Anda di halaman 1dari 34

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus arbitrase pada pemeriksaan peninjauan

do
gu kembali memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
PT ALBOK BOILER INDUSTRI, yang diwakili oleh Direktur Utama

In
Teddy Sujarwanto, MBA., berkedudukan di Kawasan Industri Pulo
A
Gadung, Jalan Rawa Sumur II Blok III Kav. CC 6-7, Jakarta Timur,
dalam hal ini memberikan kuasa kepada Andreas Harjito, S.H.,
ah

lik
M.H., Karyawan Swasta, beralamat di Jalan Kampung Baru I
Nomor 2 RT 14 RW 09, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan
am

ub
Ciracas, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
18 Agustus 2016;
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon;
ep
k

L a w a n:
ah

1. BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA (BANI), yang


R

si
diwakili oleh Ketuanya, M. Husseyn Umar, S.H., FCBArb.,
FCIArb, berkedudukan di Gedung Wahana Graha lantai 1,

ne
ng

Jalan Mampang Prapatan Nomor 2, Jakarta Selatan, dalam hal


ini memberikan kuasa kepada Adhitya Yulwansyah, S.H., M.H.,

do
dan kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Office 8, Level
gu

18-A, Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53, Sudirman Central


Business District (SCBD), Jakarta Selatan, berdasarkan Surat
In
A

Kuasa Khusus tanggal 27 September 2016;


2. PT HUTAMA KARYA (Persero), yang diwakili oleh Direktur
ah

lik

Utama, I Gusti Ngurah Putra, berkedudukan di Jalan Lt. Jend.


M.T. Haryono Kav. 8, Cawang, Jakarta Timur, dalam hal ini
m

memberikan kuasa kepada Hendi Gandasmiri, S.H., dan


ub

kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Wisma Pede, 5 th


ka

Floor, A503, Jalan Let. Jend. MT. Haryono, Kav. 17, Jakarta,
ep

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 September 2016;


3. PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA
ah

SELATAN DAN BANGKA BELITUNG, berkedudukan di


es

Grand Panglima Polim, Jalan Panglima Polim Raya Nomor 4-6,


M

ng

Kebayoran Baru, Jakarta 12160, dan atau Jalan Gubernur H.


on
gu

Halaman 1 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ahmad Bastari Nomor 07, Kelurahan Silaberanti, Kecamatan

si
Ulu I, Jakabarin, Palembang, Sumatera Selatan;
Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon;

ne
ng
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata Pemohon

do
gu Peninjauan Kembali dahulu Pemohon telah mengajukan permohonan
peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor

In
A
479/Pdt.G.ARB/2015/PN Jkt. Tim, tanggal 21 April 2016 yang telah berkekuatan
hukum tetap, dalam perkaranya melawan Para Termohon Peninjauan Kembali
ah

lik
dahulu Para Termohon;
Menimbang, bahwa Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
688/IV/ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 telah memberikan putusan
am

ub
yang amarnya sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:
ep
- Menolak Eksepsi Termohon I;
k

Dalam Pokok Perkara:


ah

Dalam Konvensi:
R

si
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;
2. Menyatakan Termohon I telah melakukan wanprestasi;

ne
ng

3. Menyatakan bahwa Pemohon berhak atas pencairan jaminan pelaksana


berupa Bank Garansi yang dikeluarkan oleh Termohon II sebesar

do
gu

Rp8.729.600.000,00 (delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta


enam ratus ribu rupiah);
4. Memerintahkan kepada Pemohon untuk mencairkan jaminan pelaksanaan
In
A

berupa Bank Garansi yang dikeluarkan oleh Termohon II sebesar


Rp8.729.600.000,00 (delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta
ah

lik

enam ratus ribu rupiah);


5. Menghukum Pemohon dan Termohon I untuk membayar biaya administrasi,
m

ub

biaya pemeriksaan dan biaya arbiter dalam konvensi masing-masing ½


(seperdua) bagian;
ka

6. Memerintahkan Termohon I untuk mengembalikan ½ (seperdua) biaya


ep

administrasi, biaya pemeriksaan dan biaya arbiter dalam konvensi sebesar


ah

Rp196.772.000,00 (seratus sembilan puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh
R

dua ribu rupiah) kepada Pemohon;


es

7. Menghukum Termohon untuk melaksanakan Putusan Arbitrase ini dalam


M

ng

waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender terhitung sejak putusan ini
on
gu

Halaman 2 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dibacakan;

si
Dalam Rekonvensi:
8. Menolak Permohonan Rekonvensi Pemohon Rekonvensi untuk seluruhnya;

ne
ng
9. Menghukum Pemohon Rekonvensi untuk membayar seluruh biaya
administrasi, biaya pemeriksaan dan biaya arbiter dalam Rekonvensi;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi:

do
gu 10. Menyatakan Putusan Arbitrase ini sebagai putusan tingkat pertama dan
terakhir dan mengikat kedua belah pihak;

In
A
11. Memerintahkan kepada Sekretaris Majelis untuk mendaftarkan turunan resmi
Putusan Arbitrase ini di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur atas
ah

lik
biaya para pihak dalam tenggang waktu sebagaimana ditetapkan Undang
Undang Arbitrase;
Bahwa terhadap Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
am

ub
688/IV/ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 tersebut, Pemohon Pembatalan
telah mengajukan permohonan pembatalan di depan persidangan Pengadilan
ep
Negeri Jakarta Timur yang pada pokoknya sebagai berikut:
k

A. Sesuai Undang-Undang Arbitrase;


ah

Adapun Dasar hukum Pemohon melakukan Permohonan Pembatalan Putusan


R

si
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adalah sesuai Pasal 70 Undang
Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian

ne
ng

Sengketa yang menyatakan:


"Terhadap Putusan Arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan

do
gu

pembatalan apabila putusan tersebut diduga mengandung unsur-unsur sebagai


berikut:
a. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan
In
A

dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;


b. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan
ah

lik

yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau;


c. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak
m

ub

dalam pemeriksaan sengketa”;


Bahwa tiga alasan tersebut bersifat alternatif, yakni terbatas salah satu
ka

unsurnya tanpa harus bersifat akumulatif dengan adanya kata "atau" dalam
ep

Pasal 70 Undang Undang Nomor 30 tahun 1999 di atas. Salah satu alasan
ah

terpenuhi sudah cukup menjadi alasan untuk dapat diajukannya permohonan;


R

Dalam perkara ini, Pemohon lebih menitik beratkan pada Pasal 70 ayat b
es

Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999, yaitu:


M

ng

"Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yang


on
gu

Halaman 3 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disembunyikan oleh pihak lawan";

si
Alasan Pemohon meminta pembatalan Putusan Arbitrase, yaitu:
1. Bahwa ternyata setelah dikeluarkan Putusan Arbitrase Nomor 688,

ne
ng
ditemukan adanya dokumen yang bersifat menentukan yang disembunyikan
oleh Termohon II yang tidak diungkapkan dan diajukan pada persidangan
Arbitrase, yaitu:

do
gu Dokumen kontrak Nomor 020.Pj/121/RINGSULPMAPA/APLN/2011, tanggal
Kontrak 26 September 2011 (PT PLN Persero) Unit Induk Pembangunan

In
A
Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua, Pekerjaan Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Ampana 2x3 MW antara Pemberi Pekerjaan
ah

lik
(PT PLN-Persero dengan PT Hutama Karya) sebagai Termohon II
(terlampir), Perjanjian ini disebut Perjanjian Utama;
2. Bahwa di dalam Perjanjian Utama dalam Pasal 11 tentang Pemutusan Surat
am

ub
Perjanjian menyebutkan:
1. Apabila pihak kedua (PT Hutama Karya/Termohon II) tidak dapat
ep
melaksanakan/meneruskan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
k

Pasal 1 surat perjanjian ini dengan lancar atau ditinggalkan/dikuasakan


ah

kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari pihak pertama (PT
R

si
PLN), atau jika pelaksanaan pekerjaan terlambat dari schedule yang
disepakati bersama antara kedua belah pihak, atau jika pihak kedua

ne
ng

beretikat jelek dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut di atas, maka


pihak pertama akan memberikan teguran lisan kepada pihak Kedua;

do
gu

2. Apabila pihak kedua tidak/belum melaksanakan pekerjaan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, maka pihak pertama akan
memberikan Peringatan Tertulis Pertama kepada pihak Kedua;
In
A

3. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan


terhitung sejak pihak kedua menerima peringatan Tertulis Pertama
ah

lik

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, pihak kedua belum
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Surat
m

ub

Perjanjian ini, maka pihak pertama akan memberikan Peringatan Tertulis


Kedua kepada pihak Kedua;
ka

4. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan


ep

terhitung sejak pihak kedua menerima Peringatan Tertulis Kedua


ah

sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, pihak kedua belum
R

menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Surat


es

Perjanjian ini, maka pihak pertama akan memberikan Peringatan tertulis


M

ng

Ketiga atau Terakhir kepada pihak Kedua;


on
gu

Halaman 4 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat peringatan

si
terhitung sejak pihak kedua menerima peringatan tertulis ketiga atau
terakhir sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini, pihak kedua

ne
ng
belum menyelesaikan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
Surat Perjanjian ini, maka pihak pertama berhak memutus Surat
Perjanjian ini secara sepihak;

do
gu 6. Pelaksanaan pemutusan surat perjanjian ini akan dilakukan secara
tertulis oleh pihak pertama kepada pihak kedua;

In
A
7. Semua kerugian yang diderita oleh pihak pertama atau pihak lain sebagai
akibat dari pemutusan surat perjanjian ini menjadi beban dan tanggung
ah

lik
jawab pihak kedua;
8. Dalam hal terjadi pemutusan surat perjanjian karena alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) pasal ini maka pihak pertama dan pihak kedua
am

ub
sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal (1266) dan Pasal (1267) Kitab
Undang Undang Hukum Perdata. pihak pertama dan pihak kedua harus
ep
segera mengadakan pemeriksaan fisik pekerjaan bersama, yang
k

dituangkan dalam berita acara opname pekerjaan;


ah

Bilamana berdasarkan berita acara opname pekerjaan ternyata pembayaran


R

si
yang sudah diterima pihak kedua sebelumnya lebih besar, maka pihak
kedua wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut dalam jangka

ne
ng

waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah pemutusan


surat perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara opname

do
gu

Pekerjaan ternyata Pembayaran yang sudah diterima pihak kedua


sebelumnya lebih kecil, maka pihak pertama wajib membayar kekurangan
pembayaran tersebut dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)
In
A

hari kalender setelah pemutusan surat perjanjian;


