Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN LABORATORIUM

KOMUNIKASI RADIO DAN SATELIT

NO PERCOBAAN : 01
JUDUL PERCOBAAN : Menentukan Pointing Antena Terhadap
Satelit Milik Indonesia
NAMA PRAKTIKAN :
1. Almer Ardian
2. Fathur Rachman Koesnandar
3. Fera Widyawati
4. Shafira Rana Rafidah
KELAS/KELOMPOK : BM-5/KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2018

1
DAFTAR ISI

1. TUJUAN.................................................................................................................................. 1
2. DASAR TEORI ....................................................................................................................... 1
2.1. Pengertian Satelit.............................................................................................................. 1
2.2. Sistem Komunikasi Satelit ............................................................................................... 1
2.3. Satelit Geostasioner .......................................................................................................... 2
2.4. Satelit Yang Dimiliki Oleh Indonesia Dan Masih Aktif .................................................. 5
2.5. Perhitungan Sudut Azimuth Dan Sudut Elevasi ............................................................ 11
3. HASIL PERCOBAAN .......................................................................................................... 13
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 16
5. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 17

2
1. TUJUAN
1.1. Dapat menentukan letak satelit milik Indonesia
1.2. Dapat menentukan nilai azimuth dan sudut elevasi pada saat memasang antena
parabola/ pointing.

2. DASAR TEORI
2.1. Pengertian Satelit

Satelite adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan
rotasi tertentu. Menurut kamus lengkap fisika Oxford, satelit ada dua. Pertama,
satelit alam atau natural satellite, yaitu benda alam yang berukuran relatif kecil
yang mengitari sebuah planet. Misalnya, satu-satunya satelit alam bumi yaitu
bulan. Kedua, satelit buatan atau artificial satellite, yaitu wahana angkasa luar
yang dibuat manusia yang mengitari bumi, bulan, matahari atau planet. Satelit
buatan digunakan untuk berbagai macam kegunaan. Misalnya, satelit komunikasi
digunakan untuk meneruskan sinyal telepon, radio dan televisi ke sekeliling
permukaanlengkungbumi.

Ada dua jenis satelit komunikasi. Pertama, satelit pasif yang memantulkan sinyal
dari satu titik ke titik lain di atas permukaan bumi. Kedua, satelit aktif yang
mampu menguatkan dan memancarkan kembali sinyal yang diterima. Satelit
astronomi diperlengkapi kemampun mengumpulkan dan memancarkan informasi
astronomi dari angkasa luar ke bumi, termasuk keadaan atmosfer bumi, yang
sangat bermanfaat bagi prakiraan cuaca.

2.2. Sistem Komunikasi Satelit

Pada dasarnya sistem komunikasi satelite sama dengan komunikasi radio pada
umumnya. Bila komuniksi pada jaringan microwave mempunyai stasiun repeater
yang terletak di permukaan bumi, maka satelite-pun dapat dianggap sebagai
sebuah stasiun repeater yang terletak di angkasa.

1
Komponen utama dari sistem komunikasi satelit adalah sebuah ruas angkasa
(space segment) berupa sebuah satelit komunikasi yang berada di orbit
geostasioner dan beberapa ruas bumi (earth segment) berupa stasiun-stasiun bumi
(earth stations).

Gambar 2.1 Skema Komunikasi Satelit.

Karena jauhnya jarak satelit (Satelit geostasioner berjarak + 36.000 Km) dari
permukaan bumi, maka dalam komunikasi satelit redaman ruang, awan, hujan dan
lainnya juga mengenai desah(noise) bisa merusak kwalitas gelombang radio yang
ditransmisikan menjadi perhatian khusus. Sinyal Radio Frekwensi (RF) yang
dipancarkan oleh stasiun bumi menuju satelit disebut Uplink, dan sebaliknya
sinyal dari satelit menuju ke bumi disebut Downlink.

