Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

PENGANGGARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Management Accounting

Disusun oleh :

Riki Firmansyah
Rezialdi Taufik
Shella Putri Yulistiani
Shintya Hanika Surahmansyah
Siti Madinah

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wata’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Management Accouting tentang Penganggaran ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini

Kami sangat berharap tugas yang kami buat ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembacanya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat dimasa yang akan datang.

Semoga tugas yang kami buat ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dimasa
yang akan datang.

Karawang, 22 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................


DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................
C. TUJUAN ...........................................................................................................................

BAB 2 ISI
A. Anggaran dan Penganggaran ...............................................................................................
B. Anggaran Induk Perusahaan Manufaktur ............................................................................
C. Anggaran Induk Perusahaan Dagang PT ABM ...................................................................
D. Anggaran Induk Perusahaan Jasa ........................................................................................
E. Anggaran Fleksibel dan Anggaran Statis ............................................................................
F. Hasil Penelitian Penganggaran ............................................................................................

BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan dan Saran ......................................................................................................
2. Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................


BAB I

PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan atau organisasi yang didirikan pastilah memiliki suatu tujuan yang
ingin dicapai dengan cara yang efektif dan efisien. Pencapaian tujuan tersebut memerlukan
perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan kerja yang baik. Dari perencanaan dan kegiatan
yang baik diharapkan mampu membantu dan mempermudah organisasi dalam mencapa
tujuannya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu setiap organisasi diharapkan menyusun
anggaran, karena penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan mengendalikan
kegiatan perusahaan. Pengendalaian dan perencanaan harus disusun secara teliti,penuh
pertimbangan dan serta disesuakaan dengan kondisi perkembangan yang terjadi saat ini.
Perlunya anggaran bagi manajemen adalah dapat menjabarkan perencanaan, pengawasan,
pengendlian, koordinasi dan sebagai pendoman kerja secara sistematis, juga digunakan untuk
mengetahui penyimpangan penyimpangan yang terjadi dan terpenting untuk meningkatkan
tanggung jawab dari masing-masing karyawan atas pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
Anggaran secara sederhana adalah suatu rencana tertulis untuk operasi-operasi perusahaan.
Anggaran dapat berupa ikhtisar pendapatan atau ikhtisar neraca untuk keseluruhan operasi
perusahaan. Anggaran dapat disajikan untuk lingkungan individual dari aktivitas perusahaan.
Contoh, anggaran penjualan dapat memusatkan pada perencanaan pendapatan dan aggaran
tenaga kerja langsung dapat merencanakan suatu bagian dari proses produksi. Hal ini merupakan
aspek-aspek penting yang lain untuk persiapan dalam menggunakan seluruh anggaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Anggaran dan Penganggaran ?
2. Bagaimana Anggaran induk perusahaan manufaktur ?
3. Bagaimana Anggaran induk perusahaan dagang PT ABM ?
4. Bagaimana Anggaran induk perusahaan jasa ?
5. Apa yang dimaksud Anggaran Fleksibel dan Anggaran Statis ?
6. Bagaimana hasil penelitian tentang penganggaran kepada salah satu UKM ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Apa yang dimaksud Anggaran dan Penganggaran.
2. Mengetahui Bagaimana Anggaran induk perusahaan manufaktur.
3. Mengetahui Bagaimana Anggaran induk perusahaan dagang PT ABM.
4. Mengetahui Bagaimana Anggaran induk perusahaan jasa.
5. Mengetahui Apa yang dimaksud Anggaran Fleksibel dan Anggaran Statis.
6. Mengetahui Bagaimana hasil penelitian tentang penganggaran kepada salah satu UKM.
BAB II
ISI

A. Anggaran dan Penganggaran


1. Pengertian Anggaran dan Penganggaran
Anggaran (Budget) merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk
angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk
jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang. Sedangkan penganggaran
(Budgeting) merupakan suatu proses perencnaan dan pengendalian kegiatan operasi
perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan satuan uang yang bertujuan untuk
memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi Laporan Keuangan (Laporan
Laba Rugi, Neraca, Laporan Perubahan Modal) dan Aliran Kas.

2. Tujuan Penganggaran
Terdapat beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain:
a. Memaksa manager membuat rencana kerja, maksudnya manajer harus selalu proaktif
tentang perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
b. Tolak ukur mengevaluasi keja, artinya bahwa kinerja manejemen harus dibandingkan
dengan anggaran.
c. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manager, artinya bahwa secara formal
anggaran mengkomunikasikan rencana organisasi pada seluruh level manajemen.
d. Membantu pengambilan keputusan, maksudnya anggaran mengalihkan perhatian
manajer untuk mengambil keputusan.

3. Manfaat Anggaran
Anggaran memiliki beberapa manfaat, antara lain :
a. Adanya perencanaan terpadu, yaitu sebagai alat untuk memutuskan rencana perusahaan
dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan secara menyeluruh.
b. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan baik bagi manajemen puncak
maupun menengah (mana tugas dan tanggung jawab).
c. Sebagai alat pengkoordinasian kerja, dapat digunakan sebagai koordinasi kerja intern
perusahaan.
d. Sebagai alat pengawasan kerja, anggaran memerlukan serangkaian standar
prestasi/target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga dinilai kinerjanya.
e. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan, anggaran disusun dengan baik merupakan
standar yaang relevan akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan.