3. Bahwa apabila dihubungkan antara Perjanjian Utama (Perjanjian antara PLN
ah

lik

dengan PT Hutama Karya/Termohon II), dengan Perjanjian Pekerjaan


Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW Nomor 001/SPP/WIL.V/HK-
m

ub

ALBOK/XI/2011 atau disebut Perjanjian (Perjanjian antara Pemohon dengan


Termohon II), perjanjian utama ini sangat menentukan kelanjutan pekerjaan
ka

antara Pemohon dengan Termohon II, karena Perjanjian antara Pemohon


ep

dengan Termohon II, adalah back to back (sesuai Pasal 1 ayat 4 Perjanjian);
ah

4. Bahwa adapun pengertian back to back sesuai dengan Pasal 1 ayat 4


R

(Perjanjian Perjanjian Pekerjaan Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW


es

Nomor 001/SPP/WIL.V/HK-ALBOK/XI/2011/Perjanjian antara Pemohon


M

ng

dengan Termohon II) adalah:


on
gu

Halaman 5 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"pihak kedua (Pemohon) bersedia mengikuti semua ketentuan dan denda

si
yang diberlakukan oleh pihak Pemberi Tugas (PT PLN Persero) kepada
pihak pertama (Termohon II) dalam Surat Perjanjian Utama";

ne
ng
5. Bahwa dengan demikian, semua isi Perjanjian (Perjanjian Perjanjian
Pekerjaan Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW Nomor 001/SPP/WILV/
HK-ALBOK/XI/2011) antara Pemohon dengan Termohon II harus mengacu

do
gu dan tidak boleh menyimpang dari Perjanjian Utama (Dokumen kontrak
Nomor 020.Pj/121/RINGSULPMAPA/APLN/2011, tanggal Kontrak 26

In
A
September 2011 (PT PLN Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan
Sulawesi, Maluku dan Papua, Pekerjaan Pembangunan Pembangkit Listrik
ah

lik
Tenaga Uap Ampana 2x3 MW) antara Pemberi Pekerjaan (PT PLN-Persero)
dengan PT Hutama Karya;
6. Bahwa Pemohon menitikberatkan kepada Perjanjian Utama antara Pemberi
am

ub
pekerjaan (PLN Persero) dengan Termohon II (PT Hutama Karya) di dalam
Pasal 11 ayat 8 yang berbunyi:
ep
"Dalam hal terjadi Pemutusan Surat Perjanjian karena alasan sebagaimana
k

dimaksud dalam ayat (5) pasal ini maka pihak pertama dan pihak kedua
ah

sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab
R

si
Undang Undang Hukum Perdata. pihak pertama dan pihak kedua harus
segera mengadakan pemeriksaan fisik pekerjaan bersama, yang dituangkan

ne
ng

dalam berita acara opname pekerjaan;


Bilamana berdasarkan berita acara opname pekerjaan ternyata pembayaran

do
gu

yang sudah diterima pihak kedua sebelumnya lebih besar, maka pihak
kedua wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut dalam jangka
waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah pemutusan
In
A

surat perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara opname pekerjaan
ternyata pembayaran yang sudah diterima pihak kedua sebelumnya lebih
ah

lik

kecil, maka pihak pertama wajib membayar kekurangan pembayaran


tersebut dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender
m

ub

setelah pemutusan surat perjanjian”;


7. Bahwa oleh karena itu, berdasarkan Pasal 11 ayat 8 Perjanjian Utama
ka

tersebut, pemutusan sepihak yang dilakukan oleh Termohon II terhadap


ep

Pemohon dalam Perjanjian-Perjanjian Pekerjaan Pembangunan PLTU


ah

Ampana 2x3 MW Nomor 001/SPP/WILV/HK-ALBOK/XI/2011, haruslah


R

diadakan berita acara opname dan berdasarkan berita acara opname


es

pekerjaan, ternyata pembayaran yang sudah diterima Pemohon lebih besar,


M

ng

maka Pemohon wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut


on
gu

Halaman 6 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah

si
pemutusan surat perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara
opname pekerjaan ternyata pembayaran yang sudah diterima Pemohon

ne
ng
sebelumnya lebih kecil, maka Termohon II wajib membayar kekurangan
pembayaran tersebut dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari kalender setelah pemutusan Surat Perjanjian;

do
gu 8. Bahwa apabila dihubungkan dengan Perjanjian (antara Pemohon dengan
Termohon II), Termohon II harus membayar kepada Pemohon progrees

In
A
pekerjaan yang dilakukan oleh Pemohon dan sudah diakui oleh Termohon II
yaitu sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) atau
ah

lik
senilai sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00
(delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu
tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);
am

ub
9. Bahwa berhubung karena dana Termohon II yang ada pada Pemohon,
sudah diambil dari Bank PT BRI Syariah, dengan pencairan Bank Garansi
ep
uang muka Nomor 0125-30112-30-005 tanggal 30 November 2012 sebesar
k

Rp11.887.150.000,00 (sebelas miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta


ah

seratus lima puluh ribu rupiah), berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan
R

si
Desember tahun dua ribu dua belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal
tiga bulan Juni tahun dua ribu tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh

ne
ng

PT BRI Syariah, maka Termohon II WAJIB membayar kembali kepada


Pemohon progrees pekerjaan sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua

do
gu

lima tiga tiga persen) atau senilai sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00


= Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta
dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);
In
A

10. Bahwa dengan demikian tidak ada dasar yang bisa dipergunakan oleh
Termohon II untuk mencairkan bank garansi pelaksanaan sebesar
ah

lik

Rp8.729.600.000,00 (delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta


enam ratus ribu rupiah) sesuai dengan Perjanjian Utama Pasal 11 ayat 8;
m

ub

11. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, telah memenuhi salah satu
unsur alasan yang dibenarkan untuk mengajukan pembatalan putusan
ka

arbitrase, karenanya wajib dinyatakan diterima dan mohon kepada Bapak


ep

Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur membatalkan Putusan Arbitase


ah

Nomor 688 dalam perkara a quo;


R

12. Bahwa dengan demikian Pemohon memohon kepada Bapak Ketua


es

Majelis/Majelis hakim yang menangani perkara ini untuk membatalkan


M

ng

Putusan Arbitrase Nomor 688/IV/ARB - BANI/2015, tanggal 2 November


on
gu

Halaman 7 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2015 dan menghukum Termohon II untuk membayar kepada Pemohon yaitu

si
sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang
sudah diakui secara sah oleh Pemohon atau senilai sebesar 21.2533% x

ne
ng
Rp87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00 (Delapan belas miliar lima
ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam
puluh delapan rupiah);

do
gu B. Diluar Undang-undang Arbitrase;
Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap Putusan Arbitrase Nomor 688

In
A
tersebut di atas, Pemohon dengan ini menyatakan tidak sependapat dengan
pertimbangan hukum dan putusan tersebut, maka untuk itu mengajukan
ah

lik
keberatan dengan dasar hukum sebagai berikut:
1. Bahwa Pasal 22 Algemene Bepalingen van wetgeving voor Indonesie
(Peraturan Umum mengenai Peraturan Perundang-Undangan untuk
am

ub
Indonesia/AB) Sistem hukum Indonesia menentukan bahwa hakim tidak
boleh menolak mengadili perkara dengan dalih tidak ada atau tidak jelas
ep
dasar hukumnya;
k

2. Bahwa Pasal 16 (1) Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang


ah

Kekuasaan Kehakiman pun menentukan bahwa Hakim sebagai penegak


R

si
hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai
hukum yang hidup dalam masyarakat;

ne
ng

3. Rv (reglement op de rechtvordering), yang merupakan peraturan perundang-


undangan yang penting yang berlaku pada zaman Hindia Belanda dan

do
gu

sempat diberlakukan pada masa kemerdekaan Indonesia sampai


dikeluarkannya UU Arbitrase, dapat dijadikan referensi mengenai nilai-nilai
hukum yang hidup dalam masyarakat sehubungan dengan masalah
In
A

pembatalan putusan arbitrase ini. Pasal 643 Rv, misalnya, mengatur secara
lebih jelas dan lengkap hal-hal yang dapat membuat suatu putusan arbitrase
ah

lik

dapat dibatalkan;
4. Bahwa berdasarkan Pasal 643 Rv yang bisa dijadikan dasar pembatalan
m

ub

putusan arbitrase:
a) Putusan itu melampaui batas-batas perjanjian arbitrase;
ka

b) Putusan itu diberikan berdasarkan suatu perjanjian arbitrase yang


ep

ternyata tidak sah atau gugur demi hukum;


ah

c) Putusan itu telah diberikan oleh arbiter yang tidak berwenang memutus
R

tanpa kehadiran arbiter lainnya;


es

d) Telah diputuskan hal-hal yang tidak dituntut atau putusan telah


M

ng

mengabulkan lebih daripada yang dituntut;


on
gu

Halaman 8 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
e) Putusan itu mengandung hal-hal yang satu sama lain saling bertentangan;

si
f) Arbiter telah lalai memberikan putusan tentang satu atau beberapa hal
yang menurut perjanjian arbitrase diajukan kepada mereka untuk diputus;

ne
ng
g) Arbiter telah melanggar prosedur hukum acara arbitrase yang harus
diikuti dengan ancaman kebatalan;
h) Telah dijatuhkan putusan berdasarkan surat-surat yang setelah putusan

do
gu itu dijatuhkan, diakui sebagai palsu atau telah dinyatakan sebagai palsu;
i) Setelah putusan diberikan, surat-surat yang menemukan yang dulu

In
A
disembunyikan oleh para pihak, ditemukan lagi;
j) Putusan didasarkan pada kecurangan atau itikad jahat, yang dilakukan
ah

lik
selama jalannya pemeriksaan, yang kemudian diketahui;
5. Bahwa berdasarkan Pasal 643 Rv Pemohon lebih menekankan kepada:
a. Arbiter telah lalai memberikan putusan tentang satu atau beberapa hal
am

ub
yang menurut perjanjian arbitrase diajukan kepada mereka untuk diputus;
dan;
ep
b. Setelah putusan diberikan, surat-surat yang menemukan yang dulu
k

disembunyikan oleh para pihak, ditemukan lagi;


ah

6. Bahwa Termohon I (BANI) tidak memeriksa secara menyeluruh dan telah


R

si
lalai memeriksa perkara a quo terhadap:
a. Saksi yang diajukan oleh Pemohon dalam perkara a quo tidak

ne
ng

dipertimbangkan sama sekali oleh Termohon I;


b. Pemberian Surat Peringatan 1, 2, dan 3 yang menyalahi aturan oleh

do
gu

Termohon II kepada Pemohon dan tidak dipertibangkan sama sekali oleh


Termohon I;
c. Kondisi lapangan yang berupa video rekaman dalam pengerjaan proyek
In
A

sipil tidak pernah disinggung dalam putusan perkara a quo;


d. Progress pekerjaan Pemohon yang tidak diperhitungkan sama sekali oleh
ah

lik

Termohon I;
7. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan terhadap
m

ub

pertimbangan hukum dan amar putusan Arbitrase Nomor 688 tersebut, karena
Termohon I dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo, tidak berdasarkan
ka

keadilan dan kepatutan dalam menjatuhkan putusan tersebut serta didasarkan


ep

pada pertimbangan hukum yang kurang cukup/tidak lengkap;


ah

8. Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 72 ayat (2) Undang Undang
R

