Nur Fadhilah* Elmi Nuryati* Artha Duarsa** Titiek Djannatun** Restu Syamsul Hadi**
*Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pringsewu Lampung, **Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI
280
Fadhilah, Nuryati, Duarsa, Djannatun, & Hadi, Perilaku Kader dalam Penemuan Suspek TB
therapy (DOTS). Strategi tersebut dilaksanakan oleh adalah kader kesehatan yang tidak tergabung dalam or-
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dan berbagai insti- ganisasi ‘Aisyiyah Kabupaten Lampung Tengah. Hubung-
tusi terkait. Target penanggulangan TB di lndonesia men- an antara variabel penelitian dianalisis dengan kai
gacu pada target global yang ditentukan oleh The kuadrat dan analisis multivariat regresi logistik.
Global Plan to Stop TBC dari inisiatif Stop TB Partner-
ship dengan bantuan WHO. Indikator kinerja program Hasil
meliputi angka deteksi kasus (CDR) (70%), angka kon- Dari delapan variabel yang diteliti, variabel pelatihan
versi (80%), angka pengobatan 85%, dan angka kesalah- dengan kategori baik 90,3% responden, 84,7% kader
an (error rate) (< 5%).2,3 mendapat dukungan dari pengelola program, dan 80,6%
Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ter- kader dengan kategori perilaku baik (Tabel 1). Variabel
panggil untuk bergerak bersama dalam program penang- yang memenuhi kriteria kandidat model multivariat
gulangan penyakit TB berbasis komunitas. Pada tahun dengan nilai p kurang dari 0,005 adalah dukungan pe-
2003, ‘Aisyiyah menjadi implementing unit (IU) Depar- megang progam, pengetahuan,sikap, motivasi, dan
temen Kesehatan Republik Indonesia melalui dana pelatihan (Tabel 2). Variabel yang berpengaruh paling
Global Fund AIDS, Tuberkulosis, Malaria (ATM). Ben- dominan adalah dukungan pengelola dengan nilai OR =
tuk kegiatan penanggulangan TB ‘Aisyiyah antara lain
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
training kader TB komunitas, pengorganisasian warga
berbasis desa, penemuan suspek, Basil Tahan Asam Variabel Kategori n %
(BTA) positif yang didiagnosis dan diobati di Unit
Perilaku kader Baik 58 80,6
Pelayanan Kesehatan (UPK) melalui Pengawas Minum Kurang 14 19,4
Obat (PMO), Success Rate (SR) di UPK. Kegiatan terse- Usia Tua 37 48,6
but bertujuan meningkatkan Case Detection Rate Muda 35 51,4
Pendidikan Tinggi 23 68,1
(CDR), SR, dan penurunan angka prevalensi TB BTA Rendah 49 38,1
positif oleh kader komunitas. Di Provinsi Lampung, Pengetahuan Baik 47 65,3
pimpinan wilayah ‘Aisyiyah berperan dalam penang- Kurang 25 34,7
Pendapatan ≥ UMR 57 79,2
gulangan TB dengan melatih para mubaliqhot ‘Aisyiyah < UMR 15 20,8
menjadi penyuluh dalam penanggulangan TB sejak Pekerjaan Bekerja 59 81,9
tahun 2004. Berbagai program berhasil dijalankan de- Tidak bekerja 13 18,1
Sikap Baik 35 48.6
ngan suskes. ‘Aisyiyah Provinsi Lampung ditunjuk men- Kurang 37 51,4
jadi SR community TB care dalam program Penang- Pelatihan Baik 65 90,3
gulangan TB Round 8 GF ATM. Sub recipient (SR) TB Kurang 7 9,7
Motivasi Baik 42 58,3
Aisyiyah membawahi dua sub sub recipient (SSR) meli- Kurang 30 41,7
puti SSR ‘Aisyiyah Lampung Timur dan SSR KMP Sido- Dukungan Mendukung 61 84,7
binangun, dan dua implementing unit (IU) meliputi IU Tidak mendukung 11 15,3
281
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 6, Januari 2014
282
Fadhilah, Nuryati, Duarsa, Djannatun, & Hadi, Perilaku Kader dalam Penemuan Suspek TB
283