Abstract
The aim of this research was to identify the comparison of growth and development between toddler who was cared by
parents at name and in child care facilities. This research used comparative study design with cross sectional approach
and the respondent was chosen using cluster sampling techinique. Total sample in this study was 100 respondents
devided in 2 groups of toodlers. The instruments of this research were scales and used to gauges to measure the weight
and height, and DDST II form. Chi square test used for growth aspects and mann whitney test used for development
aspects. The result of this study showed that is no differences on toddlers growth between parent’s care group and child
care group (p value = 0,595 > α (0,05)) and there is differences in the development aspect between 2 groups (p value =
0,012 < α (0,05)) where the toddlers development was a better in child care fasilities group than parent’s care group. It
is recommended to parents or surrogate parents to do more optimal stimulation to their kids especially toddlers to
improve their growth and development.
Anak usia toddler antara usia 12–36 pertumbuhan yang diakibatkan oleh gangguan
bulan adalah periode eksplorasi lingkungan nutrisi (Ispiya 2010).
yang intensif. Perkembangan biologis selama Saat orang tua bekerja suport keluarga
masa toddler ditandai dengan kemampuan tidak mudah didapat, maka orang tua
motorik kasar dan motorik halus yang mengantisipasi dengan alternatif dengan
memungkinkan anak menguasai berbagai mendelegasikan pengasuhan anak kepada
aktivitas (Wong, 2008). Pertumbuhan anak orang lain. Bila anaknya di tinggal dirumah
usia toddler antara lain tinggi badan, bersama asisten rumah tangga atau pengasuh
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan (1,5 x bayi masih dapat menimbulkan rasa cemas
panjang badan lahir). Sedangkan berat badan bagi orang tua anak yang sedang bekerja
pertambahannya adalah 250-350 gram/bulan, karena selalu membayangkan berbagai resiko
namun setelah usia anak 2 tahun, kenaikan yang dapat terjadi pada anaknya
berat badan tidak terkontrol, yaitu sekitar 2,3 (Soedjiningsih, dkk, 2008).
kg/tahun. Pada masa toddler, pertumbuhan Tempat penitipan anak (TPA) telah
fisik anak relatif lambat dibandingkan dengan dipilih oleh banyak orang tua yang bekerja
masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya untuk menitipkan anaknya saat bekerja.
berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami Karena orang tua percaya disana anak akan
penurunan nafsu makan sehingga tampak diberikan pengasuhan dengan baik. Tempat
langsing (Nursalam, 2005). penitipan anak saat ini juga berkembang
Keluarga atau orang tua mempunyai sangat pesat, seperti didirikan tempat
peran penting dalam tahapan pertumbuhan penitipan anak dengan pengasuh yang
dan perkembangan anak. Pada pertumbuhan profesional dan sesuai bidang, hingga terdapat
anak orang tua mencari nafkah untuk TPA yang dilengkapi arena bermain anak
memenuhi kebutuhan pangan anak agar yang sangat lengkap. Berkembangnya TPA,
nutrisi anak tercukupi. Pada perkembangan merupakan salah satu faktor yang membuat
orang tua berperan dalam mengasuh anak orang tua lebih percaya kalau anaknya lebih
serta memberikan pendidikan terhadap anak baik di titipkan di TPA (Soedjiningsih, dkk,
agar perkembangan anak optimal. Selain 2008).
kebutuhan sandang, anak juga memerlukan Dalam penelitian National Institutes of
bimbingan, dan kasih sayang dari orang tua Child Health and Human Development
(Soetjiningsih & Ranuh, 2013). (NICHD) yang diberi judul Study of Early
Peranan penting keluarga juga antara Child Care and Youth Development
lain memberikan stimulasi bagi pertumbuhan (SECCYD), anak-anak yang dititipkan pada
dan perkembangan anak. Pemberian stimulasi tempat penitipan yang berkualitas
kondusif sangat dibutuhkan bagi anak untuk menunjukkan perkembangan yang lebih
mencapai pertumbuhan dan perkembangan tinggi dalam hal hubungan sosial mereka
yang optimal. Anak mungkin akan mengalami dengan kelompok teman sebaya dan orang
berbagai masalah atau keterlambatan dalam dewasa dibandingkan dengan anak-anak yang
tumbuh kembang apa bila tidak mendapatkan dirawat di penitipan anak biasa (tetangga atau
stimulasi yang kondusif (Suryaningsih, 2004). pengasuh bayi). Kedekatan antara anak dan
Kenyataanya tidak semua anak mendapatkan pengasuh di tempat penitipan sangat berperan
stimulasi dari keluarga/orang tuanya karena pada perkembangan sosialnya. Sebuah
berbagai alasan seperti sibuk bekerja. korelasi telah ditemukan antara efek penitipan
Permasalahan tersebut diantisipasi dengan anak pada perkembangan sosial anak.
