Anda di halaman 1dari 179

[ Pustaka NU Online ] PT Gramedia Pustaka Utama

JI. Palmerah Selatan 24-26, Lt. 6


Jakarta 10270
NAHDATUL ULAMA DAN
ISLAM DI INDONESIA ISBN 979 - 605 - 144 - 3
Pendekatan Fikih dalam Politik
Daftar Isi

www.muslims.net/KMNU - Copyright © KMNU Cairo - Egypt

Nahdatul Ulama dan Islam di Indonesia


Pendekatan Fikih dalam Politik
Oleh: M. Ali Haidar
Editor: Priyo Utomo
GM 207 94.144

M. Ali Haidar Copyright Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama


Jl. Palmerah Selatan 24-26, Jakarta 10270
NU merupakan organisasi sosial keagamaan yang unik. Didirikan oleh
ulama pesantren tahun 1926 di Surabaya. Memiliki jaringan struktur
Perwajahan dan desain sampul oleh Sofnir Ali
kelembagaan organisasi mulai dari pusat sampai desa. Sebagai
organisasi ulama, kedudukan mereka dalam NU sangat penting.
Tetapi peran mereka sebagai pemimpin yang berpengaruh pada Diterbitkan pertama kali oleh
komunitas mereka sendiri telah membentuk pranata lain, sehingga Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
keberadaan mereka di dalam NU juga mewakili "kepentingan" pranata
mereka. Akibatnya struktur itu pun harus ditata untuk menampung
anggota IKAPI, Jakarta, 1994
jaringan kepranataan tersebut. Buku ini menjelaskan latar belakang
dan perkembangan historis serta bagaimana pergulatan internal NU
dan peran ulama di dalamnya. Selain itu dibahas pula hubungan NU Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
dengan organisasi Islam, latar belakang NU keluar dari Masyumi dan Dilarang mengutip atau memperbanyak
perkembangan selanjutnya, serta pergulatan NU dalam pentas politik.
sebagian atau seluruh isi buku ini
Dengan latar belakang dan visi keulamaannya, NU dalam menyikapi
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
masalah yang dihadapi juga menggunakan idiom-idiom keagamaan,
khususnya kaidah- kaidah fikih yang memberi kelenturan interpretasi.
Oleh karena itu kadang-kadang sikap NU dan ulama NU, bagi Dicetak oleh Percetakan PT Ikrar Mandiri, Jakarta
sebagian orang, sering tidak terduga, bahkan di- anggap ambivalen Isi diluar tanggung jawab Percetakan PT Ikrar Mandiri
atau oportunis.

Penerbit
KATA PENGANTAR
1 2
kasih yang penulis sampaikan kepada semua pihak yang
Studi tentang NU rasanya cukup menarik setidaknya karena telah membantu dan membimbing penyelesaian penulisan
dua hal. Masih langkanya perhatian yang serius para peneliti buku ini, khususnya kepada Prof. Dr. Harun Nasution,
yang melakukan studi secara khusus mengenai hal ini. Baru Direktur Program, Dr. Alfian (almarhum) serta Dr. Nur-
dua dasawarsa belakangan ini mulai tampak perhatian itu cholish Madjid, keduanya promotor yang telah mem-
setelah tulisan-tulisan Abdurrahman Wahid mengenai NU bimbing penulis. Terima kasih pula penulis sampaikan ke-
dipublikasikan. Ini jelas tidak menafikan tulisan-tulisan lain pada Prof. Dr. Deliar Noer, Prof. Dr. Bustami A. Ghani,
dari sejumlah kalangan muda NU maupun akademisi lain Prof. Dr. Muljanto Sumardi dan Dr. Satria Effendi M. Zen,
yang telah turut serta memberi sumbangan bagi pemahaman tim penguji yang telah memberikan bimbingan dan per-
kita terhadap NU. Padahal di sisi lain peran NU, baik dari segi baikan naskah buku ini sebelum dipertahankan pada ujian
politik, sosial maupun kultural, cukup besar. promosi.
Memang agak ironi. NU yang begitu besar dengan Tidak kurang pula rasa terima kasih kepada isteri pe-
anggota jutaan yang tersebar di beberapa daerah, ribuan nulis, Farochah, dan ananda tercinta Idang Hanana, yang
sekolah dan pesantren dan lembaga-lembaga lain yang ber- telah membantu dan memberi dorongan yang berharga de-
ada di dalamnya harus diakui telah memberi sumbangan ngan kesabaran-dan keprihatinan mereka selama penulis
kepada masyarakat, bangsa dan negara. Dalam bidang po- mengikuti pendidikan pasca sarjana di Jakarta.
litik NU juga turut serta memberi sumbangan bagi pe-
mecahan problematik yang dihadapi bangsa dan negara.
Terlebih-lebih pendekatan keagamaan yang dilakukan telah Jakarta, 15 Agustus 1993
mempersubur pengembangan budaya Islam di tengah ma-
syarakat. Namun semua itu ternyata tidak menarik kalang- BAB I
an penulis dan akademisi untuk melakukan studi mengenai PENDAHULUAN
NU. Bahkan Herbert Feith dan Lance Castles ketika men-
coba untuk merekam pemikiran politik di Indonesia hanya Perkembangan Islam di Indonesia merupakan proses yang
memberi porsi yang sedikit mengenai NU dan ternyata berkaitan dengan berbagai sektor kehidupan lainnya yang
belum memberi kejelasan yang diperlukan untuk mema- sangat kompleks. Untuk sebagian dapat diterangkan me-
hami pemikiran politik NU dibanding dengan peran yang lalui keterlibatan kegiatan perdagangan yang berkembang
pernah dimainkannya. sejak abad XI. Intensitas kontak-kontak perdagangan itu
Buku ini berusaha untuk mengisi kekosongan itu sebagai selanjutnya menghasilkan tumbuhnya pemukiman ma-
langkah awal untuk memberi gambaran yang agak utuh syarakat muslim di pesisir kepulauan Nusantara. Melalui
mengenai NU khususnya dengan analisis menurut sumber- proses sejarah yang sangat panjang, cukup alasan untuk
sumber yang diacu oleh NU sendiri. Dengan pendekatan menyimpulkan bahwa lambat laun Islam telah menjadi
ini diharapkan agar kita dapat memahami NU menurut visi bagian yang begitu dalam menguasai batin masyarakat In-
NU sendiri. donesia.1
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa buku ini adalah Meski demikian, keberhasilan Islam menembus akar kehi-
hasil studi yang dilakukan penulis untuk melengkapi tugas dupan masyarakat Indonesia, tidak berarti akar lama yang
akhir Program S3 Program Pasca Sarjana IAIN Syarif bersumber dari tradisi dan budaya setempat, hilang sama
Hidayatullah Jakarta. Tidak terbilang rasanya ucapan terima sekali. Kondisi semacam ini juga bisa diamati di bagian lain
3 4
di belahan bumi ini. Pergumulan Islam dengan nilai budaya hukum perkawinan dengan pemerintah Hindia -Belanda.
setempat menuntut adanya penyesuaian terus menerus tan- Tidak bisa tidak seal ini kemudian melibatkan NU dalam
pa harus kehilangan ide aslinya sendiri. Penghadapan Islam soal politik antara lain soal pengangkatan penghulu. Na-
dengan realitas sejarah, akan memunculkan realitas baru, mun perubahan orientasi ini lebih kelihatan ketika sejum-
bukan saja diakibatkan pergumulan internalnya mengha- lah eksponen muda NU terlibat dalam polemik mengenai
dapi tantangan yang harus dijawab, tetapi juga keterlibatan- dasar-dasar negara yang sedang diperjuangkan menjelang
nya dalam proses sejarah sebagai pelaku yang ikut me- akhir tahun tiga puluhan. Kemudian disusul dengan pem-
nentukan keadaan zaman.2 Dalam proses seperti ini Islam bentukan MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) yang kemudian
tidak saja harus menjinakkan sasarannya, tetapi dirinya sen- digantikan Masyumi ketika zaman Jepang. Setelah kemer-
diri terpaksa harus diperjinak. Dengan demikian akan ter- dekaan Indonesia diproklamasikan tahun 1945, sejumlah
jadi keragaman dalam Islam akibat dari tuntutan ajarannya organisasi Islam kemudian membentuk partai politik Islam
sendiri yang universal.3 Masyumi. Walaupun pada mulanya dapat dipertahankan
Organisasi jami'iyah Nahdatul Ulama (4 yang didirikan ta- keutuhan partai tersebut, namun tidak sampai sepuluh ta-
hun 1926 di Surabaya merupakan salah satu wujud dari hun setelah pembentukannya dua unsur utama pendukung-
fenomena di atas. Dipelopori oleh ulama yang berpusat di nya memisahkan diri, SI (Syarikat Islam) tahun 1947 dan
pesantren-pesantren, organisasi ini memiliki wawasan ke- NU tahun 1952.
agamaan yang berakar pada tradisi keilmuan tertentu, ber- Sebagaimana akan dijelaskan nanti, kemelut dalam tubuh
kesinambungan menelusuri mata rantai historis sejak abad Masyumi akibat keanggotaan yang ganda, tidak dapat dise-
pertengahan, yaitu apa yang disebut ahlussunnah wal ja- lesaikan dengan baik. Tuntutan NU agar struktur organisasi
maah. Pandangan ini menekankan pada tiga prinsip yaitu Masyumi diubah menjadi badan federasi tidak memperoleh
mengikuti faham Asy'ariyah dan Maturidiyah dalam bi- tanggapan semestinya.8 Akibatnya NU menyatakan keluar
dang teologi, mengikuti salah satu dari mazhab empat da- dari Masyumi dan membentuk partai tersendiri dengan
lam bidang fikih, dan mengikuti faham al-Junaid dalam tetap mengharapkan terbentuknya badan federasi atau koa-
bidang tasawuf. Konsep-konsep ini tertuang dalam sejum- lisi partai politik Islam. Meskipun demikian badan federa-
lah referensi yang sangat luas. Dengan ketiga prinsip ini si yang akhirnya terbentuk tanpa ikut sertanya Masyumi,
dapat dikembangkan pandangan keagamaan yang utuh dan yaitu Liga Muslimin Indonesia, tidak berkembang sesuai
pada tingkat tertentu tercermin pula dalam prilaku politik dengan harapan dan akhirnya mati karena badan federasi
maupun kultural.5 tersebut tidak memiliki daya pengikat yang kokoh.
Keberhasilan ulama menghimpun pengikut yang besar, Menjelang kemerdekaan terjadi perdebatan yang sengit
menumbuhkan solidaritas dan integritas yang kuat, men- dalam sidang-sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
jadikan organisasi ini sebagai salah satu kekuatan sosial Persiapan Kemerdekaan Indonesia) khususnya mengenai da-
politik, kultural dan keagamaan yang sangat berpengaruh sar negara dalam rangka menyusun UUD. Setidaknya ada
di Indonesia selama bertahun-tahun. Gagasan yang per- kelompok yang saling berlawanan. Satu pihak menghen-
tama kali ketika NU dibentuk bukanlah dari wawasan po- daki Indonesia menjadi negara Islam atau dasar negara
litik, melainkan dari wawasan sosial keagamaan. Meskipun adalah Islam, sementara pihak yang lain berpendirian In-
demikian wawasan tersebut tidak lantas menjadikan NU donesia harus menjadi negara kesatuan nasional yang me-
mengabaikan soal-soal politik. Sekitar awal tahun tiga pu- misahkan soal agama dari negara.9
luhan NU terlibat dalam perumusan tata cara pelaksanaan Hasil kompromi yang telah dicapai oleh Panitia Kecil,
5 6
yang dibentuk dalam sidang BPUPKT yang terdiri atas sem- Belanda daerah tersebut dikuasai kerajaan Islam dan bagian
bilan orang, yang akhimya dikenal dengan Piagam Jakarta, terbesar penduduknya beragama Islam. Kalau kemudian
tidak berhasil diterima sidang. Perdebatan bahkan makin daerah tersebut dikuasai Belanda dan secara politik ummat
seru berlangsung. Akhirnya dengan kebesaran hati sejum- Islam tidak mampu mengusirnya, tidak menghalangi status
lah pemimpin nasionalis muslim antara lain Wachid Has- kawasan tersebut sebagai dar al-Islam.13
jim, Kasman Singodimedjo dan Bagus Hadikusumo dalam Tiga peristiwa tersebut memberi gambaran mengenai si-
pertemuan dengan Hatta menjelang sidang PPKI (Panitia kap NU tentang pemerintah dan negara RI. Sejak muk-
persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 18 Agustus 1945 tamar Banjarmasin 1936 sampai penerimaan asas tunggal
disepakati untuk menghapuskan anak kalimat dalam Pia- Pancasila 1984 NU memperlihatkan garis pemikirannya se-
gam tersebut dari konstitusi. Anak kalimat tersebut tidak cara linier sejak tahun 1936 NU telah menegaskan bahwa
lain adalah tujuh kata "dengan kewajiban menjalankan sya- wilayah nusantara adalah dar al-Islam (negeri muslim). Ini
riat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". berarti merupakan tanggung jawab ummat Islam untuk
Walaupun ketika itu telah diyakini bahwa asas Ketuhanan mempertahankan negerinya, khususnya ditujukan terhadap
Yang Maha Esa dalam Pancasila yang terdapat dalam Pem- pemerintah kolonial penjajah. Namun dalam mengapresiasi-
bukaan UUD 1945 pada hakekatnya mencerminkan asas kan sikap itu NU selalu berpijak dari tradisi pemikiran
taithid dalam Islam, namun masalah dasar mengenai kedu- fikihnya, sejauh mungkin menghindari anarki dan pertum-
dukan negara menurut pandangan Isiam dan sebaliknya ba- pahan darah. Melaksanakan perintah agama tidak selalu
gaimana kedudukan agama dalam negara, belumlah di- harus mengakibatkan timbulnya anarki dan pertumpahan
anggap final. Konferensi alim ulama yang diselenggarakan darah. Untuk mencapai tujuan membentuk negeri muslim
Kementerian Agama antara tahun 1952-1954 memutuskan yang sesungguhnya ditempuh melalui proses dan tahap
bahwa kekuasaan kenegaraan Republik Indonesia merupak- tertentu, menghindari sikap mutlak-mutlakan.
an kekuasaan yang zu syaukah (defakto) dengan sebutan Ketika proklamasi 17 Agustus 1945 diumumkan, NU tu-
waliyyul-amr ad-ddarurri bisy-syaukah (pemegang kekuasaan rut pula memainkan peranan memecahkan problem yang
temporer yang defakto memegang kuasa.10 Keputusan ter- paling krusial dalam sejarah bangsa. Akhirnya Pancasila
sebut didasarkan pada pertimbangan tidak mungkin mem- sebagai dasar negara dan UUD 1945 disepakati. Ketika
bangun kekuasaan politik tersendiri untuk menjalankan hu- saatnya kesepakatan itu menghadapi ujian berat dari an-
kum Islam di dalam negara Republik Indonesia, maka ke- caman agresi Belanda yang hendak kembali merebut wila-
kuasaan yang zu syaukah tersebut diterima dalam keadaan yah Indonesia, NU mengeluarkan resolusi jihad Oktober
tidak ada pilihan lain (daruri). 1945 yang dilanjutkan dengan keputusan muktamar 1946.14
Jauh sebelum itu, dalam muktamar NU tahun 1936 di Resolusi itu memberi gambaran yang jelas konsistensi sikap
Banjarmasin, telah ditetapkan bahwa daerah Jawa (ardu NU sebelumnya dalam muktamar Banjarmasin dan kese-
Jawa) dalam arti Nusantara adalah dar al-islam, padahal pakatan proklamasi. Setelah itu tahap selanjutnya ialah si-
ketika itu daerah tersebut dikuasai oleh pemerintah Hindia kap NU tentang penerimaan terhadap kekuasaan kenegara-
Belanda.11 Muktamar NU mendasarkan pertimbangan ke- an dan pemerintahan RI melalui keputusan konferensi alim
putusannya bahwa masyarakat Islam di kawasan Nusantara ulama tahun 1954. Kekuasaan kenegaraan dan pemerintah-
dapal menjalankan agamanya dan melaksanakan hukum an RI dinilai sebagai waliyy al-amr al-daruri bi al-syaukah
Islam tanpa terusik meskipun secara formal kekuasaan poli- (kekuasaan kenegaraan yang defakto memiliki kekuatan).15
tik berada di tangan Hindia Belanda.12 Sebelum penjajahan Dengan sikap itu NU menilai bahwa lembaga-lembaga ke-
7 8
negaraan RT berwenang melaksanakan hukum Islam, mes- sikap NU itu.21 Namun ketika hal itu dilihat tidak mem-
kipun ketika itu hanya dalam kaitan dengan masalah per- bawa hasil bahkan ternyata akan menimbulkan bahaya, NU
kawinan.16 Jika sikap-sikap NU yang terdahulu berorientasi segera merevisinya kembali dan menerima kesepakatan,
pada wadah atau wilayah kepulauan nusantara, maka sikap meskipun mulanya ditolak. Mengapa? Oleh karena motivasi
yang terakhir ini langsung menyentuh pada isi, kekuasaan utama yang mendasari langkah NU ialah adanya tertib
pemerintahan dan kenegaraan. Setelah itu maka ideologi sosial dan politik, sebab dengan tertib itulah kemungkinan
nasional Pancasila diterima sebagai asas kolektif kehidupan bisa dikembangkan tertib agama. Tertib sosial politik menjadi
kenegaraan dan kebangsaan. prasyarat bagi terwujudnya tertib agama (nizam al-dunya syart
Sikap-sikap NU tersebut bukan hanya kebetulan belaka, li nizam al-dini).22
sebab tahap-tahap pemikiran NU sebenarnya memiliki pi- Sebagai syarat untuk memperoleh tujuan tertib agama,
jakan tradisi pemikiran fikih yang kuat. Sebagai organisasi maka tertib sosial itu pun wajib. Kaidah yang digunakan
Islam motivasi yang mempengaruhi setiap langkah NU NU untuk memecahkan masalah itu ialah 'Kewajiban yang
ialah untuk mengamalkan dan melaksanakan ajaran Islam. tidak dapat dijalankan dengan sempurna kecuali dengan
Namun dalam mengantisipasi berbitgai gejala sosiaal NU syarat tertentu maka syarat itu pun wajib'.23 Dengan logika
tidak bersikap mutlak-mutlakan, Kewajiban untuk meng- kaidah-kaidah tersebut di atas NU mencoba memecahkan
amalkan ajaran Islam itu dipenuhi sebatas kemampuan de- berbagai persoalan sosial, politik, maupun keagamaan yang
ngan memperhatikan berbagai faktor lain.l7 Jika kemam- dihadapi ummat Islam dan bangsa Indonesia umumnya.
puan hanya menghasilkan sebagian saja maka yang se- Dengan kerangka pemikiran menurut tradisi fikih itu pula
bagian itu tidak ditinggalkan.18 Dasar kedua ialah orientasi- NU menerima asas tunggal PancasiIa. Agama dan Pancasila
nya dalam melaksanakan diukur seberapa jauh dicoba untuk didudukkan pada posisinya masing-masing
dampak positif dan negatifnya. Jika ternyata mengakibatkan secara proporsional. Hakekatnya orang berasas Pancasila
dampak negatif yang besar langkah pertama yang dilaku- kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, se-
kan manghindari dampak negatif itu. Kewajiban tidak bisa dang orang berakidah Islam adalah sebagai tindakan nyata
dipaksakan jika ternyata, dengan itu berakibat munculnya menkongkretkan Pancasila dalam salah satu bidang kehidupan
dampak negatif yang menimbulkan kerugian bagi diri atau bangsa, yaitu kehidupan beragama.24 Hubungan antara
orang lain.19 Jika ternyata dalam hal itu harus menghadapi agama dengan Pancasila adalah hubungan yang saling
pilihan langkah yang diutamakan ialah memilih yang pa- mengisi.
ling kecil resiko negatifnya. Memilih yang akhaff al-dara- Sudah tentu masalahnya tidak berhenti sampai, di situ
rain.20 saja. Hubungan agama dengan negara sepanjang sejarah
Sudah tentu dengan tradisi pemikiran itu tidak berarti Islam merupakan masalah yang paling krusial. Tidak ter-
NU selalu beraikap pesismistis, menyerah sebelum bertand- kecuali di Indonesia. Sejak proklamasi 1945 pergumulan
ing. Dalam berbagai kesempatan NU juga pernah menam- seringkali terjadi dalam kerangka itu. Dalam kaitan dengan
pilkan sikap ofensif untuk melakukan jalb al-masalih. (me- upaya mendudukkan syari'ah Islam dalam konteks kene-
laksanakan kewajiban), tidak dalam kaitannya dengan as- garaan di Indonesia, NU menafsirkan pengertian yang elas-
pek darurah (temperer) yang mungkin akan menimbulkan tis, bukan saja pendekatan untuk memecahkan masalah,
mafsadah (kerusakan). Peristiwa-peristiwa dalam sidang BP- tetapi mengenai substansi syari'ah itu sendiri. Pada satu sisi
UPKI, Majelis konstituante, maupun ketika NU memelopori pengertian itu menyusut dalam arti yang lebih sempit seba-
wolk out dalam sidang MPR tentang P4, memperlihatkan gai aturan formal yang dituangkan dalam perangkat kene-
9 10
garaan sebagai undang-undang dan peraturan-peraturannya. dengan memperhatikan kesamaan-kesamaan berbagai faktor
Sementara pada sisi lain syari'ah sebagai hukum yang dapat dipertemukan menjadi kaidah-kaidah fikih yang
agama dalam arti sebagai etika sosial.25 berlaku umum.
Dengan pendekatan ini diharapkan akan dapat ditemu- Usul al-fiqh terbentuk dari hasil kajian menurut penger-
mukan alterbatif pemecahan dari kemelut politik dan ideologi tian dan logika kebahasaan yang bersumber dari al-Qur'an
yang berlarut-larut dalam sejarah kenegaraan di Indonesia. dan sunnah serta dari kajian maqasid syari'ah (tujuan sya-
Sudah tentu pemecahan itu bukanlah yang paling ideal ri'ah).27 Usul al-fiqh mengandung dua unsur pokok yaitu
dalam sekala normatif, sebab sejauh mengenai upaya pe- dari segi pengertian dan logika kebahasaan serta dari segi
nerapan syari'ah ke dalam kehidupan praktis, dalam ke- maqasid syari'ah. Dua unsur pokok tersebut merupakan as-
hidupan sosial sampai ke tingkatan hirarki yang luas se- pek penting untuk mengukur atau menilai hasil ijtihad dan
perti negara diperlukan pemahaman kreatif mengingat sekaligus sebagai metode untuk melakukan ijtihad.
kompleksnya masalah yang dihadapi dan pada sisi lain Kaidah fikih dihasilkan dari analisis induktif (istiqra') de-
tetap dapat dipertahankan wawasan Islam yang rentangan- ngan memperhatikan faktor-faktor kesamaan (asybah) ber-
nya sangat luas. bagai macam hukum fikih lalu disimpulkan menjadi kaidah
Studi tentang NU tidak bisa dilepaskan dari tradisi pe- umum.28 Sedang fikih ialah pengetahuan praksis ('amaIiy-
mikiran fikih baik kerangka teoritis (usul al-fiqh) maupun yah) hukum syari'ah yang dihasilkan dari dalil-dalil tafsili,
kaidah-kaidah fikih (al-qawa'id aI-fiqhiyyah). Dengan tradisi yaitu yang berkaitan dengan masalah tertentu dan menun-
pemikiran ini NU mencoba memberi jawaban terhadap tan- jukkan hukum tertentu pula.29
tangan perubahan yang dihadapi untuk melembagakan Dengan pengertian di atas dapat dibedakan obyek masing-
nilai-nilai baru serta tingkah laku dan peran sosio-politik- masing. Obyek usul al-fiqh ialah dalil umum (ijmal) dan
nya. Oleh karena itu analisis yang disajikan mencoba meng- hukum universal (kulli) serta prosedur penemuan hukum
ungkapkan dinamika dan perubahan yang terjadi di dalam universal dari dalil umum.30 Obyek fikih ialah tindakan orang
NU dan bagaimana refleksinya dengan tradisi pemikiran dewasa (mukallaf) dilihat dari segi wajib, sunnah, haram,
fikih itu. Analisis dengan kerangka pemikiran tersebut di- makruh, dan mubah.31 Sedang obyek qawa'id al-fiqh ialah
harapkan dapat memahami rekonstruksi pola perubahan masalah dan hukum fikih yang memiliki kesamaan yang
dan dinamika NU menghadapi tantangan problematik dapat diikat menjadi kesatuan berupa kaidah umum.32
sosio-kultural dan politik. Untuk kepentingan tersebut di Ada lima kaidah pokok yang lazim disebut al-qawa'id
bawah ini disajikan beberapa kaidah fikih yang dipakai NU al-khams al-kubra (lima kaidah induk):33
untuk mengantisipasi gejala-gejala perubahan tersebut.
Pertama kali yang perlu dikemukakan ialah pengertian 1. "Al-umur bi maqasidiha", artinya setiap perbuatan tergantung
tiga hal yaitu usul al-fiqh, fikih, dan qawa'id al-fiqhiyyah kepada niatnya (tujuan).
(kaidah-kaidah fikih). Usul al-fiqh sebenarnya merupakan
metode untuk mengukur derajat kebenaran istinbat. (pe- 2. "Al-yaqin la yazulu bi al-syakk", artinya keyakinan tidak
nemuan atau penciptaan) hukum agar tidak salah; dan hilang karena keraguan.
bagaimana prosedur menemukan atau merumuskan hukum
ditil (furu') dalam fikih.26 Dengan metode ini kemudian da- 3. "Al-darar yuzal atau la darara wa la dirar", artinya "bahaya
pat disusun hukum fikih yang beraneka ragam. Hukum dihilangkan" atau "tidak ada bahaya dan tidak ada yang
yang beraneka ragam itu kemudian dapat disusun kembali membahayakan.
11 12
prinsip-prinsip dalam kaidah fikih tersebut.
4. "AI-masyaqqah tajlib al-taisir", artinya kesulitan dapat Buku ini disusun dalam beberapa bab dan'anak bab
memberikan kemudahan. sebagai berikut. Bab I menguraikan latar belakang pemi-
kiran mengapa buku ini ditulis. Bab II menguraikan tentang
5. "Al-adah muhakkamah", artinya sesuatu yang sudah menjadi perkembangan pemikiran politik dalam sejarah Islam, khu-
kebiasaan diakui. susnya pemikiran politik abad pertengahan yang hidup di
kalangan ahli fikih. Hal ini dianggap penting karena ber-
Kaidah-kaidah pokok tersebut memiliki cabang atau pe- kaitan dengan tradisi yang berkembang di kalangan NU.
cahan. Antara lain dari kaidah la darara wa la dirar dapat di- Studi politik muncul dalam proses sejarah bersamaan den-
rumuskan beberapa kaidah lain seperti:34 gan perkembangan Islam itu sendiri. Secara lebih sistematis
mendapat perhatian sesudah abad kedua Hijriah. Namun
1. "Dar' al-mafasid muqaddam 'ala jalb al-masalih", artinya peristiwa sejarahnya sendiri terjadi sejak awal karena per-
menghindari bahaya diutamakan daripada melaksanakan kebaikan. kembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan stabilitas
politik yang berhasil dikembangkan. Polemik yang sampai
2. "Iza ta'arada mafsadatani ru'iya a'zamuha dararan bi irtikabi akhaf- kini berkembang ialah apakah kekuasaan politik Nabi
fihima", artinya jika terjadi pertentangan beberapa bahaya Muhammad sebagai bagian dari risalah Nabi ataukah me-
dipertimbangkan bahaya yang paling besar akibatnya rupakan kebutuhah historis yang terlepas dari risalah itu.
dengan melaksanakan yang paling kecil resikonya. Konsep-konsep yang dimunculkan mengenai soal ini cukup
kontroversial. Namun peristiwa sejarah politik Islam sendiri
Kaidah-kaiddah lain yang menjadi bagian dari lima kai- cukup relevan mengundang kontroversi itu. Bab ini men-
dah induk tersebut ialah:35 coba menelusuri secara ringkas fenomena ini dan mencoba
menganalisis refleksinya dalam konteks ajaran.
1. "Ma la yatim al-wajib illa bihi fa huwa wajib", Bab III menguraikan tentang sejarah pertumbuhan dan
artinya kewajiban yang tidak lengkap kecuali dengan syarat perkembangan NU. Opini umum para pengamat, termasuk
tertentu maka syarat itu pun wajib. sebagian di lingkungan NU sendiri, menganggap kelahiran
NU sebagai reaksi belaka dari aliran baru yang muncul
2. "Al-maisur la yasqutu bi al-ma'sur", artinya kemudahan sebelumnya. Namun fakta historis membuktikan kesimpul-
tidak gugur karena kesulitan. an yang berbeda. Kalau kemudian konflik keagamaan de-
ngan aliran baru itu dianggap sebagai bukti karena NU
Kaidah-kaidah tersebut merupakan generalisasi masalah, lahir di sekitar peristiwa yang terjadi itu, masih tidak bisa
baik yang bersumber dari dasar-dasar hukum syari'ah mau- menutup fakta lain adanya pergulatan panjang yang terja-
pun dari kesamaan-kesamaan hukum fikih yang beraneka di sebelumnya, sejak awal tahun belasan, ketika sejumlah
ragam. Dengan memahami prinsip-prinsip pokok berupa ulama muda pesantren mengembangkan kegiatan sosial ke-
kaidah fikih tersebut akan memudahkan memahami hukum masyarakatan dengan obsesi mengenai hari depan ummat
fikih yang beraneka ragam dan kompleks sehingga akan Islam Indonesia. Mereka inilah yang kemudian membidani
mempermudah pula mengambil keputusan hukum terha- kelahiran NU. Hal ini juga terbukti dari visi keagamaan
dap problematik yang muncul. Dinamika dan perubahan NU yang sampai sekarang tetap berkembang. Untuk dapat
yang tejadi di dalam NU sebagian dapat diamati melalui memahami ini diuraikan pula konsep-konsep ahlussunnah
13 14
waljamaah tentang kalam, tasawwuf, dan fikih. Sisi lain dari ummat Islam untuk tunduk kepada hukum dan
watak keagamaan ini ialah kesediaannya untuk berdialog ketentuan lain yang ditetapkan; dan sebaliknya bagaimana
dan bersikap toleran dengan tradisi dan budaya yang ber- seharusnya negara menerima agama (Islam) tanpa terjebak
kembang di tengah masyarakat. Dari proses akulturasi ini sebagai negara agama atau negara sekuler. Kemudian di-
kemudian melahirkan fenomena yang saling melengkapi tambah tentang proses penerimaan Pancasila sebagai satu-
dan memperkuat satu sama lain. Ini menyebabkan watak satunya asas oleh NU. Masalah-masalah ini diuraikan pada
NU bukan hanya sebuah organisasi formal, melainkan se- bab VI yang diakhiri bab VII sebagai kesimpulan dan pe-
bagai gerakan kultural yang berakar di tengah masyarakat. nutup.
Bab IV menguraikan tentang peristiwa-peristiwa sejarah
politik yang dilalui NU dan bagaimana NU memecahkan
problematik yang terjadi, khususnya dalam soal pemben- BAB II
tukan kabinet. Konflik dengan Masyumi, selama NU ter- PERKEMBANGAN PEIMIKIRAN
gabung di dalamnya maupun sesudah NU keluar, lebih POLITIK DALAM ISLAM
berwama ketegangan kultural selain karena pendekatan pe-
mecahan masalah yang berbeda. Visi keagamaan ini juga Persoalan politik dalam sejarah Islam terjadi setelah Nabi
terlihat ketika NU menghadapi pemilihan umum dengan Muhammad wafat dalam suatu pertemuan di teras Bani
sikap yang lebih toleran, akomodatif dan rekonsiliatif. De- Sa'idah. Pertemuan itu pada mulanya diselenggarakan oleh
ngan sikap-sikap politik NU itu tidak lantas berhasil di- golongan Ansar tetapi kemudian diikuti pula oleh golongan
perankan dengan baik. Kelemahan-kelemahan manajerial Muhajirin. Menurut kebiasaan Arab pra Islam suatu dewan
dan organisasi seringkali menghambat langkah politik NU suku akan berkumpul setelah pemimpin mereka meninggal
sehingga mengesankan NU terbawa arus terus menerus untuk mengangkat pemimpin baru.1 Ini membuktikan wa-
tanpa mampu mengubahnya menjadi terobosan yang meng- laupun kebiasaan semacam itu dikecam Nabi Muhammad
untungkan. masih muncul polarisasi struktur kesukuan lama dalam
Pada bab V selanjutnya diuraikan refleksi diri yang di- awal sejarah Islam. Nabi Muhammad sendiri pada dasarnya
lakukan NU terhadap eksistensi politiknya. NU mengoreksi tidak menghendaki kebiasaan itu dipelihara terus.2 Hal itu
langkah yang selama ini dijalani untuk kembali menjadi bisa dipahami dalam kaitan dengan usahanya untuk me-
jam'iyah sebagai organisasi nonpolitik tahun 1983. Proses ngembangkan kesatuan ummah dalam Islam. Jika penga-
menuju ke arah ini bukannya tanpa pergulatan internal kuan terhadap kelompok-kelompok kesukuan itu masih da-
yang menegangkan, karena begitu kentalnya kehidupan po- pat dilihat secara tersurat dalam Piagam Madinah, tetapi
litik sebelumnya. Di samping itu ketegangan juga terjadi bisa dipastikan bahwa hak hidupnya diarahkan secara sis-
antar berbagai unsur, termasuk NU, yang berfusi ke dalam tematis dalam rangka kesatuan Islam.
PPP. Perdebatan dalam pertemuan itu berjalan cukup seru
Masalah yang cukup penting lain ialah mengenai pan- sampai memerlukan waktu tiga hari untuk akhirnya me-
dangan NU dan tentu saja masyarakat Islam umumnya netapkan Abu Bakar sebagai khalifah. Golongan Ansar
tentang kedudukan negara Indonesia menurut pandangan mengusulkan pemimpin mereka Sa'd Ibn Ubadah untuk
Islam dan sebaliknya tentang agama dalam negara itu. diangkat menduduki jabatan itu. Golongan Muhajirin yang
Persoalannya ialah sejauh mana negara ini memenuhi kuali- datang kemudian dalam pertemuan berkehendak keras un-
fikasi sebagai negara yang sah dengan akibat tanggungjawab tuk mewarisi tradisi Nabi Muhammad memelihara kesatuan
15 16
ummah tidak terpecah dalam kelompok-kelompok kabilah; pun pernah disinggung.8
dan ini berarti mereka tidak akan bisa mewujudkannya jika Sekalipun soal pertama tidak disinggung secara tegas,
seorang dari golongan Ansar diangkat menjadi khalifah.3 namun terhadap soal ini para sahabat menanggapinya se-
Ternyata di belakang hari tidak seorang pun dari golongan bagai realitas historis, bahwa kekuasaan politik itu mesti
lain mencapai kepemimpinan puncak, setidaknya sampai ada dan perlu dilestarikan dengan tujuan untuk mengatur
kekuasaan 'Abbasiah berakhir. kehidupan bersama serta menjaga dan menegakkan agama.
Banyak pertimbangan yang diperdebatkan untuk menen- Sedang soal kedua, Nabi Muhammad sebagai rasul Allah,
tukan siapa yang sepatutnya diangkat menjadi khalifah. diterima oleh sahabat sebagai rahmat karena diangkat
Sebagaimana dimaklumi Abu Bakar terpilih. Golongan Tuhan.
Ansar mengklaim kedudukan itu dengan alasan sebagai Sementara itu perkembangan Islam yang pesat menim-
pelindung Nabi --di tempat mana akhirnya Nabi menetap bulkan berbagai persoalan yang mesti dihadapi. Bermula
sampai akhir hayatnya. Golongan Muhajirin berpendirian, dari soal politik mengenai siapa yang hendak dipilih meng-
ini tidak mungkin sebab antara dua kabilah Ansar. Aws gantikan Nabi kemudian berkembang sampai munculnya
dan Khazraj, sulit mengatasi hubungan internal mereka sen- al-fitnah al-kubra yang berpuncak dengan kematian dua
diri.4 Kabilah Quraisy relatif lebih utuh dan paling mung- orang khalifah, 'Usman Ibn 'Affan dan 'Ali Ibn Abi Talib.
kin menjaga kesatuan ummah, karena itu klaim golongan Masalah sentral yang berkembang kemudian ialah soal dosa
Ansar selanjutnya untuk mendirikan dua kekuasaan ditolak besar, kafir dan mukmin, yang kemudian melahirkan ber-
sidang. Atas nama golongan Ansar Sa'd Ibn 'Ubadah me- bagai konsep dan pemikiran dalam bidang politik, hukum
negaskan: "Kalian amir sendiri dan kami amir yang lain". dan teologi atau kalam. Akan tetapi dalam soal politik,
Pihak Muhajirin menegaskan: "Kami amir dan kalian wa- menurut al-Syahrastani, terjadi perselisihan yang paling
zir".5 besar. "Tidak pernah tejadi pedang terhunus dan darah
Nabi Muhammad sendiri tidak pernah mengakui secara mengucur dalam sejarah perselisihan keagamaan seperti
eksplisit kekuasaan yang dimilikinya merupakan kekuasaan yang terjadi dalam soal keagamaan yang berkaitan dengan
politik atau kekuasaan kenegaraan; dan nampaknya Nabi politik perebutan kekuasaan".9 Seiring dengan itu kajian
pun tidak terlalu memberi perhatian misi politiknya dalam bidang politik memperoleh perhatian yang cukup besar
arti terbatas untuk menciptakan negara berdaulat.6 Menurut dalam perdebatan ilmu kalam, kajian politik menjadi bagian
Ibnu Taymiyyah kepemimpinan Nabi Muhammad telah dari kajian kalam. Tidak sedikit buku yang membahas ilmu
menyatu dengan risalah kenabiannya.7 Konsekuensi dari kaIam menempatkan kajian politik sebagai bagian penting
pendapat tersebut ialah bahwa kekuasaan politik Nabi tidak dari buku itu. Contoh klasik dari fenomena ini ialah karya
dibatasi wilayah suatu negara saja. Nabi Muhammad ditaati al-Asy'ari Maqalat al-lslamiyyin wa Ikhtilaf al-Musallin se-
ummatnya tidak terbatas pada suatu wilayah teritorial bagai buku kalam yang membahas panjang lebar perse-
maupun waktu. Akan tetapi dalam kenyataannya ketika lisihan pendapat dalam bidang politik, demikian pula karya
Nabi Muhammad wafat tahun 623 M. adalah seorang Nabi al-Gazali al-lqtisd fi al-I'tiqad.
dan penguasa politik yang efektif atas sebagian besar se- Dalam sejarah Islam kajian politik pada mulanya di-
menanjung Arabia, dan dibalik itu Nabi pun ditaati ummat lakukan golongan syi'ah sebagai bagian dari konsep mereka
yang tidak terbatas wilayah maupun waktunya. Hanya saja mengenai imamah, bahkan ilmu ini pun kemudian diberi
soal yang kedua ini ditegaskan berulang kali dalam ber- nama itu. Tetapi karena konsep imamah golongan syi'ah
bagai kesempatan, sedang soal yang pertama tidak sedikit terkait erat dengan konsep teologi, maka pembahasannya
17 18
pun termasuk bagian ini. Ke dalam bidang kalam inilah upaya pembenaran dilakukan dengan memanipulasi hadis.
perdebatan centang perentang berlangsung antara berbagai Riwayat hadis disusun sedemikian rupa sehingga suatu
golongan mazhab, antara syi'ah, khawaarij, mu'tazilah dan pendapat mazhab memperoleh pembenaran dari hadis ter-
lain-lain.10 Sementara mereka tenggelam dalam perdebatan sebut. Keadaan ini dirasakan sangat tidak adil. Terobosan
yang melelahkan, golongan ahli hadis tersisih dari kancah yang dilakukan al-Syafi'i untuk mencari pemecahan ialah
dan mereka lebih sibuk menekuni studi sumber pokok bahwa suatu kebenaran agama lebih dekat dilihat dari kon-
agama dengan memilah-milah hadis untuk disusun sede- vensi yang hidup di tengah masyarakat sahabat daripada
mikian rupa sehingga ditemui hadis yang benar dan sahih. hadis-hadis yang berdiri sendiri terlepas dari konteks sosio-
Bahkan mereka untuk waktu tertentu lamanya tidak me- logis. Realitas yang hidup dan diterima sebagai suatu yang
nyenangi dan menghindari pembahasan kalam.11 AI-Razi berlaku di tengah masyarakat sahabat lebih dapat diterima
menyebutkan dalam karyanya mengenai biografi al-Syafi'i sebagai sumber hukum Islam daripada hadis yang ternyata
yang mengatakan "Hati-hatilah Anda dalam kajian kalam! tidak pernah berlaku di zaman sahabat itu. Dari sinilah
Aku melihat para ahli mereka saling mengafirkan satu kemudian al-Syafi'i merumuskan teori ijma' dan menempat-
terhadap yang lain. Aku pun melihat para ahli hadis saling kannya sebagai salah satu sumber pokok hukum Islam.14
menyalahkan. Namun yang kedua ini lebih ringan daripada Dan sejak saat itu kajian politik memperoleh dasar baru,
saling mengafirkan".12 tidak semata-mata merujuk kepada pertimbangan hadis
Hasil studi hadis kemudian melahirkan hadis-hadis ima- yang ternyata disisipi kepalsuan dan fanatisme mazhab,
mah yang dibukukan dalam koleksi mereka. Bukhari me- tetapi dipertimbangkan pula dari fakta yang hidup di te-
nyusun hadis ini pada bab kitab al-ahkam sementara Mus- ngah masyarakat sahabat.
lim dalam kitab al-imarah, dan ahli hadis lain dengan ber-
bagai variasi menyusun hadis-hadis temuan mereka dalam
bab al-khilafah fi Quraisy, bab istikhlaf wa tarkih dan lain-lain. A. IMAMAH, KHILAFAH, DAN SULTANAH
Kajian politik yang dilakukan mazhab sunni muncul be-
lakangan sejalan dengan kemunculan mazhab ini sebagai Ketiga kata tersebut boleh jadi mempunyai arti Yang sama,
peneguhan kembali pemikiran yang dianut para sahabat dan demikianlah agaknya para penulis modern tidak ter-
sebelumnya. Dari mereka inilah kemudian lahir pendekatan amat peduli dengan perbedaan yang mungkin ada di an-
baru dalam bidang politik melalui pendekatan fikih, pem- tara ketiga kata tersebut.l5 Meskipun demikian ada baiknya
bahasan tentang imamah memperoleh wadah baru sebagai melacak perkembangan terbentuknya istilah yang berbeda
bagian dari kajian fikih. AI-Syafi'i; merupakan pelopor pen- itu agar lebih memberi kejelasan maknanya.
dekatan ini ketika untuk pertama kalinya sebuah buku fikih Imamah dan ummah berasal dari akar kata yang sama
yang ditulisnya al-Mabsut. menguraikan sebuah bab tentang 'amm' berarti kehendak atau maksud.16 Selanjutnya dari akar
imamah dalam kaitannya dengan upaya pelembagaan hu- kata ini terbentuk kata imam yang artinya orang yang di-
kum Islam.13 Dari Al-Syafi'i ini pula masalah imamah mem- ikuti dan imamah kekuasaan atau kekuatan yang ditaati dan
peroleh dasar baru sebagai akibat dari penemuan suatu diikuti. Sampai akhir abad dua Hijriyah istilah imamah be-
teori usul al-fiqh yang di kembangkan untuk menyusun lum dipergunakan secara resmi dalam literatur maupun
ilmu fikih berupa ijma'. dalam percakapan sehari-hari, kecuali dalam arti ibadah
Di tengah kemelut perdebatan keagamaan yang kemu- seperti imam dalam salat. Istilah ini kemudian muncul
dian melahirkan berbagai mazhab dan kelompok itu, suatu pada akhir abad kedua atau permulaan abad ketiga dalam
19 20
buku fikih karya al-Syafi'i dan Abu Yusuf. Sejak saat itu itu ada pula pendapat bahwa kata khalifah seperti yang
istilah ini menjadi sangat populer dan hampir secara eks- terdapat dalam al-Qur'an (Q, 2:30; 10:14; 6:165; 7:69; 35:39;
klusif dalam kaitannya dengan politik untuk menyebut kha- dan 27:62) menunjukkan arti sebagai "penguasa" atau
lifah, sedang untuk menyebut pemimpin suatu lembaga "pengatur", dengan demikian dipandang dapat berkaitan
lain, misalnya militer, dipergunakan istilah amir.17 Penggu- dengan institusi politik. Oleh karena itu dapat dikatakan
naan istilah ini nampaknya juga sebagai reaksi terhadap bahwa menurut fitrahnya sendiri manusia dengan sendiri-
konsep imamah golongan syi'ah yang telah berkembang nya terdorong untuk membangun kekuasaan ini bagi ke-
sebelumnya. Al-Safah (w.136/ 754/) khalifah pertama 'Ab- pentingan mengatur kehidupan politiknya. Secara historis
basiyah menyebut dirinya secara tidak resmi dengan sebut- tidak bisa dibantah bahwa setelah Nabi Muhammad wafat
an imam dan al-Ma'mun (w.198/813) mempergunakan se- institusi politik yang dilembagakan secara formal disebut
cara resmi,18 barangkali tujuannya untuk menyangkal klaim dengan istilah ini, walaupun pada mulanya tidak dimak-
golongan syi'ah atas imamah 'Ali dan keturunannya. sudkan sebagai nama lembaga politik tertentu, tetapi lebih
Mazhab syi'ah berpendapat bahwa imamah asas terpent- berarti sebagai penerimaan atau penggantian dari suatu
ing dari agama dan merupakan elemen iman.19 Menurut kekuasaan terdahulu.23 Abu Bakar sendiri menyebut dirinya
mereka imamah adalah berkah (lutf) Allah yang dianuge- Khalifah Rasulillah yang berarti sebagai pengganti Rasul
rahkan kepada hambaNya.20 Manusia mampu berbuat baik untuk melaksanakan sebagian dari tugas-tugasnya, karena
dan menghindari yang tidak baik adalah semata karena tidak mungkin memikul tugas sebagai pembawa risalah
berkah Allah. Tesis ini kemudian ditarik untuk merumus- (Rasul). Akan tetapi juga berarti sebagai "pengatur" atau
kan kesimpulan bahwa seorang imam mutlak diperlukan "penguasa" untuk memimpin masyarakat, sejalan dengan
agar kewajiban dan larangan agama dapat dilaksanakan makna kata tersebut di atas.
dan agar manusia tidak terjerumus ke dalam dosa dan Sebutan ini kemudian hari menjadi konvensi yang mapan
kejahatan. Menjadi kewajiban Tuhan mengangkat imam un- dan berkembang lebih jauh pada dinasti-dinasti yang pe-
tuk melaksanakan hukum dan ketentuanNya, karena tidak ngaruh Arabnya (atau tepatnya pengaruh Quraisynya) tetap
mungkin Tuhan menurut titahNya sendiri turun tangan kuat seperti Abbasiyah, Umayyah maupun Fatimiyyah. Ke-
secara langsung. Tidak bisa tidak imam yang demikian ini lembagaan politik dinasti-dinasti ini secara formal disebut
mesti ma'sum (terlindungi dari salah) karena jika tidak tu- khilafah dan pelakunya disebut khalifah. Adapun ras lain
juan imamah pasti tidak akan tercapai. Menurut syi'ah tidak seperti India, Persia, Turki atau Mongol menggunakan is-
seorang pun memiliki 'ismah (perlindungan dari salah) se- tilah amir atau sultan. Keengganan para penguasa politik
telah Nabi Muhammad kecuali 'Ali. Secara berturut-turut non-Arab menggunakan sebutan khalifah karena alasan for-
diwarisi keturunannya sampai imam ke-12 Muhammad al- mal yang secara umum diyakini untuk kedudukan itu me-
Muntazar yang menghilang. Sementara kelompok dari go- rupakan monopoli ras Quraisy yang pada mulanya bersifat
longan syi'ah yang lain tidak membatasi jumlah imam. tunggal dan sentral. Sejak abad IX Masehi struktur khilafah
Menurut mereka imam akan lahir setiap waktu sepanjang tidak lagi tunggal karena munculnya dua khilafah lain, khali-
masa.21 fah di Mesir dan Spanyol.
Kata khilafah dari mana kata khalifah juga terbentuk me- Kata sultan dan sultah berasal dari akar kata yang sama
mang terdapat dalam al-Qur'an, tetapi selalu dalam konteks dengan 'sallata' berarti memberi kekuasaan, sultan orang
pengertian "pewarisan", "penerimaan pewarisan", atau yang berkuasa atau mampu, sultah berarti kekuasaan (da-
"penggantian", bukan sebagai institusi politik.22 Sementara lam arti umum), sultanah lembaga kekuasaan politik (yang
21 22
dipimpin sultan).24 Kata ini muncul pertama kali sekitar dan Taqiyyudin Ibn Taymiyyah (w.1328). Namun dari
abad ke tiga Hijriyah sebagai gelar khalifah yang perkasa.25 dua nama yang pertama itulah beberapa pandangan politik
Gelar ini pun dipakai sebagian khalifah 'Abbasiah antara Islam di Indonesia, khususnya NU, mendasarkan rujukan
lain al-Qadir (w.381/991) menyebut dirinya Sultanullah.26 mereka.
Setelah sejumlah amir dalam khalifah 'Abbasiah juga meng- Al-Mawardi pengikut mazhab syafi'i memulai karir se-
gunakan gelar ini, maka lambat laun gelar itu melembaga bagai guru dan hakim di berbagai tempat dan akhirnya
sebagai suatu kekuasaan otonom di bawah khalifah. Ketika menempati posisi puncak sebagai 'qadi al-qudat'. Karyanya
zaman keluarga Barmak sekitar abad 9-10 memasuki ge- al-Ahkam al-Sultaniyah yang terkenal itu dipandang sebagai
langgang kekuasaan yang disusul kemudian oleh muncul- pembelaan kepada khalifah 'Abbasiyah dari ancaman amir-
nya Banu Buaih di tengah khilafah Abbasiah dan kekuasaan amir Buwaihi yang secara efektif memegang kontrol ke-
defakto di tangan mereka, maka institusi sultanah sudah kuasaan dan administrasi politik khilafah itu.30 Risalah itu
menjadi resmi diakui. Bahkan Tughril Bek dari Banu Sayuk dianggap orang sebagai dasar teori untuk menghambat
resmi menggunakan gelar Sultan al-Mu'azzam (Sultan pengaruh kekuasaan politik para amir Buwaihi terhadap
Agung).27 khalifah yang makin merosot kekuatan politiknya. Walau-
Secara efektif memang akhirnya sultan memegang ken- pun akhirnya kekuasaan efektif benar-benar berada di ta-
dali kekuasaan politik, namun karena mereka tidak me- ngan para amir Buwaihi, namun mereka masih tetap
miliki legitimasi kekuasaan secara sah menurut pandangan mengakui supremasi simbolik khalifah 'Abbasiyah. Mereka
hukum agama yang diyakini, betapapun mereka masih ber- masih tetap bersedia menyebut secara resmi dalam upacara
gantung secara simbolik kepada khalifah. Di tangan lembaga khutbah Jum'at nama khalifah sebagai pemegang supremasi
inilah otoritas keagamaan diakui sebagai pemegang kendali kekuasaan yang sah. Hal ini, menurut Rosenthal, adalah
resmi kekuasaan untuk menjalankan (tanfiz) syari'at Islam. bukti bahwa konsep kenegaraan yang diyakini dibangun
Khalifah merupakan simbol kekuasaan keagamaan yang sah, dari asas kesatuan politik dan keagamaan di bawah otoritas
sementara sultan hanya pelaksana setelah mendapat penge- hukum Islam atau syari'ah.31 Kekuasaan imamah atas
sahan khalifah. 28 ummat yang dipegang khalifah dianggap telah memiliki
legalitas kekuasaan yang sah berdasar ijma' yang wajib
ditaati.
B. KONSEP POLITIK BERSENDI AGAMA Menurut al-Mawardi imamah dibangun sebagai pengganti
kenabian untuk melindungi agama dan mengatur dunia.32
Suatu hal yang patut dicatat ialah bahwa setelah Nabi Dikemukakan bahwa membangun lembaga imamah adalah
Muhammad mendirikan tatanan sosio-politik Islam di Ma- suatu kewajiban, bila ternyata telah berdiri lembaga ini dan
dinah, lebih tiga abad kemudian para pemikir hukum baru memenuhi persyaratan yang berlaku, artinya personel yang
mulai berspekulasi menyusun teori politik mereka secara memegang kekuasaan dipandang telah cakap dan mampu
lebih sistematis. Selama periode sebelumnya belum ditemu- melaksanakan tugasnya, maka kewajiban dipandang telah
kan suatu pemikiran politik yang jelas.29 Beberapa orang mencukupi. Tetapi bila tidak seorang pun memegang ke-
terkemuka yang penting dikemukakan dari golongan sunni kuasaan lembaga itu, maka ada dua kemungkinan untuk
ialah 'Ali Ibn Hasan al-Mawardi (991-1031) dan Abu Ha- menyusunnya. Ahlul-ikhtiyar berkewajiban memilih seorang
mid al-Ghazali (w. 1111). Selain dari dua orang ini juga imam dan ahlul-imamah yang akan dipilih menjadi imam.33
nama lain yaitu Abu Bakr Muhammad al-Baqillani (w.1013) Tentang dasar kewajiban membangun lembaga imamah
23 24
ada tiga pendapat. Pertama, imamah wajib karena pertim- menjadi soal yang inti dalam sistem kekuasaan imamah
bangan akal ('aql), kedua, karena pertimbangan agama, dan karena itu dia menegaskan menjadi kewajiban kita untuk
yang terakhir ini berbeda pendapat, satu pihak menda- taat kepada pihak yang berkuasa yaitu a'immah yang me-
sarkan pertimbangan kepada teks, yang lain kepada ijma'. merintah kita. Bahkan sebagai model ketaatan yang bagai-
Menurut pendapat pertama sudah menjadi fitrah manusia mana yang harus dilaksanakan al-Mawardi menunjuk ke-
dalam-sejarah kehidupannya membangun kekuasaan politik pada hadis riwayat Muslim Ibn 'Urwah dari Abu Hurairah:
untuk mengatur kehidupan mereka. Termasuk dalam ke-
lompok ini adalah Ibn Taymiyyah. Dia berpendapat bahwa Akan memerintah kalian sesudahku nanti penguasa (peme-
kekuasaan politik Nabi Muhammad bukanlah imamah atau rintah) yang baik dengan kebaikannya, dan yang jahat dengan
khilafah dalam arti institusi politik, negara atau kerajaan, kejahatannya. Dengarkanlah mereka dan patuhilah segala apa
sekalipun mungkin persyaratan untuk itu ada. Kekuasaan yang sesuai dengan kebenaran. Jika mereka berbuat baik, itu
Nabi hanyalah semata-mata kekuasaan nubuwwah atau adalah untuk kalian dan untuk mereka; jika mereka berbuat
khilafah nubuwwah. Nabi Muhammad ditaati hanya semata- jahat, akibat baiknya untuk kalian sedangkan akibat buruknya
mata karena kenabiannya dan karena kedudukannya se- untuk mereka.35
bagai rasul Allah, bukan karena kedudukannya sebagai
penguasa politik atau raja. Menurut Ibn Taymiyyah, khilafah Dengan pendekatan konsep taat ini al-Mawardi dianggap
sebagai institusi politik lahir karena alasan-alasan praktis melakukan pembelaan kepada kekuasaan dinasti
untuk memenuhi kebutuhan menyelenggarakan kehidupan 'Abbasiyah yang sedang mengalami kemerosotan karena
bersama setelah Nabi Muhammad wafat. "Mestilah ada se- ancaman para amir di seputar khalifah. "Dengan demikian
orang pemimpin walaupun hanya terdapat tiga orang yang taat kepada para khalifah itu kewajiban agama", kata Syafi'i
mendiami bumi ini", ditegaskannya mengutip salah satu Maarif yang mengomentari pendapat al-Mawardi.36 Inilah
hadis Nabi.34 cara al-Mawardi menggunakan ayat al-Qur'an dalam usaha
Pendapat kedua mendasarkan pertimbangan karena pe- mempertautkan kembali imperium 'Abbasiyah dari kehan-
rintah agama secara tekstual berasal dari sumber pokok curan total, sekalipun usaha ini tidak berhasil.37 Pasukan
agama yang ditegaskan dalam al-Qur'an untuk taat kepada Saljuk sunni yang berhasil mengalahkan Buwaihi, menolak
ulul-amr, yaitu orang yang berkuasa memimpin. Pendapat memberikan otonomi kepada para khalifah 'Abbasiyah, bah-
ketiga mendasarkan pertimbangan kepada dasar ijma'. kan tidak mengizinkan mereka memiliki satu kemampuan
Menghadapi tiga kubu pendapat ini al-Mawardi menegas- administratif yang efekfif.38 Meskipun demikian mereka ma-
kan posisinya, yaitu bahwa lembaga imamah berasal dari sih tetap mengakui otoritas, setidaknya wibawa dan peng-
perintah agama lewat ijma' seperti yang terjadi ketika mula aruh, khalifah atas mereka, karena mereka masih mengakui
pertama pembentukan lembaga itu pada zaman sahabat. khalifah secara simbolik. Khalifah masih tetap menempati
Menurut al-Mawardi lembaga imamah hanyalah mungkin kedudukannya walaupun secara efektif tidak mempunyai
terwujud bila konsep taat melekat pada lembaga itu. Dasar kekuasaan apa pun.
pertimbangan yang dikemukakan ialah penegasan al- Penilaian terhadap al-Mawardi yang demikian boleh jadi
Qur'an: "Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada memang ada benarnya dilihat dari rangkaian yang timbul
Allah, taatlah kepada rasul, dan kepada ulul-amr di antara- kemudian, tetapi bahwa dia sebagai seorang birokrat yang
mu" (Q. IV:59), yaitu orang yang berkuasa memimpin, baik merasa ikut bertanggung jawab memelihara stabilitas dan
formal maupun informal. Menurut al-Mawardi ketaatan keamanan agaknya bukan sesuatu yang aneh. Ditambah
25 26
lagi bahwa pemikiran yang senada juga dikemukakan al- matir enam orang untuk menentukan siapa di antara me-
Ghazali yang bisa dianggap tidak punya kepentingan untuk reka yang disepakati menjadi kahalifah penggantinya kelak.
mempertahankan dinasti 'Abbasiyah ternyata memiliki pan- Dari enam orang tersebut dua tidak ikut pertemuan karena
dangan yang sama dengan al-Mawardi. Pendekatan kedua dinominasikan menjadi khalifah, yaitu 'Usman dan 'Ali. Pen-
orang tokoh ini menegaskan bahwa perubahan yang revo- dapat lainnya mengatakan bahwa suksesi imam cukup di-
lusioner dan total seringkali akan menimbulkan akibat ke- lakukan tiga orang atau bahkan hanya satu orang saja.
macetan dalam berbagai hal, termasuk tentu saja kemacetan Al-Mawardi tidak menentukan posisinya menghadapi pen-
pelaksanaan hukum agama atau syari'ah dan kemaslahatan dapat di atas dan membiarkan pembaca memutuskan sen-
secara umum. Pandangan legalistis yang berorientasi pada diri pendapat mana yang disetujui.
hukum menekankan pentingnya ketaatan dalam kehidupan Suksesi imam dilakukan ahlul-hall wal-'aqd terhadap calon
imamah diharapkan akan lebih menjamin pelaksanaan yang memiliki kelebihan dan kemampuan untuk kepenting-
fungsi-fungsi kekuasaan imamah secara baik. Al-Mawardi an itu. Syarat-syarat calon dikemukakan panjang lebar oleh
agaknya lebih menempuh jalan damai untuk melakukan Al-Mawardi tetapi di antara syarat itu ialah calon imam
perubahan dan perbaikan, dengan tetap taat kepada insti- haruslah memperoleh dukungan dan kepatuhan ummat.
tusi imamah yang ada masih mungkin menegakkan tujuan Al-Mawardi juga memberi kemungkinan jika terdapat be-
dan prinsip imamah yang benar. berapa calon pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara.Tidak
Selanjutnya dikemukakan bahwa suksesi kepemimpinan dikemukakan dari unsure apa saja lima orang itu.
imamah bisa ditempuh melalui dua cara. Dengan pemilihan Mengenai bentuk suksesi imam yang kedua, melalui pe-
yang dilakukan oleh ahlul-hall wal-'aqd yaitu orang yang nunjukan imam yang berkuasa sebelumnya, menurut al-
memiliki kapasitas mewakili lembaga atau pribadi yang Mawardi telah disepakati kemungkinannya secara ijma',
dipandang cakap untuk memecahkan masalah-masalah so- yaitu berdasar pertimbangan praktek yang telah berlaku
sial dan kemasyarakatan, atau dengan penunjukan oleh sebelumnya ialah praktek Abu Bakar yang menunjuk 'Umar sebagai
imam sebelumnya. Mengenai yang pertama Al-Mawardi me- penggantinya yang kemudian disetujui kaum muslim.40 Selain itu
ngemukakan beberapa pendapat. Sebagian berpendapat 'Umar kemudian menetapkan formatir yang salah satu di antaranya
bahwa imam tidak bisa dipilih kecuali oleh mayoritas ditunjuk sebagai khalifah dan akhir-nya juga diterima ummat Islam.
(jumhur) ahlul-hall wal-'aqd yang tersebar merata ke semua Al-Mawardi selanjutnya mengemukakan tentang tugas dan fungsi
penjuru daerah dan mewakili berbagai golongan agar men- imamah meliputi sepuluh hal. (1) Memelihara dan melindungi agama
cerminkan persetujuan umum dan kepatuhan yang merata. dari acaman dan gangguan serta perlakuan tidak adil.41 (2)
Dasar pertimbangan pendapat ini ialah preseden bai'ah ke- Melaksanakan hukum yang adil untuk melindungi kaum yang
pada Abu Bakar. Bai'ah itu dilakukan orang-orang yang lemah.42 (3) Melindungi hak asasi agar masyarakat merasa aman
hadir dalam pertemuan di Balai Banu Sa'idah telah me- bekerja dan melaksanakan tugas kewajiban
menuhi representasi kepemimpinan kesukuan tanpa me- mereka. (4) Menegakkan hukum untuk melindungi hak-hak Tuhan
nunggu kehadiran semua orang. dan hak-hak manusia untuk memperoleh keselamatan dan
Pendapat kedua mengatakan cukup dengan persetujuan perlindungan dari ancaman musuh. (5) Melindungi keamanan dan
lima orang ahlul-hall wal-'aqd dengan pertimbangan bahwa keselamatan negara dari ancaman musuh (fungsi sebagai pangiima
bai'ah kepada Abu Bakar hanya dilakukan empat orang saja angkatan perang). (6) Mengorganisasi penuntutan jihad terhadap siapa
karena salah satu dari mereka terpilih menjadi khalifah.39 saja yang menentang da'wah Islam sampai akhirnya menyerah dan
Pertimbangan lainnya ialah ketika 'Umar menetapkan for- tunduk kepada negara. Imam terikat perjanjian dengan Tuhan untuk
27 28
menegakkan supremasi agama ini melebihi agama dan kepercayaan buku tersebut diuraikan satu bab tentang imamah sebagai salah satu
apa pun. (7) Memungut pajak dan zakat yang telah ditetapkan syari'ah kajiannya.
maupun penetapan lainnya yang dianggap diperlukan untuk Menurut al-Ghazali imamah dibentuk bukan karena per-
kepentingan negara tanpa rasa takut dan tertekan. (8) Menetapkan timbangan akal, tetapi dari pertimbangan syari'ah dengan
anggaran belanja yang diperlukan dari kas baitul-mal, semacam menggunakan pendekatan akal. Bahwa diketahui imamah
lembaga keuangan negara yang berlaku dewasa ini. (9) Mengangkat membawa faedah dan tanpa itu akan timbul bencana dan
pejabat dan pembantu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas malapetaka karena kehidupan masyarakat tidak teratur dan
tugas administrasi pemerintahan. (10) Imam haruslah aktif tidak terpimpin. Menurut al-Ghazali dalil yang dikemuka-
memimpin sendiri tugas-tugas dan tanggung jawab peme- kan merupakan dalil syari'ah yang pasti (qat'i) bukan kare-
rintahan untuk memimpin ummat dan melindungi agama, na ijma' sebagaimana disangka orang. Al-Ghazali menegaskan bahwa
tidak boleh sekadar berfungsi sebagai simbol belaka.43 tujuan syari'ah sebenarnya adalah ketertiban agama (nizam al-din).
Selanjutnya al-Mawardi dalam karyanya itu mengemu- Prinsip ini menurut al-Ghazali tidak bisa dibantah. Dari sini kemudian
kakan panjang lebar lembaga-lembaga kekuasaan di bawah negara al-Ghazali mengemukakan premis lain, bahwa ketertiban agama tidak
atau imamah. Lembaga wizarah (kabinet), pemerintah di daerah, mungkin bisa terwujud tanpa imamah yang ditaati, karena itu bila
imarah al-jihad, militer (imarah al-harb), qada' (justisi) dan penegakan ketertiban agama merupakan suatu kemestian, demikian pula
hukum, pengawasan (hisbah), ke-agamaan (haji, salat, sadaqah dan ketertiban imamah merupakan kemestian pula.
lain-lain), keuangan fai', ghanimah, jizyah), kekuasaan atas bumi, air Al-Ghazali selanjutnya mengemukakan ketertiban agama
(dan udara?), dan kekuasaan administrasi penyelenggara berupa ma'rifah dan ibadah tidak mungkin dilakukan tanpa
pemerintahan. Semua kekuasaan (al-Mawardi menggunakan istilah badan yang sehat, adanya kehidupan yang teratur, ter-
wilayah atau imarah) tersebut melembaga secara formal ke dalam penuhinya kebutuhan hidup seperti pakaian, makan, dan
lembaga induk negara (imamah) yang dipimpin seorang imam atau tempat, dan lain-lain. Ketertiban agama tergantung kepada
khalifah yang kemudian mendelegasikan wewenangnya kepada semua ini. Inilah yang dimaksud bahwa ketertiban agama
pejabat-pejabat lain di bawah kepemimpinannya sesuai dengan hirarki tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa ketertiban dunia.
kelembagaan yang ada,baik secara otonom maupun secara langsung. Tentang ketertiban dunia, menurut al-Ghazali tidak mung-
Beberapa lembaga tersebut menyangkut langsung kekuasaan kin bisa terwujud tanpa sultan (kekuasaan) yang ditaati.
keagamaan seperti qada', salat, zakat, haji dan sadaqah. Semua ini Bukankah keamanan jiwa, harta, kehormatan, dan keter-
menandai kesatuan sistem kenegaraan atau imamah dengan sistem tiban kehidupan sosial secara luas memerlukan lembaga
kelembagaan keagamaan. kekuasaan yang ditaati semua pihak. Oleh karena itu dapat
Pemikir kedua yang perlu dikemukakan di sini ialah Abu dikatakan, agama adalah dasar (asas) dan sultan sebagai
Hamid al-Ghazali (1050-1111), seorang tokoh yang proses pelindung (haris), sesuatu tanpa dasar akan runtuh dan
kematangan intelektualitasnya mengagumkan, berangkat tanpa pelindung akan sia-sia. Jelaslah sultan (kekuasaan
dari seorang ahli hukum kemudian memasuki bidang fil- politik) adalah suatu kemestian (daru-ri) bagi ketertiban dunia,
safat dan akhirnya mencapai puncak sebagai sufi yang ketertiban dunia merupakan kemestian bagi kebahagian akhirat.
besar. Salah satu karyanya al-Iqtisad fi al-I'tiqad menguraikan tentang Menurut al-Ghazali inilah tujuan misi para nabi yang pasti. Akhirnya
kalam atau teologi, tetapi juga mengemukakan satu bab tentang dengan pendekatan silogistis ini al-Ghazali menyimpulkan bahwa
imamah. Diakuinya bahwa sebenamya soal ini adalah bagian dari imamah adalah suatu kemestian syari'ah tidak ada jalan lain untuk
kajian fikih, tetapi karena dasar argumentasinya bertalian dengan meninggalkannya.
logika yang menyangkut dasar pokok agama (usul al-din) maka dalam Tentang siapakah yang dipilih atau diangkat menjadi
29 30
imam dan bagaimanakah prosedur pemilihannya al-Ghazali tertib lebih menjamin ketertiban agama mendasari pandangan al-
mengemukakan sebagai berikut. Imam dipilih dari yang terbaik dari Ghazalitersebut.
kalangan ummat yang memiliki berbagai kemampuan, antara lain Kedua pemikir ini hidup hampir bersamaan, al-Ghazali
kemampuan mengorganisasikan pemerintahan dan kemampuan meninggal tahun 1111 M, sedang al-Mawardi meninggal
mendorong tumbuhnya kemajuan dan kesejahteraan sosial, dan syarat- tahun 1031 M, tetapi latar belakang kedua orang ini ber-
syarat kemampuan lain yang umumnya ditetapkan bagi seorang qadi beda. Al-Mawardi seorang birokrat, sedang al-Ghazali wa-
ditambah syarat khusus harus berasal dari keturunan laupun pernah bekerja membantu kerajaan sebagai mufti
Quraisy. Al-Ghazali mengemukakan termasuk dalam kate- dan staf pengajar lembaga pendidikan kerajaan, tetapi dia
gori Quraisy ialah sifat-sifat tertentu yang umumnya di- bukanlah birokrat seperti al-Mawardi. Namun demikian pemikiran
miliki kabilah Quraisy karena peranannya mempersatukan mereka memiliki kesamaan. Gagasan mengenai
ummat Islam, Al-Ghazali memandang penting kemampuan- pentingnya lembaga kekuasaan politik untuk tujuan "melindungi
kemampuan khusus yang membedakan seorang imam dari agama dan mengatur dunia" menurut versi al-
kebanyakan orang lain yang disebutnya dengan kata 'khasiyat'. Dari Mawardi, menurut al-Ghazali lembaga itu suatu kemestian
sisi ini kemudian dikemukakan tiga prosedur pengangkatan imam. yang tidak bisa tidak untuk menjamin ketertiban agama,
Pertama, dengan penetapan karena kenabian; kedua, penetapan imam ketertiban agama tergantung kepada ketertiban dunia dan
sebelumnya yaitu dengan menunjuk orang tertentu dari keturunannya ketertiban dunia tergantung kepada lembaga kekuasaan politik yang
atau keturunan Quraisy pada umumnya. Kemungkinan ketiga ialah ditaati. Presmis-presmis al-Ghazali didasarkan kepada logika mantiq,
dengan penyerahan kekuasaan kepada orang yang secara defakto suatu hal yang sangat mewarnai pemikiran al-Ghazali dalam banyak
memiliki kekuasaan yang tidak bisa tidak harus diserahi kekuasaan hal yang telah berkembang di abad pertengahan, sementara al-
imamah. Mawardi melihatnya dari segi fikih.
Menurut al-Ghazali sekiranya imam sebelumnya meninggal (atau Seperti dikemukakan argumentasi al-Ghazali mengenai
turun jabatan) tanpa ada ketentuan siapa yang menggantikannya, ide dasar imamah dilihat dari segi logika (mantiq), tetapi
kecuali seorang keturunan Quraisy (atau yang memiliki sifat seperti dalam rincian selanjutnya al-Ghazali juga melihatnya dari
itu) yang telah membangun kekuasaan serta memegang kendali sudut fikih, sebab dalam fikih pun logika itu digunakan.
kekuasaan itu, bertindak dan bekerja dengan kekuatan politiknya Kitab fikih al-Ghazali Ihya' 'Ulum al-Din memuat bab-bab
sehingga semua orang tunduk kepadanya, maka yang demikian itu tentang imamah dan memberi beberapa alternatif pemecahan apabila
dipandang telah memenuhi sifat-sifat kekuasaan politik yang sah dan dalam praktek menghadapi masalah. Salah satu hal yang penting
wajib ditaati. Keabsahan lembaga kekuasaan politik ditentukan dari dalam fikih ialah bahwa fikih hendak menjawab masalah yang
segi kekuatan atau kekuasaan yang nyata (syaukah) dan kongkret dalam kehidupan keseharian manusia, karena itu fikih tidak
kemampuannya (kifayah) untuk menjamin kemaslahatan umum dan bisa menghindari kemungkinan keragaman pemecahan, sebab
menghindarkan kemudaratan. Jika seorang imam tidak memenuhi masalah-masalah dalam kehidupan manusia itu berkembang bahkan
persyaratan umum, kecuali hanya sebagian saja, apakah harus cukup kompleks.
dimakzulkan? Al-Ghazali menjawab, ya--bila ditemukan pengganti
yang lebih baik dan tidak menimbulkan kegoncangan politik. Kalau BAB III
penggantian itu tidak mungkin kecuali dengan perang dan NU: ORGANISASI DAN GERAKAN
pertumpahan darah, maka lebih baik mengakui kekuasaan imam SOSIAL KEAGAMAAN
tersebut dan wajib taat kepadanya. Prinsip bahwa kehidupan yang

