A. DEFINISI
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa di mana
organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini
membutuhkan waktu sekitar 6 minggu.
(Helen, 2001)
Meskipun seccara harafiah didefinisikan sebagai masa persalinan
selama dan segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu-
minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kemabali ke keadaan
tidak hamil yang normal. Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya
kembali ke keadaan tak hamil normal, yang meliputi perubahan struktur
permanent pada serviks, vagina, dan perineum sebagai akibat persalinan
dan kelahiran.
(Cunningham, 1995)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Sarwono,2002)
Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(FKUI, 1983)
Puerperium adalah periode sejak saat selesai melahirkan hingga
berakhirnya involusio uterus, yang biasanya berlangsung selama 6-8
munggu.
(Hinchliff, 1999)
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(Sarwono, 2005)
B. FISIOLOGI NIFAS
1. Involusio Korpus Uteri
Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus korpus uteri yang
berkontraksi terletak kira-kira di pertengahan antara umbilicus dan
simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Korpus uteri sekarang sebagian besar
terdiri dari miometrium yang dibungkus oleh serosa dan dilapisi oleh
desidua. Dinding anterior dan posterior, berada pada posisi erat
(menempel), masing-masing tebalnya 4-5 cm. karena pembuluh darah
tertekan karena kontraksi miometrium, uterus nifas pada potongan
tampak iskemik. Selama 2 hari berikutnya, uterus masih tetap pada
ukuran yang sama dan kemudian mengerut, sehingga dalam 2 minggu
organ ini telah turun ke rongga panggul sejati dan tidak dapat lagi
teraba di atas simfisis. Normalnya organ ini mencapai ukuran tak hamil
seperti semula ddalam waktu sekitar 4 minggu. Proses tersebut bejalan
sangat cepat. Uterus yang baru saja melahirkan mempunyai berat
sekitar 1 kg. karena involusio, 1 minggu kemudian beratnya sekitar
500 gr, pada akhir minggu kedua turun menjadi 300 gr, dan segera
sesudahnya menjadi 100 gr atau kurang. Jumlah total sel otot tidak
berkurang banyak , namun, sel-selnya sendiri jelas sekali berkurang
ukurannya. Involusio rangka jaringan penyambung terjadi sama
cepatnya.
Karena pelepasan plasenta dan membrane-membran terutama
mengikutsertakan lapisan spongiosa desidua, bagian basal desidua
tetap ada di uterus. Desidua yang tersisa mempunyai variasi ketebalan
yang menyolok, gambaran bergerigi yang tidak teratur dan terinfiltasi
oleh darah khususnya di tempat plasenta.
2. Regenerasi Endometrium
Dalam 2 atau 3 hari kelahiran, desidua yang tertinggal di uterus
berdiferensiasi menjadi dua lapisan. Lapisan superficial menjadi
nekrotik, dan terkelupas bersama lochia. Lapisan basal yang
bersebelahan dengan miometrium, yang berisi udi keljar-kelenjar
endometrium, tetap utuh dan merupakan sumber pembentukan
endometrium baru. Endometrium berkembang dari proliferasi sisa-sisa
kelenjar endometrium dan stoma jaringtan penyambung antar kelenjar
tersebut.
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali di
tempat plasenta. Di tempat lain, permukaan bebas tertutup oleh epitel
dalam satu minggu atau 10 hari dan seluruh endometrium pulih dalam
minggu ketiga.
3. Lokhea
Dimulai awal pada masa nifas, ada pengelupasan jaringan desidua
terus-menerus yang menimbulkan secret vagina dalam jumlah yang
berbeda-beda, yang disebut sebagai lokhea. Secara mikroskopik
lokhea terdiri dari eritrosit, kelupasan desidua, sel-sel epitel, dan
bakteri. Mikroorganisme ditemukan di dalam lokhea yang tertampung
di dalam vagina dan terjadi pada kebanyakan kasus sekalipun secret
tersebut diambilo dari rongga rahim.
Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, kandungan darah
di dalam lokhea cukup untuk mewarnai menjadi merah, atau lokhea
rubra. Setelah 3 atau 4 hari, lokhea menjadi semakin pucat, atau lokhea
serosa. Setelah hari kesepuluh karena banyaknya campuran dengan
leukosit dan kandungan cairnnya berkurang lokhea menjadi warna
putih atau putih kekuningan atau lokhea alba. Lokhea yang berbau
busuk mengesankan infeksi, tetapi tidak terbukti.
