Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGANTAR PENYAKIT BERBASIS


LINGKUNGAN

KELOMPOK 3
1. HANIK AMARIA 1706106015
2. ISMARLIANI 1706106085
3. NUR IGHWANA SARI 1706106280
4. RIMA FUTIHASARI 1706106412
TUGAS KELOMPOK NOMOR 4
SIMPUL 1
Sumber pencemaran udara di luar ruangan yaitu berasal dari sektor
transportasi. Penggunaan BBM pada transportasi akan mengemisikan debu
SPM (Suspended Particulate Metter) SO2, NO2, debu TSP, debu PM10, dan
Pb.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 tahun 1999,
salah satu parameter pencemaran udara adalah sulfur dioksida (SO2). SO2
mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara. SO2
terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur.

SIMPUL 2
Bahan toksik Pb, SO2 yang merupakan bahan campuran bahan bakar
bensin yang di “emisikan” dari knalpot kendaraan menjadi bahan pencemar
udara perkotaan dapat masuk ke dalam tubuh manusia selain langsung melalui
udara juga dapat melalui makanan yang tercemar oleh Pb, SO2 melalui air dan
atau media lain, seperti tanah yang kemudian kontak dengan manusia melalui
produk pertanian. Polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor antara lain
karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), Sulfur
dioksida (SO2), timah hitam (Pb) dan karbon dioksida (CO2). Polutan yang
dihasilkan dari pembakaran kendaraan bermotor sangat banyak, namun karbon
monoksida (CO) merupakan salah satu polutan yang paling banyak dihasilkan
oleh kendaraan bermotor (Sengkey dkk., 2011). Pollutan-pollutan tersebut
mencemari udara dan berdeposisi di atmosfer, Menimbulkan hujan asam
(penyebabnya SO2 dan NO2 yang bergabung dengan uap air di udara) sehingga
menyebabkan perubahan pada Ph air.
SIMPUL 3
Letak perkotaan dengan padat pemukiman akan berpengaruh terhadap
kehidupan penduduknya. Terutama kegiatan berumah tangga, karena sehari-hari
sumber utama airnya berasal dari sungai maupun sumur bawah tanah yang telah
terkontaminasi limbah dan senyawa kimia lainnya yang berbahaya. Mulai dari
mencuci, makan, minum, mandi dan buang tinja di lakukan di sungai. Akhirnya
timbul dampak yang merugikan kesehatan penduduk setempat. Selain itu
perilaku jajanan penduduk yang sembarangan di kaki lima. Penjaja makanan
kaki lima yang menjajakan makanannya di pinggir jalan akan rentan terkena
emisi polutan kendaraan motor dan mengakibatkan makanan terkontaminasi dan
beracun bahan berbahaya.
SIMPUL 4
Dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan penduduk yaitu Patogen yang
ditularkan melalui air, dalam bentuk bakteri penyebab penyakit dan virus dari
kotoran manusia dan hewan, adalah penyebab utama penyakit dari air minum
yang tercemar. Penyakit yang disebarkan oleh air yang tidak aman termasuk
kolera, giardia, dan tifoid.
Berbagai polutan kimia — dari logam berat seperti arsenik dan merkuri hingga
pestisida dan pupuk nitrat — masuk ke pasokan air kita. Setelah mereka tertelan,
racun ini dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari kanker
hingga gangguan hormon hingga fungsi otak yang berubah. Anak-anak dan
wanita hamil sangat beresiko.
Penyakit akibat jajan sembarangan di kaki lima yang terkontaminasi zat-
zat berbahaya dari emisi polutan yaitu bisa terjadi diare dan gangguan saluran
cerna lainnya.

