Anda di halaman 1dari 26

FAMILY FOLDER

SEORANG PRIA USIA 35 TAHUN


SKIZOFRENIA

DISUSUN OLEH :

Anak Agung Putu Sandra 030.12.001


Aristia Putri Kusumawardani 030.13.027
Putri Arum Melati 030.13.155

PUSKESMAS KELURAHAN TEBET BARAT


KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 27 AGUSTUS-3 NOVEMBER 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

1
BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan di seluruh


dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa semakin
modern dan indsutrial suatu masyarakat, semakin besar pula stressor psikososialnya,
yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak mampu
mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan jiwa skizofrenia1.
Gangguan jiwa merupakan gangguan pada pikiran, perasaan, atau perilaku yang
mengakibatkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari. Skizofrenia adalah
sekelompok gangguan psikotik dengan distorsi khas proses pikir, kadang-kadang
mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar
dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang
terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya, dan autisme. Meskipun demikian,
kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu. 2
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1%
penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia
biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Onset pada laki-laki antara
15-25 tahun dan pada perempuan antara 25-35 tahun. Prognosis lebih buruk pada laki-
laki bila dibandingkan dengan perempuan. Onset setelah umur 40 tahun jarang terjadi.2
DSM IV – TR mengklasifikasikan subtipe skizofrenia sebagai paranoid, hebefrnik,
katatonok, tak terdiferensiasi, dan residual.3
Pada referat ini akan dibahas mengenai salah satu tipe skizofrenia yaitu tipe
paranoid. Jenis skizofrenia ini agak berbeda dari jenis-jenis yang lain dalam jalannya
penyakit. Jenis ini dimulai sesudah umur 30 tahun, di mana penderita mudah
tersinggung, cemas, suka menyendiri, agak congkak dan kurang percaya pada orang
lain. Hal ini dilakukan penderita karena adanya waham kebesaran dan atau waham kejar
ataupun tema lainnya disertai juga dengan halusinasi yang berkaitan.

2
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


A. Identitas pasien
Nama : Tn. MY
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Jalan Tebet Dalam IV D no. 16 RT.04/RW.06
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ojek

B. Identitas kepala keluarga


Nama : Tn. I
Umur : 64 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jalan Tebet Dalam IV D no. 16 RT.04/RW.06
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pengangguran

C. Sumber pembiayaan kesehatan


Non-jaminan :-
Jaminan : BPJS

D. Perilaku kesehatan keluarga


1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:
Diperiksakan ke puskesmas
2. Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:

3
 Posyandu balita : Iya
 Posyandu lansia : Tidak
 Perkumpulan kesehatan lainnya : Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang:
 Olah raga : 1x seminggu bersepeda, terkadang
bermain bulu tangkis
 Rekreasi : Bersepeda ke Kota Tua
 Melakukan hobi : Memelihara ikan hias
 Aktifitas sosial di lingkungan pemukiman :
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Organisasi : Tidak
- Pengajian : Tidak

Kedudukan
Umur Tempat
No. Nama dalam L/P Pedidikan Pekerjaan Keterangan
(tahun) tinggal
keluarga
Kepala
1. Idris Keluarga/ L 64 SD Pengangguran Tebet Barat
Bapak
Buruh cuci
2. Warni Ibu P 55 SMP dan pedagang Tebet Barat
makanan
3. Sofyan Anak 1 L 41 SMP Pengangguran Tebet Barat

4. Syarif Anak 2 L 38 SD Wirausaha Tebet Barat

Yusuf
5. Anak 3 L 35 SD Wirausaha Tebet Barat
(pasien)
Ibu Rumah
6. Irma Anak 4 P 29 SMK Parung
Tangga
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung

II. PROFIL KELUARGA

2
1

4
1 2 3
4

Diagram 1. Genogram Keluarga Kandung Pasien.

