Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

INFLUENZA

DISUSUN OLEH :

Nama : Fauziah Irianto

Nirm : 1603027

Kelas : Farmasi A (Semester 4)

Dosen pj : Agus A. Laya, S.KM, M.kes.

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH MANADO 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTA…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….
B. Tujuan Penulis……………………………………………………………………….
C. Perumusan Masalah………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Influenza………………………………………………………………………
B. Epidemiologi…………………………………………………………………………..
C. Etiologi…………………………………………………………………………………
D. Sifat Virus Influenza…………………………………………………………………
E. Pathogenesis…………………………………………………………………………..
F. Gambaran Klinis………………………………………………………………………
G. Komplikasi……………………………………………………………………………..
H. Jenis-Jenis Virus Influenza…………………………………………………………….
I. Virus Influenza Sebagai Agen Biologi………………………………………………...
J. Penyebab Virus Influenza……………………………………………………………...
K. Penularan Virus Influenza……………………………………………………………...
L. Gejala Virus Influenza…………………………………………………………………
M. Cara Pencegahan Virus Influenza……………………………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya. Sehingga makalah yang berjudul “INFLUENZA” dapat
di selesaikan tepat waktunya .

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja tentang penyakit yang dapat


menular seperti influenza ini telah saya susun sedemikian rupa tentunya dengan
bantuan berbagai macam pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sebagai salah satu syarat standar kelulusan nilai bagi mata
kuliah kesehatan dan keselamatan kerja.
Namun tidak terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa saya masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengundang para pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun saya.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Manado, 21 Juli 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan paling sering didapat
pada manusia. Influenza juga merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit
influenza pertama kali diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi. Pandemi
pertama yang terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana muncul dari Asia dan
meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini telah terdokumentasi sebanyak 31
kemungkinan terjadinya pandemi influenza dan empat di antaranya terjadi pada abad ini
yakni pada 1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh virus influenza
A subtipe H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta kematian oleh virus influeza A
subtipe H2N2, dan 1968 (Hongkong flu) yang menyebabkan 1 juta kematian oleh virus
ifluenza A subtipe H3N3.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian besar populasi
manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi dengan cepat, bahkan seringkali
memproduksi strain baru di mana manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika
keadaan ini terjadi, mortalitas influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika Serikat
epidemi influenza yang biasanya muncul setiap tahun pada musim dingin atau salju
menyebabkan rata-rata hampir 20.000 kematian. Sedangkan di Indonesia atau di negara-
negara tropis pada umumnya kejadian
wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan puncaknya akan terjadi pada bulan Juli.
Karena sifat-sifat materi genetiknya, virus influenza dapat mengalami evolusi dan
adaptasi yang cepat, dapat melewati barier spesies dan menyebabkan pandemic pada
manusia. Burung air liar dan itik menjadi sumber virus yang potensial sebagai pemicu
pandemi di Indonesia. Sedangkan ternak babi berperan sebagai tempat reassortment virus
avian influenza (VAI) dengan virus human influenza. Burung puyuh dapat juga menjadi
tempat reassortment dari VAI asal berbagai burung yang dijual di pasar burung.
Sementara peternakan unggas menyediakan hewan peka dalam jumlah yang banyak yang
memungkinkan VAI mengalami evolusi yang cepat. Suatu Rencana Gawat Influenza
diusulkan untuk segera dikembangkan.
WHO menyatakan bahwa awal tahun 2006 ini merupakan saat terdekat terjadinya
pandemi flu sejak pandemi terakhir tahun 1968. Data yang ada menunjukkan bahwa wabah
avian influenza hanya kurang satu syarat lagi untuk menjadi ”calon” pandemi, yaitu belum
ditemukan bukti penularan antarmanusia di masyarakat. Pengalaman masa lalu, pandemi
tahun 1918, misalnya, menunjukkan bahwa korban manusia dapat sampai puluhan juta orang.

