PEMBAHASAN
saat ini berada langsung di bawah Rektor Universitas Diponegoro, sejajar dengan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
134
135
Diponegoro.
September 2014 diawali dengan Instalasi Rawat Jalan. Kemudian pada 9 April
2015 resmi membuka Instalasi Rawat Inap, sedangkan Grand Opening Rumah
pasien umum, Rumah Sakit Nasional Diponegoro juga melayani pasien BPJS.
Laboratorium, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Intesif dan Reanimasi Unit,
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
136
3. Visi, Misi, Nilai-Nilai, serta Motto Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND)
Fakultas terkait.
safety)
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
137
menjunjung tinggi:
1) Profesionalisme
2) Homy admosphere
3) Integritas
Nasional Diponegoro.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
138
kedudukan Direktur Utama Rumah Sakit Nasional Diponegoro (UNDIP) saat ini
undip. Pemilik RSND adalah Rektor undip walaupun dikatakan sudah ada SOTK
dari KEMENKES DIKTI, apapun yang keluar dan surat apapun yang tingkat
direktur utama RSND adalah rektor undip, terdapat koordinasi antara direktur
utama dengan dewan pengawas, ketentuan ini di tetapkan oleh rektor undip.
Kedudukan di bawah direktur utama ada satuan pemeriksaan internal dan selalu
terjadi koordinasi antara 4 pihak yaitu komite medik, komite keperawatan, tim
pengendali asuransi serta BPJS dan dengan komite PPI, ke empat komite ini juga
komite kredensial adalah suatu kewenangan klinis yang diberikan oleh poligium
Sub komite mutu kemudian yang akan menentukan atau membuat standarisasi
yang ada di RSND serta sub komite etik dan disiplin. Komite keperawatan
memiliki tiga kelompok yaitu sub komite kredensial, sub komite mutu serta sub
komite etika dan disiplin, seluruh komite ini akan mengawasi berjalannya RSND.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
139
komite PPI yang berkoordinasi dengan direktur keuangan dan SDM, direktur
instalasi farmasi RSND adalah direktur medik dan keperawatan, jadi jika ada
konfirmasi dengan direktur medik dan keperawatan setelah itu barulah konfirmasi
ayat 1, menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit
wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. RSND saat
Sertifikat Izin Operasional dan Klasifikasi Rumah Sakit No. 445/5435 dari Dinas
Kesahatan Kota Semarang pada tanggal 29 Mei 2015, RSND sendiri sudah cukup
dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik (Rekam medis, gizi, bank darah),
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
140
kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih), Pelayanan Rawat
Akreditasi tersebut berlaku sampai dengan 29 Mei 2020 dan sekarang masih dalam
Sekarang ini akreditasi RSND sedang menuju proses akreditasi yang baru
(Komisi Akreditasi Rumah Sakit) yang terdiri dari 4 kelompok standar, yaitu :
a. Standar MPO 1
b. Standar MPO 2, Obat dengan cara seleksi yang benar, digunakan untuk
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
141
Susunan Komite dari Komite Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit Nasional
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
142
dr. Maharani,Sp.M
meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang
sama.
obat baru, atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
143
pihak terkait.
pertemuan.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
144
Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan salah satu bagian atau divisi
instalasi sentral yang melakukan pelayanan farmasi pada rawat jalan, rawat inap,
rawat darurat, rawat intensif (ICU, ICCU, NICU, PICU) kamar operasi, ruang VK
bersalin dan Cath Lab, Hemodialisa dipimpin oleh seorang apoteker dan dibantu
dispensing obat berdasarkan resep bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap,
kesehatan di rumah sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis yang
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
145
3. Visi, Misi, Motto serta Tujuan Instalasi Rumah Sakit Nasional Diponegoro
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
146
tanggung jawab kepada Manager Penunjang Medik kemudian Direktur Medik dan
Keperawatan, serta dalam struktur organisasi teratas adalah Direktur utama RSND.
lulusan S2 farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan mengucapkan sumpah
jabatan apoteker, yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
147
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
148
atau nota/surat dinas. Struktur tersebut terdapat bagian berwarna dimana pada bagian
tersebut belum dapat terealisir dengan baik sehubungan belum terpenuhinya SDM di
Instalasi Farmasi RSND. Kekurangan personil merupakan rencana yang harus dapat
direalisasikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Rencana rekruitmen sudah diajukan
10 orang Apoteker terdiri dari 4 orang Clinical Pharmacist dan 6 orang apoteker pertama.
penanggung jawab kegiatan pelayanan tetap dipegang oleh personil yang berizin resmi.
