Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2598-2095 Vol. 1 No.

2 (Maret, 2018)

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN


TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN
(The Level of Patient Satisfaction In Pharmaceutical Care
at Puskesmas Pekauman Banjarmasin)
(Submited : 6 Maret 2018 , Accepted : 31 Maret 2018)

Erna Prihandiwati1, Muhammad Muhajir1, Riza Alfian1, Rina Feteriyani2


1
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
2
Puskesmas Pekauman Banjarmasin
Email : ernaprihandiwati1@gmail.com

ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian adalah salah satu bagian yang penting dalam pelayanan kesehatan karena
termasuk dalam upaya kesehatan untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit, mencegah penyakit,
serta menyembuhkan penyakit. Standar Pelayanan Kefarmasian merupakan tolak ukur yang digunakan
sebagai acuan penyelenggaraannya bagi tenaga kefarmasian. Terpenuhinya standar tersebut diharapkan
dapat memenuhi harapan dari pasien, yang terangkum dalam kepuasan pasien pada saat menerima
pelayanan kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien
Puskesmas Pekauman Banjarmasin terhadap pelayanan kefarmasian. Penelitian ini tergolong sebagai
penelitian deskriptif. Metode pengumpulan sampel menggunakanconsecutive sampling dengan jumlah
sampel 372 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Responden peneltian ini merupakan
pasien di Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang menerima pelayanan kefarmasian. Pengumpulan data
dilakukan pada periode 25 April – 13 Mei 2016 dengan menggunakan kuesioner kepuasan pelayanan
kefarmasian. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pasien di Puskesmas Pekauman
Banjarmasin yang mendapatkan pelayanan kefarmasian secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata tingkat
kepuasan pasien yaitu 68,03% yang berarti pasien merasa puas terhadap pelayanan kefarmasian yang
diberikan berdasarkan indikator pengukuran tingkat kepuasan pasien.

Kata kunci: tingkat kepuasan, pelayanan kefarmasian

ABSTRACT
Pharmacy services is one important element in the pharmaceutical services as required in the majority of
health efforts to eliminate the symptoms of an illness, prevent disease, and to cure diseases. Standards of
Pharmaceutical Services is a benchmark used as a guideline for pharmacy workers in organizing
pharmaceutical services. Compliance to the standards in the pharmaceutical services are expected to meet
the expectations of patients, it is summary as the patients satisfaction on pharmaceutical care.The aim this
study was to identify the patient satisfaction levelon pharmacy services in Puskesmas Pekauman
Banjarmasin. This research is descriptive research method consecutive sampling with a sample of 372
respondents who meet the inclusion and exclusion criteria, respondents present study is patients who
receive pharmacy services at health centers Pekauman Banjarmasin. Data collection took place April 25 -
May 13, 2016 using a questionnaire.The results of the study patient satisfaction level to pharmacy services
at health centers showed Pekauman Banjarmasin in keselurahan value-average patient satisfaction rate is
68.03% which means the patients are satisfied with the pharmaceutical services provided.

Keyword: the satisfaction level, pharmaceutical care

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 63
ISSN : 2598-2095 Vol. 1 No. 2 (Maret, 2018)