4. Ciri-ciri Anggaran
Tidak setiap rencana kerja organisasi dapat disebut sebagai anggaran. Karena, anggaran
memiliki beberapa ciri khusus yang memebedakan dengan sekedar rencana (Rusdianto,
2006).
a. Dinyatakan dalam satuan moneter
Penulisan dalam satuan moneter tersebut dapat juga didukung oleh satuan kwantitatif
lain, misalnya unit. Penyusunan rencana kerja dalam satuan moneter tersebut, bertujuan
untuk mempermudah membaca dan usaha untuk mengerti rencana tersebut. Rencana
kerja yang diwujudkan di dalam suatu cerita panjang akan menyulitkan anggota
organisasi untuk membaca atau mengerti. Karena itu, sebaiknya anggaran disusun
dalam bentuk kwantitatif moneter yang ringkas.
b. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun.
Bukan berarti anggaran tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga
bulanan misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan. Batasan
waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk memberikan batasan
rencana kerja tersebut.
c. Mengandung komitmen manajemen
Anggaran harus disertai dengan upaya pihak manajemen dan seluruh anggota
organisasi untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Tanpa upaya serius dari pihak
manajemen untuk mencapainya maka penyusunan anggaran tidak akan banyak
manfaatnya bagi perusahaan. Karena itu, di dalam menyusun anggaran perusahaan
harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk
menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis.
d. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran.
Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian organisasi tanpa
persetujuan dari atasan pihak penyusun.
e. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus.
Jadi, tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh
manajemen. Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi
memaksa untuk mengubah anggaran tersebut. Perubahan asumsi internal dan eksternal
memaksa untuk mengubah anggaran karena jika dipertahankan malah membuat
anggaran tidak relevan lagi dengan situasi yang ada.
f. Jika terjadi penyimpangan/varians didalam pelaksanaannya, harus dianalisis sebab
terjadinya penyimpangan tersebut.
Karena, tanpa ada analisis yang lebih mendalam tentang penyimpangan tersebut maka
potensi untuk terulang lagi di masa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis
penyimpangan tersebut adalah untuk mencari penyebab penyimpangan, supaya tidak
terulang lagi di masa mendatang dan agar penyususnan anggaran dikemudian hari
menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada.

5. Model Penyusunan Anggaran


a. Penyusunan anggaran berdasarkan teori, ialah pembuatan anggaran berdasarkan
pengetahuan ekonomi perusahaan, dimana titik sentral perusahaan adalah mencari laba.
Oleh karena itu, laba harus ditentukan dahulu, kemudian disusun strategi dan program
kerja untuk mencapai sasaran laba.
b. Penyusunan anggaran berdasarkan praktik, ialah pembuatan anggaran berdasar
pengalaman praktik atau berdasar data historis. Data historis tersebut diperoleh secara
ilmiah kemudian dijadikan bisnis untuk menyusun anggaran.
c. Penyusunan anggaran berdasarkan prediksi perubahan situasi ekonomi, sosial, dan politik
ialah pembuayan anggaran berdasar ramalan ahli ekonomi, sosial, dan ahli politik. Jika
masa depan ekonomi, sosial, dan politik stabil, tim anggaran dapat menggunakan data
historis, tetapi jika masa depan ekonomi, sosial, dan politik tidak stabil atau ada
perubahan yang cepat, maka data historis tetap dijadikan dasar pembuatan anggaran
dengan diadakan penyesuaian hasil ramalan perubahan kondisi ekonomi, sosial, dan
politik.
6. Faktor Penyusunan Anggaran
Faktor Internal :
- Penjualan tahunan perusahaan.
- Kebijakan yang berhubungan dengan harga jual, syarat pembayaran, saluran distribusi,
kapasitas produksi yang dimiliki.
- Masalah tenaga kerja (SDM) baik kualitas maupun kuantitas.
- Modal kerja.
- Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan.
Faktor Eksternal
- Keadaan persaingan.
- Tingkat pertumbuhan penduduk.
- Tingkat pendapatan penduduk.
- Tingkat pendidikan dan penyebaran penduduk.
- Kebijakan-kebijakan pemerintah pusat dan daerah.
- Keadaan perekonomian secara umum.
- Perkembangan teknologi.

7. Anggaran Induk
Anggaran induk adalah rencana keuangan yang komprehensif utnuk seluruh kegiatan
organisasi yang terdiri dari anggaran operai dan anggaran keuangan.
a. Anggaran Operasi, yaitu rencana kegiatan operasi yang dituangkan dalan bentuk fisik dan
keuangan yang terdiri dari :
o Anggran penjualan, adalah rencana kerja divisi marketing yang dituangaka dalam
bentuk keuangan yang terdiri dari anggaran penualan dan anggaran biaya pemasaran.
o Anggaran biaya, adalah rencana kerja divisi produksi dan divisi komersial yang
ditungkan dalam bentuk keuangan yang terdiri dari anggaran poduksi dalam unit,
anggaran kebutuhan bahan dalam unit dan dalam rupiah, anggaran pembelian bahan
dalam unit dan rupiah, anggaran biaya tenaga kerja langsng, anggaran biaya overhead
pabrik dan anggaran harga pokok produksi.
o Anggaran biaya tenaga kerja langsung, ialah rencana kerja dalam bentuk jam kerja dan
tarif upah yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan.
o Anggaran biaya overhead pabrik, ialah rencana kerja pendukung kegiatan pabrik yang
dituangkan dalam bentuk angka angka keuangan yang terdiri dari anggaran biaya
tenaga kerja tidak langsung,bahan tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya
pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan peralatan, anggaran penyusutan aktiva
tetap, anggaran premi asuransi kebakaran, anggaran premi asuransi buruh dan
karyawan, anggaran biaya umum dan administrasi, anggaran PBB, anggaran
kesejahteraan karyawan, anggaran sumbangan serta anggaran biaya lain-lain.
o Anggaran harga pokok produksi, ialah rencana prosuksi dalam unit yang dituangkan
dalam bentuk angka angka keuangan yang terdiri dari anggaran persediaan awal,
anggara pembelian bahan, anggaran persediaan akhir, anggaran pemakaian bahan
dalam proses, dan anggaran biaya tenaga kerja dan upah buruh.
o Anggaran harga pokok penjualan, ialah ialah rencana produksi yang dijual yang
dituangkan dalam bentuk angka angka keuangan yang terdiri dari anggaran
persediaaan awal barang jadi, anggaran hpp barang jadi dan anggaran persediaan akhir
barang jadi.
o Anggaran biaya pemasaran, ialah rencana pemasaran yang dituangkan dalam bentuk
angka angka keuangan yang terdiri dari anggaran biaya riset pemasaran, anggaran
biaya pengembangan produk, anggaran biaya distribusi, anggaran biaya promosi,
anggaran potongan harga, anggaran biaya penjualan, anggaran komisi penjualan,
anggaran perjalanan dinas tenaga penjual, anggaran biaya iklan, anggaran baiya purna
jual, gaji divisi pemasaran dan penjualan, anggaran biaya umum dan administrasi
divisi pemasaran, anggaran penyusutan aktiva tetap divisi pemasaran, dan anggaran
baiaya lain0lain divisi pemasaran.
o Anggaran biaya pemasaran biaya administrasi, ialah rencana kerja divisi administrasi
dan kantor pusat yang dituangkan dalam bentuk angka angka keuangan yang terdiri
dari gaji direksi dan staf, anggaran biaya kantor, anggaran biaya konsultan dan
auditor, anggaran perjalan dinas, anggaran penyusutan aktiva tetap divisi administrasi,
anggaran sumbangan sosial, dan anggaran biaya lain lain.
o Anggaran rugi laba, ialan rencana laba yang terdiri dari laba kotor, laba operasi dan
laba bersih.
b. Anggaran Keuangan, yaitu rencana keuangan yang terdiri dari :
o Anggaran kas, ialah rencana penerimaan dan pengeluaran kas yang memperhitungkan
saldo kas awal periode dan kas minimum yang harus tersedia, yang terdiri dari
anggaran penerimaan piutang anggaran penujualan tunai, anggaran penerimaan
penjualan aktiva tetap, anggaran penerimaan utang, anggaran tambahan modal,
anggaran pembelian bahan, anggaran baiay tenaga kerja langsung dan upah buruh
anggaran BOP, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya adm, anggaran pembayatan
bungan dan angsuran, anggaran pembayaran pajak, anggaran pembelian barang modal,
anggaran pembayaran dividen, anggaran jasa prosuksi karyawan dan buruh, serta
anggaran pemasukan dan penerimaan lain-lain,
o Anggaran neraca, ialah rencana posisi keuangan yang terdiri dari pengguanaan dana
dan sumber dana.