IFRS di RSND merupakan depo sentral yang melayani resep dari seluruh depo di rumah
saat ini berasal dari Fakultas Kedokteran dan Prodi Farmasi yang ditugaskan di
RSND dan Staf perekrutannya di RSND. Kondisi saat ini di Unit Farmasi Rumah
Sakit Nasional Diponegoro Semarang dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
149
Tabel 2. Tabel Data Staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nasional Diponegoro
Tabel 3. Tabel Distribusi Ketenagaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Nasional Diponegoro
Tenaga
Jabatan/Unit Farmasi Apoteker
Teknis/Pekarya
Kepala Instalasi Farmasi pak jon 1 -
Unit Logistik agustin 1 1
Unit IGD 1* 1*
Unit Rawat Jalan 1* 3
Unit Rawat inap (rawat inap lt. 2, 3, 4, 1* 3*
VK)
Unit ICU 1* 1*
Unit IBS 1* 1*
Farmasi Klinik 1 1
-
DikLitBang eva 1 -
Jumlah 5 11
Ket : *rangkap tugas pada unit IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, Unit ICU, Unit IBS
DIPONEGORO (RSND)
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
150
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi
klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan
peralatan serta koordinasi yang baik dengan Komite Farmasi dan Terapi (KFT)
Sistem pelayanan farmasi yang dilaksanakan adalah sistem satu pintu dengan
1. Pasien : umum, JKN (BPJS), Jamkesmas nonkuota dan Ikatan Kerja Sama
(IKS).
2. Pelayanan : rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat intensif (ICU, NICU,
kesehatan dan bahan medis habis pakai. Pengelolaan perbekalan farmasi di RSND
dilakukan oleh bagian farmasi dan bagian pengadaan dimana bagian farmasi yaitu
farmasi diakukan oleh bagian pengadaan sendiri yang merupakan satu bagian
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
151
Bagian pengadaan akan melaporkan hasil rekapan pengadaan untuk disetujui oleh
oleh tenaga teknis kefarmasian karena SDM di RSND masih belum mencukupi
terkhusus kebutuhan SDM Apoteker. Selain itu, untuk tenaga teknis kefarmasian
apoteker dapat dilihat pada lampiran 15 dan sertifikat lulus pelatihan sebagai
1. Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
3. Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
4. Menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
5. Mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
152
bahan medis habis pakai melalui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIM RS);
10. Mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai;
Rumah Sakit serta kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PKPA, yaitu:
yang terjadi di Rumah Sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis,
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
153
rumah sakit unruk pasien umum. RSND merupakan rumah sakit yang terbilang
baru dalam melakukan pelayanan sehingga untuk pengadaan awal yang dilakukan
a. Pemilihan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan.
Proses pemilihan ini kegiatan dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di
rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menetukan criteria
kegiatan pemilihan yang perlu diperhatikan pada RSND adalah sebagai berikut:
pemberian rekomendasi.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
154
a) Formularium Nasional
d) e-catalogue
3) Formularium rumah sakit harus tersedia untuk semua dokter penulis resep,
formularium rumah sakit, KSM harus mengisi form usulan obat baru yang
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
155
adalah:
menguntungkan penderita;
h) Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
1) Dokter
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
156
a) Mengisi formulir pengusulan obat baru bila ada kasus baru berdasarkan
evidence based medicine yang tidak bisa menggunakan obat dan AMHP
pengisian
d) Menyerahkan ke KFT
2) Apoteker:
(1) Mutu obat dan AMHP yang terbukti tidak terjamin baik stabilitas
maupun efektifitasnya
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
157
item formularium
formularium
dokter sebagai ketua KFT yang sudah sesuai dengan Kepmenkes nomor 72
tahun 2016 .
b. Perencanaan
periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan alat bahan media habis
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Metode perencanaan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
158
item-item obat mana saja yang memiliki porsi dana terbesar. Dalam analisis
15-20% dana, sementara kelompok C sebanyak 60-80% total item tetapi hanya
bernilai 5-15% dari konsumsi tahunan (Quick et al, 2012). Perencanaan sendiri
disusun oleh apoteker yang bertugas di gudang farmasi yang disetujui oleh
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
2. Pengadaan
dari Instalasi Farmasi menjadi salah satu anggota pokja. Pengadaan merupakan
Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
159
tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan
katalog dan pelelangan atau tender, baik penunjukan langsung distributor maupun
diseleksi dan direncanakan oleh apoteker bagian gudang sesuai kebutuhan dan
3. Penerimaan
telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, baik melalui pembelian lansung
ataupun lelang. Pedoman dalam penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
160
laboratorium.
menyertainya, tanggal kadaluarsa minimal 1 tahun untuk fast moving dan 2 tahun
berikut:
b. Barang yang datang di cek No. Batch, harus sesuai dengan barang yang datang
dan yang tertulis dalam fraktur, apabila tidak sesuai maka dituliskan nomor
farmasi yang fast moving, 3 tahun untuk yang slow moving, dan 6 bulan yang
dead moving.
d. Barang yang datang dilihat kondisi fisiknya, disesuaikan dengan mutu obat
tersebut, untuk obat yang disimpan dalam suhu dingin dan sejuk pengirimannya
harus menggunakan box yang berisi es untuk menjaga suhu sediaan agar tidak
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
161
distributor.
yang ditetapkan dan dianjurkan oleh pemerintah pada Permenkes 72 tahun 2016.
