Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hemoroid
Oleh:
Pembimbing:
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Hemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau lebih dari vena-
vena hemoroidalis. Hemoroid dibagi dalam dua jenis, yaitu hemoroid interna dan
inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah
dalam otot sfingter ani dan hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani.
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik vena
hemoroidalis.1
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk, baik pria maupun wanita yang biasanya berusia lebih dari 25 tahun.
Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan
yang sangat tidak nyaman. Gejala yang dirasakan, yaitu rasa gatal, terbakar,
pendarahan, dan terasa sakit. Penyakit ini biasanya hanya memerlukan perawatan
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang
meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Canalis ani panjangnya sekitar 4 cm dan berjalan ke bawah dan belakang dari
ampulla recti ke anus. Dinding lateralnya tetap teraposisi oleh m.levator ani dan
merupakan massa jaringan fibrosa yang terletak antara canalis ani dan os coccygis. Di
lateral dibatasi oleh fossa ischiorectalis yang terisi lemak. Pada pria, di anterior
dibatasi oleh corpus perineale, diafragma urogenitalis, urethra pars membranacea, dan
bulbus penis. Pada wanita, di anterior dibatasi oleh corpus perineale, diafragma
Mukosa paruh atas canalis ani berasal dari ektoderm usus belakang (hind gut).
satu sama lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris yang dinamakan
3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf otonom
4. Arteri yang memasok adalah arteri yang memasok usus belakang, yaitu arteri
rektalis superior, suatu cabang dari arteri mesenterica inferior. Aliran darah
vena terutama oleh vena rektalis superior, suatu cabang v. Mesenterica inerior.
5. Aliran cairan limfe terutama ke atas sepanjang arteri rectalis superior menuju
inferior.
Mukosa paruh bawah kanalis ani berasal dari ektoderm proctodeum dengan
interna. Aliran vena oleh v.rektalis inferior, muara dari v.pudenda interna,
medialis.
Selubung otot sangat berkembang seperti pada bagian saluran cerna, dibagi
menjadi lapisan otot luar logitudinal dan lapisan dalam sirkular. Lapisan sirkular
pada ujung atas canalis ani menebal membentuk spincter ani internus involunter.
Sfingter internus diliputi oleh lapisan otot bercorak yang membentuk sfingter ani
ekstenus volunter.4
pada ketinggian tulang ekor dan melintas melalui dasar panggul pada fleksura
perinealis. Akhirnya rektum menjadi kanalis analis dan berakhir jadi anus. Rektum
mempunyai sebuah proyeksi ke sisi kiri yang dibentuk oleh lipatan kohlrausch.
Fleksura sakralis terletak di belakang peritoneum dan bagian anteriornya tertutup oleh
tenia ( pita ) tidak terdapat pada rektum, dan lapisan otot longitudinalnya
berkesinambungan. Pada sepertiga bagian atas rektum, terdapat bagian yang dapat
cukup banyak meluas yakni ampula rektum bila ini terisi maka imbullah perasaan
ingin buang air besar. Di bawah ampula, tiga buah lipatan proyeksi seperti sayap –
sayap ke dalam lumen rektum, dua yang lebih kecil pada sisi yang kiri dan diantara
keduanya terdapat satu lipatan yang lebih besar pada sisi kanan, yakni lipatan
kohlrausch, pada jarak 5 – 8 cm dari anus. Melalui kontraksi serabut – serabut otot
sirkuler, lipatan tersebut saling mendekati, dan pada kontraksi serabut otot
Kanalis analis pada dua pertiga bagian bawahnya, ini berlapiskan kulit tipis
yang sedikit bertanduk yang mengandung persarafan sensoris yang bergabung dengan
kulit bagian luar, kulit ini mencapai ke dalam bagian akhir kanalis analis dan
dan kelenjar keringat. Mukosa kolon mencapai dua pertiga bagian atas kanalis analis.
tertutup beberapa lapisan epitel gepeng yang tidak bertanduk. Pada ujung bawahnya,
kolumna analis saling bergabung dengan perantaraan lipatan transversal. Alur – alur
diantara lipatan longitudinal berakhir pada kantong dangkal pada akhiran analnya dan
tertutup selapis epitel thorax. Daerah kolumna analis, yang panjangnya kira – kira 1
cm, di sebut daerah hemoroidal, cabang arteri rektalis superior turun ke kolumna
Hemoroid dibedakan antara yang interna dan eksterna. Hemoroid interna adalah
pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea dentata/garis mukokutan dan ditutupi
oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan
submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi
primer, yaitu kanan depan ( jam 7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3).
Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak primer tesebut.5,6
secara longgar dan merupakan awal aliran vena yang kembali bermula dari rektum
sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke vena
mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke
vena iliaka.5,6
berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan
hematoma, walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat
nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang
d. Derajat IV : prolaps hemorrhoid yang yang permanen. Prolaps ini rentan dan
2. Umur : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga
4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat
6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh
2.4 Patofisiologi
Anal canal memiliki lumen triradiate yang dilapisi bantalan (cushion) atau
alas dari jaringan mukosa. Bantalan ini tergantung di anal canal oleh jaringan ikat
yang berasal dari sfingter anal internal dan otot longitudinal. Di dalam tiap bantalan
terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh arteriovenosus. Struktur vaskular tersebut
bersamaan dengan usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta
konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air besar, serta kondisi
timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa lokal atau
superior (v. hemoroidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang vena yang terletak pada
kolum analis posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat saat paien dalam posisi litotomi
kongenital dinding vena karena sering ditemukan pada anggota keluarga yang sama.
Vena rektalis superior merupakan bagian paling bergantung pada sirkulasi portal dan
tidak berkatup. Jadi berat kolom darah vena paling besar pada vena yang terletak
pada paruh atas canalis ani. Disini jaringan ikat longgar submukosa sedikit memberi
penyokong pada dinding vena. Selanjutnya aliran balik darah vena dihambat oleh
kontraksi lapisan otot dinding rectum selama defekasi. Konstipasi kronik yang
kehamilan sering terjadi akibat penekanan vena rectalis superior oleh uterus gravid.
Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat menyebabkan hemoroid. Kemungkinan
(hemorroidalis) inferior waktu vena ini berjalan ke lateral dari pinggir anus.
Hemorroid ini diliputi kulit dan sering dikaitkan dengan hemorroid interna yang
sudah ada. Keadaan klinik yang lebih penting adalah ruptura cabang-cabang v.
rektalis inferior sebagai akibat batuk atau mengedan, disertai adanya bekuan darah
kecil pada jaringan submukosa dekat anus. Pembengkakan kecil berwarna biru ini
longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum
sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid intern mengalirkan darah ke v. hemoroid
darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat paha ke daerah v.
Iliaka.7
2.5 Manifestasi Klinis
berhubungan dengan adanya udem dan terjadi saat mobilisasi. Hal ini muncul sebagai
sekitarnya. Beberapa hari setelah timbul nyeri, kulit dapat mengalami nekrosis dan
Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami thrombus tadi dapat
mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit berlebih yang dikenal sebagai skin tag.
Gejala yang biasa adalah protrusio, pendarahan, nyeri tumpul dan pruritus.
Trombosis atau prolapsus akut yang disertai edema atau ulserasi luar biasa nyerinya.
Hemoroid interna bersifat asimtomatik, kecuali bila prolaps dan menjadi stangulata.
