Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi TKBM
Pelabuhan Jasira utara pulau Sulawesi letaknya sangat strategis sepanjang tahun
terlindung dengan pulau Lembe dari hamparan ombak dan gelombang laut
Sulawesi dan Samudera Pasifik. Sejak Pelabuhan Bitung diresmikan
pemakaiannya oleh Presiden Republik Indonesia pertama sebagai tempat berlabuh
dan sandarnya kapal yang melakukan kegiatan bongkar muat barang, hewan, dan
manusia, sejak itu pula terbentuknya buruh Pelabuhan Bitung. Kemudian untuk
mengatasi permasalahan perburuaan secara Nasional Khusus menyangkut masalah
Buruh pelabuhan yang berada pada Wilayah perdagangan Nasional maupun
perdagangan Bilateral, maka pemerintah memandang perlu ada satu wadah yang
permanen yang mempunyai kekuatan Hukum untuk mengatur dan menangani
Tenaga Kerja Bongkar Muat, maka keluar instruksi bersama Menteri
Perhubungan dan Menteri Tenaga Kerja pada tanggal 14 Januari 1989 tentang
Koperasi di tiap Pelabuhan sebagai pengganti Yayasan Usaha Karya (YUKA).
Dengan mendasari Ketentuan – ketentuan tersebut, maka pada tahun 1990
dibentuklah Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat “Sejahtera” pelabuhan Bitung.

4.1.2 Mekanisme Kerja TKBM


Secara keseluruhan kegiatan bongkar muat di pelabuhan Samudera Bitung
dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik seperti mengangkat barang, menahan
barang dan memindakan barang. Ada tiga bagian kerja yang dilakukan oleh para
buruh dan pekerjaan – pekerjaan tersebut menggunakan ketuatan otot dan tulang,
dapat dilihat kegiatan TKBM yang ada di pelabuhan Bitung sebagai berikut:
1. Stevedoring
Pekerjaan dengan membongkar barang berupa semen, beras, tepung, dll dari
dalam palka kapal dilakukan dengan cara mengangkat satu persatu kemudian
di pindakan ke dermaga.

22
2. Cargodoring
Pekerjaan ini hanya mengangkat barang ke gudang dengan menggunakan
kendaraan.
3. Receiving/delivery
Pekerjaan memindakan barang oleh TKBM dari kendaraaan ke penumpukan
didalam gudang dengan cara satu persatu mengangkat barang tersebut.
Demikian juga sebaliknya jika barang tersebut akan didistribusikan TKBM
mengeluarkan barang dari dalam gudang dengan cara mengangkat barang
tersebut untuk kemudian disusun kembali keatas mobil/angkutan.

4.1.3 Struktur Organisasi TKBM Pelabuhan Bitung


Gambar 3. Struktur Organisasi Koperasi TKBM

PENGAWAS KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

ANGGOTA

4.2 Karakteristik Responden


4.2.1 Karakteristik Individu
a) Umur Responden
Distribusi umur responden dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur (Tahun) Jumlah %
≤ 30 18 22,8
> 30 61 77,2
Total 79 100

23
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa umur responden lebih banyak pada umur
>30 tahun yaitu sejumlah 61 responden (77,2%) dibandingkan pada umur ≤30
tahun yaitu sejumlah 18 responden (22,8 %).

b) Masa Kerja Responden


Distribusi responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 3 :
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja (Tahun) Jumlah %
1-5 25 31,6
6 -10 17 21,5
11 - 15 18 22,8
16 - 20 11 13,9
>20 8 10,1
TOTAL 79 100

Berdasarkan hasil tabel 3, diketahui bahwa responden yang memiliki masa kerja 1
- 5 tahun lebih banyak yaitu 25 responden (31,6%) dibandingkan dengan
responden yang memiliki masa kerja 11 - 15 tahun lebih sedikit yaitu 18
responden (22,8%).

c) Tingkat Pendidikan Responden


Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 4 :
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah %
SD 32 40,5
SMP 30 38
SMA/SMK 17 21,5
Total 79 100

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan


SD lebih banyak yaitu 32 responden (40,5%) sedangkan responden yang
memiliki tingkat pendidikan SMP lebih sedikit yaitu 30 responden (38%).

24
d) Kebiasaan Olahraga Responden
Kebiasaan olahraga responden dapat dilihat pada tabel 5 :
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Olaraga
Kebiasaan Olaraga Jumlah %
Tidak Pernah 60 75,9
Jarang 13 16,5
Sering 6 7,6
Total 79 100

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa tidak semua responden memiliki kebiasaan


olahraga sebelum bekerja. Sebanyak 60 responden (75,9%) sama sekali tidak
pernah melakukan kebiasaan olahraga atau pemanasan sedangkan 13 responden
(16,5%) jarang melakukan kebiasaan olahraga sebelum bekerja dan 6 responden
(7,6%) melakukan kebiasaan olaraga sebelum bekerja.

4.2.2 Aktivitas Fisik


Distribusi aktivitas fisik responden dapat dilihat pada tabel 6 :
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik Jumlah %
Ringan (1 – 10) 0 0
Sedang (11 – 24) 0 0
Normal (25 – 49) 27 34,2
Berat (> 50) 52 65,8

Total 79 100

Berdasarkan penelitian terhadap 79 responden, yang melakukan aktivitas fisik


mengangkat, menahan dan memindahkan beban diketahui bahwa responden yang
memiliki aktivitas fisik berat lebih banyak yaitu 52 responden (65,8%) sedangkan
responden yang memiliki aktivitas fisik normal lebih sedikit yaitu 27 responden
(34,2%).

25
4.2.3 Kelelahan Kerja
Distribusi kelelahan kerja dapat dilihat pada tabel 7 :
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja
Kelelahan Kerja Jumlah %
Normal 36 45,6
Ringan 34 43
Sedang 6 7,6
Berat 3 3,8
Total 79 100

Berdasarkan penelitian terhadap 79 responden, tingkat kelelahan kerja didapat


hasil frekuensi paling banyak terdapat pada kategori kelelahan kerja normal
sebanyak 36 responden (45,6%), dan paling sedikit pada kategori kelelahan kerja
berat 3 responden (3,8%).

4.2.4 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kelelahan Kerja


Tabel 8. Analisis Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kelelahan Kerja
Kelelahan Kerja
Aktivitas Fisik R P value
Normal Ringan Sedang Berat
Ringan 0 0 0 0
Sedang 0 0 0 0
Normal 25 2 0 0 0,818 0,000
Berat 11 32 6 3
Total 36 34 6 3

Dengan menggunakan uji korelasi Spearman maka didapat hasil sebagai


berikut: Berdasarkan hasil analisis statistik didapat hasil p value = 0,000 ( p value
< 0,05), yang berarti terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kelelahan
kerja.

26

Anda mungkin juga menyukai