Indonesia merupakan salah satu Negara Agraris yang memiliki hutan tropis dengan
berbagai jenis kayu yang bermutu tinggi, sehingga pemerintah Indonesia telah
mencanangkan bahwa industri pulp and paper akan menjadi salah satu industri
andalan dan akan menjadi salah satu pemasok pulp dan kertas utama, baik di pasar
Industri pulp and paper merupakan salah satu industri yang sangat potensial dan
diprediksi indonesia akan menjadi salah satu pemasok pulp and paper utama di
daya saing kuat dan mempunyai prospek yang sangat baik di masa depan karena
memiliki keunggulan komparatif dan terbukanya peluang pasar, baik pasar domestik
Keunggulan komparatif tersebut antara lain adalah tersedianya lahan yang cukup
untuk pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai pemasok bahan baku
untuk industri pulp. Iklim yang menguntungkan bagi pertumbuhan pohon jika
dibandingkan dengan rata-rata non tropis. Tersedianya tenaga kerja yang terampil
untuk mengelolah HTI dan mengolah pabrik pulp and paper secara effisien, serta
terjadinya bahan baku selain kayu, seperti merang, bambu, dan bagasse.
pabrik pulp seiring dengan meningkatnya konsumsi kertas dan harga kertas.
Sebenarnya banyak proyek – proyek pulp yang akan didirikan, namun dikarenakan
adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan di akhir tahun 1997 maka hanya satu
1
proyek yang masih berlanjut sampai sekarang di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper. Di samping itu , bahan baku yang tersedia produksi yang cukup selama 10
tahun kemudian , sedangkan pabrik- pabrik pulp lainnya masih harus mencari sumber
bahan baku.
Pada tahun sebelumnya PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper merupakan salah
satu industri dengan status Join Venture antara Indonesia dan Jepang. Akan tetapi
pada saat ini PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper sudah dimiliki oleh Jepang,
karena semua komposisi saham PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper 100%
berasal dari Marubeni Group adalah sebuah perusahaan berasal dari Jepang.
Adapun tahapan pembangunan PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yaitu :
Tahapan pra-kontruksi dimulai pada tahun 1991, Tahap kontruksi pada tahun 1997,
dan pabrik PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper berproduksi normal pada tahun
2000. PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper telah banyak mendapat piagam
Berikut ini Sertifikat yang didapat yaitu ISO 9001, ISO 14001, FSC-COC, dan
SMK3
1. Sertifikat ISO 9001 yang diperoleh pada tahun 2000 merupakan suatu
2
3. Sertifikat FSC-COC diperoleh pada tahun 2007 merupakan sertifikat yang
diberikan kepada unit industri distribusi hasil hutan untuk memastikan bahwa produk
kayu yang diproduksi oleh unit industri adalah berasal dari hutan yang dikelola secara
4. Sertifikat SMK3 yang diperoleh pada tahun 2013 merupakan sertifikat yang
berikan kepada perusahaan karena standar keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
Kapasitas PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper 450.000 ton pulp/tahun.
Kapasitas produksi pulp terus ditingkatkan kemampuan pasokan bahan baku dari
proyek HTI yang telah dibangun sejak tahun 1990 oleh PT. Musi Hutan Persada
(MHP) hingga kini direncanakan seluas 300.000 ha. Pasokan bahan baku ini telah
disepakati oleh PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dan PT. Musi Hutan Persada
pada tanggal 14 Maret 1997. Dengan tersedianya bahan baku sepenuhnya kayu
accasia magium. PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper berbeda dengan pabrik
pulp dan kertas lainnya yang menggunakan Mix Tropical Hardwood (MTH) yang
diambil dari hutan-hutan yang berada disekitar lokasi pabrik sebelum Hutan Tanaman
Lokasi PT.Tanjungenim Lestari Pulp and Paper berada di kabupaten Muara Enim
yang meliputi dua kecamatan, yaitu kecamatan Gunung Megang dan kecamatan
Rambang Dangku. Jarak lokasi PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dengan
Kabupaten Muara Enim lebih kurang 50 KM dan lebih kurang 30 KM dari Kota
Prabumulih, sedangkan dari Ibukota Provinsi Sumatera Selatan lebih kurang 130 KM
3
yang masing – masing dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua, roda empat, dan
kereta api.
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper adalah lebih kurang 1250 ha. Dengan
pengolahan limbah, infrastruktur penunjang dan kawasan hijau (buffer zone). Berikut
ini adalah tabelRencana Peruntukan Lokasi Area PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper.
Pabrik 255*
a. Landfill
b. Jalan
zone)
4
Pemukiman penduduk didalam rencana industri tidak ada, sedangkan pemukiman
terdekat adalah Desa Banuayu, Desa Dalam dan Desa Gerinam yang jaraknya antara
2-3 KM dari rencana lokasi industri.Tata letak rencana pembangunan industri Pulp
PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper terdiri dari 5 wilayah kerja utama, yaitu :
Pemilihan lokasi pabrik PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper di Kabupaten
1. Dekat dengan Hutan Tanam Industri (HTI) PT. Musi Hutan Persada (MHP)
sekitar 30 KM dari PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper Mill Site.
2. Dekat dengan sumber air (Sungai Lematang) sekitar 2 KM dari PT. Tanjungenim
Bahan Baku berasal dari kayu jenis Accasia Mangium dan Ecalyptus yang tumbuh
subur didaerah tropis dan waktu antara penanaman dan penebangan kurang lebih 5
tahun waktu yang dibutuhkan untuk mengambil kayu Accasia Mangium dan
5
Kayu Accasia Mangium dan Ecalyptus akan mengalami beberapa tahap proses
pemasakan untuk menjadi pulp atau proses pemasakan. PT. Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper hanya memakai kayu Accasia Mangium dan Ecalyptus karena kayu
accasia mangium mempunyai serat yang cukup untuk menjadi pulp dan penambahan
bahan kimia yang digunakan pada pemasakan tidak terlalu banyak atau menghemat
Bahan baku kayu Accasia Mangium dan Ecalyptus diperoleh dari PT. Musi Hutan
Persada (MHP) yang terletak diantara Desa Benakat dan Desa Suban Jeriji sekitar 20-
30 KM dari lokasi Mill Site PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.
PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper mempunyai kapasitas produksi pulp
Bleached Kraft Pulp (HBKP). Untuk produksi pulp dengan kapasitas tersebut
dibutuhkan bahan kayu sebesar 1.935.000 m3/tahun atau 4,3 m3 untuk setiap ton pulp
yang akan dihasilkan oleh PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.
Pulp bale (Jumlah 8 bale dengan berat masing 250 kg) yang diangkat
Tarakan sebuah Pelabuhan ditepi laut Kota Lampung. Gerbong kereta yang
sehingga total bale-bale bubur kertas yang diangkut berjumlah 1500 ton perhari.
Setelah sampai di Pelabuhan Panjang bubur kertas tersebut dimuat dalam kargo kapal
untuk diekspor.
6
Pemasaran produksi pulp dari PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dilakukan
oleh Cell Mark sebuah perusahaan yang terletak di Singapura. Cell Markmemasarkan
80 % produksi pulp yang dihasilkan dan Marubeni Group sebuah group yang
memiliki saham PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper memasarkan20 %produksi
Negara-negara yang mengimpor pulp dari PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
Jepang.
Produk yang dipasarkan sudah dalam bentuk lembaran kertas yang sudah siap
digunakan oleh negara yang mengimpor kertas bukan lagi dalam bentuk bubur atau
pulp.
7
1.6 Visi dan Misi Perusahaan
Adapun visi misi yang ingin dicapai oleh PT. Tanjungenim Lestatri Pulp and
Paper adalah:
1.6.1 Visi
harmonis dengan membangun Sumber Daya Manusia komunitas lokal yang unggul
1.6.2 Misi
harmonis.
Secara umum struktur organisasi dari PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
1) PDIV
Mengelola semua kegiatan Pengadaan log untuk memastikan proses yang optimal,
efektif, dan efisien dalam mencapai pasokan log dan kualitas target.
8
Wood Yard, untuk memastikan proses yang tepat yang optimal, efektif,dan efisien
untuk memastikan proses yang optimal, efektif dan halusdalam mencapai target yang
telah ditetapkan.
Mengatur dan mengelola semua suplai uap Dan Tenaga Listrik SertaPerumahan.
Mengelola semua kegiatan jaminan kualitas dan proses dan sistemmanajemen untuk
memastikan bahwa semua kualitas bahan baku masuk,proses, dan produk akhir
pelanggan.
Mengelola semua kegiatan kontrol & Inspeksi, limbah padat B3 &,mengawasi EIA
dan EMS & Pelaporan untuk memastikan kepatuhandengan peraturan yang berlaku
2) EDIV
memastikan pelayanan yang maksimal kepada proses operasi dicapai sesuai target
9
b. EGD (Engineering Division Head )
3) ADIV
Mengelola dan mengembangkan semua kegiatan urusan umum dalam rangka untuk
bangunan di lokasi pabrik, layanan keamanan dan layanan hukum perusahaan CSR
10
4) NON-DIV
memastikan tercapainya target yang telah ditetapkan penjualan dan pemasaran dan
untuk memastikan kereta dan lokomotif dalam kondisi baik dan ketersediaan yang
Untuk memimpin tim manajer dan staf terkait, untuk mengontrolkegiatan dan
11
1.7.3 Penerapan ISO
1. ISO 9001
Program PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dalam menjalankan ISO 9001 :
a. Mutu adalah hal yang paling utama disetiap kegiatan produksi mulai dari mutu
bahan baku, proses serta produk yang dikontrol dan diatur berdasarkan sistem mutu
yang sesuai kebutuhan konsumen secara tepat waktu serta memenuhi persyaratan
c. Menjalin dan mengembangkan hubungan yang jujur dan saling percaya dengan
konsumen
2. ISO 14001
Program PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dalam menjalankan ISO 14001 :
b.Mencegah polusi
Untuk merapkan ISO 14001 PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper melakukan :
1.Jam Kerja
12
PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper beroperasi 24 jam setiap hari secara
terus-menerus. Untuk menjaga agar pabrik bekerja dalam keadaan baik dan normal
perlu dikontrol 24 jam maka PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper membagi jam
Pekerja shift :
2. Lembur
apabila ada pekerjaan yang mendadak untuk diselesaikan atau demi kelancaran
hanya dilakukan atas perintah atasan langsung dibagian departemen tempat yang
bersangkutan bekerja.