4. Penyimpanan
menempatkan perbekalan farmasi yang telah diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat serta
menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
First Out) dan FEFO (First Expired First Out) yaitu barang yang datang
terlebih dahulu dan atau expired date (ED) dekat dikeluarkan terlebih dahulu
1) Menurut suhu dan kestabilannya (obat yang stabil pada suhu 2-8°C disimpan
di kulkas obat, obat yang stabil pada suhu 25-30°C disimpan dalam
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
162
suhu ruang);
2) Mudah/tidaknya meledak/terbakar;
b. Pencatatan mutasi masuk dan keluar setiap item dilakukan pada kartu stok
barang dapat dilihat pada lampiran 4 dan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIM-RS).
dilakukan tersendiri dan dimasukkan dalam daftar obat High Alert. Tata cara
a) Penyimpanan obat high alert terpisah dari obat-obat yang lain dan
b) Penempelan stiker obat high alert pada setiap kemasan primer obat serta
penempelan striker pada setiap ampul/vial/ bag dilakukan oleh TTK yang
d) Setiap unit pelayanan obat harus memiliki daftar obat high alert dan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
163
e) Setiap staf klinis terkait harus mengetahui penggunaan obat high alert.
f) Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dilakukan dalam keadaan
emergensi.
terkunci.
OAT .
rute, waktu).
untuk kecepatan dan ketepatan pompa infus, jika lebih dari satu maka
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
164
n) Penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike) atau NORUM (Nama
(2) Obat dengan rupa mirip atau look alike disimpan dengan diberi jarak
LASA dapat dilihat pada lampiran 11 dan daftar obat LASA dapat
dilakukan setiap hari minimal dua kali untuk tempat pelayanan dengan
satu dan dua shift serta tiga kali untuk tempat pelayanan dengan tiga shift
Suhu Lemari Es. Form cek list pencatatan suhu dapat dilihat pada
lampiran 17.
sebagai berikut:
yang telah ditentukan oleh tim code blue serta selalu tersegel dengan
Radiologi, poli penyakit dalam, poli jantung, nurse station unit rawat
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
165
inap (lantai 2, 3, 4), nurse station ruang bersalin VK, nurse station
ICU, nurse station ruang IBS, nurse station ruang bersalin VK IGD,
sesuai dengan yang ditetapkan oleh tim code blue) dan sesudah
dilakukan penggantian.
shift yang menerima serah terima tugas untuk memeriksa posisi dan
berkala.
(6)Penataan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
(7)Trolley terdiri atas tiga atau lima laci yang berisi obat emergensi
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
166
(8)Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dalam
(9)Stok awal sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
7. Saat rekonsiliasi obat untuk pasien rawat inap, jika diketahui pasien
membawa obat dari rumah dan ternyata obat tersebut masih digunakan selama
pasien masuk rumah sakit maka obat yang dibawa oleh pasien tetap dapat
8. Pasien yang membeli obat dan/atau alat kesehatan dari luar rumah sakit harus
mengisi form pernyataan dan rumah sakit tidak bertanggung jawab atas mutu
dan efek yang tidak diinginkan yang timbul dari pemakaian obat dan/atau alat
kesehatan tersebut.
penandaan khusus bahan beracun dan berbahaya, dapat dilihat pada lampiran
belum ditempatkan pada lokasi yang memiliki dinding tahan api dan jauh dari
obat-obatan lainnya.
10. Gas medik disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
167
tabung gas medik kosong terpisah dari tabung gas medik yang ada isinya.
keselamatan.
11. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat diberi label
secara akurat untuk isi, tanggal kemasan dibuka, tanggal kadaluarsa dan
peringatan khusus.
Gudang farmasi di RSND terdiri dari gudang bawah dan gudang sentral.
dalam kemasan box besar yang tidak memiliki ruang di gudang sentral.
obat generik, paten, psikotropika dan bentuk sediaan, dimana tiap golongan
stabil pada suhu 2-8°C disimpan di kulkas obat, obat yang stabil pada suhu
(First Expired date First Out) yaitu penataan barang dimana obat yang
lebih dahulu dan FIFO (First in First out) yaitu sistem penataan barang dimana
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
168
obat yang pertama kali datang harus dikeluarkan lebih dahulu. Namun
melakukan perbekalan farmasi membuat banyak stock obat yang ternyata sudah
dan memberikan tanda untuk setiap box perbekalan farmasi terseebut. Selain
itu, masih banyak obat yang belum bisa diurutkan secara alfabetis, seperti
insulin, infuse, dan vaksin. BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) belum bisa
ditata dengan sistem alfabetis karena masih sulit mengurutkan sesuai alfabetis
stiker LASA dan HAM dikarenakan masih terbatasnya tenaga untuk membantu
proses pemilihan dan perombakan tata letak gudang farmasi. Kemudian untuk
ruang tersendiri yang tahan api kemudian diberi label sesuai bahan tersebut.
