Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I.Tujuan
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan lainnya.Kesederhanaan itu
kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat yang ditentukan dengan cara
menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lainya.Pada
dasarnya,pemisahan zat dengan gravimetri dilakukan dengan cara mula-mula
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,lalu ditambahkan zat pengendap yang
sesuai pula.Endapan yag terbentuk disaring,dicuci,dikeringkan ataupun
dipijarkan dan setelah itu ditimbang.Kemudian jumlah zat yang ditentukan
dihitung dari faktor stoikiometrinya.Stoikiometri adalah perhitungan kimia
secara kuantitatif yang tidak terbatas pada unsurnya saja melainkan juga pada
campuran senyawanya.Hasil yang didapatkan sebagai persentase bobot zat
dalam campuran atau senyawa tersebut.Suatu metode analisis gravimetri
biasanya didasarkan pada reaksi kimia aA + R → AaRr dimana,molekul analit
A,bereaksi dengan r molekul reagennya adalah R (Rivai,1995).
85
selama pengendapan zat yang diinginkan dengan suatu proses yang disebut
kopresipitasi.
Pada gravimetri agar hasil analisa dianggap baik dan benar maka ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan,antara lain kesempurnaan
pengendapan,kemurnian endapan dan susunan endapan.Endapan murni
adalah endapan yang bersih yang artinya tidak mengandung molekul-molekul
lain yang biasanya disebut sebagai pengotor.Kesempurnaan pengendapan
adalah pengendapan yang diusahakan sesempurna mungkin.Oleh karena
itu,kelarutan endapan harus dibuat sekecil mungkin.Kelebihan terpenting dari
analisa gravimetri dibandingkan analisa titrimetri adalah bahwa bahan
penyusun zat telah diisolasi dan jika perlu dapat diadakan koreksi,sedangkan
kekurangan dari metode gravimetri ini umumnya lebih memakan waktu yang
lama (Basset et al,1994).
86
Pengendapan merupakan salah satu teknik pemisahan analit dari
pengganggu,yang paling banyak digunakan metode lainnya antara lain adalah
elektrolisis,ekstraksi pelarut,kromatografi,dan pengatsirian.Metode-metode
kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi subdivisi titrimetrik
(volumetrik),gravimetri,dan instrumental.Analisis titrimetrik melibatkan
pengukuran volume suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui,yang
diperlukan untuk bereaksi dengan analit itu.Dalam metode gravimetrik,yang
diukur adalah bobot,contohnya pada penegndapan perak klorida.Istilah
instrumental,digunakan dengan agak luas merujuk pada penggunaan suatu
instrumen khusus dalam tahap pengukuran.Tahap terakhirnya dalam suatu
metode analisis adalah perhitungan persentase analit dalam sampel,yang
melibatkan perhitungan langsung dan sederhana.Pada metode
gravimetrik,didasarkan pada hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-
reaksi kimia ( Day dan Underwood,2002).
87
jika dibandingkan dengan menggunakan metode gravimetri.Rendahnya hasil
pengukuran dari kadar glukomanan (sampel) dengan menggunakan metode
gravimetri diakibatkan proses koagulasi dan presipitasi yang tidak
sempurna.Ukuran partikel yang mengakibatkan jumlah partikel yang lolos ke
kertas saring juga berakibat variasi yang didapat menjadi tinggi dan presisinya
menjadi menurun (Widjanarko,2015).
88
Presipitasi atau analisis gravimetri dapat berlangsung dengan baik jika
memenuhi beberapa persyaratan.Pertama,komponen yang ditentukan harus
dpat menegendap secara sempurna,endapan yang dihasilkan stabil dan sukar
larut.Kedua,endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah
dari larutan yang ada dan yang ketiga endapan yang ditimbang harus
mempunyaisusunan stoikiometri tertentu dan harus bersifat murni atau dapat
dimurnikan lebih lanjut. Membandingkan berat sampel pada suhu terjadinya
dekomposisi terhadap berat awal dapat dilakukan untuk memperkirakan spesi
yang dekomposisi ataupun tersisa dengan analisis termogravimetri.Berdasarkan
dari data hasil analisis,pada suhu 120-1500c tidak terjadi dekomposisi yang
menunjukkan bahwa kompleks tidak mengandung air kristal.Berat tersisa dari
zat adalah sebesar 1,51 mg diperkirakan adalah 1 mol klorin (Cahyani dan
Fahmah,2014).