31 32
A. LATAR BELAKANG NU BERDIRI menerima kehadiran penjajah Belanda yang langsung atau tidak
langsung membawa misi agama Kristen yang merugikan mereka, di
Selama abad ke-19 Indonesia mengalami efek pengaruh samping kenyataan yang mereka rasakan sendiri kehadiran penjajah
Barat yang membawa akibat ganda sekaligus yaitu alinasi itu membawa akibat buruk bagi kehidupan para petani ummat mereka
politik dan kemerosotan ekonomi yang semakin buruk.1 sendiri.4 Pada sisi lain para petani sendiri memerlukan para ulama itu
Pemerintah kolonial Belanda dalam usaha menunjang ke- sebagai tumpuan harapan menghadapi kesulitan-
butuhan dalam negerinya menerapkan politik kerja paksa kesulitan mereka terhadap kebijaksanaan kolonial yang merugikan
untuk menanam tanaman ekspor kepada para petani di mereka.
Indonesia yang dikenal dengan politik Tanam Paksa (1830-1870). Seiring dengan gerakan perlawanan yang menyertai ke-
Setelah itu disusul para pemodal besar mengembangkan usahanya resahan sosial di banyak tempat itu bermunculan pula ge-
memasukkan barang-barang hasil produksi industri Belanda ke rakan kebangkitan kembali agama yang menampakkan diri dalam
Indonesia dan sekaligus menanamkan modal mereka dengan bentuk sekolah-sekolah dan perkumpulan tarekat dibanyak tempat di
membuka perkebunan seluruh Jawa dan luar Jawa.5 Bagaikantanaman tersiram air hujan,
besar untuk diekspor hasilnya ke luar negeri. Tentu saja kegelisahan para petani memperoleh wadah penyaluran aktualisasi
kebijaksanaan politik itu tidak bisa tidak memerlukan me- diri bersama dengan menjamurnya lembaga-lembaga sosial
kanisme politik yang otoriter dengan mengontrol sejumlah keagamaan di bawah kepemimpinan para ulama. Menghadapi
besar elite priyayi dan pamong praja sebagai bemper peng kenyataan itu pemerintah Belanda menyadari perlunya mengubah
aman yang tangguh atas kebijaksanaan itu. Sudah tentu kebijaksanaan politik. Membiarkan rakyat dalam keresahan dan
mereka memperoleh keuntungan ekonomis atas jerih payah mereka, ketidak puasan yang terus meningkat akan berarti memperbesar
namun pada sisi lain menimbulkan alinasi antara kelas priyayi dengan kesulitan sendiri dan memperbesar kerugian finansial yang tidak
para petani kian melebar. Kebijaksanaan itu kemudian disusul sedikit.
liberalisasi ekonomi dan kelonggaran impor barang konsumtif yang Menginjak tahun-tahun pertama abad ini Belanda ke-
menimbulkan kemerosotan ekonomi petani, tidak mampu bersaing mudian mengubah kebijaksanaan politik dengan menerap-
melawanpengusaha besar. kan politik etis untuk menciptakan kondisi-kondisi sosial
Situasi ini membawa akibat disintegrasi dan keresahan dan politik yang langgeng dan memberi kemakmuran rak-
sosial yang hampir merata di seluruh Indonesia.2 Perang yat.6 Untuk itu maka dilakukan pembaruan sosial politik
Diponegoro (1825-1830), Perang Aceh (1873-1912), Perang Baderi antara lain membantu pendidikan rakyat dengan membuka
(1821-1838), serta pemberontakan petani Banten (1888), merupakan sekolah-sekolah untuk pribumi, perbaikan prasarana dan
sebagian dari fenomena di atas.3 Walaupun pada umumnya fasilitas perekonomian dan memberi otonomi daerah ke-
pemberontakan-pemberontakan itu dapat dipadamkan melalui operasi pada pribumi.7 Sayangnya kebijaksanaan politik etis itu
militer pemerintah kolonial, namun benih ketidakpuasan para petani tidak disertai pemahaman yang baik tentang lembaga-lem-
itu terus tumbuh dengan suburnya dan mempengaruhi rakyat pedesaan baga kekuasaan tradisional yang telah mapan dalam ke-
umumnya. Akibatnya rasa ketidakpuasan itu berubah menjadi sikap hidupan sosial ekonomi pribumi. Pemerintah tetap men-
anti pemerintah asing yang "kafir" setelah mereka memperoleh jalankan kekuasaan otoriter memaksakan kehendaknya, akibatnya
legitimasi kepemimpinan para ulama. Kombinasi dari dua hal tersebut lembaga-lembaga kekuasaan itu mengalami erosi yang pada akhirnya
bertaut menjadi satu sudah tentu akan tumbuh menjadi kekuatan yang menimbulkan kegelisahan sosial yang berkepanjangan.8
merepotkan pemerintah kolonial. Pada umunya ulama menurut konsep Tidak seluruh proses modernisasi yang dijalankan pe-
hidup keagamaan yang mereka pegang teguh tidak mungkin merintah dengan kebijaksanaan politik etis itu membawa
33 34
hasil negatif bagi rakyat pribumi. Sebagian dari mereka sedikit pula ummat Islam yang menunaikan ibadah haji ke Mekkah
yang mengenyam pendidikan yang diselenggarakan peme- menerima informasi baru mengenai perkembangan tersebut.
rintah kolonial tumbuh menjadi pemimpin rakyat. Tumbuhlah di awal Dalam pada itu di Indonesia sendiri, seperti telah dising-
abad ini sejumlah perhimpunan sosial pendidikan, yang walaupun gung di muka, tumbuh organisasi sosial kebangsaan mau-
pada mulanya bersifat kedaerahan terus berkembang menjadi gerakan pun sosial keagamaan yang bertujuan untuk memajukan
kebangkitan nasional.9 kehidupan ummat seperti antara lain Budi Utomo(12 dan
Dalam konteks Islam peralihan abad yang lalu juga di- Syarikat Islam(13 yang kemudian disusul Muhammadiyah.14
tandai munculnya gerakan pembaruan di Mesir, Turki dan Peristiwa-peristiwa ini membangkitkan obsesi sejumlah
India. Meskipun titik tolak mereka berangkat dari latar pelajar Indonesia yang menuntut pelajaran di Mekkah an-
belakang yang berbeda, namun asumsi mereka memiliki tara lain Abdul Wahab Chasbullah, Muhammad Dahlan,
titik persamaan. Kesadaran sosial politik yang diilhami pe- Asnawi dan Abbas. Mereka kemudian mendirikan Cabang
ngenalan mereka terhadap kebudayaan Barat yang telah SI di Mekkah.15 Belum sempat mereka mengembangkan
maju, menjadikan mereka lebih kritis dalam melihat realitas ummat organisasi tersebut karena mereka segera pulang ke In-
Islam di negeri mereka. Sementara di Mesir dan sebagian Timur donesia setelah perang dunia pecah. Namun obsesi mereka
Tengah lainnya muncul gagasan Pan Islamisme yang dipelopori Jamal untuk memajukan kaum muslimin tidak berhenti setelah
al-Din al-Afghani untuk mempersatukan seluruh dunia Islam, di Turki mereka pulang ke Indonesia. Terbukti sekitar tahun 1914
kemudian muncul gagasan nasionalisme yang meruntuhkan Khalifah sebagian dari mereka mendirikan sebuah organisasi pen-
Usmani.10 Walaupun Pan Islamisme pada mulanya memperoleh didikan dan da'wah yang diberi nama Nahdatul-Watan (kebangkitan
sambutan luar biasa di negeri-negeri muslim, termasuk Turki pada tanah air) yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan (pengajaran)
mulanya, namun lambat laun surut ditengah gelombang gerakan formal berupa sekolah (madrasah) dan kursus-kursus praktis
nasionalisme negeri-negeri muslim untuk mempejuangkan kepemimpinan (waktu itu istilahnya perjuangan), organisasi dan
kemerdekaan mereka dari penjajahan Barat sepanjang paruh pertama administrasi.16 Selanjutnya tahun 1918 berdiri organisasi lain yaitu
abad keduapuluh. Taswirul-Afkar (representasi gagasan-gagasan) di Surabaya yang
Berbeda dengan dua negeri tersebut di atas, di Saudi bergerak dalam kegiatan yang sama dengan pendahulunya tetapi lebih
Arabia muncul kembali gerakan Wahabisme yang pernah menekankan aspek sosialnya.17
berjaya sekitar abad ke-18 dengan keberhasilan dinasti Sa'udiyah Kedua organisasi itu dirintis bersama oleh pemuda
merebut kekuasaan di semenanjung Arabia termasuk dua kota suci Abdul Wahab dan Mas Mansur dibantu beberapa orang
Mekkah dan Madinah pada permulaan dekade ketiga abad ini. Jika lain. Keduanya pernah bertemu di Mekkah ketika sama-
yang terdahulu gerakan pembaruan bergulat dengan kesadaran sosial sama belajar di sana. Oleh karena Abdul Wahab lebih tua
politik atas ketertinggalan mereka dari Barat, maka di Saudi Arabia umurnya (Abdul Wahab lahir tahun 1888 dan Mansur ta-
lain lagi Mereka meneruskan tradisi Wahabisme bergulat dengan hun 1896) dan mempunyai pengalaman belajar di pesantren lebih
persoalan internal ummat Islam sendiri yaitu reformisme faham tauhid lama, Mansur menghargainya sebagai senior bahkan tidak jarang
dan konservatisme daiam bidang hukum yang menurut mereka telah sebagai tempat bertanya soal-soal pelajaran yang dia terima;
dirusak oleh khurafat dan kemusyrikan yang melanda kehidupan sebaliknya Abdul Wahab menghargai Mansur sebagai pelajar yang
ummat Islam.11 Ke-dua hal tersebut tidak bisa tidak meniupkan cerdas dan memiliki potensi untuk menjadi pemimpin ummat.18
hembusan angin yang mempengaruhi para pemimpin Islam di tanah Setelah akhirnya keduanya bertemu kembali di Surabaya sepulang
air, sebab tidak sedikit di antara mereka merupakan alumni lembaga- mereka dari perantauan belajar di luar negeri, mereka pun kemudian
lembaga pendidikan di Saudi Arabia maupun Mesir di samping tidak giat dalam aktivitas kemasyarakatan dan pendidikan yang sama. Salah
35 36
satu hasil rintisan mereka adalah dua organisasi yang berdiri di berdiri dan melakukan kegiatannya, di Surabaya didirikan sebuah
Surabaya itu. organisasi baru Taswirul-Afkar frepresentasi gagasan-gagasan) oleh
Nahdatul-Watan dirintis tahun 1914 mendapat pengakuanbadan Kyai Ahmad Dahlan, pemimpin sebuah pesantren di Kebondalem,
hukum tahun 1916 dengan bantuan pemimpin SI Tjokroaminoto dan Surabaya, bersama Kyai Mas Mansur, Kyai Abdul Wahab dan
seorang arsitek bernama Soenjoto.19 Menyadari bahwa gerakan sosial Mangun.23 Sampai dengan tahun 1929, sejak berdiri tahun 1918,
pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit mereka melibatkan nama resmi organisasi itu ialah Suryo Sumirat Afdeling Taswirul-
seorang saudagar kaya yang menaruh perhatian besar persoalan kaum Afkar.24 Setelah itu organisasi tersebut mendapat pengakuan badan
muslimin bernama H. Abdul Qahar berasal dari Kawatan, hukum resmi maka nama Suryo Sumirat dihapuskan.
perkampungan di sebelah selatan Tugu Pahlawan, Surabaya. Saudagar Ada dua hal yang perlu dicatat mengenai nama or-
itu kemudian ditunjuk sebagai direktur yang segera memelopori ganisasi ini. Kaitan nama dengan Suryo Sumirat, sebuah
pembangunan gedung sekolah berlokasi di Kawatan juga. Mas badan hukum resmi yang didirikan oleh anggota-anggota
Mansur dipercaya sebagai guru kepala, sementara Abdul Wahab Budi Utomo dan mengenai nama Taswirul-Afkar. Menurutpenuturan
sendiri sebagai guru selain sebagai pengurus Nahdatul-Watan bersama K.H. Hamim Sjahid yang pernah menjabat guru kepala Madrasah
Mas Mansur. Taswirul-Afkar tahun 1925-1935, bahwa nama Suryo Sumirat
Pribadi Kyai Abdul Wahab yang terbuka dalam pergaulan, digunakan untuk memudahkan perizinan karena Suryo Sumirat sudah
cukup vokal dalam mengutarakan pendapat, serta penga- terdaftar sebagai badan hukum secara resmi.25 Hal ini menandai
ruhnya yang dirintis sejak belajar di pesantren Tebuireng(20 dan kaitan, setidak tidaknya pengaruh, pembentukan Taswirul-Afkar
Bangkalan, membawa keuntungan bagi organisasi yang baru dibentuk denganBudi Utomo, paling tidak dengan anggota-anggota Budi
itu. Dalam waktu yang singkat lima tahun pertama berdiri beberapa Utomo di Surabaya. Barangkali karena hubungan dua tokoh Kyai
cabang madrasah di Malang, Semarang, Gresik, Jombang dan Abdul Wahab dan Kyai Mansur dengan kalanganBudi Utomo cukup
beberapa tempat di Surabaya sendiri. Sebagian ada yang tetap akrab, lahirlah gagasan membentuk wadah organisasi bagi anggota
menggunakan nama Nahdatul-Watan sebagian lagi menggunakan Budi Utomo yang umumnya kurang pengetahuan agama agar mereka
nama lain seperti Far'ul-Watan, Hidayatul-Watan, Khitabatul-Watan dapat belajar agama dengan baik.
atau Akhul-Watan dan lain-lain.21 Boleh dikata semua cabang-cabang Hal yang kedua mengenai nama organisasi itu sendiri
itu merupakan wadah untuk merepresentasikan gagasan atau
dipelopori oleh kawan-kawan Kyai Abdul Wahab sendiri ide. Dengan demikian orang yang belajar tidak merasa
dan murid-muridnya, baik ketika di pesantren maupun di dianggap lebih rendah sebagai murid, tetapi sejajar sebagai layaknya
Mekkah. sebuah kegiatan diskusi. Berbeda dengan Nahdatul-Watan yang sejak
Kegiatan yang dilakukan Nahdatul-Watan tidak hanya semula bergiat dalam pendidikan (pengajaran) dan kursus-kursus,
pengajaran sekolah formal belaka melainkan juga kursus- anggotanya dari lingkungan santri sendiri, bahkan pada dasawarsa dua
kursus kepemudaan, organisasi, da'wah (ketika itu meng- puluhan menyelenggarakan pendidikan untuk yatim piatu dan miskin
gunakan istilah nadwah berarti pertemuan pengajian untuk tanpa dipungut biaya.26 Kegiatan Taswirul-Afkar dasa warsa pertama
menyeru kebenaran), dan perjuangan. Kyai Mas Mansur lebih menitikberatkan diskusi dan kursus sampai kurang lebih tahun-
lebih berperan memimpin sekolah sementara Kyai Abdul tahun terakhir dua puluhan. Sesudah itu nama Suryo Sumirat dihapus
Wahab di bagian kursusnya. Sejumlah kyai muda turut dan kegiatannya tidak lagi terbatas seperti semula tetapi lebih
serta dalam kursus itu yang kelak kemudian mereka inilah mengarah kepengajaran kelas dengan membuka sekolah biasa dan
yang ikut membidani kelahiran Komite Hijaz yang kemudian berubah sekolah untuk yatim dan miskin. Dari gedung yang semula disewa
menjadi NU.22 Selanjutnya setelah beberapa cabang Nahdatul-Watan terletak di Ampel, dekat masjid Sunan Ampel, kemudian dibeli
37 38
dengan harga f. 6.000 ditambah biaya perbaikan dan pengadaan membantu acara tersebut, bahkan tempat tinggalnya dijadikan sebagai
peralatan sekolah.27 salah satu pusat kegiatan kongres. Sejak saat itu sejumlah kalangan
Jika harus dikemukakan pemuda santri yang menonjol Budi Utomo menaruh perhatian besar kepada Kyai Ahmad Dahlan
kepekaan sosialnya dan minat yang tinggi untuk kerja sama dengan dan perkumpulannya Muhammadiyah. Permintaan untuk mendirikan
kaum muslimin ketika itu maka pemuda Abdul Wahab adalah salah cabang Muhammadiyah berdatangan dari berbagai daerah di Jawa.
satu dari mereka. Pemuda ini bukanlah tipe orang yang mudah putus Untuk mengatasi ini anggaran dasar Muhammadiyah diubah, sebab
asa atau patah semangat, memiliki kemauan yang keras dan sebelumnya anggaran dasar itu membatasi kegiatan
kepedulian sosial yang tinggi. Tidak berhenti dengan dua lembaga Muhammadiyah di daerah Yogyakarta saja. Perubahan
yang telah dirintis terdahulu, pada tahun 1918 atas restu gurunya yang yang dilakukan tahun 1920 menegaskan bahwa daerah
sangat dihargai yaitu K.H. Hasjim Asj'ari didirikan sebuah usaha operasinya untuk seluruh pulau Jawa dan pada tahun
perdagangan dalam bentuk koperasi dengan istilah 'sjirkah al-'inan' berikutnya diubah lagi untuk seluruh daerah Indonesia.32
yang diberi nama Nahdatut-Tujjarr (kebangkitan usahawan).28 Dalam pada itu di Surabaya sendiri sudah muncul se-
Diangkat selaku ketua koperasi itu K.H.Hasjim Asj'ari dan pemuda orang saudagar Minangkabau murid H. Rasul bernama Pa-
Abdul Wahab selaku manajer yang menjalankan koperasi itu. kih Hasjim yang menyempatkan diri berda'wah selain ke-
Patungan saham dan modal usaha koperasi itu f. 1.125 yang giatannya berdagang. Dalam berbagai kesempatan da'wah-
ditanggung bersama oleh 45 orang anggota masing-masing f. 25 nya Pakih Hasjim antara lain menganjurkan penghapusan
namun sayang bagaimana perkembangan koperasi itu selanjutnya tradisi ibadah yang dilakukan masyarakat umum seperti
tidak diketahui karena belum ditemukan bahan referensinya, kecuali 'usalli' (mengucapkan niat ketika akan mulai salat) dan lain lain serta
hanya akte pendirian koperasi itu saja.29 Meskipun demikian menganjurkan kaum muslimin untuk melakukan ijtihad dengan
pembentukan koperasi itu menunjukkan bahwa menggali dari sumber pokok agama Islam yaitu Qur'an dan hadis,
sekitar sepuluh tahun sebelum NU lahir telah dimulai su- meninggalkan kebiasaan lama yang bersandar kepada kitab-kitab
atu upaya dari lingkungan pesantren sendiri untuk meng- mazhab.33 Da'wah Pakih Hasjim seringkali diselenggarakan bekerja
himpun kegiatan bersama walaupun pada waktu itu masih sama dengan Al-Irsyad yang memang memiliki pemikiran sejalan
bersifat lokal dan belum terencana secara utuh. Nahdatul- dengan
Watan berikut cabang-cabangnya, Taswirul-Afkar kemudian disusul Pakih Hasjim. Kunjungan Kyai Ahmad Dahlan ke Surabaya dan
Nahdatut-Tujjarr merupakan wujud dari obsesi mereka unhtk Kepanjen serta beberapa daerah lain di Jawa Timur pada waktu itu
mengembangkan kaum muslimin yang telah tumbuh sejak mereka di antara lain juga bertemu dengan Pakih Hasjim dan Mas Mansur. Dari
perantauan belajar di luar negeri. hasil kunjungan-kunjungan itulah maka pada tanggal 1 November
1921 didirikan cabang Muhammadiyah di Surabaya. Sesudah itu
B. KONFLIK KEAGAMAAN DAN ALIRAN BARU berdiri cabang di Bangil, Kepanjen (selatan Malang) dan Lamongan.
Walaupun dakwah-dakwah yang diselenggarakan para
Awal dasawarsa dua puluhan Muhammadiyah mulai me- penyokong Muhammadiyah berlawanan dengan pendapat
masuki daerah Jawa Timur, setelah kurang lebih lima sampai delapan umum yang berlaku dalam masyarakat, namun pertentang-
tahun pertama kegiatannya hanya terbatas di daerah Yogyakarta, an yang muncul ke permukaan masih terbatas dari mulut
bahkan lebih sempit di sekitar daerah Kauman saja.30 Sebelum ke mulut. G.F. Pijper mengibaratkan kehidupan sosial ke-
mendirikan Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan adalah anggota agamaan masyarakat Indonesia sampai dengan tahun-tahun permulaan
Budi Utomo sejak tahun 1909.31 Ketika Budi Utomo mengadakan abad ke-20 sebagai "sebuah kolam yang tenang, permukaan airnya
kongres di Yogyakarta tahun 1917 Kyai Ahmad Dahlan giat sekali-sekali saja beriak".34 Kurang lebih dua puluh tahun kemudian
39 40
segalanya berubah, menjadi aliran sungai yang sewaktu-waktu airnya kegiatan kongres Al-Islam pertentangan terus terjadi antara sayap
meluap.35 Ibarat itu kemudian terjadi, kongres Al-Islam tahun 1922 nonpesantren sendiri.
di Cirebon menjadi ajang perbedaan pendapat yang seru, "suasana Selain Muhammadiyah di Surabaya juga sudah berdiri
perbantahan dan pertentangan yang tajam antara guru-guru dan ulama cabang AI-Irsyad, berdiri tahun 1913 mendapat pengakuan badan
Islam", tulis H. Agus Salim.36 Kongres itu sendiri hampir gagal hukum tahun 1915. Perhimpunan ini bermula dari perselisihan faham
karena suasana perdebatan sedemikian rupa sampai "kafir- kalangan keturunan Arab yang tergabung dalam Jami'at Khair, berdiri
mengafirkan dan musyrik memusyrikkan oleh karena pertikaian tahun 1905.43 Perselisihan terjadi dalam soal kafa'ah antara golongan
faham tentang perkara yang kecil-kecil sekali".37 'Alawi yang berdarah ningrat keturunan Nabi Muhammad dan
golongan lain. Kebanyakan keluarga keturunan 'Alawi tidak
menerima calon mempelai lelaki bukan 'Alawi. Pandangan ini
Suasana itu agaknya sudah diantisipasi sebelumnya. Dua menurut mereka memiliki dasar hukum yang sah.44 Tentu saja
pihak yang dalam beberapa hal tidak sejalan mengenai golongan Arab lain menolak anggapan tersebut dan akhirnya menjadi
soal-soal keagamaan turut serta dalam kongres. Sedikitnya pangkal perselisihan yang berkepanjangan, karena itu keturunan Arab
Muhammadiyah dan AI-Irsyad di satu pihak dan peserta bukan 'Alawi bergabung dengan Al-Irsyad yang menentangnya.
sayap pesantren yang diwakili Kyai Abdul Wahab dan Salah seorang tokoh yang berpengaruh dalam Al-Irsyad
Kyai Asnawi yang datang atas nama Taswirul-Afkar.38 Sebagai jalan ialah Syikh Ahmad Ibn Muhammad Surkati berasal dari
tengah untuk mengatasi perbedaan faham maka dipilih SI sebagai Sudan, datang ke Indonesia atas permintaan Jami'at Khair,
pimpinan kongres. Kalangan SI memang berusaha agar kongres tidak tetapi kemudian keluar dari organisasi itu bergabung de-
memperdebatkan soal-soal kecil yang bukan pokok agama, tetapi apa ngan AI-lrsyad.45 Sebagai tokoh yang berpengaruh banyak pemikiran
yang diharapkan justru sebaliknya yang terjadi. Agus Salim Surkati yang diterima sebagai pemikiran Al-Irsyad. Surkati menulis
selanjutnya mengemukakan sebagai berikut: buku Al-Masa'il al-Salas (tiga masalah) yang mengupas tiga
persoalan: (1) ijtihad dan taqlid, (2) sunnah dan bid'ah, dan (3) ziarah
Malah sebagian saudara kita lebih bersaudara dengan kubur dan wasilah (permohonan dengan perantara) melalui Nabi
Majusi.. Yahudi dan Nasrani dari pada dengan golongan Islam yang Muhammad atau para wali.46
masuk perikatan Al-Irsyad dan Muhammadiyah.39 Ada pula yang Ahmad Sukarti diundang debat untuk membicarakan tiga
datang mementingkan Agama Islam. Kedatangan mereka semata-mata persoalan tersebut oleh kalangan ulama pesantren di Masjid Ampel,
untuk mengalahkan, akan menghancurkan haluan Islam yang lain-lain Surabaya, namun oleh karena dianggap akan menimbulkan dampak
dari pada yang sudah menjadi pusaka turun-temurun di dalam bangsa negatif maka debat itu dilarang. Walaupun begitu Sukarti perlu
dan tanah air kita, malah umumnya seluruh dunia. Pendek kata memberi keterangan lewat tulisan maka terwujudlah buku tersebut.47
kedatangan mereka jauh dari mencari persatuan dan persaudaraan Di samping menulis buku Sukarti juga menerbitkan majalah Al-
ummat Islam. Malah mereka tidak menghendaki perdamaian.40 Zakhirah al-Islmiyyah, majalah bulanan yang terbit kira-kira satu
Tak lain tak bukan hanyalah kepentingan beberapa fihak yang sekedar tahun lamanya. Kurang lebih isinya meniru majalah AI-Manar yang
berebut kemenangan faham atas beberapa cabang yang sekali-kali terbit di Kairo dan sangat populer ketika itu di Indonesia.
tidak menjadi pokok agama.41 Selain Al-Irsyad. muncul pula perhimpunan Persatuan Is-
lam (Persis) yang berpusat di Bandung. Mulanya dari ke-
Sampai kongres Al-Islam Bandung 1926 pertentangan te- giatan grup diskusi pengajian agama yang diselenggarakan
rus terjadi antara sayap pesantren dengan nonpesantren,42 pada awal tahun dua puluhan oleh sejumlah saudagar
selanjutnya setelah yang pertama mengundurkan diri dari
41 42
berasal dari Palembang yang tinggal di Bandung kemudian lahir pula yang lunak, bahkan menerimanya.51 Anekdot di atas
Persis.48 A. Hassan, saudagar kelahiran Singapura berasal dari India hanyalah sebagian dari reaksi pribadi seorang yang menen-
tinggal di Surabaya kemudian bergabung dengan Persis dan akhirnya tangnya.
menjadi tulang punggung utama yang sangat berpengaruh. Melalui Sebenarnya persoalan yang muncul dari issue yang di-
kegiatan pengajian dan perdebatan yang diselenggarakan, juga tulisan- bawa aliran baru adalah di seputar soal pokok ijtihad dan
tulisan yang tersebar melalui percetakan yang dipimpin sendiri, taqlid lalu dari soal pokok tersebut berkembang menjadi
Hassan mengemukakan berbagai pandangan keagamaannya yang soal-soal yang bersifat furu' (ditil yang tidak disepakati),
"menantang" pendapat umum yang telah melembaga dalam tradisi talqin, wasilah dan lain-lain.52 Soal kebangsaan atau nasio-
kehidupan keagamaan masyarakat Islam. Tidak mengherankan kalau nalisme diperdebatkan pada bagian kedua tahun tiga pu-
kemudian timbul reaksi, baik dalam bentuk perdebatan agama yang luhan oleh Persis dengan Muhammadiyah atau orang-orang
berlangsung di beberapa daerah maupun reaksi sepihak yang Muhammadiyah.53 Gagasan pembaruan Islam yang muncul
diselenggarakan dalam banyak kesempatan pengajian maupun di awal abad ini memang sebagian diilhami oleh gerakan
ceramah keagamaan.49 serupa di Timur Tengah khususnya Mesir. Sejumlah re-
Munculnya orang-orang atau perhimpunan yang berfa- ferensi bacaan dari Mesir khususnya majalah yang diterbit-
ham baru di Surabaya dan beberapa daerah Jawa lainnya kan Muhammad 'Abduh dan Rasyid Rida beredar di In-
tentu saja menimbulkan reaksi yang bermacam-macam. Ini tidak donesia dan dibaca secara terbatas oleh elite Islam ter-
berarti bahwa faham baru yang dibawa itu tidak pelajar.54 Namun dampak dari pembaruan itu bagi ma-
sesuai dengan kaitan penataan hubungan sosial keagamaan syarakat umum berbeda antara yang terjadi di Indonesia
masyarakat Islam di Indonesia, tetapi merupakan gejala dengan yang terjadi di Mesir. Memang pembaruan yang
umum dan normal setiap transformasi ide baru ke dalam dipelopori 'Abduh dan kawan-kawan serta pengikutnya
kehidupan sosial akan menimbulkan disharmoni dan ke- menekankan pentingnya ijtihad dikembangkan kembali. Me-
tidakstabilan bila penerapannya tidak didasari pemahaman nurut 'Abduh salah satu penyebab kemunduran ummat
yang baik tentang pranata dan kelembagaan sosial yang Islam sehingga tertinggal dari Barat karena ijtihad tidak di-
hidup di tengah masyarakat. Reaksi terhadap gagasan baru kembangkan lagi.55 Ummat Islam dihinggapi rasa kebang-
itu tentu ada yang menerima dan ada pula yang menen- gaan masa silam mereka dan menganggapnya sebagai pun-
tang. Mereka yang menentangnya ada yang bersifat pribadi cak kemajuan Islam. Mereka merasa puas diri dengan masa
dan ada pula yang melembagakan dalam perhimpunan silam itu dan mengikutinya sebagai kebenaran yang tidak
atau jemaah pengajian dan lain-lain. terbantah.
G.F.-Pijper dalam laporannya mengatakan bahwa di Ku- Akan tetapi pembaruan di Mesir yang menegaskan per-
dus sekitar tahun 1926 terjadi seorang ayah yang menikah- lunya ijtihad dikembangkan kembali itu lebih menekankan
kan anak perempuannya mengajukan syarat ta'liq (syarat bidang mu'amalah (kemasyarakatan, termasuk ekonomi, po-
yang dinyatakan dalam akad perkawinan, jika syarat itu litik dan pendidikan) dan ilmu pengetahuan, bukan dalam
tidak dipenuhi maka jatuh talak), jika mempelai lelaki nanti bidang ibadah yang seperti terjadi di Indonesia.56 Jika benar
menjadi anggota Muhammadiyah, maka perkawinan itu ba- pembaruan Islam atau masyarakat Islam yang dikembang-
tal.50 Peristiwa semacam ini barangkali tidak hanya terjadi kan aliran baru di Indonesia awal abad ini dipengaruhi
di Kudus saja, sebab pada umumnya reaksi masyarakat pembaruan 'Abduh dan kawan-kawan di Mesir, maka yang
terhadap gagasan-gagasan pembaruan Muhammadiyah dan terjadi di Indonesia baru semangat dan lapisan luar belaka.
perhimpunan lain yang sejenis, ada yang keras dan ada Dampak pembaruan yang muncul ketika itu (barangkali
43 44
sebagian sampai sekarang) justru lebih banyak di seputar yang cukup, penguasaan bahasa Arab yang kurang dan
soal-soal khilafiyah (masalah yang tidak disepakati) dalam tidak tersedianya bahan referensi yang cukup. Tiga tahun
bidang ibadah. Di Mesir sendiri, setidaknya sampai dekade kemudian dalam kongres Al-Islam ketiga di Surabaya ta-
keempat abad ini, sekalipun soal-soal khilafiyah bidang iba- hun 1924 terjadi kompromi. Surat kabar Hindia Baroe dipim-
dah itu ada, namun tidak menjadi issue sentral yang me- pin oleh Agus Salim mengomentari hasil keputusan itu
negangkan, seperti yang tejadi di Indonesia.57 Mereka da- dengan anak judul "Moesjawarah Oelama, Boeah jang Lezat",61
pat berdamai dalam soal-soal yang tidak disepakati, khu- mengingat dalam kongres sebelumnya terjadi perdebatan
susnya dalam bidang furu', karena berbeda metode analisis yang seru masing-masing fihak mempertahankan pendirian
dan argumentasinya. mereka. Keputusan musyawarah ulama telah diumumkan
Dalam soal ijtihad 'Abduh sendiri mengakui tidak semua dalam openbare Congres Al-Islam Hindia di Surabaya: (1)
orang Islam mampu dan memenuhi syarat untuk melaku- Ijtihad dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu antara
kannya.58 Hanya orang-orang tertentu yang mampu dan lain mengetahui nas Qur'an dan hadis; mengetahui ijma'
memenuhi syarat yang dapat melakukannya. Perdebatan ulama; mengerti bahasa Arab dengan baik; mengetahui ten-
mengenai soal ini di Indonesia lebih diwarnai soal termino- tang 'am, khas, mufassal, mujmal dalam Qur'an; naskh, man-
logi daripada esensi ijtihad dan taqlid itu sendiri. Semua sukh, mutlaq, muqayyad, mujmal dan mufassal dalam Qur'an
fihak sepakat tidak semua orang Islam mampu dan me- dan hadis; menguasai hadis dan muhaddisun; dan menge-
menuhi syarat untuk melakukan ijtihad, dan mengenai yang tahui asbab al-nuzul. "Barang siapa jang bersifat dengan
tidak memenuhi syarat ini wajib taqlid atau tidak, di sini sjarat-sjarat jang terseboet di atas, maka wadjiblah atasnja
terjadi perbedaan faham. Satu pihak mengatakan bahwa beridjtihad dan berdosalah djikalaoe tidak beridjtihad", di-
orang yang tidak memenuhi syarat-syarat ijtihad harus tegaskan dalam keputusan tersebut.62 (2) Salaf ialah ulama
ittiba' (mengikuti) dengan kewajiban mengetahui dalil dari fuqaha', muhaddisun dan ahli tauhid abad pertama sampai
Qur'an dan hadis, sementara fihak lain beranggapan bahwa dengan abah ketiga Hijriah, selain itu tidak termasuk kate-
yang demikian itu sudah termasuk kategori taqlid. Satu gori salaf. Kitab tafsir Qur'an diterima bila ditulis oleh
fihak beranggapan bahwa taqlid adalah suatu bentuk meng- orang yang mu'tamad (representatif) didasarkan atas penaf-
ikuti tanpa mengetahui dalil Qur'an dan hadis dan me- siran yang sah. (3) Mengakui bahwa Muhammadiyah dan
nyebutnya taqlid buta, perbuatan itu haram. Fihak lain ber- Al-Irsyad tidak termasuk Wahabi, tidak keluar dari mazhab
anggapan bahwa taqlid buta itu juga boleh, sebab kenyataan empat, dan tidak mengafirkan orang yang melakukan ta-
sampai waktu itu (barangkali juga sekarang) jumlah orang wassul. Tentang tawassul masih akan dilanjutkan pembicara-
yang buta huruf Arab maupun latin masih tinggi. Ter- annya di lain kesempatan. Tidak mengingkari adanya ka-
hadap orang yang demikian ini tidak bisa dituntut untuk ramah, anugerah keistimewaan dari Tuhan kepada seorang
mengatahui dalil dari Qur'an maupun hadis, membaca pun hambaNya yang mukmin dan beramal saleh, dan menghor-
mereka tidak bisa.59 mati kitab-kitab ulama yang mu'tamad dan diakui.63
Dalam kongres Al-Islam yang pertama di Cirebon tahun Keputusan ini mengisyaratkan bahwa issue pembaruan
1922.60 sayap pesantren mendapat kecaman, jika tidak di- yang dikemukakan aliran baru tidak menggoyahkan sayap
sebut serangan, aliran baru karena mereka mempertahan- pesantren, malah justru menimbulkan interaksi positif, bah-
kan taqlid, menolak menerapkan ijtihad mengingat kemam- wa pembaruan tidak selalu harus mencabut akar kultural
puan pada umumnya ulama di Indonesia belum memenuhi keagamaan masyarakat yang telah hidup, dan sebaliknya
syarat karena belum tersedianya perangkat metodologi tidak berarti akar kultural keagamaan itu harus dipertahan-
45 46
kan mati-matian tanpa perbaikan. Dari satu segi argumen- Imam Ahmad Ibn Hanbal dan pengikutnya antara lain Ibn
tasi mereka dalam perdebatan agama kongres Al-Islam da- Taymiyyah dan 'Abd al-Wahhab sebagai tidak bermazhab.
pat mengendalikan argumentasi aliran baru. Ini antara lain Kitab-kitab mazhab Ahmad Ibn Hanbal memang tergolong
dibuktikan dengan diterimanya keputusan tersebut di atas. langka di Indonesia. Kitab-kitab mazhab tersebut memang
Bahwa ijtihad tidak hanya dengan semangat yang meng- mengesankan metode literal sesuai dengan teks dan sedikit
gebu tetapi perlu pemikiran yang jernih dan penguasaan sekali atau bahkan menolak interpretasi analogi rasional.65
materi yang cukup dan tidak mungkin dilakukan oleh se Agaknya kongres tersebut memutuskan kedua aliran ter-
mua orang Islam, apalagi ijtihad yang bersifat perorangan. sebut bukan aliran Wahabi karena tidak menyadari bahwa
Aspek ini saja tidak semudah yang disangka orang, sebab aliran tersebut masih dalam kerangka mazhab empat atau
lembaga-lembaga kajian Islam yang ada di Indonesia waktu ahlussunnah waljamaah yang lebih dekat atau pengikut
itu belum mendukung dilaksanakan kajian secara cukup mazhab Ahmad Ibn Hanbal. Akan tetapi memang sikap
memadai, apalagi di bidang muh'malah dan ilmu pengeta- keras gerakan Wahabi terhadap aliran-aliran tarekat dan
huan. Selain itu kategori salaf yang menjadi acuan penting tradisi keagamaan mereka seperti penghargaan kepada para
pemikiran keagamaan sampai dengan abad tiga Hijriah imam tarekat dan sufi sampai kepada yang sudah me-
memberi arti imam-imam mazhab mendapat pengakuan ninggal dunia agaknya diwarisi dari sikap serupa yang
sebagai salaf, sebab mereka hidup di seputar abad tersebut. dilakukan Ibn Taymiyyah. Boleh jadi juga karena serangan
Tentu saja dengan demikian pemikiran keagamaan yang Ibn Taymiyyah kepada al-Ghazali yang mendapat penghar-
menggunakan referensi mazhab tersebut diakui sebagai salaf gaan tinggi dari ummat Islam di Indonesia menjadikan
yang sah diikuti, di luar itu tidak termasuk salaf, walaupun kalangan pesantren tidak menaruh simpati kepada Ibn
tidak secara tegas ditolak, namun mengisyaratkan kesan Taymiyyah dan akhirnya juga kepada gerakan Wahabi dan
ketidakabsahannya. Apakah dengan demikian faham aliran yang diduga menganut Wahabi di Indonesia.66 Padahal se-
baru tidak bersumber dari salaf, tidak mendapat jawaban kiranya pendekatan pengetahuan normatif keagamaan yang
dari kongres tersebut. dilancarkan aliran-aliran baru itu menggunakan metode-
Soal pengakuan bahwa dua aliran baru Muhammadiyah metode ilmiah dengan pemahaman yang baik terhadap
dan Al-Irsyad tidak termasuk aliran Wahabi(64 dan tidak konsep hidup, pranata sosial, sistem nilai, dan kelembagaan
keluar dari mazhab empat, sebenarnya agak rancu. sosial lainnya, seperti yang dilakukan pendahulu mereka
Keputusan itu mengindikasikan kedua organisasi tersebut ketika membawa masuk agama Islam ke Indonesia, ke-
memang tidak mengakui mereka beraliran Wahabi, sebab mungkinan gerakan mereka lebih berhasil diterima kalang-
sekiranya mereka beraliran Wahabi tentulah mereka an pesantren dan masyarakat umumnya. Sampai sekarang
menolak keputusan tersebut. Muhammad 'Abd al-Wahab pendekatan pengetahuan normatif keagamaan yang hitam
adalah pengikut Ibn Taymiyyah yang bermazhab Hanbali putih, tanpa memandang medan yang dituju, kurang atau
(Ahmad Ibn Hanbal), salah satu dari mazhab empat. bahkan tidak mendapat sambutan yang luas. Kalaupun tin-
Barangkali karena umumnya referensi keagamaan yang dakan semacam itu berhasil, hanya dalam lingkup yang
menjadi acuan ummat Islam di Indonesia dari mazhab terbatas dan eksplosif.
Syafi'i, maka kemungkinan terjadi anggapan pukul rata
bahwa yang tidak sesuai dengan ajaran mazhab Syafi'i C. BERAWAL DARI KOMITE HIJAZ
sebagai tidak bermazhab. Atau paling tidak mereka yang
berkecenderungan menggunakan metode dan mengikuti Sementara itu sejak awal tahun 1924 telah tersiar berita
47 48
bahwa Khalifah 'Abd al-Majid telah dimakzulkan oleh pe- dari Turki.75 Peristiwa ini lalu ditanggapi pemimpin Islam
mimpin nasionalis Turki Mustafa Kamal. Menyusul kemu- seluruh dunia perlunya membangun kembali khilafah itu
dian berita bahwa para ulama Mesir di bawah pimpinan dan rencana Kairo salah satu diantaranya. Namun tidak
Syaikh Azhar akan menyelenggarakan pertemuan interna- semua kalangan mendukung rencana tersebut. Surat kabar
sional membahas soal Khilafah. Dalam pertemuan mereka di Sedio-Tomo yang dipimpin Abdoel Moeis menanggapi lain.
Mesir 25 Maret 1924 atau 19 Sya'ban 1342 telah diputuskan Menurutnya ummat Islam Indonesia tidak perlu mengirim
pentingnya lembaga khilafah bagi ummat Islam.67 Penca- delegasi ke Kairo. Soal khilafah adalah soal agama. Ke-
butan kekuasaan Amir Wahid al-Din dari kedudukan khali butuhan kita sekarang soal ekonomi, bagaimana meningkat-
fah adalah sah, karena dilakukan oleh orang yang me- kan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dana keuangan
nyetujui pengangkatannya, tetapi pengangkatan 'Abd al- untuk mengirim delegasi lebih baik digunakan untuk mem-
Majid sebagai khalifah baru tanpa kekuasaan politik, me- bangun perekonomian rakyat bagi kesejahteraan mereka.76
langgar tradisi Islam, tidak sah, lebih-lebih lagi tidak di- Di tengah ramainya kesibukan rencana pengiriman dele-
akuinya lembaga itu dalam pemerintahan Negara Turki.68 gasi ke Kairo muncul berita bahwa di semenanjung Arabia
Menghadapi peristiwa tersebut maka di Surabaya di- terjadi pertempuran perebutan kekuasaan antara 'Abd al-
selenggarakan pertemuan 4 Agustus 1924 yang dihadiri SI, 'Aziz Ibn Sa'ud melawan Syarif Husin. Setelah Khalifah
Muhammadiyah, Al-Irsyad, Atta'dibiyah (AI-Ta'dibiyah), 'Abd al-Majid tersingkir dari Turki ada dua rancangan
Taswirul-Afkar, Ta'mirul-Masajid dan perhimpunan lain.69 pertemuan internasional untuk membahas persoalan ter-
Pertemuan memutuskan membentuk Komite Khilafat dan sebut. Rencana Kairo dan rencana Hijaz oleh Syarif Husin.
akan menyelenggarakan persidangan luar biasa kongres al- Rencana Husin tidak begitu mendapat tanggapan di In-
Islam untuk mengirim delegasi ke Kairo.70 donesia karena kurang matang persiapannya.77 Kekalahan
Kongres yang diselenggarakan kemudian menyepakati Husin dalam perang menyebabkan rencananya gagal. Na-
beberapa agenda masalah antara lain soal keagamaan yang mun Ibn Sa'ud yang menang dalam perang menjanjikan
diperselisihkan,71 dan rencana pengiriman delegasi ke akan menyelenggarakan pertemuan Islam internasional un-
Kairo.72 Umumnya pemimpin Islam Indonesia menyambut tuk mengatur dua kota suci Mekkah dan Madinah.78
baik rencana Kairo membahas soal khilafah. Agus Salim Kejadian perang di Hijaz menjadi salah satu pertimbang-
menjelaskan hanya Turki negeri muslim yang merdeka. an penundaan rencana pertemuan Kairo, Dengan alasan
Ketika Turki terlibat dalam Perang Dunia Pertama tidak negeri Hijaz perlu diwakili dalam pertemuan Kairo, maka
satu pun pemimpin Islam negeri lain membantunya. Turki rencana itu ditunda. Alasan lain penundaan karena Panitia
kalah dalam perang, satu per satu wilayah Turki jatuh ke Muktamar Khilafah di Mesir memandang perlu untuk me-
tangan asing. Wilayah Turki hanya tinggal daerah dekat ngirim utusan ke seluruh dunia Islam lebih dahulu untuk
Balkan, wilayah Turki sekarang, yang dipertahankan mati- menjelaskan rencana pertemuan Kairo; dan perkembangan
matian karena itu Turki merasa kecewa dan keberatan dalam negeri Mesir yang sedang menyelenggarakan pe-
memikul beban anggaran khilafah yang tidak sedikit.73 milihan umum.79 Bersamaan dengan penundaan rencana
Menurut Agus Salim kekecewaan itu menjadi salah satu Kairo itu penguasa baru Hijaz mengemukakan rencananya
sebab mengapa Turki membubarkan khilafah yang menurut untuk menyelenggarakan pertemuan internasional guna
mereka harus menjadi tanggung jawab seluruh negeri mus- membahas pengaturan Mekkah dan Madinah. Adanya ren-
lim.74 Turki kemudian menyerahkan khilafah kepada ummat cana baru ini menimbulkan kesibukan khusus para pemim-
Islam sedunia dan mengusir Khalifah 'Abd al-Majid ke luar pin Islam Indonesia. Sidang Komite Khilafat berlangsung
49 50
intensif dan kongres Al-Islam meningkat frekuensinya. Se- khususnya tradisi tarekat sufi dan wirid, pembacaan sa-
telah kongres 1924 yang membicarakan soal khilafah, maka lawat Nabi dan pengajaran kitab-kitab mazhab agar tetap
kongres berikutnya Agustus 1925, Februari 1926, September diizinkan.84 Polarisasi orientasi ini dipertegas sekelompok
1926, dan Desember 1926. aliran baru nonpesantren yang menyelenggarakan pertemu-
Kemenangan Ibn Sa'ud dan rencananya untuk menye- an di Cianjur sebelum kongres Al-Islam di Bandung. Me-
lenggarakan pertemuan Mekkah menimbulkan polarisasi reka mengadakan lobby yang dihadiri kalangan mereka sen-
orientasi baru Islam di Indonesia, khususnya Jawa. Kalang- diri untuk merancang keputusan kongres Bandung tentang
an pesantren menganggap kemenangan itu akan membawa delegasi ke Mekkah. Sebenarnya delegasi ke Mekkah sudah
dampak perubahan tradisi keagamaan menurut ajaran maz- diputuskan kongres Yogyakarta tahun sebelumnya,85 tetapi
hab, sebab Ibn Sa'ud dikenal beraliran Wahabi. 8O Peng- kemudian diubah lagi dalam kongres Bandung. Kongres
alaman traumatic masa lalu mereka yang dipelopori 'Abd Bandung memutuskan delegasi ke Mekkah; Tjokroaminoto
al-Wahhab amat keras menentang segala pendirian yang (SI) dan Mas Mansur (Muhammadiyah).86 Kyai Wahab me-
tidak sejalan dengan mereka, maka kalangan pesantren cu- mang tidak menghadiri seluruh acara kongres karena di
kup khawatir akan tradisi keagamaan mereka menghadapi tengah acara tersebut datang telegram bahwa ayahandanya
penguasa baru di Hijaz yang beraliran Wahabi itu. Melalui sakit keras.87 Kyai Wahab kemudian meninggalkan medan
Kyai Wahab mereka mencemaskan kekhawatiran itu dalam kongres, tetapi bukan karena itu lalu dibentuk Komite Hi-
sidang-sidang Komite Khilafat, Sementara sayap yang lain jaz, sebab Komite itu sudah dibentuk kira-kira satu atau
tetap menghendaki agenda lama dipertahankan untuk di- dua bulan sebelumnya.88 Rapat 31 Januari 1926 memutus-
bawa ke Mekkah. Menurut mereka penyerbuan Ibn Sa'ud kan membentuk wadah organisasi baru NU--Kongres Al-
atas Husin bertujuan baik untuk memperbaiki tata laksana islam di Bandung baru berlangsung Februari 1926. Jadi
ibadah haji yang di waktu sebelumnya kacau, sering terjadi ketika kongres Bandung Komite Hijaz sudah dibentuk, bah-
perampokan dan banyak suku Arab yang melarikan diri.81 kan NU sendiri sudah lahir.
Ibn Sa'ud menjamin keamanan negeri Hijaz bagi jamaah Ketika merancang pertemuan Komite Hijaz dialog antara
haji maupun orang Arab lainnya.82 Ibn Sa'ud menjelaskan Kyai Wahab dengan Kyai Abdul Halim (Leumunding)
bahwa dirinya bukanlah penguasa yang lalim, kejam dan mempersoalkan tujuan Komite Hijaz yang hendak dican-
rakus kekuasaan. Dalam keterangannya yang di kutip surat tumkan dalam surat undangan.89 Kyai Wahab menjawab:
kabar AI-Ahram Ibn Sa'ud menjelaskan bahwa tindakannya
menggulingkan Husin didasari tekad untuk melindungi ta- 'Tentu syarat tujuan nomer satu untuk menuntut kemer-
nah suci yang dihormati ummat Islam, karena selama dekaan. Ummat Islam menuju ke jalan itu. Ummat Islam tidak
Husin dan keturunannya berkuasa, menurut keyakinannya, leluasa sebelum(nya) negara kita merdeka';90
tidak akan ada keamanan di Hijaz.83
Berita-berita yang dimuat surat kabar tersebut tidak lalu Kiyai Wahab mengambil sebatang kayu dan menyala-
menggoyahkan kecemasan kalangan pesantren. Pengalaman kan dengan api, sambil mengatakan:
traumatic masa lalu masih terus membayangi mereka. Se-
benarnya mereka menghendaki agenda masalah yang seder- 'Ini bisa menghancurkan bangunan!'.
hana saja untuk dibawa ke Mekkah yaitu tuntutan peles- 'Kita tidak boleh putus asa, kita yakin tercapai negeri mer-
tarian tradisi keagamaan berdasar ajaran mazhab ahlussun- deka'.9l
nah waljamaah dan perbaikan tata laksana ibadah haji,
51 52
Selain obsesinya tentang negeri merdeka "agar ummat Is- dan diperluas tetapi membentuk perhimpunan baru, ba-
lam leluasa menjalankan syari'at agama mereka", Kyai Wa- rangkali ada beberapa aspek yang dapat dipakai sebagai
hab juga merasakan tantangan dari kalangan intern ummat pertimbangan. Latar belakang orientasi keagamaan yang
Islam sendiri yang mulai terusik ketenangannya setelah akhirnya melahirkan pembentukan Komite Hijaz sebelum-
muncul aliran baru. Kyai Wahab menjelaskan kepada Kyai nya memerlukan wadah organisasi yang berciri keagamaan
Halim selanjutnya: Islam, sebab misi yang hendak dibawa ke Mekkah berada
dalam lingkup agama. Jika tetap menggunakan Nahdatul
'Saya sudah sepuluh tahun lamanya memikirkan membela Watan, maka nama organisasi itu tidak mengesankan se-
para ulama yang diejek sana-sini, beramalnya diserang sini- bagai organisasi yang berkecimpung dalam soal agama.
sana. Kalau satu kali ini luput, pilih satu antara dua yang Dengan nama Watan mengesankan organisasi itu sebagai
patut. organisasi politik dan sosial, bukan keagamaan. Mungkin
Masuk organisasi merombak terus atau pulang memelihara juga nama Ulama dapat memberi bobot pengaruh yang luas
pondok kepada ummat Islam, sebab ternyata organisasi Nahdatul-
yang khusus'.92 Watan selama lebih sepuluh tahun tidak menunjukkan per-
kembangan yang luas. Mungkin juga dua aspek itu se-
Kecemasan itu bukan dirasakan Kyai Wahab sendiri. Kyai kaligus menjadi pertimbangan keputusan rapat para ulama
Hasjim Asj'ari juga mencemaskan keadaan yang menimpa itu.
Kyai Wahab yang 'ditendang sana sini'; tiga tahun lamanya Pada sisi lain alasan para ulama pesantren perlu meng-
Kyai Hasjim memikirkan hal itu.93 Baru setelah NU lahir galang kerja sama membentuk sebuah perhimpunan yang
dan mendapat sambutan luar biasa, maka Kyai Hasjim berskala nasional, selain hal-hal tersebut di atas, fenomena
merasa berbesar hati. Selama tiga tahun memikirkan ke- di bawah ini barangkali juga menjadi salah satu sebabnya.
adaan Kyai Wahab dan kawan-kawan, Kyai Hasjim ber- Kongres Al-Islam di Surabaya diselenggarakan atas prakar-
maksud membantunya, namun keadaan tidak mengizinkan.94 sa Komite Khilafat dihadiri 68 utusan terdiri atas 9 Muham-
madiyah, 29 SI, 4 Al-Irsyad, 6 Sub Komite Khilafat daerah, 3
PUI, dan selebihnya perhimpunan lokal seperti Taswirul-
Komite Hijaz yang dibentuk sebelum Januari 1926 di- Afkar, Nahdatul-Watan, Perikatan Wataniyah, Ta'mirul-Masajid,
ketuai Hasan Gipo dan wakil Saleh Sjamil, sekretaris Moe- At-Ta'dibiyah (semuanya berasal dari Surabaya) dan perhim-
hammad Shadiq Setijo dan wakil Abdul Halim, penasehat punan lain.98 Kongres Al-Islam di Yogyakarta tahun 1925
K.H. Abdul Wahab, K. H. Masjhoeri, dan K.H. Khali1.95 dihadiri 43 utusan SI, 10 Muhammadiyah, dan selebihnya
Mereka ini mempersiapkan pertemuan Komite Hijaz 31 perhimpunan loka1.99 Selanjumya kongres Bandung 1926
Januari 1926. Pertemuan ini selanjutnya dijadikan hari lahir dihadiri 235 utusan, 138 di antaranya perkumpulan Islam
NU, sebab dalam pertemuan tersebut diputuskan mengirim di Yogyakarta yang memberi mandat kepada K. H. Fach-
delegasi ke Mekkah,96 lalu timbul masalah atas nama or- roeddin sebagai juru bicara.100 Perutusan kongres yang ti-
ganisasi apa delegasi itu dikirim. K.H. Mas Alwi men- dak seimbang ini kemungkinan merupakan salah satu se-
gusulkan nama Nahdatul-Ulama mengambil nama organisasi bab yang mendorong mengapa sejumlah organisasi lokal di
pendahulunya Nahdatul-Watan. Usul itu disepakati sidang Surabaya terlibat dalam pembentukan suatu perhimpunan
maka Komite Hijaz dibubarkan.97 yang diprakarsai Komite Hijaz.
Mengapa bukan Nahdatul-Watan dikukuhkan kembali Kongres-kongres Al-Islam yang berlangsung ketika itu
53 54
seringkali mengambil keputusan dengan cara pemungutan terjadi ketika NU keluar dari Masyumi tahun 1952. NU
suara. Ini agaknya salah satu fenomena yang mencemaskan menghendaki agar struktur keanggotaan Masyumi diubah
kalangan pesantren. Bukti-bukti tertulis memang tidak atau menjadi federasi yang diwakili oleh setiap organisasi ang-
belum ditemukan, tetapi dengan melihat perimbangan jum- gota Masyumi, tidak seperti yang ada, anggota Masyumi
lah delegasi yang dari tahun ke tahun terus pincang, sangat terdiri atas anggota perorangan dan anggota organisasi,
masuk akal kalau kemudian kalangan pesantren mencemas- masing-masing mempunyai suara yang sama. Tuntutan ini
kannya. Kalau keadaan terus berlangsung demikian maka tidak memperoleh tanggapan pemimpin Masyumi, akibat-
suara kalangan pesantren akan tidak terdengar lagi. Ba- nya NU menyatakan keluar dari Masyumi membentuk par-
rangkali kalau dilihat menurut perspektif sekarang, kong- tai sendiri.104
res-kongres Al-Islam dekade 20-an, bukanlah kongres yang
representatif membawa nama kawasan Hindia Belanda. Te- D. MAZHAB AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
tapi gambaran waktu itu tentu saja berbeda dengan se-
karang Sekalipun hanya dihadiri organisasi Islam yang Pertemuan ulama pesantren awal tahun 1926 di Surabaya
sangat terbatas, khususnya yang ada di Pulau Jawa, namun menyepakati pendirian suatu organisasi yang akan meng
kongres-kongres itu merupakan peristiwa yang mempunyai himpun kegiatan mereka dengan nama Nahdatul Ulama.
makna besar ketika itu, sebab sebelumnya belum pernah Kurang lebih empat bulan sesudah itu telah dirintis pe-
diselenggarakan pertemuan seperti itu. Oleh karena itu fo- nyelenggaraan muktamar yang pertama. Salah satu masalah
rum tersebut dianggap penting sampai terjadi adu argu- yang menjadi perhatian para pendiri organisasi itu ialah
mentasi faham keagamaan yang sebenarnya hanya untuk mengenai lambang organisasi sehubungan dengan akan di-
mempertahankan gengsi.101 laksanakan muktamar. Kyai Abdul Wahab Chasbullah ke-
Delegasi kongres Al-Islam diwakili oleh pengurus pusat mudian meminta kepada K. H. Ridwan untuk menciptakan
organisasi dan cabang-cabangnya, bahkan dalam kongres lambang dengan ciri-ciri: orisinal, tidak meniru lambang
Surabaya sejumlah delegasi berasal dari utusan ranting or- yang sudah ada, tahan lama, dan mencerminkan sifat ula-
ganisasi.102 Kalangan pesantren setelah terbentuknya NU ma.
tidak begitu bergairah mengikuti kongres Al-Islam. Tiga Selama kurang lebih empat bulan Kyai Ridwan belum
tiga kali kongres selanjutnya di Bogor, Surabaya, dan Malang, berhasil menciptakan lambang itu. Dengan bekerja keras
tidak mereka ikuti. Kongres-kongres itu sendiri tidak ber- mencari inspirasi dan ilham siang dan malam akhirnya
jalan baik, pertentangan faham juga masih terus berlang- inspirasi dan ilham itu datang di tengah malam beberapa
sung, khususnya antara SI dengan Persis dan Muhammadi- minggu menjelang muktamar dibuka. Segera kemudian
yah. Tahun tiga puluhan hanya sekali diselenggarakan Kyai Ridwan membuat skets di tengah malam itu dan
kongres. Tahun 1937 ketika MIAI (Majelis Islam A'la In- menyelesaikan penyempurnaannya keesokan harinya. Se-
donesia) berdiri, kalangan pesantren diwakili Kyai Wahab telah lambang itu tercipta timbul kesulitan untuk men-
tidak bertindak selaku wakil NU. Baru setelah ketentuan dapatkan kain warna hijau untuk bahan membuat bendera
perutusan delegasi yang menghadiri kongres ditetapkan, petaka yang di kala itu memang agak sulit didapat. Kira-
setiap organisasi diwakili pengurus pusatnya atau organi- kira dua hari menjelang muktamar dibuka bendera petaka
sasi lokal yang tidak mempunyai induk pusat, maka NU dengan lambang NU berhasil digelar di depan jembatan
kemidian secara resmi mengikuti kongres.103 Hubungan Penilih kota Surabaya, dekat tempat berlangsungnya muk-
NU dengan organisasi lain serupa dengan di atas juga tamar.
55 56
Kemudian timbul persoalan dalam muktamar itu ketika berapa hari saja.
seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda menanyakan Sisi yang menarik dari lambang itu ialah penegasan NU
arti lambang. Tidak seorang pun dalam sidang muktamar sebagai pengemban panji ahlussunnah waljama'ah yang di-
yang dapat memberi jawaban apa arti lambang. Ketika Kyai lambangkan dengan pengakuan kepada khulafa rasyidun,
Ridwan dihubungi untuk menjelaskan arti lambang yang empat imam mazhab dan mitologi Nusantara tentang wali
diciptakan beliau agak tertegun di tengah kesibukan ke- sembilan yang sangat populer. Dengan demikian NU me-
panitiaan muktamar, sebab lambang yang diciptakannya nempatkan pijakan langkahnya dari akar tradisi keagamaan
tidak dibayangkan mempunyai arti falsafah tertentu. Kyai dan budaya yang berkesinambungan. Ketika muncul per-
Wahab pun ketika memintanya untuk membuat lambang pecahan yang kemudian melahirkan berbagai kelompok fa-
NU tidak disertai permintaan semacam itu. Tidak urung ham keagamaan sejak pertengahan abad pertama Hijriah
karena desakan kyai lain terutama Kyai Wahab sendiri dan berkembang pada abad kedua sampai abad kelima,
akhirnya Kyai Ridwan tanpa ekspresi yang menunjukkan terdapat alur besar kaum muslimin yang mengakui peran
kesiapannya mengenakan jas dan sorban memasuki ruang para sahabat Nabi termasuk keempat khulafa raasydin se-
sidang. Tanpa diduga tiba-tiba Kyai Ridwan lancar sekali bagai mata rantai pemahaman keagamaan dan generasi
menguraikan makna dan falSafah lambang NU Yang dicip berikutnya para tabi'in dan salaf yang saleh yang mengikuti
takan sendiri. mereka. Sementara itu terdapat kelompok aliran, antara lain
Gambar bola dunia dan tali yang melingkar melambang- golongan mu'tazilah, yang pada umumnya bersikap apriori
kan asas persatuan dan perdamaian, sembilan bintang salah terhadap mereka. Pernyataan itu dengan sendirinya tidak
satu yang paling besar terletak di bagian paling atas me menutup mata adanya keragaman dan tingkat apriori itu.
lambangkan Nabi Muhammad sebagai panutan ummat, em- Ada tiga pihak yang berselisih ketika itu yaitu golongan
pat bintang di bawahnya melambangkan khulafa rasyidun, Muhajirin dan Ansar dan di dalam golongan yang pertama
dan empat di bawahnya lagi melambangkan empat imam terdapat ahl al-bait, kerabat Nabi, yang menghendaki 'Ali
mazhab. Seluruh bintang berjumlah sembilan buah melam- ibn Abi Talib sebagai pengganti Nabi. Dua yang pertama
bangkan wali sembilan, sebuah mitologi Islam yang sangat sepakat menunjuk Abu Bakr meskipun pemimpin Ansar
populer di Nusantara.105 yang semula diusulkan yaitu Sa'ad ibn 'Ubadah tetap tidak
Proses penciptaan lambang NU tersebut diyakini oleh setuju atas pengangkatan Abu Bakr dan akhirnya meng-
sebagian besar anggota NU mempunyai arti mistis sebagai asingkan diri ke Syiria.107 Sementara itu pihak ahl al-bait
petunjuk Tuhan melalui kontemplasi dan ibadah. Demikian menghendaki 'Ali namun tidak memperoleh dukungan
pula arti lambang diyakini sebagai rahmat Tuhan karena kaum muslimin yang lebih dahulu telah menunjuk Abu
Kyai Ridwan ketika menjelaskan arti lambang di hadapan Bakr.108 Benih dari ketidakpuasan atas penyelesaian per-
peserta muktamar dan pejabat pemerintah sedang dalam soalan ini tetap terpendam untuk pada akhirnya menjadi
keadaan irtijal (tanpa persiapan), kondisi luar biasa yang salah satu faktor penting yang menimbulkan malapetaka
dipercaya di atas kesadaran normal manusia.106 Tradisi pen- besar (al-fitnah al-kubra) dengan korban dua orang khalifah
gambilan keputusan seperti ini, memohon petunjuk Tuhan yaitu 'Us-man ibn 'Affan dan 'Ali ibn Abi Talib.
dengan munajat (menghadap Tuhan memohon petunjuk) Dari sinilah kemudian pecah konflik yang besar dan
dan kontemplasi, merupakan tradisi NU sejak awal. Ka- pertumpahan darah yang berkepanjangan. 'Ali dan para
dang-kadang petunjuk itu memerlukan waktu berminggu- pendukungnya menuduh 'Usman melakukan politik nepotis
minggu, bahkan bulan, tetapi kadang-kadang hanya be- yang mengutamakan kerabat sendiri.109 Ketika kemudian
57 58
'Usman terbunuh kerabatnya antara lain Mu'awiyah ibn ditumpas. Selanjutnya kaum khawarij menyatakan kedua
Abi Sufyan menuntut 'Ali bertanggung jawab atas kematian belah pihak salah, melanggar hukum Tuhan. Orang yang
itu. Namum kebanyakan kaum muslimin dan elite sahabat melanggar hukum Tuhan berarti melakukan dosa besar,
setuju mengangkat 'Ali sebagai pengganti 'Usman dengan kedudukannya kafir.114 Dalam pada itu muncul pihak ke-
pertimbangan obyektif mengenai kecakapan, integritas dan tiga yaitu murji'ah yang tidak sependapat dengan mereka.
orang yang paling awal masuk Islam selain karena sejak Pihak khawarij mengafirkan 'Ali dan 'Usman dan mereka
semula ada kecenderungan yang luas untuk menerima ja- yang terlibat tahkim, sementara syi'ah mengafirkan tiga
batan itu dari kerabat Nabi sendiri. Akan tetapi sejumlah orang khalifah pendahulu 'Ali, dan keduanya menghujat
sahabat antara lain Mu'awiyah, Talhah dan Zubair diikuti Bani Umayyah yang berkuasa. Sebaliknya Bani Umayyah
para pendukung mereka menyatakan tidak bersedia bai'ah yang berkuasa menumpas mereka sebagai pelaku "kebatil-
sebelum 'Ali mempertanggungjawabkan kematian an". Golongan murji'ah menyatakan bahwa ketiga pihak itu
'Usman.11O Setelah kemudian 'Ali wafat terbunuh maka tetap mukmin. Mungkin sebagian mereka salah dan se-
Mu'awiyah menyatakan kekuasaannya sebagai khalifah dan bagian benar, namun siapa yang salah dan siapa yang
memerintah dengan tangan besi terhadap siapa saja yang benar tidak diketahui, karena itu mereka menyerahkan ke-
tidak menyetujuinya. Selanjutnya Mu'awiyah mewariskan putusan kepada Allah.115 Golongan mu'tazilah yang muncul
kekuasaan itu kepada keturunannya berturut-turut selama belakangan pada mulanya tidak berlatar belakang politik,
satu abad. Salah satu keturunan 'Abbas berkoalisi dengan bagaikan pendekar yang mengutamakan pendekatan rasio-
keturunan 'Ali menumbangkan kekuasaan itu dan meme- nal berusaha mengatasi krisis yang terjadi,116 dan mereka
rintah selama kurang lebih lima abad selanjutnya dan ke- berhasil menarik simpati sejumlah khalifah 'Abbasiyah. Ber-
turunan Mu'awiyah yang tersingkir membangun kekuasaan sandar kepada kekuasaan itu mereka bukan saja menjadi
baru di Spanyol.111 pemersatu dari perselisihan yang terjadi, tetapi sebaliknya
Mengiringi rentetan konflik soal khilafah pengganti Nabi menjadi malapetaka. Fanatisme pendapat yang berlebihan
Muhammad antara Bani Hasyim di mana pihak 'Ali dan akhirnya menjadi bumerang bagi siapa saja yang tidak
'Abbas berasal dengan Bani Ummayyah asal nenek moyang setuju dengan pendapat-pendapat mu'tazilah.117
'Usman dan Mu'awiyah--setelah khalifah 'Umar tutup ha- Imam Asy'ari (118 mengemukakan ada sepuluh golongan
yat--timbul rentetan konflik lain yang menyangkut sendi- yang berselisih dan berbeda pendapat namun mereka ter-
sendi utama keagamaan dan muncul kelompok-kelompok pecah-pecah lagi menjadi beberapa cabang, ada yang sam-
dengan pendukung mereka masing-masing. Kelompok pen- pai 15, 20 atau 24 cabang pecahan.119 Al-Baghdadi (120 ber-
dukung 'Ali yang kelak dikenal dengan nama Syi'ah (peng- usaha melacak jumlah 73 firqah yang diisyaratkan Nabi
ikut) berkembang menjadi kelompok yang sangat fanatik. Muhammad dalam salah satu hadisnya (l21 dan mencoba
Mereka berpendirian bahwa tiga orang khalifah pendahulu menjelaskan firqah yang benar yaitu 'yang mengikuti aku
'Ali sejatinya merampas hak 'Ali. Mu'awiyah dan kawan- dan para sahabatku', namun ternyata jumlahnya (kurang
kawan serta Bani 'Abbas dipandang sama dengan para lebih) 101 firqah kemudian digolong-golongkan satu sama
khalifah itu.112 Sementara itu akibat tahkim dalam pem- lain akhirnya menjadi 73, belum termasuk 21 firqah lain
berontakan Siffin(113 antara pihak 'Ali dan Mu'awiyah mun- yang digolongkan telah menyimpang dari Islam walaupun
cul kelompok khawarij yang tidak setuju. Mereka meng- mereka sendiri menyatakan Islam.122
anggap tahkim itu melanggar hukum Tuhan, sebab Mu'a Pola pemahaman keagamaan yang merujuk kepada sun-
wiyah jelas melakukan pemberontakan karena itu harus nah Nabi dan para sahabat untuk memahami sumber pokok
59 60
ajaran Islam al-Qur'an sebenarnya telah dirintis oleh para semata-mata. Kedua, sunnah berarti hadis Nabi Muhammad
sahabat sendiri. Ketika terjadi fitnah pada akhir zaman yaitu meyakini kebenaran hadis sahih sebagai dasar ke-
khulafa rasyidun sejumlah sahabat antara lain ibn 'Umar, ibn agamaan. Rangkaian kata sunnah dengan jama'ah menjadi
'Abbas, ibn Mas'ud dan lain-lain menghindarkan diri dari ahl al-sunnah wa al-jama'ah yang ditulis dalam bahasa In-
konflik itu dan menekuni bidang keilmuan dan keagamaan. donesia ahlussunnah waljamaah memberi arti bahwa dasar
Dari kegiatan mereka inilah kemudian lahir sekelompok keagamaan yang dianut bersumber kepada al-Qur'an dan
ilimuwan sahabat yang kemudian mewariskan tradisi ke- sunnah Nabi dan sunnah para sahabat atau lazim dengan
ilmuan itu kepada generasi berikutnya para tabi'in. Selan- ungkapan ijma' sahabat, yaitu tradisi yang telah melembaga
jutnya kemudian lahir para muhaddisun (ahli hadis), ulama dalam kehidupan sosial keagamaan para sahabat Nabi sete-
fikih dan tafsir. Mereka menulis selain dalam bidang ke- lah Nabi Muhammad wafat,131 khususnya zaman khulafa
ahlian masing-masing juga menulis ilmu kalam yang me- rasyidun.
nyanggah pendapat-pendapat yang mengabaikan sunnah Pola dasar pemahaman keagamaan yang demikian ini
Nabi dan para sahabat dalam menginterpretasikan ayat- berbeda dengan golongan khawarij, syi'ah atau mu'tazilah.
ayat al-Qur'an mengenai soal-soal pokok agama (usul aI- Mereka umumnya menekankan interpretasi rasional dalam
din). Imam Abu Hanifah (767 M) menulis al-Fiqh al-Akbar memahami ayat-ayat mutasyabihat dan mengabaikan hadis
yang menyanggah pandangan jahmiyah dan qadariyah.123 Nabi Muhammad maupun tradisi sahabat Nabi.132 Imam
Imam Syafi'i (820 M) menulis judul yang sama dengan Asy'ari dalam MaqaIat aI-Islamiyyin mengemukakan bahwa
pendahulunya;124 Imam Ahmad ibn Hanbal (855 M) me- rujukan ahlussunnah waljamaah untuk memahami ayat-
nulis buku al-Radd 'ala al-Zanadiqah wa al-jahmiyyah;125 Imam ayat al-Qur'an berpedoman kepada hadis Nabi menurut
Bukhari (870 M) menulis buku Kitab Khalq Af'al al-'Ibad wa riwayat para sahabatnya dalam hal ini termasuk 'Ali ibn
al-Radd 'ala al-jahmiyyah wa Ashab al-Ta'til;126 dan Imam Abi Talib yang memperoleh penghargaan luar biasa ka-
al-Darimi menulis Kitab al-Radd 'ala al-Jahmiyyah dan al-Radd langan syi'ah sebagai imam yang paling agung.133 Tidak
'ala al-Marisi al-'Anid.127 Buku-buku tersebut merupakan se- kurang banyaknya jalur sanad hadis Nabi dalam lingkungan
bagian dari buku lain yang ditulis sekitar abad ke-8 dan 9 ahlussunnah waljamaah melalui mata rantai orang-orang
Masehi atau 2 dan 3 Hijriah yang berusaha meneguhkan syi'ah. Imam Malik antara lain meriwayatkan hadis dari
peran sunnah Nabi dan para sahabat untuk memahami Abu Zar dan Ja'far al-Sadiq (salah seorang imam syiah).134
ayat-ayat al-Qur'an khususnya yang berhubungan dengan Akhirnya patut dikemukakan pendapat Ibn Taymiyyah ten-
dasar-dasar agama (usul ad-din). tang mazhab ahlussunnah waljamaah:
Golongan yang mengikuti pola ini kemudian dikenal de-
ngan nama ahlussunah waljamaah atau ahlussunah. Imam Mazhab ahlussunnah waljamaah merupakan mazhab yang
Asy'ari kadang-kadang mengungkapkan dengan sebutan ahl telah lama. Disebutkan Abu Hanifah, Syafi'i, Malik dan
al-sunnah wa al-istiqamah atau ahl al-jama'ah.128 Dari segi Ahmad
nama menurut Jalal Muhammad Musa mempunyai dua ibn Hanbal (pengikut mazhab ini). Mazhab tersebut
pengertian.129 Pertama, sunnah berarti metode atau tariqah merupakan
yaitu mengikuti metode para sahabat dan tabi'in serta salaf mazhab sahabat yang mereka terima dari Nabi mereka. Siapa
dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat (130 dengan menye- yang menyimpang dari mazhab tersebut dia pembid'ah, me-
rahkan sepenuhnya pengertian ayat tersebut kepada Allah nurut faham ahlussunnah waljamaah. Mereka sepakat bahwa
sendiri, tidak mereka-reka menurut daya nalar manusia ijma' sahabat sebagai hujjah, dan mereka berselisih faham ten-
61 62
tang ijma' sesudah mereka.135 Simoen Ed., bendahara Sjech Moehammad Alamoedi. Anggota
Sa'id Idroes Almasjhoer, Mas Mansur, Hasan Gipo, Mansur Ja-
mani, Oemar Hoebesj, dll. Bendera Islam, 30 Oktober 1924.
Umumnya mazhab ahlussunnah waljamaah, setidaknya
di Indonesia, dikaitkan dengan mazhab-mazhab fikih Abu 71. Lihat halaman 53-54.
Hanifah, Malik, Sayfi'i dan Ahmad ibn Hanbal. Mengingat
soal fikih menyangkut kebutuhan keseharian masyarakat 72. Sebagian peserta tidak setuju membentuk Komite karena kha-
dalam pelaksanaan ibadah dan mu'amalah maka wajar bila watir tidak mendapat sambutan di Kairo. Mereka menghendaki
mazhab ahlussunnah waljamaah lebih sering terkait dengan Komite dibentuk setelah pertemuan di Kairo. Sebagian lagi meng-
mazhab fikih tersebut. Selain itu keempat imam mazhab anggap pengiriman utusan biayanya cukup besar, lebih baik un-
fikih tersebut dengan tegas menyatakan pendiriannya se- tuk membangun madrasah atau lainnya. Ahmad Ghana'im, guru
bagai golongan ahlussunnah waljamaah yang menentang sekolah berasal dari Mesir, meyakinkan peserta kongres delegasi
pendapat-pendapat aliran mu'tazilah dan qadariyah maupun akan disambut balk di Kairo: Kongres kemudian menyetujui pe-
jahmiyah. Dalam anggaran dasar NU juga di sebutkan: ngiriman delegasi ke Kairo. Bendera Islam, 30 Oktober 1924.
Ahmad Ghana'im mendampingi Kyai Wahab sebagai utusan NU
Adapoen maksoed perkoempoelan ini jaitoe memegang de- ke Mekkah tahun 1928.
ngan tegoeh salah satoe dari mazhabnja Imam empat jaitoe
Imam Moehammad bin Idris asj-Sayfi'i, Imam Malik bin 73. Bendera Islam, 7-8 Desember 1924.
Anas,
Imam Aboe Hanifah An-Noe'man, ataoe Imam Ahmad bin 74. Ibid.
Hambal,dan mengerdjakan apa sadja jang mendjadikan kemas-
lahatan agama islam.136 75. Ibid.
Memeriksa kitab-kitab sebeloemnja dipakai oentoek
mengajar, 76. Soedio-Tomo, nomor 3, 6 Tanuari 1925, dikutip dari Bendera
soepaja diketahoei apakah itoe daripada kitab-kitab Ahli Soe- Islam, 15 Januari 1925.
nnah wal Djama'ah ataoe kitab-kitab Ahli Bid'ah.137
77. Dalam kongres Al-Islam di Surabaya tahun 1924 sudah tersiar
rencana Husin. Hasan All, salah seorang peserta kongres, meng-
Catatan usulkan tidak usah mengirim delegasi balk ke Kairo maupun
Hijaz. Bendera Islam, 30 Oktober 1924.
67. Bendera Islam, 14 Oktober 1924. Agus Salim mengemukakan bahwa setelah Turki jatuh, maka
Inggris yang terlibat dalam perang dunia melawan Turki, "me-
68. Ibid. nempatkan Syarif Husin digiring menjadi khalifah. Akan tetapi
'boneka' Inggris itu tidak cakap memimpin, timbul kekacauan
69. Ibid. akhirnya digulingkan Ibn Sa'ud dari Nejd". H. Agus Salim, da-
lam Bendera Islam, 7-8 Desember 1925.
70. Komite yang dibentuk terdiri atas ketua Wondoamiseno dan Menurut Kyai Wahab justru ibn Sa'ud yang diproyek Inggris
wakil K.H. Abdul Wahab, sekretaris A.M. Sangaji dan wakil R. untuk menggulingkan Syarif Husin, sebab yang terakhir ini ber-
63 64
pihak ke Turki melawan Inggris. Akan tetapi pada akhirnya besar serta syuhada abad pertama tidak dibongkar. Usul ini
kawasan Timur Tengah terpecah-pecah menurut skema Balkan memang beralasan mengingat peristiwa masa lalu gerakan
jadi beberapa negara kecil di bawah kontrol negara-negara Barat. Wahabi yang pernah mencoba menghancurkan bangunan makam-
Soal pendapat Kyai Wahab, wawancara dengan Abdurrahman makam tersebut.
Wahid dan H. Hamid Baidlowi di Jakarta 27 Februari 1990.
85. Kongres Yogyakarta memutuskan delegasi yang dikirim H.
78. Berita surat kabar Al-Ahram yang dikutip Hindia Baroe me- Abdullah Siradj, Penghulu Pakualaman, dan Soegeng. Nama ter-
nyebutkan bahwa penyerbuan Ibn Sa'ud yang berhasil menguasai akhir dipilih karena mampu berbahasa Inggris. Kongres itu.di-
Hijaz didasari tekad yang bertujuan untuk menertibkan pelak- hadiri utusan SI43, Muhammadiyah 10 dan selebihnya organisasi
sanaan ibadah haji. Pernyataan IIbn Sa'ud itu disampaikan dalam lokal. Hindia Baroe, 8 Februari 1926.
pertemuan yang dihadiri kurang lebih 300 orang utusan ulama
Arab yang sebagian di antara mereka datang dari Syiria, Mesir, 86. Ibid.
dan Irak. Hindia Baroe, 30 Tanuari 1925.
87. Ibid.
79. Juru Pengusaha Kongres Al-Islam Dunia di Kairo yang akan
membahas soal khilafah mengumumkan bahwa kongres diundur- 88. Komite dibentuk oleh Kyai Wahab mendapat dukungan or-
kan satu tahun karena alasan tersebut. Hindia Baroe, 22 Januari ganisasi Islam lokal di Surabaya, seperti Ta'mirul Masajid, Atta'-
1925. Pengumuman ditandatangani Syeikh Al-Islam, Presiden dibiyah, Wataniyah, dan lain-lain. Namun sebelum itu Kyai Wahab
Kongres, Mohammad Abu 'l-Fadl. juga sudah mendapat dukungan ulama besar antara lain Kyai
Asj'ari, Kyai Asnawi dan lain-lain. Sejarah Perjuangan.
80. Lihat halaman 52.
89. K.H. Abdul Halim menjabat tata usaha Nahdatul-Watan. Kyai
81. Hindia Baroe, 30 Januari 1925. Hasjim Asj'ari sering memanggilnya dengan sapaan Mas Zawil-
Halim, Sdr. yang pemurah.
82. Ibid.
90. K.H. Abdul Halim, Sejarah Perjuangan, h. 12-13.
83. Berita surat kabar Al-Ahram dikutip dari Hindia Baroe, 30
Januari 1925. 91. Ibid, h. 13.

84. Deliar Noer menyebutkan bahwa dalam kongres Al-Islam di 92. Ibid, h. 18.
Bandung,'K.H. A. Wahab atas nama kalangan tradisi mengajukan
usul-usul agar kebiasaan-kebiasaan agama seperti membangun 93. K.H. Abdul Halim, Sejarah Perjuangnn.
kuburan ...', Gerakan Modern, h. 243. Pemyataan tersebut mungkin
kesalahan sumber yang dikutip, sebab kebiasaan tersebut tidak 94. Ibid.
lazim dalam tradisi ulama pesantren. Sekalipun ada beberapa
makam ulama seperti para wali sembilan atau ulama lain makam- 95. Perkiraan waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan ra-
nya dibangun, tetapi kemungkinan besar yang dimaksud Wahab pat 31 Januari 1926 memerlukan waktu sedikitnya satu bulan.
ialah usul agar makam Nabi Muhammad dan empat sahabat Keadaan transportasi dan alat komunikasi waktu itu tidak sebaik
65 66
sekarang ini. MIAI dan kongres Al-Islam diperbaiki, tidak semua perhimpunan
Dua nama terakhir termasuk alumni yang mengikuti kursus Islam besar atau kecil, mempunyai cabang yang banyak atau
yang diselenggarakan Nahdatul-Watan tahun-tahun sebelumnya. hanya beberapa orang anggota saja, mempunyai suara yang sama.
Ibid., h. 12. Bahkan utusan ranting sebuah perkumpulan berkedudukan sama
dengan sebuah pengurus pusat perhimpunan yang mempunyai
96. Utusan yang dikirim K.H. Asnawi dan K.H. Bishri kemudian cabang-cabang. Menurut NU hal ini tidak benar. Kongres Al-
digantikan K.H. Abdul Wahab dan Ahmad Ghana'im karena Islam selanjutnya menetapkan anggota MIAI atau kongres al-
yang pertama berhalangan. Islam diwakili pengurus pusat perhimpunan, jika pengurus pu-
satnya tidak termasuk anggota boleh diwakili salah satu cabang
97. K.H. Abdul Halim, Sejarah Perjuangan, h.14. atas izin dari pengurus pusatnya. Lihat ulasan Islam Congres ke 2,
dalam Berita NO, nomer 15, tahun 8, 1 Juni 1939. Lihat pula
98. Bendera Islam, 1 Januari 1925. anggaran dasar MIAI fasal 5 dan keputusan kongres Al-Islam ke
I, 1938, di Solo. Boekoe Peringatan MIAI, h. 8 dan 31.
99. Ibid., 23-24 November 1925.
104. Selanjutnya mengenai hubungan NU-Masyumi lihat bab IV,
l00. K. H. Fachroeddin membawa mandat dari 138 perkumpulan khususnya sub-bab "Kemelut dan Gagasan Federasi".
Islam di Yogyakarta. Utusan perkumpulan Islam lainnya seba-
nyak 97 + 138 = 235. Hindia Baroe, 9 Februari 1926. Angka 138 105. Tali melingkar dengan 99 buah lekukan melambangkan
ini asma' al-husna (nama-nama Allah yang bejumlah 99) dan dua
agak membingungkan sebab cabang Muhammadiyah ketika itu buah ikatan di bawah melambangkan habl min AIlah habl min
baru 38 cabang. Hindia Baroe, 4 Maret 1926. Kemungkinan salah al-nas (tall Allah dan tall manusia). Lihat H.M. Hasjim Latief, NU
dari sumber Hindia Baru. Jumlah 235 juga dari Hindia Baroe. Penegak Panji Ahlussunnah Waljamaah, (Surabaya: Pengurus NU
Wilayah Jawa Timur, 1979), h. 41-42.
1O1. Seperti dikemukakan Agus Salim pada bagian terdahulu per-
tentangan semata-mata mengenai hal-hal yang kecil-kecil yang 106. Bahan tentang penciptaan lambang NU dihimpun dari wa-
bukan mengenai pokok agama.Bendera Islam, 7 Januari 1925. wancara dengan H. Abdul Mudjib Ridwan, (60 tahun), putera
K.H. Ridwan, dan beberapa orang yang menghadiri muktamar
102. Beberapa utusan ranting organisasi ialah Muhammadiyah itu.
Sumberpucung, Malang; SI Godekan, Yogyakarta; SI Petemon,
Surabaya, dan lain-lain. Bendera Islam, 1 Januari 1925. 107. Sa'ad ibn 'Ubadah tidak bersedia menyatakan bai'ah kepada
Abu Bakar maupun 'Umar, meninggal pada zaman Khalifah
103. Semula NU mencemaskan peristiwa yang terjadi dalam 'Umar memegang jabatan di Syiria. Ibn Qutaibah ad-Dinawari
kongres Al-Islam yang lalu akan tejadi pula dalam kongres Al- (276 H), al-lnuimah wasSiyrisah I, (Kairo: Mu'assasah al-Hulbi wa
Islam yang diselenggarakan MIAI. NU menghendaki untuk me- Syurakah, 1976), h. 17-18. Selanjutnya al-Imamah.
mulai lembaran baru, melupakan silang sengketa masa lalu, ka-
rena itu NU menuntut kongres Al-Islam yang diselenggarakan 1O8. Gagasan itu mendapat dukungan dari 'Abbas, Talhah dan
MIAI sebagai kongres yang pertama. Tuntutan ini akhirnya di- Zubair.'Ali kemudian mendatangi Abu Bakar dan menyatakan
terima sidang. Selain itu NU juga menghendaki agar organisasi kekecewaannya karena hak kerabat Nabi telah dirampas. Dalam
67 68
pertemuan dengan elite Ansar orang-orang Muhajirin mengatakan
bahwa Nabi Muhammad berasal dari kabilah Quraisy, kabilah 116. Tarikh II, 156. Lihat pula Faisal Badrun, 'Ilm al-Kalam wa
mereka, karena itu wajar bila pengganti Nabi Muhammad dari Madarisuh. (Kairo: Maktabah al-Hurriyyah al-Hadisah, 1982), h.
kabilah itu. Atas dasar pertimbangan tersebut kemudian 'Ali 263.
mengklaim jabatan itu karena dia berasal dari kerabat Nabi sen- Selanjutnya disebut 'Ilm al-Kalam.
diri. Lihat al-Imamah I, h. 18-22 dan Ibrahim Hasan, Tarikh al-
Islam 117. Tarikh II, h. 160-161, 'Ilm al-Kalam, h.266 dan 'Abd al-Qahir
as-Siyasi wad-Dini was-Saqafi wal-Ijtima'i II, (Kairo: Maktabah al-Baghdadi, al-Farg Bain al-Firag, (Beirut: Darul-Kutub al-'Ilmiy-
an- yah, 1985), h. 87-150. Selanjutnya disebut al-Farg.
Nahdah al- Misriyah, 1976), h. 1-6.Sin. Tarikh.
118. Abu Hasan 'Ali ibn Isma'il al-Asy'ari, wafat 324 H/936M.
109. Ahmad Amin, Fajr al-Islam, (Singapura : Sulaiman Mar'i,
1965), h. 254. Selanjutnya dikutip Fajr al-Islam. 119. Abu Hasan 'Ali ibn Isma'il al-Asy'ad Maqalat al-lslamiyyin
wa Ikhtilaf al-Musallin, (Weisbaden: Franz Steiner Verlang
110. Talhah dan Zubair terbunuh dalam pemberontakan Jamal an- GMBH,
tara 'A'isyah dengan 'Ali, mereka di pihak 'A'isyah. Mu'awiyah 1980), h. 5. Selanjutnya disebut Maqalat.
melakukan pemberontakan kepada 'Ali dalam perang Siffin. Da-
lam perang itu terjadi tahkim (arbitrase), namun muncul kelompok 120. Abd al-Qahir ibn Tahir ibn Muhammad al-Baghdadi, wafat
yang tidak setuju, sebab apa yang dilakukan Mu'awiyah adalah 429 H/1037 M.
suatu pemberontakan terhadap imam yang sah, karena itu mereka
menyatakan kedua kelompok yang melakukan tahkim salah dan 121. Salah satu hadis menurut teks Tirmizi:
berdosa besar. Kedudukan mereka kafir karena telah menyimpang
dari hukum Allah. Fajr al-Islam, h. 254-255 dan al-Imamah I, h. "iftaraqat al-Yahud 'ala ihda au tsintaini wa sab'ina firqatan wa
31-139. tafar-
raqat al-Nashara 'ala ihda au tsintaini wa sab'ina firqatan wa
111. Tarikh II, h. 151-152 dan al-Imamah I, h. 31-139. taftariqu
ummati 'ala tsalatsin wa sab'ina firqatan"
112. Ahmad Amin, Duha al-Islam I, (Kairo: Maktabah an-Nahdah
al-Misriyah, 1964), h. 26'-287. Selanjutnya Duha al-lshm. (Ummat Yahudi terpecah 71 atau 72 golongan dan ummat Nasrani
terpecah
103. Ahmad Amin, Fajr al-Islam, (Singapura : Sulaiman Mar'i, sejumlah itu. Ummatku (akan) terpecah 73 golongan)
1965), h. 254. Selanjutnya dikutip Fajr al-Islam. (Catatan kaki
nomer Hadis ini diriwayatkan Tirmizi, Abu Dawud, Ahmad ibn Han-
5). bal, Nasa'i, Ibn Majah dan Hakim. Imam Tirmizi meriwayatkan
dari empat jalur sanad: Abu Hurairah, Sa'ad,'Abdullah ibn 'Amr
114. Duha al-Islam, h. 256-265. dan 'Auf ibn Malik. Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad
Abu Hurairah sedang Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas ibn
115. Duha al-Islam, h. 279-303. Malik dengan dua jalur sanad.
69 70
Imam Tirmizi menilai hadis sanad Abu Hurairah hasan sahih. mengikuti sunnah Nabi dan para sahabat Nabi antara lain:
Dalam teks sanad 'Abdullah ibn 'Amr menurut riwayat Tirmizi
terdapat kalimat: "fa 'alaikum bi sunnati wa sunnati al-khulafa' ar-rasyidin al-
mahdiyyin
"kulluhum fi al-nar illa millatan wahidah, qala: man hiya ya rasu- 'addzu 'alaiha bi an-nawajid"
lullah? qala: ma ana 'alaihi wa ashabi"
(Maka ikutilah sunnahku dan sunnah khulafa rasyidun yang diberi
(Semua masuk neraka kecuali satu golongan. Sahabat bertanya petunjuk. Peganglah erat kedua sunnah itu). Hadis ini diriwa-
'Siapakah golongan itu, ya Rasul?' Rasul menjawab 'Yang meng- yatkan oleh Tirmizi, Abu Dawud, Ahmad ibn Hanbal, Ibn Majah,
ikuti aku dan para sahabatku), namun hadis ini dinilai Hakim, Tabrani dan ibn Hibban. Jalur sanad hadis ini banyak
karena salah seorang perawinya yaitu 'Abdur-Rahman ibn Zay- dengan teks yang berbeda-beda. Secara keseluruhan nilainya ha-
yad tergolong daif. Mengingat hadis tersebut diriwayatkan dengan san sahih, tetapi Hakim menilai sahih menurut syarat Bukhari dan
banyak sanad Imam Tirmizi menilai hasan gharib. Muslim. Demikian pula ibn Hibban menilai sahih. Ibn Hajar al-
Hakim menilai sahih menurut syarat Bukhafi dan Muslim. 'Asyqalani juga menilai sahih. Lihat Muhammad 'Alan as-Sa-
Dalam riwayat Ahmad ibn Hanbal terdapat kalimat : diqi, Dalil al-Falihin ii Turuq Riyad as-Salihin I, (Kairo : Mustafa
al
"fa tahliku ihda wa sab'ina wa takhlisu firqatun, qalu: ya rasulallah Babi al-Halabi, 1$71), h. 413-16.
man tilka al-firqah, qala: al-jama'ah al-jama'ah"
122. Lihat al-Farq.
(Maka hancur 71 golongan dan selamat satu golongan. Mereka
bertanya, 'Siapakah itu?' Rasul menjawab 'Jamaah, jamaah'). 123. Buku ini dikomentari (syarh) oleh Imam Maturidi (944 M),
Syarh al-Fiqh al-Akbar li Abi Hanifah, (Kairo: Matba'ah al-
Para ulama menafsirkan 'perpecahan' yang dimaksud dalam Qahirah,
hadis tersebut ialah perpecahan mengenai pokok agama (usul 1325 H).
al-din), bukan perpecahan karena perbedaan dalam soal furu' yang
menyangkut hukum halal-haram. 124. Lihat Jalal Muhammad Musa, Nasy'h al-Asy'ariyyah wa Tataw-
Lihat Muhammad 'Abdur-Rahman Kafuri Tuhfah al-Ahwazi bi wuruha, (Beirut: Dar al-Fikr al-kutub, 1975), h. 20. Selanjutnya
Syarh Jami' Tirmizi VII, (Kairo: Mat-ba'ah al-Majalah al-Hadisah, dikutip Nasy'ah.
1967), h.397-400; Abu Tayyib Muhammad Syams al-Haq al-'Azim
al-Abadi,'Aun al-Ma'bud bi Syarh Sunan Abi Dawud XII, 125. Ali Sami al-Nasyr dan 'Ammar Jam'i at-Talibi,'Aqa'id al-
(Lebanon: Salaf, (Iskandaria: al-Ma'arif, 1971).
Dar al-Fikr al-Maktabah as-Salafiyah, 1979), h. 340, 358-60; Ibn
al-'Arabi al-Maliki, al-'Aridah al-Ahwazi bi Syarh Sahih Tirmizi, 126. Ibid.
X,
(Kairo : Dar al-Wahy al-Muhammadi, t.t.), h. 108-i09; dan Ahmad 127. Ibid. Al-Marisi ialah Bisyr ibn Ghayyas al-Marisi (218 H)
ibn Hanbal, Musnad Imam ibn Hanbal III, (Lebanon : Maktab salah seorang dari aliran Murji'ah yang berfaham qadariyah. Lihat
al-Islami, t.t.), h. 120 dan 145. Maqalat, h. 140-143 dan 516.
Selain hadis di atas terdapat riwayat yang menganjurkan untuk
71 72
128. Maqalat, h. 454-455. disebutkan secara eksplisit ahlussunnah waljamaah, namun
tujuannya disebutkan 'Menegakkan Sjari'at Islam dengan
129. Nasy'ah, h. 15-16. haluan salah satu dari Empat Mazhab.138 Tahun 1979 dalam
muktamar NU XXVI di Semarang disebutkan bahwa tujuan
130. Ayat mutasyabihat ialah ayat yang mengandung kata yang NU ialah 'Menegakkan syari'at Islam menurut haluan Ah-
artinya, kurang atau tidak jelas atau memang arti katanya ganda lussunnah waljamaah ialah Ahlil-Mazahibil-Arba'ah'139 Se-
(isytirak) seperti kata wajh, yad (tangan),'arsy, atau inzal (turun) lanjutnya tahun 1984 dalam muktamar ke XXVI di Situ-
dalam bidang kalam dan lams atau guru' dalam bidang fikih. bondo NU menetapkan Pancasila sebagai asas organisasi
mendahului penetapan undang-undang mengenai hal itu
131. Taqiyyddin ibn Taymiyah, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah fi dan menambah pasal akidah yang dirumuskan:
Naqd Kalam as-Syi'ah wa al-Qadariyyah, (Marwa-Mekka: Dar al-
Baz, t.t.), jilid II, h. 102-105. Selanjutnya disebut Minhaj NAHDLATUL ULAMA sebagai Jam'iyah Diniyah Islamiyah
asSunnah. beraqidah Islam menurut faham ahlussunnah wal jamaah
meng-
132. Salah satu mazhab fikih ahlussunnah waljamaah yaitu maz- ikuti salah satu mazhab empat: Hanafi, Maliki Syafi'i dan
hab Abu Hanifah dikenal sebagai ahl ar-ra'y (rasional) tetapi Hanbali.140
sebutan ini tidak berarti Abu Hanifah mengabaikan sunnah Nabi
dan sahabat. Mazhab ini memang dikenal lebih kritis terhadap Perubahan-perubahan anggaran dasar bukanlah soal
hadis Nabi terutama hadis ahad yang sanadnya tunggal, namun yang penting untuk menilai ciri pokok faham keagamaan
jika menurut penelitiannya hahis itu Sahih tetap diterima. NU. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit seperti ang-
garan dasar tahun 1979, tidak berarti NU telah mening-
133. MaqaIat, h. 290-297. galkan faham dasar keagamaannya ahlussunnah waljamaah.
Bahkan boleh dikatakan apa yang tertuang dalam anggaran
134. Muhammad Kamil Husain, "Muqaddimah", dalam Muwattta' dasar merupakan aspek formal dari kehidupan keagamaan
edisi Kitab as-Sya'b, t.t., h. 21. Lihat pula Abu Zahrah, Malik NU.141 Di balik formalitas itu masih terdapat warna yang
Hayatuh wa 'Asruh Ara'uh wa Fiqhuh, (Beirut: Dar al-Fikr al- sebenamya dari sifat dan corak gerakan yang menjadi inti
'Arabi, 1952). pokok kehidupan keagamaan NU.

135. Minhaj alSunnah, I, h. 256. E. PENDEKATAN USUL AL-FIQH

136. Statuten Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama, Rechts persoon, Seperti dikemukakan di muka ada dua pola pemahaman
tanggal 6 Februari 1930, nomer 1x, pasal 2. keagamaan yang berkembang pada awal sejarah Islam yaitu
pihak yang meneguhkan peran para sahabat sebagai mata
137. Ibid, pasal 3 ayat b. rantai transmisi pemahaman terhadap sumber pokok ajaran
Anggaran dasar ini mengalami beberapa kali perubahan agama dan pihak lain yang kurang atau tidak mengabaikan
antara lain tahun 1961 dan 1979, tetapi tetap pada acuan peran tersebut. Namun dalam perkembangannya kemudian
ahlussunnah waljamaah sebagai dasar gerakan keagamaan pola ini lebih banyak diterapkan dalam bidang kalam, sebab
NU. Dalam anggaran dasar tahun 1961, misalnya, tidak tidak sedikit ulama fikih golongan mu'tazilah yang tetap
73 74
menempatkan para sahabat Nabi sebagai rujukan dalam mad maupun tradisi sahabat Nabi yang telah melembaga
upaya mencari sumber pemahaman ajaran agama antara dalam kehidupan sosial keagamaan mereka yang dikenal
lain Qadi 'Abd al-Jabbar (915) dan Abu al-Husain al-Basri dengan istilah ijma' sahabat. Hanya saja yang pertama tetap
(1044).142 Bahkan sampai pada tingkat tertenlu pendekatan menerapkan hadis Nabi Muhammad maupun sunnah
logika rasional ilmu kalam yang berkembang pesat ketika sahabat sebagai dasar untuk merumuskan konsep-kon-
filsafat Yunani mulai memasuki dunia Islam melalui pener- sep ajaran kalam, sedang yang lain tidak demikian.
jemahan akhir abad dua Hijriah, maka bidang fiqih pun Bahwa aliran ahlussunnah waljamaah dengan aliran
tidak luput dari gelombang itu.143 Namun tidak lantas ha- mu'tazilah bisa sefaham dalam banyak hal tentang fikih,
dis Nabi Muhammad menjadi tidak diakui seperti halnya namun tetap tidak bisa sefaham tentang kalam. Perselisihan
sebagian pendapat ahli ilmu kalam. Gelombang pendekatan keagamaan yang tejadi di Indonesia sejak awal abad ini
analogi rasional yang memasuki fikih, seperti dikemukakan justru terjadi dalam soal-soal ditil fikih itu. Hal itu sebenar-
Imam Fakhr al-Din al-Razi (1210),144 karena ahl-hadis)145 mes- nya bukan merupakan polarisasi mazhab, sebab di dalam
kipun mereka hafal hadis-hadis Nabi namun mereka tidak mazhab ahlussunnah waljamaah sendiri perbedaan itu
mampu merangkum hadis-hadis itu secara sistematis dan bisa saja tejadi. Adanya mazhab-mazhab fikih di lingkung-
logis, sehingga mereka seringkali tidak mampu menjawab an sunni sendiri merupakan indikasi adanya perbedaan dan
soal-soal hukum yang berkembang di tengah masyarakat. polarisasi itu. Jika dilihat dari segi ini perbedaan faham
Salah satu aspek yang memberi konstribusi pendekatan yang terjadi antara NU dan sayap pesantren lainnya de-
logika rasional ialah munculnya ilmu usul al-Fiqh yang men- ngan aliran baru nonpesantren bukanlah karena perbedaan
sistemasi pokok-pokok teori dan dalil ilmu fikih ke dalam aliran mazhab yang dianut, setidaknya bila hal itu dikait-
kesatuan teori dan kaidah-kaidah hukum. kan dengan persoalan kalam. Perbedaan faham yang terjadi
Pendekatan usul al-Fiqh yang menggunakan asumsi ke- sebenarnya masih dalam lingkup sunni (ahlussunnah wal-
bahasaan dan logika rasional untuk menarik kesimpulan jamaah), sebab mereka tidak memperdebatkan perbedaan
teoritis sehingga tersusun dalil-dalil pokok untuk menge- tentang kalam.149 Beberapa masalah yang muncul yang
tahui ditil masalah menunjukkan adanya hubungan dengan akhirnya disengketakan ialah soal ijtihad, taqlid, sunnah,
filsafat dan kalam. Salah satu pengaruhnya ialah munculnya bid'ah dan soal-soal ditil lainnya tentang fikih dan ibadah.
dua pola pendekatan ilmu usul al-fiqh yaitu aliran mutakal- Dalam soal ijtihad dan taqIid, misalnya pernyataan pintu
limin (ahli ilmu kalam) dan aliran fuqaha atau dikenal pula ijtihad sudah tertutup terutama pada zaman Imam Hara-
aliran ahnaf (dari Abu Hanifah).146 Penulis buku usul al-fiqh main al-Juwaini dan al-Ghazali sebenarnya bukanlah dimak-
aliran pertama antara lain Imam al-Sayfi'i, Abu Hasan al- sudkan sebagai ketidakmungkinan adanya ijtihad baru,
Asy'ari, Abu Bakr al-Baqillani, al-Ghazali, Qadi 'Abd al- tetapi berkaitan dengan konteks zaman itu. Kebebasan ijti-
Jabbar, Abu Husain al-Basri, dan Fakhr al-Din al-Razi.147 had temyata menimbulkan dampak yang luas dengan mun-
Sedangkan penulis yang beraliran kedua antara lain al- culnya beragam perbedaan faham dalam skala komplek-
Maturidi, al-Kurkhi, al-Jassas, Abu Zaid al-Dabusi, al-Sar- sitas, bobot dan keragaman yang bertambah sulit untuk
khasi, dan Zain al-Din ibn Nujaim al-Hanafi.148 diselesaikan pemecahannya. Etik ilmiah untuk berijtihad
Pola pendekatan usul al-Fiqh ini dengan sendirinya me- tidak lagi menjadi perhatian yang memadai, setiap orang
lahirkan fenomena lain dari perpecahan yang tejadi dalam seakan bebas 'naik panggung' melakukan ijtihad. Kondisi
kalam antara ahlussunnah waljamaah dengan aliran mu'ta- ini tentu saja membawa dampak negatif. Namun seruan
zilah; mereka sama-sama menghargai hadis Nabi Muham- untuk membatasi ijtihad itu sendiri bukannya tanpa akibat
75 76
negatif pula, yaitu berhentinya semangat ilmiah ummat keagamaan dari guru ke guru sebelumnya yang diakui
Islam. Kritik pertama datang dari ibn Taymiyyah (f 150 memiliki otoritas dan mu'tabar.151 Tidak gegabah mengambil
tahun sesudah al-GhazaIi) yang dengan gigih menganjurkan kesimpulan hanya dengan membaca Qur'an dan hadis tan-
ummat Islam untuk melakukan ijtihad. Meskipun demikian pa diikuti kemampuan pemahaman bagaimana ulama ter-
dia toh tetap menyatakan dirinya bermazhab yaitu meng- dahulu terutama generasi sahabat Nabi dan tabi'in (ge-
ikuti Imam Ahmad ibn Hanbal, sebab metode istinbat hu- nerasi sesudah sahabat Nabi) menginterpretasikan ayat-ayat
kum yang digunakan mengacu kepada metode Ahmad ibn Qur'an maupun hadis Nabi itu. Sikap langsung mengambil
Hanbal. kongklusi dan mengabaikan transmisi interpretatif dari ula-
Di sinilah sebenamya akar dari issue ijtihad dan taqlid itu. ma terdahulu sebagai sikap ilmiah yang tidak memadai.
Kalangan NU dan pesantren lainnya lebih terkesan hati-hati Untuk itu maka perlu dilakukan kajian terhadap referensi
tidak bergairah untuk menjaga agar rentangan perbedaan lama yang membahas masalah-masalah yang timbul yang
yang muncul tidak bertambah lebar dengan menekankan pernah dilakukan ulama generasi sahabat yang kemudian
penggunaan metode analisis soal-soal keagamaan mengacu dibahas pula oleh generasi berikutnya dan seterusnya. NU
kepada metode yang telah dikembangkan para imam ma- pun kemudian menetapkan buku-buku mu'tabar yang di-
zhab itu, sebab sampai dewasa ini metode tersebut masih anggap memenuhi standar kriteria di atas. Namun sayang
dianggap yang paling mu'tabar (baku), belum muncul me- akibat dari sikap NU itu lembaga pendidikan pesantren
tode baru yang orisinal.150 Sementara kalangan aliran baru tidak cukup bersemangat mengembangkan dirinya menjadi
nonpesantren lebih vokal dengan anjuran ijtihad dan me- lembaga kajian yang mampu menelaah secara kritis pro-
ninggalkan taqlid, pada hal seiring dengan itu tidak atau blematik yang dihadapi. Para kyai umumnya memiliki pe-
belum memunculkan metode maupun hasil ijtihad yang ngetahuan yang luas dari hasil kajian mereka terhadap
baru. Issue yang muncul masih berkisar soal lama yang referensi lama namun mereka tak mampu mengapresiasi-
sudah muncul dari kalangan mazhab terdahulu dengan kan pengalaman itu menjadi kajian kritis orisinal yang
metode yang mereka kembangkan. mampu menjawab tantangan zaman. Tidak kurang dari
Walaupun kedua pihak mengesankan sikap yang ber- lima dasawarsa terakhir ini hanya sedikit sekali ulama NU
lainan, mereka belum atau masih kurang memberi kon- yang mampu mengapresiasikan pengalaman ilmiah mereka
trubusi yang memadai bagi pengembangan pemikiran ke ke dalam bentuk kajian kritis melalui penerbitan buku dan
agamaan. Sementara soal-soal furu' dilontarkan sebagian berkala lainnya. Berbeda dengan generasi pendahulu NU,
mereka dianggap karya ijtihad, kalangan lain menganggap muncul ulama dari lingkungan pesantren yang mampu me-
soal itu sebagai status quo yang bisa diterima ataupun di- nuangkan pemikiran ilmiah mereka meskipun karya itu
tolak, sebab mengenai soal itu merupakan soal ijtihad yang tidak ditulis ketika mereka melakukan kegiatan akademis
boleh diikuti dan boleh juga tidak. NU tidak mau diper- di pesantren tetapi di luar negeri seperti Kiyai Ihsan Kediri
salahkan karena mengikuti pendapat mazhab atau imam dan Kyai Nawawi Banten.
tertentu dan sebaliknya juga tidak menyalahkan orang lain
yang pendapatnya berbeda dengan pendapat yang diikuti F. KALAM, FIKIH DAN TASAWWUF
NU.
Sikap kehati-hatian ini bisa dilihat dari pernyataan ra'is Faham ahlussunnah waljamaah yang dianut NU memang
akbar K. H. Hasjim Asj'ari yang menganjurkan agar para tidak terbatas pada mazhab-mazhab fikih saja. Di bidang
ulama NU meneliti mata rantai transmisi ilmu pengetahuan kalam NU menganut mazhab Asy'ariyyah dan Maturidiyyah,
77 78
sedang dalam bidang tasawwuf menganut mazhab al- sudah Asy'ari mengembangkan pemikiran tersebut lebih
Junaid al-Baghdadi dan al-GhazaIi. Mazhab-mazhab fikih rasionalistis. Ini terlihat antara lain konsep kalam yang di-
sebenamya tidak terbatas empat mazhab saja, kurang lebih kembangkan al-Baqillani.
ada sepuluh mazhab, namun mazhab-mazhab yang lain itu Pendekatan tengah yang lebih moderat Asy'ari misalnya
tidak mengalami perkembangan dan pengikutnya sangat soal perbuatan manusia (af'al al-'ibad). Menurut aliran mu'ta-
terbatas akhirnya tinggal empat sampai lima mazhab saja zilah manusia menciptakan perbuatannya sendiri, karena itu
yang terus berkembang di tangan para pengikut mereka. manusia dituntut mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Mazhab kalam Asy'ari dan Maturidi dikenal pula sebagai Sementara menurut aliran jabariyyah manusia tidak mencip-
mazhab ahlussunnah waljamaah (ahI al-sunnah wa al-jama- takan perbuatannya, perbuatan manusia diciptakan Allah.
ah).152 Secara formal mazhab ini muncul setelah beberapa Asy'ari berpendapat ada dua unsur dari kekuasaan Tuhan
sekte kalam yang lain telah melembagakan diri sebagai dan unsur dari kekuasaan manusia sendiri. Unsur dari
suatu ajaran yang didukung kelompok masyarakat dan il- Allah berupa qudrah dan dari manusia berupa kasb. Agak-
muwan tertentu. Kritik terhadap konsep kalam mereka ke- nya Asy'ari sendiri mengalami kesulitan merumuskan kon-
mudian melahirkan suatu bangunan sistem keilmuan kalam sep tersebut, sehingga banyak ulama yang beranggapan
tersendiri yang akhirnya membentuk cabang sendiri dengan konsep tersebut masih bersifat jabariyyah, karena penciptaan
nama ahlussunnah waljamaah. Kritik ini tidak muncul se manusia terhadap perbuatannya sendiri tidak efektif. Peng-
bagai antitesa terhadap konsep kalam yang telah bermun ikut Asy'ari selanjutnya, antara lain al-Baqillani, berpen-
culan itu melainkan lebih berupa upaya peneguhan kembali dapat bahwa peran Allah dalam perbuatan manusia berupa
dari sebuah tradisi kalam yang sejak mula merupakan kon- genus (jins) dan peran manusia sendiri berupa species (naw')
sep Yang dianut bagian terbesar masyarakat Islam. Di ta Allah menciptakan genus gerak dan manusia menciptakan
ngan para pendiri mazhab ini yaitu Asy'ari dan Maturidi species gerak seperti dalam bentuk duduk, berdiri, jalan dan
kemudian konsep kalam itu memperoleh peneguhan kem- Selanjutnya empat mazhab fikih yang menjadi acuan NU
bali sebagai konsep kalam yang utuh. Dasar rujukan kritik merupakan sebagian dari mazhab fikih yang pernah ber-
mereka ialah konsep kalam yang telah dianut oleh pemuka- kembang dalam sejarah perkembangan hukum Islam. Me-
pemuka dan ilmuwan Islam sebelumnya mulai dari para reka adalah Abu Hanifah al-Nu'man (767), Malik ibn Anas
pendiri mazhab fikih sampai ulama tafsir dan hadis dan (795), Muh.ammad ibn Idris al-Syafili (820), dan Ahmad ibn
tokoh-tokoh ilmuwan generasi sahabat Nabi yang mene- Hanbal (855). Selain sekte syi'ah yang memiliki pandangan
guhkan kembali peran sunnah Nabi dan tradisi sahabat fikih sendiri dan mereka mengembangkan pemikiran fikih
sebagai mata rantai transmisi pemahaman kalam yang di- itu, maka sekte kaIam yang lain umumnya tidak jauh ber
tinggalkan sekte lain. beda dengan konsep pemikiran fikih ahlussunnah waljama-
Mazhab kalam Asy'ari merupakan jalan tengah antara ah. Ini barangkali karena perkembangan pemikiran kalam
rasionalisme mu'tazilah dan antropomorpisme jabariyyah de- mereka mencapai puncak pada abad tiga dan empat Hijriah
ngan pendekatan yang menggabungkan aspek rasional terus mengalami kemerosotan setelah mereka kehilangan
(akal) dan teks (naql).153 Sebelumnya masalah-masalah kalam tokoh atau lembaga pelindung penguasa politik yang di-
dalam tradisi sunni juga seperti halnya fikih dipandang dominasi kalangan sunni hampir sepanjang sejarah Islam.
hanya dari sudut naql atau teks, maka Asy'ari memelopori Mazhab fikih sunni juga mengalami perkembangan yang
pendekatan baru yang menggabungkan dua pendekatan dilakukan pengikut masing-masing mazhab itu. Mazhab
sekaligus, rasional dan tekstual. Akan tetapi generasi se- Abu Hanifah dikembangkan antara lain oleh Abu Yusuf,
79 80
mazhab Malik oleh al-Syatibi, mazhab Syafi'i oleh al-Nawa- Junaid maupun al-Ghazali merupakan kritik yang meng-
wi, dan mazhab Ahmad ibn Hanbal oleh Ibn Taymiyyah. gugat radikalisme dan liberalisme tasawwuf yang dikem-
Masing-masing melakukan kajian terhadap fikih mazhab bangkan Abu Yazid al-Bustami (875) dan Husain ibn Man-
dan menginterupsi beberapa bagian yang menjadi konsep sur al-Hallaj (928). Radikalisme dan liberalisme pemikiran
pendiri mazhab dan mengembangkannya menurut pemi- tasawwuf mereka sampai menafikan realitas kongkret ma-
kiran mereka. Dengan konsep mazhab empat ini secara nusia sendiri dalam konsep maqamat (tingkatan): fana' (ke-
teoritis NU memiliki keleluasaan menerapkan kebijaksanaan hancuran), baqa'(kekekalan), ittihad (kemanunggalan), dan
jam'iyahnya untuk mengantisipasi masalah-masalah yang hulul (penitisan). Proses pematangan kesadaran spiritual
timbul sehingga tidak kaku dengan berbagai alternatif dari menurut mereka dimulai dengan peniadaan kesadaran
pendapat-pendapat mazhab yang ada. Namun dalam prak- kongkret manusia (fana') untuk sampai ke kesadaran me-
teknya seringkali tradisi NU lebih banyak berkiblat kepada tafisis yang abadi (baqa') dan selanjutnya ke tingkat yang
mazhab Syafi'i dibanding kepada mazhab lain. Meskipun lebih tinggi, kemanunggalan (al-ittihad), tidak ada lagi wujud
demikian dalam lingkungan mazhab Syafi'i sendiri masih kecuali wujud Tuhan, sebab Tuhan telah mengambil tempat
dimungkinkan munculnya beberapa alternatif pemecahan menitis (hulul) dalam diri manusia setelah sifat kemanu-
karena tersedia beberapa pendapat yang berbeda. siaannya sirna.157 Konsep ini dikenal dengan istilah wahdah
Dalam bidang tasawwuf NU menganut faham sufi al- al-wujud Akibat dari konsep ini memang harus mereka
Junaid al-Baghdadi dan Abu Hamid al-Ghazal.155 Al-Junaid bayar sangat mahal. Al-Hallaj dihukum mati dan al-Bus-
mendapat gelar penghargaan Sayyid al-Ta'ifah (pemimpin tami dianggap orang gila yang ditinggalkan masyarakat.
sekte atau ummat) dan Tawus aI-Fuqara' (burung merak Kritik al-Junaid maupun al-Ghazali terhadap konsep ter-
para fakir, sebuah istilah tasawwuf untuk menyebut se- sebut mencoba meluruskan kembali konsep tasawwuf de-
orang imam, al-faqir), sementara Ghazali gelar penghargaan- ngan tetap berpijak pada realitas kongkret manusia sendiri.
nya Hujjah al-Islam (pembela Islam). Al-Ghazali tidak mem- Mereka membatasi maqamat tasawwuf hanya sampai ke-
bangun sekte tarekat sendiri tetapi bahwa dia seorang sufi pada mahabbah dan ma'rifah.158 Suatu tahap maqamat yang
besar terlihat dari karya tulisnya yang monumental antara tetap menempatkan manusia dalam kesadaran kongkret
lain Ihya' 'Ulum aI-Din dan Minhaj al-'Abidin. Tarekat al- dirinya sendiri. Menurut al-Junaid kesadaran tertinggi ialah
Junaid dikenal sesuai dengan namanya al-Junaidiyyah. Ta- al-sahw yang masih tetap dalam realitas kongkret asy-ya'
rekat ini tidak begitu populer di kalangan NU meski secara untuk menerima derita (mu'lim) atau nikmat (lazzah). De-
resmi mazhab tarekat tersebut dianut NU. Hal ini bukan ngan demikian tetap terdapat jarak antara manusia dengan
karena konsep sufisme tarekat tersebut tidak sesuai dengan Tuhan.
lingkungan pesantren, tetapi lebih disebabkan karena ta- Jadi mazhab ahlussunnah waljamaah yang dianut NU
rekat-tarekat yang berkembang di Indonesia dewasa ini merupakan pendekatan yang multidimensional dari sebuah
memiliki konsep sufisme yang menginduk kepada kedua gugusan konfigurasi aspek-aspek kalam fikih dan tasawwuf.
konsep sufi tersebut di atas. Kalau pun tarekat al-Ju- Ketiganya merupakan kesatuan yang utuh, masing-masing
naidiyyah tidak berkembang atau kurang populer barangkali tidak dipilah dalam trikotomi yang satu berbeda atau ber-
karena ketiadaan tokoh atau guru yang memperoleh jalur lawanan dengan yang lain. Meskipun demikian tidak se-
transmisi istima' (tatap dengar) dan ittiba' (mengikuti) me- luruh perilaku NU mampu mengapresiasikan kesatuan itu.
lalui guru ke guru yang sampai ke pada al-Junaid. Seringkali aspek fikih lebih menonjol dibanding aspek lain.
Seperti halnya dalam soal kalam, konsep tasawwuf al- Hal itu mungkin disebabkan karena kesulitan mengem-
81 82
bangkan wawasan yang komprehensif di tengah keragaman Afandi al-Jisr al-Tarabulisi (Tripoli,Lebanon) 1854-1909 M
tingkat pemahaman keagamaan jamaah NU sendiri. Umum- berjudul al-Khusun al-Hamidiyah li al-Muhafazah 'ala al-'Aqa
nya tokoh-tokoh puncak NU'yang berpengaruh, para kyai id al-Islamiyyah (Perbentengan Hamidiyyah untuk melindu-
yang alim, memiliki wawasan dari ketiga aspek tesebut di dungi akidah Islam), dan buku kedua ditulis oleh Abu Hamid
atas. al Ghazali berjudul al-Iqtishad fi al-I'tiqad (kesederhanaan
Suatu hal yang umumnya menjadi corak dari suatu pe- berakidah). Buku pertama ditulis pengarangnya sebagai
mikiran yang menginterupsi radikalisme dan liberalisme upaya merumuskan suatu ideologi ahlussunnah waljama'ah
pemikiran lain ialah bahwa pemikiran itu menjadi cen- untuk meneguhkan kekuasaan politik Sultan 'Abd al-Hamid
derung bersifat konservatif mengambil jalan tengah di an- penguasa Turki ke-34, tahun 1876-1909. Dalam kata
tara dua kubu ekstrem. Corak demikian mungkin sebagai pengarang menganjurkan agar buku tersebut disebarkan
konsekuensi dari keterikatan pemikiran itu sebagai upaya ke kantor-kantor kesultanan dan sekolah-sekolah untuk
menjaga keseimbangan dan stabilitas sosial budaya, sebab dibaca dan dipelajari. Tujuannya barangkali agar
pada dasarya sudah menjadi tradisi bangsa mana pun mereka memiliki kesatuan pandang dan wawasan akidah.
untuk lebih terdorong ke arah harmoni dan kestabilan Buku yang kedua yang ditulis: al-Ghazali tidak seperti itu,
Konsep kalam dan tasawwuf, bahkan mungkin juga fikih, namun kedua buku itu sama-sama mengakhiri bab penutup
mazhab ahlussunnah waljamaah tidak lepas dari konteks di kitab kalam tersebut dengan bab tentang kewajiban Islam
atas. Konsep pemikiran tersebut muncul sebagai kritik ter- membangun imamah (kekuasaan politik). Argumentasi me-
hadap konsep pemikiran kalam dan tasawwuf lain yang reka bertolak dari logika pemikiran bahwa tujuan pokok
radikal dan liberal untuk meneguhkan kembali tradisi pe- syariah Islam ialah adanya ketertiban agama nizam al-din),
mikiran yang sudah ada namun belum memperoleh wadah ketertiban itu tidak akan terwujud tanpa ketertiban ke-
kongkret sebagai konsep keilmuan sebagai upaya pene- hidupan sosial duniawi (nizam al-dunya ), dan yang terakhir
neguhan kembali sebuah tradisi pemikiran, maka sunnisme ini tidak akan terwujud tanpa ketertiban politik (imamah).
tentu sebagai pembelaan untuk menciptakan harmoni Logika pemikiran ini juga sering dilanjutkan, ketertiban
dan kesetabilan itu. Salah satu konsekuensinya ialah politik (imamah) tidak akan terwujud tanpa loyalitas (ta'ah),
pemikiran sunnisme tidak bisa atau sulit melepaskan tetapi dalam teologi maupun syari'ah Islam seringkali lo-
diri dari sifat konservatif untuk selalu mengambil jalan yalitas dalam bentuk kewajiban (sepanjang tidak menjurus
di antara ekstremisme, sebabnya ialah karena akan kepada maksiat). Dalam ilmu politik loyalitas diterjemahkan
terjadi keadaan saling berkepentingan antara kekuasaan partisipasi, dan itu tidak akan terwujud (dengan baik) tan-
politik untuk menjaga harmoni dan kestabilan dengan pa demokrasi. Jadi loyalitas itu bisa terwujud bila sistem
pemikiran itu sendiri yang memberi bobot dan legitimasi kekuasaan politik dijalankan secara demokratis dari rakyat.
harmonidan kestabilan itu. Pemikiran sunnisme memang Bertolak dari asumsi pemikiran tersebut di atas maka
tidak lepas dari realitas kekuasaan politik, hampir membangun kekuasaan politik (imamah) dalam Islam me-
sepanjang sejarah kekuasaan politik Islam selalu didominasi rupakan kemestian (daruri), tidak bisa tidak, sebab dengan
oleh hubungan yang harmoni antara kekuasaan politik cara itulah tujuan syari'ah Islam bisa diwujudkan. Konsep
sebagai pelindung dan di sisi lain konsep pemikiran kalam tersebut tentu saja mudah dimanipulasi oleh penguasa po-
sunni memberi bobot dan legitimasi peran kekuasaan politik.159 litik untuk meneguhkan dirinya sebagai pelindung agama,
Beberapa kitab di bawah ini mungkin bisa menunjukkan sebab hakekat kekuasaan politik mereka tujuannya untuk
kemungkinan tersebut. Buku pertama ditulis oleh Husein menciptakan ketertiban sosial politik dan ini merupakan
83 84
unsur penting dalam upaya menciptakan ketertiban agama. 138. Anggaran Dasar NU pasal 2 ayat a, Buku Kenang-kenangan
Dengan sendirinya kekuasaan politik itu memperoleh legi- Muktamar XII Partai NU, (Jakarta: PB NU, 1961).
timasi kekuasaannya secara sah. Model saling berkepenting-
an semacam ini menguntungkan kedua belah pihak, para 139. Anggaran Dasar NU pasal 2 ayat 2a, (Surabaya: PW NU Jawa
penguasa politik mendapat legitimasi kekuasaan politik me- Timur, 1979).
reka sah, dan sebaliknya konsep-konsep pemikiran keaga-
maan, khususnya kalam, mendapat perlindungan politik.160 140. Anggaran Dasar NU pasal 3, Keputusan Muktamar NU XXVII,
Apakah hal yang demikian hakekatnya merupakan suatu (Surabaya: PW NU Jatim, 1984).
harmoni?
Jika ditinjau dari aspek politik kemungkinan jawabannya, 141. Tahun 1984 NU menetapkan dalam AD-nya Pancasila se-
'ya'. Akan tetapi jika perlindungan politik itu pada akhir- bagai asas bermasyarakat dan berbangsa, tetapi masih mencan-
nya justru membatasi ruang gerak kebebasan ilmiah karena tumkan pasal tentang akidah Islam. Lihat Pemulihan Khittah NU
penekanannya pada aspek harmoni dan kestabilan sosial 1926, prasaran pada Konferensi Besar dan Munas Alim Ulama
politik maka dampaknya yang pasti adalah kemandulan NU, 1983 di Situbondo.
ilmiah itu sendiri. Hal inilah barangkali yang menyebabkan
miskinnya pengembangan konsep pemikiran politik di ling- 142. Qadi 'Abd al-Jabbar menulis buku al-'Umd yang dikomentari
kungan mazhab sunni. Meskipun begitu konsep dasar pe- (syarh) oleh Abu al-Husain al-Basri dalam kitab al-Mu'tamad fi
mikiran politik itu telah berhasil menciptakan ekuilibrium Usul al-Fiqh, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1983). Keduanya
sosial politik yang tiada taranya dalam panggung sejarah, beraliran mu'tazilah.
karena kemampuannya mengintegrasikan semua potensi so-
sial ke dalam sistem kekuasaan politik yang ditaati untuk 143. Tidak semua ahli mengakui pengaruh kalam dalam hal ini
dapat menjalankan syari'ah Islam dalam kehidupan ma- mantiq terhadap usul al-fiqh setidaknya ketika ilmu ini muncul
syarakat. Dengan melihat kekuasaan politik sebagai proses zaman al-Syafi'i 'Ali Sami al-Nasyar menolak kemungkinan karya
stabilisasi sosial agar agama dapat dijalankan dengan baik, al-Syafi'i yang monumental al-Risalah dipengaruhi mantiq Yunani
maka kekuasaan politik dalam arti negara bukan medan sebab al-Syafi'i sendiri amat tidak senang mantiq dengan ucapan-
perselisihan yang diperebutkan, tetapi lebih merupakan sisi nya yang terkenal 'siapa yang bermantiq maka dia Zindiq'. Akan
dari suatu bagian untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi tetapi al-Nasyar sendiri tidak menolak adanya pengaruh itu ter-
agama Inilah barangkali merupakan aspek penting untuk hadap perkembangan usul al-fiqh di kemudian hari setelah meng-
dapat memahami watak politik NU selanjutnya dalam alami perkembangan terutama pada abad V dan VI Hijriah.'Ali
panggung nasional. Sami al-Nasyar Manhaj al-Bahs 'ind al-Mufakkiri al-lslami (Kairo:
Dar al-Ma'arif, 1978). h. 65-80.
________________________________________________________
____ 144. Fakhr al-Din al-Razi, dikutip dari Khalil al-Mis, 'Muqad-
________________________________________________________ dimah', dalam al-Mu'tamad fi Usul al-Fiqh, (Beirut: Dar al- Kutub
____ al-'Ilmiyyah, 1983).