B. TUJUAN PENULIS

Tujuan penyusunan makalah ini meliputi beberapa aspek berikut :


1. Untuk mengetahui definisi influenza
2. Untuk mengetahui jenis-jenis virus influenza
3. Untuk mengetahui bahwa virus influenza termasuk dalam agen biologi
4. Untuk mengetahui penyebab utama virus influenza
5. Untuk mengetahui penularan virus influenza antar manusia
6. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan penyakit virus influenza
7. Untuk mengetahui cara pencegahan agar tidak terjangkit virus influenza
8. Untuk mengetahui cara mengobati orang yang terkena virus influenza

C. PERUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian influenza ?
2. Apa saja jenis-jenis virus influenza ?
3. Virus influenza sebagai penyebab penyakit, termasuk dalam agen apa ?
4. Apa saja penyebab virus influenza ?
5. Bagaimana penularan virus influenza ?
6. Apa saja gejala virus influenza ?
7. Bagaimana cara pencegahan virus influenza ?
8. Bagaimana cara pengobatan virus influenza ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Influenza

Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular
dan disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan bisa juga C. Influenza merupakan suatu
penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh demam, menggigil, sakit
otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif. Influenza
adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang disebabkan oleh
virus RNA famili orthomyxoviridae. Influenza merupakan infeksi saluran napas atas yang
disebabkan oleh virus dan dapat timbul pada semua tingkat usia. Istilah common
cold mengacu pada peradangan kataralis mukosa hidung yang lebih menjelaskan suatu
kompleks gejala daripada suatu penyakit tertentu. Dengan hidung tersumbat( nasal
congestion), suara serak (sore throat),dan batuk.
Influenza adalah infeksi virus yang mempengaruhi terutama hidung, tenggorokan,
bronkus dan, sesekali, paru-paru. Infeksi biasanya berlangsung selma sekitar seminggu , dan
di tandai oleh demam mendadak tinggi, sakitotot sakit kepala, dan malaise berat , batuk non-
produktif, sakit tenggorokan dan rintis ( WHO,2009).

B. Epidemiologi
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan
masyarakat. Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat
muda dan orang dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang
berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau ganggugan metabolik endokrin dapat
meninggal akibat penyakit yang dikenal tidak berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat
paling tinggi pada musim dingin di negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di
negara tropik. Pada saat ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia dilanda pandemi
oleh influenza 2-3 tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini dapat mencapai puluhan
ribu orang dan jauh lebih tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik. Risiko
komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di atas 65 tahun,
anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit tertentu. Pada anak-anak usia
0-4 tahun, yang berisiko tinggi komplikasi angka morbiditasnya adalah 500/100.000 dan
yang tidak berisiko tinggi adalah 100/100.000 populasi. Hingga 5 Agustus 2005, WHO
melaporkan 112 kasus A (H5N1) pada manusia yang terbukti secara pemeriksaan
mikrobiologi berupa biakan atau PCR. Kasus terbanyak dari Vietnam, disusul Thailand,
Kamboja dan terakhir Indonesia. Ternyata kasus avian influenza pada manusia yang
terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan demikian walau terbukti adanya penularan
dari unggas ke manusia, proses ini tidak terjadi dengan mudah. Terlebih lagi penularan antar
manusia, kemungkinan terjadinya lebih kecil lagi.

C. Etiologi
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat
dibedakan dengan complement fixasion test. Tipe A merupakan virus penyebab influenza
yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari
tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang
diragukan patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan
saja. Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomixovirus golongan RNA dan
berdasarkan namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk myxoatau
musin.

D. Sifat Virus Influenza


Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu
220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C. Mati pada pemanasan 600C selama 30 menit atau
560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen,
disinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin dan alkohol 70%. Struktur
antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa: antigen S (atau soluble
antigen), hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S merupakan suatu inti partikel virus yang
terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin
menonjol keluar dari selubung virus dan memegang peran pada imunitas terhadap virus.
Neuramidase juga menonjol keluar dari selubung virus dan hanya memegang peran yang
minim 8 pada imunitas. Selubung inti virus berlapis matriks protein sebelah dalam dan
membran lemak disebelah luarnya. Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah
kemampuannya untuk mengubah antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat atau
mendadak maupun lambat. Peristiwa terjadinya perubahan besar dari struktur antigen
permukaan yang terjadi secara singkat disebut antigenic shift. Sejak dulu diduga kondisi yang
memudahkan terjadinya antigenic shift adalah adanya penduduk yang bermukim didekat
daerah peternakan unggas dan babi. Karena babi bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh
avian maupun human virus makan hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur
(mixing vesel) untuk penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut,
sehingga menyebabkan terbentuknya subtiper virus baru.

E. Pathogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus respiratorius.
Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke
dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang yang
terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung
dan bronkus. Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam
sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan
diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain.
Virus influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-
sakarida kuman Gram-negati. Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari
(rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum
timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Anak-anak dapat
menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat
menyebarkan virus influenza kira-kira enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit
ini. Para penderita imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu
dan bahkan berbulan-bulan. Pada avian influenza (AI) juga terjadi penularan melalui droplet,
dimana virus dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau
langsung memasuki alveoli (tergantung dari ukuran droplet).

F. Gambaran Klinis
Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit
otot, batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-
gejala ini dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak
dapat ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput
lendir tenggorok. Gejala-gejala akut ini dapat berlangsung untuk beberapa hari dan hilang
dengan spontan. Setelah periode sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk
beberapa waktu. Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi
zat anti dan pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi
oleh virus yang homolog. Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga
menyerang paru-paru. Pada keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi
napas yang abnormal. Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi 11
kemudian pasien acapkali mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan
radiologis dapat menunjukkan infiltrat di paru-paru.

G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada virus influenza adalah: Pneumonia influenza
primer, ditandai dengan batuk yang progresif, dispnea, dan sianosis pada awal infeksi. Foto
rongten menunjukkan gambaran infiltrat difus bilateral tanpa konsolidasi, dimana
menyerupai ARDS. Pneumonia bakterial sekunder, dimana dapat terjadi infeksi beberapa
bakteri (seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza).

H. Jenis-Jenis Virus Influenza


Dalam klasifikasi virus influenza, virus adalah virus RNA membuat tiga dari lima
genera dari famili Orthomyxoviridae:

 Virus Influenza A
 Virus Influenza B
 Virus Influenza C
Virus ini adalah hanya berkerabat dengan virus parainfluenza manusia, yang virus
RNA milik keluarga paramyxovirus yang umum yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan pada anak-anak seperti sesak napas, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit
yang mirip dengan influenza pada orang dewasa.
 Virus influenza A
Genus ini memiliki satu spesies, influenza a virus. Burung akuatik yang liar yang
host alami untuk sejumlah besar influenza A. kadang-kadang, virus ditransmisikan ke spesies
lain dan mungkin kemudian menyebabkan wabah menghancurkan domestik unggas atau
menimbulkan pandemik influenza manusia.
Tipe a virus yang paling mematikan patogen manusia di antara tiga jenis influenza
dan menyebabkan penyakit yang paling parah. Influenza a virus dapat dibagi menjadi
serotipe berbeda yang berdasarkan antibodi menanggapi virus ini.
o H1N2, endemik pada manusia dan babi
o H9N2
o H7N2
o H7N3
o H10N7
 Virus Influenza B
Genus ini memiliki satu spesies, influenza b virus. Flu b hampir secara
eksklusif menginfeksi manusia dan kurang umum daripada influenza A. Hanya
binatang yang dikenal sebagai rentan terhadap infeksi b flu adalah segel dan musang.
Jenis influenza bermutasi pada tingkat 2-3 kali lebih lambat dari tipe a dan akibatnya
kurang genetik beragam, dengan hanya satu influenza b e. Coli tipe. Ini mengurangi
tingkat perubahan antigenic, dikombinasikan dengan jangkauan terbatas host (shift
antigenic inhibiting salib spesies), memastikan bahwa pandemik influenza b tidak
terjadi.
 Virus Influenza C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia,
anjing dan babi, kadang-kadang menyebabkan parah penyakit dan epidemi lokal.