B. Anggaran Induk Perusahaan Manufaktur

Tabel 12.1. PT ABC:Neraca 1 Januari .... (Dalam Ribuan Rupiah)

Keterangan Rp Keterangan Rp
Kas 5.000 Utang dagang 2.000
Piutang 4000 Utang bunga 1.800
Persediaan 4.475 Utang pajak 1.200
Harga tetap
bersih 6.525 Utang jangka panjang 5.000
Modal sendiri 10.000
Jumlah harga 20.000 Jumlah utang dan modal 20.000
Keterangan Tabel 12.1:
1) Bunga utang jangka panjang 20% per tahun.
2) Nilai persediaan Rp 4.475.000 terdiri dari:
3) (Bahan baku Rp 547 + barang jadi Rp 3.928.000)
Tabel 12.2. PT ABC: Perhitungan Rugi Laba 1 Januari.....
Keterangan Rp %
Penjualan 18.000 100
Harga pokok penjualan 10.800 60
Laba kotor 7.200 40
Biaya pemasaran 1.800 10
Biaya administrasi 900 5
Laba operasi 4.500 25
Bunga 20% x Rp 5.000 1.000 5,56
Laba sebelum pajak 3.500 19,44
Pajak 50% 1.750 9,72
Laba bersih 1.750 9,72
Dividen 80% x Rp
1.750 1.400 7,78
Laba ditahan 350 1,94

Rencana penjualan: Produk X 60.000 unit @ Rp 200, Y 40.000 unit @ Rp 250. Proyeksi
Persediaan: Awal: X 20.000 unit, Y 8.000 unit akhir: X 25.000 unit. Penjualan dibayar tunai 70%
dan sisanya kredit. Data yang tersedia antara lain sebagai berikut:

Tabel 12.3. Harga dan Penggunaan Bahan Baku

Keterangan Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C


Produk X 4 2 0
Produk Y 5 3 1
Persediaan awal (unit) 32.000 29.000 6.000
Persediaan akhir (unit) 36.000 32.000 7.000
Harga per unit (Rp) 12 5 3
Keterangan tabel 12.3:
Satu unit produk X digunakan bahan baku A 4 unit, B 2 unit, C 0 unit.
Upah buruh: Untuk membuat satu unit produk X membutuhkan waktu 2 jam, tarif Rp 12
dan Y 3 jam tarif Rp 16. Biaya overhead pabrik: Tarif berdasar jam tenaga kerja langsung, tarif
variabel Rp 8 per jam, tarif tetap Rp 12 per jam; dari tarif tetap sebesar 20% adalah beban
penyusutan aktiva tetap pabrik.
Biaya pemasaran: Produk X Rp 680.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap divisi
pemasaran Rp 180.000 dan untuk produk Y Rp 560.000 termasuk beban penyusutan aktiva tetap
divisi pemasaran Rp 160.000. Biaya administrasi: Produk X Rp 1.000.000 termasuk beban
penyusutan aktiva tetap divisi administrasi Rp 200.000 dan untuk produk Y Rp 500.000
termasuk beban penyusutan aktiva tetap divisi administrasis Rp 100.000 pajak perseroan 50%.
Asumsi: Pembelian material dibayar tunai 50%, sisanya kredit; biaya pemasaran dan
administrasi 60% dibayar tunai, sisanya utang biaya. Tahun mendatang seluruh utang dagang,
utang pajak dan utang bunga dibayar dan bunga dan pajak tahun yang persangkutan dibayar tunai
50% sisanya terutang. Dividen terutang, semua tagihan tahun lalu dibayar tunai tahun depan.
Penjualan aktiva tetap yang rusak Rp 600.000 dan dibeli aktiva tetap baru Rp 2.000.000 tunai,
angsuran utang jangka panjang Rp 1.000.000.

Penyajian Anggaran Induk Perusahaan Manufaktur PT ABC


Dalam penyajian anggaran induk dimulai dari menyusun anggaran penjualan dalam unit
volume penjualan dan dalam nilai penjualan, kemudian melanjutakn menyusun anggaran
produksi dalam unit, anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran
biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga pokok produksi, anggaran
biaya pemasaran, anggaran biaya operasi, anggaran rugi-laba, anggaran kas, dan anggaran
neraca. Dalam penyajian anggaran induk PT ABC tidak dibuat anggaran negara karena tidak
diketahui neraca pada awal periode. Tahap-tahap tersebut dilakukan seperti berikut ini.