Catatan 145. Sebutan ahl al-hadis pada mulanya ditujukan untuk kelompok
atau orang yang tidak sepaham dengan aliran mu'tazilah dan
85 86
aliran lain yang mengabaikan hadis Nabi, tetapi dalam perkem- 150. Sikap kehati-hatian ini bisa dilihat pada anjuran Kyai Hasjim
bangannya sebutan ini ditujukan kepada fuqaha' (ahli fikih) dan Asj'ari untuk meneliti transmisi ilmu dari guru ke guru, artinya
aliran ahlussunnah waljamaah. bersumber pada referensi yang benar. Lihat Qanun Asasi.
Sikap NU mengenai soal ijtihad seperti yang diulas dalam
146. Beberapa ciri pendekatan mutakallimin antara lain digunakan- kitab-kitab fikih, memberi batasan syarat-syarat tertentu seseorang
nya asumsi kebahasaan dan logika rasional mantiq, kaidah sya- boleh, bahkan wajib, melakukannya. Jika syarat itu tidak ter-
ri'ah tentang keabsahan hadis ahad, qiyas dan lain-lain serta pe- penuhi, tentu saja tidak boleh melakukan ijtihad. Sampai sekarang
nerapan definisi (al-had) untuk menggenarilisasi masalah. Pen- masih belum pernah terdengar, setidaknya oleh penulis, ada to-
dekatan ahnaf atau fuqaha' biasanya dilakukan dengan mendes- koh ulama di Indonesia yang diyakini, khususnya di kalangan
kripsi masalah-masalah fikih ke dalam bab-bab tertentu lain ulama sendiri, telah mencapai derajat mujtahid. Mungkin saja ada
menganalisanya dan kemudian merumuskan menjadi kaidah-kai- bahkan banyak kalangan awam menilai seseorang tokoh ulama
dah. Dari sini kemudian diaplikasikan kembali ke dalam ditil sebagai mujtahid.
(furu'). Lihat 'Abd al-Wahhab Ibrahim Abu Salaiman, al-Fikr al-
Usuli Dirasah Tahlilyyah Naqdiyyah, (Jiddah : Dar al-Syuruq, 151. K.H. Hasjim Asj'ari, Ihya''Amal al-Fudala' fi Tarjamah Muqad-
1983), dimah al-Qanun al-Asasi ii lam'iyyah Nahdah al-'Ulama',
h. 60-65 dan 445-462. (Surabaya:
Matba'ah Nahdah al-'Ulama, t.t.), h. 29.
147. Penulis aliran ini perlu dikemukakan nama buku tanpa ano-
tasi lainnya dikutip dari Abu al-Husain al-Bishri, al-Mu'tamad fi 152. Nama Asy'ariyyah diambil dari nama Abu Hasan al-Asy'ari
Usul al-Fiqh, (Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1983), h. d, h, w, (936) pendiri mazhab tersebut. Nama Maturidiyyah dari nama Abu
sebagai berikut: al-Syafi'i (al-Risalah), al-Asy'ari (Isbat al Qiyas Mansur al-Maturidi suatu cabang dari mazhab Asy'ariyyah ahlus-
dan sunnah waljamaah.
Ikhtilaf al-Nas fi al-Asma' wa al-Ahkam wa al-Khas wa al-'Am),
al-Baqillani (al-Taqrib wa al-Irsyad fi Tartib Turuq al-Ijtihad), al- 153. Jalal Muhammad Musa, Nasy'ah al-Asy'ariyyah wa Tatawwu-
Ghazali (al-Mustasfa min 'Ilm al-Usul dan al-Mankhul min Ta'liqat ruhu, (Beirut: Dar al-Kutub al-lubnani, 1975), h. 461. Untuk selan-
'Ilm al-Usul), al-Basri (al- Mu'tamad fi Usul al-Fiqh) merupakan jutnya disebut Nasy'ah.
komentar (syarh) dari buku 'Abd al-jabbar al-'Umd, dan al-Razi
(al-Mahsul fi Usul al-Fiqh). 154. Nasy'ah, h. 326-328.

148. Ibid., sebagai berikut: al-Maturidi (Ma'khaz' al-Syara'i'), al- 155. Nama lengkap al-Junaid, Abu al-Qasim ibn Muhammad al-
Kurkhi (Kitab fi al-Usul), al-Dabusi (Taqwim al-'Adillah), al- Junaid al-Baghdadi, wafat di Baghdad 910 M. Nama lengkap
Sarkhasi al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, wafat Tus, Persia
(Usul al-Sarkhasi) dan ibn Nujaim al Hanaf (al-Asybah wa al- 1111 M.
Naza'ir).
156. Silsilah tarekat Qadiriyah dan Naqsyabandiyah Kyai Romli Ta-
149. Setidaknya hal ini tidak diperdebatkan dalam forum terbuka min, Peterongan, Jombang, melalui al-Junaid, Muhammad al-Ba-
seperti halnya soal khilafiyah dalam bidang furu' dan ibadah. qir, Zain al-'Abidin, Husain, 'Ali, Muhammad SAW dan terakhir
Jibril. Muhammad Usman Hadi, Samrah al-Frikriyyah, (Surabaya:
87 88
Penerbit Nahdatul-'Ulama, t.t.), h. 18-19.
Setelah rapat Komite Hijaz 31 Januari 1926 memutuskan
157. Hulul ialah kemampuan manusia meniadakan sifat kema- berdirinya NU, selanjutnya dua hal yang mendapat per-
nusiaannya lalu Tuhan mengambil tempat di dalam diri manusia. hatian utama utama yaitu pengiriman utusan ke Muktamar Mek-
kah dan penggalangan solidaritas ummat untuk memper-
158. Mahabbah ialah cinta kepada Allah, sedang ma'rifah penge- kuat organisasi NU melalui jaringan mata rantai kyai, pe-
tahuan dengan 'mata hati' tentang Allah. Keduanya umumnya santren dan jamaah. Pengiriman utusan yang pertama gagal
dianggap sebagai dua sejoli dalam maqamat tasawwuf. Jalan untuk karena kesulitan angkutan, maka dikirim telegram untuk
mencapai maqamat itu berliku-liku, panjang dan berat. Setidaknya menyampaikan pokok-pokok keputusan rapat tersebut kepada
ada tujuh maqamat yang harus dilalui yaitu taubah, sabr, faqr, Raja Ibn Sa'ud. Dua tahun kemudian utusan NU berangkat
zuhd, bertepatan dengan waktu ibadah haji dipimpin
tawakkul, (tawakkal), mahabbah dan ma'rifah. Tiap maqam kyai Abdul Wahab dan anggota Ahmad Ghana'im.161 Pe-
memer- ngiriman utusan itu memang dianggap penting oleh NU
lukan waktu panjang, berliku-liku dan tidak boleh putus. Selan- sebab latar belakang kelahiran NU antara lain untuk tujuan
jutnya lihat Abu Bakr Muhammad al-Kalabadi, al-Ta'arruf li itu. Utusan yang pertama gagal tidak mematahkan
Maz'hab Ahl al-Tasawwuf, (Kairo:'Isa al-Babi al-Halabi wa Syu- semangat mereka, maka dua tahun sesudah itu utusan NU
rakah, 1968) dan Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya''Ulum diberangkatkan ke Mekkah.
al-Din, (Kairo:'Isa al-Babi al-Halabi, 1929). Ada empat hal yang diharapkan NU dari Raja Ibn 'Abd
al-'Azis al-Sa'ud yaitu kebebasan menjalankan praktek ke-
159. Hubungan faham keagamaan dengan kekuasaan politik juga agamaan menurut salah satu mazhab empat termasuk di-
pernah tejadi antara aliran mu'tazilah dengan beberapa Khalifah izinkannya buku-buku mereka masuk ke Arab Saudi, pe-
Dinasti 'Abbasiah, antara 813-847 M. Tahun 813 M Khalifah al- rawatan tempat pusaka yang bernilai sejarah dan meru-
Ma'mun menetapkan secara resmi aliran mu'tazilah sebagai maz- pakan tanah wakaf agar tidak dihancurkan, perbaikan tata
hab resmi yang dianut Kerajaan. Pada masa itu kalangan pe- laksana ibadah haji termasuk penentuan tarif resmi untuk
nganut ahlussunnah waljamaah mengalami kesulitan besar meng- semua kegiatan haji, dan adanya jaminan hukum yang
hadapi tekanan politik dari penguasa, khususnya para tokoh, resmi berupa undang-undang yang dinyatakan berlaku di
cendekiawan, dan alim. Namun setelah masa yang relatif pendek Hijaz agar dapat mengatasi perselisihan yang mungkin
itu, kekuasaan Dinasti 'Abbasiah kembali dikendalikan aliran sun- akan muncul.162
ni. Tidak semua harapan NU mendapat jawaban dari pe-
nguasa Hijaz. Kecuali soal kebebasan menjalankan praktek
160. Hal ini bisa dilihat misalnya pada zaman Mu'awiyah,'Abba- keagamaan menurut ajaran mazhab empat, maka selebih-
siyah maupun Turki Usmani. Kerajaan-kerajaan tersebut menga- nya tidak dijawab.163 Dalam warawara (malahiz) yang di-
nut faham sunni dan mendapat dukungan ulama-ulama kalam keluarkan NU setelah kedatangan utusan dari Mekkah, di-
maupun fikih. Selama masa itu hanya sebagian kecil muncul nyatakan bahwa tempat bersejarah yang dianggap memiliki
kerajaan-kerajaan yang beraliran syi'ah dan lebih sedikit lagi-lagi status tanah wakaf seperti Maulidah Sayyidah Fatimah telah
yang beraliran mu'tazilah. dihancurkan dan Dar Khaizuran telah ditutup oleh peme-
G- MENAPAK LANGKAH :GERAKAN SOSIAL rintah Kerajaan Saudi.164. Kecemasan kalangan ulama In-
KEAGAMAAN donesia sejak beberapa tahun sebelumnya yang meng-
89 90
khawatirkan hal tersebut terbukti sebagian telah terjadi. tentang adanya penetapan tarif itu. Bahkan disebutkan bila
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menurut NU telah bertin- ada jemaah haji yang merasa membayar lebih dari keten-
dak tanpa memperhatikan opini ummat Islam lain yang tuan tarif resmi dapat mengklaim lewat wakil konsul di
tidak sejalan dengan pendapat Kerajaan Arab Saudi, pada- Mekah.167
hal opini itu menurut NU memiliki legitimasi keagamaan Sifat keberadaan NU merupakan upaya peneguhan kem-
yang sah. Sebagai penanggung jawab daerah di mana se- bali sebuah tradisi keagamaan dan sosial yang sebenarnya
luruh ummat Islam sedunia berkepentingan, seharusnya pe- telah melembaga dalam jaringan struktur dan pola kepe-
merintah Kerajaan Arab Saudi memperhatikan suara-suara mimpinan yang mapan. Lembaga-lembaga pesantren, kyai,
ummat Islam yang lain yang mungkin tidak sefaham dalam dan jemaah mereka yang tersebar di tanah air sebagai
soal-soal keagamaan, sebab hal itu merupakan salah satu unit-unit komunitas sosial budaya masyarakat Islam,
indikasi diberikannya kebebasan untuk menganut salah menjadikan NU tanpa kesulitan menyebarkan sayap or-
satu dari mazhab empat. ganisasi. Apalagi pengaruh Kyai Hasjim Asy'ari dan
Begitu pentingnya issue tersebut ketika itu sehingga ke- Kyai Wahab di lingkungan pesantren cukup kuat, sehingga
datangan utusan dari Mekkah disambut gegap gempita NU pertama kali diperkenalkan begitu mudah menarik
sejak mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Jombang dan akhirnya minat dan simpati serta dukungan para kyai yang
di Surabaya. Di Jombang rombongan disambut luar biasa, memimpin pesantren.168 Hubungan kekerabatan kyai sendiri
sekolah diliburkan dan rombongan dari beberapa kota ber- dalam lingkungan pesantren di Jawa sangat membantu pe-
datangan ke Jombang. Dari stasiun Gubeng Surabaya rom- nyebaran NU sampai ke daerah-daerah. Muktamar NU per-
bongan disambut arak-arakan mobil kurang lebih 350 ken- tama kurang lebih delapan bulan sesudah pertemuan Ko-
daraan menuju kantor NU di Kawatan dan masyarakat mite Hijaz akhir Januari 1926, dihadiri ulama dan para kyai
keluar dari kampung-kampung berjajar di pinggir jalan me- pesantren serta santri senior dan para saudagar dari ling-
nyambut rombongan.166 Malam harinya upacara resmi di- kungan itu.
selenggarakan di masjid Ampel yang dihadiri ribuan pe- Pesantren barangkali suatu model pendidikan yang sama
ngunjung dan pada saat itu wara-wara NU disampaikan. tuanya dengan Islam di Indonesia. Pada mulanya pen-
Semua itu menandai betapa pentingnya masalah tersebut didikan keagamaan dimulai dari masjid, surau atau lang-
bagi NU sebagai bagian dari perjuangan mempertahankan gar. Seorang guru yang mungkin kelak setelah menekuni
faham keagamaan. Namun akhirnya masalah tersebut hi- kegiatan tersebut menjadi kyai yang berpengaruh, mem-
lang begitu saja dari perhatian NU selanjutnya di tengah bimbing kegiatan belajar murid-murid dan sekaligus me-
kesibukan NU menata kehidupan organisasinya. perhatian mimpin kegiatan ibadah di tempat itu. Dari kegiatan rutin
NU selanjutnya dicurahkan dalam kegiatan pengembangan itu ada beberapa tempat yang kemudian berkembang men-
organisasi dan ikut memecahkan problematik yang di- jadi sebuah perkampungan belajar. Dibangun tempat pon-
hadapi ummat Islam di Indonesia sendiri. Sejak berdiri dokan murid atau disebut santri untuk menetap guna me-
sampai tahun empat puluhan muktamar NU diselenggara- neruskan kegiatan belajar mereka di samping untuk kyai
kan tiap tahun sekali. Kesibukan-kesibukan tersebut men- dan pembantu-pembantunya. Biasanya karena proses pe-
jadikan issue pertama tentang Hijaz tidak terperhatikan lagi. ngembangan lembaga itu mengikuti alur kebutuhan semen-
Selain itu tuntutan mengenai penentuan tarif resmi bagi tara yang tidak terencana, perkembangan sebuah pesantren
semua kegiatan haji mendapat perhatian dengan datangnya terjadi bersamaan dengan perkembangan pemukiman se-
surat dari Konsul Belanda di Jiddah yang mengabarkan tempat. Banyak pesantren berkembang dalam suatu pe-
91 92
mukiman desa yang bercampur aduk- dengan pemukiman nya dirintis para kyai pesantren, guru atau saudagar yang
penduduk yang menetap. Ada pula santri setelah menamat- pernah memperoleh pendidikan di pesantren. Dengan latar
kan belajar di suatu pesantren menetap di sekitar pesantren inilah maka pengembangan NU sejak tahun-tahun
itu sambil melangsungkan kehidupan kerumahtanggaannya pertama mendapat sambutan yang luas. Muktamar NU
mencari nafkah dan membantu kegiatan pengajaran di pe yang kedua 1927 dihadiri 146 kyai dari 36 cabang NU,
santren itu. sisanya 238 guru, pedagang dan utusan perhimpunan lo-
Ada pesantren yang sejak mula didirikan di tengah per- kal.170 Selanjutnya muktamar keempat 1929 di Semarang
kampungan penduduk desa, tetapi ada pula yang dibangun dihadiri 1450 orang, 500 di antaranya kyai pesantren.171 Jika
di tempat agak terpencil jauh dari pemukiman desa. Model muktamar kedua dihadiri 36 cabang, maka muktamar ke-
terakhir ini biasanya juga menarik minat penduduk untuk empat sudah mencapai 62 cabang.172 Dan dalam muktamar
menetap di sekitar pesantren. Mulanya mungkin mereka di Banten tahun 1938 cabang NU sebanyak 99, dan
menetap untuk melayani kebutuhan sehari-hari para santri majelis konsul 9.173 Ini semua menggambarkan betapa ber-
atau untuk mendapat ketenangan hidup berada di sekitar perannya pesantren dan kyai yang memimpin pesantren
pesantren. Sifat penyatuan lingkungan itu akan menim- sebagai penopang penyebaran NU. Dalam waktu yang
bulkan interaksi sosial antara pesantren dengan penduduk singkat, kurang dari sepuluh tahun, organisasi ulama itu
setempat serta membentuk pola kepemimpinan sosial yang berkembang cukup pesat terutama di Pulau Jawa dan Ma-
berpusat pada kyai. dura serta beberapa daerah lain di luar Jawa seperti Ka-
Hubungan antara pesantren satu dengan lainnya umum- limantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan dan be-
nya terjalin harmonis. Kadang-kadang santri berpindah dari berapa daerah di Sumatera.
satu pesantren ke pesantren lainnya untuk menguasai be- Penyebaran NU ke luar Tawa umumnya tidak banyak
berapa cabang ilmu sesuai dengan spesialisasi ilmu yang berbeda dengan yang terjadi di Jawa, tetapi di daerah-
dikembangkan pesantren. Seringkali juga seorang santri se- daerah itu perkembangan NU terutama tejadi setelah NU
nior yang sudah dianggap cukup matang mendapat restu mulai memasuki kegiatan politik sekitar masa proklamasi
kyai untuk membuka pesantren baru. Kadang-kadang me- kemerdekaan dan lebih-lebih sesudah NU menjadi partai
mereka membawa santri dari pesantren asal atas restu kyainya politik tahun 1952. Di Sulawesi bagian selatan NU mulanya
sebagai modal pertama membuka pesantren baru.169 De- dibawa oleh pelaut Bugis yang berlayar ke Pulau Jawa atau
wasa ini pola pengembangan pesantren tidak selalu sama Madura sekitar awal atau pertengahan tahun tiga puluhan.
seperti sebelumnya. Sejumlah pesantren besar di Jawa me- Dari pertemuan mereka dengan masyarakat pesisir Pulau
gembangkan kelembagaan pendidikannya sedemikian Jawa dan Madura, mereka mengenal organisasi ulama itu.
rupa sehingga santri tidak perlu lagi berpindah-pindah dari Sejak abad lalu Sulawesi diperintah kesultanan Islam yang
satu pesantren ke pesantren lainnya, tetapi diselesaikan teguh memegang tradisi faham keagamaan sunni. Setelah
pendidikannya di pesantren itu sampai perguruan tinggi. kekuatan mereka dipatahkan militer kolonial, peranan me-
Ketika akhirnya sejumlah kyai pesantren besar yang reka digantikan oleh para ulama yang terus memobilisasi
mempunyai pengaruh luas di lingkungan pesantren sendiri kekuatan mengambil basis tradisional di pedesaan. Muncul-
mendirikan jam'iyah NU, seperti Kyai HaSjim Asj'ari, Kyai nya NU yang dibawa pelaut Bugis disambut baik oleh
Abdul Wahab Chasbullah, Kyai Asnawi dan lain-lain, maka kalangan ulama karena kesamaan tradisi keagamaan de-
tidak sulit dukungan dari sebagian besar pesantren lainnya. ngan yang mereka anut. Namun perkembangan yang inten-
Cabang-cabang NU yang dibentuk di daerah-daerah umum- sif tejadi setelah kemerdekaan karena pembukaan kantor
93 94
kementrian agama yang ketika itu dijabat oleh Kyai Sjukri lam arti kepengurusan organisasinya terdiri dari kalangan
Ghazali (jabatan terakhir ketua Majelis Ulama Pusat). Selain ulama atau kyai, maka peran pedagang itu selanjutnya
menjabat kepala kantor urusan agama di Makasar (Ujung kurang berarti karena umumnya mereka bukan tergolong
Pandang), Kyai Sjukri Ghazali merupakan tokoh NU yang ulama. Sedang ulama dan kyai sendiri umumnya bekerja di
ikut mengembangkan NU di Sulawesi. Pengaruh NU ber- bidang pertanian yang menetap, kalaupun mereka berda-
tambah nyata setelah awal tahun lima puluhan terbentuk gang mobilitas mereka juga kurang intensif seperti umum-
organisasi Rabitah al-'Ulama yang dipimpin K.H. Ahmad nya pedagang luar Jawa.
Bone, tokoh ulama kharismatik di Sulawesi Selatan, yang Sejak abad lalu kyai merupakan sisi penting dalam ke-
turut serta mengembangkan NU. Di bawah pengaruh K.H. hidupan tradisional petani di pedesaan. Keresahan petani
Ahmad Bone sejumlah ulama lain dan kalangan muda di akibat tekanan pemerintah kolonial sepanjang abad lalu
Sulawesi Selatan aktif mengembangkan NU sampai ke pe- menemukan legitimasi perjuangan mereka setelah menda-
losok daerah.l74 pat ayoman kepemimpinan ulama untuk melancarkan pro-
Di Kalimantan NU berkembang setelah organisasi Hi- tes mereka. Harry J. Benda menggambarkan masa itu se-
dayatul-Islamiyyah menggabungkan diri ke dalam NU dalam bagai masa disintegrasi sosial yang terus meningkat sebagai
muktamar NU ke 11 di Banjarmasin tahun 1936.175 Muk- akibat dari landasan ikatan-ikatan tradisional petani sema-
tamar itu sendiri merupakan upaya organisasi lokal itu kin mengambang dan di sisi lain nilai-nilai priyayi mulai
agar penggabungannya ke dalam NU dilakukan secara sim- surut di bawah pengaruh westernisasi, maka ulama meng-
bolik di dalam acara resmi muktamar NU. Dari pengga- ambil peran menempati posisi sentral sebagai pusat pro-
bungan organisasi lokal itu selanjutnya pengaruh NU kian tes.176 Menunjuk pada realitas itu selanjutnpa Benda ber-
berkibar di Kalimantan. Selain dua daerah tersebut NU juga kesimpulan, mudah difahami mengapa gerakan Syarikat
cukup berkembang di Tapanuli Selatan, Pelembang dan Islam yang muncul sejak dekade kedua abad ini dapat
Lampung. Daerah lain Seperti Maluku dan Lombok (Nusa menembus lapisan bawah ke desa-desa. Benda mengatakan:
Tenggara Barat) perkembangan NU tidak seperti daerah
tersebut di atas. Dengan demikian Syarikat Islam membawa sebuah perubah-
Perkembangan NU memang tidak merata ke seluruh wi- an kuantitatif, bukannya kualitatif, di dalam hakekat Islam di
layah Nusantara karena sifat penyebarannya melalui mata desa di Jawa. Untuk beberapa tahun, dia mengaitkan insiden-
rantai kyai dan pesantren yang umumnya mobilitas perpin- in-
dahan mereka tidak intensif. Kalangan Pedagang yang se- siden lokal karena ketidak puasaan di bawah pimpinan orang-
dikit banyak juga turut membidani kelahiran NU kurang orang Islam ke dalam suatu fenomena nasional di bawah pim-
begitu berperan dan umumnya mereka berasal dari suku pinan orang-orang kota.177
Jawa yang kurang memiliki mobilitas perpindahan seperti Oleh karena itu Syarikat Islam lebih banyak mempunyai
umumnya pedagang-pedagang dari pulau luar Jawa. Di- makna sosial daripada ideologi. Dengan memanfaatkan
tambah lagi karena umumnya pedagang-pedagang kontrol
asal dari kelas bawah yang lebih bersifat menetap. Mes- administratif Belanda yang tidak terlalu ketat dan prestise pri-
kipun demikian penyebaran NU ke daerah Maluku dan yayi yang semakin melemah, para pemimpin Syarikat Islam
Lombok seperti juga Sulawesi dibawa kalangan telah menerobos desa-desa di Jawa yang terpencil dan mem
yang merantau ke Jawa atau Madura. Akan tetapi karena buatnya menjadi juru bicara malaise sosial yang lantang dari
sifat organisasi ini lebih menonjolkan sifat keulamaan da- penduduk tani Jawa dan menghasutnya melewati para pemim-
95 96
pin agama yang tradisional untuk memberontak melawan ke- musuh-musuh Islam baik asing dari luar maupun intern
kuasaan yang sedang berlangsung, walaupun pemberontakan dari dalam negeri sendiri.182
itu sifatnya aborsi dan bunuh diri.178 Dari kerangka pendekatan itu besar sekali kemungkinan
pengaruhnya terhadap lembaga pendidikan yang dibentuk
Peluang itu hanya bisa dimanfaatkan Syarikat Islam se- Kyai Fathurrahman Kafrawi di Tuban sekitar awal sampai
lama dekade awal saja, selanjutnya karena perpecahan da- pertengahan tiga puluhan yang mengembangkan mitos per-
lam dirinya dan tindakan represif pemerintah kolonial yang juangan keadilan sosial sehingga sejumlah lulusan pen-
memperkuat kekuasaan kaum priyayi serta putusnya aliansi didikan itu terlibat dalam pemberontakan PKI di Madiun
dengan gerakan komunis, maka peran yang dimainkannya tahun 1948 yang mereka anggap sebagai perjuangan mem-
pun terus surut.179 Gerakan nasionalisme yang memperoleh bela kaum miskin yang tertindas.183 Sejumlah lulusan pe-
bentuk awal dengan munculnya SI, maka selanjutnya men- santren sendiri tidak sedikit yang kemudian menggabung-
jelang atau awal tahun dua puluhan, mendapat saingan kan diri ke dalam gerakan Pesindo yang beraliran kiri
yang lebih kokoh dari kalangan priyayi yang berpendidikan karena mengesankan perjuangan membela kaum petani
Barat, sementara SI sendiri terus tersingkir berada di ping- miskin yang lemah. Apalagi Kyai Hasjim Asj'ari sendiri
gir gelanggang persaingan nasionalis muslim dan sekuler. menolak anugrah bintang kehormatan dari pemerintah Hin-
Muncul jarak terhampar yang tidak terjembatani antara dia Belanda yang kabar mengenai rencana itu disampaikan
ketidakpuasan para petani di desa-desa yang selama itu sendiri oleh Gubernur Van der Plas yang khusus datang ke
memperoleh saluran simbol perjuangannya dalam SI me- Tebuireng menyampaikan hasrat pemerintah Belanda ke-
lalui para ulama tradisional dengan isolasi peran SI yang pada Kyai Hasjim Asj'ari.184 Barangkali tidak sulit diduga
semakin elitis dan hilangnya issue penting di lapisan ba- karena memiliki kemiripan dengan apa yang terjadi di
wah. Sementara itu agitasi perjuangan proletar gerakan ko- Jombang dan Surabaya kalau di daerah Banten NU segera
munis sedikit banyak telah mengambil alih peran yang mendapat dukungan kalangan ulama dan dalam waktu
ditinggalkan SI. Di tengah suasana yang demikian itu maka singkat berdiri kurang lebih dua belas madrasah Matla'ul-
kelahiran NU dan peran yang dimainkan selama lima belas Anwar yang menginduk atau setidak-tidaknya mencontoh
tahun kemudian bagaikan mengisi kekosongan legitimasi dari beberapa madrasah di Surabaya dan Tebuireng.185 Se-
simbol-simbol perjuangan itu kembali. Semangat perjuangan mua itu jelas mengisyaratkan suatu upaya Yang dilakukan
ulama tradisional itu dapat membangkitkan simbol-simbol NU untuk menggalang persatuan dan peningkatan kualitas
perjuangan untuk menggalang persatuan ummat Islam me- ummat Islam yang tujuan akhirnya bisa dipastikan untuk
lawan anasir asing yang dilambangkan dengan gerakan membela hak-hak petani yang lemah, tertindas, dan seperti
mengimbangi misi Kristen di Mojowarno, daerah basis Kris- obsesi Kyai Wahab ketika akan mengundang alim ulama
ten di Jombang bagian selatan. Tahun-tahun awal NU dalam pertemuan Komite Hijaz, untuk tujuan kemerdekaan
berdiri berhasil membangun tujuh buah surau dan sebuah Indonesia yang memungkinkan ummat Islam lebih leluasa
madrasah di daerah itu yang dikontrol langsung oleh Kyai menjalankan syari'at agama mereka.186
Hasjim Asj'ari.181 Selain itu pidato-pidato Kyai Hasjim Apa yang menjadi obsesi Kyai Wahab dan kawan-kawan
Asj'ari di beberapa daerah di sekitar Jombang dan Surabaya ketika akhir dekade kedua yang lalu menyelenggarakan
ketika meresmikan berdirinya cabang NU maupun dalam 'kursus perjuangan' sebagai salah satu bagian dari kegiatan
kesempatan pengajian selalu menekankan arti penting per- dua organisasi yang dibentuk, Nahdatul-Watan dan Taswirul-
satuan ummat Islam Indonesia untuk menghadapi ancaman Afkar, serta ketika akan membentuk NU, nampak alur ori-
97 98
entasi yang jelas untuk menggalang persatuan dan soli- bagaan NU Yang berorientasi sosial langsung di tengah
daritas ummat Islam dan memperkokoh kualitas kehidupan masyarakat mulanya tumbuh dari bawah seperti pesantren,
sosial serta menegakkan keadilan sosial yang dilambangkan dari orang-orang NU atau pengikut-pengikut NU.
dalam persatuan ulama membela tradisi keagamaan yang Pola pertumbuhan seperti itu memang menguntungkan,
telah hidup di tengah masyarakat. Mitos ulama sebagai tetapi segaligus menjadi beban bagi NU, karena NU hampir
pembawa panji pembela kaum tani yang miskin yang ter- tidak pernah berhasil ikut campur langsung dan tidak ber-
tindas akibat kebijaksanaan pemerintah kolonial merupakan hasil mengatur sebagai 'milik' NU. Terlebih lagi ketika NU
salah satu faktor penting naiknya gengsi NU di tengah lebih aktif dalam kegiatan politik sejak awal empat puluh-
pergulatan perjuangan mereka, sebab umumnya para kyai an, urusan 'rumah tangga' itu semakin membengkak men-
dan pesantren senantiasa berada di tengah mereka di pe- jadi beban tak terpikul. Hanya karena kuatnya pengaruh
desaan. Sejumlah lembaga pendidikan pribumi mendapat ulama-ulama NU dalam komunitas masing-masing semua
subsidi atau bantuan pemerintah Belanda telah memper- lembaga itu tidak tercabut dari akar tradisinya. NU se-
tajam alinasi dari jangkauan kehidupan petani dan rakyat macam terlena karena kuatnya dukungan dari bawah itu
miskin di pedesaan, maka lembaga-lembaga yang dibentuk sehingga merasa terpuaskan, seakan, sekali lagi seakan,
NU atau pesantren-pesantren yang nonkooperatif dan tidak tanpa berbuat sesuatu pun kekuatan akar dari bawah itu
satu pun Yang dekat dengan kesan dibantu pemerintah terus menghasilkan buah dan akibatnya NU kehilangan
kolonial, mendapat dukungan dari kalangan bawah sebagai kontrol untuk memikul beban itu.
simbol Yang melambangkan perjuangan mereka untuk Dalam bahasa simbolik untuk memahami fenomena itu
membebaskan ketertindasan. seperti dikemukakan K.H. Idham Chalid, NU sebenarya
Sejak akhir dekade kedua yang lalu juga telah dirintis merupakan isme, suatu faham yang telah menyatu dalam
pendirian koperasi pertanian, beberapa lembaga pendidikan budaya dan tradisi. Ungkapan itu seringkali dikemukakan
yang dirintis NU mendirikan usaha serupa dalam skala Idham Chalid dalam berbagai kesempatan sejak awal enam
yang lebih kecil dan beberapa kali lembaga waqfiyah diben- puluhan untuk memberi jawaban terhadap kemungkinan NU
tuk tahun tiga puluhan, mencerminkan tekad dari upaya dibubarkan. Menurut Idham Chalid, NU sebagai organisasi
para ulama yang tergabung dalam NU seperti tersebut di mungkin saja bubar atau dibubarkan, tetapi NU sebagai isme,
atas. Tidak ketinggalan sejumlah besar lembaga pendidikan, sebagai faham yang telah melembaga dalam budaya dan
sekolah atau madrasah telah dirintis sejak lama.187 Jika se- tradisi, tidak mungkin dibubarkan, karena isme yang telah
bagian besar dari semua upaya itu kemudian tidak dikem- menyatu dalam masyarakat tidak mementingkan struktur
bangkan selanjutnya oleh NU dan mengesankan NU meng- dan organisasi formal. Selama pesantren tetap hidup dan
alami kesulitan mengkoordinasikannya, maka sebenarya berkembang dan para ulama serta kyai tetap menjalankan
justru faktor dukungan dari bawah yang menguntungkan peran mereka menyiarkan faham ahlussunnah waljamaah
itu sekaligus menjadi kendala yang sulit diatasi NU sampai dan melaksanakan amar makruf nahi mungkar (amr ma'ruf
kini. Komunitas pesantren dan segala atribut yang dimiliki nahy 'an munkar), selama itu pula NU sebagai isme tetap
sejak mula merupakan komunitas yang mandiri, mereka hidup. Selanjutnya Idham Chalid mengatakan bahwa se-
muncul dari kekuatan otonom yang umumnya 'dimiliki' benarya pesantren merupakan miniatur NU dalam skala
pribadi keluarga kyai sendiri. Jika kemudian mereka ber- kecil, dan NU merupakan pesantren dalam skala besar.188
satu dalam NU, namun tidak pernah masuk dalam jaringan Dengan simbolisasi yang berbeda tetapi dalam konteks pe-
struktural formal organisasi NU. Hampir semua kelem- ngertian yang sama, Abdurrahman Wahid menggambarkan
99 100
komunitas pesantren sebagai subkultur yang secara formal 166. Ibid.
tidak memiliki hubungan struktural dengan NU, namun sub-
stansinya justru pesantren itulah NU. Sebagian besar lembaga 167. Lihat surat Konsul Belanda di Jiddah tanggal 4 Syawwal
sosial kemasyarakatan dan unit kegiatan usaha NU tumbuh 1347, Swara NO, nomer 9, 1347.
dengan pola pertumbuhan pesantren yang berciri mandiri
dan otonom, milik warga, yang membentuk komonitas kecil 168. Tentang pengaruh K. H. Hasjim Asj'ari lihat Zamakhsyari
daiam masyarakat besar NU.189 Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai
(Ja-
________________________________________________________ karta: LP3ES, 1984), h. 96. Selanjutnya dikutip Tradisi.
____ Kunjungan K.H. Hasjim Asj'ari ke Banyumas dan sekitarnya
________________________________________________________ awal tahun tiga puluhan disambut luar biasa oleh masyarakat
____ dan para kyai. Dari kunjungan tersebut maka cabang-cabang NU
terbentuk di sekitar daerah itu. Lihat K. H. Saifudin Zuhri, Be-
Catatan rangkat dari Pesantren (Jakarta: Gunung Agung, 1987), h. 93.
Selan-
161. Kyai Abdul Wahab bersama dua orang pembantunya be- jutnya dikutip Berangkat.
rangkat 29 Maret 1928 atau 7 Syawwal 1346. Satu minggu ke-
mudian disusul Ahmad Ghana'im. Mereka bertemu di Singapura 169. Tentang pesantren selanjutnya lihat Dhofier, Tradisi.
sebelum melanjutkan perjalanan ke Jiddah. Di Singapura mereka
mengadakan pertemuan dengan masyarakat Islam. Dari perte- 170. Swara NO, nomer 4, tahun I, 1346.
muan itu selanjutnya beberapa muktamar NU dihadiri utusan
dari Singapura. Lihat Swara NO, nomer 11, Zul-Qa'dah dan no- 171. Swara NO, nomer 10, tahun II, 1347.
mer 12, Zul-Hijjah, tahun I, 1346.
172. Tahun 1927 jumlah cabang NU 36, 20 di Jawa Timur, 12 di
162. Swara NO, nomer 11, dan 12, Zul-Hijjah, 1346. Jawa Tengah, dan 4 di Jawa Barat. Tahun 1929 jumlahnya me-
ningkat jadi 62, 21 di Jawa Timur, 31 di Jawa tengah, dan 10 di
163. Delegasi NU yang dipimpin Kyai Wahab diterima Raja Hijaz Jawa Barat. Bandingkan misalnya dengan jumlah cabang Muham-
Ibn Sa'ud dua kali. Pertemuan pertama pada jamuan makan siang madiyah tahun 1926 dalam muktamar di Surabaya dihadiri 26
bersama dengan tamu-tamu kehormatan lain dan pertemuan ke- cabang dari 38 cabang yang ada. Muktamar tahun sebelumnya
dua sore keesokan harinya khusus untuk menyampaikan surat ada 15 cabang yang hadir, dari Jawa dan luar Jawa. Hindia Baroe,
PBNU. Ibid., nomer 12. 4 Maret 1926. Cabang NU dibentuk di tiap kota kabupaten.
Setelah tahun 1938 dimungkinkan satu kabupaten dibentuk lebih
164. Ibid., nomer 12. Wara-wara NU diterjemahkan ke dalam em- dari satu cabang, tetapi tidak lebih dari dua cabang, kecuali di
pat bahasa, yaitu Jawa (huruf pegon), Arab, Inggris dan Belanda. pulau-pulau kecil.
Dimuat Swara NO dalam bahasa Jawa.
173. Termasuk dua majlis konsul di luar Jawa: Palembang dan
165. Swara NO, nomer 12. Barabai. Kandidat cabang Baturaja, Muntok dan Sakayu, Swara
NO, nomer 10, 1347.
101 102
M. Hasjim Latief, Nahdlatul Ulama Penegak Panji Ahlussunnah
174. Wawancara dengan K.H. Alie Yafi di Jakarta. SI dan Mu- Wal-
hammadiyah sudah memiliki cabang di Sulawesi sebelum tahun jamaah, (Surabaya : Pengurus NU Wilayah Jawa Timur, 1979).
1930; keterangan dari Prof. Dr. Deliar Noer, 5 Maret 1992.
183. Wawancara dengan K.H. Hasjim Latief, bekas opsir Hizbul-
175. Lihat Verslag Muktamar NO ke 13 di Banjarmasin (Surabaya: lah di Jawa Timur.
H. B. N. 0, 1938).
184. Disela-sela waktu senggang muktamar NU ke 15 tahun 1940,
176. Harry J. Benda, The Crescent and the Rising Sun, Indonesian di Surabaya, Saifuddin Zuhri mengajukan pertanyaan kepada
Islam Under the Japanese Occupation (The Hague and Bandung: Kyai Mahfudz Shiddiq, Ketua Umum, "Apakah kehadiran Van
W. der Plas dalam muktamar atas permintaan PBNU?". "Wah, itu
van Houvve, 1958), h. 40. politik, ya Akhi!", jawab Kyai Mahfudz. "Dia mengutus seorang
ambtenaar mengunjungi kantor kita dengan pesan supaya HBNO
177. Ibid., h. 43. memohon Gubernur Jawa Timur itu memberi pidato sambutan
dalam resepsi muktamar kita". Lalu pembicaraan beralih tentang
178. The Crescent, h. 66. kehadiran Van der Plas di Tebuireng. Ketika Hadratus Syaikh
(panggilan akrab Kyai Hasjim) sedang mengajar, datang Bupati
179. Lihat misalnya analisa Deliar Noer tentang Syarikat Islam, Jombang menemui Kyai Hasjim dan memberitahukan setengah
Gerakan Modern, h. 114-170. jam lagi Van der Plas akan datang ke Tebuireng. Dalam pem-
bicaraan yang disaksikan Kyai Wachid Hasjim dan Kyai Mahfudz
18O. Lihat Swara NO, nomer 5, tahun II, 1347. Shiddiq, Van der Plas mengutarakan niat Pemerintah untuk mem-
beri bintang jasa untuk menghormati Kyai Hasjim karena jasa-
181. Ibid, jasanya selaku guru agama Islam. Namun tawaran itu ditolaknya.
Saifuddin Zuhri, Berangkat, h. 168-169.
182. Pidato K.H. Hasjim Asj'ari antara lain dimuat dalam Swara
NO, nomer 5, tahun I, 1356, nomer 7, tahun II, 1347. K.H. Umar 185. Swara NO, nomer 6, tahun 1929.
Burhan menulis kumpulan pidato tersebut dalam Min al-Mu'tamar
ila al-Mu'tamar, naskah tidak diterbitkan menyambut muktamar 186. Tentang hal ini lihat bab III, khususnya sub-bab "Berawal
NU 27 di Situbondo 1980. Naskah Qanun Asasi dimuat lengkap dari Komite Hijaz", terutama bagian akhir dari bab tersebut.
dalam buku tersebut, tidak seperti penerbitan lainnya hanya me-
muat sebagian saja. Pidato K.H. Hasjim Asj'ari pada muktamar 287. Sejak Kyai Wahab dan kawan-kawan membentuk organisasi
NU biasanya memakai teks berbahasa Arab, tetapi pidato-pidato Nahdatul-Watan tahun 1914 kemudian NU tahun 1926 telah
yang disampaikan dalam berbagai kesempatan pengajian disam- berdiri
paikan dalam bahasa Jawa. Pidato-pidato tersebut seringkali di- banyak sekolah dan madrasah yang dirintis kedua badan tersebut.
ulas pokok-pokok isinya dalam jurnal penerbitan NU sampai Ketika NU "jaya" seabagai partai politik selama tahun lima pu-
tahun empat puluhan. Lihat pula al-Mawa'iz., pidato K.H. Hasjim luhan, lembaga-lembaga pendidikan itu makin berkembang. Na-
Asj'ari tahun 1355 (+ 1937). Naskah pidato ini dimuat dalam H. mun demikian tidak semua lembaga itu dikelola formal oleh NU
dengan manajemen yang baik, akibatnya sebagian besar tidak
103 104
terkontrol, menjadi lembaga yang dikuasai orang-orang NU. dan tradisi keagamaan yang berpusat pada kyai dan pe-
santren. Madrasah dan unit kegiatan sosial yang sudah
188. Penegasan K.H. Idham Chalid disampaikan dalam ceramah terbentuk sebelum NU lahir dibiarkan dalam bentuknya
di Surabaya sekitar tahun tujuh puluhan. Dalam ceramah di ha- semula seperti Nahdatul-Watan, Taswirul-Afkar atau Far'ul-
dapan pertemuan NU Jawa Timur di Tuban tahun 1978 juga Watan di Surabaya dan Matla'ul-Anwar di Banten dan lain-
dikemukakan hal yang sama. Keterangan di atas disarikan dari lain.191 Sebagian besar lembaga serupa itu Yang semula
rekaman kaset pidato tersebut. dibentuk atas inisiatif formal NU akhirnya berubah menjadi
lembaga 'swasta' setelah pengambil inisiatifnya tidak lagi
189. Abdurrahman Wahid, "Pesantren Sebagai Subkultur", dalam menjadi pemimpin formal NU, dan selanjutnya mereka
Dawam Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta: LP3ES, umumnya tetap memimpin lembaga 'swasta' itu.
1974). Satu hal lagi yang menyebabkan kerumitan hubungan
Jika konsep dasar ini dapat dijadikan acuan untuk me- organisasi lembaga itu dengan NU ialah faktor keluarga.
nilai pola kepemimpinan Idham Chalid selama hampir tiga Biasanya unhtk memperkuat posisi lembaga itu Yang se-
puluh tahun memimpin NU, (1956-1984), agaknya bisa di- mula mungkin dibentuk NU atau orang-orang NU direkrut
fahami mengapa selama itu aspek-aspek struktural formal tenaga pelaksana dari luar dan kemungkinan untuk men-
organisasi tidak begitu mendapat perhatian serius, sehingga jamin kehidupan tenaga itu seringkali mereka diangkat se-
akibatnya sebagian besar lembaga amal sosial NU dibiarkan bagai menantu keluarga-keluarga NU setempat. Pola pe-
mengambang sebagai bagian dari tradisi kultural komunitas ngembangan ini terjadi juga di lingkungan pesantren. De-
santri yang berpusat dalam jaringan kyai, pesantren dan ngan pola pengembangan seperti ini di satu segi dapat
jamaah. Dari jumlah ribuan madrasah dan sekolah NU dari memperkuat posisi kelembagaan, tetapi di segi lain menjadi
TK sampai SMTA dan satu dua perguruan tinggi serta kendala dalam hubungannya dengan NU karena keterlibat-
lembaga-lembaga sosial lainnya, hanya sebagian kecil saja an unsur keluarga di dalamnya. Akhirnya lembaga se-
yang dikelola langsung NU.190 Selebihnya merupakan lem- macam itu biasanya diterima begitu saja sebagai milik NU
baga swadaya komunitas santri yang tetap memiliki ke- karena dikelola orang-orang NU atau keluarga-keluarga
mandirian untuk mengapresiasikan diri sesuai dengan tun- NU. Ini semua menggambarkan aspek penting lebih me-
tutan kebutuhan setempat dan umumnya tidak tercabut nonjolnya aspek gerakan sosial keagamaan dalam organi-
dari akar tradisi sebuah 'isme' besar NU. sasi NU.
Pendekatan untuk memahami pola pengembangan ini
jelas sekali nampak aspek penting sebagai pola gerakan H. MITOS POLITIK
sosial keagamaan, sebab aspek-aspek formal organisasi da-
lam satu segi tidak atau kurang berperanan untuk menilai Sejak mula NU telah dihinggapi sebuah mitos politik. Para
mobilitas dan perkembangan NU. Aspek formal organisasi perintis yang membidani kelahiran NU telah dibayangi se-
bukannya tidak berperan sama sekali, tetapi lebih hanya buah obsesi tentang hari dengan Indonesia yang merdeka.
sebagai pemicu dinamika perkembangannya. Sejak mula Ketika mereka mendirikan cabang SI di Mekkah awal tahun
aspek yang menonjol dalam kehidupan organisasi NU ialah belasan dan kemudian merintis beberapa organisasi sosial
pengembangan tradisi faham keagamaan yang telah meng- pendidikan dan usaha koperasi telah memperlihatkan orien-
akar dalam kehidupan masyarakat santri di Nusantara. Pola tasi ke arah masa depan sebuah negeri yang merdeka,
pengembangan ini selanjutnya membentuk jaringan kultural sebuah negeri yang ummat Islamnya bebas menjalankan
105 106
syari'at agamanya. Liku-liku perjalanan yang panjang ngan petimbangan para ulama setempat, sebeb merekalah
yang mereka lalui kerap kali ditempuh dengan langkah yang dapat menguji kemampuan dan kualitas sesorang un-
setengah hati antara tanggung jawab masa depan status tuk jabatan penghulu.197 Jika usul ini diterima tentu akan
politik negeri yang merdeka, tetapi enggan tercebur dalam melibatkan NU dengan urusan politik, antara lain penem-
kancah politik. Ketika dalam muktamar Menes tahun 1938 patan seseorang untuk jabatan kepenghuluan dan akhirnya
diperdebatkan usul cabang Indramayu agar NU menempat- akan melibatkan pula kegiatan untuk merumuskan sebuah
kan wakilnya pada Volksraad (Dewan Rakyat), usul ditolak tatanan hukum dalam sistem kenegaraan yang berlaku.
dengan perbandingan suara 39 : 11, dan 3 abstain.193 Akan Meskipun tidak pada waktu itu, namun setelah pemerintah
tetapi alasan yang muncul bukan karena substansi dewan Hindia Belanda merencanakan perubahan pengaturan per-
itu yang ditolak, namun lebih karena kekhawatiran akan kawinan ummat Islam dari kepenghuluan (kantor urusan
tersedotnya tenaga kader NU yang sampai waktu itu masih agama) ke pengadilan negeri, maka reaksi ummat Islam,
sangat diperlukan untuk membina NU sendiri.194 Esensi dan NU khususnya, menolak rencana itu. Dengan demikian
dari peran dewan itu sendiri umumnya diterima sebagai peristiwa yang terjadi pada tahun 1929 itu telah memper-
suatu yang penting untuk menyalurkan aspirasi NU dan lihatkan munculnya suatu konsep politik untuk mengaitkan
rakyat umumnya. Tahun 1929 NU ikut ambil bagian dalam sidang konsep tata hukum dalam kerangka kenegaraan.198
Kantoor Tahun 1938 dalam muktamar NU di Banjarmasin di-
voor Inlandsche Zaken di Jakarta membicarakan soal per- putuskan bahwa Indonesia merupakan dar al-Islam (negeri
aturan perkawinan ummat Islam dan perbaikan organisasi muslim).199 Dapatkah diterima padahal dalam kenyataan
penghulu. Atas prakarsa C. Gobee, adviseur pada kantor pemerintah yang berkuasa adalah pemerintah Hindia Belan-
tersebut, pemerintah Hindia Belanda ingin memperbaiki da yang 'kafir'? Jawaban muktamar ialah karena mayoritas
peraturan tentang perkawinan ummat Islam. Peraturan penduduk negeri ini beragama Islam dan ummat Islam
yang direncanakan pada pokoknya mengatur tentang nikah, masih memiliki "keleluasaan" menjalankan syari'at agama
talak dan rujuk harus dilakukan menurut prosedur ad- mereka selain karena negeri ini pernah diperintah oleh
ministrasi dan aturan hukum formal. Dilaksanakan di de- raja-raja muslim sebelumnya.200 Adanya lembaga kepeng-
pan penghulu, menyerahkan surat keterangan dari desa, huluan yang memungkinkan ummat Islam menjalankan
cukup umur (15 tahun) dan membayar biaya tertentu. Anak syari'at agama, walaupun bersifat sebagian, dan sangat ter-
di bawah umur harus seizin bupati dan sebagainya. Kecuali batas, menjadi alasan adanya celah kelembagaan yang da-
utusan SI yang tidak menyetujui rencana itu yang menurut pat mengatur kehidupan syari'at Islam dijalankan oleh
pendapatnya tidak perlu dilembagakan dalam kerangka ke- orang-orang Islam sendiri. Jika dalam tahun 1929 NU ter-
negaraan, utusan lainnya menyetujui rencana itu dengan masuk menghendaki perbaikan organisasi dan kualitas
variasi usulan tambahan yang tidak begitu penting.195 Na- penghulu, tidak berarti NU tidak mengakui lembaga yang
mun yang menjadi persoalan ialah organisasi kepenghuluan sudah ada itu, sebab bagaimanapun lembaga tersebut me-
yang mengemban tugas-tugas tersebut. Selama itu pengang- rupakan ujung tombak bagi kemungkinan ummat Islam
katan jabatan kepenghuluan tanpa pertimbangan kualitas, melaksanakan syari'at agama mereka secara melembaga,
sehingga banyak penghulu hanya mengesankan sebagai meskipun wewenangnya ketika itu sangat terbatas. Akan
pembantu bupati untuk menyelenggarakan acara-acara ke tetapi yang agak mengherankan ialah penolakan terhadap
luarga seperti perkawinan anak bupati, selamatan dan se- usul perlunya NU menempatkan wakil dalam Volksraad,
bagainya. Muncul tuntutan agar penghulu diangkat de- padahal dengan wakil tersebut hal-hal semacam itu lebih
107 108
besar kemungkinannya bisa diatasi pemecahannya. juga demikian, namun setelah mereka berhasil memiliki
Keputusan muktamar Banjarmasin dan Menes, barangkali kesempatan untuk merobohkan kekuasaan penjajah, mereka
juga kegiatan dalam sidang Kantoor voor Inlandsche Zaken, pun melakukannya. Apa yang dilakukan ummat Islam di
merupakan bagian dari langkah awal kecenderungan politik Indonesia menghadapi kekuasaan Hindia Belanda tidak le-
yang mengganggu NU. Meskipun tidak dalam bentuk prak- bih seperti itu. Pengakuan terhadap lembaga kepenghuluan
tis, tetapi telah menunjukkan gejala orientatif adanya ke- yang nota bene merupakan kelengkapan pemerintah Hindia
cenderungan tersebut. Jika ditarik agak ke belakang lagi Belanda untuk mengatur sebagian dari hukum Islam oleh
semua peristiwa itu telah menggambarkan obsesi para pe- ummat Islam sendiri, merupakan satu alternatif yang di-
rintis yang membidani kelahiran NU tentang hari depan mungkinkan menurut ketentuan fikih.
sebuah negeri merdeka agar ummat Islam dapat menja- Konsep politik dalam Islam sangat erat kaitannya dengan
lankan syari'at agama mereka. Ini berarti bahwa penataan hukum, sebab salah satu yang penting dalam hukum Islam
kelembagaan hukum Islam telah menjadi bagian dari per- mengharuskan adanya lembaga kekuasaan untuk menja-
juangan mereka sejak mula. Meskipun negara yang hendak lankan hukum itu. Atas dasar konsep tersebut maka orien-
dijadikan sarana pemberlakuan hukum Islam bukan negara tasi NU untuk memperjuangkan berlakunya hukum Islam
yang mereka cita-citakan, tidak menghalangi niat mereka di tanah air tidak bisa dilepaskan dengan orientasi lembaga
untuk melaksanakan syari'at Islam dalam kelembagaan kekuasaan politik, sebab dengan lembaga itu maka hukum
yang formal. Islam lebih dimungkinkan dapat difungsikan. Memang di-
Salah satu hal yang penting dari fungsi negara (imamah) akui ada elemen-elemen syari'ah Islam yang tidak memer-
menurut ketentuan fikih ialah untuk melaksanakan hukum, lukan perangkat lembaga kekuasaan politik, tetapi ada pula
mengadili perkara dan sengketa hukum, dan menyeleng- elemen-elemen yang mengharuskan adanya lembaga sema-
garakan ketertiban hukum termasuk menindak pelaku yang cam itu. Tentu saja tentang hal ini pada umumnya para
melanggar hukum itu.201 Pemerintah yang tiran dan apart- pemuka Islam kemungkinan besar berpendapat sama, per-
heid harus ditolak, tetapi penolakan tidaklah tanpa mem- bedaannya akan terletak pada elemen mana saja yang perlu
perhatikan akibat yang akan tejadi. Jika kuat dan tejamin dilembagakan dan mana yang tidak. SI, misalnya, sejak
tidak menimbulkan anarki yang berlarut-larut maka wajib sebelum perang berpendapat soal perkawinan tidak perlu
dilakukan,202 namun penolakan sekedar penolakan saja diatur oleh negara.204 Terhadap hal yang kedua inilah, ele-
yang akibatnya mungkin dapat jadi bumerang bagi ummat men syari'ah yang perlu dilembagakan, maka arah per-
Islam sendiri akan menimbulkan anarki, sebab pada akhir- juangan NU diiakukan. Dari sinilah agaknya merupakan
nya kekuatan kekuasaan politik akan menindak dengan daya tarik yang kuat untuk akhirnya NU terjun dalam
cara-cara militer maupun kelengkapan keamanan lainnya. gelanggang politik. Dari konsep perlunya hukum Islam
Terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda yang jelas- dilembagakan dalam sistem sosial politik, maka selanjutnya
jelas tidak Islam, NU dan ummat Islam pada umumnya NU terus memperjuangkan terciptanya lembaga politik itu.
masih tetap mengakui sebagai salah satu pengendali keter- Selain itu orientasi politik nampaknya memang sesuatu
tiban sosial dan hukum, sebab untuk mendirikan kekuasaan yang sulit dihindari, khususnya oleh NU, karena beberapa
pemerintahan sendiri masih dilakukan terus dengan jalan alasan. Islam yang dianut sebagai dasar organisasi ini ajar-
damai (konstitusional) yang diyakini pasti suatu waktu ke- annya meliputi soal-soal ukhrawi dan duniawi. Politik tidak
lak akan berhasil.203 lain bagian dari seal duniawi itu, tetapi karena ketatnya
Sikap ummat Islam di negeri-negeri terjajah umumnya pengawasan pemerintah kolonial dalam bidang ini, me-
109 110
nyebabkan para pemimpin NU belum merasa perlu ber- kecaman terhadap Islam oleh seorang penulis dalam sebuah
kiprah langsung dalam gelanggang politik.205 Kegiatan NU surat kabar yang dirasakan menghina Islam, soal Palestina
dalam bidang ekonomi, tepatnya perdagangan, yang tum- yang menghangat, serta seal pengadilan agama dan perkara
buh sejak tahun 1930 dengan dibentuknya Lajnah Waqfiyah waris. Pertemuan yang disponsori Abdul Wahab Hasbullah,
kemudian menjadi Waqfiyah Nahdatul Ulama tahun 1937 dan Mas Mansur, Ahmad Dahlan (Kebondalem, Surabaya) dan
Syirkah Mu'awanah,206 untuk mengkoordinasi anggota NU Wondoamiseno, akhirnya memutuskan untuk mendirikan
yang bergerak dalam bidang perdagangan selain sebagai suatu badan federasi permusyawaratan MIAI.211
usaha dana bagi kepentingan organisasi, membuka cakra- Keterlibatan NU dalam MIAI (Majlis Islam A'la Indo-
wala lain kehidupan organisasi ini di kemudian hari. De- nesia) membawa perubahan orientasi para pemimpin NU
ngan kegiatan ini dirasa perlunya dukungan politik untuk dari soal-soal keagamaan dan sosial ke soal politik. Wa-
melindungi kegiatan-kegiatan tersebut.207 Kalangan Islam, laupun sebagian besar kegiatan MIAI sejak berdiri sampai
khususnya NU, dalam lapangan ini merasa ditekan dari berakhir dengan berdirinya Masyumi pada tahun 1943 di-
dua jurusan, selain dari pemerintah kolonial sendiri, juga warnai agenda masalah keagamaan terbukti dengan ke-
oleh merajalelanya kalangan keturunan Cina yang men- putusan-keputusan kongres yang diselenggarakan umum-
dapat dukungan pemerintah kolonial, menguasai dunia per- nya mengenai ini,212 namun suhu politik yang terus me-
dagangan. ningkat menjelang kemerdekaan sedikit banyak mendorong
Meskipun kecenderungan politik itu telah tumbuh sejak pemuka-pemuka NU ikut berkiprah.
mula tetapi dalam prakteknya kurang memperoleh penya- Reaksi kalangan Islam terhadap beberapa peristiwa yang
luran formal dalam agenda muktamar menjelang awal ta- menggemparkan pada tahun-tahun terakhir kekuasaan Be-
hun tiga puluhan karena para pemimpin NU kurang mam- landa itu mendorong tumbuhnya kesadaran baru dan ma-
pu merumuskan cita-cita politik yang berdimensi luas di- kin menyempitnya jurang perbedaan antar berbagai ke-
sebabkan karena sumber-sumber referensi kitab-kitab yang lompok. Berdirinya federeasi MIAI segera saja disambut
dipakai sebagai rujukan tidak mendukungnya.208 Baru se- dan mendapat dukungan luas. Mulanya MIAI hanya diikuti
telah beberapa tenaga muda yang berpendidikan Barat se- 7 anggota kemudian pada tahun 1941 jumlah anggotanya
perti Muhammad Iljas atau Wachid Hasjim yang menguasai menjadi 23.213 Secara umum MIAI merupakan forum yang
bahasa asing (bukan Arab), Mahfudz Shiddiq, Abdullah menyuarakan kelompok Islam balk dalam GAPI (berdiri
Ubaid dan lain-lain berperanan dalam jajaran kepemim- tahun 1939) maupun MRI (berdiri tahun 1941). Tuntutan
pinan organisasi menjelang tahun empat puluhan, kecende- Indonesia berparlemen dan perubahan konstitusi Indonesia,
rungan untuk menggalang kerja sama dengan kelompok melibatkan pula organisasi-organisasi Islam, termasuk
lain mulai dilakukan. Dengan demikian percaturan pemi- NU.214
kiran politik yang berkembang dalam polemik dan per- Perubahan pandangan pemerintah pendudukan Jepang
debatan tentang dasar-dasar negara yang sedang diper- terhadap elite nasionalis karena gencarnya propaganda na-
juangkan kemerdekaannya ketika itu, sedikit banyak mem- sionalisme pada awal tahun empat puluhan mempunyai
pengaruhi mereka.209 dampak membaiknya kedudukan kalangan Islam.215 Pro-
Orientasi politik NU lebih kelihatan lagi dengan terben- paganda nasionalisme Indonesia yang semula mendapat
tuknya MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) pada tanggal 21 dukungan pemerintah menderita pasang surut yang parah
September 1937.210 Beberapa hal yang mendorong perte- sampai ada janji Nippon untuk kemerdekaan Indonesia.216
muan beberapa tokoh Islam itu antara lain karena adanya Pada tahun itu posisi Jepang dalam perang Pasifik semakin
111 112
defensif, maka tidak diragukan lagi perlunya mempersiap- nya jumlah penganut agama ini. Tidak bisa tidak sampai
kan tenaga besar-besaran menghadapi perang. Dan itu ti- masa pasca kemerdekaan pun, setidaknya sampai awal
dak lain, bagi Jepang, harus memperoleh dukungan sebesar limapuluhan, para elite Islam masih menjadi bagian yang
mungkin dari rakyat. Kaum nasionalis pada saat itu belum- diperhitungkan, walaupun posisi mereka tidak sebaik ke-
lah mendapat dukungan di tingkat rakyat pedesaan bahkan tika masa pendudukan Jepang.
jauh bila dibandingkan dengan Islam.217 Karena itu logis Menghadapi situasi yang menegangkan menjelang ke-
penguasa Jepang kemudian mengalihkan perhatian kepada merdekaan, berbagai kelompok Islam, jika tidak bisa di-
kalangan Islam. Selain reorganisasi kantor agama yang di- anggap semua, terlihat dalam kancah pergumulan untuk
buka sampai ke daerah-daerah, juga latihan ulama oleh memperjuangkan cita-cita politik mereka. Dapat dimengerti
pihak Jepang dan pendirian Masyumi, suatu federasi or- kalau kemudian jalur politik menjadi bagian dari kegiatan
ganisasi Islam. Latihan diselenggarakan secara berkala mu- mereka, walaupun secara formal tujuan organisasi mereka
lai pertengahan tahun 1943 melibatkan kurang lebih 60 menekankan pada kegiatan keagamaan dan sosial. Kemer-
orang ulama setiap kali angkatan.218 Tiga peristiwa ini me- dekaan Indonesia yang semakin dekat karena memang di-
libatkan banyak ulama dan tokoh masyarakat saling ber- janjikan oleh Jepang, melibatkan semua kekuatan yang ada
temu, suatu yang sulit ketika itu karena terbatasnya alat untuk mencari penyelesaian dasar-dasar negara yang akan
transportasi. Dan sampai pada tingkat tertentu, pertemuan- ditubuhkan di bumi nusantara. Hal ini juga membawa
pertemuan tersebut menumbuhkan kesadaran baru selain tokoh-tokoh NU memasuki relung yang paling inti dalam
dengan demikian makin eratnya kepercayaan Jepang ke- percaturan politik nasional yang mengakibatkan NU keluar
pada mereka karena antusiasme yang mereka perlihatkan dari Masyumi membentuk partai sendiri tahun 1952.
bahwa ummat Islam kini menghadapi tantangan yang lebih
berat. Kalau dulu hanya menghadapi penjajah Belanda _______________________________________________________
yang "kafir", tetapi sekarang selain menghadapi Jepang _______________________________________________________
yang walaupun secara relatif bersikap lebih balk, maka kini
sekaligus menghadapi dua front, karena tidak bisa dielak- Catatan
kan kemungkinan kembalinya Belanda jika tentara Sekutu
menang dalam perang Pasifik. 190. NU tidak mempunyai data sekolah dan lembaga-lembaga
Selanjutnya amat menarik untuk melihat perkembangan pendidikan lain karena sifat organisasinya yang begitu longgar
selama pendudukan Jepang kesimpulan yang diajukan Ben- sehingga akibatnya lembaga-lembaga tersebut berjalan sendiri-sen-
da: "Untuk beberapa waktu, dalam kenyataan Jepang lebih diri. Diperkirakan antara awal tahun 1960 sampai akhir 1970 NU
suka memberi berbagai konsesi kepada tuntutan ummat di Jawa Timur memiliki kurang lebih 3-4 ribu sekolah (sebagian
Islam daripada kaum nasionalis, apa lagi priyayi.219 ... ha- dikoordinasi langsung oleh NU, sebagian besar dikoordinasi ko-
nyalah pada saat akhir masa pendudukan konsesi-konsesi munitas santri atau orang-orang NU). Sebagian besar SD atau
kepada elite Islam diimbangi dan akhirnya menjadi tidak Madrasah Ibtidaiyah. Setelah muktamar NU ke-27 di Situbondo,
penting lagi dengan adanya dukungan yang semakin me- 1984, lembaga pendidikan NU di Jawa Timur mengalami perkem-
ningkat dan menentukan kepada kaum nasionalis".220 Wa- bangan yang cukup baik. Tiga perguruan tinggi dimiliki NU di
lapun demikian Islam merupakan kekuatan tersendiri da- Jawa Timur: Surabaya, Malang dan Jember yang berdiri sebelum-
lam percaturan politik di Indonesia karena sejarah keber- nya dapat berkembang sesudah itu. Keterangan dikumpulkan dari
adaannya yang panjang selama berabad lamanya dan besar- wawancara dengan Muslich Husnan dan A. Suhaimi Syukur,
113 114
keduanya wakil ketua Lembaga Pendidikan Maarif NU Jawa 195. Hadir dalam pertemuan itu antara lain H. Muchammad Isa,
Timur, di Surabaya, 25 Juni 1991. Dapat diperkirakan kalau di penghulu Serang; H. Abdullah Siradj, penghulu Pakualaman Yog-
Jawa Timur, sebagai basis kekuatan NU yang paling maju saja ya; H. Abdul Wahab, HBNO; H. Zamzam, Persis; HOS Tjok-
data statistik madrasah dan sekolah NU kurang balk, maka di roaminoto, SI; H. Abdul Halim, PUI Majalengka; H. Fachroeddin,
tempat lain pun keadaannya sama saja, atau bahkan lebih buruk Muhammadiyah; dan lain-lain. Lihat laporan sidang Kantoor voor
Inlandshe Zaken di Jakarta, Swara NO,, nomer 3 tahun1929
191. Sebagian madrasah yang dibentuk perintis pendiri NU sam- M/1346
pai sekarang masih ada. Bekas Madrasah Nahdatul-Watan di Ka- H.
watan Surabaya di bawah koordinasi NU (iP Ma'arif), tetapi
Madrasah Taswirul-Afkar tetap dalam status "di luar" NU. Setelah 196. Ibid.
tahun empatpuluhan madrasah-madrasah Nahdatul-Watan di be-
berapa daerah di sekitar Surabaya dikoordinasi langsung,oleh NU 197. Ibid.
dan umumnya namanya pun berubah menjadi lembaga pendidik-
an NU. Tetapi masih banyak sekolah atau madrasah yang tidak 198. Dalam sejarah Islam telah dikenal adanya lembaga kekuasa-
memakai nama NU. Keterangan Ibid. an hukum yaitu sultah al-qada'. Al-Mawardi juga menjelaskan
tentang kekuasaan ini dalam bab Wilayah al-Qada'. Lembaga
192. Sikap Pemerintah Hindia Belanda terhadap Islam di daerah peng-
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh hubungan Islam- hulu pada kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dahulu tidak lain
Kristen. Pemerintah berusaha untuk memisahkan Islam dalam arti adalah adopsi terhadap sultah al-qada' ini. Kekuasaan lembaga
kekuatan politik dengan Islam "sekedar" agama. Namun dalam penghulu pada zaman kerajaan Islam di Jawa dahulu bukan
prakteknya penduduk Indonesia yang beragama Islam, khususnya hanya sekedar soal perkawinan belaka, tetapi meliputi juga soal
yang berkcimpung dalam organisasi kemasyarakatan dan kegiatan pidana, perdata, dan lain-lain. Selanjutnya lihat bab VI.
pengajaran, seringkali mendapat kesulitan menghadapi sikap pe-
merintah jajahan yang tidak adil, sebab sementara terhadap ka- 199. Ahkam al-Fuqaha' (Semarang: Toha Putra, 1960), h. 61-62.
langan Kristen kemudahan-kemudahan diberikan. Selanjutnya me-
ngenai ini lihat Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda 200. Ibid.
(Jakarta:
LP3ES, 1986), h. 27-38 "Netral teori dan praktek". 201. Al-Mawardi, al-Ahkam al-Sultaniyyah, h. 14.

193. Verslag Congres Nahdlatul 'Oelama' jang ke XIII (Soerabaia: 202. Ketika kemerdekaan Indonesia sudah diproklamasikan de-
HBNO Alg. Zaken Tanfidzijah, 1938), h. 74. ngan dukungan seluruh tumpah darah Indonesia, NU menya-
takan berperang membela kemerdekaan itu sebagai kewajiban
194. Dalam menanggapi usul cabang Indramayu sebagian peserta 'ainiyyah setiap orang Islam Indonesia dan dinyatakan sebagai
merasa keberatan sebab khawatir tenaga NU akan tersedot untuk jihad fi sabili-llah. Resolusi NU tentang Djihad fi sabilillah,
jabatan itu padahal NU sendiri waktu itu masih memerlukan Kedaulatan
banyak sekali tenaga untuk membangun organisasinya sendiri. Rakjat, 24 Oktober 1945.
Ibid, h. 72-74.
2O3. Menurut al-Ghazali jika melawan atau menjatuhkan pengua-
115 116
sa (sultan) yang zalim dan bodoh tetapi mempunyai kekuatan NU diterima. Kongres tersebut dinyatakan sebagai Kongres al-
(syaukah) akan menimbulkan anarki fitnah), maka diharuskan me- Islam kesatu. Lihat Abubakar, Sejarah Hidup, h. 312, catatan kaki
ninggalkan upaya itu dan tetap wajib taat. Alasan kewajiban taat nomer 1, bersumber dari Berita NU, tahun VII, nomer 11, (April,
ini didasarkan kepada hadis Nabi yang memerintahkan taat ke- 1938), h. 5-8. Bandingkan dengan Deliar Noer, Gerakan Modem,
pada umara' dan larangan melakukan pertumpahan darah (sal h.
al-yad). Ihya' 'Ulum al-Din, II, (Misr: Syirkah Mustafa al-Ba' bi 264. Mengutip dari sumber yang sama, Noer mengatakan NU
al-Halabi 1939), h. 139. masuk menjadi anggota MIAI tahun 1939.

204. Swara NO, nomer 3, 1929. Lihat pula pernyataan PSII me- 211. Nama Ahmad Dahlan ini bukan Ahmad Dahlan pendiri
nanggapi keputusan Konferensi Alim Ulama tahun 1954, tanggal Muhammadiyah, sebab yang terakhir ini wafat tahun 1924. Lihat
26 April 1954. Buku Peringatan MIAI, h. 3.

205. Kepartaian, h. 490. 212. Kongres pertama membahas artikel majalah Bangun yang
dikeluarkan Parindra (Partai Indonesia Raya) dan menuntut agar
206. Deliar Noer, Gerakan Modern, h. 253. pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap penulis tersebut.
Kongres juga memutuskan menolak terhadap pemindahan per-
207. Lihat Benda, The Crescent, h. 62. kara waris dari pengadilan agama ke pengadilan negeri; mencari
jalan untuk menyamakan permulaan Ramadhan dan lain-lain.
208. Sampai awal abad XX ini seal politik dalam Islam dibicara- Kongres kedua umumnya sama dengan kongres pertama; dan
kan dalam buku fikih, dengan sendirinya pendekatannya lain kongres ketiga di Solo tahun 1941 menuntut pembebasan H.
bersifat fiqhi. Pendekatan yang demikian memang berhasil me- Rasul; perbaikan pengumpulan zakat fitrah; dan membentuk ko-
mecahkan beberapa masalah politik, tetapi selalu bersifat frag- misi penyebaran Islam dipimpin Abdurrahman Sjihab. MIAI juga
mentaris. Padahal kebutuhan pada waktu itu konsep politik ideo- mengeluarkan mosi bersama GAPI menuntut Indonesia berpar-
logis, karena harus berhadapan dengan konsep-konsep Barat yang lemen, tetapi dalam sidang dewan MIAI tuntutan itu ditegaskan
telah berkembang. 'berparlemen berdasar Islam'. Boekoe Peringatan MIAI, (Surabaya:
MIAI, 1941).
209. Abdurrahman Wahid, NU dan Politik, harian Kompas, 23 Ja-
nuari 1982. 213. Abubakar, Sejarah Hidup h. 316. Lihat pula Deliar Noer,
Gerakan Modern, h. 263, catatan kaki nomer 99 dan 100.
210. Abubakar, Sejarah Hidup, h. 311; lihat pula Deliar Noer,
Gerakan Modern, h. 75-77; dan Benda, The Crescent, h. 90. NU 214. Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional (Jakarta: Pustaka
secara resmi masuk sebagai organisasi anggota MIAI dalam Utama Grafiti, 1987), h. 19; Selanjutnya dikutip Partai Islam. Buku
Kongres al-Islam yang diselenggarakan MIAI tanggal 26 Februari Peringatan MIAI h. 18.
1 Maret 1938, walaupun tokoh utamanya ikut mensponsori
pendiriannya. Mulanya NU mengundurkan diri dari sidang ka- 215. Benda, The Crescent h. 140.
rena protes terhadap pernyataan pemimpin SI yang menyatakan
bahwa kongres itu sebagai kelanjutan kongres Islam sebelumnya 216. Ibid.
dan dinyatakan sebagai kongres kesepuluh, tetapi akhirnya protes
117 118
217. Ibid. Kegiatan ini memang akhirnya memberi keuntungan ketika
organisasi angkatan perang dilikuidasi, tetapi kemudian se-
218. Anwar Musaddad menulis Kenang-kenangan Selama Latihan gara keuntungan itu tidak dirasakan lama sebab banyak di
Oelama menuturkan tujuan latihan keja sama dengan Bala Ten- antara kalangan Islam yang semula tergabung dalam Hiz-
tara Dai Nippon untuk menciptakan kemakmuran Asia Timur bullah dan Sabilillah maupun Peta mengundurkan diri dari
Raya. Diajarkan dasar kemiliteran, tujuan perang dan lain-lain. militer. Mereka umumnya kemudian bergiat dalam bidang
Soeara MIAI, 17 September 2603. keagamaan, da'wah dan politik. Di antara mereka antara
lain Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, Zainul Ari-
219. Benda, The Crescent, h. 201. fin, Masjkur, Choliq Hasjim dan lain-lain.224
Pada tanggal 3 November 1945 pemerintah RI yang baru
220. The Crescent,, h. 202. diproklamasikan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945
I. KIPRAH DALAM MASYUMI mengumumkan memberi kesempatan kepada rakyat untuk
membentuk partai politik agar segala aliran dapat diarah-
Selama zaman pemerintahan pendudukan Jepang kegiatan kan ke jalan yang teratur. Keputusan ini kemudian disam-
Masyumi umumnya tidak berbeda dengan kegiatan organi- but hangat oleh rakyat dan para politisi. Muktamar Islam
sasi pendahulunya, MIAI. Selain kegiatan da'wah dan pe- Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta tanggal 7-8
ngembangan hidup beragama, ceramah-ceramah keagama- November memutuskan membentuk partai politik Masyumi
an, penerbitan majalah (Soeara Moeslimin Indonesia), juga yang dianggap sebagai satu-satunya partai Islam.225
dilakukan kegiatan sosial untuk menolong fakir miskin dan Tujuan ini ternyata tidak sepenuhnya tercapai karena
pengumpulan dana. Apalagi sesuai dengan kebijaksanaan pada tahun itu juga organisasi Persatuan Tarbiyah Islami-
pemerintah pendudukan Jepang untuk melipatgandakan yah (Perti) yang berpusat di Sumatera Barat menyatakan
hasil pertanian, maka organisasi ini pun melakukan pro- tidak bersedia bergabung ke dalam Masyumi dan memben-
paganda itu. Akan tetapi hal inilah yang memprihatinkan tuk partai sendiri dengan nama Perti. Mohammad Natsir
beberapa pemimpin Islam, antara lain Wachid Hasjim, se- yang datang ke Sumatera Barat selaku utusan Masyumi
bab jika hal ini dilakukan terus oleh Masyumi tidak mus- untuk membentuk partai ini di Sumatera Barat segera se-
tahil Masyumi akan menjadi alat propaganda Jepang be- telah Masyumi berdiri, tidak berhasil meyakinkan pemim-
laka. Menyadari akan hal ini kemudian beberapa tenaga pin organisasi Perti untuk bergabung ke dalam Masyumi.
muda, antara lain Faqih Usman, Ghafar Ismail, Wachid Barangkali hal ini akibat dari pengaruh negatif pertentan-
Hasjim, dan Soekiman, melibatkan diri ke dalam kegiatan gan "kaum tua" dengan "kaum muda' yang berkembang di
organisasi untuk menyelamatkan organisasi dan ummat Is- Sumatera Barat pada bagian pertama abad ini. Para pemim-
lam.221 Dengan demikian propaganda untuk melipatgan- pin Masyumi yang dicerminkan utusannya ke Sumatera
dakan hasil pertanian tidak saja berguna bagi Jepang, tetapi Barat dinilai sebagai "kaum muda" yang tidak sejalan de-
juga bagi kaum muslimin sendiri. Dana yang berhasil di- ngan kalangan "kaum tua" yang berada di belakang Perti.
kumpulkan kemudian dimasukkan ke bait al-mal.222 Bahkan sebelumnya memang sudah terjadi ketidaksesuaian
Selain hal tersebut kegiatan lain yang perlu dicatat di sini paham dalam Majelis Islam Tinggi (MIT) suatu organisasi
ialah latihan ulama dan kemiliteran menyusul berdirinya Islam untuk seluruh Sumatera Barat yang kemudian di-
Hizbullah dan Sabilillah.223 Kalangan Islam selain bergiat rubah menjadi Masyumi.226 Selanjutnya tahun 1947 SI di-
dalam lasykar tersebut juga sebagian bergiat dalam Peta. bentuk kembali sebagai partai sendiri dengan nama Partai
119 120
Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan disusul NU pada tahun timbul. Memang ideal sekali adanya keanggotaan perorang-
1952. an yang terdiri atas para intelektual, terutama yang berpen-
Dukungan NU kepada Masyumi pada mulanya memang didikan Barat dan cerdik pandai lainnya, tetapi kebanyakan
tampak bergelora dengan seruannya kepada para anggota mereka tidak memiliki basis dukungan ummat yang luas.
sendiri maupun kepada ummat Islam untuk bergabung ke Mulanya dimaksudkan untuk menjadikan Masyumi sebagai
dalam Masyumi. Dalam kongres NU di Purwokerto tahun partai kader dengan sekelompok elite tertentu para cen-
1946 diserukan agar warga NU membanjiri partai politik dekiawan menjadi pilar utama gerakan partai, tetapi sikap
Masyumi dan diputuskan NU akan menjadi tulang pung- merasa "di atas" yang mereka perlihatkan tidak mendapat
gung Masyumi. Perbedaan kepentingan politik antar ber- simpati anggota lainnya. NU yang berada di dalam Ma-
bagai kelompok dalam Masyumi kemudian segera menyu- syumi sebagai anggota istimewa karena mewakili organisasi
sul. Persatuan yang sejak awal kemerdekaan dengan men- menghendaki adanya perbandingan suara antara anggota
jadikan Masyumi sebagai satu-satunya partai Islam tidak biasa (perorangan) dengan anggota istimewa. Menurut NU
dapat dipertahankan lagi. Segera saja pengaruh politik amat tidak logis anggota perorangan memiliki suara sama
praktis berupa distribusi kekuasaan menjadi ajang perebut- dengan anggota istimewa yang mewakili sejumlah orang
an dan hal-hal lain yang menyangkut ketidaksepahaman anggota organisasi.229
kebijaksanaan politik menghadapi Belanda dalam perjanjian Selain itu tidak kukuhnya kebijaksanaan politik Masyumi
Linggarjati dan Renvile. Keputusan PSII mendirikan kembali ikut mempengaruhi perpecahan Masyumi. Ketika pada
partai tahun 1947 itu setelah dibekukan Jepang sebelumnya tanggal 3 Juli 1947 dibentuk kabinet Amir Syarifudin,
dan NU keluar dari Masyumi tahun 1952 untuk sebagian Masyumi menolak ikut serta, tetapi PSII di bawah pim-
juga dipepengaruhi alasan-alasan ini, selain barangkali per- pinan Arudji Kartawinata dan Wondoamiseno memasuki
tentangan lama ketika organisasi-organisasi Islam berselisih kabinet dengan menempatkan wakilnya. Mulanya Masyumi
paham pada tahun 30-an yang muncul kembali.228 memboikot kabinet tetapi empat bulan kemudian me-
Semula keterikatan NU dalam Masyumi masih dapat masukkan wakilnya bahkan sebagai wakil perdana men-
dipertahankan meskipun PSII telah keluar. Akan tetapi de- teri.230 Penolakan Masyumi terhadap kabinet Amir Syari-
ngan demikian peristiwa ini ibarat menyulut api dalam fudin nampaknya tidak didasarkan kebijaksanaan politik
sekam. Ketidakmampuan pemimpin Masyumi melakukan yang strategis, tetapi hanya karena ketidaktegasan sikap
negosiasi dan kompromi-kompromi antara sesama kawan, politik menghadapi Belanda karena adanya dua kubu di
mempercepat api perpecahan Ketika awal kemerdekaan dalam Masyumi, sebagian bersikap keras dan sebagian
perselisihan berhasil ditekan tidak muncul ke permukaan, yang lain lunak.231 Sedang PSII mengemukakan alasan me-
tetapi serentak dengan adanya kesempatan memperoleh di- masuki kabinet semata-mata karena rasa tanggung jawab
stribusi kekuasaan politik, perpecahan pun timbul. terhadap negara.232
Kondisi lemahnya persatuan Islam sebenarnya sudah ter- NU keluar dari Masyumi diputuskan dalam kongres ke-
jadi sejak sebelum kemerdekaan, bahkan pada dekade-deka- 19, April 1952, di Palembang. Keputusan itu sebelumnya
de sebelumnya. Faktor ini nampaknya kurang diperhatikan didahului kritik dan protes yang dilancarkan terhadap Ma-
ketika mula pertama partai Masyumi dibentuk. Struktur syumi. Dalam kongres Masyumi tahun 1949 di Yogyakarta
keanggotaan Masyumi yang mendua, terdiri atas anggota ketegangan sempat terjadi karena salah seorang tokoh Ma-
organisasi dan perorangan, tidak memperlancar dilakukan- syumi, Muhammad Saleh (Walikota Yogyakarta) mengata-
nya negosiasi untuk mengatasi berbagai kepentingan yang kan "... Politik ini saudara-saudara, tidak bisa dibicarakan
121 122
sambil memegang tasbih".233 Selanjutnya dikatakan bahwa sudah tidak "doyan" lagi pada kupasan-kupasan tentang Islam
urusan politik ini cukup luas, tidak hanya berada di sekeli- "lama". Mereka yang dahulu menuliskan Politik-Islam kini
ling pondok pesantren. Politik itu luas menyebar ke seluruh me-
dunia.234 Segera saja ucapan itu diprotes delegasi yang me- nuliskan Islam-Politik; mereka yang dahulu menguraikan Fil-
wakili NU agar ditarik kembali. Tetapi Muhammad Saleh safat-Islam, dan kini menguraikan Islam-Filsafat, mereka yang
menolak, maka sekitar 30 orang delegasi dari NU me- dahulu mempropagandakan Kebudayaan-Islam, dan kini mem-
ninggalkan ruangan.235 Hal yang mirip dengan itu juga propagandakan Islam-Kebudayaan.
terjadi di Bogor dalam sidang dewan partai Masyumi tahun ..tinggalkanlah "Parker fifty one" saudara-saudara yang meng-
1952.236 Peristiwa senada barangkali juga terjadi di tempat kilap dengan gosokan sivilisasi (peradaban) model dance hall
lain, karena memang hubungan antara pemimpin NU de- dan bar itu.240
ngan Masyumi kurang serasi. Umumnya politisi dan pe-
mimpin NU terdiri atas ulama atau tenaga lain keluaran Agaknya tulisan ini ditujukan kepada sementara pemim-
pesantren, kalaupun ada yang berpendidikan model Barat, pin Masyumi yang dijangkiti budaya dansa-dansi dan
seperti Zainul Arifin dan Muchammad Iljas, jumlahnya ti- ekses-eksesnya yang kurang terpuji. Selain itu disinggung
dak banyak. Sementara dari kalangan Masyumi meman- pula wibawa kepemimpinan Masyumi di mata anggotanya
dang rendah lulusan pesantren ini dan dengan demikian telah merosot. ".... organisasi kita takut kepada orang-orang
juga memandang rendah pemimpin-pemimpin NU. (anggota-anggota) kita sendiri", kata Wachid Hasjim.241
Selain itu kepemimpinan Masyumi sendiri nampaknya Anggota yang tidak disiplin tidak memenuhi kewajiban
tidak sesuai dengan tekad yang ada.237 Wachid Hasjim keuangan, tidak tunduk kepada pimpinan, memakai politik
pada tahun 1950 menulis dalam Soeara Partai Masyumi yang yang dibisikkan orang lain tidak dapat dikendalikan or-
menggambarkan pengurus Masyumi sebagai "biduk yang ganisasi, karena organisasi takut kepada anggotanya sen-
hanyut ke hilir tanpa kemudi".238 Masyumi dianggapnya diri.
terlalu lemah karena anggota perorangan dengan anggota Pada sisi lain NU merasa perkembangan organisasinya
organisasi memiliki suara yang sama dalam pengambilan sendiri telah mengalami kemajuan yang pesat. Banyak ula-
keputusan. Diibaratkannya Masyumi sebagai sebuah pabrik ma muda lulusan pesantren yang memperoleh kemajuan
atau perusahaan yang menjual hasil produksinya melalui dan kemudian memusatkan pengembangan karir mereka
dua cara: melalui agen dan mengecer langsung kepada dalam politik. Pertumbuhan ini memerlukan ruang gerak
konsumen. Tentu ini akan melemahkan perusahaan, sebab yang cukup luas, baik di pusat maupun di daerah-daerah.
harga dari pabrik langsung akan lebih murah. Akibatnya Ruang gerak akan terbuka luas bila NU berdiri sebagai
agen tidak berfungsi lagi sebagai mata rantai perusahaan. partai politik. Tetapi ini masih dipertimbangkan agar se-
Selanjutnya pada akhir tahun 1951 kembali Wachid Has- dapat mungkin tidak merusak persatuan Islam yang telah
jim menulis dengan judul Ummat Islam Indonesia Menunggu ada. Karena itulah NU melalui ketuanya, Wachid Hasjim,
Ajalnya, tetapi Pemimpinnya Tidak Tahu yang mengkritik pe- menuntut perubahan partai Masyumi dengan menjadikan-
mimpin-pemimpin Masyumi telah tenggelam dalam per- nya sebagai federasi.
mainan politik melupakan kepentingan Islam menghadapi Sesungguhnya perselisihan itu dapat pula dilihat dari
cobaan berat saat itU.239 Dikatakan selanjutnya: segi lain yaitu perbedaan perspektif keagamaan. Menurut
pernyataan NU sejak akhir tahun 1949 struktur organisasi
..tulisan ini kami tujukan kepada penulis-penulis Islam yang Masyumi telah diubah sedemikian rupa sehingga majelis
123 124
syura bukan lagi tempat yang penting bagi ulama karena perti Syuriyah NU. Tentu saja hal itu sulit dilaksanakan,
majelis itu tidak lagi dijadikan sebagai badan legislatif me- sebab di dalam Masyumi terdiri dari aneka ragam tradisi
lainkan hanya sebagai badan penasehat belaka dan segala yang belum tentu sejalan dengan NU.
persoalan hanya dilihat dari jurusan politik saja tidak lagi Satu hal yang patut diberi catatan di sini ialah tuntutan
mengambil pedoman agama. Agaknya perubahan itu bu- NU untuk menjadikan Masyumi sebagai federasi partai-par-
kan dalam pengertian formal, sebab dalam anggaran rumah tai atau membentuk federasi baru yang namanya bukan Ma-
tangga Masyumi yang diterbitkan tahun 1951 masih dican- syumi (dan menjadikan Masyumi sebagai salah satu ang-
tumkan ketentuan dewan pimpinan partai wajib meminta gota federasi) tidak dapat dibuktikan efektifnya setelah ter-
fatwa kepada majelis syura pusat dalam soal-soal politik nyata federasi yang dibentuk bersama PSII dan Perti (serta
yang dianggapnya mengenai hukum agama dan keputusan DDI) tidak dapat berjalan efektif. Temyata masing-masing
yang ditetapkan adalah keputusan yang tertinggi.244 mereka yang bergabung dalam federasi Liga Muslimin
Dengan demikian sebenarnya Masyumi masih menem- berjalan sendiri-sendiri dan akhirnya Liga itu bubar dengan
patkan majelis syura sebagai badan tertinggi yang panting sendirinya.
dan menetapkan kewajiban dewan pimpinan partai untuk Mengenai seal jabatan Menteri Agama dalam kabinet
meminta fatwa kepada majelis syura agar tidak melihat Wilopo yang menimbulkan kekisruhan di dalam tubuh Ma-
setiap permasalahan dari sudut politik belaka. Barangkali syumi juga antara lain karena kelemahan dalam tubuh
dalam pelaksanaan ketentuan itu tidak dilaksanakan oleh syumi sendiri karena ketidaksepahaman para pemimpin
dewan pimpinan partai. Persoalan peran majelis syura ini Masyumi dalam menetapkan kebijaksanaan organisasinya.
juga disinggung setelah NU keluar. Persis mengharapkan Perbedaan terjadi antara kelompok Natsir dan Sukiman.
hendaknya para ulama dalam majelis syura "tidak sekedar Fraksi Masyumi di Parlemen mendukung Prawoto selaku
menjadi'juru fatwa seperti yang selama ini, tetapi ikut wakil partai dalam berunding dengan formatur Wilopo ka-
memberikan pimpinan perjuangan, ikut menentukan ke- rena penunjukannya telah melalui prosedur partai, semen-
bijaksanaan politik sehari-hari". Moenawar Chalil menyin- tara beberapa kalangan Masyumi, antara lain Jusuf Wi-
dir peran majelis itu dengan ungkapan "sebagai reklame bisono, mendukung Sukiman kembali menduduki kursi
toko", karena itu mengusulkan namanya diganti "majelis perdana menteri.247 Dalam soal menteri agama juga de-
fatwa".246 mikian, sebagian besar anggota DPP Masyumi menghen-
Upaya yang dilakukan oleh NU untuk mengembalikan daki agar NU melepaskan tuntutannya untuk mengisi ja-
wibawa majelis syura tidak berhasil. Menurut NU dewan batan itu karena alasan NU sudah tiga kali berturut-turut
pimpinan partai Masyumi terlalu tenggelam dalam soal-soal memegang jabatan manteri agama,248 sementara NU sendiri
politik, melupakan kepentingan Islam yang saat itu meng- tetap menghendaki jabatan itu, sebab dengan jalan itu an-
hadapi cobaan berat, seperti dikemukakan Wachid Hasjim tara lain eksistensi politik NU tetap dapat terjamin. Issue
di atas. Memang agak sulit peran semacam lembaga Majelis mengenai taken kabinet setiap kali menghadapi pemben-
Syuro Masyumi dapat efektif seperti lembaga Syuriyah NU tukan kabinet baru semacam mengecilkan "nyali" NU ketika
karena perbedaan tradisi keduanya. Lembaga syuriyah NU itu karena miskinnya tenaga trampil dan ahli untuk me-
memang cukup efektif mengendalikan organisasi NU ka- mimpin suatu kementerian, maka harapan satu-satunya
rena akar kelahiran organisasi dimotori ulama-ulama dan yang bisa diandalkan NU ialah menteri agama karena NU
kuatnya pengaruh pesantren di dalamnya. Barangkali NU merasa memiliki tenaga untuk itu. Di pihak lain "unsur"
mengharapkan Majelis Syuro Masyumi dapat berfungsi se- Muhammadiyah dalam Masyumi juga menghendaki jabatan
125 126
itu dengan alasan NU sudah memimpin kementerian aga- (Jakarta: 14 Agustus 1952), dikutip dari Abubakar, Sejarah Hidup,
ma selama tiga kali kabinet, maka tiba giliran Muham- h. 729-31.
madiyah. Setidak-tidaknya menteri agama tidak dipegang
NU terus menerus. 222. Soeara MIAI, 1 April 2603.
Hal ini bisa dikatakan bahwa karena alasan itulah NU
mengambil keputusan keluar dari Masyumi, dan sebaliknya 223. Setidaknya telah tiga kali diadakan latihan ;lama. Setiap
juga karena alasan itu pula pihak lain dalam Masyumi, angkatan diikuti 60 orang peserta. Muhammad Dahlan, Ghufron
dalam hal ini Muhammadiyah, mempertahankan pendirian Fakih, Muhammad Jasin, Ahmad Zaini dan Anwar Musaddad
untuk tidak memberikan jabatan menteri agama kepada termasuk dari peserta latihan tersebut. Anwar Musaddad menulis
NU. Selain merasa sudah gilirannya, Muhammadiyah mem- Kenang-kenangan Selama Latihan Oelama, menuturkan bahwa
pertahankan tuntutannya untuk memegang jabatan menteri tujuan
agama, tentu saja mempunyai alasan politis, seperti halnya latihan bekeja sama dengan Bala Tentara Dai Nippon untuk
NU. Memang akhirnya kerumitan distribusi kekuasaan po- menciptakan kemakmuran Asia Timur Raya. Menurut Anwar
litik seperti ini terus membayangi sepak terjang partai-par- Musaddad barn kali ini ulama mendapat kehormatan untuk ber-
tai Islam selanjutnya. Dengan demikian sekiranya jabatan satu bekeja sama menuju kemuliaan agama, nusa dan bangsa.
menteri agama waktu itu diserahkan kepada NU pun, ke- Mata pelajaran latihan antara lain dasar perang Asia Timur Raya,
rumitan distribusi kekuasaan politik di kemudian hari tidak tujuan tentara Dai Nippon, sejarah pejuangan agama Islam di
lantas selesai dengan sendirinya, sebab masing-masing pi- Indonesia, ilmu kesehatan, perindustrian, perhubungan, agama,
hak akan menghadapi persoalan yang sama atau mirip dan pengetahuann umum. Soeara MIAI, 17 September 2603.
dengan itu di kemudian hari. Terbukti pada waktu pem-
bentukan kabinet;Ali Sastroamidjojo I dan II, dan kabinet 224. Abdul Choliq Hasjim, bekas perwira Peta; Masjkur, bekas
Djuanda, kerumitan itu juga terjadi, bukan hanya antara Panglima Hizbullah; Zainul Arifin dan Kasman, Sabilillah.
pihak-pihak dalam Masyumi dengan partai Islam lainnya,
bahkan juga antar sesama anggota Liga Muslimin sendiri. 225. Nama Masyumi dinyatakan bukan sebagai akronim Majelis
Jadi kalaupun NU tidak keluar dari Masyumi pada saat Syura Muslimin Indonesia zaman pendudukan Tepang. Nama par-
"kasus" kabinet Wilopo, masih terbentang kemungkinanya tai ini sebelumnya diperdebatkan dalam muktamar di Yogyakarta
dilakukan di kemudian hari. Upaya mempersatukan para antara Partai Rakyat Islam Indonesia atau Partai Masyumi, akhir-
pemimpin Islam satu dengan lainnya masih dibayangi kon- nya muktamar memutuskan nama Masyumi dengan perbanding-
disi psikologis masa lain mereka sejak sebelum perang. an suara 52:50. Lihat Deliar Noer, Partai Islam, h. 47.