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999, tentang Arbitrase dan Alternatif


es

Penyelesaian Sengketa yang menyatakan:


M

ng

"Apabila permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)


on
gu

Halaman 9 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dikabulkan, Ketua Pengadilan Negeri menentukan lebih lanjut akibat

si
pembatalan seluruhnya atau sebagian putusan Arbitrase";
Maka karena itu, Pemohon memohon Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur

ne
ng
berwenang untuk memeriksa, memutus dan mengadili sendiri permohonan
Pemohon;
Dalam Eksepsi:

do
gu Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan pertimbangan
hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, pada halaman 84 butir

In
A
5 sampai 8 dan hal 85 butir 9, yang menyatakan sebagai berikut;
1. Menimbang bahwa Termohon I, dalam jawabannya mengajukan Eksepsi
ah

lik
kurang pihak, Termohon I mendalilkan bahwa perkara a quo kurang pihak
karena Pemohon tidak mengikutsertakan pihak PT BRI Syariah sebagai
Bank yang mengeluarkan jaminan uang muka;
am

ub
2. Menimbang, bahwa dalam eksepsi tersebut Termohon l/sekarang Pemohon,
pertama-tama menjelaskan bahwa dasar permohonan Pemohon adalah
ep
Perjanjian Pekerjaan Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW, Nomor
k

001/SPP/WIL.V/HK-ALBOK/XI/2011, tanggal 28 November 2011 ("Perjanjian")


ah

(bukti P-9/T1-4). Berdasarkan Perjanjian Termohon I menyatakan bahwa


R

si
pihaknya telah memberikan jaminan-jaminan pemenuhan Prestasi kerjanya
berupa Bank Garansi kepada Pemohon, yaitu:

ne
ng

a. Bank Garansi Uang muka terbitan PT Bank BRI Syariah sebesar


Rp11.887.150.000,00 (sebelas miliar delapan ratus delapan puluh tujuh

do
gu

juta seratus lima puluh ribu rupiah) ("Bank Garansi Uang Muka"); dan;
b. Bank Garansi Pelaksanaan terbitan Termohon II Rp8.729.600.000,00
(delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu
In
A

rupiah) (Bank Garansi Pelaksanaan) (bukti P-10/T1-17);


3. Menimbang, bahwa dalam perkara a quo, tuntutan Pemohon adalah
ah

lik

mengenai Bank Garansi Pelaksanaan yang mana merupakan satu kesatuan


dalam perjanjian dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan Bank
m

ub

Garansi Uang Muka. Oleh karena itu menurut Termohon I, Pemohon


seharusnya mengikutsertakan juga PT Bank BRI Syariah sebagai pihak
ka

dalam perkara a quo. Dengan tidak mengikutsertakan PT Bank BRI Syariah


ep

sebagai pihak maka permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat formal


ah

karena kurang pihak (plurium litis consortium);


R

4. Menimbang dalam perkara a quo, secara hukum pihak yang ditarik sebagai
es

Termohon adalah pihak yang mempunyai permasalahan hukum. Dalam


M

ng

perkara a quo pihak yang mempunyai permasalahan hukum dengan


on
gu

Halaman 10 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon adalah Termohon II dan bukan PT Bank BRI Syariah. Hal ini

si
karena Bank Garansi Uang Muka yang diterbitkan oleh PT Bank BRI Syariah
telah dicairkan oleh Pemohon, sedangkan Bank Garansi Pelaksanaan yang

ne
ng
diterbitkan oleh Termohon II tidak dapat dicairkan. Berdasarkan hal tersebut
pihak yang memiliki permasalahan hukum bukanlah PT Bank BRI Syariah
melainkan Termohon II. Oleh sebab itu, Pemohon menarik Termohon II

do
gu sebagai pihak dan tidak menarik PT Bank BRI Syariah sebagai pihak dalam
perkara a quo;

In
A
5. Menimbang bahwa Permohonan yang diajukan oleh Pemohon adalah terkait
pencairan jaminan pelaksanaan berupa Bank Garansi yang diterbitkan oleh
ah

lik
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
(Termohon II), sementara jaminan uang muka yang diterbitkan oleh PT Bank
BRI Syariah tidak dipermasalahkan dalam Perkara a quo. Dengan demikian,
am

ub
Majelis berpendapat bahwa PT Bank BRI Syariah bukan merupakan pihak
dalam perkara a quo, sehingga Eksepsi Termohon I patut ditolak;
ep
6. Bahwa pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas, adalah keliru dan
k

salah menafsirkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, karena


ah

tidak memeriksa secara keseluruhan perkara a quo, dan hanya memeriksa


R

si
Bank Garansi Uang Pelaksanaan yang diterbitkan oleh PT Bank
Pembangunan Daerah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Termohon II),

ne
ng

sementara Bank Garansi Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh PT Bank
BRI Syariah tidak dipermasalahkan dalam perkara a quo, hal ini sangat tidak

do
gu

berdasarkan keadilan dan kepatutan serta tidak didasarkan fakta-fakta


hukum (bukti-bukti yang diajukan Pemohon) sehingga terjadi kekeliruan/
dalam memeriksa secara keseluruhan;
In
A

7. Bahwa Bank Garansi Pelaksanaan dan Bank Garansi Uang Muka


merupakan satu kesatuan dalam perjanjian dan tidak dapat dipisahkan satu
ah

lik

sama lain. Karena tidak mungkin ada Bank Garansi Uang Pelaksanaan
tanpa ada Bank Garansi Uang Muka, atau dengan perkataan lain, Bank
m

ub

Garansi Uang Pelaksanaan adalah kelanjutan dari Uang Muka, oleh karena
itu, putusan Termohon I yang menyatakan eksepsi Pemohon ditolak,
ka

haruslah dibatalkan atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;


ep

Dalam Pokok Perkara:


ah

Dalam Konvensi:
R

Tentang Keterlambatan Pekerjaan:


es

1. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan


M

ng

pertimbangan hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, pada


on
gu

Halaman 11 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hal 85 sampai hal 90 butir 15, yang menyatakan sebagai berikut:

si
2. Menimbang bahwa hubungan hukum antara Pemohon dan Termohon I terjadi
karena adanya Surat Perjanjian a quo, dimana menyatakan Pemohon selaku

ne
ng
Kontraktor Utama memberikan pekerjaan kepada Termohon I sebagai
Subkontraktor pekerjaan plant design mencakup basic design, detail design,
serta pengadaan dan pemasangan mekanikal, elektrikal dan instrument control

do
gu meliputi BTG dan BOP (plant design). Bahwa Termohon I wajib melaksanakan
sampai selesai dengan hasil yang baik sesuai dengan ketentuan dan syarat-

In
A
syarat dalam surat perjanjian. Sedangkan hubungan hukum antara Pemohon
dan Termohon II terjadi karena Termohon II telah menerbitkan Jaminan
ah

lik
Pelaksanaan berupa Bank Garansi Pelaksanaan Nomor 126.883/JKT/III/
GP/2012, tanggal 26 Januari 2012 yang berlaku mulai tanggal 2 Desember 2011
sampai dengan 2 Oktober 2013 (bukti P-10);
am

ub
3. Menimbang bahwa berdasarkan perjanjian, lingkup pekerjaan meliputi
pekerjaan desain, pengadaan dan pemasangan serta commisioning sebagai
ep
berikut:
k

a. Mechanical works;
ah

b. Electrical and I & C;


R

si
c. Training for owner's personnel;
d. Mandatory spare parts;

ne
ng

e. Maintenance tools & testing equipment;


f. Consumables for first firing during commisioning refer to schedule 1.6;

do
gu

g. Engineering design review and manufacture & shop test inspection (basic
plant, design civil, basic and detail design mechanical, electrical, I & C
and balance of plant);
In
A

h. Plan inspection and test prior to final acceptance;


i. Calculating and studies performed by contractor;
ah

lik

4. Menimbang bahwa nilai kontrak dapat dirinci sebagai berikut:


a. Material : Rp76.360.000.000,00;
m

ub

b. Service : Rp 3.000.000.000,00;
c. Total : Rp79.360.000.000,00;
ka

d. Nilai kontrak termasuk PPN 10% : Rp87.296.000.000,00;


ep

5. Menimbang bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai


ah

berikut:
R

a. Unit I yaitu:
es

1) 1st synchronization selama 17 (tujuh belas) bulan kalender terhitung


M

ng

sejak tanggal efektif kontrak;


on
gu

Halaman 12 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2) Steam turbin & auxiliary (ready for commercial operation) selama 20

si
(dua puluh) bulan kalender terhitung sejak tanggal efektif kontrak;
b. Unit II, yaitu steam turbin & auxiliary (ready for commercial operation)

ne
ng
selama 22 (dua puluh dua) bulan kalender terhitung sejak tanggal efektif
kontrak;
6. Menimbang, bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan, telah terjadi keterlambatan

do
gu oleh Termohon I dimana berdasarkan Project bar Chart dan S Curve
Pekerjaan Pembangunan PLTU 2 x 3 MW Ampana Sulteng periode Maret

In
A
2013, kemajuan pekerjaan Termohon I adalah sebagai berikut:
a. Untuk pekerjaan engineering, rencana pekerjaan sebesar 3,9063% (tiga
ah

lik
koma sembilan nol enam tiga persen), terealisasi sebesar 1,3474% (satu
koma tiga empat tujuh empat persen), sehingga terdapat deviasi sebesar
-2,5588% (minus dua koma lima lima delapan delapan persen);
am

ub
b. Untuk pekerjaan procurement, rencana pekerjaan sebesar 86,4882%
(delapan puluh enam koma empat delapan delapan dua persen),
ep
terealisasi sebesar 19,8227% (sembilan belas koma delapan dua dua
k

tujuh persen), sehingga terdapat deviasi sebesar -66,6654% (minus


ah

enam puluh enam koma enam enam lima empat persen);


