Salinan 1 PK PDT Sus Arbt 2017 NO FBW
Salinan 1 PK PDT Sus Arbt 2017 NO FBW
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
Nomor 1 PK/Pdt.Sus-Arbt/2017
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus arbitrase pada pemeriksaan peninjauan
do
gu kembali memutus sebagai berikut dalam perkara antara:
PT ALBOK BOILER INDUSTRI, yang diwakili oleh Direktur Utama
In
Teddy Sujarwanto, MBA., berkedudukan di Kawasan Industri Pulo
A
Gadung, Jalan Rawa Sumur II Blok III Kav. CC 6-7, Jakarta Timur,
dalam hal ini memberikan kuasa kepada Andreas Harjito, S.H.,
ah
lik
M.H., Karyawan Swasta, beralamat di Jalan Kampung Baru I
Nomor 2 RT 14 RW 09, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan
am
ub
Ciracas, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
18 Agustus 2016;
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon;
ep
k
L a w a n:
ah
si
diwakili oleh Ketuanya, M. Husseyn Umar, S.H., FCBArb.,
FCIArb, berkedudukan di Gedung Wahana Graha lantai 1,
ne
ng
do
dan kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Office 8, Level
gu
lik
Floor, A503, Jalan Let. Jend. MT. Haryono, Kav. 17, Jakarta,
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Ahmad Bastari Nomor 07, Kelurahan Silaberanti, Kecamatan
si
Ulu I, Jakabarin, Palembang, Sumatera Selatan;
Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon;
ne
ng
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata Pemohon
do
gu Peninjauan Kembali dahulu Pemohon telah mengajukan permohonan
peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor
In
A
479/Pdt.G.ARB/2015/PN Jkt. Tim, tanggal 21 April 2016 yang telah berkekuatan
hukum tetap, dalam perkaranya melawan Para Termohon Peninjauan Kembali
ah
lik
dahulu Para Termohon;
Menimbang, bahwa Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
688/IV/ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 telah memberikan putusan
am
ub
yang amarnya sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:
ep
- Menolak Eksepsi Termohon I;
k
Dalam Konvensi:
R
si
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;
2. Menyatakan Termohon I telah melakukan wanprestasi;
ne
ng
do
gu
lik
ub
Rp196.772.000,00 (seratus sembilan puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh
R
ng
waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender terhitung sejak putusan ini
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dibacakan;
si
Dalam Rekonvensi:
8. Menolak Permohonan Rekonvensi Pemohon Rekonvensi untuk seluruhnya;
ne
ng
9. Menghukum Pemohon Rekonvensi untuk membayar seluruh biaya
administrasi, biaya pemeriksaan dan biaya arbiter dalam Rekonvensi;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi:
do
gu 10. Menyatakan Putusan Arbitrase ini sebagai putusan tingkat pertama dan
terakhir dan mengikat kedua belah pihak;
In
A
11. Memerintahkan kepada Sekretaris Majelis untuk mendaftarkan turunan resmi
Putusan Arbitrase ini di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur atas
ah
lik
biaya para pihak dalam tenggang waktu sebagaimana ditetapkan Undang
Undang Arbitrase;
Bahwa terhadap Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
am
ub
688/IV/ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 tersebut, Pemohon Pembatalan
telah mengajukan permohonan pembatalan di depan persidangan Pengadilan
ep
Negeri Jakarta Timur yang pada pokoknya sebagai berikut:
k
si
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adalah sesuai Pasal 70 Undang
Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
ne
ng
do
gu
lik
ub
unsurnya tanpa harus bersifat akumulatif dengan adanya kata "atau" dalam
ep
Pasal 70 Undang Undang Nomor 30 tahun 1999 di atas. Salah satu alasan
ah
Dalam perkara ini, Pemohon lebih menitik beratkan pada Pasal 70 ayat b
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
disembunyikan oleh pihak lawan";
si
Alasan Pemohon meminta pembatalan Putusan Arbitrase, yaitu:
1. Bahwa ternyata setelah dikeluarkan Putusan Arbitrase Nomor 688,
ne
ng
ditemukan adanya dokumen yang bersifat menentukan yang disembunyikan
oleh Termohon II yang tidak diungkapkan dan diajukan pada persidangan
Arbitrase, yaitu:
do
gu Dokumen kontrak Nomor 020.Pj/121/RINGSULPMAPA/APLN/2011, tanggal
Kontrak 26 September 2011 (PT PLN Persero) Unit Induk Pembangunan
In
A
Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua, Pekerjaan Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Ampana 2x3 MW antara Pemberi Pekerjaan
ah
lik
(PT PLN-Persero dengan PT Hutama Karya) sebagai Termohon II
(terlampir), Perjanjian ini disebut Perjanjian Utama;
2. Bahwa di dalam Perjanjian Utama dalam Pasal 11 tentang Pemutusan Surat
am
ub
Perjanjian menyebutkan:
1. Apabila pihak kedua (PT Hutama Karya/Termohon II) tidak dapat
ep
melaksanakan/meneruskan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
k
kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari pihak pertama (PT
R
si
PLN), atau jika pelaksanaan pekerjaan terlambat dari schedule yang
disepakati bersama antara kedua belah pihak, atau jika pihak kedua
ne
ng
do
gu
lik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, pihak kedua belum
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Surat
m
ub
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, pihak kedua belum
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
5. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat peringatan
si
terhitung sejak pihak kedua menerima peringatan tertulis ketiga atau
terakhir sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini, pihak kedua
ne
ng
belum menyelesaikan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
Surat Perjanjian ini, maka pihak pertama berhak memutus Surat
Perjanjian ini secara sepihak;
do
gu 6. Pelaksanaan pemutusan surat perjanjian ini akan dilakukan secara
tertulis oleh pihak pertama kepada pihak kedua;
In
A
7. Semua kerugian yang diderita oleh pihak pertama atau pihak lain sebagai
akibat dari pemutusan surat perjanjian ini menjadi beban dan tanggung
ah
lik
jawab pihak kedua;
8. Dalam hal terjadi pemutusan surat perjanjian karena alasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5) pasal ini maka pihak pertama dan pihak kedua
am
ub
sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal (1266) dan Pasal (1267) Kitab
Undang Undang Hukum Perdata. pihak pertama dan pihak kedua harus
ep
segera mengadakan pemeriksaan fisik pekerjaan bersama, yang
k
si
yang sudah diterima pihak kedua sebelumnya lebih besar, maka pihak
kedua wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut dalam jangka
ne
ng
do
gu
lik
ub
dengan Termohon II, adalah back to back (sesuai Pasal 1 ayat 4 Perjanjian);