PENDAHULUAN kefarmasian yang diperoleh pada kenyataannya


Pelayanan kefarmasian memiliki peranan sama atau melebihi harapannya, sebaliknya
dalam upaya kesehatan untuk menghilangkan pasien akan merasa tidak puas apabila
gejala dari suatu penyakit, mencegah penyakit, pelayanan kefarmasian yang diperoleh pada
serta dapat menyembuhkan penyakit. Sebaliknya, kenyataannya tidak sesuai dengan yang
pelayanan kefarmasian yang kurang optimal diharapkan (Pohan, 2006). Kepuasan pasien
dapat menimbulkan kerugian pada pasien. Oleh akan terpenuhi apabila pemberian jasa pelayanan
sebab itu, pelayanan kefarmasian yang tepat, kesehatan dari Puskesmas kepada pasien sesuai
objektif, dan komprehensif sangat diperlukan dengan apa yang diharapkan pasien. Oleh karena
untuk meningkatkan derajat kesehatan itu berbagai faktor, seperti perbedaan persepsi
masyarakat (Sulistyorini,2009). Pelayanan yang diharapkan pasien dengan pemberi jasa
kefarmasian adalah wujud dari asuhan palayanan kesehatan, maka jasa diterima
kefarmasian yang bertujuan untuk menjaga mutu berbeda dari persepi pasien (Subekti, 2009).
sediaan farmasi dan menunjang keberhasilan Berdasarkan penelitian Isnaniah (2015)
terapi yang dijalani oleh pasien dalam tentang Tingkat Kepuasan Pasien Puskesmas
pengobatan. Sungai Bilu Banjarmasin terhadap pelayanan
Pelayanan kefarmasian adalah salah satu kefarmasian pada tahun 2015 disebutkan
bagian dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. bahwatingkat kepuasan pasien didominasi
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan kategori puas dengan presentase 73,25%.
untuk mendukung tiga fungsi pokok pelayanan Kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan di Puskesmas, yaitu sebagai pusat kefarmasian di kategorikan menjadi 3 tingkat yaitu
pemberdayaan masyarakat, pusat penggerak sangat puas, puas, dan tidak puas (Suprapto,
pembangunan berwawasan kesehatan, dan pusat 2011).
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang Puskesmas Pekauman adalah salah satu
meliputi pelayanan kesehatan individu dan pusat pelayanan kesehatan primer yang ada di
pelayanan kesehatan kelompok masyarakat. Kota Banjarmasin. Puskesmas tersebut
Pelayanan Kefarmasian bertujuan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
mengidentifikasi, mencegah dan menuntaskan berdasarkan kepada Peraturan Menteri
masalah terkait obat dan masalah kesehatan Kesehatan No. 30 tahun 2014 tentang Standar
pada umumnya. Paradigma pelayanan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Tingkat
kefarmasian telah berubah dari orientasi produk kepuasan pasien terhadap pelayanan
(drug oriented) menjadi paradigma baru yang kefarmasian di Puskesmas tersebut perlu diukur
berorientasi pada pasien (patient oriented) agar pelayanan yang diberikan senantiasa sesuai
dengan berdasar kepada asuhan kefarmasian dengan standar yang telah ditetapkan.
(pharmaceutical care) dalam standar pelayanan
kefarmasian (Permenkes RI, 2014). METODE
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah Penelitian ini menggunakan desain survei
merupakan pedoman dan indikator bagi tenaga dengan cara memberikan kuesioner kepuasan
kefarmasian dalam penyelenggaraan pelayanan pelayanan kefarmasian kepada pasien untuk
kefarmasian. Penyelenggaraan tersebut di
mengetahui tingkat kepuasan pasien Puskesmas
Puskesmas akan berlangsung optimal dan
memiliki mutu yang baik apabila didukung oleh Pekauman Banjarmasinterhadap pelayanan
ketersediaan sumberdaya manusia, ketersediaan kefarmasian. Pasien yang berpartisipasi dalam
perbekalan kefarmasian yang cukup, dan standar penelitian ini sejumlah 372 responden.
operasional prosedur sesuai ketentuan peraturan Pengambilan sampel menggunakan metode
perundang-undangan (Permenkes RI, 2014). consecutive sampling. Pasien yang memenuhi
Terpenuhinya standar dalam pelayanan kriteria inklusi dan eksklusi dijadikan sebagai
kefarmasian diharapkan dapat memenuhi
sampel penelitian. Pada penelitian ini Kriteria
harapan dari pasien, yang biasa
direpresentasikan sebagai kepuasan pasien. inklusi sampel adalah pasien berusia ≥ 20 tahun,
Kepuasan pasien digambarkan sebagai harapan sehat mental, dan bersedia menjadi sampel
dan kenyataan yang dirasakan pasien pada saat penelitian. Kriteria eksklusi sampel penelitian
mendapatkan pelayanan kefarmasian. Pasien adalah pasien buta huruf dan pasien yang baru
akan merasa puas apabila pelayanan pertama kali datang ke Puskesmas Pekauman

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 64
ISSN : 2598-2095 Vol. 1 No. 2 (Maret, 2018)

Banjarmasin untuk mendapatkan pelayanan dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu Tidak


