Anda di halaman 1dari 16

SYSTEMATIC REVIEW ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) PADA RUMAH SAKIT


ATAU PUSKESMAS

Oleh:

SYAMSIARTI

Program Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas


Andalas Padang, 2016

Email : syamsiarti@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Fungsi yang pertama-tama yang harus dilaksanakan dalam
suatu organisasi adalah perencanaan sumber daya manusia (SDM). Tanpa
perencanaan yang baik tentu tidak dapat dipersiapkan kuantitas dan kualitas SDM
yang diharapkan. Untuk melakukan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan
(SDMK) maka kita harus melakukan perhitungan dengan melihat beban kerja SDMK
yang ada saat ini sehingga dapat diketahui apakah SDMK yang ada sudah sesuai
kebutuhan atau belum. Metode: Penelitian ini menggunakan metode systematic
review, dimana penulis mengumpulkan 16 jurnal mengenai Perencanaan Kebutuhan
SDMK. Jurnal yang dipilih berkisar antara tahun 2009-2016. Pengumpulan jurnal
serta referensi lain dimulai pada bulan November 2016 dan berakhir pada bulan
Januari 2017. Hasil: Dari analisa yang dilakukan terhadap 16 jurnal, diketahui bahwa
sebagain besar peneliti menggunakan metode WISN. Hasil perhitungan dengan
metode WISN, hanya satu jurnal yang menemukan bahwa jumlah SDMK yang ada
saat ini telah sesuai dengan kebutuhan sedangkan 8 jurnal menemukan masalah
seperti kekurangan SDMK (6 jurnal) dan kelebihan SDMK (2 jurnal) Kesimpulan:
Metode WISN merupakan salah satu cara menghitung kebutuhan SDMK berdasarkan
beban kerja yang dapat digunakan dalam Perencanaan Kebutuhan SDMK.

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 1


Perencanaan Jumlah Tenaga Kesehatan dengan metode WISN dapat membantu dan
mempermudah proses perencanaan kebutuhan SDMK.

Kata kunci : Perencanaan, Kebutuhan, Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK),


WISN, Sistematic Review

1. PENDAHULUAN

Menurut Gomes (2003) fungsi yang pertama-tama yang harus dilaksanakan


dalam suatu organisasi adalah perencanaan sumber daya manusia (SDM), yaitu
langkah-langkah yang harus diambil oleh manajemen guna menjamin tersedianya
tenaga kerja yang tepat, pada waktu yang tepat dalam mencapai sasaran dan tujuan
organisasi (Ardila Kasni, 2015). Tanpa perencanaan yang baik tentu tidak dapat
dipersiapkan kuantitas dan kualitas SDM yang diharapkan (Lijan Poltak, 2016).
Sehubungan dengan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Menurut Mello terdapat 5 tujuan dari perencanaan SDM sebagai berikut:
mencegah kelebihan dan kekurangan pegawai; memastikan organisasi memiliki
karyawan yang tepat dengan ketrampilan yang tepat; memastikan organisasi responsif
terhadap perubahan lingkungan; memberikan arahan dan koherensi untuk semua
kegiatan dan sistem SDM; menyatukan perspektif manajer lini dan staf (Madyana,
2015).
SDMK merupakan salah satu unsur terpenting dalam organisasi. Namun
selama organisasi ada maka masalah SDMK juga akan tetap ada. Masalah yang
sering terjadi dalam organisasi seperti rumah sakit seperti yang disampaikan Ilyas
(2004) yaitu kurangnya jumlah dan jenis tenaga yang di butuhkan, kurangnya
kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai) dari tenaga perawat serta
keterbatasan dana dari Rumah Sakit sehingga tidak dapat menambah dan merawat
SDM yang mereka butuhkan (Putri Julia, 2014). Pengelolaan SDMK khususnya

