Anda di halaman 1dari 20

1.

Landasan Teori

A. Teori Kualitas Kerja

Sumber daya manusia perlu dikembangkan secara terus menerus agar

diperoleh kerja sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti yang

sebenarnya, yaitu pekerjaan yang dilaksanakan akan menghasilkan sesuatu yang

memang dikehendaki. Berkualitas bukan hanya pandai saja, memenuhi semua

syarat kualitatif yang dituntut pekerjaan itu, sehingga pekerjaan itu benar-benar

dapat diselesaikan sesuai rencana.Konsep kualitas atau mutu dipandang sesuatu

yang relatif, yang tidak selalu mengandung arti yang bagus, baik, dan

sebagainya. Kualitas atau mutu dapat mengartikan sifat-sifat yang dimiliki oleh

suatu produk barang ataupun jasa yang menunjukkan kepada konsumen

kelebihan – kelebihan yang dimiliki oleh barang atau jasa tersebut.

Hal tersebut senada dengan pendapat Yoyon B. Irianto dalam Casmita

(2003:28) yang menyebutkan bahwa “kualitas adalah paduan sifat-sifat barang

atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi pelanggan”.

Sementara Soewarno Hardjosoedarmo (1996 :7) mengemukakan bahwa “...

secara umum dapat dikatakan bahwa mutu sebagai karateristik produk atau jasa

yang ditentukan oleh pemakai atau konsumen dan diperoleh melalui proses serta

melalui perbaikan yang berkelanjutan”.Maka dapat disimpulkan dengan kualitas

atau mutu adalah sifat- sifat yang dimiliki oleh setiap produk barang atau

jasa dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang memiliki kelebihan-kelebihan

yang diperoleh melalui proses dan perbaikan yang berkelanjutan.

Kualitas kerja merupakan wujud perilaku dari suatu kegiatan yang telah

dilaksanakan dan sesuai dengan harapan yang telah ditentukan sebelumnya.

1
Menurut Marcana (200:21) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kualitas

kerja yaitu : “Kualitas kerja adalah wujud perilaku atau kegiatan yang

dilaksanakan sesuai dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan yang hendak

dicapai secara efektif dan efisien”Heidjrachman dan Suad Husanan, (1993 ; 23)

“Kualitas kerja pegawai adalah seorang pegawai yang memenuhi syarat

kualitatif yang dituntut oleh pekerjaannya, sehingga pekerjaan itu benar-benar

dapat diselesaikan”.Sedar Mayanti, (1993 ; 18).

“Kualitas kerja atau disebut kualitas kehidupan kerja adalah keadaan dimana

para pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka yang penting dengan bekerja

dalam organisasi”.Gary Dessler, (1992 ; 476).

Tujuan utama penerapan beberapa program kualitas kerja pegawai pada suatu

perusahaan yaitu program-program yang bertujuan memotivasikan pegawai

melalui upaya pemenuhaan kebutuhan tingkat tinggi mereka untuk berprestasi,

harga diri, dan perwujudan diri.Program-program ini termasuk manajemen

berdasarkan sasaran, gugus kualitas, waktu lentur, dan pemerkayaan pekerjaan

yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pegawai untuk memenuhi

tingkat mereka ditempat kerja, melalui pencapaian unsur-unsur yang lebih

menantang dan luwes pekerjaan mereka.

Menurut Gray Dessler (1992 ; 476), kualitas kerja yang disebutkan dengan

kualitas kehidupan kerja mengandung pengertian yang tidak sama bagi orang

yang berbeda. Bagi seorang pegawai pada lini perakitan hal itu hanya dapat berarti

adanya tingkat upah yang wajar, kondisi kerja yang nyaman, dan seorang

supervisor yang memperlukannya sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

manusia. Bagi orang yang baru lulus dari perguruan tinggi hal itu dapat berarti

2
kesempatan untuk maju, tugas-tugas yang kreatif, dan keberhasilan karrir. Hal itu

berarti “keadaan dimana anggota dari suatu organisasi kerja mampu memenuhi

kebutuhan pribadi yang penting melalui pengalaman kerja mereka dalam

organisasi”.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Kerja Pegawai

Organisasi kerja yang terbaik cenderung dicirikan adanya organisasi terbuka,

kerja sama kelompok, pekerjaan-pekerjaan yang menantang, serta perlakuan yang

fair dan adil dengan kata lain dicirikan dengan adanya suatu kehidupan kerja yang

berkualitas tinggi.