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
"pihak kedua (Pemohon) bersedia mengikuti semua ketentuan dan denda
si
yang diberlakukan oleh pihak Pemberi Tugas (PT PLN Persero) kepada
pihak pertama (Termohon II) dalam Surat Perjanjian Utama";
ne
ng
5. Bahwa dengan demikian, semua isi Perjanjian (Perjanjian Perjanjian
Pekerjaan Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW Nomor 001/SPP/WILV/
HK-ALBOK/XI/2011) antara Pemohon dengan Termohon II harus mengacu
do
gu dan tidak boleh menyimpang dari Perjanjian Utama (Dokumen kontrak
Nomor 020.Pj/121/RINGSULPMAPA/APLN/2011, tanggal Kontrak 26
In
A
September 2011 (PT PLN Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan
Sulawesi, Maluku dan Papua, Pekerjaan Pembangunan Pembangkit Listrik
ah
lik
Tenaga Uap Ampana 2x3 MW) antara Pemberi Pekerjaan (PT PLN-Persero)
dengan PT Hutama Karya;
6. Bahwa Pemohon menitikberatkan kepada Perjanjian Utama antara Pemberi
am
ub
pekerjaan (PLN Persero) dengan Termohon II (PT Hutama Karya) di dalam
Pasal 11 ayat 8 yang berbunyi:
ep
"Dalam hal terjadi Pemutusan Surat Perjanjian karena alasan sebagaimana
k
dimaksud dalam ayat (5) pasal ini maka pihak pertama dan pihak kedua
ah
sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab
R
si
Undang Undang Hukum Perdata. pihak pertama dan pihak kedua harus
segera mengadakan pemeriksaan fisik pekerjaan bersama, yang dituangkan
ne
ng
do
gu
yang sudah diterima pihak kedua sebelumnya lebih besar, maka pihak
kedua wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut dalam jangka
waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah pemutusan
In
A
surat perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara opname pekerjaan
ternyata pembayaran yang sudah diterima pihak kedua sebelumnya lebih
ah
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah
si
pemutusan surat perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara
opname pekerjaan ternyata pembayaran yang sudah diterima Pemohon
ne
ng
sebelumnya lebih kecil, maka Termohon II wajib membayar kekurangan
pembayaran tersebut dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari kalender setelah pemutusan Surat Perjanjian;
do
gu 8. Bahwa apabila dihubungkan dengan Perjanjian (antara Pemohon dengan
Termohon II), Termohon II harus membayar kepada Pemohon progrees
In
A
pekerjaan yang dilakukan oleh Pemohon dan sudah diakui oleh Termohon II
yaitu sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) atau
ah
lik
senilai sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00
(delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu
tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);
am
ub
9. Bahwa berhubung karena dana Termohon II yang ada pada Pemohon,
sudah diambil dari Bank PT BRI Syariah, dengan pencairan Bank Garansi
ep
uang muka Nomor 0125-30112-30-005 tanggal 30 November 2012 sebesar
k
seratus lima puluh ribu rupiah), berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan
R
si
Desember tahun dua ribu dua belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal
tiga bulan Juni tahun dua ribu tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh
ne
ng
do
gu
10. Bahwa dengan demikian tidak ada dasar yang bisa dipergunakan oleh
Termohon II untuk mencairkan bank garansi pelaksanaan sebesar
ah
lik
ub
11. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, telah memenuhi salah satu
unsur alasan yang dibenarkan untuk mengajukan pembatalan putusan
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2015 dan menghukum Termohon II untuk membayar kepada Pemohon yaitu
si
sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang
sudah diakui secara sah oleh Pemohon atau senilai sebesar 21.2533% x
ne
ng
Rp87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00 (Delapan belas miliar lima
ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam
puluh delapan rupiah);
do
gu B. Diluar Undang-undang Arbitrase;
Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap Putusan Arbitrase Nomor 688
In
A
tersebut di atas, Pemohon dengan ini menyatakan tidak sependapat dengan
pertimbangan hukum dan putusan tersebut, maka untuk itu mengajukan
ah
lik
keberatan dengan dasar hukum sebagai berikut:
1. Bahwa Pasal 22 Algemene Bepalingen van wetgeving voor Indonesie
(Peraturan Umum mengenai Peraturan Perundang-Undangan untuk
am
ub
Indonesia/AB) Sistem hukum Indonesia menentukan bahwa hakim tidak
boleh menolak mengadili perkara dengan dalih tidak ada atau tidak jelas
ep
dasar hukumnya;
k
si
hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai
hukum yang hidup dalam masyarakat;
ne
ng
do
gu
pembatalan putusan arbitrase ini. Pasal 643 Rv, misalnya, mengatur secara
lebih jelas dan lengkap hal-hal yang dapat membuat suatu putusan arbitrase
ah
lik
dapat dibatalkan;
4. Bahwa berdasarkan Pasal 643 Rv yang bisa dijadikan dasar pembatalan
m
ub
putusan arbitrase:
a) Putusan itu melampaui batas-batas perjanjian arbitrase;
ka
c) Putusan itu telah diberikan oleh arbiter yang tidak berwenang memutus
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
e) Putusan itu mengandung hal-hal yang satu sama lain saling bertentangan;
si
f) Arbiter telah lalai memberikan putusan tentang satu atau beberapa hal
yang menurut perjanjian arbitrase diajukan kepada mereka untuk diputus;
ne
ng
g) Arbiter telah melanggar prosedur hukum acara arbitrase yang harus
diikuti dengan ancaman kebatalan;
h) Telah dijatuhkan putusan berdasarkan surat-surat yang setelah putusan
do
gu itu dijatuhkan, diakui sebagai palsu atau telah dinyatakan sebagai palsu;
i) Setelah putusan diberikan, surat-surat yang menemukan yang dulu
In
A
disembunyikan oleh para pihak, ditemukan lagi;
j) Putusan didasarkan pada kecurangan atau itikad jahat, yang dilakukan
ah
lik
selama jalannya pemeriksaan, yang kemudian diketahui;
5. Bahwa berdasarkan Pasal 643 Rv Pemohon lebih menekankan kepada:
a. Arbiter telah lalai memberikan putusan tentang satu atau beberapa hal
am
ub
yang menurut perjanjian arbitrase diajukan kepada mereka untuk diputus;
dan;
ep
b. Setelah putusan diberikan, surat-surat yang menemukan yang dulu
k
si
lalai memeriksa perkara a quo terhadap:
a. Saksi yang diajukan oleh Pemohon dalam perkara a quo tidak
ne
ng
do
gu
lik
Termohon I;
7. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan terhadap
m
ub
pertimbangan hukum dan amar putusan Arbitrase Nomor 688 tersebut, karena
Termohon I dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo, tidak berdasarkan
ka
8. Bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 72 ayat (2) Undang Undang
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dikabulkan, Ketua Pengadilan Negeri menentukan lebih lanjut akibat
