Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat. Bisa dikatakan “The
master of public health is epidemiology”. Masa sekarang ini, epidemiologi masih dianggap
sebagai ilmu yang relatif masih baru, tetapi sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan
masa dimana manusia mulai mengenal penyakit menular. Pengertian epidemiologi dari arti
katanya yaitu epi : pada/ tentang, demos : penduduk dan logos : ilmu. Dalam arti sempit,
epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang epidemi. Sedangkan dalam arti luas,
epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada
sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang kemudian digunakan
untuk mengatasi masalah kesehatan. Berbagai definisi dan pengertian telah dikemukakan oleh
para ahli epidemiologi, yang pada dasarnya memiliki persamaan pengertian yaitu epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai
masalah kesehatan maupun masalah yang erat kaitannya dengan kesehatan pada suatu kelompok
penduduk tertentu. Sedangkan metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam
mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu
kelompok penduduk tertentu. Oleh karena itu, dalam penggunaannya, epidemiologi berkaitan
erat dengan disiplin ilmu yang lain, baik bidang eksakta maupun non eksakta(sosial). Sifat dasar
epidemiologi yaitu lebih mengarahkan diri pada kelompok penduduk/masyarakat daripada
kesehatan perorangan, serta menilai peristiwa yang ada dalam masyarakat serta
kuantitatif(menggunakan rate atau semacamnya).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang epidemiologi kependudukan.
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui tentang pengertian epidemiologi
b. Dapat mengetahui tentang pengertian epidemilogi kependudukan
c. Dapat mengetahui manfaat dari epidemilogi kependudukan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi kependudukan


Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan
epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi
serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam
masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis
tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah
kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek
kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan
masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan
dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi
kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan
dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system
reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan.
Demografi dapat dianggap bersifat antar-disiplin karena erat hubungan-nya dengan
disiplin-disiplin lain seperti matematika, biologi, kedokteran, geografi, sosiologi dan ekonomi.
Dalam studi tentang keluarga dapat dilihat bagaimana demografi berhubungan dengan
disiplin-disiplin lainnya. Sebenarnya ahli demografi tertarik kepada besar dan susunan suatu
keluarga. Seorang sejarahwan, terutama seorang ahli demografi sejarah, tertarik kepada bentuk
keluarga pada masa lalu dan aspek-aspek seperti usia kawin, susunan dan besarnya keluarga.
Karena keluarga adalah kesatuan dasar kegiatan sosial, maka para ahli sosiologi dan
anthropologi juga tertarik misalnya kepada status, peranan dan pengambilan keputusan para
anggota keluarga. Mengapa orang mengingin-kan anak? Adalah suatu pertanyaan yang menarik
perhatian seorang ahli psikologi. Dalam beberapa masyarakat, suatu keluarga besar membawa
status tertentu bagi ibu dan keluarga. Para ahli ekonomi memandang keluarga sebagai satu
kesatuan ekonomi dan penelitianr.ya meliputi hal-hal seperti biaya hidup anak yang juga menarik
perhatian ahli demografi.
Sebuah contoh yang lebih khusus acalah hubungan antara demografi
dan epidemiologi. Kedua kata itu beiasal dari kata “demos” sebuah kata Yunani untuk
“penduduk”. Epidemi terjadi jika suatu penyakit menyerang sejumlah besar penduduk pada saat
yang sama. Meskipun demikian, epidemiologi tidak hanya mempelajari epidemi saja, tetapi kini
meliputi morbiditas (penelitian tentang penyakit) dan juga salah satu akibatnya, yaitu mortalitas.
Dalam demografi itu sendiri, ada perbedaan penting antara demografi formal (disebui
juga demografi matematika atau analisa) dan studi kependu-dukan. Seorang ahli demografi
formal biasanya seorang ahli matematika karena demografi formal menyangkut variabel-variabel
demografi dalam bentuk matematika.
B. Data Kependudukan
Ada tiga sumber pokok data kependudukan:
1. Sensus penduduk
2. Survai sampel demografi
3. Sistem registrasi
a. Registrasi vital (catatan peristiwa-peristiwa pcnting seperti kelahiran, kematian dan perkawinan)
b. Registrasi penduduk
4. Statistik migrasi internasional.
Dahulu sensus sering dihubungkan dengan pemungutan pajak dan kata “sensus” berasal
dari kata Latin “censere” yang berarti menaksir atau memungut pajak. Selain itu, sensus juga
dihubungkan dengan kepentingan militer: orang Yunani kuno menghitung jumlah laki-laki
dewasa pada masa perang dan juga pada waktu persediaan pangan berkurang. Sekarang
informasi sensus bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk analisis statistik saja,
sedangkan data pribadi tidak diterbitkan. Yang menganggap sensus ada hubungannya dengan
pajak, relatif sedikit jumlahnya, tetapi di beberapa neqare. sensus masih diariggap mengganggu
kcleluasaan pribadi.
Di Amerika Serikat, suatu kemajuan penting terjadi dengan disusunnya Undang-Undang
Dasar tahun 1797 yang mengharuskan negara itu melaksa-nakan sensus setiap 10 tahun. Sensus
yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, biasanya 10 atau 5 tahun memudahkan
perbandingan. Ciri-c.in khas sensus modem Iainnya adalah universal dan serentak, artinya,
setiap individu dicacah pada waktu yang bersamaan.
a. Survai Sampe
Suatu survai sampel lebih murah karena hanya meliputi penduduk yang dipilih sebagai
wakil penduduk. Namun demikian, proses pemilihan ini dapat menimbulkan kesalahan sampel
(sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh penduduk dicacah. Masalah lain yang