R

si
c. Untuk pekerjaan construction rencana pekerjaan sebesar 6,6506%
(enam koma enam lima nol enam persen), terealisasi sebesar 0,0832%

ne
ng

(nol koma nol delapan tiga dua persen), sehingga terdapat deviasi
sebesar -6,5674% (minus enam koma lima enam tujuh empat persen);

do
gu

Dengan demikian, untuk semua pekerjaan, seharusnya progres rencana


sebesar 97,0450% (sembilan puluh tujuh koma nol empat lima nol persen),
progres terealisasi sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga
In
A

tiga persen) sehingga terdapat deviasi sebesar -75,7917% (minus tujuh


puluh lima koma tujuh sembilan satu tujuh persen);
ah

lik

7. Menimbang bahwa Pasal 23.3 Perjanjian menyatakan bahwa apabila pihak


kedua (dalam ini Termohon I) atas kelalaiannya sendiri dan disengaja
m

ub

mengakibatkan keterlambatan prestasi Pekerjaan sebesar 10% (sepuluh


persen) dari progres pekerjaan yang direncanakan, maka hal tersebut dapat
ka

dikategorikan sebagai suatu perbuatan wanprestasi;;


ep

8. Menimbang bahwa dalam persidangan, Termohon I menyampaikan bahwa


ah

keterlambatan yang terjadi disebabkan karena adanya keterlambatan


R

pengiriman desain. Bahwa berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam


es

Pasal 2 Perjanjian, pekerjaan plant design merupakan kewajiban Termohon


M

ng

I, sehingga adanya keterlambatan desain merupakan tanggung jawab dari


on
gu

Halaman 13 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Termohon I;

si
9. Menimbang bahwa terhadap keterlambatan tersebut, Pemohon telah
menyampaikan peringatan kepada Termohon I, yaitu melalui surat-surat

ne
ng
sebagai berikut:
a. Surat Nomor 95/SW/HK-ABI/VIII/2012, tanggal 8 Agustus 2012 perihal
Surat Peringatan Pertama (bukti P-1);

do
gu b. Surat Nomor 019/YAN/HK-PLN/III/2013, tanggal 14 Maret 2013 perihal
Surat Peringatan Kedua (bukti P-2);

In
A
c. Surat Nomor 022/RYL/HK-ABI/III/2013, tanggal 25 Maret 2013 perihal
Surat Peringatan Ketiga (bukti P-3).
ah

lik
10. Menimbang bahwa selanjutnya, dengan adanya keterlambatan tersebut
Pemohon telah menyampaikan Surat Penghentian Pekerjaan kepada
Termohon I melalui Surat Nomor 024/SW/HK-ABI/IV/2013, tanggal 5 April
am

ub
2013 (bukti P-18);
11. Menimbang bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut di atas,
ep
Termohon I telah melakukan wanprestasi, karena telah mengalami
k

keterlambatan progres pekerjaan mencapai sebesar -75,7917% (minus tujuh


ah

puluh lima koma tujuh sembilan satu tujuh persen), dimana keterlambatan
R

si
tersebut telah melampaui 10% (sepuluh persen) dari progres pekerjaan yang
direncanakan;

ne
ng

12. Menimbang bahwa menurut Termohon I pemenuhan prestasi pekerjaannya


sesuai Perjanjian tidak dilakukan sendiri oleh Termohon I, melainkan

do
gu

dilakukan bersama-sama dengan Shandong Huatai Engineering Co Ltd


(Shandong). Dalam hal ini Termohon I menyatakan bahwa pihaknya hanya
bertanggungjawab atas seluruh pembayaran Design ke Shandong selaku
In
A

pembuat Design Mechanical dan Electrical Work. Tanggung Jawab tersebut


telah dilakukan oleh Termohon I dengan melunasi Pembayaran kepada
ah

lik

Shandong. Namun demikian Shandong ternyata terlambat dalam


menyelesaikan pekerjaan Design-nya, sehingga mengakibatkan pekerjaan
m

ub

Termohon I kepada Pemohon menjadi terlambat. Berdasarkan alasan


tersebut Termohon I menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat dinyatakan
ka

telah melakukan wanprestasi terhadap perjanjian;


ep

13. Menimbang bahwa menurut Pemohon hubungan hukum antara Termohon I


ah

dengan Shandong tidak ada kaitannya dengan perkara a quo. Hal ini karena
R

pihak dalam Perjanjian hanyalah Pemohon dan Termohon I, sedangkan


es

Shandong merupakan pihak Ketiga diluar Perjanjian. Apabila Termohon I


M

ng

melakukan hubungan hukum dengan Shandong untuk memenuhi


on
gu

Halaman 14 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pekerjaannya dalam Perjanjian maka hal tersebut menjadi beban dan

si
tanggung jawab Termohon I tanpa ada kaitan apapun dengan Pemohon. Oleh
karena itu keterlambatan Shandong dalam melakukan pekerjaannya sesuai

ne
ng
perjanjian dengan Termohon I tidak dapat dijadikan alasan bagi Termohon I
untuk menghindar dari pertanggungjawabannya sesuai Perjanjian;
14. Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1338 (1) Kitab Undang Undang

do
gu Hukum Perdata suatu perjanjian hanya mengikat para pihak dalam
perjanjian, sedangkan pihak-pihak lainnya adalah pihak Ketiga yang tidak

In
A
mempunyai sangkut paut dengan perjanjian tersebut. Secara lengkap Pasal
1338 (1) Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyatakan sebagai berikut:
ah

lik
"Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang
bagi mereka yang membuatnya";
15. Menimbang bahwa sesuai pertimbangan Majelis di atas, dalam perkara a
am

ub
quo perjanjian secara nyata ditanda tangani oleh Pemohon dan Termohon
saja tanpa melibatkan pihak ketiga seperti Shandong. Oleh karena itu yang
ep
memiliki hubungan hukum dalam perjanjian hanyalah Pemohon dan
k

Termohon, sehingga Termohon bertanggung jawab secara langsung kepada


ah

Pemohon atas kewajibannya sesuai Perjanjian dan begitu pula sebaliknya.


R

si
Di lain pihak, perjanjian antara Termohon dengan Shandong, apabila ada,
tidak ada kaitannya apapun dengan kewajiban Termohon dalam perjanjian

ne
ng

sehingga tidak dapat dijadikan alasan pembenar bagi Termohon atas


wanprestasinya terhadap perjanjian;

do
gu

16. Menimbang bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis menolak dalil


Termohon yang menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat dinyatakan telah
melakukan wanprestasi; terhadap Perjanjian karena hal tersebut diakibatkan
In
A

oleh keterlambatan Shandong dalam menyelesaikan Pekerjaan design-nya


kepada Termohon;
ah

lik

17. Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas,


adalah keliru dan salah menafsirkan fakta-fakta yang terungkap dalam
m

ub

persidangan, dan tidak memeriksa secara keseluruhan perkara a quo, serta


hanya memeriksa sebagian terutama dalam:
ka

a. Saksi yang diajukan oleh Pemohon;


ep

b. Cara pemberian Surat Peringatan 1, 2, dan 3 menyalahi aturan oleh


ah

Termohon II kepada Pemohon dan tidak dipertibangkan sama sekali oleh


R

Termohon I;
es

Ad.a. Saksi yang diajukan oleh Pemohon, yaitu Ir. Tresna Edward:
M

ng

Bahwa Termohon tidak mempertimbangkan keterangan Saksi yang


on
gu

Halaman 15 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon ajukan di persidangan yang menyatakan:

si
a. Bahwa semua pekerjaan sudah dikerjakan Pemohon sebesar 35%
tetapi yang sudah diakui oleh Termohon II sebesar 21.2533% (dua

ne
ng
puluh satu koma dua lima tiga tiga persen);
b. Bahwa owner dari proyek pekerjaan Ampana adalah PT PLN;
c. Semua design proyek harus persetujuan PLN karena pekerjaan

do
gu tersebut adalah back to back (semua pekerejaan harus ijin PT PLN);
d. Bahwa setelah selesai dibuat design, Pemohon langsung mengerjakan

In
A
proyek dan sudah biasa mengerjakan boiler;
e. Bahwa pekerjaan pembuatan Turbin dari China sudah selesai, tetapi
ah

lik
belum bisa dikirim ke lokasi proyek karena proyek sipil yang
dikerjakan oleh Termohon II, belum selesai;
f. Bahwa surat Peringatan dari Termohon II cepat direspon oleh
am

ub
Pemohon;
Ad.b.Cara pemberian Surat Peringatan 1, 2, dan 3 menyalahi aturan oleh
ep
Termohon II kepada Pemohon dan dimana di dalam Putusan Termohon I
k

tidak mempertibangkan sama sekali:


ah

1. Bahwa pemberian surat peringatan menyalahi perjanjian (perjanjian antara


R

si
Pemohon dengan Termohon II) dimana dalam pasal Perjanjian tersebut
menyebut:

ne
ng

14.3. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan
terhitung sejak pihak kedua menerima peringatan tertulis pertama

do
gu

sebagaimana dimaksud dalam ayat 14.2 pasal ini, pihak kedua belum
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam surat
peringatan tertulis pertama maka pihak pertama akan memberikan
In
A

peringatan tertulis kedua kepada pihak kedua;


14.4. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan
ah

lik

terhitung sejak pihak kedua menerima peringatan tertulis kedua


sebagaimana dimaksud dalam ayat 14.3 pasal ini, pihak kedua belum
m

ub

menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam surat


peringatan tertulis kedua maka pihak pertama akan memberikan
ka

peringatan ketiga atau terakhir;


ep

2. Bahwa dari Pengertian Pasal 14.4 tersebut di atas, ditekankan mengenai


ah

jangka waktu yang ditentukan, dalam hal ini jelas Termohon II dalam
R

memberikan surat peringatan menyalahi Perjanjian, karena walaupun sudah


es

lewat jangka waktu surat Peringatan (SP) Pertama (1), tetap memberikan
M

ng

Surat Peringatan (SP) ke 2 (dua) padahal Surat Peringatan (SP) ke-1 tidak
on
gu

Halaman 16 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berlaku lagi, demikian juga pemberian Surat Peringatan (SP) Ketiga (III),

si
jangka waktu Surat Peringatan (SP) ke-2 (dua) sudah berakhir, tetapi
Termohon II tetap memberikan Surat Peringatan (SP) ke -3 (tiga), hal ini

ne
ng
sangat bertentangan dengan Pasal 14.4 Perjanjian;
3. Bahwa karena Termohon II memberikan surat peringatan kepada Pemohon
menyalahi Perjanjian Pasal 14.4 yaitu:

do
gu 1. Surat Peringatan Pertama (I) masa berlaku 14 (empat belas) hari;
2. Surat Peringatan Kedua (II) masa berlaku 7 (tujuh) hari;

In
A
3. Surat Peringatan Ketiga/Terakhir (III) masa berlaku 3 (tiga) hari;
4. Surat wanprestasi;;
ah

lik
Sehingga surat wanprestasi yang diberikan oleh Termohon II kepada
Pemohon harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
4. Bahwa Termohon II juga menyalahi Perjanjian Pasal 14.5 yang berbunyi:
am

ub
"Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan ketiga
atau terakhir, pihak kedua belum menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
ep
dimaksud dalam surat perjanjian pekerjaan ini, maka pihak pertama berhak
k

memutuskan surat perjanjian ini secara sepihak”;


ah

5. Bahwa sampai dengan perkara ini diajukan ke persidangan Termohon II


R

si
belum pernah membuat surat pemutusan surat perjanjian pekerjaan, oleh
karena itu surat wanprestasi; yang diberikan oleh Termohon II kepada

ne
ng

Pemohon harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;