I. Virus Influenza Sebagai Agen Biologi


Agen biologi terdiri dari mikroorganisme (virus, bakteri dan jamur) dan organisme
uniselular dan multiselular lainnya seperti parasit beserta racun yang dihasilkannya. Agen
biologi mampu memengaruhi kondisi kesehatan manusia dalam berbagai cara, dari reaksi
alergi yang umumnya ringan sampai kepada kondisi medis yang serius bahkan kematian.
Agen biologi dapat ditemukan di air, tanah, tumbuhan dan hewan. Contoh agen biologi antara
lain anthrax, flu burung dan virus cacar.

J. Penyebab Virus Influenza


Penyebab utama influenza atau pilek ini adalah virus yang bernama Rinovirus. Virus
yang terdapat dalam mukus atau lapisan lendir penderita flu, dapat mengontaminasi
permukaan alat-alat rumah tangga yang sering disentuh. Sehingga virus penyebab infeksi ini
dapat dipindah-pindahkan ke ujung-ujung jari orang lain selam melakukan aktivitas sehari-
hari. Jika jari-jari yang mengandung virus diusapkan pada mata dan hidung sehingga virus
berpindah ke tempat tersebut, maka dapat menimbulkan gejala flu.
Perpindahan rinovirus dalam mukus dari alat rumah tangga ke jari=jari melalui
aktivitas rutin sehari-hari terjadi pada 23,5% jari, setelah mukus mengering selama 1 jam.
Dengan pengeringan selama 24 jam, perpindahan virus menurun menjadi 4%, dan setelah 48
jam tidak ditemukan adalanya perpindahan.

K. Penularan Virus Influenza


Shedding virus influenza (waktu di mana seseorang dapat menularkan virus pada
orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan dilepaskan selama antara
5 sampai 7 hari, walaupun sebagian orang mungkin melepaskan virus selama periode yang
lebih lama. Orang yang tertular influenza paling infektif pada hari kedua dan ketiga setelah
infeksi. Jumlah virus yang dilepaskan nampaknya berhubungan dengan demam, jumlah virus
yang dilepaskan lebih besar saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh lebih infeksius
dibandingkan orang dewasa dan mereka melepaskan virus sebelum mereka mengalami gejala
hingga dua minggu setelah infeksi. Penularan influenza dapat dimodelkan secara matematis,
yang akan membantu dalam prediksi bagaimana virus menyebar dalam populasi.
Influenza dapat disebarkan dalam tiga cara utama:
a. melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung yang
masuk secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain);
b. melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil dalam udara) yang
dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah), dan
c. melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tangan-ke-mulut, baik dari
permukaan yang terkontaminasi atau dari kontak personal langsung seperti bersalaman.
Moda penularan mana yang terpenting masih belum jelas, namun semuanya memiliki
kontribusi dalam penyebaran virus. Pada rute penularan udara, ukuran droplet yang cukup
kecil untuk dihirup berdiameter 0,5 sampai 5 μm dan inhalasi satu droplet mungkin cukup
untuk menimbulkan infeksi. Walaupun satu kali bersin dapat melepaskan sampai 40.000
droplet sebagian besar dari droplet tersebut cukup besar dan akan hilang dari udara dengan
cepat. Seberapa lama virus influenza dapat bertahan dalam droplet udara nampaknya
dipengaruhi oleh kadar kelembaban dan radiasi ultraviolet: kelembaban rendah dan
kurangnya cahaya matahari pada musim dingin membantu kebertahanan virus ini.
Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat ditularkan
lewat permukaan yang terkontaminasi seperti lembaran uang, gagang pintu, saklar lampu,
dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya waktu virus dapat bertahan pada suatu
permukaan beragam, virus dapat bertahan selama satu atau dua hari pada permukaan yang
keras dan tidak berpori seperti plastik atau metal, selama kurang lebih lima belas menit pada
kertas tissue kering, dan hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila virus terdapat dalam
mukus/lendir, lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga bertahan dalam waktu yang
lama (sampai 17 hari pada uang kertas Virus flu burung dapat bertahan dalam waktu yang
belum diketahui saat berada dalam keadaan beku). Virus mengalami inaktivasi oleh
pemanasan sampai 56 °C (133 °F) selama minimun 60 menit, dan juga oleh asam (pada pH <
2).
L. Gejala Virus Influenza
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi.
Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering
terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-
103 °F). Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati
tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat
pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi:

 Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)


 Batuk
 Hidung tersumbat
 Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok
 Kelelahan
 Nyeri kepala
 Iritasi mata, mata berair
 Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok,
dan hidung
 Ruam petechiae Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen,
(dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B).