Keterangan:
1. Bapak pasien  Sehat
2. Ibu pasien  Sehat
3. Sofyan  Sehat
4. Syarif  Sehat
5. Yusuf (pasien)  Skizofrenia
6. Irma  Sehat

III. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH


DILAKUKAN
Dilakukan dengan autoanamnesis (pasien) pada tanggal 24 Juli 2018.

A. Keluhan utama
Pasien merasa gelisah sejak tujuh hari tidak minum obat psikiatri pasien.

B. Riwayat penyakit sekarang


Pasien Tn. MY datang ke poli umum Puskesmas Kelurahan Tebet Barat
pada tanggal 18 Juli 2018 dengan keluhan gelisah sejak tujuh hari tidak minum
obat. Rasa gelisah tidak hilang walaupun pasien istirahat , hanya berkurang jika
pasien menyibukkan diri dengan aktifitasnya. Pasien memiliki Skizofrenia
sejak tahun 2009 dan lima tahun belakangan pasien selalu dalam keadaan
tenang. Selama ini pasien mengkonsumsi Risperisone 2x2mg, akan tetapi
pasien sering lupa untuk mengkonsumsi obat tersebut dan sering lupa untuk
kontrol.

5
C. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengidap Skizofrenia sejak tahun 2009. Riwayat hipertensi, DM,
stroke, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, dan
alergi disangkal pasien.

D. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat skizofrenia pada saudara sepupu pasien dari pihak Ibu pasien.
Riwayat DM, hipertensi, stroke, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit
ginjal, penyakit hati, dan alergi disangkal oleh pasien.

E. Riwayat kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak usia 15 tahun hingga sekarang dan
terkadang mengkonsumsi kopi. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan
memakai obat terlarang. Pasien setiap seminggu sekali bersepeda untuk berolah
raga.

F. Hasil pemeriksaan fisik


Tanggal 30 Juli 2018 di rumah pasien.
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi badan : 171 cm
Berat badan : 67 kg
BMI : 22,91
Tanda vital : TD : 110/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,5
Kepala : Normosefali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen +/+, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi (-)
Tenggorok : T1-T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus (-), kripta (-)
Mulut : Bibir kering (-), pucat (-), sianosis (-)
Thorax :
Cor Inspeksi : Iktus kordis tak tampak

6
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS
Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJI-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa : Gerak nafas simetris
Pe : Sonor pada kedua lapang paru, nyeri ketuk (-)
Au : Suara nafas vesikuler pada kedua lapang paru, rhonki (-),
wheezing (-)
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, tidak ada edema pada
keempat ekstremitas, capillary refill time (CRT)<2.

G. STATUS MENTAL (Tanggal 24 Agustus 2018, pukul 09.30 WIB)


Deskripsi Umum
1. Penampilan : Pasien laki-laki usia 35 tahun tampak dengan gizi baik,
memiliki rambut hitam, ikal, pendek, tampak lebih tua dari usianya.
2. Kesadaran
- Kesadaran sensorium / neurologik : compos mentis.
- Kesadaran psikiatrik : terganggu
- Kesadaran social : terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
- Sebelum wawancara: pasien sedang duduk dan minum kopi dibengkel kakak
kedua pasien.
- Selama wawancara: pasien duduk dengan tenang di depan pemeriksa,
terdapat kontak mata antara pasien dengan pewawancara. Seringkali tatapan
matanya kosong, tampak bingung. Pasien kooperatif terhadap pemeriksa.
- Sesudah wawancara: pasien kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif dan sopan.
5. Pembicaraan:
- Cara berbicara : Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Pasien
hanya menjawab dengan jawaban yang singkat, ada jeda sebelum menjawab.
Artikulasi cukup jelas dan volume cukup.
- Hendaya berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara

7
Alam Perasaan (Emosi)
1. Mood : Normotim
2. Afek : Datar
- Skala diferensiasi : Luas
- Pengendalian impuls : Baik
- Empati : Dapat diraba-rasakan
- Echt/unecht : Echt (sungguh-sungguh)
- Intensitas : Dangkal
- Keserasian : Tidak serasi
- Kestabilan : Stabil

Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
 Halusinasi Auditorik : Disangkal
 Halusinasi Visual : Disangkal
 Halusinasi Olfaktorius: Disangkal
 Halusinasi Taktil : Disangkal
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf pendidikan : SMA
2. Pengetahuan umum : Baik
3. Kecerdasan : Sesuai taraf pendidikan
4. Konsentrasi : Terganggu (mudah teralihkan perhatian jika ada orang
lain yang lewat)
5. Orientasi:
- Waktu : Baik, pasien dapat dapat menyebutkan hari, tanggal,
bulan dan tahun dengan benar.
- Tempat : Baik, pasien mengetahui alamat lengkap tempat
tinggalnya.

8
- Orang : Baik, pasien menyebutkan nama dan mengenali seluruh
keluarga inti pasien dan pemeriksa.
Daya ingat:
- Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat dimana pasien pernah
bekerja
- Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat lauk-pauk yang dimakan
oleh pasien saat makan pagi
- Sesaat : Baik. Pasien mampu mengucapkan kembali apa yang
baru saja ia ceritakan.
6. Pikiran abstraktif : Baik. Pertanyaan : Pasien dapat menyebutkan persamaan
jeruk dan semangka
7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik, pasien dapat makan, mandi, dan
berpakaian sendiri.

Proses Pikir
Arus pikir
 Produktifitas : Cukup. Menjawab hanya apabila ditanya dan ide cerita
cukup
 Kontinuitas : Koheren
 Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa.
Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : Tidak terdapat preokupasi
 Waham : Tidak terdapat waham
 Obsesi : Tidak Ada
 Fobia : Tidak Ada

Pengendalian Impuls : Baik

Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik. Ketika diberi pertanyaan apakah mencuri
itu baik atau tidak, pasien menjawab tidak baik.

9
2. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengatakan jika menemukan
dompet yang terjatuh ditengah jalan, tidak akan
diambil pasien karna bukan miliknya.
3. Daya nilai realitas : Terganggu.
Tilikan : Derajat 6 (menyadari sepenuhnya tentang
situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai
perbaikan).
Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya.

H. Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


GDS
Cholesterol Tidak dilakukan pemeriksaan
As. urat

I. Rencana Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa:
Risperidone 2x2 mg
Paracetamol 2x1tab

Terapi edukasi:
 Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami oleh pasien,
faktor resiko yang dimiliki pasien yaitu riwayat keluarga yang juga
mengalami skizofrenia, cara pengobatan, prognosis, dan risiko kekambuhan
agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul
gejala serupa di kemudian hari.
 Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mengkonsumsi obat secara
rutin dan kontrol rutin.
 Selain itu, harus dijelaskan pula bahwa pengobatan akan berlangsung lama,
adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur
oleh dokter.

10
J. Hasil penatalaksanaan medis
- Keluhan yang dirasakan oleh pasien mulai berkurang
- Faktor pendukung:
 Pasien mengikuti anjuran yang diberikan.
 Pasien dan keluarga memiliki motivasi yang kuat untuk kesehatan pasien.

- Faktor penghambat:
Pasien terkadang lupa minum obat dan kontrol kembali ke Dokter. kurangnya
bersosialisasi dengan masyarakan dan pasien cenderung jarang mengikuti
kegiatan dilingkungan tempat tinggalnya.

IV. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan bahwa pasien tidak memiliki
keluhan lain selain rasa tidak nyaman ketika obat pasien habis dan tidak
kontrol. Dari hasil pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan.

B. Fungsi psikologis
Pasien tinggal di rumah pribadi bersama orangtua pasien, kakak, kakak ipar
dan keponakan pasien. Tempat tinggal pasien berjauhan dengan rumah
saudara-saudaranya. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Terdapat
gangguan fungsi psikologis yang terganggu pada pasien sejak tahun 2009, akan
tetapi sudah lima tahun terakhir pasien tenang dan dapat menjalankan
kehidupan lebih baik dari sebelum sakit. Tetapi kadang pasien merasakan
perasaan yang tidak enak, dan gelisah ketika lupa untuk minum obat atau
ketika lupa untuk kontrol dan kehabisan obat.