Tentang Belum Dibayarnya Invoice Termohon I oleh Pemohon;

do
gu

6. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan


pertimbangan hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, pada
hal 90 sampai 91, yang menyatakan sebagai berikut:
In
A

7. Menimbang bahwa Termohon I menyatakan telah melaksanakan pekerjaan


proyek sebesar 35,59% (tiga puluh lima koma lima sembilan persen), namum
ah

lik

yang diakui dan ditandatangani Pemohon hanyalah 21,2533% (dua puluh satu
koma dua lima tiga tiga persen). Untuk progres pekerjaan yang diakui tersebut
m

ub

Termohon I telah mengajukan invoice kepada Pemohon sejumlah


Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta dua
ka

ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah). Akan tetapi
ep

Pemohon menolak untuk melakukan Pembayaran dengan alasan dana belum


ah

keluar dari PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN). Alhasil Termohon I


R

menjadi kurang maksimal dalam melakukan pekerjaannya. Termohon dalam


es

angka 5.3 halaman 4 Dupliknya menyatakan sebagai berikut:


M

ng

"Termohon I selalu menanyakan invoice/tagihan kepada Pemohon yaitu


on
gu

Halaman 17 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
senilai progres pekerjaan yang dilaksanakan oleh Termohon I, tetapi

si
invoice/tagihan termohon I selalu diabaikan oleh Pemohon, dengan adanya
penolakan invoice/tagihan ini, Termohon I dalam melakukan pekerjaan

ne
ng
kurang maksimal";
8. Menurut Majelis pernyataan Termohon I atas merupakan suatu pengakuan
bahwa prestasi pekerjaannya kepada Pemohon tidaklah seperti yang

do
gu disepakati dalam perjanjian. Namun Termohon I berpendapat bahwa hal ini
bukanlah kesalahan pihaknya karena disebabkan tindakan Pemohon sendiri

In
A
yang tidak membayar invoice Termohon I;
9. Menimbang bahwa menurut Pemohon progres perkerjaan Termohon I
ah

lik
sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) hanya
merupakan indikator untuk menghitung berapa besar kemajuan pekerjaan
yang telah dilakukan Termohon I dibandingkan dengan rencana kerja dalam
am

ub
perjanjian. Progres pekerjaan tersebut bukanlah dasar untuk dilakukan
pembayaran karena hal tersebut sudah diatur secara khusus dalam Pasal 9
ep
perjanjian. Oleh karena itu meskipun Termohon I telah melakukan pekerjaan
k

sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) namun
ah

hal tersebut tidaklah menimbulkan hak bagi Termohon I untuk menerima


R

si
pembayaran. Dengan demikian dalil Termohon I yang menyatakan
wanprestasi;nya atas perjanjian dikarenakan Pemohon yang tidak membayar

ne
ng

invoice Termohon I adalah tidak benar;


10. Menimbang bahwa menurut majelis perjanjian tidak mengatur mengenai

do
gu

pembayaran dengan menggunakan mekanisme progres, melainkan dalam


Pasal 9.2 butir b Perjanjian disebutkan, bahwa Pembayaran sebesar 40%
(empat puluh persen) dari nilai FOB pada saat progres pabrikasi
In
A

(manufacturing progress) telah selesai dilakukan oleh Termohon I serta


Termohon I harus menyerahkan Bank Garansi atas pembayaran 40%
ah

lik

(empat puluh persen) tersebut;


11. Menimbang bahwa progres sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima
m

ub

tiga tiga persen) belum menunjukkan bahwa Termohon I telah menyelesaikan


progres pabrikasi (manufacturing progress), sehingga Pemohon belum
ka

mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran tersebut;


ep

12. Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas, maka Pemohon belum


ah

mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada Termohon I;


R

13. Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas,


es

adalah keliru dan salah menafsirkan fakta-fakta yang terungkap dalam


M

ng

persidangan, karena Termohon I tidak mempertimbangkan progress kerja


on
gu

Halaman 18 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang sudah dikerjakan oleh Pemohon;

si
14. Bahwa Termohon I tidak mempertimbangkan progress sebesar 21,2533%
(dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) dan hanya menyatakan

ne
ng
indikator, hal ini adalah putusan yang salah dan keliru dan sangatlah
menyalahi Perjanjian, karena tidak ada disebutkan, bahwa progress pekerjaan
tersebut adalah merupakan indikator, karena dalam setiap proyek pekerjaan,

do
gu haruslah ada opname pekerjaan, tentang seberapa besar pekerjaan yang
sudah dikerjakan untuk pembayaran progress pekerjaan, karena Pemohon

In
A
dalam mengerjakan proyek pekerjaan sudah mengeluarkan:
a. Biaya tenaga kerja;
ah

lik
b. Biaya pembelian material;
c. Biaya gudang;
d. Biaya administrasi lain yang berhubungan dengan proyek pekerjaan;
am

ub
15. Bahwa progres pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh Pemohon sebesar
21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen), dan sudah diakui
ep
oleh Termohon, wajib dipertimbangkan, karena Termohon II sudah
k

mengakhiri Pekerjaan proyek Ampana, bukan malah membebankan


ah

Pemohon untuk membayar Bank Garansi uang pelaksanaan hal ini sesuai
R

si
dengan Pasal 56 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang BANI yang
menyebutkan:

ne
ng

"Arbiter atau Majelis Arbitrase mengambil putusan berdasarkan ketentuan


hukum, atau berdasarkan keadilan dan kepatutan";

do
gu

16. Bahwa karena Pertimbangan Termohon I salah dan keliru sudah secara
layak dan Patut Termohon II dihukum untuk membayar kepada Pemohon
progress nilai pekerjaan, yaitu sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00 =
In
A

Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta
dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);
ah

lik

Tentang Kesiapan Pemohon Untuk Menerima Pekerjaan Termohon I di


Lapangan;
m

ub

1. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan


pertimbangan hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, pada
ka

hal 92 sampai 93. yang menyatakan sebagai berikut:


ep

2. Menimbang bahwa menurut Termohon I progres pekerjaan Termohon I


ah

kepada Pemohon tidak bisa bertambah karena Pemohon tidak mau menerima
R

Pengiriman barang dilokasi proyek tanpa alasan yang jelas. Setelah


es

Termohon I melakukan Pemeriksaan ternyata pekerjaan sipil Pemohon


M

ng

dilokasi Proyek belum selesai, sehingga tidak ada tempat untuk barang-
on
gu

Halaman 19 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
barang yang sudah selesai dikerjakan oleh Termohon I. Padahal menurut

si
Termohon I instruksi PT PLN, sebagai pemberi Tugas, kepada semua
kontraktor utama dalam bidang proyek pembangkit yang berhubungan

ne
ng
dengan tender di PT PLN adalah bahwa peralatan dapat dikirim kelokasi jika
pekerjaan pondasi peralatan telah selesai 75% (tujuh puluh lima persen).
Dengan belum selesainya pekerjaan sipil tersebut oleh Pemohon maka

do
gu progres pekerjaan Termohon I kepada Pemohon tidak bisa bertambah dan
jadwal pelaksanaan dalam perjanjian menjadi tidak terpenuhi;

In
A
3. Menimbang bahwa pada persidangan tanggal 21 September 2015,
Pemohon menolak dalil Termohon I tersebut. Pertama-tama, Pemohon
ah

lik
berpendapat bahwa instruksi PT PLN yang menyatakan bahwa peralatan
dapat dikirim kelokasi jika pekerjaan pondasi peralatan telah selesai 75%
(tujuh puluh lima persen) hanya berlaku untuk proyek-proyek lainnya, dan
am

ub
bukan proyek dalam Perjanjian. Oleh karena itu pernyataan Termohon I
terkait dengan kesiapan lokasi proyek harus 75% (tujuh puluh lima persen)
ep
adalah tidak relevan. Lebih lanjut, Pemohon berpendapat bahwa pengiriman
k

barang oleh Termohon I belumlah pantas karena belum selesai 100%


ah

(seratus persen). Sedangkan berdasarkan Pasal 9 Perjanjian dapat


R

si
dimengerti bahwa Prestasi Termohon I diukur apabila barang telah selesai
100% (seratus persen), dikirimkan kepada Pemohon dan kemudian

ne
ng

dikeluarkan berita acara serah terima yang ditandatangani bersama;


4. Menimbang bahwa menurut Majelis berdasarkan Pasal 9.2.1.b dan 9.2.3.b

do
gu

Perjanjian dapat ditafsirkan bahwa seharusnya progres pabrikasi


(manufacturing progress) telah selesai dilakukan oleh Termohon I baru
barang dapat dikirim kelokasi proyek. Dalam perkara a quo, progres
In
A

pabrikasi belum selesai sepenuhnya namum barang telah Termohon I


kirimkan ke lokasi secara parsial. Hal ini menurut hemat Majelis tidaklah
ah

lik

sesuai dengan apa yang diatur secara implisit dalam perjanjian. Oleh karena
itu sudah sepatutnya Majelis menolak dalil Termohon I tersebut;
m

ub

5. Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas,


adalah keliru dan salah menafsirkan fakta-fakta yang terungkap dalam
ka

persidangan, karena Termohon I tidak mempertimbangkan kondisi lapangan


ep

pekerjaan saat ini yang belum dikerjakan oleh Termohon II;


ah

6. Bahwa kondisi lapangan yang berupa video rekaman dalam pengerjaan


R

proyek sipil tidak pernah disinggung dalam putusan perkara a quo:


es

a. Bahwa karena turbin dan peralatan boiler mau dikirim ke lokasi proyek
M

ng

dan dirakit di lokasi proyek, maka persentase pekerjaan Pemohon tidak


on
gu

Halaman 20 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bisa bertambah;

si
b. Bahwa di dalam video tersebut, Termohon II (sebagai pelaksana proyek
sipil) belum mengerjakan sipil apapun di lokasi proyek, sehingga

ne
ng
Termohon II, selalu menolak apabila Pemohon ingin mengirim turbin dan
boiler ke lokasi Proyek;
c. Bahwa pertimbangan Termohon I yang menyatakan persentase pekerjaan

do
gu Pemohon telah mengalami keterlambatan progres pekerjaan mencapai
sebesar -75,7917% (minus tujuh puluh lima koma tujuh sembilan satu

In
A
tujuh persen), dimana keterlambatan tersebut telah melampaui 10%
(sepuluh persen) dari progres pekerjaan yang direncanakan haruslah
ah

lik
dibatalkan atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
Tentang Pencairan Bank Garansi;
1. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan
am

ub
pertimbangan hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, pada
hal 93 sampai 94. yang menyatakan sebagai berikut:
ep
2. Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 8 Perjanjian, dalam melaksanakan
k

pekerjaannya Termohon I wajib menyerahkan Jaminan pelaksanaan berupa


ah

Bank Garansi yang diterbitkan dari Bank yang mempunyai reputasi baik dan
R

si
disetujui oleh pihak Pemohon;
3. Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, Termohon I telah

ne
ng

menyerahkan Jaminan Pelaksanaan berupa Bank Garansi yang diterbitkan


oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

do
gu

(Termohon II) dengan Nomor 126.883/JKT/III/GP/2012 tanggal 26 Januari


2012, dengan nilai jaminan sebesar Rp8.729.600.000,00 (delapan miliar
tujuh ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah);
In
A