Demi kelancaran dan kesejahteraan karyawan PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper dalam bekerja sehari-hari. PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
1. Perumahan
2. Transportasi
3. Pakaian kerja
4. Sarana Ibadah
13
5. Asuransi
a. Jaminan Kecelakaan
b. Jaminan Kematian
6. Koperasi
7. Klinik
8. Sarana Olahraga
a. Kolam renang
e. Lapangan tenis
f. Lapangan Futsal
9. Sarana Pendidikan
b. Sekolah Dasar
3.Menghasilkan pulp yang aman dengan kualitas terbaik dengan bahan baku kayu
100% Planted Treeyang berasal dari Hutan Tanaman Industri, dengan mengunakan
14
4.Membina dan mengandalkan kepercayaan bersama antara manajemen dan karyawan
sebagai landasan.
15
BAB II
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan pulp PT. Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper adalah jenis kayu Accasia Mangium. Kayu Accasia Mangium
tergolong jenis kayu keras (hard wood) dan mempunyai serat yang pendek yang
memiliki karakteristik lebih kuat dibandingkan kayu lunak (soft wood) yang memiliki
serat panjang Pohon Accasia Mangiumdan Ecalyptusyang siap di ambil dari hutan
berusia minimal 5 tahun yang didapatkan dari Hutan Tanaman Industri (HTI) yang
pemanfaatan kayu tersebut. Pada umumnya komponen kayu berdaun lebar dan
berdaun jarum terdiri dari tiga unsur yaitu karbonhidrat yang terdiri dari selulosa dan
Selulosa adalah bagian utama dinding sel kayu, yang berupa polimer karbohidrat
glukosa membentuk suatu rantai selulosa. Selulosa juga termasuk polisakarida yang
manomer didalam polimer yang dipengaruh oleh sumber selulosa dari zat penambah
pertumbuhan (untuk derajat polimerisasi dari kayu merupakan suatu polimer raksasa
16
Selulosa berantai panjang dan tidak bercabang. Selama pembuatan pulp dalam
digester, DP akan turun pada suatu derajat tertentu. Penurunan DP tidak boleh
terlalubanyak, sebab akan memendekkan rantai selulosa dan membuat pulp menjadi
tidak kuat. Selulosa dalam kayu memiliki DP sekitar 3500, sedangkan selulosa dalam
disebut mikrofil. Beberapa mikrofil membentuk struktur yang lebih besar, yang
disebut mikrofibil. Fibril ini bersama selulosa, dengan lignin diantaranya membentuk
serat kayu. Rantai selulosa yang lebih pendek akan memberikan hasil pulp yang lebih
encer.Hemiselulosa juga adalah polimer yang dibentuk dari gula sebagai komponen
utamanya. Berbeda dengan selulosa, yang hanya merupakan polimer dari lima jenis
polimer yang berbeda yaitu glukosa, manosa , galaktosa, xylosa, arabinosa, dan
dibedakan :
Ada berbagai jenis hemiselulosa spesies kayu yang berbeda memiliki hemiselulosa
dengan komposisi yang berbeda. Hard wood lebih banyak memilki xylan. Soft wood
lebih banyak memiliki glukosa. Tipe selulosa juga bervariasi tergantung letak
lebih kecil 300. Hemiselulosa adalah polimer bercabang,atau tidak linear. Selama
17
selulosa.Hemiselulosa bersifat hidrofilik (mudahmenyerap air) yang menyebabkan
struktur selulosa menjadi kurangteratur sehingga air bisa masuk ke jaringan selulosa.
Hemiselulosa akan memberikan fibrillasi yang lebih baik dari pada selulosa dan
meningkatkan kualitas kertas. Kadar selulosa didalam pulp jauh lebih kecil
b. Lignin
dengan selulosa didalam dinding sel kayu. Lignin berfungsi sebagai penyusun sel
kayu, dan juga lignin merupakan komponen kompleks yang tersusun dari unit-unit
phenil propane, dan amorf yang bersifat aromatis dengan densitas 1,3 dan indeks bis
1,6. Berat molekulnya 2000-1500 yang bervariasi menurut spesiesnya. Kadar lignin
dalam kayu 20 – 30%. Lignin merupakan zat yang tidak dapat mempunyai struktur
dan 1 gugus karbonil. Kereaktifan lignin paling banyak dikendalikan oleh gugus
hidroksil. Reaksi sulfonasi oksidasi dan halogenasi sangat penting dalam proses
pulping dan bleaching seperti dalam proses soda yang menghasilkan lignin terlarut,
dimana terjadi pelepasan gugus metoksil pada saat lignin berdifusi dengan larutan
alkali.
c. Ekstraktif
Kayu juga mengandung sejumlah subtansi kecil yang disebut ekstraktif. Subtansi
ini dapat diekstraksi dari kayu baik oleh air aatau pelarut organik lain, misalnya
18
adalah beberapa kelompok yang termasuk dalam ekstraktif. Kebanyakan ekstraktif ini
dapat dihilangkan pada proses pembuatan pulp secara kraft. Jika hanya sedikit
ekstraktif yang dapat diektraksi, maka hal ini dapat menyebabkan masalah pitch
dalam pembuatan pulp dan kertas. Pitch ini dapat menyebabkan endapan yang dapat
lengket pada peralatan, seperti pada penyaring dan lembaran pembuatan kertas.
serat selulosa (fiber) yang ada dalam kayu dan menghilangkan lignin dan ekstraktif.
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu merata dan kadar
selulosa. Hemiselulosanya banyak terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah.
Dalam pembuatan pulp terdapat beberapa tahapan proses dari persiapan bahan
bakunya yaitu accasia mangium sampai pada tahap akhir menjadi pulp dan siap untuk
2. Pemasakan (cooking)
4. Pemutihan (bleaching)
Dalam proses pembuatan pulp sendiri dibutuhkan bahan baku yang harus
dipersiapakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kriteria yang
19
diperlukan untuk memisahkan antara kayu dengan kulit kayu, karena kulit kayu tidak
digunakan dalam pembuatan pulp. Selain itu, proses pemasakan juga diharapkan
pemasakan. Limbah dari proses ini akan dibakar di power boiler untuk menghasilkan
Proses penghilangan kulit kayu yang efektif sangat diperlukan untuk menjamin
kualitas dari kayu yang baik agar dapat menghasilkan pulp yang bermutu
Kayu yang telah dikuliti akan dilewatkan dengan belt konveyor ke unit chipper
sekitar 2 cm x 3 cm x 0,5 cm, dimana biasa disebut accept size. Selanjutnya dikirim
kedalam chip screen. Bahan baku yang telah telah diserpih dengan seragam akan
mudah dimasak di unit digester, sehingga akan menghasilkan pulp dengan mutu yang
baik. Limbah dari penyerpihan berupa serpihan kayu (sawdust) dan selanjutnya akan
dikirim ke penumpukkan sisa kayu (hog pile) untuk dijadikan bahan power boiler.
serpihan kayu yang memenuhi persyaratan saja yang akan dimasak dalam digester.
Untuk chip yang berukuran besar (oversize) akam dikirim ke rechiper untuk dipotong
kembali agar memenuhi ukuran yang seragam pada chi screen. Sedangkan yang tidak
20
memenuhi ukuran (reject chip) akan dikrim ke penampungan sisa kayu (hog pile)
bersama bark dan sawdust dimanfaatkan sebagai bahan bakar di power boiler.
Pulping adalah proses memisahkan serat selulosa dari campuran lignin dan
pentosa. Dari bentuk bubuk menjadi bentuk serat-serat kecil. Terdapat 4 proses yang
Proses ini dikembangkan oleh E.G Kellen (jerman). Pada proses ini, kayu
dihancurkan menjadi lumpur didalam rotary grind mill stone dengan menambahkan
air, kemudian ditarik-tarik sambil berjalan didalam rotary scruber sehingga secara
fisik serat rusak. Hal ini menyebabkan pulp yang dihasilkan dari proses ini
Pada tahun 1970-an, grind stone dimodifikasikan sehingga dapat berputar dengan
kecepatan dan tekanan tinggi, tidak merusak serat, sehingga pulp yang dihasilkan
2. Proses PulpThermomekanik
tinggi. Pulp yang dihasilkan telah mempunyai kekuatan yang lebih baik tapi
Proses ini merupakan perbaikan dari proses sebelumya dimana setelah dihancurkan
(penyerapan) dengan larutan encer (sulfit, natrium sulfat, dan soda abu) terlebih
dahulu. Pulp yang dihasilkan disaring. Salah satu proses semi kimia yang dipakai
21
adalah memasak serpihan/kayu dengan larutan natrium sulfat, bisulfit, sebelum di
Pada proses ini lignin di hilangkan sama sekali sehingga serat-serat kayu mudah di
hilangkan oleh larutan pemasak. Proses ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
a. Proses Soda
Proses ini dikenalkan oleh C.Watt dan H.Burges pada tahun 1850. Pda proses ini
kayu yang digunakan. Kemudian larutan pemasak bekas dipekatkan dengan proses
penguapan (evaporasi).
b. Proses Sulfit
Proses ini ditemukan oleh Benyamin Tilghman pada tahun 1866, dimana
c. Proses Kraft
Proses Kraft terjadi pada larutan NaOH ditambah Na2SO4 yang ditambahkan
reduksi didalam tungku pemutih Na2S. Proses ini disebut juga proses pulp kraft. Pada
proses ini juga digunakan bahan pengumpal seperti klorida sehingga pulp kraft
mempunyai derajat putih yang berkualitas.Pada tahun 1960-an, produk kraft lebih
banyak dipakai dibanding pulp sulfit karena memiliki sifat-sifat pulp yang lebih baik
dan bahan kimia yang lebih sederhana. Meskipun saat ini lebih dari 80% pulp kimia
yang dihasilkan adalah pulp kraft ,akan tetapi kelemahan-kelemahan proses ini masih
22
susah untuk diatasi, misalnya bau dari gas.Di bawah ini adalah tabel perbandingan
panas)
tidak stabil
diputihkan
Pemilihan proses pemasakan ini tergantung pada hasil pulp yang diinginkan. Pada
poses ini digunakan proses kraft yang bertujuan untuk memisahkan serat-serat dalam
kayu secara kimia dan melarutkan sebanyak mungkin lignin pada dinding serat. Selain
itu dalam pemilihan proses kraft mempunyai banyak keuntungan bila dibandingkan
23
Berikut ini keuntungan dari proses kraft :
d. Pulp yang dihasilkan dapat diputihkan dengan tingkat keputihan (brightness) yang
lebih tinggi.
Pada proses ini bahan-bahan kimia dan cairan pemasakan sebagai penetrasi ke
dinding-dinding serat dan melarutkan lignin adalah ion OH- dan SH-.
