B A B I
B A B I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kesakitan dan kematian akibat perdarahan saat kehamilan
belakangan ini cukup tinggi. Kehamilaan yang seharusnya berakhir dengan
kelahiran tidak dapat terjadi karena masih banyak kehamilan yang berakhir
dengan abortus. Hal ini diakibatkan karena banyak factor penyulit kehamilan.
Factor penyulit kehamilan bervariasi tergantung pada keadaan ibu baik fisik
maupun psikologis. Penyulit kehamilan dapat mempengaruhi peningkatan angka
kesakitan dan kematian salah satunya yaitu akibat perdarahan yaitu Abortus
Inkomplit.
Cina memegang rekor abortus tertinggi di dunia. Di Indonesia diperkirakan
terjadi 2-2,5 juta abortus setiap tahun, sehingga secara nyata dapat menurunkan
angka kelahiran menjadi 1,7 % per tahun. Sementara itu kematian akibat abortus
ilegal diduga 60.000 – 70.000 orang atau 1/3 dari kematian maternal.( Manuaba,
2008 ). Sedangkan menurut catatan rekam medik RSUD Atambua jumlah pasien
dengan diagnosa medik abortus Inkomplit pada 3 tahun terahir yaitu:pada tahun
2007 jumlah pasien yang masuk rumah sakit sebanyak 7,6 %, pada tahun 2008
sebanyak 5,9 %, dan pada tahun 2009 pada bulan januari sampai juni sebanyak
8,6 %.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan abortus Inkomplit
Di Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Atambua ( RSUD )”.
B. BATASAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
E. MTODE PENULISAN
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Abortus Inkompletus adalah : Proses abortus dimana
sebagian hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir.
( Chrisdiono, 2004 : 26 )
Do : keadaan umum:
wajah Ibu tampak
meringis dan menahan
kesakitan, skala nyeri
sedang
(4–6)
TTV :
S: 36 c
N : 88 X / M
T : 130 / 70 mmHg
-WBC : 7,8 10 /
mm3 ( 3,5 – 10,0 )
- RBC : 4,20 10 /
mm3 ( 3,80 – 5,80 )
- HGB : 11,0 a/dl
( 11,0 – 16,5)
- HCT : 37,9 %
( 35,0 – 50,0 )
- golongan darah : O
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan antara teori Abortus
Inkomplit dan kenyataan pada pasien dengan Abortus Inkomplit, yang di rawat oleh
penullis melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa
keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan, dan evaluasi.
Pada tahap pengkajian yaitu pengumpulan data yang perlu di ketahui pada pasien
dengan Abortus Inkomplit adalah : Pada teori mengenai tanda dan gejala salah satunya
adalah dapat terjadi infeksi yang di tandai dengan peningkatan suhu tubuh, sedangkan
pada kasus nyata tidak di temukan tanda adanya peningkatan suhu tubuh. Hal ini
disebabkan karena pasien telah mendapatkan tindakan keperawatan dan tindakan medis
setelah masuk rumah sakit.
Pada perumusan diagnosa keperawatan menjelaskan respon manusia actual atau
potensial yang di lakukan setelah data di kumpulkan guna mencari hubungan antara
data subyektif dan obyektif untuk menentukan masalah utama dan kemungkinan
masalah yang timbul. Pada tinjauan pustaka terdapat beberapa diagnosa yang sama yang
muncul pada pasien dengan Abortus Inkomplit. Pada tinjauan kasus ada 1 ( satu )
diagnosa yang di tambahkan yaitu Resiko syok diagnosa ini di angkat sesuai dengan
kondisi pasien serta data subyektif yang diungkapkan pasien dan data obyektif yang
diperoleh perawat melalui observasi dan pemeriksaan. Pada prioritas diagnosa
keperawatan di tentukan diagnosa potensial yaitu Nyeri berhubungan dengan kerusakan
jaringan intrauteri. Hal ini di tentukan berdasarkan kondisi pasien.
Pada rencana dan tindakan keperawatan pada tinjauan teori semua tindakan
dapat di laksanakan, namun pada kasus nyata lebih di tekankan pada tindakan utama
untuk meningkatkan kesehatan ibu serta mencegah timbulnya masalah baru yang dapat
memperberat masalah ibu.
