Anda di halaman 1dari 6

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

MUZDALIFAH

XII TEL 2

115174

SMK TELKOM MAKASSAR


SOAL
1. Jelaskan tentang definisi dari Propagasi,gelombang radio,dan propagasi gelombang
radio dalam sistem telekomunikasi
2. Sebutkan macam-macam mekanisme propagasi gelombang radio dan sebutkan band-
band frekuensi yang biasa digunakan
3. Jelaskan mekanisme propagasi gelombang dengan menggunakan gelombang :
a. propagasi gelombang tanah
b. Propagasi gelombang ionosfir
c. Troposcatter
d. Gelombang LOS
4. Jelaskan tentang proses terjadinya fading dalam sistem penerima, dan jelaskan pula
untuk mengatasinya dengan menggunakan teknik diversiti
5. Jelaskan langkah-langkah apa saja dalam merancang link radio LOS.jelaskan secara
lengkap jawaban anda!

Jawaban :

1. a) Propagasi adalah proses pentransmisian/perambatan gelombang radio dari antena


transmitter menuju antena receiver.
b) Gelombang radio adalah gelombang elektromagnetik atau juga sering disebut
gelombang mikro dengan frekuensi antara 300 MHz – 300 GHz.
c) Propagasi gelombang radio adalah proses perambatan/pentransmisian gelombang
elektromagnetik yang memiliki frekuensi berkisar 300 MHz – 300 GHz dari antenna
transmitter menuju antenna receiver.

2. a) Propagasi gelombang tanah (surface wave), frekuensi yang digunakan yaitu


frekuensi MF (300 KHz - 3 MHz)
b) Propagasi gelombang ionosfir (sky wave), frekuensi yang digunakan yaitu
frekuensi HF (3 MHz – 30 MHz)
c) Propagasi troposfir (troposcatter), frekuensi yang digunakan yaitu Frekuensi
UHF, yaitu pada frekuensi 600 MHz – 900 MHz dan 1000 MHz – 1800 MHz.
d) Propagasi line of sight (space wave), Frekuensi yang digunakan yaitu frekuensi
HF-EHF

3. a) Propagasi gelombang tanah (surface wave) Pada propagasi ini sinyal radio akan
menjalar dari transmitter menuju antenna receiver persis berada di permukaan
tanah dan sinyal tersebut akan mengikuti bentuk lengkung bumi. Sinyal
tersebut dapat berbelok-belok sesuai bentuk permukaan bumi karena punya
karakter yang lentur. Frekuensi yang digunakan yaitu frekuensi MF (300
KHz - 3 MHz).
b) Propagasi gelombang ionosfir (sky wave) Propagasi ini memanfaatkan lapisan
udara bumi sebagai media perambatan sinyal. Pada propagasi jenis ini sinyal radio
akan merambat dari antenna transmitter membentuk garis lurus menembus
lapisan atmosfir bumi. Pada lapisan ionosfir tersebut dibelokkan kembali kearah
permukaan bumi dan menjalar membentuk garis lurus menuju antenna receivr.
Terjadinya pembelokan sinyal pada lapisan ionosfir karena adanya pembiasan yang
berulang-ulang pada lapisan tersebut. Frekuensi yang digunakan yaitu
frekuensi HF (3 MHz – 30 MHz).
c) Propagasi troposfir (troposcatter) Propagasi ini terjadi pada lapisan troposfir
bumi akibat fenomena khusus. Propagasi ini hanya terjadi pada daerah iklim musim
dan terjadi hanya pada saat musim salju. Sinyal yang dapat berpropagasi dengan
jenis ini adalah sinyal dengan frekuensi khusus pada spectrum UHF. Jika semua
redaman tinggi pada musim salju akan tetapi sinyal frekuensi yang khusus justru
sebaliknya. Contoh-contoh sinyal yang berpropagasi dengan jenis ini adalah sinyal
pada frekuensi 600 MHz – 900 MHz dan 1000 MHz – 1800 MHz.
d) Propagasi LOS (space wave), Propagasi ini memanfaatkan ruang bebas (tanpa
hambatan antara antenna transmitter dan antenna receiver). Pada propagasi ini
sinyal radio merambat dari antenna transmitter menuju antenna receiver
membentuk gari lurus (line of sight). Apabila ditemukan hambatan antara
transmitter dan receiver, maka diperlukan repeater. frekuensi yang
digunakan yaitu frekuensi HF-EHF.
4. Proses terjadinya fading :
Fading terjadi bila ada lebih dari satu lintasan gelombang yang tiba di antenna
penerima yang beda fasa 180º dan mempunyai amplitude sama, pada fenomena ini
terjadi efek saling menghilangkan. Tetapi apabila salah satu sinyal lebih lemah dari
yang lain, maka sinyal yang lebih kuatlah yang akan diterima.
Cara mengatasi fading dengan teknik diversity :
Untuk mengurangi masalah fading ini, digunakan beberapa bentuk penganaeka -
ragaman penerimaan atau diversity reception. Diversiti adalah suatu proses
memancarkan dan atau menerima sejumlah gelombang pada saat yang bersamaan dan
kemudian menambah/menjumlahkan semuanya di penerima atau memilih salah satu
yang terbaik.

