Anda di halaman 1dari 8

Analisis Masalah Administrasi Publik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya, setiap manusia memiliki cara pandang yang berbeda-beda
akan suatu hal. Cara pandang yang berbeda tersebut tidak jarang dapat
menimbulkan suatu konflik baik secara individu maupun berkelompok sehingga
dibutuhkan suatu alat yang mengikat yaitu adanya aturan yang mengatur perilaku
hidup manusia.
Secara langsung maupun tidak langsung, kehidupan manusia selalu
dipengaruhi oleh peraturan-peraturan hidup bersama yang membatasi dan mengatur
hubungan antar manusia. Peraturan-peraturan tersebut memberikan batasan
perbuatan mana yang boleh dilakukan dan mana yang harus dihindari. Peraturan
hidup kemasyarakatan yang bersifat mengatur dan memaksa untuk menjamin tata
tertib dalam masyarakat, dinamakan kaidah hukum.
Regulasi mengatur dan berkaitan dengan banyak hal, tidak terkecuali yang
berkaitan dengan perencanaan wilayah dan pembangunan kota. Jika peraturan
dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait maka keteraturan yang diinginkan akan
tercapai. Tetapi bagaimana bila pihak-pihak yang terkait dengan perencanaan
wilayah dan pembangunan kota tidak memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku?
Dapat dipastikan berbagai bencana, persengketaan dan kekacauan akan terjadi.
Di Kabupaten Indragiri Hilir, kasus mengenai PKL, sengketa tanah,
penggusuran bangunan, reklame roboh dan berbagai kasus serupa bukan
merupakan hal yang susah untuk ditemukan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang akibatnya
dirasakan oleh banyak pihak yang tidak bersalah. Selain itu, pengawasan terhadap
pelanggaran yang dilakukan juga dirasa sangat kurang karena pengetahuan terkait
regulasi masyarakat sekitar yang kurang. Melihat fakta di atas, sudah seharusnya
masyarakat mulai peka akan kasus yang terjadi dan regulasi apa yang berlaku
khusunya di masyarakat. Hal tersebut sangat penting dilakukan agar masyarakat
dapat melakukan pengawasan terhadap lingkungan sekitar dan mengurangi
pelanggaran yang terjadi.

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 1


Analisis Masalah Administrasi Publik

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Masalah regulasi apa yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan
pembangunan kota yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir?
2. Apa yang menyebabkan permasalahan regulasi tersebut terjadi?
3. Regulasi apa yang dilanggar sehingga menyebabkan masalah tersebut terjadi?
4. Jenis regulasi apa saja yang berkaitan dengan masalah tersebut?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengidentifikasi permasalahan
regulasi atau administrasi yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan
pembangunan kota di Kabupaten Indragiri Hilir.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi ruang lingkup
penulisan dan ruang lingkup wilayah. Untuk ruang lingkup penulisan yaitu tentang
permasalahan regulasi dalam perencanaan wilayah dan pembangunan kota di
Kabupaten Indragiri Hilir, sedangkan untuk ruang lingkup wilayah yang diambil dalam
makalah ini adalah Kabupaten Indragiri Hilir.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam makalah ini sebagai meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika
penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Berisi mengenai permasalahan-permasalahan regulasi yang berhubungan dengan
perencanaan wilayah dan pembangunan kota di Kabupaten Indragiri Hilir.
BAB III PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan permasalahan regulasi dalam
perencanaan wilayah dan kota.

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 2


Analisis Masalah Administrasi Publik

BAB II
PEMBAHASAN

Adapun masalah regulasi yang bertautan dengan perencanaan wilayah dan


pembangunan kota yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir diantaranya :

1. Persoalan PKL di Kabupaten Indragiri Hilir


Dalam sejarahnya, pedagang kaki lima (PKL) adalah istilah untuk menyebut
penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Namun saat ini istilah PKL juga
digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya, termasuk pedagang pasar PJ di
Tembilahan. Berbagai produk ditawarkan pedagang-pedagang ini baik berbentuk
barang maupun jasa dengan bermodalkan keuletan dan harga yang sangat terjangkau
bagi masyarakat kebanyakan di kota ini. Oleh karena itu, pada kenyataannya PKL
sangatlah diperlukan oleh masyarakat khususnya masyarakat yang mempunyai
tingkatan ekonomi menengah ke bawah.

Persoalan PKL ini memang sudah menjadi permasalahan yang krusial hampir di
semua kota besar di Indonesia. Berdasarkan data resmi Dinas Koperasi dan Sektor
Informal Pemkab Indragiri Hilir pada tahun 2006 menyebutkan terdapat 6.323 PKL yang
berada di Kabupaten Indragiri Hilir. Mereka tersebar 135 titik yang ada di 20
kecamatan. Dari 6.323 PKL itu, 65% adalah warga Kabupaten Indragiri Hilir, sementara
35% sisanya berasal dari luar daerah.