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 2


perencanaan kebutuhan SDMK selama ini masih bersifat administratif
kepegawaian dan belum dikelola secara professional, masih bersifat top down dari
pusat belum bottom up (dari ba wa h) , be l um se sua i k eb ut uh a n organisasi
dan kebutuhan nyata di lapangan (Grace A. Salamate, 2014). Sedangkan faktor
penghambat lainnya adalah tenaga perencana pegawai masih kurang berkompetensi,
perubahan UU Nomor 5 tahun 2014 belum ada petunjuk pelaksanaannya, dan
penjenjangan jabatan struktural yang tidak boleh kurang dari bawahannya menjadi
kesulitan dalam menetapkan sumber daya terbaik untuk menduduki suatu jabatan
(Madyana, 2015). Selain faktor diatas, kurangnya koordinasi juga menjadi salah satu
faktor penghambat dalam melakukan perencanaan SDMK (Juni Syuryawati,2013).
Hasil penelitian Benhard R. L. Paruntu (2015) dalam jurnal yang berjudul
Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kabupaten Minahasa,
menyimpulkan bahwa terdapat beberapa masalah dalam perencanaan SDMK,
diantaranya yaitu tidak ada kesamaan persepsi tentang metode atau alat ukur
pengadaan sumber daya manusia kesehatan, pengembangan SDMK tidak pernah
direncanakan dan SDMK yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tidak pernah
dievaluasi, pemeliharaan SDMK tidak direncanakan dan hanya berdasarkan kebijakan
pimpinan, serta penyusunan perencanaan pengembangan karir dan audit tenaga
kesehatan tidak pernah dilakukan (Puruntu, 2015).
Kurniati & Efendi (2012) juga menyampaikan bahwa berbagai kajian dan
kebijakan telah dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan di bidang
SDMK. Berbagai penelitian dan studi kasus juga dilakukan untuk mengungkap
berbagai permasalahan SDMK di negara kita dan mencari solusi terbaik. Walaupun
jumlahnya sangat minim namun hal itu perlu kita apresiasi sebagai upaya
pengumpulan data berbasis bukti yang valid dan sahih. Kesahihan data ini sangat
penting sekali menjadi panduan bagi pengambil kebijakan maupun perencana SDMK
sebagai arahan dalam membuat kebijakan berikutnya (Ferry Efendi, 2013)
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menyatakan bahwa tenaga kesehatan
memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan.
Dalam laporan WHO tahun 2006, Indonesia termasuk salah satu dari 57 negara di
dunia yang menghadapi krisis SDMK, baik jumlahnya yang kurang maupun

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 3


distribusinya. Guna mengatasi krisis tersebut, dan menghadapi era globalisasi, sangat
diperlukan adanya suatu Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan (RPTK) yang
menyeluruh (Kepmenko Bidang Kesejahteraan Rakyat RI Nomor 54 Tahun 2013).

Rangkaian kegiatan penyusunan perencanaan SDMK merupakan langkah


strategis yang penting untuk dilaksanakan dalam upaya mendukung pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN) yang telah dicanangkan sejak Januari
2014. Perencanaan SDMK dimaksud untuk memperoleh gambaran jumlah, jenis dan
kualifikasi tenaga yang tepat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghasilkan
kinerja pelayanan kesehatan yang optimal (BPPSDM Kesehatan, 2013).

Untuk melakukan perencanaan kebutuhan SDMK maka kita harus melakukan


perhitungan dengan melihat beban kerja SDMK yang ada saat ini. Seringkali kita
mendengar keluhan tentang kurangnya jumlah SDMK, namun itu belum tentu berarti
jumlah SDMK yang ada saat ini memang benar-benar kurang. Seperti yang dijelaskan
oleh Razvi Yudatama dan Setya Haksama dalam Jurnal Beban Kerja Subjektif
Perawat Intensive Care Unit yang menyimpulkan bahwa terdapat beban kerja
subjektif yang dirasakan oleh perawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang terdiri dari 2 kategori, yakni beban kerja mental dan beban
kerja fisik (Yudatama, 2014). Dengan dilakukan analisa perencanaan kebutuhan SDM
Kesehatan maka akan diketahui apakah SDMK yang ada saat ini sudah sesuai
kebutuhan atau belum.
Menelaah latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
systematic review mengenai “Analisis Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (SDMK) Pada Rumah Sakit Atau Puskesmas.