si
pembatalan seluruhnya atau sebagian putusan Arbitrase";
Maka karena itu, Pemohon memohon Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Timur
ne
ng
berwenang untuk memeriksa, memutus dan mengadili sendiri permohonan
Pemohon;
Dalam Eksepsi:
do
gu Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan pertimbangan
hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, pada halaman 84 butir
In
A
5 sampai 8 dan hal 85 butir 9, yang menyatakan sebagai berikut;
1. Menimbang bahwa Termohon I, dalam jawabannya mengajukan Eksepsi
ah
lik
kurang pihak, Termohon I mendalilkan bahwa perkara a quo kurang pihak
karena Pemohon tidak mengikutsertakan pihak PT BRI Syariah sebagai
Bank yang mengeluarkan jaminan uang muka;
am
ub
2. Menimbang, bahwa dalam eksepsi tersebut Termohon l/sekarang Pemohon,
pertama-tama menjelaskan bahwa dasar permohonan Pemohon adalah
ep
Perjanjian Pekerjaan Pembangunan PLTU Ampana 2x3 MW, Nomor
k
si
pihaknya telah memberikan jaminan-jaminan pemenuhan Prestasi kerjanya
berupa Bank Garansi kepada Pemohon, yaitu:
ne
ng
do
gu
juta seratus lima puluh ribu rupiah) ("Bank Garansi Uang Muka"); dan;
b. Bank Garansi Pelaksanaan terbitan Termohon II Rp8.729.600.000,00
(delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu
In
A
lik
ub
4. Menimbang dalam perkara a quo, secara hukum pihak yang ditarik sebagai
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pemohon adalah Termohon II dan bukan PT Bank BRI Syariah. Hal ini
si
karena Bank Garansi Uang Muka yang diterbitkan oleh PT Bank BRI Syariah
telah dicairkan oleh Pemohon, sedangkan Bank Garansi Pelaksanaan yang
ne
ng
diterbitkan oleh Termohon II tidak dapat dicairkan. Berdasarkan hal tersebut
pihak yang memiliki permasalahan hukum bukanlah PT Bank BRI Syariah
melainkan Termohon II. Oleh sebab itu, Pemohon menarik Termohon II
do
gu sebagai pihak dan tidak menarik PT Bank BRI Syariah sebagai pihak dalam
perkara a quo;
In
A
5. Menimbang bahwa Permohonan yang diajukan oleh Pemohon adalah terkait
pencairan jaminan pelaksanaan berupa Bank Garansi yang diterbitkan oleh
ah
lik
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
(Termohon II), sementara jaminan uang muka yang diterbitkan oleh PT Bank
BRI Syariah tidak dipermasalahkan dalam Perkara a quo. Dengan demikian,
am
ub
Majelis berpendapat bahwa PT Bank BRI Syariah bukan merupakan pihak
dalam perkara a quo, sehingga Eksepsi Termohon I patut ditolak;
ep
6. Bahwa pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas, adalah keliru dan
k
si
Bank Garansi Uang Pelaksanaan yang diterbitkan oleh PT Bank
Pembangunan Daerah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Termohon II),
ne
ng
sementara Bank Garansi Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh PT Bank
BRI Syariah tidak dipermasalahkan dalam perkara a quo, hal ini sangat tidak
do
gu
lik
sama lain. Karena tidak mungkin ada Bank Garansi Uang Pelaksanaan
tanpa ada Bank Garansi Uang Muka, atau dengan perkataan lain, Bank
m
ub
Garansi Uang Pelaksanaan adalah kelanjutan dari Uang Muka, oleh karena
itu, putusan Termohon I yang menyatakan eksepsi Pemohon ditolak,
ka
Dalam Konvensi:
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hal 85 sampai hal 90 butir 15, yang menyatakan sebagai berikut:
si
2. Menimbang bahwa hubungan hukum antara Pemohon dan Termohon I terjadi
karena adanya Surat Perjanjian a quo, dimana menyatakan Pemohon selaku
ne
ng
Kontraktor Utama memberikan pekerjaan kepada Termohon I sebagai
Subkontraktor pekerjaan plant design mencakup basic design, detail design,
serta pengadaan dan pemasangan mekanikal, elektrikal dan instrument control
do
gu meliputi BTG dan BOP (plant design). Bahwa Termohon I wajib melaksanakan
sampai selesai dengan hasil yang baik sesuai dengan ketentuan dan syarat-
In
A
syarat dalam surat perjanjian. Sedangkan hubungan hukum antara Pemohon
dan Termohon II terjadi karena Termohon II telah menerbitkan Jaminan
ah
lik
Pelaksanaan berupa Bank Garansi Pelaksanaan Nomor 126.883/JKT/III/
GP/2012, tanggal 26 Januari 2012 yang berlaku mulai tanggal 2 Desember 2011
sampai dengan 2 Oktober 2013 (bukti P-10);
am
ub
3. Menimbang bahwa berdasarkan perjanjian, lingkup pekerjaan meliputi
pekerjaan desain, pengadaan dan pemasangan serta commisioning sebagai
ep
berikut:
k
a. Mechanical works;
ah
si
c. Training for owner's personnel;
d. Mandatory spare parts;
ne
ng
do
gu
g. Engineering design review and manufacture & shop test inspection (basic
plant, design civil, basic and detail design mechanical, electrical, I & C
and balance of plant);
In
A
lik
ub
b. Service : Rp 3.000.000.000,00;
c. Total : Rp79.360.000.000,00;
ka
berikut:
R
a. Unit I yaitu:
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2) Steam turbin & auxiliary (ready for commercial operation) selama 20
si
(dua puluh) bulan kalender terhitung sejak tanggal efektif kontrak;
b. Unit II, yaitu steam turbin & auxiliary (ready for commercial operation)
ne
ng
selama 22 (dua puluh dua) bulan kalender terhitung sejak tanggal efektif
kontrak;
6. Menimbang, bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan, telah terjadi keterlambatan
do
gu oleh Termohon I dimana berdasarkan Project bar Chart dan S Curve
Pekerjaan Pembangunan PLTU 2 x 3 MW Ampana Sulteng periode Maret
In
A
2013, kemajuan pekerjaan Termohon I adalah sebagai berikut:
a. Untuk pekerjaan engineering, rencana pekerjaan sebesar 3,9063% (tiga
ah
lik
koma sembilan nol enam tiga persen), terealisasi sebesar 1,3474% (satu
koma tiga empat tujuh empat persen), sehingga terdapat deviasi sebesar
-2,5588% (minus dua koma lima lima delapan delapan persen);
am
ub
b. Untuk pekerjaan procurement, rencana pekerjaan sebesar 86,4882%
(delapan puluh enam koma empat delapan delapan dua persen),
ep
terealisasi sebesar 19,8227% (sembilan belas koma delapan dua dua
k
si
c. Untuk pekerjaan construction rencana pekerjaan sebesar 6,6506%
(enam koma enam lima nol enam persen), terealisasi sebesar 0,0832%
ne
ng
(nol koma nol delapan tiga dua persen), sehingga terdapat deviasi
sebesar -6,5674% (minus enam koma lima enam tujuh empat persen);
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Termohon I;
si
9. Menimbang bahwa terhadap keterlambatan tersebut, Pemohon telah
menyampaikan peringatan kepada Termohon I, yaitu melalui surat-surat
ne
ng
sebagai berikut:
a. Surat Nomor 95/SW/HK-ABI/VIII/2012, tanggal 8 Agustus 2012 perihal
Surat Peringatan Pertama (bukti P-1);
do
gu b. Surat Nomor 019/YAN/HK-PLN/III/2013, tanggal 14 Maret 2013 perihal
Surat Peringatan Kedua (bukti P-2);
In
A
c. Surat Nomor 022/RYL/HK-ABI/III/2013, tanggal 25 Maret 2013 perihal
Surat Peringatan Ketiga (bukti P-3).