Tanda satu-satunya yang disebabkan oleh hemoroid interna adalah pendarahan darah
1. Perdarahan
Merupakan gejala yang paling sering muncul; dan biasanya merupakan awal
dari penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan biasanya tampak setelah
defekasi apalagi jika fesesnya keras. Selanjutnya perdarahan dapat berlangsung lebih
hebat, hal ini disebabkan karena vascular cushion prolaps dan mengalami kongesti
Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat masuk
Nyeri biasanya ditimbulkan oleh komplikasi yang terjadi (seperti fisura, abses
ini dapat pula terjadi karena terjepitnya tonjolan hemorrhoid yang terjepit oleh
4. Keluarnya Sekret
Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, sekret yang menjadi lembab
2.6 Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
- Anamnesis
pada saat buang air besar, darah yang keluar bisa menetes dan bisa juga keluar terus
menerus dan tidak bercampur dengan feses. Selain itu pasien juga akan mengeluhkan
adanya gatal-gatal pada daerah anus. Serta keluhan adanya massa pada anus dan
membuatnya merasa tidak nyaman, biasanya pada hemoroid interna derajat II dan
hemoroid eksterna. Pasien juga akan mengeluhkan nyeri pada hemoroid interna
trombosis. Hemoroid eksterna juga bisa terjadi tanpa gejala atau dapat ditandai
dengan nyeri akut, rasa tak nyaman, atau perdarahan akibat ulserasi dan thrombosis.8
- Pemeriksaan Fisik
prolaps, biasanya jika berupa prolapsnya hemoroid interna akan terlihat adanya
mukus yang keluar saat pasien disuruh untuk mengedan. Jika pasien mengeluhkan
perdarahan kemungkinan bisa menyebabkan anemia sekunder yang dapat dilihat dari
konjungtiva palpebra pasien yang sedikit anemis. Daerah perianal juga diinspeksi
untuk melihat ada atau tidaknya fisura, fistula, polip atau tumor.. Biasanya agak susah
meraba hemoroid interna karena tekanan vena yang tidak tinggi dan biasanya tidak
rektum.8
- Pemeriksaan Penunjang
untuk mendeteksi apakah terjadi anemia pada pasien dan pemeriksaan anoskopi serta
tingkat pembesaran hemoroid. Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang
tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.
Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus
Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen.
Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar
dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak,
besarnya, dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas
harus diperhatikan. Hasil anoskopi hemoroid interna yang tidak mengalami prolaps
biasanya terlihat gambaran vaskular yang menonjol keluar, dan apabila pasien
diminta mengejan akan terlihat gambaran yang lebih jelas. Sedangkan dengan
banding untuk perdarahan rektal dan rasa tak nyaman seperti pada fisura anal dan
Diagnosa banding untuk hemoroid dapat bermacam, tabel dibawah ini akan
membaginya berdasarkan gejala klinis yang dapat muncul.
2.8 Tatalaksana
- Terapi medikamentosa
makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi seperti sayur
dan buah-buahan. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar, namun
berlebihan.
- Terapi bedah
menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga
dapat dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat
sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid
sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan
tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah
sebagai alat pemotong) dan bedah stapler (menggunakan alat dengan prinsip
kerja stapler).
Bedah konvensional
Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Teknik ini
dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan pada tahun 1973. Basis massa
hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari
internus.
elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus
transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah kulit dieksisi. Setelah
mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara longitudinal
Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu
waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa
rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada
2. Teknik Whitehead
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan
3. Teknik Langenbeck
Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan
jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi
jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem
diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena caranya mudah dan tidak
stenosis. 5
Bedah Laser
jaringan terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan
dengan nyeri yang minimal. Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf
rasa nyeri ikut terpatri. Di anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional,
saat post operasi akan terasa nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan,
serabut syaraf terbuka akibat serabut syaraf tidak mengerut sedangkan selubungnya
mengerut.
Sedangkan pada bedah laser, serabut saraf dan selubung saraf menempel jadi
satu, seperti terpatri sehingga serabut saraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi,
dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka bekas operasi
direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6 minggu, luka akan mengering.
Bedah Stapler
Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids (PPH)
atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun 1993
oleh dokter berkebangsaan Italia yang bernama Longo sehingga teknik ini juga sering
disebut teknik Longo. Di Indonesia sendiri alat ini diperkenalkan pada tahun 1999.
Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini seperti
anus. Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama jaringan
hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut menjamin kontrol keluarnya
cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini mengurangi prolaps jaringan hemoroid
hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena jaringan hemoroid ini masih
diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.
Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan alat yang
alat stapler dimasukkan ke dalam dilator. Dari stapler dikeluarkan sebuah gelang dari
titanium diselipkan dalam jahitan dan ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk
berlebih masuk ke dalam stapler. Dengan memutar sekrup yang terdapat pada ujung
alat , maka alat akan memotong jaringan yang berlebih secara otomatis. Dengan
terpotongnya jaringan hemoroid maka suplai darah ke jaringan tersebut terhenti
mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan
1. Jika terlalu banyak jaringan otot yang ikut terbuang, akan mengakibatkan
2. Jika m. sfinter ani internus tertarik, dapat menyebabkan disfungsi baik dalam
3. Seperti pada operasi dengan teknik lain, infeksi pada pelvis juga pernah
dilaporkan.
4. PPH bisa saja gagal pada hemoroid yang terlalu besar karena sulit untuk
memperoleh jalan masuk ke saluran anus dan kalaupun bisa masuk, jaringan
Keadaan ini bukan hemoroid dalam arti yang sebenarnya tetapi merupakan
trombosis vena oroid eksterna ang terletak subkutan di daerah kanalis analis.
Trombosis dapat terjadi karena tekanan tinggi di vena tersebut misalnya ketika
mengangkat barang berat, batuk, bersin, mengejan, atau partus. Vena lebar yang
menonjol itu dapat terjepit sehingga kemudian terjadi trombosis. Kelainan yang nyeri
sekali ini dapat terjadi pada semua usia dan tidak ada hubungan dengan ada/tidaknya
Keadaan ini ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanalis analis
yang nyeri sekali, tegang dan berwarna kebiru-biruan, berukuran dari beberapa
milimeter sampai satu atau dua sentimeter garis tengahnya. Benjolan itu dapat
unilobular, dan dapat pula multilokuler atau beberapa benjolan. Ruptur dapat terjadi
pada dinding vena, meskipun biasanya tidak lengkap, sehingga masih terdapat lapisan
berkurang dalam waktu dua sampai tiga hari bersamaan dengan berkurangnya udem
akut. Ruptur spontan dapat terjadi diikuti dengan perdarahan. Resolusi spontan dapat
Nama : Ny. R
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Anamnesis
Keluhan utama
Benjolan pada anus yang dirasakan keluar saat buang air besar sejak ±1 bulan
yang lalu.
terutama saat buang air besar dan dapat masuk sendiri. Kemudian sejak ±1 bulan
yang lalu benjolan tidak dapat dapat masuk sendiri dan harus dimasukkan
kembali dengan tangan. Setelah buang air besar benjolan muncul sebesar telur
- Diare (-)
- Pasien bekerja sebagai petani dan sehari-hari sering mengangkat sendiri hasil tani
dengan karung.
- Demam (-)
- Nadi : 84 x/ menit
- Pernafasan : 19 x/ menit
- Suhu : 36,8 oC
Status Generalisata
- Kepala :Tidak ada kelainan (normocephal, deformitas tidak ada).
- Mata :Konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik. Pupil bulat isokor, Ø
- Hidung :Tidak ada kelainan (Deviasi septum tidak ada, pernapasan cuping
- Mulut :Tidak ada kelainan (bibir tidak sianosis, gusi tidak ada perdarahan,
- Leher :Tidak ada kelainan (deviasi trakea tidak ada, tidak ada pembesaran
Pemeriksaan Thorax
- Paru-paru :
Inspeksi : bentuk dinding dada normal, pergerakan dinding dada simetris kanan
kiri.
