Bahasa
Indonesia
Membaca untuk Menulis
05
Abstract Kompetensi
5.1 Setelah mempelajari materi bab ini, Mahasiswa mampu memahami:
mahasiswa diharapkan dapat me- 1. Pengertian membaca.
mahami pengertian, tujuan, jenis-jenis, 2. Tujuan membaca.
proses, periode, teknik, langkah- 3. Jenis-jenis membaca.
langkah, menghitung kecepatan efektif 4. Proses membaca.
membaca, KEM, tujuan membaca, dan 5. Periode membaca.
karakteristik bacaan, hambatan dalam 6. Teknik membaca cepat.
membaca cepat. 7. Langkah-langkah membaca.
. 8. Model-model membaca cepat
9. Menghitung Kecepatan Efektif
Membaca (KEM).
10. KEM, Tujuan Membaca, dan
Karakteristik Bacaan
11. Hambatan dalam membaca cepat.
Membaca Untuk Menulis
A. Pengertian Membaca
Menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010:74) membaca adalah
proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang
terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Berikutnya menurut Tarigan (2008:7)
membaca adalah suastu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
media tertulis. Membaca adalah proses memahami pesan tertulis yang menggunakan
bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Sedangkan menurut
Finochiaro dan Bonomo dalam Alex dan Achmad H.P. (20010:74) membaca adalah
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahan tertulis.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca
pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun
makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut,
pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.
B. Tujuan Membaca
Tujuan membaca menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010: 76) adalah:
1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang dilakukan
oleh sang tokoh.
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami
sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan.
3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita.
4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada
para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal, Ini disebut membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi.
5. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar
atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokan atau membaca untuk
mengklasifikasikan.
C. Jenis-jenis Membaca
Dari aspek kegiatannya, membaca dibagi menjadi lima macam, yakni:
1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan
bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti
ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”.
2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik
membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca,
menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.
3. Membaca Cepat
D. Proses Membaca
Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di
antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up
menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu
menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu menurut
Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang mengatakan bahwa
membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu
juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986:34) bahwa membaca sebagai
kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola
yang terdiri atas lambang-lambang grafis. Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang
oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270) yang menyatakan bahwa membaca sebagai
proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca
yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian
menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam
bacaan, membaca seperti itu disebut model top-down.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya
dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart (dalam Harris
dan Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar
membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada
dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi
dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah
dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.
Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktivitas membaca terdiri atas dua
bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada
sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan
E. Periode Membaca
1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan
materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca,
saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya.
Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca, sebab tahap-tahap
itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk
membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk.
(1996: 224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun
pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada
prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang
dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994:5) mempertegas pendapat
Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurve judul bab supaya bisa
mengembangkan membaca secara efektif, dan bisa mengatur waktunya secara
fleksibel.
2. Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan
ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari kegiatan membaca
teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal
memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236)
mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-
baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang
dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun.
Sedangkan Leo (1994:8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara
http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-cara-mengatasinya/.
(diakses tanggal 25 Juli 2012)
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.