2. METODE PENELITIAN

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 4


Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode systematic review.
Sebagaimana yang dinyatakan Hunt & McKibbon, (1997) pada metode ini Review
atau tinjauan sistematis lebih banyak digunakan dibanding tinjauan deskriptif karena
menggunakan metode yang sistematis, eksplisit dan mengurangi efek bias. Kualitas
studi yang dilakukan juga dapat dinilai dan disimpulkan berdasarkan metodologi
yang digunakan serta suara yang terbanyak (Ferry Efendi, 2015). Pada penelitian ini
metodologi review sistematis digunakan untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun bukti dari penelitian untuk menganalisis Perencanaan Kebutuhan SDMK
pada Rumah Sakit atau Puskesmas.

Sebagaimana yang disampaikan Ferry Efendi (2013) Tahapan dalam


melakukan review sistematis ini terdiri dari 5 tahap yaitu (Khan, Kunz, Kleijnen, &
Antes, 2003):

a. Memetakan pertanyaan. Masalah yang akan dianalisis harus spesifik, jelas dan
peneliti menyiapkan pertanyaan terstruktur sebelum melakukan review.

b. Identifikasi publikasi yang relevan. Pencarian literatur atau studi dilakukan


sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber baik cetak maupun online. Disini
penulis mengumpulkan 16 jurnal kesehatan mengenai Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Dalam melakukan pencarian jurnal,
penulis memilih menggunakan Google Scholar, dimana Jurnal yang dipilih
berkisar antara tahun 2009-2016, key word yang digunakan dalam pencarian
jurnal yaitu Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan atau Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Dari 40.500 artikel yang didapatkan dari hasil pencarian,
peneliti menetapkan 16 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi. Tahap
pengumpulan jurnal serta referensi lain dimulai pada bulan November 2016 dan
berakhir pada bulan Januari 2017.

Tabel 1. Kriteria Inklusi Penelitian

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 5


Kriteria Inklusi

Jangka waktu Maksimal rentang waktu referensi 10 tahun

Bahasa Indonesia

Tempat penelitia Rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan

Jenis tenaga Sumber daya manusia kesehatan

c. Mengkaji kualitas penelitian. Penelitian yang dipilih yaitu penelitian yang telah
dipublikasikan secara online.

d. Menyimpulkan bukti. Sintesis data terdiri dari tabulasi karakteristik studi,


kualitas dan hasil untuk mengeksplorasi perbedaan antara studi dan
mengkombinasikan hasilnya

e. Interpretasi temuan. Isu yang ditemukan di masing-masing tahapan tersebut


harus dipenuhi dan risiko terjadinya bias atau potensi bias harus dieksplorasi.
Eksplorasi heterogenitas bisa membantu menentukan apakah simpulan umum
bisa dipercaya atau diperlukan observasi penelitian yang berkualitas tinggi untuk
membuat kesimpulan. Rekomendasi yang dihasilkan berdasarkan kuat dan
lemahnya bukti atau data yang ditemukan (Khan et al., 2003)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Yuniarsih dan Suwatno (2011) menyatakan bahwa pengadaan sumber daya


manusia Sumber daya manusia kesehatan merupakan asset yang sangat vital, karena
itu keberadaannya dalam organisasi tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya.
Betapapun modern teknologi yang digunakan atau seberapa banyak dana yang
disiapkan, namun tanpa dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
profesional, semuanya menjadi tidak bermakna (Benhard R.L. Paruntu, 2015). Untuk
meningkatkan SDM Kesehatan, dalam SKN yang ditetapkan pada tahun 2009

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 6


dinyatakan bahwa pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
diselenggarakan melalui 4 (empat) upaya pokok, yaitu : (1) Perencanaan SDMK; (2)
Pengadaan SDMK; (3) Pendayagunaan SDMK; (4) Pemberdayaan (Pembinaan dan
Pengawasan Mutu) SDMK (Grace A. Salamte, 2014).