________________________________________________________ 226. Deliar Noer, Partai Islam, h. 73.


_
________________________________________________________ 227. Muktamar NU 1946 di Punvokerto memutuskan 'soepaja
_ anggota-anggota Nahdlatoel Oelama membanjiri Party Politik Ma-
sjoemi menoeroet petoenjoek Pengoeroes Besar NO'. Poetoesan-
Catatan poetoesan Moe'tamar NO ke 16, 23-26 R. Akhir 1365 (26/27-29
Maret 1946) di Purvokerto, (Soekaradja: Tjabang NO Banjumas,
221. A. Wachid Hasjim, Menyongsong Tahun Proklamasi ke Delapan, 1946), h. 9.
127 128
228. Muchtar Naim, The Nahdlatul-Ulama Party (1952-1955), (Mon- 242. Kepartaian, h. 412. Lihat pula Zamakhsyari Dhofir, "K.H.A.
treal: Thesis for the Degree of Master of Arts, McGill University, Wachid Hasjim Rantai Penghubung Peradaban Pesantren dengan
1960), h. 7-25. Peradaban Indonesia Modern", Prisma, Pebruari, 1980, nomer 8, h.
73-81.
229. Penjelasan tentang Konsepsi PBNU Mengenai Perundingan NU-
Masyumi, tangal 18 Mei 1952, Arsip Nasional, Koleksi tentang 243. Kepartaian, h. 412.
NU
Nomer 139-140. 244. Kepartaian, h. 20.

230. Saifuddin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangan- 245. Isa Anshary, "Muktamar Masjumi Bandung adalah Permula-
nya di Indonesia, (8andung: Almaarif, 1979) h. 460-465. an Bajangan Gelap ...", Dakwah Islamiyah, Th. I, no. 1, 1957, h.
12-13.
231. Deliar Noer, Partai Islam, h. 76.
246. Menurut Moenawar Chalil, A. Hassan juga pernah menyin-
232. Ibid., h. 77. dir peran majelis itu sebagai patung, tidak berfungsi. Moenawar
Chalil, "Majelis Syura dalam Masjumi", Daulah Islamyah, Th. 2,
233. Amak Fadhali, (ed.) Partai NU dengan Aqidah dan Perkembang- nomer 1, 1957, h. 86.
annya, (Semarang: Toha Putra, 1969), h. 27. Selanjutnya dikutip
Partai NU. 247. Meskipun ada perbedaan ini tetapi akhirnya Masyumi dapat
mengambil keputusan menunjuk Prawoto mewakili Masyumi be-
234. Ibid. runding dengan formatur Wilopo. Prawoto dalam kabinet itu
menjabat wakil perdana menteri, sebab Wilopo secara tegas me-
235. Ibid. megang jabatan perdana menteri sendiri; Deliar Noer, Partai Islam,
h. 221-224.
236. Ibid.
248. Partai Islam, h. 221-224.
237. Wachid Hasjim, Masyumi Lima Tahun, dikutip dari Abubakar,
Sejarah Hidup, h. 735-6. Selanjutnya dikutip Masyumi Lima BAB IV
Tahun. KEHIDUPAN POLITIK

238. Ibid. Dalam bab ini akan dibahas mengenai kehidupan politik
NU. Pertama tentang hubungannya dengan Masyumi se-
239. Dikutip dari Abubakar, Sejarah Hidup, h. 786. telah NU keluar dari partai itu tahun 1952. Seperti telah
dikemukakan dalam bab sebelumnya, NU terlibat bersama
240. Ibid. organisasi Islam lainnya dalam kongres ummat Islam tahun
1946-untuk mendirikan partai Islam Masyumi. Tetapi akibat
241. Ibid., h. 737. perselisihan politik yang tejadi antara NU dengan kalang-
129 130
an Masyumi lainnya, NU menyatakan keluar dari partai itu Muktamar itu menyetujui putusan PBNU tanggal 5-6
dalam kongres NU tahun 1952. Selanjutnya akan diuraikan April 1952, NU keluar dari Masyumi (memisahkan diri
peranan NU setelah menjadi partai sendiri dalam perca- secara organisatoris) serta mengusulkan kepada Masyumi
turan politik nasional sampai sekitar tahun enam puluhan. agar mereorganisasi dirinya menjadi badan federasi.4 Untuk
Secara umum dapat dikatakan peranan NU selama masa melaksanakan keputusan tersebut muktamar menetapkan
itu tidak berdaya menghadapi peranan politik yang di- suatu kebijaksanaan:
mainkan Presiden Sukamo. Sebagian besar peran yang di-
lakukan NU hanya memberi justifikasi belaka terhadap ke- (1) Pelaksanaan keputusan tersebut janganlah sampai me-
putusan-keputusan politik yang berkembang ketika itu. nimbulkan shock di kalangan ummat Islam Indonesia;
Meskipun demikian apa yang dilakukan NU itu didasarkan (2) Pelaksanaan keputusan tersebut dilaksanakan dengan pe-
kepada dalil-dalil fikih. Tentang hal ini akan diuraikan rundingan dengan Masyumi; dan
kemudian. (3) Putusan ini dijalankan di dalam hubungan luas berkenaan
Selanjutnya pada bagian akhir bab ini akan dibahas hasil- dengan keinginan membentuk Dewan Pimpinan Ummat Islam
hasil yang dicapai dalam pemilihan umum tahun 1955 dan Indonesia yang nilainya lebih tinggi, di mana partai-partai dan
1971 dan selanjutnya setelah bergabung (fusi) dengan partai organisasi-organisasi Islam, baik yang sudah maupun yang be-
Islam lainnya dalam pemilihan umum tahun 1977, 1982, lum tergabung di dalam Masyumi dapat berkumpul bersama-
dan 1987. Pembahasan terhadap hasil-hasil pemilihan sama.
umum itu selanjutnya dapat memberi gambaran terhadap
keputusan NU kembali ke khittah 1926 yang dilakukan Selanjutnya PBNU kemudian membentuk sebuah tim se-
dalam muktamar NU tahun 1984. bagai delegasi mewakili PBNU melakukan perundingan de-
ngan Masyumi. Delegasi diketuai Zainul Arifin dengan
anggota Wahab Chasbullah (PBNU), Amin Iskandar (Ca-
A. KEMELUT DAN GAGASAN FEDERASI bang Bandung), O. Hulaimi (Cabang Tasikmalaya), Zainal
Muttaqiem (Cabang Cirebon), Husin Saleh (Cabang Jakarta
Muktamar Palembang memutuskan NU keluar dari Ma- Raya), dan Djunaidi Saleh (Cabang Menes).6 Di pihak Ma-
syumi dengan perbandingan suara 61 setuju, 9 menolak, syumi tidak memandang perlu membentuk tim perunding,
dan 7 suara abstain.1 Keputusan yang sudah diduga se- sebab keputusan NU itu merupakan keputusan muktamar.
belumnya disambut lega warga NU, tidak demikian halnya Masyumi menyelenggarakan rapat pengurus DPP untuk
bagi sebagian kalangan Masyumi. Walaupun ada yang me- menerima delegasi perunding NU.
rasa prihatin dan mengupayakan agar keputusan itu tidak Mandat yang diberikan kepada delegasi NU disebutkan
dilakukan, namun ada yang bersikap apriori. Seorang yang bahwa keputusan NU memisahkan diri dari Masyumi se-
menduduki rangking kedua jajaran kepemimpinan Masyu- cara organisatoris tidak dapat diubah lagi, karena merupa-
mi memberi keterangan pers menjelang muktamar "tidak kan keputusan muktamar sebagai kekuasaan tertinggi da-
boleh tidak NU adalah golongan ekstrem kanan, dan kalau lam organisasi. Perundingan hanya mengenai cara pelak-
NU menguasai pemerintahan akan menuju kepada dik- sanaannya saja, termasuk juga soal waktu berlakunya ke-
tator.2 Pernyataan ini tentu saja malah tidak menjernihkan putusan, dengan pengertian, bahwa batasan waktu 3 bulan
situasi, bahkan banyak menimbulkan antipati dari peserta (hingga akhir Juli 1952) yang ditentukan muktamar.7 Di-
muktamar.3 harapkan oleh PBNU dengan menyampaikan risalah perun-
131 132
dingan ini hendaknya DPP Masyumi juga membentuk de- Selanjutnya delegasi NU menjelaskan bahwa keputusan
legasi yang sama agar ada pegangan apabila di kemudian muktamar itu merupakan dua hal yang dirangkai menjadi
hari timbul perbedaan pendapat di kalangan Masyumi sen- satu, ialah NU memisahkan diri dari Masyumi dan meng-
diri mengenai soal ini.8 usulkan federasi.13 Karena itu terhadap pertanyaan-perta-
Tampaknya DPP Masyumi tidak bergairah menyambut nyaan yang diajukan dapat dijawab bahwa keluarnya NU
ajakan PBNU untuk sama-sama membentuk delegasi perun- dari Masyumi tergantung pada good will Masyumi. Kalau
dingan. Sikap Masyumi sejak mula menyayangkan kepu- usul federasi itu sekarang ditolak, maka sekarang pun NU
tusan NU itu, hanya saja ada kalangan DPP Masyumi yang sudah keluar dari Masyumi.14 Dalam rapat DPP Masyumi
mengusahakan agar muktamar NU di Palembang mengu- malam harinya delegasi NU menyatakan bahwa pihaknya
rungkan niatnya untuk memisahkan diri dari Masyumi, tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diaju-
sebagian yang lain tetap memberi reaksi keras dan me- kan dalam rapat pagi hari secara lisan untuk mencegah
nyalahkan NU, karena tindakannya itu merusak persatuan timbulnya interpretasi yang berbeda-beda dan jangan sam-
Islam, setidaknya persatuan di kalangan partai Islam Ma- pai semangat yang meluap-luap (emosional, pen.) mem-
syumi. DPP Masyumi hanya mengadakan sidang pengurus pengaruhi pembicaraan. Pertanyaan-pertanyaan itu antara
(DPP?) yang dihadiri Prawoto Mangkusasmito (pimpinan lain apakah alasan NU memisahkan diri dari Masyumi
rapat), Mohammad Reem, Sjafruddin Prawiranegara, Bur- (dalil agama, politik, organisasi, psikologi dan siasat)? Ter-
hanuddin Harahap, Kasman Singodimedjo, Mob. Sardjan, hadap sikap delegasi NU ini pimpinan rapat menyambut
Faqih Usman, Z.A. Ahmad, Isa Anshari, Sunarjo Mangun- baik, tetapi tidak disetujui anggota rapat lainnya. Timbullah
puspito, Wali Alfatah, A. Harjono, Taufiqurrahman, dan kemudian debat keras. Pertemuan yang semula digambar-
Sjarif Usman.g Dalam keterangannya PBNU menjelaskan kan sebagai "sidang pengadilan" itu berubah menjadi ge-
bahwa DPP Masyumi "tidak tampak adanya pendirian or- langgang perbantahan.15 Keadaan ini dinilai oleh NU bah-
ganisasi, tetapi yang ada ialah pendapat perseorangan dari wa Masyumi sudah tidak ada organisasi atau adanya or-
(pada) anggota-anggota Masyumi".10 Keadaan yang tidak ganisasi tidak dapat mengatasi pendapat-pendapat per-
seimbang ini mengakibatkan pertemuan tidak bejalan se- orangan dari anggota-anggota DPP-nya sendiri.16
bagaimana mestinya. PBNU menggambarkan pertemuan itu Setelah lewat satu minggu belum ada berita mengenai
sebagai "sidang pengadilan yang sedang memeriksa seorang kelanjutan pertemuan, maka pada tanggal 31 Mei 1952
(segolongan orang) pesakitan".11 Banyak orang Masyumi PBNU mengajukan usul kepada DPP Masyumi agar segera
yang menganganggap keputusan NU keluar dari Masyumi dilakukan tukar menukar dokumen. Bersamaan dengan itu
hanya karena dorongan emosional, kurang menjaga per- disampaikan konsepsi PBNU mengenai perhubungan NU-
satuan Islam, sekurang-kurangnya di antara sesama ang- Masyumi yang sedianya akan disampaikan secara resmi
gota Masyumi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pe- dalam suatu pertemuan antar delegasi untuk tukar me-
serta rapat kepada delegasi NU, antara lain apa dasar nukar dokumen. Konsepsi PBNU antara lain mengemuka-
agama, politik, psikologis, dan siasat NU keluar dari Ma- kan: (1) menghapuskan dualisme keanggotaan dengan jalan
syumi. Di dalam DPP Masyumi sendiri masih ada silang mengubah organisasi Masyumi menjadi badan federasi dari
pendapat mengenai sikap mereka terhadap keputusan NU. partai-partai politik dan organisasi Islam lainnya, atau me-
Bahkan "pendapat yang dikemukakan ketua pertemuan se- netapkan Masyumi sebagai suatu partai yang beranggota-
bagai penanggung jawab DPP telah dibantah (tertulis diban- kan perorangan saja, kemudian dibentuk federasi baru yang
tu) dan ditentang oleh anggota-anggota lainnya".12 namanya bukan Masyumi; (2) mengadakan ketentuan me-
133 134
ngenai perimbangan suara masing-masing anggota federasi net.21 Dualisme keanggotaan menurut NU menjadi penye-
menurut perimbangan jumlah anggota organisasi tersebut, bab utama kelemahan organisasi karena dengan itu tidak
dengan catatan organisasi besar jangan sampai memborong bisa ditegakkan disiplin dalam organisasi.22
semua kekuasaan dalam federasi, tetapi jangan pula organi- Perselisihan antara NU dengan anggota DPP Masyumi
sasi besar itu dianggap sama dengan organisasi kecil (yang tidak dapat diselesaikan menghadapi tuntutan NU untuk
jumlah anggotanya sedikit); (3) menggalang persatuan jabatan menteri agama. Setelah kabinet Sukiman (Masyumi)
ummat Islam Indonesia yang lebih tinggi nilainya daripada jatuh, Presiden Sukarno menunjuk Wilopo sebagai forma-
sekarang untuk menyusun barisan (front) Islam yang ter- tur, setelah formatur sebelumnya Prawoto Mangkasasmito
atur, mampu mengatasi dan memecahkan kesulitan yang dan Sidik Djojosukarto gagal menyusun kabinet. Kyai Wa-
dihadapi bersama; (4) mengupayakan cara perjuangan par- hab mengusulkan agar Masyumi menunjuk Jusuf Wibisono
lementer yang sungguh-sungguh tidak sekedar memakai mewakili partai dalam pembicaraan dengan formatur Wi-
nama Islam tetapi segan mempertahankan prinsip-prinsip lopo, namun karena suara Kyai Wahab NU) dalam rapat
ke-Islaman. Ternyata selama 5-6 tahun yang akhir sikap DPP Masyumi minoritas, sama dengan anggota DPP lain
melepaskan prinsip Islam telah mematikan jiwa ke-Islaman yang mewakili perorangan, maka akhirnya rapat DPP Ma-
di dalam masyarakat.17 syumi dengan suara mayoritas menetapkan Prawoto se-
Dalam penjelasan tentang konsepsi tersebut PBNU me- bagai wakil partai.23 Tentu saja Kyai Wahab tidak puas
nyatakan pentingnya kesatuan ummat Islam dan harapan dengan keputusan itu, maka tanggal 20 Maret, sehari se-
tetap memiliki wadah tunggal sebagai cermin dari kesatuan telah rapat DPP itu, Kyai Wahab menulis surat kepada
tersebut, tetapi dalam kenyataan dualisme keanggotaan Ma- Prawoto yang isinya antara lain menegaskan kalau perlu
syumi dirasakan tidak adil. Suara orang yang mewakili NU NU akan melaksanakan tuntutannya tanpa lewat partai.24
sebagai organisasi yang beranggota ratusan ribu, dipandang Menurut Kyai Wahab, NU organisasi besar, tidak bisa di-
sama saja dengan suara anggota Masyumi perorangan da- samakan dengan anggota perorangan di dalam partai. Du-
lam menentukan soal yang penting dan prinsip.18 Menurut kungan terbesar bagi partai Masyumi datang dari Muham-
NU bagi orang yang tidak berkepentingan hal itu tidak madiyah dan NU. Selama kabinet yang lalu Muhammadi-
terasa, tetapi bagi NU hal ini merupakan soal yang amat yah diwakili sedikitnya dua orang wakil, tetapi NU tidak
besar artinya.19 Kalau NU membiarkannya berarti menyia- pernah lebih dari satu, malah adakalanya tidak sama se
nyiakan dan tidak memperjuangkan kepentingan anggota kali.25 Menurut Kyai Wahab bila Masyumi hendak turut
yang sekian banyak yang menaruh kepercayaan kepada dalam kebinet dan salah satu kursi kabinet diberikan ke
PBNU.20 Ditegaskan pula bahwa soal ini sebenarnya sudah pada NU maka kursi itu ialah menteri agama.26
berkali-kali dipersoalkan oleh NU sejak tahun 1950 dan Pendapat kalangan Masyumi sebagian mengusulkan hen-
diusulkan agar Masyumi diubah menjadi badan federasi, daknya Muhammadiyah menarik tuntutannya dan menye-
tetapi setiap kali usul tersebut tidak mendapat tanggapan rahkan kepada NU. Ada yang menganggap kalau tuntutan
yang semestinya. Kalau sekarang ini dipersoalkan kembali NU diterima akan menjadi preseden buruk, karena telah
ketika menghadapi soal kabinet Wilopo, sebabnya ialah melanggar kebulatan tekad tahun 1945 menjalin kesatuan
karena keyakinan NU bentuk keanggotaan yang dualistis dan persatuan Masyumi sebagai partai Islam satu-satunya.
telah mencapai puncak penyebab kelumpuhan pejuangan Ada pula yang mengusulkan agar surat NU dibicarakan
demi kesatuan Islam itu. Hal itu dibuktikan dengan terus dulu dengan sikap netral dan obyektif.27 Sebagai alternatif
merosotnya posisi partai Masyumi dalam tiga fase kabi- Kyai Wahab mengusulkan agar Masyumi mencalonkan le-
135 136
bih satu calon untuk jabatan menteri agama dan menyerah- lain menurut NU telah berkolaborasi untuk mempersempit
kan keputusan kepada formatur. Jika formatur menghen- dan mengecilkan peran NU. Akan wajar jika NU kemudian
daki agar partai sendiri yang memutuskan, maka partai menampakkan reaksi yang keras, kabinet Wilopo berhasil
Masyumi harus membicarakan kembali dalam forum rapat. terbentuk tanpa NU mendapat kesempatan memenangkan
Usul ini pun ditolak.28 pemungutan suara dalam rapat-rapat Masyumi karena un-
Tanggal 26 Maret Kyai Wahab menemui langsung for- sur NU dalam keanggotaan DPP Masyumi sangat kecil.
matur Wilopo. Wachid Hasjim kemudian menulis surat Selain itu pada umumnya para pemimpin Masyumi yang
kepada Natsir tentang pertemuan Kyai Wahab dengan for- non NU memandang tidak cukup baik dan kurang meng-
matur Wilopo yang isinya antara lain 'Masyumi akan pecah hargai para pemimpin Islam dari unsur NIJ. Kedudukan
jika menyerahkan soal jabatan menteri agama selain kepada NU dalam Masyumi dirasakan NU sebagai kuda tunggang-
NU, sebab anggota parlemen dari unsur NU akan menolak an belaka bagi sementara politisi Masyumi yang tidak me-
memberi dukungan kepada kabinet.29 Reaksi pun muncul miliki basis dukungan ke bawah yang kuat.
dari anggota-anggota DPP Masyumi terhadap tindakan Setelah PBNU menyampaikan risalah perundingan ke-
Kyai Wahab yang menemui sendiri formatur Wilopo dan pada DPP Masyumi tanggal 8 Mei tidak ada jawaban, maka
surat 'ancaman' dari Wachid Hasjim. DPP Masyumi ke- sampai akhir Juli PBNU sudah lima kali menulis surat
mudian mengecam tindakan Kyai Wahab dan NU, dan kepada DPP Masyumi.31 Dalam surat terakhir tanggal 31
memutuskan menetapkan sendiri calon menteri agama. Ta- Juli, NU menyatakan telah resmi keluar dari Masyumi.
hap pertama ada 8 calon, termasuk dua dari NU, Masjkur Alasan yang dikemukakan karena muktamar NU di Palem-
dan Fathurrahman. Pemungutan suara pertama Masjkur bang memberi batas waktu penyelesaian keputusan muk-
dan Fathurrahman, masing-masing mendapat 1 suara, Faqih tamar sampai akhir Juli 1952. Berhubung dengan itu, dalam
Usman 4, dan Osman Raliby 2 suara. Pemungutan suara surat tersebut, maka personil NU yang duduk dalam DPP
kedua Faqih Usman 5 dan Osman Raliby 4 dan satu suara Masyumi ditarik, yaitu Wahab Chasbullah, Masjkur, Zainul
blangko.30 Arifin dan, Wachid Hasjim.32 Dengan pernyataan resmi NU
Dengan kejadian ini maka formatur Wilopo menunjuk ini maka keesokan harinya, tangal 1 Agustus ditandata-
Faqih Usman sebagai menteri agama, namun akibatnya ke- ngani Maklumat Bersama DPP Masyumi dan PBNU yang
kecewaan NU terasa sangat dalam. Rapat PBNU 5-6 April ditandatangani M. Natsir (Masyumi) dan Wachid Hasjim
di Jombang memutuskan NU keluar dari Masyumi. Tun- (NU). Dinyatakan bahwa mulai akhir Juli 1952 NU telah
tutan yang sejak lama diajukan agar dilakukan reorganisasi memisahkan diri dari Masyumi sebagai anggota istimewa
Masyumi dengan menghapuskan dualisme keanggotaan, berdasar keputusan muktamarnya di Palembang.33 Dinyata-
suara yang mewakili organisasi sama dengan suara yang kan pula bahwa pemisahan diri ini hendaknya tidak mem-
mewakili perorangan dalam berbagai forum pengambilan pengaruhi persatuan, tetapi sebagai perubahan organisasi
keputusan atau menjadikan Masyumi sebagai badan fe- saja. Mengenai anggota perorangan yang merangkap akan
derasi, tidak pernah mendapat tanggapan. NU tidak bisa diatur kemudian.34
menerima keputusan rapat DPP Masyumi karena keputus- Sebagai konsekuensi dari tuntutan PBNU untuk memben-
an itu dirasakan tidak adil, suara anggota perorangan da- tuk badan federasi, maka setelah berhasil melakukan perun-
lam DPP Masyumi dianggap sama dengan anggota DPP dingan dengan Masyumi, kemudian diupayakan mendiri-
yang mewakili organisasi. NU sudah merasa cukup me- kan badan federasi yang diberi nama Liga Muslimin In-
nyampaikan alasan itu, tetapi anggota DPP Masyumi yang donesia. Sebelum itu NU juga mengusulkan kepada Badan
137 138
Kongres Muslimin Indonesia (BKMI) agar organisasi ini Da'wah, "28 Tahun Partai NU Telah Berjuang", dalam Risalah
diubah menjadi badan federasi ummat Islam Indonesia de- Kenang-kenangan
ngan mengganti nama menjadi Muktamar Muslimin In- ke 28 Partai NU (Kudus: Panitia Hari Ulang Tahun ke-28 Partai
donesia (MMI) dengan alasan supaya tidak membentuk NU, 1954).
badan baru atau organisasi baru.35 Dinyatakan pula dalam
surat tersebut bahwa NU telah mengusulkan kepada Ma- 3. Berangkat, h. 138.
syumi mengenai gagasannya untuk membentuk badan fe-
derasi yang dimaksud.36 Namun sayang kedua usul NU 4. PBNU, Konsepsi PBNU Mengenai Perundingan NU-Masyumi,
tersebut tidak memperoleh sambutan, baik dari kalangan tanggal 8 Mei
Masyumi sendiri maupun BKMI. 1952, Arsip Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 139/140.
Selanjutnya dikutip
Konsepsi.
________________________________________________________
______ 5. Ibid.
________________________________________________________
______ 6. PBNU, Tentang Perundingan Antarn NU dan Masyumi, tanggal 9
Juni 1952,
Catatan Arsip Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 139/140, h. 1.
Selanjutnya dikutip
1. Abubakar, Sejarah Hidup, h. 564. Lihat pula Saifuddin Zuhri, Tentang Perundingan.
Berangkat dan
Pesantren (Jakarta: Gunung Agung, 1987), h. 398. Selanjutya 7. Tentang Perundingan, h. 1.
dikutip Berangkat.
8. Ibid.
2. Dikutip dari Saifuddin Zuhri, Berangkat, h. 398. Tidak dijelaskan
siapa 9. Ibid., h. 2.
tokoh rangking kedua Masyumi itu. Dalam hirarki kepemimpinan
Masyumi 1O. Ibid.
ketika itu ada presidium (wakil ketua dijabat Kasman
Singodimedjo) dan 11. Ibid.
eksekutif (wakil ketua dijabat Prawoto Mangkusasmito).
Pernah diprovokasikan oleh setengah orang bahwa jika NU 12. Ibid.
menjadi partai
politik maka ia akan merupakan aliran politik yang sangat ekstrem 13. Ibid.
kanan
yang penuh dengan fanatisme dan menuju ke arah diktatur; PBNU 14. Ibid.
Bagian
15. Ibid, h. 3.
139 140
memahami kepentingan NU, karena itu tidak heran kalau Kyai
16. Ibid. h. 4. Wahab meng-
usulkan agar Jusuf ditetapkan mewakili Masyumi untuk bertemu
17. Konsepsi. dengan
formatur Wilopo, tetapi usul Kyai Wahab ditolak DPP Masyumi.
18. PBNU, Penjelasan tentang Konsepsi PBNU Mengenai
Perundingan NU-Ma- 24. Deliar Noer, Partai Islam, h. 82-83.
syumi, tanggal 18 Mei 1952, Arsip Nasional, Koleksi tentang NU
Nomer 139/ 25. Ibid, h. 83. Menurut kalangan Masyumi, NU menilai Prawoto
140. Selanjutnya dikutip Penjelasan. Mang-
kusamsamito, Moch. Sardjan dam Moh. Roem mewakili Masyumi
19. Ibid. dalam
kabinet dari unsur Muhammadiyah. Sampai saat itu tidak pernah
20. Penjelasan. ada kabinet
koalisi, kecuali kabinet Soekiman (sebelum Wilopo). Penilaian
21. Dalam Penjelasan tentang Konsepsi PBNU dikemukakan maksud tersebut di-
kemerosot- anggap tidak benar, sebab mereka tidak mewakili Muhammadiyah
an tiga fase kabinet ialah kabinet Natsir, kabinet Sukiman lemah dalam
karena Masyumi; Wawancara dengan Dr. Anwar Hajono, SH, di Jakarta,
dipukul kawan sendiri, dan kabinet Wilopo. Masyumi hanya duduk 20 April
sebagai 1992. Perbedaan penafsiran mengenai anggota istimewa dalam
wakil perdana menteri. Dalam Masyumi sendiri timbul silang Masyumi me-
pendapat antar mang tejadi. Para pemimpin NU duduk dalam DPP Masyumi
pemimpin Masyumi sehingga akibatnya kabinet yang dipimpin maupun dalam
Masyumi ja- kabinet dari unsur Masyumi, merasa mewakili NU sebagai anggota
tuh. Kelompok Sukiman-Jusuf Wibisono dan Natsir-Prawoto istimewa
seringkali ber- Masyumi. Nwr. Porfni Islam.
silang pendapat yang tersiar ke surat kabar. DPP Masyumi sering
tidak bisa 26. Deliar Noer, Partai Islam.
mengatasi perbedaan pendapat intern akhirnya tersebar keluar.
Deliar Noer, 27. Ibid, h 84.
Pmtni Islmn, h. 205-225.
28. Ibid., h. 84.
22. PBNU, Penjelasan.
29. Ibid, h. 85-86.
23. Yusuf Wibisono dan Sukiman memang dikenal cukup dekat dan
dapat 30. Ibid., h. 86.

141 142
31. Dalam surat terakhir PBNU menjelaskan telah menulis surat capai tujuan tersebut ditetapkan pula usaha yang akan
sebanyak dilakukan oleh Liga antara lain rencana bersama dan meng-
lima kali kepada DPP Masyumi mengenai soal ini. Tanggal 8 Mei himpun organisasi Islam yang ada, memajukan dan meng-
sebanyak 2 adakan aksi bersama dan akan mengadakan kongres Islam
surat, 17 dan 31 Mel, 10 Juni, dan terakhir 31 Juli. Lihat surat Indonesia.
PBNU nomer Meskipun demikian upaya untuk menggalang persatuan
237/Tanf/VII/1952, tanggal 31 Juli 1952, Arsip Nasional, Koleksi itu tidak bejalan dengan baik, karena akar dari gagasan itu
tentang NU sebenarnya berasal dari konflik kepentingan politik belaka.
Nomer 140. Pada awal tahun lima puluhan kekuatan NU belum nam-
pak ke permukaan, baru setelah pemilu 1955 NU berhasil
32. Surat PBNU nomer 237/Tauf./VI1/1952, tanggal 31 Juli 1952. meraih suara ketiga, kekuatan dukungan NU kelihatan.
Partai lain yang tergabung ke dalam Liga adalah partai
33. Maklumat Bersama NU-Mnsyumi, tanggal 1 Agustus 1952, Arsip kecil yang tersisih dari kekuatan besar Masyumi. Tidak
Nasional, mengherankan kalau penggabungan partai-partai itu ke da-
Koleksi tentang NU Nomer 140. lam federasi Liga justru untuk memperoleh kesempatan
politik. Kesempatan itu sulit diperoleh jika mereka tetap
34. Ibid. Mengenai anggota perorangan dipersilakan untuk memilih, bergabung di dalam Masyumi, sebab umumnya bisa di-
apakah katakan personil kepemimpinan mereka akan kalah bersa-
akan tetap menjadi anggota Masyumi atau melepaskan ing dengan tokoh-tokoh Masyumi, baik pusat maupun dae-
keanggotaannya dan rah. Namun semenjak kemelut Masyumi-NU yang berakhir
bergabung ke NU. Salah seorang anggota parlemen, Saleh dengan keluarnya NU dari Masyumi, kedudukan Masyumi
Sujaningprodjo, pun tidak makin baik.38 Usaha-usaha yang dilakukan untuk
menyatakan keluar dari Masyumi masuk NU. mencegah agar partai-partai Islam tidak berjalan sendiri-
sendiri dengan mengadakan pertemuan-pertemuan berkala
35. Surat PBNU kepada BKMI tanggal 5 Agustus 1952, Arsip tidak berjalan dengan baik. Apalagi setelah Wachid Hasjim
Nasional, berpulang ke rahmatullah tanggal 19 April 1953.39
Koleksi tentang NU Nomer 140. Peranan Liga Muslimin Indonesia sebagai lembaga fe-
derasi juga tidak berkembang lagi karena anggota-anggota-
36. Surat PBNU kepada BKMI tanggal 5 Agustus 1952, Arsip nya seringkali mengadakan perhubungan tidak melalui
Nasional, lembaga ini, tetapi langsung dengan pimpinan partai yang
Koleksi tentang NU Nomer 140. bersangkutan.40 Dengan demikian fungsi lembaga federasi
Dalam suatu upacara bertepatan dengan hari Arafah 9 tidak banyak berarti, karena mekanisme organisasi Liga
Zulhijjah 1371 (30 Agustus 1952) resmilah berdiri federasi tidak mampu mengatasi persaingan perebutan kepentingan
Liga Muslimin Indonesia yang merupakan federasi- tiga par- politik atau pengaruh di antara mereka sendiri. Hanya
tai politik NU, PSII, Perti, dan Darud Da'wah wal-Irsyad beberapa kali kelompok Liga bersependapat dalam bebe-
(DDI).37 Ditetapkan bahwa tujuan badan federasi ini adalah rapa hal mengenai sikap mereka menghadapi kabinet, te-
"untuk mencapai masyarakat Islamiyah yang sesuai dengan tapi selebihnya dalam banyak hal mereka berjalan sendiri-
hukum-hukum Allah dan sunnah Rasullah". Untuk men- sendiri. Menghadapi pemilihan umum tahun 1955 kegiatan
143 144
Liga juga tidak nampak tampil ke depan. Partai-partai Is- kesulitan menghadapi serangan juru kampanye NU,45 oleh
lam berjalan 'sendiri-sendiri dan bahkan kadang-kadang sa- karena itu Masyumi mengusulkan hendaknya praktek sa-
ling bermusuhan memperebutkan anggota untuk men- ling menyerang itu dihentikan, meskipun sebelumnya par-
dukung pengumpulan suara dalam pemilihan umum. Di tai-partai Islam sudah mengeluarkan pernyataan bersama
daerah Pulau Jawa atau daerah lain yang menjadi basis untuk menjaga persatuan, tidak saling menyerang.46 PBNU
antara NU atau Masyumi, kemelut terjadi akibat soal ini. menyatakan merasa sudah tidak urgent lagi dengan alasan
Meskipun secara resmi NU telah keluar dari Masyumi masa kampanye yang akan berakhir dan kerasnya serangan
namun kemelut yang terjadi tidak mereda, bahkan di be- yang ditujukan kepada NU di daerah-daerah. Dalam surat
berapa daerah terjadi makin intens. Tuduhan dari kalangan tersebut PBNU juga melampirkan data-data laporan warga
Masyumi bahwa NU keluar dari Masyumi akan mendirikan NU dan cabang-cabangnya mengenai adanya serangan-
darul-Islam dengan alasan Kartosuwirjo dahulu keluar dari serangan yang dirasakan amat memukul NU. Sebenarnya
Masyumi untuk mendirikan DI (Darul-Islam),41 dirasakan patut dipertimbangkan bahwa dengan ajakan Masyumi itu
sebagai pukulan berat oleh NU sampai NU mengusahakan sebenarnya Masyumi juga merasakan hal sama dengan
lewat Jaksa Agung agar menghentikan provokasi tersebut.42 yang dirasakan NU.
Apakah ini cermin dari kegemasan kalangan Masyumi yang NU merasakan reaksi kalangan Masyumi terhadap ke-
melihat NU begitu cepat memberi reaksi dengan keluar putusan NU keluar dari Masyumi cukup keras, tidak seper-
dari Masyumi? ti yang terjadi ketika PSII didirikan kembali tahun 1947 dan
Awal kehidupan politik NU selain dimulai dengan kon- anggota-anggotanya keluar dari Masyumi. Barangkali ketika
solidasi organisasi untuk menata kehidupan partai baru itu, itu masih diliputi suasana menghadapi tantangan yang le-
juga diwarnai ketegangan di daerah-daerah khususnya de bih besar, pemberontakan PKI di Madiun dan persoalan
ngan Masyumi. Seorang pegawai kantor urusan agama di kebangsaan yang lain, yang berbeda ketika NU melepaskan
Bojonegoro dalam laporannya kepada PBNU mengatakan diri. Akan tetapi jumlah pengikut NU yang besar, terutama
bahwa ia "diblokir dan dipojokkan, tidak diberi kekuasaan di Jawa yang menjadi sentral kepemimpinan politik dan
(jabatan?) dan pekerjaan sama sekali", setelah NU keluar militer, mengakibatkan kasus NU keluar dari Masyumi me-
dari Masyumi, sehingga terpaksa dia minta dipindahkan ke nimbulkan guncangan yang cukup terasa bagi Masyumi.
Pacitan, suatu kota Kabupaten di Jawa Timur.43 Dalam Kemelut antar partai-partai Islam sendiri, khususnya an-
laporan selanjutnya warga NU tersebut merencanakan akan tara Masyumi dan NU, cukup merepotkan masing-masing
membentuk cabang NU di Pacitan, tetapi diintimidasi oleh pihak. Serang menyerang antara para orator juru kampanye
beberapa orang pemimpin partai yang datang dari Jakarta betapapun tidak menguntungkan perjuangan Islam. Aki-
dan Surabaya, dikatakan bahwa NU adalah pemecah per- batnya memang dirasakan sampai ke tingkat pengambilan
satuan ummat Islam. NU juga dituduh PKI karena salah keputusan politik, baik di daerah maupun di pusat. Ke-
seorang gembong PKI telah berusaha membentuk cabang renggangan pun tidak bisa dihindari. Dalam banyak hal
NU di Pacitan.44 keputusan politik yang mestinya digalang bersama antar
Begitu derasnya serangan yang dirasakan NU di daerah- partai-partai Islam, malah justru bercerai, tidak bersatu.
daerah menjelang pemilihan umum tahun 1955, sehingga Kepahitan yang dirasakan partai satu terhadap yang lain
PBNU menolak ketika diminta oleh DPP Masyumi untuk akibat cekcok dan cemooh pemilu dalam perebutan suara,
menandatangani Sambutan Bersama untuk menjaga kete- seperti telah dikemukakan di atas, berakibat mengganggu
nangan, tidak saling menyerang. Masyumi juga mengalami kerja sama mereka. Boleh dikata, umumnya sikap politik
145 146
partai-partai Islam tidak bisa bersatu, kecuali dalam per- nya 8 kursi anggota parlemen, negosiasi politik yang di-
sidangan konstituante,49 karena tema besar tentang dasar lakukan tidak lagi terikat dengan Masyumi. Kedudukan
negara yang jadi isu utama dapat mempersatukan mereka. Masyumi sendiri dalam kabinet Wilopo (1952-1953) tidak
Selain itu NU setelah kehilangan tokoh utama yang her- terlalu baik karena kurangnya kerja sama antara partai
wibawa, Abdul Wachid Hasjim, tidak memiliki pemimpin dengan para menteri yang duduk dalam kabinet dan hu-
dan organisator yang tangguh. Hal ini juga dirasakan oleh bungan yang kurang balk pula antara Masyumi dengan
pemimpin-pemimpin lainnya antara tahun 1954-1960 yang PNI (52 dan akhirnya kabinet itu pun jatuh. Jarak antara
seringkali melontarkan keluhan "Seandainya Kyai Wahid Masyumi dengan partai Islam lainnya yang tergabung Liga
masih ada..." ketika menghadapi soal-soal pelik yang sulit Muslimin terasa makin lebar. Menghadapi pembentukan
dipecahkan.50 Tiadanya tokoh organisator dan pemimpin kabinet baru, kelompok liga menampilkan poros baru ke-
politik yang tangguh di dalam NU berakibat partai ini lompok Liga, PIR, PRN, Parkindo dan Buruh dengan PNI
tidak mampu memainkan peranan politiknya secara mak- sebagai alternatif menggantikan poros Masyumi-PNI yang
simal, baik di lingkungan ummat Islam sendiri maupun dinilai tidak berhasil menggalang kerja sama secara baik.
partai-partai Islam dan kehidupan politik secara nasional. Beberapa formatur yang ditunjuk gagal menyusun kabinet
Masyumi sendiri tidak mampu menjembatani berbagai ke- akibat pertentangan kepentingan politik antar partai-partai.
pentingan partai lain, sehingga secara umum peranan Ma- Formatur tersebut ialah Poem (Masyumi) dan Mangun-
syumi bagi partai Islam lain dirasakan bukan sebagai sarkoro (PNI), Mukarto (PNI) dan Burhanuddin Harahap
"orang dewasa yang menyantuni si kecil". (Masyumi). Akhirnya ditunjuk formatur Wongsonegoro
Akan tetapi ini tidaklah berarti kesalahan harus dibe- (PIR) dan berhasil menyusun kabinet dipimpin Ali Sas-
bankan kepada pihak Masyumi sendiri, sebab umumnya troamidjojo (PNI) tanpa Masyumi ikut serta. NU turut serta
partai-partai Islam masih terasa kuat pengaruh kepentingan dalam kabinet bersama Liga dengan tiga orang jabatan
partainya sendiri guna memperoleh distribusi kekuasaan menteri (termasuk wakil perdana menteri II, Zainul Arifin)
politik yang lebih menonjol. Agaknya Masyumi yang di- dan PSII dua orang wakil. Kalangan pemimpin Masyumi
dukung banyak kalangan intelektual dan ulama modern, amat kecewa dengan keikutsertaan NU dalam kabinet
kurang mampu memainkan peranan untuk memimpin go- yang menurut mereka telah memberi jaminan tidak turut
longan-golongan Islam lain di luar Masyumi sendiri. Se- serta jika Masyumi tidak diikut sertakan dalam kabinet.53
sungguhnya banyak harapan dari sementara kalangan po- Jaminan NU sendiri terhadap Masyumi tidak dapat me-
litisi dan pemimpin Islam digantungkan ke pundak Ma- nahan desakan rasa kecewa terhadap kebijaksanaan Ma-
syumi sebagai partai besar dan memiliki tenaga intelektual syumi sebelumnya sehingga NU menyatakan keluar dari
yang cukup dalam kepemimpinan ummat Islam, tetapi di Masyumi. Oleh karena itu akhirnya NU masuk dalam ka-
lingkungan internnya sendiri Masyumi tidak mampu me- binet Ali Sastroamidjojo untuk membuktikan kepada se-
ngendalikan silang pendapat yang terjadi dalam berbagai mentara kalangan Masyumi bahwa NU cukup mampu me-
keputusan penting selain desakan-desakan kepentingan mikul tugas pemerintahan dan politik. Jika sebelumnya
daerah yang tidak cukup baik dikendalikan oleh pusat.51 para pemimpin Masyumi dinilai NU tidak cukup menghor-
Hal ini menjadikan partai Masyumi lebih sibuk mengatur mati para pemimpin NU, maka ketika tiba giliran NU
internnya sendiri daripada gerakan bersama dengan kelom- dapat memainkan sendiri kepentingan politiknya, upaya itu
pok Islam lain. pun dilakukan sendiri. Kyai Wahab merupakan salah se-
Setelah NU keluar dari Masyumi dengan dukungan ha- orang yang paling dikecewakan akibat kegagalan negosiasi
147 148
dengan Masyumi menghadapi pembentukan kabinet Wi- koflik akan melibatkan pihak-pihak yang lebih luas karena
lopo sebelumnya, karena itu dapat dimengerti jika kemudi- bukan hanya melibatkan anggota perorangan di dalam Ma-
an Wahablah yang menentukan untuk memutuskan ikut syumi, tetapi juga kelompok-kelompok (anggota istemewa).
serta dalam kabinet Ali Sastroamidjojo tanpa Masyumi ikut Kedua, adanya perbedaan persepsi dan sikap dalam
serta (Wachid Hasjim sudah wafat ketika perundingan ka- mengantisipasi gejala-gejala sosial politik antara Masyumi
binet All), sebab perundingan selama tiga kali formatur dengan NU dan partai Islam lainnya. Secara umum "bu-
yang dibentuk selalu gagal akibat konflik intern Masyumi daya" politik Masyumi dapat dikatakan kurang memper-
sendiri maupun Masyumi dengan PNI dan partai lain. Me- hitungkan akan "kalah" karena kecenderungannya terus
nurut Wahab, kabinet harus segera dibentuk untuk me- mempertahankan kepentingan-kepentingan politiknya, sam-
ngatasi masalah-masalah yang lebih besar antara lain soal pai akhirnya benar-benar "kalah", meskipun kadang-kadang
militer dan keamanan dan untuk menyelenggarakan pe- sudah disadari, toh akhirnya ke situ juga.55 Sementara itu
milihan umum. Faktor yang terakhir ini amat penting men- dari kalangan NU dan partai maupun organisasi Islam
dapat dukungan agar segera dapat diketahui perimbangan lainnya (juga dalam beberapa hal termasuk Muhammadi-
kekuatan politik yang sebenarnya. Akan tetapi masalah- yah) sebaliknya lebih cepat merasa akan "kalah" sebelum
masalah yang dihadapi kabinet ini memang cukup berat, bertanding dan terbukti memang akhirnya benar-benar "ka-
terutama militer dan keamanan, akhirnya kabinet ini pun lah". Para pemimpin Masyumi terus melancarkan serangan
jatuh digantikan Boerhanuddin Harahap (Masyumi) dengan atau paling tidak kritik terbuka terhadap Sukarno karena
tugas khusus mengembalikan wibawa pemerintah dan me- penyimpangan kanstiusional yang dilakukan untuk mem-
nyelenggarakan pemilihan umum. bangun kekuasaan politiknya, sementara kalangan lain lebih
Jika diandaikan ketika konflik tentang kabinet Wilopo bersifat diam, atau malah memanfaatkan hubungan dekat-
NU berhasil mendapatkan tuntutannya memegang jabatan nya dengan Sukarno.56
menteri agama, atau Masyumi ikut bergabung ke dalam Lalu apa yang bisa diharapkan dari keinginan untuk
federasi Liga setelah NU keluar dari Masyumi, mungkinkah membangun keutuhan dan kekompakan dari para pemim-
partai-partai Islam, atau Masyumi (termasuk NU di dalam- pin Islam itu? Jadi sekiranya NU tidak keluar dari Ma-
nya), dapat mengembangkan diri sebagai kekuatan yang syumi pada waktu konflik tentang kabinet Wilopo, atau
kompak dan bersatu? Masyumi ikut bergabung dalam federasi Liga Muslimin,
Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk dapat me- keretakan mereka kemungkinan juga akan muncul di ke-
lihat kemungkinan memberi jawaban masalah di atas. Per- mudian hari karena perbedaan-perbedaan seperti dikemu-
tama, kenyataan bahwa di dalam Masyumi sendiri tidak kakan di atas. Kedua sikap yang diperlihatkan kelompok-
sepi dari konflik, baik sebelum maupun sesudah NU ke- kelompok Islam yang berbeda tersebut pada dasarnya
luar. Begitu cepatnya kabinet yang dipimpin Masyumi, juga sama-sama mengakibatkan kelumpuhan posisi mereka, se-
partai lain, menandai bahwa di dalam Masyumi belum ada tidak-tidaknya telah mendorong kekuatan Sukarno makin
kekompakan, khususnya antara kelompok Sukiman-Jusuf berpengaruh.
Wibisono di satu pihak dengan Natsir-Prawoto di pihak
lain.54 Ketidaksepahaman atau mungkin persaingan di an-
tara kelompok-kelompok mereka sangat mungkin sekali B. TANGGUNG JAWAB DAN KETIDAKBERDAYAAN
melibatkan kekuatan-kekuatan NU, sekiranya NU masih
tetap menjadi anggota Masyumi. Maka dengan sendirinya Setelah diuraikan sekitar kemelut NU-Masyumi akibat dari
149 150
tindakan NU keluar dari Masyumi, maka dalam bab ini keputusannya kepada Presiden tanggal 28 Februari ketika
diuraikan bagaimana sikap politik NU, khususnya dalam semua partai lain juga diminta menghadap. Satu minggu
menghadapi pembentukan kabinet, setelah NU berdiri se- kemudian delegasi NU menghadap lagi kepada Presiden,
bagai partai politik. Akan nampak bahwa sebenarnya NU dalam kesempatan itu Presiden menyatakan kekecewaan
tidak berdaya memerankan politiknya di tengah pergolakan terhadap sikap NU mengenai "Konsepsi Presiden".61 Se-
politik nasional, sementara kalangan partai Islam sendiri hubungan dengan itu Presiden minta, sekalipun NU me-
tidak selalu menunjukkan kekompakan barisannya. nolak ikut sertanya PKI dalam kabinet, untuk menjaga pres-
Hasil pemilihan umum tahun 1955 merupakan karya be- tige Presiden Soekarno pribadi supaya usul pembentukan
sar NU yang ternyata tidak diikuti kemampuan mengem- Dewan Nasional yang sifatnya hanya memberi nasehat be-
bangkan kemenangan tersebut dalam kehidupan politik se- laka, diterima NU. Terhadap permintaan ini delegasi NU
lanjutnya. Akan tetapi ini bukanlah hanya bagi NU belaka, yang terdiri atas Wahab Chasbullah, Idham Chalid, Masjkur
sebab kecuali PKI yang terus memperoleh kemajuan, partai- dan Zainul Arifin, menyatakan akan mempelajari usul Pre-
partai lain juga gagal memegang kendali politik di In- siden.62 NU menilai dengan ketegasan sikap ini sebagai
donesia. Keruwetan politik 10 tahun pertama usia RI terus satu fase perjuangan telah berhasil membendung terlak-
terjadi dan kabinet mengalami jatuh bangun dalam umur sananya "Konsepsi Presiden" untuk membentuk kabinet go-
yang relatif pendek, ditambah lagi dengan kemelut per- tong royong, yang PKI masuk di dalamnya.63
golakan di Sumatera dan pergolakan militer lainnya yang Soal prestige pribadi Presiden Soekarno ini menjadi topik
kemudian disusul pernyataan SOB oleh Presiden Soekarno hangat dalam rapat pleno PBNU tanggal 9-10 Maret di
awal tahun 1957 dan pembentukan kabinet Djuanda karena Jakarta, sebab menurut perkiraan NU, Presiden menduga
kegagalan formatir Suwirjo.57 Presiden kemudian mengang- NU akan menerima "Konsepsi Presiden" tersebut, tetapi
kat diri sendiri selaku warga negara sebagai formatir untuk ternyata tidak. Presiden menyatakan kepada NU bahwa dia
membentuk kabinet.58 Masyumi dan NU sebagai dua partai telah "menghadapi batu karang" NU, dengan demikian te-
Islam terbesar gagal menggalang kerja sama untuk menen- lah merasa gagal sebagai seorang pemimpin bangsa.64 Fak-
tukan keputusan-keputusan politik penting. Kerenggangan tor ini kemudian dinilai NU patut menjadi pertimbangan,
terus terjadi, selain karena berbagai perbedaan persepsi ke- sebab faktor Soekarno masih dianggap penting peranannya
agamaan dan kultural, juga karena berkecamuknya kemelut sebagai pemimpin bangsa sejak zaman sebelum kemerdeka-
dalam pemilihan umum yang terus berlanjut. an.65 Rapat NU kemudian menyatakan pendapatnya: me-
Hasil pemilihan umum tahun 1955 tidak memungkinkan nyetujui dibentuk dewan Nasional yang bertugas memberi
ada satu pun partai memegang kekuasaan tanpa berkoalisi nasehat kepada Dewan Menteri diminta atau tidak dan
dengan partai lain. Kabinet Ali kedua (1956-1957) hasil nasehat itu bersifat teknis; menyetujui pula dibentuk De-
pemilihan umum tahun 1955 tidak bisa bertahan dan me- wan Perencana Nasional yang diketuai Hatta; dan menolak
nyerahkan mandatnya kepada Presiden tanggal 14 Maret ikut sertanya PKI dalam kabinet.66
1957. Situasi politik terus meningkat suhunya, selain karena Keputusan rapat PBNU itu kemudian disampaikan ke-
berbagai soal pergolakan yang terjadi juga Presiden Soekar- pada Presiden sore harinya.67 Presiden memang akhirnya
no membuat pernyataan hendak menguburkan partai-partai tidak bisa menolak keputusan itu dan menyebutnya sebagai
yang disusul gagasan tentang "Konsepsi Presiden".59 Partai- "Konsepsi NU" untuk mencari jalan tengah menghadapi
partai Islam mengemukakan tanggapan mereka dengan me- kesulitan.68 Diminta agar NU membicarakannya dengan
nolak "Konsepsi Presiden" tersebut.60 NU menyampaikan PNI dan partai lain dan sekaligus menyusun rencana pem-
151 152
bentukan kabinet baru.69 Soal partai mana yang akan diajak setujui pula oleh Presiden Soekarno dan PNI, partai Suwir-
ikut serta terjadi perbedaan antara NU dengan Presiden. jo. Namun di tengah harapan akan tercapainya kesepakatan
Presiden menghendaki agar Masyumi tidak diajak serta, pembentukan kabinet yang kuat karena mendapat dukung-
sementara NU berpendapat Masyumi harus diikutsertakan an Masyumi yang menguasai daerah yang bergolak itu, NU
karena tugas kabinet baru yang akan dibentuk untuk meng- merasa amat kecewa dengan datangnya tuntutan Masyumi
atasi kesulitan yang timbul akibat pergolakan daerah di untuk memperoleh hak yang sama dengan PNI dan NU
tempat mana Masyumi memiliki basis pendukung yang (masing-masing 5 kursi) dan tuntutan PSII untuk mem-
kuat. Tanpa Masyumi, menurut NU, kabinet akan meng- peroleh dua kursi (Pertahanan dan PPK). Menurut NU,
alami kesulitan untuk menyelesaikan masalah tersebut.70 sekalipun tuntutan ini berhasil diperjuangkan, tetapi Ma-
Dalam perundingan dengan PNI pun NU tetap berpen- syumi juga berkeras menolak Prijono dan Sadjarwo, yang
dapat yang sama, dan PNI sebaliknya, menghendaki tanpa oleh Masyumi dinilai sebagai fellow travellers PKI dan oleh
ikut sertanya Masyumi dalam kabinet, sebab menurut PNI, Suwirjo akan diikutsertakan dalam kabinet.73
Masyumi tidak sepenuh hati dalam koalisi akibatnya akan Menghadapi soal yang pelik ini NU merasa telah men-
menyulitkan koalisi yang akan dibentuk. Sementara itu pe- capai batas maksimal tidak bisa berbuat lain kecuali harus
rundingan dengan Masyumi dicapai sepakat Masyumi akan solider, terutama mengenai tuntutan PSII. Terhadap tun-
mendukung "Konsepsi NU" dan mendorong agar pemben- tutan Masyumi NU merasa tidak sanggup memperjuang-
tukan kabinet dipegang NU dan Masyumi menyerahkan kannya, sebab menurut NU, seharusnya Masyumi terlebih
sepenuhnya kepada NU kursi apa yang akan diberikan dahulu membicarakannya dengan NU.74 Situasi yang di-
kepadanya.71 Di tengah kemelut perundingan antara NU hadapi NU bagai buah simalakama, menolak tuntutan Ma-
dengan PNI mengenai ikut sertanya Masyumi dalam ka- syumi akan berarti formatir gagal dan menerima pun juga
binet yang belum selesai, tiba-tiba Presiden menunjuk Su- gagal. Tetapi NU masih menunjukkan kesungguhannya
wirjo (Ketua Umum PNI) sebagai formatir kabinet tanggal memperjuangkan tuntutan kedua partai itu, khususnya tun-
15 Maret, suatu langkah yang oleh NU dianggap menyim- tutan PSII, "agar tetap terpelihara ukhuwwah Islamiyyah".75
pang dari konvensi yang berlaku, sebab sebelumnya Pre- Kegagalan langkah manuver politik NU di atas bukan
siden tidak mengadakan hearing dengan partai-partai se- hanya dirasakan akibatnya dalam kehidupan politik na-
bagaimana lazimnya.72 NU kemudian menyatakan bahwa sional, tetapi justru NU juga menghadapi segudang ma-
penunjukan formatir kabinet itu merupakan hak prerogatif salah ke dalam. Berita-berita koran yang mengungkapkan
Presiden, tetapi nampaknya dilupakan oleh NU bahwa pe- kegigihan NU memperjuangkan tuntutannya untuk meng-
nunjukannya sebagai formatir sebelumnya, di mana me- ikutsertakan Masyumi dalam kabinet, tidak mendapat sim-
nurut NU diberi tugas untuk itu, tidak pernah diumumkan pati cabang-cabang NU di daerah. Dalam edarannya PBNU
secara resmi oleh Presiden. menyatakan :
Formatir Suwirjo juga menghadapi soal yang sama me-
ngenai ikut sertanya Masyumi dalam kabinet, tetapi perun- Mungkin pendirian mengajak Masyumi ini tidak populer di
dingan terus dilakukan dan NU tetap berusaha meyakinkan mata sebagian Wilayah dan Cabang kita, mengingat praktek-
partai lain, termasuk Presiden sendiri, mengenai mutlaknya praktek yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Masyumi di
Masyumi ikut serta dalam kabinet. Setelah dua minggu daerah-daerah selama ini terhadap Partai dan warga kita yang
formatir bekerja, akhirnya dicapai sepakat Masyumi diikut tidak bisa dipuji bahkan harus dicela.
sertakan dalam kabinet. Kesepakatan itu menurut NU di- Akan tetapi jalan ini (mengajak Masyumi dalam kabinet)
153 154
terpaksa harus kami tempuh, berhubung dengan tingkat kea- akan terbentuk. Parlemen hasil pemilihan umum tahun
daan yang sedang kita hadapi dewasa ini berhubung dengan 1955 memang tidak memungkinkan terbentuknya kabinet
timbulnya pergolakan-pergolakan di daerah-daerah yang harus tanpa koalisi, khususnya ketiga partai tersebut.
segera diatasi agar supaya hubungan antara daerah dengan
pusat segera dipulihkan.76 ________________________________________________________
____________
Agaknya untuk tidak lebih meningkatnya rasa tidak sim- ________________________________________________________
pati pengurus NU di daerah-daerah, edaran PBNU selanjut- ____________
nya menyatakan:
Catatan
Pada tingkat sekarang, dalam masa kita ummat Islam In-
donesia di samping mengahadapi 1001 macam kesulitan Ne- 37. Abubakar, Sejarah Hidup, h. 561. Organisasi Darud Da'wah wal-
gara, juga menghadapi arus gelombang pengaruh komunis dan Irsyad
lain-lain isme yang membahayakan yang sedang pasang, hal berpusat Pi Parepare, Sulawesi, merupakan satu-satunya organisasi
mana tentu saja harus tidak boleh dibiarkan. Dan sudah men- nonpolitik
jadi garis perjuangan kita, di dalam menghadapi bahaya yang yang bergabung ke dalam Liga Muslimin tetapi tidak ikut
mengancam nasib Agama dan ummat kita, maka setiap jalan menandatangani
menuju ke ukhuwwah Islamiyyah haruslah digalang di mana deklarasi.
mungkin, dengan tidak mengesampingkan pengalaman di
masa 38. Deliar Noer, Partai Islam, h. 225.
lalu di mana orang menyalahgunakan penggalangan
ukhuwwah 39. Ibid.
Islamiyyah untuk melumpuhkan pihak lain.77
40. Deliar Noer, Partai Islam, h. 225.
Trauma kekecewaan sebagian besar pemimpin NU dae-
rah akibat perlakuan tidak sehat sementara pemimpin Ma- 41. Saifudin Zuhri, Berangkat, 401.
syumi, tetap membayangi hubungan NU dengan Masyumi.
Sementara itu NU pun juga melancarkan serangan balik 42. Saifudin Zuhri, Berangkat, 401.
yang mengakibatkan suasana tidak menjadi reda, tetapi
justru makin panas. Tanggung jawab untuk ikut berupaya 43. Laporan Abdurrahim tanggal 12 Februari 1955, Arsip Nasional,
membentuk kabinet yang kuat yang diharapkan mampu Koleksi
mengatasi berbagai krisis politik yang terjadi dibayangi ke- tentang NU Nomer 65.
takberdayaan akibat trauma tersebut dan sikap keras ke
kepala masing-masing pihak mempertahankan tuntutan- 44. Laporan Abdurrahim tanggal 12 Februari 1955, Arsip Nasional,
tuntutan mereka. Padahal mesti harus disadari tanpa to- Koleksi
leransi dengan sikap saling memberi dan menerima antara tentang NU Nomer 65. Laporan NU Cabang Tegal juga
berbagai kepentingan dalam suatu kabinet koalisi, terutama menyebutkan adanya
antara PNI, Masyumi dan NU, betapapun kabinet tidak
155 156
kecaman tidak sehat: "Kyai yang bermazhab sebetulnya mazhab Masyumi, Arsip Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 150.
Van der Plas",
"Jangan mengikuti ulama munrlfiqin yang bejanji sebelum kabinet 48. Banyak warga NU menakut-nakuti anggota Masyumi "Kalau
AA terben- kamu nanti
tuk tidak akan duduk dalam kabinet, tetapi nyatanya duduk. Apakah mati tidak disembahyangi dan tidak ditahlili". Karena alasan itu
itu beberapa
bukan munafiqin?", dan "Kyai-kyai itu kalau dicukur (plonco) anggota Masyumi di Sumatera Selatan mengembalikan kartu
dengan pecahan anggota mereka.
gelas sampai keluar getah timunnya kemudian dikeceri (perasi) Laporan Masyumi Anak Cabang Omben, Ogan Komering Ilir,
jeruk keris tanggal 7
mesti keluar "cap pain artinya". Disebutkan juru kampanye itu September 1955.
membawa
jeruk dan pecahan gelas yang dipertunjukkan kepada hadirin. 49. Lihat Deliar Noer, Partai Islam.
Laporan NU
Cabang Tegal, tanggal 16 September 1955, Arsip Nasional, Koleksi 50. Saifuddin Zuhri, Berangkat, h. 447.
tentang NU
Nomer 150. Kedua laporan tersebut juga menyebut nama-nama juru 51. Ketidakseimbangan kontribusi pendapatan negara dengan
kampanye distribusi an-
Masyumi itu. Tentang kecaman "palu arit", juga disinggung dalam tara luar Jawa dengan Jawa menimbulkan protes yang cukup keras.
rapat-rapat Masyumi
Fraksi NU bulan November 1956. Lihat Notulen rapat-rapat Fraksi yang memiliki basis dukungan yang kuat dari daerah-daerah luar
NU, Arsip Pulau Jawa
Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 247. tidak berhasil mengatasi desakan tokoh-tokoh luar Jawa untuk
menyeim-
45. Lihat Mudhafir, "Nahdlatul Ulama: Masalah dan bangkan kepincangan tersebut. Lihat misalnya Herbert Feith, The
Perkembangannya dalam Decline, h.
Hubungan dengan Pemilu 1955 dan 1971", skripsi sarjana, Fakultas 447 dan seterusnya.
Ilmu-ilmu
Sosial, UI, 1971. 52. Hubungan antara Masyumi dengan PNI tejalin kurang harmonis
antara
46. Sebelum itu partai-partai Islam mengeluarkan pernyataan bersama lain disebabkan kebijaksanaan mengatasi peristiwa 17 Oktober
tang- 1952 yang
gal 15 Juni 1955 untuk menjaga ketenangan, tidak saling hampir menjatuhkan kabinet, seal nasionalisasi tambang timah,
menyerang. Deliar pembukaan
Noer, Partai Islam, h. 346. kedutaan besar RI di Moskow dan sebagainya. Soal tanah
perkebunan Tanjung
47. Lihat surat PBNU tanggal 22 September 1955 yang ditujukan Morawa ada dua fihak dalam Masyumi dan PNI, Sukiman
kepada DPP sependapat dengan
157 158
PNI dan Natsir sejalan dengan Wilopo (PNI) yang menjabat
perdana menteri. 56. Hubungan dekat kalangan NU juga dimanfaatkan untuk
melakukan amar
53. PBNU, Siaran VI, tanggal 14 April 1957. makruf nahi mungkar terhadap Sukarno. Kyai Wahab yang cukup
dekat
54. Setelah NU keluar dari Masyumi tahun 1952, Masyumi dengan Sukarno sering mengingatkan Sukarno secara pribadi dalam
menyelenggara- beberapa
kan muktamar di Jakarta. Tentu saja masih banyak utusan dari kali kesempatan bertemu, khususnya pertemuan-pertemuan terbatas
Cabang dan pri-
Masyumi, terutama dari Pulau Jawa, yang masih berasal dari NU. badi. Antara lain Kyai Wahab mengingatkan soal Nasakom tidak
Beberapa mungkin
delegasi cabang yang berasal dari NU menghubungi FBNU dipertahankan karena Islam (agama) dengan komunisme tidak akan
maksudnya untuk bisa
minta pendapat. PBNU menginstruksikan agar mereka menjaga bertemu. Lihat Saifuddin Zuhri, Berangkat, h. 444-446.
ketenangan,
tidak ikut terlibat dalam pembicaraan yang menyerang atau 57. Rapat-rapat Fraksi NU selama bagian kedua bulan November
menyalahkan NU, 1956 mem-
karena NU keluar dari Masyumi. Sebab jika hal itu dilakukan bicarakan laporan Idham Chalid (Wakil PM II) dan Fattah Jasin
delegasi yang (Menteri
masih tetap merasa anggota NU, akan mengakibatkan kekacauan Sosial) mengenai adanya kegiatan militer di Ibu Kota yang
muktamar. menimbulkan
PBNU juga mengharapkan agar mereka menghindari keterlibatan ketegangan politik, antara lain dipimpin Zulkifli Lubis cs. Notulen
dalam blok- rapat-rapat
blok yang ada di dalam Masyumi, sebab kemungkinannya mereka Fraksi NU, bulan November 1956, Arsip Nasional, Koleksi tentang
(orang- NU Nomer
orang NU yang masih tetap di dalam Masyumi) akan digunakan 247.
untuk
menyerang blok lain. Lihat instruksi PBNU kepada cabang NU, Juli 58. PBNU, Siaran ke VI tanggal 14 April 1957, Arsip Nasional,
1952. koleksi tentang
NU Nomer 158.
55. Sering terlihat sikap Masyumi yang tidak pernah surut, antara lain
dalam 59. Presiden Soekarno menilai sistem demokrasi parlementer telah
perundingan kabinet Djuanda, Nasakom, Demokrasi, maupun gagal dan
ketika dekrit. tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, karena itu perlu
Sementara partai Islam lainnya PSII, Ferti dan NU, bersikap lain. diubah.
Lebih sering Presiden mengusulkan sistem demokrasi terpimpin, pembentukan
menyadari kekurangannya dalam bersikap menghadapi kekuatan kabinet go-
Soekarno.
159 160
tong royong, dan dewan nasional. Lihat Konsepsi Presiden, t.t., hasil keja formatur, sebab suara hasil pemilu yang dicapai Masyumi
arsip NU, Arsip seim-
Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 252. bang dengan hasil yang dicapai PNI bahkan lebih besar dari NU.

60. Deliar Noer, Partai Islam, h. 258-265. 75. PBNU, Siaran ke VI.

61. PBNU, Siaran IV, tanggal 19 Maret 1957, Arsip Nasional, Koleksi 76. PBNU, Siaran ke V, tanggal 22 Maret 1957, Arsip Nasional,
tentang Koleksi
NU Nomer 250. tentang NU Nomer 250.