Pada beberapa pusat kesehatan merupakan hal yang rutin untuk
meresepkan agen oksitosik untuk mencetuskan kontraksi uterus dan
mungkin mengurangi komplikasi perdarahan dan mempercepat
involusi.
Warna kemerahan pada lokhea dapat bertahan untuk waktu yang
lebih lama. Tapi, kalau ini berlangsung lebih dari 2 minggu, keadaan
ini menunjukan retensi bagian kecil plasenta atau involusi tempat
plasenta tidak sempurna, atau keduanya.
4. Urine
Diuresis secara teratur terjadi antara hari 2 dan 5, sekalipun cairan
intravena tidak diinfuskan dengan cepat selama persalinan dan
kelahiran. Kehamilan normal dikaitkan dengan peningkatan yang
lumayan besar air ekstraseluler. Diuresis nifas memperlihatkan
kebalikan dari proses ini kalau stimuli untuk menahan cairan dari
hiperestrogenisme akibat kehamilan dan naiknya tekanan vena
diseparuh badan bagian bawah dihilangkan dan kalau hipervolemia
residual dihilangkan. Pada preeklamsia retensi cairan antepertum dan
diuresis postpartum dapat meningkat besar sekali.
Kadang sejumlah besar gula mungkin ditemukan di dalam urin
selama minggu-minggu pertama masa nifas. Gula yang paling
mungkin adalah laktosa, yang sayangnya tidak terdeteksi dengan
system uji menggunakan oksidase glukosa.
Setelah suatu persalinan yang lama aseton dapat ditemukan di
dalam urin akibat kelaparan.
5. Darah
Leukosit yang agak jelas, terdapat selama dan setelah persalinan,
hitung leukosit kadang kala mencapai tingkat setinggi 30 ribu/ml.
Peninggian terutama terbentuk oleh granulosit. Ada limfopenia
relative dan eosinopenia absolute.
Normalnya, selama beberapa hari pertama setelah kelahiran
hemoglobin, hematokrit, dan hitung eritrosit berfluktuasi sedang. Akan
tetapi umumnya kalau mereka turun jauh di bawah tingkat yang ada
tepat sebelum atau selama persalinan awal, wanita tersebut telah
kehilangan darah yang cukup banyak. Pada satu minggu setelah
kelahiran, volume darah telah kembali mendekati tingkat tidak hamil
yang biasa. Curah jantung tetap tinggi selama sekurang-kurangnya 48
jam postpartum. Hal ini paling mungkin adalah akibat meningkatnya
volume sekuncup agaknya dari bertambahnya arus balik vena, karena
denyut jantung turun pada waktu ini. Setelah 2 minggu perubahan ini
telah kembali ke normal untuk keadaan tidak hamil.
Perubahan yang disebabkan oleh kehamilan pada factor
pembekuan darah berlangsung selama periode waktu yang berbeda
setelah kelahiran. Naiknya fibrinogen plasma dipertahankan sekurang-
kurangnya sampai minggu pertama masa nifas. Akibatnya, laju endap
darah yang meninggi yang biasanya ditemukan selama sebagian besar
masa hamil normalnya tetap tinggi pada masa nifas awal.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Pemeriksaan TTV
Pengkajian tanda-tanda anemia
Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
Pemeriksaan reflek
Kaji adanya varises
Kaji CVAT (cortical vertebra area tendemess)
2. Payudara
Pengkajian daerah areola (pecah, pendek, rata)
Kaji adanya nyeri tekan
Kaji adanya abses
Observasi adanya pembengkakan atau ASI terhenti
Kaji pengeluaran ASI
3. Abdomnen atau Uterus
Observasi posisi uterus atau tinggi fundus uteri
Kaji adanya kontraksi uterus
Observasi ukuran kandung kemih
4. Vulva atau Perineum
Observasi pengeluaran lokhea
Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomi
Kaji adanya pembengkakan
Kaji adanya luka
Kaji adanya hemoroid
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan trauma mekanis, edema atau
pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau
kerusakan kulit
3. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
masukan atau penggantian yang tidak adekuat dari kehilangan cairan
yang berlebih
4. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek-efek
hormonal, trauma mekanis, edema jaringan
5. Resti perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan
kurangnya dukungan dari orang terdekat dan adanya stressor
6. Proses meyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakpuasan
bayi dan pengalaman menyusui sebelumnya
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasi
dan tidak mengenal sumber-sumber
