Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROFESI KEPERAWATAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MAHDA LAILA

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. CUT MUTIA S.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN TEUNGKU FAKINAH


BANDA ACEH
TAHUN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Profesi
Keperawatan” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari
teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan
dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon
maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan
penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat
bagi pembaca maupun kami.

Banda Aceh, 15 Oktober 2018


Penyusun

Nova Mahera

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Pengertian Profesi ................................................................................... 3
2.2 Ciri-ciri profesi ....................................................................................... 6
2.3 Kriteria Profesi ....................................................................................... 7
2.4 Wilayah Kerja ........................................................................................ 8
2.5 Kode Etik ............................................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 9
3.2 Saran ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan
sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi,

iii
kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan
profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan
profesi yang dilandaskan oleh akademik dan keprofesian.
Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan
kualitas tenaga perawat yang profesional melalui jenjang pendidikan, oleh karna
itu maka pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi.
Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan
dalam pengembangan pelayanan keperawatan secara professional, tekhnologi
keperawatan serta pembinaan keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan
sebagai sarana mencapai profesionalisme keperawatan.
Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus mampu
membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional sesuai dengan
tuntutan profesi, memberi landasan pengetahuan yang kokoh baik kelompok
ilmu keperawatan atau ilmu dasar atau penunjang asuhan keperawatan,
membina keterampilan professional yang mencakup keterampilan intelektual,
tekhnikal dan interpersonal serta membina landasan etik keperawatan sebagai
dasar dalam kehidupan keprofesian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian profesi berdasarkan beberapa pendapat ?
2. Sebutkan ciri-ciri profesi ?
3. Jelaskan jenis profesi berdasarkan penggolongan ilmu pengetahuan ?
4. Jelaskan alasan perawat dijadikan sebagai profesi ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang “Profesi Keperawatan”
2. Meningkatkan pemahaman tentang “Profesi Keperawatan”

iv
3. Meningkatkan pemahaman tentang ciri-ciri “Profesi Keperawatan”

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi


Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit
mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Winsley (1964) Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu
sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi
banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,
serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari
profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif
dalam sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan
dari masyarakat.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun
begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima
bayaran, sebagai lawan kata dariamatir. Contohnya adalah petinju profesional
menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara
olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Menurut Muchtar Luthfi dari Universitas Riau (lihat Mimbar,3, 1984:44),
seseorang disebut memiliki profesi bila ia memenuhi 8 (delapan) kriteria dan
Selanjutnya ditambah 2 (dua) kriteria lainnya oleh Finn (1953, lihat Miarso,
1986:28-29) sebagai berikut:

1. Profesi harus mengandung keahlian.

vi
Artinya, suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu. keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. keahlian itu diperoleh
dengan cara mempelajarinya secara khusus; profesi bukan diwarisi.
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Artinya, profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu
maksudnya dijalani dalam jangka yang panjang bahkan seumur hidup;
bukan part-time, melainkan full-time; bukan dilakukan sebagai pekerjaan
sambilan atau pekerjaan sementara yang akan ditinggalkan bila ditemukan
pekerjaan lain yang dirasakan lebih menguntungkan.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
Artinya, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya
terbuka. secara universal pegangannya itu diakui.
4.Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.
Maksudnya ialah profesi itu merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada
masyarakat, bukan untuk kepentingan diri sendiri seperti untuk mengumpulkan
uang atau mengejar kedudukan.
Apakah dengan demikian pemegang profesi tidak boleh menerima uang. atau
dilarang menduduki jabatan? Kiranya tidaklah demikian. Pemegang profesi
boleh menerima uang, kedudukan, tetapi hal itu hanyalah sebagai penghargaan
masyarakat atau negara terhadap profesi. penghargaan itu layak diterimanya,
dan masyarakat memang wajar memberinya.
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikasi.
Kompetensi dan kecakapan itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya.
Kecakapan diagnostik sudah jelas kelihatan pada profesi kedokteran. akan
tetapi, kadang kala ada profesi yang kurang jelas kecakapan diagnostiknya; ini
tentu disebabkan oleh belum berkembangnya teori dalam profesi itu.
Kompetensi aplikatif adalah kewenangan menggunakan teori-teori yang ada