5. Langkah-langkah dalam merancang link radio line of sight :


1) Rencana awal dan pemilihan lokasi Pada saat perencanaan awal hal yang
dilakukan adalah memastikan apakah subsistem LOS ini adalah system yang
terisolasi. Persyaratan dasar untuk merencanakan subsistem gelombang mikro LOS
yaitu memiliki kualitas sinyal sebagai berikut :
 Untuk sinyal analog : Akumulasi noise dalam kanal suara untuk FDM. S/N
untuk program video dan program lain (misalnya : rekomendasi CCIR no.567
. Pada jaringan referensi hipotesis merekomendasi S/N : 57 dB untuk 20% per
bulan dan 45 dB untuk lebih dari 0,1% per bulan.
 Untuk sinyal digital bit error rate (BER), misalnya dalam rekomendasi CCIR
no.G.821 untuk ISDN. BER < 1x10-6 harus lebih dari 90% per menit.
2) Menggambar profil lintasan (path profile) Pembuatan peta tropografi harus akurat
dan dianjurkan untuk menggunakan peta skala kecil, misalnya 1:200.000 untuk
pemilihan rute kasar. 1:50.000 untuk perencanaan dan skala 1:250.000 diperlukan
untuk bahan pelengkap. Kurangi jumlah stasiun pengulang pada saat perancangan dan
perencanaan jaringan karena akan menambah noise pada system dan juga boros.
3) Survey lapangan Survei lapangan diperlukan untuk mengevaluasi gambar profil
lintasan yang telah dibuat untuk diuji bagaimana bila seandainya diterapkan di
lapangan. Untuk itu, beberapa hal yang diperlukan dan dipertimbangkan untuk survei
lapangan : · Letak lokasi stasiun pemancar, stasiun-stasiun pengulang (bila ada) dan
stasiun penerima secara lebih tepat, termasuk bangunan, dan menara antenna
(antenna tower)-nya. Penjelasan mengenai lokasi juga mencakup jenis tanah, struktur,
syarat pelaksanaan, dan sebagainya. Survey tentang EMI (Electromagnetic
Interference). Survei ini, untuk mendapatkan data tentang gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan oleh stasiun-stasiun lain di sekitar lokasi. Bila ada diukur EMI-nya,
tentang EIRP, kuat medannya, bandwidth, dan emisi spuriousnya. Sehingga nantinya
dpat dipastikan, bahwa stasiun baru yang dibangun nanti tidak akan mengganggu
stasiun yang sudah ada. Kesediaan sumber (catu) daya dekat dengan lokasi juga perlu
dipertimbangkan. Sehingga nanti bisa dipastikan, apakah catu daya menggunakan
PLN, genset, atau baterai dan sebagainya. Juga beberapa watt/kilowatt daya yang
dibutuhkan.Pengetahuan tentang data geografi dan seismografi, untuk mengetahui
tentang musim dan cuaca di sekitar lokasi. · Peraturan daerah juga harus diperhatikan.
Misalnya bila lokasi stasiun yang akan dibangun berada dekat bandara, sehingga
ketinggian antena dan jarak antar stasiun harus dipertimbangkan. Pelaksanaan
lapangan. Perlu dipertimbangkan dan diusahakan juga ada jalan untuk menuju lokasi.
Sehingga memudahkan pembangunan serta operasional/perawatandi kemudian hari.
Untuk itu diperlukan data; apakah sudah ada jalan (beraspal, masih jalan tanah, dan
sebagainya) atau bila belum ada mungkin membangun jalan baru, dan sebagainya.
Kemudian hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membangun stasiun-stasiun
pengulang diperlukan syarat-syarat teknis sebagai berikut : · Lokasi antara stasiun
pengulang satu dengan stasiun pengulang berikutnya sedapat mungkin diusahakan
tidak sama ketinggiannya. Tujuannya adalah gelombang tidak sama ketinggiannya
.tujuannya adalah agar gelombang tidak dapat dibelokkan oleh perubahan lapisan
udara yang disebabkan cuaca. Lokasi stasiun pengulang diusahakan berada pada
tempat yang tinggi. Bila tidak ada lempatyang demikian, maka dipakai menara yang
tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan keadaan LOS. · Jalur-jalur stasiun yang
membangun tidak merupakan garis lurus/ diusahakan zig-zag, agar tidak terjadi
interferensi. Sedapat mungkin diusahakan jalur transmisi tidak melewati daerah
daerah yang reflektif seperti danau, laut, daerah berawa. Untuk permukaan reflektif
dimana memiliki koefisien refleksi mendekati 1 (satu) sehingga akan terpantul hampir
dengan sempurna. Hal ini akan mengakibatkan gelombang terpantul akan
melemahkan gelombang aslinya. Tidak berada pada jalur gelombang lain.
4) Analisa lintasan (path) Analisa lintasan diperlukan, agar perencana dapat
mengetahui parameter - parameter perencana yang dibutuhkan, sehingga bisa
mengetahui konfigurasi terminalterminal pada stasiun pemancar dan penerima, juga
pada stasiun pengulang, yang pada akhirnya bisa mengetahui spesifikasi peralatan
yang dibutuhkan. Pada pembahasan di nanti, akan diberikan contoh analisa lintasan
pada sistem radio link digital. Semua data yang diisikan pada Tabe l Perencanaan
Lintasan, merupakan asumsi dengan pendektanan pada sistem yang nyata di lapangan.
Sebagai contoh dari perencanaan sederhana sistem radio link LOS akan diberikan
pada bagian berikutnya

Anda mungkin juga menyukai