● Permasalahan

Di kota-kota besar, keberadaan PKL merupakan suatu fenomena kegiatan


perekonomian rakyat kecil. Akhir-akhir ini fenomena penggusuran terhadap para PKL
marak terjadi. Para PKL digusur oleh aparat pemerintah seolah-olah mereka tidak
memiliki hak asasi manusia dalam bidang ekonomi sosial dan budaya (EKOSOB).
Permasalahan PKL ini merupakan fenomena kegiatan perkonomian rakyat kecil, yang
mana mereka berdagang hanya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari.
Pada dasarnya, kuatnya magnet bisnis kota Tembilahan ini mampu
memindahkan penduduk dari desa berurbanisasi ke kota dalam rangka beralih profesi
dari petani menjadi pedagang kecil-kecilan. Namun seiring perkembangan waktu,
seringkali kita jumpai permasalahan terkait PKL yaitu ketika mereka berjualan di trotoar
jalan, di taman-taman kota, di jembatan penyebrangan, bahkan di badan jalan. Ini

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 3


Analisis Masalah Administrasi Publik

sangatlah dilematis mengingat bahwa mereka di satu sisi sangat dibutuhkan oleh
masyarakat namun disisi lain sering ditengarai menjadi penyebab kemacetan lalu lintas
ataupun merusak keindahan kota. Disamping itu, PKL sesungguhnya juga merupakan
aset dan potensi ekonomi jika benar-benar bisa dikelola dengan baik. Namun, masalah
yang juga muncul berkenaan dengan PKL ini adalah banyak disebabkan oleh
kurangnya ruang untuk mewadahi kegiatan PKL di perkotaan. Untuk itulah Pemkab
Indragiri Hilir harus segera menertibkan PKL yang telah melakukan pelanggaran-
pelanggaran hukum, seperti telah berjualan di tempat yang tidak diperuntukan untuk
berjualan (trotoar jalan, taman kota, jembatan penyebrangan dan badan jalan),
sehingga PKL tidak hanya memberikan keuntungan bagi konsumennya saja, melainkan
dapat memberikan keuntungan pula bagi kota.

● Identifikasi masalah
Peraturan yang berhubungan dengan permasalahan penertiban PKL adalah ;
1. Perlindungan hukum bagi PKL :
● Undang – Undang Dasar 1945
a. Pasal 27 ayat (2):
Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
● Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia
a. Pasal 11
Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan
berkembang secara layak.
b. Pasal 38
(1) Setiap warga Negara, sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak
(2) Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang di sukainya
● Undang – Undang No.09 Tahun 1995 tentang usaha kecil
Pasal 13 UU nomor 09/1995 tentang usaha kecil : “ Pemerintah menumbuhkan
iklim usaha dalam aspek perlindunga, dengan menetapkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan untuk :
a. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar,
ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi
pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima , serta
lokasi lainnya.
b. Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 4


Analisis Masalah Administrasi Publik

2. Hak-hak PKL saat mengalami pembongkaran :


● Undang – Undang Dasar 1945
a. Pasal 28 G ayat (1)
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi; keluarga; kehormatan;
martabat; dan harta benda yang dibawah kekuasaannya , serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi
b. Pasal 28 H ayat (4)
Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang.”
c. Pasal 28 I ayat (4)
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab Negara terutama pemerintah.

● Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia


a. Pasal 36 ayat (2)
Tidak seorang pun boleh dirampas hak miliknya dengan sewenang-wenang
b. Pasal 37 ayat (1)
Pencabutan hak milik atas sesuatu benda demi kepentingan umum; hanya dapat
diperbolehkan dengan mengganti kerugian yang wajar dan segera diperbolehkan
dengan mengganti kerugian yang wajar dan serta pelaksanaannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada.
c. Pasal 37 ayat (2)
Apabila ada sesuatu benda berdasarkan ketentuan hukum demi kepentingan umum
harus dimusnahkan atau tidak diberdayakan baik itu untuk selama-lamanya
maupun untuk sementara waktu, maka hal itu dilakuakan dengan mengganti
kerugian.
d. Pasal 40
Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak

3. Undang – Undang No. 13 Tahun 1980 tentang jalan


● Pasal 2
a. Jalan mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, politik,
sosial budaya. dan pertahanan keamanan serta dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 5


Analisis Masalah Administrasi Publik

b. Jalan mempunyai peranan untuk mendorong pengembangan semua Satuan Wilayah


Pengembangan, dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang
semakin merata.
c. Jalan merupakan suatu kesatuan sitem jaringan jalan yang mengikat dan
menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam
pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hirarki.