Pengendalian
pengendalian polusi udara juga berarti pengendalian emisi kendaraan
bermotor. Pengendalian tingkat ini adalah pengendalian terhadap simpul A
dalam teori simpul. Simpul A adalah yang diemisikan dari sumber, dalam hal ini
asap knalpot kendaraan. Pada uji ini, ada lima parameter yang diperiksa, yaitu
kandungan CO2, CO, HC, NOx, dan lambda dari asap knalpot. Lambda adalah
faktor keseimbangan antara bahan bakar dan gas-gas hasil pembakaran yang
dihitung dengan rumus tertentu. Khusus untuk mesin diesel, ada satu parameter
tambahan yaitu opasitas atau kandungan partikulat. Di samping itu ada pula
standar yang diberlakukan bagi kualitas bahan bakar, karena sebagian besar
polusi udara disebabkan oleh pembakaran. Kualitas hasil atau sisa pembakaran
tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar yang digunakan. Di DKI Jakarta
telah diujicoba penggunaan bahan bakar yang berasal dari gas alam yang
sangat ramah lingkungan. Namun, kualitas pembakaran oleh kendaraan
bermotor tidak kalah pentingnya. Karena itu, perawatan kendaraan dan jika perlu
pembatasan usia kendaraan harus dilakukan. Hal ini memungkinkan dilakukan
jika secara berkala dilakukan uji emisi kendaraan. Kendaraan bermotor yang
beroperasi di kota harus telah lulus uji emisi.
Peran serta masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan dalam
mengurangi polusi udara misalnya dengan gerakan penghijauan, terutama
dimulai dari tempat tinggal masing-masing. Sangat dianjurkan menggunakan
pohon yang berdaun lebar atau yang berpotensi mengurangi polusi udara.
Demikian pula taman-taman kota perlu digalakkan oleh pemerintah untuk
mengimbangi polusi udara kota. Dan di lain pihak pemerintah harus mengatur
bahan bakar serta mesin kendaraan dan menerapkan persyaratan mutu bahan
bakar.
TUGAS KASUS 4
1. Dinamika Kinetika Agent

Sumber : inswiasri. Kajian pencemaran di wilayah tambang emas rakyat.


Teori simpul
- Simpul 1
Sumber pencemaran yaitu berasal dari pertambangan emas.
Adanya kegiatan penambangan emas ini, sering menimbulkan
masalah lain yang menimpa kelompok masyarakat setempat yang
pada umumnya hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki
pendidikan cukup. Mereka ini juga memanfaatkan sumber daya
alam yang ada seperti menambang emas yang diolah dengan cara
yang sangat sederhana. Inilah yang disebut kelompok tambang
emas skala kecil, tambang emas rakyat atau tambang emas
tradisional atau PETI (Penambang Emas Tanpa Ijin). Kegiatan
tambang emas skala kecil pada umumnya terdiri dari penggalian
bahan tambang, penghancuran atau penghalusan, amalgamisasi,
dan pemijaran.
- Simpul 2
Pada proses amagamisasi ada penambahan Hg. jumlah yang
berlebih dengan maksud agar emas yang terikat lebih banyak. Di
sisi lain penambahan Hg yang berlebih menyebabkan Hg yang
terbuang ke lingkungan juga tinggi, kalau kadar emas yang
terkandung dalam bijih tidak sebesar yang diharapkan (masyarakat
mencobacoba dengan mengharapkan hasil maksimal). Kemudian
emas amalgam dipisahkan dari batuan yang tak berharga, air, dan
Hg sisa dengan cara disaring. Pada saat penyaringan banyak Hg
yang terbuang ke lingkungan yang akhirnya terjadi pencemaran
lingkungan. Waktu dibakar, Hg akan menguap dan mencemari
udara yang juga terhirup oleh penambang yang membakar dan
orang yang berada di sekitarnya.
Industri tambang menggunakan sianida > 180.000 ton/tahun.
Sianida disemprotkan pada gundukan bahan tambang, kemudian
leachingnya yang kaya dengan sianida dikumpulkan dari bagian
bawah. Proses ini dilakukan pada lingkungan terbuka di mana
kadar sianida di lingkungan sekitar wilayah tambang tersebut
mencapai 1,31 ppm yang sangat toksik untuk ikan.
Pada saat amalgamisasi dan pemijaran terjadi pencemaran oleh
Hg yaitu pada penggunaan Hg yang berlebih yang kemudian
terbuang, dan uap Hg dari pemijaran akan mencemari udara.
Jumlah dan kadar Hg yang besar telah terbuang ke
lingkungan wilayah tambang emas. Merkuri yang terbuang ke
lingkungan akan ditransformasi menjadi methyl merkuri oleh
mikroorganisme dan akan bioakumulasi dalam ikan.
Produk pangan dari pertanian, perkebunan dan perairan
yang air dan tanahnya tercemar merkuri, sianida dan logam toksik
lainnya.
- Simpul 3
Penambang emas yang menggunakan merkuri dan sianida dalam
proses penambangan emas. Kegiatan penduduk di sepanjang
suangai mulai dari MCK dan sumber pangan protein dari ikan di
sungai yang tercemar merkuri dan logam toksik lainnya.
- Simpul 4
Dampak kesehatan berupa gangguan neurologis maupun psikis.
Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam,
garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara permanen
otak, ginjal, maupun janin. Selain itu dapat mengakibatkan tremor,
pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan
daya ingat, anoreksia, dan insomnia.

