24-Article Text-63-1-10-20180607aaaa
24-Article Text-63-1-10-20180607aaaa
Oleh:
Mery Sambo, Reskiany
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar
ABSTRAK:
Efikasi diri adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau
buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang
perawatan metode kanguru terhadap self efficacy perawat dan bidan di Puskesmas Sungai
Bali Kecamatan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif menggunakan pre-eksperiment design dengan pendekatan one group pre test -
post test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat dan bidan yang bekerja di
Puskesmas Sungai Bali Kecamatan Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru dan teknik
pengambilan sampel berupa tehnik total sampling, dengan jumlah sampel penelitian 20
responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner self efficacy dengan skala likert yang
sudah dimodifikasi. Uji statistic yang digunakan adalah uji non parametrik dengan
menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05) atau tingkat
kepercayaannya 95%. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p<0,001, hal ini menunjukkan nilai
p<α. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan
metode kanguru terhadap self efficacy perawat dan bidan di Puskesmas Sungai Bali.
Kata kunci : Edukasi, perawatan metode kanguru, self perawat dan bidan.
ABSTRACT
Self efficacy is self-assessment, whether it can do good or bad, right or wrong, can or
can not do as required. The purpose of this study is to determine the influence of health
education about kangaroo mother care on self efficacy of nurses and midwives at the
Puskesmas Sungai Bali Sebuku Island Districts, Kotabaru Regency. This research is
quantitative research using pre-experiment design with one group pre-test - post test
approach. The population in this research is all nurses and midwives who work at Puskesmas
Sungai Bali Sebuku Island Districts, Kotabaru Regency and sampling technique is total
sampling technique, with 20 respondents. Data collection using self efficacy questionnaire with
modified likert scale. The statistic test used was non parametric test using wilcoxon test with
5% significance level (α = 0,05) or 95% confidence level. From the statistical test result
obtained p<0,001, this shows the value of p<α. It can be concluded that there is the influence
of health education about kangaroo mother care on self efficacy of nurses and midwives in
Puskesmas Sungai Bali.
Keywords : Education, kangaroo mother care, self efficacy of nurses and midwives.
merasa lebih yakin dalam melaksanakan adanya pelatihan khusus terkait perawatan
tindakan. metode kanguru (PMK).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Orang yang memiliki self efficacy
peneliti pada bulan Juni 2017 di peroleh data rendah selalu menganggap dirinya kurang
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru mampu menangani situasi-situasi apapun
bahwa persentase BBLR tahun 2015 (1,99%) sedangkan yang mempunyai self efficacy
dan meningkat pada tahun 2016 (2,5%). tinggi cenderung menunjukkan usaha yang
Sedangkan di Puskesmas Sungai Bali sendiri lebih keras daripada orang dengan self
kasus BBLR pada tahun 2015 (2,42%) dan efficacy rendah (Baron & Byrne, 2003 dalam
meningkat pada tahun 2016 (5,07%). Novitasari, 2016). Seseorang yang memiliki
Secara geografis, Puskesmas self efficacy sangat rendah tidak akan
Sungai Bali terletak di Kecamatan Pulau melakukan upaya apapun untuk mengatasi
Sebuku Kabupaten Kotabaru Provinsi hambatan yang ada, karena mereka percaya
Kalimantan Selatan. Puskesmas ini terletak bahwa tindakan yang mereka lakukan tidak
di daerah yang tergolong sangat terpencil akan membawa pengaruh apapun (Schultz
dengan sarana prasarana yang sangat dan Schultz, 2005 dalam Seri, 2016).
terbatas. Jumlah tenaga perawat 7 orang Berdasarkan uraian tersebut, masih
dan 11 orang bidan yang tersebar di 8 desa perlu dilakukan pendidikan kesehatan
binaan Puskesmas Sungai Bali. Sebagian tentang perawatan metode kanguru kepada
besar masyarakat di wilayah kerja perawat dan bidan. Kalau perawat dan bidan
puskesmas adalah sosial ekonomi rendah sudah memiliki self efficacy yang baik
dan sumber mata pencarian sebagian besar tentang pelaksanaan perawatan metode
adalah nelayan. Kondisi ini sangat kanguru maka dengan mudah mengajarkan
mendukung kelahiran bayi berat badan lahir dan memberikan contoh kepada orang tua
rendah (BBLR), yang hampir setiap tahunnya tentang prosedur pelaksanaan metode
terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sungai tersebut.
