Anda di halaman 1dari 6

RESUME SAP 13

ETIKA BISNIS

1.1 Organisasi Rasional


Bertujuan mencapai tujuan teknis atau ekonomis dengan efisiensi maksimal. E.H
Schein memberikansatu definisi ringkas tentang organisasi dari perspektif tersebut:
Organisasi adalah koordinasi rasional atas aktivitas-aktivitas sejumlah individu untuk
mencapai tujuan atau sasaran eksplisit bersama, melalui pembagian tenaga kerja dan fungsi
dan melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.
Model organisasi rasional mengasumsikan bahwa sebagian besar informasi
dikumpulkan dari tingkat operator, naik melewati ssejumlah tingkat manajemen formal, yang
masing-masing mengumpulkan informasi serupa, sampai akhirnya mencapai manajemen
tertinggi.
Tanggung jawab etis dasar yang muncul dari aspek-sapek ”rasional” organisasi
difokuskan pada dua kewajiban moral : a) kewajiban pegawai untuk mematuhi atasan dalam
organisasi, mencapai tujuan-tujuan organisasi, dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang
mengancam tujuan tersebut. b) kewajiban atasan untuk memberikan gaji yang adil dan kondisi
kerja yang baik.
a. Kewajiban Pegawai terhadap Perusahaan
Kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan
menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Pandangan –
pandangan tradisional tentang kewajiban pegawai pada perusahaan membentuk apa yang
disebut ”hukum agensi” atau dengan kata lain, peraturan yang menetapkan kewajiban-
kewajiban dari ”agen” (pegawai) kepada ”pimpinan” mererka.
Ada sejumlah situasi dimana pegawai gagal melaksanakan kewajiban untuk mencapai
tujuan perusahaan: Pegawai melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya ”konflik
kepentingan”, mencuri dari perusahaan atau menggunakan jabatannya sebagai sarana untuk
memperoleh keuntungan dari orang lain melakukan pemerasan atau suap.Masalah-masalah etis
yang muncul dari tindakan tersebut :
1. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan muncul saat kepentingan pribadi pegawai mendorongnya
melakukan tindakan yang mungkin bukan melakukan tindakan yang terbaik bagi perusahaan.
Konflik kepentingan juga bisa muncul apabila pejabat atau pegawai suatu perusahaan juga
bekerja atau menjadi konsultan perusahaan luar yang menjadi rekan atau pesaing perusahaan
pertama.
Konflik kepentingan bisa bersifat aktual atau potensial. Konflik kepentingan aktual
terjadi saat seeseorang melaksanakan kewajibannya dalam suatu cara yang mengganggu
perusahaan dan melakukannya demi kepentingan pribadi. Konflik kepentingan potensial
terjadi saat seseorang, karena didorong oleh kepentingan pribadi, bertindak dalam suatu cara
yang merugikan perusahaan.
Untuk menghindari masalah, banyak perusahaan melakukan : a) menentukan jumlah
saham perusahaan pemasok yang boleh dibeli pegawai b) menentukan hubungan dengan
pesaing, pemasok, atau pembeli yang dilarang perusahaan, c) mewajibkan pejabat penting
untuk mengungkapkan semua investasi finansial luar mereka.
Ada dua jenis situasi dan aktivitas yang perlu mendapat perhatian, yaitu : suap dan
pemberian.
Suap dan pemerasan komersial adalah sesuatu yang diberikan atau ditaearkan pada
seseoprang pegawai oleh orang dari luar perusahaan dengan tujuan agar saat pegawain itu
melakukan transaksi bisnis perusahaan, dia akan melakukan sesuatu yang menguntungkan
orang tersebut atau perusahaan tersebut. Biasanya berupa uang, barang-barang, tambahan gaji,
dll. Pemberian adalah menerima pemberian bisa menjadi tindakan yang etis atau[pun tidak
etis.
2. Pencurian Pegawai dan Komputer
Tindakan pegawai yang mencari tambahan keuntungan pribadi atau menggunkan
sumber daya perusahaan untuk dirinya sendiri merupakan tindakan pencurian karena keduanya
berarti mengambil atau menggunakan properti milik orang lain (perusahaan) tanpa persetujuan
pemilik yang sah.
Pencurian yang dilakukan pegawai sering merupakan pencurian kecil-kecilan, misalnya
mencuri alat-alat kecil, peralatan kantor, atau pakaian.
Contoh lain: menggunakan komputer untuk membobol bank data suatu perusahaan, mengkopi
program-program komputer suatu perusahaan, menggunakan atau menyalin data-data
komputer perusahaan,dll merupakan tindakan pencurian yang tidak etis karena semuanya
melibatkan penggunaan atau pengambilan properti milik orang lain tanpa persetujuan
pemiliknya yang sah. Disebut pencurian karena informasi yang dikumpulkan dalam bank data
komputer oleh suatu perusahaan dan program komputer yang dikembangkan atau dibeli
perusahaan merupakan properti dari perusahaan yang bersangkutan
3. Insider Trading
Insider trading sebagai tindakan membeli dan menjual saham perusahaan berdasarkan
informasi ”orang dalam”. Informasi ”dari orang dalam” tentang suatu perusahaan merupakan
informasi rahasia yang tidak dimiliki publik di luar perusahaan, namun memiliki pengaruh
material pada harga saham perusahan. Insider tradnig merupakan tindakan yang ilegal.

