Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Pembuluh darah
Dinding pembuluh darah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam hemostasis. Bagaimana
pembuluh dara bisa berperan daam hemostasis.
Pembuluh darah terdiri dari tunika intima, tunika media, dan tunika eksterna. Nah, tunika intima-lah
yang berperan dalam hemostasis. Tunika intima ini pun juga terdiri dari 3 lapis, yaitu endotel, membrana
basalis, dan subendotel. Subendotel pada vena terdiri dari kolagen dan fibroblas. Pada arteri, subendotel
terdiri dari kolagen, fibroblas, dan otot polos.
Tunika intima ini mempunyai 2 sifat, trombogenik dan non trombogenik. Tunika intima ini bersifat
trombogenik karena mempunyai perangkat yang mendukung terjadinya koagulasi.
Jika pembuluh darah yang luka dapat mempunyai kemampuan prokoagulan, maka tunika intima yang
masih utuh akan mempunyai kemampuan mencegah trombosis melalui beberapa mekanisme antara lain:
Dimulai kerusakan jaringan dan pelepasan vWF dari endotel sering pada, Kehamilan, ca metastase,
HIV, ticlopidin, kemoterapi Anemia, Hemolitik, trombositopeni, renal failur, demam, gangguan neuro
Prothrombin time, partial thromboplastin time, fibrinogen hampir normal
Sebab : def aktifitas ADAMTS 13 (enzim pemecah vWF) -> agregasi trombosit
• kelainan Vaskular
Berbagai kelainan dapat terjadi pada tiap tingkat mekanisme hemostatik. Pasien dengan
kelainan pada system vascular biasanya datang dengan perdarahan kulit, dan sering mengenai
membrane mukosa. Perdarahan dapat diklasifikasikan menjadi purpura alergik dan purpura nonalerik.
Pada kedua keadaan ini, fungsi trombosit dan factor koagulasi adalah normal.Terdapat banyak bentuk
purpura nonalergik, yaitu pada penyakit-penyakit ini tidak terdapat alergi sejati tetapi terjadi berbagai
bentuk vaskulitis. Yang paling sering ditemukan adalah lupus eritematosus sistemik. Kelainan ini
merupakan penyakit vascular-kolagen, yaitu pasien membentuk autoantibody. Vaskulitis, atau
peradangan pembuluh darah terjadi dan merusak integritas pembuluh darah, mengakibatkan
purpura. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson., Patofisioogi klinik proses-proses penyakit vol.1.)
Jaringan penyokong pembuluh darah yang mengalami perburukan, dan tidak efektif, yang
terjadi seiring proses penuaan, mengakibatkan purpura senilis. Umumnya terlihat perdarahan kulit
pada dorsum manus dan lengan bawah serta diperburuk oleh trauma. Kecuali mengganggu secara
kosmetik, keadaan ini tidak membahayakan jiwa. Manifestasi kulit yang serupa juga terlihat pada
terapi kortikosteroid jangka lama, yang diyakini diakibatkan dari katabolisme protein di dalam
jaringan penyokong pembuluh darah. Skorbut, yang berkaitan dengan malnutrisi, dan alkoholisme,
sama-sama mempengaruhi integritas jaringan ikat dinding pembuluh darah.Bentuk purpura vascular
yang dominant autosomal, telangiektasia hemoragik herediter (penyakit Osler-Weber-Rendu),
terdapat terdapat pada epistaksis dan perdarahan saluran cerna yang intermiten dan hebat.
Telangiektasia difus umumnya terjadi pada masa dewasa, ditemukan pada mukosa bukal, lidah,
hidung dan bibir dan tampaknya meluas ke seluruh saluran cerna. Pengobatan terutama suportif.
(Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson., Patofisioogi klinik proses-proses penyakit vol.1.)
Sindrom Ehlers-Danlos, suatu penyakit herediter lain, meliputi penurunan daya pengembangan
(compliance) jaringan perivascular yang menyebabkan perdarahan berat. Purpura alergik atau
purpura anafilaktoid diduga diakibatkan oleh kerusakan imunologik pada pembuluh darah, ditandai
dengan perdarahan petekie pada bagian tubuh yang tergantung dan juga mengenai bokong. Purpura
Henoch-schÖnlein, suatu trias purpura dan perdarahan mukosa, gejala-gejala salurancerna, dan
arthritis, merupakan bentuk purpura alergik yang terutama mengenai anak-anak. Mekanisme
penyakit ini tidak diketahui dengan baik. Gejala-gejalanya sering didahului oleh keadaan infeksi.
Pasien-pasien mengalami peradangan pada cabang-cabang pembuluh darah, kapiler dan vena,
mengakibatkan pecahnya pembuluh, hilangnya sel-sel darah merah, dan perdarahan.
Glomerulonefritis merupakan komplikasi yang sering terjadi. Pengobatan bersifat suportif dengan
menghindari aspirin serta senyawa-senyawanya. (Sylvia A.Price &Lloraine M.Wilson,2003
2. TROMBOSIT
• Bila endotel rusak endotelin akan menarik trombosit untuk adesi pada kolagen pembuluh darah
• Trombosit diaktifkan akan membentuk pseudopodia sehingga :
- Melepas substasi ADP, serotonin, dll
- Mudah melekat ke kolagen endotel
- Mudah melekat ke trombosit lain
(agregasi trombosit)
• Trombin menghambat sintesaAMP siklik -> peningkatan ion kalsium-> hiperagregasi trombosit
• Pada sikresi ADP yang berlebih akan mengaktifkan membran fosfolipid (faktor trombosit 3) sehingga
terjadi aktifasi sistim koagulasi
3. KOAGULASI
FAKTOR-FAKTOR PEMBEKUAN