Anda di halaman 1dari 7

TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK

No. Dokumen No Revisi Halaman

RSUD PROF. Dr. W.Z.


Johannes Kupang

SPO Tanggal terbit Ditetapkan oleh


Direktur
RSU Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

drg. Dominikus Minggu, M.Kes


NIP. 19600731 198812 1 001

PENGERTIAN  Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi


(2,3,4)
kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
respiratori dengan derajat bervariasi.
 Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas,
dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada, malam atau dini hari, dan biasanya timbul
jika ada pencetus.
 Serangan asma adalah episode perburukan yang progresif dari gejala
gejala seperti batuk, sesak napas, mengi, rasa dada tertekan atau
berbagai kombinasi dari gejala tersebut dengan ditandai obstruksi
saluran napas.
TUJUAN  Mengatasi penyempitan saluran respiratori secepat mungkin.
 Mengurangi hipoksemia.
 Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya.
 Mengevaluasi dan memperbarui tata laksana jangka panjang. untuk
mencegah kekambuhan.
 Sebagai acuan dalam melakukan tatalaksana serangan asma pada
pasien anak di RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang.
KEBIJAKAN  Penatalaksanaan asma anak dapat dilakukan di ruang perawatan
maupun di luar ruang perawatan, yang termaksud dalam lingkungan
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
 Seluruh dokter umum RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang mampu
TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK
No. Dokumen No Revisi Halaman

RSUD PROF. Dr. W.Z.


Johannes Kupang

memberikan tatalaksana serangan asma pada anak hingga dokter yang


lebih kompeten datang (dokter spesialis anak).
 Semua pasien dan keluarga yang dilayani di Rumah Sakit diberikan
informasi tentang tatalaksana atau terapi asma yang diberikan pada
anak.
PROSEDUR 1. Pasien anak dengan serangan asma datang atau ditemukan oleh
(1,3,4,5)
petugas, pastikan diagnosis serangan asma secara cepat dan tepat
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
2. Dokter menilai derajat serangan asma dan mencari riwayat asma risiko
tinggi.
3. Derajat serangan asma ringan – sedang apabila:
- Pasien bicara dalam kalimat
- Lebih senang duduk daripada berbaring
- Tidak gelisah
- Frekuensi napas meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Retraksi minimal
- SpO2 : 90 – 95%
- PEF > 50%
4. Derajat serangan asma berat apabila:
- Bicara dalam kata
- Duduk denga bertopang lengan
- Gelisah
- Frekuensi napas meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Retraksi jelas
- SpO2 : < 90%
- PEF ≤ 50%
5. Derajat serangan asma dengan ancaman henti napas apabila:
- Mengantuk/letargi
TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK
No. Dokumen No Revisi Halaman

RSUD PROF. Dr. W.Z.


Johannes Kupang

- Suara napas tak terdengar


6. Jika didapatkan derajat serangan asma ringan – sedang, lakukan terapi
awal, yaitu:
- Berikan oksigen 1 – 2 L/menit jika SpO2 < 94%.
- Berikan agonis B2 kerja pendek via nebulizer atau via MDI dan
spacer (4 – 10 semprot).
- Nebulisasi dapat diulang sampai 3 kali tiap 20 menit dalam 1 jam.
- Untuk nebulisasi yang ketiga, pertimbangkan kombinasi agonis B2
kerja pendek dan ipratropium bromida
- Saat serangan berikan steroid sistemik (predinison/prednisolon) 1 –
2 mg/kgBB/hari. Maksimum 40 mg peroral (bila tidak
memungkinkan, berikan secara I.V selama 3 – 5 hari).
- Nilai respon terapi dalam 1 jam berikutnya (atau lebih cepat)
- Jika gejala membaik, SpO2 >94%, PEF membaik (60 – 80%),
siapkan pasien untuk dipulangkan.
- Jika memburuk, kelola sebagai derajat serangan asma berat.
7. Jika didapatkan derajat serangan asma berat atau ancaman henti napas
yang dirujuk ke rumah sakit, lakukan penilaian awal A (airway), B
(breathing), C (circulation).
Apakah mengantuk, letargi, tidak terdengar suara paru.
Jika ya, lakukan terapi:
- Pemberian oksigen untuk menjaga SpO2 94 – 98%.
- Kortikosteroid I.V bolus tiap 6 – 8 jam, dengan dosis 0,5 – 1
mg/kgBB/hari.
- Inhalasi B2 agonis kerja pendek + antikolinergik (ipratropium
bromida) dengan oksigen dilanjutkan tiap 1 – 2 jam, jika dalam 4 –
6 kali pemberian terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian dapat
diperlebar menajdi tiap 4 – 6 jam.
- Berikan aminofilin I.V jika pasien belum mendapat aminofilin
sebelumnya dengan dosis awal sebesar 6 – 8 mg/kgBB dilarutkan
TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK
No. Dokumen No Revisi Halaman

RSUD PROF. Dr. W.Z.


Johannes Kupang

dalam dextrose atau garam fisiologis sebanyak 20 ml diberikan


dalam 20 – 30 menit. Jika pasien telah mendapat aminofilin < 8
jam, dosis awal aminofilin diberikan setengahnya atau 3 – 4
mg/kgBB.
- Selanjutnya aminofilin dosis rumatan diberikan sebesar 0,5 – 1
mg/kgBB/jam.
- Terapi suportif apabila terdapat kelainan berupa dehidrasi dan
asidosis yaitu pemeberian cairan intravena dan koreksi gangguan
asam-basanya.
- Bila terjadi perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan tiap 6 jam
hingga 24 jam. Kortikosteroid dan aminofilin dapat diberikan
peroral.
Jika memburuk, kelola sebagai serangan asma dengan ancaman henti
napas dan pertimbangkan rawat ICU :
- Berikan inhalasi B2-agonis kerja pendek
- Berikan oksigen
- Siapkan intubasi jika perlu
Nilai kondisi klinis secara berkala dan periksa spirometri/PEF (1 jam
setelah terapi awal):
- PEF 60 – 80% dan terdapat perbaikan gejala  SEDANG 
pertimbangkan rawat jalan
- PEF < 60% dan tidak terdapat perbaikan gejala  BERAT 
lanjutkan terapi dan evaluasi berkala.
TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK
No. Dokumen No Revisi Halaman

RSUD PROF. Dr. W.Z.


Johannes Kupang
TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK
No. Dokumen No Revisi Halaman

RSUD PROF. Dr. W.Z.


Johannes Kupang

Alur Tatalaksana Serangan Asma pada Anak di Fasyankes dan di


Rumah Sakit(2)
TATALAKSANA SERANGAN ASMA PADA ANAK
No. Dokumen No Revisi Halaman

RSUD PROF. Dr. W.Z.


Johannes Kupang

UNIT TERKAIT  Instalasi gawat darurat


 Instalasi bedah sentral
 Instalasi rawat intensif
 Instalasi rawat inap
SUMBER 1. Supriyatno HB. Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma
pada Anak. Maj Kedokt Indones. 2005;55:237–43.
2. Indonesia URPIDA. Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA). Vol.
2. 2016.
3. Asthma GI for. GLOBAL STRATEGY FOR Global Strategy for
Asthma Management and Prevention. USA; 2018.
4. Soebadi A. Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada
Anak. Jakarta; 2013.
5. Pribadi A. Serangan Asma Berat pada Asma Episodik Sering. Sari
Pediatr. 2004;5(4):171–7.

Kupang, Agustus 2018


Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

(dr. Fransiskus Taolin, Sp.A) (dr.Tjahyo Suryanto, Sp.A., M.Biomed)

Anda mungkin juga menyukai