Menurut Gray Dessler (1992 ;476) kualitas kerja pegawai dapat tercapai

apabila para pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka yang penting dapat

bekerja dalam organisasi., dan kemampuan untuk melakukan hal itu dipengaruhi

atau bergantung pada apakah terdapat adanya :

a. Perlakuan yang fair, adil, dan sportif terhadap para pegawai.

b. Kesempatan bagi tiap pegawai untuk menggunakan kemampuan secara penuh

dan kesempatan untuk mewujudkan diri, yaitu untuk menjadi orang yang

mereka rasa mampu mewujudkannya.

c. Komunikasi terbuka dan saling mempercayai diantara semua pegawai.

d. Kesempatan bagi semua pegawai untuk berperan secara aktif dalam

pengambilan keputusan-keputusan penting yang melibatkan pekerjaan-

pekerjaan mereka.

e. Kompensasi yang cukup dan fair.

f. Lingkungan yang aman dan sehat

3
Dengan keadaan suasana yang demikian, maka kualitas kerja dapat terwujud

sehingga dapat menentukan tujuan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai target

atau tidak. Pengukuran kualitas kerja yang dapat mempengaruhi tujuan pekerjaan-

pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Kuantitas kerja, dapat terlihat dari besarnya jumlah pekerjaan yang

dihasilkan.Kualitas, kerja dapat terlihat dari hasil yang diperoleh dari suatu

pekerjaan yang dipergunakan untuk meningkatkan mutu dari suatu

perusahaan.

b. Ketepatan waktu, dapat terlihat dari persentase laporan pegawai yang tepat

pada waktunya.

c. Disiplin kerja, kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai

untuk mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-

penyelewengan dapat dicegah.

Dibutuhkan pula unsur-unsur yang mendukung terciptanyapeningkatan

Kualitas kerja pegawai, antara lain :

a. Kompensasi

b. Kesejahteraan

c. Hubungan kerja

d. Training bagi para manajer

e. Survey opini

f. Penilaian prestasi

g. Jam kerja yang luwes

h. Gugus kendali

i. Dana pengeluaran

4
Berdasrakan unsur-unsur diatas kita dapat memperhatikan bahwa program-

program kualitas kerja untuk sebagian didasarkan atas teknik-teknik,seperti jam

kerja level organisasi. Teknik-teknik termasuk manajemen berdasarkan sasaran,

program gugus kualitas, dan pengaturan kerja baru dan juga pemerkayaan

pekerjaan memang memainkan peran besar dalam kualitas kerja, teknik-teknik itu

merupakan unsur-unsur yang secara bersama-sama mempengaruhi kualitas kerja

ditempat kerja.

C. Indikator dari Kualitas Kerja Pegawai

Menurut Mayalu Hasibuan, indicator dari kualitas kerja pegawai

yaitu :

1. Potensi Diri

Menurut Siahaan, Parlindungan (2005:4) “ Potensi diri adalah kemampuan

yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya” Memahami

diskripsi pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan bidang

kerja serta memilki berinisiatif merupakan beberapa potensi diri yang harus

dimiliki pegawai.

2. Hasil Kerja Optimal

Hasil kerja yang optimal harus dimiliki oleh seorang pegawai, pegawai harus

bisa memberikan hasil kerjanya yang terbaik, salah satunya dapat dilihat dari

produktivitas organisasi, kualitas kerja kuantitas kerja.Kualitas kerja adalah

kegiatan yang dilakukan oleh pegawai telah memenuhi berbagai persyaratan,

spesifikasi dan harapan yang telah ditetapkan. Kualitas kerjamerupakan mutu

hasil pekerjaan atau sebaik apa harus diselesaikan. Kualitas kerja pegawai

5
dapat dilihat dari adanya kemampuan menghasilkan pekerjaan yang memuaskan,

tercapainya tujuan secara efektif dan efisien serta kecakapan yang

ditunjukkan dalam menjalankan pekerjaanya.Kuantitas pekerjaan adalah

banyaknya jumlah yang harus diselesaikan atau dikerjakan pegawai sesuai

target waktu yang telah ditetapkan dan dapat menyelesaikan lebih dari satu

pekerjaan dalam satu waktu dengan baik.

