Makalah PKL
Makalah PKL
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengidentifikasi permasalahan
regulasi atau administrasi yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan
pembangunan kota di Kabupaten Indragiri Hilir.
BAB II
PEMBAHASAN
Persoalan PKL ini memang sudah menjadi permasalahan yang krusial hampir di
semua kota besar di Indonesia. Berdasarkan data resmi Dinas Koperasi dan Sektor
Informal Pemkab Indragiri Hilir pada tahun 2006 menyebutkan terdapat 6.323 PKL yang
berada di Kabupaten Indragiri Hilir. Mereka tersebar 135 titik yang ada di 20
kecamatan. Dari 6.323 PKL itu, 65% adalah warga Kabupaten Indragiri Hilir, sementara
35% sisanya berasal dari luar daerah.
● Permasalahan
sangatlah dilematis mengingat bahwa mereka di satu sisi sangat dibutuhkan oleh
masyarakat namun disisi lain sering ditengarai menjadi penyebab kemacetan lalu lintas
ataupun merusak keindahan kota. Disamping itu, PKL sesungguhnya juga merupakan
aset dan potensi ekonomi jika benar-benar bisa dikelola dengan baik. Namun, masalah
yang juga muncul berkenaan dengan PKL ini adalah banyak disebabkan oleh
kurangnya ruang untuk mewadahi kegiatan PKL di perkotaan. Untuk itulah Pemkab
Indragiri Hilir harus segera menertibkan PKL yang telah melakukan pelanggaran-
pelanggaran hukum, seperti telah berjualan di tempat yang tidak diperuntukan untuk
berjualan (trotoar jalan, taman kota, jembatan penyebrangan dan badan jalan),
sehingga PKL tidak hanya memberikan keuntungan bagi konsumennya saja, melainkan
dapat memberikan keuntungan pula bagi kota.
● Identifikasi masalah
Peraturan yang berhubungan dengan permasalahan penertiban PKL adalah ;
1. Perlindungan hukum bagi PKL :
● Undang – Undang Dasar 1945
a. Pasal 27 ayat (2):
Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
● Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 mengenai Hak Asasi Manusia
a. Pasal 11
Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan
berkembang secara layak.
b. Pasal 38
(1) Setiap warga Negara, sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak
(2) Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang di sukainya
● Undang – Undang No.09 Tahun 1995 tentang usaha kecil
Pasal 13 UU nomor 09/1995 tentang usaha kecil : “ Pemerintah menumbuhkan
iklim usaha dalam aspek perlindunga, dengan menetapkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan untuk :
a. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar,
ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi
pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima , serta
lokasi lainnya.
b. Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.
● Pasal 70
a. Dilarang melakukan perbuatan yang dapat mengakibatkan terganggunya peranan jalan
di dalam Daerah Milik Jalan dan Daerah Pengawasan Jalan.
b. Dilarang menyelenggarakan wewenang pembinaan jalan yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dilarang menyelenggarakan suatu ruas jalan sebagai Jalan Tol tanpa Keputusan
Presiden.
d. Dilarang memasuki Jalan Tol, kecuali Pemakai Jalan Tol dan Petugas Jalan Tol.
Pasal 2
Denah lokasi Pedagang Kaki Lima dimaksud dalam Pasal 1, sebagaimana dinyatakan
dalam Lampiran I sampai dengan V Peraturan Bupati ini.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, semua ketentuan yang pernah ditetapkan
sebelumnya sepanjang bertentangan dengan Peraturan Bupati ini, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 4
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan dari sebuah kota akan berdampak pada pertumbuhan kota
yang semakin maju. Kemajuan dari kota ini akan berpengaruh pada tata ruang kota
tersebut. Apabila pembangunan kota tidak dikendalikan, maka hal ini akan
menimbulkan dampak pada tata ruang kota yang semakin tidak terarah.
Pembangunan kota yang terarah diharapkan dapat menjaga keindahan dan
kelestarian lingkungan, salah satunya dengan cara tidak menyalahgunakan
kegunaan lahan RTH menjadi fasilitas umum, tidak mendirikan bangunan liar di
sepanjang bantaran sungai, sempadan sungai, bahkan di sepanjang rel kereta api.
Oleh karena itu agar pembangunan kota tersebut dapat dikendalikan
diperlukan suatu aturan yang mengatur tentang pembangunan kota agar tata ruang
kota dapat terarah, yakni melalui regulasi. Regulasi yang mengatur tentang
pembangunan kota diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan untuk
keberlangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Penegakan peraturan pembangunan kota masih belum sepenuhnya
terlaksana, baik dari segi pelaksanaan peraturan dan pengawasan, bahkan
pemberian sanksi yang jelas. Dalam penegakan hukum ini perlu adanya
pengawasan yang ketat mengenai pembangunan kota yang sesuai dengan
peraturan tertulis yang tertuang jelas di dalam peraturan daerah maupun undang-
undang. Selain itu, pentingnya kesadaran masyarakat dan penegak hukum untuk
menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat mereka tinggal juga dibutuhkan.
3.2 Rekomendasi
Diharapkan aturan dan undang-undang yang sudah ada ini dapat lebih
ditegakkan lagi dalam hal pengawasannya. Selain itu, dibutuhkan sanksi hukum
yang jelas bagi pelaku pelanggaran agar pelanggaran mengenai hukum
pembangunan kota dapat diminimalisir.