Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi


karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat
(DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan
berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah
mengidap DM (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui
saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderita DM akibat
hamil.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme
endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan
bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat
berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga
kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah
ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin sehingga kadar gula
ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar
gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa
hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat
lambatnya resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang
relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Diabetes mellitus dalam kehamilan menimbulkan
banyak kesulitan,karena penyakit ini aka banyak menimbulkan
perubahan-perubahan metabolic dan hormonal pada penderita
yang juga dipengaruhi kehamilan, sebaliknya juga diabetes
akan mempengaruhi kehamilan dengan prekuensi 0,3 - 0,7%
Penyakit kronik yang komplek yang dikarakterisasikan
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak,
hiperglikemi dan perkembangan dari mikrovaskuler ( kental
kapiler), arterisklerosis, makrivaskuler komplikasi dan
neuropatik ( gangguan struktus dan fungsi ginjal).

1
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui penyebab dan patologi dari Diabetes


mellitus pada kehamilan.
2. Mengetahui manifestasi klinik dari Diabetes mellitus
pada kehamilan.
3. Mengetahui metode diagnosis klinik dalam mendeteksi
penyebab Diabetes mellitus pada kehamilan.
4. Mengetahui terapi pengobatan Diabetes mellitus pada
kehamilan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut


Diabetes Melitus Gestasional, merupakan penyakit diabetes
yang terjadi pada ibu yang sedang hamil. Gejala utama dari
kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada
penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil
(polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa
lapar (polyfagi). Cuma yang membedakan adalah keadaan
pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus
diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab
pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya
selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan
juga biasa terjadi pada kehamilan normal.

B. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter
dengan cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi
darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya
glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-
perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga
dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan.

Risiko Tinggi DM Gestasional:


1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
6. Adanya glukosuria

3
C. Klasifikasi

Pada Diabetes Mellitus Gestasional, ada 2 kemungkinan yang


dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak
sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:


1. Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang
timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah
melahirkan.
2. Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai
sejak sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil.
3. Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan
komplikasi penyakit pembuluh darah seperti retinopati,
nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan
pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang
menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori DM
Gestasional (Tipe II).

D. Patofisiologi

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi


tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi
insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika
insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya,
komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar
gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi
terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal.
(menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi).
Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya).

Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan


bayinya besar sekali maka perlu dilakukan induksi pada
minggu ke 36 – 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat
persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat
oleh dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis penyakit
dalam.

4
Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan
kembali normal, apabila tidak, maka perlu dilanjutkan
pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu. Pada
kehamilan normal terjadi banyak perubahan pada pertumbuhan
dan perkembangan fetus secara optimal. Pada kehamilan
normal kadar glukosa darah ibu lebih rendah secara bermakna.
Hal ini disebabkan oleh :
1. Pengambilan glukosa sirkulasi meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis )
menurun.
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek-efek hormon gestasional (kortisol, human plasenta
lactogen, estrogen, dll)
6. Perubahan metabolism lemak dan asam amino

E. Manifestasi Klinis

1. Poliuri (banyak kencing)


Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat
sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga
terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan
dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

2. Polidipsi (banyak minum)


Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan
cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi
klien lebih banyak minum.

3. Polipagi (banyak makan)


Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel
mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien
akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap
saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada
pembuluh darah.
1. Penurunan berat badan
2. Kesemutan, gatal
3. Pandangan kabur
4. Pruritus vulvae pada wanita
5. Lemas, lekas lelah, tenaga kurang.

5
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur
jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat
dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena
tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan
memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang
berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM
walaupun banyak makan akan tetap kurus.

F. Pemeriksaan Diagnostik

a) Kriteria Diagnosis:

1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl.


Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan
sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu
makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan
pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO
dilakukan dengan Standard WHO, menggunakan beban
glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.

b) Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)

1. Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti


kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup)
dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari)
sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap
diperbolehkan
3. Diperiksa kadar glukosa darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg
BB (anak-anak), dilarutkan dalam 250 ml air dan
diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah
untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa
selesai
6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban
glukosa
7. Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa
tetap istirahat dan tidak merokok. Apabila hasil

6
pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM,
maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa
Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
 TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan
antara 140 – 199 mg/dl
 GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125mg/dl.

c) Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian


dari pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di
klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanyaglukosuria.
Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan
reduksi urine adalah:
1. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk
tes skrining, bukan untuk menegakkan diagnosis
2. Nilai (+) sampai (++++)
3. Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain,
seperti: renal glukosuria, obat-obatan, dan lainnya
4. Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
5. Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300 – 400
mg%
6. Reduksi (++++) kemungkinan KGD: 400 mg%
7. Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
8. Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan
pedoman.

G. Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan

1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM


1. Kehamilan dapat menyebabkan status pre
diabetik menjadi manifes (diabetik).
2. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan

2. Pengaruh diabetes gestasional terhadap kehamilan di


antaranya adalah :
1. Abortus dan partus prematurus
2. Hidronion
3. Pre-eklamasi
4. Kesalahan letak jantung
5. Insufisiensi plasenta

7
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
1. Gangguan kontraksi otot rahim (partus lama /
terlantar).
2. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan
operasi.
3. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga
terjadi asfiksia sampai dengan lahir mati
4. Perdarahan post partum karena gangguan
kontraksi otot rahim.
5. Post partum mudah terjadi infeksi.
6. Bayi mengalami hypoglicemi post partum
sehingga dapat menimbulkan kematian

4. Pengaruh DM terhadap kala nifas


1. Mudah terjadi infeksi post partum
2. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung
infeksi mudah menyebar

5. Pengaruh DM terhadap bayi


1. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
2. Janin besar ( makrosomia )
3. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit
saraf dan jiwa

H. Penatalaksanaan

1. Terapi Diet

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan


diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa darah dan
mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien
berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan
terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan
interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi
farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan
insulin.

Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada


penderita diabetes mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal
dan jenis makanan) yaitu :

8
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus
dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam
makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan
makanan manis).

Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas


beberapa bagian antara lain :
 Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung
karbohidrat 50 %, lemak 30 %, protein 20 %.
 Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %,
protein 12 %.
 Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %,
protein 20 %.
 Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik
dengan gangguan faal ginjal.

NO Tipe Diet Indikasi Diet


1. Diet A Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
2. Diet B Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
1. Kurang tahan lapan dengan dietnya.
2. Mempunyai hyperkolestonemia.
3. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami
cerobrovaskuler accident (cva) penyakit jantung koroner.
4. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati
diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.
5. Telah menderita diabetes dari 15 tahun
3. Diet B1 Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu
penderita diabetes terutama yang :
1. Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.
2. Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.
3. Masih muda perlu pertumbuhan.
4. Mengalami patah tulang.
5. Hamil dan menyusui.
6. Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
7. Menderita tuberkulosis paru.
8. Menderita penyakit graves (morbus basedou).
9. Menderita selulitis.
10. Dalam keadaan pasca bedah. Indikasi tersebut di atas selama tidak ada
kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
4. Diet B1 Diet B2 (Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang
dan B2 klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt).

Sifat-sifat diet B2
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein
kurang.

9
2. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan
20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino esensial.
3. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori /
hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.

Diet B3 (Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal


kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt)

Sifat diet B3
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
2. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40
gram/hari.
3. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan
2300 / hari. (bila tidak akan merubah jumlah protein).
4. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
5. Dipilih lemak yang tidak jenuh. Semua penderita diabetes mellitus
dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara teratur tiap
hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk
melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud
untuk menurunkan BB. Penyuluhan kesehatan, untuk meningkatkan
pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara
dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui
media-media cetak dan elektronik.

Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya,


pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan
gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.

1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang


baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan
paru janin. Dapat terjadi kematian janin mendadak. Berikan
insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui
drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia
sehingga perlu diberikan infus glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan
diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang
gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal =
(TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang
diperhitungkan dari:

 Kalori basal 25 kal/kgBB ideal


 Kalori kegiatan jasmani 10-30%
 Kalori untuk kehamilan 300 kalori
 Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5
gr/kgBB

10
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar
glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia,
yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2
jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus
segera dimulai.

Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan


alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu
seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM
umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori
per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.

Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105


mg/dl
2. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120
mg/dl
3. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4. Mencegah episode hipoglikemia
5. Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
6. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal
dan normal.

Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal


2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat
pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai
jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan
perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering Hb
glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.

Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5


kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg
setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat
badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu
BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu
BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).

Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka


insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus
preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin
yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat
menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin
endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah
plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat
mempengaruhi janin.

11
Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam
DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat
diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.

Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan


keadaan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah,
pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin,
kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan
kardiotokografi (jika memungkinkan).

Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu


dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin. Pada tingkat
Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan
pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut
jantung janin. Pada tingkat rumah sakit, pemantauan ibu
dan janin dilakukan dengan cara :

a) Pengukuran tinggi fundus uteri

 NST – USG serial


 Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin
plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat
janin.
 Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia,
pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin
merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara
seksio sesarea.
 Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat
dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42
mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan pergerakan
janin (normal >l0x/12 jam).
 Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan
perawatan khusus.
 Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus
dilakukan amniosentesis terlebih dahulu untuk
memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan < 38
mg).
 Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi,
preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti
glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat
sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG
dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.

b) Penatalaksanaan pada DMG

Meningkatkan jumlah insulin


1. Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)
2. Meglitinide (repaglinide, nateglinide)

12
3. Insulin injeksi
4. Meningkatkan sensitivitas insulin
5. Biguanid/metformin
6. Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
7. Memengaruhi penyerapan makanan
8. Acarbose
9. Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral
(minuman manis atau permen) 6-8 minggu setelah
melahirkan, ibu tersebut melakukan test plasma
glukosa puasa dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien
gemuk penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB,
karena diperkirakan akan menjadi DM dalam 20
tahun kemudian

2. Terapi Insulin

Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai


berikut : Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan
makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan
sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama
dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda
bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-
perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya
hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi
hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah
menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada
140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.

Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-


hari berikutnya cadangan hidrat arang berkurang dan
kebutuhan terhadap insulin berkurang yang mengakibatkan
mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan
atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang
kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar karena reaksi
hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai koma
diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita
dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya
dalam masa persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada
hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara
infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan/jam untuk
mengatasi komplikasi yang berbahaya.

Penanggulangan Obstetri pada penderita yang


penyakitnya tidak berat dan cukup dikuasi dengan diit saja
dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat
diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu.
lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena
prognosis menjadi lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih
berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya

13
kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37
minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi,
maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih
dini lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan
terlebih dahulu melakukan amniosentesis. Dalam
pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa atau
dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika
mungkin dengan pencatatan denyut jantung janin terus –
menerus.

Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil


meliputi manajemen diet, menjaga berat badan ibu tetap
ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik
dan olah raga.

3. Olahraga

Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai


direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin
dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga
juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang
dan memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi
dengan pembatasan intake kalori.

I. Komplikasi

a) Komplikasi pada Ibu


1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama
kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30
minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar

b) Masalah pada anak :


1. Abortus
2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis, neural tube
defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. Hipocalcemia
7. Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia

c) Tanda terjadi komplikasi pada DM gestasional

14
1. Makrovaskular: stroke, penyakit jantung
koroner,ulkus/ gangren.
2. Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal (gagal
ginjal kronik), syaraf (stroke,neuropati).
3. Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke

J. Prognosis

Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada


umumnya cukup baik, apalagi penyakitnya lekas diketahui
dan dengan segera diberikan pengobatan oleh dokter ahli,
serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter
spesialis kebidanan. Kematian sangat jarang terjadi, apabila
penderita sampai meninggal biasanya karena penderita
sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama
yang disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal.
Sebaliknya, prognosis bagi anak jauh lebih buruk dan di
pengaruhi oleh ;

1. Berat dan lamanya penyakit, terutama disertai


asetonuria
2. Insufisiensi plasenta
3. Prematuritas
4. Gawat napas (respiratory distress)
5. Cacat bawaan
6. Komplikasi persalinan (distosia bahu)

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.

