Anda di halaman 1dari 8

Amalia Sasti

Home Lyric Anime Environment Others


Sabtu,
16
April

Contoh Jurnal Lingkungan Hidup Tentang Hutan


Mangrove
| Environment |
MANFAAT HUTAN MANGROVE UNTUK KEHIDUPAN MASYARAKAT
PESISIR SEKARANG DAN KEHIDUPAN YANG AKAN DATANG

Oleh : Oktamalia
ABSTRAK
Hutan mangrove sangat banyak memiliki manfaat salah satunya adalah
sebagai pencegah abrasi (pengikisan tanah akibat air laut), penghasil oksigen,
tempat tinggal berbagai tumbuhan dan hewan kecil (seperti kepiting, kerang,
ikan-ikan kecil, dan spesies primate yang tinggal di dahan mangrove itu ), dan
masih banyak manfaat yang lain.Dikehidupan sekarang ini berbagai aspek
kerusakan sudah banyak terjadi, seperti halnya kerusakan yang terjadi pada
hutan mangrove. Kehidupan sekarang sudah banyak yang tidak peduli pada
lingkungan. Kebanyakan dari mereka belum banyak mengetahui akibat yang akan
ditimbulkan pada masa selanjutnya. Mereka merusak lingkungan tanpa adanya
perbaikan lagi. Mereka juga masih kurang mengerti manfaat yang akan mereka
dapatkan dari melestarikan hutan mangrove.Dari berbagai permasalahan yang
terjadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat melestarikan hutan
mangrove haruslah ada kesadaran pada tiap individu. Setiap individu harusnya
bisa menjaga lingkungan tanpa merusaknya agar lingkungan tersebuat pada
akhirnya akan kembali memberikan manfaatnya bagi kita.

Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan sumberdaya alam hayati yang mempunyai
berbagai keragaman potensi yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia
baik yang secara langsung maupun tidak langsung dan bisa dirasakan, baik oleh
masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan mangrove maupun masyarakat
yang tinggal jauh dari kawasan hutan mangrove (Kustanti, 2011).
Hutan mangrove sangat banyak memiliki manfaat salah satunya adalah
sebagai pencegah abrasi (pengikisan tanah akibat air laut), penghasil oksigen,
tempat tinggal berbagai tumbuhan dan hewan kecil (seperti kepiting, kerang,
ikan-ikan kecil, dan spesies primate yang tinggal di dahan mangrove itu ), dan
masih banyak manfaat yang lain.Namun di saat sekarang ini, kehidupan tidak lagi
memperhatikan fungsi hutan. Mereka seenaknya saja mengalih fungsikan hutan
tak sesuai dengan fungsi yang sebenarnya. Kebanyakan dari mereka hanya
memikirkan kesenangannya sendiri tanpa memikirkan hal apa yang akan
ditimbulkan dalam kehidupan yang akan datang.
Berbagai kerusakan telah banyak terjadi saat ini yang diakibatkan beralih
fungsinya hutan. Dengan karya tulis inilah, marilah kita bersama sama sadar akan
besarnya manfaat hutan. Kita tidak akan pernah rugi menjaganya agar tetap baik
karena semua manfaatnya, pada akhirnya akan kembali pada kita sendiri.
A. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Memperoleh gambaran manfaat hutan mangrove untuk kehidupan masyaraka
pesisir sekarang dan kehidupan yang akan datang dengan tujuan kelestarian
hutan mangrove.Agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui seberapa
penting manfaat dari mangrove bagi kehidupan ekosistem pantai, laut dan
masyarakat pesisir.
B. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pemikiran pada masyarakat dalam upaya meningkatan kelestarian
hutan mangrove
2. Untuk mengetahui apakah dengan melestarikan hutan mangrove dapat mendukung
penghidupan masyarakat pesisir, mengurangi emisi karbon, dan sumber
penghasilan Negara atau sebaliknya.
C. Metode penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan, penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut. Penulis
membaca buku-buku, literatur, internet, dan sumber-sumber yang
dapat dipercaya berkaitan dengan penelitian ini.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di
daerah tropis dan sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove pada
daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di mana
terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik (Departemen Kehutanan, 2007).
Menurut Ghuffran (2012), hutan mangrove sering disebut sebagai hutan bakau
atau hutan payau sebuah ekosistem yang terus-menerus mengalami tekanan
pembangunan.
Hutan mangrove sangat berbeda dengan tumbuhan lain di hutan pedalaman
tropis dan subtropis, ia dapat dikatakan merupakan suatu hutan di pinggir laut
dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Akarnya, yang selalu tergenang oleh
air, dapat bertoleransi terhadap kondisi alam yang ekstrem seperti tingginya
salinitas dan garam. Hal ini membuatnya sangat unik dan menjadi suatu habitat
atau ekosistem yang tidak ada duanya. Kita sering menyebut hutan di pinggir
pantai tersebut sebagai hutan bakau.Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat
dinamakan hutan mangrove (Rahmawati, 2006).