M. Cara Pencegahan Virus Influenza


Infeksi virus influenza dapat memberikan kekebalan terhadap infeksi dari virus yang
sejenis. Tetapi karena virus ini dapat bermutasi dengan mudah mengakibatkan seseorang
dapat mengalami influenza berulang-ulang. Salah satu pencegahan adalah dengan
menggunakan vaksin influenza yang mengandung virus A dan B dan disebutkan dapat
mengurangi terjadinya infeksi yang disebabkan oleh virus H5N1 atau flu burung dan juga
pencegahan flu pada usia 5 – 50 tahun. Golongan yang memerlukan vaksini ini antara lain :
usia > 65 th, memiliki penyakit kronis lainnya (paru-paru, jantung, darah dan ginjal, DM),
memiliki gangguan sistem pertahanan tubuh, dan petugas kesehatan. Dianjurkan untuk
memberikan vaksin sebelum musim dingin atau musim hujan. Selain itu perubahan perilaku
masyarakat dengan gaya hidup yang sehat dapat mengurangi terjadinya penyakit influenza
ini.

Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan
lebih dini.
a. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak langsung. Seseorang yang
bersin dan menutupnya dengan tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard
komputer, atau gelas minum, maka virusnya akan mudah menular pada orang lain yang
menyentuh benda-benda tersebut. Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan
hingga berminggu-minggu. Oleh karena itu, usahakan untuk mencuci tangan sesering
mungkin.
b. Jangan menutup bersin dengan tangan
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan mudah menempel pada
tangan dan dapat menyebar pada orang lain.
Jika kita merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah tisu dan kemudian segera
membuangnya.
c. Jangan menyentuh muka
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, maupun mulut. Menyentuh
muka merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu
dan akhirnya menjadi cara mudah menularkan virus tersebut pada orang lain di
sekitarnya.
d. Minum banyak air
Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh dan memberikan cairan
pada tubuh. Orang dewasa yang sehat umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.
Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan cairan yang cukup? Jika
warna urine berwarna relatif jernih berarti tubuh kita memang mendapatkan cukup
cairan, sebaliknya jika berwarna kuning gelap berarti tubuh kita memerlukan lebih
banyak cairan lagi.
e. Mandi sauna
Meskipun belum terbukti bahwa mandi sauna dapat berpengaruh terhadap
pencegahan flu, namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang mandi
sauna dua kali per minggu akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terserang
flu. Hal tersebut memang sesuai dengan teori bahwa ketika kita menghirup uap panas
lebih dari suhu 80 derajat celcius akan menyebabkan virus flu akan sulit untuk bertahan.
f. Menghirup udara segar
Menghirup udara yang segar memang sangat penting bagi kesehatan tubuh,
khususnya di cuaca yang dingin karena cuaca seperti ini akan membuat tubuh menjadi
rentan terhadap virus flu.
g. Lakukan olahraga aerobik secara teratur
Olahraga aerobik dapat mempercepat jantung untuk memompa darah lebih banyak
sehingga kita bernafas lebih cepat untuk membantu mentransfer oksigen ke paru-paru
dan ke dalam darah. Olahraga ini juga akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh
secara alami.
h. Konsumsi makanan yang mengandung phytochemical
Phytochemical merupakan bahan kimia alami yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
yang berperan memberikan vitamin pada makanan.
i. Konsumsi yogurt
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yogurt yang rendah lemak setiap
hari dapat mengurangi risiko terserang flu sekitar 25 persen.Bakteri menguntungkan yang
terdapat di dalam yogurt diketahui dapat menstimulus produksi sistem kekebalan tubuh
untuk menyerang virus
j. Relaksasi
Jika kita dapat mengajari diri sendiri untuk relaks atau santai, maka dengan
sendirinya kita juga dapat mengaktifkan sistem imunitas tubuh. Diduga ketika kita
melakukan relaksasi, maka interleukin (bagian sistem imunitas yang merespon terhadap
virus flu) akan meningkat dalam aliran darah kita.