Tabel 12.4 Anggaran Penjualan

Keterangan Jumlah (Rp)


Produk X = 60.000 x Rp 200 12.000.000
Produk Y = 40.000 x Rp 250 10.000.000
Jumlah 22.000.000
Keterangan tabel 12.4:
1) Penjualan tunai 70% X Rp 22.000.000 = Rp 15.400.000/penerimaan kas
2) Piutang dagang 30% X Rp 22.000.000 = Rp 6.600.000

Tabel 12.5 Anggaran Produksi (dalam unit)


Keterangan Produk X Produk Y
Penjualan 60.000 40.000
Ditambah persediaan akhir 25.000 9.000
Total 85.000 49.000
Dikurangi persediaan awal 20.000 8.000
Unit yang diproduksi 65.000 41.000

Tabel 12.6 Anggaran Penggunaan Bahan


Baku
Keterangan Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku
A @ Rp 12 B @ Rp 5 C @ Rp 3
Produk X, 65.000 unit (4,2,0) 260.000 130.000 0
Produk Y, 41.000 unit (5,3,1) 205.000 123.000 41.000
jumlah dalam unit 465.000 253.000 41.000
jumlah dalam rupiah 5.580.000 1.265.000 123.000

12.7 Anggaran Pembelian Bahan Baku


Keterangan Bahan Baku Bahan Baku Bahan Baku
A @ Rp 12 B @ Rp 5 C @ Rp 3
Penggunaan 465.000 253.000 41.000
Ditambah persediaan akhir 36.000 32.000 7.000
Jumlah 501.000 285.000 48.000
Dikurangi persediaan awal 32.000 29.000 6.000
Jumlah (unit) 469.000 256.000 42.000
Jumlah (Rp) 5.628.000 1.280.000 126.000
Keterangan Tabel 12.7:
1) Jumlah pembelian = (5.628.000 + 1.280.000 + 126.000) = 7.034.000
2) Pembelian tunai 50% X Rp 7.034.000 = Rp 3.517.000/pengeluaran kas
3) Pembelian kredit 50% X Rp 7.034.000 = Rp 3.517.000

Tabel 12.8 Anggaran Upah Buruh


Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X = 65.000 X 2 jam X Rp 12 2.600.000
Produk Y = 41.000 X 3 jam X Rp 16 2.460.000
Jumlah 5.060.000
Keterangan Tabel 12.8: seluruh upah buruh dibayar tunai

Tabel 12.9 Anggaran Biaya Operhead Pabrik


Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X = 65.000 X 2 jam X Rp 20 2.600.000
Produk Y = 41.000 X 3 jam Rp 20 2.460.000
Jumlah 5.060.000
Keterangan Tabel 12.9:
1) Penyusutan diperhitungkan 20% X Rp 5.060.000 = Rp 1.012.000
2) BOP per kas 80% X Rp 5.060.000 = Rp 4.048.000
3) Dibayar tunai 80% X Rp 4.048.000 = Rp 3.238.400/pengeluaran kas
4) BOP terutang = Rp 809.600

12.10 Anggaran Harga Pokok Produksi (dalam


Rupiah)
Keterangan Produk X 65.000 unit Produk Y 41.000 unit
Bahan A 3.120.000 2.460.000
Bahan B 650.000 615.000
Bahan C 123.000
Upah buruh 1.560.000 1.968.000
Biaya operhead pabrik 2.600.000 2.460.000
Jumlah 7.930.000 7.626.000
per unit Rp122 Rp186

12.11 Anggaran Biaya Marketing


Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X = 680.000(R/L), 680.000-180.000 500.000
Produk Y = 560.000(R/L), 500.000-160.000 400.000
Jumlah 900.000
Keterangan Tabel 12.11:
1) Penyusutan Rp 300.000
2) Diabayar tunai 60% X Rp 900.000 = Rp 540.000
3) Terutang 40% X Rp 900.000 = Rp 360.000

Tabel 12.12 Anggaran Biaya Administrasi


Keterangan Jumlah (Rp)
Produk X = 500.000(R/L), 500.000-100.000 400.000
Produk Y = 1.000000(R/L), 1.000.000-200.000 800.000
Jumlah 1.200.000
Keterangan Tabel 12.12:
1) Penyusutan Rp 300.000
2) Dibayar tunai 60% X Rp 1.200.000 = Rp 720.000
3) Terutang 40% X Rp 1.200.000 = Rp 480.000

Tabel 12.13 Anggaran Rugi-Laba


Produk X 60.000 Produk Y 40.000
Keterangan unit (Rp) unit (Rp) Total (Rp)
Penjualan-Rupiah 12.000.000 10.000.000 22.000.000
HPPemjualan 7.320.000 7.440.000 14.760.000
Laba Kotor 4.680.000 2.560.000 7.240.000
Biaya pemasaran 680.000 560.000 1.240.000
Biaya administrasi 1.000.000 500.000 1.500.000
Laba operasi 3.000.000 1.500.000 4.500.000
Bunga 20% x Rp
4.000.000 800.000
Laba sebelum pajak 3.700.000
Pajak 50% x Rp
3.700.000 1.850.000
Laba bersih 1.850.000
Dividen 50% cash 925.000
Laba ditahan 925.000
Keterangan Tabel 12.13:
1) Pembayaran tunai bunga 50% X Rp 800.000 = Rp 400.000/pengeluaran kas
2) Pembayaran tunai pajak 50% X Rp 1850.000 = Rp 925.000/pengeluaran kas

Tabel 12.14 Anggaran Kas


Keterangan Jumlah (Rp)
Saldo awal 5.000.000
Penjualan aktiva tetap yang rusak 600.000
Penerimaan piutang 4.000.000
Penerimaan tunai penjualan 15.400.000
Jumlah penerimaan kas 25.000.000
Pengeluaran:
Utang dagang 2.000.000
Utang bunga 1.800.000
Utang pajak 1.200.000
Pembelian material 3.517.000
Upah buruh 3.528.000
Biaya operhead pabrik 3.238.400
Biaya pemasaran 540.000
Biaya administrasi 720.000
Bunga 400.000
Dividend 925.000
Pembelian aktiva baru 2.000.000
Angsuran utang jangka panjang 1.000.000
Total pengeluaran 20.868.400.000
Saldo kas 4.131.600

Tabel 12.15 Neraca Yang Dianggarkan


Neraca 1 Januari s/d 31 Desember ..... (dalam ribuan rupiah)

Keterangan Rp Keterangan Rp
Kas 4.131,60 Utang dagang 3.517,00
Piutang 6.600,00 Utang bunga 400
Persediaan 5.337,00 Utang pajak 1.850,00
Utang biaya 1.649,60