Dari analisis yang dilakukan terhadap 16 jurnal mengenai Perencanaan


Kebutuhan SDMK maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa hal sebagai berikut:

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 7


Tabel 2
hasil Identifikasi dari 16 Jurnal Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan

Jumlah Metode Kepustakaan


Desain
No Peneliti Thn Komponen Penelitian Sampel / pengumpu Kesimpulan Dalam Intern
Penelitian
informan lan data Negeri asional
Putri Julia, A. perlunya
Perawat, Beban Kerja, Work
Jabbar M. penambahan 1
1 2014 Sampling, Workload Indicator 2 Deskritif pengamatan 12 1
Rambe, Dini orang tenaga
Staff Need (WISN
Wahyuni perawat
Perekam Medis,WISN, Waktu Diskriptif
Indra Ayu tidak terjadi
kerja tesrsedia , Standar beban dengan
2 Sulistiya, Bekti 2015 3 wawancara kekurangan tenaga 10 -
kerja, Standar kelonggaran, pendekatan
Suharto pendaftaran
Kuantitas kegiatan pokok cross sectional
Deskriptif dg perlu adanya
observasi
Wahono, Novita Perekam Medis, waktu kerja, pendekatan penambahan
3 2013 2 dan -
Yuliani unit kerja, kebutuhan. Cross petugas rekam
wawancara
sectional. medis 1 orang
Observasional
beban kerja
Razvi Perawat Intensive Care Unit, dengan
subjektif yang
4 Yudatama, 2014 beban kerja fisik, mental, 28 rancang Observasi 10 -
dirasakan oleh
Setya Haksama subjektif bangun cross
perawat
sectiona
Wahjoe
Beban kerja, Waktu kerja,
Harijanto , FX
sumber daya manusia, terdapat kelebihan
5 Retriatmadja 2014 199 Deskriptif Observasi 3 12
WISN, kelehian tenaga, 41 orang tenaga
Moestopo , Y
kekurangan tenaga
etty Nusaria NI
Benhard R. L. Wawancara dinas kesehaatan
Paruntu, A. J. SDM, Perencanaan, mendalam maupun puskesmas
6 2015 7 Kualitatif 14 -
M. Rattu , C. R. Pengembangan, ratio (Dept tidak ada kesamaan
Tilaar Interview). persepsi

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 8


Perencanaan
Rekrutmen SDM
Perencanaan, Rekrutmen, Kualitatif Wawancara
Priyo Utomo, tidak sesuai dengan
Tenaga honorer kategori II, dengan mendalam
7 Mardiyono, Siti 2015 - langkah-langkah 12 -
analisa jabatan, analisa beban pendekatan (Dept
Rochmah rekrutmen dan
kerja, kebutuhan deskriptif Interview).
ketentuan yang
berlaku
Deskriptif
Perekam medis, WISN, uraian Observasi, diperlukan
Nuryati, Angga kualitatif
pekerjaan, waktu kerja, standar wawancara, penambahan
8 Eko Pramono, 2013 3 dengan 11 -
beban kerja, standar studi sebanyak 2 orang
Anita Wijayanti pendekatan
kelonggaran, kebutuhan dokumentasi tenaga rekam medis
induktif
kebutuhan dokter
deskriptif
Sitti Dokter Umum, WISN, uraian umum yaitu 1
kuantitatif
Nurrahmah, La pekerjaan, waktu kerja, standar orang pelaksana
9 2016 2 dengan observasi 22 2
Dupai, Fifi beban kerja, standar sedangkan yang
pendekatan
Nirmala G kelonggaran, kebutuhan ada saat ini 2 orang
observasional
dibutuhkan
Nurul Fitriah, kuantitatif sebanyak 6 orang
M.Zulkarnain, psikiater, beban kerja, waktu deskriptif worksamplin psikiater tenaga
10 2016 3 10 5
M. Husni kerja, WISN, kebutuhan dengan desain g yang tersedia
Thamrin crosssectional berjumlah 3 orang

dibutuhkan 56
Hartomo, A. orang pegawai
eban kerja, efisiensi kerja,
Indahwaty metode daily sementara pegawai
11 2014 prestasi kerja 42 Observasi 19 1
Sidin, Noer log yang ada hanya
Bachry Noor berjumlah 42 orang

