Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK II

TENTANG
“Sistemik Eritematosus Lupus (Sle)”

Disusun Oleh:

SEMESTER VI A

KELOMPOK 4:
1. NI MADE FEBRI SUARDIANTINI
2. NI KADEK DEWI AYU PRATIWI
3. I MADE DWI WIDIANA JUWITA
4. M. HASANAIN
5. MEBY JUANDA FARDIANSYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM


STIKES MATARAM
2018
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata :Usia , jenis kelamin
2. Keluhan utama :Pada SLE ( sistemik lupus eritematosus ) kelainan
kulit meliputi eritema malar ( pipi ) ras seperti
kupu-kupu,yang dapat mengenai seluruh tubuh,
sebelumnya ibu pasien mengeluh anaknya demam
dan mudah lelah.
3. Riwayat penyakit dahulu :Apakah ibu pernah mengkonsumsi obat-
obatan.Faktor genetik keluarga yang mempunyai
kepekaan genetik sehingga cenderung
memproduksi auto antibody tertentu sehingga
keluarga mempunyai resiko tinggi terjadinya lupus
eritematosus
4. Riwayat Penyakit Sekarang :Adanya riwayat anemia hemolitik,trombositopeni.
Kelainan pada proses pembekuan darah (
kemungkinan sindroma, antibody). Kulit lesi,
pernapasan dispneu , integritas terganggu .

5. Pemeriksaan fisik
a. Sistem integument
Kelainan kulit eritema molar yang bersifat irreversibel. Ruam / bintik
merah ,eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
b. Kepala
Pada penderita SLE mengalami lesi pada kulit kepala dan kerontokan yang
sifatnya reversibel dan rambut yang hilang akan tumbuh kembali.
c. Muka
Pada penderita SLE lesi tidak selalu terdapat pada muka/wajah
d. Telinga
Pada penderita SLE tidak selalu ditemukan lesi di telinga.
e. Mulut
Pada penderita SLE sekitar 20% terdapat lesi mukosa mulut.
f. jari- jari
Pada penderita SLE sering dijumpai lesi vaskulitik pada jari-jari tangan
dan jari jari-jari kaki, juga sering merasakan nyeri sendi.
g. Paru – paru
Penderita SLE mengalami pleurisy, pleural effusion,
pneumonitis, interstilsiel fibrosis.
h. Jantung

2
Penderita SLE dapat mengalami perikarditis, myokarditis, endokarditis,
vaskulitis.
i. Gastro Intestinal
Penderita SLE mengalami hepatomegaly / pembesaran hepar, nyeri pada
perut.
j. Muskuluskletal
Penderita mengalami arthralgias, symmetric polyarthritis, efusi dan joint
swelling.
k. Sensori
Penderita mengalami konjungtivitis, photophobia.
l. Neurologis
Penderita mengalami depresi, psychosis, neuropathies.
6. Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi – Manajemen Kesehatan
Biasanya klien tidak sadar akan penyakitnya, meski gejala demam
dirasakan klien menganggap hanya demam biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Biasanya, penderita SLE akan banyak kehilangan berat badan karena
kurang nafsu makan serta mual muntah yang dirasakan.
c. Eliminasi
Secara klinis, penderita SLE akan mengalami diare.
d. Aktivitas – Latihan
Penderita SLE biasanya mengeluhkan kelelahan serta nyeri pada bagian
sendinya, sehingga pola aktivitas – latihan klien terganggu.
e. Istirahat – Tidur
Klien dapat mengalami gangguan dalam tidur karena nyeri sendi yang
dirasakannya.
f. Kognitif – Persepsi
Pada penderita SLE, daya perabaannya akan sedikit terganggu bila
terdapat lesi pada jari – jari tangannya. Pada sistem neurologis,
penderitadapat mengalami depresi dan psikologis.
g. Konsep diri
Dengan adanya lesi kulit yang bersifat irreversible yang menimbulkan
bekas dan warna yang buruk pada kulit, penderita SLE akan merasa
terganggu dan malu.
h. Peran – Hubungan
Penderita SLE tidak mampu melakukan pekerjaan seperti biasanya selama
sakit, namun masih dapat berkomunikasi.
i. Seksual – Reproduksi
Biasanya, penderita SLE tidak mengalami gangguan dalam aktivitas
seksual dan reproduksi.
j. Koping – Stress

3
Biasanya penderita mengalami depresi dengan penyakitnya dan juga stress
karena nyeri yang dirasakan. Untuk menghadapi penyakitnya, klien butuh
dukungan dari keluarga serta lingkungannya demi kesembuhan klien.
k. Nilai – Kepercayaan
Biasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena keterbatasan aktivitas
karena nyeri yang dirasakan.
7. Pemeriksaan Penunjang
Melakukan biopsi kulit. Pada pemeriksaan histologi terlihat adanya
infiltrat limfositik periadneksal, proses degenerasi berupa mencairnya lapisan
basal epidermis penyumbatan folikel, dan hyperkeratosis. Imunofluoresensi
langsung pada kulit yang mempunyai lesi memberikan gambaran pola deposisi
immunoglobulin seperti yang terlihat pada SLE.
8. Pemeriksaan Labratorium
pemeriksaan serologis terhadap anti nuclear antibodi ( ANA ) yang diproduksi
pada penderita sle. Skrining tes ANA ini dilakukan dengan teknik imunofluoresen
indirek, dikenal dengan fluorescent antinuclear antibody test ( fana ). Atau pemeriksaan
menentukaan apakah auto antibodi terhadap inti sel . Dimana ini memberikan
sensitifitas yang baik untuk SLE
Penilaian : a. < 20 unit ( negatif )
b. > 60 unit ( posistif )

B. Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dengan efusi pelura
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada sendi dan kerusakan jaringan
3. Ketidak Seimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
mampuan mengabsorpsi nutrien
4. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan lesi pada kulit

4
C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dengan efusi pelura

NOC NIC
Tujuan dan Kriteria Hasil : Airway Management
-Respiratory status : Ventilation 1. Buka jalan nafas, guanakan
-Respiratory status : Airway patency teknik chin lift atau jaw thrust
-Vital sign Status bila perlu
Kriteria Hasil : 2. Posisikan pasien untuk
a. Tidak ada sianosis dan memaksimalkan ventilasi
dyspneu (mampu 3. Identifikasi pasien perlunya
mengeluarkan sputum, pemasangan alat jalan nafas
mampu bernafas dengan buatan
mudah, tidak ada pursed lips) 4. Pasang mayo bila perlu
b. Menunjukkan jalan nafas 5. Auskultasi suara nafas, catat
yang paten (klien tidak adanya suara tambahan
merasa tercekik, irama nafas, 6. Berikan pelembab udara Kassa
frekuensi pernafasan dalam basah NaCl Lembab
rentang normal, tidak ada 7. Atur intake untuk cairan
suara nafas abnormal) mengoptimalkan keseimbangan.
c. Tanda Tanda vital dalam 8. Monitor respirasi dan status O2
rentang normal (nadi, Oxygen Therapy
pernafasanGDA 1. Pertahankan jalan nafas yang
paten
2. Atur peralatan oksigenasi
3. Monitor aliran oksigen
4. Pertahankan posisi pasien
5. Observasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
6. Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor nadi, suhu, dan RR
2. Monitor nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
3. Monitor kualitas dari nadi
4. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
5. Monitor suara paru
6. Monitor pola pernapasan
abnormal
7. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit

5
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada sendi dan kerusakan jaringan

NOC NIC
Tujuan dan Kriteria Hasil : Pain Management
-Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
-Pain control komprehensif termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi frekuensi,
a. Mampu mengontrol nyeri kualitas dan faktor presipitasi
(tahu penyebab nyeri, mampu 2. Observasi reaksi nonverbal dan
menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk 3. Kaji kultur yang mempengaruhi
mengurangi nyeri, mencari respon nyeri
bantuan) 4. Bantu pasien dan keluarga untuk
b. Melaporkan bahwa nyeri mencari dan menemukan
berkurang dengan dukungan
menggunakan manajemen 5. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
c. Mampu mengenali nyeri ruangan, pencahayaan dan
(skala, intensitas, frekuensi kebisingan
dan tanda nyeri) 6. Kurangi faktor presipitasi nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman 7. Pilih dan lakukan penanganan
setelah nyeri berkurang nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
8. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
9. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi ( distraksi dengan
kompres atau distraksi lain)
10. Berikan anaIgetik untuk
mengurangi nyeri
11. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
12. Tingkatkan istirahat
13. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
14. Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

6
3. Ketidak Seimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak
mampuan mengabsorpsi nutrien

NOC NIC
Tujuan dan Kriteria Hasil : Nutrition Management
- Nutritional Status : 1. Kaji adanya alergi makanan
- Nutritional Status : food and Fluid 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Intake menentukan jumlah kalori dan
-Nutritional Status: nutrient Intake nutrisi yang dibutuhkan pasien.
-Weight control 3. Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
a. Adanya peningkatan berat 4. Anjurkan pasien untuk
badan sesuai dengan tujuan meningkatkan protein dan vitamin
b. Berat badan ideal sesuai C
dengan tinggi badan 5. Berikan substansi gula
c. Mampu mengidentifikasi 6. Berikan makanan yang terpilih
kebutuhan nutrisi (sudah dikonsultasikan dengan
d. Tidak ada tanda-tanda ahli gizi).
malnutrisi 7. Monitor jumlah nutrisi dan
e. Menunjukkan peningkatan kandungan kalori
fungsi pengecapan dan 8. Kaji kemampuan pasien untuk
menelan mendapatkan nutrisi yang
f. Tidak terjadi penurunan berat dibutuhkan
badan yang berarti Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
perubahan pigmentasi
7. Monitor turgor kulit
8. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
9. Monitor mual dan muntah

7
4. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan lesi pada kulit

NOC NIC
Tujuan dan Kriteria Hasil : Pressure Management
-Tissue Integrity : Skin and 1. Anjurkan pasien untuk
-Mucous Membranes menggunakan pakaian yang
-Hemodyalis akses longgar
Kriteria Hasil : 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap
a. Integritas kulit yang baik bisa bersih dan kering
dipertahankan (sensasi, 3. Monitor kulit akan adanya
elastisitas, temperatur, hidrasi, kemerahan
pigmentasi) 4. Monitor aktivitas dan mobilisasi
b. Tidak ada luka/lesi pada kulit pasien
c. Perfusi jaringan baik 5. Monitor status nutrisi pasien
d. Menunjukkan pemahaman 6. Memandikan pasien dengan sabun
dalam proses perbaikan kulit dan air hangat
dan mencegah terjadinya 7. Monitor warna dan suhu kulit
cedera berulang 8. Monitor kulit dan membran
e. Mampu melindungi kulit dan mukosa pada area yang memar
mempertahankan kelembaban atau mengalami kerusakan
kulit dan perawatan alami 9. Monitor ruam dan abrasi pada
kulit

Anda mungkin juga menyukai