2.3.Satelit Geostasioner

Satelit Geostasioner adalah satelit yang terletak tepat di atas khatulistiwa bumi
(lintang 0°) dan berputar mengelilingi bumi dalam orbit lingkaran.Perbedaan
lokasi satelit ini hanya pada letak bujurnya saja. Satelit ini mengelilingi bumi
dengan kecepatan revolusi satelit yang sama dengan kecepatan perioda dan arah
(barat ke timur) yang persis sama dengan bumi, yang membuatnya terlihat tampak
diam (stasioner) dari permukaan bumi. Ketinggian satelit ini tepat di atas

2
katulistiwa dengan ketinggian 35.786 km (22.240 statute miles) atau sekitar 36.000
km (22.369 statute miles).

Gambar 2.2 Orbit Geostasioner


Orbit geostasioner sangat berguna karena ia dapat menyebabkan sebuah satelit
seolah olah diam terhadap satu titik di permukaan Bumi yang berputar. Akibatnya,
sebuah antena dapat menunjuk pada satu arah tertentu dan tetap berhubungan
dengan satelit. Satelit mengorbit searah dengan rotasi Bumi pada ketinggian sekitar
35.786 km (22.240 statute miles) di atas permukaan tanah.

Stabilitas Orbital sebuah orbit geostasioner hanya dapat dicapai pada ketinggian
sangat dekat dengan 35.786 km (22.236 mil), dan langsung di atas khatulistiwa. Ini
setara dengan kecepatan orbital dari 3.07 km / s (1.91 mi / s) atau jangka waktu
1.436 menit, yang setara dengan hampir tepat satu hari sidereal atau 23,934461223
jam. Hal ini memastikan bahwa satelit terkunci untuk periode rotasi bumi dan
memiliki jejak stasioner di tanah. Semua satelit geostasioner harus terletak di
cincin ini.

Kombinasi gravitasi bulan, gravitasi matahari, dan mendatarkan bumi di kutub


menyebabkan gerak presesi bidang orbit benda geostasioner, dengan jangka waktu
sekitar 53 tahun dan gradien kemiringan awal sekitar 0.85 derajat per tahun,
mencapai kemiringan maksimal 15 derajat setelah 26,5 tahun. Untuk mengoreksi

3
gangguan orbital ini, manuver stationkeeping orbital biasa diperlukan, sebesar
delta-v sekitar 50 m / s per tahun.

Efek kedua yang akan diperhitungkan adalah penyimpangan bujur, disebabkan


oleh asimetri Bumi – Khatulistiwa sedikit elips. Ada dua stabil (pada 75.3 ° E, dan
pada 104.7 ° W) dan dua tidak stabil (pada 165,3 ° E, dan pada 14,7 ° W) titik
ekuilibrium. Setiap objek geostasioner ditempatkan di antara titik-titik ekuilibrium
akan (tanpa tindakan apapun) perlahan-lahan dipercepat ke posisi ekuilibrium
stabil, menyebabkan variasi bujur periodik. Koreksi efek ini membutuhkan
manuver kontrol orbit dengan delta-v maksimum sekitar 2 m / s per tahun,
tergantung pada bujur yang diinginkan.

Angin dan radiasi matahari tekanan juga mengerahkan pasukan kecil pada satelit
yang, dari waktu ke waktu, menyebabkan mereka untuk perlahan-lahan melayang
jauh dari orbit yang ditentukan mereka.

Satelit Geostasioner adalah satelit komunikasi dan berfungsi untuk peramalan


cuaca, satelit TV (Memancarkan suatu sinyal mikrowave pada frekuensi yang
telah ditentukan (12 – 14 GHz) dari pemancar yang ada di bumi frekuensi ini
dinamakan frekuensi uplink dan ketika satelit menerima sinyal dan
memancarkannya kembali ke bumi dalam frekuensi yang berbeda yaitu
frekuensi downlink),radio satelit, dan sebagian besar jenis komunikasi global.