89
III. Alat dan Bahan
3.1. Alat
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Kertas saring
- Corong
- Bunsen
- Kaki tiga
- Kawat kasa
- Pipet volumetrik
- Kertas timbang
- Gelas arloji
3.2. Bahan
- Asam tartrat
- Dimetil glioksim
- Ammonia pekat
- HCl
- Mg
- Metil merah
- (NH4)2HPO4
- HNO3
- Akuades
- AgNO3 0,5 M
- Aseton
90
IV. Skema Kerja
50 ml sampel
Diaduk
Didinginkan
Disaring
Supernatan Endapan
Hasil
91
4.2. Penentuan 𝑴𝒈𝟐+ Dalam Air dan Air Limbah
60 mg sampel
Supernatan Endapan
Supernatan Endapan
Hasil
92
4.3. Penentuan Klorida Terlarut Secara Gravimetri
0,4 gr sampel
Supernatan Endapan
Hasil
93
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Perlakuan Hasil
Sampel(50 ml) + 200 ml air + 30 ml - Terbentuk gelembung gas
asam tartrat + NH3 - Adanya bau
Ditambah 1-2 mL NH3 pekat - Ada warna biru di lapisan
atas
Diasamkan dengan 10 ml HCl 10% - Ada lapisan ungu di bagian
atas
- Ada uap keluar
Dipanaskan
Ditambah DMG
- Terbentuk serbuk merah di
Ditambah NH3 pekat
permukaan larutan
Dipanaskan - Tidak ada perubahan
Disaring
Dicuci
Didiamkan 24 jam atau 1 malam
Ditimbang Massa kertas saring = 0,9348 gr
Massa akhir = 1,1795 gr
Perlakuan Hasil
Sampel MgO Sampel air limbah
Ditimbang 0,4 gram ( 50
ml)
Ditambah indikator metil Larutan berwarna Larutan berwarna
red merah muda merah muda
Ditambah HCl 1 ml
Ditambah 10 ml Tidak terjadi Tidak terjadi
(NH4)2HPO4 perubahan perubahan
94
Didinginkan
Disaring
Ditambah NH3 sampai V = 87 tetes V = 90 tetes
berubah warna kuning
Ditambah NH3 pekat
Diendapkan semalaman
Dipisahkan endapan Massa kertas saring
awal = 1,0877 gram
Massa kertas saring
akhir = 4,7962 gram
Perlakuan Hasil
Diaduk
+ 20 ml AgNO3 0,5 M
Ditutup dengan arloji
Dipanaskan
Dibiarkan hangat
Penyaringan dan pencucian dengan
akuades dan aseton
Dibiarkan semalaman
Massa #1 #2 #3
Sampel 4 gr 4 gr 4 gr
Kertas saring
1,7140 gr 1,6188 gr 1,7990 gr
+AgCl
95
5.2 Pembahasan
96
tartrat sebelum endapan nikel terbentuk. Fungsi penambahan asam
tartrat adalah untuk mencegah interferensi pengotoran dari suatu logam
misal logam ferro. Anion akan mencegah interferensi dari logam-logam.
Anion secara selektif mengikat logam tersebut sehingga membentuk
kompleks yang larut. Peoses itu mencegah terbentuknya hidroksida
logam yang diketahui tidak dapat larut dalam buffer.
Penambahan NH3 pada percobaan ini membentuk suatu lapisan
seperti minyak. Berdasarkan literature, reaksi ini dijalankan pada
larutan yang dibufferkan. Pada proses, pH larutan harus dijaga agar
tidak turuh di bawah 5. Karena jika pH terlalu rendah, maka
kesetimbangan akan bergeser kea rah nikel (II) yang menyebabkan
Ni(DMG)2 yang terbentuk akan larut kembali. Dengan demikian, tidak
ada endapan terbentuk. Kemudian, proses pengasaman dilakukan
dengan HCl. Selain untuk mengasamkan larutan, HCl juga ditambahkan
agar endapan yang diperoleh merupakan endapan Kristal atau besar.
Jadi saat pH diturunkan maka kelarutan akan meningkat, sehingga
Q−S
persamaan Van Weinmarn akan menurun 𝑆
, yang menyebabkan
Dimetilglioksim (DMG)
97
dari ammonia tersebut hilang. Pemanasan dilakukan kembali untuk
membuktikan bahwa kenaikan suhu dapat mempengaruhi kelarutan
yaitu meningkatkan kelarutan. Pada pemanasan kedua ini, seharusnya
endapan Ni(DMG)2 melarut kembali, sehingga endapan berkurang. Hal
tersebut tidak terjadi pada percobaan yang dilakukan,
98
Pada percobaan ini dialami kegagalan. Factor utamanya adalah
metode error, dimana kurangnya bahan NH3. Sedangkan peran NH3
sangat penting pada percobaan ini.
Pada prosedur, tertulis bahwa sampel digunakan tidak lebih dari
60 mg. hal tersebut dikarenakan semakin banyak sampel yang
digunakan, maka zat pengotor yang menempel pada sampel tersebut.
Alhasil, proses penentuan kadarnya akan sulit dilakukan, karena
banyaknya zat pengotor yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil
akhir dari percobaan yang dilakukan. Penambahan indikator metil
merah untuk mengontrol penambahan NH3 nantinya. Berdasarkan
literature trayek pHnya adalah 4,4-6,2 dengan warna asamnya merah
dan warna pada basa adalah kuning. Pada saat perubahan warna
menjadi kuning, maka penambahan NH3 bisa dihentikan. Itu
menandakan bahwa NH3 yang ditambahkan telah menyebabkan larutan
menjadi basa. Namun pada percobaan ini, warna larutan tidak
mengalami perubahan warna dan larutan NH3 nya habis. Selain itu,
sebelum penambahan reagen biasanya dilakukan pengasaman dengan
HCl, sama seperti percobaan sebelumnya. Penambahan asam akan
menurunkan pH. pH merupakan salah satu factor penting dalam
pembentukan endapan. Saat pH turun, maka persamaan Von Weinmarn
Q−S
𝑆
juga akan menurun atau lebih kecil dari pembentukan inti
99
Mg2+ (s) + (NH4)2HPO4 (aq) MgNH4PO4 . 6H2O (aq)
NH3
100
VI Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
101
DAFTAR PUSTAKA
102
LAMPIRAN
Perhitungan
59
= × 0,105
288,92
= 0,0214 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐴𝑟 𝑀𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑀𝑔 = × 0,39 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀𝑟 𝑀𝑔𝑂
24
= × 0,39
40
= 0,234 𝑔𝑟𝑎𝑚
Penentuan klorida terlarut secara gravimetri :
2= 1,1159 gram
2 = 0,4513 gram
2 = 1,3665 gram
0,1621
Massa klorida =
0,3903
× 100% = 41,59 %
103
Lampiran Gambar
104
Gambar 3 : Penentuan klorida terlarut secara
gravimetri
105