WISN, unit kerja, waktu


Amiroh kerja,beban kerja, kekurangan 5 orang
12 Kurniati, 2013 kelonggaran, kebutuhan, 8 - WISN tenaga analis 9 -
Tahono analisis keperluan tenaga kesehatan

13 Grace A. 2014 SDM Kesehatan, 7 Kualitatif Wawancara Tidak adanya 9 -


Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 9
Salamate, pemerataan dalam
Pengembangan, mendalam
A. J. M. Rattu, pengadaan SDM
Pengadaan, Pemeliharaan, (Dept
J. N. Kesehatan
Penggunaan. Interview).
Pangemanan
metode WISN
Mike
dapat digunakan
Proboningrum Model, WISN, unit kerja,
untuk melakukan
14 Diar Siwi, I 2009 waktu kerja, beban kerja, - Pemodelan WISN 3 1
perencanaan tenaga
Gede Arya faktor kelonggaran, kebutuhan,
kerja layanan
Utama
kesehatan
Aplikasi
Muhammad
Perencanaan, aplikasi, Perencanaan
Fariz Adani, Observasi,
Perbandingan Rasio, mampu
15 Nidia 2016 10 deskriptif wawancara, 15 -
Kebutuhan Jumlah Tenaga mempermudah
Rosmawanti, kepustakaan
Kesehatan merencanakan
Dwi Mulyani
kebutuhan
Perencanaan sudah
Suryaningsih dilaksanakan
Ilahude*, SDM, Latar Belakang melalui analisa
16 Christian R. 2015 Pendidikan, Keterampilan 6 Kualitatif wawancara jabatan tetapi 7 -
Tilaar*, Ricky Kerja, Penempatan. pegawai belum
C. Sondakh memenuhi
kebutuhan

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 10


Pembahasan

Dari semua jurnal publikasi yang telah ditelusuri, penulis akhirnya memilih 16 jurrnal
yang sesuai dengan kritera inklusi untuk judul “Analisis Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (SDMK) Pada Rumah Sakit Atau Puskesmas”. Jurnal yang paling banyak
ditemui berkisar antara tahun 2013 s/d 2016 yaitu sebanyak 15 jurnal, dan pada tahun 2009
sebanyak 1 jurnal. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian mengenai perencanaan kebutuhan
SDMK ini masih terbatas, dan para peneliti baru banyak melakukan penelitian tentang hal
tersebut dalam waktu 5 tahun terakhir ini.

Dari hasil analisis terhadap jurnal yang telah dipilih, metode penelitian yang umumnya
dipakai peneliti dalam perencanaan kebutuhan SDMK adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif dan desain penelitian cross sectional. Namun, ada juga beberapa peneliti
yang tidak menuliskan secara spesifik desain apa yang dipakai dalam penelitiannya, umumnya
hanya menulis metode penelitian saja seperti observasi, studi kespustakaan dan daily log. Dalam
penelitian ini informasi umumnya diperoleh dari informan yang telah ditentukan berdasarkan
kriteria tertentu dan jumlah informan yg ada paling banyak 199 orang dan paling sedikit 2
orang. Metode yang digunakan untuk menggali informasi dari informan adalah wawancara
mendalam, observasi/pengamatan, studi kepustakaan dan dokumentasi.

Disini penulis memilih untuk memilah kepustakaan yang dipakai oleh para peneliti
menjadi kepustakaan dalam negri dan luar negri. Terbukti bahwa, sedikit sekali jurnal yang
memakai sumber asing (luar negri) sebagai referensinya, dan lebih banyak memakai referensi
Indonesia (dalam negeri). Penulis berpendapat bahwa, mungkin sebagian peneliti memilih
referensi lokal karena lebih mudah mendapatkan dan memahaminya, sedangkan referensi luar
memerlukan kealian berbahasa asing untuk memahaminya.

