Anda di halaman 1dari 13

7 KEUTAMAAN/MANFAAT SHOLAT 5 WAKTU :

Keutamaan Sholat Berjama’ah di Masjid


beserta dalilnya, Keutamaan Sholat Shubuh,
Keutamaan Sholat Ashar
Keutamaan Shalat

Abdullah bin Umar Radhiyallaahu ‘anhuma


berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Islam dibangun atas lima pondasi: Yaitu
persaksian bahwa tidak ada sembahan (yang
berhak disembah) melainkan Allah, bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke
Baitullah, dan berpuasa ramadhan.” (HR. Al-
Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
bersabda:
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga
mereka bersaksi bahwa tidak ada sembahan (yang
berhak disembah) kecuali Allah dan bahwa
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka
lakukan yang demikian maka mereka telah
memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali
dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada
Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 25 dan Muslim no. 21)
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata:
Nabi -alaihishshalatu wassalam-
“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari
amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah
shalatnya. Rabb kita Jalla wa ‘Azza berfirman kepada
para malaikat-Nya -padahal Dia lebih mengetahui-,
“Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau
justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan
dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika
terdapat kekurangan maka Allah berfirman,
“Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki
amalan shalat sunnah?” Jikalau terdapat shalat
sunnahnya, Allah berfirman, “Sempurnakanlah
kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu
dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya semua amal
manusia akan dihisab dengan cara demikian.” (HR.
Abu Daud no. 964, At-Tirmizi no. 413, An-Nasai no.
461-463, dan Ibnu Majah no. 1425. Dinyatakan
shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 2571)

Penjelasan ringkas:
Shalat merupakan rukun Islam kedua dan
merupakan amalan yang paling utama dan paling
dicintai oleh Allah Ta’ala. Ar-Rasul
-alaihishshalatu wassalam- menjadikannya
sebagai penjaga darah dan harta, sehingga kapan
seseorang meninggalkannya maka darah dan
hartanya akan terancam. Karena sangat
pentingnya shalat ini, sampai-sampai dialah
amalan pertama yang hamba akan dihisab
dengannya pada hari kiamat. Di dalam hadits Ibnu
Mas’ud secara marfu’ disebutkan:
“Amalan pertama yang dengannya seorang hamba
dihisab adalah shalat dan sesuatu pertama yang
diputuskan di antara para manusia adalah mengenai
darah.” (HR. An-Nasai no. 3926 dan selainnya)
Maksudnya, amalan yang berhubungan antara
hamba dengan Allah, maka yang pertama kali dihisab
darinya adalah shalat. Sementara amalan
berhubungan antara makhluk dengan makhluk
lainnya, maka yang pertama kali dihisab adalah
dalam masalah darah.
Hadits Abu Hurairah di atas juga menunjukkan
keutamaan shalat sunnah secara khusus, bahwa
dia dijadikan sebagai penyempurna dari
kekurangan yang terjadi dalam shalat wajib, baik
kekurangan dari sisi pelaksanaan zhahir maupun
kekurangan dari sisi batin dan roh shalat tersebut,
yaitu kekhusyuan. Wallahu a’lam
Keutamaan Shalat 5 Waktu
Shalat adalah ibadah yang agung, ibadah yang
dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam,
dan dia adalah ibadah yang terpenting setelah
kedua kalimat syahadat. Dari Ibnu Umar radhiallahu
anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian
tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. (HR.
Al-Bukhari no. 7 dan Muslim no. 19)
Shalat adalah penghubung antara hamba dengan
Rabbnya, karena ketika shalat hamba sedang berdiri
di hadapan Allah Azza wa Jalla guna berdoa kepada-
Nya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi
Shallallahu’alaihiwasallam beliau bersabda:
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat tanpa
membaca Ummul Qur’an di dalamnya, maka
shalatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna”
Tiga kali. Ditanyakan kepada Abu Hurairah, ” Kami
berada di belakang imam?” Maka dia menjawab,
“Bacalah Ummul Qur’an dalam dirimu, karena aku
mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah berfirman,
‘Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu,
dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta.
Apabila seorang hamba berkata, ‘Segala puji bagi
Allah Rabb semesta alam.’ Maka Allah berkata,
‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut
mengucapkan, ‘Yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’
Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Pemilik hari
kiamat.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiku.’
Selanjutnya Dia berkata, ‘HambaKu menyerahkan
urusannya kepadaKu.’ Apabila hamba tersebut
mengucapkan, ‘Hanya kepadaMulah aku menyembah
dan hanya kepadaMulah aku memohon pertolongan.’
Allah berkata, ‘Ini adalah antara Aku dengan
hambaKu. Dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang
dia minta’. Apabila hamba tersebut mengucapkan,
‘Berilah kami petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan
orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka,
bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan
bukan pula orang-orang yang sesat.’ Allah berkata,
‘Ini untuk hambaKu, dan hambaKu mendapatkan
sesuatu yang dia minta.” (HR. Muslim no. 598)