Alfabetis dan menggunakan sistem FEFO dan FIFO. Peletakan obat generik
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
169
Farmasi sudah membedakan lemari obat HAM dan memberi stiker LASA pada
pada pasien bila digunakan secara salah dilakukan tersendiri dan dimasukkan
Obat dengan rupa mirip atau look alike disimpan dengan diberikan stiker
khusus LASA dengan diberi jarak minimal satu kotak obat dan tidak boleh
diletakkan dalam lemari besi dan terkunci rapat yang sudah sesuai persyaratan.
Lemari narkotika hanya ada di depo sentral farmasi, sehingga narkotika yang
Penyimpanan pada depo sentral sudah terbilang cukup baik, sudah mulai
ditata sesuai dengan penataan obat yang baik untuk mendukung pencegahan
serta gudang dan penyimpanan obat narkotik dapat dilihat pada lampiran 11.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
170
5. Distribusi
untuk pelayanan individual dalam proses terapi bagi pasien rawat jalan maupun
yang ada. Metode sentralisasi Instalasi Farmasi pada RSND merupakan depo
sentral yang melayani semua depo yang ada di RSND seperti IGD, IBS, Rawat
individual, sistem Ward floor stock, serta One day dose dispensing (ODD). Kartu
obat ODD dapat dilihat pada lampiran 18. Pendistribusian obat dimulai dari
gudang farmasi yang di distribusikan ke depo sentral dan dari depo sentral di
distribusikan lagi ke pasien rawat inap dan rawat jalan. Dikarenakan RSND masih
menggunakan floor stock maka dari depo sentral mendistribusikan ke floor stok
tiap bangsal. Berikut beberapa uraian pendistribusian obat mulai dari gudang
dengan buku permintaan atau defecta yang dapat dilihat pada lampiran 19.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
171
Alur distribusi obat dari depo Sentral hingga ke pasien yaitu sebgai berikut:
d) Bila obat yang diminta sesuai dan sudah lengkap, petugas depo
diarsipkan
e) Berita acara yang diberikan kepada depo diarsipkan dengan benar dan
f) Obat yang ada di depo sentral disalurkan ke pasien rawat jalan secara
langsung
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
172
Lavender serta setiap poli dalam bentuk obat ganti untuk di simpan di
dan floor stok terbatas. ODD merupakan sistem One Day One Dose Dispensing
(ODDS), yaitu sistem distribusi kepada pasien yang disiapkan dalam bentuk dosis
tunggal siap pakai selama 24 jam di unit perawatan dengan tetap menjamin mutu,
mempertimbangkan fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki yaitu biaya dan
Floor stock digunakan untuk semua bangsal rawat inap, IGD dan IBS namun
hanya untuk perbekalan farmasi tertentu seperti, obat-obat emergancy, dan alat-
alat kesehatan habis pakai (spuit, needle, infus set dan lain-lain), system distribusi
ini dapat disebut sebagai limited floor stock atau floor stock terbatas.
Individual prescrebing. Resep yang dikeluarkan oleh dokter IGD berisi obat-obat
yang digunakan selama di IGD seperti obat emergancy dan obat yang akan dibawa
pulang apabila tidak memerlukan rawat inap akan langsung dikirim ke depo
sentral. Resep yang masuk ke depo sentral kemudian disiapkan, dan apabila ada
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
173
obat tertentu dan BMHP yang digunakan selama di IGD akan diganti dan obat
persiapan kebutuhan operasi disiapkan terlebih dahulu dan setelah itu akan diganti
sesuai dengan obat dan BMHP yang digunakan selama operasi. Obat yang
digunakan selama operasi dituliskan dalam resep, dan resep dibawa ke depo
terkontrol, penyimpanan tidak sesuai, serta sering terjadi kehilangan obat, dan
AMHP. Selain itu pasien tidak mendapat asuhan kefarmasian dari Apoteker
kesehatan dan bahan medis habis pakai pada IGD RSND yaitu dengan dibuatnya
depo farmasi pada IGD sehingga pasien rawat darurat dilayani di Depo Farmasi
IGD (buka 24 jam), dimana keluar masuknya obat dapat langsung dikelola oleh
Meninjau dari kondisi RSND yang memiliki SDM terbatas sebaiknya rumah
IGD, IBS, dan bangsal rawat inap. Selain itu untuk bangsal rawat inap menerapkan
sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD), karena dengan sistem ini tingkat
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
174
dibandingkan dengan sistem floor stock atau resep individu yang mencapai 18%.