alternatif yaitu mendelegasikan pengasuhan Kualitas lingkungan penitipan anak mampu
anak kepada orang lain. memunculkan sifat ramah anak-anak
Saat ini semakin banyak ibu yang (Parentsindonesia, 2015).
bekerja dan semakin banyak pula anak yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan
ditinggal bekerja oleh orang tuanya. Anak- oleh North Carolina University, penitipan
anak yang kurang mendapat perhatian anak sama sekali tidak mengganggu
mengenai pola makan oleh orang tuanya dan hubungan antara ibu dan anak. Penelitian
pengasuhnya akan mengalami gangguan Aisyah dan Rusmariana (2013), hasil
1124
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
analisa bivariat menggunakan uji Chi Square Pengasuhan Kurus Normal Gemuk value
Diasuh 8 37 5 50
pada pertumbuhan dan uji Mann Whitney Orangtua (8,0%) (37,0%) (5,0%) (50,0%)
pada perkembangan. Dititipkan 5 38 7 50
0,595
di TPA (5,0%) (38,0%) (7,0%) (50,0%)
Total 13 75 12 100
HASIL PENELITIAN (13,0%) (75,0%) (12,0%) (100,0%)
Penelitian yang telah dilakukan mulai
dari 3 Mei sampai dengan 10 Juni 2015, Tabel 2 menunjukkan bahwa
didapatkan hasil sebagai berikut: pertumbuhan pada 100 responden anak
toddler diperoleh bahwa dari 50 anak
A. Analisa Univariat toddler yang diasuh orang tua terbanyak
Analisa univariat digunakan untuk memiliki pertumbuhan normal yaitu
mendapatkan data frekuensi dan persentase 37,0% (37 orang) responden dan dari 50
dari karakteristik responden yaitu: jenis anak toddler yang dititipkan terbanyak
kelamin, umur, pendidikan orangtua memiliki pertumbuhan normal sebanyak
Tabel 1 38,0% (38 orang) responden.
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan hasil analisa dengan
Karak- Diasuh Dititipkan Total menggunakan uji chi square
teristik orangtua di TPA
n % n % n %
menunjukkan p value sebesar 0,595
Jenis Kelamin dimana p value > 0,05. Hal ini berarti
a. Laki-laki 24 48,0 28 56,0 52 52,0
b. Perempuan 26 52,0 22 44,0 48 48,0
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Umur perbedaan pertumbuhan anak toddler
a. 12-24 32 64,0 31 62,0 63 63,0
bulan
yang diasuh orangtua yang dititipkan di
b. 25-36 18 36,0 19 38,0 37 37,0 TPA
bulan
Pendidikan
Tabel 3
Orangtua Perbedaan pertumbuhan anak toddler
a. SD 14 28,0 5 10,0 19 19,0 yang diasuh orangtua dengan yang
b. SMP 17 34,0 10 20,0 27 27,0
c. SMA 12 24,0 25 50,0 37 37,0 dititipkan di TPA
d. Perguruan 7 14,0 10 20,0 17 17,0 Min- p
Tingg Variabel Jumlah Median
Maks value
Toddler
79-
Tabel 1 menunjukkan bahwa yang diasuh 50 118,50
153
orangtua
sebagian besar responden berjenis kelamin Toddler
laki-laki yaitu 48,0% yang diasuh orangtua 0,012
yang 89 –
50 131,50
dan 56,0% yang dititipkan di TPA, dengan dititpkan di 157
TPA
sebagian besar umur responden berada
pada usia 12-24 bulan responden yaitu
sebanyak 64,0% responden yang diasuh Tabel 3 menunjukkan hasil hasil
orangtua dan 62,0% responden yang analisa toddler yang diasuh orangtua
dititipkan di TPA. Pendidikan orangtua didapatkan nilai median skor