ah
lik
10. Menimbang bahwa selanjutnya, dengan adanya keterlambatan tersebut
Pemohon telah menyampaikan Surat Penghentian Pekerjaan kepada
Termohon I melalui Surat Nomor 024/SW/HK-ABI/IV/2013, tanggal 5 April
am
ub
2013 (bukti P-18);
11. Menimbang bahwa dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut di atas,
ep
Termohon I telah melakukan wanprestasi, karena telah mengalami
k
puluh lima koma tujuh sembilan satu tujuh persen), dimana keterlambatan
R
si
tersebut telah melampaui 10% (sepuluh persen) dari progres pekerjaan yang
direncanakan;
ne
ng
do
gu
lik
ub
dengan Shandong tidak ada kaitannya dengan perkara a quo. Hal ini karena
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pekerjaannya dalam Perjanjian maka hal tersebut menjadi beban dan
si
tanggung jawab Termohon I tanpa ada kaitan apapun dengan Pemohon. Oleh
karena itu keterlambatan Shandong dalam melakukan pekerjaannya sesuai
ne
ng
perjanjian dengan Termohon I tidak dapat dijadikan alasan bagi Termohon I
untuk menghindar dari pertanggungjawabannya sesuai Perjanjian;
14. Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1338 (1) Kitab Undang Undang
do
gu Hukum Perdata suatu perjanjian hanya mengikat para pihak dalam
perjanjian, sedangkan pihak-pihak lainnya adalah pihak Ketiga yang tidak
In
A
mempunyai sangkut paut dengan perjanjian tersebut. Secara lengkap Pasal
1338 (1) Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyatakan sebagai berikut:
ah
lik
"Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang
bagi mereka yang membuatnya";
15. Menimbang bahwa sesuai pertimbangan Majelis di atas, dalam perkara a
am
ub
quo perjanjian secara nyata ditanda tangani oleh Pemohon dan Termohon
saja tanpa melibatkan pihak ketiga seperti Shandong. Oleh karena itu yang
ep
memiliki hubungan hukum dalam perjanjian hanyalah Pemohon dan
k
si
Di lain pihak, perjanjian antara Termohon dengan Shandong, apabila ada,
tidak ada kaitannya apapun dengan kewajiban Termohon dalam perjanjian
ne
ng
do
gu
lik
ub
Termohon I;
es
Ad.a. Saksi yang diajukan oleh Pemohon, yaitu Ir. Tresna Edward:
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pemohon ajukan di persidangan yang menyatakan:
si
a. Bahwa semua pekerjaan sudah dikerjakan Pemohon sebesar 35%
tetapi yang sudah diakui oleh Termohon II sebesar 21.2533% (dua
ne
ng
puluh satu koma dua lima tiga tiga persen);
b. Bahwa owner dari proyek pekerjaan Ampana adalah PT PLN;
c. Semua design proyek harus persetujuan PLN karena pekerjaan
do
gu tersebut adalah back to back (semua pekerejaan harus ijin PT PLN);
d. Bahwa setelah selesai dibuat design, Pemohon langsung mengerjakan
In
A
proyek dan sudah biasa mengerjakan boiler;
e. Bahwa pekerjaan pembuatan Turbin dari China sudah selesai, tetapi
ah
lik
belum bisa dikirim ke lokasi proyek karena proyek sipil yang
dikerjakan oleh Termohon II, belum selesai;
f. Bahwa surat Peringatan dari Termohon II cepat direspon oleh
am
ub
Pemohon;
Ad.b.Cara pemberian Surat Peringatan 1, 2, dan 3 menyalahi aturan oleh
ep
Termohon II kepada Pemohon dan dimana di dalam Putusan Termohon I
k
si
Pemohon dengan Termohon II) dimana dalam pasal Perjanjian tersebut
menyebut:
ne
ng
14.3. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan
terhitung sejak pihak kedua menerima peringatan tertulis pertama
do
gu
sebagaimana dimaksud dalam ayat 14.2 pasal ini, pihak kedua belum
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam surat
peringatan tertulis pertama maka pihak pertama akan memberikan
In
A
lik
ub
jangka waktu yang ditentukan, dalam hal ini jelas Termohon II dalam
R
lewat jangka waktu surat Peringatan (SP) Pertama (1), tetap memberikan
M
ng
Surat Peringatan (SP) ke 2 (dua) padahal Surat Peringatan (SP) ke-1 tidak
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
berlaku lagi, demikian juga pemberian Surat Peringatan (SP) Ketiga (III),
si
jangka waktu Surat Peringatan (SP) ke-2 (dua) sudah berakhir, tetapi
Termohon II tetap memberikan Surat Peringatan (SP) ke -3 (tiga), hal ini
ne
ng
sangat bertentangan dengan Pasal 14.4 Perjanjian;
3. Bahwa karena Termohon II memberikan surat peringatan kepada Pemohon
menyalahi Perjanjian Pasal 14.4 yaitu:
do
gu 1. Surat Peringatan Pertama (I) masa berlaku 14 (empat belas) hari;
2. Surat Peringatan Kedua (II) masa berlaku 7 (tujuh) hari;
In
A
3. Surat Peringatan Ketiga/Terakhir (III) masa berlaku 3 (tiga) hari;
4. Surat wanprestasi;;
ah
lik
Sehingga surat wanprestasi yang diberikan oleh Termohon II kepada
Pemohon harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
4. Bahwa Termohon II juga menyalahi Perjanjian Pasal 14.5 yang berbunyi:
am
ub
"Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan ketiga
atau terakhir, pihak kedua belum menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
ep
dimaksud dalam surat perjanjian pekerjaan ini, maka pihak pertama berhak
k
si
belum pernah membuat surat pemutusan surat perjanjian pekerjaan, oleh
karena itu surat wanprestasi; yang diberikan oleh Termohon II kepada
ne
ng
do
gu
lik
yang diakui dan ditandatangani Pemohon hanyalah 21,2533% (dua puluh satu
koma dua lima tiga tiga persen). Untuk progres pekerjaan yang diakui tersebut
m
ub
ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah). Akan tetapi
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
senilai progres pekerjaan yang dilaksanakan oleh Termohon I, tetapi
si
invoice/tagihan termohon I selalu diabaikan oleh Pemohon, dengan adanya
penolakan invoice/tagihan ini, Termohon I dalam melakukan pekerjaan
ne
ng
kurang maksimal";
8. Menurut Majelis pernyataan Termohon I atas merupakan suatu pengakuan
bahwa prestasi pekerjaannya kepada Pemohon tidaklah seperti yang
do
gu disepakati dalam perjanjian. Namun Termohon I berpendapat bahwa hal ini
bukanlah kesalahan pihaknya karena disebabkan tindakan Pemohon sendiri