Bali. Akan tetapi, perawatan metode kanguru Selain penelitian yang dilakukan
yang dapat dijadikan alternatif karena tidak Kamtono (2015), penelitian terkait pengaruh
adanya inkubator di Puskesmas Sungai Bali pendidikan kesehatan terhadap self efficacy
ini tidak dilaksanakan. Hal tersebut membuat juga dilakukan oleh Novitasari (2016).
perawatan terhadap bayi berat badan lahir Keduanya memiliki kesamaan dalam sasaran
rendah (BBLR) menjadi tidak maksimal dan yaitu pada ibu dan metode yang sama yaitu
bahkan dapat menyebabkan kematian quasy experiment. Pada kesempatan kali ini
neonatus. peneliti akan melakukan penelitian serupa
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan sasaran dan metode penelitian yang
diperoleh pengetahuan perawat dan bidan berbeda. Penelitian yang akan dilakukan
terkait perawatan metode kanguru di berjudul pengaruh pendidikan kesehatan
Puskesmas Sungai Bali yaitu kategori baik tentang perawatan metode kanguru terhadap
(64,29%) dan cukup (35,71%). Meskipun self efficacy perawat dan bidan di
perawat dan bidan sudah pernah terpapar Puskesmas Sungai Bali Kecamatan Pulau
mengenai perawatan metode kanguru, tetapi Sebuku Kabupaten Kotabaru.
penerapannya pada perawatan bayi berat A. Rumusan Masalah
badan lahir rendah (BBLR) sama sekali Berdasarkan latar belakang tersebut,
belum efektif dilakukan. Hal ini kemungkinan maka pertanyaan penelitian dalam penelitian
dipengaruhi oleh faktor internal kurang yakin ini adalah apakah ada pengaruh pendidikan
dapat menerapkan metode tersebut. Selain kesehatan tentang perawatan metode
itu, dapat juga dipengaruhi oleh faktor kanguru (PMK) terhadap self efficacy
eksternal yang salah satunya karena tidak perawat dan bidan di Puskesmas Sungai Bali
129
D. Instrumen Penelitian
Keterangan: Penelitian ini menggunakan
T1 : Test awal (pre test) kuesioner sebagai instrumen penelitian.
dilakukansebelum diberikan Menurut Mantra (2004) dalam Machfoedz
perlakuan. (2008), kuesioner adalah daftar pertanyaan
X : Perlakuan diberikan kepada perawat atau pernyataan yang terstruktur yang
dan bidan berupa pendidikan diperlakukan kepada responden, dengan
kesehatan tentang PMK maksud untuk mengumpulkan data-data
menggunakan media belajar berupa tertentu.
slide, leaflet dan alat peraga. Lembar kuesioner yang digunakan
T2 : Test akhir (post test) dilakukan yaitu tentang karakteristik responden dan
setelah diberikan perlakuan. tentang self efficacy berdasarkan skala likert
B. Tempat dan Waktu Penelitian yang sudah dimodifikasi. Kuesioner ini dibuat
Penelitian ini dilakukan di berisi item-item instrumen yang berupa
Puskesmas Sungai Bali Kecamatan Pulau pernyataan. Penskoran menggunakan empat
Sebuku Kabupaten Kotabaru. Pemilihan alternatif jawaban untuk setiap pernyataan
lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan dan penilaian kriteria self efficacy dibagi
tempat tersebut sama sekali belum pernah menjadi 3 (tiga) kategori. Kuesioner
menerapkan perawatan metode kanguru diujicobakan kepada 17 responden yang
pada bayi dengan berat badan lahir rendah bekerja di Puskesmas Pantai Kabupaten
(BBLR). Kotabaru. Uji validitas menggunakan formula
ini menunjukkan bahwa nilai p<α, maka Ha memperoleh pengetahuan dan informasi. Hal
diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh ini dapat dijelaskan berdasarkan konsep
yang signifikan antara pendidikan kesehatan yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2007)
tentang perawatan metode kanguru terhadap bahwa seseorang akan semakin mudah
self efficacy perawat dan bidan. mendapatkan informasi dan semakin luas
pengetahuannya seiring dengan tingginya
PEMBAHASAN tingkat pendidikan orang tersebut.