tidak terkendali dan tidak mendapat pengawasan dengan baik sehingga sistem
UDD belum dapat diterapkan. Gambar penyimpanan obat floor stok dan ODD
dapat dilihat pada lampiran 5. Setiap depo terdapat troli emergency yang berisi
obat-obat emergency dan alat kesehatan untuk pasien seperti obat-obat injeksi
trolley dilakukan oleh PJ farmasi atau petugas shift yang menerima serah terima
IGD, Cath Lab, Radiologi, poli penyakit dalam, poli jantung, nurse station unit
rawat inap (lantai 2, 3, 4), nurse station ruang bersalin VK, nurse station ICU,
nurse station ruang IBS, nurse station ruang bersalin VK IGD, nurse station ruang
sesuai dengan yang ditetapkan oleh tim code blue) dan sesudah dipakai,
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
175
6. Pemusnahan
tidak dapat digunakan lagi karna dapat membahayakan pasien. Barang yang ditarik
memiliki kriteria yaitu barang yang sudah tidak layak dan berjamur sebelum
perbekalan farmasi di RSND bekerja sama denga PT. Arah, dimana pemusnahan
dilakukan setiap 3-6 bulan sekali tergantung jumlah barang yang sudah expaired
deat (ED). Pemusnahan BMHP dikirim langsung ke PT. Arah dengan tahap awal
untuk sediaan farmasi dikeluarkan dari kemasan atau wadah (kemasan digunting
atau dirusak agar menghindari penggunaan kembali wadah), untuk sediaan farmasi
bentuk tablet digerus atau diblender untuk mendapatkan bentuk serbuk dan
kemudian dicampur dengan air dan tanah yang telah disediakan kemudian dikirim
dimusnahkan dengan disaksikan oleh saksi, yaitu 2 saksi dari Dinas Kesehatan
kota atau BPOM dan dilakukan oleh Apoteker penanggung jawab instalasi farmasi
RSND.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
176
pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping obat (MESO), evaluasi
penggunaan obat (EPO), dispensing sediaan steril, dan pemantauan kadar obat
dalam darah (PKOD). Kegiatan farmasi klinik yang diterapakan di RSND, sebagai
berikut :
dilaksanakan di RSND berikut penjabaran dari kegiatan diatas dan kegiatan PKPA
mahasiswa, yaitu:
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
177
a. Pengkajian Resep
banyak orang yang terlibat dalam pelayanan dan perawatan pasien di rumah
ditulis dokter untuk tiap pasien, dan meningkatnya jumlah pasien di rumah
buruk dan penulisan resep yang tidak tepat (Lofholm dan Katzung, 2009).
sistem resiko sama sekali hingga terjadinya kecacatan atau bahkan kematian.
farmasi dan petugas instalasi farmasi memberi nomor urut pada lembar
resep.
menunggu).
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
178
instalasi farmasi.
7) Memeriksa jumlah obat, aturan pakai, dan kadaluarsa obat yang akan
apoteker atau asisten apoteker untuk memastikan bahwa informasi berikut telah
tertera yaitu:
1) Skrining Administrasi
Nama, umur, jenis kelamin, berat badan, dan alamat pasien, tanggal
penulisan resep, nama obat, dosis, bentuk sediaan, jumlah obat, aturan pakai,
2) Skrining Farmasetik
3) Skrining Klinis
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
179
pengobatan, alergi, interaksi dan efek samping obat, kontra indikasi, efek
aditif.
dalam hal administrasi, dikarenakan masih terbatasnya tenaga farmasi dan semakin
Telaah resep dilakukan pada kurang lebih 10-20 dari 100 - 200 resep perhari
terdiri dari resep rawat jalan dan rawat inap. Telaah resep dilakukan dengan
melihat identitas pasien (nama), dokter penulis resep, nama obat yang diberikan,
aturan pakai, jumlah obat yang diberikan, interaksi yang terjadi, penjelasan
administrasi, farmasetis dan klinis. Secara administratif resep yang ditulis telah
memenuhi syarat, namun dalam penulisan resep masih ada tulisan yang sulit untuk
Secara klinis masih terdapat obat obat yang menimbulkan interaksi sehingga perlu
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
180
b. Pelayanan Resep
Proses pelayanan farmasi pada pasien rawat jalan dibagi menjadi 2 (dua)
Proses pelayanan farmasi pada pasien umum rawat jalan dengan resep
resep (Skrining 1)
(waktu/lama menunggu)
g) Petugas instalasi farmasi meneliti ulang label dan obat yang disiapkan
(Skrining 3)
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
181
informasi obat
obat.
Proses pelayanan farmasi pada pasien BPJS rawat jalan dengan resep di
resep (Skrining 1)
c) Pasien diberi nomer urut antrian yang sama dengan yang ditulis
disudut kanan atas resep dan diberi stempel retention time (waktu/lama
menunggu)
e) Obat non BPJS/non fornas diberikan copy resep untuk ditebus diluar/
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
182
f) Petugas instalasi farmasi meneliti ulang label dan obat yang disiapkan
(Skrining 3)
informasi obat
obat.
dalam uraian diatas, terutama dalam proses Skrining resep yang masih
dilakukan sebanyak 3 kali saja. Waktu pengentrian atau billing resep terlalu
lama terutama pada pelayanan resep rawat jalan BPJS yang dikarenakan masih
semua ruangan perawatan yang ada di RSND. Sistem pembayaran pada pasiean
rawat inap terbagi menjadi pasien umum dan BPJS. Proses pelayanan farmasi
a) Resep rawat inap (kartu obat) diserahkan pada poli farmasi central
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
183
obat, serta kesesuaian obat dan aturan pakai, apabila obat tidak tersedia
label sesuai dengan nama pasien, nama obat dan kekuatan, aturan
medikation error.
informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
184
Apoteker.