62. Ibid. 77. PBNU, Siaran ke V.

63. Ibid. Kesepakatan formatir Suwirjo (PNI) dengan NU, dipan-


dang oleh NU merupakan hasil maksimal yang bisa dicapai
64. Ibid. ketika itu, karena NU telah berhasil meyakinkan PNI dan
Presiden Soekarno tentang mutlaknya mengikutsertakan
66. Siaran III. Masyumi dalam kabinet. Keduanya sejak mula menentang-
nya. Tetapi Masyumi sebagai partai besar yang sejajar
67. Ibid. suaranya dengan PNI, merasa tidak adil diperlakukan de-
mikian. Masyumi dipandang oleh NU tidak bisa menyadari
68. Ibid. kondisi lemahnya partai itu berhadapan dengan Presiden
Soekarno dan PNI. PNI menilai Masyumi telah mening-
69. NU menafsirkan permintaan Presiden ini sebagai penyerahan galkan tanggung jawab keluar dari kabinet ketika negara
mandat mengalami ujian berat, sementara Presiden Soekarno sudah
untuk membentuk kabinet baru. Ibid. mulai kurang baik hubungannya dengan Masyuri.78
Muktamar Masyumi Desember 1956 memutuskan me-
70. PBNU, Siaran IV. narik diri dari kabinet Ali Sastroamidjojo II. Banyak kalang-
an NU yang menyayangkan keputusan itu. Ketua Fraksi
71. Ibid. NU, A. A. Ahsien, menilai keputusan tersebut dibuat ter-
gesa-gesa.79 "Kalau saya mengetahui ada niatan Masyumi
72. Ibid. menarik diri dari kabinet, saya akan meyakinkannya agar
tidak dilakukan", kata Wahab Chasbullah.80 Menurut NU,
73. PBNU, Siaran ke VI. Kedua orang tersebut akhirnya diangkat keputusan Masyumi itu sebenarnya terjebak strategi PKI
menjadi yang tidak bisa masuk kabinet, sebab pada dasarnya koalisi
menteri dalam kabinet Djuanda. PNI-Masyumi-NU (dan partai lain) merupakan kabinet de-
ngan suara kelompok Islam lebih besar (13 banding 12).81
74. Ibid. Masyumi tentu saja tidak bisa menerima pembagian kursi PKI yang berada di luar kabinet memang menghendaki
kabinet kabinet jatuh dan tidak berhasil menyelesaikan program-
161 162
nya, sebab selama koalisi tiga partai itu kompak, PKI tidak posisi Masyumi ketika itu, menurut NU, lemah. Tanpa itu
akan bisa masuk kabinet. Nampaknya realitas ini kurang mustahil kabinet bisa terbentuk. Dan sikap keras kepala akan
dipahami Masyumi yang lebih mengandalkan kekuatan berarti memberi kesempatan munculnya solusi lain, dengan
sendiri yang besar, sehingga keputusan muktamar sesung- kenyataan tampilnya Presiden Soekarno membentuk kabinet
guhnya akan mempersulit diri sendiri dan tidak memecah- Djuanda yang dinyatakan sebagai taken kabinet ekstra par-
kan persoalan.82 Sementara itu kondisi kehidupan partai- lementer. Ternyata tidak satu pun partai mampu memben-
partai politik sendiri sudah mulai terancam oleh berkem- dung arus yang terjadi. Kabinet Djuanda terbentuk tidak satu
bangnya korupsi, lemahnya organisasi kepartaian, dan ke- pun partai mampu mencegah, termasuk Masyumi dan NU.
tidak perdulian aparat birokrasi terhadap atasan mereka Jika diterima alasan kekecewaan Masyumi karena NU tidak
para politisi yang memegang jabatan. ikut menentang kebijaksanaan Presiden yang melawan prin-
Kegagalan penyusunan kabinet disebabkan karena sikap sip demokrasi, menurut NU tidaklah benar. Upaya mengatasi
mutlak-mutlakan partai tentu akan lebih menyulitkan upa- kemelut yang ditempuh NU selama ini menurut NU juga
ya untuk mengatasi krisis yang terjadi. Selain itu kemung- banyak dikecewakan karena sikap Masyumi. Selain itu jika
kinan Presiden Soekarno menggunakan pengaruhnya untuk pun NU turut serta menentang kabinet, diperhitungkan akan
memaksakan "Konsepsi Presiden" bukannya sesuatu yang timbul bahaya yang lebih besar, sebab persoalan-persoalan
tidak dapat diperhitungkan, sebab sebelumnya, segera se- negara yang lebih prinsip yaitu pergolakan daerah, korupsi,
telah kabinet. Ali menyerahkan mandatnya, telah dinyata- serta kelemahan-kelemahan partai-partai sendiri, selain ke-
kan negara dalam keadaan darurat, SOB. Menurut NU, gagalan dalam bidang ekonomi, adalah bahaya besar yang
apabila partai-partai gagal membentuk kabinet, berarti mengancam di depan mata. Kemelut politik yang berlarut-
meinberi peluang kepada Presiden Soekamo untuk melak- larut, pasti tidak akan menyelesaikan persoalan tersebut, bah-
sanakan kehendaknya.84 Kebijaksanaan keras kepala hanya kan akan lebih memperbesar dan mempersulit pemecahan-
mementingkan partainya sendiri dengan segala dalil dan nya. Meskipun demikian perkembangan selanjutnya tidak
alasan, tidak akan menyelesaikan persoalan. Menurut NU, menunjukkan perbaikan, malah justru lebih parah akibat sa-
setiap organisasi memang mengusahakan tercapainya tu- ling ketergantungan Presiden Soekarno dengan komunis, me-
juan, tetapi dalam politik tidak selalu berjalan mulus. Ka- rajalelanya korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang ma-
rena itu harus ada tahap mana yang mungkin menurut kin tidak terkendali.
perhitungan politik dicapai, itulah yang harus dicapai ter- Masyumi pun, atau partai lain, juga menyadari hal ini,
lebih dahulu. Sekalipun semua partai menerapkan strategi tetapi tampaknya mereka, khususnya Masyumi dan Perti,
ini, tetapi rumusan mana yang mungkin bisa dicapai itu tidak mampu mengatasi tuntutan intern mereka yang ber-
yang berbeda-beda. Di sinilah barangkali yang berbeda an- kembang di daerah-daerah. Cukup alasan sesungguhnya
tara Masyumi dengan NU, khususnya, serta partai lain Masyumi sendiri mengalami ketidakberdayaan antara ber-
umumnya. bagai kepentingan politik yang berkembang di pusat dan
Prinsip akhaffud-dararain (akhaff al-dararain memilih bahaya daerah-daerah.86 Tuntutan daerah tidak cukup kuat dimain-
yang paling kecil di antara sejumlah kemungkinan bahaya kan sebagai kartu oleh Masyumi untuk bermain politik di
yang akan timbul), suatu kaidah dalam penetapan hukum, tingkat pusat. Keputusan muktamar Masyumi 1956 keluar
mewarnai hampir seluruh kebijaksanaan politik NU. Kese- dari kebinet, membuktikan ketidak mampuan Masyumi
pakatan PNI-NU untuk menerima Masyumi duduk dalam mengukur kekuatan diri dengan kekuatan lawan. Kepu-
kabinet memang harus disertai pengorbanan Masyumi karena tusan itu lebih merupakan cerminan begitu kuatnya desak-
163 164
an-daerah yang tidak mampu diperjuangkan dalam per- Keadaan perwakilan rakyat yang vacuum akan lebih besar
caturan politik nasional.87 bahayanya karena itu pembentukan lembaga perwakilan
Di sini sebenarnya, dalam hal pengendalian intern or- rakyat hasil pertemuan puncak Tampak Siring dipandang
ganisasinya, NU lebih berhasil dibanding Masyumi. Faktor sebagai alternatif sementara yang dapat diterima karena
loyalitas lingkungan santri kepada kyai dan ulama ber- masih melibatkan partai politik.92 Sementara itu NU juga
peranan besar dalam pengendalian pergolakan intern or- masih tetap menuntut agar diselenggarakan, pemilihan
ganisasi partai NU. umum untuk membentuk parlemen yang representatif.
Sejak pembentukan kabinet Djuanda tahun 1957 sampai Keputusan NU menerima hasil pertemuan Tampak Siring
tahun 1965 terjadi lima kali lagi perubahan kabinet dan terkesan oportunis dan dikecam oleh sebagian besar kalang-
beberapa kali reshuffle kecil lainnya, tanpa satu pun partai an Masyumi. Akan tetapi bagi NU keputusan itu merupa-
bisa berbuat banyak,88 termasuk NU dan Masyumi. Ke- kan pilihan yang paling mungkin dilakukan. Dalil-dalil fi-
putusan seorang Menteri menduduki jabatan tidak tergan- kih dipergunakan NU sebagai dasar pembenaran keputus-
tung kepada keputusan partainya tetapi tergantung kepada annya. Secara politis menentukan pilihan lain akan berdam-
kemauan Presiden Soekarno sendiri. Keadaan yang sejak pak negatif yang lebih besar, tidak mungkin melawan ke-
semula sangat dikhawatirkan NU terjadi tanpa bisa diben- putusan Presiden yang mendapat dukungan kuat dari par-
dung. Apalagi setelah dekrit Presiden 5 Juli 1959, kabinet tai lain serta militer. Atas dasar pertimbangan tersebut NU
presidensiil yang dipimpin Presiden Soekarno sendiri kian menerapkan dalil "dar' al-mafasid muqqadam 'ala jalb al-ma-
lekat berada di bawah kekuasaan politik Presiden. salih", menghindarkan bahaya didahulukan atau diutamakan
Ketakberdayaan menghadapi gelombang pengaruh politik daripada melaksanakan (kewajiban) yang baik.93 Contoh se-
Presiden Soekarno (kemudian secara lihai dimanfaatkan derhana penerapan dalil ini ialah jika tidak mampu berdiri
PKI) tercermin kuat dalam keputusan NU menghadapi dalam salat karena alasan sakit yang jika dipaksakan akan
pembubaran parlemen dan pembentukan DPRGR awal ta- berakibat buruk, maka diutamakan menghindarkan bahaya
hun 1960. Parlemen yang dibentuk berdasar UUDS 1950 yang diperkirakan akan timbul jika salat dipaksakan ber-
dinilai oleh Presiden Soekarno tidak sesuai dengan UUD diri. Berdiri salah satu rukun dalam salat, tetapi dalam
1945 dan jiwa Manifesto politik.89 Tanggal 5 Maret 1960 kasus ini salat sambil duduk atau berbaring (jika tidak
Presiden Soekarno telah menghentikan pelaksanaan tugas mampu duduk) lebih utama daripada salat dengan berdiri,
dan pekerjaan anggota DPR dan akan memperbaharui su- sebab dengan berdiri akan menimbulkan mafsadah. Meng-
sunan keanggotaan DPRGR berdasar UUD 1945 dalam hindarkan bahaya dengan salat sambil duduk lebih di-
waktu yang singkat. Pembubaran parlemen itu dikhawatir- utamakan daripada melaksanakan kewajiban (maslahah) sa-
kan NU akan membawa akibat masa vacuum yang mem- lat sambil berdiri.
bahayakan demokrasi,90 karena itu PBNU memberi dukung- Alasan NU menerima keputusan Tampak Siring analog
an dan kepercayaan kepada Idham Chalid untuk meng- dengan penerapan dalil tersebut. Memang diakui perwa-
hadiri undangan Presiden Soekarno ke pertemuan puncak kilan rakyat yang dibentuk lewat keputusan Presiden yang
Tampak Siring yang dihadiri Suwirjo (PNI), Aidit (PKI), didasarkan musyawarah dengan partai-partai tidak meme-
Ruslan Abdul Gani (Ketua DPAS), dan Idham Chalid (NU). nuhi asas demokrasi, sebab perwakilan rakyat seharusnya
Pertemuan itu dinilai NU merupakan hal yang baik, karena dibentuk melalui pemilihan umum, tetapi dalam kasus ter-
merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh demi sebut tidak mungkin segera dapat diwujudkan dengan ber-
berlakunya atau terjaminnya demokrasi dan kepartaian.91 bagai alasan keadaan keamanan negara, ekonomi yang ma-
165 166
kin buruk dan cekcok antar partai sendiri yang tidak dapat lihan umum segera dilaksanakan, meskipun dalam kenyata-
didamaikan karena perimbangan suara di parlemen yang annya apa yang diharapkan NU itu tidak pernah berhasil.
tidak memiliki partai mayoritas mutlak. Pilihan yang ada Dasar yang digunakan NU ialah dalil kaidah fikih "ma la
menurut NU sama buruknya atau bahkan lebih buruk lagi, yatim al-wajib illa bihi fa huwa al-wajib", jika suatu kewajiban
kekacauan karena tanpa lembaga perwakilan rakyat dan tidak bisa dicapai dengan sempurna kecuali dengan syarat
akan menjadi bumerang bagi NU dan partai Islam lain tertentu, maka syarat itu wajib.95 Pemilihan umum dipan-
yang masih hidup, seperti yang dialami Masyumi dan PSI. dang sebagai syarat untuk melaksanakan kewajiban mem-
Pilihan menerima hasil Tampak Siring dinilai sebagai alter- bentuk dewan perwakilan rakyat yang representatif, pem-
natif yang paling ringan bahaya atau keburukannya sesuai bentukan dewan perwakilan rakyat itu sebagai syarat pula
dengan dalil kaidah fikih "iza ta'arada mafsadatani ru'iya a'za- bagi pembentukan sistem pemerintahan yang demokratis
muha dararan bi irtikab akhaffihima", jika tejadi benturan dua dan yang terakhir ini merupakan wadah bagi kewajiban
hal yang sama buruk dipertimbangkan yang lebih besar pemimpin politik untuk memperjuangkan cita-cita politik
bahayanya dan melaksanakan yang paling kecil akibat bu- Islam. Rangkaian syarat yang sambung menyambung bagi
ruknya. Pilihan terhadap hasil Tampak Siring dinilai me- suatu kewajiban untuk melaksanakan amr bi al-ma'ruf wa
ngandung mafsadah atau merupakan mafsadah, tetapi itu nahy 'an al-munkar (amar makruf nahi munkar). Akan tetapi
masih lebih baik daripada menentang kehendak Presiden dengan berbagai pertimbangan obyektif diperkirakan pe-
yang mendapat dukungan militer dan partai politik lain milihan itu tidak akan menghasilkan suara mayoritas mut-
yang dinilai tidak akan mampu dilawan atau ditentang oleh lak perwakilan partai-partai Islam. Dengan perkiraan itu
kekuatan ummat Islam (partai Islam). Melawan kebijak- tentu akibatnya cita-cita politik Islam tidak bisa tidak bisa
sanaan politik tersebut dalam kondisi waktu itu akan ber- diperjuangkan secara maksimal. Meski demikian tidak ber-
akibat bumerang bagi diri sendiri dan ummat Islam lain- arti kewajiban amr bi al-ma'ruf wa nahy 'an al-munkar lantas
nya. Terbukti Masyumi dan PSI dibubarkan tidak satupun gugur, sebab prinsip dalam melaksanakan perintah kewajib-
yang bisa melakukan jalb al-masalih dan akibatnya tantang- an sebatas kemampuan. Jika batas kemampuan hanya akan
an yang menghadang dalam bidang politik secara formal menghasilkan sedikit, maka yang sedikit itu tidak boleh
tidak mampu diatasi lagi karena lembaga organisasi po- ditinggalkan berdasarkan dalil "ma la yudraku kulluh la yu-
litiknya telah mati. traku kulluh", kebaikan atau kewajiban yang tidak dapat
Namun demikian tidak berarti menerima pilihan kepu- di capai semuanya, maka elemen penting yang bisa dicapai
tusan Tampak Siring tanpa diikuti upaya-upaya jalb al- tidak ditinggalkan.96 Jika kemampuan hanya dapat meng-
masalih. sebab NU tetap menuntut segera dilaksanakan pe- hasilkan sebagian, maka yang sebagian itu tidak boleh di-
milihan umum untuk membentuk lembaga perwakilan rak- tinggalkan, harus tetap dilaksanakan.
yat yang representatif, walaupun diyakini bahwa dengan Pendekatan politik yang menggunakan dalil kaidah-kai-
pemilihan umum itu tidak akan menyelesaikan masalah dah fikih itu memperlihatkan pragmatisme sikap politik
yang sebenarnya. Jika pemilihan umum dilakukan dengan NU, bisa berkelit menghadapi masalah untuk dipecahkan
kerangka UUD 1945 sudah bisa diduga kelompok Islam secara fragmentaris namun tetap berpijak dari kerangka
tidak akan memenangkannya dan karena itu sulit diharap- 'ideologi' politik yang dianut NU. Pendekatan ini seringkali
kan kemungkinannya untuk memperjuangkan cita-cita po- difahami sebagai oportunisme politik NU, karena tidak se-
litik Islam melalui lembaga pemilihan umum itu secara mua politisi dapat memahami metode pendekatan politik
maksimal. Meski demikian NU tetap menghendaki pemi- NU. Dengan pendekatan ini seakan NU terus menerus larut
167 168
dalam irama politik penguasa, mengikuti genderang yang hasil usaha ketua umum PBNU dalam pertemuan dengan
ditabuh. Namun sebenarnya sikap politik tersebut merupa- Presiden dan partai lain di Tampak Siring; dan menerima
kan akibat logis dari pragmatisme fikih yang memberi ke- DPRGR untuk memenuhi amr ma'ruf nahy munkar yang
mungkinan ragam pemecahan masalah dari sudut pen- nyata dengan syarat memperjuangkan tambahnya perwakil-
dekatan kaidah-kaidah dalil yang beragam. Secara teoretis an ummat Islam sehingga ada perimbangan dengan non-
dalil-dalil dalam kaidah memiliki kekuatan hukum, sebab Islam.99 Penerimaan ini disertai syarat untuk mengusahakan
dalil-dalil itu disusun dengan metode istiqra' (induktif) ber- bertambahnya wakil-wakil Islam karena ternyata hasil suara
dasar hukum yang telah ditetapkan ketentuannya menurut Islam lebih kecil dibanding non-Islam. Jumlah anggota
al-Qur'an dan hadis. Dari hukum-hukum tersebut dicari DPRGR 283; jumlah wakil Islam 67 (NU 51) termasuk wakil
kesamaan-kesamaannya lalu disusun teori dasar sehingga partai dan golongan fungsional. Jumlah anggota DPR 1955
menghasilkan dalil-dalil atau kaidah-kaidah hukum yang sebanyak 257, wakil Islam 116 (NU 45, Masyumi 57, dan
berlaku umum.97 Meskipun demikian dalam penerapan partai lain 14).100
dalil-dalil tersebut terhadap suatu kasus hukum masih Komposisi keanggotaan DPRGR ini menimbulkan pro
mungkin tejadi khilaf (perbedaan pendapat). dan kontra di kalangan NU. Upaya penyempurnaan ke-
Dalam soal menerima pembentukan DPRGR hasil per- anggotaan DPRGR mungkin sudah dilakukan, tetapi hasil-
temuan Tampak Siring masih tejadi khilaf dalam intern NU nya tidak memperlihatkan perubahan perimbangan kekuat-
sendiri. Konferensi besar Syuriah NU tidak bisa mengatasi an antara kelompok Islam dengan non-Islam.101 Agaknya
dua pendapat yang berbeda. Satu fihak dengan alasan- Idham Chalid kesulitan melakukan tanggungjawab yang
alasan diatas menerima pembentukan DPRGR sebagai salah sesungguhnya sebagai pemimpin partai yang masih "in" di
satu upaya untuk melaksanakan amr bi al-ma'ruf wa nahy 'an hadapan Presiden Soekarno ketika itu. Hilangnya hampir
al-munkar, sebab melakukan hal itu diluar forum resmi seluruh suara Masyumi dari DPRGR terlalu naif diterima
tidak akan membawa hasil yang sebaik bila dilakukan se- begitu saja tanpa ada pengganti, walaupun misalnya dari
cara formal di dalam kerangka politik pemerintah. Fihak kalangan NU sendiri.
lain berpendapat bahwa pengangkatan seseorang sebagai Oleh karena tidak berhasil menengahi perbedaan yang
wakil rakyat tanpa pemilihan umum berarti qhasb atau terjadi, akhirnya NU memutuskan memberi kebebasan ke-
perampasan hak rakyat, karena itu tidak sah.98 Dewan per- pada anggota NU yang ditunjuk menjadi anggota DPRGR
wakilan rakyat yang anggotanya diangkat dan ditunjuk, untuk menerima atau menolak penunjukan tersebut.102 Ke-
tanpa melalui pemilihan umum, sama dengan merampas putusan tersebut menandai dua hal sekaligus yang kon-
hak rakyat. Perwakilan semacam ini tidak sah. Akan tetapi troversial. Pertama menunjukkan kuatnya pengaruh pen-
sebagian besar anggota konferensi besar Syariyah NU lebih dekatan fikih yang memberi kebebasan untuk berbeda pen-
cenderung kepada pendapat pertama dengan pertimbangan dapat sehingga terhadap hal-hal yang tidak dicapai sepakat
dua-duanya sama-sama tidak sempurnanya. Baik pemben- diserahkan kepada masing-masing, pendapat mana yang
tukan DPRGR yang anggota-anggotanya dipilih tanpa pem- diakui, sepanjang hal itu tidak mutlak harus menjadi ke-
lihan umum tetapi masih melibatkan partai politik, maupun putusan yang bulat. Kedua menunjukkan ketidakberdayaan
pemilihan umum berdasarkan UUD 1945 yang sudah di- NU menghadapi pengaruh kekuatan politik Presiden See-
perkirakan tidak akan dimenangkan partai-partai Islam, karno, walaupun boleh jadi bukan sesungguhnya demikian,
sama-sama tidak sempurnanya. Sidang Dewan Partai NU sebab tidak sedikit maneuver politik NU berpengaruh bah-
yang diadakan sehari sesudah itu memutuskan menghargai kan menyulitkan Presiden. Tetapi kekuatan dan pengaruh
169 170
itu tidak pernah digunakan NU untuk menyanggah, se- Dewan Partai NU menyatakan menolak lebih mudah untuk
tidak-tidaknya menuntut kepada Presiden Soekarno. Semen- keluar; daripada sebelumnya menolak kemudian Dewan
tara itu sebagian besar anggota NU yang ditunjuk menjadi Partai menerima akan lebih sulit masuk karena dengan
anggota DPRGR tidak mampu memberi jalan keluar pe- menunggu sidang Dewan Partai, DPRGR tentu sudah ter-
mecahan untuk mencegah kehendak Presiden Soekarno dan bentuk.107 Keadaan ketidaksiapan ummat pendukung yang
merekapun akhirnya menerima penunjukan. Barangkali ini memungkinkan melakukan opsisi terhadap kebijaksanaan
merupakan trauma kepemimpinan NU yang selalu dibaya- politik Presiden Soekarno dipandang lebih tepat sebagai
ngi skeptisisme terhadap kemampuan dan kekuatan sendiri alasan pertimbangan NU menerima pembentukan lembaga
setelah menjadi bertambah besar. perwakilan yang baru itu. Dan itu terbukti, menurut NU,
Terhadap tuduhan bahwa dengan demikian NU lebih Masyumi dibubarkan tidak satu pun kekuatan Islam yang
mementingkan diri sendiri dan kelompoknya, melalaikan mampu membelanya.
perjuangan Islam yang lebih utuh dalam kebersamaan, an- Kondisi tidak berdaya ini disinggung pula oleh Idham
tara lain tidak memperjuangkan kepentingan Masyumi, di- Chalid dalam laporan pertanggungjawabannya di depan
anggap oleh NU tidak proporsional. Jelas bahwa posisi muktamar NU di Solo tahun 1962, antara lain dikatakan:
Masyumi dihadapan Presiden Soekarno sangat lemah ka-
rena "hampir seluruh kebijaksanaan Presiden Soekarno ha- Tugas yang berat ialah menyelamatkan hidup dan perjuang-
nya dinilai dari segi negatifnya saja".103 Presiden Soekarno an partai NU sebagai alat dan tempat perjuangan di mana
menilai Masyumi sebagai perintang besar bagi ambisi po- sebagian terbesar ummat Islam menggantungkan nasib cita-
litiknya. "Tokoh-tokoh Masyumi yang moderat dan mem- cita-
punyai hubungan akrab secara pribadi dengan Presiden nya yaitu izzul-Islam wal-muslimin (hal. 2). Berjuang pada
Soekarno tidak berdaya menciptakan suasanan itu.104 Me- saat
nurut Idham Chalid tuduhan-tuduhan tersebut tidak benar, normal saja bukan main sulitnya, apalagi dalam situasi seperti
sebab kehadiran Idham Chalid ke Tampak Siring selaku ini (hal. 3) ... sedikit saja lengah atau lalai, sedikit saja kurang
ketua umum PBNU, bukan sebagai wakil ummat Islam. mengerti arah angin, sedikit saja kemudi tidak disesuaikan de-
'Memperjuangkan nasib NU saja sudah sulit bukan main, ngan riak gelombang, niscaya akan karamlah kapal itu dengan
apalagi memperjuangkan kepentingan Masyumi atau segala isinya (hal. 4) ... maka dengan tangkas dan cekatan
ummat Islam lain'.105 Kalangan NU merasa bahwa selama Partai
ini Masyumi tidak pernah memperjuangkan kepentingan- kita menampung situasi itu, dan menempatkan dirinya dalam
kepentingan NU, bahkan seringkali dianggap merintangi posisi yang teraman dan termungkin yang dapat dikerjakan
kepentingan-kepentingan NU. Trauma masa lalu ketika NU dan
harus keluar dari Masyumi dan persaingan dalam pemilih- dapat dicapai ... dan dalam batas mana dia dapat bergerak (hal.
an umum, masih menghinggapi sementara pemimpin NU. 4).108
Selain itu NU menilai, melakukan oposisi di luar par-
lemen tidak mungkin dan mudah ditindas dan bisa dicap Idham Chalid dalam pidato tersebut juga mengungkap-
reaksioner. "Melakukan politik konfrontasi menghadapi ke- kan adanya seruan untuk kembali menjadikan NU sebagai
kuatan pemerintah lebih banyak bahayanya karena ummat organisasi sosial, menjadi jam'iyyah seperti sebelum perang,
Islam belum siap".106 Keputusan untuk masuk dulu dan daripada menderita batin dan tersinggung perasaan terus
menerima DPRGR dipandang lebih tepat, sebab jika sidang menerus.109 Idham Chalid tidak sependapat dengan seruan
171 172
tersebut, "Partai lain yang dipaksa mati berjuang sampai ________________________________________________________
akhir mempertahankan hidupnya", katanya membela diri.110 ____
Dia sangat menyayangkan kecaman-kecaman terhadap diri- ________________________________________________________
nya yang tidak memperjuangkan dan tidak membela se- ____
sama Islam sebab menurutnya hal itu diluar kemampuan
dirinya dan kemampuan partainya. Masyumi dinilai Idham Catatan
Chalid tidak memperlihatkan perilaku dan sikap yang
konstruktif terhadap NU dan ulama NU, antara lain tu- 78. Mangunsarkoro, wakil ketua PNI, menilai Masyumi bertindak
duhan NU sama dengan PKI.111 Dia teramat kecewa dengan setangah
tuduhan-tuduhan terhadap dirinya (dan tentu juga terhadap hati dalam setiap koalisi dengan melepas anggotanya untuk
NU) dengan mengatakan: "Namun", sayang, "sesudah mati beroposisi. Ke-
pun menyebar racun yang mengundang mati bersama.112 dudukan Masyumi yang setengah-setengah dianggap menyusahkan
Sekalipun politik penyesuaian diri karena pertimbangan pemerin-
ketidaksiapan ummat pendukung untuk melakukan oposisi tab. Duta Masyarakat, 11 Januari 1957. Sementara itu Anwar
terhadap pemerintah namun NU dalam berbagai hal mam- Hajono (Ma
pu tampil dengan menggunakan posisi politiknya sebagai syumi) berpendapat bahwa Mangun tidak dapat menyadari benar
"orang dalam pemerintah" untuk melawan agitasi dan aksi sikap-sikap
sepihak PKI di banyak tempat, suatu hal yang menurut NU Masyumi menghadapi berbagai masalah negara selama ini. Suara
tidak mungkin dilakukan jika NU melawan pemerintah Masyumi,
dicap kontra revolusi atau reaksioner. Hal ini pun diakui menurut Anwar Hajono, adalah yang ada di parlemen, sedang yang
oleh Njono, gembong PKI, yang mengatakan "NU sangat di luar
menyulitkan PKI. Dikatakan reaksioner, nyatanya NU pe- itu baru dianggap kerikil saja. Duta Masyarakat, 12 Jannari 1957.
tani, buruh kecil dan dicintai rakyat".113 Menurut Njono, Masyumi menunjuk Moeh. Reem mendampingi Ali Sasroamidjojo
NU juga menyulitkan PKI karena posisinya yang dekat (for-
dengan Presiden Soekarno.114 Masyumi yang berada diluar matir/FM) sebagai WPM bersama Idham Cbalid (NU). Penunjukan
gelanggang pemerintah tidak memiliki keleluasaan berjuang Ali me-
dan tidak dapat menggunakan kesempatan secara legal se- ngejutkan Masyumi, sebab menurumya seharusnya Wilopo yang
bagaimana yang dimiliki NU. Dengan cap reaksioner, anti berhasil
revolusi dan lain sebagainya yang dilancarkan Presiden menggalang keja sama dengan Masyumi (Prawoto) dalam kabinet
Soekarno dan di manfaatkan oleh PKI, kalangan pemimpin sebelum-
Masyumi di pusat maupun di daerah mengalami kesulitan nya. Sementara itu Masyumi menilai kabinet tidak berhasil
besar. Kenyataan ini sering dipakai oleh NU sebagai alasan mengatasi per-
untuk membenarkan kebijaksanaan yang ditempuh untuk golakan daerah yang seharusnya mendapat prioritas utama untuk
tidak melakukan konfrontasi terhadap pemerintah, dalam diatasi.
hal ini Presiden Soekarno, yang dalam kenyataannya sangat Masyumi sangat mengkhawatirkan pergolakan daerah akan
berkuasa. Tidak cukup kekuatan yang bisa digunakan un- mengakibatkan
tuk melakukan hal itu. pemisahan daerah terhadap pusat, karena itu mengusahakan
kembalinya Hatta
173 174
sebagai wakil presiden sekaligus perdana menteri. Dengan
demikian diharap- 83. Rapat-rapat Fraksi NU akhir tahun 1956 menyinggung adanya
kan pengaruh Hatta dapat mengatasi pergolakan daerah. Bukan korupsi
koalisi sete- dan permainan lisensi. Sementara itu beberapa pemimpin partai
ngah hati. Wawancara dengan Dr. Anwar Hajono, SH, di Jakarta, mengeluh
20 April dalam rapat fraksi itu, para menteri telah mengambil keputusan
1992. tetapi ba-
wahan tidak melaksanakannya. Pemimpin-pemimpin politik dari
79. Saifuddin Zuhri, Berangkat, h. 444. partai dinilai
sudah tidak berwibawa terbadap bawahan mereka para birokrat
80. Saifuddin Zuhri, Berangkat, h. 444. Kongres Masyumi yang dipim
dilangsungkan ber pinnya. Notulen rapat Fraksi NU, bulan November 1956, Arsip
tepatan dengan munculnya pergolakan daerah, karena itu sedikit Nasional,
banyak Koleksi tentang NU Nomer 247.
berpengaruh pula terbadap kongres itu. Bahkan beberapa delegasi
dari Su- 84. Saifuddin Znhri, Berangknt, h. 445. Libat pula PBNU, Siaran ke
matera Tengah dan Aceh meninggalkan medan kongres untuk Ir. Alasan
pulang ke kekhawatiran itu sebenarnya secara legal tidak beralasan, sebab
daerah bergabung dengan gerakan daerah. Keputusan menarik diri kedudukan
dari ka- presiden menurut UUDS 1950 yang berlaku ketika itu hanyalah
binet antara lain juga karena faktor tersebut, dengan harapan bila simbolik
kabinet belaka sebagai kepala negara, bukan kepala pemerintahan. Tetapi
jatuh, Masyumi akan mengambil alih kabinet, sebab kabinet itu dalam ke-
berasal dari nyataan pengaruh presiden makin kuat dan makin turut campur
PNI. Tetapi DPP Masyumi agaknya ragu atas keputusan kongres, dalam soal
karena itu pemerintahan. Masyumi mengecam tindakan-tindakan presiden
DPP Masyumi perlu mengajak partai-partai lain yang tergabung yang menyim-
dalam koalisi pang dari konstitusi, sementara NU agak ragu-ragu bahkan
untuk bersama-sama membubarkan kabinet. Usul ini tidak disetujui seringkali bersikap
partai lain diam dan secara tidak langsung memberi angin.
dalam pemerintah. Tanggal 9 Januaru 1957, Masyumi menarik diri
dari ka- 85. Disebut ekstra parlementer sudah menunjukkan penyimpangan
binet, disusul Perti 15 Januari. Deliar Noer, Pnrtai Islnm, h. 254- dari kon-
255. stitusi, sebab wewenang untuk itu seharusnya berada di tangan
partai-partai
81. Ibid., lihat pula Herbert Feith, The Decline, h. 469-470. yang mempunyai perwakilan di parlemen. Peristiwa itu sebenamya
tidaklah
82. Berangkat.
175 176
berdiri sendiri, sebagian juga karena akibat dari kegagalan partai- 89. Lihat konsideran Penetapan Presiden Nomer 3/1960.
partai mem-
bentuk kabinet, sementara masalah-masalah kenegaraan perlu 90. Pembubaran parlemen dinyatakan dalam Penetapan Presiden
diatasi segera. Nomer 3/
1960 tanggal 5 Maret 1960 dan ditegaskan bahwa keanggotaan dan
86. Perti mendapat tekanan dari pengikutya di Sumatera Tengah dan susunan
Aceh DPR akan segera diumumkan dalam waktu dekat. Tanggal 27
agar menarik diri dari kabinet. Sementara Masyumi dalam Maret Presiden
kongresnya tahun mengumumkan susnnan keanggotaan DPR sekaligus memberi
1956 mengeluarkan resolusi agar DPP Masyumi menarik diri dari nama DPR
kabinet Gotong Royong. Lihat Fakta Sekitar DPRGR, edaran PBNU
dengan barapan bila kabinet Ali Sastroamidjojo jatuh akan tanggal 11 April
digantikan kabinet 1960, Arsip Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 2.
dari Masyumi. Dengan demikian Masyumi akan mempunyai
keleluasaan me- 91. PBNU, Fakta Sekitar DPRGR.
mimpin kabinet menghadapi pergolakan daerah yang berkembang
ketika itu. 92. Ibid.
Tetapi alasan resmi yang dikeluarkan Masyumi setelah menarik diri
dari 93. "Dar' al-mafasid aula min jalbi al masalih", jika dalam suatu hal
kabinet ialah babwa Masyumi tidak meyakini pemerintah akan tejadi
menuju ke- pertentangan antara mafsadah dengan maslahah, diutamakan
sejahteraan rakyat dan negara. Lihat Deliar Noer, Partai Islnm, h. menghindarkan
255. mafsadah. Alasannya karena syari'ah lebih menekankan larangan
agar tidak
87. Saifuddin Zuhri, Berangkat, b. 445-4466. Heibert Feith, The tejadi keburukan atau kerusakan daripada perintah untuk
Decline, h. melaksanakan
488-490. Masyumi dan Ferti ketika itu memang dihadapkan kebaikan, sesuai denga hadis Nabi Muhammad SAW 'Jika aku
persoalan daerah memerintah kamu,
yang menuntut otonomi dan perimbangan pendapatan dengan pusat, laksanakan sebatas kemampuanmu; dan jika aku melarangmu
di tem- tinggalkanlah'.
pat mana Masyumi dan Perti mempunyai dukungan basis kekuatan. Zain al-Din ibn Nujaim al-Hanafi, al-Asybah wa al-Naza'ir,
(Dimasyq: Dar
88. Kabinet Djuanda (disebut Kabinet Karya) 1957-1959; 2) Kabinet al-Fikr, 1982), h. 100.
Kerja I
1959-1960; 3) Kabinet Keja II 1960-1962; 4) Kabinet Keja III 94. "Iza ta'arada mafsadatani ru'iya a'zamuhuma dararan bi irtikabi
1962-1963; 5) akhaffihima"
Kabinet Dwikora 1964-1965. Zain al-Din ibn Nujaim al-Hanafi, al-asybah wa al-Naza'ir,
(Dimasyq Syuriah:
177 178
Dar al-Fikr, 1982), h. 98. NU menggunakan dalil akhaff al-dararain, 97. Imam al-Syatibi menjelaskan bahwa dalil-dalil usuliyyah dalam
memilih agama
yang ringan di antara kemungkinan dua bahaya. Lihat Keputusan bersifat qat'iyyah bukan zanniyah, sebab dalil-dalil tersebut
Rapat Pleno didasarkan kepada
PB Syuriyah NU, 15-21 April 1960. kulliyyat (universalitas atau generalitas) syari'ah yang juga bersifat
qat'iyyah.
95. "Ma la yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib" PBNU, Verslag Lihat Abu Ishaq al-Syatibi, al-Muwafaqat fi Usul al-Syari'ah, jilid I,
Rapat Harian, (Beimt: Dar
25 Februari 1960, Arsip Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 2. al-Ma'rifah, t.t.), h. 29-30.
Juga
disebutkan dasar pertimbangan lain menurut dalil kaidah fikih, "al- 98. Keputusan rapat pleno pengurus besar Syuriyah NU tanggal 21-25
maisur April,
la yaskutu bi al-ma'sur", kewajiban tidak gugur karena kesulitan; Arsip Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 2.
berkaitan dengan dalil ini lihat Jalal Syams al-Din al-Mahalli,
Hasyiyah 99. Keputusan sidang Dewan Partai NU ke IV tentang DPRGR,
al-Bannani 'ala Jam' al-Jawami' 1, (Syirkah Nur Asia), h. 192-197 tanggal 27
dan April 1960, Arsip Nasional, Koleksi tentang NU Nomer 2.
Jalal al-Din al-Sayuti, al-Asybah wa al-Naza'ir fi al-furu',
(Semarang: 100. Deliar Noer, Partai Islam, h. 401; dan Herbert Faith, The Decline
Toha Putra, t.t.), h.107-108. of
Costitutional Democracy ini Indonesia, (Ithaca and London:
96. Dalil ini didasarkan kepada hadis Nabi Muhammad SAW: Cornel University
(jika aku melarangmu berbuat sesuatu, tinggalkanlah; jika aku Press, 1973), h. 343-435. Jumlah wakil NU 36 mewakili partai, 15
memerintahkan- mewakili
mu melakukan sesuatu kerjakan semampumu). Ibn Hajar golongan lainnya, Fakta Sekitar DPRGR, edaran PBNU, 11 April
menjelaskan makna 1960.
hadis ini antara lain 'orang yang tidak mampu melakukan sebagian
perintah 101. Keputusan sidang pleno NU tentang DPRGR tanggal 24 Juni
(kewajiban), maka sebagian yang dimampui tidak gugur...seperti 1960,
orang yang setelah mendengarkan pendapat-pendapat para anggota mengenai
mampu mengejakan sebagian rukun salat, tidak gugur karena susunan
ketidakmam- DPRGR sesudah disempumaknn [kursif dari pen.], memutuskan
puan mengerjakan sebagian yang lain'. Syihab al- Din ibn Hajar al- memberi ke-
Asqalani, bebasan kepada warga NU yang ditunjuk sebagai anggota DPRGR
Fath al-Bari bi Syarh Sahih al- Bukhari, jilid 28, (al-Qahirah: untuk
Maktabah al- menerima atau menolak penunjukan tersebut. Arsip Nasional,
Qahirah, 1989), h. 20-23. Koleksi tentang
NU Nomer 2.
179 180
113. Saifudi Zuhri, Berangkat, h. 525.
102. Bishri Syamsuri, Muhammad Dahlan, Imron Rosjadi, dan
Achmad Siddiq 114. Ibid.
menolak penunjukan itu. Saifudin Zuhri, Berangkat, h. 483. Lihat
pula Fakta C. NU DAN PEMILIHAN UMUM
Sekitar DPRGR, edaran PBNU tanggal 11 April 1960.
Setelah NU keluar dari Masyumi dan menyatakan dirinya
103. Saifudin Zuhri, Berangkat, h. 525. Menurut NU, Masyumi sebagai partai politik baru yang berdiri sendiri tahun 1952,
selama itu juga tiga tahun kemudian NU harus 'bertarung' dengan partai
tidak membela kepentingan NU, bahkan dalam banyak hal lain dalam pemilihan umum pertama 1955. Akan tetapi
dirasakan me- keadaan itu tidak dihadapi NU sendiri. Sejak proklamasi
rugikan. Kemelut keluarnya NU dari Masyumi dan serangan- kemerdekaan belum pernah diselenggarakan pemilihan
serangan semen- umum. Tahun 1955 merupakan pemilihan umum pertama
tara pemimpin Masyumi terhadap NU, baik dalam pemilu maupun yang diselenggarakan. Jika partai lain khususnya partai-par-
sesudah- tai besar mempunyai waktu yang cukup lama berdiri se-
nya terus membekas dalam perhubungan dua partai ini. bagai partai politik, karena itu lebih cukup waktu dan
kesempatan mengapresiasikan politik dan pengaruh kepada
104. Saifudin Zuhri, Berangkat, h. 483. rakyat, maka NU hanya mempunyai waktu sekitar tiga
tahun saja. Meski dalam waktu sependek itu NU berhasil
105. Wawancara dengan K.H. Idham Chalid di Jakarta, 23 Januari mencapai prestasi gemilang dalam pemilihan itu. Keber-
1991. hasilan itu mencengangkan banyak fihak, termasuk NU
sendiri. Dari hanya delapan kursi parlemen yang dimiliki,
106. Saifudin Zuhri, Berangkat, h. 484. NU berhasil mencapai prestasi sebagai empat besar, dengan
45 suara.115 Keberhasilan ini dinilai oleh Alfian karena ke-
107. Ibid. mampuan NU menggalang solidaritas di lingkungan kaum
santri dan itu berarti memperjelas perjuangan mereka un-
1O8. PBNU, Laporan Ketua Umum PBNU, Muktamar NU XXIII, tuk memenangkan ideologi Islam dan sekaligus menunjuk-
Solo 26 Desem- kan sikap anti komunis.116 Dari segi ini nampaknya tiga
, ber 1962. pilar utama yang menyangga kekuatan NU yaitu ulama,
pesantren, dan politisi memegang peran penting keberhasil-
109. lbid. an NU dalam-pemilihan umum itu.
Soal kejelasan perjuangan untuk memenangkan ideologi
110. lbid. Islam yang dilakukan NU selama masa kampanye oleh
Alfian dianggap sebagai faktor penting yang menunjang
111. Saifudin Zuhri, Berangkat, h. 421. kemenangan NU dan hal itu identik dengan pola perjuang-
an Masyumi. Memang di beberapa tempat kekompakan
112. PBNU, Laporan Ketua Umum. Masyumi-NU berhasil digalang, tetapi kedua partai itu ti-
dak berarti tidak bersaing untuk memperebutkan suara.118
181 182
Betapa pun keduanya ingin menampilkan kejelasan sikap ketegangan dan provokasi yang menyerang fihak lain. Se-
dan itu berarti mereka harus tampil dengan warna yang perti warna pengajian NU, maka kampanye yang diseleng-
berbeda agar tidak mengaburkan para pemilih. Meskipun garakan seringkali dilakukan dengan gaya 'ketoprak' yang
keduanya sama-sama memperjelas perjuangan untuk me- memukau pengunjung. Kampanye NU seringkali disertai
menangkan ideologi Islam, tetapi ada beberapa segi yang banyolan dan sindiran yang kocak layaknya sebuah grup
membedakannya. Selain karena faktor tersebut dan penga- ketoprak. Selain itu juga disertai pula irama lagu-lagu yang
ruh ulama dan pesantren yang jadi tulang punggung ke- digubah dari bahasa Jawa yang menambah semarak sua-
kuatan NU, maka beberapa faktor di bawah ini amat pen- sana. Banyak buku yang diterbitkan berisi syair-syair Arab
ting untuk dapat melihat latar belakang keberhasilan NU maupun Jawa (huruf pegon) beredar ketika kampanye ber-
dalam pemilihan umum. langsung. Isi syair itu bermacam-macam mulai dari soal
Sebagai organisasi yang semula bergerak di bidang sosial bimbingan keagamaan dan iman, akhlak juga tuntunan
keagamaan NU mempunyai tradisi 'kampanye' dalam praktis pemilihan umum dan pemungutan suara serta pe-
bentuk pengajian keagamaan yang menciptakan hubungan tunjuk mencoblos tanda gambar NU dalam pemilihan
kyai sebagai tokoh panutan dengan rakyat dan kalangan umum.
santri. Kegiatan pengajian itu sudah menjadi pekerjaan ru- Dalam dua kali pemilihan umum tahun 1955 dan 1971
tin yang secara berkala diselenggarakan, maka ketika masa suara yang diraih NU hampir tidak berubah. Tahun 1955
kampanye diselenggarakan, tidak terlalu sulit bagi NU NU berhasil mengumpulkan suara sebanyak 6.955.141 ber-
mengkoordinasikan kegiatan pengajian itu berubah menjadi arti 18,4% dari seluruh suara pemilih sebesar 37.785.299,
kegiatan kampanye yang efektif. Dengan demikian mes- sementara tahun 1971 NU mengumpulkan suara sebesar
kipun kesempatan NU menata diri sebagai partai politik 10.213.650 berarti 18,6 % dari seluruh suara pemilih sebesar
memasuki medan kampenye pemilihan umum 1955 amat 54.696.887 (Lihat tabel 1).126 Sebagian besar suara NU di-
singkat, tetapi kampanye yang diselenggarakan cukup efek- hasilkan dari daerah pemilihan di Pulau Jawa 84,7% atau
tif dan memiliki makna yang lebih karena diberi bobot 5,93 juta (1955) dan 84,8% atau 8,66 juta (1971) dari total
sebagai kegiatan pengajian keagamaan. Faktor ini penting suara yang dihasilkan NU secara nasional. Kecuali Ma-
sekali sebab kehadiran warga masyarakat ke medan kam- syumi, partai-partai lain dalam pemilihan umum tahun
panye tidak saja dalam arti solidaritas kelompok, melainkan 1955 umumnya tidak berbeda dengan NU, mayoritas suara
berdimensi keagamaan, mungkin mereka merasa mem- mereka berasal dari Pulau Jawa, PNI 72,9% atau 5,96 juta
peroleh rahmat atau pahala menghadiri sebuah pengajian dan PKI 89,8% atau 5,46 juta. Suara Masyumi berimbang
keagamaan. antara suara yang dihasilkan Pulau Jawa dengan pulau-
Aspek kedua yang penting lagi ialah tema-tema kam- pulau luar Jawa. Di Pulau Jawa Masyumi mengumpulkan
panye yang dibawakan NU. Bertolak dari tradisi keagama- suara 51,6% atau 4,05 juta dari total suara 7,9 juta. Keadaan
an yang dianut NU kegiatan pengajian yang dilakukan oleh ini hampir tidak berubah dalam pemilihan umum 1971
para kyai umumnya menyajikan pandangan keagamaan kekuatan PNI di Pulau Jawa menghasilkan suara 82,9%
yang cukup lentur dengan orientasi kepada pembinaan atau 3,14 juta, berarti ada kenaikan sebesar 10% dibanding
iman dan akhlak. Aspek-aspek sufisme untuk mengajak tahun 1955, sementara Parmusi memperoleh suara 50% atau
kepada kebaikan dan kesyahduan iman kentara sekali men- 1,47 juta tahun 1971 berasal dari pulau Jawa. Dalam pe-
jadi pola acuan pendekatan keagamaan dalam kampanye. milihan umum 1971 Golkar menghasilkan suara 62% atau
Hal ini menjadikan kampanye yang dilakukan NU tanpa 21,29 juta berasal dari Pulau Jawa. Angka-angka ini mem-
183 184
perlihatkan selama dua kali pemilihan umum 1955 dan PSII, NU, Perti, PPTL, dan AKUI). Keenam partai itu mempero-
1971 perolehan suara NU hampir tidak berubah sebagian leh suara 43,9% dan mendapat jatah kursi 116 (45,2%) dari
terbesar 84,7% (1955) dan 84,8% (1971) berasal dari Pulau 257 kursi parlemen, sebelumnya hanya diwakili 57 dari 235
Jawa. Jika dibandingkan total suara nasional antara NU atau 24,3% kursi (Lihat tabel 2) dengan empat partai (Masyumi,
dengan Masyumi dalam pemilihan tahun 1955, NU meng- NU, PSII, dan Perti). Kekuatan politik nonagama yang diwakili
hasilkan suara sebesar 18,4% atau 6,95 juta sementara Ma- beberapa partai dan perorangan seperti PNI, PKI, PSI, Murba,
syumi 20,9% atau 7,9 juta. Ini berarti ada selisih 2,5% suara PRN, PIR, Parindra dan Buruh memperoleh suara 49,4% atau 127
NU lebih kecil. Akan tetapi setelah suara itu didistribusikan kursi, merosot cukup tajam dibanding suara mereka dalam DPRS
dalam jumlah kursi yang dihasilkan, kursi yang diperoleh dengan suara 69,8% atau 164 kursi. Sementara ummat Nasrani
NU turun lebih tajam yaitu NU mendapat kursi 45 (17,5% (Parkindo dan Katholik) mendapat 14 kursi atau 5,4% (1955)
dari total kursi 257), sementara Masyumi mendapat 57 hampir tidak berubah dari posisi mereka sebelumnya 5,9% juga
kursi (22,2% dari total kursi 257), selisih berubah menjadi 14 kursi.
4,7% NU lebih kecil dibanding kursi Masyumi. Kenaikan
jumlah kursi Masyumi dibanding perolehan suara nasional
berasal dari suara yang didapat di daerah luar pulau Jawa
yang bilangan pembagi pemilihannya (BPP) lebih kecil di- TABEL I
banding BPP pulau Jawa, di daerah mana Masyumi mengan- Hasil Pemilihan Umum 1955, 1971,
tongi suara 48,4% dari total suara nasional yang di- 1977, 1982, dan 1987
dapatnya. Presentase suara Masyumi di luar pulau Jawa Prosentase Suara dan Jumlah
membawa keuntungan kenaikan jumlah kursi yang didapat. Kursi
Sejak zaman pendudukan Jepang pola orientasi politik di ------------------------------------------------------------------------------------
Indonesia sudah terbelah dalam kutub idiologi antara na- -----------------------------
sionalis muslim dan nasionalis sekuler yang terus berlanjut !! PRESENTASE SUARA (1%)
sampai zaman kemerdekaan. Pola orientasi politik itu !!! JUMLAH KURSI !!
pada umumnya mengandung suatu persepsi yang melihat ORPOL !!---------------------------------------------------!!!----------
keperluan agar ulama dan ummat Islam Indonesia secara ------------------------------------!!
format memiliki organisasi politik sendiri untuk memper- !! 1955 !! 1971 !! 1977 !! 1982 1987 !!! 1955 !!
juangkan kepentingan-kepentingan mereka dan itu berarti harus 1971 !! 1977 !! 1982 !! 1987 !!
terwujud dalam organisasi politik yang beridiologi Islam.127 ---------!!-------!!-------!-------!!-------!!----------------!!!-------!!----!-----
Pembelahan semacam itu sudah terlihat dalam sidang-sidang !!-------!!-------!!-------!!
BPUPKI yang kemudian berlanjut setelah pemerintah mengeluarkan Golkar !! !! ! 62,8% !! 62,1% !! 64,3% !! 74,7% !!! !!
maklumat yang memberi kesempatan kepada kelompok atau go- ! 235 !! 232 !! 242 !! 299 !!
longan masyarakat untuk mendirikan partai politik. Ummat PPP !! !! ! 27,9% !! 29,3% !! 27,8% !! 15,3% !!! !!
Islam kemudian segera menyambut seruan itu dengan mendirikan ! 94 !! 99 !! 94 !! 61 !!
partai politik Masyumi. Tidak sampai sepuluh tahun partai itu NU !! 18,4% !! 18,5% ! !! !! !! !!! 45 !!
kemudian terpecah karena PSII berdiri kembali tahun 1947 dan 58 ! !! !! !! !!
NU keluar dari Masyumi tahun 1952. Dalam pemilihan umum Masyumi !! 20,9% !! ! !! !! !! !!! 57
tahun 1955 ummat Islam diwakili enam partai politik (Masyumi, !! ! !! !! !! !!
185 186
Parmusi !! !! 6,3% ! !! !! !! !!! !! agama Islam ketika itu mencapai 90%, maka yang berhasil
24 ! !! !! !! !! dihimpun partai-partai Islam ketika itu kurang dari separo
PSII !! 2,9% !! 2,3% ! !! !! !! !!! 8 !! populasinya, lebih dari separo yang lain ternyata bergabung
10 ! !! !! !! !! dengan partai non Islam. Diperkirakan sebagian besar pe-
Perti !! 1,3% !! 0,7% ! !! !! !! !!! 4 !! 2 ! meluk agama Islam yang memilih partai non-Islam terdiri
!! !! !! !! atas kelompok Islam pinggiran atau abangan, tetapi sudah
PDI !! !! ! 9,3% !! 8,6% !! 7,9% !! 10,0% !!! !! dipastikan sebagian lain justru dari kalangan Islam santri,
! 30 !! 29 !! 24 !! 40 !! meskipun jumlahnya tidak besar. Beberapa politisi atau
PNI !! 23,3% !! 6,9% ! !! !! !! !!! 57 !! 20 ! pemimpin PNI, PIR dan sejumlah partai lain adalah orang-
!! !! !! !! orang muslim yang santri.128
Parkindo !! 2,6% !! 1,3% ! !! !! !! !!! 8 !! 7 !
!! !! !! !! TABEL 2
Katholik !! 2,0% !! 1,1% ! !! !! !! !!! 6 !! 3 ! Pembagian Kursi DPRS dan DPR
!! !! !! !! Hasil Pemilu 1955 dan 1971
[PK] !! 1,4% !! ! !! !! !! !!! 4 !! !
!! !! !! !! ------------------------------------------------------------------------------------
Murba !! 0,5% !! ! !! !! !! !!! 2 !! ! ----------
!! !! !! !! !! DPRS !! DPR !!
---------!!-------!!-------!-------!!-------!!-------!!-------!!!-------!!----!----- DPR !!
!!-------!!-------!!-------!! !! Sebelum Pemilu 1955 !! Hasil Pemilu 1955
TOTAL !! !! ! 100% !! 100% !! 100% !! 100% !! Hasil Pemilu 1971 !!
!!! !! ! 360 !! 360 !! 360 !! 400 !! !!------------!------------!!----------!-----------!!-----------
------------------------------------------------------------------------------------ !---------!!
----------------------------- !! Jumlah ! % !! Jumlah ! %
Sumber: Alfian, Hasil Pemilihan Umum untuk DPR (Jakarta: Leknas !! Jumlah ! % !!
LIPI, 971) !! Kursi ! !! Kursi ! !! Kursi !
Alfian, Ulama, Ummat Islam, dan Pemilihan Umum, dalam !!
Jurnal Ilmu Politik, edisi 3 1988. ------------------!!------------!------------!!----------!-----------!!-----------!-
Lembaga Pemilihan Umum, Pemilihan Umum Tahun 1987 --------!!
(Jakarta: LPU. 1987) Orpol non Agama !! 161 ! 69,8 % !! 127 ! 49.4 %
!! 20 ! 4,4 % !!
Orpol Islam !! 57 ! 24,3 % !! 116 ! 45,2 % !! 94
Meski kekuatan ummat Islam berhasil meningkatkan per- ! 20,4 % !!
imbangan yang cukup mencolok dalam pemilihan umum Orpol Nasrani !! 14 ! 5,9 % !! 14 ! 5,4 % !! 10
1955 dari 24,3% (DPRS) menjadi 45,2% (DPR 1955), tetapi ! 2,2 % !!
keberhasilan itu jauh di bawah angka populasi penduduk Golkar !! ! !! ! !! 261 !
yang beragama Islam yang diperkirakan mendekati 90% 56,7 % !!
ketika itu. Jika benar angka populasi penduduk yang ber-
187 188
ABRI !! ! !! ! !! 75 Partai Persatuan Pembangunan. Dalam pemilu 1977 partai
! 16,3 % !! hasil fusi itu secara formal tidak lagi membawa bendera
------------------!!------------!------------!!----------!-----------!!-----------!- ideologi Islam, tetapi sesuai dengan ketentuan undang-un-
--------!! dang yang berlaku berasas tunggal Pancasila. Seperti di-
JUMLAH !! 235 ! 100,0 % !! 257 ! 100,0 % ketahui sejak pemilihan umum 1971 yang dimenangkan
!! 460 ! 100,0 % !! Golkar, maka pemilihan selanjutnya (1977, 1982, dan 1987)
------------------------------------------------------------------------------------ semuanya berhasil dimenangkan Golkar (lihat tabel 1). Apa-
---------- bila dalam pemilihan umum 1971 masih bisa dilihat ke-
Sumber: Alfian, Ulama, Umat Islam, dan Pemilihan Umum, dalam kuatan formal politik ummat Islam yang dicerminkan da-
Jurnal Ilmu Politik, edisi 3, 1988. lam partai-partai Islam yang memperoleh suara 27,9%,
maka partai itu setelah berfusi selanjutnya memperoleh
29,3% (1977), 27,8% (1982) dan 15,3% (1987) (Lihat tabel 1).
Dalam pemilihan umum 1971 empat organisasi politik Walaupun partai hasil fusi dari partai-partai Islam tetap
Islam memperoleh pembagian kursi 20,4% dari suara yang mengklaim dukungan dari ummat Islam dan wakil-wakil
dikumpulkan sebesar 27,9%, sementara organisasi politik mereka dalam DPR maupun MPR semuanya beragama Is-
non agama memperoleh kursi 4,4%, dan Nasrani 2,2% (Li- lam yang taat, tetapi dalam kenyataan sebagian besar suara
hat tabel 2). Golkar yang memenangkan suara mayoritas ummat Islam tidak diberikan kepada partai itu. Hal ini
berhasil memperoleh kursi 56,7%. Hanya NU yang bertahan akan terlihat bila hasil perolehan suara PPP dibandingkan
dalam pemilihan umum ini meraih suara 18,6% sedikit dengan komposisi penduduk Indonesia yang beragama
lebih tinggi dari 18,4% tahun 1955. Parmusi yang meng- Islam yang angkanya mencapai 87,5% (1971) dan 87,1%
klaim dukungan dari bekas anggota Masyumi hanya mem- (1980). Hasil yang diperoleh PPP jauh dari angka populasi
peroleh suara 6,3% jauh di bawah angka perolehan suara penduduk yang beragama Islam.
Masyumi tahun 1955 sebesar 20,9% (lihat tabel 1). Penurun- Meskipun demikian tabel 3, 4, dan 5 memperlihatkan sisi
an jumlah pendukung yang dihasilkan partai-partai Islam lain peta kekuatan politik yang berbeda dengan keterangan
dalam pemilihan umum 1971 dibanding tahun 1955 mem- di atas. PPP mengklaim sebagai partai yang mewakili
perjelas gambaran yang lebih nyata bahwa sebagian besar ummat Islam karena alasan historis partai itu adalah hasil
ummat Islam telah memilih bergabung dengan partai non- fusi beberapa partai Islam, namun dalam kenyataan angka
agama (Islam). Meskipun ada anggapan bahwa kekalahan tertinggi yang dicapainya hanya 29,3% (1977) dan terus
mereka karena faktor-faktor yang mempersulit mereka, se- merosot sampai tahun 1987 hanya memperoleh 15,3% sua-
mentara Golkar yang memenangkan pemilihan umum men- ra. Pada sisi lain komposisi anggota DPR menurut peng-
dapat kemudahan dan dukungan aparat pemerintah dan golongan agama memperlihatkan kecenderungan persentase
militer, namun dalam kenyataan hasil pemilihan umum itu anggota yang beragama Islam yang stabil yaitu 79,2%
diterima semua fihak yang mengikuti pemilihan umum. (1971), 80,7% (1977), 79,7% (1982), dan 81,2% (1987). Tahun
Demikian pula pemilihan umum sesudahnya (1977, 1982 1987 yang lalu menunjukkan adanya kenaikan sebesar 1,5%
dan 1987) semua dimenangkan Golkar dan diterima semua dibandingkan tahun 1982. Walaupun angka-angka tersebut
organisasi politik yang mengikuti pemilihan umum. masih di bawah angka populasi penduduk Indonesia yang
Selanjutnya dalam pemilihan umum yang diselenggara- beragama Islam, tetapi masih jauh lebih tinggi dibanding
kan sesudah tahun 1971 semua partai Islam berfusi dalam perolehan kursi PPP di DPR. Komposisi anggota DPR yang
189 190
beragama Islam selain dari unsur fraksi PPP (100%), juga NU dan Masyumi antara lain dengan berbagai pendekatan
diwakili dalam fraksi Golkar sebesar 75,5% atau 182 dari keagamaan,'siapa
241 tahun 1982 dan 78,6% atau 235 dari 299 tahun 1987. memilih NU/Masyumi masuk sorga dan yang tidak memilih partai
Dari fraksi PDI anggota DPR yang beragama Islam se- itu masuk
banyak 62,5% atau 15 dari 24 tahun 1982 dan 65% atau 26 neraka'. Herbert Feith, The [ndonesian Election of 1955, (Ithaca,
dari 40 anggota DPR tahun 1987. Selanjutnya anggota DPR New York:
fraksi ABRI yang beragama Islam sebanyak 84% atau 63 Cornel Universisty, 1971), h. 16.
dari 75 anggota tahun 1982 dan 84% atau 84 dari 100
anggota tahun 1987. Hanya dari unsur anggota DPR non- 119. Biasanya syair-syair itu dihrlis sendiri oleh juru kampanye NU
ABRI (yang diangkat) tahun 1982 yang lain yang persentase memuat
anggota yang beragama Islam lebih rendah, kurang dari petunjuk dan tuntunan keagamaan. Ketika menghadapi kampanye
separo, yaitu 48% atau 12 dari 25 orang anggota, Protestan syair-syair
20%, Katholik 24%, dan Hindu 4% (Lihat tabel 4). Selanjut- itu ditambahi petunjuk pemungutan suara dan cara-cara mencoblos
nya komposisi anggota MPR tahun 1982 dan 1987 tidak tanda
jauh berbeda dengan komposisi anggota DPR (Lihat tabel 5). gambar NU. Fenulis mengetahui sendiri syair-syair tersebut,
namun dokumen
________________________________________________________ itu sudah tidak penulis temui.
______ Bentuk-bentuk syair seperti itu sekedar sebagai contoh ditulis
________________________________________________________ antara lain
______ Kyai Muhammad Zubair dari pesantren Sumber Beras,
Banyuwangi. Salah
115. Delapan kursi parlemen NU itu berasal dari suara Masyumi. satu naskah syairnya bejudul Syair Para Sesepuh yang
Setelah NU menguraikan silsilah
keluar dari Masyumi beberapa anggota parlemen dari Masyumi perjuangan pam ulama mulai dari pars wail sanga di Tanah Jawa
menyatakan sampai
bergabung dengan NU. zaman kemerdekaan ini, diterbitkan tahun 1407 (1987) oleh
Penerbit Salim
116. Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik di Indonesia, (Jakarta: Nabhan,Surabaya.
Gramedia, Beberapa contah bait syair seperti di bawah ini:
1986), h. 33.
Wiwit zaman wali sanga Tanah Jawa
117. Lihat Mahrus Irsyam, Ulama dan Politik Upaya Mengatasi Hingga para ulama zaman
Krisis, (Jakarta: merdeka
Yayasan Perkhidmatan, 1984), h. 83-131. ...........
Sak banjure hayo kaweruhana
118. Herbert Feith mengemukakan adanya persamaan tema-tema Para sesepuh bakdane wali sanga
kampanye Kyai Abdul Jalal ingkang pertama
Ingkang babad alas Tanah Kaliyasa
191 192
anggota NU, namanya Wis NU, sudah NU. Keterangan dari K. H.
Ing Bangkalan maneh Kyai Muntaha Hasyim
Tokoh NU ing Madura Muzadi, 27 November 1989, di Yogyakarta.
Ana meneh tokoh NU ing Madura
Kyai Abu Syujak asmane weruha 126. Alfian, Hasil Pemilihan Umum 1955 untuk DPR, Jakarta :
Leknas LIPI,
120. K.H. Muhith Muzadi, menuturkan pengalaman pemilu 1955 1971) dan Lembaga Pemilihan Umum, Hasil Pemilihan Umum
dalam "Si- Anggota DPR
buk Kampanye, Organisasi Berantakan", dalam Tim Wartawan Tahun 1971, (Takarta : LPU Indonesia, 1971). Selanjutnya angka-
Surya, Kemana angka hasil
NU, (Surabaya: Harian Surya, 1989), h. 35. pemilihan umum 1955 dan 1971 dikutip dari kedua sumber
tersebut.
121. Wawancara dengan K.H. Idham Chalid di Jakarta, 23 Januari
1992. 127. Alfian, "Ulama, Umat IsIam, dan Pemilihan Umum", dalam
Pernyataan tersebut juga sering dikemukakan Kyai Idham Chalid Jurnal Ilmu
sekitar tahun Politik, edisi 3, 1988, h. 29-41.
tujuh puluhan dalam berbagai ceramah di Jawa Timur; rekaman
kaset pidato 128. Politisi muslim yang santri yang tergabung dalam partai
K.H. Idham Chalid dalam pertemuan NU Jawa Timur di Tuban, nonagama
1978. seperti Hazairin (PIR) dan Sabilal Rasyad (PNI).

122. AbU al-Hasan 'Ail Ibn Ima'il al-Asy'ari, Kitab MaqaGt a[-Isla-
miyyin wa TABEL 3
Ikhtilaf al-Musallin ed. Helmut Ritter (Weisbaden: Franz Steiner, KOMPOSISI ANGGOTA DPR
1980), h. 293. MENURUT AGAMA DAN
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME
123. Al-Asy'ari, Maqa[at, h. 293.
------------------------------------------------------------------------------------
124. Faisal Badir'un, 'Ilm al-Kalam wa Madarisuh, (Kairo: Maktabah -----------------------------------
al-Hur- !! 1971 (1 !! 1977 (1 !!
riyyah al-Hadisah Jami'ah 'Ain Syams, 1982), h. 289. Selanjutnya 1982 (2 !! 1987 (2 !!
dikutip 'Ilm !!------------!------------!!----------!-----------!!-----------
al-Kalam. !---------!!------------!----------!!
!! Jumlah ! % !! Jumlah ! %
125. Kyai Jasin Jusuf dari Blitar membuat analogi "konyol" bahwa !! Jumlah ! % !! Jumlah ! % !!
NU sudah ------------------!!------------!------------!!----------!-----------!!-----------!-
ada sejak zaman Hindu dahulu. Jasin mengatakan tokoh Dewa --------!!------------!----------!!
Hindu itu
193 194
Islam !! 362 ! 79,2 % !! 356 ! 80,7 % !! 500 orang yang menghadiri upaca 494 orang. Sumber: Lembaga
366 ! 79,7 % !! 406 ! 81,2 % !! Pemilihan
Protestan !! 43 ! 9,4 % !! 40 ! 9,2 % !! 37 Umum, Pemilihan Umum 1987, Buku I (Lembaga Pemilihan
! 8,1 % !! 47 ! 9,4 % !! Umum, 1987), h.
Katholik !! 38 ! 8,3 % !! 33 ! 7,5 % !! 44 378.
! 9,6 % !! 37 ! 7,4 % !! --------------
Hindu !! 10 ! 2,2 % !! 10 ! 2,3 % !!
9 ! 2,0 % !! 9 ! 1,8 % !! Kenyataan-kenyataan di atas membuktikan bahwa pe-
Budha !! - ! - !! - ! - !! ngelompokan komunitas politik ummat Islam ke dalam
1 ! 0,2 % !! 1 ! 0,2 % !! satu golongan atau beberapa golongan yang eksklusif justru
Kepercayaan Ter- !! ! !! ! !! bisa mempersempit visi dan ruang gerak perjuangannya
! !! ! !! sendiri. Ternyata pengelompokan semacam itu dalam be-
hadap Tuhan YME !! 4 (3 ! 0,9 % !! 2 ! 0,5 % berapa kali pemilihan umum yang telah bejalan tidak
!! 2 ! 0,4 % !! - ! - !! mampu menghimpun seluruh komunitas ummat Islam
------------------!!------------!------------!!----------!-----------!!-----------!- yang ada di Indonesia. Masih banyak, bahkan jumlahnya
--------!!------------!----------!! lebih besar, orang-orang Islam atau komunitas ummat
JUMLAH !! 457 (4 ! 100,0 % !! 441 (4 ! 100 % Islam yang bergabung dengan kelompok politik non-Islam
!! 459 (5 ! 100 % !! 500 (6 ! 100,0 % !! atau nonagama. Selain itu pengelompokan semacam itu
------------------------------------------------------------------------------------ ternyata tidak atau belum pernah berhasil mengatasi krisis
----------------------------------- akibat konflik internalnya sendiri yang diwarisi sejak za-
man pergerakan kemerdekaan dahulu.
1. Alfian, "Ulama, Ummat Islam, dan Pemilihan Umum", dalam Dengan melihat pada kenyataan-kenyataan di atas lang-
Jurnal Ilmu kah NU kembali ke khittah 1926, melepaskan diri dari ke-
Politik, Edisi 3, 1988; berdasar pengamambilan sumpah/janji. giatan politik praktis dapat memberi arti positif. Sikap dan
2. Biro Perencanaan Lembaga Pemilihan Umum pandangan keagamaan NU yang lentur memungkinkan da-
3. Berasal dari anggota DPR yang mengangkat janji. Tidak diketahui pat lebih mewadahi berbagai golongan masyarakat Islam
apakah yang berbeda visi dan latar belakang kultural yang ber-
mereka berasal dari Penghayat Kepercayaan atau bukan. aneka ragam. Seperti diketahui dalam lingkungan masya-
4. Jumlah anggota DPR 460 orang, kemungkinan sebagian tidak rakat Islam di Indonesia masih terlihat kesenjangan persepsi
menghadiri keagamaan mereka. Umumnya sebagian, mungkin sebagian
upacara pengambilan sumpah janji. besar, enggan disebut bukan muslim, tetapi tingkah laku
5. Seorang dari Fraksi Golkar meninggal dunia sebelum pelantikan. mereka sehari-hari tidak menunjukkan diri sebagai seorang
6. Dalam upacara pengambilan sumpah/janji ada 30 orang yang muslim yang menjalankan ibadah dengan baik. Kehidupan
mengangkat keagamaan mereka biasanya masih dicampuri adat kebiasa-
janji. Tidak diketahui dari golongan agama apa mereka yang an. Mereka pada waktu-waktu tertentu seperti kematian,
mengangkat janji kelahiran, perkawinan atau upacara tahunan tertentu, masih
itu, sebab ada 6 orang yang tidak menghadiri upacara. Jumlah lebih akrab dengan tradisi dan adat kebiasaan kultural
anggota DPR mereka. Meskipun demikian biasanya mereka dalam men-
195 196
jalankan adat kebiasaan tersebut masih menerima muatan ---------!-------!-------!------!------!------!------!------!------!------!-------!-
agama. Oleh sebagian kalangan Islam hal-hal semacam itu ------!-------!------!------!
biasanya dikecam sebagai bid'ah, khurafat atau malah ! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! 1982
kadang-kadang musyrik. Kalangan ulama NU biasanya da- ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 !
pat menerima tradisi dan adat kebiasaan tersebut dan me- ---------!-------!-------!------!------!------!------!------!------!------!-------!-
ngayomi mereka sebagai bagian dari masyarakat Islam sen- ------!-------!------!------!
diri. Jarang ulama NU yang menyerang mereka, meskipun Terpilih ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !
satu dua mungkin ada. Kalaupun ulama-ulama NU dapat ! !
menerima mereka, tidak berarti langkah pembinaan ke arah PPP ! 94 ! 61 ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! -
kehidupan keagamaan yang lebih baik tidak dilakukan. ! 94 ! 61 !
Dengan demikian langkah NU itu sebenarnya lebih me- Golkar ! 182 ! 235 ! 20 ! 30 ! 30 ! 26 ! 7 ! 7 ! 1 ! 1 !
mungkinkan terciptanya lingkup pergaulan yang lebih luas, 1 ! - ! 241 ! 299 !
dapat memasuki rentangan dan ragam kehidupan keagama- PDI ! 15 ! 26 ! 6 ! 7 ! 2 ! 6 ! 1 ! 1 ! - ! - ! - !
an yang bagaimanapun masih terlihat lebar. - ! 24 ! 40 !
Meski sebagai organisasi atau golongan NU tidak me- Diangkat ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !
lakukan kegiatan politik praktis, tetapi orang-orang NU ! !
mungkin saja banyak yang melakukannya baik melalui Gol- ABRI ! 63 ! 84 ! 6 ! 10 ! 6 ! 5 ! - ! 1 ! - ! - ! 1 !
kar, PPP, dan mungkin PDI. Dengan demikian NU akan - ! 75 ! 100 !
lebih berperan mengembangkan budaya politik sebagai ke- Non ABRI ! 12 ! - ! 5 ! - ! 6 ! - ! 1 ! - ! - ! - ! - !
kuatan moral untuk membantu agar pelaksanaan pemilihan - ! 25 ! !
umum berjalan lebih baik, sehat dan demokratis. Peran ini ---------!-------!-------!------!------!------!------!------!------!------!-------!-
dengan sendirinya dapat menghindarkan NU dari benturan ------!-------!------!------!
kepentingan politik praktis, sebab sebagai kelompok atau Jumlah ! 366 ! 406 ! 37 ! 47 ! 44 ! 37 ! 9 ! 9 ! 1 ! 1 !
organisasi NU tidak terlibat langsung dengan kepentingan- 2 ! - ! 459* ! 500 !
kepentingan praktis politis tersebut. ---------!-------!-------!------!------!------!------!------!------!------!-------!-
------!-------!------!------!
% ! 79,7% ! 81,2% ! 8,1% ! 9,4% ! 9,6% ! 7.4% ! 2,0% ! 0,2% !
TABEL 4 0,4% ! - ! - ! - ! 100% ! 100% !
KOMPOSISI ANGGOTA FRAKS/ORPOL DI ------------------------------------------------------------------------------------
DPR -----------------------------
MENURUT AGAMA DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP TUHAN YME *Seorang anggota DPR Fraksi Golkar hasil pemilihan Umum 1982
1982 DAN 1987 meninggal dunia sebelum pelantikan
------------------------------------------------------------------------------------ Sumber: Biro perencanaan lembaga pemilihan umum.
-----------------------------
! Islam ! Protestan ! Katolik ! Hindu ! Budha !
Kepercayaan ! Jumlah !
TABEL 5
197 198
KOMPOSISI ANGGOTA Jumlah anggota MPR 1982 sebanyak 920, seorang dari Fraksi Golkar
FRAKS/ORPOL DI MPR meninggal dunia sebelum pelantikan, seorang dari Fraksi
MENURUT AGAMA DAN KEPERCAYAAN Utusan Daerah belum ditetapkan, dan dua orang Fraksi ABRI juga
TERHADAP TUHAN YME belum ditetapkan.
1982 DAN 1987 Sumber: Biro Perencanaan Lembaga Pemilihan Umum.
------------------------------------------------------------------------------------ BAB V
---------------------------------- NU KEMBALI KE KHITTAH 1926
! Islam ! Protestan ! Katholik ! Hindu !
Budha ! Kepercayaan ! Jumlah !
Kepercayaan Jumlah Proses NU kembali ke khittah 1926 dilalui dengan lika-liku
--------------!--------!-------!-------!-------!------!------!------!------!------!- yang panjang. Gagasan itu sebenarnya sudah muncul sejak
-----!------!------!------!------! muktamar NU 1962 di Solo. Sesudah itu dalam muktamar
! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! Bandung 1967 dan Surabaya 1971 tidak terdengar lagi isu
1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! 1982 ! 1987 ! tentang itu. Namun tidak berarti substansinya sama sekali
--------------!--------!-------!-------!-------!------!------!------!------!------!- hilang dari perhatian para pemimpin NU. Tarik menarik
-----!------!------!------!------! antara keinginan untuk menjadikan NU sebagai organisasi
Utusan Daerah ! 108 ! 116 ! 20 ! 19 ! 8 ! 8 ! 3 ! 4 ! - ! politik dan keinginan untuk tetap sebagai organisasi sosial
- ! - ! - ! 139 ! 147 ! keagamaan terjadi sejak lama. Muktamar Menes 1938 ketika
PPP ! 123 ! 92 ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! - ! membahas perlunya NU menempatkan wakil dalam Dewan
- ! 123 ! 92 ! Rakyat (Volksraad) atas usul cabang Indramayu, ditolak si-
Golkar ! 234 ! 357 ! 28 ! 44 ! 44 ! 37 ! 8 ! 10 ! 1 ! dang dengan perbandingan 39, 11, dan 3. Ketika NU me-
1 ! 1 ! - ! 317 ! 450 ! mutuskan keluar dari Masyumi dan membentuk dirinya
PDI ! 19 ! 36 ! 9 ! 12 ! 3 ! 10 ! 1 ! 1 ! - ! 1 ! menjadi partai politik, muktamar Palembang 1952 memu-
- ! - ! 32 ! 60 ! tuskan menerima dengan perbandingan suara 61, 9, dan 7.
ABRI ! 191 ! 127 ! 24 ! 15 ! 13 ! 7 ! - ! 2 ! - ! - Hal ini menggambarkan bahwa tarik menarik itu tidak
! 1 ! - ! 229 ! 151 ! berjalan mulus. Ketika muktamar Menes keinginan untuk
Golongan ! 48 ! 76 ! 13 ! 12 ! 14 ! 10 ! 1 ! 1 ! - ! 1 menjadi partai politik didukung 11 cabang dan 3 abstain.
! - ! - ! 76 ! 100 ! Dalam muktamar Palembang ada 9 cabang yang tidak me-
--------------!--------!-------!-------!-------!------!------!------!------!------!- nyetujui usul keluar dari Masyumi membentuk diri sebagai
-----!------!------!------!------! partai politik, 7 cabang abstain.
Jumlah ! 723 ! 804 ! 94 ! 103 ! 82 ! 72 ! 13 ! 18 ! 1 ! Muktamar NU 1979 di Semarang mengisyaratkan lang-
3 ! 2 ! - ! 916 ! 1000 ! kah yang setengah hati. Sementara ingin memperkuat sisi
--------------!--------!-------!-------!-------!------!------!------!------!------!- jam'iyah dengan pengembangan program dasar lima tahun
-----!------!------!------!------! yang sarat dengan cita-cita luhur, tetapi tak hendak me-
% ! 79,0% ! 80,4% ! 10,3% ! 10,3% ! 9,0% ! 7,2% ! 1,4% ! lepaskan dunia politik yang sudah digeluti sejak lama.
1,8% ! 0,1% ! 0,3% ! 0,2% ! - ! 100% ! 100% ! Ibarat langkah dengan kaki sebelah, sementara kaki yang
------------------------------------------------------------------------------------ sebelah lagi ingin tetap menginjak dunia lain. Langkah
---------------------------------- yang serba pincang dan setangah hati itu bukanlah tanpa
199 200
alasan. Sejarah masa lain NU dan tradisi keagamaan yang politik dan menyerahkan garapan bidang nonpolitik kepada
dicoba untuk dikembangkan sarat dengan pesan-pesan badan baru yang direkomendasikan pembentukannya. Na-
yang berdimensi politik. Referensi fikih yang digumuli NU mun keputusan itu masih disertai alternatif jika kondisi
tidak sepi dari pesan itu. Mulai dari bab qada (kekuasaan obyektif tidak memungkinkan lagi NU bertahan, muktamar
hukum), imamah (kekuasaan politik), imarah al-jaisy (ke- menyerahkan untuk mengambil keputusan lain kepada
kuasaan militer), atau kitab al-buqhat (bab tentang pem- PBNU.
berontakan) dan lain sebagainya, mengandung implikasi Benar saja realitas yang terjadi setelah kemenangan
pesan politik. Semua ini pada akhirnya berpengaruh lang- Golkar yang begitu mencolok dalam pemilihan umum 1971,
sung maupun tidak langsung, terhadap sikap dan perilaku gagasan penyederhanaan sistem kepartaian menjadi priori-
NU selanjutnya. tas rencana pemerintah selanjutnya. Mulanya dengan an-
Setelah NU memasuki dunia politik lebih formal awal juran pengelompokan partai dalam DPR selanjutnya
kemerdekaan ketika tergabung bersama organisasi Islam menuju fusi antar partai. Setelah fusi itu berjalan maka
lain dalam Masyumi, lalu dunia politik menjadi bagian undang-undang yang mengatur organisasi kepartaian di-
penting dari kehidupan NU. Jika pada mulanya per- tetapkan dengan hanya mengakui dua partai politik dan
singgungan itu masih dilapisi jarak untuk dapat menggeluti satu golongan karya. Setelah fusi itu maka partai-partai
aspek sosial keagamaan, lambat laun keterlibatan dengan Islam yang berfusi sepakat menyalurkan aspirasi dan per-
politik itu semakin intens, aspek politik akhirnya menyeret juangan politik mereka melalui partai hasil fusi itu dan
NU meninggalkan kegiatan utamanya sebagai organisasi selanjutnya organisasi mereka mengkhususkan kegiatan da-
sosial keagamaan. Langkah NU setelah berubah menjadi lam bidang nonpolitik. Namun tidak lantas dengan demi-
partai politik untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya jus- kian persoalan-persoalan partai hasil fusi itu selesai dengan
tru mengakibatkan terabaikannya sifat pelayanan sosialnya. sendirinya. Konflik kepentingan antar unsur yang berfusi
Kepentingan-kepentingan grup dan perorangan untuk terus membayangi perjalanan partai itu. Menjelang akhir
memperebutkan jabatan atau kesempatan politik tidak ter- sepuluh tahun pertama usia partai hasil fusi, konflik ter-
bendung lagi. Akibat kerumitan penataan distribusi politik buka pun pecah, antar unsur bekas partai yang berfusi
terus mendesak, maka kegiatan-kegiatan non politik tidak memperebutkan kepentingan-kepentingan mereka. Akibat-
terperhatikan lagi. Fenomena ini terlihat dalam muktamar nya perolehan suara dalam pemilihan umum 1982 menurun
NU 1971 di Surabaya. dan bertambah anjlok pada pemilihan berikutnya 1987.
Menghadapi gagasan pemerintah untuk menyederhana- Fusi partai-partai Islam tahun 1973 memberi keuntungan
kan sistem kepartaian, NU ingin tetap bertahan sebagai kepada NU sebab fusi itu dilakukan ketika NU berhasil
partai politik dan memberi kemungkinan membentuk wa- memperoleh suara yang mengungguli jauh partai-partai
dah baru untuk menampung kegiatan-kegiatan nonpolitik. Islam lainnya. Dengan posisi 58 kursi dari seluruh kursi
Ini menandai salah satu dari ketidakmampuan NU menye- partai Islam 94 kursi, berarti NU mengantongi 61,7% suara
lesaikan garapan bidang-bidang nonpolitik karena ikatan- gabungan partai-partai Islam itu. Akan tetapi menjelang
nya dengan aspek politik begitu kuatnya. Oleh karena itu pemilihan umum tahun 1982, posisi itu mulai digugat
ketika NU dipaksa untuk melakukan pilihan, oleh kebijak- unsur MI dalam PPP. Konflik pun akhirnya pecah secara
sanaan politik Orde Baru, antara tetap menjadi partai poli- terbuka. Dengan dukungan pejabat-pejabat pemerintah gu-
tik atau mengubah dirinya kembali menjadi jam'iyah, ke- gatan MI berhasil mengurangi posisi perimbangan kekuatan
putusan muktamar Surabaya ingin tetap menjadi partai NU tidak lagi dominan seperti sediakala. Kekecewaan yang
201 202
dialami NU akibat konflik dengan unsur lain dalam PPP PKI akhirnya terus memburuk setelah akar kekuatan PKI
berkembang menjadi salah satu faktor pendorong yang dapat dilumpuhkan. Kecurigaan kalangan militer terhadap
mempercepat langkah NU menuju khittah 1926. Maka se- berkembangnya peran golongan Islam itu dikhawatirkan
belum pembahasan mengenai khittah NU lebih lanjut, lebih akan membangkitkan kembali mitos negara Islam yang per-
dulu akan dibahas mengenai fusi partai-partai Islam ke nah muncul dalam sejarah politik di Indonesia. Kecurigaan
dalam Partai Persatuan Pembangunan. itu sendiri menurut Allan A. Samson bersumber dari akar
historis dan kultural. Kebanyakan opsir militer masih
mengikuti tradisi kebudayaan Jawa yang memandang Islam
A. FUSI DALAM PPP sebagai suatu unsur kekerasan.2 Di samping itu orientasi
politik militer sendiri lebih menekankan stabilitas dan per-
Sejak aksi sepihak PKI menjelang pemberontakan tahun imbangan kekuatan untuk menjaga kesatuan nasional. Ber-
1965 sudah terlihat munculnya kekuatan ummat Islam un- perannya golongan Islam ketika itu dikhawatirkan akan
tuk mengimbangi gerakan politik PKI yang kian hari kian mempengaruhi kesatuan tersebut.
merajalela. Dengan legitimasi politik Nasakom (nasionalis, Upaya mengatasi ini dicoba dengan membangkitkan
agama dan komunis) NU dan beberapa partai Islam lain kembali PNI sebagai kekuatan pengimbang.3 Namun upaya
memanfaatkan forum itu untuk menahan gelombang gerak- yang dilakukan untuk mempersatukan PNI yang meng-
an komunis yang berusaha menguasai basis pedesaan dan alami perpecahan sejak tahun kedua atau ketiga enam
aparat pemerintahan mulai dari pusat sampai ke daerah- puluhan tidak berhasil, sehingga PNI tidak dapat diarahkan
daerah. Sejumlah perwira militer memberi dukungan ter- sebagai kekuatan untuk melawan sisa-sisa kekuatan PKI
hadap upaya memperkuat posisi ummat Islam untuk sebagai pengimbang dari munculnya kekuatan Islam. Pe-
melawan agitasi dan aksi sepihak komunis.1 Ketika pem- nyusupan anasir kiri akibat dari pengaruh Presiden Soekar-
berontakan yang dilancarkan G30S/PKI meletus dini hari no dalam kepemimpinan PNI mengakibatkan partai itu
tanggal 1 Okteber 1965, ummat Islam mengambil peran seakan lumpuh bahkan melawan arus gelombang gerakan
penting, selain tentu saja militer, untuk menumpas gerakan anti Soekarno yang berkembang ketika itu.
makar tersebut dan aksi-aksi lanjutannya. Proses tersebut Kegagalan menjadikan PNI sebagai kekuatan pengim-
demikian cepat berkembang secepat keruntuhan komunis bang itu kemudian dialihkan dengan memunculkan ke-
itu sendiri. kuatan baru gelongan fungsional yang tergabung dalam
Namun perkembangan tersebut dinilai eleh penguasa Sekretariat Bersama Golongan Karya atau Sekber Golkar
baru, khususnya kalangan militer yang menguasai masa dan akhirnya menjadi Golkar. Semula organisasi ini me-
transisi politik, tidak mendukung kebijaksanaan integrasi rupakan wadah bagi golongan fungsional yang berasal dari
politik yang berusaha dikembangkan. Kebangkitan politik partai politik maupun nonpartai, tetapi menjelang pemilih-
kalangan Islam setelah meletusnya pemberontakan PKI itu an umum 1971 dikeluarkan peraturan menteri dalam negeri
dikhawatirkan akan menimbulkan konflik yang lebih tajam yang mengharuskan anggota organisasi itu menanggalkan
di kalangan militer sendiri, sebab tidak sedikit mereka yang keanggotaannya dari partai poliik.4 Selanjutnya dengan
dihinggapi trauma kekuatan politik Islam itu akan meng- dukungan aparat pemerintah dan militer Golkar menang
arah kepada pembentukan negara Islam. Hubungan yang dengan sangat mencolok dalam pemilihan umum 1971 de-
akrab antara golongan Islam dengan militer, khususnya ngan,suara 62,80% atau 236 kursi DPR ditambah 100 kursi
angkatan darat, ketika menghadapi gelombang kekuatan Karya ABRI dan non-ABRI yang diangkat. Dengan mengan-
203 204
tongi 336 dari seluruh kursi 460 dalam DPR maka Golkar gabungan dari partai yang berdasar keagamaan, tetapi par-
memliki suara mayoritas mutlak. Upaya penataan sistem tai Katholik dan Kristen Indonesia enggan bergabung de-
kepartaian yang sudah dirintis sebelumnya dengan sepuluh ngan kelompok ini, akhirnya kelompok ini hanya
organisasi politik yang mengikuti peIllilihan umum selan- merupakan gabungan dari partai-partai Islam saja, NU, Par-
jutnya dicoba untuk dikembangkan lebih sederhana lagi. musi, PSII dan Perti. Kelompok kedua dinamai kelompok
Dimulai dengan anjuran pengelompokan partai dalam DPR material spiritual, semula merupakan gabungan dari partai-
yang berjalan segera setelah pemilihan umum itu selanjut- partai nonagama ditambah dua partai yang disebutkan ter-
nya penyederhanaan kepartaian berjalan tanpa hambatan dahulu, maka kelompok ini akhirnya menjadi kelompok
yang berarti. non-Islam, gabungan dari PNI, Parkindo, Partai Katholik,
Muktamar NU yang diselenggarakan setelah pelantikan IPKI dan Murba. Kelompok pertama menyebut diri Per-
anggota DPR hasil pemilihan umum 1971 menanggapi ren- satuan Pembangunan dan kelompok kedua Demokrasi
cana penyederhanaan sistem kepartaian dengan agak bim- Pembangunan. Setelah itu tekanan-tekanan politik terus di-
bang. NU berpendapat tidak perlu mengadakan perubahan lakukan, dengan bahasa yang lebih lunak dinyatakan se-
struktur organisasi partai NU, sebab struktur yang berlaku bagai anjuran pemerintah, agar partai-partai yang sudah
sekarang telah 'menjamin terpeliharanya keutuhan dan pe- mengelompok itu meleburkan diri berfusi satu sama lain ke
ran alim ulama, politisi dan cendekiawan,5 dalam proporsi dalam dua kelompok tersebut.7
yang seimbang. Akan tetapi pada bagian lain dari ke- Setelah melalui perundingan yang intensif akhirnya ke-
putusan itu muktamar NU menyerahkan kepada PBNU empat partai Islam, NU, Parmusi, PSII dan Perti mencapai
untuk mengadakan perubahan-perubahan organisasi partai sepakat untuk melakukan fusi keempat partai tersebut da-
NU sesuai dengan kemungkinan obyektif yang berkembang lam suatu deklarasi tanggal 5 Januari 1973.8 Dinyatakan
akibat peraturan perundang-undangan yang mungkin akan dalam deklarasi tersebut bahwa keempat partai Islam yang
berlaku.6 Muktamar agaknya sudah mengantisipasi ke- sudah tergabung dalam konfederasi kelompok Persatuan
mungkinan penyederhanaan sistem kepartaian yang dilon- Pembangunan telah seia sekata untuk memfusikan politik-
tarkan oleh pemerintah yang berkuasa akan berjalan, sebab nya dalam satu partai politik yang bernama Partai Per-
perimbangan kekuatan suara dalam DPR sangat memung- satuan Pembangunan. Segala kegiatan nonpolitik tetap
kinkan rencana pemerintah itu dijalankan tanpa hambatan. dikerjakan dan dilaksanakan oleh organisasi masing-masing
Namun sejauh mungkin NU akan bertahan dengan sistem sebagaimana sedia kala. Sementara itu lima hari berikutnya,
kepartaian yang ada, meskipun hal itu disadari tidak akan tanggal 10 Januari, partai-partai yang tergabung dalam ke-
berhasil diperjuangkan, karena itu muktamar tidak meng- lompok Demokrasi Pembangunan juga mengeluarkan dek-
ambil keputusan dan menyerahkan kepada PBNU. larasi fusi partai mereka dengan nama Partai Demokrasi
Pemerintah sendiri tidak ingin dikesankan penyederhana- Indonesia.
an sistem kepartaian yang hendak dijalankan merupakan Sejak berhasil menumbangkan komunis, pemerintah Orde
rekayasa politik dari atas, karena itu langkah pertama be- Baru bertekad melaksanakan pembangunan ekonomi. Lang-
rupa anjuran agar partai-partai bergabung dalam suatu ke- kah ke arah ini kemudian menyadarkan mereka akan per-
lompok di dalam DPR. Dimunculkan gagasan tiga lunya dukungan sistem politik yang stabil. Orientasi politik
kelompok, selain kelompok karya sendiri, dua yang lain pada ideologi yang berbeda-beda dipandang sebagai
merupakan gabungan dari partai-partai sebanyak 9 partai. pemicu konflik yang berkepanjangan harus dikubur, sebab
Kelompok pertama dinamai kelompok spiritual material orientasi yang demikian dianggap tidak menyelesaikan
205 206
masalah bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan ma- rasionalnya ketua umum DPP memegang peran penting.
syarakat. Pemerintah Orde Baru kemudian melangkah pada Hal ini akan terlihat nanti bagaimana mengatasi konflik
kebijaksanaan yang mendasar untuk merumuskan suatu pendistribusian peran politik elite partai yang berfusi ketika
format politik yang baru agar konflik ideologi dapat dihin- menghadapi pencalonan keanggotaan DPR dalam pemilihan
dari. Masalah ini menjadi teramat krusial dalam sejarah umum. Perimbangan suara fraksi dalam DPR pada awalnya
masa lalu politik di Indonesia yang menimbulkan ketegang- lebih memungkinkan terciptanya suasana persatuan di an-
an-ketegangan sosial politik dan pada akhirnya ber- tara partai-partai yang berfusi. Dalam suasana yang demi-
pengaruh bagi rencana pembangunan ekonomi. Menyadari kian itu pula sidang Dewan Partai PPP diselenggarakan
posisi yang lemah partai-partai Islam itu menyambut gaga- tahun 1975 mengambil keputusan yang dikenal 'Konsensus
san penyederhanaan sistem kepartaian dengan sikap 'ter- 1975'. Disepakati suatu status quo dalam distribusi kekuatan
paksa'. Hasil pemilihan umum 1971 partai-partai Islam antar unsur partai yang berfusi dalam PPP seperti perim-
digabung menjadi satu menghasilkan suara 20,3% suara bangan yang dihasilkan dalam pemilihan umum 1971. Pe
atau 94 kursi DPR dari total 460 kursi DPR. Konstelasi milihan umum 1977 dilalui PPP dalam suasana itu.
perimbangan suara DPR ini memang sama sekali tidak Langkah kompromi yang dihasilkan sidang dewan partai
memberi peluang bagi partai-partai Islam untuk menentang membuahkan hasil ketika menghadapi pemilihan umum
gagasan pemerintah. Langkah selanjutnya setelah fusi itu 1977. PPP berhasil menambah perolehan suaranya menjadi
ialah disahkannya sebuah undang-undang yang mengatur 99 kursi DPR. Tambahan 5 kursi DPR itu cukup berarti
tentang kepartaian tahun 1975 yang hanya mengakui tiga mengingat PDI justru menurun dari 30 kursi (1971) menjadi
organisasi politik, dua partai politik dan satu golongan 29 kursi (1977) dan Golkar dari 236 (1971) menjadi 232
karya dan Pancasila sebagai satu-satunya asas.9 (1977). Namun konsensus itu cukup diatasi dengan fleksibel
Struktur kepemimpinan organisasi partai Persatuan Pem- walaupun tidak dalam proporsi semula. Dari tambahan 5
bangunan (PPP) yang dibentuk sedemikian rupa dengan kursi itu justru suara NU dikurangi dua suara menjadi
harapan akan dapat meredam konflik yang muncul. Dalam hanya tinggal 56 (dari 58); sementara MI mendapat tam-
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP dibentuk empat badan, bahan 1 kursi, SI 4 kursi dan Perti 2 kursi. Perimbangan
selain badan yang disebut pimpinan pusat, terdapat tiga suara menjadi NU 56, MI25, SI 14, dan Perti 4 kursi.
badan lagi, presidensi, majelis pertimbangan partai, dan Pengurangan suara NU dan kecilnya yang diberikan ke-
majelis syura. NU yang jumlah perwakilan dalam DPR pada MI (hanya tambahan 1 suara) diimbangi dengan di-
terbanyak dari total suara semua partai Islam yang berfusi, berikannya kepada mereka jabatan politik lain. NU sebagai
61,7%, berturut-turut Parmusi 25,5%, PSII 10,6% dan Perti wakil ketua DPR, MI mendapat jatah wakil ketua DPA, dan
2,1%, memiliki peluang untuk memimpin partai hasil fusi beberapa jabatan lain dalam kelengkapan DPR seperti ketua
itu. Namun formasi jabatan yang diberikan kepada NU atau wakil ketua komisi kepada NU dan MI. Sementara
hanya bersifat prestisius belaka. Selaku ketua umum DPP ketua fraksi partai di DPR dipegang NU dan wakil-wakil-
PPP dijabat oleh H.M.S. Mintaredja dari Parmusi, sedang nya dari unsur lain. Dengan pola pembagian MI sebagai
sekretaris jenderal dijabat Tahja Ubaid dari NU. Tiga badan wakil ketua DPA dan beberapa komisi dibagi antara NU
lain dalam DPP PPP pimpinan puncaknya dijabat oleh dan MI, terlihat posisi MI telah mengambil langkah untuk
orang-orang NU yaitu presiden, ketua majelis pertimbangan bersaing dengan NU dalam DPR. Memasuki pemilihan
dan ra'is 'am majelis syura; tetapi semua jabatan ini secara umum 1982, PPP mengasumsikan perolehan suara paling
struktural memberi gengsi kepada NU dalam praktek ope- tidak sama dengan hasil pemilihan umum 1977. MI menun-
207 208
tut perubahan perimbangan suara dengan mengurangi do- tan yang manapun.12
minasi NU dalam partai yang berfusi itu. MI menghendaki
perimbangan suara menjadi NU 49, MI 30, SI 15, dan Perti Walaupun tidak secara langsung konflik NU-MI dalam
5. Dengan asurnsi hasil pemilihan umum sama dengan PPP itu melibatkan Muhammadiyah, namun banyak orang
sebelumnya, maka 49 suara NU tidak akan mencapai 50% beranggapan sedikit banyak dipengaruhi hubungan yang
dari seluruh suara. Tentu saja NU keberatan dengan pem- kurang baik antara Muhammdiyah dengan NU. Tokoh-
bagian ini. Rapat-rapat pimpinan partai yang diselenggara- tokoh MI yang vokal untuk menyerang NU dan menghen-
kan tidak lagi dapat dijalankan dengan asas musyawarah daki agar suara NU dikurangi dalam perimbangan suara
dan mengadu argumentasi secara jujur, tetapi sudah di- dalam PPF kebanyakan dari orang-orang atau keluarga
jangkiti tuntutan mutlak-mutlakan. 'Forum itu cuma yang berasal dari Muhammadiyah.13 Di daerah pemilihan
gebrakan-gebrakan untuk menuntut NU agar mengurangi Jawa Tengah dan Jawa Timur pimpinan MI umumnya ber-
jatah dari 56 menjadi 49', kata Saifuddin Zuhri dalam salah asal dari orang-orang Muhammadiyah. Dengan sendirinya,
satu tulisannya.l0 sedikit banyak, hubungan yang kurang balk antara NU-
Konflik terbuka akhirnya pecah antara NU dengan be- Muhammadiyah berpengaruh pula dalam hubungan antara
berapa unsur lain dalam PPP khususnya MI. Perang per- NU dengan MI, meskipun secara formal mereka tidak di-
nyataan saling menyerang muncul di beberapa surat kabar. akui mewakili Muhammadiyah.
MI mencoba mencari legitimasi sejarah menegaskan bahwa Konflik antar unsur dalam PPP menjelang pemilihan
MI adalah kelanjutan dari Masyumi serta memperoleh du- umum 1982 diuraikan agak lebih rinci oleh Mahrus Irsyam,
kungan dari keluarga besar bulan bintang termasuk Muham- sampai akhirnya kurang lebih 29 orang tokoh NU tergusur
madiyah.11 Namun pendapat yang muncul dari bekas dari nominasi calon terpilih mewakili PPP.14 Akibatnya mun-
pimpinan Masyumi menyanggah penegasan MI. Kalangan cul kekecewaan banyak kalangan NU terhadap kepemimpin-
Muhammadiyah juga tidak mengakui pernyataan MI ter- an PBNU yang dianggap tidak berhasil mempertahankan
sebut. Lukman Harun, anggota pimpinan pusat Muham- 'konsensus 1975' yang direkomendasi kembali dalam muk-
madiyah, bekas sekretaris jenderal Partai Muslimin yang tamar NU 1979 di Semarang. Muncullah kemudian gagasan
akhirnya menjadi MI yang digulingkan Mintaredja dan yang semakin kuat untuk meninjau kembali status dan
kawan-kawan menjelaskan: eksistensi NU dalam PPP, yang sudah sejak lama sebenarnya
telah dipertimbangkan oleh beberapa kalangan dalam NU
Dengan berfusinya Parmusi ke dalam PPP secara formal sendiri. Beberapa juru kampanye PPP dari NU mengun-
berakhir durkan diri, tidak lagi menjadi pendukung PPP seperti pada
pula hubungan ormas pendukungnya dengan Parmusi yang pemilihan umum sebelumnya. Namun karena PBNU sendiri
telah sampai pemilihan umum berjalan belum menentukan sikap
berfusi itu. Dalam tahun 1977 Tanwir Muhammadiyah sendiri secara jelas mengenai hubungan dengan PPP, suara-suara
sudah memutuskan bahwa Muhammadiyah tidak ada yang ramai diperbincangkan beberapa surat kabar sebelum
hubungan pemilihan umum, tidak begitu berpengaruh kepada jemaah
historis maupun organisasi dengan MI. Dan dalam pemilu NU. Pemilihan umum 1982 berjalan dalam masa transisi,
1982 ... sebagian besar lapisan menengah NU masih mendukung PPP
anggota Muhammadiyah diberi kebebasan mau memilih walaupun tidak secara terang-terangan. Pemilihan umum itu
kontes- menghasilkan suara sedikit berkurang, dari 99 kursi (1977)
209 210
menjadi 94 kursi (1982), sementara Golkar dari 232 (1977) ukuran kalah atau menang terhadap pihak lain yang ber-
menjadi 246 (1982), dan PDI 29 (1977) menjadi 24 (1982). fusi. NU mencoba untuk bertahan dalam posisi ketika lebur
Setelah NU menetapkan langkah kembali ke khittah 1926, ke dalam fusi, sementara unsur lain menganggap dominasi
memasuki pemilihan umum 1987 PBNU tidak mengambil NU sebagai kekalahan mereka terus menerus. Ketika unsur
peran langsung dalam konflik distribusi kekuatan antar lain mencoba menuntut perubahan perimbangan kekuatan
unsur dalam PPP. PBNU menampakkan sikap netralnya agar dominasi NU berkurang atau tidak lagi memiliki suara
dan membiarkan konflik antar unsur dalam PPP diselesai- mayoritas mutlak, NU merasa dirugikan. Setelah tuntutan
kan sendiri oleh orang-orang NU yang berada dalam PPP. itu benar-benar terjadi, NU merasakan sebagai kekalahan
Akan tetapi sejumlah tokoh NU lain, seperti Jusuf Hasjim, tanpa aturan main yang jelas. Sementara itu pihak lain dari
Hamid Baidhowi, Mahbub Djunaidi, bersikap sebaliknya. unsur dalam PPP terus berusaha mempertahankan posisi
Dalam kampanye pemilihan umum banyak kalangan NU itu sebagai kemenangan Pola hubungan antar unsur dalam
yang menyerang PPP. Tahun kampanye itu memunculkan PPP ini terus berkembang dan membangkitkan konflik
istilah 'penggembosan', kampanye untuk menggembos PPP yang berkepanjangan. Tradisi politik untuk memperjuang-
agar suara yang dicapai dalam pemilihan umum berkurang kan suatu cita-cita politik belum mengakar dalam budaya
sebagai protes dari kalangan NU kepada PPP. Namun se- kepartaian partai itu karena para pelaku politiknya lebih
cara resmi PBNU tidak pernah melakukan hal itu. Di ba- nampak kecenderungannya berorientasi merebut kekuasaan
nyak tempat tokoh-tokoh NU mengadakan kampanye daripada perjuangan atas suatu cita-cita politik. Ini tidak
sendiri dengan legalitas sebagai kegiatan pengajian ke- berarti bahwa kekuasaan dan posisi-posisi politik tidak pen-
agamaan. Ada pula sebagian yang terjun kampanye untuk ting, tetapi orientasi yang lebih kuat untuk merebut kave-
PDI maupun Golkar dan umumnya kegiatan-kegiatan itu ling politik dalam intern PPP sendiri mengakibatkan
diselenggarakan PDI atau Golkar tidak resmi dalam kegiat- permainan mengatasi konflik yang terjadi tidak memiliki
an kampanye, melainkan kegiatan pengajian keagamaan. seni politik. Orientasi yang terjadi dalam konflik itu kurang
Semua kegiatan itu dimanfaatkan tokoh-tokoh NU untuk atau bahkan tidak memiliki kedalaman substansial.
menyerang PPP, khususnya ketua umum PPP, H. J. Naro, Struktur kepemimpinan organisasi PPP yang dibentuk
yang menyebabkan tergusurnya beberapa tokoh NU se- pertama kali dengan empat pilar tersirat suatu gambaran
bagai nominasi calon terpilih dari PPP dalam pemilihan ketidaksanggupan mengatasi konflik yang bakal terjadi. Se-
umum 1982 sebelumnya. Kesempatan itu juga untuk men- macam timbul kesadaran untuk mempertahankan status quo
jelaskan sikap netral NU tidak terikat kepada partai man- dengan membentuk struktur yang sedemikian rupa sehing-
pun Golkar. Akibatnya memang merupakan pukulan telak ga benturan kepentingan tidak akan terjadi, karena proses
bagi PPP. Dalam pemilihan 1987 yang lain PPP hanya yang dilalui begitu rumit melalui jaringan empat pilar
memperoleh suara 61 kursi DPR, melorot jauh dibanding- struktur tersebut. Akan tetapi yang terjadi justru kerumitan
kan pemilihan umum sebelumnya. jaringan pengambilan keputusan mengakibatkan kemacetan
Partai hasil fusi beberapa partai Islam itu memang masih organisasi. Selain masing-masing pihak tidak mau 'kalah'
rawan konflik akibat warisan dari masa lain partai-partai dalam arti mereka harus memperoleh posisi dan kekuatan
Islam itu sendiri. Partai-partai itu memasuki medan baru dalam partai, dengan kerumitan itu mengakibatkan ben-
dalam PPP masih dalam orientasi 'kalah menang', bukan turan yang terjadi semakin dipersulit penyelesaiannya. Sam-
dalam substansi politik untuk memperjuangkan suatu cita- pai sepuluh tahun sesudah fusi PPP belum berhasil menye-
cita politik. Akibatnya konflik yang terjadi dihadapi dalam lenggarakan muktamar. Ini menandai salah satu sebab tarik
211 212
menarik kepentingan antar unsur dalam partai yang berfusi 3. Setelah kudeta PKI peranan PNI sangat mundur. Pejabat Presiden
tidak mampu diwadahi penyelesaiannya melalui struktur Soeharto mencoba mendamaikan sengketa yang terjadi dalam tubuh
yang ada. Bahwa lembaga presidensi dan majelis syura PNI,
yang diharapkan dapat meredam konflik dengan kemung- meskipun untuk itu Soeharto harus meyakinkan banyak pihak di
kinan, begitu kuatnya pengaruh NU dalam lembaga ter- kalangan
sebut, tidak berfungsi menghadapi peran ketua umum DPP militer bahwa PNI setelah bersatu nanti dapat diarahkan untuk
PPP yang menggunakan legalitas itu untuk mengatasi kon- melawan
flik yang terjadi antar intern unsur dalam PPP. Ternyata komunis guna untuk mengimbangi peran yang telah dilakukam oleh
fihak ketiga, dalam hal ini pemerintah, hanya mengakui golongan
lembaga DPP dengan puncaknya ketua umum sebagai lem- Islam. Selanjutnya dapat dilihat dalam Nazaruddin Sjamsuddin,
baga yang sah mewakili partai.15 PNI dan
Kepolitikannya (Jakarta: Rajawali, 1984), khususnya halaman 89-
105. Se-
________________________________________________________ lanjutnya dikutip PNI.
________________________________________________________
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomer 12 tahun 1969 yang
Catatan dikeluarkan
tanggal 14 Desember 1969. Peraturan itu dikenal sebagai Permen
1. Awal tahun 1965, 21 surat kabar harian dan mingguan dicabut izin 12.
terbitnya karena dianggap menyuarakan atau menjadi antek BPS
(Badan 5. Keputusan muktamar NU ke XXV di Surabaya, Komisi
Penndukung Soekarnoisme) suatu gerakan yang melawan agitasi Organisasi, lampiran
Komunis II tentang Struktur Organisasi NU.
untuk mempengaruhi Presiden Soekarno. Pihak militer, khususnya
ang- 6. Ibid.
katan darat, kemudian mendirikan berita Yudha, mengambil oper
harian 7. Jendral Soemitro selaku Kaskomkamtib antara lain mengatakan
Merdeka dan mendirikan Angkatan Bersenjata serta mendukung "Sekarang
bedirinya ini masih ada partai yang ragu-ragu dan tidak setuju fusi,
beberapa surat kabar baru yang dirintis oleh kalangan Islam. Selan- pemerintah
jutnya lihat A.H. Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas, VI tidak segan-segan mengambil tindakan tegas terhadap partai yang
(Jakarta: tidak
Gunung Agung, 1987), h. 144-5. setuju fusi'. Pernyataan ini agaknya ditujukan kepada PSLI yang
mela-
2. Allan A. Samson, Angkatan Bersenjata dan Ummat Islam di rang pimpinan eselon bawahannya menghadiri pertemuan yang
Indonesia akan membi-
(Surakarta: AB. Siti Sjamsijah,1973), h.18. carakan fusi partai-partai. Lihat Umaidi Radi, Strategi PPP,
(Jakarta:
213 214
Integrita Press, 1984), h. 80-81. rapkan dengan menciptakan presidensi dan majelis syura
akan lebih mudah menyelesaikan konflik intern PPP seperti
8. Deklarasi fusi itu ditandatangani lima orang: K.H. Dr. Idham yang terjadi dalam NU. Konflik dengan pola hubungan
Chalid (NU), H. M. S. Mintaredja, SH (Parmusi), H. Anwar kyai-santri dalam NU lebih mudah diatasi dengan lembaga
Tjokroaminoto (PSII), Rusli Halil (Perti), dan K. H. Masjkur (NU). semacam itu. Akan tetapi masuknya unsur lain dalam PPP,
tidak disadari akan mengakibatkan buyarnya pola hubung-
9. UU Nomer 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan an santri-kyai itu. Oleh karena itu lembaga presidensi dan
Karya. UU ini kemudian diperbarui dengan UU Nomer 3 tahun majelis syura tidak berdaya mengatasi konflik yang terjadi.
1985, tentang perubahan atas UU Nomer 3 Tahun 1975. Kasus ini mirip sekali ketika NU memperjuangkan terben-
tuknya lembaga semacam yang terjadi pada dirinya untuk
10. NU Sekedar Mempertahankan Azas Musyawarah", Merdeka, 23 diterapkan ke dalam partai Masyumi. Majelis syura
November 1981. Masyumi juga tidak berfungsi mengatasi kemelut yang ter-
jadi, bahkan majelis itu hanya berfungsi sebagai penasehat
11. Mahrus Irsyam, Ulama dan Partai Politik Upaya Mengatasi yang boleh diikuti dan boleh juga tidak diikuti.
Krisis, Jakarta: Yayasan Perkhidmatan, 19&1), h. 60. Selanjutnya Meskipun demikian struktur baru kepemimpinan PPP
dikutip Ulama. tidak berarti akan menyelesaikan persoalan secara tuntas.
Konflik antar unsur dalam PPP akan terus membayangi
12. Merdeka, 24 Oktober 1981, dikutip dari Ulama, h. 53. partai ini. Salah satu cara yang mesti ditempuh ialah bagai-
mana menciptakan kelonggaran kepentingan antar unsur
13. Sudardji dan Husni Thamrin, merupakan salah satu dari dengan membentuk kepemimpinan yang lebih proporsional
tokoh yang berasal dari keluarga Muhammadiyah dan mereka menurut suara anggota. Mengetahui berapa jumlah anggota
mengaku sebagai anggota Muhammadiyah. partai di satu cabang dengan melihat daftar anggota sulit
didapat, sebab tidak ada cabang partai yang mampu meng-
14. Lihat Mahrus Irsyam, Ulama, h. 55-68. atasi soal ini. Kemungkinannya ialah dengan melihat hasil
suara dari pemilihan umum sebelumnya, kemudian dicari
15. Ketika terjadi konflik mengenai daftar calon dalam pemilihan proporsi perbandingan antara suara yang dihasilkan cabang
umum 1982, Menteri Dalam Negeri hanya mengakui daftar yang yang paling besar suaranya dengan yang paling kecil dan
diajukan ketua umum DPP PPP. Lihat Mahrus Irsyam, Ulama, h. menengah dengan mempertimbangkan tingkat kepadatan
66. penduduk antar pulau dan jumlah cabang yang ada. Pola
pengambilan suara untuk menentukan kepengurusan PPP
semacam ini akan dapat mengurangi konflik kepentingan
NU kurang tepat mengantisipasi keadaan ketika meran- antar unsur, sebab suara cabang yang satu akan berbeda
cang struktur organisasi DPP PPP, tidak menyadari bahwa dengan cabang lain berdasar perolehan suara cabang itu
pola hubungan yang akan terbentuk dalam PPP berbeda dalam pemilihan umum. Dengan demikian pemimpin par-
dengan pola hubungan kyai-santri dalam NU. Dengan tai hasil muktamar benar-benar mencerminkan dukungan
struktur kepemimpinan itu NU berharap akan dapat mem- suara anggota. Jika cara pengambilan suara tetap seperti
pertahankan posisi kekuatannya dengan memilih mengua- sekarang, satu cabang satu suara, akan terlihat kepincang-
sai presidensi dan majelis syura. Semula barangkali diha- annya, sebab kekuatan cabang yang satu berbeda dengan
215 216
cabang yang lain. Misalnya cabang Bangkalan di Jawa menjadi sebuah partai politik disadari karena tuntutan ke-
Timur yang berhasil memenangkan mayeritas dalam pe- adaan untuk memperluas cakrawala wawasan dan kebutuh-
milihan umum berbeda jauh dengan cabang Kupang di an memperjuangkan dan menegakkan kemerdekaan Indo-
Nusa Tenggara Timur yang tidak berhasil meraih satu kursi nesia, namun orientasi praktis yang serba politis itu meng-
pun dalam DPR. Jika kedua cabang itu memiliki suara yang akibatkan NU terjerumus ke dalam pola yang serba taktis
sama di muktamar PPP, akibatnya perebutan suara tidak politis untuk memperebutkan keuntungan politik yang se-
lagi proporsional mencerminkan suara anggota. Dalam hal mentara sifatnya.16 Sikap dan tindakan NU selalu dikaitkan
ini kepentingan-kepentingan antar unsur akan terus me- dengan orientasi untung rugi dari segi kepentingan politik
mainkan peranan mempersubur konflik yang tidak propor- semata. Padahal sebagai jam'iyah kemasyarakatan, aspek
sional karena tidak dapat dibuktikan kekuatan unsur yang politik merupakan aspek sekunder. Orientasi yang demi-
sebenarnya. kian mengakibatkan NU tidak bisa menghindari posisi yang
Orang-orang NU sendiri mengklaim sebagai unsur yang berwatak taktis untuk mendapatkan keuntungan politik be-
paling kuat dalam fusi tidak dapat memainkan peran yang laka. Sedang orientasi utama NU sebagai jam'iyah untuk
cukup kuat dalam persaingan dengan unsur-unsur lain ka- membina ummat, mengembangkan tradisi keagamaan me-
rena fihak lain juga menuntut peningkatan peran kekuatan nurut ajaran mazhab ahlussunnah waljamaah yang lebih
mereka. Tarik menarik ini terus akan terjadi tanpa ada utuh dan meningkatkan kualitas kehidupan jamaah yang
media yang dapat menjembatani sebagai keputusan akhir menjadi karakteristik NU, terabaikan.
dengan proporsi perimbangan kekuatan secara obyektif. Pengalaman NU dalam bidang politik pada mulanya mem-
Persaingan akan terjadi dengan saling tuduh dan klaim perlihatkan kemajuan ketika dalam pemilihan umum 1955
tanpa bukti nyata. Jika kepemimpinan partai dihasilkan berhasil menempatkan posisinya sebagai empat besar yang
melalui proporsi dukungan suara anggota, maka orientasi kemudian berhasil menjaga keseimbangan tarik menarik tiga
'kalah-menang' antar unsur yang berfusi tidak lagi dapat kekuatan politik: Presiden Soekarno, ABRI, dan PKI. NU
dilakukan dengan kasak kusuk atau melibatkan pihak luar. berhasil memperoleh kesempatan politik yang cukup me-
'Kalah-menang' itu dihasilkan melalui suatu proses seni madai. Meskipun demikian, orientasi politik yang serba
politik karena kemampuan para pelaku politik itu mem- praktis itu tidak diikuti kemampuan mengembangkan wawa-
pengaruhi para pendukung mereka. san strategis yang menjangkau masa depan yang jauh, se-
hingga ketika terjadi perubahan politik zaman Orde Baru, NU
B. LANGKAH MENUJU KHITTAH kehilangan arah. Bahkan dalam banyak hal politik NU
ditentukan oleh kepentingan perorangan yang mempengaru-
Muktamar NU 1984 di Situbondo membuat keputusan ber- hi hakekat kepentingan NU sendiri. Akibatnya kekuatan
sejarah memulihkan kembali khittah NU. Muktamar menilai politik NU terasa mandul, langkah-langkah politik NU lebih
arah perjalanan NU selama ini telah menyimpang dari banyak bersifat sporadis dan partisan belaka menghadapi
maksud dan tujuan didirikannya NU oleh para pendirinya rekayasa politik baru penyederhanaan sistem kepartaian di
tahun 1926. Kehidupan politik NU pada mulanya dirasakan Indonesia. NU tidak memiliki pijakan strategis menghadapi
sebagai perluasan wawasan, setidaknya sampai akhir tahun perubahan sistem kepartaian yang mendasar itu.
lima puluhan, tetapi ternyata perkembangannya memun- Memang harus diakui penyederhanaan kepartaian yang
culkan realitas lain. Perubahan orientasi dari jam'iyah yang dimulai awal tujuh puluhan itu berdampak menyempitnya
bergerak dalam bidang kemasyarakatan dan keagamaan ruang gerak organisasi sosial kemasyarakatan yang ber-
217 218
afiliasi dengan partai politik tertentu seperti NU setelah Apa yang dikemukakan di atas jelas tidak menggam-
difusikannya beberapa partai Islam menjadi Partai Persatu- barkan seluruh realitas kehidupan politik ummat Islam da-
an Pembangunan (PPP) dalam menyalurkan aspirasi poli- lam PPP, tetapi setidaknya memberi gambaran selintas
tiknya. Patut dicatat bahwa partai baru hasil fusi beberapa mengapa partai itu tidak mampu memainkan peran sebagai
partai Islam itu tidak dalam kondisi yang memungkinkan wakil organisasi Islam yang berfusi. Ketidaktuntasan NU
menjalankan kepemimpinan secara baik. Ada beberapa hal menyelesaikan persoalan akibat reduksi peran politiknya
yang perlu dikemukakan di sini. Pertama, kepemimpinan setelah fusi dan terbengkalainya peran yang sejak mula
partai itu tidak memiliki wibawa yang disegani semua digeluti NU dalam bidang non politik, mengakibatkan so-
pihak yang berfusi, sehingga akibatnya benturan kepenting- sok NU seperti kehilangan arah. Kritik yang menginstro-
an politik antara mereka yang berfusi ditambah lagi kepen- speksi diri dan berbagai langkah kegiatan yang dilakukan
tingan perorangan yang sering muncul ke permukaan, untuk menyingkap jati diri makin mendapat perhatian dari
mempersulit langkah-langkah politiknya. Dalam dua kali sejumlah pemimpin NU.17 Gagasan untuk memulihkan NU
pemilihan umum partai itu tidak memperlihatkan wibawa menjadi jam'iyah yang sudah muncul sejak muktamar NU
yang disegani semua pihak yang berfusi. Benturan kepen- ke-23 tahun 1962 di Solo mulai mendapat perhatian lebih
tingan dan perebutan kursi keanggotaan dewan legislatif serius. K.H. Idham Chalid dalam pidato pertanggungjawab-
antar fraksi yang berfusi dan perorangan yang ingin men- an selaku ketua umum dalam muktamar tersebut menge-
dapatkan kesempatan itu, tidak bisa diatasi dengan baik. mukakan adanya saran untuk mengembalikan NU sebagai
Kedua, belum mantapnya tradisi demokrasi dalam ke- jam'iyah seperti sebelum perang, namun gagasan itu tidak
hidupan ummat Islam sehingga banyak issue politik di- mendapat sambutan peserta muktamar, bahkan Idham
tanggapi tanpa pijakan tradisi politik yang melembaga Chalid sendiri seakan mengesampingkan gagasan tersebut.
secara kuat. Tanggapan emosional yang serba mutlak-mut- Menurut Idham Chalid, Masyumi yang dibubarkan ber-
lakan, orientasi kepentingan golongan atau perorangan le- juang sampai akhir untuk mendapatkan hak hidup kembali,
bib sering terjadi. Ini barangkali akibat dari sempitnya mengapa justru kita akan mengubur hak kepartaian sen-
wawasan konseptual politik Islam jika dikaitkan dengan diri.18 Kesulitan-kesulitan NU menghadapi tekanan politik
kebutuhan pengembangan visi tentang masa depan Indo- Presiden Soekarno waktu itu serta kecaman-kecaman inter-
nesia. Ketiga, pengotakan ummat Islam ke dalam beberapa nal pemimpin Islam serta kalangan sendiri karena ketidak-
golongan organisasi yang sejak mula belum memiliki ke- mampuan mengendalikan perilaku politik sementara
samaan wawasan politik dan orientasi pembinaan ummat pemimpin NU untuk memperoleh posisi sendiri telah me-
yang utuh, mengakibatkan benturan kepentingan tidak bisa rangsang munculnya gagasan untuk mengembalikan NU
diatasi dan akhirnya berpengaruh pula ke dalam PPP. Hal sebagai jam'iyah seperti sebelum perang. Gagasan yang
ini juga barangkali disebabkan karena sempitnya wawasan muncul ketika itu ada dua macam alternatif.19 Pertama,
politik ummat Islam sehingga konseptualisasi politik me- mengembalikan NU sebagai jam'iyah dan menyerahkan ke-
reka lebih diorientasikan untuk kepentingan taktis yang pada para politisi NU untuk membentuk wadah baru se-
tidak berjangka panjang. NU sendiri sebagai salah satu bagai partai politik pengganti NU. Kedua, membentuk se-
unsur yang berfusi dalam PPP makin diperkecil peranan- macam biro politik dalam jam'iyah NU. Biro ini berada
nya sebagai akibat peran perorangan dalam jaringan ke- dalam struktur jam'iyah NU yang mengurusi soal-soal poli-
pemimpinan politiknya sendiri yang terus meningkat dari tik, sedang NU sendiri sebagai jam'iyah bukan sebagai
hari ke hari. partai politik. Namun usul alternatif itu hilang begitu saja
219 220
dari agenda pembicaraan muktamar di tengah gelombang dengan itu maka orientasi NU yang selalu menitik beratkan
jargon politik yang hiruk pikuk. pada politik dapat diluruskan dengan menciptakan meka-
Dalam muktamar NU 1971 di Surabaya juga muncul nisme kepemimpinan yang dapat mengendalikan semua
gagasan itu, namun lagi-lagi hilang begitu saja di tengah garapan NU dan pembagian kerja aparatnya dalam suatu
ketegangan pemilihan ketua umum yang terasa sangat ketat strategi yang jelas.22
antara K.H. Idham Chalid lawan H. M. Subchan Z. E., Salah satu keputusan muktamar itu ialah rumusan ten-
sebab yang terakhir ini dalam muktamar sebelumnya di tang tujuan program dasar pengembangan NU:
Bandung mendapat dukungan yang cukup kuat. Muktamar 1. Untuk menghayati makna seruan kembali kepada jiwa
bahkan memutuskan: 1926.
1. Mempertahankan eksistensi dan struktur Partai NU se- 2. Untuk menetapkan upaya intern memenuhi seruan ter-
perti adanya sekarang ini. sebut.
2. Mempertimbangkan tentang gagasan wadah baru yang 3. Untuk memantapkan cakupan partisipasi NU secara le-
non politik untuk menampung dan membimbing aspi- bih nyata dalam pembangunan bangsa.23
rasi Islam Ahlussunnah Wal Jamaah di kalangan ummat,
yang oleh karena pekerjaannya atau oleh karena faktor Rumusan tersebut mengisyaratkan dengan jelas langkah
lain, harus meninggalkan ikatan-ikatan politiknya de- NU bertekad untuk menghidupkan kembali peran perang-
ngan Partai Politik (NU, pen.).20 kat kelembagaan yang ada dan sektor kegiatan yang men-
jadi lahan khidmat NU seperti ulama dan syuriah, ke-
Hampir selama dua puluh tahun gagasan untuk me- budayaan, kepemudaan, buruh, tani dan nelayan, kade-
ngembalikan NU menjadi jam'iyah sosial keagamaan belum risasi, dan bidang pembentukan kepribadian.24 Akan tetapi
berhasil memperoleh bentuk kongkret. Usul-usul yang di- keputusan muktamar itu belum menjelaskan bagaimana hu-
munculkan selalu kandas begitu saja. Dalam muktamar NU bungan NU dengan PPP selain bahwa dengan dipusatkan-
26 1979 di Semarang gagasan itu memperoleh dukungan nya kekuatan politik ummat Islam ke dalam PPP, maka
dari kalangan muda profesional yang menyajikan konsep dengan sendirinya NU kembali kepada fungsinya sebagai
program dasar pengembangan lima tahun NU. Program gerakan sosial keagamaan, karena itu semua kegiatan NU
dasar itu merupakan salah satu wujud dari niat yang kuat harus diarahkan kembali kepada kiprah perjuangan sosial
untuk menempatkan NU sebagai jam'iyah, mengubah NU keagamaan itu sendiri.25 Apakah dengan demikian lalu NU
yang serba politis menjadi organisasi yang menyeimbang- bebas menyalurkan aspirasi politik sendiri ataukah masih
kan sektor-sektor yang terpisah ke dalam satuan kegiatan terikat dengan PPP? Terhadap pertanyaan ini muktamar
yang utuh. Barangkali tidak seorang pun yang mengesam- tidak memberi jawaban yang kongkret. Keadaan yang me-
pingkan peran politik NU sebagai suatu yang perlu, tetapi ngambang itu berarti tetap ditafsirkan bahwa NU tidak
makna 'peran politik' harus diterjamahkan menurut penger- meninggalkan afiliasinya dengan PPP.
tian baru, bukan sekedar perebutan kekuasaan politik atau Keputusan Semarang masih mencerminkan langkah tran-
distribusi kursi keanggotaan dewan legislatif atau penge- sisi dari pergulatan kalangan pemimpin NU sendiri menge-
rahan massa dalam pemilihan umum, melainkan sebagai nai hari depan NU dan hubungannya dengan politik. Ada
upaya yang lebih mendasar untuk mengangkat kualitas beberapa pendapat yang muncul. Pertama, NU harus keluar
kehidupan berbangsa dan bernegara,21 dan proses politik dari PPP agar NU dapat membebaskan dirinya dari penga-
secara keseluruhan yang jauh lebih luas. Dalam hubungan ruh politik kemudian mencurahkan perhatian sepenuhnya
221 222
untuk mengembangkan karakter NU sebagai jam'iyah sosial konteks NU sebagai partai politik, karena itu karakteristik NU
keagamaan yang murni. Kedua, perubahan yang dilakukan atau lebih tepatnya khittah NU dapat dianggap sebagai
NU tidak harus dengan menarik diri dari gelanggang poli- karakteristik perilaku NU yang sebagian besar untuk meng-
tik, sebab menurut kalangan ini kelahiran NU sendiri se- antisipasi tujuan-tujuan politik NU.
benarnya merupakan sikap politik. Sisi politik masih tetap Sementara itu setelah NU memutuskan langkah yang
relevan sebagai bagian dari kegiatan NU. Mereka memang setengah hati dalam muktamar Semarang 1979, dalam arti
mengakui banyak segi NU yang perlu diperbaiki, tetapi bertekad mengembangkan sisi nonpolitik tetapi tetap tidak
mengabaikan sisi politik sama dengan mengingkari jati diri meninggalkan keterikatan politik dengan PPP, maka NU
NU sendiri. Ketiga, perubahan orientasi dengan menye- menghadapi dilema yang berkepanjangan. Persoalan antar
imbangkan semua sektor kegiatan yang satu tidak lebih kelompok dalam PPP menghadapi pemilihan umum 1982
penting dari yang lain. Kegiatan politik NU yang selama ini makin mempertajam konflik yang terjadi. Manuver kelompok
menghabiskan seluruh energi perlu dilokalisir dalam bagian MI yang mendapat dukungan pemerintah berhasil meng-
tersendiri sejajar dengan bagian lain. Untuk itu mereka gusur sejumlah nominasi calon anggota DPR dari unsur NU.
mengusulkan agar dibentuk biro politik NU yang terkait Akibatnya terjadi keguncangan yang cukup menegangkan
secara struktural dengan NU. Sementara pendapat lain dalam NU sendiri. Kritik pun mulai muncul terhadap ke-
mengusulkan biro itu dibentuk terlepas dari NU.26 pemimpinan K.H. Idham Chalid yang dianggap gagal
Pendapat-pendapat tersebut terungkap dalam forum studi memperjuangkan misi politik NU, bahkan gagasan-gagasan
dan diskusi yang diselenggarakan sejumlah kalangan muda yang mempersoalkan urgensi eksistensi politik NU makin
NU di Jakarta bertempat kantor PBNU sekitar tahun mendapat perhatian yang serius. Jaringan kepemimpinan NU
1981/1982. Bahwa muktamar Semarang belum memberi ja- mengalami stagnasi berat. Hampir tidak bisa menemui peng-
waban tuntas tentang jati diri NU tercermin dalam pandang- urus NU di kantor PBNU, banyak bagian dan perangkat
an peserta diskusi yang masih beragam itu. Namun di sisi lain kelembagaan tidak berfungsi akibat dari tekanan-tekanan
terdapat arus kuat yang menghendaki agar NU melepaskan moril maupun politis dari berbagai jurusan dan ketakpe
diri dari keterikatannya dengan PPP jika NU menghendaki dulian serta sikap frustasi sejumlah kader NU sendiri. Di luar
kembali kepada semangat jiwa 1926 ketika NU didirikan oleh masalah politik yang kadang-kadang masih menyentuh gal-
para ulama. Akan tetapi arus itu masih menghadapi tembok rah sejumlah pemimpin NU, maka kegiatan lain hampir tidak
penghalang karena kepengurusan formal NU masih dikuasai pernah terjamah. Di tengah suasana yang demikian itu, kabar
kelompok yang berorientasi politik praktis. K.H. Achmad ketua umum NU K.H. Idham Chalid dalam keadaan ke-
Siddiq mengajukan gagasan untuk merumuskan karakter asli sehatan terganggu, merangsang sejumlah ulama sepuh NU
NU yang dinamainya Khittah Nahdiyah.27 Gagasan yang di- untuk bersilaturrahmi kepadanya. Di hadapan mereka K.H.
kemukakan akhir tahun enam puluhan ketika K.H. Ahcmad Idham Chalid mengikrarkan pengunduran dirinya yang ke-
Siddiq menjabat ketua NU Jawa Timur semula hanya menarik mudian dicabut kembali setelah beritanya tersiar dan meng-
kalangan muda di Jawa Timur yang disajikan dalam kegiatan akibatkan keguncangan di kalangan NU.28
perkaderan atau konferensi-konferensi. Gagasan itu belum Akibat dari kejadian itu ketegangan dalam tubuh NU
menyinggung secara tegas hubungan NU dengan politik, semakin tampak terbelah antara kubu yang mempertahan-
sebab ketika itu belum muncul rekayasa penyederhanaan kan K. H. Idham Chalid yang menghendaki status quo
sistem kepartaian meskipun gagasan awal mengenai hal itu seperti adanya ketika itu dan kubu lain yang menghendaki
sudah dimunculkan. Konsep yang dimunculkan masih dalam reformasi peran NU secara total. Umumnya kubu yang
223 224
terakhir tidak berada dalam jaringan kepemimpinan formal, sikapnya yang kontroversial seringkali dikecam banyak ka-
kalau pun mereka berada di dalamnya bukan dalam posisi langan NU seperti ketika tidak bersedia dipilih sebagai
kunci. Ulama dan pesantren NU pun terbias pembelahan ketua umum pada muktamar Semarang, tahun 1979, mau-
kelompok ini, sebagian masih menghendaki kepemimpinan pun Yogyakarta, tahun 1989, namun ternyata tetap bersedia
K.H. Idham Chalid dan keterikatan NU dengan PPP seper- ketika terpilih dalam muktamar Semarang dan membiarkan
ti antara lain sejumlah ulama pesantren yang tetap men- diri bersaing ketat melawan K.H. Ahmad Siddiq untuk
duduki jabatannya dalam kepengurusan PPP baik di pusat jabatan rais 'am di Yogyakarta.31 Demikian halnya ketika
maupun di daerah di samping menduduki posisinya dalam mengundurkan diri di hadapan ulama sepuh NU yang
NU,29 dan sebagian yang lain menghendaki netralitas poli- kemudian dicabut kembali setelah mendapat tekanan dari
tik NU. Menurut mereka NU akan lebih berperan strategis para pendukungnya. Tokoh lain yang diharapkan cukup
dalam pembangunan budaya politik nasional jika NU me- kuat mewakili aspirasi itu sekuat pengaruh K.H. Idham
lepaskan diri dari PPP dan mendayagunakan peran ser- Chalid sampai sekarang belum muncul. Kedua, tidak ada
tanya dalam pengembangan watak dan wawasan kebangsa- dukungan infra struktur politik yang memungkinkan aspi-
an yang bersumber dari tradisi NU sebagai organisasi sosial rasi itu bisa diwujudkan melalui pembentukan lembaga
keagamaan yang menekuni bidang-bidang sosial kemasya- politik sendiri setelah kelembagaan organisasi politik selesai
rakatan, da'wah, pendidikan, kegiatan sektor ekonomi dan diatur dalam undang-undang. Sikap menunggu waktu
kebudayaan. Sementara kelompok pertama menilai bahwa agaknya masih tetap membayangi sejumlah kalangan NU
kegiatan sektor politik amat penting untuk memperkuat yang menghendaki pulihnya peran politik mereka, sekira-
bidang agama maupun sosial ekonomi. Untuk memperkuat nya mungkin akan menjadi partai politik kembali atau
posisi politik itu diperlukan dukungan sosial politik agar paling tidak jika afiliasi politik NU dengan PPP tetap dapat
mereka memperoleh simbol legitimasi yang sah. Aspek po- dipertahankan akan dapat menguasai kembali PPP.32 Hal
litik tetap penting bagi NU sebagai upaya untuk membim- yang terakhir ini tentu memerlukan dukungan kongkret
bing jemaah menentukan sikap politik mereka. Membiarkan dari NU sendiri dengan jalan menempatkan NU sebagai
jemaah NU terombang-ambing ketika keputusan politik ha- pendukung utama kegiatan politik mereka. Sementara itu
rus ditentukan, sama artinya dengan menghindari tanggung mereka tidak pernah berhasil memobilisasi gagasan-gagasan
jawab sebagai pemimpin ummat dan itu berarti meng- mereka dalam jaringan kepemimpinan formal NU maupun .
ingkari hakekat perjuangan NU sendiri.30 lingkungan pesantren, kecuali hanya beberapa pesantren
Pendapat yang terakhir ini sebenarnya masih mempunyai yang sejak mula terang-terangan mendukung gagasan itu,
pendukung yang cukup merata balk lapisan bawah mau- sehingga akibatnya gagasan mereka semakin tidak popu-
pun menengah, namun mereka menghadapi kendala yang ler.33
cukup sulit mereka atasi. Pertama, ketiadaan tokoh yang
kuat yang mampu merepresentasikan aspirasi mereka. Sa- ________________________________________________________
lah satu tokoh yang mereka pandang mampu membawakan ______
aspirasi itu adalah K.H. Idham Chalid, namun beliau seri- ________________________________________________________
diri tampaknya ragu untuk tampil, seperti ciri kepemim- ______
pinannya yang selalu menghindari pembenturan diri dalam
konflik-konflik, lebih senang berada di tengah menunggu Catatan
kesempatan konflik mereda dengan sendirinya. Selain itu
225 226
16. Lihat keputusan muktamar NU 27 tentang Pokok-pokok Pi-
kiran tentang Pemulihan Khittah NU 1926, Keputusan Muktamar 25. Ibid, h. 8-9.
NU XXVII, (Surabaya: Pengurus NU Wilayah Jawa Timur, 1985),
h. 21-24. 26. Musfihin Dahlan, Mencari Identitas yang Hilang.