b. Kewajiban Perusahaan terhadap Pegawai


Ada dua masalah yang berkaita dengan kewajiban ini: Kelayakan gaji dan Kondisi kerja
pegawai.
Kelayakan Gaji
Dari sudut pandang pegawai, gaji merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan ekomoni
pegawai dan keluarganya. dari sudut pandang pengusaha atau perusahaan, gaji adalah biaya
produksi yang harus ditekan agar harga produk tidak terlalu tinggi dari kemampuan pasar.
Kelayakan gaji sebagian bergantung pada dukungan yamg diberikan masyarakat (jaminan
sosial, perawatan kesehatan, kompensasi pengangguran, pendidikan umum, kesejahteraan,dll),
kebebasan pasar kerja, kontribusi pegawai, dan posisi kompetitif perusahaan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalan menentukan gaji:
1. Gaji dalam industri dan wilayah tempat seseorang bekerja
2. Kemampuan perusahaan
3. Sifat pekerjaan
4. Peraturan upah minimum
5. Hubungan dengan gaji lain
6. Kelayakan negosiasi gaji
7. Biaya hidup lokal
Kondisi Kerja : Kesehatan dan Keamanan
Bahaya di tempat kerja tidak hanya kategori-kategori ancaman yang jelas seperti
kecelakaan, tersengat listrik, dan terbakat namun juga suhu yang sangat panas atau sangat
dingin, suara yang keras dari mesin, deebu batuan, radiasi,dll.
Risiko memang bagian dari risiko pekerjaan yang tak terpisahkan.Misalnya pembalap dan
pemain sirkus menerima risiko dari pekerjaan mereka.Mereka memperoleh a) kompensasi
penuh dalam menghadapi risiko tersebut dan b) secara sukarela dan sadar menerimanya dan
memperoleh kompensasi sebagai imbalannya, maka kita dapat mengasumsikannya bahwa
pengusaha atau perusahaan telah bartindak secar etis.
Akan tetapi, masalahnya adalah dalam pekerjaan yang berbahaya, syarat-syarat berikut
tidak terpenuhi:
1. Gaji atau upah dikatakan gagl memberikan kompensasi yang proposional terhadap risiko
pekerjaan jika pasar tenaga kerja dalam suatu industri tidak kompetitif atau bila pasar tidak
mempertimbangkan risiko-risiko tersebut karena memang belum diketahui
2. Pegawai mungkin menerima risiko tanpa mengetahuinya karena mereka tidak memiliki akses
ke informasi tentang risiko-risiko tersebut.
3. Pegawai mungkin menerima risiko karena putus asa, karena mereka tidak dapat memperoleh
pekerjaan dalam industri-industri yang kurang berisiko atau karena mereka tidak memiliki
informasi tentang alternatif-alternatif yang tersedia.