3. Rekonsiliasi
dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah
duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi obat. Kesalahan obat (medication error)
rentan terjadi pada pemindahan pasien dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain,
antar ruang perawatan, serta pada pasien yang keluar dari Rumah Sakit ke layanan
kesehatan lain.
maksimal dan belum diterapkan untuk semua pasien rawat inap. Setelah
penggunan obat pasien. Jumlah apoteker yang minim dan jam kerja apoteker yang
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
185
2. Melihat data pasien berupa data penggunaan obat dan kondisi pasien.
dilakukan petama kali dan belum memiliki lembar data rekonsiliasi dapat
dilihat pada lampiran 20, kegiatan yang dilakukan selama rekonsiliasi sebagai
berikut:
4. Melakukan pencatatan data pada formulir lembar rekonsiliasi yang dapat dilihat
dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, informasi obat
yang independen, dan terkini yang diberikan kepada dokter, apoteker, perawat,
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
186
profesi kesehatan lainnya, dan pasien. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di
penggunaan obat, dan sesekali PIO diberikan pada dokter dan tenaga kesehatan
Salah satu tugas PKPA adalah membuat leaflet terkait pedoman cara
Inhaler, Nebulizer, Dan Insulin pen. Pembuatan leaflet ini merupakan PIO aktif
mendapatkan informasi yang benar terkait obat-obat tersebut. Leaflet yang dibuat
5. Konseling
pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat,
saat pelaksanan konseling terutama pasien penyakit kronis, dilihat dari kegiatan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
187
belum terlaksana setiap hari dan teratur, dikarenakan kurangnya tenaga farmasi
terutama Apoteker.
berbeda yaitu pasien Hipertensi dengan komplikasi Diabetes Melitus tipe 2 dan
Pasien dengan Kolesterol tinggi. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa dapat dilihat
pada lampiran 6.
gejala yang ingin dihilangkan. Apa yang harus dilakukan. Apa tujuan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
188
cara pakai obat, Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan setelah minum
obat) dengan open ended question serta dengan cara hshow and tell
(perlihatkan dan terangkan). Tujuan dari penilaian ini yaitu untuk menilai
6. Visite
dibangsal dalam rangka mencapai hasil terapi yang lebih baik, dengan tujuan
berkaitan dengan penggunaan obat oleh pasien rawat inap. Kegiatan visite belum
bisa terlaksana secara maksimal karena keterbatasan jumlah SDM apoteker dalam
pelaksanaanya serta komunikasi yang kurang terjalin antara Apoteker dan tenaga
kesehatan lainnya.
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
189
Pemantauan terapi obat PTO adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan
PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan Reaksi Obat yang
dengan mendapatkan data dari perawat penanggungjawab bangsal serta dari rekam
medis, namun mahasiswa belum dapat melakukan visite kepada pasien karena
Kasus 1
PTO yang dilakukan pada rekam medis seorang pasien laki-laki bernama
Tn. P berusia 43 tahun. Pada saat masuk rumah sakit pasien datang dengan
keluhan Sesak napas, Kaki Bengkak, Sakit pada saluran kemih. Pasien tersebut
memiliki riwayat penyakit yaitu hipertensi. Setelah dilakukan pemeriksaan lab dan
obat, diantaranya adalah infus RL, diberikan untuk pengganti cairan tubuh, untuk
terapi pengobatan ini tidak sesuai dengan algoritma karena pasien megalami
Gagal Ginjal dan Gagal Jantung. Menurut algoritma terapi yang diberikan kepada
pasien dengan penyakit penyulit diberikan terapi Diuretik, ACEI atau ARB.Pada
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
190
kasus ini terapi yang diberikan pada pasien adalah golongan CCB oleh karena itu
efek samping obat, tekanan darah, cara mengkonsumsi obat, frekuensi pemakaian
dengan terapi non farmakologi diantaranya dengan pola hidup sehat dengan rutin
untuk mengatasi Nyeri dada diberikan ISDN dan untuk Asam urat pasien
diberikan terapi Allopurinol dan Recolfar untuk menurunkan asam uratnya dan
untuk anti inflamasinya diberikan Natrium diklofec,dan untuk mengatasi rasa gatal
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
191
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
192
Kasus 2
Pada kasus kali ini pasien dengan inisial Ny. M dengan usia 51 tahun. Pasien
tersebut mengeluhkan sesak napas, batuk dahak sedikit keluar, mual, muntah,
lemas, nyeri leher terutama habis BAB. Pasien memiliki riwayat penyaki Diabetes
Melitus tipe 2.
Pneumonia dan gagal jantung. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 30
september 2017, selain diagnosa utama ada diagnosa lain dari pasien yaitu pasien
Dari data pasien diketahui pasien mengalami Diabetes melitus dengan data
GDS (Gula Darah Sewaktu) yang diperoleh adalah 159 mg/dLdan hipertensi stage
2dengan tekanan darah mencapai 168 mmHg pada tanggal 30 september 2017 atau
saat pasien masuk ke Rumah Sakit. Penngobatan diabetes melitus yang didapat
pasien adalah Glimepiride 1 mg dan Lantus 10 Unit. Pada tanggal 2 oktober 2017
penggunaan Lantus, karena lantus merupakan insulin yang bekerja Long Acting
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
193
darah pasien yang semula 168/99 mmHg menjadi 123/69 mmHg (target tekanan
darah pasien dengan penyakit penyulit diabetes melitus adalah 130/80 mmHg).