4
2.4. Satelit Yang Dimiliki Oleh Indonesia Dan Masih Aktif

1. Telkom 3S

Satelit Indonesia paling baru yang berhasil meluncurkan sejak tanggal 15


Februari 2017 ini adalah milik Telkom Indonesia. Satelit Telkom 3S ini
diluncurkan di Guiana Space Center, Kourou, Guyana Prancis. Satelit ini
rencananya akan membantu meningkatkan kualitas jaringan komunikasi di
Indonesia. Satelit Telkom 3S ini rencananya akan meningkatkan kualitas siara
televisi berkualitas tinggi, layanan komunikasi seluler, komunikasi bisnis,
jaringan ATM, dan broadband internet. Satelit Indonesia paling baru yang
berhasil mengorbit sejak tanggal 15 Februari 2017 ini adalah milik Telkom
Indonesia. Satelit Telkom 3S ini diluncurkan di Guiana Space Center, Kourou,
Guyana Prancis. Satelit ini rencananya akan membantu meningkatkan kualitas
jaringan komunikasi di Indonesia. Satelit Telkom 3S ini rencananya akan
meningkatkan kualitas siara televisi berkualitas tinggi, layanan komunikasi
seluler, komunikasi bisnis, jaringan ATM, dan broadband internet. Satelit
yang dimiliki Indonesia ini rencananya akan sukses mengorbit 23 Februari
2017.

2. Lapan A2

LAPAN A2 merupakan satelit terbaru yang dirakit oleh Lembaga


Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan diluncurkan dari

5
Sriharikota, India, pada September 2015. Satelit ini merupakan penerus dari
satelit LAPAN A1 atau LAPAN-TUBSat yang dibuat di Jerman.
Satelit didesain untuk tiga misi, yaitu pengamatan Bumi, pemantauan kapal
dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 78 kg, LAPAN A2
membawa muatan Automatic Identification System (AIS).

Teknologi tersebut memungkinkan satelit untuk dapat melakukan identifikasi


terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan LAPAN A2. Untuk
misi pengamatan Bumi, satelit menggunakan kamera digital observasi Bumi
dengan kamera 4 band multispectral scanning. Kamera itu beresolusi 18 m
dengan cakupan 120 kilometer dan kamera resolusi 6 m dengan cakupan 12 x
12 kilometer.
Satelit juga dilengkapi dengan Automatic Packet Reporting System (APRS)
yang mendukung komunikasi untuk penanganan bencana, memungkinkan
satelit sebagai penghubung sekitar 700 ribu pengguna radio amatir atau Orari
(Organisasi Amatir Radio Indonesia).

6
3. BRIsat

Perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, Bank Rakyat Indonesia atau


BRI, mencetak sejarah baru pada pertengahan 2016 lalu. Kala itu mereka jadi
perusahaan bank pertama di dunia yang meluncurkan dan mengoperasikan
satelit, yang kelak diberi nama BRISat. Satelit itu menuju orbit geostasioner di
slot 150,5 E, dengan lokasi 36.000 km di atas ekuator.

Satelit BRISat yang berbobot 3.500 kilogram ini diproduksi oleh Space
Systems/Loral (SSL), dengan peluncurannya difasilitasi oleh Arianespace
melalui roket Ariane 5 ECA yang diluncurkan di Guiana Space Center,
Guyana Prancis. Satelit model LS-1300 ini membawa 9 transponder Ku-Band
dan 36 C-Band transponder. Semuanya itu digunakan untuk memberikan
peningkatan keamanan komunikasi perbankan untuk lebih dari 10.600 cabang
operasional, serta 237.000 saluran outlet elektronik dan 53 juta pelanggan di
seluruh Tanah Air. BRISat yang mengorbit di slot orbit 150 bujur timur ini
diklaim memiliki masa hidup selama 15 tahun lebih untuk melayani
kebutuhan BRI dalam melakukan operasional perbankan.

7
4. Telkom 2

Telkom 2 diluncurkan pada 16 November 2005.


Telkom 2 dirakit oleh Orbital ATK Inc. dengan model GEOStar-2. Satelit ini
membawa 24 C-Band transponder untuk menyediakan layanan TV, telepon
dan Internet wilayah Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia Selatan sekitar India.
Satelit kemudian diterbangkan menggunakan roket Ariane 5 ECA dengan
Guiana Space Center sebagai lokasi peluncurannya. Telkom 2 mengorbit pada
ketinggian 35.888 kilometer di atas Bumi, tepatnya di 118 bujur timur.
Telkom 2 yang memiliki bobot 1.930 kilogram diproyeksi dapat terus
beroperasi selama 15 tahun sejak peluncuran.