C. Fungsi ekonomi
Terkadang pasien saat ini hanya bekerja sebagai ojek. Sedangkan Ayah pasien
tidak bekerja, Ibu pasien bekerja sebagai buruh cuci dan menggosok pakaian,
sedangkan kakak pasien membuka bengkel dirumah. Penghasilan pasien

11
sendiri tidak cukup untuk membiayai kehidupannya, pasien terkadang mesih
bergantung kepada pengghasilan Ibu dan Kakak pasien.

D. Fungsi pendidikan
Pasien berpendidikan terakhir SMA. Dengan latar belakang pendidikan tersebut
pasien masih dapat melakukan pengobatan secara rutin.

E. Fungsi religius
Pasien serta keluarganya beragama Islam dan rajin menunaikan ibadah.
Kegiatan ibadah dilakukan di rumah.

F. Fungsi sosial budaya


Pasien tinggal di tempat pemukiman penduduk yang cukup padat. Hubungan
penderita dengan tetangga baik. Sosialisasi dengan tetangga kurang.

V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA


FORMULIR 24 HOUR RECALL
(Catatan: asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga
tidur malam)
Tabel 2. Konsumsi makanan formulir 24 hours recall.

Nama makanan atau


Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT/gram
kalori
Makan pagi 07:00 Kue, gorengan 150gr Tepung, tahu/tempe 150 g
Selingan 10:00 Batagor Tepung, bakso, tahu 200g
Nasi 150g,
Makan siang 13:00 Nasi putih, ikan,
sayur 100g, sambel, 290 g
sayur bening
ikan pepes 40g

Makan Nasi 150g,


18:00 Nasi merah, telur,
malam 225g
Sayur kangkung 25 g, sayur

12
telur ceplok 50g

Penjelasan:
Frekuensi makan rata-rata setiap harinya 3-4 kali/hari saat makan pagi, makan
siang dan makan malam dengan variasi makanan sebagai berikut: nasi, ikan,
sayur, buah-buahan dan telur. Pasien makan dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak, diselingi dengan selingan berupa gorengan atau biskuit . Keluarga pasien
tidak membatasi makanan pasien.

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESEHATAN
A. Faktor perilaku
Pasien makan dalam jumlah yang cukup. Pasien sering mengkonsumsi
makanan yang tinggi karbohidrat dan protein, sering mengkonsumsi sayur
sayuran namun jarang memakan buah-buahan. Pasien tidak sering
mengkonsumsi makanan tinggi natrium. Pasien masih sering mengkonsumsi
rokok. Pasien mengaku istirahatnya cukup dan tidak ada kesulitan saat tidur.
Jika ada anggota keluarga sakit maka dibawa langsung ke dokter.

B. Faktor non perilaku


Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah. Fungsi kognitif baik. Sarana pelayanan
kesehatan yang paling dekat dengan rumah adalah Puskesmas. Hal ini cukup
berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan jika ada
anggota keluarga yang sakit, jarak dari rumah ke Puskesmas  2 kilometer.

VII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi biologis
Pasien menderita skizofrenia namun tidak memiliki hambatan terhadap
beberapa fungsi biologis seperti memelihara kesehatan pribadi. Pasien
terkadang lupa minum obat minum obat dan kontrol ke Puskesmas.

13
B. Fungsi psikologis
Pasien memiliki hubungan sosial yang baik dengan keluarga akan tetapi jarang
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal pasien.

C. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan


Perekonomian pasien tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
untuk memenuhi kebutuhan keluarga bergantung pada Kakak dan Ibu pasien.