timbul adalah karena suatu sampel nasional secaia relatif jumlahnya tidak besar, ada
kemungkinan daerah atau unit yang kecil (misalnya suatu desa) tidak terwakili sehingga dengan
sendirinya sangat sukar menentukan karakteristik daerah ini.
Dari suatu sampel dapat diperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan
berkualrtas’ lebih baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga dapat
dicurahkan untuk setiap wawancara. Sebuah Pertanyaan dalam sensus misalnya, dapat
menunjukkan berapa jumlah anak ri setiap wanita. Namun demikian, untuk memperoleh
perincian mengenai.
b. Registrasi Vital
Sensus dan survai menggambarkan keadaan penduduk pada suatu waktu tertentu.
Statistik vital merupakan sumber utama untuk mengetahui perubahan penduduk karena statistik
ini dikumpulkan secara kontinu dalam berbagai buku registrasi yang biasanya meliputi kematian,
kelahiran dan perkawinan. Catatan-catatan tentang hal ini telah disimpan oleh beberapa gereja di
Eropa sejak abad ke 14, tetapi sistem pencatatan sipil yang resmi baru berkembang pada abad ke
19 dan 20. Jika registrasi dilaksanakan dengan cermot dan diwajibkan seperti di Australia dan
negara-negara maju lainnya, jumlah kelahiran dan kematian dapat dianalisis bersama-sama
dengan sensus terakhir dan statistik migrasi untuk memungkinkan perhitungan tingkat kelahiran
dan tingkat kematian, serta memperkirakan jumlah penduduk pada setiap waktu.
Karena para petugas kesehatan masyarakat menekankan pentingnya mencegah penyakit
dan mengurangi kematian, maka analisis hal-hal tertentu dari data registrasi (sebab kematian,
umur waktu meninggal dan jenis pskerjaan almarhum/almarhumah) makin dibutuhkan.
Meskipun demikian, di banyak negara berkembang, sangat banyak biaya diperlukan untuk
menye-lenggarakan suatu sistem registrasi yang lengkap, sehingga dalam jangka waktu beberapa
dasawarsa mendatang, buku registrasi agaknya dapat diandalkan untuk memberikan data
demografi yang betul-betul dapat dipercaya.
c. Buku Registrasi Pendek
d. Statistik migrasi internasional.
e. Membandingkan data demografi.
C. Fertilitas
1. Berapa Perbedaan Fertilitas (Fertility Differential)
Semua variabel-antara langsung mempengaruhi fertilitas, sedangkan variabel lainnya
yaitu variabel pengaruh, hanya dapat mempengaruhi fertilitas secara tidak langsung. Jadi:
variabel pengaruh variabel antara — fertilitas.
Tentu saja, Gambar 4B sangat disederhanakan. Misalnya, sikap terhadap besarnya
keluarga ideal mungkin mempengaruhi fertilitas, tetapi mungkin juga sebaliknya. Variabel-
pengaruh (seperti pendidikan, penghasilan dan pekerjaan), mungkin ^ljng_berkaitjm_sehingga
pengaruh relatifnya terhadap • fertilitas jsukar cHtentukan. Pada masa lalu para peneliti
cenderung memusatkan perhatian kepada variabel-antara atau kepada variabel pengaruh.
Bagaimana pun juga, Survai Fertilitas Dunia mengharapkan agar keduanya “digunakan apabila
akan dibuat sesuatu analisis yang tajam tentang fertilitas.
2. Fertilitas dan Status Sosial Ekonomi
Wrong percaya bahwa norma yang menunjukkan penduduk dari golongan status
ekonomi yang Iebih rendah mempunyai fertilitas yang relatif lebih tinggi, hampir dapat
dikatakan sebagai suatu hukum sosial ekonomi. Ketika I survai di India dan di tempat lain
menunjukkan hasil yang sebaliknya, datanya antik dengan alasan bahwa wanita-wanita dari kelas
rendah cenderung lupa an jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Hull and Hull (1977) mampu
menentang ‘hukum’ yang terkenal itu karena datanya dianalisis menurut variabel-berpengngaruh
dan juga rnenurut variabel-antara. Hasil studi mereka di sebuah desa. Tengah menunjukkan
bahwa kelompok isteri yang berpenghasilan tinggi jMaporkan jumlah anak yang Iebih banyak.
Apakah hal ini karena wanita yang h miskin kurang memperhatikan jumlah kelahiran? Setelah
menganalisis data piaasarkan variabel-antara 3, 4, dan 7, mereka menarik kecimpulan bahwa
perrbedaan-perbedaan itu memang tidak dibuat-buat. Perkawinan wanita yang lebih miskin
kurang stabil, masa abstinensinya setelah bersalin lebih lama dan mereka lebih mungkin menjadi
mandul.
3. Fertilitas dan Pendidikan