Tahap evaluasi pada tinjauan teoritis hasil dari evaluasi tidak dapat diukur dan
tidak di ketahui hasilnya sedangkan pada kasus nyata evaluasi yang di lakukan dapat
diukur dan diketahui hasilnya atau keberhasilan dalam melakukan asuhan keperawatan.
Pada kasus nyata semua masalah dapat teratasi, hal ini tidak terlepas dari kerja sama
yang baik antara perawata, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas mengenai abortus Inkomplit dan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan terhadap pasien Abortus Inkomplit maka penulis dapat mengambil
kesimnpulan sebagai berikut:
1. Abortus Inkomplit adalah : Perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
dimana sebagian dari hasil konsepsi masih berada dalam kandugan. Penyebab dari
Abotus Inkomplit antara lain: Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, Kelainan pada
plasenta, Kelainan traktus grnitalia, Factor meternal. Tanda dan gejala yang muncul
pada pasien antara lain: Perdarahan memanjang sampai terjadi keadaan anemis,
Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat, Terjadi infeksi yang di
tandai dengan suhu tinggi, Dapat terjadi degenerasi ganas ( karsio karsinoma ),
Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu, Pada pemeriksaan fisik:
keadaan umum tampak lemah, kesedaran menurun, tekanan darah menurun, denyut
nadi cepat dan kecil,suhu badan meningkat, Perdarahan pervaginam mungkin
disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi, Rasa mulas dan kram perut,
didearah simfisis, sering nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.Upaya
penatalaksanan pasien dengan Abortus Inkomplit adalah menyelamatkan ibu yaitu
dengan tindakan kolaborasi untuk terminasi kehamilan. Pencegahan terjadinya
Abortus Inkomplit adalah dengan cara memberikan informasi mengenai pentingnya
gizi saat hamil, istirahat dan keluarga berebcana ( KB ).
2. pada kasus nyata yang di berikan pada Ny. A.A GIIIPIIAI dengan diagnosa medik
Abortus Inkomplit di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Atambua, Asuhan
Keperawatan yang di berikan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pada
tahap pengkajian masalah yang muncul adalah : pasien hamil 6 minngu, merasa
nyeri perut yang menjalar ke pinggang bagian belakang di sertai keluarnya
gumpalan darah berwarna merah kecoklatan melalui jalan lahir.
3. Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Abortus Inkomplit ditentukan
berdasarkan keluhan atau respon pasien sehingga diagnosa yang muncul yaitu:
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri, Resiko tinggi syok
b.d perdarahan pervaginam, Kecemasan b.d kurangnya pengetahuan.
4. Penetapan rencana asuhan keperawatan pada Ny.A.A pada umumnya di lakukan
berdasarkan masalah yang timbul pada pasien dengan menetapkan tujuan dan
kriteria evaluasi.
5. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ny. A.A desuaikan dengan rencana yang
telah di tentukan
6. Melakukan evaluasi pada Ny. A.A terhadap tindakan keperawatan yang di berikan
berdasarkan data subyektif dan obyektif.
7. Melaksanakan Pendokumentasian dari Pengkajian, Peerumusan Diagnosa,
Perencanaan, Pelaksanaan, serta evaluasi keperawatan.
B. Saran
1. Bagi perawat
a. Harus memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat bagi pasien
dengan Abortus Inkomplit untuk mencegah terjadinya masalah yang lebih
berat.
b. Memberikan informasi yang akurat sesuai tingkat pengetahuan pasien
tentang kelainan, perawatan, dan pengaruh Abortus Inkomplit pada
kehamilan berikutnya.
2. Untuk Institusi
a. Dari pihak institusi di harapkan untuk dapat meningkatkan kemampuam
mahasiswa dalam memberikan Asuhan Keperawatan melalui penerapan teori
dan penilitian di lapanagan lebih khusus di rumah sakit.
b. Penyediaan referensi yang banyak khususnya tentang Abortus Inkomplit
sehingga membantu mahasiswa dalam menangani masalah yang muncul.
3. Bagi Penulis
dapat menambah wawasan dan pengalama yang mendalam mengenai Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Abortus Inkomplit dengan menggunakan
pendekatan Asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dan
dapat meningkatkan taraf kemandirian dalam memberikan tindakan keperawatan
yang profesional dan memperoleh pengalaman yang nyata dalam merawat pasien
dengan Abortus Inkomplit.