In
A
yang tidak membayar invoice Termohon I;
9. Menimbang bahwa menurut Pemohon progres perkerjaan Termohon I
ah
lik
sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) hanya
merupakan indikator untuk menghitung berapa besar kemajuan pekerjaan
yang telah dilakukan Termohon I dibandingkan dengan rencana kerja dalam
am
ub
perjanjian. Progres pekerjaan tersebut bukanlah dasar untuk dilakukan
pembayaran karena hal tersebut sudah diatur secara khusus dalam Pasal 9
ep
perjanjian. Oleh karena itu meskipun Termohon I telah melakukan pekerjaan
k
sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) namun
ah
si
pembayaran. Dengan demikian dalil Termohon I yang menyatakan
wanprestasi;nya atas perjanjian dikarenakan Pemohon yang tidak membayar
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang sudah dikerjakan oleh Pemohon;
si
14. Bahwa Termohon I tidak mempertimbangkan progress sebesar 21,2533%
(dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) dan hanya menyatakan
ne
ng
indikator, hal ini adalah putusan yang salah dan keliru dan sangatlah
menyalahi Perjanjian, karena tidak ada disebutkan, bahwa progress pekerjaan
tersebut adalah merupakan indikator, karena dalam setiap proyek pekerjaan,
do
gu haruslah ada opname pekerjaan, tentang seberapa besar pekerjaan yang
sudah dikerjakan untuk pembayaran progress pekerjaan, karena Pemohon
In
A
dalam mengerjakan proyek pekerjaan sudah mengeluarkan:
a. Biaya tenaga kerja;
ah
lik
b. Biaya pembelian material;
c. Biaya gudang;
d. Biaya administrasi lain yang berhubungan dengan proyek pekerjaan;
am
ub
15. Bahwa progres pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh Pemohon sebesar
21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen), dan sudah diakui
ep
oleh Termohon, wajib dipertimbangkan, karena Termohon II sudah
k
Pemohon untuk membayar Bank Garansi uang pelaksanaan hal ini sesuai
R
si
dengan Pasal 56 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang BANI yang
menyebutkan:
ne
ng
do
gu
16. Bahwa karena Pertimbangan Termohon I salah dan keliru sudah secara
layak dan Patut Termohon II dihukum untuk membayar kepada Pemohon
progress nilai pekerjaan, yaitu sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00 =
In
A
Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta
dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);
ah
lik
ub
kepada Pemohon tidak bisa bertambah karena Pemohon tidak mau menerima
R
ng
dilokasi Proyek belum selesai, sehingga tidak ada tempat untuk barang-
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
barang yang sudah selesai dikerjakan oleh Termohon I. Padahal menurut
si
Termohon I instruksi PT PLN, sebagai pemberi Tugas, kepada semua
kontraktor utama dalam bidang proyek pembangkit yang berhubungan
ne
ng
dengan tender di PT PLN adalah bahwa peralatan dapat dikirim kelokasi jika
pekerjaan pondasi peralatan telah selesai 75% (tujuh puluh lima persen).
Dengan belum selesainya pekerjaan sipil tersebut oleh Pemohon maka
do
gu progres pekerjaan Termohon I kepada Pemohon tidak bisa bertambah dan
jadwal pelaksanaan dalam perjanjian menjadi tidak terpenuhi;
In
A
3. Menimbang bahwa pada persidangan tanggal 21 September 2015,
Pemohon menolak dalil Termohon I tersebut. Pertama-tama, Pemohon
ah
lik
berpendapat bahwa instruksi PT PLN yang menyatakan bahwa peralatan
dapat dikirim kelokasi jika pekerjaan pondasi peralatan telah selesai 75%
(tujuh puluh lima persen) hanya berlaku untuk proyek-proyek lainnya, dan
am
ub
bukan proyek dalam Perjanjian. Oleh karena itu pernyataan Termohon I
terkait dengan kesiapan lokasi proyek harus 75% (tujuh puluh lima persen)
ep
adalah tidak relevan. Lebih lanjut, Pemohon berpendapat bahwa pengiriman
k
si
dimengerti bahwa Prestasi Termohon I diukur apabila barang telah selesai
100% (seratus persen), dikirimkan kepada Pemohon dan kemudian
ne
ng
do
gu
lik
sesuai dengan apa yang diatur secara implisit dalam perjanjian. Oleh karena
itu sudah sepatutnya Majelis menolak dalil Termohon I tersebut;
m
ub
a. Bahwa karena turbin dan peralatan boiler mau dikirim ke lokasi proyek
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
bisa bertambah;
si
b. Bahwa di dalam video tersebut, Termohon II (sebagai pelaksana proyek
sipil) belum mengerjakan sipil apapun di lokasi proyek, sehingga
ne
ng
Termohon II, selalu menolak apabila Pemohon ingin mengirim turbin dan
boiler ke lokasi Proyek;
c. Bahwa pertimbangan Termohon I yang menyatakan persentase pekerjaan
do
gu Pemohon telah mengalami keterlambatan progres pekerjaan mencapai
sebesar -75,7917% (minus tujuh puluh lima koma tujuh sembilan satu
In
A
tujuh persen), dimana keterlambatan tersebut telah melampaui 10%
(sepuluh persen) dari progres pekerjaan yang direncanakan haruslah
ah
lik
dibatalkan atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
Tentang Pencairan Bank Garansi;
1. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan
am
ub
pertimbangan hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, pada
hal 93 sampai 94. yang menyatakan sebagai berikut:
ep
2. Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 8 Perjanjian, dalam melaksanakan
k
Bank Garansi yang diterbitkan dari Bank yang mempunyai reputasi baik dan
R
si
disetujui oleh pihak Pemohon;
3. Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, Termohon I telah
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
P-22);
si
d. Surat Nomor EPC/Ww.274/UKU/ll/2013, tanggal 25 Juni 2013 (bukti P-23);
e. Surat Nomor EPC/Ww.346/UKU/ll/2013, tanggal 5 Juli 2013 (bukti P-24);
ne
ng
f. Surat Nomor DIV/EPC/WW.410/UKUA/II/13, tanggal 23 Juli 2013 (bukti P-25);
g. Surat Nomor EPC/Ww.571/UKU/ll/2013, tanggal 21 Agustus 2013 (bukti P-4);
h. Surat Nomor EPC/Ww.676/UKU/ll/2013, tanggal 11 September 2013
do
gu (bukti P-26);