responden yang diasuh orangtua terbanyak perkembangan adalah 118,50 dengan
berpendidikan SMP yaitu 34,0% dan minimum maksimum 79-153, sedangkan
pendidikan orangtua yang dititipkan di pada toddler yang dititipkan di TPA
TPA terbanyak berpendidikan SMA yaitu didapatkan median 131,50 dengan
50,0%. minimum maksimum 89–157. Hasil
analisa statistik diperoleh p value = 0,012
< α (0,05), maka dapat disimpulkan
B. Analisa Bivariat bahwa ada perbedaan perkembangan
anak toddler yang diasuh orangtua
Tabel 2 dengan yang dititipkan di TPA
Perbedaan pertumbuhan anak toddler
yang diasuh orangtua dengan yang PEMBAHASAN
dititipkan di TPA 1. Karakteristik Anak Toddler
Status Pertumbuhan Total P
1126
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
jadwal kapan anak harus makan, bermain Anak usia toddler antara usia 12–
dan tidur. Pada dasarnya pertumbuhan 36 bulan adalah periode eksplorasi
dipengaruhi oleh status gizi, dimana anak lingkungan yang intensif. Perkembangan
yang diasuh orangtua dan TPA sama-sama biologis selama masa toddler ditandai
diberikan makan oleh orangtuanya, tetapi dengan kemampuan motorik kasar dan
bedanya yang di titipkan di TPA makanan motorik halus yang memungkinkan anak
tersebut dibuatkan orangtua dari rumah, menguasai berbagai aktivitas (Wong,
dan dimakan anak saat berada di TPA 2008). Pemberian stimulasi kondusif
dengan pengawan pengasuh. Anak yang sangat dibutuhkan bagi anak untuk
berada di TPA 100% dengan orangtua mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang bekerja. Orangtua dengan pekerjaan yang optimal. Anak mungkin akan
swasta sebanyak 58,0%, PNS 36,0% dan mengalami berbagai masalah atau
wiraswasta 6,0%. keterlambatan dalam tumbuh kembang apa
bila tidak mendapatkan stimulasi yang
3. Perbedaan Perkembangan Anak kondusif (Suryaningsih, 2004).
Toddler yang Diasuh Orangtua dengan Untuk mencapai perkembangan
yang Dititipkan di TPA yang optimal, anak membutuhkan
Berdasarkan hasil uji statistik bermacam-macam stimulasi yang baik
dengan menggunakan uji mann whitney dalam kualitas maupun kuantitas. Dalam
diperoleh p value = 0,012 < α (0,05), maka memberikan stimulus yang baik,
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan diharapkan pengasuh agar memberikan
perkembangan anak toddler yang diasuh suasana yang kondusif, yaitu menciptakan
orangtua dengan yang dititipkan di TPA. lingkungan yang wajar, santai, dan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian menyenangkan, dalam suasana bermain,
Nurhidayati (2004) dengan tempat bebas dari tekanan dan hukuman sehingga
penelitian berada di TPA Beringhardjo, anak tidak stress (Soetjingsih & Ranuh,
diadapatkan hasil perkembangan personal 2013).
sosial didapatkan hasil bahwa anak yang Menurut asumsi peneliti pemberian
personal sosialnya normal lebih banyak stimulus yang optimal akan menghasilkan
yaitu sebesar 47,6%, untuk perkembangan perkembangan yang optimal pada anak.