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
194
digoxin agar efek toksik dari digoxin berkurang dan harus terus memantau ritme
selama 2 hari, yaitu pada tanggal 2 & 3 september 2017. Pengobatan terbukti dapat
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
195
angina (nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang biasanya disebabkan oleh
membutuhkan terapi antibiotik dan pasien hanya diberikan antibiotik selama 1 hari
yaitu pada tanggal 30 september 2017 atau pada saat pasien masuk rumah sakit.
Penggunaan antibiotik harus lebih dari 3 hari, apabila digunakan 1 hari maka
bakteri yang ada di dalam tubuh akan resisten dengan antibiotik tersebut sehingga
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi
pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis, dan terapi. Kegiatan MESO sudah terlaksana dengan baik, untuk MESO
sendiri memiliki komite tersendiri dimana seluruh efek samping obat, kesalahan
Komite ini tidak sekedar menangani MESO melainkan seluruh kasus yang terjadi
di seluruh ruangan dan instalasi. Untuk pelaporan MESO dilakukan tiap terjadi
kasus.
yang merupakan proses jaminan mutu yang dilaksanakan secara terus menerus dan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
196
terstrukatur, secara organisasi diakui, ditujukan untuk penggunaan obat yang tepat,
aman dan efektif. Kegiatan EPO belum terlaksana secara maksimal di RSND,
dikarenakan RSND masih tergolong rumah sakit baru dan jumlah kasus yang
masih sedikit.
Kegiatan dispensing sediaan steril terdiri atas beberapa kegiatan yaitu mulai
dari IV Admixture dan Total Parenteral Nutrition (TPN). Dispensing sediaan steril
di RSND dilakukan oleh perawat tiap depo. Kegiatan dispensing sediaan steril
seharusnya dilakukan oleh apoteker yang memiliki kompetensi tersebut dan telah
mendapatkan sertifikat terkait serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan lain jika
bedah atau peralatan lain yang dibutuhkan RS dalam merawat atau melakukan
tindakan kepada pasien. CSSD adalah salah satu dari bentuk pengendalian infeksi
bahan dan alat medik yang digunakan untuk pelayanan pasien. Adapun bahan yang
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
197
disterilkan adalah logam (instrumen alat bedah yang terbuat dari logam) dan linen
Organisasi dari CSSD yang ada di RSND itu sendiri masuk di dalam
naungan laundry. Petugas yang ada di CSSD sebanyak 2 orang yang terdiri dari
kepala CSSD dan 1 orang sebagai petugas CSSD. Kegiatan CSSD yang ada di
1. Dekontaminasi
dan membunuh bakteri yang terdapat pada alat-alat yang disterilkan. Dosis
desinfektan yang digunakan harus sesuai dengan takaran, selain itu pada saat
(APD) lengkap.
2. Pencucian
sesuai dengan kegunaan masing-masing alat, hal ini dilakukan untuk memudahkan
dilakukan oleh tiap-tiap poli. Proses pencucian alat-alat medis sendiri dilakukan
berupa ditergen khusus. Setelah proses pencucian alat-alat medis dikirim ke bagian
CSSD. Untuk indikator internal biasanya digunakan untuk kassa dan instrumen,
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
198
digunakan di setiap poli di RSND dijamin sterilitasnya oleh bagian CSSD. Selain
alat-alat medis, pakaian bedah yang digunakan juga akan dicuci, pakaian bedah
dicuci di bagian laundry dan kemudian di kirim ke bagian CSSD untuk dilakukan
sterilisasi.
3. Pengemasan
Alat-alat medis yang sudah dicuci dari semua poli dikemas sesuai dengan
jenis bahan yang akan disterilkan. Alat yang dipisahkan berdasarkan alat yang
tahan pemanasan dan yang tidak tahan pemanasan. Alat dikemas menggunakan
pelastik khusus untuk sterilisasi yaitu plastic poces yang memiliki dua indikator
untuk sterilisasi dengan suhu rendah dan suhu tinggi.Pengemasan pakaian mendis
dan limen oprasi menggunakan weting paper yang diberi indicator internal
4. Sterilisasi
Sterilisasi alat-alat, pakaian dan limen bedah yang sudah dikemas dipisahkan
tinggi, alat-alat yang disterilkan dengan sterilisasi dingin yatu alat yang tidak
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
199
tahan pemanasan seperti alat yang terbuat dari plastik. Sterilisasi dingin tidak
Agung.