i. Surat Nomor EPC/Ww.1151/UKU/ll/2013, tanggal 20 Desember (bukti P-27);
In
A
6. Menimbang bahwa berdasarkan Permohonan klaim tersebut di atas,
pengajuan permohonan masih dalam batas waktu Bank Garansi;
ah
lik
7. Menimbang bahwa karena Termohon I telah melakukan perbuatan
wanprestasi dengan adanya keterlambatan yang mencapai deviasi lebih dari
10% (sepuluh persen) sebagaimana diuraikan di atas, maka Pemohon
am
ub
berhak mencairkan Bank Garansi yang dikeluarkan oleh Termohon II;
8. Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Termohon I tersebut di atas, adalah
ep
pertimbangan yang sangat keliru dan salah menafsirkan fakta-fakta yang
k
si
Termohon II di dalam Pasal 11 ayat 8 yang berbunyi:
"Dalam hal terjadi Pemutusan Surat Perjanjian karena alasan sebagaimana
ne
ng
dimaksud dalam ayat (5) pasal ini maka pihak pertama dan pihak kedua
sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab
do
gu
lik
ub
10. Bahwa oleh karena itu, berdasarkan Pasal 11 ayat 8 Perjanjian Utama
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Ampana 2x3 MW Nomor 001/SPP/WIL.V/HK-ALBOK/XI/2011, haruslah
si
diadakan berita acara opname dan berdasarkan berita acara opname
pekerjaan ternyata pembayaran yang sudah diterima Pemohon lebih besar,
ne
ng
maka Pemohon wajib mengembalikan kelebihan pembayaran tersebut
dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah
pemutusan surat perjanjian, demikian pula jika berdasarkan berita acara
do
gu opname pekerjaan ternyata pembayaran yang sudah diterima Pemohon
sebelumnya lebih kecil, maka Termohon II wajib membayar kekurangan
In
A
pembayaran tersebut dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari kalender setelah pemutusan surat perjanjian;
ah
lik
11. Bahwa dengan demikian pembayaran yang harus dibayar oleh Termohon II
kepada Pemohon berdasarkan Pasal 11 ayat 8 Perjanjian Utama adalah
progrees pekerjaan yang dilakukan oleh Pemohon yaitu sebesar 21,2533%
am
ub
(dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang sudah diakui secara
sah oleh Pemohon atau senilai sebesar 21.2533% x Rp87.296.000.000,00 =
ep
Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta
k
dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan rupiah);
ah
12. Bahwa perlu diketahui, dana Termohon II yang ada pada Pemohon, tidak
R
si
ada lagi, karena Bank Garansi Uang Muka Nomor 0125-30112-30-005
tanggal 30 November 2012 sebesar Rp11.887.150.000,00 (sebelas miliar
ne
ng
delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah),
berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan Desember tahun dua ribu dua
do
gu
belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal tiga bulan Juni tahun dua ribu
tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh PT BRI Syariah, telah dicairkan
oleh Termohon II;
In
A
13. Bahwa tidak ada dasar yang bisa dipergunakan oleh Termohon II untuk
mencairkan Bank Garansi Pelaksanaan sebesar Rp8.729.600.000,00
ah
lik
(delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah)
sesuai dengan Perjanjian Utama Pasal 11 ayat 8;
m
ub
14. Bahwa dengan demikian Pemohon memohon kepada Bapak Ketua Majelis
Hakim yang menangani perkara ini, untuk membatalkan pencairan Bank
ka
pekerjaan Pemohon yaitu sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua lima
R
tiga tiga persen) yang sudah diakui secara sah oleh Termohon II atau senilai
es
ng
belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
ratus enam puluh delapan rupiah);
si
Dalam Rekonvensi:
1. Bahwa Pemohon tidak sependapat dan sangat keberatan dengan
ne
ng
pertimbangan hukum Termohon I dalam Putusan Arbitrase Nomor 688, hal
95. yang menyatakan sebagai berikut:
2. Menimbang bahwa Pemohon Rekonvensi dalam jawaban konvensinya
do
gu mengajukan tuntutan balik (rekonvensi) terkait dengan progres pekerjaan
yang telah dilakukan oleh Pemohon Rekonvensi sebesar 21,2533% (dua
In
A
puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang belum dibayar oleh
Termohon I Rekonvensi;
ah
lik
3. Menimbang bahwa dalam kontrak tidak mengatur mengenai pembayaran
dengan menggunakan progress, melainkan dalam Pasal 9.2 butir b
Perjanjian disebutkan bahwa Pembayaran sebesar 40% (empat puluh
am
ub
persen) dari nilai FOB pada saat progres pabrikasi (manufacturing progress)
telah selesai dilakukan oleh Pemohon Rekonvensi serta Pemohon
ep
Rekonvensi harus menyerahkan Bank Garansi atas pembayaran 40%
k
4. Menimbang bahwa progres sebesar 21,2533% (dua puluh satu koma dua
R
si
lima tiga tiga persen) belum menunjukan bahwa Pemohon Rekonvensi telah
menyelesaikan progres pabrikasi (manufacturing progress), sehingga
ne
ng
do
gu
patut ditolak;
6. Menimbang bahwa karena permohonan Pemohon Rekonvensi telah ditolak
ah
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
9. Bahwa tuntutan rekonvensi Pemohon seperti yang diajukan dalam
si
persidangan Arbitrase adalah:
Dalam Provisi:
ne
ng
1. Memerintahkan Termohon II Rekonvensi/Termohon II Konvensi (PT Bank
Sumselbabel) untuk tidak mencairkan Bank Garansi yang dikeluarkan oleh
Termohon II Rekonvensi/Termohon II (PT Bank Sumselbabel) yaitu Bank
do
gu Garansi Pelaksanaan Nomor 126.883/JKT/III/GP/2012, tanggal 26 Januari
2012 sebesar Rp8.729.600.000,00 (delapan miliar tujuh ratus dua puluh
In
A
sembilan juta enam ratus ribu rupiah) berlaku terhitung tanggal dua
Desember dua ribu sebelas (02-12-2011) sampai dengan dua Oktober dua
ah
lik
ribu tiga belas (02-10- 2013);
2. Memerintahkan Termohon I Rekonvensi/Pemohon Konvensi (PT Hutama
Karya) untuk mengembalikan Bank Garansi Uang Muka Nomor 0125-30112-
am
ub
30-005 tanggal 30 November 2012 sebesar Rp11.887.150.000,00 (sebelas
miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah)
ep
berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan Desember tahun dua ribu dua
k
belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal tiga bulan Juni tahun dua ribu
ah
tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh Bank BRISyariah dan atau
R
si
mengembalikan uang senilai Bank garansi uang Muka sesuai perjanjian
kepada Pemohon Rekonvensi/Termohon I Konvensi;
ne
ng
Dalam Eksepsi:
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi dari Termohon I (PT Albok) untuk
do
gu
seluruhnya;
2. Menyatakan Permohonan dari Pemohon (PT Hutama Karya) untuk ditolak
atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
In
A
lik
ub
(II), Surat Peringatan Ketiga (III), dan Surat wanprestasi; yang diberikan
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
126.883/JKT/III/GP/2012 tanggal 26 Januari 2012 sebesar Rp8.729.600.000,00
si
(delapan miliar tujuh ratus dua puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah)
berlaku terhitung tanggal dua Desember dua ribu sebelas (02-12-2011) sampai
ne
ng
dengan dua Oktober dua ribu tiga belas (02-10-2013);
5. Memerintahkan Termohon I Rekonvensi/Pemohon Konvensi (PT Hutama
Karya) untuk mengembalikan Bank Garansi Uang Muka Nomor 0125-30112-
do
gu 30-005 tanggal 30 November 2012 sebesar Rp11.887.150.000,00 (sebelas
miliar delapan ratus delapan puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah)
In
A
berlaku terhitung mulai tanggal tiga bulan Desember tahun dua ribu dua
belas (03-12-2012) sampai dengan tanggal tiga bulan Juni tahun dua ribu
ah
lik
tiga belas (03-06-2013) yang diterbitkan oleh Bank Bri Syariah dan atau
mengembalikan uang senilai Bank garansi uang Muka kepada Pemohon
Rekonvensi/Termohon I Konvensi (PT Albok);
am
ub
6. Menghukum dan memerintahkan Termohon I Rekonvensi/Pemohon
Konvensi (PT Hutama Karya) untuk sekaligus dan seketika untuk melakukan
ep
pembayaran kepada Pemohon Rekonvensi/Termohon I Konvensi (PT Albok)
k
si
ratus sembilan puluh enam juta rupiah) atau senilai Rp18.553.280.768,00
(delapan belas miliar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh
ne
ng
do
gu
lik
ub
ep
es
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
10. Menghukum Termohon Rekonvensi l/Pemohon Konvensi (PT Hutama
si
Karya)untuk membayar seluruh biaya perkara ini;
Tuntutan Provisi;
ne
ng
Bahwa berhubungan alasan-alasan yang Pemohon ajukan sangat berdasar
menurut hukum untuk membatalkan Putusan Arbitrase Perkara Nomor
688/IV/ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 a quo maka guna menghindari
do
gu kerugian bagi Pemohon apabila putusan Arbitrase a quo dilaksanakan terlebih
dahulu, sangatlah beralasan apabila Pemohon Memohon agar kiranya Pengadilan
In
A
Negeri Jakarta Timur berkenan mengeluarkan putusan provisi untuk menunda
pelaksanaan eksekusi putusan arbitrase a quo selama pemeriksaan permohonan
ah
lik
pembatalan yang diajukan Pemohon masih berlangsung;
Oleh karena itu, Pemohon dengan segala kerendahan hati mohon agar
Pengadilan Negeri Jakarta Timur berkenan menjatuhkan putusan provisi:
am
ub
1. Memerintahkan Termohon III untuk tidak mencairkan Bank Garansi Uang
Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Termohon III dalam pelaksanaan
ep
Perjanjian;
k
si
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon Pembatalan
mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Timur agar memberikan putusan
ne
ng
sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:
do
gu
lik
ub
seluruhnya;
2. Membatalkan Putusan Arbitrase Perkara Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015,
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
ARB-BANI/2015, tanggal 2 November 2015 tidak mempunyai kekuatan
si
mengikat;
4. Menyatakan Termohon II (PT Hutama Karya) telah melakukan wanprestasi;
ne
ng
yang menimbulkan kerugian bagi Pemohon;
5. Menghukum Termohon II untuk membayar kepada Pemohon sebesar
21,2533% (dua puluh satu koma dua lima tiga tiga persen) yang sudah
do
gu diakui secara sah oleh Pemohon atau senilai sebesar 21.2533% x
Rp87.296.000.000,00 = Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima
In
A
ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam
puluh delapan rupiah) dengan dibayar secara tunai dan sekaligus lunas;
ah
lik
6. Menyatakan Termohon I, dan Termohon III tunduk atas putusan ini;
7. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkara ini;
8. Menghukum Termohon II untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
am
ub
perkara ini;
Dalam Rekonvensi:
ep
1. Menerima seluruh permohonan dan tuntutan rekonvensi dari Pemohon (PT
k
Albok);
ah
si
perkara ini;
Bahwa terhadap permohonan pembatalan tersebut di atas, Termohon I
ne
ng
do
gu
diajukan Pemohon, kecuali untuk hal-hal yang diakui secara tegas oleh
Termohon I dalam bagian Eksepsi Jawaban ini;
Eksepsi Obscuur Libel;
In
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Jakarta Timur menghukum Termohon II untuk melakukan pembayaran
si
kepada Pemohon sebesar Rp18.553.280.768,00 (delapan belas miliar lima
ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu tujuh ratus enam
ne
ng
puluh delapan rupiah), serta (iii) meminta untuk dinyatakan sah dan berharga
sita jaminan yang dimohonkan Pemohon dalam perkara a quo", yang mana
hal tersebut secara hukum tidak sesuai dengan petitum yang dipersyaratkan
do
gu di dalam permohonan pembatalan putusan arbitrase;
Petitum Pemohon:
In
A
Dalam Eksepsi:
1. Menerima Dan mengabulkan Eksepsi dari Pemohon (PT Albok) untuk
ah
lik
seluruhnya;
2. Menyatakan permohonan dari Termohon II (PT Hutama Karya) untuk
ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
am
ub
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya;
ep
2. Membatalkan Putusan Arbitrase BANI Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015
k
si
BANI/2015 tertanggal 2 November 2015 tidak mempunyai kekuatan
mengikat;
ne
ng
do
gu
lik
puluh delapan rupiah) dengan dibayar secara tunai dan sekaligus lunas;