Utang dividen 0,00


Utang jangka
Harta tetap bersih 6.193,00 panjang 4.000,00
Modal sendiri 10.000,00
Laba ditahan 925,00
Jumlah harta 22.341,60 Utang dan modal 22.341,60
Keterangan Tabel 12.15
1) Bunga utang jangka panjang 20% per tahun
2) Utang biaya = biaya operhead Rp 809.600 + biaya marketing Rp360.000 + biaya
administrasi Rp 480.000) = Rp 1.649.600
3) Harta tetap bersih: (6.525 awal – 600 dijual) + 2.000 pembelian) – 1.652 penyusutan =
Rp 6.193
4) Penyusutan aktiva tetap: divisi pabrik Rp 1.012 + divisi pemasaran Rp 340 + divisi
administrasi Rp 300 = Rp 1.652
C. Anggaran Induk Perusahaan Dagang PT ABM

Tabel 12.16. Neraca per 31 Desember 2000x


Keterangan (Rp)
Kas 1.100
Piutang dagang 40% × penjualan Desember 2000 × Rp 4000 1.600
Persediaan barang dagangan (2000+(0,8 × 0,7 × penjualan Januari Rp
5000) 4.800
Biaya yang dibayar lebih dulu (asuransi) 200
Jumlah harta lancar (a) 7.600
Aktiva tetap 3.500
Akumulasi penyusutan 1.100
Harta tetap bersih(b) 2.400
Total harta (a + b) 10.100

Utang dagang 50% × pembelian Desember Rp 3.360 1.680


Utang jangka panjang, bunga 20% per tahun 2.000
Modal saham 5.000
Laba ditahan 1.420
Total utang dan modal 10.100

Data akutansi yang tersedia untuk membuat anggaran adalah sebagai berikut:
1. Catatan: penjualan bulan Desember 2000x Rp 4.000. Rencana penjualan tahun 2000y:
bulan Januari Rp 5.000, Februari Rp 8.000, Maret Rp 6.000, April Rp 5.000, dan Mei Rp
4.000. Penjualan kredit 40% sisanya tunai. Seluruh piutang di tagih pada bulan
berikutnya sesudah terjadinya penjualan.
2. Pada setiap akhir bulan manajemen menghendakin safety stock barang dagangan Rp
2.000 ditambah 80% dari harga pokok barang yang akan dijual pada bulan berikutnya.
Rasio harga pokok penjualan terhadap penjualan adalah 70%
3. Pembelian barang dagangan dengan syarat 50% tunai, sisanya kredit dibayar bulan
berikutnya.
4. Gaji dan komisi dibayar setelah pekerjaan dilaksanakan dan akhir bulan. Gaji tetap Rp
250 perbulan, dan komisi 15% dari nilai penjualan.
5. Bulan Januari membeli gedung kantor secara tunai Rp 300, biaya lain-lain 5%ndari
penjualan dan sewa gudang Rp 200, masing-masing dibayar pada waktunya.
Diperhitungkan beban amortisasi asuransi Rp 20 setiap bulan, dan penyusutan harta tetap
termasuk gedung kantor Rp 50 perbulan.
6. Safety cash ditetapkan Rp 1.000 pada akhir setiap bulan. Pinjaman untuk menutup
kekurangan kas dengan bunga 18% per tahun, dengan kelipatan Rp 100. Bunga
diperhitungkan berdasar pokok pinjaman dikurangi ansuran. Setiap tersedia kas yang
memungkinkan untuk mengangsur pinjaman dilakukan angsuran pinjaman. Asumsi
pinjaman dilakukan awal bulan dan angsuran dilakukan pada akhir bulan.
7. Top eksekutif ingin melihat anggaran induk, mulai dari anggaran penjualan sampai
dengan anggaran neraca Januari sampai April 200y. Angsuran utang jangka panjang per
bulan Rp.100, bungan dibayar tunai pada setiap akhir bulan, pajak perseroan 50%
terutang.

Penyajian Anggaran Induk Perusahaan Dagang PT ABM


Tabel 12.17. Anggaran Penjualan (Perhitungan Dalam Rupiah)
Keterangan Desember Januari Februari Maret April Total
Penjualan kredit 40% 1.600 2.000 3.200 2.400 2.000
Penjualan tunai 60% 2.400 3.000 4.800 3.600 3.000
Total 4.000 5.000 8.000 6.000 5.000 24.000

Tabel 12.18. Anggaran Penerimaan Kas (Perhitungan Dalam Rupiah)


Keterangan Desember Januari Februari Maret April Total
Penjualan tunai bulan ini 3.000 4.800 3.600 3.000
Penjualan kredit bulan lalu 1.600 2.000 3.200 2.400
Total 4.600 6.800 6.800 5.400
Tabel 12.19. Anggaran Pembelian
Keterangan Desember Januari Februari Maret April Total
Persediaan akhir 4.800 6.480 5.360 4.800 4.240
Harga Pokok Penjualan 2.800 3.500 5.600 4.200 3.500 16.800
Total 7.600 9.980 10.960 9.000 7.740 24.000
Persediaan awal 4.240 4.800 6.480 5.360 4.800
Pembelian 3.360 5.180 4.480 3.640 2.940
Keterangan Tabel 12.19
*Catatan: Persediaan awal Rp 4.240 adalah dari Rp 2000 + 80% kali 70% kali penjualan
Desember 200xi Rp 4.000. Harga pokok penjualan Rp 2.800 adalah dari 70% x penjualan
Desember 200 x Rp 4.000

Tabel 12.20. Anggaran Biaya Operasional (ke Rugi-Laba)


Keterangan Desember Januari Februari Maret April Total
Gaji tetap 250 250 250 250 250
Komisi 15% 600 750 1.200 900 750
Sub total 850 1.000 1.450 1.150 1.000 4.600
Biaya lain 5% 250 400 300 250 1.200
Sewa 200 200 200 200 800
Asuransi 20 20 20 20 80
Penyusutan 50 50 50 50 200
Sub Total 520 670 570 520 2.280
Total 1.520 2.120 1.720 1.520 6.880
Keterangan Tabel 12.20
Catatan: komisi 15% dari bulan penjualan berjalan. Biaya lain-lain 5% dari penjualan bulan
berjalan
Tabel 12.21 Pengeluaran Kas Biaya Operasional
Keterangan Desember Januari Februari Maret April Total
Gaji 250 250 250 250
Komisi 15% 750 1.200 900 750
Sub total 1.000 1.450 1.150 1.000
Biaya lain 250 400 300 250
Sewa gudang 200 200 200 200
Total 1.450 2.050 1.650 1.450

Tabel 12.22. Anggaran Perhitungan Rugi-Laba (Januari s/d April)


Jumlah
Keterangan (Rp)
Penjualan 24.000
Harga pokok penjualan 16.800
Laba kotor 7.200
Biaya operasional 6.880
Laba operasional 320
Beban bunga 239
Laba sebelum pajak 81
Pajak perseroan 50% 40
Laba bersih 41
Keterangan Tabel 12.22 :
Bunga utang jangka Panjang ½ X 24% X Rp 2000 = Rp 40 (Januari), Februari Rp 38, Maret Rp
36, April Rp 34 = Rp 148 + Utang jangka pendek: (Rp 23 + Rp 27 + Rp 27 +Rp 14) = Rp 91 =
Rp 239. Pajak terutang Rp 40.