Kriteria evaluasi :
Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100
mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.

No. Intervensi Rasional


Mandiri

1 Timbang berat badan Penambahan berat badan adalah


setiap kunjungan prenatal. kunci petunjuk untuk
memutuskan penyesuaian
kebutuhan kalori.
2 Kaji masukan kalori dan Membantu dalam mengevaluasi
pola makan dalam 24 jam. pemahaman pasien tentang
aturan diet.
3 Tinjau ulang dan berikan Kebutuhan metabolisme dari
informasi mengenai janin dan ibu membutuhkan
perubahan yang perubahan besar selama gestasi
diperlukan pada memerlukan pemantauan ketat
penatalaksanaan diabetic. dan adaptasi
4 Tinjau ulang tentang Makan sedikit dan sering
pentingnya makanan yang menghindari hiperglikemia ,
teratur bila memakai sesudah makan dan kelaparan.
insulin.
5 Perhatikan adanya mual Mual dan muntah dapat
dan muntah khususnya mengakibatkan defisiensi
pada trimester pertama. karbohidrat yang dapat
mengakibatkan metabolisme
lemak dan terjadinya ketosis.
6 Kaji pemahaman stress Stress dapat mengakibatkan
pada diabetic. peningkatan kadar glukosa,
menciptakan fluktuasi
kebutuhan insulin.
7 Ajarkan pasien tentang Kebutuhan insulin dapat dinilai
metode finger stick untuk berdasarkan temuan glukosa
memantau glukosa darah serum secara periodic
sendiri.
8 Tinjau ulang dan Hipoglikemia dapat terjadi
diskusikan tanda gejala secara cepat dan berat pada

16
serta kepentingan hipo trimester pertama karena
atau hiperglikemia. peningkatan penggunaan
glukosa dan glikogen oleh ibu
dan perkembangan janin.
Hiperglikemia berefek
terjadinya hidramnion.
9 Instruksikan untuk Pengguanaan jumlah besar
mengatasi hipoglikemia karbohidrat sederhana untuk
asimtomatik. mengatasi hipoglikemi
menyebabkan nilai glukosa
darah meningkat.
10 Anjurkan pemantauan Ketidakcukupan masukan kalori
keton urine. ditunjukkan dengan ketonuria,
menandakan kebutuhan
terhadap peningkatan
karbohidrat.

Mandiri

11 Diskusikan tentang dosis , Pembagian dosis insulin


jadwal dan tipe insulin. mempertimbangkan kebutuhan
basal maternal dan rasio waktu
makan.
12 Sesuaikan diet dan Kebutuhan metabolisme
regimen insulin untuk prenatal berubah selama
memenuhi kebutuhan trimester pertama.
individu.
13 Kolaborasi dengan ahli Diet secara spesifik pada
gizi. individu perlu untuk
mempertahankan
normoglikemi.
14 Observasi kadar Glukosa Insiden abnormalitas janin dan
darah. bayi baru lahir menurun bila
kadar glukosa darah antara 60 –
100 mg/dl, sebelum makan
antara 60 -105 mg/dl, 1 jam
sesudah makan dibawah 140
mg/dl dan 2 jam sesudah makan
kurang dari 200 mg/dl.
15 Tentukan hasil HbA1c Memberikan keakuratan
setiap 2 – 4 minggu. gambaran rata rata control
glukosa serum selama 60 hari .
Kontrol glukosa serum
memerlukan waktu 6 minggu
untuk stabil.

2) Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan


peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan pada
sirkulasi.

17
Kriteria evaluasi :
Menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin Challenge
Test negative atau Construction Stress Test secara normal.