3. Proses Kerja

Proses kerja merupakan suatu tahapan terpenting dimana pegawai

menjalankan tugas dan perannya dalam suatu organisasi, melalui proses kerja

ini kinerja pegawai dapat dilihat dari kemampuan membuat perencanana kerja,

kreatif dalam melaksanakan pekerjaan, mengevaluasi tindakan kerja, melakukan

tindakan perbaikan. Kinerja yang baik dan berkualitas dapat terlihat dari

bagaimana seorang pegawai dapat melakukan sebuah pekerjaan mula dari proses

perencanaan sampai dengan perbaikan. Pegawai yan memiliki perencanaan

kerja yang matang, kreativitas yang tinggi, mampu mengevaluasi tindakan,

serta dapat, memperbaiki tindakan tanpa menunggu perintah dari atasan

merupakan seorang pegawai yang memiliki pemikiran yang rasional dan

memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan pekerjaan itu.

Seperti yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan dalam Nurdiana

(2006:126) mengemukakan bahwa : Dengan adanya inisiatif pegawai dalam

pelaksanaan proses kerja dalam merancang program kerja, serta mampu

memecahka permasalahan yang dihadapi, maka organsiasi tersebut akan

berhasil dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

6
Dengan demikian untuk dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam

organisasi, maka para pegawai harus memiliki kemampuan dalam

pelaksanaan proses kerja

4. Antusiasme

Antusiasme merupakan suatu sikap dimana seorang pegawai melakukan

kepedulian terhadap pekerjaanya hal ini bisa dilihat dari kehadiran, pelaksanaan

tugas, motivasi kerja, komitmen kerja. Pegawai yang memiliki asntusiasme akan

senantiasa meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan segala tugs dan tanggu

jawabnya hal ini harus selalu ditumbuhkan dalam jiwa pegawai sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas kinerjanya

D.A Soetisna (2000:67) mengemukakan bahwa :Semangat atau antusiasme

merupakan suatu sikap yang dimiliki pegawai dalam melaksanakan

pekerjaanya, yang memiliki kapasitas untuk bekerja secara aktif tanpa mengenal

lelah. Hal ini merupakan kecenderungan untuk menggunakan perilaku positif,

emosi, dan semangat.

Dari pendapat di atas, hendaknya para pegawai dapat memiliki sikap yang

positif dan juga memiliki semangat yang besar dalam melakukan pekerjaan

yang dibebankan kepadanya. Sedangkan menurut pendapat Tiffin dan Cormcick

(1998:211) yangdikutip oleh Dewi Futriana (2006:18) menyebutkan bahwa

kinerja dapat diukur dengan melihat faktor-faktor sebagai berikut :

a. Hasil Kerja, menunjukan hasil kerja yang dicapai baik dari segi kualitas,

kuantitas dan tingkat kemauan dalam melaksanakan tugas.

b. Kemandirian, menunjkan hal-hal yang dapat diandalkan dari seorang pegawai

7
c. Tingkat penyesuaian, menunjkan tingkat penyesuaiam seseorang tehadap

organisasi.

Menurut Bernadin dan Russell (1993:383) mengemukakan bahwa terdapat

enam indikator kinerja yang dapat diukur antara lain sebagai berikut :

a) Kualitas kerja, yaitu tingkat yang dicapai dari proses atau hasil yang diperoleh

pada suatu kegiatan mendekati kesempurnaan, dalam bentuk yang dapat

menyesuaikan dengan suatu cara yang ideal dalam melakukan kegiatan

yang sesuai dengan tujuan.

b) Kuantitas kerja, yaitu jumlah yang dihasilkan atau ditunjukkan dalamsetiap

ukurahn dengan jumlah dalam unit, jumlah putaran atau sikluskegiatan yang

lengkap.

c) Efisiensi kerja, yaitu pelaksanaan cara tertentu dengan mengurang

tujuannya.

d) Efektifitas kerja, yaitu tingkat atau sejumlah penggunaan sumber daya

organisasi (seperti manusia, anggaran, teknologi, material)

secaramaksimal untuk memperoleh keuntungan paling tinggi atau

mengurangi kerugian setiap unit atau hal-hal yang merugikan dalam

penggunaan suatu sumber daya.

e) Human relation, yaitu tingkat kenaikan kebutuhan pegawai mengenai

perasaan, harga diri, nama baik, dan kerjasama antar teman kerja dan

bawahan (hubungan, staf, konsultatif, koordinatif).