Tabel 12.23. Anggaran Kas (Januari s/d April)


Keterangan Januari Februari Maret April
Saldo awal 1.100 1.017 1.072 1.099
Penerimaan 4.600 6.800 6.800 5.400
Total kas tersedia 5.700 7.817 7.872 6.499
Pengeluaran:
Barang dagangan 4.270 4.830 4.060 3.290
Biaya operasional 1.450 2.050 1.650 1.450
Pembelian gedung kantor 300 0 0 0
Angsuran hut. Jk. Panjang 100 100 100 100
Bunga utang jk.panjang 40 38 36 34
Total pengeluaran 6.160 7.018 5.846 4.874
Saldo kas minimum 1.000 1.000 1.000 1.000
Kebutuhan kas 7.160 8.018 6.846 5.874
Lebih (kurang) -1.460 -201 1.026 625
Utang 1.500 300
Pembayaran utang jk.pendek 0 0 900 600
Bunga 18% per tahun 23 27 27 14
Saldo akhir kas 1.017 1.072 1.099 1.011
Keterangan Tabel 12.23 :
1. Utang dan pengembalianya dibuat kelipatan Rp 100 dengan bunga 18% per tahun. Bunga
1/12 X 18% (Rp 1.500 = Rp 22,5 dibulatkan menjadi Rp 23.
2. Saldo kas Rp 1017 = Rp 1.460 + 1.500 pinjaman – Rp 23 bunga + Rp 1.000 saldo kas
minimum.
3. Pinjaman untuk menutup kekurangan kas diterima awal bulan, dan bunga dibayar akhir
bulan.
4. Bunga Februari 1,5% X Rp (1.500 + 300) = Rp 27
5. Saldo utang jangka pendek = (1.500 + 300) - 900 – 600 = 300

Tabel 12.24. Anggaran Neraca (Januari s/d April)


Jumlah
Keterangan (Rp)
Kas 1.011
Piutang dagang 40% X penjualan April Rp 5000 2.000
Persediaan barang dagang 4.240
Biaya yang dibayar lebih dulu (asuransi) 120
Jumlah harta lancar (a) 7.374
Aktiva tetap 3.800
Akumulasi penyusutan (1.100 + 200) -1300
Harta tetap bersih (b) 2.500
Total harta (a+b) 9.871

Utang dagang 50% X pembelian April Rp 2.940 1.470


Utang jangka pendek 300
utang pajak 40
Jumlah utang lancar 1.810
Utang jangka panjang 1.600
Modal saham 5.000
Laba ditahan 1.420
Laba bersih tahun ini 41
Jumlah modal sendiri 6.361
Total utang dan modal 9.871

D. Anggaran Induk Perusahaan Jasa


Tabel 12.25. Neraca per 31 Desember 200x
Keterangan (Rp)
Kas 1.100
Piutang usaha 1.600
Biaya yang harus dibayar dimuka (sewa pesawat) 5.000
Jumlah harta lancar (a) 7.700
Aktiva tetap 3.500
Akumulasi penyusutan 1.100
Harta tetap bersih (b) 2.400
Total harta (a+b) 10.100

Utang jangka panjang, bunga 20% per tahun 2.000


Modal Saham 5.000
Laba ditahan 3.100
Total utang dan modal 10.100
*Piutang Rp. 1.600 = 40% penjualan bulan desember 200x Rp. 4000
Data akuntansi yang tersedia untuk membuat anggaran adalah sebagai berikut :
1.) Catatan: penjualan tiket bulan Desember 2000x Rp. 4000. Rencana penjualan tahun
2000y bulan Januari Rp 5.000, Februari Rp 8.000, Maret Rp. 6.000, April Rp 5.000, dan
Mei Rp 4.000. Penjualan kredit 40% sisanya tunai. Seluruh piutang ditagih pada bulan
bcrikutnya sesudah terjadinya penjualan.
2.) Biaya karyawan kantor pusat Rp 500,dan biaya kantor Rp 300, biaya karyawan divisi
operasi Rp. 600, dan biaya kantor divisi operasi Rp 200, dan biaya karyawan divisi saies
dan marketing Rp. 700. dan biaya kantor divisi sales dan markeling Rp 100, komisi
salesman 15% dari penjualan. Semua biaya ini pada akhir bulan dibayar tunai.
3.) Bulan Januari membeli pesawat secara tunai Rp 1.300, biaya lain-lain 5% dari penjualan
dan sewa gudang Rp 200, masing-masing dibayar pada waktunya. Diperhitungkan beban
amortisasi biaya dibayar dimuka Rp 500, dan penyusutan harta tetap termasuk gedung
kantor Rp 50 per bulan.
4.) Safety cash ditetapkan Rp l.000 pada akhir setiap bulan. Pinjaman untuk menutup
kekurangan kas dengan bunga 18% per tahun, dengan kelipatan Rp 100. Bunga
diperhitungkan berdasar pokok pinjaman dikurangi angsuran. Setiap tersedia kas yang
memungkinkan untuk mengangsur pinjaman dilakukan angsuran pinjaman. Asumsi
pinjaman dilakukan awal bulan dan angsuran dilakukan pada akhir bulan.
5.) Top eksekutif ingin melihat anggaran induk, mulai dari anggaran penjualan sampai
dengan anggaran neraca Januari sampai April 2000y. Angsuran utang jangka panjang per
bulan Rp.l00, bunga dibayar tunai pada setiap akhir bulan, pajak perseroan 50% terutang.

