Aristoteles mendefinisikan arti etika menjadi 2 pengertian yaitu: Terminius Technicus dan
Manner and Cutom. Terminius Technicus ialah sebuah etika yang dipelajari sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan manusia.
Sedangkan Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang berhubungan
dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia. Sangat terkait
dengan “baik & buruknya” suatu perilaku, tingkah, atau perbuatan manusia.
Etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam,
karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia
saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik
secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap
kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung
jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau
terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling
aktual saat ini adalah sebagai berikut :
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1. Pengendalian Diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep ―pembangunan berkelanjutan‖
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan
1) Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang
muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana
bisnis beroperasi.
2) Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan
yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup
pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur
organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3) Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul
seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan
tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Menurut Merriam Webster, moral diartikan mengenai apa yang benar serta salah di
dalam perilaku tubuh manusia. Suatu hal akan dianggap benar dan baik oleh orang
apabila perilakunya sesuai dengan standar yang ada di dalam kelompok ataupun
masyarakat tersebut.
Moral adalah perbuatan/ tingkah laku/ ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi moral adalah tata aturan
norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk
melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk
menjadi manusia yang baik.
Menurut Bellfoid, Hukum merupakan aturan yang berlaku di suatu masyarakat yang
mengatur tata tertib masyarakat itu atas dasar kekuasaan yang ada pada masyarakat.
Sementara menurut Plato, Hukum merupakan segala peraturan yang tersusun dengan
baik dan teratur yang mempunyai sifat mengikat hakim dan masyarakat.
Hukum itu merupakan bagian dari pergumulan manusia dalam upayanya mewujudkan
rasa aman dan sejahtera. Hukum itu merupakan bagian dari pergumulan manusia dalam
upayanya mewujudkan rasa aman dan sejahtera. Stephen Palmquis yang mengambil
pandangan dari Immanuel Kant, bahwa tindakan moral ialah kebebasan. Kebebasan
sebagai satu-satunya fakta pemberian akal praktis pada sudut pandang aktualnya
menerobos tapal batas ruang dan waktu (kemampuan indrawi) dan menggantikannya
dengan kebebasan.
Kebebasan tidak berarti dalam arti seenak kita dapat mengetahui kebenaran, yang
kemudian tercermin pada pembatasan diri untuk menjalankan suatu kebajikan. Semua
kaidah harus sesuai dengan hukum moral yang menciptakan suatu tuntutan yang tak
bersyarat. Kewajiban adalah perintah yang mengandung kebenaran. Menurut Kant,
kewajiban adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan hukum moral,
dalam rangka ketaatan terhadap hati nurani manusia daripada hanya mengikuti
nafsu.
Morality
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan
baik dan buruk (Bertens, 2002:7). Moralitas juga berperan sebagai pengatur dan
petunjuk bagi manusia dalam berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia
yang baik dan dapat menghindari perilaku yang buruk (Keraf, 1993: 20).
Moralitas berasal dari kata dasar ―moral‖ berasal dari kata ―mos‖ yang berarti kebiasaan.
Moralitas yang secara leksikal dapat dipahami sebagai suatu tata aturan yang mengatur
pengertian baik atau buruk perbuatan kemanusiaan, yang mana manusia
dapat membedakan baik dan buruknya yang boleh dilakukan dan larangan sekalipun
dapat mewujudkannya, atau suatu azas dan kaidah kesusilaan dalam hidup
bermasyarakat.
Etiquette and professional Law
Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette
yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika,
berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang
benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama
Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara hubungan baik
antara sesama manusia. Arti etiket disini sama dengan adat kebiasaan, yaitu sesuatu
yang dikenal, diketahui dan diulangulangi serta menjadi kebiasaan dalam masyarakat,
berupa kata-kata atau macam-macam bentuk perbuatan manusia dalam berinteraktif
dengan manusia lainnya. Agar seseorang dapat diterima oleh kelompok masyarakat
tertentu maka ia harus memahami etiket pergaulan berlaku pada masyarakat itu.
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi serta mempelajari penerapan
prinsip- prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) kehidupan manusia.Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan
masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).Etika profesi memilikikonsep
etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu,
contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan
sebagainya.
Prinsip dasar di dalam etika profesi :
a. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
b. Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih
keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran
moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga
masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di
banyak perusahaan.
Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan
etik perlu ditegakkan. Contohnya, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk
meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan hubungan
istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk korupsi..
Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Jika semua tingkah laku
salah dibiarkan, maka lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Pada akhirnya, norma
yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan
diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya transparansi
antara lain:
a. Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu
yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan
kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian
baru untuk menyatakan pendapat.
b. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan
kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
c. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
d. Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.
Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk
menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty
business. Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen
bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang
mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau
citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan
bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis
bagi pelakunya
Daftar Pustaka
Pustaka Utama :
1) Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
Pendukung
2) Anonym, 2018. https://www.zonareferensi.com/pengertian-etika/ (14 September
2018, Jam 15:12 WIB)
3) Nerogero, Corin, 2018, http://www.corinnerogero.com/pengertian-moral-secara-
umum-dan-menurut-para-ahli/ (14 September 2018, Jam 15:25 WIB)