4. Menimbang bahwa dalam Bank Garansi tersebut disebutkan bahwa


Termohon II menjamin Termohon I untuk kepentingan Pemohon sebagai
ah

lik

pemberi Proyek Pekerjaan Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW


berdasarkan surat Perjanjian Nomor 001/SPP/WIL.V/HK-ALBOK/XI/2011,
m

ub

tanggal 28 November 2011, dengan masa berlaku sejak tanggal 2 Desember


2011 sampai dengan 02 Oktober2013;
ka

5. Menimbang bahwa Pemohon telah beberapa kali mengajukan klaim atas


ep

wanprestasi; Termohon I kepada Termohon II selaku Bank Penjamin melalui


ah

beberapa surat sebagai berikut:


R

a. Surat Nomor 028/SW/HK-BSUM/IV/2013, tanggal 5 April 2013 (bukti P-20);


es

b. Surat Nomor 038/SW/HK-BSUMA//2013, tanggal 13 Mei 2013 (bukti P-21);


M

ng

c. Surat Nomor EPC/Ww.151/HK-BSUMA//2013 tanggal 27 Mei 2013 (bukti


on
gu

Halaman 21 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P-22);

si
d. Surat Nomor EPC/Ww.274/UKU/ll/2013, tanggal 25 Juni 2013 (bukti P-23);
e. Surat Nomor EPC/Ww.346/UKU/ll/2013, tanggal 5 Juli 2013 (bukti P-24);

ne
ng
f. Surat Nomor DIV/EPC/WW.410/UKUA/II/13, tanggal 23 Juli 2013 (bukti P-25);
g. Surat Nomor EPC/Ww.571/UKU/ll/2013, tanggal 21 Agustus 2013 (bukti P-4);
h. Surat Nomor EPC/Ww.676/UKU/ll/2013, tanggal 11 September 2013

do
gu (bukti P-26);
i. Surat Nomor EPC/Ww.1151/UKU/ll/2013, tanggal 20 Desember (bukti P-27);

In
A
6. Menimbang bahwa berdasarkan Permohonan klaim tersebut di atas,
pengajuan permohonan masih dalam batas waktu Bank Garansi;
ah

lik
7. Menimbang bahwa karena Termohon I telah melakukan perbuatan
wanprestasi dengan adanya keterlambatan yang mencapai deviasi lebih dari
10% (sepuluh persen) sebagaimana diuraikan di atas, maka Pemohon
am

ub
berhak mencairkan Bank Garansi yang dikeluarkan oleh Termohon II;
8. Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas, adalah
ep
pertimbangan yang sangat keliru dan salah menafsirkan fakta-fakta yang
k

terungkap dalam persidangan, mengenai Bank Garansi Uang Pelaksanaan;


ah

9. Bahwa di dalam Perjanjian Utama antara Pemberi Tugas (PLN) dengan


R

si
Termohon II di dalam Pasal 11 ayat 8 yang berbunyi:
"Dalam hal terjadi Pemutusan Surat Perjanjian karena alasan sebagaimana

ne
ng

dimaksud dalam ayat (5) pasal ini maka pihak pertama dan pihak kedua
sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab

do
gu

Undang-undang Hukum Perdata. pihak pertama dan pihak kedua harus


segera mengadakan Pemeriksaan Fisik pekerjaan bersama, yang
dituangkan dalam berita acara opname pekerjaan;
In
A

Bilamana berdasarkan berita acara opname pekerjaan ternyata pembayaran


yang sudah diterima pihak kedua sebelumnya lebih besar, maka pihak
ah

lik

kedua wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut dalam jangka


waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah pemutusan
m

ub

Surat Perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara opname


pekerjaan ternyata Pembayaran yang sudah diterima pihak kedua
ka

sebelumnya lebih kecil, maka pihak pertama wajib membayar kekurangan


ep

pembayaran tersebut dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)


ah

hari kalender setelah pemutusan surat perjanjian”;


R

10. Bahwa oleh karena itu, berdasarkan Pasal 11 ayat 8 Perjanjian Utama
es

tersebut, pemutusan sepihak yang dilakukan oleh Termohon II terhadap


M

ng

Pemohon dalam Perjanjian-Perjanjian Pekerjaan Pembangunan PLTU


on
gu

Halaman 22 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ampana 2x3 MW Nomor 001/SPP/WIL.V/HK-ALBOK/XI/2011, haruslah

si
diadakan berita acara opname dan berdasarkan berita acara opname
pekerjaan ternyata pembayaran yang sudah diterima Pemohon lebih besar,

ne
ng
maka Pemohon wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut
dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah
pemutusan surat perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara

do
gu opname pekerjaan ternyata pembayaran yang sudah diterima Pemohon
sebelumnya lebih kecil, maka Termohon II wajib membayar kekurangan

In
A
pembayaran tersebut dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari kalender setelah pemutusan surat perjanjian;
ah

lik
11. Bahwa dengan demikian pembayaran yang harus dibayar oleh Termohon II
kepada Pemohon berdasarkan Pasal 11 ayat 8 Perjanjian Utama adalah
progrees pekerjaan yang dilakukan oleh Pemohon yaitu sebesar 21,2533%
am

ub
(dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang sudah diakui secara
sah oleh Pemohon atau senilai sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00 =
ep
Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta
k

dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);
ah

12. Bahwa perlu diketahui, dana Termohon II yang ada pada Pemohon, tidak
R

si
ada lagi, karena Bank Garansi Uang Muka Nomor 0125-30112-30-005
tanggal 30 November 2012 sebesar Rp11.887.150.000,00 (sebelas miliar

ne
ng

delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah),
berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan Desember tahun dua ribu dua

do
gu

belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal tiga bulan Juni tahun dua ribu
tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh PT BRI Syariah, telah dicairkan
oleh Termohon II;
In
A

13. Bahwa tidak ada dasar yang bisa dipergunakan oleh Termohon II untuk
mencairkan Bank Garansi Pelaksanaan sebesar Rp8.729.600.000,00
ah

lik

(delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah)
sesuai dengan Perjanjian Utama Pasal 11 ayat 8;
m

ub

14. Bahwa dengan demikian Pemohon memohon kepada Bapak Ketua Majelis
Hakim yang menangani perkara ini, untuk membatalkan pencairan Bank
ka

Garansi Uang Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Termohon III, dan


ep

menghukum Termohon II untuk membayar kepada Pemohon, progress


ah

pekerjaan Pemohon yaitu sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima
R

tiga tiga persen) yang sudah diakui secara sah oleh Termohon II atau senilai
es

sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00 (delapan


M

ng

belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh
on
gu

Halaman 23 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ratus enam puluh delapan rupiah);

si
Dalam Rekonvensi:
1. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan

ne
ng
pertimbangan hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, hal
95. yang menyatakan sebagai berikut:
2. Menimbang bahwa Pemohon Rekonvensi dalam jawaban konvensinya

do
gu mengajukan tuntutan balik (rekonvensi) terkait dengan progres pekerjaan
yang telah dilakukan oleh Pemohon Rekonvensi sebesar 21,2533% (dua

In
A
puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang belum dibayar oleh
Termohon I Rekonvensi;
ah

lik
3. Menimbang bahwa dalam kontrak tidak mengatur mengenai pembayaran
dengan menggunakan progress, melainkan dalam Pasal 9.2 butir b
Perjanjian disebutkan bahwa Pembayaran sebesar 40% (empat puluh
am

ub
persen) dari nilai FOB pada saat progres pabrikasi (manufacturing progress)
telah selesai dilakukan oleh Pemohon Rekonvensi serta Pemohon
ep
Rekonvensi harus menyerahkan Bank Garansi atas pembayaran 40%
k

(empat puluh persen tersebut);


ah

4. Menimbang bahwa progres sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua
R

si
lima tiga tiga persen) belum menunjukan bahwa Pemohon Rekonvensi telah
menyelesaikan progres pabrikasi (manufacturing progress), sehingga

ne
ng

Termohon I Rekonvensi belum mempunyai kewajiban untuk melakukan


pembayaran tersebut;

do
gu

5. Menimbang bahwa berdasarkan uraian di atas, maka Termohon I


Rekonvensi belum mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran
kepada Pemohon Rekonvensi, sehingga permohonan Pemohon Rekonvensi
In
A

patut ditolak;
6. Menimbang bahwa karena permohonan Pemohon Rekonvensi telah ditolak
ah

lik

maka Majelis berpendapat tidaklah perlu dipertimbangkan lebih lanjut dalil-dalil


lainnya seperti sita jaminan (conservatoir beslag) dan uang paksa (dwangsom);
m

ub

7. Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas,


adalah merupakan pertimbangan yang keliru dan salah menafsirkan bunyi
ka

keseluruhan pasal pasal perjanjian, dimana Termohon I tidak


ep

mempertimbangkan cara pemberian Surat Peringatan yang salah menurut


ah

perjanjian dan perhitungan apabila terjadi pemutusan pekerjaan;


R

8. Bahwa secara patut dan layak, Termohon I seharusnya mempertimbangkan


es

perkara a quo secara keseluruhan bukan setengah-setengah, sehingga


M

ng

putusan tersebut berisi keadilan dan kepatutan;


on
gu

Halaman 24 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
9. Bahwa tuntutan rekonvensi Pemohon seperti yang diajukan dalam

si
persidangan Arbitrase adalah:
Dalam Provisi:

ne
ng
1. Memerintahkan Termohon II Rekonvensi/Termohon II Konvensi (PT Bank
Sumselbabel) untuk tidak mencairkan Bank Garansi yang dikeluarkan oleh
Termohon II Rekonvensi/Termohon II (PT Bank Sumselbabel) yaitu Bank

do
gu Garansi Pelaksanaan Nomor 126.883/JKT/III/GP/2012, tanggal 26 Januari
2012 sebesar Rp8.729.600.000,00 (delapan miliar tujuh ratus dua puluh

