Bp. BPPV
Bp. BPPV
Disusun Oleh :
Alvin Raymond
01073170139
Pembimbing:
dr. Vonny Gunawan Sp.S
Keluhan Utama:
Sensasi pusing berputar kurang lebih 3 menit saat bangun dari tempat tidur.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
Laju nadi : 80x/menit
Laju pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,60C
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Meningeal Sign
1. Kaku kuduk (-), Kuduk kaku (-)
2. Brudzinski 1 & 2 (-)
3. Laseque (-)
4. Kernique (-)
Cranial Nerves
I -- Tidak di lakukan
II -- Visus NLP, reflex konstriksi pupil +
III, IV, IV -- Mengikuti perintah dengan baik, bergerak ke seluruh arah.
V -- Dalam batas normal, terasa simetris kedua sisi
VII -- Mencucu, mengangkat alis, menggembungkan pipi, menyeringai, simetris (+)
VIII -- Dapat mendengar suara gesekan jari, tidak mengeluh mengenai sakit telinga
IX & X -- Otot trapezius dan sternocleidomastoideus baik
XII -- tidak ada deviasi lidah (di dalam maupun di luar), otot lidah (+)
Reflex fisiologis
• 2+ tungkai atas (biceps, triceps, dan brachioradialis)
• 2+ tungkai bawah (Patellar & Achilles)
Reflex Patologis
• Babinski (-)
• Chaddock (-)
• Open Heim (-)
• Gordon (-)
Kekuatan motorik
5555 5555
5555 5555
Diagnosa
1. Klinis : Pusing berputar, dengan hipoesthesia palmar dan plantar.
2. Topis : Canalolithiasis, Vertigo perifer
3. Etiologi : Idiopathic
Diagnosa Kerja: Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Prognosis:
Vitam: Dubia bonam
Functionam: Dubia bonam
Sanactionam: Dubia bonam
Terapi Bangsal:
1. Rawat Inap
2. Novorapid SC 18unit TDS
3. Lantos SC 20 unit OD
4. Asam Folat PO 1 Tab TDS
5. Klonidin PO 150mcg TDS
6. Simvastatin PO 20gr OD
7. Betahistin PO 24 mg BD
8. Omeprazole PO 20gr BD
Follow up hari-2 (8 - Juni - 2018)
S: Sensasi berputar dirasakan kembali saat baru bangun tidur 1x kurang lebih 2
menit, mual +, muntah -
O: GCS (E4M6V5), HR: 74x/menit, RR: 14x/menit, TD: 145/80 mmHg
Meningeal sign
• Kaku kuduk (-) • Kernique (-)
• Brudzinski 1 (-) • Brudzinski 2 (-)
• Laseque (-)
Cranial Nerves
I -- Tidak di lakukan
II -- reflex konstriksi pupil -/-
III, IV, IV -- pergerakan bola mata baik (mengikuti sesuai dengan jari pemeriksa)
V -- Terasa simetris saat dirangsang nyeri dan halus
VII -- Mencucu, mengangkat alis, menggembungkan pipi, menyeringai, simetris
VIII -- Dapat mendengar suara gesekan jari, tidak mengeluh mengenai sakit
telinga
IX & X -- Otot trapezius dan sternocleidomastoideus baik
XII -- tidak ada deviasi lidah (di dalam maupun di luar), otot lidah (+)
Reflex fisiologis
• 2+ tungkai atas (biceps, triceps, dan brachioradialis)
• 2+ tungkai bawah (Patellar & Achilles)
S: Sensasi berputar dirasakan kembali saat baru bangun tidur 1x kurang lebih 2 menit,
mual +, muntah -
O: GCS (E4M6V5), HR: 74x/menit, RR: 14x/menit, TD: 145/80 mmHg
Meningeal sign
• Kaku kuduk (-) • Kernique (-)
• Brudzinski 1 (-) • Brudzinski 2 (-)
• Laseque (-)
Cranial Nerves
I -- Tidak di lakukan
II -- Reflex konstriksi pupil -/-
III, IV, IV -- pergerakan bola mata baik (mengikuti sesuai dengan jari pemeriksa)
V -- Terasa simetris saat dirangsang nyeri dan halus
VII -- Mencucu, mengangkat alis, menggembungkan pipi, menyeringai, simetris
VIII -- Dapat mendengar suara gesekan jari, tidak mengeluh mengenai sakit telinga
IX & X -- Otot trapezius dan sternocleidomastoideus baik
XII -- tidak ada deviasi lidah (di dalam maupun di luar), otot lidah (+)
Reflex fisiologis
• 2+ tungkai atas (biceps, triceps, dan brachioradialis)
• 2+ tungkai bawah (Patellar & Achilles)
Reflex Patologis Kekuatan motorik
• Babinski (-)
• Chaddock (-) 5555 5555
• Open Heim (-) 5555 5555
• Gordon (-)
• Clonus (+)
A: BPPV
Laki laki usia 48 tahun mengeluh sensasi pusing berputar saat baru bangun tidur.
