FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155
BAB 1
PENDAHULUAN
Struktur dan batang struktural harus selalu direncanakan memikul beban yang lebih besar
daripada yang diperkirakan dalam pemakaian normal. Kapasitas cadangan ini disediakan terutama
untuk memperhitungkan kemungkinan beban yang berlebihan. Selain itu, kapasitas cadangan juga
ditujukan untuk memperhitungkan kemungkinan pengurangan kekuatan penampang struktur.
Penyimpangan pada dimensi penampang walaupun masih dalam batas toleransi bisa mengurangi
kekuatan. Terkadang penampang baja mempunyai kekuatan leleh sedikit di bawah harga minimum
yang ditetapkan, sehingga juga mengurangi kekuatan.
Kelebihan beban dapat diakibatkan oleh perubahan pemakaian dari yang direncanakan untuk
struktur, penaksiran pengaruh beban yang terlalu rendah dengan penyederhanaan perhitungan yang
berlebihan, dan variasi dalam prosedur pemasangan. Biasanya perubahan pemakaian yang drastis
tidak ditinjau secara eksplisit atau tidak dicakup oleh faktor keamanan, namun prosedur
pemasangan yang diketahui menimbulkan kondisi tegangan tertentu harus diperhitungkan secara
eksplisit.
Yang membedakan antara metode ASD dengan LRFD adalah faktornya. Pada ASD,
bebannya tidak dikalikan suatu faktor, tapi tahanan nominalnya yang diperkecil. Sementara pada
LRFD, bebannya diperbesar oleh suatu faktor, sementara tahanan nominal juga diperkecil tapi tidak
seperti ASD.
BAB 2
BEBAN KONSTRUKSI
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Dan pada umumnya penentuan
besarnya beban hanya merupakan suatu estimasi saja. Meskipun beban yang bekerja pada suatu
lokasi dari struktur dapat diketahui secara pasti, namun distribusi beban dari elemen ke elemen,
dalam suatu struktur umumnya memerlukan asumsi dan pendekatan. Jika beban-beban yang bekerja
pada suatu struktur telah diestimasi, maka masalah berikutnya adalah menentukan kombinasi-
kombinasi beban yang paling dominan yang mungkin bekerja pada suatu struktur tersebut. Besar
beban yang bekerja pada suatu struktur diatur oleh peraturan pembebanan yang berlaku, sedangkan
masalah kombinasi dan beban-beban yang bekerja telah diatur dalam SNI 03-1792-2002 pasal
6.2.2. Beberapa jenis beban yang sering dijumpai antara lain:
BAB 3
PERSYARATAN PERENCANAAN (STANDARISASI
KONSTRUKSI)
SNI BAJA 03-1792-2002 pasal 6 mengatur tentang persyaratan perencanaan
hidup rencana dari SNI 03-1727-1989, atau penggantinya dan dibandingkan dengan persamaan
(6.2-5) dan (6.2-6) untuk menghasilkan kombinasi pembebanan yang lebih berbahaya untuk
keadaan-keadaan kekuatan batas dan kemampuan-layan batas. Gaya-gaya horisontal fiktif ini tidak
boleh dimasukkan untuk keadaan kestabilan batas.
6.5 Keadaan Kekuatan dan Kemampuan Layan Batas dengan Percobaan Beban
Dengan tidak mengabaikan ketentuan-ketentuan pada Butir 3.2, 6.3, dan 6.4, suatu
bangunan atau suatu komponen struktur atau sambungan dapat direncanakan untuk keadaan
kekuatan batas atau kemampuan-layan batas atau kedua-duanya, dengan percobaan beban sesuai
dengan Butir 20. Bila prosedur alternatif ini yang diambil, persyaratan-persyaratan yang relevan
pada Butir 6.3. sampai 6.8, tetap berlaku.
6.6 Kebakaran
Bangunan, komponen-komponen struktur, dan sambungan-sambungannya harus
direncanakan sesuai dengan Butir 14.
6.7 Gempa
Dalam hal gempa menjadi suatu pertimbangan perencanaan , seperti yang ditentukan pada
SNI 03-1726-1989, atau penggantinya, bangunan dan komponen-komponen strukturnya harus
direncanakan sesuai dengan Butir 15.
BAB 4
DATA STRUKTUR
Dari tabel di atas, didapat penampang Crane Girder melintang adalah (450x175x13x26) mm
dengan berat 115 kg/m.
Dari tabel di atas, didapat jarak antar roda D = 1400 mm ≈ 1,4 m, beban maksimum roda =
10,5 kN dan berat sendiri = 234 kg.
BAB 5
DESAIN BALOK MEMANJANG (RUN WAY)
`
𝑋 (8−𝑋 ) 𝑋2
Y1 = =x-
8 8
𝑋 (8−1,4−𝑋 ) 𝑋2
Y2 = = 0,66x -
8 8
Mx = P.Y1 + P.Y2
𝑋2 𝑋2
= (1,552)(x - ) + (1,552)(0,66x - )
8 8
= 1,552x – 0,194x2 + 1,024x – 0,194x2
= 2,576x – 0,388x2
2,576x – 0,388x2 = 0
2,576 – 0,776x = 0
X = 3,32 m
4.68
Y1 = = 0,585
8
3,28
Y2 = = 0,41
8
Dmax = (1,552)(0,585) + (1,552)(0,41)
= 1,544 Ton
G = E / [ 2 * (1 + u) ] = 76923,07692 MPa
Ht = H-tf 241,00 mm
3
J = 2 * 1/3 *B * tf + 1/3 * (H - 2 * tf) * tw3 = 77454,00 mm4
2
I w = I y * Ht / 4 = 42689535000 mm6
X1 = p / Sx * √ [ E * G * J * A / 2 ] = 3742,18 MPa
2
X2 = 4 * [ Sx / (G * J) ] * I w / I y = 0,00017 mm2/N2
Zx = [ 2(B*tf) * (1/2Ht) ] + [ 2*(H/2-tf) * tw * ( (1/2 (H/2-tf) ) ) ] 351861 mm3
Zy = 4 * (B/2*tf) * (1/2*B/2) ) + ( 2 * (tw/2 * (H-2 * tf) * (1/2 * tw/2))) 72401 mm3
Karena kontrol lendutan tidak aman, ambil profil yang lebih besar. Lalu cek lendutannya
yang terjadi. Sehingga diambil profil IWF (250x175x7x11) mm dengan Ix = 61200000 mm4