D. Fungsi Sosial-Budaya
Pasien jarang bersosialisasai dengan masyarakat.

E. Faktor perilaku
 Pasien mengatakan terkadang sulit tidur.
 Frekuensi olahraga ditingkatkan.

F. Faktor non perilaku


Pasien tidak memiliki keterbatasan fisik dan penurunan daya ingat.

VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di dalam gang, dengan ukuran 9x6 m2, bentuk bangunan
satu lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri dari teras, empat kamar tidur,
satu kamar mandi, dan satu dapur. Lantai terbuat dari semen, dinding terbuat
dari tembok dan beberapa bagian terbuat dari triplek, dan atap rumah dari
asbes. Terdapat ventilasi ukuran 20x20 cm sebanyak lima. Terdapat jendela
sebanyak dua buah dengan ukuran 2x1 m2. Penerangan di dalam ruangan
kurang baik. Kebersihan dalam rumah cukup bersih dan letak barang kurang
rapi, dan lingkungan luar rumah cukup bersih. Listrik 1300 watt, sumber air
dari PAM (jetpump) dan minum dari air isi ulang galon. Kamar mandi milik
sendiri dengan jamban berbentuk kloset jongkok. Air limbah dialirkan ke got
(saluran limbah). Terdapat tempat sampah di dalam rumah, namun tidak

14
terdapat tempat sampah di luar rumah. Sampah rumah dikumpulkan dan
diangkut oleh petugas kebersihan setiap pagi hari.

B. Denah rumah

Gambar 1. Gambar Denah Rumah Pasien.

Keterangan ruangan:
1. Teras rumah
2. Kamar tidur
3. Garasi
4. Kamar tidur
5. Kamar tidur
6. Ruang keluarga
7. Kamar tidur
8. Dapur
9. Kamar Mandi

Analisis keadaan rumah:


1. Letak rumah di daerah : Padat penduduk
2. Bentuk bangunan rumah : Tidak bertingkat

15
Kepemilikan rumah : hak milik
3. Luas rumah : 9x6 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 10 orang
Luas halaman rumah : tidak memiliki halaman
4. Lantai rumah dari : Semen
5. Dinding rumah dari : Tembok dan beberapa bagian dari
triplek
6. Atap rumah : Asbes
7. Pembagian ruangan rumah :
 Ruang tamu : Tidak ada
 Ruang tidur : Ada 4 buah, ukuran 2x3 m2
 Kamar mandi : Ada, ukuran 1,5x1,5 m2
 Dapur : Ada, ukuran 2x1,5 m2
8. Jendela rumah : Ada 2 buah, ukuran 2x1 m2
Penerangan di dalam rumah dari kesan subjektif saat membaca tulisan di
dalam rumah): kurang.
9. Listrik di rumah : Ada, 1300 watt
10. Lubang ventilasi :
 Ruang tamu : Ada, 5 buah, ukuran 20x20 cm2
 Kamar Mandi : Ada, 1 buah ukuran 1x0,5
m2
 Dapur : Ada 1 buah, 20x20 cm2
Kelembaban dalam rumah : Tidak Terasa Lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : Baik
11. Kebersihan dalam rumah : Cukup
12. Sumber air minum dari :Pompa dan air isi ulang
13. Kamar mandi : Ada 1 buah
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : Got (saluran limbah)
15. Tempat sampah di luar rumah : Tidak ada
16. Jalan di depan rumah lebarnya : ±4 meter, terbuat dari aspal
17. Kesan kebersihan lingkungan : Baik

16
Analisis Keadaan Rumah
Tabel 3. Penilaian Rumah Sehat berdasarkan Kepmenkes RI No.
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.