Hasil distribusi karakteristik Menurut asumsi peneliti berdasarkan
responden menunjukkan bahwa sebagian uraian di atas, maka responden yang berada
besar responden berada pada kelompok usia pada kategori usia masa dewasa awal dan
26-35 tahun yaitu 11 responden (55%). berada pada jenjang pendidikan perguruan
Kategori usia berada pada kategori masa tinggi (D3 dan S1) akan lebih mudah
dewasa awal, yang artinya cukup matang mempunyai self efficacy yang tinggi karena
dalam berfikir (Depkes, 2009). kemampuannya dalam menerima dan
Usia seseorang mempengaruhi mengolah informasi, serta membentuk dan
kemampuan seseorang untuk menerima mengembangkan self efficacy melalui proses
informasi dan pola pikir seseorang terhadap kognitif.
informasi yang diberikan. Semakin Menurut Bandura dalam Herawati
bertambahnya usia maka kemampuan (2016), proses terbentuknya self efficacy
menerima informasi dan pola pikir seseorang salah satunya dari kognitif atau
semakin berkembang. Kemampuan pengetahuan. Dalam hal ini tindakan yang
seseorang untuk menerima informasi yang dilakukan seseorang yang berasal dari
diberikan kepadanya berhubungan dengan pikirannya. Kemudian pemikiran tersebut
maturitas dari fungsi tubuh baik indera memberi arahan bagi tindakan yang
maupun otak dan kesehatan seseorang dilakukan. Jika semakin tinggi pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007). dan tingkat pendidikan yang dimiliki akan
Individu pada masa dewasa awal memberikan kontribusi terhadap
sangat mampu untuk menerima ataupun terbentuknya self efficacy yang tinggi.
mempelajari hal baru. Individu dewasa awal Hasil analisis univariat menunjukkan
diidentikkan sebagai masa puncak bahwa sebelum diberikan pendidikan
kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, kesehatan, perawat dan bidan memiliki self
juga fungsi sensorik dan motorik. Pada tahap efficacy kurang yaitu 11 responden (55%)
ini fungsi tubuh sudah berkembang dan yang mempunyai self efficacy cukup
sepenuhnya dan kemampuan kognitif yaitu 9 responden (45%). Sedangkan
terbentuk dengan lebih kompleks (Papalia sesudah diberikan pendidikan kesehatan,
Sterns Feldman & Camp, 2007 dalam perawat dan bidan memiliki self efficacy
Kamtono, 2015). cukup yaitu 11 reponden (55%) dan yang
Hasil distribusi karakteristik mempunyai self efficacy tinggi yaitu 9
responden juga menunjukkan sebagian responden (45%).
besar pendidikan responden berada pada Hasil tersebut menunjukkan bahwa
jenjang D3 yaitu 16 responden (80%). intervensi yang diberikan peneliti efektif,
Tingkat pendidikan yang tinggi dibuktikan dari 11 responden yang sebelum
mempengaruhi persepsi seseorang untuk pendidikan kesehatan memiliki self efficacy
mengambil keputusan dan bertindak kurang, setelah pendidikan kesehatan self
(Notoatmodjo, 2007). efficacy menjadi cukup, dan dari 9 responden
Pendidikan memiliki peranan yang yang sebelum pendidikan kesehatan self
sangat penting dalam menentukan kualitas efficacy cukup, setelah pendidikan kesehatan
manusia, dengan pendidikan manusia self efficacy menjadi tinggi. Menurut Isa
(2013) dalam Rochman, T., dkk (2016), benda asing pada balita terhadap self
seseorang yang self efficacy telah mencapai efficacy ibu didapatkan nilai P=0,000 (p<α).
titik sedang sudah dianggap mampu untuk Penelitian Kamtono (2014), pendidikan
melaksanakan tugas. kesehatan tentang penanganan kejang
Notoatmodjo (2014) dalam demam pada balita terhadap self efficacy ibu
Novitasari (2016) menyatakan bahwa didapatkan nilali p=0,000 (p<α).