17. Di Jakarta dibentuk sebuah grup diskusi yang mencoba 27. Konsep itu semula diberi judul Pedoman Berfikir NU, diterbit-
mengkaji terus menerus langkah orientasi dan masa depan NU kan pertama kali oleh PMII Cabang Jember 1969. Setelah revisi
sekitar tahun 1981/1982. Dari grup diskusi ini barangkali muk- dan editing berulang-ulang kemudian naskah itu diberi judul
tamar NU di Situbondo memperoleh pengarahan yang lebih ma- Khittah Nadiyyah, diterbitkan oleh Balai Buku Surabaya, 1979.
tang.
18. "Laporan Ketua Umum PBNU", Muktamar NU XXIII, Solo, 26 28. Tanggal 2 Mei 1982 K. H. Idham Chalid mengikrakan pen-
Desember 1962. gunduran diri selaku ketua umum PBNU di hadapan K. H. As'ad
Sjamsul Arifin, K. H. Ali Ma'shum (ra'is 'am), K. H. Masjkur
19. Wawancara dengan Dr. K.H. Idham Chalid di Jakarta, 23 (ra'is), K. H. Machrusj Ali (ra'is NU Jawa Timur) dan beberapa
Januari 1989. orang lain. Surat ikrar pengunduran diri bertanggal 6 Mei 1982,
kemudian dicabut kembali tanggal 14 Mei 1982.
20. Lihat keputusan muktamar NU XXV di Surabaya, Komisi
Politik dan Ekonomi, B, 1 dan 2. Keputusan ini agaknya me- 29. Mereka mewakili unsur NU dalam PPP dan kebanyakan
rupakan kiat NU agar anggota NU yang berada dalam birokrasi masih menduduki posisi itu sampai sekarang, antara lain K. H.
pemerintah tidak tergusur karena kebijaksanaan monoloyalitas Badri Masduki dari Kraksaan Probolinggo dan K.H.'Alawy dari
yang mulai bergaung ketika itu. Bahkan usaha menyelamatkan Madura.
aset NU dalam bidang pendidikan, muktamar itu merekomendasi
pendirian Yayasan Darut Tarbiyah Wat-Ta'lim (Dar al-Tarbiyyah 30. Wawancara dengan beberapa peserta muktamar NU, tahun
wa 1989 di Krapyak, Yogyakarta ketika berlangsung muktamar.
al-Ta'lim pendidikan dan pengajaran) untuk mengambil alih koor-
dinasi semua kegiatan pendidikan yang semula dikelola Lembaga 31. Dalam muktamar Semarang Idham Chalid membuat pernya-
Pendidikan Maarif NU. taan tertulis tidak bersedia dipilih kembali, tetapi menjelang pe-
milihan muncul pernyataan kesediannya untuk dipilih.
21. Musfihin Dahlan, "Mencari Identitas yang Hilang", dalam
Slamet Effendi Yusuf dkk., Dinamika Kaum Santri, Jakarta: Raja- 32. Lihat antara lain R. William Liddle, "Merekayasa Demokrasi
wali, 1983), h. 136. Selanjutnya dikutip Mencari Identitas. di Indonesia", Kompas, 6 dan 7 Februari 1990. Selanjutnya dikutip
Merekayasa Demokrasi.
22. Musfihin Dahlan, Mencari Identitas.
33. Mereka tidak mampu menandingi mobilitas kepemimpinan
23. Program Dasar Pengembangan Lima Tahun NU, Keputusan formal K.H. Abdurrahman Wahid dan kawan-kawan yang cukup
Muktamar NU XXVI, Uakarta: Pengurus Besar NU, 1979), h. 18. gigih melakukan kunjungan ke daerah-daerah dan pesantren-
pesantren setelah muktamar Situbondo.
24. Lihat ibid.
227 228
Jika selama itu gagasan untuk mengembalikan NU sebagai ummat dan bangsa.
jam'iyah yang netral politik juga menghadapi kendala yang Gagasan untuk mengubah orientasi NU yang dimulai
tidak mudah, maka terjadinya konflik yang memuncak dalam sejak awal tahun 1962 baru mendapat bentuk kongkret
PPP antara NU dengan kelompok lain, khususnya MI, serta dalam keputusan tentang pemulihan khittah itu. Dua hal
rasa kecemasan karena tekanan-tekanan politik pemerintah yang penting dalam pemulihan khittah itu ialah: Pertama,
dan aparat-aparatnya di bawah, telah menciptakan kondisi dipulihkan atau tepatnya diteguhkannya kembali peran ula-
yang mempermudah untuk merealisasikan gagasan tersebut. ma dalam kepemimpinan formal NU. Salah satu keputusan
Konflik-konflik yang terjadi dalam intern PPP dan tekanan menegaskan bahwa pengurus NU di semua tingkatan ada-
politik karena keterlibatan birokrasi pemerintah dan militer lah pengurus syuriah.35 Penegasan ini merupakan refleksi
dalam kegiatan mendukung partai yang berkuasa terhadap dari semangat kembali kepada jati diri NU sebagai wadah
kegiatan operasional NU yang senantiasa dianggap terkait para ulama mazhab ahlus-sunah waljamaah ketika mereka
dengan PPP, mengakibatkan jaringan kepemimpinan NU berhimpun membentuk wadah NU untuk berkhidmat me-
mengalami kemacetan. Sejumlah lembaga NU yang operasio- ngembangkan dan melestarikan ajaran itu dalam upaya
nal langsung di tengah masyarakat seperti madrasah, lem- mewujudkan kemaslahatan sosial, memajukan bangsa dan
baga sosial (mabarrat) dan lain sebagainya terpaksa mele- meningkatkan harkat dan martabat manusia. Kedua, dipu-
paskan label NU sejak pertengahan tujuh puluhan untuk tuskan bahwa NU sebagai jam'iyah secara organisatoris
menghindari tekanan-tekanan dari aparat pemerintah di dae- tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi ke
rah yang berpihak kepada Golkar.34 masyarakatan yang lain. Keputusan ini sama dengan me-
Keputusan pemulihan khittah NU dalam musyawarah negaskan bahwa NU telah melepaskan ikatan afiliasinya
nasional alim ulama NU 1983 di Situbondo yang dikukuh- dengan PPP. Meskipun termasuk salah satu organisasi yang
kan dalam muktamar 1984 di tempat yang sama, merupa- berfusi ke dalam PPP, dengan keputusan ini berarti NU
kan langkah terobosan yang didukung kalangan profesional telah netral tidak terikat dengan organisasi politik, ter-
untuk mengatasi kemacetan organisasi yang dialami NU. masuk PPP.
Segi yang menguntungkan dari gerakan ke arab khittah itu Akan tetapi keputusan tersebut mungkin tidak menjadi
ialah munculnya tenaga muda profesional dalam suatu ja- penting sekiranya personil kepengurusan NU hasil muk-
ringan kepemimpinan NU. Mereka muncul sejak era muk- tamar masih tetap didominasi sayap politik NU yang ber-
tamar Semarang dan menjadi bayang-bayang dari skenario orientasi mendukung PPP. Sayap khittah, untuk menyebut
masa depan NU. Mereka berasal dari keluarga NU, bekerja kelompok lain dari sayap politik yang tetap menghendaki
di lapangan profesional sebagai karyawan negara dan swas- status quo (sambil menunggu waktu?), masih terus meng-
ta serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan umum- hadapi kerumitan melakukan negosiasi dengan pengurus
nya mereka terdidik di lingkungan perguruan tinggi secara lama untuk merancang susunan pengurus besar NU yang
baik. Keuntungannya mereka tidak terbias 'penyakit' poli- bisa diterima kedua belah pihak.37 Hal ini membuktikan
tik, karena itu konsep-konsep yang dituangkan sekalipun masih kuatnya akar pengaruh sayap politik dalam jaringan
mengandung pragmatisme, tetapi bertolak dari asumsi- kepemimpinan NU: Namun inilah pola khas NU, peran
asumsi dengan visi yang lebih mendasar untuk mengan- ulama atau kyai, meskipun tidak dalam kedudukan formal
tisipasi masa depan mengatasi problema kehidupan ummat organisatoris, seringkali berpengaruh besar terhadap kebi-
Islam dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu gagasan yang jaksanaan dan keputusan yang diambil NU. K.H. As'ad
dimunculkan menyangkut problema dasar masa depan Sjamsul Arifin, ulama sepuh pemimpin pesantren besar
229 230
yang selama ini belum pernah menduduki fungsi formal, berusaha menciptakan hubungan yang harmonis dengan
baik level nasional maupun wilayah, berhasil diangkat men- Kyai As'ad Sjamsul Arifin yang menjabat musytasyar 'am,
jadi 'mediator' yang diharapkan dapat menjembatani kon- tetapi usaha ini tidak berhasil baik. Bahkan menjelang munas
flik yang terjadi dalam muktamar sebagai ahlul halli wal-'aqd alim ulama di Cilacap 1987, dimunculkan rasa ketidakpuasan
(ahl al-hall wa al-'aqd)38 bersama sejumlah uiama lain untuk terhadap Abdurrahman Wahid yang genderangnya dipukul
menyusun pengurus NU. Gagasan ini muncul sebagai upa- dari Situbondo.40 Kedua belah pihak tampaknya merasakan
ya untuk meredam konflik yang diperkirakan akan muncul adanya ganjalan psikologis untuk dapat menggalang ke-
sekiranya pengurus besar NU dipilih langsung oleh muk- akraban yang harmonis. Bagi Kyai As'ad yang dilingkungi
tamar -seperti lazimnya pemilihan pengurus dalam muk- oleh orang-orang yang merasa kepentingannya tidak dapat
tamar sebelumnya- dengan jalan kompromi dari kedua tersalurkan dalam kepemimpinan Abdurrahman Wahid, tim-
belah pihak. Namun kompromi yang telah disepakati tiba- bul rasa tidak percaya kepadanya dan memberi dukungan
tiba berubah di tangan ahlul halli wal-'aqd yang dipilih muk- terhadap upaya menggusur Abdurrahman Wachid dalam
tamar. munas di Cilacap. Seperti diketahui upaya ini gagal setelah
Betapapun pengaruh Idham Chalid yang telah mendudu- ra'is 'am Achmad Siddiq mempertahankan kepemimpinan
ki kursi ketua umum selama hampir tiga puluh tahun tidak Abdurrahman Wahid. Meskipun demikian hubungan yang
bisa diabaikan begitu saja. Bahwa kelompok khittah yang kurang harmonis itu tidak sampai mengganggu roda orga-
non-politik berhasil merintis jalan memasuki gelanggang di nisasi, sebab umumnya kepemimpinan formal NU masih
medan muktamar untuk memimpin NU untuk sebagian tetap berjalan baik.
karena negosiasi dan kompromi yang dilakukan.39 Oleh Salah satu peran ulama dalam syuriah NU yang dimain-
karena itu perubahan dari hasil kesepakatan kompromi itu kan ra'is 'am sebenarnya justru menjembatani konflik-kon-
mengakibatkan munculnya ketegangan baru. Tampaknya flik yang muncul dalam tubuh NU. Hal ini diperankan
ahlul halli wal-'aqd yang dipilih muktamar kurang menyerap dengan baik sekali oleh Wahab Chasbullah yang menjabat
situasi yang tumbuh. Hanya mengandalkan wibawa yang ra'is 'am antara akhir empat puluhan sampai 1971. Namun
dimiliki selama berlangsungnya munas maupun muktamar, ra'is 'am sesudah itu, Bishri Sjansuri, justru melibatkan diri
tindakannya melakukan perubahan atas hasil kompromi dalam konflik, memecat Subchan Z.E., kemudian disusul
tidak disadari akan membawa akibat-akibat tertentu. Pada- Ali Ma'shum yang 'memaksa' Idham Chalid mengundur-
hal kemunculan mereka sebagai 'mediator' semula merupa- kan diri. Konflik yang melibatkan ra'is 'am NU ini mem-
kan terobosan sayap khittah untuk menyeimbangkan ke- bawa dampak semakin tajamnya konflik yang terjadi.
kuatan menghadapi sayap politik di bawah pengaruh Terbukti dari kedua peristiwa itu NU mengalami ketegang-
Idham Chalid. Agaknya kondisi ini tidak disadari, sehingga an yang muncul antara kelompok As'ad Sjamsul Arifin di
ketika,mereka menggodok susunan pengurus NU meng- satu pihak, dan Achmad Siddiq serta Abdurrahman Wahid
abaikan kompromi yang disepakati. di lain pihak, mengisyaratkan peran ulama yang kurang
Hubungan Kyai Idham Chalid dengan Kyai As'ad Sjamsul proporsional dalam tubuh NU. Seharusnya sebagai sesepuh
Arifin sejak mula memang kurang begitu akrab. Ini tidak NU As'ad tidak meleburkan diri dalam konflik, yang akhir-
berarti mereka konflik. Peristiwa tersebut justru memper- nya karena tindakannya itu justru bisa lebih mempertajam
lihatkan hubungan yang kurang akrab itu. Sementara ra'is dan meluasnya spektrum konflik yang terjadi. Namun
'am Achmad Siddiq dan ketua umum Abdurrahman Wahid agaknya karena jabatan As'ad sebagai mustasyar 'am tidak
yang terpilih dalam muktamar beberapa waktu lamanya begitu kuat pengaruh formalnya dalam tubuh NU, dapat
231 232
diredam oleh peran Achmad Siddiq selaku ra'is 'am an Islam diselenggarakan Golkar dengan mengundang
syuriah NU yang tidak menghendaki konflik itu berkem- pembicara dari NU. Abdurrahman Wahid beberapa kali
bang luas. menjadi pembicara acara seperti itu. Acara serupa juga
Barangkali semua pihak sepakat mengenai khittah NU, diselenggarakan PDI dan dihadiri pula oleh ketua umum
khususnya yang menyangkut netralitas politik NU, namun NU. PPP justru tidak ikut latah mengundang ketua umum
dalam menjalankan prinsip tersebut terjadi tarik menarik NU, sebab mereka tidak mengharapkan anggota NU yang
yang alot. Sebagian kalangan NU, khususnya kelompok bersimpati kepada PPP akan lari jika dengan penjelasan
Achmad Siddiq dan Abdurrahman Wahid, berusaha menye- khittah yang memberi kebebasan manyalurkan aspirasi poli-
imbangkan orientasi politik NU-yang karena akar historis- tik warga NU disebarluaskan. Bagi anggota NU yang ber-
nya lebih banyak yang condong ke PPP-dengan men- ada di PPP penegasan kkittah yang memberi kebebasan
dorong dan memberi kesempatan aspiran politik NU untuk menyalurkan aspirasi politik warga NU justru menjadi ken-
memasuki Golkar. Paling tidak mereka memberi dorongan dala dan mungkin akan mengurangi perolehan suara dalam
moril atau bersikap diam dan merestui kader NU yang pemilihan umum. Mereka mengharapkan agar anggota NU
masuk Golkar. Sementara sayap lain dengan alasan ke- yang mendukung PPP justru tidak berkurang atau berubah
bebasan memerankan aspirasi politik sesuai dengan prinsip haluan karena kebebasan menyalurkan aspirasi politik itu.
khittah NU condong untuk mendukung PPP. Kepemimpinan NU pasca khittah agaknya cukup berhasil
Tarik menarik ini terlihat pada kampanye penggembosan mengemban amanat khittah. Keseimbangan orientasi politik
PPP oleh 'juru kampanye' NU menjelang pemilihan umum mulai tampak berkembang walaupun kecenderungan ke
1987 yang lain. Hal ini merupakan upaya mereka untuk arah PPP masih tampak dominan. Hal itu bisa dimengerti
membuktikan peran NU dalam pengumpulan suara bagi karena akar historis yang mempertautkan NU dengan PPP
PPP dan ternyata terbukti suara PPP mengalami keme- cukup lama berjalan. Namun di sisi lain ada pergeseran
rosotan. Namun di sisi lain penggembosan PPP itu me- yang mulai tumbuh ke arah keragaman orientasi politik,
rupakan refleksi dari sikap sementara kalangan NU untuk khususnya orientasi ke Golkar, di samping sejumlah 'musa-
memberi angin kepada kader mereka untuk bisa diterima fir' NU yang selama ini tidak mendapat tempat di dalam
Golkar. Hal ini penting sebagai upaya menyeimbangkan NU karena orientasi mereka ke Golkar, mulai tampak me
aspirasi politik NU agar tidak terkesan condong kepada lakukan pendekatan kepada NU. Beberapa muslim Golkar
PPP saja. Kelompok pendukung PPP memanfaatkan khittah yang semula berasal dari NU juga mulai melakukan pen-
NU yang memberi kebebasan untuk menyalurkan aspirasi dekatan kembali kepada NU dan banyak kalangan birokrat
politik warga NU guna mendukung peran politik mereka maupun keluarga ABRI yang mulai menampakkan diri se
di PPP. Mereka yang kini berada dalam PPP secara resmi bagai orang NU atau keluarga NU. Gejala ini dipandang
tidak mewakili NU, namun mereka adalah anggota NU dan oleh sementara kalangan NU, khususnya sayap nonpolitik,
dibesarkan di lingkungan itu serta keluarga mereka juga sebagai buah dari khittah NU.
orang-orang NU, tidak salah mereka minta dukungan ke- Kebijaksanaan untuk menyeimbangkan orientasi politik
pada warga NU untuk pengumpulan suara dalam pemi- NU dengan menciptakan keragaman orientasi politik agar
lihan umum. tidak terkesan kecondongannya ke PPP ditanggapi baik
Dalam pemilihan umum yang lain tidak banyak orang oleh pemerintah dan organisasi politik yang berkuasa. Ab-
NU berkampanye untuk Golkar, tetapi sejumlah pengajian durrahman Wahid diangkat sebagai anggota MPR (mewa-
keagamaan dengan alasan memperingati hari-hari keagama- kili kelompok masyarakat yang diangkat) dan Slamet
233 234
Effendi Yusuf (ketua umum GP Anshor) diangkat menjadi banyak orang NU yang berada di PPP. Justru hal inilah
salah seorang pemimpin departemen pemuda DPP yang perlu diimbangi, baik oleh kalangan NU maupun
Golkar.41 Bagi Abdurrahman Wahid pengangkatan itu te- Golkar, agar aspirasi politik warga NU tidak hanya con-
rasa menghadapi buah simalakama, menolak terasa berat dong kepada PPP saja, sedang yang masuk PDI atau men-
karena hubungan baik dengan pejabat tinggi negara, me- jadi anggota DPR/DPRD mewakili PDI belum merupakan
nerima juga akan menghadapi dilema karena kedudukan- isu menarik karena peranan PDI yang belum begitu menon-
nya sebagai ketua umum NU dan tentu akan mengalami jol dalam percaturan politik nasional.
kesulitan menentukan keanggotaan fraksi dalam MPR, se- Seperti dikemukakan dalam bagian sebelumnya, kepe-
bab anggota MPR yang diangkat harus memutuskan fraksi mimpinan NU pasca khittah boleh dikatakan berjalan baik
mana yang dipilih. Fraksi Golkar ternyata yang dipilih tanpa rintangan yang berarti. Kalaupun terjadi perbenturan
sebab yang paling aman, memilih PDI atau PPP akan lebih pendapat justru bukan tentang khittah itu sendiri. Muk-
mempersulit diri sendiri dan tidak mungkin memilih fraksi tamar pertama sesudah khittah di Yogyakarta 1989 justru
utusan daerah. Kecaman sempat juga muncul dari semen- menggarisbawahi kepemimipinan NU periode pertama khit-
tara kalangan NU namun pada umumnya sebagian besar tah dan memberi penegasan lebih kongkret tentang khittah
pimpinan dan jemaah NU menerimanya. Hal ini terlihat NU dalam pesan-pesan muktamar bahwa:
ketika muktamar NU 1989 di Yogyakarta, tidak satu pun
gugatan yang serius mengenai keanggotaan Abdurrahman NU sebagai organisasi sosial keagamaan (jam'iyah) tidak
Wahid dalam MPR yang memilih fraksi Golkar. Kalaupun mem-
ada segera tenggelam dalam kegairahan khittah yang ber- punyai ikatan organisatoris dalam bentuk apapun dengan orga-
semangat. nisasi kekuatan sosial politik yang manapun juga. NU tidak
Pengangkatan Slamet Effendi Yusuf sebagai salah seorang akan
pimpinan DPP Golkar mengindikasikan pendekatan Golkar menggabungkan diri secara organisatoris ke dalam organisasi
kepada NU dalam upaya menyedot dukungan menjelang sosial politik manapun, tetapi juga tidak akan bersikap
pemilihan umum yang akan datang. Gerakan Pemuda An- menentang
shor merupakan salah satu organisasi pemuda yang ter- organisasi sosial politik yang manapun, dan tidak akan
besar. Dari sisi inilah mungkin protes yang dilakukan menjadi
terhadap pengangkatan Slamet Effendi Yusuf tidak berhasil. partai politik sendiri.42
Berbeda dengan kasus Abdurrahman Wahid, maka kasus
Slamet Effendi Yusuf hampir tidak mendapat protes dari Dalam kaitan dengan hal itu muktamar memberi pe-
kalangan intern NU, bahkan boleh dikatakan secara diam- doman kepada warga NU yang menggunakan hak-hak po-
diam mendukungnya. Padahal muktamar Situbondo me- litik mereka agar ikut mengembangkan budaya politik yang
larang perangkapan jabatan kepengurusan NU dengan ke- sehat, demokratis, konstitusional, serta musyawarah untuk
pengurusan organisasi politik, namun dalam kasus Slamet memecahkan setiap masalah. NU menyadari bahwa khittah
Effendi Yusuf perangkapan jabatan itu dapat diterima NU yang memberi kebebasan kepada warga untuk me
kalangan NU. Dalam hal kebijaksanaan penyeimbangan nyalurkan aspirasi politik mereka akan menyebabkan tim-
orientasi politik NU memang diterima Golkar dengan ter- bulnya keragaman politik warga NU, karena itu muktamar
buka. Jika dalam uraian ini tidak dikemukakan orang-orang memutuskan hendaknya perbedaan pandangan aspiran-
NU yang berada di PPP, sebabnya ialah karena sejak mula aspiran politik warga NU tetap bejalan dalam suasana
235 236
persaudaraan, tawaddu' (rendah hati) dan saling menghargai dukungan kepentingan politik mereka yang berada di da-
satu sama lain sehingga dalam berpolitik itu tetap dijaga lam PPP atau mereka yang berusaha mendapatkan posisi
persatuan dan kesatuan di lingkungan NU.43 kembali di PPP setelah mereka tergusur akibat konflik yang
Sayap politik yang menghendaki pulihnya peran politik terjadi antara MI dengan NU di PPP. Selama duet Achmad
NU kehilangan dukungan dan isu penting lain untuk me- Siddiq-Abdurrahman Wahid masih tetap memimpin NU
nandingi arus gelombang khittah NU di Krapyak. Issue agaknya dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk
yang dimunculkan tidak lagi soal khittah melainkan upaya mendapatkan dukungan NU dan legitimasi peran mereka
untuk menampilkan tokoh yang dapat diharapkan untuk di PPP. Kritik Abdurrahman Wahid dan ucapannya yang
mengendalikan dukungan bagi kepentingan mereka yang keras terhadap PPP sampai akhirnya dalam kasus majalah
berada di PPP.44 Ketegangan sempat muncul dalam per- Monitor(46 telah mendorong timbulnya kesan bahwa NU di
saingan memperebutkan posisi puncak NU, namun dalam bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid tidak dapat
konsep strategis yang mampu mengantisipasi masa depan diharapkan memberi dukungan kepada mereka yang her-
NU tampaknya kelompok Abdurrahman Wahid dan ada di PPP atau yang mengharap posisi itu. Soal keanehan
kawan-kawan tidak tertandingi lagi. Adurrahman Wahid pendapat Abdurrahman Wahid yang seringkali menggun-
terpilih sebagai ketua umum tanfdiyah, sementara jabatan cangkan ummat ternyata masih diterima kalangan NU.47
ra'is 'am terpilih Achmad Siddiq yang bersaing ketat de- Mungkin banyak dari generasi tua NU yang menganggap
ngan Idham Chalid.45 Munculnya kembali Idham Chalid ke'aneh'an Abdurrahman Wahid merupakan duplikasi dari
sebagai calon ra'is 'am menandai dua hal. Pertama, terbukti tokoh legendaris NU, Wachid Hasjim, yang pernah dikenal
pengaruhnya masih kuat, kedua, adanya dukungan dari mempunyai gagasan yang 'aneh' pula untuk ukuran zaman
kelompok Situbondo yang kurang senang dengan Achmad itu.48 Wachid Hasjim antara lain yang mengenalkan sistem
Siddiq dan Abdurrahman Wahid. klasikal, pelajaran bahasa Inggris dan Belanda serta aljabar
Perubahan cara pemilihan pengurus NU dari model yang di Pesantren Tebuireng awal tahun tiga puluhan. Sekitar
ditempuh dalam muktamar Situbondo dengan cara pemi- pertengahan tiga puluh para santri Tebuirang mengadakan
lihan langsung di Yogyakarta mengisyaratkan mulai surut- apel mingguan tiap hari kamis di depan sekolah dan
nya pengaruh Kyai As'ad Sjamsul Arifin. Para pendukung- menyanyikan lagu mars Indonesia Raya dengan model peng-
nya gagal mempengaruhi peserta muktamar untuk me- hormatan ala serdadu Jerman, meluruskan tangan condong
nempatkannya kembali sebagai ahlulhalli wal-'aqdi yang ke atas. Semua upaya itu pada mulanya mendapat reaksi
mempunyai kewenangan menyusun pengurus NU. Barang- cukup keras, banyak orang tua murid yang menarik anak-
kali kemunculan sebelumnya di Situbondo merupakan reka- nya dari pesantren Tebuireng, namun akhirnya reda juga.49
yasa untuk mendapatkan legitimasi mengimbangi pengaruh
Idham Chalid dan kelompok politik lain. Sehingga ketika
dicoba untuk dibangun kembali di Yogyakarta mengalami ________________________________________________________
kegagalan karena kelompok yang merekayasa sebelumnya ____
telah melepaskan dukungannya. ________________________________________________________
Munculnya ketegangan dalam pencalonan pengurus NU ____
itu sebenarnya bukan disebabkan kontroversi kepemimpin-
an Abdurrahman Wahid yang dikenal mempunyai gagasan Catatan
'aneh', tetapi lebih merupakan upaya untuk mendapatkan
237 238
34. Muktamar NU di Surabaya tahun 1971 merekomendasi pem- nurut Munawir, pemerintah ingin melihat NU utuh kembali, se-
bentukan Yayasan Tarbiah Wat Ta'lim (Tarbiyyah wa al-Ta'lim) bab keretakan dalam tubuh NU sebagai organisasi besar dapat
untuk menggantikan Lembaga Pendidikan Maarif NU. Sampai mengganggu stabilitas politik dan pembangunan.
tahun 1985 belum ada sekolah atau madrasah yang menggunakan Kelompok Idham Chalid melalui juru bicara Chalid Mawardi
kembali nama NU setelah melepaskan nama itu sebelumnya. mengemukakan beberapa syarat untuk rujuk. Keputusan muk-
Setelah muktamar Situbondo, sejumlah madrasah atau sekolah tamar Semarang harus dllunjung tinggi dan AD/ART barns dite-
atau lembaga sosial lainnya mulai ada yang menggunakan nama gakkan dengan segala konsekuensinya. Menurut Chalid Mawardi
NU kembali. syarat ini tidak bisa ditawar-tawar, "kalau tidak mau, ya, tidak
usah rujuk".
35. Pokok pikiran tentang Pemulihan Khittah NU 1926, butir Imam Sofwan dari kelompok Idham Chalid, menegaskan, "un-
ke-3. Lihat Keputusan Muktamar NU XXVII, (Surabaya: Pengurus tuk mempertemukan pendapat harus dikembalikan suasana seper-
NU Wilayah Jawa Timur, 1985), h. 25. Selanjutnya ditulis Ke- ti sebelum perbedaan pendapat tejadi".
putusan Muktamar NU XXVII. Dengan penegasan ini kelompok Idham Chalid ingin mem-
perkukuh diri sesnai keputusan muktamar Semarang, ketua
36. Khittah NU, (Jakarta: Lajnah Ta'lif wan-Nasyr, 1985), h. 36. umum NU tetap dijabat Idham Chalid. Tempo, 18 Februari 1984.
Selanjutnya dikutip Khittah NU.
40. Diusulkan penggantian ketua umum PBNU dalam munas
37. Menjelang muktamar NU ke 27 di Situbondo akhir Desember tetapi usul itu ditolak sebab munas alim nlama NU tidak ber-
1984, ditandatangani "Maklumat Keakraban" antara Idham Chalid wenang mengganti atau menghentikan pengurus NU. Ra'is 'am
dengan para ulama senior NU, khususnya ra'is 'am Ali Ma'shum. NU K. H. Achmad Siddiq menegaskan dalam pidato pembukaan
Para ulama bertekad untuk rujuk kembali sebelum muktamar. bahwa munas alim ulama NU tidak benvenang memilih pe-
Upacara ini dihadiri sekitar 50 orang kyai dari Jawa dan Madura, ngurus baru sesuai dengan ART NU pasal 28 ayat 5, dan pasal 29
berlangsung tgl. 10 September 1984 di Wonocolo, Sidoajo. Tempo, ayat 4.
15 September 1984.
41. Pengangkatan Slamet Effendi Yusuf sempat mengundang
38. Arti harfiah dari istilah tersebut orang atau sekelompok orang protes dari kalangan muda Golkar karena tidak memenuhi syarat
yang ahli membuka dan mengikat. Maksudnya ialah orang atau sebagai pimpinan Golkar yang mengharuskan masa bakti sebagai
orang-orang yang arif, mengetahui banyak problem sosial dan kader Golkar paling sedikit selama sepuluh tahun. Slamet Effendi
pemecahannya. Tugasnya semacam formatur, memilih dalam Yusuf masih terdaftar sebagai calon anggota DPR PPP dari dae-
urusan politik dan'kekuasaan. Anggota dewan legislatif, pejabat rah pemilihan Yogyakarta tahun 1982.
tinggi negara sipil atau militer dapat dianggap memiliki wewe-
nang sebagai ahI al-halli wa al-'aqd. 42. Permasalahan dan Jawaban Muktamar NU ke 28, (Kudus: Menara
Kudus, 1989), h. 171. Selanjutnya dikutip Permasalahan.
39. Kompromi agaknya tidak mungkin dihindari kelompok
khittah karena pengaruh Idham Chalid dimuka pejabat pemerin- 43. Permasalahan, h. 173.
tah masih kuat. Terbukti antara lain, Menteri Agama Munawir
Sjadzali mengemukakan, NU tidak akan diberi izin muktamar 45. Tokoh yang dimunculkan antara lain Drs. H. Sjah Manaf dan
sebelum kedua belah pihak yang bersengketa rujuk kembali. Me- K.H. Sahal Mahfudz untuk jabatan ketua umum, dan K.H.
239 240
Masjkur, K.H. Idham Chalid dan K.H. Ali Yafi untuk jabatan ra'is Tradisi kehidupan politik NU yang begitu lama telah
'am. Dokumen rahasia bertulis Arab dengan kepala surat nama membudaya sehingga terasa agak sulit untuk mencabut
seorang ulama yang berpengaruh disampaikan kepada K.H. Ali akar budaya tradisi itu dari kehidupan NU yang baru.
Ma'shum memuat rancangan susunan pengurus besar NU. Dalam Setidaknya memerlukan waktu lama agar warga NU tidak
usulan tersebut tidak tercantum nama Abdurrahman Wahid, dan lagi menjadikan politik sebagai lahan kegiatan dalam beror-
Achmad Siddiq tercantum sebagai calon anggota mustasyar (pe- ganisasi. Jika NU gagal menciptakan modus baru bagi ke-
nasehat). giatan warga dan organisasi NU bisa dipastikan ke-
Abdurrahman Wahid terpilih sebagai calon tunggal setelah cenderungan politik akan menjadi pola kegiatan kembali.
calon lain yang didesakkan untuk mengimbanginya gugur se- Hal ini barangkali sudah disadari oleh pemimpin NU sen-
bagai calon karena tidak mencapai suara minimal untuk diterima diri, karena itu sejak beberapa waktu terakhir ini pengurus
sebagai calon. besar NU giat menyelenggarakan berbagai kegiatan agar
kecenderungan politik bisa dicegah. Beberapa kegiatan itu
46. Kasus majalah Monitor yang memuat hasil angket Nabi antara lain penyelenggaraan latihan dan motivasi keluarga
Muhammad berada pads urutan ke 11 ditanggapi berbagai ka- berencana dan lingkungan hidup, latihan kepemimpinan
langan, termasuk PPP DKI Jakarta. Abdurrahman Wahid menge- dan pertemuan lain yang sejenis yang beraneka ragam
cam PPP yang dianggapnya mencari popularitas murahan. Tempo, lingkupnya mulai tingkat nasional sampai daerah dan ter-
Nomer 35, XX, 27 Oktober 1990, h. 33. akhir yang sedang ramai dibicarakan pengembangan sektor
ekonomi warga NU kerja sama dengan Bank Summa untuk
47. Lihat Imran Hamzah dan Choirul Anam, Gus Dur Diadili membuka 2000 BPR dan rintisan usaha industri. Ini semua
Kiai-kiai, (Surabaya: Rabitah al-Ma'ahid al-lslamiyah - Jawa Pos, belumlah menyebutkan semua aktivitas NU yang sedang
1989). Buku ini menguraikan penjelasan Abdurrahman Wahid digalakkan, tetapi jelas jika semua itu berhasil ditata oleh
tentang masalah yang dianggap 'aneh' di hadapan para kyai. pengurus NU akan mengurangi kecenderungan orientasi
Ternyata pendapatnya yang 'aneh' itu diterima oleh para kyai politik yang bagaimanapun tidak begitu mudah akan hi-
atau ulama NU. lang. Tidak berkembangnya lembaga pendidikan, khusus-
nya tingkat perguruan tinggi, mengakibatkan banyak warga,
48. Tentang ke'aneh'an Wachid Hasjim pernah disinggung oleh NU yang 'numpang' bekerja di lingkungan perguruan
Menteri Agama H. Munawiwr Sjadzali ketika memberi sambutan tinggi Muhammadiyah yang bertebaran di mana-mana.
dalam acara peringatan mengenang (haul) Wachid Hasjim di Masih lekatnya kecenderungan orientasi politik NU juga
Jakarta 1987. Menteri Munawwir Sjadzali menceritakan penga- disinggung oleh William Liddle berkaitan dengan kemung-
lamannya tentang Wachid Hasjim ketika menerima keluhan ten- kinan jika terjadi rekayasa demokrasi di kemudian hari
tang Abdurrahman Wahid yang dianggap sering menimbulkan yang memberi kesempatan lahirnya partai politik baru yang
keresahan ummat karena pendapat-pendapatnya. Wachid Hasjim, mengakar ke bawah, maka NU salah satu di antara or-
menurut Menteri Munawwir Sjadzali, sering mengatakan kalau ganisasi kemasyarakatan yang paling siap untuk itu.50 Pen-
kita tidak berani mengemukakan pendapat lalu apalagi yang dapat itu muncul dari pengamatan bahwa NU telah
dapat kita sumbangkan untuk kemajuan ummat. memiliki jaringan organisasi sosial yang besar, rumit dan
kait-mengait antar berbagai kepentingan dan golongan yang
49. Wawancara dengan K.H.M. Hasjim Latief di Tebuireng ketika dapat dijadikan sebagai pabrik politik untuk merakit sistem
peresmian Bank Nusuma Utama di Tebuireng Jombang kepartaian. NU memiliki sumber daya jutaan anggota, se-
241 242
jumlah tokoh yang sudah fasih dengan bahasa politik dan bagi terwujudnya sistem kepartaian yang kuat di Indonesia.
visi yang sedang dikembangkan tentang masa depan Indo- Hal yang kedua yang masih menjadi pertanyaan tentang
nesia.51 Pengamatan ini memunculkan suatu sisi penting khittah NU ialah: dapatkah NU melepaskan kaidah logi-
bahwa pengembangan wawasan masa depan Indonesia kanya yang 'sudah melekat dalam karakternya sendiri? Ke-
yang sedang digarap NU melahirkan indikasi lain dari tika NU berubah jadi partai politik, dasar yang dipakai
gagasan itu sendiri sebagai perangkat strategis untuk meng- untuk membenarkan tindakan itu ialah kaidah usul fiqh:
antisipasi masa depan politik di Indonesia. Pengamatan al-hukm yaduru ma'a 'illatih, wujudan wa 'adaman (ada atau
Liddle ini dikemukakan sesudah muktamar Krapyak 1989 tidak adanya hukum tergantung kepada sebab yang men-
yang menegaskan bahwa NU tidak akan menjadi partai jadi alasannya).53 Jika suatu alasan yang jadi sebab bisa
politik lagi, tetapi karena masih lekatnya orientasi politik dipakai sebagai dasar pembenaran keputusan hukum per-
sebagian besar warga NU, masih sulit dipercaya hilangnya ubahan status NU dari jam'iyah menjadi partai politik, dan
lamunan masa lalu politik mereka yang mungkin akan sebaliknya dari partai politik menjadi jam'iyah, maka tidak
muncul lagi di masa depan. ada alasan jika suatu keadaan kelak dapat dijadikan alasan
Namun sekiranya tidak ada perubahan politik yang me- pembenaran, NU akan kembali menjadi partai politik. Akan
mungkinkan lahirnya sistem kepartaian baru di masa depan tetapi ini suatu pengandaian belaka, sebab apakah alasan
yang dekat ini agaknya tekad NU untuk tetap tidak akan itu akan benar-benar terwujud atau tidak masih belum bisa
menjadi partai politik lagi masih terus akan bertahan. Akan diramalkan sekarang ini. Masalahnya ialah apakah bentuk
tetapi sementara kalangan meragukan konsistensi sistem kelembagaan partai politik itu merupakan satu-satunya ke-
kepartaian di Indonesia sekerang ini akan bertahan tanpa mungkinan dalam rangka upaya mencapai tujuan-tujuan
perubahan di masa depan. Liddle membuat kesimpulan, NU? Terlebih-lebih lagi jika dikaitkan dengan masalah yang
sekalipun dinyatakan sendiri sangat tentatif, bahwa sistem paling krusial dalam sejarah Islam tentang hubungan aga-
kepartaian lama mungkin saja akan muncul kembali.'Bu- ma dengan politik atau kenegaraan.
daya masyarakat Indonesia masih berciri penggolongan atas Kaidah itu memang menjanjikan serba mungkin, tergan-
dasar agama, suku bangsa dan kelas sosial',52 kata Liddle. tung ada tidaknya sebab yang dapat dipakai sebagai alasan.
Sistem kepartaian yang direkayasa dari atas sekarang ini Dengan kaidah itu menunjukkan pragmatisme dalam peng-
tidak menggambarkan sistem yang bertumpu dari realitas ambilan keputusan hukum, namun pragmatisme itu mungkin
masyarakat sendiri. Perubahan sistem kepartaian akan ter- tepat jika diterapkan dalam hal-hal yang berhubungan de-
jadi bilamana konsensus dari atas itu gagal mengoptimal- ngan perilaku perorangan seperti dibolehkan-tidaknya qasr
kan perannya secara mantap. Jika Indonesia berhasil meng- (meringkas)salat tergantung kepada ada-tidaknya sebab yang
atasi krisis legitimasi sistem kepartaiannya sampai waktu dapat dijadikan alasan kebolehannya. Akan tetapi untuk
yang akan datang, maka harapan akan terciptanya stabilitas hal-hal yang berdimensi luas, ruang lingkup dan jangkuan-
politik akan lebih terjamin. Akan tetapi mungkinkah hal itu nya, dan menyangkut kepentingan yang beraneka ragam,
bisa diwujudkan tanpa mengendurkan kran yang memberi agaknya penerapan kaidah itu tidak semudah yang diduga.
peluang terserapnya aspirasi berbagai golongan dan kelas Variabel untuk memastikan sebab yang dapat dipakai sebagai
sosial masyarakat sehingga sistem kepartaian itu memper- alasan penetapan keputusan hukum, skala dan jenisnya
oleh penyangga dukungan yang luas di masyarakat dan sangat beragam dan rumit sehingga sulit menghindari bias.
kesempatan partisipasi sosial dalam setiap pengambilan ke- Oleh karena itu pengalaman NU menerapkan kaidah itu
putusan politik? Ini barangkali yang menjadi tantangan mungkin dapat dijadikan pertimbangan, betapa tidak mudah-
243 244
nya, mengingat skenario untuk merancang masa depan bagi Pembahasan dalam bab ini akan dibagi dalam tiga bagian.
kemungkinan menjadi partai politik kembali menghadapi Pertama tentang ideologi atau dasar negara. Pembahasan
kendala begitu rumitnya pemilihan variabel dalam jaringan terutama diarahkan di sekitar sidang-sidang BPUPKI (Ba-
hubungan antar manusia dan sosial (politik, ekonomi dan dan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan In-
budaya) yang luas dan saling kait mengait. Terlebih lagi donesia) dan pengaruhnya sesudah itu. Kedua tentang
orientasi idiologi dari sisi strategi sulit menghindari hubungan agama negara dan bagaimana perspektifnya da-
jebakan strategi mutlak-mutlakan yang pada akhirnya mencip- lam sejarah Indonesia. Ketiga pembahasan tentang keputus-
takan reaksi yang berlebihan. an Konferensi Alim Ulama dengan Menteri Agama tahun
1954 yang menghasilkan keputusan tentang waliyy al-amr.
________________________________________________________
________ A. PROBLEM IDEOLOGI
________________________________________________________
________ Ketika Jepang menghadapi krisis kemungkinan akan kalah
dalam perang Pasifik yang kian meningkat, tanggal 7 Sep-
Catatan tember 1944 memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia.1
Janji itu diulangi lagi tanggal 1 Maret 1945.2 Keadaan itu
50. R. William Liddle, Merekayasa Demokrasi di Indonesia, Kompas, disadari benar oleh pemimpin-pemimpin Islam di Indo-
6 dan 7 Februari 1990. nesia. Federasi organisasi-organisasi Islam Masyumi kemu-
dian mengundang pertemuan pengurus untuk bersidang
51. Ibid. 'guna mempersiapkan kaum muslimin bagi pembebasan
negeri dan agama mereka', yang akhirnya menyetujui pem-
52. Merekayasa Demokrasi. bentukan pasukan Hizbullah.3 Sebagian di antara mereka
juga menjadi anggota badan penyelidik untuk mempersiap-
53. "Al-hukmu yaduru ma'a 'illatihi la ma'a hikmatihi wujudan wa kan kemerdekaan Indonesia. Badan yang didirikan tangal 7
'adaman". Desember 1944 diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat,4
Kaidah hukum ini dijadikan alasan sebagai dalil pembenaran merupakan tonggak besar dalam perjalanan sejarah per-
perubahan status NU menjadi partai politik. Lihat Pokok-pokok gerakan kemerdekaan. Untuk pertama kali dasar-dasar
Pikiran tentang Pemilihan Khittah NU, Keputusan Muktamar NU negara,yang akan dibentuk dibahas secara mendalam oleh
XXVII, h. 23. Kaidah di atas adalah kaidah usal al-fiqh yang Badan ini.
berkaitan dengan qiyas. Syarat qiyas ialah adanya hukum asal, Agaknya Jepang sudah menyadari kemungkinan timbul-
cabang serta 'illah yang menghubungkan cabang dengan asal. nya pertentangan yang tajam mengenai negara yang akan
Dalam kasus di atas tidak bisa menggunakan dalil tersebut, sebab didirikan. Salah satu di antaranya ialah mengenai keduduk-
tidak dapat ditemukan hukum asal yang bersumber dari Qur'an an agama dalam negara itu berhubung dengan kenyataan
dan hadis. sebagian besar rakyat Indonesia beragama Islam. Melalui
BAB VI Jenderal Nishimura, Kepala Departemen Umum, Pemerin-
PROBLEM AGAMA DALAM tah Pendudukan Jepang, memberi tahu sikapnya berkaitan
NEGARA INDONESIA dengan rencana pembentukan negara Indonesia.

245 246
Sepanjang mengenai kedudukan agama dalam pemerintahan tis Islam yag memang terasa cukup keras dipejuangkan
baru sejak mula.
itu (demikian Nishimura), izinkan saya mengatakan bahwa Agaknya cukup sulit untuk memperoleh gambaran yang
sikap orisinal gagasan dan pemikiran kalangan Islam menghadapi
Pemerintah Militer mengenai hal ini dapat diibaratkan pembentukan negara barn dalam sidang Badan Penyelidik
selembar hanya dari reaksi mereka terhadap isu yang dikemukakan
kertas putih. Walaupun kami amat jelas menghargai ikatan kaum nasionalis.8 Salah satu sebabnya ialah karena Yamin
yang tidak menyertakan pidato atau catatan lengkap yang dibuat
ada antara rakyat Indonesia dengan Islam, pejabat-pejabat Dai para pemimpin Islam seperti Bagus Hadikusumo, Mansur,
Nippon sama sekali tidak mempunyai gagasan mengenai Wachid Hasjim, Kahar Muzakkir, atau Agus Salim, selama
tempat sidang-sidang Badan Penyelidik berlangsung. Padahal catat-
yang seharusnya diduduki Islam dalam pemerintahan, atau pun an pidato-pidato lain dari kalangan nasionalis dimuat cu-
bagaimana seharusnya hubungan antara Islam dan agama- kup rapi dan jelas.9
agama Agak sayang, ketiadaan sumber otentik ini terasa ke-
lainnya. Seperti saya jelaskan kepada Tuan-tuan sekalian, mudian. Kajian terhadap pemikiran dan gagasan kalangan
rakyat Islam mengenai negara yang akan dibentuk hanya dimung-
Indonesia harus mewujudkan cita-citanya sendiri dalam men- kinkan dengan melihat reaksi mereka terhadap kalangan
dirikan negara baru itu - Dai Nippon hanya akan memberikan nasionalis. Padahal untuk kepentingan ini seharusnya amat
bantuan dalam upaya itu.5 perlu melacak gagasan dan pikiran mereka secara orisinal,
bukan sekedar reaksi mereka saja. Begitulah maka kajian ini
Jika mulanya kalangan nasionalis tidak mendapat tempat juga tidak bisa mengelakkan realitas ini karena kurangnya
yang selayaknya dalam percaturan politik dan kekuasaan, sumber-sumber asli tersebut.
maka ketika mendekati masa akhir kekuasaan Jepang di Sidang Badan Penyelidik diselenggarakan dua kali yang
Indonesia terjadi titik balik munculnya elite nasionalis yang pertama tanggal 29 Mei-2 Juni 1945 dan yang kedua tang-
diberi kelonggaran-kelonggaran yang cukup memberi arti gal 10-14 Juli 1945.10 Sidang yang pertama Badan Penye-
bagi peranan mereka di kemudian hari.6 Badan penyelidik lidik diisi pidato-pidato Yamin, Supomo, Yamin lagi dan
yang dibentuk itu pun sebagian besar anggotanya dari Soekarno.11 Umumnya garis besar isi pidato tersebut di-
kalangan mereka dan sebagian dari mereka memiliki ke- kemukakan dasar filosofi, batas wilayah dan garis besar
matangan intelektual yang cukup memadai untuk menyu- rancangan UUD serta bentuk negara. Untuk merumuskan
sun rancangan pemerintahan negara yang akan dibentuk. masalah yang dibicarakan dalam sidang tersebut dibentuk
Sebuah rancangan undang-undang dasar dan peraturan me- panitia yang terdiri atas 8 orang dan dalam sidang kedua
ngenai pemerin tahan sementara Indonesia mereka persiap- berikutnya hasil rumusan panitia 8 orang itulah yang men-
kan cukup matang dalam sidang Badan Penyelidik.7 Se- jadi bahan pembahasan. Selanjutnya dalam sidang kedua
baliknya dari golongan Islam tidak cukup melakukan per- dibentuk lagi tiga panitia kecil. Pertama membahas
siapan yang sama, bahkan mereka dalam sidang-sidang rancangan UUD diketuai Soekarno, kedua, membahas ran-
Badan Penyelidik bersikap menanggapi dan mempersoalkan cangan pembelaan tanah air (militer) diketuai Abikusno
bagian-bagian tertentu dari gagasan kaum nasionalis, selain Tjokrosujoso, dan ketiga, membahas rancangan keuangan
dari tuntutan mereka mengenai dasar negara yang formalis- dan perekonomian diketuai Hatta.12
247 248
Dari catatan Yamin mengenai beberapa pidato anggota 'Abduh bahwa syari'ah Islam bisa diubah melalui ijma' asal
Badan Penyelidik pembicaraan berpusat pada tiga masalah tidak bertentangan dengan Qur'an dan hadis. Juga dikutip
yaitu mengenai struktur dan susunan negara, negara ke pendapat 'Ali 'Abd al-Raziq yang dikatakan lebih radikal,
satuan atau federasi; soal hubungan antara agama dan bahwa agama terpisah dari hukum yang mengenai kepen-
negara atau sebaliknya; dan mengenai bentuk negara, apa- tingan negara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kah negara republik atau kerajaan. Pada persoalan yang dalam negara-negara Islam sendiri masih ada pertentangan
kedua pembahasan selanjutnya kajian ini dilakukan, untuk pendirian tentang bagaimana seharusnya bentuk hukum
mengetahui sejauh mana pergumulan yang terjadi dan ba- negara, supaya sesuai dengan aliran zaman modern.l7
gaimana pendapat-pendapat kalangan Islam merupakan Menurut Supomo mendirikan negara Islam di Indonesia
gagasan mereka. Pendapat-pendapat mengenai dasar negara berarti bukan negara kesatuan, sebab negara itu menghu-
sebagian diketahui dari pidato Supomo dalam sidang tang- bungkan dengan golongan terbesar yaitu golongan Islam.
gal 31 Mei 1945.13 Mengutip pendapat Hatta yang menegas- Akan timbul persoalan 'minderheden', persoalan golongan
kan bahwa dalam negara kesatuan seperti Indonesia, agama yang kecil-kecil, walaupun ditegaskan bahwa suatu
masalah kenegaraan harus dipisahkan dari masalah agama. negara Islam akan menjamin kepentingan golongan lain
Selanjutnya Supomo mengatakan adanya dua pendapat me- sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kata Supomo, cita-cita ne-
ngenai masalah tersebut. Pendapat pertama dari para ahli gara Islam tidak sesuai dengan cita-cita negara kesatuan
agama menyatakan bahwa Indonesia haruslah menjadi yang kita idam-idamkan dan yang juga dianjurkan oleh
negara Islam, dan pendapat kedua yang disarankan Hatta, Pemerintah Balatentara Jepang.l8 Supomo menganjurkan
suatu negara kesatuan nasional yang memisahkan masalah pembentukan negara nasional yang bersatu, yang mengatasi
kenegaraan dari masalah keagamaan, dengan lain kata bu- segala golongan dan akan mengindahkan dan menghormati
kan negara Islam.l4 Menurut Supomo perkataan negara keistimewaan segala golongan, baik golongan yang besar
Islam lain artinya dengan perkataan 'negara berdasar atas maupun golongan yang kecil. Dalam negara nasional yang
cita-cita luhur dari agama Islam'. Dalam negara Islam, ne- bersatu itu, urusan agama akan diserahkan kepada golong-
gara tidak bisa dipisahkan dari agama. Negara dan agama an agama yang bersangkutan. Setiap orang atau golongan
ialah satu, bersatu padu. Mengambil contoh Turki, Supomo akan merdeka memeluk agama yang disukainya. Baik
mengatakan semula merupakan negara Islam, tetapi sejak golongan agama yang besar maupun yang kecil akan me-
tahun 1924 Turki mengganti sifatnya bukan menjadi negara rasa bersatu dalam negara.19
Islam, meskipun rakyatnya beragama Islam.15 Dalam masa persidangan pertama Badan Penyelidik juga
Supomo mengingatkan agar jangan sekedar meniru ne- mendengarkan pidato Soekarno tangal 1 Juni yang terkenal
gara lain di Timur Tengah yang dianggap sebagai negara Lahirnya Pancasila.20 Soekarno mengemukakan lima asas da-
Islam sebab berbagai kondisi dan latar belakangnya ber- sar negara yaitu kebangsaan, peri kemanusiaan, permusya-
beda. Dikatakan oleh Supomo bahwa di negara-negara waratan melalui perwakilan (demokrasi), kesejahteraan, dan
Islam sendiri juga terjadi perbedaan, khususnya mengenai ketuhanan. Berkat bantuan ahli bahasa, Soekarno menamai
bagaimana syari'ah Islam harus disesuaikan dengan ke- lima asas itu Pancasila. Selajuntnya Pancasila bisa diringkas
butuhan internasional, dengan persyaratan masa kini, de- menjadi Trisila: peri kebangsaan dan peri kemanusian di-
ngan pikiran modern. 'Jadi seandainya kita di sini men- sebut sosio nasionalisme, demokrasi dan kesejahteraan di-
dirikan negara Islam, pertentangan pendirian itu akan tim- sebut sosio demokrasi, dan ketuhanan. Seluruh asas ini
bul juga.16 Supomo mengutip pendapat Muhammad akhirnya diringkas menjadi satu: gotong royong. Dalam
249 250
penjelasannya mengenai asas ketiga, permusyawaratan per- selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan
wakilan, Soekarno mengemukakan: 'Untuk pihak Islam, ini- pintu
lah tempat terbaik untuk memelihara agama ... Badan gerbang Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
perwakilan inilah tempat kita untuk mengemukakan tun- adil
tutan-tuntutan Islam'.21 Diharapkan agar ummat Islam dan makmur. Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
mampu mengisi badan perwakilan itu sebanyak-banyaknya dan
melalui pemilihan umum agar bisa dicapai mayoritas mut- dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
lak. Dengan suara mayoritas mutlak itu segala tuntutan berkehidupan
Islam dapat diperjuangkan secara demokratis. Ditegaskan: kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
'Jika hal yang demikian tadi nyata terjadi, barulah dikata- dengan ini kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk
kan Islam benar-benar hidup di dalam hati rakyat kita'.22 membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia Merdeka yang
Dalam sidang Panitia Kecil 8 orang tanggal 18 Juni, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-
kebetulan pada hari-hari itu juga diselenggarakan sidang darah
Dewan Pengawas Pusat (Tyou Sangi-In), maka sebagian Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
anggota Dewan yang merangkap sebagai anggota Badan mencer-
Penyelidik, diikutsertakan dalam sidang sehingga Panitia daskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
Kecil bertambah menjadi 38 orang. Mereka membahas 32 dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
masalah yang diajukan oleh 40 anggota Badan Penyelidik.23 keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Soekarno sebagai ketua Panitia Kecil mengakui kesulitan- Indo-
kesulitan yang dihadapi Panitia untuk mempertemukan dua nesia itu dalam suatu susunan negara Republik Indonesia,
golongan Islam dan kebangsaan, terutama mengenai soal yang
agama dan negara.24 Dalam sidang Panitia itu selanjutnya berkedaulatan rakyat, dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan,
dibentuk sebuah Panitia Kecil 9 orang anggota untuk me- de-
rumuskan rancangan keputusan. Panitia 9 itu ialah Hatta, ngan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-
Subardjo, Maramis, Soekamo, Kahar Muzakkir, Wachid pemeluknya,
Hasjim, Abikusno Tjokorsujoso, dan Agus Salim.25 Selanjut- menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab, persatuan
nya Panitia inilah yang berhasil merumuskan suatu per- Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-
setujuan kompromi antara dua belah fihak yang oleh sanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan me-
Sukiman disebut gentlemen agreement dan oleh Yamin di- wujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'.
sebut Jakarta Charter atau Piagam lakarta.26
Teks Rancangan Pembukaan UUD (Piagam Jakarta)27 Rapat hari pertama masa sidang kedua tanggal 10 Juli
ditandai oleh semangat persatuan yang meluap-luap dan
'Pembukaan: bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak keinginan untuk segera mencapai Indonesia merdeka. Se-
segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas lanjutnya sidang membahas tentang bentuk negara, repu-
dunia blik atau kerajaan. Pemungutan suara yang dilakukan
harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan sesuai dengan usul Yamin menghasilkan 55 republik, 6
dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan In- kerajaan, 2 lain-lain dan 1 blangko.28 Kemudian dilanjutkan
donesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan pemungutan suara hari berikutnya mengenai batas wilayah,
251 252
39 suara mendukung wilayah Indonesia meliputi bekas wi- nai preambule dengan pasal yang mengatur tentang presiden
layah Hindia Belanda, Malaka, Borneo utara, Papua, Timor dan wakil presiden dan mengenai agama negara. Wachid
dan kepulauan sekelilingnya.29 Rapat sore harinya disepa- Hasjim mengusulkan perubahan pasal 4 ayat 2 agar hanya
kati membentuk 3 komisi masing-masing komisi UUD di- orang yang beragama Islam yang dapat diterima sebagai
ketuai Soekarno, pertahanan (pembelaan) diketuai Abikusno presiden dan wakil presiden; dan agama negara adalah
Tjokrosujoso, dan ekonomi diketuai Hatta.30 Sidang Panitia Islam, dengan jaminan kemerdekaan bagi penganut agama
Perancang UUD yang dipimpin Soekarno merupakan si- lain untuk beribadat menurut agama masing-masing. Pen-
dang yang terberat karena menyangkut inti persoalan ten- tingnya kedua hal tersebut menurut Wachid Hasjim untuk
tang dasar negara. Latuharhary dari golongan Protestan menjamin terciptanya peraturan yang berciri atau berbau
keberatan dengan kalimat yang terdiri dari tujuh kata 'de- Islam dengan alasan karena umumnya pertahanan negara
ngan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-peme- yang didasarkan pada keyakinan agama akan sangat hebat,
luknya'.31 Akibatnya mungkin besar terhadap agama lain. karena menurut ajaran Islam orang hanya boleh mengor-
Karena itu diminta supaya dalam UUD diadakan pasal bankan jiwanya untuk ideologi Islam.36
yang terang; kalimat ini bisa juga menimbulkan kekacauan Agus Salim yang dipandang mewakili golongan Islam
misalnya terhadap adat istiadat.32 Agus Salim menjawab, yang sama dengan Wachid Hasjim menentang usul ter-
pertikaian hukwn agama dengan hukum adat bukan masa- sebut, karena hal itu, sekalipun penting, akan berakibat
lab baru dan pada umumnya telah selesai. Ketentraman merusak jalan tengah dan kompromi yang telah disepakati.
orang-orang yang beragama lain tidak perlu dirisaukan, 'Apakah hal itu tidak bisa diserahkan kepada Badan Per-
keamanan mereka tidak tergantung kepada kekuasaan ne- musyawaratan Rakyat?', kata Agus Salim. 'Jika presiden
gara, tetapi dari adat ummat Islam yang 90%.33 Wongso- harus orang Islam, bagaimana halnya dengan duta-duta
negoro dan Husein Djajadiningrat juga keberatan dengan dan sebagainya? Apakah artinya dengan janji kita untuk
kalimat 'tujuh kata' tersebut. Kalimat itu mungkin sekali melindungi agama lain'.37 Sukiman menyetujui usul Wachid
menimbulkan fanatisme, karena kaum muslimin seolah-olah Hasjim,38 namun Bagus Hadikusumo melangkah lebih jauh
dipaksa menjalankan dan mematuhi syari'ah Islam.34 mendukung usul Sanusi untuk menghilangkan kata 'bagi
Wachid Hasjim membantah kemungkinan adanya paksaan pemeluk-pemeluknya', kalimat itu menjadi 'dengan ke-
itu, karena dalam negara demokrasi segala sesuatu diputus- wajiban menjalankan syari'at Islam'. Menurut Hadikusumo
kan dengan musyawarah. Juga dibantah kalimat yang ter- tidak dapat diterima adanya suatu perundang-undangan
diri atas tujuh kata itu tajam, sebab ada anggota yang yang ganda, satu untuk kaum muslimin dan satu lagi
menganggap kurang tajam.35 untuk ummat lainnya.39 Djajadiningrat tidak setuju usul
Kontroversi mengenai tujuh kata itu terus berlangsung, Wachid Hasjim, sebab dalam prakteknya tentu presiden
meskipun untuk sementara waktu dapat diredakan oleh orang Indonesia yang beragama Islam. Malah diusulkan
ketua sidang, Soekarno, yang berkali-kali menegaskan bah- agar pasal 4 ayat 2 (Presiden dan wakil presiden orang
wa kalimat itu merupakan kompromi yang bisa dicapai Indonesia asli) dihapuskan saja.40
dengan susah payah dan melihat sudah tidak ada keberatan
yang diajukan dalam sidang Panitia, maka pokok-pokok ________________________________________________________
dalam preambule dianggap sudah diterima. Namun ketika ________________________________________________________
sidang membicarakan ditil pasal-pasal UUD, Wachid Has-
jim mengaitkan salah satu inti yang telah disepakati menge- Catatan
253 254
an itu, tetapi naskah rancangan itu memang dipersiapkan untuk
sidang-sidang Badan Penyelidik. Lihat Yamin, Naskah, I, h. 729-
1. Janji itu diumumkan Jepang di depan sidang Diet ke 85. 752 dan 761-772.
'Kekaisaran Jepang (dengan ini) mengumumkan kemerdekaan In-
donesia di kelak kemudian hari bagi seluruh rakyat Indonesia, 8. Boland, Pergumulan, h. 21.
agar dengan demikian kebahagiaan rakyat Indonesia bisa terjamin
untuk selama-lamanya'. Namun sebenarnya telah terjadi perse- 9. Himpunan Risalah.
lisihan intern yang mendahului janji itu. Angkatan Laut Jepang
yang menguasai daerah bagian timur Indonesia menentang ren- 1O. Persidangan kedua dilanjutkan sampai tanggal 16 Juli 1945.
cana itu. Lihat Bernhard Dahm, Soekarno dan Perjuangan Kemer- Lihat Himpunan Risalah, h. 219 dan 323.
dekaan, terjemahan Hasan Basari, Jakarta: LP3ES, 1987), h. 337-8.
Selanjutnya dikutip Soekarno. 11. Himpunan Risalah, h. 3-77. Catatan notulen sidang tidak ter-
cantum dalam laporan Yamin, tetapi sidang kedua dimuat de-
2. B. J. Boland, Pergumulan Islam di Indonesia, terjemahan Sjafa- ngan kurang lengkap.
roedin Bahar, (Jakarta: Grafiti Pers, 1985), h. 18. Selanjutnya di-
kutip Pergumulan. Dahm mengutip Asia Raya, 23 Januari 2605, 12. Panitia 8 orang terdiri: Bagus Hadikusumo, Wachid Hasjim,
pemerintah Jepang ingin selekasnya melihat terwujudnya Indo- Muhammad Yamin, Sutardjo, Maramis, Oto Iskandardinata, dan
nesia merdeka, pernyataan Menlu Shigemitsu; dan diulangi lagi 1 Hatta, serta Soekarno sebagai ketua. Panitia ini berbeda dengan
Maret, Asia Raya tanggal tersebut. Lihat Bernhard Dahm, Panitia 9 yang dibentuk dalam sidang Panitia 8 yang diperluas
Soekarno, menjadi 38 orang anggota tanggal 18 Juni 1945. Ibid., h. 82. Lihat
h. 350-51 dan 504. pula Mohammad Hatta, Memoir, (Jakarta: Tinta Mas, 1982), h.
436.
3. Harry Benda, The Crescent., h. 176.
13. Yamin tidak mencantumkan notulen sidang Badan Penyelidik
4. Himpunan Risalah Sidang-sidang Penyusunan UUD 1945, Jakar- yang pertama. Adanya perbedaan pendapat antara para ahli aga-
ta: Sekertariat Negara RI, t.t.), h. 79. Buku ini cetak ulang dari ma dan kebangsaan diketahui dari pidato Supomo tersebut. Juga
Yamin, Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945, I; pidato Hatta tidak dimuat.
Selanjutnya
dikutip Himpunan Risalah. 14. Menurut Hatta, ketika ketua sidang Radjiman Wedyodining-
rat membuka sidang tanggal 29 Mei, melontarkan pertanyaan:
5. The Crescent, h. 188-9. 'Apakah dasar negara yang akan didirikan?', kebanyakan anggota
Badan Penyelidik tidak menjawab karena khawatir akan meng-
6. The Crescent, h. 170-171. akibatkan perselisihan yang berlarut-larut. Tanggal 1 Juni, sidang
hari keempat, Soekarno menjawab pertanyaan ketua sidang Rad-
7. Yamin mengutip teks rancangan UUD ini dan Peraturan ten- jiman dengan pidato yang terkenal Lahirnya Panca Sila, yag men-
tang Pemerintahan Sementara Indonesia yang disusun Supomo, dapat tepuk tangan hampir seluruh anggota pada akhir pidato.
Subardjo dan Maramis. Lihat Muhhamad Yamin, Naskah, I, h. Memoir, 435-6. Pendapat Hatta yang dikutip Supomo tidak dijum-
671-672. Tidak jelas apakah Badan Penyelidik membahas rancang- pai dalam naskah Yamin, karena notulen rapat persidangan per-
255 256
tama tidak tercantum. Himpunan Risalah, h. 31. yang panjang itu untuk menggantikan teks pidato yang diucap-
kan tanggal 29 Mei. Hatta, Memoir, h. 436.
15. Himpunan Risalah, h. 32. Supomo tidak menjelaskan peryata-
an kedua tentang negara menurut cita-cita luhur Islam. 21. Himpunan Risalah, h. 70.

16. Himpunan Risalah, h. 33.'Abduh berpendapat bahwa untuk 22. Ibid., h. 71.
memajukan ummat Islam tidak cukup dengan seruan kembali
kepada ajaran Islam asli, zaman salaf. Menurut 'Abduh zaman 23. Dari 32 masalah selanjutnya disimpulkan lagi oleh Panitia
dulu dan zaman sekarang berbeda. Ajaran Islam terbagi ke dalam menjadi 9 golongan masalah yaitu: 1. tuntutan Indonesia selekas-
dua bagian, ibadah dan mu'amalat (sosial kemasyarakatan). Aja- nya merdeka, 2. dasar negara, 3. unifikasi atau federasi, 4. bentuk
ran yang pertama bersifat jelas dan rinci, sedang yang kedua negara dan kepala negara, 5. warga negara, 6. daerah, 7. agama
hanya prinsip dan pokok-pokoknya saja. Ajaran mengenai yang dan negara, 8. pembelaan (militer), dan 9. keuangan. Himpunan
kedua ini perlu dikembangkan terus sejalan dengan kemajuan Risalah, h. 82-3.
zaman. Lihat Harun Nasution, Pembaharuan, h. 63-64.
24. Ibid., h. 88.
17. Tentang pendapat Raziq sebenarnya sudah disanggah oleh
Diya' al-Din, al-Islam wa al-Khilafah fi al-'Asr al-Hadis, (Kairo: 25. Ibid.
Maktabah Dar al-Turas, 1972).
26. Ibid., h. 213. Dalam sidang 14 Juli Soekarno antara lain me-
18. Himpunan Risalah, h. 33. ngatakan: "Jadi panitia memegang teguh akan kompromis yang
dinamakan oleh yang terhormat Mohd. Yamin 'Jakarta Charter',
19. Ibid. yang disertai perkataan tuan anggota yang terhormat Sukiman
'gentlemen agreement',..".
20.Ibid., h. 57-77. Tertulis Panca Sila, ejaan c sebagai pengganti tj
dari penulis. Dalam naskah tersebut pidato Soekarno tidak diberi 27. Himpunan Risalah, h. 89. Ejaan disesuaikan dengan penulisan
judul. Radjiman Wedyodiningrat ketika memberi pengantar pe- Ejaan Baru. Susunan dan paragraf dikutip sesuai dengan aslinya
nerbitan pertama teks pidato itu memberi judul "Lahirnya Pan- dari pidato Soekarno selaku ketua Panitia 9. Cetak huruf Italics
casila". Lihat Soekarno, "Lahirnya Pancasila", dalam Tudjuh Bahan- dari penulis.
bahan Pokok Indoktrinasi, (Bandung: Dua R, 1965), h. 4. Naskah
pidato Soekarno mengandung prinsip-prinsip yang sama dengan 28. Himpunan Risalah, h. 119. Usul bentuk kerajaan diajukan
pidato Yamin yang diucapkan tiga hari sebelumnya (29 Mei), anggota Badan Penyelidik dari Jawa Tengah. Menurut Sukiman,
sehingga banyak orang meragukan kemurnian pidato Soekarno. mereka telah mengadakan pertemuan di Magelang dan memutus-
Akan tetapi Hatta memastikan bahwa yang merumuskan Pan- kan keputusan tersebut mengikat mereka.
casila pertamakali adalah Soekarno. Menurut Hatta, Soekarno,
ketua Panitia 9, menugaskan Yamin untuk membuat pendahuluan 29. Ibid., h. 148.
UUD. Naskah Yamin terlalu panjang, ditolak Panitia 9, lain di-
buat bersama Panitia 9 teks yang lebih pendek seperti yang 30. Ibid., h. 185-7.
tercantum dalam UUD 1945 sekarang. Yamin lain mengambil teks
257 258
31. Latuharhary bersama Maramis disebut oleh Supomo mewakili kata 'dan kepercayaannya', menjadi 'untuk beribadat me-
Kristen Protestan, tetapi belakangan Maramis, menurut Boland nurut agama dan kepercayaannya masing-masing'.41 Mes-
yang mewawancarai kedua orang itu, menolak anggapan itu dan kipun terjadi perdebatan mengenai soal inti hubungan
merasa dirinya mewakili nasionalis 'sekuler', sementara Latuhar- agama dan negara, namun akhirnya sidang Panitia Peran-
hary menyatakan memang menjauhkan diri dari jalan tengah cang UUD yang dipimpin Soekarno tanggal 11 dan 13 Juli
yang diusulkan Soekarno. Pergumulan, h. 29. dapat mencapai kesepakatan menerima rancangan Panitia 9
dengan perubahan redaksional yang diserahkan kepada pa-
32. Himpunan Risalah, h. 193. nitia penghalus bahasa,42 dan menghapuskan ayat 2 pasal 4
tentang ketentuan presiden dan wakil orang Indonesia
33. Ibid. asli.43
Selanjutnya dalam sidang lengkap Badan Penyelidik
34. Ibid. tanggal 14 Juli, persoalan yang paling krusial muncul kem-
bali. Hadikusumo menguatkan usul Kyai Sanusi untuk
35. Ibid. menghapus kata 'bagi pemeluk-pemeluknya', seperti yang
disebutkan di muka. Sekali lagi Soekarno selaku ketua ko-
36. Himpunan Risalah, h. 195-6. Tuntutan Wachid Hasjim ini agak misi UUD, mengemukakan bahwa preambule itu merupakan
mengejutkan, sebab sejak mula disadari kemungkinan akan tim- hasil kompromi dua pihak, sehingga perselisihan dapat
bul perselisihan dalam soal ini, juga di fihak Islam sendiri, meng- dihindari. Tiap kompromi hakekatnya menerima dan mem-
ingat sejarah masa lain Islam yang tidak pernah bersatu. Wachid beri. Panitia berketetapan hati untuk memegang teguh
Hasjim menulis dalam Indonesia Merdeka, 25 Mei 1945,'Karena itu kompromi itu. Soekarno menegaskan 'Saya harap rapat be-
sekali lagi saya ulangi: Yang sangat kita butuhkan saat ini adalah sar suka membenarkan sikap Panitia itu'.44 Namun
persatuan bangsa yang tidak terpecahkan'. Benda, The Crescent, Hadikusumo kambali mempersoalkan kalimat yang tersu-
h.189. sun dalam 'tujuh kata' itu akan mengakibatkan timbulnya
dua hukum, satu untuk orang Islam dan satunya lagi untuk
37. Himpunan Risalah, h. 196. bukan orang Islam.45 Soekarno kembali menegaskan adanya
perubahan dari hasil kompromi dengan menghilangkan
38. Ibid. kata pemeluk-pemeluknya' yang telah disetujui oleh
Panitia.46 Abikusno mengulang lagi penegasan bahwa apa
39. Ibid., h. 212 dan 217. yang termuat dalam preambule itu merupakan buah kom-
promi antara golongan Islam dan golongan kebangsaan.
40. Ibid., h. 196. Jika kompromi itu masih harus dimentahkan lagi, tentu kita
Wongsonegoro merasa tercengang dengan perkembangan sependapat dengan pendapat Hadikusumo, menghapus
pembahasan oleh para anggota sidang yang mementahkan kata "bagi pemeluk-pemeluknya", tetapi untuk mengadakan
lagi kompromi yang telah disepakati. 'Jika masih mentah persatuan diharapkan hendaknya kita mengadakan per-
mungkin preambule tidak diterima', katanya menegaskan. damaian.'Jangan sampai nampak kepada dunia luar bahwa
Wongso selanjutnya menegaskan, karena mungkin diartikan kita berselisih faham', kata Abikusno yang disambut tepuk
negara boleh memaksa orang Islam untuk menjalankan tangan peserta sidang. Sidang hari itu diakhiri dengan ke-
syari'at agama, diusulkan supaya pasal 29 ayat 2 ditambah putusan menerima naskah rancangan preambule yang di-
259 260
susun Panitia 9, disertai tujuh kata "dengan kewajiban ...", Ayat 2 pasal tersebut juga disepakati dengan rumusan
dengan suara bulat dan sedikit perubahan redaksional yang 'Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
diusulkan Abikusno.47 memeluk agama lain dan untuk beribadat menurut keper-
Selanjutnya rapat besar (lengkap) Badan Penyelidik tanggal cayaan masing-masing'. Ayat 2 masuk dalam pembukaan
15 Juli mendengarkan penjelasan ketua Komisi UUD, Soekar- itu, dan dimajukan juga dalam kompromi itu. Supomo
no, dan ketua Panitia Kecil Perancang UUD, Supomo. Dalam selanjutnya mengatakan:
penjelasan selanjutnya Supomo mengingatkan:
Tuan Ketua! Kemarin sidang ini telah menerima pembukaan Sekali-kali bukan maksudnya akan mengganggu, dan mem-
preambule dari pada Undang-undang Dasar, telah menerima de- batasi golongan-golongan lain yang beragama lain, sama
ngan suara bulat pembukaan ini, maka pembukaan ini mengan- sekali
dung cita-cita luhur dan pokok-pokok pikiran tentang dasar dan tidak. Itu juga diterangkan. Memang kita menghendaki dasar
tentang sifat-sifat Negara Indonesia yang hendak kita bentuk.48 ke-Tuhanan dan dasar kemanusian, dan atas dasar-dasar itu
Menurut Supomo, sistem negara berdasar ke-Tuhanan dengan sendirinya kita harus menjamin kemerdekaan tiap-tiap
dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk- penduduk untuk memeluk agama lain dan beribadah menurut
pemeluknya, berarti negara memperhatikan keistimewaan kepercayaan masing-masing ... Ini adalah suatu kompromis,
penduduk yang terbesar yang beragama Islam. Rumusan artinya bahwa kaum kebangsaan atau salah seorang yang
itu merupakan hasil gentlemen agreement dari dua golongan bukan
Islam dan kebangsaan. Artinya, sudah dapat dicapai kom- beragama Islam tidak boleh-umpamanya-minta atau mendesak
promi supaya kita bangsa Indonesia dapat bersatu atas supaya mengurangi jaminan kepada kaum Islam, sebab sudah
dasar memberi dan menerima. Prinsip dari gentlemen agree- menjadi kompromis, perjanjian moral yang sangat luhur; dan
ment ialah bahwa kedua belah pihak tidak boleh menghen- begitu sebaliknya ... janganlah golongan agama minta jaminan
daki lebih dari apa yang telah dikompromikan. Diingatkan lebih lagi untuk ditambahkan dalam pasal apapun ... Jadi
pula bahwa kedua belah pihak telah diwakili dalam Panitia, kedua
dari golongan Islam Wachid Wasjim dan Agus Salim, se- belah fihak sudah cukup terjamin kepentingannya. Golongan
dang fihak lain Maramis dan Latuharhary.49 kebangsaan tidak akan mendesak terhadap agama Islam dan
Supomo selanjutnya menegaskan bahwa Panitia mene- sebaliknya agama Islam tidak akan minta jaminan lagi
rima dengan suara bulat pasal 28 tentang agama. Ayat 1 terhadap
dari pasal ini dirumuskan 'Negara'berdasar atas ke-Tuhan- agama lain.... Tetapi saya kemukakan lagi bahwa hal itu sudah
an dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi menjadi gentlemen agreement yang tidak boleh dikurangi dan
pemeluk-pemeluknya.50 ditambah.52
Menurut Supomo:
Menurut Supomo, jika ayat 1 pasal 28 dibaca begitu saja,
Perkataan itu kita ambil dari pembukaan. Sesuai dengan sudah tentu dalam hati sanubari para warga yang tidak
gentlemen agreement itu, sebetulnya ketentuan dalam beragama Islam akan timbul rasa khawatir.'Jangan kuatir',
pembukaan kata Supomo, sebab dalam ketentuan selanjutnya negara
telah cukup. Tetapi kita maju selangkah, maju juga dengan menjamin dengan pengertian 'Kamu boleh beribadat me-
ketentuan dalam Undang-undang Dasar.51 nurut agama dan kepercayaanmu masing-masing'.53
Penjelasan Supomo itu pun ternyata belum meredakan
261 262
ketegangan yang terjadi. Dalam rapat malam harinya, per- Ahmad Sanusi menolak 'Tidak bisa, Tuan, tidak bisa distem.
debatan mengenai soal ini muncul lagi. Hadikusumo meng- Perkara agama tidak bisa distem! Kita terima usul Muzakkir
ulangi lagi pernyataannya mengenai 'tujuh kata' dan atau Masjkur?'.58 Hadikusumo kembali mengusulkan, tidak
meminta penjelasan ketua sidang apa arti kata itu dan setuju jalan tengah. Kalau sekiranya usulnya ditolak, dia
menuntut -karena arti kata itu tidak jelas- agar diubah oleh menerima negara netral yang diusulkan Kahar Muzakkir.
sidang karena sidang ini menurut Hadikusumo berwenang Hadikusumo mengatakan:
untuk itu. Tetapi 'kalau sidang mupakat, saya terima'. Hanya
perlu saya nyatakan di sini,'bahwa saya tidak mupakat, kalau Terang-terangan saja, sebab kalau memang ada keberatan
saya tidak boleh berbicara'.54 Wongsonegoro kembali meng- akan
ingatkan bahwa rumusan-rumusan itu merupakan hasil kom- menerima ideologi ummat Islam, siapa yang mupakat yang
promi yang telah disepakati. Hatta menyetujui usul Dahler berdasar Islam, minta supaya menjadi negara Islam. Kalau
yang menyanggah usul Abdul Patah Hasan yang menghen- tidak,
daki perubahan kata 'untuk' menjadi 'yang' (untuk memeluk harus netral terhadap agama. Itulah terang-terangan, itulah
agama lain yang memeluk agama lain) dan disetujui pula oleh yang
Supomo. Akhirnya sidang menyetujui dengan 'mupakat' dan lebih tegas... supaya diusulkan apakah negara kita berdasar
diterima bulat sesuai dengan teks yang disusun Panitia.55 agama
Akan tetapi Masjkur menegaskan tuntutan yang sejalan atau tidak. Kalau tidak, tidak, habis perkara.59
dengan rekannya, Wachid Hasjim, bahwa arti 'tujuh kata'
dalam preambule hanya mungkin terlaksana secara nyata jika Dalam rapat besar keesokan harinya, Soekarno, dengan
presiden dan wakil presiden orang Islam, jika diakui Islam bercucuran air mata memohon dengan sangat agar sidang
sebagai agama negara, dan jika presiden dan wakilnya memberikan mufakatnya kepada pemecahan itu. Akhirnya
bersumpah menurut agama Islam, bukan 'menurut agama- sidang menyetujui pembukaan UUD yang disusun Panitia,
nya'. Kata 'nya' menurut Masjkur memberi arti presiden tidak dan perubahan yang diusulkan Wachid Hasjim, pasal 4
harus beragama Islam.56 Soekarno mengusulkan kompromi ayat 2 tentang presiden dan wakilnya dari orang Islam
dengan menghilangkan kata 'menurut agamanya'. Suatu serta pasal 28 Islam sebagai agama negara.60 Kegigihan
kompromi menurut Soekarno tidak mungkin 100%, harus Soekarno untuk memperjuangkan mufakat bulat bagi se-
memberi dan menerima. mua aliran dapat membuka jalan yang bisa diterima se-
Suasana yang terjadi makin menegangkan. Diusulkan luruh rakyat Indonesia, merupakan bagian dari obsesinya
agar diadakan pemungutan suara untuk mendapatkan ke- yang diperjuangkan sejak akhir tahun dua puluhan.61 Akan
putusan agar persidangan tidak berlarut-larut, ditolak si- tetapi yang lebih penting ialah pandangannya yang realis-
dang. Kahar Muzakkir sambil menggebrak meja kembali tis, tanpa dukungan golongan Islam sesudah suatu negara
mengusulkan jalan tengah baru agar semua kata mengenai resmi dibentuk di Indonesia, akan menghadapi masalah
agama dicoret sama sekali, mulai dari kata-kata pertama yang serius untuk menghadapi kembalinya militer Belanda
pernyataan Indonesia merdeka sampai 'tujuh kata', terma- yang didukung sekutu. Pertempuran yang sudah diper-
suk pasal-pasal UUD yang mencantumkan kata Tuhan atau kirakan akan terjadi menghadapi ancaman itu akan mengo-
Allah dan agama Islam, sehingga tidak tersisa sama se- barkan seluruh lapisan rakyat, dan itu akan terjadi bila
kali.57 Ketika Radjiman, ketua sidang, menawarkan untuk peran Islam dalam negara itu jelas.
dilakukan pemungutan suara terhadap usul Masjkur, Sementara itu sehari setelah bom atom dijatuhkan di
263 264
Hiroshima dan Nagasaki, Komando Tertinggi Jepang di konstitusi demi kesatuan dan keutuhan wilayah Republik
Saigon menyetujui pembentukan panitia untuk mempersiap- Indonesia. Akhirnya mereka sampai pada kesimpulan bah-
kan penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Balatentara wa dalam kenyataan Indonesia hanya dapat bersatu dan
Jepang. Soekarno, Hatta dan Radjiman diundang ke Saigon. menjadi kesatuan wilayah bila dalam UUD tidak terdapat
Disetujui suatu majelis yang mempersiapkan kemerdekaan satu ketentuan yang langsung berkaitan dengan Islam.
untuk membentuk UUD akan bersidang di Jakarta tanggal 19 Sidang hari itu kemudian menerima perubahan yang di-
Agustus dan pada tangggal 24 Agustus Indonesia akan sarankan Hatta hasil pertemuan tidak resmi dengan sejum-
memperoleh kemerdekaan dari Jepang.62 Dari kesepakatan lah pemimpin Islam tersebut. Perubahan yang terpenting
itu di Jakarta dibentuk sebuah Panitia Persiapan Kemer- ialah dihapuskannya 'tujuh kata', dan selanjutnya dalam
dekaan Indonesia tanggal 14 atau 15 Agustus. Selain ketua setiap kata Ketuhanan ditegaskan menjadi Ketuhanan Yang
Soekarno dan wakil ketua Hatta, anggota Panitia terdiri dari Maha Esa dan perubahan serupa juga dilakukan dalam
19 orang dan dalam rapat tanggal 18 Agustus ditambah 6 setiap pasal UUD mengenai agama, dan terakhir syarat
orang.63 Timbul desakan dari gerakan pemuda yang memper- presiden dan wakil presiden harus orang Islam dihapuskan.
soalkan apakah tepat proklamasi kemerdekaan dilakukan Selain itu juga perubahan-perubahan redaksional lain yang
atas nama sebuah panitia yang dibentuk Jepang? Sejak kurang penting. Selanjutnya sidang tanggal 19 Agustus
pertengahan Februari terjadi pemberontakan Peta di Blitar membicarakan persoalan yang harus dipecahkan mengenai
yang membangkitkan semangat agitasi anti-Jepang. Sejumlah pemerintahan daerah, pertahanan, dan departemen-depar-
pemuda Peta di bawah pimpinan Sukami 'menculik' dwi- temen yang dibentuk. Usul kompromi disetujui masalah
tunggal Soekarno Hatta untuk diselamatkan dari pemberon- agama menjadi bagian dari kementerian pendidikan.67 Pada
takan pemuda, namun rencana itu gagal. Mereka meng- tanggal 29 Agustus PPKI dibubarkan dan para anggotanya
hendaki proklamasi dilakukan seorang pemimpin yang jelas dilebur ke dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP),
anti-Jepang. Akhirnya Soekarno dan Hatta mengambil oper sebagai' badan perwakilan rakyat sementara yang bertugas
tanggung jawab ini, dan proklamasi secara terbuka diumum- antara lain membantu pemerintah. Tanggal 31 Agustus ka-
kan tanggal 17 Agustus 1945.64 binet presidensil pertama terbentuk tanpa kementerian aga-
Setelah pernyataan proklamasi itu, keesokan harinya para ma, yang disusul kemudian kabinet parlementer pertama
anggota PPKI diundang untuk menghadiri rapat darurat. (Kabinet Sjarir I), 14 November, juga tanpa kementerian ini.
Pagi hari sebelum sidang dimulai Hatta mengundang se- Demikianlah kemelut ideologi mengawali kelahiran ne-
jumlah pemimpin Islam yang menjadi anggota Panitia un- gara baru berakhir dalam suatu kompromi yang khas. In-
tuk meninjau kembali rumusan-rumusan yang diperdebat- donesia secara konstitusional bukanlah negara Islam, tetapi
kan sebelumnya. Hadir ketika itu Bagus Hadikusumo, juga bukan negara sekuler yang memandang agama sebagai
Wachid Hasjim, Kasman Singodemejo, dan Teuku Hasan masalah pribadi yang sama sekali terlepas dari negara.
dari Sumatera.65 Hatta berpendapat bahwa masalah yang Meminjam ungkapan Boland, suatu jalan tengah dicapai
diperdebatkan itu perlu ditinjau kembali berhubung se- untuk mengatasi kemelut dari gagasan mengenai suatu ne-
orang perwira angkatan laut Jepang menyampaikan ke- gara yang ingin mengakui suatu keagamaan tertentu dan
terangan, rakyat Kristen di bagian timur Indonesia akan ingin bersikap positif terhadap agama lain.68 Suatu ungkap-
menolak masuk ke dalam republik yang baru dibentuk bila an yang dinyatakan di belakang hari untuk mendukung
rumusan itu tetap dipertahankan dalam konstitusi.66 Hatta konsep ini bahwa agama merupakan unsur mutlak nation
menyarankan agar perumusan itu dihapuskan saja dari and character building. Penyelesaian yang secara khas yang
265 266
dihasilkan bukanlah suatu UUD yang secara formal mene- tanggal 18 Agustus menegaskan 'Perbedaan hukum antara
gaskan asasnya menurut Islam, tetapi nilai-nilai luhur me- penduduk yang beragama Islam atau beragama Kristen
nurut keyakinan itu secara sungguh-sungguh hendak di- akan terdapat terutama dalam bidang hukum keluarga',71
kaitkan dalam menafsirkan salah satu dari lima sila yang sedang hukum lain pidana atau perdata tidak ada per-
terpenting, Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa hanyalah bedaan, mesti ada persatuan. Kemungkinan ada pengaruh
Islam yang menganut prinsip Ketuhanan tersebut.69 dari agama Islam terhadap hukum lain barangkali akan
Selanjutnya Hatta mengatakan: terjadi pula, sebab hukum yang diatur dalam tata hukum
Indonesia seharusnya mencerminkan perasaan dan rasa ke-
Pada waktu itu kami dapat menginsyafi, bahwa semangat adilan masyarakat, dan bagian terbesar dari masyarakat
Piagam Jakarta tidak lenyap dengan menghilangkan perkataan Indonesia beragama Islam.
'ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam Sementara bagi Wachid Hasjim yang ikut mempersiapkan
bagi preambule dalam Panitia 9, menuntut lebih jauh, presiden dan
pemeluk-pemeluknya' dan menggantinya dengan 'ke-Tuhanan wakil presiden harus orang Islam, dan agama negara, Islam.
Yang Maha Esa'. Dalam negara Indonesia yang kemudian me- Kesepakatan di depan Hatta itu juga sebenarnya bukan suatu
makai semboyan Bhineka Tunggal Ika, tiap-tiap peraturan hal yang tidak diduga, meskipun dikatakan bahwa Ke-
dalam tuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila berkaitan dengan
kerangka Syari'ah Islam, yang hanya mengenai orang Islam monotisme tauhid menurut Islam, tetapi Wachid Hasjim
dapat melihat persatuan nasional merupakan aspek yang penting
dimajukan sebagai rencana UU ke DPR, yang setelah diterima pula. Wachid Hasjim menulis tanggal 25 Mei 1945:
DPR mengikat ummat Islam Indonesia. Dengan cara begitu
lambat Sejarah masa lampau kami (dia kemukakan) telah
laun terdapat bagi ummnt Islam Indonesia suatu sistem menunjukkan
Syari'ah bahwa kami belum mencapai kesatuan. Demi kepentingan ke-
Islam yang teratur dalam UU, berdasarkan Qur'an dan Hadith, satuan ini, yang sangat kami perlukan secara mendesak dan
yang sesuai pula dengan keperluan masyarakat Islam dalam
sekarang.70 usaha untuk membangun negara Indonesia kita, di dalam
pikiran
Bagi Bagus Hadikusumo, kesepakatan di depan Hatta, kami pertanyaan yang terpenting bukanlah: 'Di manakah
bukan hal yang baru, sebab Bagus Hasikusumo sejak per- akhirnya
sidangan BPUKI sudah mengajukan usul suatu negara yang tempat Islam (di dalam negara itu)?' Akan tetapi pertanyaan
netral agama sekiranya tuntutan negara Islam atau negara yang
berdasar Islam ditolak. Bagus Hadikusumo tidak menghen- terpenting ialah, 'Dengan jalan manakah akan kami jamin
daki keputusan yang setengah-setengah atau kompromi. tempat
Kata 'bagi pemeluk-pemeluknya' menurut Hadikusumo ti- agama (kami) di dalam Indonesia merdeka?'
dak memberi ketegasan suatu dasar Islam bagi negara, Karena itu sekali lagi saya ulangi: Yang sangat kita perlukan
sebab kata itu akan menimbulkan dualisme hukum, satu saat ini adalah persatuan bangsa yang tidak terpecahkan.72
untuk ummat Islam dan satu lagi untuk bukan Islam. Akan
tetapi Hatta dalam pertemuan tidak resmi menjelang sidang Masa lima tahun pertama usia Republik yang baru itu
267 268
ditandai hasrat bersama yang sangat kuat untuk memper- tanggal 22 Oktober 1945 mengeluarkan pernyataan Resolusi
tahankan kesatuan dan keutuhan wilayah. Inilah salah satu Jihad, berperang membela tanah air Indonesia melawan pen-
faktor mengapa para pemimpin Islam rela mengorbankan jajah Belanda adalah wajib bagi setiap muslim Indonesia.
tuntutannya menghapuskan tujuh kata dan pasal lain yang Penegasan ini sampai pada tingkat tertentu berhasil me-
berkaitan dengan itu yang sudah dicapai dengan susah rangsang pecahnya pertempuran di Surabaya tanggal 10
payah dan diterima kalangan nasionalis sebagai suatu kom- November yang kemudian diabadikan sebagai Hari Pah-
promi. Hasrat yang demikian selain bagi golongan Islam lawan.
sendiri, pada tingkat tertentu juga tercermin antara golong- Sepuluh tahun sesudah proklamasi barulah pemilihan
an Islam dan nasionalis, mereka dalam banyak hal memiliki umum dapat diselenggarakan, tidak satu pun partai tampil
persamaan, walaupun tidak dipungkiri ada perbedaan-per- sebagai pemenang mayoritas mutlak. Pemilihan umum itu
bedaan. Sudah tentu juga terjadi insiden lain yang kadang- menghasilkan empat kekuatan yang berimbang, tidak bisa
kadang menimbulkan persaingan sengit untuk mempe- tidak mereka tidak bisa menghindari kompromi-kompromi,
rebutkan pengaruh dalam menyelesaikan persoalan khusus- baik dalam parlemen maupun majelis konstituante. Partai-
nya menghadapi Belanda. Salah satu konflik yang timbul partai Islam selanjutnya meneruskan perjuangan mereka
antara golongan Sjahrir, kelompok kiri anti Jepang, dengan menjadikan Islam sebagai dasar negara dalam majelis konsti-
kaum nasionalis lainnya. Setelah perjanjian Renvile awal tuante. Namun demikian kemajuan politik Islam dapat di-
tahun 1948, Pemerintah Republik kemudian terlibat konflik katakan tidak berhasil diperjuangkan melalui kedua
dengan gerakan Darul-Islam, dan disusul pemberontakan lembaga tersebut. Fakta bahwa suara partai-partai Islam
komunis di Madiun. digabung menjadi satu tidak mungkin mencapai mayoritas
Kemerdekaan Indonesia pada dasarnya tidak bisa di- mutlak tidak berhasil diikuti kemampuan politik untuk me-
lepaskan dari tuntutan ummat Islam, mereka berjuang de- lakukan negosiasi dan kompromi-kompromi, bahkan dalam
ngan darah dan harta demi mencapai kemerdekaan banyak hal partai-partai itu sendiri tidak bersatu meng-
Indonesia, karena itu wajar bila mereka menghendaki Indo- hadapi kepentingan bersama mereka. Mereka saling men-
nesia merdeka itu sebagai negara Islam. Apa yang mereka desakkan kepentingan masing-masing tanpa mampu me-
lakukan dalam sidang-sidang BPUPKI merupakan cerminan lakukan kompromi untuk menggalang kekuatan yang kom-
dari tekad itu. Namun sayang hasil maksimal yang telah pak, akhirnya memberi peluang campur tangan Presiden
dicapai dengan jalan kompromi-kompromi yang sampai si- Soekarno. Dari segi ini dasawarsa kedua usia Republik
dang terakhir BPUPKI diterima semua pihak, akhirnya ter- dapat dikatakan sebagai zaman Soekarno, suatu zaman ke-
henti begitu saja dongan kesepakatan baru di luar sidang, tika Presiden Soekarno makin lama makin berhasil meng-
antara beberapa pemimpin Islam dengan Hatta. galang kekuatan di tangannya sendiri. Obsesinya tentang
Walaupun terjadi semua insiden yang menegangkan itu, Indonesia Merdeka bagi semua golongan dan aliran, dan
kurun waktu lima tahun pertama dapat dianggap suatu diterima seluruh lapisan rakyat, yang diperjuangkan sejak
periode yang relatif memiliki daya tarik persatuan yang akhir tahun dua puluhan, bermuara dalam konsep politik
kuat untuk mempertahankan negara proklamasi. Ini ter- pada bagian terakhir masa kekuasaannya, Nasakom dan
utama bagi golongan Islam, sebab bagi mereka perjuangan Demokrasi Terpimpin.74 Gagasan yang hendak membangun
mempertahankan kemerdekaan Indonesia merupakan bagi- bersatu padunya semua kekuatan dan aliran itu akhirnya
an dari perjuangan mereka untuk menegakkan agama, me- tidak bisa menghindari realitas suatu peluang bagi kekuat-
negakkan kalimah Allah. Dengan latar belakang itu NU pada an komunis terus mengembangkan diri yang secara prinsip
269 270
tidak bisa diterima dalam akar budaya politik nasional 45. Ibid, h. 216-7.
yang relegius dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Setelah bekerja beberapa tahun Majelis Konstituante ber- 46. Ibid.
hasil mencapai kesepakatan mengenai beberapa masalah,
namun masalah yang akhirnya berkembang menjadi issue 47. Ibid., h. 218. Untuk yang kedua kalinya preambule (dengan
pokok menjelma menjadi dua blok kekuatan yang sama kewajiban ..) yang disusun Panitia 9 diterima dengan suara bulat.
sekali tidak dapat dikompromikan. Masalah itu ialah ten- Usul Abikusno yang diterima dihapuskannya kalimat "Terlebih
tang rumusan dasar negara yang intinya merupakan masa- sekali ...".
lah lama yang berkembang ketika awal kemerdekaan, yaitu
apakah dasar negara itu Pancasila atau Islam. Issue pokok 48. Ibid, h. 236.
inilah yang kemudian menimbulkan dua blok kekuatan,
satu pihak golongan Islam yang menghendaki Pancasila 49. Lihat catatan kaki nomer 31
sebagai sebagai dasar negara itu dengan tambahan "tujuh
kata" yang dirumuskan sebagai Piagam Jakarta oleh Panitia 50. Himpunan Risalah, h. 238.
9, dan di pihak lain golongan nasionalis dan golongan
agama lain serta komunis menghendaki Pancasila sebagai 51. Ibid, h. 238.
dasar negara, tanpa tambahan "tujuh kata".
52. Ibid.
________________________________________________________
_ 53. Ibid, h. 251.
________________________________________________________
_ 54. Himpunan Risalah, h. 304.