In
A
sembilan juta enam ratus ribu rupiah) berlaku terhitung tanggal dua
Desember dua ribu sebelas (02-12-2011) sampai dengan dua Oktober dua
ah

lik
ribu tiga belas (02-10- 2013);
2. Memerintahkan Termohon I Rekonvensi/Pemohon Konvensi (PT Hutama
Karya) untuk mengembalikan Bank Garansi Uang Muka Nomor 0125-30112-
am

ub
30-005 tanggal 30 November 2012 sebesar Rp11.887.150.000,00 (sebelas
miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah)
ep
berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan Desember tahun dua ribu dua
k

belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal tiga bulan Juni tahun dua ribu
ah

tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh Bank BRISyariah dan atau
R

si
mengembalikan uang senilai Bank garansi uang Muka sesuai perjanjian
kepada Pemohon Rekonvensi/Termohon I Konvensi;

ne
ng

Dalam Eksepsi:
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi dari Termohon I (PT Albok) untuk

do
gu

seluruhnya;
2. Menyatakan Permohonan dari Pemohon (PT Hutama Karya) untuk ditolak
atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
In
A

Dalam Permohonan Rekonvensi:


1. Mengabulkan permohonan Tuntutan Balik (Rekonvensi) dari Pemohon
ah

lik

Rekonvensi/Termohon I Konvensi (PT ALBOK) untuk seluruhnya;


2. Menyatakan Termohon I Rekonvensi/Pemohon Konvensi (PT Hutama
m

ub

Karya) melakukan wanprestasi;;


3. Menyatakan tidak sah Surat Peringatan Pertama (I), Surat Peringatan Kedua
ka

(II), Surat Peringatan Ketiga (III), dan Surat wanprestasi; yang diberikan
ep

Termohon I Rekonvensi/Pemohon Konvensi (PT Albok) kepada Pemohon


ah

Rekonvensi/Termohon I Konvensi (PT Albok);


R

4. Memerintahkan Termohon II Rekonvensi/Termohon II Konvensi (PT Bank


es

Sumselbabel) untuk tidak mencairkan Bank Garansi yang dikeluarkan oleh


M

ng

Termohon II Rekonvensi/Termohon II yaitu Bank Garansi Pelaksanaan Nomor


on
gu

Halaman 25 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
126.883/JKT/III/GP/2012 tanggal 26 Januari 2012 sebesar Rp8.729.600.000,00

si
(delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah)
berlaku terhitung tanggal dua Desember dua ribu sebelas (02-12-2011) sampai

ne
ng
dengan dua Oktober dua ribu tiga belas (02-10-2013);
5. Memerintahkan Termohon I Rekonvensi/Pemohon Konvensi (PT Hutama
Karya) untuk mengembalikan Bank Garansi Uang Muka Nomor 0125-30112-

do
gu 30-005 tanggal 30 November 2012 sebesar Rp11.887.150.000,00 (sebelas
miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah)

In
A
berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan Desember tahun dua ribu dua
belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal tiga bulan Juni tahun dua ribu
ah

lik
tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh Bank Bri Syariah dan atau
mengembalikan uang senilai Bank garansi uang Muka kepada Pemohon
Rekonvensi/Termohon I Konvensi (PT Albok);
am

ub
6. Menghukum dan memerintahkan Termohon I Rekonvensi/Pemohon
Konvensi (PT Hutama Karya) untuk sekaligus dan seketika untuk melakukan
ep
pembayaran kepada Pemohon Rekonvensi/Termohon I Konvensi (PT Albok)
k

atas prestasi kerja Pemohon Rekonvensi/Termohon I Konvensi (PT Albok)


ah

sebesar 21.2533% X Rp87.296.000.000,00 (delapan puluh tujuh miliar dua


R

si
ratus sembilan puluh enam juta rupiah) atau senilai Rp18.553.280.768,00
(delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh

ne
ng

ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);


Dengan perincian sebagai berikut:

do
gu

No Nama Persentase Nilai Kontrak/Rp Jumlah/Rp


1 ENGINEERING 1,3474% 87.296.000.000,00 1.176.226.304
2 PROCUREMENT 19,8227% 87.296.000.000,00 17.304.424.192
In
A

3 CONSTRUCTION 0.0832% 87.296.000.000,00 72.630.272,00


ah

lik

Jumlah 21,2533% 87.296.000.000,00 18.553.280.768


7. Menghukum Termohon I Rekonvensi/Pemohon Konvensi (PT Hutama
Karya) untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp10.000.000,00
m

ub

(sepuluh juta rupiah) per hari jika Termohon I Rekonvensi/Pemohon


Konvensi (PT Hutama Karya) lalai dan atau sengaja tidak mau
ka

ep

melaksanakan Putusan dalam Perkara ini;


8. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) yang
ah

diletakkan dalam perkara ini;


R

es

9. Menyatakan Termohon Rekonvensi II/Termohon II (PT Bank Sumselbabel)


M

untuk tunduk dan patuh terhadap putusan dalam perkara ini;


ng

on
gu

Halaman 26 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Menghukum Termohon Rekonvensi l/Pemohon Konvensi (PT Hutama

si
Karya)untuk membayar seluruh biaya perkara ini;
Tuntutan Provisi;

ne
ng
Bahwa berhubungan alasan-alasan yang Pemohon ajukan sangat berdasar
menurut hukum untuk membatalkan Putusan Arbitrase Perkara Nomor
688/IV/ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 a quo maka guna menghindari

do
gu kerugian bagi Pemohon apabila putusan Arbitrase a quo dilaksanakan terlebih
dahulu, sangatlah beralasan apabila Pemohon Memohon agar kiranya Pengadilan

In
A
Negeri Jakarta Timur berkenan mengeluarkan putusan provisi untuk menunda
pelaksanaan eksekusi putusan arbitrase a quo selama pemeriksaan permohonan
ah

lik
pembatalan yang diajukan Pemohon masih berlangsung;
Oleh karena itu, Pemohon dengan segala kerendahan hati mohon agar
Pengadilan Negeri Jakarta Timur berkenan menjatuhkan putusan provisi:
am

ub
1. Memerintahkan Termohon III untuk tidak mencairkan Bank Garansi Uang
Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Termohon III dalam pelaksanaan
ep
Perjanjian;
k

2. Menghukum Termohon II untuk membayar denda sebesar Rp10.000.000,00


ah

(sepuluh juta rupiah) perhari apabila melanggar putusan Provisi;


R

si
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon Pembatalan
mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Timur agar memberikan putusan

ne
ng

sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:

do
gu

1. Menerima dan mengabulkan eksepsi dari Pemohon (PT Albok) untuk


seluruhnya;
2. Menyatakan Permohonan dari Termohon II (PT Hutama Karya) untuk ditolak
In
A

atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;


Dalam Pokok Perkara:
ah

lik

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase


Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 Pemohon untuk
m

ub

seluruhnya;
2. Membatalkan Putusan Arbitrase Perkara Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015,
ka

tanggal 2 November 2015;


ep

Dan Mengadili Sendiri:


ah

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;


R

2. Membatalkan Putusan Arbitrase Perkara Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015,


es

tanggal 2 November 2015;


M

ng

3. Menyatakan hukumnya bahwa Putusan Arbitrase Perkara Nomor 688/IV/


on
gu

Halaman 27 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 tidak mempunyai kekuatan

si
mengikat;
4. Menyatakan Termohon II (PT Hutama Karya) telah melakukan wanprestasi;

ne
ng
yang menimbulkan kerugian bagi Pemohon;
5. Menghukum Termohon II untuk membayar kepada Pemohon sebesar
21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang sudah

do
gu diakui secara sah oleh Pemohon atau senilai sebesar 21.2533% x
Rp87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima

In
A
ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam
puluh delapan rupiah) dengan dibayar secara tunai dan sekaligus lunas;
ah

lik
6. Menyatakan Termohon I, dan Termohon III tunduk atas putusan ini;
7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkara ini;
8. Menghukum Termohon II untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
am

ub
perkara ini;
Dalam Rekonvensi:
ep
1. Menerima seluruh permohonan dan tuntutan rekonvensi dari Pemohon (PT
k

Albok);
ah

2. Menghukum Termohon II untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam


R

si
perkara ini;
Bahwa terhadap permohonan pembatalan tersebut di atas, Termohon I

ne
ng

Pembatalan mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:


1. Bahwa Termohon I dengan tegas menyatakan menolak seluruh dalil yang

do
gu

diajukan Pemohon, kecuali untuk hal-hal yang diakui secara tegas oleh
Termohon I dalam bagian Eksepsi Jawaban ini;
Eksepsi Obscuur Libel;
In
A

Pemohon Telah Mencampuradukan Petitum Permohonan Pembatalan Putusan


Arbitrase Dengan Petitum Gugatan Kontentiosa Pada Umumnya;
ah

lik

2. Bahwa apabila meneliti dengan seksama Permohonan dalam perkara ini,


khususnya pada bagian petitum, ternyata Pemohon mencampuradukkan
m

ub

petitum permohonan pembatalan putusan arbitrase dengan petitum yang


biasa ditemui pada gugatan kontentiosa umumnya (vide halaman 23-24
ka

Permohonan) dimana pada poin 2 petitum, Pemohon meminta untuk


ep

dibatalkannya Putusan Arbitrase BANI Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015


ah

tertanggal 2 November 2015, namun demikian pada poin-poin selanjutnya


R

dalam petitum tersebut Pemohon juga meminta petitum yang bersifat


es

menghukum (condemnatoir), antara lain, agar "(i) Termohon II dinyatakan


M

ng

melakukan wanprestasi;, (ii) meminta agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri


on
gu

Halaman 28 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jakarta Timur menghukum Termohon II untuk melakukan pembayaran

si
kepada Pemohon sebesar Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima
ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam

ne
ng
puluh delapan rupiah), serta (iii) meminta untuk dinyatakan sah dan berharga
sita jaminan yang dimohonkan Pemohon dalam perkara a quo", yang mana
hal tersebut secara hukum tidak sesuai dengan petitum yang dipersyaratkan

do
gu di dalam permohonan pembatalan putusan arbitrase;
Petitum Pemohon:

In
A
Dalam Eksepsi:
1. Menerima Dan mengabulkan Eksepsi dari Pemohon (PT Albok) untuk
ah

lik
seluruhnya;
2. Menyatakan permohonan dari Termohon II (PT Hutama Karya) untuk
ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
am

ub
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya;
ep
2. Membatalkan Putusan Arbitrase BANI Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015
k

tertanggal 2 November 2015;


ah

3. Menyatakan hukumnya bahwa Putusan Arbitrase Nomor 688/IV/ARB-


R

si
BANI/2015 tertanggal 2 November 2015 tidak mempunyai kekuatan
mengikat;

ne
ng

4. Menyatakan Termohon II (PT Hutama Karya) telah melakukan wanprestasi;


yang menimbulkan kerugian bagi Pemohon;

do
gu

5. Menghukum Termohon II untuk membayar kepada Pemohon sebesar


21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang sudah
diakui secara sah oleh Pemohon atau senilai sebesar 21.2533% x
In
A