8
2. Rangkuman Skripsi Perkembangan Kualitas Kerja Untuk Mutu Dan

Pelayanan Yang Berkualitas

A .Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya pegawai menjadi sangat urgen dan perlu

dilakukan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka

meningkatkan kemampuan dan profesionalisme.Sasaran dari pengembangan

kualitas sumber daya pegawai adalah untuk meningkatkan kinerja operasional

pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Selain itu, kualitas

sumberdaya pegawai yang tinggi akan bermuara pada lahirnya komitmen yang

kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin sesuai tanggung jawab dan fungsinya

masing-masing secara lebih efisien, efektif, dan produktif. Pembahasan

pengembangan sumber daya manusia, sebenarnya dapat dilihat dari dari dua

aspek, yaitu kuantitas dan kualitas.Pengertian kuantitas menyangkut jumlah

sumber daya manusia. Kuantitas sumber daya manusia tanpa disertai dengan

kualitas yang baik akan menjadi beban organisasi.

Sedangkan kualitas, menyangkut mutu sumber daya manusia yang

menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik 2 program peningkatan

kesejahteraan dan gizi. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas non fisik, maka

upaya pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan.Upaya inilah yang

dimaksudkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya

manusia (human resources development) secara makro, adalah suatu proses

peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan bangsa. Proses peningkatan di sini mencakup perencanaan

9
pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia. Secara mikro, dalam arti

lingkungan suatu unit kerja (departemen atau organisasi yang lain), maka sumber

daya manusia adalah tenaga kerja atau pegawai di dalam suatu organisasi, yang

mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan. Fasilitas yang canggih

dan lengkap, belum merupakan jaminan akan berhasilnya suatu organisasi tanpa

diimbangi oleh kualitas manusia yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Dari

statement diatas, jelaslah betapa pentingnya peranan dan kedudukan pegawai

sebagai unsur pelaksana kegiatan pemerintahan.Olehnya itu pemerintah membuat

berbagai ketentuan yang mengatur tentang kepegawaian. Perhatian pemerintah ini

pada dasarnya tidak lepas dari kondisi kebutuhan pembangunan dewasa ini

diamana pegawai sebagai unsur aparatur negara harus memiliki dedikasi dan

kualitas yang tinggi sehingga mampu menghadapi berbagai kesulitan yang akan

muncul dalam proses pembangunan. Hal ini perlu dikemukakan karena pada masa

yang akan datang persoalan-persoalan serta tantangan-tantangan yang akan

dihadapi akan semakin berat dan kompleks.

Untuk itu, dibutuhkan sumber daya pegawai yang handal dalam

mengantisipasi berbagai persoalan.Realitas menunjukkan bahwa 3 kondisi

pegawai masih jauh dari yang diharapkan, dimana kualitas pegawai negeri sipil di

Indonesia selama ini masih belum memuaskan karena rendahnya produktivitas

kerja yang ditampilkan.Rendahnya produktivtas pegawai negeri sipil tersebut,

disebabkan karena kurangnya dari aspek keterampilan. Siagian ( 1987: 134 )

mengidentifikasi bahwa tiga jenis kelemahan keterampilan yang melekat pada

pegawai Indonesia yaitu :

10
1.Kemampuan manajerial, yaitu kurangnya kemampuan memimpin

menggerakkan bawahan, melakukan koordinasi dan mengambil keputusan.

2.Kemampuan teknis, yaitu kurangnya kemampuan untuk secara terampil

yang bersifat pembangunan.

3.Kemampuan teknologis, yaitu kurangnya kemampuan untuk

memanfaatkan hasil-hasil penemuan teknologi dalam pelaksanaan tugas

seperti halnya Automatic Data Processing ( ADP ) atau Electronic Data

Processing ( EDP ).

Di pihak lain, suatu organisasi di tengah-tengah masyarakat mempunyai

misi dan tujuan ini, sehingga direncanakan kegiatan atau program, selanjutnya

untuk pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan tersebut diperlukan tenaga

yang profesional atau yang berkualitas baik. Di samping itu, dengan ditemukan

peralatan dan fasilitas baru dan sebagainya, apabila organisasi tersebut ingin

mengikuti arus perkembangan jaman, maka harus memiliki peralatan termaksud.