Catatan 55. Ibid., h. 309. Keputusan mufakat ini diubah yang ketiga kali.

41. Ibid., h. 196. 56. Ibid.

42. Anggota Panitia Penghalus Bahasa: Husein Djajadiningrat, 57. Ibid., h. 315.
Agus Salim dan Supomo. Ibid., h. 197. Meskipun sudah disepakati
dengan mufakat bulat dalam sidang tersebut, tetapi dalam sidang- 58. Ibid., h. 317
sidang selanjutnya kembali dipersoalkan.
59. Ibid.
43. Dengan demikian ketentuan tentang presiden dan wakil ha-
rus beragama Islam juga dihapuskan. Namun lagi-lagi soal ter- 60. Bernhard Dahm, Soekarno, h. 363.
sebut muncul kembali dalam sidang berikutnya.
61. Ibid., h. 364.
44. Himpunan Risalah, h. 213.
62. Boland, Pergumulan, h. 36.
271 272
yang menganut doktrin monotisme Ketuhanan Yang Maha Esa.
63. Notulen rapat PPKI tanggal 18 Agustus mencatat anggota Lihat Deliar Noer, Partai Islam, h. 43.
sebanyak 27 orang termasuk ketua dan wakil, termasuk 2 orang
pemimpin Islam yang terkenal Wachid Hasjim dan Bagus 70. Hatta, Memoir, h. 459-60.
Hadikusumo. Tidak ada keterangan apakah semua anggota itu
atau hanya sebagian saja yang hadir. Himpunan Risalah, h. 333. 71. Hatta juga mengatakan mungkin di sana sini ada pengaruh
hukum adat, tetapi tidak mempengaruhi pokoknya yang asasi.
64. Soekarno dan Hatta dibawa kelompok Sukami yang menun- Apakah yang dimaksud pengaruh hukum adat itu hukum Islam
tut proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan Soekarno dan atau bukan, tidak jelas. Lihat Memoir, h. 460.
Hatta lewat corong radio, tidak dalam kapasitas sebagai ketua
dan wakil ketua Panitia yang dibentuk Jepang. Lihat Hatta, 72. Wachid Hasjim, "Agama dalam Indonesia Merdeka", dalam
Memoir, h. 441-453. Indonesia Merdeka I, 3, 25 Mei 1945; dikutip dari Benda, The
Crescent, h. 189.
65. Tentang siapa yang hadir dalam pertemuan dengan Hatta,
ada dua versi. Menurut Hatta, Wachid Hasjim hadir dalam per- 73. Resolosi Jihad dikeluarkan NU dalam rapat besar wakil-wakil
temuan. Lihat Hatta, Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, (Jakarta: konsul (daerah) NU se Jawa dan Madura di Surabaya tanggal
Tinta Mas, 1969), h. 57; Memoir, h. 459-60; Deliar Noer, Partai 21-22 Oktober 1945. Dalam resolusi itu NU minta agar pemerin-
Islam, h. 41; dan Boland, Pergumulan, h. 38, dari keterangan Sajuti tah RI menentukan sikap dan tindakan yang nyata dan sepadan
Melik. Menurut Prawoto Mangkusasmito, Wachid Hasjim tidak terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan
hadir dalam pertemuan karena sedang bertugas di Jawa Timur. agama dan negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda
Prawoto Mangkusasmito, Pertumbuhan Historis Rumus Dasar Ne- dan kaki tangannya. Juga diminta agar melanjutkan perjuangan
gara dan Sebuah Proyeksi, (Jakarta: Hudaya, 1970), h. 38-39. bersifat sabilillah untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Mer-
Notulen deka dan Agama Islam. Resolusi NU tentang Jihat (lihad) fi Sabilil-
Yamin tentang rapat tanggal 18 Agustus hanya menyebutkan lah , Kedaulatan Rakjat, 24 Oktober 1945. Selanjutnya muktamar
daftar anggota PPKI, tidak menyebutkan siapa yang hadir, tetapi NU 26-29 Maret 1946 mengeluarkan resolusi bahwa perang, me-
notulen rapat tanggal 19 Agustus, disebutkan Wachid Hasjim dan nolak dan melawan penjajah itu fardu 'ain (fard 'ain) bagi semua
Suroso hadir. Apakah ini mengindikasikan kedua orang itu tidak orang Islam dalam radius 94 km. Di luar daerah itu kewajibannya
hadir dalam rapat sebelumnya? Himpunan Risalah, h. 333 dan 368. bersifat kifayah (bersama). Jika musuh tidak berhasil dikalahkan
Lihat catatan kaki nomer 63. oleh mereka yang berada dalam radius tersebut, mereka yang
berada di luarnya wajib (fard 'ain) membantu (membela) sampai
66. Memoir, h. 459-60; Partai Islam, h. 40; dan Pergumulan, h. 38. musuh dapat dikalahkan. Lihat Poetoesan-poetoesan Moe'tamar No
ke 16, (Soekaradja: Tjabang NO Banjoemas, 1946), h. 14-15.
67. Usul pembentukan Departemen Agama didukung 6 suara,
yang lain menolak. Himpunan Risalah, h. 391. 74. Selanjutnya mengenai gagasan dan pemikiran Soekarno itu,
lihat Bernhard Dahm, Soekarno, khususnya bab III, h. 71-154.
68. Lihat Boland, Pergumulan, h. 40. Sampai sejauh mana konsep politik golongan Islam da-
lam Majelis Konstituante berhasil merumuskan konsep me-
69. Hatta menjelaskan, menurut Wachid Hasjim, hanya Islam reka mengenai negara berdasar Islam secara matang dan
273 274
utuh dan berhasil memecahkan masalah yang paling dasar, mendukung Pancasila. Sikap keras kepala yang tidak di-
keadilan sosial dan kesejahteraan bagi semua, masih men- ikuti kemampuan membaca peta kekuatan politik sesung-
jadi pertanyaan besar. Baik Boland maupun Syafi'i Maarif guhnya yang berkembang, akhirnya seluruh perjuangan
sama-sama tidak melihat gagasan mereka berisi konsep konstitusional mereka berhenti tanpa hasil. Presiden Soekar-
yang lengkap dan utuh. Konsep pemikiran politik mereka no dengan dukungan militer dan Suwirjo (PNI) akhirnya
"hanya sekedar permainan kata belaka, atau dengan per- menyatakan dekritnya membubarkan Majelis Konstituante
kataan lain, suatu perjuangan untuk sekedar memperoleh dan menyatakan berlakunya kembali UUD 1945 tanggal 5
merk sebuah negara Islam", kata Boland;75 sementara me- Juli 1959.
nurut Syafi'i Maarif, "debat retorik ini tidak lebih dari silat
lidah dan tidak selalu menyentuh inti masalah".76 Beberapa B. PROBLEM AGAMA
kalangan Masyumi, misalnya Jusuf Wibisono, mempunyai
pendirian sebaiknya dari semula partai-partai Islam lebih Sejak awal sejarah Islam hubungan agama-negara merupa-
bersifat luwes dan menerima Pancasila sebagai dasar ne- kan fenomena yang menarik, karena itu muncul ungkapan
gara. Jusuf bukan tidak setuju dengan dasar Islam, tetapi Islam adalah agama dan negara (politik), al-Islam din wa
dia melihat kenyataan.77 Sementara itu Prawoto yang daulah. Namun realitas ini sebenarnya bukan terjadi dalam
menggantikan Natsir selaku ketua umum Masyumi meman- konteks Islam saja. Kebanyakan dari seluruh peristiwa se-
dang lain. Walaupun golongan Islam akhirnya akan ke situ jarah ummat manusia, agama telah melibat secara men-
juga, menerima Pancasila, tetapi memperjuangkan Islam se- dalam ke seluruh kehidupan manusia di dalam masyarakat,
bagai dasar negara merupakan kewajiban. Ada tiga alasan kata Montgomery Watt.79 Ajaran Isa yang murni seperti
yang dipakai sebagai dasar pendirian ini. Pertama, partai- umumnya dianggap orang, tidaklah tanpa relevansi poli-
partai Islam umumnya telah menjanjikan kepada pemilih- tik.80
nya untuk memperjuangkan Islam sebagai dasar negara; Dalam sejarah Islam dapat dilihat perbedaan ungkapan
kedua, forum Konstituante dilihat sebagai forum yang tepat yang dipakai untuk menyatakan sasaran risalah Nabi
untuk memperjuangkan cita-cita tersebut; dan ketiga, sekali- Muhammad SAW. Ketika di Mekkah sering diungkapkan
gus sebagai da'wah untuk memberi pengertian tentang dengan ajakan kepada manusia dalam arti universal, maka
Islam kepada anggota Konstituante dan rakyat umum de- ketika di Madinah ajakan ditujukan kepada qaum, ummah,
ngan pidato-pidato wakil golongan Islam yang banyak di- kabilah atau suku dan masyarakat, suatu badan politik yang
liput media massa.78 Perdebatan tentang dasar negasa modelnya telah dikenal masyarakat Arab ketika itu. Nabi
berlangsung sampai rapatnya terakhir, 2 Juni 1959, tanpa Muhammad SAW sendiri menyatakan seperti diungkapkan
satu pun keputusan. Pemungutan suara yang dilakukan al-Qur'an: "Sesungghunya aku pemberi peringatan yang nya-
menghasilkan suara 263 setuju dengan usul Presiden ta",81 ketika dia dituduh sebagai raja atau pemimpin politik di
Soekarno untuk kembali ke UUD 1945 seperti yang di- Mekkah. Ketika di Madinah Nabi Muhammad SAW tidak
rumuskan tanggal 18 Agustus 1945; 203 menentang, dari memperoleh tuduhan seperti itu, bahkan telah berhasil meng-
golongan Islam, yang menginginkan anak kalimat yang galang solidaritas komunal antar berbagai suku ke dalam
terdiri dari "tujuh kata" dimasukkan dalam Pembukaan wadah ummah yang efektif. Sampai akhirnya Nabi Muham-
UUD 1945. mad wafat, warisan yang ditinggalkan adalah suatu ke-
Jelaslah tidak mungkin dihasilkan kemenangan dua per- nyataan negara atau sistem politik yang telah berdiri dan
tiga suara, baik golongan Islam maupun nasionalis yang menguasai sebagian besar semenanjung Arabia.
275 276
Dalam perkembangannya kemudian, terutama setelah ke- Kabilah Quraisylah ketika itu yang dipandang mampu un-
kuasaan dinasti Abbasiyah mengalami kemunduran, sejarah tuk memegang kekuasaan setelah Nabi Muhammad, sebab
politik Islam mencatat dua hal penting. Pertama, khilafah dari kabilah lain tidak memungkinkan terjaminnya kesatuan
yang semula tunggal dan bersifat sentral berubah karena ummah untuk memelihara sistem kekuasaan yang diwaris-
munculnya lembaga serupa di Mesir, Khilafah Fatimiyyah, kan Nabi Muhammad.87 Konsep hukum fikih yang diterima
dan di Spanyol, Khilafah Umayyah, yang dibangun keturun- kemudian menjabarkan hadis tersebut berkaitan dengan ke-
an Mu'awiyah.82 Setelah itu berubah lagi menjadi tunggal di dua lembaga itu, kekuasaan yang sah itu adalah kekuasaan
bawah kekuasaan dinasti Ottoman di Turki yang mengam- khilafah yang harus dipegang keturunan Quraisy, suku
bil alih kekuasaan dari Khalifah al-Mutawakkil, khalifah mana Nabi Muhammad berasal; sedang kekuasaan sultanah
terakhir keturunan 'Abbasiyah di bawah bayang-bayang tidak harus demikian. Walaupnn secara teoritis hal ini ma-
Mamalik di Mesir.83 Kedua, munculnya kesultanan sih tidak kurang dipersoalkan, namun bukti-bukti sejarah
(sultanah) baru yang berkuasa di daerah-daerah dan mereka mengungkapkan demikian. Kejatuhan khalifah terakhir di-
tunduk kepada khalifah yang berkedudukan di pusat Ke- nasti Umayyah abad VII dilakukan oleh keturunan suku
patuhan ini ditandai dengan pembayaran zakat, hasil ram- yang sama walaupun dari kakek yang berbeda, kemudian
pasan perang dan lain-lain yang dilakukan sultan kepada keturunan mereka mendirikan khilafah baru di Spanyol per-
khalifah dan adanya legitimasi keagamaan berupa penge- mulaan abad IX, setelah mereka berkuasa di sana sebelum-
sahan kesultanan yang bersangkutan secara hukum (fi- nya kurang lebih 70 tahun. Dinasti Mamalik di Mesir abad
kih).84 XII dengan susah payah memboyong keturunan Abbasiyah
Tentu saja melalui proses sejarah yang panjang dan ru- terakhir untuk dinobatkan menjadi khalifah di Mesir. Selan-
mit, namun bisa disimpulkan, lambat laun kelembagaan jutnya Sultan Salim dari Turki abad XVI, menjemput
politik dalam Islam telah mencapai bentuk yang mapan Khalifah al-Mutawakkil, khalifah terakhir keturunan
dan dalam kurun waktu yang panjang dianut secara resmi, Abbasiyah di bawah bayang-bayang Mamalik, untuk di-
khususnya di lingkungan sunni, dan diakui memiliki ke- nobatkan menjadi khalifah di Turki.88
benaran. Khilafah dipandang sebagai lembaga yang memiliki Pada masa kesultanan Turki ini konsep Quraisy itu ber-
otoritas keagamaan, memiliki kewenangan untuk mengapli- akhir, sebab pemegang kekuasaan khilafah selanjutnya ber-
kasikan ajaran agama ke dalam kehidupan masyarakat dan asal dari keturunan Salim sendiri yang tidak berdarah
kehidupan bernegara dan memberi legitimasi keabsahan Quraisy. Namun institusi khilafah akhirnya kembali tunggal
dari sudut pendangan keagamaan (fikih) terhadap semua dan sentral, hanya ada satu dalam dunia Islam, sampai
perilaku lembaga-lembaga sosial lainnya.85 Lembaga akhirnya dihapuskan Mustafa Kamal, pemimpin nasionalis
sultanah dipandang sebagai lembaga politik yang memiliki Turki, tahun 1924.89
kekuasaan mengatur dan menyelenggarakan kehidupan du- Pemakaian gelar sultan oleh Raja Demak Tranggana ke-
niawi dalam suatu tata sosial yang luas, namun demikian mudian Raja Mataram dan Banten, jika dilihat dari perkem-
lembaga itu menjalankan kekuasaannya setelah mendapat bangan konsep politik yang berkembang di Timur Tengah
pengesahan dari khalifah.86 abad yang sama, nampaknya bukan tanpa signifikansi ke-
Kedua konsep ini agaknya lahir didasari hadis sahih agamaan. Walaupun Sultan merupakan lembaga politik dan
riwayat Ahmad al-A'immah min Quraisy (kekuasaan yang bersifat duniawi (karena itu perlu pengesahan khalifah),
sah dari Quraisy). Di belakang hari makna Quraisy tidak tetapi betapapun tidak bisa melepaskan fungsi kegamaan-
diterjemahkan secara harfiah, tetapi berarti kemampuan. nya. Berbagai fungsi ini seperti pengangkatan kadi (hakim),
277 278
pemungutan zakat atau sedekah, pajak dan tugas-tugas khalifah di Turki, namun pemberian gelar yang dilakukan
keagamaan lainnya yang bertalian dengan kehidupan sosial oleh ulama dan para wali tampaknya memang dimaksud-
dan masyarakat, pelaksanaan hukum syari'ah, khususnya kan sebagai legitimasi keagamaan, menjadikan kerajaan me-
mengenai fasl al-khusumat (sengketa perkara yang memer- reka sah adanya.93 Adanya lembaga kepenghuluan yang
lukan hakim) dan lain-iain, memerlukan perangkat kelem- berperan sebagai mata rantai kekuasaan raja untuk meng-
bagaan di bawah wewenang sultan. Semua hal tersebut atur masalah-masalah keagamaan dan hukum yang ber-
secara langsung menyangkut bidang keagamaan yang ber- sumber dari agama, jelas sekali kaitannya dengan konsep
talian dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian sultanah di atas. Kekuasaan penghulu ketika itu bukan ha-
maka sultan memerlukan legitimasi keagamaan untuk da- nya soal nikah atau waris, tetapi meliputi soal hukum lain,
pat melaksanakan fungsinya secara sah. Dalam kaitan inilah pidana maupun perdata, tugas-tugas keagamaan lain seper-
raja-raja Mataram dahulu mendapat sebutan Kalimatullah ti zakat, sedekah, dan tidak ketinggalan fungsinya sebagai
Panatagama ing Bumi (Tanah Jawi) di belakang nama kebe- penasehat bagi raja agar senantiasa bisa memenuhi ke-
sarannya. wajibannya sebagai orang muslim yang baik.94 Memang
De Graaf dan Pigeaud mengungkapkan keterangan bah- belum seluruh konsep politik Islam dilaksanakan, sebab
wa gelar raja-raja Islam di Jawa tidak diterima langsung ternyata suatu himpunan peraturan dan tata laksana peme-
dari khalifah di Turki. Raja Tranggana menerima gelar dari rintahan yang disusun Raja Demak, Senapati Jimbun, ber-
seorang wali Syekh Nurullah yang kemudian dikenal se- nama Salokantara, memiliki persamaan dengan dengan
bagai Sunan Gunungjati. Panembahan Senapati dan Jaka Ting- naskah-naskah Jawa kuna yang Hindu.95
kir menerima gelar dari Sunan Giri.90 Sultan Agung Setelah zaman Belanda terjadi dualisme lembaga kepeng-
Mataram dan Raja Banten bahkan berusaha memperoleh huluan, satu pihak Belanda mengangkat penghulu yang
gelar dari Mekkah.91 De Graaf memang akhirnya meragu- secara administratif berada di bawah wewenangnya, di pi-
kan berita pemberian gelar itu karena keterangan pem- hak lain masih ada penghulu yang berada di bawah ke-
berian gelar baru diungkapkan dalam naskah tertua Babad kuasaan keraton. Para pejabat penghulu yang diangkat
Tanah Jawi yang disusun kemudian jauh sesudah peristiwa Belanda sering memproleh kecaman karena mereka bekeja
itu sendiri terjadi. Penulisan sejarahnya, menurut De Graaf, pada pemerintahan kafir, tetapi mereka juga tidak kehilang-
kemungkinan diolah sedemikian rupa sehingga kerajaan an pegangan untuk melaksanakan tugas.96 Mereka ber-
Mataram yang luas itu memperoleh legitimasi kebesarannya anggapan bahwa lembaga kepenghuluan tersebut merupa-
sejak zaman keemasan Mataram yang terdahulu.92 kan alternatif yang balk untuk memecahkan persoalan, se-
Barangkali keraguan De Graaf itu bisa dipahami karena bab bagaimanapun kekuasaan sultanah itu perlu untuk
ketiadaan bukti yang bisa dilacak untuk mempercayai ke- menjamin ketertiban sosial bisa dijalankan. Tanpa kekuasa-
benaran pemberian gelar sultan raja-raja Islam di Jawa dan an itu akan timbul anarki dan ketidakteraturan hukum.
kemungkinannya pemberian gelar itu dari khalifah di Dengan demikian maka lembaga penghulu itu diterima
Turki. Kontroversi ini agaknya kurang penting jika dikait- sebagai keadaan darurat, sementara dan tidak bisa tidak,
kan dengan dua hal berikut ini. Pertama, adanya berita karena pemerintahan yang berkuassa bukan Islam. Dalam
pemberian gelar itu dari Turki kepada raja-raja Islam di hukum fikih kekuasaan politik non-Islam di tengah masya-
Melayu, dan kedua, adanya kelembagaan penghulu pada rakat muslim disebut iu syaukah, pemerintah yang nyata
kerajaan Islam di Jawa. Walaupun kemungkinan pembrian berkuasa di tengah masyarakat muslim yang tidak berdaya
gelar kepada raja-raja Islam di Jawa tidak diterima dari membangun kekuasaan politik sendiri.97
279 280
Setelah pembentukan negara Republik Indonesia dipro- diri.
klamasikan pola pandangan keagamaan yang menghendaki Kekuasaan kenegaraan raja-raja Islam di masa lain di
pemcahan persoalan politik di bagian mana agama berada Nusantara juga telah menggambarkan hal seperti itu. Para
dalam sebuah negara, dan sebaliknya bagaimnana suatu ulama yang berada dalam birokrasi pemerintahan di Indo-
negara secara maksimal diterima memenuhi konsep ke- nesia dengan referensi fikih yang sama dengan para ulama
agamaan. muncul kembali. Ketika awalnya perjuangan poli- lain melihat negara RI merupakan kelanjutan dari kerajaan-
tik diarahkan untuk memperoleh bentuk negara yang pe- kerajaan Islam di masa lain.99 Struktur kekuasaan raja-raja
nuh berdasar Islam dalam suatu perdebatan untuk me- itu meliputi kekuasaan administrasi yang disebut dengan
nyusun konstitusi yang hendak ditumbuhkan ke dalam ne- istilah hingkang sinuhun, kekuasaan militer sebagai panglima
gara yang baru lahir itu. Setelah ternyata upaya itu gagal, perang dengan sebutan senopati hing ngaloga, dan kekuasaan
salah satu tuntutan yang muncul ialah adanya lembaga keagamaan dengan sebutan sayyidin panatagama.100 Kekuasa-
kementerian agama untuk mengisi kekosongan legitimasi an yang terakhir ini tidak dinyatakan secara eksplisit za-
keagamaan yang dianggap penting untuk menjamin ke- man kekuasaan Hindia Belanda, meskipun lembaga untuk
mungkinan terlaksananya hukum Islam, meskipun harus itu telah dibentuk kurang lebih setengah abad terakhir
diakui baru terbatas pada hukum perkawinan. berupa kepenghuluan dan pengadilan agama. Namun se-
Tidak diragukan lagi bahwa kementerian ini merupakan telah negara RI terbentuk tahun 1945, para ulama berkesim-
kepanjangan dari lembaga yang sudah ada sebelumnya pulan bahwa negara baru itu merupakan kelanjutan dari
bahkan sejak zaman kerajaan Islam dahulu. Hal yang ber- kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara sebelumnya, maka de-
beda ialah penghulu berada di bawah kekuasaan pemerin- ngan demikian aspek kekuasaan keagamaan yang ada se-
tahan negara asing, penjajah dan kafir, sedang kementerian belumnya dengan sebutan sayyidin panatagama berlaku pula
agama berada di bawah pemerintahan negara bangsa sen- bagi negara baru itu.101
diri yang muslim. Sejumlah lulusan lembaga pendidikan Akhirnya dalam konferensi alim ulama itulah kekuasaan
Mamba'ul-Ulum yang disiapkan untuk mengisi jabatan ke- keagamaan itu dikukuhkan kembali dengan sebutan yang
penghuluan Yogaswara Keraton Solo maupun lembaga se- berbeda waliyy al-amr al-daruri bi al-syaukah (mengenai soal
rupa di Keraton Yogyakarta, Suranata kemudian menempati ini akan dibahas dalam bab khusus selanjutnya). Perbedaan
berbagai posisi penting di Kementerian Agama.98 Kedua itu antara lain karena adanya perbedaan kelembagaan, se-
lembaga itu pada dasarnya merupakan jawaban dari pro- mentara kerajaan Islam dahulu belum mengenal kelem-
blem keagamaan mengenai hubungan antara agama dan bagaan negara dalam pengertian modern seperti sekarang
negara. Bahwa pemecahan itu bukanlah yang paling baik ini, maka keabsahan suatu kekuasaan lebih tercermin pada
yang secara maksimal memenuhi konsep keagamaan yang pribadi raja yang memangku jabatan dan dukungan ke-
ada, bukanlah prsoalan yang paling pokok, sebab usaha ke kuatan militer. Raja-raja yang muslim itu pun memangku
arah itu kemudian muncul kembali dalam perdebatan jabatan sebagai sayyidin panatagama. Negara RI tidak selalu
sidang-sidang Konstituante yang memiliki kewenangan me- mutlak pada diri presiden, sebab masih ada perangkat ke-
nurut aturan permainan yang telah disepakati. Akan tetapi lengkapan negara lainnya seperti UUD, asas atau ideologi
bahwa pembentukan lembaga tersebut merupakan upaya negara dan kelengkapan lainnya. Oleh karena itu maka
untuk melaksanakan hukum Islam dalam negara, haruslah penilaian kerangka kenegaraan dari sudut fikih tidak bisa
dinilai sebagai salah satu upaya positif untuk menempatkan hanya dilakukan terhadap pribadi presiden yang berkuasa
negara RI sebagai negara ummat Islam di Tanah Air sen- dalam negara tersebut, melainkan kepada kelembagaan ne-
281 282
gara itu dan kelengkapan-kelengkapannya. sama sekali tidak tersentuh. Padahal selama hampir 12
abad lamanya lembaga-lembaga pengadilan ini telah berdiri
c. WALIYY AL-AMR AL-DARURI BI AL-SYAWKAH dan mengalami pasang surut perkembangan, namun tidak
satu pun yurisprudensi itu masuk ke Indonesia. Kitab-kitab
Kekuasaan politik (imamah) merupakan hal yang penting fikih yang masuk ke Indonesia umumnya fikih teoritis di-
bagi kehidupan keagamaan dan kemasayarakatan muslim, kenal dengan sebutan fiqh al-taqdiri yang berisi kumpulan
sebab sebagian dari masalah-masalah agama yang me- teori dan fatwa mengikuti alur penalaran tekstual menem-
nyangkut kehidupan sosial yang luas tidak terlepas perlunya bus segala kemungkinan, walaupun sebenarnya secara fak-
kekuasaan itu.102 Konsep hukum kemudian menjabarkan tual tidak akan terjadi. Kitab-kitab fiqh al-qada' tidak satu
kekuasaan ini dalam kaitan dengan kekuasaan (sultan) un- pun atau jarang sekali masuk ke Indonesia dan dipelajari di
tuk menjalankan hukum Islam. Tanpa sultan barangkali pe- lembaga-lembaga pendidikan yang ada.
laksanaan hukum Islam tidak dapat dijalankan dengan Hukum Islam yang telah melembaga di Nusantara sejak
teratur, setiap orang atau kelompok, tertentu akan berbuat zaman sebelum perang, bahkan jauh sebelum itu, sejak
sesuatu menurut pendapat mereka sementara di pihak lain zaman kerajaan-kerajaan Islam dahulu, yang terpenting
sebaliknya. Dalam hal yang tidak menimbulkan sengketa, ialah hukum keluarga mengenai perkawinan, waris dan
barangkali hal itu bukan masalah, tetapi jika tejadi sengke- lain-lain yang berkaitan dengan itu. Suatu lembaga peng-
ta, tentu harus ada keputusan yang mengikat dan memak- hulu pada zaman Belanda telah berdiri untuk keperluan
sa. Dengan kekuasaan (sultan) hukum, kata akhir dalam itu.106 Pemerintah Belanda tahun 1882 membuat peraturan
sengketa hukum itu bisa diputus, dan dengan demikian mengenai wilayah dan komposisi priesterraad (pengadilan
hukum mempunyai kepastian berlaku.l03 Praktek yang ber- agama) dan pada tahun 1931 memperbarui lembaga itu
laku memang kadangkala menimbulkan perselisihan antara dengan sebutan pengadilan penghulu yang kekuasaannya di-
para teoritisi dengan kalangan praktisi hukum (para qadi batasi hanya mengenai perkawinan (tidak termasuk waris)
dan hakim) mengenai suatu keputusan hukum. Muncul ke- dengan Staatsblad van Nederlandsch Indie nomer 116.107 Se-
mudian ungkapan problematik "yasihh dinan wa la qadaan", telah pembentukan Kementerian Agama tanggal 3 Januari
sah menurut (teori) agama tetapi tidak menurut (praktek) 1946 soal-soal keagamaan kemudian menjadi tanggaung ja-
pengadilan, dan sebaliknya yasihh qadaan, wa la dinan, sah wab kementerian ini.l08
menurut (praktek) pengadilan tetapi tidak sah menurut
(teori) agama.l04 ________________________________________________________
Dari dua latar belakang ini kemudian meuncul dua teori _____
pemikiran fikih. Satu pihak mendasarkan pemikiran mereka ________________________________________________________
pada kesimpulan-kesimpulan teoritis mengikuti penalaran _____
tekstual akademis sumber-sumber hukum yang ada, semen-
tara lainnya melihat dari sisi yang sama tetapi dikaitkan Catatan
dengan kebutuhan nyata yang terjadi di pengadilan.l05
Agak sayang sumber-sumber kepustakaan yang masuk ke 75. Pergumulan, h. 95.
Indonesia justru fikih yang pertama saja, sementara pe-
mikiran fikih yang nyata yang berkembang dalam yuris- 76. Ahmad Syafi'i Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan, (Jakarta:
prudensi yang hidup sepanjang abad pertengahan hampir LPSES, 1985), h. 159. Selanjutnya dikutip Islam.
283 284
Nabi Muhammad untuk mengatur kehidupan bersama dan me-
77. Noer, Partai Islam, h. 267. negakkan agama, kemudian mengalami perkembangan di kemu-
dian hari menjadi khalifatullah, wakil Tuhan. Mengenai konsep
78. Partai Islam., h. 266-267. kelembagaan politik khilafah dan sultanah selanjutnya lihat Amir
Hassan Saddiqi, Caliphate and Sultanate, (Karachi: Jam'iya ul-
79. Montgomery Watt, Pergolakan Pemikiran Politik Islam, Jakarta: Falah
Beunebi Cipta, 1987), h. 32. Selanjutnya dikutip Pergolakan. Publication, 1942). Selanjutnya dikutip Caliphate.

80. Ibid. 86. Lihat Amir Hasan Siddiqi, Calipate.

81. Banyak ayat yang searti dengan itu, antara lain Q. 67:26 Q. 87. Lihat Hasan, Tarikh al-lslam, I, h. 206-207.
22:49, atau 38:70. Ayat-ayat ini diturunkan di Mekkah, Makkiyah.
88. Lihat catatan kaki nomer 82.
82. Khilafah 'Abbasiyah berdiri tahun 750-1258 kemudian dilanjut-
kan di Mesir di bawah perlindungan dinasti Mamalik sampai 89. Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran
tahun 1517. Khilafah Fatimiyah di Mesir tahun 909-1171. Sebenar- dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 151-152.
nya Khilafah ini beraliran syi'ah, tetapi termasuk yang moderat
sehingga mereka menerima konsep khilafah aliran sunni. Menurut 90. H.J.De Graaf dan G. Th. Pigeaud, Kerajaan-kerajaan Islam di
mereka termasuk kategori mafdul karena imam yang afdal tidak Jawa, (Jakarta: Pustaka Grafiti Pers, 1986), h. 5657.
ada, selain itu karena rakyat Mesir beraliran sunni. Khilafah
Umayyah di Spanyol tahun 929-1031. 91. Ibid, catatan kaki nomer 36.

83. Sultan Salim dari Turki Ottoman mengambil alih jabatan 92. H. J. De Craaf dan G. Th. Pigeaud, Puncak Kekuasaan Mata-
khalifah setelah menaklukkan kesultanan Mamalik tahun 1517 ke- ram: Politik Ekspansi Sultan Agung, Uakarta: Pustaka Grafiti Pers,
mudian memboyong Khalifah al-Mutawakkil, khalifah terakhir ke- 1987), h. 272-282.
turunan 'Abbasiyah. Selanjutnya jabatan itu diambil alih sendiri
dan seterusnya diserahkan kepada keturunannya. 93. Pengesahan oleh wali atau ulama barangkali telah dianggap
memenuhi. Bukankah para wali itu telah memperoleh legitimasi
84. Pengesahan seorang sultan biasanya dilakukan dalam suatu dari silsilah mereka yang sampai kepada Nabi Muhammad? De-
upacara di istana Khalifah. Sultan yang akan dilantik datang ngan keuntungan silsilah itu mereka anggap benvenang untuk
menghadap khalifah dengan menyerahkan sejumlah "hadiah" dari mengesahkan sebuah kesultanan.
hasil rampasan perang atau zakat, pajak dan lain-lain. Seterusnya
lihat Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London and Macmillan 94. Pijper mengungkapkan adanya lembaga kepenghuluan ini se-
Press, 1974) dan Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Siyasi jak tahun 1615 di Banten. Struktur penghulu bertingkat-tingkat
wa al-Dini wa al-Saqafi wa al-Ijtima'i, (Kairo: Maktabah al-Nahdah mengikuti tingkat pemerintahan kerajaan. Setelah zaman Belanda,
al-Misriyah, 1967). penghulu tertinggi disebut penghulu kepala, di bawahnya peng-
hulu distrik, atau disebut na'ib (Arab: wakil). Lihat G. F. Pijper,
85. Konsep khilafah semula berarti kekuasaan politik pengganti Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, (Jakarta: UI Press, 1984), h.
285 286
68-71.
103. Mengenai kepastian berlakunya hukum bisa dijumpai dalam
95. De Graaf dan Pigeaud, Kerajaan, h. 76-77. sejarah adanya lembaga qada', suatu lembaga yang memiliki ke-
wenangan paksa (ilzam). Perbedaan antara hukm dan qada' ialah
96. Soal konflik ini bukan hanya tejadi dalam konteks Indonesia yang pertama berarti keharusan (al-luzum) sedang yang kedua
saja, sebab hal serupa juga terjadi antar pejabat-pejabat kerajaan berarti paksaan (ilzam). Kekuasaan seperti ini merupakan salah
di zaman Abbasiyah dengan ulama dan cendikiawan yang berada satu kekuasaan kenegaraan. Lihat Sa'ud ibn Sa'd, al-Tanzim al-
di luar birokrasi yang kemudian menimbulkan mihnah (peng- Qada' fi al-Mamlakah al-'Arabiyyah al-Sa'udiyyah, disertasi
asingan). Lihat Watt, Pergolakan, h. 105. Doktor,
(Riyad., Jam'iyyah Imam Muhammad, 1983), h. 46-48. Lihat pula
97. Menurut al-Ghazali pengangkatan imam ada tiga kemungkin- al-Ahkam, h. 20-68 tentang wilayat al-qada'.
an. Penentuan dari jurusan Nabi atau penentuan dari imam yang
sedang berkuasa dengan cara penunjukan (pemilihan) melalui 104. Kemungkinan perbedaan karena adanya kebebasan ijtihad
wilayatul- 'ahd, atau dengan cara tafwid (penyerahan kekuasaan) masing-masing pihak. Sementara para teoritisi bebas berijtihad
terhadap seseorang (lembaga?) yang nyata mempunyai kekuatan dan memberi fatwa, di pihak lain para qadi juga bebas berijtihad
(zu syaukah). Jika tidak ada imam kecuali hanya seorang (al- untuk menetapkan keputusan hukum di pengadilan. Mungkin
Ghazali menyebut Quraisy, tetapi juga berarti orang seperti itu) saja terhadap suatu hal yang sama terjadi hasil ijtihad yang tidak
yang ternyata dipatuhi dan membangun kekuasaan dan meme- sama, seolah-olah ijtihad ulama di luar pengadilan lebih sahih
gang kendali kekuasaan itu, bertindak dan bekerja dengan ke- daripada ijtihad qadi di pengadilan atau sebaliknya.
kuatannya, sehingga semua orang tunduk kepadanya, maka yang
demikian itu dipandang memenuhi sifat-sifat kekuasaan politik 105. Zaman 'Abbasiyah di Baghdad maupun Umayyah di Spa-
yang sah dan wajib ditaati. Hal itu ditentukan karena faktor nyol sudah dikenal adanya hukum acara (qanun al-murafa'at) yang
kekuatan yang nyata (syaukah) dan kemampuannya (kifayah) un- mengatur tata cara pemeriksaan perkara di pengadilan. Tentu saja
tuk menghindarkan kerusakan. Lihat Abd Hdmid al-Ghazali, Kitab keterikatan keputusan hukum di pengadilan dengan hukum ini
al-Iqtisad fi- al-I'tiqad, (8eirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1983), h. sedikit banyak akan mempengaruhi hasil ijitihad qadi, sedang
150. ulama yang berada di luar pengadilan bebas dari keterikatan itu.
Lihat al-Tanza'im, h. 249-251.
98. Z.A. Noeh, "Waliyyul-Amri Dharuri bisy-Syaukah, Antara
Fakta Historis dan Politik", Panji Masyarakat, Th 1985, nomer 456. 106. G.F. Pijper, Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, (Jakarta: VI
Selanjutnya dikutip Waliyyul-Amri. Press, 1984), h. 72.

99. Ibid. 107. Z.A.Noeh dan Abdul Basit Adnan, Sejarah Singkat Pengadilan
Agama di Indonesia, (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), h. 23.
100. Ibid.
108. Di zaman Belanda pamongpraja membawahi penghulu,
101. Noeh, Waliyyul-Amri. anggota raad agama, pegawai pekauman, urusan masjid, zakat,
haji, perkawinan dan pengajaran agama; Departemen van Justisi
102. Al-Ghazali, al-Iqtisad, h. 148-149. membawahi Mahkamah Islam Tinggi dan raad agama; Kantoor
287 288
voor Indiansche Zaken merupakan badan penasehat pemerintah peraturan tersebut. Kedua konferensi itu diselenggarakan
mengenai urusan agama; dan zaman Jepang didirikan Kantor waktu Menteri Agama dijabat K.H. Faqih Usman dari
Urusan Agama di bawah Gunseikanbu. Lihat Abu Bakar, Sejarah Muhammadiyah (Masyumi).111 Konferensi yang kedua ini
Hidup K.H.A. Wachid Hasjim dan Karangan Tersiar, Jakarta: menyetujui keputusan konferensi sebelumnya dan menge-
Panitia sahkan kewenangan Menteri Agama mengatur ketentuan-
Penjusun Departemen Agama, 1957), h. 595-609. ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut.
Tidak mengherankan kalau kemudian titik berat perhatian Konferensi juga memutuskan wali termasuk salah satu ru-
Kementerian Agama untuk menjalankan tugas dan wewe- kun perkawinan. Penunjukan wali hakim bagi mempelai
nangnya dalam bidang ini, walaupun sebenamya bidang lain wanita yang tidak mempunyai wali sendiri harus dilakukan
seperti penerangan, pendidikan (dahulu pengajaran) dan oleh zu syaukah, karena itu sudah pada tempatnya urusan
lain-lain juga ada. Akan tetapi dalam seal perkawinan inilah ini dicampuri oleh Menteri Agama.ll2 Namun terhadap
yang menyentuh langsung konsep hukum yang tentu saja keputusan dua kali konferensi alim ulama itu partai Perti
memerlukan penataan kewenangan kekuasaan secara sah. masih belum merasa puas, maka diajukan pertanyaan ke-
Peraturan Menteri Agama nomer 4 tahun 1952 tentang wali pada Menteri Agama lewat DPRS yang dijawab oleh
hakim untuk luar Jawa dan Madura antara lain menetapkan Menteri Agama akan diselenggarakan konferensi alim ula-
wewenang penunjukan (pengangkatan) kadi-kadi nikah (pe- ma yang lebih luas lagi dan konferensi ketiga diselenggara-
gawai pencatat nikah) oleh kepala kantor urusan agama kan tanggal 2-7 Maret 1954. Dalam konferensi alim ulama
kabupaten.109 Ketentuan dalam peraturan ini kemudian men- yang terakhir ini K.H. Sulaiman Arrasuli meralat redaksi
dapat reaksi ulama dari Sumatera Barat, melalui Perti ke- keputusan konferensi terdahulu yang tertulis sebelumnya
mudian diajukan pertanyaan kepada pemerintah dalam iu syaukah diralat menjadi bi al-syaukah (bisysyaukah), sebab
sidang DPRS. Di Minangkabau prosedur pengangkatan wali kata zu syaukah dalam referensi fikih berarti kepala negara
bagi mempelai wanita yang tidak mempunyai wali sendiri, yang kafir (sultan kafir), sedang kepala negara dan perdana
telah melembaga sebelumnya melalui lembaga ninik mamak menteri waktu itu seorang muslim.113 Istilah fikih yang
yang telah mereka akui sebagai lembaga ahl al-hall wa al-'aqd. dipakai untuk menunjuk seorang imam yang muslim pada
Menteri Agama K.H. Masjkur menanggapi pertanyaan ter- negara yang belum memenuhi syarat sebagai negara me-
sebut dalam sidang DPRS tanggal 3 September 1953 dan nurut hukum Islam adalah bi al-syaukah, waliyy al-amr al-
menjanjikan akan mengundang ulama yang lebih luas untuk daruri bi al-syaukah.114
mengadakan konferensi membicarakan seal tersebut. Kon- Pernyataan partai Islam Perti sebelumnya yang tidak
ferensi berlangsung tanggal 2-7 Maret 1954, dihadiri sejumlah menyetujui peraturan Menteri Agama nomer 4 tahun 1952
ulama dari berbagai golongan memberikan 5 agenda masalah mendapat tanggapan bekas Gubernur Sumatera Tengku
termasuk di antaranya masalah tauliyah (pengangkatan) wali Moehammad Hasan. Dalam pernyataannya tanggal 11
hakim.110 Februan 1954, Hasan mengemukakan bahwa Pengadilan
Peraturan Menteri Agama nomer 4 tahun 1952 itu dike- Raja (Zelfbestuurschrehclspraak) di Sumatera telah dihapuskan
luarkan setelah mendengar fatwa dari konferensi alim ula- (Lembaran Negara R1 Nomer 23/1947), karena itu sebagai
ma di Tuga, Jawa Barat, tanggal 12-13 Mei 1952. Kemudian Gubernur Sumatera dan wakil pemerintah pusat telah
konferensi alim ulama diselenggarakan sekali lagi, tanggal memerintahkan pembentukan mahkamah syar'iyah di seluruh
4-5 Mei 1953, untuk membahas peraturan tersebut karena Sumatera.115 Hasan mengusulkan kepada Menteri Agama
adanya protes partai Islam Perti yang tidak menyetujui agar lembaga itu difungsikan kembali, sebab lembaga itu
289 290
bukanlah lembaga partikelir dari perhimpunan Islam, akan Dengan menunjuk pendapat sejumlah ahli fikih dike-
tetapi suatu pengadilan agama, suatu instansi yang sah dari mukakan argumentasi mengenai dasar-dasar imamah (ke-
pemerintah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Menteri kuasaan politik) yang dalam berbagai referensi tersebut
Agama berwenang menetapkan peraturan dan menyempur- diungkapkan dengan beberapa istilah antara lain khilafah,
nakan organisasi mahkamah syar'iyah di Sumatera itu dan imarah, atau mulk.118 Diakui bahwa sultan menurut hukum
sekaligus tidak membenarkan pernyataan partai Islam Perti. Islam adalah pemegang kekuasaan yang berwenang melak-
Keputusan konferensi alim ulama dengan Menteri sanakan hukum Islam dalam kehidupan bernegara, tetapi
Agama selengkapnya ialah: kekuasaan negara RI belumlah dianggap memenuhi konsep
imamah di atas. Walaupun demikian kekuasaan itu adalah
1. Presiden sebagai Kepala Negara, serta alat-alat Negara defakto memiliki kekuatan (syaukah) dan diakui oleh selu-
sebagai dimaksud dalam UUD pasal 44, yakni Kabinet, ruh rakyat Indonesia. Tidak logis di tengah kekuasaan itu
Parlemen dan sebagainya adalah Waliyyu'l Amri Dlaruri kaum muslimin membangun kekuasaan politik sendiri ter-
bi'Syaukah (waliyy al-amr al-daruri bi al-syaukah). pisah dari kekuasaan kenegaraan RI untuk menjalankan
hukum Islam. Dengan pertimbangan bahwa di dalam nega-
2. Waliyyul Amri Dlaruri wajib ditaati oleh rakyat dalam ra RI ummat Islam merupakan bagian terbesar dari warga
hal-hal yang tidak menyalahi Syari'at Islam. negaranya, maka dapat dimengerti kalau kemudian ke-
kuasaan kenegaraan RI juga mengikat kepada ummat Islam
3. Tauliyah wali hakim dari Presiden kepada Menteri Aga- di Indonesia. Atas dasar ini konferensi alim ulama itu
ma dan seterusnya kepada siapa saja yang ditunjuk, kemudian memutuskan bahwa kekuasaan kenegaraan RI
termasuk pula Tauliah Wali Hakim yang menurut ke- yang dicerminkan dalam kekusaan kepala negara dan pe-
biasaan yang hidup di tempat-tempat yang ditunjuk oleh megang kekuasaan lembaga kenegaraan lainnya,119 adalah
Ahlu'l-halli Wa'l-aqdi, adalah sah. Untuk menjalankan kekuasaan yang defakto memiliki kekuasaan (syaukah) de-
aqad-aqad nikah Wali Hakim, sesuai dengan yang di- ngan istilah waliyy al-amr al-daruri bi al-syaukah (kekuasaan
maksud oleh UU Pencatatan Perkawinan, Talaq, dan temperer yang defakto). Mengingat tidak mungkin mem-
Ruju' harus ada surat peresmian (tertulis pengresmian) bangun kekuasaan politik sendiri untuk menjalankan hu-
lebih dahulu dari pemerintah. kum Islam, maka kekuasaan yang memiliki syaukah itu
diterima dalam keadaan darurat atau temporer.120
4. Berhubung dengan ayat 1, 2, dan 3 tersebut di atas, Konferensi itu kemudian menyatakan setuju dan me-
maka nyatalah bahwa Peraturan Menteri Agama Nomer nguatkan peraturan Menteri Agama nomer 4 tahun 1952
4 Tahun 1952 tentang Wali Hakim untuk luar Jawa dan dan mengakui hak Menteri Agama untuk mengangkat serta
Madura adalah sah.116 menunjuk (tauliyah) wali hakim bagi perkawinan wanita
yang tidak mempunyai wali nasb (sedarah), atau walinya
Dengan keputusan ini maka di tempat-tempat (negeri, sendiri gaib,'udl (menolak), dan sebagainya.121 Dalam per-
marga dan sebagainya) yang menurut kebiasaan yang hi- aturan Menteri Agama tersebut kewenangan tersebut dilim-
dup kadi-kadi nikah dipilih oleh ahl al-hall wa al-'aqd, maka pahkan kepada Kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten
kepala Kantor Urusan Agama Kabupaten dapat mengesah- dan seterusnya kepada pejabat bawahan mereka para kadi
kannya sebagai pejabat pencatat perkawinan yang sekaligus atau pegawai pencatat perkawinan. Dengan demikian tra-
menjalankan wewenang sebagai wali hakim.117 disi pengangkatan (tauliyah) wali hakim yang biasanya di-
291 292
lakukan oleh ninik mamak di Minangkabau tidak berlaku alim ulama berkecenderungan. Dan nampaknya kecende-
lagi dengan alasan tidak mungkin dua kekuasaan sama- rungan itu beralasan mengingat hukum perkawinan Islam
sama berlaku untuk satu masalah tauliyah.122 Tentulah ha- hendak ditata ke dalam sistem hukum nasional Negara RI.
rus dipahami bahwa kekuasaan Menteri Agama bukanlah Tidak lain sultan yang dimaksud dalam hadis tersebut ada-
Menteri Agama itu sendiri yang memiliki kekuasaan asal, lah lembaga politik negara, dan bagi ummat Islam Nusan-
sebab Menteri Agama adalah pemimpin sebuah lembaga tara adalah Negara Republik Indonesia itu sendiri. Dalam
yang berada di dalam negara RI, di bawah pemerintah. hubungan sultan yang akan bertindak sebagai wali bagi
Konferensi juga menggarisbawahi pendapat 'Abd al- wanita yang tidak mempunyai wali sendiri, maka sultan
Rahman Ba'lawi bahwa Tanah Jawa (Indonesia) adalah yang defakto memiliki kekuasaan itu diterima sebagai ke-
Darul-Islam, dengan alasan pernah ada kekuasaan politik di nyataan temporer (daruri). Tentu saja sultan tersebut tidak
tangan ummat Islam yaitu ketika zaman kerajaan-kerajaan mungkin bertindak sendiri untuk melaksanakan tugas ditil,
Islam dahulu dan bagian terbesar penduduknya beragama karena itu maka pelimpahan wewenang kekuasaannya da-
Islam.123 Namun kenferensi itu tidak melihat arti kata Da- pat dijabarkan melalui berbagai lembaga yang berada di
rul-Islam sebagai negara Islam dalam arti formal, sebab dar bawahnya menurut hirarki dan jenjang organisasi kelem-
di situ berarti "daerah" tempat masyarakat Islam menetap bagaan negara.
bahkan menjadi bagian terbesar penduduknya. Suatu ne- Keputusan ini ditanggapi antara lain sebagai pemberian
gara disebut negara Islam ialah apabila negara itu berdasar "gelar" kepada Presiden Soekarno.124 Istilah waliyyul-amr di-
Islam dan peraturan hukum perundang-undangannya ber- anggap tidak tepat karena istilah itu hanya benar untuk
dasar syari'ah Islam. Negara Indonesia jelas bukan negara kepala negara Islam.125 Persis menuduh para ulama itu
yang demikian itu. Prosedur pengangkatan kepala negara- tidak mampu mengambil hukum dari sumber ajaran Islam
nya (waktu itu) dan pejabat kenegaraan lainnya dipandang yaitu Qur'an dan hadis dan mengusulkan supaya Menteri
belum memenuhi ketentuan yang sah, selain persyaratan Agama mengundang konferensi yang lebih luas lingkupnya
pribadi belum terpenuhi. Karena itu kepala negara RI be- untuk membatalkan keputusan konferensi itu. Arudji
lumlah memenuhi syarat disebut sebagai sultan atau imam Kartawinata (PSII) mengatakan keputusan konferensi alim
al- a'zam pemegang kekuasaan tertinggi yang lazimnya di- ulama melanggar UUD. Islam tidak mengenal kepala ne-
gunakan dalam negara atau kerajaan Islam. gara konstitusional seperti yang dianut UUDS 1950. Oleh
Dalam hubungan dengan soal perkawinan dan tauliyah sebab itu Presiden RI tidak bisa menjadi waliyyul-amri
wali hakim, dasar yang digunakan ialah hadis Nabi al- daruri, kabinet juga tidak bisa dianggap demikian, karena
sultan wa-liyy man la waliyya laha (sultan ddalah wali bagi tidak berdasar Islam.127 Presiden RI mengangkat sumpah
wanita yang tidak mempunyai wali). Ada perbedaan pen- setia kepada Pancasila dan UUD, bukan kepada Islam.
dapat dalam penafsiran kata sultan dalam hadis tersebut. Presiden RI tunduk kepada hukum yang bukan hukum
Ada yang berpendapat kata itu menunjuk kepada lembaga- Islam.128 Hubungan antara "gelar" dengan soal perkawinan
lembaga masyarakat yang hidup dan berfungsi seperti ninik dianggap tidak benar karena selama ini perkawinan di-
mamak di Minangkabau dan mungkin rembug desa di Jawa lakukan tanpa menyebut atau menghubungkan dengan "ge-
atau lembaga kyai dan organisasi-organisasi sosial formal lar" itu, dan perkawinan itu pun sah.
lainnya. Di pihak lain kata itu berarti lembaga kekuasaan Tanggapan mengenai perkawinan tanpa dihubungkan de-
politik yang formal seperti khilafah, sultanah, atau negara. Ke ngan waliyy al-amr yang telah berjalan dan dinilai sah,
dalam pengertian yang kedua inilah: agaknya konferensi nampaknya tidak berangkat dari pemahaman fikih yang
293 294
baik. Sejak zaman Belanda perkawinan bagi wanita yang al-amr, padahal keputusan konferensi tidak menyebutkan
tidak mempunyai wali, maka penghulu yang bertindak se- terbatas kepada presiden dan wakil belaka, melainkan lem-
bagai wali. Padahal penghulu itu diangkat dan diberhen- baga negara lainnya seperti kabinet, parlemen, mahkamah
tikan oleh pemerintah kolonial Belanda yang "kafir". agung dan dewan pengawas keuangan. Mengutip beberapa
Lembaga kepenghuluan itu "menempel" pada lembaga ke- sumber tafsir al-Qur'an, Moenawar Chalil berpendapat bah-
negaraan yang "kafir". Sementara di Minangkabau berlaku wa ulu al-amr (walyy al-amr) yang wajib dtaati ialah ahl
kekuasaan adat, ninik mamak, diakui sebagai lembaga ahl al-hall wa al-'aqd, tidak terbatas para hakim atau ulama,
al-hall wa al-'aqd, untuk mengangkat dengan cara bai'ah melainkan termasuk komandan militer, pemimpin partai
seorang wali hakim. dan lain-lain. Kewajiban taat kepada ulu al-amr terbatas
Menurut ketentuan fikih, pada masyarakat yang sudah pada urusan kebajikan, hal-hal yang tidak membawa dur-
teratur, seorang hakim atau qadhi diangkat atau ditunjuk haka kepada Tuhan.131
oleh ahl al-hall wa al-'aqd dengan cara bai'ah. Lembaga itu Sementara itu Arsjad Lubis mengomentari keputusan
biasanya terdiri dari kepala-kepala adat, pemimpin masya- konferensi dengan judul tulisan "Soal Kepala Negara atau
rakat yang diakui secara 'urf, adat, oleh masyarakat. Dalam Waliyyul Amri di dalam Islam".132 Menurut Lubis sesuai
suatu negara atau kerajaan, pengangkatan hakim atau qadhi dengan ketentuan fikih ada tiga cara pengangkatan imam.
dilakukan oleh pemegang kekuasaan negara atau keraja- Dengan cara bai'ah, peryataan persetujuan atau kesetiaan
an.130 Tentu saja di Indonesia yang sudah berdiri kekuasaan dari ahl al-hall wa al-'aqd terhadap sesorang yang disepakati
kenegaraan secara sah dan diperjuangkan dengan darah untuk diangkat menjadi imam. Dengan cara istikhlaf, pene-
dan harta, haruslah diakui sebagai kekuasaan yang sah tapan imam sebelumnya yang masih hidup terhadap sese-
pula untuk menjalankan hukum Islam, karena itu lembaga orang untuk menggantikannya setelah dia meninggal. De-
adat, seperti ninik mamak di Minangkabau, tidak diakui lagi ngan cara istila', pengangkatan imam dengan cara militer
agar tidak menimbulkan dualisme kekuasaan. dan paksaan.
Keterlibatan para penyusun konsep keputusan konferensi Cara yang ketiga ini ada yang sah dan tidak sah. Cara
alim ulama dalam birokrasi negara menjadikan konsep pe- yang sah ialah jika dilakukan terhadap imam yang me-
mikiran mereka berangkat dari asumsi kenegaraan yang ninggal tanpa ada penggantinya (tidak ada imam) atau
telah melembaga yaitu negara RI. Tidak mengakui negara imam yang digulingkan dulunya mendapatkan kekuasaan
RI sebagai negara ummat Islam berarti suatu pengingkaran karena istila' dan ternyata tidak cakap. Cara yang tidak sah
terhadap jerih payah perjuangan mereka sendiri dalam pe- ialah jika imam yang digulingkan mendapat jabatan melalui
rang kemerdekaan. Bahkan perang itu dinyatakan sebagai bai'ah atau yang menggulingkan (melakukan istila') orang
jihad yang wajib secara 'ainiyah (individual). Oleh sebab itu, kafir.
negara RI harus diterima sebagai kenyataan adalah negara Selanjutnya menurut Lubis, imam yang diangkat dengan
ummat Islam sendiri. Dengan asumsi ini maka upaya men- cara bai'ah atau istikhlaf disebut waliyy al-amr, sementara
jadikan hukum Islam (dalam arti baru mungkin hukum yang memperoleh jabatan dengan cara ketiga disebut waliyy
perkawinan) sebagai bagian dari sistem hukum nasional al-amr bi al-syaukah. Kepala negara yang berkuasa, dipatuhi
dalam negara RI adalah suatu yang wajar karena negara ini dan perintahnya ditaati, meskipun negaranya tidak ber-
adalah negara ummat Islam sendiri. dasar Islam, disebut zu syaukah. Demikian pula pemimpin
Komentar lain mengenai keputusan konferensi umumnya pemberontak, dalam lingkungan wilayah kekuasaannya.
juga berkaitan dengan anggapan presiden sebagai waliyy Tentang kategori daruri, Lubis mengatakan apabila tidak
295 296
ada imam yang mencukupi syarat sedang ummat Islam lebih seperti kabinet presidensiil).l35 Bentuk kekuasaan per-
memerlukan imam, maka imam yang tidak memenuhi sya- tama wazir (kabinet?) memiliki kekuasaan penuh atas pe-
rat itu diterima mengingat kebutuhan. Imam yang demi- merintahan negara, sementara yang kedua hanya terbatas
kian ini disebut daruri, legitimasi terhadap imam yang nya- sebagai pelaksana saja, bukan sebagai penguasa atau diberi
ta berkuasa. Selanjutnya mengutip kitab fikih al-Iqna' 'ala kekuasaan.l36
Syarh al-I'anah dikatakan wajib taat kepada imam, meskipun Walaupun secara langsung peristiwa di atas mengenai
zalim, sepanjang tidak melanggar larangan agama (Islam). soal kebutuhan lembaga kekuasaan hukum untuk mele-
Tentang kewajiban taat ini dikatakan telah disepakati (ijma') gimitasi kekuasaan menjalankan hukum perkawinan Islam
ahli fikih. dalam negara RI sejauh yang bisa diterima menurut kaidah
Kepala negara yang berkuasa yang tidak diangkat me- hukum, memperlihatkan kecenderungan yang dekat sekali
nurut cara-cara di atas dan tidak menjalankan tugas sebagai hubungan konsep politik dengan fikih. Pendekatan fikih
"pengganti Nabi untuk menegakkan dan memelihara agama yang dilakukan dalam memandang soal politik merupakan
dan siasat dunia", adalah zu syaukah, tidak dapat dianggap salah satu alternatif menghadapi jalan buntu untuk me-
sebagai imam atau waliyy al-amr secara Islam, karena itu lahirkan suatu kekuasaan kenegaraan sendiri yang gagal
tidak ada kewajiban taat kepadanya. Namun sebelumnya diperjuangkan secara sah dalam sidang BPUPKI awal ke-
Lubis menyetujui pendapat ahli fikih dan dikatakan sudah merdekaan. Meskipun demikian dengan penegasan bahwa
ijma' tentang keajiban taat kepada imam meskipun zalim.133 asas Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila sebagai
Lain bagaimana dapat dipahami seorang imam yang zalim dasar negara merupakan pencerminan asas tauhid dalam
dapat dianggap "menegakkan dan memelihara agama Islam Islam, setidaknya menurut kalangan Islam sendiri, telah
dan siasat dunia dan menjalankan kekuasaan menurut cukup sebagai alasan kekuasaan kenegaraan RI telah me-
syari'ah Islam?" miliki legitimasi yang sah untuk menjalankan kekuasaan
Dengan keterangan di atas Lubis membuat kesimpulan hukum Islam.
bahwa pengangkatan kepala negara RT menurut UUD 1950 Tujuan dilembagakannya kekuasaan politik (imamah), se-
berbeda dengan pengangkatan kepala negara menurut UUD perti dikemukakan al-Mawardi di awal bab ini, "untuk
1945. Kepala negara menurut UUD 1945 memiliki syaukah, (tujuan) menjaga agama dan mengatur dunia", untuk se-
sedang menurut UUD 1950 tidak. Kepala negara RI me- bagian kekuasaan pemerintahan negara RI telah dianggap
nurut UUD 1950 "belum mempunyai ikatan hukum secara memenuhi definisi itu. Bahwa secara nyata kekuasaan ne-
Islam yang dapat disebut sebagai khilafah, imam, amir al- gara RI telah "menjaga" agama dengan pembentukan lem-
mukminin, atau waliyy al-amr menurut Islam". Sehubungan baga Kementerian Agama (sekarang Departemen Agama)
dengan itu pengangkatan wali hakim atau kadi sesuai de- merupakan alasan yang kuat terhadap pengakuan kekuasa-
ngan ketentuan fikih dapat dilakukan oleh ahl al-hall wa an kenegaraan RI itu telah memenuhi syarat berwenang
al-'aqd atau zu syaukah. Pemerintah Indonesia dalam hal ini untuk menjalankan kekuasaan hukum Islam, khususnya da-
Menteri Agama dinilai memiliki syaukah, bukan karena pe- lam bidang perkawinan dan hal-hal yang berkaitan dengan
merintah RI sebagai waliyy al- amr.134 itu.
Namun Lubis tidak menyinggung tentang pemberian ke-
kuasaan pemerintahan kepada wazir yang menurut referen- ________________________________________________________
si fikih ada dua yaitu wizarah al-tafwid (kurang lebih se- _
perti kabinet parlementer) dan wizarah al-tanfiz (kurang
297 298
________________________________________________________ 114. Laporan Tahunan, h. 811.
_
115. Ibid., h. 811. Hasan pernah menulis buku yang diterbitkan
Catatan kira-kira tahun 1937, isinya antara lain tidak menyetujui rencana
perkawinan tercatat dan pemindahan soal waris ke pengadilan
109. Kementerian Agama, Laporan Tahunan 1954, (Jakarta: Bagian negeri biasa yang ramai dibicarakan masyarakat Islam sekitar
Penerbitan, 1955), h. 807. Peraturan Menteri Agama nomer 4 tahun 1937. Lihat Berita NO, Th. 7, nomer 2, 1937.
tahun 1952 antara lain menetapkan mencabut kekuasaan penun-
jukan wali hakim dengan lisan yang telah diberikan oleh Menteri 116. Laporan Tahunan, h. 804.
Agama kepada Kepala Kantor Urusan Agama Propinsi dan mem-
batalkan tauliyah-tauliyah wali hakim yang telah diberikan instan- 117. Ibid.
si-instansi pemerintah dan swapraja serta tauliyah-tauliyah wali
hakim lainnya yang bertentangan dengan praturan ini. Pasal 2 118. Ibid
peraturan tersebut menetapkan bahwa Kepala Kantor Urusan
Agama Kabupaten diberi kuasa, untuk atas nama Menteri Agama, 119. Alat kekuasaan negara RI sebagaimana dimaksud ialah pasal
menunjuk kadi-kadi nikah (pembantu pegawai pencatat nikah) 44 UUDS tahun 1952 (yang berlaku ketika itu): presiden dan
untuk menjalankan perkawinan wali hakim. Selanjutnya dikutip wakil presiden, menteri-menteri, dewan perwakilan rakyat, mah-
Laporan Tahunan. kamah agung, dan dewan pengawas keuangan negara. Lihat Ke-
menterian Agama, Laporan Tahunan, 809-810. Al-Mawardi sendiri
110. Konferensi diselenggarakan tanggal 3-6 Maret 1954, sehari mengemukakan tujuan imamah dilembagakan untuk "menjaga"
sebelumnya diselenggarakan pertemuan pendahuluan di Jakarta agama dan mengatur dunia. Dengan adanya lembaga yang ter-
dan penutupan juga di Jakarta. Ulama yang diundang berasal sendiri yaitu Kementerian Agama yang tujuannya antara lain
dari 13 daerah di Indonesia, hadir 20 orang dan tidak hadir 18 untuk "menjaga" agama, maka dengan sendirinya negara itu se-
orang. Pertemuan pendahuluan dihadiri 11 orang utusan, 6 orang dikit banyak telah memenuhi kualifikasi imamah di atas. Lihat
dari Perti, 3 orang dari NU, dan 2 orang dari Muhammadiyah. al-Ahkam, h. 5.
Laporan Tahunan, h. 802-805.
120. Menurut al-Ghazali, terhadap penguasa (sultan) yang zalim
111. K.H. Faqih Usman menjabat Menteri Agama mulai 3 April dan bodoh tetapi memiliki kekuatan (syaukah) dan melawan atau
1952 sampai 1 Agustus 1953. Setelah itu dilanjutkan K.H. menjatuhkan penguasa tersebut akan menimbulkan anarki (fitnah)
Masjkur, 1 Agustus 1953 sampai 12 Agustus 1955. yang tidak tertanggung, diwajibkan meninggalkan upaya itu dan
tetap wajib loyal (taat). Alasannya karena Nabi Muhammad me-
112. Laporan Tahunan, h. 808. merintahkan taat kepada umara' dan melarang pertumpahan da-
rah (sal al-yad). Ihya' Ulum al-Din, (Misr: Syirkah Mustafa al-Babi
113. Z.A.Noeh, "Walijjul-Amri Dlaruri Bissyaukah: Antara Fakta al-Halabi, 1939), jilid II, h. 139-140. Lihat halaman 361, catatan
Historis dan Politis", Panji Masyarakat, Th. 1985, nomer 456. K.H. kaki nomer 19.
Sulaiman Arrasuli pernah menjabat sebagai ketua Mahkamah
Sya'iyah Propinsi Sumatera sebelum tahun 1950. 121. Salah satu ketentuan hukum Islam mengenai perkawinan
ialah seorang calon mempelai wanita harus mempunyai wali.
299 300
Prinsipnya wali adalah orang tua (ayah) sedarah atau kakek, ministrasi. Pendapat partai ini sudah dinyatakan sejak sebelum
kalau tidak ada maka saudara laki-laki bertindak sebagai wali. perang. Lihat Sikap PSII Mengenai Putusan Konferensi Alim Ula-
Kalau calon mempelai wanita tidak mempunyai wali sedarah, ma di Sindanglaja tentang Walijjul-Amri Dharuri, tanggal 26 April
atau walinya menolak dengan berbagai alasan atau tidak berada 1954, ditandatangani Arudji Kartawinata (Presiden) dan Sukardjo
di tempat, maka yang bertindak sebagai wali adalah sultan, atau (Penulis).
hakim sebagai wakil sultan. Lihat Zain al-Din al-Malibari, Fath
al-Mu'in Syarh Qurah al-'Ain, (Bandung: Almaarif, t.t.), h. 136- 128. Partai Islam, h. 343.
139.
129. Ibid., h. 344.
122. Dalam suatu masyarakat yang teratur, jabatan hakim atau
qadi dapat dilakukan secara pemilihan atau bai'ah oleh ahl al-hall 130. Zain al-Din al-Malibari, Fath al-Mu'in, h. 136-139.
wa al-'aqd majelis atau kumpulan'pemuka masyarakat. Sedang
dalam suatu negara atau kerajaan, jabatan itu dilakukan dengan 131. Moenawal Chalil, "Siapakah Ulil Amri yang wadjib
tauliyah, pengangkatan oleh pemegang kekuasaan dalam negara Ditha'ati?", Aliran Islam, Th. VII, nomer 61, 1954, h. 13-19.
atau kerajaan. Ibid.
132. M. Arsjad Th. Lubis, "Soal Kepala Negara atau Walijjul Amri
123. 'Abd al-Rahman Ibn Muhammad Ba'lawi, Bughyah al-Mustar- di dalam Islam", Ibid., nomer 60, h. 36-46.
syidin, (Kairo: al-Masyhad al-Husaini, t.t.), h. 245.
133. Lihat catatan kaki nomer 120
124. Firdaus A. N., "Presiden Soekarno Walijjul Amri 'Dharuri'?",
Aliran Islam, Th. VII, nomer 58, 1954, h. 13-15. M. Arsjad Th. 134. Keterangan ini agak membingungkan sebab sebelumnya di-
Lubis, "Soal Kepala Negara atau Walijjul Amri di dalam Islam", katakan "apabila kekuasaan imam diperoleh dengan jalan syaukah
Ibid., nomer 60, h. 36-46. Moenawar Chalil, "Siapakah 'Ulil-Amri, maka kekuasaan itu disebut walyy al-amr bi al-syaukah".
yang Wadjib Ditha'ati?" Ibid, nomer 61, h. 13-19. Bukankah
kalau Menteri Agama dinilai memiliki syaukah, maka pemerintah-
125. Ibid., (tiga sumber tersebut di atas). nya pun dapat dianggap sebagai waliyy al-amr bi al-syaukah?

126. Deliar Noer, Partai Islam, h. 343. 135. Al-Mawardi, AI-Ahkam, h. 22-23. Sebelum abad ke-20 ini
kekuasaan kenegaraan dalam Islam belum mengenal lembaga
127. Pernyataan PSII tetap hanya mengakui status Presiden, Ka- perwakilan rakyat seperti abad modern ini, karena itu imam yang
binet, dan Parlemen sesuai UUDS (1950). Belum ada aturan yang berkuasa umumnya di-"pilih" melalui istikhlaf atau istila'. Ke-
menambah status lain bagi ketiga organ kenegaraan tersebut. kuasaan wazir al-tafwid dengan sendirinya tidak dipertanggung-
Perubahan hanya sah oleh lembaga yang berwenang yaitu Kon- jawabkan kepada parlemen, tetapi diberi wewenang penuh oleh
stituante. Mengenai tauliyah wali hakim dapat ditetapkan terlepas imam yang berkuasa.
dari persoalan waliyyul-amr, seperti zaman Belanda atau ummat
Islam di negara lain yang tidak mempunyai waliyyul-amr (Tiong- 136. Ibid.
kok). Menurut PSII, pemerintah tidak mempunyai wewenang Sekarang ini dengan pengesahan UU Perkawinan dan
mencampuri seal perkawinan ummat Islam selain dalam hal ad- UU Peradilan Agama merupakan langkah setahap lebih
301 302
maju. Jika dahulu hal-hal semacam itu ditetapkan dengan menurut ajaran ahlussunnah waljamaah di bumi Nusantara.
peraturan Menteri Agama, maka sekarang sudah ditetapkan Meskipun demikian patut dikemukakan bahwa kerangka
melalui undang-undang yang derajat dan kekuatannya le- pendekatan ini jika diangkat untuk memahami suatu kon-
bih tinggi. Secara implisit kedua undang-undang itu mem- sep politik untuk merumuskan apakah suatu negara ber-
punyai substansi yang sama dengan keputusan konferensi dasar Islam dan memenuhi standard pokok sebagai negara
alim ulama menyusul peraturan Menteri Agama nomer 4 menurut Islam, agaknya bukan tanpa alasan. Selama ini
tahun 1952 tentang wali hakim, bahwa pemerintah negara pendekatan yang dilakukan dalam perjuangan politik untuk
RI berwenang menjalankan kakuasaan (sultah) hukum merumuskan negara Islam selalu berdasar kerangka ideo-
Islam. Apa yang dikemukakan Hatta di depan sejumlah logi politik formal yang belum pernah berhasil dan nam-
pemimpin Islam menjelang pengesahan UUD tahun 1945 paknya akan terus mendapat rintangan besar.
terbukti benar menjadi kenyataan. Realitas ini barangkali juga didukung oleh kenyataan
Selain tentang hukum keluarga seperti yang diuraikan di bahwa di negara-negara yang secara formal menganut ideo-
muka, NU juga pernah menilai bahwa substansi UU Pokok logi politik Islam belum menjamin substansi yang menjadi
Agraria yang dibahas DPRGR akhir tahun 1960 dapat di- tujuan akhir dari simbol itu, keadilan sosial, kesejahteraan
terima menurut pertimbangan itu, selain bahwa dengan yang merata dan stabilitas sosial politik, dapat diwujudkan
asas Ketuhanan Yang Maha Esa yang mempunyai fungsi menjadi kenyataan. Bahkan tidak sedikit malah justru me-
sosial ekonomi. Pemilikan tanah produktif yang berlebihan nimbulkan konflik dan anarki politik yang berkepanjangan,
yang membawa akibat pemupukan kekayaan dan ke- yang akibatnya juga makin menjauhkan dari gambaran
pincangan sosial ekonomi harus dicegah untuk melindungi idealnya sendiri. Inilah barangkali yang mendorong alim
petani yang lemah dan untuk menjamin pemerataan peng- ulama yang dimotori NU (juga Muhammadiyah dan Perti)
hasilan dan penyediaan pangan bagi penduduk.l37 Barang- untuk mengakui negara dan pemerintahan RI sah menurut
kali pertimbangan fikih yang dipakai NU ialah ijtihad hukum Islam sebagai upaya untuk secara bertahap me-
'Umar ibn Khattab yang menolak menetapkan tanah mulai langkah menuangkan konsep-konsep hukum Islam,
ghanimah yang subur di Irak (al-sawad al-Iraq) sebagai ram- walaupun secara fragmentaris, ke dalam sistem hukum na-
pasan perang untuk diserahkan kepada militer yang ikut sional dalam kehidupan bernegara di Indonesia.
merebut daerah tersebut, melainkan menyerahkan kembali
tanah tersebut sebagai milik negara kepada penduduk se- D. ASAS PANCASILA DAN AKIDAH ISLAM
tempat dengan bagi hasil atau sewa yang harus diolah
kembali untuk menjamin kebutuhan pangan rakyat. Pada- Seperti diketahui masa tiga atau empat tahun sebelum
hal tradisi sebelumnya baik zaman Nabi Muhammad mau- muktamar NU 27, Desember 1984, keadaan organisasi NU
pun zaman kekuasaan Abu Bakar tanah rampasan perang seakan terbelah dalam konflik yang menegangkan. Puncak
yang demikian sebagian selalu dibagikan kepada militer dari ketegangan itu tejadi ketika Idham Chalid, ketua
yang ikut berperang. umum tanfidziyah NU, mengikrarkan pengunduran diri 2
Tentu saja karena studi ini tidak mengkhususkan kajian Mei 1982 (pernyataan itu resminya tertanggal 6 Mei) di
mengenai hal ini maka pendekatannya hanya dilakukan hadapan sejumlah ulama senior NU dan ra'is 'am Ali
sekilas secara garis besarnya belaka untuk mendukung ide Ma'shum. Ikrar itu kemudian dicabut Idham Chalid 14 Mei
pokok tentang konsep dan perilaku politik NU dalam upa- 1982. Timbul reaksi pro dan kontra terhadap ikrar yang
yanya untuk memperjuangkan berlakunya syari'ah Islam dicabut kembali itu. Sebagian kalangan NU menuduh ikrar
303 304
itu dilakukan dengan tekanan. Ulama senior NU di- Chalid mengeluarkan kebulatan tekad menerima asas Pan-
tunggangi kepentingan tertentu untuk mengkup kepemim- casila serta menerima dan mendukung kebijaksanaan PBNU
pinan Idham Chalid. Oleh karena itu ikrar pengunduran untuk menyelenggarakan muktamar.142 Sementara itu meski
diri Idham Chalid dinilai tidak sah, karena Idham Chalid akhirnya munas alim ulama menerima asas tunggal Pan-
terpilih dalam muktamar. 'Pengunduran diri atau penggan- casila, perdebatan berlangsung cukup alot.
tian ketua umum harus dilakukan lewat muktamar', kata Mungkin saja dua peristiwa itu terjadi secara kebetulan
mereka. Sementara itu Ali Ma'shum yang didukung sejum- belaka, mengingat ketika terjadi polemik tentang Pancasila
lah ulama senior NU berpendapat ikrar pengunduran diri dalam sidang BPUPKI maupun Konstituante, ada indikasi
itu sah, tidak dapat dicabut. Mereka berpendapat sesuatu kuat bahwa NU sejak mula dapat menerima Pancasila se-
hak yang sudah diberikan atau direlakan menurut hukum bagai asas bernegara maupun bermasyarakat. Akan tetapi
fikih tidak dapat dicabut kembali kecuali dengan kerelaan bahwa penerimaan asas tunggal Pancasila ketika terjadi
yang menerima hak.138 konflik yang menegangkan dalam tubuh NU sendiri se-
Rentetan ketegangan itu selanjutnya masing-masing fihak olah-olah timbul kesan mereka berusaha mencari dukungan
membentuk panitia muktamar untuk mendapatkan du- pemerintah, berlomba menerima asas tunggal itu. Kelom-
kungan formal organisasi. Dari kelompok Idham Chalid pok alim ulama NU sendiri sebenarnya sejak mula, setelah
ditunjuk Chalid Mawardi selaku ketua panitia, di lain fihak konflik pecah, mengisyaratkan akan menerima asas tunggal
syuriah NU di bawah koordinasi ra'is 'am Ali Ma'shum Pancasila. Pernyataan As'ad Sjamsul Arifin setelah meng-
membentuk panitia yang dikoordinasi Masjkur dan Imron hadap Presiden Soeharto menjelang munas alim ulama ta-
Rosjadi.139 Kelompok Ulama cukup mengalami hambatan hun 1983, memperjelas indikasi itu. Awal Agustus 1983,
formal untuk menyelenggarakan muktamar, karena ketua As'ad menemui Presiden untuk melaporkan rencana munas
umum tanfidziyah yang bertanggung jawab menyelenggara- alim ulama NU dan menegaskan 'ummat Islam Indonesia
kannya justru masih dipersoalkan. Kemungkinan penye- wajib menerima Pancasila, dan haram hukumnya bila me-
lenggaraan pertemuan yang sah menurut AD ialah mu- nolak'.143 Barangkali karena alasan itulah maka pertemuan
syawarah nasional (munas) alim ulama NU, sebab kegiatan pimpinan wilayah NU yang dikoordinasi kelompok Idham
itu memang di bawah tanggung jawab syuriah NU. Panitia Chalid buru-buru mengeluarkan kebulatan tekad menerima
munas ditunjuk Abdurrahman Wahid.l40 asas tunggal Pancasila dengan harapan akan mendapat du-
Ketika munas alim ulama NU berlangsung di Situbondo, kungan pemerintah untuk menyelenggarakan muktamar.
di Jakarta kelompok Idham Chalid menyelenggarakan rapat Dalam munas alim ulama NU tahun 1983 masalah asas
pleno PBNU yang diperluas dengan menghadirkan pim- tunggal Pancasila cukup seru diperdebatkan. Makalah uta-
pinan wilayah NU seluruh Indonesia. Rapat itu diselengga- ma yang menjadi acuan agenda sidang tentang asas Pan-
rakan untuk mempersiapkan muktamar NU yang diren- casila disampaikan Achmad Siddiq, waktu itu jabatan
canakan April 1984. Namun rapat itu gagal karena Dinas formalnya anggota mustasyar PB Syuriah NU. Makalah de-
Intel Mabes Polri memerintahkan untuk menunda rapat lapan halaman yang dikemukakan Achmad Siddiq intinya
itu.141 Barangkali karena mereka merasa terpukul karena mengandung dua ha1.144 Pertama, membahas tentang ke-
munas alim ulama di Situbondo mendapat dukungan pe- dudukan ulama (syuriah) dalam NU sebagai sentral orga-
merintah, mereka kemudian berusaha memperoleh duku- nisasi, pendiri, pengendali dan pembimbing organisasi dan
ngan yang sama. Meski rapat pleno itu gagal, pertemuan jamaah NU. Menurut Achmad Siddiq, dalam sejarah NU
pimpinan wilayah NU yang dikoordinasi kelompok Idham telah terjadi pergeseran kedudukan ulama. Tanfidziyah
305 306
yang seharusnya orang kepercayaan syuriah dan ulama, Islam'. Oleh karena itu Achmad Siddiq menyimpulkan,'NU
ada yang bersikap menentang. Sikap ini menurut Achmad dapat dibenarkan memenuhi ajakan pemerintah tentang
Siddiq dapat menggoyahkan sendi-sendi NU. Sebenarnya asas tunggal Pancasila, dengan pengertian hal itu tidak
keputusan kembali kepada khittah NU sudah lama diambil, berarti NU mengesampingkan Islam'. Selanjutnya Achmad
sejak muktamar NU 1979 di Semarang, tetapi hingga kini Siddiq mengusulkan agar anggaran dasar NU diubah se-
belum terlaksana. Achmad Siddiq mengusulkan agar diam- demikian rupa agar asas tunggal Pancasila dan Islam tidak
bil langkah yang mempertegas wewenang ulama. Dari usul saling bertentangan. Diusulkan agar dalam AD NU dican-
ini kemudian munas memutuskan bahwa pengurus NU di tumkan mukaddimah yang memuat sikap dasar NU, ter-
semua tingkatan adalah pengurus syuriah yang dipilih utama mengenai orientasi NU tentang Islam. Selanjutnya
langsung dalam muktamar NU.145 Achmad Siddiq juga pasal-pasal anggaran dasar perlu disusun kembali dengan
mengusulkan pemecahan mengenai hak politik warga NU. mencantumkan asas tunggal Pancasila dan menyesuaikan
Menurutnya, hak ini merupakan hak asasi seluruh warga beberapa pasal dengan penegasan dan pemantapan langkah
negara, termasuk warga NU. Ditegaskan,'tetapi NU bukan kembali kepada khittah 1926.
wadah politik praktis', karena itu diusulkan agar NU mem- Dalam pembahasan makalah Achmad Siddiq tentang asas
beri kebebasan penuh kepada warganya untuk 'masuk atau tunggal Pancasila dalam komisi khittah ternyata reaksi yang
tidak masuk suatu organisasi politik yang mana pun'. muncul cukup keras. Tidak kurang dari 34 orang yang
Bagian kedua dari makalah Achmad Siddiq mengulas ten- menanggapi makalah itu, hanya 2 orang yang setuju, 32
tang Pancasila. Meskipun GBHN hanya menentukan asas lainnya menentang.146 Muncul pula pernyataan yang dis-
Pancasila bagi partai politik dan Golkar, namun seruan dan ebarkan kepada peserta munas antara lain pernyataan yang
ajakan yang 'sangat' dari pemerintah agar seluruh orga- ditandatangani 37 kyai dari 36 pesantren di Madura, peng-
nisasi kemasyarakatan mencantumkan asas tunggal Pan- urus besar HMI dan KAHMI (Korps Alumni HMI) Sura-
casila dalam anggaran dasarnya 'patut dipertimbangkan de- baya. Pernyataan pertama menegaskan hendaknya munas
ngan wajar dengan kejernihan pikiran dan kesungguhan'. alim ulama NU tidak menerima asas tunggal Pancasila
Bagi NU, menurut Achmad Siddiq, pencantuman asas pada sebelum RUU keormasan ditetapkan menjadi undang-un-
anggaran dasar bukan hal yang mutlak. Terbukti pada dang. Sementara pernyataan HMI dan KAHMI mendesak
anggaran dasar NU 1926 tidak tercantum asas apa pun. NU agar menolak asas tunggal Pancasila.147 Reaksi peserta
Asas Islam baru dicantumkan setelah NU menjadi partai muktamar terhadap gagasan penetapan asas tunggal Pan-
politik. Setelah itu, awal atau menjelang tahun enam puluh- casila bagi NU umumnya khawatir hilangnya identitas
an, ditambahkan landasan perjuangan NU, Pancasila dan Islam, sebab justru orientasi Islam bagi organisasi sosial
UUD 1945. Achmad Siddiq menolak dikaitkannya asas keagamaan seperti NU menjadi jiwa dan denyut nafasnya.
Islam sebagai Ideologi. Islam adalah agama wahyu, semen- Tanpa Islam tidak lagi berarti bagi NU. Bahkan salah se-
tara ideologi atau ideologi politik hasil pikiran manusia. orang peserta menolak inti makalah tentang Pancasila itu
Agama, menurut Achmad Siddiq, bagi suatu organisasi dan menuduh sikap menerima Pancasila sebagai tindakan
keagamaan, seperti halnya bagi pemeluknya, merupakan murtad. Tampaknya sebagian besar peserta merasa takut
sesuatu yang prinsipil. Lebih dari sekedar ideologi. kalau asas Islam dalam NU hilang diganti yang lain. Para
Menanggapi ajakan pemerintah, Achmad Siddiq me- ulama senior NU yang merintis gagasan untuk menerima
ngatakan: 'Pemerintah tidak mengajak NU menerima asas asas tunggal Pancasila agaknya tidak menduga begitu ke-
tunggal Pancasila, pada saat yang sama, mengesampingkan rasnya reaksi yang muncul dari peserta munas. Namun
307 308
dengan kegigihan mereka akhirnya menjelang dini hari se- pyak tahun 1989. Pasal tentang akidah diletakkan pada
belum munas usai dicapai kompromi, baik yang menerima pasal 2 dan pasal tentang asas pada pasal 3. Perubahan ini
maupun yang menolak asas tunggal, keduanya sepakat me- agaknya ingin menegaskan bahwa akidah lebih tinggi nilai-
nolak jika kata Islam ditiadakan. nya dari asas. Akidah Islam bersumber dari Wahyu dan
Ketika giliran keputusan kompromi itu hendaknya di- kebenarannya mutlak, sementara asas bersumber dari nilai
rumuskan terjadi lagi ketegangan baru. Abdurrahman budaya dan tata pikir serta pandangan hidup bangsa Indo-
Wahid menghendaki konsep penerimaan Pancasila itu di- nesia yang dituangkan sebagai dasar, filsafat dan asas ber-
tuangkan dalam rumusan kalimat secara konngkret dalam negara, berbangsa dan bermasyarakat.
anggaran dasar, pada pasal tentang asas; dan dasar Islam Keputusan lain dalam kaitan dengan asas tunggal Pan-
pada pasal akidah. Di pihak lain, Tolchah Mansur, meng- casila itu dirumuskan dalam sebuah dokumen yang disebut
hendaki NU menerima Pancasila sebagai asas organisasi Deklarasi tentang Hubungan Pancasila dengan Islam. Deklarasi
sekaligus akidah Islam pada satu pasal. Perdebatan me- itu memuat lima butir penegasan sikap yang menafsirkan
ngenai hal ini kembali menegangkan sampai larut men- salah satu sila terpenting dalam Pancasila, Ketuhanan Yang
jelang pagi. Namun ketika pagi dini hari akhirnya rumusan Maha Esa, menurut tafsiran yang 'Islami'. Butir pertama
disepakati Pancasila sebagai asasi organisasi dalam anggaran deklarasi itu menegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar
dasar dan Islam sebagai akidah. dan falsafah negara bukanlah agama, tidak dapat menggan-
Selesailah sudah suatu pekerjaan besar munas alim ula- tikan agama dan tidak dipergunakan menggantikan agama.
ma NU yang sangat menegangkan itu. Pancasila diterima Selanjutnya butir kedua menegaskan bahwa sila Ketuhanan
sebagai asas tunggal organisasi dengan rumusan yang kom- Yang Maha Esa sebagai dasar negara menurut pasal 29 ayat
promistis, tidak mengesampingkan Islam. Mukaddimah 1 UUD 1945, menjiwai sila-sila yang lain. Sila Ketuhanan
anggaran dasar seperti yang diusulkan Achmad Siddiq di- Yang Maha Esa itu 'mencerminkan tauhid menurut pe-
rumuskan dengan susunan kalimat: ngertian keimanan dalam Islam'. Seperti diketahui pasal 29
ayat 1 UUD 1945 ialah: Negara berdasar atas Ketuhanan
... untuk mengorganisir kegiatan-kegiatannya dalam suatu Yang Maha Esa. Dasar negara itu menurut deklarasi munas
wadah yang disebut NU dengan tujuan untuk mengamalkan 'mencerminkan tauhid dalam Islam', sesuai dengan sila Ke-
Islam menurut faham ahlussunah waljamaah ···· jam'iyah NU tuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila.
berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa .... Bahwa Ketuhanan Penegasan ini sebenarnya bukannya tidak diduga. Seperti
Yang dikemukakan Hatta ketika bertemu dengan beberapa pe-
Maha Esa bagi ummat Islam merupakan kepercayaan terhadap mimpin Islam tanggal 18 Agustus 1945 menjelang sidang
(kepada ?) Allah SWT, sebagai inti aqidah yang meyakini PPKI untuk mengesahkan UUD, mereka dapat menerima
tidak ada penghapusan 'tujuh kata' yang tercantum dalam Piagam
Tuhan selain Allah SWT. Jakarta, karena dua alasan. Pertama, bahwa Ketuhanan Yang
Maha Esa mencerminkan monoteisme tauhid dalam Islam.
Selanjutnya ditambahkan pasal tentang asas,'NU berasas Kedua, demi menjaga kesatuan dan keutuhan wilayah ne-
Pancasila' pada pasal 2; dan pasal tentang akidah,'NU gara yang baru diproklamasikan sehari sebelumnya, sebab,
sebagai jam'iyah Diniyah Islamiyah beraqidah Islam menurut seperti dikemukakan dalam bab terdahulu, ada keberatan
faham ahlussunnah wal jamaah ..' pada pasal 3. Urutan dari masyarakat yang beragama Kristen di Indonesia bagian
pasal ini kemudian diubah dalam muktamar ke-28 di Kra- timur. Menurut mereka jika 'tujuh kata' dalam Piagam
309 310
Jakarta dipaksakan masuk dalam UUD mereka keberatan diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden. Berhubung
bergabung dalam negara RI yang baru diproklamasikan itu. dengan
Salah seorang yang dipandang Hatta berpengaruh dalam itu kedua perwira tinggi tersebut meminta pikiran NU materi
kesepakatan ini ialah Wachid Hasjim, tokoh NU yang me apa
miliki reputasi nasional ketika itu. Jadi rumusan deklarasi yang perlu dimasukkan dalam Dekrit Presiden.
itu hakekatnya menegaskan kembali apa yang disepakati "Isinya terserah Pemerintah tetapi hendaklah memperhatikan
sejak negara ini baru dilahirkan tanggal 18 Agustus 1945 suara-suara golongan Islam dalam Konstituante", kata Pak
yang lalu. Idham
Selain itu peristiwa yang dituturkan Saifudin Zuhri ke- Chalid.
tika Konstituante dianggap mengalami deadlock oleh peme- "Apa kongkretnya tuntutan golongan Islam itu?", Jenderal
rintah dan militer; dan pemerintah bermaksud hendak me- Nasution bertanya.
ngembalikan berlakunya UUD 1945, patut disimak. Saifudin "Agar Piagam Jakarta diakui kedudukannya sebagai
Zuhri menuturkan: menjiwai
UUD 1945", kataku.
Suatu malam di awal Juli 1959, telepon di rumah berdering "Bagaimana sikap NU apabila Presiden menempuh jalan
pada pukul 01.30 dini hari. Pak Idham Chalid meminta aku Dek-
datang rit?", Jenderal Nasution bertanya.
ke rumahnya di Jalan Jogja (kini Mangunsarkoro) 51. Aku "Kami tidak bisa katakan, itu hak Presiden untuk menempuh
diminta jalan menyelamatkan negara", jawab Pak Idham Chalid.l50
mendampingi beliau berhubung akan datang dua orang pejabat
amat penting. Jam 02.00 lebih sedikit aku tiba di Jalan Jogja ________________________________________________________
51 dan ______________
tak berapa lama datang dua orang tamu yang sangat penting itu ________________________________________________________
yang tak lain adalah Jenderal A. H. Nasution, Kepala Staf ______________
Angkatan Darat/Menteri Keamanan Pertahanan. Adapun yang
lain adalah Letkol CPM R. Rusli, Komandan CPM seluruh Catatan
Indonesia.
Kedatangan kedua perwira tinggi (satu tinggi, satu 137. Lihat Laporan Fraksi NU/Golongan Islam dalam DPRGR
menengah. tanggal 5 Agustus - 3 Oktober 1969; dan Laporan Fraksi NU
AH) itu untuk minta saran NU berhubung keduanya dalam DPRGR kepada PB NU tanggal 1 November 1960; Arsip
akan Nasional, Keleksi tentang NU Nomer 260.
berangkat ke Tokyo untuk menghadap Presiden Soekarno
yang 138. Katib Sani Syuriah NU K.H. Rodli Soleh mengutip kitab
sedang berobat di sana. Dari kalangan pimpinan ABRI fikih Bughyah al-Mustarsyidin mengemukakan bahwa ikrar yang
(istilahnya dinyatakan Idham Chalid sah, tidak dapat dicabut kembali. Demi-
waktu APRI) akan mengusulkan kepada Presiden agar UUD kian pula K.H. Badri Masduki dari Pesantren Badriadduja, Probe-
1945 linggo, mengutip kitab Tausyikh 'Ala ibn Qlrsim dan Syarwltni
'Ala
311 312
Tuhfah, mengatakan hal yang sama. dipahami wartawan Tempo. Lihat Tempo, 31 Desember 1983.