F. NURSING CARE PLAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan Mandiri
trauma mekanis, edema keperawatan diharapkan Tentukan adanya lokasi dan Mengidentifikasi kebutuhan-
atau pembesaran jaringan klien mampu mengontrol sifat ketidaknyamanan. Tinjau kebutuhan khusus dan intervensi
atau distensi, efek-efek nyeri yang dibuktikan ulang persalinan dan catatan yang tepat
hormonal dengan kelahiran Dapat menunjukan trauma
1. Mengidentifikasi Inspeksi perbaikan perineum berlebihan pada jaringan perineal
dan menggunakan dan episiotomi. Perhatikan atau terjadinya komplikasi yang
intervensi untuk edema, ekimosis, nyeri tekan memerlukan evaluasi atau
mengatasi local, eksudat purulen atau intervensi lanjut
ketidaknyamanan kehilangan perlekatan jahitan Memberi anastesia local,
dengan tepat Berikan kompres es pada meningkatkan vasokonstriksi dan
2. Mengungkapkan perineum khusus selama 24 jam mengurangi edema dan
berkurangnya nyeri pertama setelah kelahiran vasodilatasi
Meningkatkan sirkulasi pada
Berikan kompres panas perineum, meningkatkan
lembab diantara 380-43,20C oksigenasi dan nutrisi pada
selama 20 menit, 3-4 x/hari jaringan, menurunkan edema dan
setelah 24 jam pertama meningkatkan penyembuhan
Penggunaan pengencangan
Anjurkan duduk dengan otot gluteal saat duduk menurunkan
gluteal terkontraksi diatas stress dan tekanan langsung pada
perbaikan episiotomi perineum
Selama 12 jam pertama
Kaji nyeri tekan uterus, pascapartum, kontraksi uterus
tentukan adnya dan frekuensi atau kuat dan regular, ini berlanjut
intensitas after pain. Perhatikan selama 2-3 hari selanjutnya
faktor-faktor pemberat meskipun frekuensi dan
intensitasnya berkurang. Factor-
faktor yang memperberat after
pain meliputi multipara,
overdistensi uterus, menyusui,
dan pemberian preparat ergot dan
oksitosin
Meningkatkan kenyamanan,
Anjurkan klien berbaring meningkatkan rasa control, dan
tengkurap bantal di bawah kembali memfokuskan perhatian.
abdomen, dan ia melakukan
tehnik visualisasi atau tehnik
pengalihan
Kolaborasi
Rujuk klien pada kelompok Memberikan bantuan terus-
pendukung misalnya posyandu menerus untuk meningkatkan
kesuksesan hasil
Identifikasi sumber-sumber Pelayanan ini mendukung
yang tersedia dimasyarakat sesuai pemberian ASI melalui
indikasi pendidikan klien dan nutisional
7 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Pastikan persepsi klien Terdapat hubungan antara
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 tentang peersalinan dan persalinan dan kemampuan
kesalahan interpretasi dan jam diharapkan klien kelahiran, lama persalinan, dan untuk melakukan tanggung
tidak mengenal sumber- mampu melakukan tingkat kelelahan klien. jawab tugas dan aktifitas-
sumber perawatan payudara, aktifitas perawatn diri atau
menyusui anaknya dengan perawatan bayi. Makin lama
benar yang dibuktikan persalinan makin negatif
dengan persepsi klien tentang kinerja
1. Mengungkapkan persalinan.
pemahaman perubahan Kaji kesiapan klien dan Periode pasca natal dapat
fisiologis, kebutuha motivasi untuk belajar bantu merupakan pengalaman positif
iondividu, hasil yang klien/pasangan dalam bila penyuluhan yang tepat
diharapkan mengidentifikasi kebutuhan- diberikan untuk membantu
2. Melakukan aktifitas kebutuhan. mengembangkan pertumbuhan
/ prosedur yang perlu ibu ,maturasi dan kompetensi.
dan menjelaskan alasan Mulai rencana penyuluhan Membantu menstandarisasi
– alasan untuk tindakan tertulis dengan menggunakan informasi yang diterima orang
format yang distandarisasi atau tua dari anggota staff, dan
ceklis. dokumentasikan menurunkan kebingungan klien
informasi yang diberikan dan
respon klien.
Berikan informasi tentang Latihan membantu tonus
program latihan pasca partum otot, meningkatkan sirkulasi,
progresif. keseimbangan tubuh, dan
meningkatkan perasaan
sejahtera secara umum.
Berikan informasi tentang Membantu mencegah
perawatan diri, termasuk infeksi, mempercepat
perawatan perineal dan higiene, pemulihan dan penyembuhan,
perubahan fisiologis, termasuk dan berperan pada adaptasi yang
kemajuan normal dari rabas positif dari perubahan fisik dan
lokhia. emosional.