motorik halus yang normal sebesar 47,6%, Pengasuhan yang baik sangat penting bagi
perkembangan bahasa yang terbanyak juga perkembangan anak. Dalam penelitian ini
yang normal yaitu sebesar 57,1% dan perkembangan anak mengalami perbedaan
untuk perkembangan motorik kasar yang secara signifikan, hal ini disebabkan pada
terbesar juga perkembangan normal, yaitu TPA memiliki standar pengasuhan yang
sebesar 85,7%. Sehingga dapat dikatakan baik seperti memiliki pengasuh yang
bahwa perkembangan anak di TPA profesional, tempat yang nyaman dan
Beringhardjo yang terbanyak adalah menarik bagi anak-anak, dan terdapat area
normal sebanyak 42,9%. bermain dengan alat yang lengkap untuk
Penelitian ini juga sejalan dengan menstimulus perkembangan anak seperti,
penelitian National Institutes of Child kubus, bola, gambar, puzzle dll. Pada
Health and Human Development (NICHD) prinsipnya semua kegiatan di TPA
yang diberi judul Study of Early Child ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
Care and Youth Development (SECCYD), dasar perkembangan anak, yaitu kebutuhan
anak yang dititipkan pada tempat penitipan fisis biomedis (asuh), emosi/kasih sayang
yang berkualitas menunjukkan (asih) dan stimulasi/pendidikan (asah).
perkembangan yang lebih tinggi dalam hal Adanya teman bemain juga sangat
hubungan sosial mereka dengan kelompok berpengaruh dalam perkembangan anak,
teman sebaya dan orang dewasa sehingga anak akan menjadi lebih aktif.
dibandingkan dengan anak-anak yang Berbeda dengan anak yang diasuh
dikirim ke penitipan anak biasa (tetangga orangtua, pada prinsipnya orangtua akan
atau baby sitter) (Parentsindonesia, 2015). memberikan pengasuhan yang baik pada
1128
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
anak, tetapi sebagian dari orangtua kurang diasuh orangtua dengan yang dititipkan di
seluruhnya kurang pengetahuan tentang TPA.
bagaimana memberikan stimulus yang baik
pada perkembangan anak. Orangtua yang Saran
memiliki sifat pendiam dalam mengasuh Bagi perkembangan Ilmu Keperawatan
anak akan menyebabkan anak kurang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
stimulus dalam aspek bahasa. Orangtua informasi dalam pengembangan ilmu
terkadang membatasi anaknya untuk keperawatan dan sebagai referensi untuk
bermain diluar bersama teman-temannya menambah pengembangan ilmu pengetahuan
dengan alasan anak akan sakit apabila anak khususnya di keperawatan anak yang berada
terkena panas dan akan kecapean sehabis di komunitas masyarakat. Bagi institusi
bermain, hal ini membuat waktu ekplorasi kesehatan (Puskesmas dan Kader Kesehatan)
anak akan terbatasi. Disaat anak bermain dapat menjadi dasar bagi petugas puskesmas
tanpa disadari anak akan mendapat untuk melakukan pendidikan kesehatan
rangsangan stimulus yang banyak, seperti mengenai tumbuh kembang anak serta
dalam aspek bahasa, anak akan berusaha skrining pertumbuhan dan perkembangan
berinteraksi dengan temannya, pada aspek kepada anak toddler di wilayah kerja
personal sosial, anak akan dapat puskesmas. Bagi masyarakat dapat dijadikan
menyebutkan nama teman dan juga dapat informasi bagi masyarakat, khususnya
menstimulasi aspek yang lain. Seharusnya orangtua yang mempunyai anak toddler
orangtua harus memiliki pengetahuan yang tentang tumbuh kembang sehingga orangtua
baik terhadap bagaimana menstimulasi mampu memberikan pengasuhan dengan baik
perkembangan anak, agar perkembangan dan memberikan stimulus yang baik agar
anak akan menjadi lebih baik. anak dapat tumbuh kembang dengan optimal.
Serta bagi penelitian selanjutnya dapat
PENUTUP dijadikan data atau informasi dasar untuk
Kesimpulan melakukan penelitian lebih lanjut terkait
Setelah dilakukan penelitian tentang tumbuh kembang pada anak, khususnya anak
perbedaan tumbuh kembang anak toddler toddler tentang aspek pertumbuhan dan
yang diasuh orangtua dengan yang dititipkan perkembangan, misalnya pengaruh status
di TPA Kelurahan Delima Kecamatan pendidikan orantua terhadap pertumbuhan
Tampan Kota Pekanbaru didapatkan hasil dan perkembangan anak.