Chip yang berasal dari chip yard diumpankan ke chip bin yang berfungsi sebagai
tempat penyimpananan chip sementara, kemudian chip dipanaskan dengan steam dari
bagian bawah vibra bin yang dipasang dibagian bawah chip ke chip meter. Chip meter
berfungsi untuk mengatur laju umpan ke low pressure (LP) feeder berfungsi
membantu memasukkan chip kedalam steaming vessel. Chip yang sudah didalam
steaming vessel dipanaskan dengan menggunakan steam yang berasal dari fresh
cyclone untuk mengeluarkan udara yang terkandung didalam chip sehingga rapat
Kemudian chip masuk kedalam chip cute yang telah terisi larutan pemasak (white
liquor) yaitu NaOH dan Na2S yang telah diatur levelnya sehingga chip akan
tercampur dengan larutan pemasak (white liquor). Campuran chip dan larutan
pemasak dimasukkan dalam high pressure (HP) feeder dan terjadi sirkulasi dimana
24
campuran tersebut akan terdorong dari sisi tekanan tinggi ke tekanan bagian atas
didegester.
1. Impregnasi
2. Pemanasan
3. Ekstraksi
4. Pencucian
dalam pori-pori selama 45 menit. Setelah chip tercampur larutan pemasak maka chip
akan ke tahapan pemasakan dengan menggunakan suhu 160 o – 165o C yang dilakukan
dengan sirkulasi cairan pemasak di strainer. Strainer dalah suatu alat yang digunakan
untuk mengeluarkan cairan sisa pemasakan (black liquor) yang terletak antara proses
pemasakan dan pencucian. Selanjutnya adalah proses ekstraksi yang digunakan untuk
mengeluarkan bahan pemasak yang kandungan reduksi alkalinya sudah rendah, dan
1. Deknoting
Setelah tahap pemasakan, sebagian besar pulp masih mengandung knot dan mata
kayu yang tidak masak. Kandungan tersebut harus dipisahkan dari pulp pada tahap
awal dari proses. Jika tidak maka kandungan tersebut akan mengurangi nilai akhir
produk yaitu dirt.Pemisahan knot dilakukan dalam tiga tahap untuk mencapai
pemisahan yang effisien. Tujuan utama pemisahan knot dari aliran pulp utama
(primary knoter) adalah untuk mengurangi kandungan pulp sekecil mungkin terbawa
25
Pada primary knoter semua knot adalah reject, tapi dalam hal ini masih banyak
fiber yang terikut. Untuk mengurangi fiber agar tidak banyak yang terbuangmaka
reject dari tahap pertama disaring lagi pada secondari knotter, dimana sebagian pulp
dipisahkan dari knot sebelum dikirim ke coarse screen. Knotdan pulp dipisahkan lalu
knot dapat dikirim ke digester untuk dimasak lagi, sedangkan pulp dikembalikan ke
sistem.
2. Screening
Dalam proses screening dilakukan dalam tiga tahap yaitu sebagai berikut :
a. Primary Screening
b. Secondary Screening
c. Tertiary Screening
Pada primary screening sebagian besar shive adalah reject, tetapi dalam pemisahan
masih Agar tidak banyak yang terikut. Agar tidak banyak fiber atau pulp yang
terbuang, maka reject dari tahap pertama (primary screening) disaring pada tahap
kedua (secondary primary). Reject pada tahap kedua ini akan disaring lagi pada tahap
ketiga (tertiary screening) sebelum dikeluarkan dari sistem melalui reject press
dimana konsistensinya bisa mencapai 30%. Tujuan dipakainya reject press ini adalah
penangan reject. Accept dari tahap kedua dan ketiga ini akan dikembalikan ke inlet
Bersama-sama shive, pasir akan terbawa oleh aliran reject screen dan dibawa ke
reject press, karena dalam pengoperasian sebagian besar pasir terbawa aliran accept
menyebabkan kerusakan pada alat, maka pasir dari filtrat pada sand separator.
26
Pulp yang terhembus (blown) dari digester, masih bercampur dengan sebagian
cairan pemasak yang mengandung sisa bahan kimia pemasak dan juga lignin yang
terlarut dalam kayu. Kotoran-kotoran yang terbawa dalam pulp tersebut dicuci brown
stock yang dilakukan secara berlawanan arah (counter current). Dimana air panas
hanya digunakan sebagai pencuci dalam tahap akhir dari rantai pencucian. Pada
pencucian filtrat dari pencucian akhir digunakan sebagai cairan pencuci ditahap awal
pencucian. Dengan cara ini pulp dapat dicuci secara effisien dengan hanya memakai
sedikit air panas. Banyaknya air panas yang dipakai pada tahap akhir pencucian akan
Selesai dari blow tank dari screening room, maka pencucian brown stock telah
mengalami dua tahapan, yaitu tahapan pertama dihi-heat washing zone dan digester
continous dan kemudian dalam pressure diffuser. Tahap kedua atau tahap terakhir dari
Pada dewatering press, pulp dicuci dengan filtrat hasil dari pencucian first post
oxygen washer dan pencucian yang terjadi sesuai dengan prinsip pengenceran dan
press. Cairan hasil pencucian dalam first post oxygen washing bisa ditambahkan
Pada dewatering press, pulp di press untuk mencapai konsistensi sekitar 30%,
setelah itu pulp diencerkan dengan filtrat dari first oxygen press pada screw dilution
yang harus dipisahakan. Pemisahan tersebut dilakukan dalam liquor screen yang
kemudian filtrat bersih disalurkan ke pressure diffuser, dan serat yang telah
27
dipisahakan akan dikembalikan ke accumulator tank bersama-sama dengan filtrat
lainnya.
mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (belum mengalami proses pemutihan).
kimia yang mahal ditahap pemutihan dan dalam waktu yang bersamaan dapat
temperatur dan tekana tinggi, sedangkan bahan kimia yang dipakai adalah oksigen
dan alkali. Dipakai salah satu NaOH atau white liqour oksidasi. Sebelum masuk ke
reaktur, pulp dipanaskan terlebih dahulu dengan menambahkan steam sampai 100ºC.
Delignifikasi berlangsung di dalam aliran keatas (upflow) reaktor, dimana waktu yang
dibutuhkan (retention time) menurut waktu yang dirancang adalah satu jam. Untuk
menyebabkan pendeknya retention time, maka aliran yang merata dan stabil didalam
reaktor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga konsistensi pulp sekitar
10%.
derajat pada aliran pulp yang melalui reaktor. Ketika pulp ke oxygen blow tank, steam
akan terdorong dan terlepas sebagai gas terbuang, dikarenakan temperatur pulp yang
tinggi dan tekanan yang rendah dalam blow tank. Tekanan yang rendah dijaga oleh
kondensasi dari steam dalam condenser dan fan pembuangan. Dari fan pembuangan
28
Selama proses oxygen delignification, sebagian besar zat-zat organik dipisahkan/
dilarutkan dari kayu, bersama-sama dengan sisa-sisa alkali. Zat-zat organik ini dan
zat-zat kimia harus dipisahkan dari pulp dan di daur ulang di recovery boiler,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi steam, serta untuk
mendaur ulang bahan-bahan kimia pemasakan. Dari konsumsi bahan kimia, sisa
reaksi yang terbawa ke bleach plant harus sekecil mungkin agar tidak membuang
biaya dan menaikkan konsumsi bahan-bahan kimia pemutih yang berbahaya terhadap
lingkungan. Pada akhirnya zat-zat organik yang terbawa di bleach plant akan
diklorinasi dan dengan demikian akan ikut memberi pengaruh buruk pada lingkungan,
displacement press diantara brown stock high diffuser tower, merupakan bagian dari
pencucian counter current. Hanya air panas ( hot water ) yang ditambahkan ke second
past oxygen. Banyaknya air yang dikendalikan oleh dilution factor. Filtratyang
berlebihan dari press kedua akan digunakan sebagai cairan pencuci (wash liqour)
pada press pertama, dan kelebihan filtrat dari press pertama akan digunakan
untukmengencerkan di screen room di awal dari diwatering press. Ini adalah cara
kerja pencucian counter current yang dikembangkan, dimana pulp yang bersih dapat
Didalam dua displacement press, pulp dicuci dengan pergantian cairan di sekeliling
pulp oleh cairan dari tahapan pencucian sebelumnya atau dengan air panas. Setelah
terjadi pergantian, pulp di press sampai mencapai konsistensi sekitar 30% dan
akhirnya diencerkan dalam dilution screw sampai konsistensi mencapai sekitar 12%.
Contoh dari proses diatas merupakan gabungan dua prinsip pencucian yang disebut
29
Diantara dua displacement press, brown stock high diffuser tower ditempatkan
sebagai tahap pelepasan (leaching) zat-zat organik dari tahap oksigen, sehingga lebih
mudah di lepaskan secara displacement dalam press kedua. Untuk menjamin efisiensi
leaching dalam high diffuser tower dan untuk mencegah lignin terlarut dengan cepat
untuk meningkatkan derajat keputihan jika derajat keputihan yang dinginkan belum
tercapai.
1. Tahap pemutihan (D0) yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi untuk mengikat
2. Tahap ekstraksi (EOp) yaitu menggunakan NaOH, O2, H2O2 yang berfungsi untuk
mengikat zat-zat organik dan kandungan lignin dalam pulp serta memprkuat ikatan
selulosa.
3. Tahap pemutihan kembali (D1/D2) yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi untuk
Temperatur yang dinginkan untuk tahap-tahap pemutihan antara 60-70ºC untuk tahap
D0. 60-80 ºC untuk tahap EOp, dan 70-80% untuk tahap D1/D2.
Dari pencucian terakhir pulp akan dipompakan ke towerD0 yang dipompakan oleh
pompa yang dilengkapi dengan mixer untuk mempercepat pencampuran pulp dengan
30
menambah ClO2. Waktu reaksi yang dibutuhkan 60 menit pada temperatur 50 ºC, pH
1,8-2 dan tingkat kecerahan 50% ISO. Pulp jatuh dari puncak D0 tower melalui pipa
filtrat.
Proses pengendapan diikuti dengan pencucian pulp untuk melarutkan bahan kimia
berlebih dan lignin yang telah dipisahkan. NaOH dan H2 O2 ditambahkan ke cairan
pencucian tersebut sebagai bahan kimia pengekstrak untuk pemutih pada tahap EOp.