5. Palapa D

Palapa D atau bisa disebut dengan Palada D1 merupakan satelit komunikasi


geostationer yang dioperasikan oleh Indosat. Ini merupakan satelit pengganti
dari Palapa C2 yang sebelumnya mengorbit lebih dulu.

8
Indosat menunjuk Thales Alenia Space sebagai perakit satelit Palapa D,
dengan dasar menggunakan platform tipe Spacebus-4000B3. Satelit memiliki
bobot 4.100 kilogram dan daya elektrik mencakup 6 kilo watt.
Satelit dibawa ke luar angkasa dengan roket Long March CZ-3B di area
peluncuran milik Xichang Satellite Launch Center yang berlokasi di China
pada 31 Agustus 2009.
Palapa D membawa kapasitas total 40 transponder yang di antaranya terdiri
dari 24 standar C-Band, 11 extended C-Band serta 5 Ku-Band. Transponder
tersebut sanggup mencapai wilayah Indonesia, Asean, Asia Pasifik, Timur
Tengah dan Australia.
Beberapa jam setelah peluncuran, roket yang membawa satelit Palapa D
mengalami gangguan sehingga satelit sempat keluar dari posisi orbit yang
seharusnya yaitu 113 bujur timur. Kondisi tersebut membuat umur satelit
berkurang menjadi 10 tahun, dari yang sebelumnya ditargetkan 15 tahun.

9
6. Indostar II/Cakrawarta II

Setelah habis masa orbit satelit Indostar I, MNC Sky Vision meluncurkan
satelit penerusnya bernama Indostar II atau Cakrawarta II. Satelit ini
diluncurkan pada Mei 2009 lalu di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.
Satelit ini dirakit oleh Boeing Satellite System asal Amerika Serikat dalam
waktu 20 bulan. Indostar II kemudian diterbangkan melalui roket Proton
Breeze M produksi Khrunichev State Research and Production Space Center
asal Rusia.
Satelit tipe BS 601 HP memiliki dimensi 4 x 3,6 x 2,7 meter dan bobot sekitar
3.905 kilogram, serta mengorbit di 107 bujur timur. Masa aktif Indostar II
mampu mencapai 15 tahun lebih.
Indostar II membawa 22 transponder Ku-Band dan 10 transponder S-Band
untuk memberikan jaringan penyiaran DTH (direct-to-home) yang kuat dan
jasa telekomunikasi lain seperti Internet broadband yang mencakup wilayah
Asia Pasik.

10
7. Lapan A3

Beberapa bulan setelah peluncuran satelit LAPAN A2, Lembaga Penerbangan


dan Antariksa Nasional kembali meluncurkan satelit generasi selanjutnya,
LAPAN A3. Satelit digarap bersama dengan Institut Pertanian Bogor.
Seperti halnya A2, LAPAN A3 juga diluncurkan di Srihari kota, India, dengan
menumpang roket PSLV C-34 milik India pada 22 Juni 2016. Satelit memiliki
misi untuk bantu mengidentifikasi kapal pencuri ikan.
Untuk melakukan misi tersebut, LAPAN A3 yang berbobot 115 kilogram dan
berdimensi 50 x 57,4 x 42,4 centimeter ini mengusung resolusi multispektral
(4-band) dan sebuah kamera digital.

2.5.Perhitungan Sudut Azimuth Dan Sudut Elevasi

Pada sistem komunikasi satelit penempatan stasium bumi harus pada posisi yang
tepat dan berada pada daerah cakupan satelit agar sinyal yang dikirim dapat
diterima satelit dan dipancarkan kembalike stasiun bumi penerima. Untuk
menempatkan stasiun bumi pada posisi yang tepat agar dapat berkomunikasi
dengan satelit, harus diketahui sudut azimuth dan sudut elevasi agar daya yang
dipancarkan atau yang diterima dapat optimal. Sudut elevasi merupakan sudut yang
dihasilkan oleh arah utara sebenarnya dari titik yang dipasang antena dengan arah
vertikal antena terhadap satelit.Sedangkan sudut azimuth merupakan sudut putar
pada arah horizontal, dimana arah utara digunakan sebagai referensi sudut nol (0).
Berikut cara perhitungan untu menentukan sudut azimuth:

11
1. Sebelah Utara Khatulistiwa
Stasiun bumi berada di barat satelit : A = 1800 – A’
Stasiun bumi berada di timur satelit : A = 1800 + A’

2. Sebelah Selatan Khatulistiwa


Stasiun bumi berada di barat satelit : A = A’
Stasiun bumi berada di timur satelit : A = 3600 – A’
A’ merupakan sudut positif, untuk menghitung nilai A’ dapat menggunakan
persamaan berikut:
𝑡𝑎𝑛|𝑙𝑜𝑛𝑔𝑆𝐵 − 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑆𝑎𝑡|
𝐴′ = 𝑡𝑎𝑛−1 [ ]
tan 𝑙𝑎𝑡𝑆𝐵

Dengan:
longSB = Longitude stasiun bumi (o)
longSat = Longitude satelit (o)
latSB = Latitude stasiun bumi (o)

Sudut azimuth dan elevasi diperlukan untuk mengarahkan posisi antena stasiun
bumi ke arah satelit sehingga tidak terjadi pointing loss. Nilai sudut elevasi ini
akan dicari untuk masing-masing posisi yang memungkinkan untuk
ditempatkannya suatu stasiun bumi. Besarnya sudut elevasi dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
cos 𝑑 − 0,151269
𝐸 = 𝑡𝑎𝑛−1
sin 𝑑
Dengan :
E = Sudut elevasi (o)
d = 𝑐𝑜𝑠 − 1(𝑐𝑜𝑠|𝜃𝑆 − 𝜃𝐿|)(𝑡𝑎𝑛𝜃𝑙)
𝜃𝑆 = Garis Bujur (Longitude) penerima
𝜃𝐿 = Garis Bujur (Longitude) satelit
𝜃𝑙 = Garis lintang penerima

12
3. HASIL PERCOBAAN
Untuk mendapatkan data hasil percobaan disini kami menggunakan aplikasi satFinder:

Pada aplikasi SatFinder lokasi stasiun bumi ditentukan secara otomatis menggunakan
GPS pada handphone, yaitu lokasi stasiun bumi -6,372241, 106.823042. koordinat lokasi
stasiun bumi -+ 21,5m dari lokasi sebenarnya

Hasil yng di dapat adalah:

1. Satelit Palapa D
Koordinat Satelit : 113˚ BT
Azimuth : 44,3˚ ke Timur dari Utara
Sudut elevasi : 79,6˚ dari permukaan tanah
LNB Skew : 44,0˚ Timur
Arah antena : 44,0˚ ke Timur dari Utara

2. Satelit Telkom 3S
Koordinat Satelit : 118˚ BT
Azimuth : 60,7˚ ke Timur dari Utara
Sudut elevasi : 74,9˚ dari permukaan tanah
LNB Skew : 60,1˚ Timur
Arah antena : 61˚ ke Timur dari Utara

13
3. Satelit Telkom 2
Koordinat Satelit : 157˚ BT
Azimuth : 84,7˚ ke Timur dari Utara
Sudut elevasi : 32,2˚ dari permukaan tanah
LNB Skew : 81,7˚ Timur
Arah antena : 84˚ ke Timur dari Utara

14
4. Satelit BRIsat
Koordinat Satelit : 150,4˚ BT
Azimuth : 83,4˚ ke Timur dari Utara
Sudut elevasi : 39,3˚ dari permukaan tanah
LNB Skew : 80,8˚ Timur
Arah antena : 83˚ ke Timur dari Utara

15
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pengamatan letak satelit milik Indonesia dilakukan menggunakan software yakni dengan
aplikasi SatFinder. Pada aplikasi ini kita dapat mengamati letak sebuah satellite dari
lokasi kita berada. Lokasi saat kami melakukan pengamatan yaitu berada di koordinat -
6.372241,106.823042 atau di daerah kukusan Depok. Berdasarkan hasil pengamatan di
dapatkan satelit milik Indonesia yang masih beroperasi saat ini diantaranya yaitu