metode pendidikan kesehatan efektif
berpengaruh dalam meningkatkan self SIMPULAN DAN SARAN
efficacy. Metode dan media penyampaian A. Simpulan
informasi dapat memberikan efek yang 1. Self efficacy perawat dan bidan sebelum
signifikan terhadap self efficacy. pendidikan kesehatan masuk pada
Adapun media yang digunakan kategori kurang dan cukup, sedangkan
peneliti dalam memberikan pendidikan self efficacy perawat dan bidan setelah
kesehatan yaitu berupa slide power point pendidikan kesehatan masuk pada
dimana media tersebut memperjelas pesan kategori cukup dan tinggi.
yang ingin disampaikan oleh peneliti. Setelah 2. Dari hasil analisis uji statistik wilcoxon
melalukan pendidikan kesehatan kemudian diperoleh bahwa ada perbedaan self
peneliti memberikan demonstrasi dimana itu efficacy perawat dan bidan sebelum dan
merupakan salah satu cara yang digunakan sesudah diberikan pendidikan
untuk menambah pengetahuan dan kesehatan. Hal ini menunjukkan ada
kemampuan seseorang melalui teknik belajar pengaruh pendidikan kesehatan tentang
atau instruksi dengan tujuan dapat perawatan metode kanguru terhadap self
mempraktekkan apa yang telah diberikan efficacy perawat dan bidan di
oleh peneliti, dan setelah selesai peneliti Puskesmas Sungai Bali Kecamatan
memberikan leaflet untuk rencana tindak Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru.
lanjut agar responden dapat mengingat B. Saran
kembali apa yang diberikan oleh peneliti. 1. Bagi Puskesmas Sungai Bali
Dengan demikian, perawat dan bidan Diharapkan bagi perawat dan bidan
mampu mengerti dan memahami tentang di Puskesmas Sungai Bali dapat memberikan
perawatan metode kanguru dengan lebih pendidikan kesehatan perawatan metode
baik lagi. kanguru kepada para ibu hamil khususnya di
Berdasarkan tabel analisis pengaruh kelas ibu hamil. Serta dapat menggunakan
pendidikan kesehatan tentang perawatan SOP yang telah dibuat sebagai inovasi
metode kanguru terhadap self efficacy program KIA dalam rangka akreditasi
perawat dan bidan, hasil uji statistik wilcoxon puskesmas tahun 2018. .
menunjukkan bahwa nilai p<0,001 dengan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
tingkat kemaknaan 5% (α=0,05). Hal ini Diharapkan dapat melanjutkan
menunjukkan bahwa nilai p<α, maka Ha penelitian ini dengan meneliti faktor-faktor
diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh yang mempengaruhi self efficacy perawat
yang signifikan antara pendidikan kesehatan dan bidan, serta melakukan penelitian
tentang perawatan metode kanguru terhadap terhadap perbedaan self efficacy perawat
self efficacy perawat dan bidan. dan bidan dalam melakukan perawatan
Hasil penelitian ini didukung oleh metode kanguru.
beberapa penelitian sebelumnya terkait
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap DAFTAR PUSTAKA
self efficacy, antara lain penelitian yang Dahlan, M.S. (2014). Statistik Untuk
dilakukan oleh Novitasari (2016), pendidikan Kedokteran Dan Kesehatan:
kesehatan tentang penanganan tersedak Deskriptif, Bivariat, Dan Multivariat,
133
Lampiran :
Tabel 5 Self efficacy perawat dan bidan sebelum diberikan pendidikan kesehatan
Variabel Frekuensi Persen (%) Mean
Self efficacy Kurang 11 55,0
perawat dan Cukup 9 45,0 1,45
bidan Tinggi 0 0,0
Total 20 100,0
Sumber: Data primer (2018)
Tabel 6 Self efficacy perawat dan bidan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Variabel Frekuensi Persen (%) Mean
Self efficacy Kurang 0 0,0
perawat dan Cukup 11 55,0 2,45
bidan Tinggi 9 45,0
Total 20 100,0
Sumber: Data primer (2018)