2. Dampak Penyakit
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem
syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan
uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain,
sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai
otak. Methyl mercury beracun 50 kali lebih kuat daripada merkuri
anorganik. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam,
garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara permanen otak,
ginjal, maupun janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor,
pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya
ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi
dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan
tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata.
Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida
dan metilmerkuri adalah bahan karsiogenik. Toksisitas kronis dari merkuri
organik ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa tremor,
terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema
pada kulit, dekomposisi eritrosit serta menurunkan tekanan darah.
Keracunan metil merkuri pernah terjadi di Jepang, dikenal sebagai tragedi
Minamata yang mengakibatkan kematian pada 110 orang.
Merkuri di ibu yang mengandung dapat mengalir ke janin yang
sedang dikandungnya dan terakumulasi di sana. Juga dapat mengalir ke
anak lewat susu ibu. Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa
menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan
kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Akibatnya, pada anak dapat berupa
kerusakan otak, retardasi mental, buta, dan bisu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa otak janin dan anak lebih rentan terhadap metil
merkuri dibandingkan dengan otak dewasa.
Keracunan logam berat seperti merkuri atau air raksa ini bukan
hanya pernah terjadi di Minamata Jepang namun pernah pula terjadi di
Indonesia pada tahun 2004 yaitu tragedi Teluk Buyat dimana penduduk di
daerah tersebut menderita banyak benjolan di tubuhnya yang disinyalir
sebagai akibat dari limbah merkuri dan logam berat lainnya. Benjolan ini
bukan hanya diderita masyarakat tapi juga ikan-ikan karang yang ada di
sekitar Teluk.

3. Hubungan interaktif komponen media berisi agents penyakit dengan


kelompok penduduk
Jalur masuknya Hg dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan
(berbentuk uap atau debu), makanan dan minuman (oral/sistem
pencernaan) serta melalui jaringan kulit. Garam merkuri larut dan
golongan aril merkuri diabsorbsi melalui semua jalan yaitu inhalasi, ingesti
atau kontak kulit. Golongan anorganik dan aril merkuri didistribusi pada
banyak jaringan tubuh, terutama pada otak dan ginjal. Merkuri terikat pada
sulfhidril dan dapat mempengaruhi sejumlah sistem enzim sel. Alkil
merkuri memiliki ikatan kuat dengan karbon -merkuri dan akumulasi pada
sistem saraf pusat. Pada aliran darah, absorbsi terbesar alkil merkuri
ditemukan dalam sel darah merah. Merkuri anorganik dan organik
keduanya dapat melewati sawar darah otak dan plasenta serta dapat
disekresikan dalam air susu. Dalam referensi lain disebutkan bahwa
merkuri ini mudah menguap dengan uap yang bersifat sangat toksik dan
jika terhisap dapat terdifusi dari paru-paru memasuki jaringan darah dan
dapat memasuki otak, mengakibatkan kerusakan jaringan saraf dan
berpengaruh pada koordinasi, penglihatan dan indera perasa.
Berdasarkan kasus, merkuri yang terbuang ke dalam sungai yang
digunakan penduduk untuk mandi akan masuk melalui jaringan kulit.

4. Population at risk termasuk variabel berperan dalam kependudukan


(termasuk genetics)
Population at risk adalah kelompok yang terkena risiko/kelompok yang
mendapatkan ancaman penyakit lebih tinggi untuk terjadinya penyakit.
Dari kasus yang diceritakan tersebut, maka dapat kita uraikan population
at risk disini antara lain pekerja tambang dan penduduk disekitar tambang
emas serta pemukiman disepanjang aliran sungai
Variabel
Lama tinggal berpotensi mendukung peningkatan Hg dalam urin dimana
dari data jurnal yang ada menjelaskan mereka adalah penduduk yang
tinggal diatas lima tahun. Konsentrasi Hg juga dipengaruhi faktor lain yaitu
lama nya paparan, bentuk senyawa Hg dalam tubuh, jumlah Hg (dosis)
yang masuk dalam tubuh, kemampuan metabolisme (kinerja dan fungsi
organ)
umur orang dewasa dan anak-anak, umur mendukung dalam
mengeksresikan racun dalam tubuh.
Jenis kelamin laki-laki lebih banyak dikarenakan sebagai pekerja
tambang namun untuk penduduk sepanjang aliran sungai juga termasuk,
namun skala lebih kecil.
Jenis pekerjaan berdasarkan jurnal, pekerja tambang memiliki kadar
merkuri yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat sekitar
sebagai kelompok kontrol.
Status kesehatan/genetik, dipengaruhi oleh umur dan faktor lama
tinggal. konsentrasi Hg dalam urin penduduk yang status gizi baik tidak
normal. Didalam sel, efek toksik nya berhubungan dengan densitas sel
dan konsentrasinya dalam substrat
Jarak dari sumber pencemar (uap Hg di udara dapat beredar di atmosfer
hingga satu tahun dapat tersebar luas. Terlebih didukung oleh kecepatan
angin dan arah angin.)