5. Penyimpanan
yang terlalu lembab lebih cepat menimbulkan pertumbuhan kuman dan jamur,
akan tetapi karena ruangan CSSD di RSND Kota Semarang kurang luas sehingga
6. Distribusi
dimana alat yang akan disterilkan masuk. Pendistribusian alat medis steril harus
menyebabkan pendistribusian alat steril melalui pintu masuk alat belum steril dan
pintu keluar masuk petugas.Ruang CSSD belum memadai sebagai ruang steril
karena bangunan rusak dan tidak dilengkapi dengan pengatur suhu dan
kelembaban.
Berdasarkan hasil diskusi bahwa rumah sakit adalah merupakan salah satu
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
200
sebaliknya yang berupa limbah klinis, namun demikian rumah sakit juga
menghasilkan limbah domestik seperti halnya limbah rumah tangga. Oleh karena
itu limbah rumah sakit khususnya di RSND dapat dibedakan menurut wujud dan
jenisnya yaitu :
a. Limbah padat/sampah
Sampah rumah sakit dapat dibedakan menjadi sampah infeksius maupun non
apotek. Jenis dari sampah medis ini adalah berupa kapas, masker, jarum, kasa
bekas, spuit, jaringan tubuh, rambut, ampul bekas, plester, sisa ramuan obat,
Sampah non medis adalah sampah yang dibuang dari kegiatan rumah sakit
b. Limbah Cair
Limbah cair dapat berasal dari bagian ruang rawat jalan, ruang rawat inap,
ruang operasi, IBS, IGD, laboratorium klinik, ruang radiologi dan radioterapi,
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
201
mengurangi jumlah limbah yang ada di RSND. Selain itu, adapun tujuan
pengelolaan limbah yaitu melindungi petugas rumah sakit, pasien, pengunjung dan
rumah sakit.
Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak tepat dapat mengakibatkan resiko
terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari
pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada masyarakat
pengunjung rumah sakit. Pengolahan limbah RSND dapat adalah sebagai berikut :
a. Limbah Padat
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
202
pasien.
medis yang berasal dari perkantoran dan halaman, misal : kertas, plastik,
daun, ranting, sisa makanan dan lain-lain. Limbah non medis dimasukkan
kedalam kantong plastik berwarna hitam dan setelah isinya mencapai 75%
maka sampah tersebut harus segera dipindah ke trash bag yang lebih besar,
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
203
2) Sampah infeksius
yang nantinya akan diangkut oleh petugas untuk dimusnahkan oleh PT.
RSND.
Sampah medis tidak tajam terdiri dari perban, kasa, kapas, dan
kuning Setelah isinya mencapai 75%, sampah medis tidak tajam harus
Pengelolaan limbah padat atau sampah baik medis maupun non medis dari
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
204
RSND meliputi:
1) Pengumpulan
jenisnya. Sampah dari tiap unit pelayanan di rumah sakit dikumpulkan oleh
medis dan non medis, sedangkan untuk ruangan lain dapat dilakukan oleh
tenaga kebersihan.
2) Pengangkutan
Gerobak yang telah digunakan dicuci bersih lagi untuk menghindari adanya
bau yang tidak sedap dan sebelum masuk ke ruang penampungan, sampah
3) Penampungan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
205
2) Banyak tidaknya lalat, tikus atau pun binatang pengganggu lainnya yang
3) Ada tidaknya keluhan, baik dari masyarakat yang tinggal di sekitar rumah
4) Ada tidaknya bau yang dihasilkan oleh tumpukan sampah di TPS (Tempat
Pembuangan Salah).
b. Limbah Cair
Limbah cair di RSND merupakan semua bahan sisa berupa cairan, yang
dihasilkan dari sebuah kegiatan di rumah sakit. Tujuan dari pengolahan limbah
1) Screening
pengolahan air limbah. Tujuan dari screening ini adalah untuk pemisahan
2) Equalization
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
206
air limbah, dan pengendali aliran, dalam equalisasi dapat dilakukan proses
3) Flotasi
padatan tersuspensi, cairan (minyak dan lemak) dalam fase cair (air atau
4) Aerasi
Aeration Tank ini, air limbah dihembus dengan udara, sehingga mikro
organisme aerob yang ada akan menguraikan zat organik dalam air limbah.
Energi yang diperoleh dari hasil penguraian tadi akan dipergunakan oleh
biomassa akan tumbuh dan berkembang dalam jumlah besar, yang akan
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
207
bak aerasi ini dilengkapi dengan diffuser (air seal diffuser), yang berfungsi
5) Sedimentation Tank
kedalam bak aerasi dan sebagian lagi akan dibuang kedalam bak
Lumpur aktif dan buih harus terus menerus agar proses berhasil. Dalam
limbah yang sudah diolah (lebih jernih) mengalir secara gravitasi melalui
gutter masuk kedalam chlorin tank dan sebagian masuk kedalam Buffer
6) Chlorination Tank
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017
208
7) Effluent Tank
pembuangan.
Pengolahan limbah baik padat maupun cair di RSND sudah sesuai dengan
insenerator. RSND sudah terbilang cukup besar dan pasien yang mulai bertambah
Laporan PKPA Rumah Sakit di RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) Mahasiswa PSPA Angkatan XI
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Periode 2 September – 31 Oktober 2017