139. Tempo, 10 dan 17 Desember; 1983. Panitia Chalid Mawardi 144. Keputusan munas alim ulama NU nomer II tentang pemi-
merencanakan muktamar April 1984, sementara Panitia Masjkur lihan Khittah NU 1926, angka Romawi II. Keputusan Muktamar
Juli 1984. NU
XXVII, (Surabaya: NU Jawa Timur, 1985) h.19-20. Singkatan
140. Tempo, 17 Desember 1984. nama
NU dari penulis.
141. Ibid, Surat permohonan izin rapat pleno PBNU yang diper-
luas ditandatangani Ali Yafi, Idham Chalid dan Chalid Mawardi. 150. Saifudin Zuhri, Berangkat, hal. 451-452.
Ternyata dalam Dekrit Presiden Soekarno tanggal 5 Juli
142. Ibid, 17 Desember 1983. 1959 dalam konsiderannya menegaskan:'Kami berkeyakin-
an bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai
143. Tempo, 24 Desember 1983. Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut". Apakah pe-
144. Lihat makalah K.H. Achmad Siddiq, "Pemulihan Khittah negasan itu berkaitan langsung dengan peristiwa yang di-
NU 1926", disampaikan dalam munas alim ulama NU 1983 di tuturkan Saifuddin Zuhri di atas atau tidak, bukan per-
Situbondo. Makalah itu juga disampaikan kembali dalam muk- soalan yang penting. Persoalannya ialah sikap NU, dalam
tamar tahun berikutnya. hal ini Idham Chalid dan Saifudin Zuhri, seperti halnya
pendahulu mereka Wachid Hasjim, yang memandang bah-
145. Selanjutnya keputusan ini dituangkan dalam rancangan wa perubahan kalimat 'Ketuhanan dengan Kewajiban ..
AD/ART NU yang hendak diusulkan kepada muktamar. Seperti seperti yang tercantum dalam Piagam Jakarta, menjadi 'Ke-
diketahui pasal 37 ayat 4 ART NU ditetapkan bahwa ra'is 'am tuhanan Yang Maha Esa' dalam pembukaan dan pasal 29
dan wakil rais 'am NU dipilih langsung oleh muktamar. Ketua ayat 1 UUD 1945, bukan sekedar artifisial belaka tanpa
umum tanfidziyah juga dipilih langsung dalam muktamar, tetapi memiliki kesinambungan makna. Bahwa hal itu ditegaskan
sebelumnya dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada ra'is 'menjiwai', dan 'merupakan satu rangkaian kesatuan de-
'am dan wakil ra'is 'am terpilih. Rancangan pasal itu kemudian ngan konstitusi', merupakan kesinambungan makna.
disahkan muktamar ke-27 tahun berikutnya setelah munas. Hal yang sama juga disebutkan dalam TAP MPRS nomer
XX/1966 yang mengesahkan Memorandum DPRGR menge-
146. Tempo, 31 Desember 1983. nai tertib hukum dan urutan perundang-undangan Repu-
blik Indonesia tanggal 9 Juni 1966. TAP MPRS itu menjadi
dasar berlakunya kembali UUD 1945 di zaman Orde Baru
147. Ibid, 24 Desember 1983. ini. Pada bagian kedua dari sumber tertib hukum RI di-
sebutkan "Dekrit tersebut merupakan sumber hukum bagi
148. Wawancara dengan Abdurrahman Wahid. Tempo mengemu- berlakunya kembali UUD 1945 sejak 5 Juli 1959".151 Selan-
kakan hal yang sebaliknya antara pendapat Abdurrahman Wahid jutnya pada bagian tentang UUD Proklamasi huruf (b)
dan Talchah Mansur. Menurut Abdurraman Wahid, perdebatan dinyatakan bahwa "Penyusunan Pembukaan UUD '45 se-
ketika itu banyak menggunakan bahasa Arab, kemungkinan tidak sungguhnya dilandasi oleh jiwa Piagam Jakarta 22 Juli 1945,
313 314
sedangkan Piagam Jakarta itu dilandasi oleh jiwa pidato satu dengan membuang yang lain.156
Bung Karno pada 1 Juni 1945...." 152 Dengan demikian logis Dengan kerangka pemikiran seperti itu butir keempat
jika deklarasi munas alim ulama NU itu menegaskan bah- deklarasi menegaskan bahwa penerimaan dan pengamalan
wa dasar Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan tauhid Pancasila merupakan perwujudan dari upaya ummat Islam
dalam Islam oleh karena UUD 1945, dan karena itu juga Indonesia untuk menjalankan syari'at agamanya. Sebagai
Pembukaan dan batang tubuhnya, dijiwai oleh Piagam Ja- konsekuensi dari konsep pemikiran di atas ialah bahwa
karta. setiap muslim baik pribadi maupun sosial dapat menganut
Butir ketiga deklarasi selanjutnya menegaskan bahwa Islam paham ideologi dan mengikatkan diri ke dalam ikatan-
adalah akidah dan syari'ah, meliputi hubungan manusia ikatan sosial dan kultural, sepanjang hal itu tidak menyim-
dengan Allah dan hubungan antar manusia. Ini berarti bahwa pang atau bertentangan dengan, dan dapat mendukung
Islam bukanlah sejenis ideologi meskipun ia dapat dirumus- perwujudan, nilai-nilai Islam; maka logis jika ideologi Pan-
kan sebagai ideologi yaitu ideologi yang mengakarkan kon- casila juga dipandang sebagai apresiasi dan aktualisasi diri
septualnya berdasar ajaran Islam. Namun suatu ideoiogi, seorang atau masyarakat muslim Indonesia. Pancasila tidak
betapapun kompleks arti dan hal-hal yang terkandung di dipandang sebagai agama, melainkan sebagai subsistem
dalamnya sehingga mempengaruhi watak perilaku pribadi yang subordinatif dari Islam itu. Seperti halnya seorang
dan sosial, tetap merupakan hasil pikiran manusia.153 Demi- muslim dapat mengikatkan diri ke dalam suatu negara
kian pula jika Islam hendak dirumuskan sebagai suatu nasional atau lembaga kemasyarakatan dan politik tertentu
ideologi, maka ia akan tidak dapat menghindari paradigma yang tentu juga memiliki 'falsafah hidup' atau 'pandangan
tertentu yang mempengaruhinya antara lain sistem nilai, hidup' tertentu, maka dia dapat pula mengikatkan diri
tradisi, latar belakang sejarah dan sosial maupun budaya. dengan, dalam arti menerima dan mengamalkan, Pancasila
Tidak terkecuali Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa sebagai falsafah dan dasar negara maupun masyarakat. De-
Indonesia hakekatnya merupakan cipta karsa bangsa dan ngan demikian Pancasila dan Agama (Islam) menduduki
rakyat Indonesia untuk merumuskan suatu ideologi yang daerah dan wilayah sendiri-sendiri, tidak tumpang tindih
bersumber dari nilai-nilai luhur masyarakat dan bangsa atau salah satu menghilangkan yang lain. Orang muslim
Indonesia sendiri.l54 Oleh karena itu Setiap muslim, baik tetap muslim meski dia ber-Pancasila karena dia sebagai
secara pribadi maupun sosial, dapat dibenarkan menganut warga negara Indonesia dan tunduk kepada hukum dasar
faham filsafat atau ideologi tertentu, mengembangkan nilai negaranya, dan seorang muslim yang lain tetap muslim
budaya atau menganut tatanan sosial tertentu sampai ke meski dia tidak ber-Pancasila karena dia warga negara
bentuk suatu negara nasional atau mengikatkan diri ke dalam negara lain dan tentu juga tunduk kepada dasar hukum
suatu ikatan sosial yang lebih spesifik seperti organisasi negara yang berbeda.
kemasyarakatan atau politik, sepanjang semua itu tidak Penerimaan Pancasila oleh NU, baik sebagai asas tunggal
bertentangan dengan Islam dan dapat menempatkan masing- organisasinya maupun sebagai dasar negara, dapat disim-
masing dalam proporsi dan kedudukan yang benar.l55 De- pulkan karena dua hal. Pertama, karena nilai-nilai Pancasila
ngan demikian antara agama, dalam hal ini Islam, dan itu sendiri dianggap baik (maslahah). Islam memberi moti-
Pancasila, didudukkan dalam daerah masing-masing, ke- vasi kepada ummatnya untuk menerima, bukan hanya Pan-
duanya dapat sejalan, saling mengokoh kuatkan. Keduanya casila, tetapi juga, apa saja yang baik yang memberi
tidak bertentangan dan tidak boleh dipertentangkan. Ke- kontribusi bagi upaya untuk mewujudkan nilai-nilai Islam
duanya bisa bersama-sama dilaksanakan, tidak dipilih salah secara nyata.157 Dalam konteks seperti itu maka negara
315 316
nasional Indonesia yang memiliki batas wilayah, sistem wajiban..' menjadi 'Ketuhanan Yang Maha Esa' diyakini
nilai dan budaya, tradisi, juga hukum dasar dan falsafah mencerminkan tauhid dalam Islam, dan untuk menjaga
Pancasila, dapat diterima karena hal-hal tersebut memiliki keutuhan wilayah negara.161 Kritik yang muncul ialah se-
signifikansi untuk mewujudkan nilai-nilai Islam. Oleh ka- jauh mana representasi golongan Islam diwakili dalam per-
rena itu ra'is 'am NU Achmad Siddiq menegaskan setelah temuan dengan Hatta maupun dalam PPKI sehingga di-
usai muktamar NU 1984, bahwa NU menerima asas tung- terima sebagai misaq. Seperti telah dikemukakan terdahulu
gal Pancasila semata-mata karena motivasi agama, bukan sidang-sidang BPUPKI telah mencapai kesepakatan rumus-
politik.158 Menerima hal-hal yang baik yang memberi kon- an UUD. Piagam Jakarta disepakati sebagai pembukaan
tribusi untuk mewujudkan nilai-nilai Islam. Bagi NU, me- UUD dan beberapa pasal UUD disesuaikan dengan rumus-
nurut Achmad Siddiq, Negara RI adalah upaya final an Piagam itu. Ketika saatnya untuk disahkan dalam si-
seluruh bangsa, terutama kaum muslimin, untuk mendiri- dang PPKI (sebagai pengganti BPUPKI) muncul persoalan
kan negara di wilayah Nusantara.159 Negara RI yang ber- baru. Pertama, susunan keanggotaan PPKI mengalami per-
dasar Pancasila itu dipandang sebagai wasilah untuk me- ubahan dari susunan keanggotaan BPUPKI. Badan Penye-
wujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan lidik beranggotakan 62 orang, 15 mewakili nasionalis
bermasyarakat. mnslim. Panitia Persiapan beranggotakan 27 orang, 3 orang
Kedua, alasan Pancasila diterima karena fungsinya sebagai mewakili nasionalis muslim. Dari sembilan orang penan-
mu'ahadah atau misaq, kesepakatan, antara ummat Islam datangan Piagam Jakarta empat orang diangkat kembali
dengan golongan lain di Indonesia untuk mendirikan nega- sebagai anggota PPKI, lima orang lainnya tidak diangkat.162
ra. Oleh karena itu Negara RI dianggap merupakan upaya Menurut Prawoto Mangkusasmito Jepang turut berperanan
final yang bisa dicapai dalam kesepakatan seluruh bangsa, dalam penyusunan PPKI.163
termasuk kaum muslimin, untuk mendirikan negara di wi- Dalam kaitan dengan itu, maka yang kedua, munculnya
layah Nusantara. Ini berarti pengakuan bahwa negara itu perwira angkatan laut Jepang yang menghadap Hatta me-
didirikan dengan kesepakatan atau misaq antara ummat wakili ummat Kristen Indonesia bagian timur, memperkuat
Islam dengan golongan lain. Sebagai misaq, sejauh hal itu dugaan Sjafrudin. Sebelumnya, ketika dalam sidang-sidang
yang bisa dicapai, ummat Islam bertanggung jawab, demi- BPUPKI, mereka telah sepakat dengan golongan nasionalis
kian pula golongan lain, untuk memegang teguh kese- muslim dalam suatu kesepakatan yang disebut gentlemen
pakatan itu. Achmad Siddiq mengutip ayat al-Qur'an (13: agreement yang dipertahankan mati-matian oleh Soekarno,
19-20) 'Hanyalah ulul-albab yang dapat mengambil pela- Soepomo dan Hatta sendiri. Pernyataan yang selalu meng-
jaran, yaitu orang-orang yang memenuhi janji Allah dan ganggu ialah apakah hubungan antara susunan keanggota-
tidak merusak perjanjian itu.160 an PPKI, kedatangan perwira Jepang kepada Hatta dan
Pengertian al-mufuna bi 'ahdillah (orang yang memenuhi perubahan-perubahan rumusan UUD yang telah disepakati
janji Allah) yang tidak merusak perjanjian itu dapat juga sebelumnya dalam BPUPKI? Apakah tepat perubahan-per-
diperluas maknanya meliputi janji yang disepakati antar ubahan itu dinilai sebagai misaq antara golongan muslim
kelompok atau golongan, seperti yang dipraktekkan Nabi dengan golongan lain? Bukankah justru kesepakatan telah
Muhammad ketika mengadakan perjanjian yang dikenal Sulh dicapai sebelumnya dalam sidang BPUPKI? Lain mengapa
al-hudaibiyyah, maupun janji yang disepakati antar pribadi. tiba-tiba ada kesepakatan baru dalam sidang PPKI, badan
Pancasila diterima sebagai misaq ketika itu karena dua yang nilai representasinya tidak lebih baik dari badan se-
alasan, karena perubahan kalimat 'Kehtuhanan dengan ke- belumnya, BPUPKI?
317 318
Masalah ketiga ialah siapa yang hadir dalam pem- kinan perubahan-perubahan terhadap kesepakatan dalam
bicaraan dengan Hatta pada hari 18 Agustus 1945 sebelum BPUPKI. Meski dia menuntut lebih jauh selama sidang
sidang PPKI. Hatta menegaskan empat orang hadir dalam BPUPKI, presiden dan wakilnya harus beragama Islam dan
pertemuan itu: Wachid Hasjim, Bagus Hadikusumo, Kas- Islam sebagai agama negara, namun Wachid Hasjim sendiri
man Singodimedjo, dan Muhammad Hasan.164 Sementara berpendirian jika pertaruhannya dengan Piagam Jakarta
Prawoto, menegaskan Wachid Hasjim tidak hadir karena (dan pasal-pasal lain sebagai konsekuensi lanjutannya) itu
sedang bertugas ke luar kota.165 Jika benar empat orang akan menimbulkan perpecahan dan ancaman terhadap ke-
yang hadir, hanya Wachid Hasjim sebagai anggota penan- utuhan wilayah, agaknya bisa dimengerti mengapa Wachid
datangan Piagam Jakarta, tiga yang lain bukan. Apakah Hasjim menerima kesepakatan baru itu. Seperti dikemuka-
cukup representatif kesepakatan dengan Hatta itu diwakili kan pada bagian terdahulu Wachid Hasjim melihat pen-
Wachid Hasjim dari Panitia Sembilan untuk mewakili go- tingnya persatuan itu dipertahankan. Wachid Hasjim antara
longan Islam, sementara tiga lainnya (Agus Salim, Abikus- lain mengemukakan pentingnya dipelihara dan dikem-
no Tjokrosoejoso dan Kahar Muzakkir) tidak hadir, bahkan bangkan persatuan bangsa yang tidak terpecahkan. Per-
tidak diangkat sebagai anggota Panitia (PPKI). nyataan Wachid Hasjim yang ditulis 25 Mei 1945 itu dapat
Kontroversi ini memang sempat memancing perdebatan memberi kemungkinan tafsiran mengapa dia menerima ke-
yang menegangkan.166 Sampai seberapa jauh sebenarnya sepakatan baru. Dari kalangan muslim sendiri selama si-
campur tangan Jepang terhadap pembentukan PPKI itu dang BPUPKI ada sejumlah orang yang tidak setuju dengan
ditujukan untuk menekan golongan Islam. Namun terlepas kesepakatan yang kompromistis, lebih-lebih dari kalangan
dari kemungkinan adanya penekanan itu yang membuah- nasionalis sekuler. Terlihat misalnya dari pendapat-penda-
kan perbedaan perimbangan jumlah perwakilan golongan pat Bagus Hadikusumo, Kahar Muzakir, Sanusi, dan dalam
Islam dan sekuler dalam kedua badan (BPUPKI dan PPKI) beberapa hal termasuk Agus Salim. Dengan dasar pertim-
dan perubahan-perubahan lainnya, perdebatan yang ber- bangan itu barangkali empat orang yang bertemu Hatta
kembang selama sidang BPUPKI mengindikasikan ke- pagi hari 18 Agustus 1945 dapat memahami ajakan Hatta
mungkinan perubahan atas kesepakatan yang telah dicapai karena saran opsir militer Jepang. Itu pun masih disertai
dalam sidang BPUPKI sendiri. Menurut catatan Yamin, saling pengertian di antara mereka, dan juga 'Ketuhanan
Bagus Hadikusumo sendiri sejak mula tidak menghendaki dengan kewajiban ..' menjadi 'Ketuhanan Yang Maha Esa'
klausula yang kompromistis itu. Hadikusumo mempersoal- mencerminkan pengertian tauhid dalam Islam. Jelas bahwa
kan kata 'bagi pemeluk-pemeluknya' yang dianggapnya ti- ada kekhawatiran mereka jika klausula Piagam Jakarta akan
dak tegas.167 Klausula itu dipersoalkan Hadikusumo be- dipaksakan masuk ke dalam UUD akan membawa dampak
berapa kali. Klimaks dari pernyataannya ialah: '.. supaya perpecahan wilayah.
diusulkan apakah negara kita berdasar agama atau tidak. Masalahnya ialah UUD yang disahkan 18 Agustus 1945
Kalau tidak, tidak, habis perkara'.168 Kata 'bagi pemeluk- itu sejak mula dipersiapkan sebagai UUD sementara. Semua
nya' menurut Bagus Hadikusumo tidak memberi ketegasan pihak menyadari bahwa suasana ketika itu tidak memung-
dasar Islam bagi negara, sebab kata itu menimbulkan dua- kinkan menyusun UUD yang berlaku permanen. Ketika
lisme hukum, satu untuk ummat Islam dan satu lagi untuk UUD itu disahkan para pengambil keputusan itu menyada-
bukan Islam. ri akan menghadapi masalah, bukan saja dalam hal UUD
Sementara itu jika benar Wachid Hasjim hadir dalam itu sendiri, melainkan terhadap nasib negara yang baru
pertemuan dengan Hatta, juga masih memberi kemung- didirikan itu. Kemungkinan Belanda, dan ini akhirnya men-
319 320
jadi kenyataan, akan kembali lagi telah mendorong mereka kesatuan itu.
untuk mengesampingkan hal-hal yang berbeda satu dengan Apa yang diuraikan di muka adalah sikap NU tentang
lainnya guna lebih mempererat persatuan menghadapi an- Pancasila yang dirumuskan dalam sebuah deklarasi munas
caman itu. Selain itu pada saat-saat terakhir menjelang alim ulama 1983 kemudian dikokohkan kembali melalui
kemerdekaan masih belum jelas benar apakah Jepang ber- muktamar 1984. Deklarasi itu ditutup dengan pernyataan
tekuk lutut karena kekalahan dalam perang Pasifik. Kisah bahwa NU berkewajiban mengamankan pengertian yang
penculikan Soekarno dan Hatta oleh kelompok pemuda benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang murni
membuktikan ketidakjelasaan itu. Para pemuda itu masih dan konsekuan oleh semua pihak, yaitu Pancasila yang
merencanakan pemberontakan terhadap Jepang yang sudah nilai-nilai, kedudukan dan fungsinya seperti diuraikan di
'kalah', karena kekuatan militer Jepang sebenarnya masih muka.
patut diperhitungkan sekiranya mereka melakukan per- Dari segi tradisi pemikiran NU sendiri sikap yang demi-
tahanan militer di Indonesia. Keputusan-keputusan itu di- kian sebenarnya juga memiliki konsistensi rasional. Dalam
ambil dengan semangat yang mendorong untuk secepat- mengantisipasi gejala-gejala sosial dan politik, NU selalu
cepatnya dan tergesa-gesa. Ingin segera merdeka dan de- melihatnya tidak dalam sikap yang mutlak-mutlakan. Salah
ngan demikian dapat memobilisasi kekuatan rakyat meng- satu prinsip yang digunakan ialah dalil "Apa yang tidak
hadapi ancaman musuh. Dalam konteks yang demikian dapat dicapai seluruhnya, elemen yang sudah dicapai tidak
dapat dipahami mengapa NU mengeluarkan resolusi jihad ditinggalkan".169 Prinsip dalil ini bersumber dari hadis Nabi
Oktober 1945 yang kemudian disusul keputusan muktamar Muhammad 'Jika aku melarangmu tentang sesuatu tinggal-
1946. kan, tetapi jika aku memerintahkan maka kerjakan sebatas
Akan tetapi ketika pada akhirnya UUD 1945 itu dinyata- kemampuanmu'.l70 Dalam kaitan dengan dalil itu pene-
kan berlaku kembali melalui dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan rimaan Pancasila dan UUD 1945 merupakan antisipasi NU
dipertahankan hingga kini, masalahnya ialah karena kontro- untuk merebut yang 'sebagian' telah dapat dicapai, sebab
versi ideologi yang terjadi ketika itu kemudian disusul untuk memperoleh 'semua' sebagai dasar negara tidak, atau
dalam badan Konstituante, masih tetap dinilai dapat me- belum, memungkinkan dan barangkali juga tetap akan
rangsang munculnya kerawanan sosial dan politik yang menghadapi kesulitan yang tidak kecil atau malah justru
dapat mengganggu stabilitas nasional. Keadaan status quo jadi bumerang bagi dirinya sendiri dan ummat Islam.
itu dipertahankan hingga kini barangkali agar tidak me- Dalil kedua ialah 'menghindarkan bahaya didahulukan
mancing keresahan sosial yang lebih berkepanjangan lagi, atau diutamakan daripada melaksanakan (kewajiban) yang
sementara kebutuhan untuk mengatur kegiatan lain yang baik'.171 Jika tantangan untuk melaksanakan kewajiban
juga prinsip menuntut pengerahan tenaga dan pikiran yang yang baik (maslahah) menghadapi masalah yang berat dan
tidak kurang pentingnya. Dalam konteks ini sebenarnya akan menimbulkan bahaya, maka diutamakan menghindari
juga bisa dimengerti bahwa pemerintah Orde Baru seka- bahaya itu dan melaksanakan kewajiban sebatas kemam-
rang ini mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 serta puan saja. Ini juga berkaitan dengan dalil pertama, jika
merumuskan sistem kepartaian baru dan organisasi kema- untuk melaksanakan pertintah karena berbagai hambatan
syarakatan sebagai upaya untuk meredam konflik ideologi tidak dapat dilakukan sempurna, tidak berarti perintah itu
agar tidak merusak sendi-sendi utama persatuan bangsa. gugur, sebagian saja yang dianggap dapat dilaksanakan,
Pemerintah berusaha untuk mengintegrasikan semua poten- maka sebagian itulah yang harus dilaksanakan. Alasannya
si nasional guna diarahkan untuk menjaga persatuan dan ialah karena syari'ah Islam lebih menekankan larangan agar
321 322
tidak terjadi bahaya atau keburukan daripada perintah me- dirumuskan suatu dasar negara dan UUD yang memenuhi
laksanakan kebaikan atau maslahah.172 kaidah yang sempurna tidak berarti kewajiban itu gugur.
Dalam kaitan dengan itu maka dalil yang ketiga ialah Apa yang telah dicapai meski tidak sempurna itu tetap
prinsip untuk memilih bahaya yang paling ringan akibat- wajib dijalankan disertai dengan kewajiban untuk terus me-
nya: Jika terjadi benturan dua hal yang sama buruk diper- nerus menyempurnakannya. Usaha yang terakhir ini de-
timbangkan yang lebih besar bahayanya dan melaksanakan ngan berpedoman kepada kaidah mendahulukan langkah
yang paling kecil akibat buruknya'.173 Ini berarti jika untuk menghindari bahaya yang dapat mengancam sendi-
pilihan-pilihan untuk melaksanakan kewajiban (maslahah) sendi ketertiban sosial. Jika langkah untuk menghindari
sama-sama tidak sempurnanya, sama-sama akan menim- bahaya itu dihadapkan pada pilihan yang sama-sama me-
bulkan akibat buruk, maka dipilih yang paling ringan aki- ngandung bahaya, maka langkah yang harus dilakukan
bat buruknya. memilih bahaya yang paling ringan.
Dalil yang keempat ialah 'Jika suatu kewajiban tidak bisa Keempat dalil tersebut, meski tidak dinyatakan oleh NU
dicapai dengan sempurna kecuali dengan syarat tertentu, ketika menerima dasar negara Pancasila dan UUD 1945,
maka syarat itu pun wajib'.174 Membangun tertib kehidup- baik ketika awal kemerdekaan maupun ketika dekrit 5 Juli
an sosial adalah kewajiban agar dengan demikian nilai-nilai 1959 dan terakhir di Situbondo, memperlihatkan alur pe-
Islam dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia secara mikiran politik dan sosial NU yang runtut dengan nilai
nyata. Perintah ini tertuang dalam konsep amr ma'ruf nahy tertentu. Dengan kerangka pemikiran semacam itu pula
'an al-muhkar. Menurut al-Ghazali menjadi kewajiban setiap barangkali NU lebih cepat dapat menerima Pancasila
orang muslim untuk mewujudkan tertib agama dalam arti sebagai asas tunggal organisasinya, dibanding organisasi
agama bisa diwujudkan secara nyata dalam kehidupan ma- Islam lainnya. Ajakan pemerintah agar organisasi kemasya-
nusia. Untuk mencapai tujuan itu tidak mungkin dilak- rakatan menetapkan Pancasila sebagai asas tunggal sebelum
sanakan tanpa tertib sosial. Tertib sosial dengan demikian RUU keormasan disahkan DPR dilihat oleh NU sebagai
menjadi prasyarat bagi terwujudnya tertib agama (nizam ajakan yang memenuhi asas maslahah. Alternatif yang di-
al-dunya syart linizam al-din). Jika tertib agama adalah suatu tawarkan NU agar memenuhi ajakan pemerintah dan se-
kewajiban karena hal itu dinilai sebagai maslahah tertib kaligus tidak mengecewakan prinsip akidah yang dianut
sosial sebagai prasyarat untuk dapat melaksanakan kewajib- ummat Islam ternyata diterima semua pihak, baik pemerin-
an memenuhi tertib agama, syarat tertib sosial itu pun tah, golongan lain dan ummat Islam sendiri. Dalam pen-
wajib. jelasan pasal 2 UU nomer 8 Tahun 1985 tentang organisasi
Secara hirarkis perintah untuk mewujudkan tertib sosial kemasyarakatan (pasal tentang asas) disebutkan bahwa pe-
itu akan sampai kepada tertib kehidupan negara dan bang- ngertian asas meliputi juga kata 'dasar', 'landasan', 'pe-
sa. Proses menuju kepada kondisi itu memerlukan pula doman pokok', dan kata-kata lain yang mempunyai
hirarki syarat-syarat yang tersusun secara piramida, syarat pengertian yang sama dengan asas.175 Pemerintah tidak
inti dan syarat-syarat lanjutan yang melengkapi. Dengan menolak rumusan NU untuk menghindari kontroversi itu
logika semacam ini al-Ghazali membuat kesimpulan bahwa dengan menggunakan kata asas dan akidah. Asas sebagai
membangun negara adalah wajib sebagai syarat untuk dasar bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Sementara
membangun ketertiban sosial. Merumuskan dasar negara akidah sebagai dasar beragama sebagai penuntun kehidup-
dan UUD juga wajib karena hal itu sebagai syarat untuk an pribadi dan masyarakat. Organisasi Islam lainnya seperti
mewujudkan tertib kenegaraan. Jika untuk itu tidak dapat Muhammadiyah dan MUI juga menggunakan formulasi
323 324
yang sama dengan redaksi yang berbeda dengan NU. kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan melalaikan, sekedar
perhiasan dan bermegah-megahan antaramu tentang harta dan
________________________________________________________ anak.." (Q. 57:20). Sebagai suatu "permainan" kehidupan duniawi
___ akan beralih dari satu game ke game yang lain.
________________________________________________________
___ 160. "Allazina yufuna bi 'ahdillahi wa la yanquzuna al-mitssaq"

Catatan 161. Mohammad Hatta, Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 (Jakar-


ta: Tintamas, 1969), h. 28, dan 57-59. Selanjutnya dikutip Sekitar.
151. TAp MPRS nomer XX/1966.
162. Empat orang yang diangkat sebagai anggota PPKI: Soekarno,
152. Ibid Hatta, Soebarjo, dan Wachid Hasjim. Lima orang lainnya Yamin,
Maramis, Agus Salim, Abikusno Tjokrosoejoso, dan Kahar
153. K.H. Achmad Siddiq, "Hubungan Agama dan Pancasila", Muzak-
dalam Proyek Penelitian Keagamaan, Peranan Agama dalam kir
Peman-
tapan Ideologi Negara Pancasila, Jakarta: Balitbang Agama Depar- 163. Prawoto Mangkusasmito, Pertumbuhan Historis Rumus Dasar
temen Agama, 1984/1985), h. 30. Selanjutnya disingkat Hubungan. Negara dan Sebuah Prayeksi (Jakarta: Hudaya, 1970), h. 21-24.
Selan-
154. Ibid. jutnya disingkat Pertumbuhan.

155. Ibid. h. 31. 164. Hatta, Sekitar Proklamasi, h. 24.

156. Hubungan. 165. Prawoto, Pertumbuhan, h. 21. Lihat pula bab VI catatan kaki
nomor 62.
157. Nurcholish Madjid, "Pembahasan atas Makalah K. H. Ach-
mad Siddiq Hubungan Agama dan Pancasila", dalam Proyek 166. Lihat misalnya Endang Saifudin Anshari, Piagam Jakarta 22
Penelitian Keagamaan, Peranan Agama dalam Pemantapan Juni 1945 Jakarta: Rajawali, 1983).
Ideologi
Negara Pancasila Jakarta: Balitbang Agama Departemen Agama, 167. Lihat bab VI pembahasan tentang Problem Ideologi.
1984/1985), h. 36.
168. Himpunan Risalah, h. 319-320.
158. Tempo, 23 Februari 1985.

159. Ibid. Pengertian final tidak berarti tidak akan berubah, sebab 169. "Ma la yudraku kulluh la yutraku kulluh".
berkaitan dengan kesepakatan atau misaq antar berbagai pihak
untuk membangun negara. Selain itu pernyataan ini juga barns 170. "Iza amartukum bi al-syai' fa khuzu bihi mastato'tum wa iza
ditafsirkan berkaitan dengan ayat al-Qur'an "Ketahuilab bahwa nahitukum
325 326
'an syai' fajtanibuhu". mendorongnya, tradisi sunnisme yang mempengaruhi visi
dan tingkah laku NU dalam menyelesaikan problematik
Lihat Ibn al-'Asyqalani, Fath al-Bari bi Syarh Sahih al-Bukhari, yang dihadapi, wawasan sosio kultural dan aspek fikih
jilid yang menjadi dasar konseptualisasi pemikiran politiknya.
28, (al-Qahirah: Maktabah al-qahirah, 1989), h. 20-23.

A. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN NU


171. "Dar' al-mafasid aula min jalb al-masalih".
Kelahiran NU diawali suatu proses yang panjang sebelum-
172. Zain al-Din ibn Nujaim al-Hanafi, al-Asybah wa al-Naza'ir, nya. Bermula dari munculnya gerakan nasionalisme yang
(Dimasyq: Dar al-Fikr, 1982), h. 100. antara lain ditandai berdirinya SI (sebelumnya bernama
SDI) telah mengilhami sejumlah pemuda pesantren yang
173. "Iza ta'arada mafsadatani ru'iya a'zamuhuma dararan birtikabi bermukim di Mekkah untuk mendirikan cabang perhim-
akhaffihima". punan itu di sana. Belum sempat berkembang mereka
segera mudik kembali karena pecah perang dunia. Namun
174. Lihat al-Mahalli, Hasyiyah al-Bannani 'ala Jam' al-Jawami', obsesi mereka masih terus berlanjut setelah mereka me-
(Syirkah Nur Asia), h. 192. netap kembali di Tanah Air. Mereka mendirikan perhim-
punan Nahdatul Watan (1914), Taswirul Afkar (1918) dan
175. Lihat penjelasan pasal 2 UU nomer 8 Tahun 1985. perhimpunan koperasi Nahdatut Tujjar (1918). Selain itu di
Surabaya didirikan perhimpunan lokal yang sejenis antara
BAB VII lain Perikatan Wataniyah, Ta'mirul Masajid dan Atta'dibiyah.
KESIMPULAN DAN PENUTUP Ketegangan dalam kongres al-Islam sepanjang paruh per-
tama tahun dua puluhan dan berlanjut dalam sidang-sidang
Dari uraian bab-bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa Komite Khilafat, telah mendorong perhimpunan lokal di
pembentukan organisasi NU bukanlah sebagai reaksi se- Surabaya itu turut serta mendirikan organisasi baru yang
mata karena munculnya aliran baru pada permulaan abad lebih luas dan berskala nasional. Mereka menilai lembaga-
ini. Dari berbagai fakta yang dapat dikumpulkan membuk- lembaga perhimpunan Islam yang ada maupun kongres
tikan bahwa pembentukan NU diawali suatu proses per- al-Islam sendiri tidak bersikap akomodatif terhadap visi
gulatan yang panjang sebelumnya. Mereka mencoba yang mereka coba kembangkan. Ketegangan itu kemudian
merefleksikan semangat dan pemikiran untuk membangun berlanjut setelah delegasi yang dikirim ke Kongres Mekkah
ummat Islam di Tanah Air setelah mereka pulang dari tahun 1926 ternyata mengabaikan kepentingan-kepentingan
merantau belajar di luar negeri. Keterlibatan mereka dalam yang mereka kembangkan. Mereka kemudian mengirim de-
kegiatan-kegiatan gerakan Islam selama hampir dua dekade legasi sendiri ke Mekkah. Untuk kepentingan itu mereka
akhirnya mendorong mereka untuk mendirikan sebuah or- mendirikan perhimpunan baru NU.
ganisasi Islam menurut visi pemikiran Islam yang mereka Namun peristiwa itu sebenarnya hanyalah lintasan proses
kembangkan. sejarah dari suatu pergumulan sosial kultural yang panjang.
Selanjutnya dalam bab kesimpulan ini diuraikan kesim- Lembaga pendidikan pesantren yang dikembangkan para
pulan latar belakang pembentukan NU dan motivasi yang ulama telah merintis arah perkembangan sosial kultural
327 328
masyarakat dengan visi keagamaan yang kuat. Jika mereka kan embrio bagi kelahiran NU. Suatu tahap perkembangan
kemudian membentuk ikatan lembaga sosial yang lebih obsesi mereka untuk mewujudkan negeri merdeka,5 obsesi
formal, tujuan pokoknya, seperti halnya lembaga pesantren untuk menempatkan syari'ah sebagai bagian dari kehidup-
itu, ialah untuk menegakkan kalimah Allah (i'la'i kalimatil- an kebangsaan mereka.
lah). Visi ini kemudian dikembangkan dengan rumusan Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motif uta-
yang lebih operasional yang disebut jihad fi sabilillah.1 ma yang mendasari gerakan para ulama membentuk NU
Jihad mengandung cakupan makna yang luas sekali. Da- ialah motif keagamaan sebagai jihad fi sabilillah. Aspek ke-
lam arti yang ekstrem jihad berarti perang (qital), tetapi dua yang mendorong mereka ialah tanggung jawab pe-
juga berarti hal-hal dalam keseharian seperti menjawab sa- ngembangan pemikiran keagamaan yang ditandai upaya
lam atau merawat jenazah.2 Jihad sebagai kewajiban kolek- pelestarian ajaran mazhab ahlussunnah waljamaah. Ini tidak
tif (kifayah) bukanlah tujuan, melainkan instrumen atau berarti statis, tidak berkembang, sebab pengembangan yang
wasilah. Tujuan perang hakekatnya ialah untuk menyam- dilakukan justru bertumpu pada akar kesejarahan sehingga
paikan hidayah (petunjuk kebenaran), karena itu jika hal pemikiran yang dikembangkan itu memiliki konteks his-
tersebut dapat dilakukan dengan cara lain yang resiko ne- toris. Aspek ketiga ialah dorongan untuk mengembangkan
gatifnya lebih kecil dan manfaatnya jauh lebih besar, seperti masyarakat melalui kegiatan pendidikan, sosial dan eko-
dengan cara persuasi, pendidikan, atau perbaikan ekonomi, nomi. Ini ditandai dengan pembentukan Nahdatul Watan,
lebih baik dilakukan tanpa perang.3 Agama Islam pada Taswirul Afkar, Nahdatut Tujjar, dan Ta'mirul Masajid. As-
dasarnya diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam se- pek keempat ialah motif politik yang ditandai semangat
mesta, karena itu jihad sebagai medium operasionalnya nasionalisme ketika pendiri NU itu mendirikan cabang SI
mengandung dimensi yang sangat kompleks. Bukan saja di Mekkah serta obsesi mengenai hari depan negeri mer-
menyangkut pengembangan akidah dan syariah, tetapi juga deka bagi ummat Islam.
menyangkut kebutuhan dasar menusia yang lain seperti
sandang, pangan dan papan dan kebutuhan dasar lainnya.4
Dalam konteks seperti ini dapat dipahami pejalanan NU B. TRADISI SUNNISME
selanjutnya. Melalui media pesantren para ulama mengem-
ban tugas melaksanakan jihad untuk menegakkan kalimah Salah satu sebab munculnya tradisi sunni (ahlussunnah wal-
Allah. Ketika dirasakan perlunya mengembangkan kelem- jamaah) ialah upaya rekonsiliasi yang dilakukan untuk
bagaan tradisi sosial dan kultural yang telah hidup di menyelesaikan konflik akibat fitnah (perang saudara) yang
tengah masyarakat ke arah bentuk yang lebih formal de- terjadi pada awal sejarah Islam. Konflik yang berlarut-larut
ngan spektrum dan visi yang lebih luas maka didirikan akibat masih mengentalnya semangat kesukuan ketika masa
organisasi sosial keagamaan sebagai jembatan untuk meng- kekhalifahan 'Usman dan 'Ali akhirnya bisa diatasi dengan
antisipasi tugas tersebut. NU merupakan salah satu wujud ditegakkannya supremasi kekuasaan Mu'awiyah yang kuat.
dari upaya itu. Dimulai dari akar pesantren para ulama Kekuasaan yang kuat dan efektif itu sedikit banyak telah
muda pesantren merintis kegiatan-kegiatan jihad mereka. berhasil meredam konflik. Namun dengan demikian harus
Dari perhimpunan keagamaan seperti Nahdatul Watan, tersedia konsesi yang diperlukan untuk mewadahi kepen-
Taswirul Afkar kemudian NU. Tidak berlebihan jika dike- tingan-kepentingan yang beraneka ragam melalui proses
mukakan bahwa kegiatan ulama pesantren membentuk or- rekonsiliasi politik sehingga tahun itu disebut 'am al-Jamaah
ganisasi sosial keagamaan jauh sebelum NU lahir, merupa- (tahun rekonsiliasi) dan akhirnya berkembang menjadi ah-
329 330
lussunnah waljamaah.6 Sunnisme dengan demikian merupa- (barangkali juga pemimpin Islam umumnya) ketika awal
kan fenomena sejarah yang mengandung semangat inklu- kemerdekaan untuk merumuskan dan mengesahkan UUD
sifisme yang bersedia membuka proses dialog, toleransi dan 1945, berbagai kemelut politik tahun lima puluhan dan
rekonsiliasi dan mengakui semua kelompok yang ber- terakhir tentang asas tunggal Pencasila.
sengketa sebagai ummat yang satu. Sudah tentu semua itu dilihat dalam spektrum kese-
Dari akar tradisi sunnisme yang berakar pada wawasan jarahan, sebagai interaksi Islam dalam konteks sejarah, seti-
politik untuk mempersatukan ummat, selanjutnya konsep- daknya Islam menurut visi yang dikembangkan NU. Proses
konsep fikih maupun kalam yang dikembangkan aliran interaksi ini dengan sendirinya memiliki watak kesejarahan
ahlussunnah waljamaah memberi bagian yang cukup long- yang nisbi dan tidak boleh dianggap mutlak kebenarannya.
gar semangat rekonsiliasi dan toleransi bagi kemungkinan Oleh karena itu dengan model-model pendekatan peme-
terwujudnya kelembagaan politik yang dapat mewadahi cahan masalah sosial politik yang dilakukan NU masih
sebagian besar kepentingan. Konsep pemikiran ini antara tetap terbentang kemungkinan pemecahan yang solusinya
lain telah merangsang NU untuk akhirnya melibatkan diri berbeda.
dalam panggung politik.
Dari peristiwa sejarah ini selanjutnya terlihat benang me-
rah hasil pemikiran sunni yang mencoba tetap berada di C. WAWASAN SOSIO KULTURAL
tengah untuk menengahi konflik-konflik politik, sosial mau-
pun keagamaan. Antara lain terlihat pada konsep irja' yang Agama dan budaya adalah suatu yang berbeda, masing-
mengelak untuk menghakimi keimanan seseorang dan me- masing mempunyai independensi sendiri-sendiri, tetapi wi-
nyerahkannya kepada Allah. Hal yang sama juga terjadi layah masing-masing seringkali tumpang tindih. Agama
dalam bidang fikih dengan pengakuan kepada empat imam bersifat suci, berasal dari wahyu, karena itu cenderung
mazhab yang memberi kemungkinan variasi pemecahan normatif dan permanen. Sementara budaya terus menerus
hukum yang beragam sesuai dengan lingkungan dan kon- berubah karena watak kesejarahannya. Meski agama suci
disi zaman. Tradisi semacam inilah yang hendak dicoba dan permanen, tetapi agama mendarat dalam budaya ka-
dikembangkan NU dalam menyikapi interaksi sosial-bu- rena agama dipeluk manusia. Proses tumpang tindih
dayanya di tengah masyarakat. kadang-kadang membawa dampak ketegangan karena wa-
Berbagai pemecahan masalah yang dilakukan NU untuk tak keduanya saling berlawanan, tetapi dengan demikian
mengatasi problematik yang muncul di lingkungan ummat timbul proses saling mengisi dan memperkaya variasi ke-
Islam sendiri maupun bangsa Indonesia umumnya selalu hidupan manusia. Kalaupun ada ketegangan, tumpang tin-
terlihat semangat rekonsiliasi, toleran dan dialog. Meskipun dih wilayah agama dan budaya itu akan selesai dengan
di sana sini terlihat ketegangan-ketegangan struktural yang sendirinya karena akan terjadi proses rekonsiliasi dari per-
mengesankan pendekatan yang berorientasi kalah-menang, samaan yang ada, baik agama maupun budaya. Hukum
namun secara umum tidak menutup sikap dasar NU ter- fikih yang disusun dari kerangka teoritis ilmu usul al-fi'qh
sebut. Pada umumnya NU, juga di kalangan internnya telah mengantisipasi gejala historis tersebut.
sendiri, tidak mengklaim pendapat-pendapatnya mutlak be- Sebagai contoh kesadaran historis semacam itu ialah
nar tanpa memberi kesempatan dialog yang memberi ke- kaidah yang dirumuskan 'memelihara nilai lama yang baik
mungkinan keragaman pemecahan sesuai dengan kondisi dan mengambil nilai baru yang lebih baik' (al-muhafazah 'ala
tertentu. Hal ini misalnya terlihat pada sikap-sikap NU al-qadim al-salih wa al-akhzu bi al-jadid al-aslah) atau 'adat
331 332
kebiasaan menjadi hukum' (al-'adah muhakkamah). Dengan ngan Islam yang riil, Islam historis, Islam yang telah teruji
kaidah semacam ini maka ketegangan yang muncul antara dalam sejarah yang antara lain dipecahkan dengan pen-
agama dan budaya dapat diselesaikan melalui proses re- dekatan fikih.
konsiliasi untuk saling menerima, tidak bermusuhan. Tra-
disi budaya seperti wayang, kenduri selamatan bagi orang
yang meninggal atau apresiasi seni rakyat dapat diterima D. ASPEK FIKIH DALAM POLITIK
melalui modifikasi tertentu yang secara esensial dapat di-
terima tata norma agama. Wayang dimodifikasi isi cerita- Tahun 1935 muktamar NU di Banjarmasin membuat ke-
nya sehingga menggambarkan konsep tauhid, tradisi ken- putusan dalam kaitan dengan pembelaan negeri dari an-
duri selamatan dengan tahlil, dan apresiasi seni rakyat caman musuh bahwa Indonesia adalah negeri muslim (dar
dengan Barzanji, Diba', tarekat atau mocopat dan lain se- al-Islam). Dalam kenyataan Indonesia waktu itu dikuasai
bagainya. Dengan demikian hasil proses rekonsiliasi ini da- penjajah Belanda, namun tidak menghalangi NU membuat
pat memperkaya sudut pandang dan wawasan agama agar keputusan itu, karena kenyataan mayoritas penduduknya
tidak gersang yang terlepas dari konsteks apresiasi sosio- beragama Islam dan ummat Islam bebas menjalankan
kultural. syari'at agama. Keputusan ini diambil dengan pertimbang-
Ketika kaum pembaru Islam awal abad ini melakukan an adalah wajib membela negeri yang mayoritas penduduk-
kritik dengan menekankan sentralisasi kemurnian tauhid nya muslim dari ancaman musuh,
untuk kembali kepada Qur'an dan hadis, konsekuensi yang Konsep hukum fikih memberi kemungkinan mengenai
muncul ialah penolakan terhadap tradisi keagamaan dan hal ini dengan pembagian tiga jenis negara yaitu negara
inovasi ibadah lainnya yang hidup di tengah rakyat itu Islam (dar al-Islam), negara damai (ddr al-sulh), dan negara
sebagai bid'ah dan khurafat yang tidak bersumber kepada musuh (dar al-harb). Negara Islam ialah negara yang me-
Qur'an dan hadis. Kecenderungan skriptualik semacam itu menuhi kualifikasi tertentu sebagai negara Islam, undang-
pada gilirannya akan menimbulkan keterputusan mata ran- undang berdasar Islam dan pemegang kekuasaannya orang
tai sosiokultural'dan khazanah ilmu zaman awal Islam Islam. Negara damai ialah negara yang memberi jaminan
ketika Qur'an dan hadis diturunkan dengan era modern. kebebasan kepada ummat Islam menjalankan syari'at aga-
Tidak mengherankan lalu muncul anjuran untuk melakukan ma namun tidak memuat legislasi undang-undang negara
ijtihad dan menolak taqlid, sebab taqlid berarti tidak bersum- menurut syari'at Islam. Negara musuh ialah negara yang
ber kepada Qur'an dan hadis. Akan tetapi ijtihad yang jelas memusuhi Islam dan kaum muslimin. Dua bentuk
dimunculkan lalu kehilangan makna modernitas karena ter- negara yang pertama harus dipertahankan dari ancaman
jebak dalam putaran rutinitas skriptualisme yang cenderung musuh karena syari'at Islam dapat dilaksanakan oleh kaum
mengabaikan dimensi sosio-kultural. Ijtihad yang dimun- muslimin. Walaupun syari'at Islam tidak berlaku secara
culkan tidak beranjak dari itu ke itu karena terlepas dari formal di Indonesia waktu itu, tetapi negeri ini dahulunya
sumber-sumber sosio-kultural yang riil. Ijtihad itu tidak merupakan negeri Islam yang diperintah oleh raja-raja
mampu menjawab kebutuhan spiritual dunia modern yang Islam dan kaum muslimin bebas menjalankan agama. Ini
terus berkembang. Dalam kenyataan, di tengah pembaruan menjadi alasan mengapa NU membuat keputusan untuk
yang dilancarkan, 'agama rakyat' tetap bertahan dengan melindungi tanah air dan bangsa dari ancaman timbulnya
tendensi sufisme dan tarekat yang kaya dengan nuansa- anarki yang lebih besar tanpa melihat sistem kekuasaan
nuansa sosio-kultural. Dan itu hanya bisa ditanggapi de- yang berlaku.
333 334
Menjelang kemerdekaan NU melalui wakil-wakilnya tu- agama yang harus diikuti. Hal itu pun dilakukan NU da-
rut serta merumuskan Pancasila dan UUD 1945. Pergulatan lam sidang BPUPKI maupun Majelis Konstituante. Namun
perjuangan kemerdekaan itu lalu disusul resolusi jihad setelah upaya itu gagal dilaksanakan kenyataan negara dan
yang mewajibkan ummat Islam membela negara yang baru kekuasaan pemerintahan yang telah berfungsi tidak boleh
diproklamasikan sebagai jihad fi sabilillah. Sikap NU ini ditinggalkan sebab kenyataan itu merupakan bagian ter-
merupakan tahap lanjutan dari sikap sebelumnya. Sebelum- penting dari upaya ummat Islam untuk mewujudkan nega-
nya NU mengakui tumpah darah dan tanah air Indonesia ra merdeka yang berdaulat. Sudah tentu ini tidak berarti
sebagai wilayah yang harus dilindungi karena wilayah itu tanpa melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan te-
adalah wilayah negeri Islam, maka ketika kemerdekaan rus menerus.
Indonesia diakui sebagai negara berdaulat yang sah harus Kaidah yang kedua ialah dar' al-mafasid muqaddam ala jalb
dibela dari ancaman penjajahan Belanda. al- masalih artinya mendahulukan upaya menghindari baha-
Setelah itu tahap pengakuan kepada kekuasaan pemerin- ya atau kerusuhan daripada melaksanakan kemaslahatan
tahan negara melalui keputusan konferensi alim ulama bah- yang mengandung resiko lebih besar. Dalam sejarah politik
wa presiden dan lembaga-lembaga kenegaraan lainnya se- di Indonesia upaya untuk mewujudkan bentuk final negara
bagai pemegang kekuasaan pemerintahan dan penyelenggara Islam selalu menghadapi tantangan yang mengancam
kenegaraan dengan sebutan waliyyul amr al-daruri bi al- sendi-sendi utama keutuhan nasional dan bahkan mungkin
syaukah. Tahap akhir dari sikap NU selanjutnya ialah pene- perpecahan yang lebih keras di antara kaum muslimin
rimaan Pancasila sebagai asas bernegara, dan selanjutnya juga sendiri. Kenyataan ini menjadi dasar pertimbangan NU
diakui sebagai asas berbangsa dan bermasyarakat. Rentetan yang memilih upaya konsensus-konsensus yang bisa di-
peristiwa tersebut menunjukkan konsistensi sikap-sikap NU terima semua pihak untuk menghindari kemungkinan ter-
dalam mengaplikasikan konsep-konsep fikih yang dianutnya sebut. Dengan dasar pertimbangan menurut kaidah tersebut
untuk menyelesaikan masalah dasar kehidupan kenegaraan mudah dipahami mengapa NU menerima Dekrit Presiden
di Indonesia. Konsep fikih sendiri tentang dar al-Islam cukup 1959, kabinet Gotong Royong 1960 dan asas tunggal Pan-
longgar dan pada tingkat tertentu tumpang tindih dengan casila serta UU Kepartaian yang mereduksi peran politik
konsep dar al-sulh. Seperti diketahui al-Ghazali mengemuka- praktisnya sendiri.
kan kekuasaan bi al-syaukah diakui sebagai dar al-Islam sedang Kaidah yang ketiga ialah memilih bahaya yang paling
menurut yang lain termasuk dar al-Sulh. ringan akibatnya menurut kaidah iz'a ta'arada mafsadatani
Dasar pemikiran NU untuk menyikapi gejala-gejala sosial ru'iya a'zamuha dararan bi irtikabi akhaffihima artinya apabila
politik di atas dengan pertimbangan beberapa,kaidah fikih. terjadi kemungkinan komplikasi bahaya maka dipertim-
Kaidah pertama ialah ma la yudraku kulluh la yutraku kulluh bangkan bahaya yang paling besar resikonya dengan me-
berarti kewajiban yang tidak mungkin diwujudkan secara laksanakan yang paling kecil resikonya. Kaidah ini ber-
utuh tidak boleh ditinggalkan semuanya (bagian-bagian ter- kaitan dengan kaidah kedua mendahulukan upaya preven-
penting yang telah berhasil diwujudkan). Kenyataan bahwa tif menghindari bahaya daripada melaksanakan kemaslahat-
negara Indonesia sudah terbentuk dan kekuasaan pemerin- an yang beresiko lebih tinggi. Pilihan-pilihan sikap NU
tahan berfungsi melindungi esensi terpenting dari kehidup- dalam mengantisipasi gejala sosial politik ditempuh ber-
an kenegaraan harus diterima. Sudah tentu semula wujud dasar perhitungan kemungkinan akibat yang akan timbul,
formal negara yang memenuhi kualifikasi menurut syari'at tidak mutlak-mutlakan. Dengan dasar pemikiran menurut
Islam yang diperjuangkan karena ini merupakan perintah kaidah ini mudah diduga mengapa NU menerima Pancasila
335 336
dan UUD 1945 pada awal kemerdekaan maupun ketika sumber kepada Qur'an dan hadis. Tentu saja jika mengenai
Dekrit Presiden 1959 atau DPRGR yang dibentuk tanpa dasar ini tidak ada, maka tidak mungkin ditemukan 'illat
melalui pemilihan umum, karena NU mempertimbangkan yang bisa mempertautkan kasus (furu') tersebut dengan
resiko yang paling kecil. Meskipun perangkat-perangkat ke- hukum asal (asl) yang bersumber dari Qur'an maupun ha-
negaraan, itu belum memenuhi kualifikasi yang dikehendaki dis.
NU untuk mewujudkan cita-cita politik sebuah negara yang Meskipun kaidah-kaidah fikih dihasilkan dari pendekatan
secara utuh berdasar Islam, tetapi betapapun perangkat induktif (istiqra') dengan memperhatikan kesamaan-kesama-
kenegaraan itu mutlak diperlukan bagi terwujudnya ke- an hukum dan masalah dalam fikih, namun penerapan
kuasaan pemerintahan dan kenegaraan yang efektif untuk operasionalnya masih terbentang kemungkinan keragaman-
menjamin kelangsungan hidup bernegara. Oleh karena itu nya. Keragaman itu kemungkinan disebabkan karena per-
sesuai dengan kaidah fikih ma la yatimm al-wajib illa bihi bedaan situasi dan penilaian pelakunya. Misalnya dalam
fahuwa al-wajib artinya unsur-unsur terpenting dari suatu mengantisipasi adanya faktor bahaya, menurut kaidah dar'
kewajiban termasuk wajib, NU menerima Pancasila, UUD al-mafasid muqaddam 'ala jalb al-masalih. akan berbeda dari
1945 dan DPRGR sebagai bagian terpenting bagi kelang- satu orang ke orang yang lain. Penilaian darurat atau baha-
sungan hidup kenegaraan yang wajib ditegakkan. Ketiga ya bagi orang yang sakit untuk melakukan salat sambil
komponen kenegaraan itu merupakan unsur terpenting bagi duduk karena tidak mampu berdiri akan berbeda dari satu
negara, karena itu termasuk wajib dibentuk, meskipun di- orang kepada yang lain. Sampai sejauh mana penilaian
akui banyak kekurangannya. seseerang atas "bahaya" berdiri karena sakit, berbeda-beda.
Satu hal lagi kaidah yang sering dipakai NU sebagai Apalagi bila kaidah tersebut diterapkan dalam bidang so-
pembenaran terhadap tindakannya ialah kaidah al-hukmu sial, politik dan kultural. Relativitas itu akan semakin long-
yaduru ma'a illatihi wujudan wa'adaman (hukum tergantung gar, karena perbedaan persepsi masing-masing kelompok
kepada illat-nya). Kaidah ini sebenarnya bukan kaidah fikih, juga makin lebar dibanding dengan persepsi masing-masing
melainkan kaidah usul al-fiqh. Seperti diketahui, kaidah fikih individu mengenai suatu kasus tertentu.
berbeda dengan kaidah usul al-fiqh. Penerapan kaidah ter- Penerapan kaidah-kaidah tersebut eleh NU mengesankan
sebut berkaitan dengan qiyas, bahwa untuk melakukan qiyas sikap selalu melihat masalah yang dihadapi sebagai situasi
diperlukan illat. Adanya hukum yang bersumber dari qiyas darurat atau temporer, sebab pilihan-pilihan yang dihadapi
tergantung kepada ada tidaknya illat. Untuk mengetahui NU selalu dilihatnya dengan kacamata "memilih yang ter-
hukum atas suatu peristiwa tertentu dapat dikiaskan de- baik di antara yang jelek-jelek". Itulah barangkali yang me-
ngan hukum yang lain diperlukan illat yang dapat memper- nyebabkan NU tidak pernah, setidaknya jarang sekali, me-
tautkan kedua hukum tersebut. Karena itu selain syarat nawarkan kemungkinan ke arah ofensif untuk membuat
illat, masih diperlukan syarat lain yaitu asl (hukum asal kemungkinan yang terbaik di antara yang baik-baik. Tetapi
yang bersumber kepada dalil Qur'an atau sunnah) dan furu' ini bukanlah hal yang tidak bisa dipahami, sebab kondisi
(masalah yang hendak dikiaskan). Dalam kasus perubahan organisasi sosial ummat Islam, maupun partai Islam di
status NU dari organisasi sosial keagamaan menjadi partai masa lain, bukanlah organisasi yang kuat. Ibarat regu olah
politik kemudian berubah lagi dari partai politik menjadi raga, kekuatan fisik dan teknik permainannya masih lemah
organisasi sosial keagamaan, NU menggunakan argumen- dibanding regu yang lain. Terbukti "permainan" yang di-
tasi dalil tersebut. Di sini letak kerancuan penggunaan dalil, tempuh selama ini seringkali dikalahkan "regu" lain. Masih
sebab dalam kasus tersebut tidak ada asl, dalil yang ber- diperlukan waktu, tenaga, pikiran dan dana yang besar
337 338
untuk menyempurnakan organisasi dan kelembagaan sosial Catatan
ummat Islam agar menjadi organisasi yang kuat, memiliki
teknik, kekuatan fisik, persatuan, kekompakan dan keteram- 1. G.J.W. Drewes, "Indonesia: Mistisisme dan Aktivisme", dalam
pilan yang tinggi untuk "bermain". von Grunebaum (ed.), Islam Kesatuan daIam Keragaman, (Jakarta:
Yayasan Perkhidmatan, 1983), h. 327.
________________________________________________________
__ 2. Taufik Abdullah, Islam di Indonesia, (Jakarta: Tintamas, 1974),
________________________________________________________ h. 3-8.
__
3. Ibid.
Catatan
4. Dalam berbagai naskah dan penerbitan lain maupun surat resmi
1. Lihat Hasjim Asj'ari, Ihya' 'Amal al-fudala' (Kendal: NU Jawa organisasi tertulis Nahdlatul Ulama. Namun sesuai dengan
Tengah, 1969). pedoman
transliterasi penulisan Arab Latin keputusan Menteri Agama dan
2. Abu Bakr al-Dimyati, I'anah al-Talibin IV, (al-Qahirah: Dar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomer 158 tahun 1987 dan
al-Ihya' al-Kutub al-Arabiyyah, t.t), h. 180-4. Kitab ini menjadi nomer 0534 b/U/1987, seharusnya tertulis Nahdatul Ulama dengan
acuan NU dalam muktamar-muktamar. Konferensi Alim Ulama ejaan d (d titik bawah) untuk menulis huruf Ö , bukan dl. Selan-
1954 juga memakai kitab ini. jutnya naskah ini menggunakan transliterasi tersebut.

3. Ibid. 5. Abdurraman Wahid, "Nahdlatul Ulama dan Islam di Indo-


nesia Dewasa Ini", Prisma, nomer 4, edisi April, 1984, h. 31-38.
4. Ibid Selanjutnya dikutip Nahdlatul Ulama.

5. Lihat Abdul Halim, Sejarah Perjuangan. 6. B. Anderson, Religion and Politics in Indonesia Since Indepen-
6. Konsesi yang diberikan penguasa Umawi bagi pemecahan dence, dikutip dari Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesatren Studi ten-
konflik itu antara lain pengakuan terhadap empat khalifah per- tang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1984), h. 4.
tama. Seperti diketahui Muawiyah terlibat permusuhan dengan
Khalifah Ali ibn Abi Talib dan membangkang kekuasaannya, 7. Abdurrahman Wahid, Nahdlatul Ulama, h. 31-38.
namun setelah Ali meninggal Muawiyah mengakui kekuasaan
Khalifah Ali. Tahun-tahun awal kekuasaan dinasti Umawi disebut 8. Mengenai ketegangan NU-Masyumi selanjutnya lihat bab IV,
sebagai 'am al-jamaah. Lihat Nurcholish Madjid, "Aktualisasi khususnya sub bab tentang "Kemelut dan Gagasan Federasi.
Ajaran Ahlussunnah Waljamaah", dalam Muntaha Azhari dan
Abdul Mun'im Saleh (ed.), Islam Indonesia Menatap Masa Depan, 9. Himpunan Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI, (Jakarta: Seker-
Jakarta P3M, 1989), h. 61-79. tariat Kabinet RI, tt), h. 32-33.

Catatan yang atas 10. Laporan Tahunan 1954, (Jakarta: Bagian Penerbitan Departemen
Agama, 1955), h. 804-810. Konferensi itu diselenggarakan selama
339 340
tiga kali. Pertama tahun 1952, kedua 1953, dan ketiga 1954. Ke- tahkan sesuatu kerjakan sebatas kemampuanmu'. Lihat Ibn Hajar
putusan konferensi itu intinya sama, tetapi yang menjadi perhatian al-'Asyqalani, Fath al-Bari bi syarh Sahih al-Bukhari, jilid 28, (al-
luas ialah konferensi tahun 1954, karena dipersoalkan di Parlemen. Qahirah: Maktabah al-Qahirah, 1989)', h. 16-18. Rujukan dalil-dalil
selanjutnya lihat hal. 21-23 serta bab VI khususnya hal. 365-387.
11. Istilah 'ard Jawa' menurut referensi fikih ialah daerah
Asia Tenggara, tetapi yang dimaksud dalam keputusan NU 18. Kaidah itu ialah 'Kewajiban yang tidak dapat dilakukan sem-
itu Nusantara. purna (seluruhnya), tidak ditinggalkan semuanya'.

12. Keputusan Muktamar NU 1936 di Banjarmasin, Ahkam al- 19. Kaidah itu ialah 'Menghindarkan kerusakan (bahaya) dida-
Fuqaha', jilid 3, (Semarang: Menara Kudus, 1980), h. 8. hulukan daripada melaksanakan kewajiban'.

13. Ahkam aI- Fuqaha, h. 8. 20. Kaidah itu ialah 'Jika tejadi benturan dua bahaya kerusakan
dipertimbangkan yang paling besar kemungkinan bahayanya de-
14. Resolusi jihad NU 22 Oktober 1945 diputuskan dalam rapat ngan melaksanakan yang paling kecil resikonya'.
besar konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura. Resolusi itu men-
desak kepada pemerintah RI agar mengambil tindakan nyata 21. Dalam sidang BPUPKI NU tidak diwakili sebagai organisasi,
melawan Belanda. Resolusi juga menyerukan jihad fi sabilillah tetapi orang-orang NU bersama pemimpin Islam lainnya menun-
untuk melawan Belanda. Kedaulatan Rakjat, 24 Oktober 1945. tut Islam sebagai dasar negara. Kompromi Yang dicapai me-
Reso- lahirkan Piagam Jakarta, akhirnya gagal. Ketika sidang Konsti-
lusi itu kemudian dikokohkan dalam muktamar NU ke 16 di tuante NU dan partai Islam lainnya juga menghendaki demikian,
Purwokerto, 26-29 Maret 1946. namun akhirnya gagal.

15. Konferensi itu memutuskan bahwa alat kekuasaan negara se- 22. Al-Ghazali, AI-Iqtiqsad fi al-I'tiqad (Beirut: Dar al-Kutub al-
suai dengan UUDS 1950 pasal 44 yaitu presiden dan wakil, kabinet, 'Ilmiyyah, 1983), h. 147-154.
DPR, mahkamah agung, dan DPK. Kementerian Agama, Laporan
Tahunan 1954, (Jakarta: Bagian Penerbitanp, 1955), h. 804-810. 23. "Ma la yatimmu al-wajib illa bihi fa huwa wajib"

16. Keputusan itu mulanya dalam kaitan dengan keputusan Men- 24. Abdurrahman Wahid, "Kata Pengantar", dalam E. M. Sitom-
teri Agama mengenai pengangkatan (tauliah) wali hakim bagi pul, NU dan Pancasila, (Jakarta: Sinar Harapan, 1989), h. 9-18.
perkawinan wanita yang tidak mempunyai wali (nasab) sendiri.
Namun dalam perkembangannya keputusan tersebut menyangkut 25. Abdurrahman Wahid, "Kata Pengantar", dalam E. M. Sitom-
inti pokok mengenai kedudukan kekuasaan kenegaraan dan peme- pul, NU dan Pancasila, Jakarta: Sinar Harapan, 1989), h. 9-18.
rintahan menurut pandangan Islam. Lihat, Ibid. Muktamar NU 1954 Etika sosial mengandung arti akhlak, baik dalam hubungan antar-
selanjutnya menyetujui keputusan konferensi alim ulama tersebut. manusia maupun manusia dengan Tuhan. Ada beberapa hal da-
Ahkam al-Fuqaha' III, (Semarang: Menara Kudus, 1980), h. 8. lam aspek-aspek tersebut yang tidak bisa dituangkan dalam pe-
rangkat perundang-undangan maupun peraturan kenegaraan se-
17. Dalam hadis Nabi Muhammad disebutkan 'Jika aku mela- perti aturan mengenai doa, syarat/rukun salat dan ibadah lain-
rangmu tentang sesuatu tinggalkanlah; tetapi jika aku memerin- nya, zikir atau aturan mengenai salam dan sebagainya. Apalagi
341 342
bila hal-hal tersebut dikaitkan dengan perbedaan mazhab yang 35. Ibid. Kalangan NU juga menggunakan kaidah lain yaitu "ma la
dianut atau ijtihad masing-masing. Dalam hal penetapan awal yudraku kulluhu la yutraku kulluh, artinya kewajiban yang tidak
Ramadan maupun Syawwal keputusan pemerintah tidak wajib dapat dijalankan selengkapnya maka elemen yang dapat dijalan-
diikuti kalau ternyata ada yang membuktikan lain dengan ke- kan tidak ditinggalkan. Kaidah ini sama dengan "al-maisur la
putusan itu, seperti hilal Ramadan atau Syawwal dengan ru'yah yasqutu bi al-ma'sur (kemudahan tidak gugur karena kesulitan).
yang berbeda dengan dasar keputusan pemerintah.
Catatan
26. Muhammad Abu Zahrah, Usul al-Fiqh, (al-Qahirah: Dar al-
Fikr al-'Arabi, 1985), h. 10. Selanjutnya dikutip Usul al-Fiqh. 1. W. Montgomery Watt, Pergolakan Pemikiran Politik Islam, (Jakar-
ta: Beunebi Cipta, 1987), 37.
27. Al-Syatibi, al-Muwafaqat fi Usul al-Syari'ah, jilid I, (Beirut: Dar
al-Ma'arif, t.t.), h. 12. 2. Ibid.

28. Usul al-Fiqh, h. 10-11. 3. Abu Muhammad 'Abd al-malik Ibn Hisyam, al-Sirah al-
Nabawiyyah, (kairo: Matba'ah al-Babi al-Halbi, t.t), IV, 435-9.Lihat
29. Muhammad Sidqi ibn Ahmad al-Burnu, al-Wajiz fi Idahi pula Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-lslam al-Siyasi wa al-Dini wa
Qawa'id al-Fiqhiyyah al-Kulliyyah, (Beirut: al-Risalah, 1983), h. al-Saqafi wa al-Ijtima'i (Kairo: Maktabah al-Nahdah al-Misriyah,
22. 1876), I, h. 206-7.

30. AI-Wajiz h.22. 4. Hasan, Tarikh al-Islam, I, 206.

31. Ibid. 5. Hasan, Tarikh al-Islam, I, 206.

32. Ibid. 6. Ahmad Syarif Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan, (Jakarta:
LP3ES, 1985), h. 19.
33. Ibid. Ibn Nujaim menambahkan satu kaidah "Tidak ada pa-
hala kecuali dengan niat" (la tsawaba illa bi al-niyat) Al-Asybah 7. Ibnu Taymiyyah, Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyyah fi Naqdi
waal- Kalam al-Syi'ah wa al-Qadariyah, (Makkah: Dar al-Bat, t.t.), I, h.
Naza'ir, Damsyq: Dar al-Fikr, 1983), h. 14-21. Sementara Jalal 131-137.
al-Din al-Sayuti menambahkan satu kaidah yang lain yaitu kai-
dah: "Al-hajah tanzilu manzilat al-darurat 'amatan kanat au 8. Syafii Maarif, Islam, h. 19.
khassatan" (ke
butuhan menempati kedudukan darurat, baik khusus maupun 9. Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, (Kairo: Dar al-Fikr, t.t.), I,
umum); al-Asybah wa al-Naza'ir fi al-Furu' (Semarang: Tohaputera, h. 20.
t.t), h. 83-89.
1O. Muhammad Diya' al-Din al-Rayes, al-Nazariyyat al-Siyasah al
34. Al-Wajiz, h 83-89. Islamiyyah, (Kairo: Dar al-Turas, 1979), h, 95 dan 99.

343 344
11. lbid. 26. Ibid., h. 93.

12. Muhammad Abu Zahrah, al-Syafi'i Hayatuh wa 'Asaruh Fiqhuh 27. Amir Hasan Siddiqi, Caliphate and Sultanate, (Karachi: Jamiya
wa Ara'uh, (Kairo: Matba'ah Mukhaimar, 1975), h.134-135. ul-Falah Publication, 1942), h. 93-96. Al-Mawardi juga mengurai-
kan bab tentang pemerintahan daerah atau negara bagian dengan
13. lbid., h. 178. Lihat pula Diya' Al-Din, al- Nazariyyat, h. 101. istilah imarah al-bilad. Kekuasaan pemerintah daerah ini dimung-
kinkan dengan dua cara, penunjukan oleh khalifah atau dengan
14. Muhammad Abu Zahrah, al-Syafi'i, h.134-5. pengesahan kekuasaan defakto yang sudah ada. Al-Mawardi, al-
Ahkam al-Sultaniyyah wa al-Wilayat al-Diniyyah, (Kairo: Dar al-
15. Rasyid Rida, al-Khilafah, h.10, dikutip dari Diya' al-Din, al- fikr.1983), h. 2731.
Nazariyyat, h. 118.
28. Selanjutnya lihat S. Khuda Bakhsh, Politics in Islam, (Delhi:
16. Abu al-qasim al-Asfahani, al-Mufradat fi Gharib al-Qur'an, daerah Adabiyati Delhi, 1975), h. 127-156.
(Kairo: Mastafa al-Babi al-Halabi t.t.), h.24.
29. Syafii Maarif, Islam, h. 22.
17. Qamaruddin Khan, Pemikiran Politik Ibnu Taymiyyah, (Ban-
dung: Pustaka, 1983), h. 125. Khalifah Umar juga disebut amir 30. Erwin I.J.Rosenthal, Political Thought in Medieval Islam,
al-mu'minin, karena kedudukannya sebagai panglima militer. (Cambridge: University Press, 1962), h. 27-28.

18. Ibid., h. 126. 31. Ibid.

19. Muhammad Fathi 'Usman, Min Usul al-Fikr al-Siyasi al-Islami, 32. Al-Mawardi, Al-Ahkam, h. 5.
(Beirut: Mu'assasah al-Risalah, 1984), h.366.
33. Ibid.
20. Ibnu Taymiyyah, Minhaj, I, h.24 dan Qamaruddin, Pemikiran,
h.55. 34. Ibnu Taymiyyah, Minhaj, I, h. 131-137.

21. Fathi 'Usman, Min Usul, h. 366-371. 35. Dikutip dari al-Mawardi, al-Ahkam, h. 5.

22. Ibid., 366-362. 36. Syafii Maarif, Islam, h. 27.

23. Ibnu Taymiyyah, Minhaj, I, h. 137. 37. Ibid.

24. Muhammad Sabit al-Afandi, Da'irah al-Ma'arif al-lslamiyyah, 38. Ibid.


1973, WI, h.418.
39. Al-Mawardi, al-Ahkam, h. 7.
25. Ibid.

345 346
Catatan 2. Sartono Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, teje-
mahan Hasan Basari, Uakarta: Pustaka Jaya), 1984, h. 13-14. Selan-
40. Al-Mawardi, al-Ahkam, h. 7. jutnya disingkat Pemberontakan Petani.

41. Banyak tejadi pertempuran antar berbagai kerajaan Islam 3. Soekesi Soemoatmodjo, Perang Diponegoro, dalam Sartono Kar-
yang masing-masing pihak menyatakan berwenang atas nama todirdjo (ed.), ejarah Perlawanan terhadap Kolonialisme, (Jakarta:
fungsi dan kekuasaan ini. Perang antara Muawiyah melawan Bani Departemen Pertahanan Keamanan, Pusat Sejarah ABRI, 1973), h.
Hasyim dan Zubair, antara 'Ali melawan Mu'awiyah dan lain- 121-161.
lain juga dinyatakan atas nama dan kekuasaan ini. Lihat Rosen- Teuku Ibrahim Alfian, Sejarah Singkat Perang di Aceh, dalam
thal, Political Tought, h. 31. Kalangan NU menafsirkan fungsi ini Sartono Kartodirdjo, ibid., h. 237-263.
"memberi kebebasan agama, khususnya Islam, untuk berkembang Kuntowidjojo, Perang Paderi, dalam Sartono Kartodirdjo, Ibid., h.
dan memberi bantuan secara aktif material maupun moril, seperti 87-119.
yang sekarang menjadi tugas Kementerian Agama. Tugas ini
harus dicantumkan secara tegas dalam undang-undang negara 4. Pemberontakan Cikandi (1&45) dan Wakhia (1850) merupakan
ancaman hukuman bagi pelanggar ketentuan ini". Lihat salah satu contoh munculnya kedua orientasi di atas; Lihat Sar-
Achmad Siddiq, 'Jalan Tengah Ditinjau dari Dua Sistem', prasaran tono Karto-dirdjo, Pemberontakan Petani, h. 173-182.
dalam muktamar NU di Medan, tanggal 24 Desember 1956, Arsip
Nasional, Koleksi tentang NU nomer 252. 5. Dalam tahun 1860-an ada sekitar 300 pesantren di seluruh
pulau Jawa. Di antaranya di Lengkong dan Punjul (Cirebon),
42. Al-Mawardi menggunakan istilah 'tanfiz al-ahkam bain al- Daya Luhur di Tegal dan sebagainya. Tarekat Naqsyabandi, Qa-
mutasyjirin wa qat'i al-khisam'. Fungsi ini ditafsirkan sebagai ke- diriyah dan Satariyah juga bermunculan di desa-desa; Lihat Ibid.,
wenangan eksekutif untuk melaksanakan administrasi pemerin- h. 207-242.
tahan di bidang penegakan hukum dan keadilan. Kekuasaan
eksekutif bisa dipegang presiden sebagai kepala negara sekaligus 6. Harry T. Benda, The Crescent, h. 34.
sebagai kepala eksekutif, boleh juga dipegang kepala eksekutif
tersendiri yang umumnya dipegang perdana menteri. Lihat Ach- 7. Ibid., lihat pula Bemhard Dahm, Sukarno dan Perjuangan Kemer-
mad Siddiq, Ibid. dekaan, tejemahan Hasan Basari, (Jakarta : LP3ES 1987), h. 11-12,
selanjutnya dikutip Soekarno.
43. Al-Mawardi, al-Ahkam, h. 14-15. Arti simbol imam tidak be-
kerja sebagaimana mestinya. 8. The Crescent, h. 35.

9. Selanjutnya lihat A.K. Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat


Catatan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1964).

1. Harry J. Benda, The Crescent and the Rising Sun, (The 10. Pembaruan Islam di Mesir muncul karena perkenalan ulama
Hague and Bandung, 1958) h. 32-36. Selanjutnya dikutip dan intebktual Mesir dengan kebudayaan Perancis yang dibawa
The Crescent. masuk oleh tentara Perancis zaman Napoleon. Hal yang serupa
juga tejadi di Turki, namum gagasan itu dirintis oleh kalangan
347 348
militer dan para birokrat, bukan oleh para ulama seperti yang tahun sebelumnya. Organisasi ini sedikitnya didorong oleh dua
terjadi di Mesir. Selanjutnya lihat Harun Nasution, Pembaharuan hal yaitu kompetisi yang meningkat dalam perdagangan batik
dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan terutama dari golongan Cina dan sikap superioritas orang-orang
Bintang, Cina terhadap orang-orang Indonesia sehubungan dengan ber-
1975), selanjutnya dikutip Pembaharuan. hasilnya revolusi Cina tahun 1911. Lihat Deliar Noer, Gerakan
Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Uakarta: LP3ES, 1982), h.
11. Harun Nasution, Pembaharuan, h. 23-26. 115.
Selanjutnya disingkat Gerakan Modern.
12. Budi Utomo suatu perhimpunan Jawa berdiri tanggal 20 Mei
1908 kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan nasio- 14. Muhammadiyah didirikan tanggal 18 November 1912 oleh
nal. Dalam laporan Adviseur voor Inlandsche Zaken kepada Guber- K.H. Ahmad Dahlan atas saran murid-muridnya dan beberapa
nur Jenderal tanggal 30 Dsember 1908 dikatakan: anggota Budi Utomo. Mendapat pengakuan badan hukum tanggal
22 Agustus 1914, nomer 81; diubah tanggal 16 Agustvs 1920,
"Adalah beberapa orang Jawa dari Yogyakarta yang pertama nomer 40; dan diubah lagi tanggal 2 September 1921 nomer 36.
kali Lihat Bendera Islam, 1 januari 1925. Pada mulanya Muhamma-
membikin rencana... Pada tahun 1906 seorang Dokter Jawa diyah daerah operasinya hanya di Yogyakarta saja, bahkan hanya
pensiunan, di sekeliling Kauman. Ketika Budi Utomo mengadakan kongres di .
Mas Ngabei Soediro Hoesodo (alias Wahidin).. mendapat Yogyakarta tahun 1917 beberapa anggota Budi Utomo menaruh
kepercayaan perhatian kepada Kiyai Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah
yang luas disokong beberapa keluarga Raja yang maju dari maka sesudah itu mengalir permintaan pendirian cabang. Untuk
Pakualaman mengatasi itu maka diadakan perubahan anggaran dasar yang
berkeliling Jawa dengan tujuan mengajak pegawai-pegawai membatasi kegiatannya. Gerakan Modern, h. 84-88.
Bumiputera
bekerja sama untuk mendirikan serupa 'beasiswa'. Sebagai 15. Hubungan ulama pesantren dengan SI mulanya tidak berjalan
hasil dari baik. Setelah Kyai Chasbullah, ayahanda Kyai Wahab, dapat ber-
propaganda itu sekarang ini adalah pendirian Budi Utomo, kompromi dengan para aktifis SI maka pelajar Indonesia yang
baru saja bermukim di Mekkah pun menyambutnya dengan mendirikan
bulan Juli lalu mendapat 600 anggota ... Dan sebenamya cabang SI di sana.
dilihat dari Muhammad Dahlan berasal dari Kertosono. Dengan nama kota
kacamata itu pertemuan Yogya bulan Oktober 1908 adalah ini kemudian Dahlan dikenal, Kyai Dahlan Kertosono. Aktif di
suatu ke- Nahdatul-Wafan dan NU sejak awal. Kyai Abas berasal dari Jem-
jadian penting dalam sejarah Jawa". ber dan Kyai Asnawi dari Kudus. Sebenamya ada seorang lagi
yaitu Bishri Sjansuri tetapi yang bersangkutan menangguhkan
Kilasan Petikan Sejarah Budi Utomo, terjemahan Darsjaf Rahmad, untuk minta izin dulu kepada gurunya Kyai Hasjim Asj'ari.
Jakarta: Yayasan Idayu, 1975), h. 62-65. Belum sempat izin diterima kemudian pecah perang dunia dan
mereka pulang ke Indonesia. Lihat K.H. Abdul Halim, Sejarah
13. Serikat Islam berdiri tanggal 11 November 1912 di Solo me- Perjuangan Kyai Haji Abdul Wahab, (Bandung: Penerbit barn,
rupakan kelanjutan dari Serikat Dagang Islam yang berdiri satu 1970),
349 350
h. 7. Selanjutnya disingkat Sejarah Perjuangan. Abdurrahman Wa- rangan Tersiar, Jakarta: Panitia Buku Peringatan, 1957), h. 469-
hid, NU dan Asal Usulnya, dalam Warta Nahdlatu2 Ulama, nomer 473,
8, selanjutnya dikutip Sejarah Hidup.
April 1986.
22. Dalam naskah K.H. Abdul Halim, Sejarah Perjuangan, nama
16. Nahdatul-Watan mendapat pengakuan badan hukum tahun Komite ini tertulis Komite Hijaaj (seharusnya tertulis hijaj, tanpa
1916, tentu berdiri dua atau tiga tahun sebelnmnya sebab untuk maaddah, bentuk jamak dari kata hajj) tetapi dalam berbagai do-
mengurus pengesahan itu memerlukan waktu. Sejarah Perjuangan, kumen dan penerbitan tertulis hijaaz, nama daerah di semenanjung
h. 8. Arabia di tempat mana terletak kota Mekkah dan Madinah.

17. K.H. Hamim Sjahid, Riwayat Taswirul-Afkar, naskah pidato 23. K.H. Hamim Sjahid, Riwayat. Mangun anggota Budi Utomo di
peringatan 50 tahun, Surabaya, 1968. Selanjutnya disingkat Ri- Surabaya yang mempunyai hubungan dengan para ulama di
wayat. H. Abdul Halim, Sejarah Perjuangan, h.7. Penulis buku ini Surabaya. Mangun hadir dalam Kongres Al-Islam di Surabaya
menceritakan pengalamannya belajar bersama Kiyai Wahab dan tahun 1924 atas nama Nahdatul-Watan. Bendera Islam, 30 Oktober
Kiyai Mansur di Mekkah, kemudian bertemu kembali di Surabaya 1924.
bergabung dengan mereka. Sejak awal menjabat tata-usaha Nah-
datul-Watan. 24. K.H. Hamim Sjahid, Riwayat.

18. Mengenai tahun pendirian Nahdatul-Watan tidak jelas tahun 25. K.H. Hamim Sjahid, Riwayat.
berapa, tetapi sumber-sumber yang diketahui penulis menyebut-
kan tahun 1916 karena tahun itu mendapat pengakuan badan 26. K.H. Abdul Halim, Sejarah Perjuangan, h. 10.
hukumnya. Hal ini membuktikan bahwa tahun pendiriannya se-
belum tahun itu, sebab pengurusan badan hukum memerlukan 27. Swara Nahdlatul Oelama, nomor 5, Tumadil Awwal 1347, h. 98.
waktu yang lama. Taswirul-Afkar memerlukan waktu 11 tahun
dan NU 3 tahun. Tahun 1914 sebagai perkiraan, dua tahun se- 28. Akte pendirian koperasi berbahasa Arab dengan nama Syirkah
belum pengakuan badan hukumnya. Kyai Wahab dan Kyai Man- al-'Inan Murabitah Nahdatut-Tujjrir, ditandatangani akhir Rajab
sur baru pulang dari Mekkah antara tahun 1913 dan 1914. Di- 1336
perkirakan mereka memerlukan waktu sedikitnya satu tahun Hijriah atau 1918 Masehi. Disebutkan akan dimintakan badan
untuk bertemu dan merancang kegiatan bersama. Jika benar hukumnya dua atau tiga tahun lagi.
mereka barn kembali tahun 1914, maka diperkirakan mereka
segera bertemu seperti kebiasaan mereka yang baru kembali dari 29. Anggota koperasi yang tertera dalam akte pendirian sebanyak
luar negeri untuk saling mengunjungi. 45 orang berasal dari Jombang, Surabaya, Malang, Pasuruan, Ba-
ngil dan lain-lain. Masing-masing anggota menyetorkan saham
20. Kyai Wahab menjabat sebagai lurah santri, pemimpin para atau simpanan wajib sebesar Rp 25. Untuk tahap awal kegiatan
santri, ketika belajar di pesantren Tebuireng. koperasi dibidang pertanian.

21. K.H. Abdul Halim, Sejarah Perjuangan, h. 10. Lihat pula H. 30. Lihat catatan kaki nomer 14.
Abubakar Atjeh (ed.), Sejarah Hidup K.H. Wachid Hasjim dan Ka-
351 352
31. Daliar Noer, Gerakan Modern, h. 86. reka menyerang ulama pesantren dan pesantrennya sendiri. Selan-
jutnya lihat Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang
32. Bendera Islam, 1 Januari 1925. Pandangan Hidup Kiyai, (Jakarta: LP3ES, 1984).

33. Deliar Noer, Gerakan Modern, h. 246. 43. G.F. Pijper, Beberapa Studi, h. 114-126.

34. G. F. Pijper, Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 44. Pandangan yang menganggap penting derajat calon mempelai
1900-1950, terjemahan Tudjimah dan Yessy Agusdin, (Jakarta: UI lelaki dalam perkawinan karena faktor keturunan.
Press, 19&Q), h. 105. Selanjutnya disingkat Beberapa Studi.
45. Pijper, Beberapa Studi, h. 114-126.
35. G. F. Pijper, Beberapa Studi, h. 105.
46. Al-Masa'il al-Salas Allati Quddimat lil-Ustaz alSyaikh Ahmad
36. Hindia Baroe, 27 Mei 1924. Mu-hammad Surkati fi Surabaya, Surabaya, 1925.

37. H. Agus Salim, Persatuan Pemimpin Islam, dalam Hindia Baroe, 47. Pijper, Beberapa Studi, h. 114-126.
19 Februari 1926.
48. Lihat Deliar Noer, Gerakan Modern. Selanjutnya mengenai Per-
sis juga dikutip dari buku tersebut.
Catatan
49. Sebagian kegiatan debat direkam dalam bentuk buku atau
38. Deliar Noer, Gerakan Modern, h. 152. Cabang AI-lrsyrid di ditulis dalam majalah oleh Hassan antara lain Soeal Djawab, Vers-
Surabaya berdiri tahun 1913. lag Debat Talqin antara Hassan dengan Husein Tjitjalengka dan
Hassan dengan Abdoelwahab di Cileduk (dua buku), Debat Ke-
39. H. Agus Salim, "Persatuan Pemimpin Islam", dalam Hindia bangsaan antara Hassan dengan Moechtar Luthfie. Lihat AI-Lisan,
Baroe, 19 Februari 1926. Penulisannya disesuaikan ejaan baru. nomer 51 tahun 1940. Soea2 Djawab diterbitkan secara berkala
antara akhir tahun tiga puluhan samgai awal empat puluh. Sa-
40. Ibid. yang penerbitan serial itu tidak bisa dikonfirmasikan dengan
fihak lawan debat karena mereka tidak menerbitkan serial serupa
41. Ibid, 20 Februari 1926. dengan yang diterbitkan Hassan. Berita mengenai perdebatan itu
hanya dapat diperoleh secara sepihak dari Hassan sendiri.
42. Kategori ini ingin memperlihatkan bahwa masing-masing pi-
hak sebenarnya mengandung potensi pembaharuan (modernisasi) 50. Pijper, Beberapa Studi, h. 113.
seperti diperlihatkan dalam kegiatan organisasi yang mereka kem-
bangkan dan kesediaan mereka untuk menerima perubahan ke 51. Setelah NU lahir maka reaksi masyarakat yang tidak setuju
arab yang lebih balk. Memang diakui sebagian dari sayap non- terhahadap faham aliran baru sebagian terwakili atau meng-
pesantren terdapat beberapa orang atau banyak orang dari ling- gabungkan diri kedalam perhimpunan tersebut. Ini tidak berarti
kungan pesantren, tetapi mereka tidak menempatkan basis du- bahwa kelahiran NU semata-mata sebagai reaksi terhadap aliran
kungan mereka dari lingkungan pesantren, bahkan seringkali me- baru yang muncul lebih dulu.
353 354
Soal hubungan kekerabatan khususnya perkawinan antara ke- 55. Harun Nasution, Pembaharuan, h. 64.
luarga pengikut NU dan pengikut Muhammadiyah kadang-
kadang menjadi faktor penghambat, tetapi secara keseluruhan 56. 1bid
tidak menunjukkan adanya pertentangan. Seoarang anak keluarga
NU yang akhirnya menjadi aktifis NU menceritakan kepada pe- 57. Wawancara dengan Prof. Dr. Harun Nasution di Takarta tang-
nulis, sekitar tahun tujuh puluhan pernah menjalin hubungan gal 23 Agustus 1990. Tekanan yang dilakukan kalangan Azhar
dengan teman putrinya sejak sekolah PGA. Setelah keduanya terhadap 'Abduh bukan mengenai pandangan 'Abduh dalam soal
menginjak perguruan tinggi di IAIN, teman putri itu mengun- furu', sebab pandangan 'Abduh yang banyak dibicarakan antara
durkan diri dengan alasan tidak disetujui orang tua karena calon lain seal sosial politik dan pendidikan.
menantu itu berasal dari keluarga NU sedang si putri dari
keluarga Muhammadiyah. Seorang Kiyai di Jawa Timur juga 58. Harun Nasution, Pembaharuan, h. 64.
tidak menyetujui putrinya mendapat calon suami dari keluarga
Muhammadiyah dan akhimya perkawinan itu gagal. 59. Debat Idjtihad dan Taqlid, dalam AI-Lisan, 51, 1940. Lihat pula
Seorang Kyai di Jawa Timur mengawini putri dari keluarga Djmawi Hadikusuma, Muhammdijah Ahlu Sunnah Wal Djama'ah?,
Muhammadiyah lebih dari 25 tahun yang lain sampai kini rukun (Yqgyakarta: Siaran, t.t).
bahagia. Sang istri kemudian menjadi aktifis Muslimat NU se-
mentara keluarganya sendiri tetap Muhammadiyah. Ada pula 60. Kongres-kongres Al-Islam diselenggarakan (1) di Cirebon,
seorang aktifis NU yang mulanya dari HMI ketika belajar di 1922, (2) Garut, 1923, (3) Surabaya, 1924, (4) Yogyakarta, 1925,
perguruan tinggi tetapi keluarganya pengikut NU yang fanatik, (5)
kemudian mengawini putri dari keluarga Muhammadiyah. Bandung, 1926, (6) Surabaya, 1926, (7) Bogor, 1926, (8) Surabaya,
Masing-masing tetap bertahan sebagai pengikut NU dan pengikut 1931 ?, (9) Malang, 1932. Lihat Buku Kenangan MIAI 1937-1941,
Muhammadiyah. Rumah tangganya rukun bahagia selama lebih h.
dua puluh tahun lamanya 5-6.

52. Persis pernah mengadakan pengajian akbar, 25 Januari 1925, 61. Hindia Baroe, 7 Tanuari 1925.
di Bandung, yang membahas soal usalli (mengucapkan niat ketika
akan mulai salat), selamatan tiga atau tujuh hari bagi orang yang 62. 1bid.
meninggal dan memberi jamuan ketika mengalami musibah di-
tinggal mati salah seorang keluarga. Semua ini menurut mereka 63. Hindia Baroe, 7 Januari 1925.
bid'ah. Hindia Baroe, 6 Februari 1925.
64. Wahabi diambil dari nama Mubammad Ibn 'Abd al-Wahhab
53. Fatwa tentang Gerakan Nasionalme dan Kebangsaan, dalam Al- (1703-1787) pemimpin gerakan reformis di Arabia. Gerakan ini
Lisan, nomer 51, tahun 1940. tidak dilatar belakangi politik melainkan gerakan murni keagama-
an yang bergulat dengan persoalan internal ummat Islam. Muncul
54. AI-'Urwah al-Wus'qa, majalah yang dipimpin 'Abduh dan sebagai reaksi terhadap faham tauhid masyarakat Islam yang
Afghani. AI-Manar, majalah yang dipimpin 'Abduh dan Rasjid telah dipengarahui ajaran tarikat yang sebagian eksesnya sangat
Rida. menghargai para imam tarikat sebagai wall dan memuliakan
makam mereka dan tradisi keagamaan yang dianggap menyim-
355 356
pang dari ajaran Islam.

65. Lihat misalnya, Taqiy al-Din Ibn Taymiyyah, Kitab al-Radd


'Ala al-Mantiqiyyin, (Beirut : Dar al-Ma'rifah, t.t.); Minhaj al-
Sunnah
al-Nabawiyyah Fi Naqd Kalam al-Syi'ah wal Qadariyyah, (Beirut:
Dar
al-Kutub al-'Ilmiyyah, t.t.); dan Muwafaqat Sahih al-Manqul li
Sarih
al-Ma'qul, (Beirut: Dar al Kutub al-'Ilmiyyah, 1985).

66. Lihat ibid., juga Qamaruddin Khan, Pemikiran Politik Ibn Tay-
miyyah, (Bandung, Pustaka, 1983).

357

Anda mungkin juga menyukai