No. Intervensi Rasional


Mandiri Pengontrolan secara ketat
sebelum konsepsi membantu
Kaji control diabetik menurunkan resiko mortalitas
1
sebelum konsepsi. janin dan abnormal konginental.
Tentukan klasifikasi white Janin kurang beresiko bila
terhadap diabetes. klasifikasi white adalah A, B, C
2
dan apabila D adalah beresiko
tinggi.
Kaji gerakan janin dan Terjadi insufisiensi plasenta dan
denyut janin setiap ketosis maternal mungkin
3 kunjungan. secara negatif mempengaruhi
gerakan janin dan denyut
jantung janin.
Observasi tinggi fundus Untuk mengidentifikasi pola
4
uteri setiap kunjungan. pertumbuhan abnormal
Observasi urine terhadap Benda keton dapat
keton. mengakibatkan kerusakan
5
susunan syaraf pusat yang tidak
dapat diperbaiki.
Berikan informasi dan Penurunan mortalitas dan
buatkan prosedur untuk komplikasi morbiditas janin
6 pemantauan glukosa dan bayi baru lahir dan anomali
penatalaksanaan diabetes congenitial dihubungkan dengan
di rumah. kenaikan kadar glukusa darah.
Pantauan adanya tanda sekitar 12% – 13% dari diabetes
tanda edema, proteinuria, akan berkembang menjadi
7 peningkatan tekanan gangguan hipertensi karena
darah. perubahan kardiovaskuler
berkenaan dengan diabetes.
Tinjau ulang prosedur dan Aktifitas dan pergerakan janin
8 rasional untuk Non stress merupakan petanda baik dari
Test setiap minggu. kesehatan janin.
Diskusikan rasional atau Contraction Stress Test dapat
prosedur untuk memberikan informasi tentang
melaksanakan Oxytocin perfusi oksigen dan nutrisi pada
Challenge Test atau janin. Hasil positif menandakan
9
Contraction Stress Test insufisiensi plasenta.
setiap minggu mulai
minggu ke – 30 sampai
dengan minggu ke- 32.
Tinjau ulang prosedur dan Maturasi paru janin adalah
10
rasional untuk tindakan kriteria yang digunakan untuk

18
amniosentesis menentukan kelangsungan
hidup.

Kolaborasi

Kaji HbA1c setiap 2 – 4 Insiden bayi malformasi secara


minggu sesuai indikasi. kongenital meingkat pada
11 wanita dengan kadar HbA1c
tinggi pada awal kehamilan atau
sebelum konsepsi.
Kaji kadar albumin Tes serum albumin glikosilat
glikosilat pada getasi menunjukkan glikemia lebih
12 minggu ke 24 sampai ke dari beberapa hari.
28 khususnya pada ibu
dengan resiko tinggi.
Dapatkan kadar serum Insiden kerusakan tuba neural
alfa fetoprotein pada lebih besar pada ibu diabetik
13 gestasi minggu ke 14 dari pada non diabetik bila
sampai minggu ke 16. kontrol sebelum kehamilan
sudah buruk.
Siapkan untuk Ultrasonografi bermanfaat
ultrasonografi pada dalam memastikan tanggal
14 gestasi minggu ke 8, 12, gestasi dan membantu dalam
18, 28, 36 sampai minggu evaluasi retardasi pertumbuhan
ke 38. intra uterin.
Lakukan non stress test Mengetahui kesehatan janin dan
dan Oxytocin Challenge kedekatan perfusi plasenta.
15
Test atau Construction
Stress test dengan tepat.
Dapatkan sekuensial Penurunan kadar estriol dapat
serum atau specimen urine menunjukkan penurunan fungsi
16 24 jam terhadap kadar plasenta, menimbulkan retardasi
estriol setelah gestasi pertumbuhan intra uterin dan
minggu ke 30. lahir mati.
Bantu untuk persalinan Membantu menjamin hasil
per vaginam atau seksio. positif untuk neonatus. Insiden
lahir mati meningkat secara
17 bermakna pada gestasi lebih
dari minggu ke-36. Makrosomia
sering menyebabkan distosia
dengan sefalopelvis disproporsi.

3) Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan


dengan perubahan kontrol diabetik, profil darah

19
abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan
perubahan respon imun.

Kriteria evaluasi :

 Tetap normotensif.
 Mempertahankan normoglikemia.
 Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan
plasenta.