kefarmasian. Puas (<56%), Puas (56% - <76%), dan Sangat
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini Puas (76%-100%) (Supranto, 2011). Data
adalah lembar kuesioner yang diambil dari dianalisis tiap dimensi dengan cara skor yang
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor30 tahun terbesar dalam satu dimensi dibagi dengan total
2014 tentang standar pelayanan kefarmasian skor dimensi tersebut dan dikalikan 100%. Data
kemudian diberikan kepada pasien yang hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk
mendapatkan pelayanan kefarmasian di persentase.
Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Kuesioner
yang diberikan terdiri dari 8 (delapan) butir HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanyaan yang meliputi 3 (tiga) butir soal
Tangibles, 2 (dua) butir soal Reliability, 1 (satu) Data hasil penelitian tingkat kepuasan pasien
dari 372 responden di Puskesmas Pekauman
butir soal Responsivenes, 1 (satu) butir soal Banjarmasin yang menerima pelayanan
Emphaty, dan 1 (satu) butir soal Assurance kefarmasian berdasarkan 5 dimensi pelayanan
dengan hasil skor sangat puas 3 (tiga) poin, puas dapat dilihat pada tabel 1.
2 (dua) poin, tidak puas 1 (satu) poin. Hasil ukur
Tabel 1. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Mutu Pelayanan
Perolehan Skor
Total % Skor
Dimensi Pernyataan Sangat Puas Puas Tidak Puas
Skor Terbesar
F (%) Skor F (%) Skor F (%) Skor
Ketanggapan 73 219 299 598 0 0 817 73,2
Responsivenes (19,63%) (80,37%)
Apoteker

Keramahan 74 222 298 596 0 0 818 73,29


Emphaty (19,9%) (80,1%)
Apoteker
39 117 317 634 16 16 767 68,72
Kejelasan (10,48%) (85,21%) (4,3%)
Pemberikan
Reliability Informasi Obat

Kelengkapan 26 78 312 624 34 34 737 66,03


Obat (6,98%) (83,87%) (9,13%)
Kecepatan 23 69 319 638 30 30 736 65,94
Assurance (6,18%) (85,75%) (8,06%)
Pelayan Obat
16 48 327 654 29 29 728 65,23
Kenyamanan (4,3%) (87,9%) (7,79%)
Ruang Tungggu

Kebersihan 14 42 355 710 3 3 754 67,56


Tangibles Ruang Tunggu (3,76%) (95,43%) (0,8%)
10 30 327 654 35 35 718 64,33
Ketersediaan (2,68%) (87,9%) (9,4%)
leaflet informasi
kesehatan

Jumlah 6075 544,3


Rata – rata 759,3 68,03

persentase 73,20% jika dikonversi berdasarkan


Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa kategori tingkat kepuasan pasien maka tingkat
tingkat kepuasan pasien pada dimensi kepuasan pasien pada dimensi Responsivenes
Responsivenes untuk pernyataan ketanggapan adalah puas. Jumlah responden yang
apoteker terhadap pasien, yang terbesar adalah menyatakan puas adalah 299 responden
menyatakan puas dengan skor 598 dengan (80,37%). Tidak ada satu pun pasien yang

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 65
ISSN : 2598-2095 Vol. 1 No. 2 (Maret, 2018)