Menurut Holsinger dan Kasarda (1976: 154), meskipun kenaikan tingkat pendidikan
menghasilkan tingkat kelahiran yang lebih rendah, tetapi hubungan antara kedua variabel ini
belum benar-benar terbukti. Pendidikan jelas mempengaruhi usia kawin karena pelajar dan
mahasiswa pada umumnya berstatus bujangan. Lagi pula, jika pendidikan meningkat, maka
pemakaian alat-alal kontrasepsi juga meningkat. Hawthorn (1970: 42) menyatakan bahwa dalarr,
semua masyarakat, ‘kesadaran akan pembatasan kelahiran memang tergantung’ pada latar
belakang daerah kota atau tempat ‘tinggal pendidikan dan penghasiian’. Pendidikan yang kuat
pengaruhnya terhadap variabel-variabe! pengaruh lainnya seperti sikap terhadap bcsarnya
kcluarga ideal, dan nilai anak.
Menurut Bouge (1969: 676), pendidikan mcnunjukkan pengaruh yang lebih kuat
terhadap fcrtilitas daripada variabel-variabel yang lain. Muangthai meru-pakan salah satu contoh
di mana kedua variabel ini mcmpunyai hubungan yang berlawanan: pada 1960, wanita yang
berumur di atas 50 mempunyai rata-rata anak 5, 7 bagi yang tidak berpendidikan, 5, 2 bagi yang
berpendidikan tingkat pertama dan 3, 4 bagi yang berpendidikan tingkat menengah.
4. Ferbedaan Desa Kota
Di negara-negara maju, fertilitas di daerah pedesaan biasanya lebih tinggi daripada di
daerah kota. Di beberapa negara seperti Polandia dan Yugoslavia, perbedaan ini justru lebih dari
30% (United Nations, 1976: 48). Di Australia pada 1911, jumlah anak bagi wanita usia 45—49
tahun rata-rata adalah 4,2, sedangkan di pedesaan sebesar 4,8. Menjelang 1966, angka ini turun
menjadi 2,7 di kota, dan di daerah pedesaan menjadi 3,2.
5. Agama dan Fertilitas
Agama tentu saja merupakan salah satu variabel pengaruh yang penting. Orang Katolik
seringkali mempunyai fertilitas yang lebih tinggi daripada penganut fcjama Yahudi atau
Protestan. dan kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa |:ang Islam sering mempunyai
fertilitas yang lebih tinggi daripada yang bukan |iam. Masing-masing hipotesa di bawah ini
mencoba menerangkan bagaimana dapat mempengaruhi perbedaan fertilitas.
6. Fertilitas Orang Katolik
Doktrin Katolik Roma sebenarnya pro-natalis. karena mendukung keluarga besar dan
menolak cara-cara pembatasan kclahiran yang paling efisien. Meskipun demikian, banyak orang
Katolik menggunakan cara-cara tersebut dan beberapa negara yang mayoritas penduduknya
beragama Katolik seperti Perancis, Austria dan Luzemburg, mempunyai tingkat fertilitas yang
sangat rendah.
7. Fertilitas kaum Muslimin
Ada lebih dari 22 negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam dan penganut
agama ini yang disebut kaum Muslimin, barangkali ber-jumlah sekitar seperlima penduduk
dunia. Kirk (19b6: 567) telah mencatat bahwa fertilitas kaum Muslimin (1) pada umumnya
tinggi, (2) tidak nyata menunjukkan tren penting dari waktu ke waktu. (3) umumnya lebih tinggi
daripada negara-negara tetangganya yang mayoritas penduduknya beragama lain. Oleh karena
itu. Kirk menarik kesimpulan bahwa hubungan antara agama dan fertilitas itu lebih erat pada
kaum Muslimin dari pada agama yang lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan
epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi
serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam
masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis
tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah
kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek
kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan
masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan
dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi
kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan
dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system
reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan.
B. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka, penulis mengajukan beberapa saran yang
ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada teman-teman maupun pembaca lain
untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita
sebagai seorang perawat. Yaitu: Perlunya mempelajari secara mendalam tentang epidemiologi
kependudukan.

DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, eko.2003. Pengantar epidemiologi.jakarta: penerbit buku kedokteran egc
Bustan mn ( 2002 ). Pengantar epidemiologi, jakarta, rineka cipta
Nasry, nur dasar-dasar epidemiologi
Arsip mata kuliah fkm unhas 2006
Epidemiologi dan Demografi
Epidemiologi dan demografi adlah ilmu yang memepelajari kesehatan populasi. Untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan populasi. Epidemiologimerupakan salah satu metode penelitian,
yang salah satu cirinya adalah direncanakan dandilakanakan oleh manusia yang mempunyai sifat ingin
tahu (fox,et al,1970).
1.

Pengertiana.

Demografi
Demografi ( “berarti tulisan tentang penduduk”, berasal dari bahasa yunani
demos
(penduduk dan
graphos
(tulisan) adalah ilmu tentang populasi manusia
danmempelajari ukuran populasi, karakteristik serta perubahannya. Contoh studidemografik adalah deskripsi dan
perbandingan populasi menurut beberapakarakteristik seperti usia, jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi,
penyebarangeografik, dan kelahiran, kematian perkawinan serta perceraian
b.

Epidemiologi
Epidemiologi ( “studi tentang kejadian di masyarakat” berasal dari bahasa yunani
l
ogos
( studi),
demos
( penduduk),dan
ep
i (kejadian)adalah ilmu tentang kesehatanpenduduk .Epidemiologi mempelajari karakteristik, penyebaran dan
pengaruh kondisi

kondisi kesehatan.Epidemiologi adalah ilmu tentang kejadian kesehatan yang mempengaruhi populasidan aplikasi
ini mempelajari tentang bagaimana cara mengontrol masalah kesehatan (Lust,1988)Epidemiologi membahas
tentang distribusi dan determinasi yang mempengaruhikesehatan.
Distribusi
meliputi : peristiwa yang mempengaruhi kesehatan dan pola yang harusdilakukan dalam populasi, seperti Apa
penyakitnya, siapa yang terkena, Dimanaterjadi dan kapan peristiwa itu terjadi. Sedangkan
determinasi
mempelajari tentang
faktor, karakteristik dan tanda dari determinasi tersebut. Pola yang dibahas adalahtentang bagaimana hal itu terjadi,
mengapa beberapa orang terkena dan yang laintidak, hasil dari investigasi.
2.

Manfaat epidemiologi
Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program kesehatan dan KeluargaBerencana adalah sebagai alat
dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologisebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah
kesehatan, selalumempertanyakan siapa yang terkena masalah, dimana, bagaimana penyebaran dankapan
penyebarannya. Demikian pula pendekatan pemecahan masalah dikaitkandengan dimana dan bagaimana serta
bilamana maslah tersebut terjadi.Kegunaan laindari epidemiologi adalah sebagai ukuran epidemiologi seperti
prevalensi, point of prevalence, case fatality rate, kasus baru, dsb.
Pendekatan Epidemiologi bagi kesehatan masyarakat.
Dalam epidemiologi dikenal dengan Segitiga epidemiologi atau Agen, penjamu,danlingkungan. Agen adalah
suatu organisme yang memiliki kemampuan sebagaipenyebab penyakit. Penjamu adalah populasi yang berisiko
terpajan penyakit.Lingkungan adalah suatu kombinasi antara faktor fisik, biologis,dan sosial yangmengelilingi dan
memepengaruhi agen serta penjamunyaSegitiga epidemiologik atau model agens- penjamu- lingkungan dalah
suatu gambarantradisional tentang sehat dan sakit, yang dikembangkan ketika epidemiologimendapatkan
perhatian yang besar terkait dengan penyakit menular.Menurut model ini sehat dan sakit dapat dipahami dengan
menelususri karakteristik,perubahan dan dan interaksi diantara agens, penjamu dan lingkungan. Segitiga
dalamstatus keseimbangan (Ekuilibrium) yang normal. Keseimbangan bukan menandakankesehatan yang
optimum, tetapi pola biasa yang sederhana dari kondisi sehat dan sakit
dalam populasi. Berbagai perubahan yang terjadi pada salah satu sisi(agens, penjamu,dan lingkungan) akan
menghasilkan ketidakseimbangan (disekuilibrium) dengan katalain terjadi suatu perubahan pola yang biasa
tersebut.Pada penerapan praktik keperawatan komunitas diperlukan analisis dari tiga areatersebut sehingga
menghasilkan informasi berkenaan dengan suatu kejadian atauperistiwa, contohnya: Kelompok yang berisisko
tinggi mengalami mortalitas bayi ,dengan penelitian segitiga epidemiologi
maka akan mengarahkan kita untuk membuat suatu program yang ditujukan untuk menurunkan resiko tersebut.
3.

Jenis

jenis desain epidemiologi
Jenis dasar epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitua.

Epidemiologi deskriptif yaitu mempelajari kejadian dan distribusi penyakit ataumasalah yang berkaitan dengan
kesehatanb.

Epidemiologi analitik yaitu mempelajari determinasi yaitu faktor



faktorberhubungan dengan kejadian dan distribusi penyakitatau masalah yang berkaitandengan kesehatan.Dalam
merencanakan penelitian perlu ditentukan jenis desain epidemiologi yangtergantung pada penetapan tujuan
epidemiologi. Untuk mencapai tujuan- tujuanepidemiologi tersebut maka ada dua strategi epidemiologi yaitu:1.

Surveilans epidemiologi2.

Penelitian epidemiologiBaik surveilans maupun penelitian epidemiologi merupakan kegiatan



kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data untuk menghasilkan informasi dalam rangka
mencapai tiga tujuan tersebut
4.