Shalat lima waktu mempunyai beberapa


keistimewaan dibandingkan semua ibadah wajib
lainnya, di antaranya:
a. Shalat 5 waktu merupakan ibadah yang Allah
Ta’ala syariatkan kepada Nabi-Nya shallallahu
alaihi wasallam secara langsung tanpa perantara
malaikat. Berbeda halnya dengan kewajiban
lainnya yang diwajibkan melalui perantara
malaikat.
b. Shalat 5 waktu diwajibkan di langit sementara
kewajiban lainnya diwajibkan di bumi.
Karenanya sangat pantas kalau shalat 5 waktu
dikatakan sebagai ibadah badan yang paling utama.

Selain dari keistimewaan di atas, shalat 5 waktu


secara umum dan beberapa shalat di antaranya
secara khusu mempunyai keutamaan yang lain, di
antaranya:
a. Shalat 5 waktu akan menghapuskan semua
dosa dan kesalahan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke Jum’at
berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara
keduanya selama tidak melakukan dosa besar.” (HR.
Muslim no. 342)
Dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim didatangi shalat fardlu, lalu
dia membaguskan wudlunya dan khusyu’nya dan
shalatnya, melainkan itu menjadi penebus dosa-
dosanya terdahulu, selama dia tidak melakukan dosa
besar. Dan itu (berlaku) pada sepanjang zaman.”
(HR. Muslim no. 335)
Pada kedua hadits di atas dikecualikan dosa-dosa
besar, karena memang dosa besar tidak bisa
terhapus dengan sekedar amalan saleh, akan tetapi
harus dengan taubat dan istighfar. Karenanya, yang
dimaksud dengan dosa pada kedua hadits di atas
adalah dosa-dosa kecil.
Adapun patokan dosa besar adalah sebagaimana
yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu
anhuma:
“Dosa-dosa besar adalah semua dosa yang Allah
akhiri dengan ancaman neraka atau laknat atau
kemurkaan atau adzab.” (Riwayat Ibnu Jarir dalam
tafsirnya terhadap surah An-Najm: 32)
Walaupun asalnya ada perbedaan antara dosa besar
dengan dosa kecil, akan tetapi beliau radhiallahu
anhu juga pernah berkata:
“Tidak ada dosa besar jika selalu diikuti dengan
istighfar dan tidak ada dosa kecil jika dia dilakukan
terus-menerus.”