Penyajian Anggaran Induk Perusahaan Jasa


Tabel 12.26. Anggaran Penjualan (Rp)
Keterangan Des Jan Feb Maret April Total
Penjualan Kredit 40% 1.600 2.000 3.200 2.400 2.000
Penjualan Tunai 60% 2.400 3.000 4.800 3.600 3.000
Total 4.000 5.000 8.000 6.000 5.000 24.000
Tabel 12.27. Anggaran Penerimaan Kas
Keterangan Des Jan Feb Maret April Total
Penjualan tunai bulan ini 3.000 4.800 3.600 3.000
Penjualan kredit bulan ini 1.600 2.000 3.200 2.400
Total 4.600 6.800 6.800 5.400

Tabel 12.28. Anggaran Biaya Usaha (ke Rugi-Laba)


Keterangan Jan Feb Maret April Total
Gaji 1.800 1.800 1.800 1.800 7.200
Biaya kantor 600 600 600 600 2.400
Komisi 15% 750 1.200 900 750 3.600
Biaya lain 5% 250 400 300 250 1.200
Per kas 3.400 4.000 3.600 3.400 14.400
Amortisasi 500 500 500 500 2.000
Penyusutan 60 50 50 50 200
Total 3.950 4.550 4.150 3.950 16.600
Keterangan Tabel 12.28 :
1.) Gaji : kantor pusat + divisi pemasaran + divisi operasi = Rp. 500 + Rp. 700 + Rp. 600 = Rp.
1800
2.) Biaya kantor = Rp. 300 + Rp. 200 + Rp. 100 = Rp. 600
3.) Catatan : komisi 15% dari bulan penjualan berjalan. Biaya lain-lain 5% dari penjualan bulan
berjalan

Tabel 12.29. Anggaran Rugi Laba


Keterangan Jan Feb Maret April Total
Sales 5.000 8.000 6.000 5.000 24.000
Gaji 1.800 1.800 1.800 1.800 7.200
Biaya kantor 600 600 600 600 2.400
Komisi 15% 750 1.200 900 750 3.600
Biaya lain 5% 250 400 300 250 1.200
Amortisasi 500 500 500 500 2.000
Penyusutan 60 50 50 50 200
Total 3.950 4.550 4.150 3.950 16.600
Laba usaha 1.050 3.450 1.850 1.050 7.400

Tabel 12.30. Anggaran Perhitungan Rugi-Laba (Januari s/d April)


Keterangan (Rp)
Penjualan 24.000
Biaya usaha 16.600
Laba usaha 7.400
Beban bunga 154
Laba sebelum pajak 7.246
Pajak perseroan 50% 3.623
Laba bersih 3.623
Keterangan Tabel 12.30 :
1.) Bunga utang jangka panjang 1/12 x 24 x Rp. 2.000 = Rp. 40 (Januari), Feb. Rp 38, Maret
Rp. 36, Mei Rp. 34 = Rp. 148 + utang jangka pendek: (Rp. 3 + Rp. 3 = Rp. 6 = Rp. 154
2.) Pajak terutang Rp. 3.623

3.) Tabel 12.31. Anggaran Kas (Januari s/d April)


Keterangan Jan Feb Maret April
Saldo Awal 1.100 1.057 3.516 6.500
Penerimaan 4.600 6.800 6.800 5.400
Total kas tersedia 5.700 7.857 10.316 11.980
Pengeluaran :
Biaya usaha 3.400 4.000 3.600 3.400
Pembelian Pesawat 1.300 0 0 0
Angsuran utang jangka panjang 100 100 100 100
Bunga utang jangka panjang 40 38 36 34
Total pengeluaran 4.840 4.138 3.736 3.534
Saldo kas minimum 1.000 1.000 1.000 1.000
Kebutuhan kas 5.840 5.138 4.736 4.534
Lebih (kurang) (140) 2.719 5.580 7.446
Utang 200
Pembayaran utang jangka panjang 200
Bunga 18% pet tahun 3 3
Saldo akhir kas 1.057 3.516 6.580 8.446
Keterangan Tabel 12.31 :
1.) Utang dan pengembaliannya dibuat kelipatan Rp. 100 dengan bunga 18% per tahun.
Bunga 1/12 x 18 x (Rp. 200 = Rp. 3.
2.) Saldo kas Rp. 1.057 = Rp. -140 + 200 pinjaman – Rp. 3 bunga + Rp. 1000 saldo kas
minimum.
3.) Pinjaman untuk menutup kekurangan kas diterima awal bulan, dan bunga dibayar
awal bulan.

Tabel 12.32. Anggaran Neraca (Januari s/d April)


Keterangan (Rp)
Kas 8.446
Piutang usaha 40% x penjualan Mei Rp. 5000 2.000
Biaya dibayar dimuka 3.000
Jumlah harta lancar (a) 13.446
Aktiva tetap (3.500 + 1.300) 4.800
Akumulasi penyusutan (1.100+200) (1.300)
Harta tetap bersih (b) 3.500
Total Harta (a+b) 16.946
Utang pajak 3.623
Utang jangka panjang 1.600
Modal saham 5.000
Laba ditahan 3.100
Laba bersih tahun ini 6.323
Jumlah modal sendiri 11.723
Total utang dan modal 16.946
E. Anggaran Fleksibel dan Anggaran Statis
Anggaran statis atau static budget ialah anggaran yang dibuat berdasarkan satu titik aktivitas
(tingkat aktivitas tertentu) yang ditentukan lebih dulu. Anggaran ini sulit dijadikan alat untuk
mengevaluasi kinerja. Anggaran fleksibel ialah anggaran yang dibuat berdasarkan beberapa titik
aktivitas (beberapa tingkat aktivitas tertentu) yang ditentukan dahulu. Anggaan ini mudah untuk
dijadikan alat mengevaluasi kinerja.
Contoh Anggaran Statis dan Evaluasi Kinerja
Anggaran statis ialah anggaran yang disusun hanya untuk satu tahapan aktivitas, umpamanya
volume penjualan 7.000 unit. Anggaran induk umum adalah suatu rencana yang disesuaikan
dengan satu tingkat volume sebagai sasaran, misalnya 7.000 unit, 8.000 unit atau 9.000 unit
penjualan.
Tabel Struktur Biaya
Keterangan AVC (Rp) TFC (Rp)
Biaya bahan baku 5 0
Biaya tenaga kerja langsung 4 0
Biaya overhead pabrik 3 2.400
Biaya pemasaran 2 1.600
Biaya administrasi 1 1.200
Jumlah 15 5.200
Keterangan:
AVC = Average Variable Cost (biaya variable rata-rata), dan TFC = Total Fixed Cost (biaya
tetap total) pada kapasitas normal 10.000 unit produk diproduksi dan dijual.
Berdasarkan data diatas suatu perusahaan dapat menyusun anggaran statis dan anggaran
fleksibel atau anggaran variabel pada suatu kegiatan yang diharapkan bisa dicapai.
Anggaran Statis Versus Kinerja
Dalam membandingkan anggaran statis dengan kinerja aktual akan melahirkan varian
volume penjualan, varian harga penjualan, varian biaya, dan varian laba, disajikan dalam tabel
berikut ini, dimana anggaran penjualan dalam unit 8.000 unit dan aktual kinerja 7.000 unit.
Tabel Anggaran Statis versus Kinerja
Keterangan Anggaran Kinerja Varian
Penjualan dalam unit 8.000 7.000 1000/tm
(Rp) (Rp) (Rp)
Nilai Penjualan 160.000 154.000 6.000/tm
Biaya produksi variabel:
Bahan baku 40.000 35.700 4.300/m
Upah buruh 32.000 27.300 4.700/m
Biaya overhead 24.000 21.700 2.300/m
Margin kontribusi kotor 64.000 69.300 5.300/m
Biaya pemasaran variabel 16.000 16.100 100/tm
Biaya administrasi variabel 8.000 8.300 1.700/m
Margin kontribusi 40.000 46.900 6.900/m
Biaya tetap:
Biaya overhead 2.400 2.500 100/tm
Biaya pemasaran 1.600 1.400 200/m
Biaya administrasi 1.200 1.600 200/tm
Laba operasi 34.800 41.400 6.600/m
Catatan m = menguntungkan, tm = tidak menguntungkan.