Dari D0press pulp dipompakan ke tahap EOp melalui pulp heater dan mixer. Tahap
EOp terdiri atas tube bertekanan dengan waktu retensi 15 menit dan tower dengan
waktu retensi 75 menit. Ekstrak pulp diencerkan hingga konsistensi 8 % pada dasar
Setelah itu dipompakan melalui mixer kimia ke tower D1dan di campurkan dengan
ClO2. Waktu retensi total dalam tower ini selama 240 menit. Dari tower
penampungan high diffuser bleached pulp, dan siap untuk di unit pulp machine.
2.8 Pengeringan dan Pembentukan Lembaran Pulp (Pulp Drying and Finishing)
Tahap ini mengolah pulp yang telah diputihkan menjadi bentuk lembaran pulp
Lestari Pulp and Paper dirancang dengan kapasitas ±1430 ton / hari dengan
31
3. Tahap penyaringan akhir (dryer)
Tahap penyaringan adalah salah satu unit untuk memisahkan kotoran yang
terkandung dalam pulp dengan menggunakan perbedaan berat jenis dan memberikan
sentrifugal. Bahan yang telah diputihkan dipompakan ke head density tank (HDT)
bagian tanki, kemudian pulp dipompakan kembali ke low cocsistensi tank dimana
bahan tersebut diencerkan kembali hingga ± 3% dengan menggunakan air panas. Hal
ini dimaksudkan agar pulp dengan mudah dapat dipisahkan dari kotorannya dengan
konsentrasi rendah maka pulp akan mempunyai berat jenis yang kecil pula.
akan terjadi pemisahan partikel-partikel pengotor (reject) pada bagian bawah pulp dan
pada bagian atas. Pulp yang bersih dipompakan ke pengolahan kadar air, sedangkan
reject yang masih mengandung pulp masuk ke penyaringan tahap kedua masuk
penampungan.
Proses pengurangan kadar air dari pulp yang masih berbentuk bubur dilakukan
dengan cara memasukan pulp diatas wire sehingga air akan jatuh dengan gaya
pulp dari masing-masing chest di pompakan ke fan pump yang befungsi menstabilkan
konsertasi pulp. Kemudian pulp dialirkan ke atas wire(fourdiner). Pada proses ini
32
vacum system, air dari hasil pengurangan di wire ditampung untuk digunakan kembali
pada proses penyaringan dan pemutihan. Pulp yang dihasilkan pada proses ini
mempunyai konsistensi ±35% dan kedua sisinya dipotong untuk merapikan lembaran
dengan lebar 7,8 m, lalu lembaran ini ditransferkan ke press part. Pada tahap proses
pengurangan kadar air dilakukan dengan cara pengepressan dimana airnya diserap
lewat felt bagian atas dan bagian bawah juga yang berfungsi sebagai pengantar pulp.
Pada felt dipasang suction box yang dihubungkan dengan vakum sistem untuk
menyerap air. Dryness akhir pada proses pengurangan kadar air terakhir ± 40-50%
Sewaktu lembaran yang ditransfer dari press part bergerak melewati dryer, udara
panas secara kontinyu dihembuskan pada permukaan atas dan bawah dari lembaran
pulp, udara panas ini menyebabkan air yang berada pada lembaran pulp menguap.
Ketika lembaran pulp bergerak diantara blow box, udara dihembuskan kedalam blow
box pada bagian atas dan bawah. Fungsi dari blow box adalah untuk menjaga pulp
agar tetap mengambang dari permukaan blow box serta membantu penguapan air
yang ada pada lembaran pulp. Pada proses selanjutnya lembaran pulp siap ditransfer
Lembaran pulp yang sudah dipotong ditumpuk pada satu peralatan yang disebut
layboy, berupa bale yang sudah siap ditimbang, dipress dan dibungkus. Bale finishing
merupakan proses akhir dari pulp machine, dimana bale yang keluar dari layboy
diteruskan menuju timbangan bale untuk ditimbang seberat 250 kg/bale, lalu bale
33
tersebut dipress di bale press machine dengan tekanan 1000 KN dengan tujuan
sudah dipress dibungkus dengan wrapper machine pada bagian bawah dan pada
bagian atas dari bale itu sendiri lalu diteruskan ke mesin pengikat. Unit bale yang
baik dalam penyediaan bahan kimia maupun mendaur ulang limbah yang berbentuk
1. Chemical Plant
2. Recovery Plant
Chemical Plant merupakan plant pendukung dalam penyedian bahan kimia yang
akan digunakan dipabrik. Sebagian besar produk yang dihasilkan di dalam chemical
design pabrik secara keseluruhan yang terdiri dari dari beberapa plant. Terdapat lima
a. Chloroalkali Plant
e. Oxygen Plant
34
Dengan mengguankan bahan baku utama NaCl (garam), produk yang dihasilkan
terus diintegrasi dari satu plant menuju plant yang lain sehingga menghasilkan produk
1. Chloroalkali Plant
menghasilkan larutan NaOH dan gas chlorine dengan proses elektrolis. Reaksi yang
terjadi :
sedangkan gas chlorine digunakan untuk sintesa asam chlorida. Selain itu, dihasilkan
pula gas hidrogen sebagai hasil samping dan dibuang sebagai gas vent.
yang nantinya akan digunakan dalam plant berikutnya. Pada unit ini dilakukan
yang akan digunakan dalam pembuatan ClO2 pada ClO2 plant. Reaksi yang terjadi :
H2 yang dihasilkan dibakar bersama dengan Cl2 untuk sintesa asam chlorida.
Pada unit ini, dilakukan reaksi antar gas hidrogen dan gas chlorine untuk
35
chloroalkali plant dan hasil sampingan dari ClO2 plant direaksikan dengan gas
hidrogen yang berasal dari chlorate plant di dalam HCl burner. Reaksi yang terjadi :
H2 + Cl2 2HCL
Yang terbentuk berupa gas yang kemudian diserap oleh air. HCl yang dihasilkan
dengan konsentrasi 32 % selanjutnya akan digunakan dalam ClO2 plant untuk HCl
menghasilkan ClO2.
NaClO3 yang dihasilkan dari NaClO3 plant dialirkan kedalam ClO2 generator.
menghasilkan ClO2.
Gas ClO2 dan gas chlorine yang tercampur dipisahkan melalui absorbsi dengan air
dingin pada 70 C untuk menghasilkan larutan ClO2. Gas chlorine yang tidak diserap
digunakan dalam HCl plant. Larutan ClO2 yang terbentuk digunakan untuk proses
bleaching.
5. Oxygen Plant
Penyiapan oxygen dan nitrogen dilakukan dalam oxygen plant. Oksigen kemudian
Black liqour yang merupakan produk samping dari proses pemasakan (digester)
akan diolah dan dikeluarkan dalam bentuk liqour pada evaporator. Steam dari kolom
striping digunakan untuk memurnikan kondesat yang kurang baik dari evaporator dan
36
cooking plant. Permukaan pemanas unit evaporatordibuat dua unsur lembaran.
Vapour dikondensasi di bagian samping unsur. Black liqour mengalir bebas diluar
unsur kebagian bawahnya. Vapour sekunder dilepas dari liqour secepatnya lalu
dikeluarkan diantara unsur yang akan ke bagian vapour ( vapour body ) dan
Pompa sirkulasi liqour menjaga aliran liqour konstan diatas sejumlah unsur bebas
yang di umpankan. Black liqour yang terkonsentrasi dibakar dalam chemical recovery
akan dihasilkan produk berupa smelt yang berbentuk liqour selanjutnya akan
dilarutkan ke dalam smelt dissloving tank, sehingga akan menghasilkan suatu material
berupa green liqour. Material green liqour dipompakan ke tanki yang sama dalam
recausticizing plant.
Proses recausticizing merupakan suatu proses daur ulang ( Recovery ) cairan bekas
pemasak kayu ( green liqour ) menjadi cairan yang dapat digunakan kembali sebagai
cairan pemasak (white liqour) dengan adanya penambahan kapur, sedangkan lime kiln
adalah suatu proses daur ulang lime mud yang berbentuk dari proses recausticizing
Dilakukan pemisahan antara larutan NaOH dan CaCO3, sedangkan didalam lime
37
2.10 Produk
Ada PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper produk yang dipasarkan berupa
lembaran bukan berupa bubur, karena dalam bentuk lembaran akan lebih mudah
untuk didistribusikan, lebih mudah dipasarkan, dan yang lebih penting akan lebih
efisien.
2.11 Utilitas
Unit-unit utilitas yang terdapat di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper adalah :
Pemakaian air oleh pabrik pulp dan townsite berasal dari sungai lematang dengan
kebutuhan air rata-rata 86850 m3/hari. Sekitar 600 m3/hari akan dialirkan untuk
kebutuhan domestik. Air sungai lematang akan dipopa masuk melewati unit
penyaringan (kasar dan halus). Air sungai akan mengalami proses desalting sebelum
dialirkan melalui pompa ke lokasi pabrik. Sedimentasi dan penyaringan dengan pasir
di water treatment plant akan mengurangi turdibity air sungai. Disamping floculant,
NaOH, dan hidrochlorite acid juga diperlukan untuk pengolahan air minum bagi
kebutuhan townsite.
Dari proses pengolahan air baku, akan dihasilkan limbah padat berupa sludge dari
Prinsip dasar proses water treatment sebenarnya adalah membuang zat-zat padat
yang ukurannya berbeda-beda baik secara mekanik maupun secara kimia. Berbagai
38
2.11.2 Penyediaan Kebutuhan Listrik
Pada PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, listrik dihasilkan dari generator
yang digerakkan oleh sebuah turbin yang menghasilkan 75 MW untuk proses mill dan
perumahan. Turbin ini di gerakkan oleh steam yang dihasilkan dari power boiler dan
recovery boiler.
Uap (steam) diperoleh dari power boiler dan recovery boiler plant. Pada power
boiler, steam yang dihasilkan bertekanan 6300 kPa dan laju kg/s. Pada power boiler
digunakan bahan bakar berupa kulit-kulit kayu, sludge, dan lainnya yang merupakan
reject dari debarking drum. Reject tersebut dibakar di BFB (Bubling Fludized Bed
)boiler dengan menggunakan pasir sebagai media pemanas. Pada recovery plant
steam dihasilkan dari aliran ekstraksi pada digester yang masuk ke flash tank1 yang
kemudian dialirkan ke flash tank . dari flash 1 dan 2, akan dihasilkan flash steam yang
Bahan Bakar
Mill Boiler
39
2.12 Sistem Pengolahan Limbah
PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper sebagimana telah diisyaratkan dalam
dokumen AMDAL dan telah disetujui Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
Penanganan limbah secara end of pipe treatment yang dilakukan oleh PT.
dust collector, dan cyclone serta NCG ( non-condensible gas) treatment yang
Konsep ini dipakai juga dalam pembuatan pulp di PT. Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper. Didalam industri ini penerapan konsep tersebut meliputi one site recycling
e. Counter current washing system ( untuk brown stock dan bleaching stock washing
g. Recooking knot
40
h. Pemakaian bark, chip, reject, dan sludge cake dari unit pengolah limbah cair,
yang dilakukan oleh PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper ada tiga yaitu
udara.
