METODOLOGI
Januari 2019.
a. Lidah Buaya
c. Gliserol
MERCK
d. Asam Asetat
f. Aquades
3. Drying Oven
4. Digital Balance
5. Cawan Petri
6. Hot Plate
7. Magnetic Stirrer
8. Zipbag Lock
9. Cetakan
10. Pipet
12. Blender
14. Stopwatch
15. Desiccator
16. Mikrometer
18
1. Variabel yang divariasikan :
F1 F2 F3
10gram.
19
Metode Isolasi Selulosa Microcrystalline, yang dilakukan oleh Ina Widya
dan Nasrul Anthoni (FARMAKA Suplemen Vol 15. No 2)di bagi menjadi
b. Kupas batang ubi singkong agar terpisah antara kulit dan batang
d. Setelah kering potong batang ubi singkong menjadi ukuran kecil 1-2 cm,
b. Setelah itu sampel disaring dan diperas agar terpisah dari pelarutnya
25% b/v pada suhu 105oC dan didihkan selama 1 jam. Perbandingan
f. Setelah itu sampel disaring dan diperas agar terpisah dari pelarutnya
20
g. Kemudian bilas dengan aquadest pH netral yaitu 7 berulang kali sampai
Tahap Bleaching
suhu 50oC
a. Pulp yang sudah kering selanjutnya direndam dengan larutan HCl 2,5 N
b. Setelah itu dibilas dengan aquadest sampai pH netral dan saring dengan
21
22
Gambar 1. Bagan Pembuatan Selulosa Mikrokristalin
Menurut metode yang dilakukan oleh Sekar Arum Sari,dkk (2010) langkah –
d. Kemudian panaskan daging lidah buaya dengan larutan asam sitrat pada
f. Kemudian sampel tersebut di oven pada suhu 55oC sampai berat konstan
250 ml dengan menambahan 0,5 HCl dan 0,5 m HNO3 sampai ph 1,2-
2,6
23
h. Setelah itu campuran tersebut dipanaskan pada suhu 90oC selama 10-90
menit
j. Selanjutnya smapel dibilas dengan 70% asam etanol (0,5% HCl) dan
10 menit
24
3.6. Analisis Cangkang Kapsul Keras
kapsul dilakukan untuk badan cangkang kapsul dan tutup cangkang kapsul.
badan cangkang kapsul sebelum ditutup dengan tutup kapsul. Panjang dan
kali untuk masing-masing sampel, satu kali di pusat dan empat kali di
25
kapsul dilakukan menggunakan buret dengan cara cangkang kapsul diisi
dengan air sampai meniskus atas air menyentuh ujung kapsul untuk
Abu merupakan residu dari suatu bahan pangan yang berupa bagian
atau dapat diartikan bahwa abu adalah zat anorganik dari sisa hasil
1995 dalam Junianto, 2013). Adapun prosedur uji kadar abu sebagai berikut :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(Amelia, 2005)
26
102-105°C selama1 jam. Cawan tersebut diletakkan dalam desikator kurang
d. Uji Organoleptik
yang sering digunakan karena dapat dilaksanakan secara cepat dan langsung.
laboratorium.
Uji Organoleptik pada kapsul meliputi bentuk kapsul, rasa, bau, warna dan
homogenitas. Tujuan dari uji ini adalah sebagai pengenalan awal yang
27