b. Shalat subuh senantiasa dihadiri dan


disaksikan oleh para malaikat dan dia juga
menjadi saksi.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir
sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat)
subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan
(oleh malaikat).” (QS. Al-Isra`: 78)

c. Shalat ashar yang merupakan shalat wustha


-sebagaimana dalam riwayat Al-Bukhari-
dikhususkan penyebutannya dibandingkan shalat-
shalat lainnya.
Dan ini menunjukkan keistimewaan shalat ashar -dari
satu sisi- dibandingkan shalat lainnya. Allah Ta’ala
berfirman:
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah)
shalat wusthaa.” (QS. Al-Baqarah: 238)

d. Menjaga shalat subuh dan ashar merupakan


sebab terbesar masuk surga dan selamat dari
neraka.
Dari Imarah bin Ru’aibah radhiallahu anhu dia
berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang shalat
sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.”
(HR. Muslim no. 1003)
Dari Abu Musa radhiallahu anhu bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa mengerjakan shalat pada dua waktu
dingin, maka dia akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari
no. 540 dan Muslim no. 1005)
Dari Jundab bin Abdullah radhiallahu anhu dia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam
jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai Allah
menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan
jaminan-Nya, sehingga Allah menangkapnya dan
menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.”
(HR. Muslim no. 1050)
Dari Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu anhu dia berkata:
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian
sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan
kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-
Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan
untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri
dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” (HR.
Al-Bukhari no. 521 dan Muslim no. 1002)
e. Meninggalkan shalat 5 waktu -atau salah
satunya- dengan sengaja karena malas secara
terus-menerus adalah kekafiran.
Allah Ta’ala berfirman:
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang
jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui kesesatan, kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS.
Maryam: 59-60)
Seandainya orang yang meninggalkan shalat itu
masih mukmin, maka tentunya tidak dipersyaratkan
ketika dia bertaubat dia harus beriman.
Ini dipertegas dalam hadits Jabir radhiallahu anhuma
dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki
dengan kesyirikan dan kekufuan adalah
meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 116)
Juga dalam Abdullah bin Buraidah dari ayahnya
radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam ‫صرلةة رفرمدن رتررركرهاَ رفرقدد ركرفرر‬ ْ‫روربديرنكْهدم رتدر ك‬
‫ك ال ص‬
“(Pemisah) di antara kami dan mereka (orang
kafir) adalah meninggalkan shalat, karenanya
barangsiapa yang meninggalkannya maka
sungguh dia telah kafir.” (HR. Ahmad no. 21929)
Keutamaan Shalat Berjamaah
Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah
dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya
lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan
dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena
bila dia berwudlu dengan menyempurnakan
wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju
masjid, dia tidak keluar kecuali untuk
melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada
satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan
ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan
satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan
shalat, maka Malaikat akan turun untuk
mendo’akannya selama dia masih berada di
tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya
Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian
senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama
dia menanti pelaksanaan shalat.” (HR. Al-Bukhari
no. 131 dan Muslim no. 649)
Dari Abu Musa Radhiyallaahu ‘anhu dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat
adalah yang paling jauh perjalannya, lalu yang
selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat
hingga melakukannya bersama imam, lebih besar
pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian)
kemudian tidur.” (HR. Muslim no. 662)
dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:Dari Abu Ad-
Darda`
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang
tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan
mereka, melainkan setan telah menguasai mereka.
Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena
sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam
kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).”
(HR. Abu Daud no. 547, An-Nasai no. 838, dan
sanadnya dinyatakan hasan oleh An-Nawawi dalam
Riyadh Ash-Shalihin no. 344)
Dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma-, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh
derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Al-
Bukhari no. 131 dan Muslim no. 650)

Penjelasan ringkas:
Karena besarnya urgensi shalat berjamaah bagi
keumuman lingkungan kaum muslimin dan bagi
setiap individu yang ada di dalamnya, Allah Ta’ala
menjanjikan untuknya pahala yang besar dan Ar-
Rasul -alaihishshalatu wassalam- senantiasa
memotifasi untuk mengerjakannya. Dan beliau
-alaihishshalatu wassalam- mengabarkan bahwa
shalatnya seseorang secara berjamaah jauh lebih
utama daripada shalat sendirian dan bahwa shalat
berjamaah merupakan sebab terjaganya kaum
muslimin dari setan. Keutamaan yang pertama untuk
individu dan yang kedua untuk masyarakat kaum
muslimin.

Anda mungkin juga menyukai