menyatakan tidak puas. Hal ini mencerminkan untuk memberikan penjelasan Informasi Obat
bahwa pelayanan kefarmasian di Puskesmas berkurang. Sedangkan pasien memberikan
Pekauman Banjarmasin pada dimensi pernyataan tidak puas pada pernyataan
Responsivenes sudah memenuhi harapan Kelengkapan Obat disebabkan kekosongan obat
pasien. dan alat kesehatan di Gudang Farmasi Dinas
Responsivenes (Ketanggapan) yaitu Kesehatan Banjarmasin
kemampuan membantu konsumen (pasien) Dimensi assurance dijabarkan pada
menyediakan pelayanan yang tepat dan cepat. pernyataan kecepatan pelayanan obat. Hasil
Kemampuan yang dimaksud disini adalah bukan penelitian pada dimensi assurance yang terbesar
hanya dalam memberi pelayanan standar, namun adalah menyatakan puas dengan skor 638
juga memberi solusi ketika pasien memberi (65,94%), dengan jumlah responden 319
pernyataan atau keluhan dalam hal kefarmasian. responden (85,75%). Hasil skor 65,94% jika
Pada dimensi Emphaty pada pernyataan dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan
Keramahan Apoteker skor terbesar adalah yang pasien, maka tingkat kepuasan pasien pada
menyatakan puas yaitu 596 dengan persentase dimensi Assurance pada kategori Puas.
73,29 % dan jika di konversi pada pengukuran Assurance (Jaminan) merupakan kemampuan
tingkat kepuasan pasien, maka pada dimensi dalam membuat konsumen menjadi percaya dan
emphaty tingkat kepuasan pasien pada kategori yakin akan jasa yang diperoleh. Pada pelayanan
Puas. Jumlah responden yang menyatakan puas kefarmasian pengaplikasian dimensi Assurance
pada dimensi Emphaty sebanyak 298 responden adalah melakukan dispensing dengan cepat dan
(80,1%). Tidak adanya pasien yang menyatakan sesuai dengan kesukaran resep yang
tidak puas mencerminkan bahwa di Puskesmas dikerjakan.Meskipun banyak pasien yang merasa
Pekauman Banjarmasin, pelayanan kefarmasian puas pada pernyataan ini ada beberapa pasien
pada dimensi emphaty sudah memenuhi harapan yang menyatakan perasaan tidak puas pada
pasien.Emphaty merupakan pemahaman pemberi dimensi assurance yaitu sebanyak 30 (8,06%)
pelayanan kepada pasien, komunikasi yang baik responden. Hasil penelitian pada dimensi
terhadap pasien dan dapat memahami kebutuhan assurance menunjukkan bahwa tingkat kepuasan
pasien dengan baik. pasien sebagian besar dalam kategori puas,
Dimensi reliability pada pernyataan namun ada juga pasien yang menyatakan rasa
Kejelasan Apoteker memberikan Informasi Obat tidak puas disebabkan banyaknya pasien dalam
didapatkan skor terbesar adalah 634 yang waktu bersamaan, sehingga ada pasien yang
menyatakan puas dengan persentase 68,72 %, merasa lebih dulu meletakkan resep namun pada
dengan jumlah responden 317 (85,21%). saat penyerahan obat dia lebih lama menunggu
Pernyataan Kelengkapan Obat didapatkan skor dari orang yang sesudahnya.
624 dengan persentase 66,03% untuk kategori Dimensi tangibles pada pernyataan
puas dengan jumlah responden 312 (83,87%). kenyamanan ruang tunggu didapatkan skor
Selanjutnya dirata-rata pada dua pernyataan terbesar adalah654 dengan persentase 65,23 %,
diatas maka persentaseskor rata-rata 67,37%, jika dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan
jika dikonversi pada pengukuran tingkat kepuasan pasien termasuk dalam kategori puas, dengan
pasien pada dimensi reliabilitymaka tingkat jumlah responden 327 responden (87,9%).
kepuasan pasien berada pada kategori puas. Responden yang menyatakan tidak puas
Pada dimensi ini terdapat responden yang sebanyak 29 responden (7,79%). Pada
menyatkan tidak puas sebanyak 16 responden pernyataan Kebersihan ruang tunggu didapatkan
(4,3%) untuk kejelasan memberikan informasi skor terbesar yaitu 710 dengan persentase 67,56
obat dan 34 responden (9,13%) untuk %, jika dikonversi pada pengukuran tingkat
kelengkapan obat.Reliability (Kehandalan) adalah kepuasan pasien maka termasuk dalam kategori
merupakan kemampuan untuk melaksanakan puas, dengan jumlah responden 355 responden
jasa yang telah dijanjikan secara akurat dan (95,43%) dan jumlah responden yang
konsisten. Hasil penelitian ini menunjukkan menyatakan tidak puas adalah 3 responden
bahwa pada dimensi reliabilty sebagian besar (0,8%). Pernyataan ketersediaan brosur, leaflet,
pasien berada dalam kategori puas, namun ada poster, dan lain - lain sebagai informasi obat/
juga pasien yang merasakanketidakpuasan kesehatan didapatkan skor 654 dengan
disebabkan banyaknya pasien dalam waktu persentase 64,33 %, jika dikonversi pada
bersamaan,sehingga membuat para petugas pengukuran tingkat kepuasan pasien termasuk

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 66
ISSN : 2598-2095 Vol. 1 No. 2 (Maret, 2018)

dalam kategori Puas dengan jumlah responden Hasil penelitiantingkat kepuasan pasien pada
327 responden (87,9%) dan jumlah responden 5 dimensi yang ditampilkan pada tabel 2
yang menyatakan tidak puas adalah 35 menunjukkan bahwa yang mendapat nilai
responden (9,4%). Hasil rata – rata skor dari 3 tertinggi adalah kategori puas berjumlah 333
pernyataan didapatkan persentase 65,7%, responden dengan persentase 89,51%. Tingkat
sehingga pada dimensi Tangibles tingkat kepuasan berikutnya adalah kategori sangatpuas
kepuasan pasien berada pada kategori puas. berjumlah 35 responden dengan persentase
Tangibles (bukti langsung) merupakan 9,41%. Terdapat 4 responden yang termasuk
penampilan fasilitas peralatan dan petugas yang dalam kategori tidak puas dengan persentase
memberikan jasa karena pelayanan jasa tidak 1,07%. Hasil tersebut menjelaskan bahwa banyak
dapat dilihat, dicium, diraba, atau didengar tetapi pasien yang merasa puas pada pelayanan
hanya bisa dirasakan sehingga aspek yang dapat kefarmasian, karena apa yang diharapkan pasien
dilihat menjadi sangat penting sebagai ukuran telah sesuai dengan apa yang diharapkannya.
terhadap pelayanan jasa. Hanya ada beberapa pasien yang merasa kurang
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada puas pada pelayanan kefarmasian yang
dimensi tangibles, tingkat kepuasan pasien mengindikasikan masih ada responden memiliki
sebagian besar dalam kategori puas, namun ada harapan yang lebih tinggi dari pelayanan yang
juga pasien yang menyatakan rasa tidak puas diterimanya.Penelitian selanjutnya diharapkan
disebabkan kurangnya tempat duduk di ruang dapat menemukan intervensi yang tepat dengan
tunggu apotek, dan kurangnya Brosur, Leaflet, tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Poster informasi Obat/ Kesehatan. kefarmasian yang diberikan.