No. Intervensi Rasional


Mandiri
Perhatikan klasifikasi Klien dengan klasifikasi D, E atau
white untuk diabetes. F adalah berisiko tinggi terhadap
1 Kaji derajad kontrol komplikasi kehamilan.
diabetik.
Kaji perdarahan Perubahan vaskuler yang
pervaginam dan nyeri dihubungkan dengan diabetes
2
tekan abdomen. menandakan resiko abrupsi
plasenta.
Pantau terhadap tanda Distensi uterus berlebihan karena
dan gejala persalinan makrosomia atau hidramnion
3
preterm. dapat mempredisposisikan pada
persalinan awal.
Bantu untuk belajar Memungkinkan keakuratan tes
memantau glukosa urin yang lebih besar karena
4
darah di rumah yang ambang ginjal terhadap glukosa
dilakukan 6 kali sehari. menurun selama kehamilan.
Periksa keton dalam Ketonuria menandakan adanya
urin setiap hari. kondisi kelaparan yang secara
5
negatif dapat mempengaruhi
perkembangan janin
Identifikasi kejadian Insiden hipoglikemia sering
hipoglikemia dan terjadi pada trimester ketiga
hiperglikemia. karena aliran glukosa darah dan
asam amino yang kontinue pada
janin dan untuk menurunkan kadar
insulin antagonis laktogen
6
plasenta. Insiden hiperglikemia
memerlukan regulasi diet atau
insulin untuk normoglikemia
khususnya pada trimester kedua
dan ketiga karena kebutuhan
insulin sering meningkat dua kali.
Pantau adanya edema Diabetes cenderung kelebihan
dan tentukan tinggi cairan karena perubahan vaskuler.
7 fundus uteri. Insiden hidramnion sebanyak 6%
– 25% pada kasus diabetes yang
hamil kemungkinan berhubungan

20
dengan peningkatan kontribusi
janin pada cairan amnion dan
hiperglikemia meningkatkan
haluaran urin janin.
Kaji adanya infeksi Deteksi awal adanya infeksi
8 saluran kencing. saluran kencing dapat mencegah
pielonefritis.
Pantau dengan ketat bila Obat tokolitik dapat meningkatkan
obat tokolitik digunakan glukosa darah dan insulin plasma.
9
untuk menghentikan
persalinan.
Kolaborasi Mendeteksi ancaman ketoasidosis,
menentukan adanya ancaman
Pantau kadar glukosa hipoglikemia.
10
serum setiap kunjungan.
Dapatkan urinalisa dan Membantu mencegah atau
kultur urin, kultur rabas mengatasi pielonefritis. Monilial
11 vagina, berikan vulvovaginitis dapat menyebabkan
antibiotika sesuai sariawan oral pada bayi baru lahir.
indikasi.
Kumpulkan spesimen Kemajuan perubahan vaskuler
untuk ekskresi protein dapat merusak fungsi ginjal
12 total, klirens kreatinin dengan diabetes jangka panjang
nitrogen urea darah dan atau berat.
kadar asam urat.
Jadwalkan pemeriksaan Latar belakang retinopati dapat
oftalmologi selama berlanjut selama kehamilan karena
trimester pertama, keterlibatan vaskuler berat. Terapi
13 trimester kedua dan koagulasi laser dapat memperbaiki
ketiga bila berada dalam dan menurunkan fibrosis optik.
diabetes klasifikasi
kelas D atau diatasnya.
Siapkan untuk Mengetahui adanya tanda
ultrasonografi pada makrosomia dan diproporsi
gestesi ke-8, 12, 26, 36 cephalopelvis.
dan 38 untuk
menentukan ukuran
14
janin dengan
menggunakan diameter
biparietal, panjang
femur dan perkiraan
berat badan janin.
Mulai terapi intra vena Glukagon adalah substansi
dengan dekstrose 5%, alamiah yang bekerja pada
15 berikan glukogon sub glikogen hepar dan mengubahnya
cutan bila dirawat di menjadi glukosa yang
rumah sakit dengan memperbaiki status hipoglikemik.
shock insulin dan tidak
sadar. Ikuti dengan

21
pemberian susu skim 8
oz bila mampu menelan

4) Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes,


prognosis dan kebutuhan tindakan berhubungan
dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan
tidak mengenal sumber informasi.

