TENTANG
KERJASAMA DESA
BUPATI SEMARANG,
1
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang
Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3079);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Salatiga Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3500);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1
Tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan Organisasi
Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2006 Nomor 1 Seri D
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 1);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 26
Tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan Organisasi
Dan Tata Kerja Kecamatan (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2006 Nomor 26 Seri D Nomor 26,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 26);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4
Tahun 2006 tentang Kerjasama Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2006 Nomor 4 Seri E
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 4);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 8
Tahun 2006 tentang Dana Alokasi Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2006 Nomor 8 Seri A
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 7);
2
13. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 9
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan,
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun
2006 Nomor 9 Seri D Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 8);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10
Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan,
Pengesahan, Pengangkatan Dan / Atau Pemberhentian
Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2006 Nomor 10 Seri D Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 9);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11
Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2006 Nomor 11 Seri D Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 10);
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG
MEMUTUSKAN :
3
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
10. Kepala Desa adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Desa di Daerah.
11. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya.
12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa .
13. Kerjasama adalah usaha bersama yang saling menguntungkan antara pihak
satu dengan pihak yang lain.
14. Kerjasama Desa adalah kerjasama antara satu Desa dengan Desa yang lain
dan / atau antara suatu Desa dengan pihak ketiga dalam satu wilayah
Kabupaten.
15. Badan Kerjasama adalah Badan atau Lembaga yang dibentuk untuk
melaksanakan kerjasama .
16. Perjanjian Bersama adalah persetujuan tertulis yang dibuat oleh kedua belah
pihak atau lebih, masing-masing berjanji akan mentaati apa yang tersebut
dalam persetujuan itu.
17. Peraturan Bersama adalah suatu naskah yang berisi kesepakatan yang
mengikat para pihak.
BAB II
Pasal 2
(1) Tujuan pelaksanaan kerjasama Desa adalah upaya atau usaha menggali,
mengembangkan ketersediaan potensi Desa guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
(2) Manfaat kerjasama Desa adalah upaya pelaksanaan efisiensi dan efektifitas
penggunaan dana-dana pembangunan dan penggalian potensi Desa guna
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa
BAB III
Pasal 3
BAB IV
Pasal 4
4
a. menyusun perencanaan ;
b. mengadakan sosialisasi ;
c. melaksanakan pembahasan ;
d. melaksanakan kerjasama sesuai dengan Peraturan Bersama atau
Perjanjian Bersama ;
e. mempertanggungjawabkan pelaksanaan kerjasama ;
f. mengadakan pengawasan dan evaluasi .
BAB V
BENTUK KERJASAMA
Pasal 5
BAB VI
PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 6
(1) Rencana kerjasama terlebih dahulu dibahas dan disusun yang meliputi
antara lain :
a. bidang kegiatan yang dikerjasamakan ;
b. hak dan kewajiban ;
c. tanggung jawab ;
d. jangka waktu ;
e. pembagian keuntungan secara proporsional ;
f. perlu atau tidaknya Badan Kerjasama ; dan
g. pembiayaan .
(2) Rencana kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
sebuah proposal .
Pasal 7
(1) Bidang kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a
meliputi kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan .
5
Pasal 8
Pasal 9
Bagian Kedua
Sosialisasi
Pasal 10
(1) Proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) disampaikan kepada
BPD untuk mendapatkan tanggapan .
Bagian Ketiga
Pembahasan
Pasal 11
(1) Proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dibahas bersama
BPD dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat untuk mendapatkan
persetujuan .
(2) Apabila BPD menolak maksud dan tujuan Kepala Desa mengadakan
kerjasama, maka maksud dan tujuan tersebut dianggap tidak pernah ada .
(3) Apabila BPD menyetujui maksud dan tujuan Kepala Desa mengadakan
kerjasama, maka BPD menerbitkan Surat Persetujuan .
(4) Dengan persetujuan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibahas
dengan pihak ketiga atau pemerintah desa yang lain .
(5) Hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dituangkan dalam
bentuk Peraturan Bersama atau Perjanjian Bersama .
6
Bagian Keempat
Pelaksanaan Kerjasama
Pasal 12
Pasal 13
(2) Badan Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur
pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan desa dan tokoh masyarakat dari
desa yang mengadakan kerjasama .
Pasal 14
Bagian Keenam
Pengawasan Dan Evaluasi
Pasal 15
(2) Evaluasi dilaksanakan setiap tahun atau sesuai kebutuhan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil kebijakan lebih lanjut .
BAB VII
Pasal 16
7
BAB VIII
Pasal 17
(1) Segala biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan kerjasama dibebankan
pada para pihak sesuai dengan Peraturan Bersama atau Perjanjian
Bersama .
BAB IX
JANGKA WAKTU
Pasal 18
(1) Jangka waktu kerjasama tidak boleh melebihi akhir masa jabatan Kepala
Desa .
BAB X
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 19
(1) Perselisihan kerjasama antar desa dalam satu kecamatan, difasilitasi dan
diselesaikan oleh Camat.
(2) Perselisihan kerjasama antar desa dalam kecamatan yang berbeda dalam
satu kabupaten, difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati.
(3) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan secara adil dan tidak memihak.
(4) Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
bersifat final.
Pasal 20
(1) Perselisihan kerjasama antar desa dengan pihak ketiga dalam satu
kecamatan, difasilitasi dan diselesaikan oleh camat .
(2) Perselisihan kerjasama dengan pihak ketiga pada kecamatan yang berbeda
dalam satu kabupaten difasilitasi dan diselesaikan oleh Bupati.
8
BAB XI
Pasal 21
(3) Hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan oleh Camat kepada Bupati .
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka kerjasama yang telah ada tetap
dapat dilaksanakan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Kerjasama Antar Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2000 Nomor 27) dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 24
Ditetapkan di U n g a r a n
pada tanggal 18-10-2006
BUPATI SEMARANG,
CAP TTD
BAMBANG GURITNO
9
Diundangkan di Ungaran
pada tanggal 19-10-2006
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SEMARANG
CAP TTD
SOEPARTONO
Diperbanyak
Sesuai Dengan Aslinya
CAP TTD
BUDI KRISTIONO
10
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
KERJASAMA DESA
I. UMUM
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Pasal 4
Cukup jelas
11
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas
12
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Yang dimaksud dengan ”tidak boleh melebihi masa jabatan kepala desa”
adalah :
1. akhir masa jabatan adalah sisa masa jabatan Kepala Desa yang
bersangkutan ;
2. apabila perjanjian bersama dilakukan oleh Kepala Desa dengan
masa jabatan yang berbeda diberlakukan masa jabatan Kepala Desa
yang terpendek.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
13
Ayat (3)
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
BUPATI SEMARANG,
CAP TTD
BAMBANG GURITNO
14