vii
dalam keahliannya. Penggunaan itu harus didahului oleh diagnosis. seseorang
yang tidak mampu mendiagnosis tentu tidak berwenang melakukan apa-apa
terhadap kliennya.
6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji atau dinilai oleh rekan-rekan
seprofesinya. tegasnya, tidak boleh semua orang berbicara dalam semua bidang
yang bukan keahliannya.
7. Profesi mempunyai kode etik, disebut kode etik profesi.
Gunanya ialah untuk dijadikan pedoman dalam melakukan tugas profesi. kode
etik itu tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga
oleh masyarakat.
8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan.
Klien disini maksudnya ialah pemakai jasa profesi. Pemakai profesi kedokteran
adalah orang sakit atau orang yang tidak ingin sakit. Klien guru adalah murid.
Klien tukang las adalah pemilik barang yang perlu dilas. demikian selanjutnya.
9. profesi memerlukan organisasi profesi yang kuat.
Gunanya adalah untuk keperluan meningkatkan mutu dan memperkuat profesi
itu sendiri.
10. Profesi harus mengenali dengan jelas hubungannya dengan profesi lain.
Pengenalan ini terutama diperlukan karena ada kalanya suatu garapan
melibatkan lebih dari satu profesi dan bahkan sebenarnya tidak ada asfek
kehidupan yang hanya ditangani oleh satu profesi saja. misalnya, profesi
pengobatan bersangutan erat dengan masalah-masalah kemasyarakatan,
ekonomi, agama bahkan politik.oleh karena itu dokter harus juga mengetahui
sangkutan profesinya dengan profesi lain tersebut.

Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia,


karangan J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas,

viii
dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang
profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti: bersifat profesi,
memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh
bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki
dua criteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat
dikatakan memiliki profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut,
yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan
yang layak sesuai kebutuhan hidupnya.

2.2 Ciri-ciri Profesi


Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi
(occupation) meskipun keduanya sama – sama melakukan pekerjaan tertentu.
Profesi mempunyai cirri – cirri sebagai berikut :
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi),
jelas wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya
(Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus
– menerus, dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara lehal
melalui perundang – undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta
pengawasan terhadap pelaksanaan pareturan – peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).

Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah suatu


profesi dalam bidang kesehatan, yaitu :

ix
1. Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik
keperawatan

2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang
mapan demikian tenaga tersebut dapat :
a. Bersikap profesi
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional
c. Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan professional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan

3. Pengelolaan keperawatan oleh tenaga keperawatan (NERS) sesuai dengan


kaidah-kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan
a. Sistem pelayanan / asuhan keperawatan
b. Pendidikan keperawatan / pelatihan keperawatan yang berjenjang
berlanjut
c. Perumusan standar keperawatan asuhan keperawatan , pendidikan
keperawatan registrasi / legislasi.
d. Riset keperawatan oleh Nersterlabsana secara terencana dan terarah
sesuai dengan pengembangan IPTEK dan dapat dikembangkan untuk
peningkatan keperawatan.

 Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai dengan


kaidah ilmu dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik
keperawatan
 Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang
mapan demikian tenaga tersebut dapat :
a) Bersikap profesi
b) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional
x
c) Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional
d) Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
e) Pengelolaan keperawatan oleh tenaga keperawatan (NERS)
sesuai dengan kaidah-kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan. a)
Sistem pelayanan / asuhan keperawatan
b) Pendidikan keperawatan / pelatihan keperawatan yang berjenjang
berlanjut
c) Perumusan standar keperawatan asuhan keperawatan , pendidikan
keperawatan registrasi / legislasi.
d) Riset keperawatan oleh Nersterlabsana secara terencana dan terarah
sesuai dengan pengembangan IPTEK dan dapat dikembangkan untuk
peningkatan keperawatan.