Dari analisa yang dilakukan terhadap 16 jurnal, diketahui bahwa sebagain besar peneliti
menggunakan metode WISN. Hasil perhitungan dengan metode WISN, hanya satu jurnal yang
menemukan bahwa jumlah SDMK yang ada saat ini telah sesuai dengan kebutuhan sedangkan 8
jurnal menemukan masalah seperti kekurangan SDMK (6 jurnal) dan kelebihan SDMK (2
jurnal).

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 11


Kekurangan atau kelebihan SDMK dapat memberi dampak bagi organisasi. Bila terjadi
kekurangan SDMK maka bisa terjadi perangkapan tugas yang menyebabkan beban kerja
bertambah sehingga kualitas mutu pelayanan berkurang. Demikian juga sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas tidak berjalan sebagaimana mestinya. Juga adanya fasilitas
kesehatan yang tidak terpakai akibat tidak adanya tenaga kesehatan serta tidak meratanya
distribusi tenaga kesehatan di setiap sarana kesehatan. Hal ini dapat berpengaruh pada derajat
kesehatan masyarakat (Benhard R.L. Paruntu, 2015). Namun Kelebihan SDMK juga dapat
memberikan konsekuensi biaya tenaga kerja yang tinggi biaya pokok dan ditambah biaya
overhead operasional. dan menimbulkan ketidakefisienan dalam pengelolaan biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead keuangan. Sebaliknya kekurangan pemenuhan
kebutuhan operasional juga merupakan biaya konversi. Biaya tenaga SDMK memberikan efek
menuntut tingginya beban kerja untuk membayar tenaga kerja dan berakibat bisa
menurunkan kepuasan tenaga kerja langsung, meningkatkan kejadian burn out, secara
langsung ikut serta menghasilkan produk atau jasa meningkatkan keinginan pindah kerja, dan
akhirnya menurunkan kualitas pelayanan kepada pasien (Wahjoe Harijanto, 2014)

Yuniarsih dan Suwatno (2011) manyampaikan bahwa Hasibuan (2001) menegaskan


penempatan pegawai hendaklah memperhatikan azas penempatan orang-orang yang tepat dan
penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat atau the right man in the right place and
the right man behind the right job (Suryaningsih, 2015). Perencanaan SDMK yang meliputi
jenis, jumlah, dan kualifikasinya dilakukan dengan meningkatkan dan memantapkan
keterkaitannya dengan unsur lainnya dalam manajemen pengembangan dan pemberdayaan
SDMK dengan memperhatikan tujuan pembangunan kesehatan dan kecenderungan
permasalahan kesehatan di masa depan (Mike Proboningrum, 2009). Berhubungang dengan
proyeksi kebutuhan SDMK ini, Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) sejak
tahun 1979 telah mengembangkan motode Indicator of Staff Needs (ISN) , Daftar Susunan
Pegawai (DSP). Pedoman metode perhitungan kebutuhan SDMK berdasarkan pada beban
pekerjaan yang nyata dilaksanakan oleh setiap kategori SDMK pada tiap unit kerja di fasilitas
pelayanan kesehatan diatur dalam PERMENKES Nomor 81/MENKES/SK/2004 dan dikenal
dengan metode perhitungan Workload Indicator Staffing Needs (WISN) (Nurul Fitriah, 2016).