Diskusikan kebutuhan
sexualitas dan rencana untuk Pasangan mungkin
kontrasepi. berikan informasi memerlukan kejelasan
tentang kesediaan mengenai ketersediaan metoda
metoda.termasuk keuntungan kontrasepsi dan kenyataan
dan kerugian. bahwa kehamilan dapat terjadi
Beri penguatan pentingnya bahkan sebelum kunjungan
pemeriksaan pasca partum minggu ke-6.
minggu ke-6 dengan memberi Kunjungan tindak lanjut
perawatan kesehatan perlu untuk mengevaluasi
pemulihan organ reproduktif,
penyembuhan insisi atau
perbaikan/perbaikan episiotomi,
Idenifikasi masalah-masalah kesejahteraan umum dan adaptsi
potensial yang memerlukan terhadap perubahan hidup.
evalusi dokter sebelum jadwal Intervensi lanjut atau
kunjungan minggu ke-6 tindakan mungkin diperlukan
( misal : terjadi perdarahan sebelum kunjungan minggu ke-
vagina yang kembali berwarna 6 untuk meminimalkan atau
merah terang, lokhia bau busuk, mencegah potensial komplikasi.
peningkatan suhu, malaise dan
perasaan ansietas/depresi lama.)
Diskusikan perubahan fisik
dan psikologis yang normal dan
kebutuhan-kebutuhan yang Status emosional kien
yang berkenan dengan periode kadang-kadang labil pada saat
pasca partum. ini dan sering dipengaruhi oleh
kesejahteraan fisik. Antisipasi
perubahan ini dapat
menurunkan stress berkenaan
dengan periode transisi yang
memerlukan peran baru yang
Idenifikasi sumber-sumber dipelajari dan melaksakan
yang tersedia; misal pelayanan tanggung jawab baru.
perawat berkunjung, pelayanan Meningkatkan kemandirian
kesehatan masyarakat, dll. dan memberikan dukungan
untuk adaptasi pada perubahan
multiple.
FISIOWAY
Persalinan normal
Masa nifas
Kurang pengetahuan
Proses menyusui
inefektif
Kasus 13
Ny. R 24 th, masuk rumah sakit tanggal 2 agustus 2005, anda melakukan
pengkajian tanggal 3 agustus 2005. klien postnatal dengan bayi perempuan berat
badan 3500 gr. Saat dikaji klien menyatakan nyeri pada daerah kemaluannya.
Bergerak dengan hati-hati karena nyeri. Nyeri berkurang bila klien duduk, skala
nyeri 4. wajah klien saat berubah posisi meringis menahan nyeri dan klien
menyatakan perih saat BAK. TD 110/70 mmHg, RR 20 x/menit, nadi 80 x/menit.
Leukosit 11.8 ribu/m3. dari pemeriksaan fisik didapatkan payudara klien tampak
lembek, putting susu kurang menonjol, bayi juga masih menangis setelah diberi
ASI, sehingga oleh klien ditambah dengan susu formula. Dari observasi posisi
klien saat memberi ASI kurang nyaman, ASI keluar tetapi tidak lancer. Klien
bertanya bagaimana perawatan payudara setelah melahirkan apakah sama seperti
sebelum melahirkan, dan apakah payudaranya akan berubah bentuk bila dia
menyusui bayinya.
Soal A
1. Buat NCP sesuai dengan data yang ada
2. Bagaimana dengan implementasi dan evaluasi terkait dengan data
berikut
Pada siang harinya sebelum berganti dinas, anda melakukan evaluasi dari
intervensi yang anda lakukan. Didapatkan data, nyeri klien sudah berkurang skala
2 sesaat setelah klien menggunakan tehnik nafas dalam seperti yang diajarkan. TD
120/80 mmHg, RR 20 x/menit, Nadi 80 x/menit. Ekspresi wajah tampak tenang,
klien dapat menyusui bayinya dengan nyaman. Areola masuk seluruhnya ke mulut
bayi. Kepala dan badan bayi sejajar. Dan perut bayi dengan perut ibu menempel.
Klien mengerti cara perawatan payudara dan dapat menyebutkan urutan-urutan
perawatan payudara seperti yang diajarkan. ASI yang keluar kuning. Klien
bertanya apakah ASi yang kuning tersebut bagus untuk anaknya, tidak menjadi
racun?. Bayi masih menangis setelah diberi ASI sehingga masih diberi PASI.
Payudara klien tampak lembek. Klien akan berusaha memakan makanan yang
bergizi.
A. ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Penyebab
Keperawatan
1 Data subjektif: Nyeri Robekan pada
a Klien menyatakan nyeri pada jalan lahir
daerah kemaluannya
b Klien meyatakan perih saat
BAK
Data objektif:
a Klien bergerak dengan hati-
hati
b Skala nyeri 4
c Wajah klien saat berubah
posisi meringis menahan nyeri
d Adanya robekan pada jalan
lahir
2 Data subjektif: - Resti Infeksi Luka pada daerah
perineum
Data objektif:
a Leukosit 11.8 ribu/m3
b Adanya luka pada daerah
perineum
3 Data subjektif: Inefektif Menyusui Kurang
a Klien bertanya apakah pengetahuan
perawatan payudara sebelum tentang perawatan
dan sesudah melahirkan sama payudara inefektif
Data objektif:
a Payudara klien tampak
lembek
b Puting susu kurang menonjol
c Bayi masih menangis setelah
diberi ASI
d Bayi diberi susu formula
e ASI keluar tetapi tidak lancer
f Posisi saat memberikan asi
kurang nyaman
D. IMPLEMENTASI
Dx Hari/Tanggal/Tanggal Implementasi Respon TTD
1. Rabu, 03 Agustus 2005 1. Mengajarkan klien tehnik non 1. Klien mampu menggunakan tehnik
08.00 WIB farmakologis untuk mengurangi nyeri yaitu relaksasi untuk mengurangi nyeri.
tehnik relaksasi.
2. Mengajarkan klien tehnik napas dalam 2. Klien mengatakan nyeri sudah
mulai berkurang
3. Mengajarkan klien 3. Klien menginterprestasikan
menginterprestasikan nyeri dengan nyerinya dalam skala 4
menggunakan skala nyeri 0 - 10
4. Membantu klien untuk meningkatkan 4. Klien mengatakan nyeri berkurang.
rasa nyaman.
5. Mengkaji nyeri tekan uterus dan 5. Klien mau bekerjasama dalam
menginspeksi hemoroid pada perineum pemeriksaan
6. Memberikan kompres lembab pada 6. Klien merasa nyaman.
daerah payudara
7. Mengobservasi kembali skala nyeri 7. Klien meninterprestasikan nyeri
sudah berkurang dalam skala 4
2. Rabu, 03 Agustus 2005 1. Melakukan perawatan luka 1. Klien mampu bekerjasama dalam
08.00 WIB pemberian perawatan
2. Mengganti balutan 2. Klien mampu bekerjasama dalam
pemberian perawatan
3. Membantu membersihkan payudara 3. Klien mampu bekerjasama dalam
pemberian perawatan
4. Mengajarkan klien tehnik cuci tangan 4. Klien mampu melakukan tehnik
secara aseptik cuci tangan secara aseptik
5. Mengajarkan tehnik ganti balutan 5. Klien mampu mengganti balutan
dengan benar
6. Mengukur TTV 6. Klien mampu bekerjasama dalam
pemberian perawatan
3. Rabu, 03 Agustus 2005 1. Mengkaji pengetahuan klien tentang 1. Klien bekerjasama dalam proses
08.00 WIB perawatan payudara pengkajian
2. Memberikan informasi tentang 2. klien bekerjasama dalam proses
perawatan payudara keperawtan
3. Menjelaskan tentang pentingnya 3. Klien mamapu bekerjasama dalam
perawatan payudara pemberian penyuluhan kesehatan
4. Mengobservasi tingkat pengetahuan 4. Klien mampu menyebutkan dan
klien menjelaskan kembali tentang materi
yang telah disampaikan, kegelisahan
klien sudah berkurang
E. EVALUASI
No. Dx Evaluasi TTD
1. S : Klien mengatakan nyeri terkontrol
O : Pengukuran skala nyeri sudah menurun mencapai skala 2
A : Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
P : Pertahankan hasil yang telah dicapai
2. S : Klien dapat melakukan perawatan luka, mengganti balutan dan personal hygiene
O : Luka pada daerah perineum sudah kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi
A : Resti infeksi dapat diatasi
P : Pertahankan hasil yang telah dicapai
3. S : Klien mengatakan mampu menyusui dengan benar dan tidak terasa nyeri ketika menyusui
Klien dapat menyebutkan urutan perawatan payudara
O : Kien dapat menyusui bayinya dengan nyaman, areola masuk seluruhnya ke mulut bayi, kepala dan
badan bayi sejajar, perutbayi dengan perut ibu menempel, dan ASI yang keluar kuning
A : Inefektif menyusui dapat diatasi
P : Pertahankan hasil yang telah dicapai