Sensasi berputar yang dirasakan kurang lebih 3 menit. Sensasi berputar juga dirasakan
ketika pasien memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Pasien merasa mual dan
muntah setelah kejadian tersebut. Tidak ada nyeri kepala maupun defisit neurologis,
tidak ada keluhan tentang sakit telilnga, atau penurunan kesadaran.
Pasien yang mengalami rasa pusing, harus dibedakan terlebih dahulu bagaimana
karakteristik dari rasa pusing tersebut, apakah subjektif, atau lingkungan sekitar yang
berputar. Setelah itu kita tentukan apakah dia bersifat episodik atau bersifat kontinu.
Pada pasien ini, bersifat episodik oleh karena itu perlu kita tanyakan, muncul pusing
secara tiba-tiba atau terpicu oleh suatu gerakan. Gerakan yang memicu rasa pusing,
memiliki 2 makna diagnosis, yaitu BPPV, atau orthostatic hioptensi. Untuk
membedakan kedua hal tersebut, kita dapat melakukan dix-hallpike mauever.
Pusing episodik yang bersifat spontan, disertai dengan hilangnya pendengaran,
atau adanya migraine, maupun gejala gejala psikiatrik, memiliki makna tersendiri.
Seperti penyakit meniere, vestibular migraine, maupun kondisi psikiatrik.
Vertigo, dibedakan menjadi 2 tipe yaitu vertigo sentral dan vertigo perifer.
Pemeriksaan yang sangat bermakna pada pasien yang sedang mengalami serangan,
atau post serangan adalah pemeriksaan nystagmus. Penemuan nystagmus vertikal dan
torsional dapat menandakan penyakit vertigo sentral. Sedangkan pada vertigo perifer
menandakan adanya nystagmus unidirectional. Pada vertigo perifer sering ditemukan
serangan mendadak, dengan durasi detik ke menit, dan memiliki intensitas yang berat,
biasanya diperberat dengan perubahan posisi kepala, namun tidak ditemukan adanya
defisit neurologis. Sedangkan pada vertigo sentral seringkali serangannya khas,
terdapat waktu dan kondisi tertentu, dengan durasi yang bervariasi, intensitas ringan
hingga sedang, dan adanya kelainan neurologis.
Nystagmus yang ditemukan, memiliki 2 fase, yaitu fase cepat dan fase lambat.
Pada vertigo perifer, fase cepat menunjukan arah berlawanan dari lesi, sedangkan pada
vertigo central, fase cepat menunjukan letak lesi. Selain dari nystagmus, biasanya
vertigo central memiliki gangguan dengan sistem keseimbangan, cerebellar sign, dan
dapat diperiksa dengan pemeriksaan saraf kranial 8.
Pengobatan dari vertigo sendiri, dapat dilakukan rehabilitasi medik seperti terapi
manuever epley, manuever semont, manuever lempert, gufoni, dan lain lainnya. Terapi
ini memiliki tujuan untuk membuat pasien beradaptasi dengan gerakan gerakan
tersebut. Terapi selanjutnya adalah medikamentosa. Pengobatan seperti benzodiazepin
dan antihistamin dapat digunakan untuk menekan vestibular. Obat obatan
antikolinergik dan antagonis serotonin-5-hydroxytryptamine-3 dapat digunakan untuk
medikamentosa dari vertigo.