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 12


Metode perhitungan Workload Indicator Staffing Needs (WISN) adalah metode
perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan waktu kerja tersedia, standar beban kerja, standar
kelonggaran dari kuantitas kegiatan pokok yang dilakukan. Pedoman ini dapat dipergunakan
untuk menghitung beban kerja berbagai jabatan, baik struktural maupun fungsional (Nurul
Fitriah, 2016). Keunggulan WISN adalah individu diperoleh dari analisa berdasarkan beban
kerja, karena kemudahan dan kesederhanaan metodenya, dan bisa diterapkan untuk
berbagai profesi (Wahjoe Harijanto, 2014)

Metode WISN dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut. LANGKAH


PERTAMA: Menetapkan unit kerja dan golongan tenaga kerja, LANGKAH KEDUA:
Menetapkan waktu kerja yang Tersedia. LANGKAH KETIGA: Menyusun bakuan beban kerja.
Bakuan beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama satu (1) tahun untuk setiap
golongan SDMK. LANGKAH KEEMPAT: Menyusun bakuan kelonggaran yang bertujuan untuk
mengetahui faktor yang terkait golongan tenaga yang meliputi jenis kegiatan dan keperluan
waktu untuk menyelesaikan kegiatan tertentu yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya kuantitas ataujumlah kegiatan pokok/pelayanan. LANGKAH KELIMA:
Menghitung keperluan tenaga per unit kerja untuk memperoleh jumlah dan golongan tenaga.
LANGKAH KEENAM: Melakukan analisis keperluan tenaga untuk memperoleh penjelasan
mengenai: kecukupan, kekurangan, atau kelebihan tenaga atau SDMK serta pilihan
pendayagunaan dan pemenuhannya pada tiap unit kerja (Amiroh Kurniati, 2013).

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Fungsi yang pertama-tama yang harus dilaksanakan dalam suatu organisasi adalah
perencanaan sumber daya manusia (SDM). Perhitungana atau analisa jumlah SDM yang ada
dapat dilakukan dengan menggunakan metode WISN. Keunggulan WISN adalah individu
diperoleh dari analisa berdasarkan beban kerja, karena kemudahan dan kesederhanaan
metodenya, dan bisa diterapkan untuk berbagai profesi. Perencanaan Jumlah Tenaga
Kesehatan dengan metode WISN dapat membantu dan mempermudah proses perencanaan
kebutuhan SDMK.

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 13


Dari analisa yang dilakukan terhadap 16 jurnal, sebagian besar perencanaan kebutuhan
SDMK dilakukan hanya untuk satu jenis tenaga yang ada saja misalnya dokter, perawat, perekam
medis atau SDMK lainnya. Untuk itu penulis menyarankan agar perhitungan jumlah SDMK
dengan metode WISN hendaknya dilakukan pada seluruh SDMK yang ada pada suatu organisasi
sehingga efisiensi dan efektifitas kerja benar-benar dapat diwujudkan untuk semua bagian yang
ada dalam organisasi khususnya rumah sakit atau puskesmas.

REFERENSI

Adani, Muhammad Fariz, Nidia Rosmawanti, Dwi Mulyani. 2016. Model Aplikasi Perencanaan
Tenaga Kesehatan Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. ojs.stmik-
banjarbaru.ac.id/index.php/jutisi/article/view/102
Astiena, Ardila Kasni. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan. Padang: Andalas
Universitas Press.
Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Solok Tahun 2016
Efendi, Ferry, Anna Kurniati. 2013. Review Sistematis Peningkatan Retensi Tenaga Kesehatan di
Daerah Tertinggal. http://indonesiannursing.com/review-sistematis-peningkatan-
retensi-tenaga-kesehatan-di-daerah-tertinggal/
Fitriah Nurul, M.Zulkarnain, M. Husni Thamrin. Analisis Kebutuhan Psikiater Berdasarkan
Beban Kerja dengan Menggunakan MetodeWorkload Indicator Staffing Needs
(WISN) di Unit Rawat Jalan Jiwa Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 3, no. 1,
Harijanto, Wahjoe, FX Retriatmadja Moestopo dan Y etty Nusaria NI. Penentuan Kebutuhan
Tenaga di RS HVA Toeloengredjo dengan Metode Workload Indicators of Staffing
Need (WISN) untuk Efisiensi Sumber Daya Manusia. Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Vol. 28, Suplemen No. 1, 2014
Hartomo, A. Indahwaty Sidin, Noer Bachry Noor. 2014. Gambaran Beban Kerja Unit
Administrasi Di Rumah Sakit Unhas. repository.unhas.ac.id/bitstream/
handle/.../10910/HARTOMO%20K11107601.pdf