87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima


ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam
ah

lik

puluh delapan rupiah) dengan dibayar secara tunai dan sekaligus lunas;
6. Menyatakan Termohon I dan Termohon III tunduk atas putusan ini;
m

ub

7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam


perkara ini;
ka

8. Menghukum Termohon II untuk membayar seluruh biaya-biaya yang


ep

timbul dalam perkara ini;


ah

3. Bahwa pencampuradukan petitum Permohonan Pembatalan Putusan


R

Arbitrase dengan petitum yang bersifat menghukum (condemnatoir) seperti


es

Gugatan kontentiosa umumnya pada Permohonan Pemohon di atas


M

ng

menyebabkan permohonan Pemohon menjadi tidak jelas dan kabur karena


on
gu

Halaman 29 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon menuntut sesuatu yang tidak ada dasar hukumnya. Dalam hal ini,

si
petunjuk mengenai penyusunan petitum dalam suatu permohonan arbitrase
secara eksplisit dapat ditemui pada Pasal 72 ayat (2) Undang Undang

ne
ng
Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Altematif Penyelesaian
Sengketa (UUAAPS) mengenai akibat dibatalkannya suatu putusan
arbitrase, berikut ini:

do
gu Pasal 72 ayat 2:
Apabila permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikabulkan,

In
A
Ketua Pengadilan Negeri menentukan lebih lanjut akibat pembatalan
seluruhnya atau sebagian putusan Arbitrase;
ah

lik
Penjelasan:
Ketua Pengadilan Negeri diberi wewenang untuk memeriksa tuntutan
pembatalan jika diminta oleh para pihak, dan mengatur akibat dari
am

ub
pembatalan seluruhnya atau sebagian dari putusan arbitrase bersangkutan;
Ketua Pengadilan Negeri dapat memutuskan bahwa setelah diucapkan
ep
pembatalan, arbiter yang sama atau arbiter lain akan memeriksa kembali
k

sengketa bersangkutan atau menentukan bahwa suatu sengketa tidak


ah

mungkin diselesaikan lagi melalui arbitrase;


R

si
Merujuk kepada ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu putusan
arbitrase dapat dibatalkan baik sebagian maupun seluruhnya dan setelah

ne
ng

diucapkan pembatalan tersebut Pengadilan Negeri dapat menentukan bahwa


arbiter yang sama atau arbiter lain akan memeriksa kembali sengketa

do
gu

bersangkutan atau suatu sengketa tidak mungkin diselesaikan lagi melalui


arbitrase. Dalam hal ini kiranya jelas bahwa suatu petitum condemnatoir
(menghukum) kepada salah satu pihak tidak dapat diterapkan dalam perkara
In
A

pembatalan putusan arbitrase karena porsi Pengadilan Negeri bukan untuk


memeriksa ulang pokok sengketa yang telah diperiksa di BANI, melainkan
ah

lik

semata-mata untuk menilai apakah terdapat unsur-unsur yang dapat membatal-


kan suatu putusan arbitrase tersebut dengan merujuk kepada Pasal 70 UUAAPS
m

ub

untuk kemudian menentukan apakah putusan arbitrase tersebut dapat dibatalkan


atau tidak (akan Termohon I jelaskan kemudian). Selain itu, hal ini sesuai dengan
ka

ketentuan Pasal 62 ayat 4 UUAAPS yang menyatakan "Ketua Pengadilan Negeri


ep

tidak memeriksa alasan atau pertimbangan dari putusan arbitrase";


ah

4. Berdasarkan penjelasan tersebut kiranya sah dan beralasan apabila Termohon


R

I mengajukan eksepsi obscuur kepada Yang Terhormat Majelis Hakim perkara


es

a quo untuk menyatakan Permohonan Pemohon tidak diterima;


M

ng

Eksepsi Obscuur Libel:


on
gu

Halaman 30 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Telah Meminta Agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Perkara A Quo

si
Memeriksa Ulang Perkara Pemohon Vs Termohon II;
5. Bahwa Pemohon secara mengada-ada dan tanpa dasar hukum yang jelas telah

ne
ng
meminta agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri perkara a quo memeriksa ulang
perkara Pemohon vs Termohon II padahal perkara tersebut telah diperiksa dan
diputus sebelumnya oleh Majelis Arbitrase BANI melalui Putusan Arbitrase BANI

do
gu Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015 tertanggal 2 November 2015. Permintaan
"pemeriksaan ulang perkara Pemohon vs Termohon II" tersebut tampak apabila

In
A
meneliti permohonan Pemohon, khususnya pada bagian-bagian yang diuraikan
di bawah ini:
ah

lik
- Halaman 9 sampai dengan 10 permohonannya dimana Pemohon
menyampaikan keberatannya atas pertimbangan Majelis Arbitrase Perkara
Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015 pada halaman 84 butir 5 sampai dengan 8
am

ub
dan hal 85 butir 9 yang telah menolak eksepsi kurang pihak yang diajukan
Pemohon;
ep
- Halaman 10 sampai dengan 23 permohonannya dimana Pemohon
k

menyampaikan keberatannya atas pertimbangan Majelis Arbitrase Perkara


ah

Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015 pada halaman 85 sampai dengan 90 butir


R

si
15 yang telah mengabulkan permohonan konvensi Termohon II sebagian
dan pada halaman 85 yang telah menolak permohonan rekonvensi

ne
ng

Pemohon untuk seluruhnya;


- Halaman 24 permohonannya dimana Pemohon meminta Majelis Hakim

do
gu

Pengadilan Negeri perkara a quo untuk memberikan putusan yang


mengadili sendiri (kutipan petitum telah Termohon I uraikan di atas);
6. Bahwa perlu Termohon I ingatkan, sengketa yang timbul antara Pemohon vs
In
A

Termohon II dalam perkara a quo adalah sengketa atas pelaksanaan Perjanjian


yang telah memberikan kewenangan absolut kepada BANI untuk memeriksa dan
ah

lik

mengadili setiap sudut perkara yang timbul atas pelaksanaan Perjanjian (vide
Pasal 24 Perjanjian). Dengan adanya pemberian kewenangan yurisdiksi secara
m

ub

absolut kepada BANI, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 3 UUAAPS


Pengadilan Negeri wajib menyatakan tidak berwenang untuk mengadili sengketa
ka

Pemohon vs Termohon II yang telah diikat dengan perjanjian arbitrase sehingga


ep

permintaan Pemohon untuk "memeriksa ulang" perkara BANI Nomor


ah

688/IV/ARB-BANI/2015 nyata-nyata dilakukan tanpa dasar hukum dan jelas


R

mengada-ada karena perkara pembatalan putusan arbitrase bukanlah suatu


es

"fase banding" dari perkara arbitrase yang telah diputus;


M

ng

Pasal 3:
on
gu

Halaman 31 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang

si
telah terikat dalam perjanjian arbitrase;
7. Berdasarkan penjelasan tersebut kiranya sah dan beralasan apabila Termohon

ne
ng
I kembali mengajukan Eksepsi Obscuur kepada Yang Terhormat Majelis Hakim
perkara a quo untuk menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor

do
gu 479/Pdt.G.ARB/2015/PN Jkt. Tim, tanggal 21 April 2016 sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:

In
A
- Menolak eksepsi yang diajukan oleh Termohon I untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara:
ah

lik
1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang hingga kini ditaksir
sebesar Rp522.000,00 (lima ratus dua puluh dua ribu rupiah);
am

ub
Menimbang, bahwa sesudah Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur
Nomor 479/Pdt.G.ARB/2015/PN Jkt. Tim, tanggal 21 April 2016, yang telah
ep
berkekuatan hukum tetap tersebut diucapkan dengan dihadiri oleh Pemohon pada
k

tanggal 21 April 2016, kemudian terhadapnya oleh Pemohon dengan perantaraan


ah

kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 18 Agustus 2016 diajukan


R

si
permohonan peninjauan kembali di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur
pada tanggal 24 Agustus 2016, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan

ne
ng

Peninjauan Kembali Nomor 07/Tim/VIII/2016.PK, juncto 479/ Pdt.Arb/2015/PN Jkt.


Tim, permohonan tersebut disertai memori peninjauan kembali yang diterima di

do
gu

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tersebut pada tanggal 24 Agustus


2016 itu juga;
Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali telah disampaikan kepada Para
In
A

Termohon pada tanggal 21 September 2016 dan tanggal 20 September 2016,


kemudian Termohon Peninjauan Kembali I, II mengajukan jawaban alasan
ah

lik

peninjauan kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta


Timur pada tanggal 17 Oktober 2016 dan tanggal 4 Oktober 2016;
m

ub

Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 72 ayat (4) Undang Undang Nomor
30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa beserta
ka

Penjelasannya Pasal tersebut, maka upaya hukum yang dapat diajukan adalah
ep

permohonan banding ke Mahkamah Agung yang memutus dalam tingkat pertama


ah

dan terakhir;
R

Bahwa banding tersebut hanya terhadap pembatalan putusan arbitrase,


es

sehingga dengan demikian tidak ada upaya hukum bagi putusan yang menolak
M

ng

on
gu

Halaman 32 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pembatalan termasuk upaya hukum peninjauan kembali, oleh karena itu

si
permohonan peninjauan kembali harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan pemeriksaan peninjauan

ne
ng
kembali dinyatakan tidak dapat diterima, maka Pemohon Peninjauan Kembali
dihukum untuk membayar biaya perkara pada dalam pemeriksaan peninjauan
kembali;

do
gu Memperhatikan, Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009

In
A
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang
ah

lik
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
M E N G A D I L I:
am

ub
1. Menyatakan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali PT ALBOK BOILER INDUSTRI tersebut tidak dapat diterima;
ep
2. Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya perkara
k

dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini yang ditetapkan sejumlah


ah

Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah);


R

si
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada
hari Rabu, tanggal 25 Januari 2017 oleh Soltoni Mohdally, S.H., M.H. Hakim Agung

ne
ng

yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. H. Zahrul
Rabain, S.H., M.H., dan Sudrajad Dimyati, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung,

do
gu

masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang


terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Para Hakim
Anggota tersebut dan Febry Widjajanto, S.H., M.H. Panitera Pengganti tanpa
In
A

dihadiri oleh Para Pihak.


ah

lik

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,


m

ub

Ttd. Ttd.
ka

ep

Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H. Soltoni Mohdally, S.H., M.H.


ah

Ttd.
es
M

ng

Sudrajad Dimyati, S.H., M.H.


on
gu

Halaman 33 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengganti,

si
Ttd.

ne
ng
Febry Widjajanto, S.H., M.H.
Biaya-biaya:

do
gu 1. M e t e r a i …….... Rp
2. R e d a k s i ……... Rp
6.000,00
5.000,00
3. Administrasi PK … Rp2.489.000,00

In
Jumlah….........…..Rp2.500.000,00
A
ah

lik
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
am

ub
PANITERA,
ep
k

Made Rawa Aryawan, SH., M.Hum.


ah

NIP. 19540101 198003 1 008


R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 34 dari 34 hal. Put. Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Anda mungkin juga menyukai