Kriteria evaluasi :
 Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama
kehamilan.
 Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes
laboratorium dan aktivitas yang melibatkan
pengontrolan diabetes.
 Mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan
pemberian insulin.
No Intervensi Rasional
Mandiri Rasional: Diabetes mellitus
Kaji pengetahuan tentang gestasional besisiko terhadap
1 proses dan tindakan ambilan glukosa yang tidak
terhadap penyakit termasuk efektif dalam sel, penggunaan
hubungan dengan diet, lemak dan protein untuk energi
latihan, stres dan kebutuhan secara berlebihan dan
insulin. dehidrasi seluler saat air
dialirkan dari sel oleh
konsentrasi hipertonik glukosa
dalam serum.

Berikan informasi tentang Rasional: Perubahan metabolik


cara kerja dan efek prenatal menyebabkan
merugikan insulin dan kebutuhan insulin berubah.
tinjau ulang alasan Trimester pertama kebutuhan
menghindari obat insulin rendah tetapi menjadi
hipoglikemi oral. dua kali dan empat kali selama
trimester kedua dan ketiga.
Meskipun insulin tidak
melewati plasenta, agen
hipoglikemi oral dapat dan
potensial membahayakan
janin.
Jelaskan penambahan berat Rasional: Pembatasan kalori
badan normal. dengan akibat ketonemia dapat
menyebabkan kerusakan janin
dan menghambat penggunaan
protein optimal.
Berikan informasi tentang Rasional: Latihan setelah
kebutuhan program latihan makan dapat membantu
ringan. mencegah hipoglikemia dan

22
menstabilkan penyimpangan
glukosa, kecuali terjadi
peningklatan glukosa
berlebihan, dimana latihan
dapat meningkatkan
ketoasidosis.
Berikan informasi Rasional: Peningkatan
mengenai dampak pengetahuan dapat
kehamilan pada kondisi menurunkan rasa takut,
diabetes dan harapan masa meningkatkan kerja sama dan
depan. membantu menurunkan
komplikasi janin.
Diskusikan mengenali Rasional: Penting untuk
tanda infeksi. mencari pertolongan medis
awal untuk menghindari
komplikasi.
Anjurkan mempertahankan Rasional: Bila ditinjau ulang
pengkajian di rumah oleh praktisi pemberi
terhadap kadar glukosa perawatan, catatan harian
serum, dosis insulin, diet dapat membantu bagi evaluasi
dan latihan. dan perubahan terapi
Bantu untuk mempelajari Rasional: Adanya gejala
pemberian glukosa, hipoglikemia seperti
instruksikan untuk diaforesis, sensasi kesemutan
menyertainya dengan susu dan palpitasi dengan kadar
8 oz dan periksa ulang glukosa dibawah 70 mg/di
kadar glukosa dalam 15 memerlukan tindakan dengan
menit. segera. Penggunaan glukagon
sebagai kombinasi susu dapat
meningkatkan kadar glukosa
serum tanpa resiko berbalik
menjadi hiperglikemia.

5) Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran


gas pada janin berhubungan dengan ketidakadekuatan
kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.

Kriteria evaluasi :

 Kehamilan cukup bulan.


 Meningkatkan keberhasilan kelahiran dari bayi usia
gestasi yang tepat.
 Bebas cedera.
 Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda
hipoglikemia

23
No. Intervensi Rasional
Mandiri Hiperglikemia maternal pada
Tinjau ulang riwayat periode pranatal meningkatkan
pranatal dan kontrol makrosomia, membuat janin
maternal. berisiko terhadap cedera
kelahiran karena distosia atau
disporsia sefalopelvis. Kadar
1 glukosa maternal yang tinggi
pada kelahiran meransang
pankreas janin, mengakibatkan
hiperinsulinemia.