5. Population at risk dari pencemaran udara, air, dan pangan (lokasi


tempat tinggal, arah dan kecepatan angin, ukuran partikel)
Lokasi tempat tinggal di sepanjang aliran sungai yang merupakan
buangan limbah penambangan emas dan digunakan penduduk untuk
MCK.
Arah dan kecepatan angin serta ukuran partikel. Uap Hg di udara dapat
beredar di atmosfer hingga satu tahun sehingga dapat tersebar luas dan
diangkut ribuan mil dari sumber emisi. Terlebih lagi didukung dengan
kecepatan dan arah angin. angin menentukan kemana berbagai bahan
pencemar udara akan dibawa, terutama gas dan partikel berukuran kecil.
Semakin cepat angin bertiup semakin tercerai berai. Proses pengenceran
dapat dikatakan berjalan baik. Konsentrasi menjadi lebih kecil dan terbawa
angin hingga ke pemukiman aliran sungai.
Logam berat merkuri (Hg) merupakan cairan yang berwarna putih
keperakan dengan titik beku – 38,87 oC dan titik didih 356,90 oC
serta berat jenis 13.55 gr/cm dan berat atom 200,6 (Sudarmaji,dkk.,
2006)

6. Teori Simpul Penyakit

6. Dinamika Transmisi Agent Cd, Hg, Pb

— Mengacu pada gambar skema teori simpul penyakit diatas, komponen


lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit atau dinamika transmisi
agent Cd, Hg, Pb antara lain:
● Udara → Agent Cd, Hg, Pb dapat menimbulkan penyakit dengan cara
mentransmisikan melalui udara. Agent Cd, Hg, Pb dapat
menstransmisikan ketika agent sumber penyakit berbentuk gas atau uap
atau partikel-partikel yang bebas di udara masuk melalui saluran inhalasi
manusia.
● Air → Agent Cd, Hg, Pb dapat menimbulkan penyakit dengan cara
mentransmisikan melalui air yang mengalir maupun air yang
menggenang. Polutan kimia Cd, Hg, Pb cair yang masuk ke dalam sungai,
saluran air, maupun aliran air dari dulu ke hilir dapat menyebabkan
kontaminasi jika air tersebut diminum atau dikonsumsi.
● Tanah → Agent Cd, Hg, Pb dapat menimbulkan penyakit dengan cara
mentransmisikan melalui tanah. Tanah-tanah disekitar area
pertambangan maupun tanah produktif yang ditanami produk pertanian
atau perkebunan warga akan tercemar bahan kimia agent Cd, Hg, Pb
secara langsung jika bahan-bahan kimia tersebut release dengan bentuk
padat maupun cair. Dimana hal ini dapat mengganggu keberlangsungan
organisme di tanah dan juga dapat mencemari pangan.
● Pangan → Agent Cd, Hg, Pb dapat menimbulkan penyakit dengan cara
mentransmisikan melalui pangan dengan cara agent dapat mengendap
tanah dan akan mencemari produk pertanian maupun perkebunan warga
sekitar. Berbagai bahan beracun tersebut dapat terserap akar tanaman
pangan.
7. Unsur-unsur yang masuk kelompok dalam variabel kependudukan:
● Pendidikan & pengetahuan
● Pekerjaan
● Tempat tinggal
● Perilaku berisiko
● Sosio-Ekonomi
● Lama tinggal
● Jenis kelamin
● Genetik

Arti proses kejadian penyakit adalah outcome hubungan interaktif antara penduduk
dengan lingkungan yang mempunyai potensi bahaya gangguan kesehatan. Proses Hubungan
Interaktif adalah agent penyakit, dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan, masuk
kedalam tubuh. Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan
dibandingkan rata-rata penduduk lainnya. Bisa kelainan bentuk atau kelainan fungsi, sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial.
8. Behavioural exposure

Konsep behavioural exposure pertama kali dikemukakan oleh Achmadi (1985).