No Komponen Rumah Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien


1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu Kerangka atap terbuat dari
dan kotoran lain yang jatuh dari asbes tertutup rapat dapat
atap, harus menutup rata kerangka menahan debu dan
atap serta mudah dibersihkan kotoran lain
2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar Dinding terbuat dari
dapat memikul berat dinding tembok bata dan semen,
sendiri, beban tekanan angin dan seluruh bagian sudah di
bila sebagai dinding pemikul harus cat, akan tetapi beberapa
dapat memikul beban diatasnya, bagian masih terbuat dari
dinding harus terpisah dari pondasi triplek, dimana masih
oleh lapisan kedap air agar air tanahbelum memenuhi kriteria
tidak meresap naik sehingga dinding kedap air
dinding terhindar dari basah, sehingga terdapat
lembab dan tampak bersih tidak kemungkinan terkena
berlumut basah.
3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas Luas lantai ruangan rumah
lantai ruangan pasien 54m2, sehingga
ventilasi minimal yang
dibutuhkan sebesar 5,4%,
pada rumah pasien hanya
2 % ( empat ruangan)
4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan Lantai di rumah pasien
beban diatasnya, tidak licin, stabil terbuat dari keramik
waktu dipijak, permukaan lantai
mudah dibersihkan. Lantai tanah
sebaiknya tidak digunakan lagi,
sebab bila musim hujan akan
lembab sehingga dapat
menimbulkan gangguan/penyakit
terhadap penghuninya. Karena itu
perlu dilapisi dengan lapisan yang
kedap air seperti disemen, dipasang
tegel, keramik.Untuk mencegah
masuknya air ke dalam rumah,
sebaiknya lantai ditinggikan ± 20
cm dari permukaan tanah.

17
5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai Pencahayaan dalam rumah
pencahayaan baik, bila jelas pasien hanya terdapat 50%
membaca dengan huruf kecil,
cukup; bila samar-samar bila
membaca huruf kecil, kurang; bila
hanya huruf besar yang terbaca,
buruk; bila sukar membaca huruf
besar. Pencahayaan yang baik di
atas 70%.

1. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

• Terdapat dua orang


Genetik sepupu pasien dari
pihak Ibu dengan
riwayat penyakit yang
sama

Pelayanan Lingkungan
kesehatan Status pasien

• Lingkungan rumah padat


 Pelayanan kesehatan
penduduk
berupa Puskesmas dekat
• Indikator rumah bersih belum
(± 2 km).
terpenuhi
 Menggunakan BPJS
• Sirkulasi udara dan pencahayaan
Perilaku rumah belum sesuai indikator.

 Pasien jarang memakan buah-buahan.


 Pasien masih sering mengkonsumsi rokok
 Pasien jarang berolahraga
 Pasien mengaku istirahatnya kurang dan terkadang sulit tidur

Diagram 2. Diagram Realita Pada Keluarga

18
IX. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA

Tabel 3. Permasalahan pada keluarga

Resiko dan masalah Indikator keberhasilan


No. Rencana pembinaan
kesehatan penilaian
1. Kurangnya Memberikan penjelasan tentang Adanya peningkatan
pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan rencana pengetahuan tentang
akibatnya bila tidak terapi yang diberikan pada pasien. penyakit pasien, dan terapi
rutin berobat. sehingga pasien datang ke
Puskesmas untuk kontrol.
2 Pasien memiliki Memberikan penjelasan tentang gizi Menambah variasi
kebiasaan merokok seimbang kepada pasien dan makanan yang dimakan
dan tidak keluarga pasien sehingga pasien dan dengan adanya
mengkonsumsi buah keluarga menjadi sehat dan tidak karbohidrat, protein,
dan kurangnya olah mudah sakit dan juga memberikan sayur, dan buah serta
raga. penjelasan mengenai PHBS. adanya peningkatan
aktivitas dan
menghilangkan kebiasaan
merokok.
3. Aktivitas fisik sesuai Memberikan penjelasan pada pasien Pasien menyempatkan
dengan pasien. mengenai pentingnya aktivitas fisik kegiatan dengan olah raga
yang disesuaikan pasien. sesuai kondisi pasien.

19
X. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

Tabel 4. Pembinaan dan hasil kegiatan

Keluarga
Tanggal Indikator evaluasi
Kegiatan yang dilakukan yang Hasil kegiatan
kunjungan kegiatan
terlibat
19 Juli - Memperkenalkan diri dan Pasien Terbinanya - Pasien bersedia
2018 menjelaskan maksud dan hubungan baik untuk diperiksa.
kedatangan. keluarga dengan pasien dan - Pasien dan keluarga
- Bina rapor awal. pasien. keluarga. mengetahui penyakit
- Identifikasi anggota peningkatan yang diderita
keluarga dan kondisi pengetahuan tentang
kesehatannya. penyakit yang
- Melakukan anamnesis dan diderita dan
pemeriksaan fisik kepada tatalaksananya
pasien.
Memberi penyuluhan kepada
pasien dan keluarga mengenai
penyakit pasien.
24 Juli - Evaluasi keluhan dan Pasien - Pasien - Pasien rutin
keadaan umum pasien. dan mengkonsumsi obat mengkonsumsi obat
2018
- Melakukan pemeriksaan keluarga dengan teratur dan - Pasien mengikuti
fisik dan status mental. pasien. pasien sering kontrol anjuran untuk
- Memberikan penyuluhan penyakit ke melakukan aktivitas
tentang psikoterapi dan rutin Puskesmas/faskes dan bersosialisasi
minum obat dan kontrol terdekat dengan masyarakat.
-Berdiskusi sesuai dengan - Adanya
materi penyuluhan peningkatan
pengetahuan tentang
Prsikoterapi

27 Juli - Evaluasi keluhan keadaan Pasien - Pasien - Pasien rutin


umum pasien. dan mengkonsumsi obat mengkonsumsi obat
2018
- Melakukan pemeriksaan keluarga dengan teratur dan - Pasien mengikuti
fisik pasien pasien sering kontrol anjuran untuk
- Memberikan pengetahuan penyakit ke melakukan aktivitas
mengenai PHBS puskesmas/ perilaku hidup bersih
- Berdiskusi tentang keluhan dan sehat.
yang ada

20
31 Juli - Mengvaluasi keluhan Pasien - Pasien - Pasien tetap teratur
2018 keadaan umum pasien. mengkonsumsi obat mengkonsumsi obat
- Memberikan kalender dengan teratur dan - Pasien sudah
kontrol pasien sering kontrol mengetahui tentang
- Memberikan pengingat penyakit ke pentingnya minum
untuk minum obat dalam puskesmas obat dan kontrol
bentuk seperti poster secara teratur

21
XI. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman:
Pasien dan keluarga dapat memahami penjelasan yang diberikan.

2. Faktor pendukung:
 Pasien dan keluarga mendengarkan penjelasan dengan seksama.
 Pasien dan keluarga kooperatif sehingga bersedia menerapkan penjelasan
yang diberikan.
 Keluarga pasien sangat mendukung dalam upaya kesembuhan pasien.

3. Faktor penyulit:
 Pasien sering lupa untuk minum obat dan kontrol ke Puskesmas. Sedangkan
keluarga pasien juga sering lupa untuk mengingatkan pasien untuk minum
obat dan kontrol.
 Kurangnya pengetahuan tentang dampak penyakit yang diderita.
 Pasien kurang bersosialisasi dengan masyarakat.

4. Indikator keberhasilan:
 Pasien dan keluarga memahami penyakit yang diderita meliputi penyebab,
gejala, faktor yang memperberat, pencegahan, penatalaksanaan serta
komplikasi yang dapat terjadi.
 Pasien dan keluarga dapat memahami yang dimaksud dengan perilaku
bersih dan sehat.
 Keluarga memberi dukungan kepada pasien dalam pengobatan serta rutin
kontrol.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Tomb, DA. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC 2003; hal. 1-2.

2. Elvira S, Hadisukanto G, 2013. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

23
LAMPIRAN 1

KALENDER KONTROL

24
LAMPIRAN 2

MEDIA INFROMASI

25
LAMPIRAN 3

FOTO KEGIATAN

26

Anda mungkin juga menyukai