi’ -Hasyiah
Ibni Qasim-: 1/370) Dan sebagian ulama ada yang menambahkan definisinya: Bukan
dikarenakan sebab melahirkan.

Ciri-Ciri Darah Haid.


Dia adalah darah tebal yang keluar dari rahim, berwarna hitam lagi busuk baunya, dan
setelah keluar tetap dalam keadaan cair.

Najisnya Darah Haid.


Darah haid adalah najis berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Mereka bertanya kepadamu
tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran (najis).” (QS. Al-Baqarah:
222). Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullah bersabda tentang pakaian yang terkena
darah haid, “Hendaknya dia mengeruknya lalu menggosoknya dengan air lalu
menyiramnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Asma` bintu Abi Bakr) Dan ini jelas
menunjukkan najisnya. Dan An-Nawawi menukil ijma’ kaum muslimin akan najisnya
darah haid.

Penentuan Masa Haid.


Ada dua perkara yang dijadikan sandaran dalam menentukan masa haid:
1. Adat. Yaitu lama biasanya darah haid keluar dari seorang wanita setiap bulannya.
Misalnya kalau setiap bulan darah haidnya keluar selama 7 hari, maka berarti adat
haidnya 7 hari. Kalau biasanya haid keluar setiap akhir bulan selama sekitar 5 atau 6
hari, maka berarti adat dia setiap akhir bulan berkisar antara 5 atau 6 hari. Demikian
seterusnya.
31
Dalilnya adalah sabda Nabi -shallallahu alaihi wasallam- kepada Fathimah binti Jahsy,
“… akan tetapi tinggalkanlah shalat selama hari-hari yang biasanya kamu haid pada
hari-hari itu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
2.Tamyiz. Yaitu dengan memperhatikan darah yang keluar dari kemaluannya. Kalau
yang keluar sesuai dengan ciri-ciri haid yang telah disebutkan di atas maka berarti dia
sekarang terkena haid. Tapi kalau tidak sesuai dengan ciri-ciri haid maka berarti dia
tetap suci walaupun ada darah yang keluar. Dalilnya adalah sabda Nabi -shallallahu
alaihi wasallam- kepada Fathimah binti Abi Hubaisy yang terkena istihadhah, “Itu
hanyalah urat yang pecah dan bukan darah haid. Kalau darah haid sudah datang maka
tinggalkanlah shalat dan kalau dia sudah berlalu maka cucilah darah darimu lalu
shalatlah.” (HR. Al-Bukhari no. 306 dan Muslim no. 333)

Tanda Datang dan Selesainya Haid.


Datangnya haid ditandai dengan keluarnya darah hitam lagi busuk, pada waktu-waktu
yang biasanya dia haid di situ.
Adapun selesainya haid, maka bisa diketahui dengan dua cara:
1. Keluarnya al-qashshah al-baidha`, yaitu cairan putih yang keluar dari kemaluannya
di akhir masa adat haid.
Aisyah -radhiallahu anha- berkata kepada para wanita, “Janganlah kalian tergesa-gesa
(mandi suci) sampai kalian melihat al-qashshah al-baidha`,” yang dia maksudkan
adalah tanda suci dari haid. (HR. Malik hal. 59 dan Abdurrazzaq: 1/302)
2. Dengan al-jufuf, yaitu seorang wanita meletakkan kain katun atau yang semacamnya
ke dalam kemaluannya, kalau kainnya kering maka berarti dia telah suci.

Tata Cara Bersuci Dari Haid Dan Junub


Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama
dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan atau
kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah ra.
berikut ini: "Seorang wanita berkata kepada Rasulullah SAW: "Sesungguhnya aku adalah
orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambut ku untuk
mandi janabat." Rasulullah menjawab: "Sungguh cukup bagimu menuang mengguyur) atas
kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh
dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci." {HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia
berkata hadits ini adalah hasan shahih). Dalam riwayat lain hadits ini dari jalan Abdurrazaq
dengan lafadz: "Apakah aku harus (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi
janabat?" disunahkan bagi wanita apabila mandi dari haid atau nifas memakai kapas yang
ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah agar tidak
meninggalkan bau.
Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syari, kecuali dengan dua hal:
1. Niat, karena dengan niat terbedakan dari kebiasan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar
bin Khaththab radhiallahu anhu: "bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya."{HR. Al-Jamaah}
Maknanya adalah bahwasanya sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak
dianggap syari. Yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan, jadi
tidak perlu diucapkan.
2. Membersihkan seluruh anggota badan (mandi) dalam mengamalkan firman Allah SWT:
"Dan apabila kalian junub maka mandilah. {Al-Maidah :6}

32
Dan juga firman Allah SWT: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid , katakanlah haid itu
kotoran yang menyakitkan) maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri) yang sedang
haiddan janganlah engkau mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)." {Al-Baqarah :
222}
Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW adalah :
1. Mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2. Lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok kemaluan
tersebut digosokan ke bumi.
3. Kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua
kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian mencuci
kedua kaki.
4. Membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-jemari.
5. Setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali.
6. Kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri
sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki serta
menggosok bagian tubuh yang mungkin digosok.
7. Selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala
berwudhu)
Membersihkan/mengeringkan air yang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan
handuk atau lainnya)

33
DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Ganong, 1997, Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta : EGC.

Hanifa, W. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta : 1997

Buku Ringkasan Shahih Muslim karangan Imam Al-Mundziri hal.81 kitab Haid

http://www.ustaznoramin.com/2011/03/darah-istihadah-menurut-penjelasan-ilmu.html

34

Anda mungkin juga menyukai