Sebagai konsekuensinya, pegawai yang dimiliki harus disesuaikan,

minimal diberi pendidikan dan pelatihan agar pemakaian alat baru tersebut dapat

efisien.Hal ini membuktikan bahwa sumber daya manusia dalam 4 suatu

organisasi di lingkungan masyarakat memerlukan peningkatan atau

pengembangan, agar mencapai hasil kerja yang optimal. Namun disisi lain yang

terjadi Di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov.Sulawesi Selatan,

pengembangan pegawai sering kurang mendapat perhatian. Adanya kendala

mengenai pengembangan kemampuan pegawai menyebabkan kualitas kerja

cenderung belum dapat diwujudkan. Kualitas kerja pegawai masih kurang terlihat

dari segi ketepatan dan kecepatan serta hasil kerja yang dilaksanakan belum sesuai

11
dengan apa yang diharapkan. Hal ini menunjukkan terabaikannya aspek efisien

dan sudah tentu juga tidak efektif.Menyadari hal tersebut, maka pegawai perlu

dikembangkan atau dibina secara berkelanjutan agar mereka dapat secara

konsisten memberikan kontribusi sesuai dengan tingkat profesional yang

diharapkan serta lebih memilki perilaku yang dapat diandalkan.

3. Kuesioner Penelitian pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap

kompetensi karyawan

I. Umum

Responden yang terhormat,

Pertanyaan di bawah ini hanya semata-mata digunakan untuk data penelitian

dalam rangka penyusunan skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Stie

Dewantara. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner

sesuai dengan penilaian yang Bapak/Ibu miliki.

Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan dari Bapak/Ibu yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi angket kuesioner penelitian ini.

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ; ( ) Perempuan

3. Usia : ______ tahun

4. Pendidikan :

5. Bidang/Departemen :

12
III. Petunjuk Pengisian

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat Bapak/Ibu

dengan memberi tanda checklict (√) pada kolom yang tersedia.

INDIKATOR KINERJA KARYAWAN:

1. KUANTITAS

2. KUALITAS

3. KETEPATAN WAKTU

KRITERIA JAWABAN SKOR PENILAIAN

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

13
No PERTANYAAN SS S KS TS STS

KUANTITAS

Tingkat pencapaian volume kerja yang saya hasilkan


1
telah sesuai dengan harapan perusahaan

Kuantitas kerja yang diberikan sudah sesuai dengan


2
kemampuan anda

Kuantitas kerja saya sudah sesuai dengan standar kerja


3
yang diharapkan oleh perusahaan

Selama bekerja, hasil pekerjaan saya lebih baik bila


4
dibandingkan dengan waktu yang lalu

Saya mampu menyelesaikan jumlah pekerjaan seperti


5
yang ditetapkan oleh perusahaan

Hasil kinerja saudara terkadang melebihi target yang


6
diberikan oleh perusahaan

Target pekerjaan dan tugas dari perusahaan dapat anda


7
penuhi dengan baik dan cermat

Saya merasa dapat memenuhi dengan banyaknya beban


8
pekerjaan yang ditetapkan

Saya mampu dan memahami tugas-tugas rutin yang


9
saya kerjakan setiap harinya di perusahaan

14
Saya bersedia diberi tambahan kuantitas kerja diluar
10
jam kerja apabila dibutuhkan

Saya memaksimalkan pencapaian target yang


11
ditargetkan oleh oleh perusahaan

12 Saya meminta petunjuk dalam penyelesaian pekerjaan

Saya sering melakukan penyelesaian pekerjaan diluar

13 jam kerja untuk mencapai target yang dibebankan

oleh perusahaan

Saya selalu berusaha mencapai target kerja yang telah


14
ditetapkan oleh perusahaan

Saya dapat mengerjakan pekerjaan dengan efektif dan

15 efisien sehingga tidak perlu banyak bertanya kepada

atasan

Saya selalu fokus menyelesaikan pekerjaan, walaupun


16
atasan sedang tidak ada di perusahaaan

Dalam menyelesaikan pekerjaan saya selalu berinisiatif


17
tanpa menunggu perintah dari atasan

18 Kuantitas kerja saya melebihi rata-rata karyawan lain

KUALITAS

Saya mengerjakan suatu pekerjaan dengan penuh


19
perhitungan, cermat dan teliti

Skill yang saya miliki sesuai dengan pekerjaan dan


20
tugas yang saya kerjakan saat ini

21 Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya dapat

15
menguasai bidang tugas yang saya kerjakan dengan

hasil yang baik

Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya dapat


22
menguasai bidang tugas yang lain

Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya mampu


23
melaksanakan pekerjaan dengan baik

Standar kualitas kerja yang telah ditetapkan oleh


24
perusahaan dapat saya capai dengan baik dan optimal

Saya selalu berusaha menghasilkan kualitas pekerjaan


25
yang baik dibandingkan dengan rekan kerja yang lain

Saya menyadari akan pentingnya akurasi dalam


26
menyelesaikan pekerjaan

Saya terampil dalam bekerja dan mempunyai inisiatif


27
untuk membantu rekan kerja

Saya selalu meminimalisir tingkat kesalahan dalam


28
bekerja

29 Dalam bekerja saya menguasai penggunaan komputer

Saya berinisiatif mencari cara-cara terbaik untuk


30
meningkatkan kualitas kerja

Berdasarkan penilaian atasan dan pendapat rekan kerja,


31
saya bekerja dengan teliti

32 Kualitas hasil pekerjaan saya dapat diterima oleh atasan

Saya menggunakan fasilitas yang diberikan oleh


33
perusahaan untuk menunjang kualitas hasil pekerjaan

16
Dalam menyelesaikan pekerjaan saya selalu
34
mengutamakan kualitas pekerjaan

Saya menyelesaikan kualitas pekerjaan dengan baik


35
sesuai perintah atasan

Saya selalu bekerja sesuai dengan standar mutu yang


36
telah ditetapkan oleh perusahaan

Pengetahuan akan pekerjaan dapat membantu saya

37 dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada

saat bekerja

Saya selalu terbuka untuk menerima kritik atau saran


38
atas hasil kerja yang saya peroleh

39 Kualitas kerja saya jauh lebih baik dari karyawan lain

Saya dalam bekerja selalu mengutamakan tingkat


40
ketelitian

Hasil kerja saya sesuai dengan kualitas yang telah


41
ditentukan

KETEPATAN WAKTU

Untuk menghasilkan pekerjaan yang praktis dan efektif,

saya proaktif dalam mencari tata kerja baru yang


42
dianggap lebih efektif dan efisien dalam

penyelesaian pekerjaan

Saya taat terhadap semua aturan dan prosedur kerja


43
yang ditetapkan dalam suatu pekerjaan

44 Saya mencari cara lain agar pekerjaan selesai tepat

17
waktu ketika saya mengalami kebuntuan dalam

proses penyelesaian pekerjaan

Saya mengerjakan suatu pekerjaan dengan cekatan dan


45
tidak menunda-nunda

Seluruh pekerjaan selama ini dapat saya kerjakan dan

46 hasilnya sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan

Saya selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu untuk

47 menghindari tertumpuknya pekerjaan yang akan

menjadi beban pekerjaan

Saya membuat target waktu untuk penyelesaian


48
pekerjaan dan kegiatan

Saya merasa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan


49
tepat sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan

Saya merasa bersalah apabila pekerjaan yang menjadi


50
tugas saya terlambat untuk diselesaikan

Saya berusaha untuk lebih mengutamakan kepentingan


51
pekerjaan daripada kepentingan pribadi

Menurut atasan pekerjaan yang saya lakukan tepat


52
waktu

Berdasarkan data absen, saya datang dan pulang kantor


53
tepat waktu

54 Saya bekerja sesuai dengan prosedur dan jadwal

55 Saya memperhitungkan waktu dalam setiap

18
penyelesaian tugas

Saya mampu menggunakan waktu dengan efisien dalam

56 melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan

kepada saya

Saya mampu menentukan dan mengatur prioritas kerja


57
secara efektif

Efisiensi waktu saya dalam menyelesaikan pekerjaan


58
melebihi rata-rata karyawan lain

59 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat

Banyaknya hasil kerja yang saya selesaikan dapat


60
dilihat dari waktu kerja

19
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : repository.upi.edu/operator/upload/s_a0151_0605727_chapter2.pdf

http://slamet-triyono.blogspot.com/2009/11/kualitas-penduduk.html

http://cakdiyon.blogspot.com/2011/08/permasalahan-kependudukan-dan-

cara.html

http://www.duniatki.com

http://www.anneahira.com/cara-mengatasi-pengangguran.html

http://www.scribd.com/doc/24670191/makalah-pengangguran.

http://www.ciputraentrepreneurship.com/beranda/5343.html

20

Anda mungkin juga menyukai