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 14


Hastuti, Madyana Retnaning, Andy Felta Wijaya, Siti Rochmah. Perencanaan Pengembangan
Sumber Daya Aparatur di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Perencanaan
Pengembangan Sumber Daya Aparatur di Kabuaten Bojonegoro, ISSN 2088-7469
(Paper) ISSN 2407-6864 (Online) Vol. 5, No. 1, 2015
Ilahude, Suryaningsih, Christian R. Tilaar, Ricky C. Sondakh. 2015. Analisis Penempatan
Sumber Daya Manusia Di Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado Tahun 2014. Dari
fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/JURNAL-7.pdf
Julia, Putri, A. Jabbar M. Rambe, Dini Wahyuni. Analisis KebutuhanTenaga Perawat
Berdasarkan Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff
Need (WISN) dan Work Sampling. e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 5, No. 2,
Maret 2014 pp. 22-25,ISSN 2443-0579 online / ISSN 2443-0560 print
Kepmenko Bidang Kesejahteraan Rakyat RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Kurniati, Amiroh dan Tahono. Analisis Beban Kerja Di Instalasi Laboratorium. Indonesian
journal of clinicalpathology and medical laboratory. Vol. 20, No. 1 November 2013
ISSN 0854-4263
Nurrahmah, Sitti, La Dupai dan Fifi Nirmala G. Analisis Kebutuhan Dokter Umum Dengan
Menggunakan Metode Workload Indicator Staffing Needs (WISN) Di Poli Umum
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2016.
Nuryati, Angga Eko Pramono dan Anita Wijayanti. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Rekam
Medis Dengan Metode Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) Dipuskesmas
Gondokusuman II Kota Yogyakarta. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.1, No.2, Oktober 2013.
Paruntu, Benhard R. L, A. J. M. Rattu , C. R. Tilaar. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia di Puskesmas Kabupaten Minahasa. JIKMU, Vol. 5, No. 1, Januari 2015.
PPSDM Kesehatan. 2013. Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan dalam
Persiapan Pelaksanaan JKN. Jakarta: BPPSDM.
Salamate, Grace A., A. J. M. Rattu dan J. N. Pangemanan. 2013. Analisis Perencanaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara.
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/download/7683/7249
Sinambela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 15


Siwi, Mike Proboningrum Diar dan I Gede Arya Utama. 2009. Model Perencanaan Tenaga
Kerja Layanan Kesehatan Menggunakan Metode Workload Indicator Of Staffing
Need. sir.stikom.edu/440/1/2009-III-298.pdf
Sulistiya , Indra Ayu dan Bekti Suharto. Analisis Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Rekam
Medis di TPPRJ dengan Metode Wisn di Puskesmas Mojolaban. Indonsian Journal
on Medical Science – Volume 2 No 1 – Januari 2015 - ijmsbm.org
Syuryawati, Jurni dan Yoserizal. Jurnal Determinan Koordinasi Pengadaan Pegawai. Jurnal
Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Utomo, Priyo, Mardiyono dan Siti Rochmah. Perencanaan Rekrutmen SDM dari Tenaga
Honorer Kategori II mencadi CPNS di Kabupaten Pemalang.
www.Jurnal.Unitri.ac.id, Reformasi, ISSN 2088-7469 (paper) ISSN 2407-6864
(online) vol.5, No. 1, 2015
Wahono dan Novita Yuliani. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Rekam Medis Bagian
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Di UPT Puskesmas Pucang Sawit Surakarta. Jurnal
Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, Vol.3 No. 2 Agustus 2013, ISSN:
2086-2628.

Yudatama, Razvi dan Setya Haksama. Beban Kerja Subjektif Perawat Intensive Care Unit. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 3 Juli-September 2014

Systematic Review Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Page 16

Anda mungkin juga menyukai