Tabel 2. Distribusi Respon berdasarkan Kategori Tingkat Kepuasan

Karakteristik Tingkat Kepuasan Jumlah Sampel (N) Persentase (%)


Sangat Puas 35 9,41
Puas 333 89,51
Tidak Puas 4 1,07

KESIMPULAN Tahun 2009’, Tesis, Universitas


Berdasarkan data-data hasil penelitian dapat Diponegoro, Semarang.
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien Isnaniah, M., 2015, ‘Gambaran Tingkat Kepuasan
Puskesmas Pekauman Banjarmasin terhadap Pasien Tentang Pelayanan Kefarmasian di
pelayanan kefarmasian berada pada kategori Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin’,
puas dengan persentase 68,03% berdasarkan Karya Tulis Ilmiah, Banjarmasin.
indikator pengukuran tingkat kepuasan pasien. Kementerian Kesehatan, 2014, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
DAFTAR PUSTAKA Tahun 2014, tentang Standar Pelayanan
Anjaryani, W.D., 2009, Kepuasan Pasien Rawat Kefarmasian di Puskesmas, Kementerian
Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSU Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Tugurejo Semarang, Tesis, Universitas Machfoedz, I ., 2012 Metode Penelitian
Diponegoro, Semarang. (Kuantitatif & Kualitatif), Fitramaya,
Azwar, A.,1996, ‘Menjaga Mutu Pelayanan Yogyakarta.
Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran Notoatmodjo, S, 2005, Metode Penelitian
Pemecahan Masalah, Pustaka Sinar Kesehatan. Cetakan 3. Jakarta : Rineka
Harapan,Jakarta, cit. Subekti, D., 2009, Cipta.
‘Analisis Hubungan Persepsi Mutu Parasuraman, A. Zeithaml, V. Berry L,1991
Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan ‘Kefinement and Reassesment of the
Pasien Balai Pengobatan (BP) Umum SERVQUAL Scale, Journal of Retailing, cit.
Puskesmas Di Kabupaten Tasikmalaya Subekti, D., 2009, ‘Analisis Hubungan
Persepsi Mutu Pelayanan dengan Tingkat

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 67
ISSN : 2598-2095 Vol. 1 No. 2 (Maret, 2018)

Kepuasan Pasien Balai Pengobatan (BP) Tahun 2009’, Tesis, Universitas


Umum Puskesmas Di Kabupaten Diponegoro, Semarang.
Tasikmalaya Tahun 2009’, Tesis, Sulistyorini, E., 2009, ‘Tingkat Kepuasan Pasien
Universitas Diponegoro, Semarang. Terhadap Pelayanan Kefarmasian di
Pohan, I., 2006, Jaminan Mutu Pelayanan Puskesmas Kedung Kandang Kota Malang’,
Kesehatan, EGC, Jakarta. Karya Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi Putra
Puti, W.C., 2013, ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan Indonesia Malang’, Malang.
Dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pasien Suprapto, J., 2011, Pengukuran Tingkat
Rawat Jalan Dan Rawat Inap Rumah Sakit Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta,
Otorita Batam’, Skripsi, Universitas Jakarta.
Widyatama, Bandung. Umar, H., 1996, Riset Pemasaran dan Prilaku
Republik Indonesia, 2004, Undang Undang Konsumen, Jakarta Business Research
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Center, Jakarta.
tentang Praktik Kedokteran, Sekretariat Wawan, A & M., 2010, Teori Pengukuran
Negara , Jakarta. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia,
Subekti, D ,2009, ‘Analisis Hubungan Persepsi Nuha Medika, Yogyakarta.
Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Balai Pengobatan (BP) Umum
Puskesmas Di Kabupaten Tasikmalaya

journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 68

Anda mungkin juga menyukai