Tingkatan Pencegahan dalam praktik Kesehatan Komunitas


Konsep pencegahan (preventif) adalah komponen kunci dari praktik kesehatankomunitas modern. Dalam
terminologi populer, pencegahan berarti menghindari suatukejadian sebelum terjadi. Dalam praktik kesehatan
komunitas, kita menggunakan tigatingkatan pencegahan yaitu :a.

Pencegahan primer adalah usaha sungguh



sungguh untuk menghindari suatupenyakit atau tindakan kondisi kesehatan yang merugikan melalui
kegiatanpromosi kesehatan dan tindakan perlindungan. Pencegahan primer mencakup areapenanganan yang
sangat luas yaitu nutrisi, kebersihan, sanitasi, imunisasi,perlindungan lingkungan dan pendidikan kesehatan umum
b.

Pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan pengobatan terhadap kondisikesehatan yang merugikan. Salah satu
pencegahan sekunder skrinning yaitupemeriksaan skrinning seperti penyakit asimptomatik seperti TBC,
Hipertensic.

Pencegahan tersier dilakukan jika penyakit atau kondisi tertentu telahmenyebabkan kerusakan pada individu.
Tujuan pencegahan tersier adalahmembatasi kecacatan atau merehabilitasi atau meningkatkan
kemampuanmasyarakat semaksimal mungkin.Untuk merencanakan penggunaan metode yang tepat dari
pencegahan primer,sekunder dan tersier, para profesional kesehatan komunitas harus mengkajiterlebih dahulu
status kesehatan masyarakat, yaitu dengan ukurandeskrptif kesehatan
5.

Ukuran Deskriptif Kesehatana.

Ukuran Demografi
Karakteristik tertentu manusia atau demografik dapat dikaitkan dengan kesehatanatau kesakitan. Umur, jenis
kelamin, suku,ras, pendapatan dan tingkat pendidikanadaalah faktor

faktor demografi penting yang dapat mempengaruhi kesehatan.
b.

Morbiditas dan mortalitas


Meskipun epidemiologi mencakup sehat dan sakit, sehat sulit diukur. Oleh karenaitu, banyak ukuran kesehatan
diungkapkan dengan istilah morbiditas (kesakitan)dan mortalitas (kematian).
c.

Insidens
Insidens penyakit atau kondisi kesehatan mengacu kepada sejumlah individudalam suatu populasi yang
menunjukkan kondisi tertentu selama periode khusus.Oleh karena itu, penghitungan insidens secara umum
memerlukan pengamatanterhadap suatu populasi dalam suatu periode tertentu.
d.

Prevalensi
Prevalensi suatu penyakit atau kondisi mengacu kepada jumlah total individudalam suatu populasi dengan kondisi
tertentu pada waktu tertentu
e.

Interpretasi insidens dan prevalensi


Ukuran dan insiden prevalensi menyajikan informasi yang berbeda dan memilikiimplikasi yang berbeda pula.
Sebagai contoh, peningkatan prevalensi penyakitkanker berarti terdapat lebih banyak individu yang menderita
penyakit kankerdalam suatu populasi.

f.

Rate (Angka)
Insidens dan prevalensi biasanya dinyatakan dengan ukuran matematis yangdisebut rate. Karena epidemiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari kesehatanpopulasi, ukuran ini seharusnya berkaitan dengan kejadian dari
kondisi kesehatanpada populassi. Ukuran ini mengukapkan hubungan matematis antara pembilang,yaitu
jumlah orang yang mengalami kondisi dan penyebut yang mengacu kepadapopulasi berisiko, atau jumlah total
yang cenderung mengalami kondisi demikian.Rate seharusnya tidak dikacaukan dengan proporsi lain yang tidak
menggunakanpopulasi berisiko sebagai penyebut contohnya angka kematian rata

rata akibatkanker tidak sama dengan proporsi kematian akibat kanker.Sumber:Anderson, elizabeth. 2006. Buku
ajar keperawatan komunitas, teori dan praktik.Jakarta : EGCBuchari, Lapau.2009. Prinsip dan metode
epidemiologi. Jakarta : FKUIStanhope, Marcia. 1996. Community health nursing : promoting helath of aggrerates.
Missouri: mosby

Anda mungkin juga menyukai