Konsep behavioural exposure ----> dosis pemajanan didistribusikan antar individu secara tidak
sama. Jumlah agen penyakit, misalnya senyawa kimia yang diterima oleh individu dalam sebuah
komunitas tidaklah sama, melainkan dipengaruhi oleh budaya, perilaku, kebiasaan, hobi,
pekerjaan, dan lain sebagainya. Konsep ini penting karena untuk mengetahui individu yang
lebih beresiko terkena dampak dari paparan agen penyakit akibat dari jumlah kontak yang terlalu
sering dengan agent penyakit.

Dalam kasus ini, terkait dengan pekerjaan masyarakat menambang emas. Para pekerja yang
menambang emas akan mendapatkan paparan merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan timbal (Pb)
jauh lebih besar dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Selain itu, perilaku para pekerja yang
membuang sisa merkuri dan buangan pertambangan ke badan air mencemari aliran sungai yang
sehari- hari digunakan warga untuk MCK.

9. Aspek sosio-kultural dan aspek hukum

Menurut teori Blum, aspek sosio kultural mempengaruhi kesehatan. Aspek sosio kultural
berkaitan dengan tingkah laku manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Aspek
sosial yang mempengaruhi kesehatan, antara lain : umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial
ekonomi. Aspek budaya, antara lain : sistem religi, sistem dan organisasi masyarakat, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, teknologi dan peralatan.

Dalam kasus ini, dari segi aspek sosial yaitu pria yang bekerja menambang emas memiliki resiko
lebih besar untuk terkena paparan/ pemajanan dari agent penyakit sehingga lebih beresiko
terkena sakit. Selain itu, dari aspek budaya, berkaitan dengan mata pencaharian masyarakat
sebagai penambang emas dan sistem pengetahuan masyarakat yang masih rendah karena tidak
mengetahui akibat yang bisa ditimbulkan dari paparan logam berbahaya, seperti merkuri,
kadmium, dan timbal yang dihasilkan dari proses pertambangan emas. Selain itu, teknologi dan
peralatan yang digunakan untuk menambang emas masih tergolong sederhana sehingga
menimbulkan efek kesehatan bagi masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 pasal 3 tentang Kesehatan Lingkungan disebutkan


bahwa tanggung jawab dan wewenang Pemerintah, Pemda Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota
untuk :

- Menjamin tersedianya lingkungan yang sehat untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sesuai dengan kewenangannya
- Mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan kesehatan lingkungan
- Memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan
Selain itu, di dalam pasal 4 & 5 juga disebutkan bahwa Pemerintah, Pemda provinsi, dan Pemda
Kabupaten/Kota berwenang untuk melakukan fasilitasi kesehatan lingkungan.

Dari kasus pertambangan emas tersebut, terlihat bahwa kurang adanya peran Pemerintah
Kabupaten setempat. Hal ini terlihat dari tidak difasilitasinya masyarakat untuk melakukan
penambangan emas. Selain itu, tidak ada juga pengawasan dari pemerintah terkait dampak yang
ditimbulkan akibat proses penambangan emas terhadap kesehatan baik untuk kesehatan
lingkungan maupun kesehatan masyarakat.

Pemerintah cenderung hanya memberikan izin kepada masyarakat untuk melakukan proses
penambangan emas. Akan tetapi masyarakat tidak dilakukan pembinaan dan pengawasan lebih
lanjut. Padahal dalam PP No. 66, sudah sangat dijelaskan terkait standar baku mutu kesehatan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

- Aspek Sosial Budaya Perilaku Kesehatan dalam staff.ui.ac.id/system/files/users/


dian_ayb/material/02aspeksosbud.ppt diakses pada tanggal 17 oktober 2018
- Fahmi Achmadi, Umar. 2011. Dasar- Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta :
Rajawali Pers
- https://repository.ugm.ac.id/135805/1/llaporan%20%20sekotong%201.pdf
- https://www.slideshare.net/adelinahutauruk7/peraturan-pemerintah-no-66-tentang-
kesehatan-lingkungan diakses tanggal 17 oktober 2018.
- pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b86d2d8e47b63721254a298fc489ecb6.pdf
- PENCEMARAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA AIRTANAH. Available
from:
https://www.researchgate.net/publication/277074245_PENCEMARAN_LOGAM_BERA
T_MERKURI_Hg_PADA_AIRTANAH [accessed Oct 17 2018].
- Sengkey dkk., 2011. Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas Dengan Model
Prediksi Polusi Udara Skala Mikro. Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.1 No.2.
Universitas Sam Ratulangi.
- https://www.eea.europa.eu/themes/water/water-pollution/uwwtd (dikses pada 2 oktober
2018)
- inswiasri. Kajian pencemaran di wilayah tambang emas rakyat.. Media Litbang
Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2007

Anda mungkin juga menyukai