Periksa adanya glukosa Rasional: Peningkatan glukosa


atau keton dan albumin dan kadar keton menandakan
dalam urin ibu dan pantau ketoasidosis yang dapat
2
tekanan darah. mengakibatkan asidosis janin
dan potensial cedera susunan
syaeaf pusat.
Observasi tanda vital. Rasional: Peningkatan infeksi
3 asenden, dapat mengakibatkan
sepsis neonatal.
Anjurkan posisi rekumben Rasional: Meningkatkan perfusi
4 lateral selama persalinan. plasenta dan meningkatkan
kesediaan oksigen untuk janin.
Lakukan dan bantu Rasional: Persalinan yang lama
dengan pemeriksaan dapat meningkatkan resiko
5
vagina untuk menentukan distres janin.
kemajuan persalinan.
Kolaborasi
6
Tinjau hasil tes pranatal Rasional: Memberikan
seperti profil biofisikal, informasi tentang cadangan
tes nonstres dan tes stres pada plasenta untuk oksigenasi
kontraksi. janin selama periode intrapartal.
Dapatkan atau tinjau Rasional: Memberikan
ulang hasil dari informasi tentang maturasi paru
7
amniosentesis dan janin.
ultrasonografi.
Pantai kadar glukosa Rasional: Peningkatan
serum maternal dengan kebutuhan energi, penurunan
8 finger stick setiap jam, kadar glikogen.
kemudian setiap 2-4 jam
sesuai indikasi.
Observasi frekuensi Rasional: Tacikardi, bradikardi
denyut jantung janin. atau deselerasi lambat pada
9 penurunan variabilitas
menandakan kemungkinan
hipoksia janin.

24
Lakukan pemberian cairan Rasional: Mempertahankan
dekstrose 5% per normoglikemia tanpa pemberian
10
parenteral. glukosa sampai persalinan aktif
mulai.
Siapkan untuk induksi Rasional: Mendapatkan
persalinan dengan kelahiran dari bayi sesuai usia
11
oksitosin atau seksio gestasi yang tepat.
saesar.

6) Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan


situasi krisis atau mengancam pada status kesehatan
(maternal atau janin).

Kriteria evaluasi :

 Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai


diabetes dan persalinan.
 Menggunakan strategi koping yang tepat.

No. Intervensi Rasional


Mandiri

1 Atur keberadaan perawat Rasional: Meningkatkan


secara kontinu selama kontinuitas asuhan. Pasien dan
persalinan. keluarga perlu mengetahui
bahwa mereka tidak sendiri dan
tersedianya tenaga bantuan
dengan segera.
Pastikan respon yang ada Memberikan pengkajian dasar
pada pesalinan dan untuk perbandingan selanjutnya,
penatalaksanaan medis. mengidentifikasi kekuatan dan
Kaji keefektifan sistem masalah yang potensial.
pendukung.
Ajarkan tehnik relaksasi Memberikan perasaan kontrol
dan distraksi. terhadap situasi.
Jelaskan semua prosedur Pengetahuan tentang apa yang
tindakan perawatan. terjadi membantu menurunkan
rasa takut.
. Fasilitasi semua keluhan Suasana terbuka dan
atas ungkapan perasaan. mendukung menurunkan
intimidasi karena prosedur atau
peralatan.
Informasikan kepada Membantu untuk
keluarga tentang menghilangkan atau
kemajuan persalinan dan meminimalkan rasa khawatir
keadaan janin. dan mengembangkan rasa
percaya.

25
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi


karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun
berat (DM), terjadi atau diketahui pertama kali saat
kehamilan berlangsung.

B. SARAN

Untuk Perawat Sebaiknya perawat dalam


memberikan asuhan keperawatan harus lebih
memperhatikan faktor penyebab maupun faktor pencetus
dari penyakit yang diderita klien dan memberikan
pendidikan kesehatan pada klien agar masalah yang
menyebabkan klien dirawat dapat diatasi sehingga tidak
terjadi perawatan yang berulang

Untuk Orangtua KlienMenjaga kebersihan


lingkungan rumah, dan membiasakan diri untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah memberi makan anak serta
menjaga personal hygiene dan memberi mainan anak yang
bersih dan dapat dicuci, dan bila terjadi diare pada anak
sebelum di bawah ke rumah sakit, diberikan larutan gula
garam.

26

Anda mungkin juga menyukai