yang menunjukkan bahwa sebagian besar
1
responden berjenis kelamin laki-laki 48,0% Fauzi Saputra, Mahasiswa Program
dengan umur anak toddler terbanyak yaitu usia Studi Ilmu Keperawatan Universitas
12-24 bulan 63,0% dengan pendidikan Riau, Indonesia
2
orangtua anak yang diasuh orangtua Oswati Hasanah, Dosen Bidang
terbanyak berpendidikan SMP yaitu 34,0% Keilmuan Keperawatan Anak Program
dan pendidikan orangtua yang dititipkan di Studi Ilmu Keperawatan Universitas
TPA terbanyak berpendidikan SMA yaitu Riau, Indonesia
3
50,0%. Hasil dari uji statistik pada Febriana Sabrian, Dosen Bidang
pertumbuhan dengan menggunakan uji chi- Keilmuan Keperawatan Komunitas
square menunjukkan p value sebesar 0,595 Program Studi Ilmu Keperawatan
dimana p value > 0,05. Hal ini berarti tidak Universitas Riau, Indonesia
terdapat perbedaan pertumbuhan anak toddler
yang diasuh orangtua dengan yang dititipkan DAFTAR PUSTAKA
di TPA. Berdasarkan hasil uji statistik pada Adriana, D. (2011). Tumbuh kembang dan
perkembangan dengan menggunakan uji terapi bermain pada anak. Jakarta:
mann whitney diperoleh toddler yang diasuh Salemba Medika
orangtua diperoleh p value = 0,012 < α (0,05),
Hasil ini membuktikan bahwa terdapat
perbedaan perkembangan anak toddler yang
1129
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
Aziz, A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan bulan diasuh keluarga dan di TPA.
Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Skripsi. Tidak di publikasikan:
Jakarta: Salemba Medika . Universitas Brawijaya Malang.
Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru (2013). Wong, D. L. (2008). Buku ajar
Survey Berdasarkan Umur keperawatan pediatrik Vol. 1. Jakarta:
Center on the Developing Child Harvard EGC.
University. (2009). Inbrief -the science Wong, D. L. (2009). Buku ajar
of early childhood development. keperawata pediatrik Wong edisi 6
Diperoleh pada tanggal 18 Februari volume 1. Jakarta: EGC.
2015 dari Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis
Fristi, W., Indriati, G., & Erwin. (2014). Keperawatan Pediatrik. Diterjemahkan
Perbadingan tumbuh kembang anak oleh Monica Ester. Jakarta: EGC
toddler yang diasuh orang tua dengan Wood, G. L & Haber, J (2006). Nursing
diasuh selain orang tua. Diperoleh pada research: Methods and critical
29 November 2014 dari: appraisal for evidence-based practice:
http://download.portalgaruda.org/article Philadelphia: Mosby Elsevier
.php?article=
Ispiya. (2010). Akibat Ibu Bekerja Terhadap
Perkembangan Anak
http://digilib.unimus.ac.id/download.ph
p?id=9902. Diakses Tanggal 27
Desember 2014
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Standar
antropometri penilaian status gizi anak.
Jakarta: Kemenkes RI.
Nurhidayati, I. (2004). Hubungan
Pengasuhan di Tempat Penitipan
Terhadap Perkembangan Psikomotor,
Bahasa dan Sosial pada Anak Usia 1-5
TAHUN di TPA Beringharjo
Yogyakarta 2004. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Universitas Brawijaya
Nursalam. (2005). Asuhan keperawatan bayi
dan anak. Jakarta:Salemba Medika
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu
keperawatan, 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Parentsindonesia (2015). Sisi Positif
Penitipan Anak. Diakses 25 Maret 2015
dari:
http://parentsindonesia.com/article.php?
Soetjingsih & Ranuh, G. (2013). Tumbuh
kembang anak. edisi 2. Jakarta: EGC.
Soetjingsih, dkk. (2008). Tumbuh kembang
dasar anak dan remaja. edisi 1. Jakarta:
CV. Sagung Seto.
Soetjingsih, dkk. (2008). Tumbuh kembang
anak remaja. (buku 2 edisi 1). Jakarta:
CV. Sagung Seto.
Suryaningsih, Y. (2004). Studi komparasi
tingkat perkembangan anak usia 18-24
1130