1. Telkom 3S berada pada koordinat 118˚ BT dan terletak di atas selat makasar dekat
pulau Kalimantan, dengan sudut elevasi yaitu 74,9˚ dari permukaan tanah. Nilai
azimuth 60,7˚ ke Timur dari Utara, LNB Skew sebesar 60,1˚ Timur, sedangkan arah
antenna 61˚ ke Timur dari Utara.
2. Palapa D, berada pada koordinat 113˚ BT dan terletak di atas selat makasar dekat
pulau Kalimantan, dengan sudut elevasi yaitu 79,6˚ dari permukaan tanah. Nilai
azimuth 44,3˚ ke Timur dari Utara, LNB Skew sebesar 44,0˚ Timur, sedangkan arah
antenna 44,0˚ ke Timur dari Utara.
3. BRIsat, berada pada koordinat 150,4˚ BT dan terletak di atas selat makasar dekat
pulau Kalimantan, dengan sudut elevasi yaitu 39,3˚ dari permukaan tanah. Nilai
azimuth 83,4˚ ke Timur dari Utara, LNB Skew sebesar 39,3˚ dari permukaan tanah,
sedangkan arah antenna 83˚ ke Timur dari Utara.
4. Telkom 2, berada pada koordinat 157˚ BT dan terletak di atas selat makasar dekat
pulau Kalimantan, dengan sudut elevasi yaitu 32,2˚ dari permukaan tanah. Nilai
azimuth 84,7˚ ke Timur dari Utara, LNB Skew sebesar 81,7˚ Timur, sedangkan arah
antenna 84˚ ke Timur dari Utara.

Dari data yang dapatkan posisi satelit berada pada orbit geostasioner atau koordinat 0°
(garis khatulistiwa), dikarenakan Orbit geostasioner dapat menyebabkan sebuah satelit
seolah olah diam terhadap satu titik di permukaan Bumi yang berputar. Akibatnya,
sebuah antena dapat menunjuk pada satu arah tertentu dan tetap berhubungan dengan
satelit. Satelit mengorbit searah dengan rotasi Bumi pada ketinggian sekitar 35.786 km
(22.240 statute miles) di atas permukaan tanah. Walaupun orbit geostasioner dapat
menjaga suatu satelit berada pada tempat yang tetap di atas ekuator, perturbasi orbital
dapat menyebabkan satelit secara perlahan-lahan berpindah dari lokasi geostasioner.

16
Perturbasi orbital adalah fenomena di mana orbit satelit berubah akibat satu atau lebih
pengaruh eksternal seperti anomali distribusi gravitasi bumi, gangguan gaya tarik dari
bulan, benturan meteor atau benda-benda lain, atau tekanan radiasi matahari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencari posisi satelit diantaranya adalah sudut
azimuth, sudut elevasi,, dan sudut posisi arah mata angin dari tempat kita berada.

Elevasi adalah sudut yang terbetuk dari garis horizontal ke bumi ke atas langit.

Azimuth adalah besar sudut antara Utara magnetis (0°) dengan titik / sasaran yang kita
tuju, azimuth juga sering disebut dengan sudut kompas atau perhitungan searah jarum
jam.

5. KESIMPULAN

1. Satelite adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan

tertentu.
2. Satelit yang dimiliki oleh Indonesia dan masih aktif yaitu Telkom 3S, LAPAN A2,
BRISAT, Telkom 2, Palapa D, Indostar II, LAPAN A3.

3. Dalam mencari posisi satelit diperlukan posisi koordinat finder, sudut azimuth,

elevasi, LNB skew dan arah antena.

4. Dalam menentukan posisi satelit, dapat digunakan cara manual dengan

menggunakan rumus, atau memakai aplikasi pencari satelit seperi satFinder.

5. Posisi satelit yang didapat semuanya berada pada posisi 0°, yaitu berarti satelit

ini meruoakan satelit geostationer.

17

Anda mungkin juga menyukai