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper yang disebut effluent treatment berasal dari jerman (philip muller) dimana
jerman adalah salah satu negara yang peduli terhadap masalah lingkungan. Proses
pengolahan limbah ini berfungsi untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh
pabrik yang sudah tidak dapat didaur ulang kembali sehingga menjadi limbah terolah
Saluran limbah cair yang masuk IPAL dipisahkan menjadi dua saluran yaitu, sluran
limbah alkali dan saluran limbah asam. Adapun tujuan pemisahan limbah ini adalah
untuk mengurangi pemakaian bahan kimia penetral dengan adanya limbah asam dapat
Pada proses primary treatment seluruh buangan limbah cair dari masing-masing
41
basin dengan penambahan kimia, sedangkan padatan berupa lumpur atau sludge
equalization basin untuk penyamarataan cairan sebelum masuk ketahap kedua yaitu
cooling tower.
Selanjutnya cairan yang telah dingin masuk ke aeration basin yang dilengkapi
dengan surface aerator untuk menyuplai kebutuhan oksigen. Di dalam aeration basin
menyebabkan kandungan pencemar dalam limbah cair dapat turun. Dalam proses
nutrient seperti nitrogen dan phospat yang dapat disuplai dari urea dan asam phospat.
dipisahkan dari limbah cair olahan dan sebagian sludge (biomass) dikembalikan lagi
ke aeration basin. Overflow limbah cair dari secondary clarifier ini dibuang kesungai
melalui pengontrolan kualitas yang ketat sehingga kualitas buangan limbah cair
olahan tidak melebihi standar kualitas baku mutu limbah cair industri pulp yang
sungai lematang. Dari holding pond selanjutnya limbah terolah ini masuk ke sungai
malalui satu saluran pipa dengan diameter 1,2 m dan untuk mengetahui kandungan
halogen di dalam limbah terolah ini, sebelum dibuang kesungai Lematang akan
42
Pengontrolan limbah di tampung Effluent treatmentyang beroperasi secara
kontinyu 24 jam dan jika terjadi masalah di effluent treatment, maka limbah cair akan
Sedangkan sludge dari primary clarifier dan secondary clarifier di tambah dengan
sludge dari fresh water treatment ditampung di sludge mixing tank dan dikirim ke
sludge cake yang memiliki konsistensi 36%. Filtrat dari dewatering dikembalikan ke
aeration basin. Sludge cake ini merupakan by-produk dari effluent treatment dan akan
Selain memiliki IPAL untuk limbah industri , di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper juga memiliki IPAL untuk limbah domestik yang dihasilkan dari perumahan
atau townsite. Prinsip dari pengolahan limbah domestik adalah tahap pemisahan
kotoran, tahap sedimentasi, dan tahap aerasi secara biologi untuk menguraikan
bakteri yang berbahaya seperti bakteri coli. Oleh karena limbah domestik memiliki
karakteristik yang berbeda dengan limbah industri, maka pengolahannya pun akan
berbeda pula.
1. Limbah pabrik
2. Limbah domestik
Limbah padat yang dihasilkan dari pabrik pulp berupa dregs dan girts dari
recausticizing plant, abu dari power boiler, dan garam dari chemical plant yang
43
Sedangkan limbah padat lainnya, seperti kulit kayu dari woodhandling, screen
reject, dan lumpur dari effluent treatment diumpankan ke power boiler sebagai bahan
menghasilkan listrik. Dalam operasi landfill akan dibuatkan sumur pantau dan kolam
pengumpul lindi dan kontaminasi limbah padat terhadap tanah. Lindi yang terkumpul
secar fisik, kimia, dan biologi.Limbah domestik hasil rumah tangga dan perkantoran
akan ditampung ditempat pembuangan sampah dan dikontrol oleh petugas khusus.
Dalam hal pengendalian pencemaran udara di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and
sumber. Di pabrik pulp ada dua proses yang memungkinkan terjadinya pencemaran
udara, yaitu : proses pembakaran di power boiler dan proses kimia di chemical plant.
membangun electrostatic precipitator di boiler dan lime kiln untuk menangkap debu
scrubber untuk menyerap gas-gas buangan dengan bantuan cairan kimia penyerap.
Selain itu, untuk mengurangi dampak bau yang dihasilkan pabrik pulp, maka PT.
44
Proses penghilangan bau ini dimulai dari NCG treatment yang akan membakar
gas-gas yang terkondensasi dari digester dan evaporator di quench burner bersama-
sama dengan steam dan fuel oil sebagai bahan bakar. Gas-gas hasil pembakaran akan
dilewatkan melalui scrubber yang berguna untuk menyerap gas-gas yang berbahaya
dengan larutan NaOH dan selanjutnya dapat dibuang keudara melalui cerobong dan
diharapkan tidak ada bau lagi di pabrik. Sedangkan larutan penyerap yang keluar dari
45
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem kontrol (control system) merupakan suatu kumpulan cara atau metode
membutuhkan suatu pengamatan kualitas dan proses dari apa yang telah mereka
ciptakan atau kerjakan, sehingga menghasilkan keluaran atau karakteristik yang sesuai
dengan yang diinginkan. Dalam aplikasinya, suatu sitem kontrol memiliki tujuan atau
masukan (input) dan keluaran (output) dalam suatu proses melalui elemen-elemen
kontrol.
Secara umum sistem kontrol memiliki dua sistem loop, yaitu loop terbuka dan
tertutup. Dimana loop tertutup memiliki feedback atau umpan balik terhadap output
dari proses sebelum menjadi output yang diinginkan. Sedangkan sistem loop terbuka
tidak memerlukan feedback. Hal ini dapat dikarenakan sederhananya proses sehingga
46
Dengan adanya sistem kendali dapat memungkinkan adanya sistem yang
stabil, akurat, dan tepat waktu. Sistem kendali dapat dirancang melakukan
hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan
dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, yang biasa disebut dengan kendalian
(plant).
sesuatu yang mempengaruhi kendalian, yang mengatur keluaran. Antara masukan dan
Pada sistem kontrol berbasis industri dan dalam skala besar digunakan PLC
kontrol tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengontrol, namun tiap-tiap
jenis kontroler memiliki spesifikasi yang berbeda. Seperti pada DCS menekankan
keistimewaan adanya display pada setiap variable masukan dan keluaran, dan juga
mengontrol lingkup proses atau plant yang luas. Sedangkan PLC menekankan pada
cepatnya respon sistem dan sistem interlock yang menjadi brand PLC.
oleh PLC dan DCS, meskipun sekarang DCS dan PLC keduanya memiliki cara kerja
yang sama dengan respon yang cepat, tetapi didasarkan dengan efisiensi dan tepat
guna, PLC biasanya digunakan pada pengontrolan yang bersifat local (stand alone)
data sebagai bagian dari DCS interlocking system. DCS system mempunyai
kemampuan untuk dapat mengontrol beberapa plant area dari satu tempat tertentu dan
47
juga memiliki kemampuan dan fungsi control yang lebih lengkap seperti fungsi
PLC adalah suatu alat elektronik digital dengan memori yang dapat deprogram
logika, timing, counting dan aritmetik untuk mengontrol mesin dan proses. PLC
memiliki fitur-fitur yang dilengkapi unit output dan input modul yang dapat
dihubungkan langsung dengan perangkat luaran (switch, sensor, relay, actuator, dll),
dan ada beberapa jenis PLC yang sudah memiliki fitur ADC/DAC built-in. Jenis PLC
yang digunakan di PT. Tanjungenim Pulp and Paper yaitu : PLC Schneider, PLC
48
Gambar 5. Bagian-bagian PLC
Unit power supply atau catu daya diperlukan untuk mengkonversi tegangan
kegagalan operasi pada PLC. Untuk itu diperlukan adanya baterai cadangan dengan
tujuan agar pada saat voltage dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.
CPU merupakan otak bagi sistem. CPU berisi mikroprosesor yang dapat
3. Unit Memori
Memori digunakan dalam PLC untuk menyimpan data dan program. Secara
fisik memori ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai back-up pada
49
Read Only Memory (ROM), memori ini didesain informasi di dalamnya hanya
Random Acces Memori (RAM), RAM sering juga disebut R/W Memori, didesain
dalamnya hanya dapat dibaca, jika ada perubahan program, maka PROM dapat
diganti.
dipakai berulang-ulang.
elektris.
4. Unit Modul
perangkat-perangkat input.
keterbatasan ini berarti PLC hanya mempunyai kontrol parsial terhadap beberapa
aplikasi kontrol proses. Analog Input modul terdiri dari rangkaian elektronik yang
dapat menerima sinyal analog dari peralatan lapangan. Sinyal input ini
50
dikonversikan dari besaran analog ke besaran digital dengan menggunakan
Converter (DAC).
51
Modul I/O Khusus
kecepatan counter yang tidak bisa disediakan oleh program ladder PLC. Module ini
digunakan untuk menghitung pulsa dari sensor, encoder, dan switch dengan kecepatan
2. Thumb-Wheel Module
Biasanya informasi tersebut berupa format BCD dan memungkinkan seseorang untuk
mengubah set poin atai reset poin tanpa mengubah program pengontrol
3. TTL Module
komunikasi dengan Processor PLC. Level sinyal TTL adalah sinyal yang dapat
4. Encoder-Counter Module
encoder pejumlah atau encoder absolut. Encoder menjaga jalur posisi dari batang atau
axis.
File ini biasanya program atau data yang tersusun (manufacturing data). Modul ini
52
Module ini menyediakan pulsa berurut ke translator Steper motor, yang
memungkinkan untuk mengontrol stepper motor. Perintah untuk module dihitung oleh
Intelligent Modul
menggunakan komputer dan alat elektronik lainnya agar didapatkan suatu pengontrol
suatu loop system / beberapa plant yang lebih terpadu dan terdistribusi serta dapat
dilakukan oleh semua orang dengan cepat dan mudah dalam waktu dan tempat yang
sama. Untuk memahami suatu sistem control dengan DCS, kita harus mengerti dulu
apa yang disebut dengan loop system dimana pada suatu loop sistem terdiri dari:
berkembang seperti sekarang ini, sistem kontrol pada mulanya berawal dari sistem
control manual yang berasal dari control yang menggunkan sistem pneumatic.