B. Manfaat Hutan Mangrove


Terkait dengan keberadaannya di lingkungan, Hutan Mangrove memberikan
banyak manfaat bagi makhluk hidup dan lingkungan pantai. Menurut Davis,
Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat
sebagai berikut:
1. Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis
burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan
bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran,
termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus).
2. Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau
vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam
melalui proses filtrasi.
3. Pengendapan lumpur
Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur
hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur.
Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
4. Penambahan unsur hara
Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi
pengendapan. seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang
berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
5. Penghambat racun
Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada
permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air.
Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses
pengghambatan racun secara aktif.

6. Transportasi
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang
paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
7. Sumber plasma nuthfah
Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi
perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi
kehidupan liar itu sendiri.
8. Rekreasi dan pariwisata
Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari
kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang
berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada
di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para
wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam.
Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola
melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan
perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan
menjadi pemandu wisata.
9. Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan
laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
10. Memelihara proses-proses dan sistem alami
Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya
proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
11. Penyerapan karbon
Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon
organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini
membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan
tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak
membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon
dibandingkan dengan sumber karbon.
12. Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan
kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.
13. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan
menghalangi berkembangnya kondisi alam.
14. Sumber bahan pangan alternatif
Keberadaan hutan mangrove selain berfungsi dan bermanfaat di atas juga
bias dimanfaatkan hasil kayu dan non kayu. Untuk hasil non kayu sebagai bahan
penghasil tanin, bahan baku obat-obatan, dan sumber bahan makanan. Untuk
sumber bahan makanann buah mangrove bisa dibuat berbagai makanan olahan.
Menurut Wiyono (2009), Saat ini keberadaan hutan mangrove semakin terdesak
oleh kebutuhan manusia, sehingga hutan mangrove sering dibabat habis bahkan
sampai punah. Jika hal ini terus menerus dilakukan maka akan mengakibatkan
terjadinya abrasi, hilangnya satwa atau biota laut yang habitatnya sangat
memerlukan dukungan dari hutan mangrove.