Persyaratan tersebut melekat dalam dasar keperawatan profesional. Kualitas


dari perawatan yang diberikan tidak dapat diukur oleh waktu. Mata berseri,
senyum yang berkembang, sentuhan yang lembut tidak membutuhkan waktu
yang ekstra, hal ini diperlihatkan dalam asuhan keperawatan. Kualitas penting
adalah sukar dipahami, barangkali tidak terlukiskan. Tetapi, bila Anda bertemu
perawat yang memiliki semuanya Anda akan mengetahui.

xi
2.3 Kriteria Profesi
a. Memberi pelayanan vital untuk kesejahteraan manusia
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dan secara terus
dikembangkan
c. Mempunyai ketelitian, intelektual dan diikuti dengan rasa tanggung
jawab
d. Lulus dari pendidikan jenjang pendidikan tingg
e. Mandiri dalam penampilan aktifitas dan fungsi
f. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktek
g. Mempunyai ikatan / organisasi / menyamai

2.4 Wilayah Kerja


1. Pembinaaan organisasi profesi.
2. Pembinaan pendidikan dan pelatihan profesi.
3. Pembinaan pelayanan profesi.
4. Pembinaan iptek.

2.5 Kode Etik


a. Perawat dan klien
b. Perawat dan praktik
c. Perawat dan masyarakat
d. Perawat dan teman sejawat
e. Perawat dan profesi

xii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi menurut
Schein EH (1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun
suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat.
Hughes (1963) mengungkapkan bahwa profesi merupakan mengetahui yang
lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta mengetahui lebih baik dari
kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya. Dan Wilensky (1964)
berpendapat bahwa profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu
pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi
perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan
karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki
kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism)
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi,
karena profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari
pekerjaan lainnya yaitu Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan
teoritis, Asosiasi professional, Pendidikan yang ekstensif, Ujian kompetensi,
Pelatihan institusional, lisensi, Otonomi kerja, kode etik, Mengatur Diri,
Layanan publik dan altruism, Status dan imbalan yang tinggi.
Profesi mempunyai ciri ciri tersendiri yang menurut wilensky (1964) yaitu
: Pekerjaan profesi didukung oleh pohon ilmu (body of knowledge) yang jelas
wilayah garapan keilmuannya (anto loger) yang jelas wilayah garapan keilmuan
(epistomology) , serta pemanfaatan keilmuannya (axiology), Keahlian profesi
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan profesi yang terarah,terencana,terus-
menerus dan berjenjang (life long education), Pekerjaan profesi diatur oleh kode
etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan, Peraturan
dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi standar pendidikan

xiii
dan pelatihan (standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana
dalam menentukan tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya
3.2 Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan
dari keperawatan internasional. Selain itu, sebagai calon perawat kita sebaiknya
mempelajari bagaimana sejarah perkembangan dunia keperawatan yang ada,
sehingga kita lebih mengenal bagaimana profesi keperawatan dan melalui hal
itu kita bisa belajar menghargai profesi yang kita jalani.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta:


Trans Info Media
Pro-Health. 2009. Keperawatan Sebagai Suatu Profes
Depkes RI (2002). Perawat Profesional.http://www.freetechebooks.com.
Diakses 28 Maret 2014 Pukul 14.00 WIB
Hidayat , A.Aziz Alimul . 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salemba
medika
Simamora, Roymond H. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.
Salam dan Salmon, Ferry. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta :
Salemba.
Ali, Zaidin,H.2001.Dasar-dasar keperawatan professional.Jakarta: Widya
Medika.
Waode, Dhan. 2011. PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN. Diakses dari :
http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/pendidikan-dalam-keperawatan/
(Pada tanggal 08 April 2013)

xv

Anda mungkin juga menyukai