Penggunaan sistem pneumatic saat ini sangat memerlukan cost biaya yang cukup
53
besar karena pada saat ini instalasi sistem kontrol pneumatic cenderung lebih rumit
dan memerlukan jalur pipa pneumatic untuk satu control loop. Sebelum berkembang
menjadi DCS (Distributed Control System), sebelumnya dikenal dengan nama DDC
Pada sistem DCS, hasil pengukuran proses dan pengontrolan dimasukan dalam
satu sistem CPU yang datanya bisa langsung dilihat oleh operator dan aksi yang
diperlukan untuk satu loop bisa diatur secara otomatis karena dalam computer sudah
Saat ini DCS yang digunakan di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
6.003 dan menggunakan operating system Windows 10 yang merupkan latest system
lapangan, dimana DCS Yokogawa ini sendiri telah mengalami beberapa kali
Centum VP Yokogawa.
54
3.4 Sistem Konfigurasi Peralatan Pada DCS Yokogawa Centum VP
Sistem konfigurasi peralatan pada DCS yang terintegrasi menjadi satu, secara
garis besar pada sistem ini terbagi menjadi FCS, HIS & EWS dan Network.
FCS adalah sistem kontrol yang didesain untuk mengendalikan smua fungsi
pengontrolan. Dalam FCS terdiri dari FCU, maksimal 8 node dimana setiap node
terdiri dari 5 nest (sarang) dan setiap nest terdiri dari 16/32 chanel tergantung jenis
module yang digunakan. Modul yang terdapat dalam nest ada jenis yaitu Individual
55
3.3.1.1 FCU (Field Control Unit)
FCU adalah pusat pengendalian dari DCS yang berfungsi untuk kontroller
plant, karena berfungsi sebagai kontroller yang mana semua perhitungan mengenai
local/lapangan.
Individual modul yaiu sebuah modul yang terdiri dari 16 module/chanel dalam
1 nest. Dimana stiap chanel ini ada input, output, control valve, transmitter dll. Jenis
modul ini memang hanya bisa 16 chanel dalam 1 nest tetapi jenis module ini memiliki
keuntungan tersendiri dimana jika salah satu chanel/modul rusak maka kita cukup
mengganti modul yng rusak tersebut. Tipe modul yang digunakan yaitu AAM
11/AAM 11B untuk input, AAM 51 untuk analog. Dimana AAM 11 adalah modul
arus/tegangan input, AAM 11B adalah modul arus/tegangan input yang didukung oleh
56
Gambar10. module AAM 11
Multiplexer Module adalah sebuah modul yang terdiri dari 32 chanel dalam
satu nest, memang jenis modul ini memiliki lebih banyak chanel dalam satu nest.
Tetapi jenis modul ini hanya terdapat input dalam chanelnya karena jenis modul ini
hanya untuk data dan informasi. Pada modul ini jika terjadi kerusakan dalam satu
modulnya maka kita harus mengganti seluruh 3 modul tersebut atau kita pindahkan
chanel yang rusak ke chanel yang tidak dipakai dalam nest tersebut. Tipe modul yang
dipakai adalah AMM 42T yaitu –wire transmitter input multiplexer modul.
HIS adalah berupa hardware atau media (PC atau komputer) yang berisi
tampilan visual dari parameter-parameter dari proses plant yang digunakan oleh
57
control pada DCS Centum VP Yokogawa, dan untuk melakukan kegiatan
maintenance dari sistem DCS Yokogawa Centum VP. Bentuk fisiknya sama seperti
HIS hanya saja software yang di dalam EWS ini dilengkapi dengan ENGINEEERING
3.3.4 Network
Network atau jaringan yang digunakan DCS ini adalah V-Net/V-Net IP dan
3.3.4.1 V-Net
V-Net adalah kontrol real time sistem bus meggunakan cable coaxial 75. Yang
menghubungkan stasiun (Node) seperti FCS dan HIS. Standar dari V-Net adalah dual
redundant. V-Net/IP adalah sebuah kabel berbasis IP yang real-time untuk proses
otomasi.
3.3.4.2 Ethernet
System) dan Engineering (EWS) yang berfungsi memonitor trending dan system
alarm dan juga untuk mentransfer file data ke komputer antar HIS, EWS dan printer.
58
3.3.4.3 FO (Fiber Optik)
FO (Fiber Optik) adalah serat kaca yang sangat tipis lebih tipis dari sehelai
rambut yang digunakan untuk mengirim data atau kontrol program antar domain
dengan keceatan yang sangat tinggi dan juga jarak yang jauh.
Network dalam satu domain. Dalam satu domain dari HIS ke FCS digunakan
V-Net/V-Net IP. Karena HIS sudah diupgrade sehingga sudah menggunakan V-Net
menggunakan V-Net. Jadi, antara HIS dan FCS terdapat AVR untuk mengubah V-Net
menjadi V-Net IP dan sebaliknya untuk hubungan antara HIS dan FCS, dan antara
HIS dan printer digunakan ethernet. Jadi di HIS terdapat Bus Station V-Net IP
redundant dan ethernet dan dimaasukkan kedalam switch agar menjadi patchcode
single mode akan di hubungkan ke domain yang lainnya. Karena setiap domain itu
jaraknya cukup jauh sehingga untuk menghubungkan setiap domain digunakan Fiber
optik karena FO bisa digunakan untuk jarak yang jauh dengan kecepaan transfer yang
tinggi. Karena didalam domain menggunakan patchcode single mode dan antar
domain itu pakai FO sehingga dibutuhkan Patch Panel untuk mengubah dari
patchcode single mode ke FO atau sebaliknya. Jadi switch itu berfungs untuk
membagi patchcode single modeke beberapa HIS. Sehingga setiap domain ini akan
field instrument. I/O module berfungsi menangani input dan output dari suatu nilai
proses. Modul input mendapatkan nilai dari sensor/ transmitter dari lapangan dan
59
manipulated value kepada modul untuk dikirim ke lapangan. Beberapa jenis I/O
Analog input adalah komponen dari system DCS dimana bagian ini berfungsi
untuk mengumpulkan data dari lapangan yang bersifat analog. Untuk penggunaan
signal analog yang standar dipakai untuk pengambilan data adalah 4-20 mA atau 1-5
VDC. Signal standar ini didapat dari sensor/ transmitter yang berada dilapangan.
Analog output adalah komponen dari system DCS dimana bagian ini berfungsi
untuk menyalurkan data dari pengolahan yang dilakukan oleh controller ke lapangan
seperti control valve. Signal analog yang diberikan ke control valve adalah signal
yang standar sama dengan signal dari analog input yaitu 4-20 mA atau 1-5 VDC yang
Digital input adalah komponen dari system DCS dimana bagian ini berfungsi
untuk mengumpulkan data digital dimana data yang didapat adalah signal digital input
berupa signal open atau close dari sebuah alat yang memberikan signal open 5 VDC
dan closed 0 VDC. Signal open-close tersebut dikirim ke DCS melalui panel-panel.
Digital output adalah komponen dari system DCS dimana bagian ini berfungsi
untuk mengirimkan hasil pengolahan data controller yang berupa data digital ON-
OFF signal pada alat-alat komponen. Pengaturan yang ada di lapangan, signal yang
ditransfer adalah signal digital logic 0 atau 1 dimana posisi 0 bisa disebut OFF dan
60
Gambar 12. ARITEKTUR DCS SYSTEM CENTUM VP
pengendalian alat-alat agar bisa dikendalikan secara elektronik dan bisa diaplikasikan
sebagai berikut:
Single loop adalah sistem kontrol yang melakukan pengaturan dimana dari
hasil pengukuran langsung dikontrol dan hasil perhitungan dari koreksi error akan di
transfer ke control valve sebagai umpan balik. Single loop juga sering disebut system
pengendalian feedback.
2. Control Casecade
permasalahan gangguan terhadap variable proses dari system yang terkendali. Tiap
61
loop diasosiasikan dengan masing-masing pengendali PID yang bersangkutan.
Pengendali pada loop dalam disebut pengendali sekunder dan yang loop luar disebut
3. Control Batch
operasinya mengalami shutdown dan start up secara berulang-ulang dengan hasil yang
terbatas sesuai dengan pesanan dari konsumen. Sistem ini berfungsi menjaga agar
kontrol tidak menjadi saturasi sehingga pada saat control dijalankan kembali, alat
control valve bisa berada pada posisi stand by sesuai dengan kebutuhan produk yang
akan dibuat.
4. Control Selektif
Control selektif adalah suatu sistem pengendalian dimana ada satu buah proses
yang memiliki dua manipulated variable (alat ukur) dengan hanya ada satu kontrol
variable. Pengendalian selektif ini menggunakan high dan low signal selector yang
dilambangkan dengan “<” untuk low dan “>” untuk high. Pengendalian ini bekerja
agar suatu proses bisa bekerja dengan baik misalnya untuk mengatur water dilution
pada proses pengenceran pulp suatu pipa yang akan dialirkan dengan suatu pompa
menggunakan flow meter. Hal ini diperlukan agar pengenceran pulp sesuai dengan
yang diinginkan. Dengan control seelektif dapat ditentukan kapan control valve harus
buka atau menutup dengan sinyal dominan yang berasal dari flow meter.
5. Control Ratio
proses yang menghendaki komposisi campuran dua komponen atau lebih dengan
62
3.6 Instrumentasi dan aplikasi
Sensor
Sensor merupakan alat untuk mengirim sinyal dari sistem kontrol biasanya
mekanis, magnetis, panas, sinar, kimia, dan lain-lain menjadi tegangan dan arus
yang akan masuk ke bagian input dari transducer, sehingga perubahan kapasitas
energy yang ditangkap segera dikirim kepada bagian konvertor dari transducer
untuk dirubah menjadi energi listrik. Berikut ini macam-macam sensor yang biasa
yang berputar (Speed Monitor) selain itu juga digunakan untuk tujuan Safety
(Proteksi) peralatan itu sendiri. Sensor Proximity Switch juga digunakan untuk
memonitoring posisi bukaan pada gate. Contoh penggunaan terdapat pada Speed
Monitor pada Belt Conveyor, Sensor Posisi pada sebuah Gate dan masih banyak lagi
63
Gambar 13 Sensor Proximity Switch
b. Sensor Temperature
jenis sensor temperature yang bisa digunakan seperti sensor Thermocouple dan
dalam Tanur (Kiln). Sedangkan Sensor temperature tipe RTD digunakan untuk
memonitoring temperature dari peralatan atau mesin yang lebih mudah, tujuannya
64
Gambar 15. Sensor Temperature di Bearing Fan
c. Sensor Pressure
yang terdapat pada system proses produksi, contohnya tekanan didalam Cyclone-
cyclone Preheater. Ada juga yang digunakan untuk mengukur nilai tekanan yang
dihasilkan dari aliran fluida (misalnya udara), contohnya Flowmeter pada fan-fan
Honeywell dengan tipe ST3000 dan Endress & Hausser dengan tipe PMD70.
Meskipun terdapat juga sensor pressure dari pabrikan lain seperti Danfoss dan
65
Gambar 17. Sensor Pressure di Fan-Fan Cooler
d. Sensor Level
liquid) yang terdapat didalam tempat penyimpanan baik berupa silo, bin, storage
66
Gambar 20. Sensor Level Transmitter
e. Sensor Vibrasi
Sensor vibrasi digunakan untuk memonitoring besarnya nilai vibrasi dari suatu
alat biasanya untuk tujuan safety dan proteksi terhadap peralatan itu sendiri. Di
industri, sensor vibrasi biasanya dipasang di Bearing Fan (ID Fan, Raw Mill Fan,
Controller
membandingkan nilai pengukuran terhadap nilai yang dikehendaki (Set Point), dan
67
dengan selisih nilai pengukuran Set Point. Output Controller pada suatu
Control Action adalah merupakan aksi dari kontroler yang dapat diubahubah
dari Direct menjadi Reverse atau sebaliknya dan ditetukan sesuai dengan
1. Pada Controller dengan aksi Direct, adalah merupakan aksi Controller apabila tejadi
Sedangkan apabila terjadi kenaikan Set Point (SV), maka output akan turun dengan
2. Pada Controller dengan aksi Reverse adalah merupakan aksi Controller apabila
output. Sedangkan apabila terjadi kenaikan Set Point (SV), maka output akan naik
Control Mode adalah tata cara Controller dalam menghasilkan sinyal output sebagai
1. SV (Set Variable)
2. PV (Process Variable)
3. MV (Manipulated Variable)
Final Element
1. Control Valve
Control Valve adalah jenis final control element yang paling sering digunakan,
sehingga pada prakteknya final control element sering diartikan sebuah control valve,
68
meskipun masih banyak jenis lainnya seperti motor, heating element, electrical
Yaitu jenis Control Valve yang pada kodisi normal (belum mendapat sinyal input)
dalam keadaan membuka (Open). Dan jika mendapat sinyal input maka valve akan
bergerak menutup.
Yaitu jenis Control Valve yang pada kondisi normal dalam keadaan menutup
(Close). Dan jika mendapat sinyal input maka valve akan bergerak membuka.
Untuk lebih jelasnya Control Valve Acting ATC dan ATO dapat dilihat pada
69
Control valve terdiri dari dua bagian utama yaitu actuator dan valve (body
valve). Actuator berfungsi sebagai penggerak buka atau tutup valve. Sedangkan valve
berfungsi sebagai komponen mekanis yang menetukan besarnya flow yang masuk ke
proses (output). Ada beberapa jenis control valve, diantaranya sebagai berikut :
1. Ball valve
2. Butterfly valve
3. Gate valve
4. Globe valve
5. Segmen valve
6. Damper
Dalam aplikasi dilapangan, actuator control valve yang digunakan ada yang
terkoneksi dengan solenoid (on/off) dan ada juga yang terkoneksi dengan positioner
proses. Solenoid digunakan pada proses yang membutuhkan buka dan tutup valve
secara full position (buka dan tutup 100%), sedangkan positioner diaplikasikan pada
proses dengan variabel proses yang senantisa berubah-ubah dengan range yang
fleksibel (dari 0% sampai dengan 100%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :
70
Gambar 24. Penggunaan Aktuator
sebuah control valve, dilakukan pengaturan tekanan udara (pressure inlet) yang akan
mengatur keadaan dari actuator-nya, pressure inlet merupakan output dari solenoid
atau positioner yeng berfungsi sebagai pengatur tekanan yang akan diperoleh oleh
actuator dan valve sebuah control valve dapat dilihat dari gambar berikut :
control, dimana akan selalu ada komponen-komponen pokok seperti elemen proses,
elemen pengukuran, elemen controller, dan final elemen. Dalam aplikasinya hal ini
71
sering disebut dengan istilah interlock, dengan kata lain hasil pengukuran satu
komponen menjadi referensi atau titik acuan bagi komponen yang lain misal sebuah
control valve dengan sebuah sensor dan transmitter (level/flow). Untuk lebih jelasnya
tentang closed loop control ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
1. Set point
Set point adalah besar variabel proses yang dikehendaki. Sebuah controller akan
selalu berusaha menyamakan variabel proses yang dikendalikan dengan set point.
2. Control unit
Control unit adalah bagian dari controller yang menghitung besarnya koreksi yang
diperlukan. Inputcontrol unit adalah error, dan output-nya adalah sinyal yang keluar
Final control element adalah bagian akhir dari instrumentasi sistem pengendalian.
Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurement variabel (nilai yang berubah)
72
dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variabel, berdasarkan perintah
4. Proses
Proses adalah tatanan peralatan yang mempunyai fungsi tertentu, input dari proses
5. Controlled variabel
Controlled variabel adalah besaran (variabel) yang dikendalikan. Variabel ini adalah
7. Manipulated variabel
Manipulated variabel adalah input dari suatu proses yang dapat diubah-ubah
besarnya agar variabel proses atau controlled variabel sama dengan set point.
8. Disturbance
menyebabkan berubahnya controlled variabel. Besaran ini juga lazim disebut dengan
Setelah karakteristik dari sebuah proses diketahui, maka bagian selanjutnya adalah
selecting and sizing control valve. Untuk melakukan pemilihan control valve (selecting)
kita dapat bekerja sama dengan vendor (produsen) yang menyediakan control valve.
73
Sebelum melakukan pemilihan control valve (selecting), terlebih dahulu kita harus
mengetahui karakteristik control valve yang akan kita gunakan, ada tiga jenis karakter
a. Linear
b. Quik Opening
Dimana terjadi perubahan yang sangat besar pada flow pada awal bukaan valve.
c. Equal Percentake
Dimana tidak terdapatnya kelinearan antara perubahan flow dan bukaan valve. Pada
awal bukaan valve, hanya terajdi perubahan kecil pada perubahan flow, sedangakan
pada akhir bukaan valve, terjadi perubahan besar pada perubahan flow. Untuk lebih
jelasnya perbedaan antara karakteristik control valve dapat dilihat pada gambar berikut
Setelah pemilihan jenis valve dilakukan, selanjutnya ada hal lain yang akan kita
perhatikan yaitu daerah kerja sebuah control valve. Dalam ilmu sistem pengendalian,
74
cara khusus untuk menyatakan daerah kerja sebuah control valve adalah dalam bentuk
range ability. Secara spesifik, range ability adalah perbandingan flow maksimum dan
flow minimum yang mampu dikendalikan oleh sebuah control valve. Guna menjaga
peforma dari control valve, maka dalam pemilihan range control valve tersebut, adalah
dua kali dari flow kebutuhan proses, atau dengan kata lain penggunaan pengendalian
flow berada ditengah dari range control valve. Untuk persamaan range ability dapat
sizing control valve. Untuk menentukan ukuran valve (sizing) maka selanjutnya kita
harus melakukan perhitungan untuk mencari coefficient valve (Cv) dengan persamaan
sebagai berikut :
Keterangan :
Cv = Koefisien
G = Specific Grafity
75
Setelah mendapatkan nilai (Coefficient Valve), maka selanjutnya adalah
mencocokan hasil nilai tersebut pada table referensi sizing of valve seperti tabel
berikut :
seperti: positioner, solenoid, hand wheel, limit switches, dan supply pressure
regulator. Aktuator control valve ada yang terkoneksi dengan solenoid (On/Off)
dan ada juga yang terkoneksi dengan positioner (kondisi continue). Solenoid
digunakan pada proses yang membutuhkan buka dan tutup valve secara full
position (buka dan tutup 100%), sedangkan positioner diaplikasikan pada proses
denagn variable yang senantiasa berubah-ubah dengan range yang fleksibel (0-
100%).
76
Salah satu fungsi dari valve positioner adalah agar batang plug (plug stem)
yang digerakkan oleh actuator diagram dapat bergerak secara linear. Juga sebagai
penguat daya (power applifier) untuk memberikan response yang cepat dari
membuat keadaan control loop menjadi tidak stabil atau control loop akan stabil
secara menyeluruh akan menambah konstanta waktu dari control loop tersebut,
dimana hal ini akan memberikan kesulitan dalam pencapaian kondisi stabil dari
kombinasinya dengan control valve tersebut akan memberikan respose time lebih
Untuk lebih jelas berikut ini gambar dari positioner dan selenoid adalah
sebagai berikut :
77
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Judul
proses. Besaran yang harus dikendalikan atau dikontrol dalam suatu proses banyak
78
sekali. Diantaranya paling umum adalah level (tinggi permukaan) zat cair, flow
(aliran), pressure (tekanan), temperature (suhu) dan juga pengontrolan sebuah motor.
Pada system control berbasis industri dan dalam skala besar digunakan PLC
control tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengontrol, namun tiap-tiap
oleh PLC dan DCS, meskipun sekarang DCS dan PLC keduanya memiliki cara kerja
yang sama dengan respon yang cepat, tetapi didasarkan dengan efisiensi dan tepat
guna, PLC diberlakukan sebagai system pengamanan atau interlock dan DCS
merupakan induk control yang membawahi beberapa control, dan juga DCS memiliki
fungsi control yang lebih komplit dan juga mempunyai fungsi monitoring dan alarm
system.
Berdasarkan referensi yang telah disebutkan diatas, maka dalam laporan ini
akan di coba untuk menjelaskan tinjauan system control yang berhubungan dengan
mengkondisikan pulp yang ada di dalam tangka HD Bleach tower tidak mengental
ataupun menggumpal maka untuk mengaduk pulp tersebut digunakan motor agitator
pada HD Bleach Tower di area Screening Pulp Machine PT. Tanjungenim Lestari
79
4.4 Tujuan
Tujuan dari laporan ini ialah bagaimana prinsip dan cara kerja motor agitator
dengan sistem DCS Yokogawa Centum VP dan PLC. Motor agitator tersebut
motor dan juga untuk memenuhi fungsi dari proses yang berlangsung.
2. Status feedback running motor yang dikirimkan dari starter unit motor
1. DCS yang digunakan dalam laporan ini adalah DCS Yokogawa Centum VP.
2. PLC yang digunakan dalam laporan ini hanya membahas interlocking motor.
4. Tidak membahas data dari level transmitter hanya langsung menerima data akhir
80
4.6.2 Penelitian Literatur
Merupakan pengumpulan sumber informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi ini diperoleh dari buku-buku ilmiah,
laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, catatan kuliah dan sumber-sumber
tertulis yang berkaitan langsung dengan judul yang diambil dalam Laporan Kerja
Praktek.
1. Transmitter/Sensor
yang diterima dari sensor menjadi sinyal standar (4-20mA), dimana merupakan
salah satu elemen dari system pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari
suatu proses digunakan alat ukur yang disebut sensor (bagian yang berhubungan
langsung dengan medium yang diukur). Adapun cara kerja transmitter yaitu
mengirim sinyal output berupa arus 4-20 mA lalu diteruskan menuju Distributed
Control System (DCS) sebagai interkoneksi antara lapangan dengan control room
(monitor).
Pada proses pengukuran, sinyal keluaran yang dihasilkan adalah sinyal analog
sesuai dengan kebutuhan dari control yang akan dilakukan, kemudian hasil
pengukuran analog tersebut akan masuk ke analog input module (AAM11B) untuk
diolah berapa hasil pengukurannya yang selanjutnya data akan diolah oleh
controller.
81
2. Controller
Pengontrolan system dilakukan oleh PLC dan DCS Yokogawa Centum VP,
meskipun DCS ataupun PLC keduanya memiliki cara kerja yang sama dengan
respon yang cepat, tetapi didasarkan dengan efisiensi dan tepat guna, kegunaan
merupakan induk control yang berfungsi sebagai alat control untuk memberikan
sinyal koreksi yang terjadi apabila hasil pengukuran dari input analog atau digital
tidak sesuai dengan nilai set point yang telah ditetapkan atau disebut eror set
dengan cara pengontrolan secara otomatis sehingga error bisa dihilangkan dengan
Pada perangkat komunikasi antara PLC dan DCS, system yang digunakan
pada sub system (PLC dan sistem lainnya) untuk FCS melalui serial sirkuit
dengan interface module. Sebuah unit tunggal atau modul komunikasi diatur dari
panel depan unit kartu , dan tidak bisa dinon-aktifkan. Modul komunikasi yang
1. Motor listrik
82
kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor
listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin)
dengan istilah “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-
Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua jenis motor
secara umum :
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
kumparan.
83
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
dimaksud dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
kwadrat kecepatan).
Prinsip kerja motor listrik dapat dijelaskan dengan lebih jelas melalui
gambar berikut :
84
Gambar 30. Prinsip kerja motor listrik
Pada dasarnya motor listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu motor listrik
DC dan motor listrik AC. Kemudian dari jenis tersebut digolongkan menjadi
listrik. Jenis-jenis motor listrik diatas akan diuraikan secara lebih lengkap
1. Stator
85
Gambar 32. Stator
motor listrik, sehingga dapat dikatakan sebagai komponen utama dalam motor
listrik. Fungsi dari stator ialah untuk menghasilkan medan listrik di sekitar
rotor. Jika anda perhatikan sendiri, dapat dilihat bahwa stator merupakan
lilitan tembaga yang mengelilingi daerah poros utama. Stator adalah bagian
motor listrik yang statis (diam) alias tidak bergerak. Kemagnetan dan besarnya
maka medan magnet yang dihasilkan pun juga akan semakin besar.
digunakan pada motor listrik dengan daya besar, seperti pada pompa air. Hal
lebih besar dibanding jika kita menggunakan magnet tetap. Sedangkan stator
pada motor listrik mini, misalnya motor DC pada kipas CPU, cukup hanya
86
dengan menggunakan magnet tetap. Sebab putaran yang dibutuhkan tidak
terlalu besar.
2. Rotor
Sama halnya dengan stator, rotor juga merupakan bagian dari motor
listrik yang dililit dengan tembaga. Namun jika stator merupakan bagian
motor listrik yang diam (statis), maka rotor merupakan bagian motor listrik
yang bergerak (dinamis). Jadi pada rotor terdapat poros yang berfungsi
sebagai output tenaga penggerak. Kecepatan yang dihasilkan oleh rotor ini
akan sebanding dengan jumlah lilitan kawat. Semakin banyak jumlah lilitan,
makan akan semakin besar juga putaran yang dihasilkan oleh motor listrik.
Selain itu, digunakan juga kawat email kecil untuk mendapatkan panjang
kawat maksimal supaya putaran yang dihasilkan juga akan semakin besar.
3. Brush
87
Ganbar 34. Brush
Rotor utama kecil yang letakanya berada di ujung rotor utama akan menempel
dengan sikat (brush) ini. Nah, gesekan yang timbul tersebut akan
Sebuah motor listrik biasanya akan dilengkapi dengan dua buah sikat
yang akan menyuplai masa dan arus listrik pada rotor coil. Jika tidak
dibersihkan secara berkala, maka pada brush bisa muncul kerak yang dapat
menyebabkan arus listrik terhambat. Akibatnya, motor listrik pun akan mati.
4. Main Shaft
88
Merupakakan salah satu komponen utama pada motor listrik yang
motor listrik. Poros utama ini harus terbuat dari bahan yang anti karat serta
5. Bearing
motor housing. Tujuan dari dugunakannya bearing ialah agar putaran yang
nantinya dihasilkan oleh motor listrik akan berlangsung secara mulus. Bearing
pada motor listrik harus terbuat dari bahan yang memiliki gaya gesek kecil,
6. Drive Pulley
89
Gambar 37. Drive pulley
Biasanya komponen ini berbentuk gear (pulley). Contohnya seperti yang anda
7. Motor Housing
motor housing adalah plat besi yang umumnya tipis dan berfungsi
listrik. Selain itu, motor housing juga bertujuan untuk menghindari kita
90
Itulah bagian-bagaian dari motor listrik beserta fungsi dan
penjelasannya. Jadi, secara garis besar, motor listrik terdiri dari 2 komponen
utama, yaitu stator (komoponen diam) dan rotor (komponen yang bergerak).
2. Agitator (Pengaduk)
dalam bahan yang diaduk. Tujuan operasi pengadukan yang utama adalah
menggerakkan bahan (cair, cair / padat, cair / cair, cair / gas, cair / padat /
pengadukan.
4.7 Analisa
91
Gambar 39. Overview Head Density Tank (HD Bleach Tower)
Pada tahap penyaringan merupakan salah satu unit untuk memisahkan kotoran
yang masih terkandung dalam pulp setelah proses pemutihan. Screening berfungsi
92
Gambar spesifikasi Motorr VEM
Motor yang digunakan adalah jenis motor VEM GmbH made in Germany
dengan IP 55/27676. Motor vem ini terhubung secara star dengan daya sebesar 90
kW, tegangan 380/660 Volt, arus 165/95 Amper, cos =0.88. jika tegangan yang
dipakai 380 Volt maka arus yang akan mengalir sebesar 165 Amper dan jika tegangan
yang dipakai 660 Volt maka arus yang mengalir sebesar 95 Amper. Motor Vem ini
akan start atau jalan jika hanya jika interloking dari motor ini sudah terpenuhi.
Interloking dari motor agitator ini dikontrol oleh system DCS dan PLC.
93
Gambar Functin Blok Interloking Motor sebelum dirunning dengan PLC
94
Gambar overview control DCS
Dari control drawing yang berisikan function blok diatas dapat kita ketahui system
1. Motor harus dalam keadaan “ready” untuk di jalankan dengan melihat status ready
motor (_471_GRY_0100) yang dikirimkan dari starter motor (MCC). Jika motor
sudah dalam keadaan ready maka dari signal ready tersebut akan dikirimkan dari
PLC ke DCS melalui interface konunikasi data, pada tampilan motor di DCS akan
terlihat signal 471GRD0100 di DCS akan ready dan status motor start manual
yang awalnya memunculkan trip indikasi maka akan berubah menjadi ready dan
juga ditandai dengan berubahnya warna dari tampilan motor pada DCS yang
awalnya kuning (belum ready) akan berubah menjadi putih (motor ready).
95
Untuk motor agitator DH Bleach storage mempunyai interlocking system
Signal LSL 0130 diperoleh dari status yang dikirimkan oleh level transmitter
menunjukkan kondisi aktif (alarm) jika level pulp dalam tangki dibawah 5%,
Sinyal input yang diberikan dari level transmitter berupa sinyal 0-100 % yang
kemudian akan diubah menjadi arus 4-20 mA atau 1-5 V oleh I/O module
dimana data yang digunakan merupakan data base dari lapangan. Dari I/O
module tersebut sinyal analog 4-20 mA kemudian akan diolah oleh controller
Motor diizinkan untuk beroperasi jika actual ketinggian pulp di dalam tanki
diatas 5 %, ditandai dengan tidak aktifnya status alarm untuk level switch low
tersebut. Jika interloking dari LSL_0130 terpenuhi dan informasi ini akan
beroperasi (Lock) akan menjadi normal dan juga ditandai dengan perubahab
Signal speed switch SSL-0150 adalah sensor yang dapat mengindikasikan dan
menggunakan belt, sehingga jika motor beroperasi maka agitator akan juga
96
Jika suatu saat terjadi masalah pada belt, putus misalkan, maka pulley akan
terus berputar karena dia terhubung langsung dengan gear box, tetapi agitator
akan berhenti berputar dan speed switch akan menunjukkan status alarm.
Dalam kasus ini fungsi dari speed switch adalah untuk mengetahui jika terjadi
Jika interloking dari SSL_0150 terpenuhi dan informasi ini akan terkirim ke
sehingga status motor yang awalnya tidak diizinkan untuk beroperasi (Lock)
akan menjadi normal dan juga ditandai dengan perubahan warna pada
3. Setelah motor dijalankan maka status command (GCO) akan aktif dan bernilai
logic satu, signal start tersebut akan dikirimkan ke starter motor untuk
menjalankan motor dan selanjutnya akan mengirimkan kembali status motor yang
telah running (feedback status) ke PLC ditandai dengan aktifnya signal feedback
running (GSE).
4. Pada saat keadaan motor jalan jika salah satu dari interlocking system yang
disebutkan diatas tiba tiba tidak terpenuhi maka motor akan stop secara otomatis.
Atau jika dari ketiga ini tidak bermasalah tetapi dari power turbogen alarm maka
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar dibawah ini adalah function blok
97
Gambar Functin Blok Interloking Motor sebelum dirunning
Ada kalanya sistem pengoperasian yang dikehendaki oleh tidak sesuai dengan
apa yang terjadi di lapangan, maka operator akan memanggil pihak/seksi yang terkait
kontrolnya.
98