Kerusakan Yang Terjadi Pada Hutan Mangrove


Beberapa faktor penyebab rusaknya hutan mangrove menurut Kusmana
(2003) ada tiga faktor utama penyebab kerusakan mangrove yaitu:
1. Pencemaran
2. Konversi hutan mangrove yang kurang memperhatikan faktor lingkungan dan
3. Penebangan yang berlebihan.
Bengen (2001) menjelaskan bahwa kerusakan di atas dikarenakan adanya
fakta bahwa sebagian manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya dengan
mengintervensi ekosistem mangrove. tanpa mempertimbangkan kelestarian dan
fungsinya terhadap lingkungan sekitar.
Akibat rusaknya hutan mangrove, antara lain :
1. Instrusi air laut
Instrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut kea rah daratan
sampai mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun mutunya, bahkan menjadi
payau atau asin (Harianto, 1999). Dampak instrusi air laut ini sangat penting,
karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan menyebabkan keracunan bila
diminum dan dapat merusak akar tanaman. Instrusi air laut telah terjadi
dihampir sebagian besar wilayah pantai Bengkulu. Dibeberapa tempat bahkan
mencapai lebih dari 1 km.
2. Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic, minyak bumi dan
lain-lain.
3. Penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir
4. Peningkatan abrasi pantai
5. Turunnya sumber makanan, tempat pemijah dan bertelur biota laut. Akibatnya
produksi tangkapan ikan menurun.
6. Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut
dan lain-lain.
7. Peningkatan pencemaran pantai.
Upaya Melestarikan Hutan Mangrove
Untuk konservasi hutan mangrove dan pantai, Pemerintah R I telah
menerbitkan Keppres No. 32 Tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan
tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove
adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang
berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan
hutan mangrove antara lain:
1. Penanaman kembali mangrove
2. Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat
masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta
pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan
keuntungan kepada masyarakat antara lain terbukanya peluang kerja sehingga
terjadi peningkatan pendapatan masyarakat.
3. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi. Wilayah
pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai
wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya.
4. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan
memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.
5. Izin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi.
6. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi
7. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir
8. Program komunikasi konservasi hutan mangrove
9. Penegakan hukum
10. Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Artinyadalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir masyarakat sangat penting
dilibatkan yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Selain itu juga mengandung pengertian bahwa konsep-konsep lokal (kearifan
lokal) tentang ekosistem dan pelestariannya perlu ditumbuh-kembangkan kembali
sejauh dapat mendukung program ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hutan
mangrove dapat menjadi potensi sebagai sumber penghasilan dari bidang ekonomi
selain berguna sebagai pelestarian lingkungan hidup, karena hutan mangrove
dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk
mengetahui sebanyak mungkin manfaat dari hutan mangrove serta bersama-sama
saling berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan hidup melalui penanaman
mangrove dan perlindungan hutan mangrove.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulisan Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses
penulisan karya ilmiah ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
:
1. Bapak Prof. Ir. Urip Santoso, S.I.Kom., M.Sc., Ph.D. Selaku dosen mata kuliah
penyajian ilmiah, yang telah banyak meluangkan waktu mengajar, memberi
masukan dan saran dalam membuat penyajian ilmiah dengan sebaik mungkin.
2. Rekan-rekan Kulia di PSDAL yang membantu saya dalam menyelesaikan Proposal
penelitian
3. Ayah, ibu, adik-adik serta seluruh keluarga, atas segala do’a dan kasih
Semoga Allah SWT. Selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada
mereka.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna
menyempurnahkan tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D.G., 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan LautanñInstitut Pertanian
Bogor. Bogor, Indonesia
Davis, Claridge dan Natarina. 1995. Sains & Teknologi 2: Berbagai Ide Untuk
Menjawab Tantangan dan Kebutuhan oleh Ristek Tahun 2009,Gramedia, Jakarta.
FAO The World’s Mangroves 1980–2005. 2007. Forest Resources Assessment
Working Paper No. 153.
Wiyono, M. 2009. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Daya Tariknya sebagai obyek
Wisata di
Kota Probolinggo. Universitas Negeri Malang. Malang.
Dephut Propinsi Bali. 2007. Tanaman Bakau Jenis Rhizophora mucronata. Bali.
Ghufran, M. 2012. Ekosistem Mangrove (Potensi,Fungsi dan Pengelolaan).
Jakarta.
Rahmawati. 2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan Pendekatan
Masyarakat. Karya Tulis Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Kusmana, C., Wilarso, S., Hilwan, I., Pamoengkas, P., Wibowo, C., Tiryana, T.,
Triswanto, A., Yunasfi.,Hamzah. 2003. TeknikRehabilitasi
Mangrove. FakultasKehutanan.IPB Bogor.
KeSEMaT dan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kota Semarang. 2007.
Laporan Akhir Konservasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan. Semarang.
Kustanti A. 2011 Manajemen Hutan Mangrove. Bogor(ID). PT. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Sumber
https://uwityangyoyo.wordpress.com/2016/03/23/manfaat-hutan-mangrove-
untuk-kehidupan-masyarakat-pesisir-sekarang-dan-kehidupan-yang-akan-datang/

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama


Amalia Sasti
Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

amalia sasti
Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Laman


4146

Arsip Blog
 ▼ 2016 (13)
o ▼ April (13)
 Air
 Tanah
 Laut
 Hutan
 Contoh Jurnal Lingkungan Hidup Tentang Hutan Mangr...
 Contoh Jurnal Lingkungan Hidup Tentang Air
 Polusi udara
 Contoh Jurnal Lingkungan Hidup Tentang Laut
 Contoh Jurnal Lingkungan Hidup Tentang Hutan
 Lirik Lagu EXO - Girl x Friend dan Terjemahannya
 Lirik Lagu iKON - Apology dan Terjemahannya
 Lirik Lagu BTS - Butterfly dan Terjemahannya
 Lirik Lagu EXO - Promise dan Terjemahannya

 ► 2015 (8)

Label
Anime BTS Conan Environment EXO iKON Kaito Kid Lyric Others Sherlock Holmes
© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Amalia Sasti

Anda mungkin juga menyukai