6. Menyatakan Termohon I dan Termohon III tunduk atas putusan ini;
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pemohon menuntut sesuatu yang tidak ada dasar hukumnya. Dalam hal ini,
si
petunjuk mengenai penyusunan petitum dalam suatu permohonan arbitrase
secara eksplisit dapat ditemui pada Pasal 72 ayat (2) Undang Undang
ne
ng
Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Altematif Penyelesaian
Sengketa (UUAAPS) mengenai akibat dibatalkannya suatu putusan
arbitrase, berikut ini:
do
gu Pasal 72 ayat 2:
Apabila permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikabulkan,
In
A
Ketua Pengadilan Negeri menentukan lebih lanjut akibat pembatalan
seluruhnya atau sebagian putusan Arbitrase;
ah
lik
Penjelasan:
Ketua Pengadilan Negeri diberi wewenang untuk memeriksa tuntutan
pembatalan jika diminta oleh para pihak, dan mengatur akibat dari
am
ub
pembatalan seluruhnya atau sebagian dari putusan arbitrase bersangkutan;
Ketua Pengadilan Negeri dapat memutuskan bahwa setelah diucapkan
ep
pembatalan, arbiter yang sama atau arbiter lain akan memeriksa kembali
k
si
Merujuk kepada ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu putusan
arbitrase dapat dibatalkan baik sebagian maupun seluruhnya dan setelah
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pemohon Telah Meminta Agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Perkara A Quo
si
Memeriksa Ulang Perkara Pemohon Vs Termohon II;
5. Bahwa Pemohon secara mengada-ada dan tanpa dasar hukum yang jelas telah
ne
ng
meminta agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri perkara a quo memeriksa ulang
perkara Pemohon vs Termohon II padahal perkara tersebut telah diperiksa dan
diputus sebelumnya oleh Majelis Arbitrase BANI melalui Putusan Arbitrase BANI
do
gu Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015 tertanggal 2 November 2015. Permintaan
"pemeriksaan ulang perkara Pemohon vs Termohon II" tersebut tampak apabila
In
A
meneliti permohonan Pemohon, khususnya pada bagian-bagian yang diuraikan
di bawah ini:
ah
lik
- Halaman 9 sampai dengan 10 permohonannya dimana Pemohon
menyampaikan keberatannya atas pertimbangan Majelis Arbitrase Perkara
Nomor 688/IV/ARB-BANI/2015 pada halaman 84 butir 5 sampai dengan 8
am
ub
dan hal 85 butir 9 yang telah menolak eksepsi kurang pihak yang diajukan
Pemohon;
ep
- Halaman 10 sampai dengan 23 permohonannya dimana Pemohon
k
si
15 yang telah mengabulkan permohonan konvensi Termohon II sebagian
dan pada halaman 85 yang telah menolak permohonan rekonvensi
ne
ng
do
gu
lik
mengadili setiap sudut perkara yang timbul atas pelaksanaan Perjanjian (vide
Pasal 24 Perjanjian). Dengan adanya pemberian kewenangan yurisdiksi secara
m
ub
ng
Pasal 3:
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang
si
telah terikat dalam perjanjian arbitrase;
7. Berdasarkan penjelasan tersebut kiranya sah dan beralasan apabila Termohon
ne
ng
I kembali mengajukan Eksepsi Obscuur kepada Yang Terhormat Majelis Hakim
perkara a quo untuk menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur Nomor
do
gu 479/Pdt.G.ARB/2015/PN Jkt. Tim, tanggal 21 April 2016 sebagai berikut:
Dalam Eksepsi:
In
A
- Menolak eksepsi yang diajukan oleh Termohon I untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara:
ah
lik
1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara yang hingga kini ditaksir
sebesar Rp522.000,00 (lima ratus dua puluh dua ribu rupiah);
am
ub
Menimbang, bahwa sesudah Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur
Nomor 479/Pdt.G.ARB/2015/PN Jkt. Tim, tanggal 21 April 2016, yang telah
ep
berkekuatan hukum tetap tersebut diucapkan dengan dihadiri oleh Pemohon pada
k
si
permohonan peninjauan kembali di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur
pada tanggal 24 Agustus 2016, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan
ne
ng
do
gu
lik
ub
Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 72 ayat (4) Undang Undang Nomor
30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa beserta
ka
Penjelasannya Pasal tersebut, maka upaya hukum yang dapat diajukan adalah
ep
dan terakhir;
R
sehingga dengan demikian tidak ada upaya hukum bagi putusan yang menolak
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pembatalan termasuk upaya hukum peninjauan kembali, oleh karena itu
si
permohonan peninjauan kembali harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan pemeriksaan peninjauan
ne
ng
kembali dinyatakan tidak dapat diterima, maka Pemohon Peninjauan Kembali
dihukum untuk membayar biaya perkara pada dalam pemeriksaan peninjauan
kembali;
do
gu Memperhatikan, Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009
In
A
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang
ah
lik
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
M E N G A D I L I:
am
ub
1. Menyatakan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali PT ALBOK BOILER INDUSTRI tersebut tidak dapat diterima;
ep
2. Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya perkara
k
si
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada
hari Rabu, tanggal 25 Januari 2017 oleh Soltoni Mohdally, S.H., M.H. Hakim Agung
ne
ng
yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. H. Zahrul
Rabain, S.H., M.H., dan Sudrajad Dimyati, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung,
do
gu
lik
ub
Ttd. Ttd.
ka
ep
Ttd.
es
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Panitera Pengganti,
si
Ttd.
ne
ng
Febry Widjajanto, S.H., M.H.
Biaya-biaya:
do
gu 1. M e t e r a i …….... Rp
2. R e d a k s i ……... Rp
6.000,00
5.000,00
3. Administrasi PK … Rp2.489.000,00
In
Jumlah….........…..Rp2.500.000,00
A
ah
lik
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
am
ub
PANITERA,
ep
k
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34