1.2 Organisasi politik


Dalam model organisasi politik, individu dilihat berkumpul membentuk koalisi yang
selanjutnya saling bersaing satu sama lain memperebutkan sumber daya, keuntungan, dan
pengaruh. Dengan demikian, "tujuan" organisasi menjadi tujuan yang dibentuk oleh koalisi
yang paling kuat dan paling dominan. Tujuan tidak ditetapkan oleh otoritas yang "sah", namun
ditetapkan melalui tawar menawar antara berbagai koalisi. Realita dasar organisasi, menurut
model ini, bukanlah otoritas formal atau hubungan kontraktual, namun kekuasaan: kemampuan
individu (atau kelompok individu) untuk mengubah perilaku pihak lain menuju cara yang
diinginkan tanpa harus mengubah perilaku mereka sendiri menuju cara yang tidak diinginkan.
Jika kita memfokuskan pada kekuasaan sebagai dasar realita organisasional, maka
permasalahan etis utama yang akan kita temui saat kita mengamati suatu organisasi adalah
masalah yang berkaitan dengan akuisisi dan pelaksanaan kekuasaan. Masalah etis utama
difokuskan bukan pada kewajiban kontraktual perusahaan dan pegawai, namun pada
hambatan-hambatan moral terhadap penggunaan kekuasaan di dalam organisasi. Etika perilaku
organisasional yang dilihat dari perspektif model politik difokuskan pada pertanyaan: Apa
batasan moral, jika ada, pada pelaksanaan kekuasaan dalam organisasi? Dalam bagian-bagian
berikut ini, kita akan membahas dua aspek dari pertanyaan ini, yaitu: (a) Apa, jika ada, batasan
moral pada kekuasaan manajer yang dapat diterapkan pada pegawai? (b) Apa, jika ada, batasan
moral pada kekuasaan pegawai yang dapat diterapkan pada pegawai lain?

1.3 Organisasi yang penuh perhatian


Aspek kehidupan organisasional tidak cukup baik digambarkan dalam model
kontraktual yang merupakan dasar dari organisasi "rasional", ataupun dengan model
kekuasaan yang mendasari organisasi "politik". Mungkin aspek tersebut paling tepat
digambarkan sebagai organisasi penuh perhatian (caring), di mana konsep-konsep moral
utamanya sama dengan konsep yang mendasari etika memberi perhatian. Jeanne M. Lied tka
menggambarkan organisasi semacam itu sebagai organisasi, atau bagian organisasi, di mana
tindakan memberi perhatian merupakan: a) Difokuskan sepenuhnya pada individu (pribadi),
bukan "kualitas", "keuntungan", atau gagasan-gagasan lain yang saat ini banyak dibicarakan;
b) Dilihat sebagai tujuan dalam dan dari dirinya sendiri, serta bukan hanya sarana untuk
mencapai kualitas, keuntungan, dan sebagainya; c) Bersifat pribadi, dalam artian bahwa hal
tersebur melibatkan individu-individu tertentu yang memberikan perhatian, pada tingkat
subjektif, pada individu tertentu lainnya; dan d) Pendorong pertumbuhan bagi yang diberi
perhatian, dalam artian bahwa tindakan ini menggerakkan mereka menuju pemanfaatan dan
pengembangan kemampuan seutuhnya, dalam konteks kebutuhan dan aspirasi mereka
sendiri.
Dalam organisasi caring, kepercayaan tumbuh subur karena orang merasa wajib
saling memercayai jika mereka melihat diri mereka sebagai pihak-pihak yang saling
membutuhkan dan saling terkait. Karena kepercayaan tumbuh subur dalam organisasi
semacam itu, maka organisasi tidak perlu melakukan banyak investasi untuk mengawasi para
pegawainya dan memastikan bahwa mereka tidak melanggar perjanjian kontraktual.
Dalam model kontraktual, masalah etis penting muncul dari kemungkinan terjadinya
pelanggaran terhadap hubungan kontraktual. Dalam model politik, masalah etis penting
muncul dari kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan. Lalu apa masalah etis penting dari
perspektif organisasi carin? Jawabannya adalah memberikan perhatian terlalu banyak atau
kurang banyak.
DAFTAR PUSTAKA
http://arisuhartawan.blogspot.co.id/2013/11/orgaisasi-rasional.html
http://megabudiarti.blogspot.co.id/2013/02/etika-individu-dan-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai