PROFESI KEPERAWATAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MAHDA LAILA
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. CUT MUTIA S.Kep
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Profesi
Keperawatan” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari
teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan
dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon
maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan
penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat
bagi pembaca maupun kami.
Nova Mahera
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
iii
kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan
profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan
profesi yang dilandaskan oleh akademik dan keprofesian.
Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan
kualitas tenaga perawat yang profesional melalui jenjang pendidikan, oleh karna
itu maka pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi.
Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan
dalam pengembangan pelayanan keperawatan secara professional, tekhnologi
keperawatan serta pembinaan keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan
sebagai sarana mencapai profesionalisme keperawatan.
Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus mampu
membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional sesuai dengan
tuntutan profesi, memberi landasan pengetahuan yang kokoh baik kelompok
ilmu keperawatan atau ilmu dasar atau penunjang asuhan keperawatan,
membina keterampilan professional yang mencakup keterampilan intelektual,
tekhnikal dan interpersonal serta membina landasan etik keperawatan sebagai
dasar dalam kehidupan keprofesian.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang “Profesi Keperawatan”
2. Meningkatkan pemahaman tentang “Profesi Keperawatan”
iv
3. Meningkatkan pemahaman tentang ciri-ciri “Profesi Keperawatan”
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Artinya, suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu. keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. keahlian itu diperoleh
dengan cara mempelajarinya secara khusus; profesi bukan diwarisi.
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Artinya, profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu
maksudnya dijalani dalam jangka yang panjang bahkan seumur hidup;
bukan part-time, melainkan full-time; bukan dilakukan sebagai pekerjaan
sambilan atau pekerjaan sementara yang akan ditinggalkan bila ditemukan
pekerjaan lain yang dirasakan lebih menguntungkan.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
Artinya, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya
terbuka. secara universal pegangannya itu diakui.
4.Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.
Maksudnya ialah profesi itu merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada
masyarakat, bukan untuk kepentingan diri sendiri seperti untuk mengumpulkan
uang atau mengejar kedudukan.
Apakah dengan demikian pemegang profesi tidak boleh menerima uang. atau
dilarang menduduki jabatan? Kiranya tidaklah demikian. Pemegang profesi
boleh menerima uang, kedudukan, tetapi hal itu hanyalah sebagai penghargaan
masyarakat atau negara terhadap profesi. penghargaan itu layak diterimanya,
dan masyarakat memang wajar memberinya.
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikasi.
Kompetensi dan kecakapan itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya.
Kecakapan diagnostik sudah jelas kelihatan pada profesi kedokteran. akan
tetapi, kadang kala ada profesi yang kurang jelas kecakapan diagnostiknya; ini
tentu disebabkan oleh belum berkembangnya teori dalam profesi itu.
Kompetensi aplikatif adalah kewenangan menggunakan teori-teori yang ada
vii
dalam keahliannya. Penggunaan itu harus didahului oleh diagnosis. seseorang
yang tidak mampu mendiagnosis tentu tidak berwenang melakukan apa-apa
terhadap kliennya.
6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji atau dinilai oleh rekan-rekan
seprofesinya. tegasnya, tidak boleh semua orang berbicara dalam semua bidang
yang bukan keahliannya.
7. Profesi mempunyai kode etik, disebut kode etik profesi.
Gunanya ialah untuk dijadikan pedoman dalam melakukan tugas profesi. kode
etik itu tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga
oleh masyarakat.
8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan.
Klien disini maksudnya ialah pemakai jasa profesi. Pemakai profesi kedokteran
adalah orang sakit atau orang yang tidak ingin sakit. Klien guru adalah murid.
Klien tukang las adalah pemilik barang yang perlu dilas. demikian selanjutnya.
9. profesi memerlukan organisasi profesi yang kuat.
Gunanya adalah untuk keperluan meningkatkan mutu dan memperkuat profesi
itu sendiri.
10. Profesi harus mengenali dengan jelas hubungannya dengan profesi lain.
Pengenalan ini terutama diperlukan karena ada kalanya suatu garapan
melibatkan lebih dari satu profesi dan bahkan sebenarnya tidak ada asfek
kehidupan yang hanya ditangani oleh satu profesi saja. misalnya, profesi
pengobatan bersangutan erat dengan masalah-masalah kemasyarakatan,
ekonomi, agama bahkan politik.oleh karena itu dokter harus juga mengetahui
sangkutan profesinya dengan profesi lain tersebut.
viii
dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang
profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti: bersifat profesi,
memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh
bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki
dua criteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat
dikatakan memiliki profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut,
yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan
yang layak sesuai kebutuhan hidupnya.
ix
1. Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik
keperawatan
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang
mapan demikian tenaga tersebut dapat :
a. Bersikap profesi
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional
c. Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan professional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
xi
2.3 Kriteria Profesi
a. Memberi pelayanan vital untuk kesejahteraan manusia
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan secara terus
dikembangkan
c. Mempunyai ketelitian, intelektual dan diikuti dengan rasa tanggung
jawab
d. Lulus dari pendidikan jenjang pendidikan tingg
e. Mandiri dalam penampilan aktifitas dan fungsi
f. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktek
g. Mempunyai ikatan / organisasi / menyamai
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi menurut
Schein EH (1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun
suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat.
Hughes (1963) mengungkapkan bahwa profesi merupakan mengetahui yang
lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta mengetahui lebih baik dari
kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya. Dan Wilensky (1964)
berpendapat bahwa profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu
pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi
perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan
karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki
kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism)
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi,
karena profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari
pekerjaan lainnya yaitu Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan
teoritis, Asosiasi professional, Pendidikan yang ekstensif, Ujian kompetensi,
Pelatihan institusional, lisensi, Otonomi kerja, kode etik, Mengatur Diri,
Layanan publik dan altruism, Status dan imbalan yang tinggi.
Profesi mempunyai ciri ciri tersendiri yang menurut wilensky (1964) yaitu
: Pekerjaan profesi didukung oleh pohon ilmu (body of knowledge) yang jelas
wilayah garapan keilmuannya (anto loger) yang jelas wilayah garapan keilmuan
(epistomology) , serta pemanfaatan keilmuannya (axiology), Keahlian profesi
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan profesi yang terarah,terencana,terus-
menerus dan berjenjang (life long education), Pekerjaan profesi diatur oleh kode
etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan, Peraturan
dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi standar pendidikan
xiii
dan pelatihan (standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana
dalam menentukan tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya
3.2 Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan
dari keperawatan internasional. Selain itu, sebagai calon perawat kita sebaiknya
mempelajari bagaimana sejarah perkembangan dunia keperawatan yang ada,
sehingga kita lebih mengenal bagaimana profesi keperawatan dan melalui hal
itu kita bisa belajar menghargai profesi yang kita jalani.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
xv