● Pasal 70
a. Dilarang melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan terganggunya peranan jalan
di dalam Daerah Milik Jalan dan Daerah Pengawasan Jalan.
b. Dilarang menyelenggarakan wewenang pembinaan jalan yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dilarang menyelenggarakan suatu ruas jalan sebagai Jalan Tol tanpa Keputusan
Presiden.
d. Dilarang memasuki Jalan Tol, kecuali Pemakai Jalan Tol dan Petugas Jalan Tol.

4. RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006-2010


Dalam RPJMD 2006-2010, Pemkab Indragiri Hilir menegaskan komitmen penataan dan
pengelolaan sektor informal. Selain itu, secara khusus didirikan Dinas Koperasi dan
Sektor Informal. Lembaga tersebut berupaya menyediakan kawasan “legal” bagi PKL
untuk berjualan dan menyediakan dana bergulir.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir No.17 Tahun 2003 tentang penataan dan
pemberdayaan PKL di Kabupaten Indragiri Hilir
Pada peraturan ini, Kabupaten Indragiri Hilir benar – benar mengatur penataan dan
pemberdayaan PKL secara rinci, untuk lebih rinci dapat melihat keseluruhan isi
peratutan perda ini.
6. Peraturan Bupati Kabupaten Indragiri Hilir No. 34 Tahun 2005 tentang penetapan
lokasi, waktu kegiatan, jumlah PKL dan jenis barang yang diperdagangkan pada usaha
PKL di Kabupaten Indragiri Hilir
7.
Pasal 1
Penetapan lokasi, waktu kegiatan, jumlah PKL dan jenis barang yang diperdagangkan
pada usaha Pedagang Kaki Lima, sebagai berikut :
● Lokasi Pasar PJ
a. Jumlah PKL : 127
b. Jenis Dagangan : Makanan, Barang dan Jasa
c. Waktu Kegiatan : Pukul 18.00 – 24.00 WIB

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 6


Analisis Masalah Administrasi Publik

● Lokasi Taman Kota


a. Jumlah PKL : 33
b. Jenis Dagangan : Makanan
c. Waktu Kegiatan : Pukul 16.00 – 24.00 WIB

● Lokasi Lapangan Tenis


a. Jumlah PKL : 24
b. Jenis Dagangan : Makanan
c. Waktu Kegiatan : Pukul 18.00 – 24.00 WIB

● Lokasi RSUD Puri Husada


a. Jumlah PKL : 57
b. Jenis Dagangan : Makanan
c. Waktu Kegiatan : Pukul 12.00 – 24.00 WIB

Pasal 2
Denah lokasi Pedagang Kaki Lima dimaksud dalam Pasal 1, sebagaimana dinyatakan
dalam Lampiran I sampai dengan V Peraturan Bupati ini.

Pasal 3
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, semua ketentuan yang pernah ditetapkan
sebelumnya sepanjang bertentangan dengan Peraturan Bupati ini, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 7


Analisis Masalah Administrasi Publik

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan dari sebuah kota akan berdampak pada pertumbuhan kota
yang semakin maju. Kemajuan dari kota ini akan berpengaruh pada tata ruang kota
tersebut. Apabila pembangunan kota tidak dikendalikan, maka hal ini akan
menimbulkan dampak pada tata ruang kota yang semakin tidak terarah.
Pembangunan kota yang terarah diharapkan dapat menjaga keindahan dan
kelestarian lingkungan, salah satunya dengan cara tidak menyalahgunakan
kegunaan lahan RTH menjadi fasilitas umum, tidak mendirikan bangunan liar di
sepanjang bantaran sungai, sempadan sungai, bahkan di sepanjang rel kereta api.
Oleh karena itu agar pembangunan kota tersebut dapat dikendalikan
diperlukan suatu aturan yang mengatur tentang pembangunan kota agar tata ruang
kota dapat terarah, yakni melalui regulasi. Regulasi yang mengatur tentang
pembangunan kota diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan untuk
keberlangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Penegakan peraturan pembangunan kota masih belum sepenuhnya
terlaksana, baik dari segi pelaksanaan peraturan dan pengawasan, bahkan
pemberian sanksi yang jelas. Dalam penegakan hukum ini perlu adanya
pengawasan yang ketat mengenai pembangunan kota yang sesuai dengan
peraturan tertulis yang tertuang jelas di dalam peraturan daerah maupun undang-
undang. Selain itu, pentingnya kesadaran masyarakat dan penegak hukum untuk
menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat mereka tinggal juga dibutuhkan.

3.2 Rekomendasi
Diharapkan aturan dan undang-undang yang sudah ada ini dapat lebih
ditegakkan lagi dalam hal pengawasannya. Selain itu, dibutuhkan sanksi hukum
yang jelas bagi pelaku pelanggaran agar pelanggaran mengenai hukum
pembangunan kota dapat diminimalisir.

Analisis Masalah Administrasi Publik di Kabupaten Indragiri Hilir 8

Anda mungkin juga menyukai