N. Cara Pengobatan Virus Influenza


Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat, meminum banyak
cairan, menghindari penggunaan alkohol dan rokok, dan apabila diperlukan, mengonsumsi obat
seperti asetaminofen (parasetamol) untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang
berhubungan dengan flu. Anak-anak dan remaja dengan gejala flu (terutama demam)
sebaiknya menghindari penggunaan aspirin pada saat infeksi influenza (terutama influenza tipe
B), karena hal tersebut dapat menimbulkan Sindrom Reye, suatu penyakit hati yang langka
namun memiliki potensi menimbulkan kematian. Karena influenza disebabkan oleh virus,
antibiotik tidak memiliki pengaruh terhadap infeksi; kecuali diberikan untuk infeksi sekunder
seperti pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian galur
inflenza dapat menunjukkan resistensi terhadap obat-obat antivirus standar. Dua kelas obat
antivirus yang dipergunakan terhadap influenza adalah inhibitor neuraminidase dan inhibitor
protein M2 (derivat adamantane). Inhibitor neuraminidase saat ini lebih disukai terhadap
infeksi virus karena kurang toksik dan lebih efektif. CDC merekomendasikan untuk tidak
mempergunakan inhibitor M2 pada musim influenza 2005-06 karena tinginya tingkat resistensi
obat. Karena wanita hamila nampaknya akan terkena dampak yang lebih besar dibandingkan
dengan populasi umum oleh virus influenza H1N1 2009, pengobatan segera dengan obat-obat
anti influenza telah direkomendasikan. Pada Konferensi Pers influenza H1N1 November 2009,
WHO merekomendasikan orang pada kelompok risiko tinggi, termasuk wanita hamil, anak
berusia kurang dari dua tahun dan orang dengan masalah pernapasan, agar mulai
mengkonsumsi obat-obat antivirus segera setelah mereka mengalami gejala flu. Obat antiirus
yang dipergunakan termasuk oseltamivir (Tamiflu) dan zanamivir (Relenza).
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan yang sangat
menular dapat menyerag burung dan mamalia. Influenza disebabkan oleh virus influenza
tipe A, B dan C yang merupakan suatu orthomixovirus golongan RNA. Virus influenza
tipe A mempunyai banyak subtipe, diantaranya H5N1 yang menyebabkan flu burung dan
termasuk HPAI. Penularan virus influenza melalui droplet dan lokalisasinya di traktus
respiratorius. Gejala klinis influenza adalah demam, sefalgia, mialgia, batuk, pilek dan
disfagia. Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan imunoprofilaksis.
Influenza dapat diobati secara simtomatik, dan dengan antiviral dapat memperpendek
angka sakit. Pencegahan dengan vaksin bagi golongan yang memerlukan
imunoprofilaksis.

B. Saran
Jagalah kesehatan yang telah diberikan allah sebagai anugrah terbesar sehingga kita
terhindar dari virus influenza yang dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan
melakukan pencegahan di secara dini dan jangan lupa menjaga kebersihan baik dari
badan, tempat, maupun pakaian karena dengan kebersihan semoga kita terhindar dari virus
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

“Agen Biologi”. http://id.wikipedia.org/wiki/Agen_biologi (Akses 22 Juni 2013)


Amar,NurHayati.“MakalahInfluenza”.http://nurhayatimappa4.blogspot.com/2012/11/makal
ah-influenza.html (Akses 19 Juni 2013)
“ApaNamaVirusPenyebabInfluenza”.http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=2008
1229230933AAvsaHv (Akses 22 Juni 2013)
“Influenza”.http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index.php/informasi-penyakit/196-
influenza.html (Akses 22 Juni 2013)
“Influenza”. https://id.wikipedia.org/wiki/Influenza (Akses 22 Juni 2013)
“Jenis Virus Influenza”. http://www.news-medical.net/health/Types-of-Influenza-
%28Indonesian%29.aspx (Akses 22 Juni 2013)

Anda mungkin juga menyukai