ronkhi (-/-)
- Jantung :
- Pemeriksaan Abdomen
Perkusi : Timpani
Anus : tenang
Mukosa : licin
Ampula : normal
Massa : (+), keluar ketika pasien mengejan, lunak, di sekeliling anus, ukuran
4x3x1 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
- Hematologi rutin
Hb : 10,1 gr/dl
Leukosit : 9000/mm3
Trombosit : 302.000/mm3
Hematokrit: 30%
PT : 9,0 (9,7-12,9)
- Kimia Klinik
SGOT : 16 u/l
SGPT : 11 u/l
Pemeriksaan Kolonoskopi
Hasil : tampak scope masuk 120 cm hingga ileosaecal, tak tampak hiperemis, massa
TATALAKSANA
- Medikamentosa
IVFD RL 28 tpm
Eritromisin 3x500 mg
Metronidazole 3x500 mg
Niflex
Frozen enema
- Non medikamentosa
Rencana hemoroidektomi
BAB IV
DISKUSI
Hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yaitu keluhan benjolan yang
keluar dari anus terutama ketika buang air besar, terasa nyeri, dan berdarah sejak 1
bulan yang lalu. Benjolan yang keluar dari anus setelah buang air besar dapat
dimasukkan kembali dengan jari pasien. Pasien telah mengalami keluhan seperti ini
sejak usia 50 tahun namun benjolan yang keluar dari anus dapat masuk spontan tanpa
dimasukkan dengan jari. Buang air besar berdarah terutama saat pasien mengalami
buang air besar keras. Pasien memiliki pekerjaan sebagai petani dan sering
mengangkat hasil tani sendiri dengan menggunakan karung. Dari inspeksi pada anus
tampak adanya massa yang keluar dari sfingter ani eksterna ketika pasien mengejan,
dan hasil pemeriksaan colok dubur didapatkan hasil mukosa rektum yang licin. Dari
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dicurigai kearah hemoroid, karena
seperti yang dikatakan literatur bahwa gejala awal hemoroid adalah adanya
perdarahan ketika buang air besar. Pada pasien ini hemoroid telah keluar dari sfingter
ani dan dapat dimasukkan kembali dengan menggunakan jari dimana sesuai dengan
adanya riwayat buang air besar seperti kotoran kambing, diare, perasaan tidak puas
setelah buang air besar, dan tanda – tanda keganasan lainnya seperti adanya
penurunnan berat badan, penurunan nafsu makan. Dari pemeriksaan fisik pada
mukosa rektum tidak teraba massa, dan mukosa yang licin, kemudian telah dilakukan
pemeriksaan kolonoskopi pada pasien didapatkan hasil yang menunjukkan adanya
Pilihan terapi utama pada pasien ini adalah terapi bedah, karena pada pasien
ini telah terdapat gejala hemoroid menahun dan didiagnosis dengan hemoroid grade
III. Terapi cairan yang diberikan yaitu ringer laktat sebagai maintenance kebutuhan
cairan pasien dan juga sebagai persiapan pre operatif. Pasien diberikan makanan cair
agar feses tidak keras dan diberikan pencahar untuk membersihkan lumen usus
sebelum operasi untuk menghindari kontaminasi kuman saluran cerna pada saat
saluran cerna karena adanya proses perlukaan pada hemoroid. Antibiotik yang
digunakan yang baik untuk kuman saluran cerna adalah eritromisin, dan digunakan
1. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid. Dalam: Konsep – konsep Klinis Proses
Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta: EGC: 2005: 467
2. Susan Galandiuk MD, Louisville KY. A Systematic Review of Stapled
Hemorrhoidectomy – Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12,
December, 2002, http://archsurg.ama.org/egi/content/extract. last update
Desember 2009.
3. Anonim, 2004, Hemorhoid, http://www.hemorjoid.net/hemoroid galery.html. Last
update Desember 2009.
4. Nelson, Heidi MD., Roger R. Dozois, MD., Anus, in Sabiston Text Book of
Surgery, Saunders Company, Phyladelphia 2001.
5. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma (
alih bahasa ). Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat – Alat Dalam, 1998: 232
6. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah,
Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 – 675.
7. Diagnosing Hemorrhoid Types and Rectal Prolaps, http:\\ www.pph.com Ethicon
Endo-Surgery, Inc. 2003-2005. This site is published by Ethicon Endo-Surgery,
Inc. and is intended for U.S. audiences only.
8. Nisar, P.J. & Scholfield, J.H., 2003. Managing Haemorrhoids. British Medical
Journal; 327: 847-851.
9. Acheson, A.G. & Scholefield, J. H., 2008. Management of Haemorrhoids. British
Medical Journal;336: 380-383.
10. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK
UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.