Penjelasan Tabel Anggaran Statis versus Kinerja:


1) Perbandingan model ini adalah kurang rasional, karena volume kegiatan aktual 7.000 unit
dibandingkan dengan volume kegiatan yang dianggarkan 8.000 unit. Harga per unit pada
anggaran Rp 160.000/8.000 unit = Rp 20, sedangkan harga aktual per unit Rp 154.000/7.000
unit = Rp 22. Seharusnya varian nilai penjualan adalah menguntungkan (m).
2) Pada perhitungan anggaran statis, harus dihitung varian volume penjualan dan varian harga
penjualan terlebih dahulu, tidak disajikan seperti tabel di atas.
3) Agar penilaian Kinerja rasional, seharusnya disusun anggaran fleksibel terlebih dahulu, yaitu
anggaran pada berbagai tingkat penjualan, yang disajikan berikut ini.
Tabel Anggaran Flexible
(Unit) (Unit) (Unit)
Keterangan
7.000 8.000 9.000
Penjualan (Rp) (Rp) (Rp)
140.000 160.000 180.000
Biaya variabel:
Biaya bahan baku 35.000 40.000 36.000
Biaya upah buruh 28.000 32.000 36.000
Biaya overhead pabrik 21.000 24.000 27.000
Margin kontribusi kotor 56.000 64.000 72.000
Biaya pemasaran 14.000 16.000 18.000
Biaya administrasi 7.000 8.000 9.000
Margin kontribusi 35.000 40.000 45.000
Biaya tetap:
Biaya overhead pabrik 2.400 2.400 2.400
Biaya pemasaran 1.600 1.600 1.600
Biaya administrasi 1.200 1.200 1.200
Laba operasi 29.800 34.800 39.800

Tabel Anggaran Fleksibel versus Kinerja


Keterangan Anggaran Aktual Varian
(Unit) (Unit) (Unit)
Penjualan dalam unit 7.000 7.000 0
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan 140.000 154.000 14.000/m
Biaya variabel:
Biaya bahan baku 35.000 35.700 700/tm
Biaya upah buruh 28.000 27.300 700/m
Biaya overhead pabrik 21.000 21.700 700/tm
Margin kontribusi kotor 56.000 69.300 13.300/m
Biaya pemasaran 14.000 16.100 2.100/tm
Biaya administrasi 7.000 6.300 700/m
Margin kontribusi 35.000 46.900 11.900/m
Biaya tetap:
Biaya overhead pabrik 2.400 2.500 100/tm
Biaya pemasaran 1.600 1.400 200/m
Biaya administrasi 1.200 1.600 400/tm
Laba operasi 29.800 41.400 11.600/m
Keterangan Tabel Anggaran Fleksibel versus Kinerja:
Perbandingan di atas adalah rasional karena volume kegiatan yang dibandingkan sama yaitu
sebesar 7.000 unit.

Anggaran Fleksibel Biaya Overhead Pabrik


(Dasar kegiatan: jam tenaga kerja langsung pada kapasitas normal 4.000 jam dan 80% dari
kapasitas terpasang).
Tabel Biaya Overhead Pabrik Kapasitas Normal
Beban Tetap Tarif Variabel Per Jam
Keterangan
(Rp) (Rp)
Tenaga kerja tak langsung 5.000 1,00
Bahan tidak langsung 4.000 0,90
Penanganan bahan 3.000 0,80
Perbekalan pabrik 2.000 0,70
Inspeksi 1.000 -
Pengawasan 500 -
Total biaya terkendali oleh depart. 15.500 3,40
Asuransi kebakaran 2.000 -
Pajak bumi dan bangunan 2.000 -
Penyusutan peralatan pabrik 1.000 -
Total biaya tak terkendali 5.000 -
Pemeliharaan gedung dan peralatan 4.000 0,50
Air, telepon, listrik 3.000 0,40
Beban umum pabrik 2.500 0,70
Total beban departemen jasa 9.500 1,60
Total 30.000 5,00
Keterangan Tabel Biaya Overhead Pabrik Kapasitas Normal
Catatan: JKTL = Jam Tenaga Kerja Langsung (atau Jam Kerja Buruh)
Ikhtisar:
Beban Tetap = Rp 30.000
Beban variabel 4.000 jam x Rp 5,00 = Rp 20.000
Total = Rp 50.000
Tarif per jam tenaga kerja langsung (Rp 50.000/4.000) = Rp 12,50

Tabel Anggaran Fleksibel Biaya Overhead


Kapasitas Kapasitas
Kapasitas 3.500
4.000 4.500
Keterangan
JTKL (70%) JTKL (80%) JTKL (90%)
(Rp) (Rp) (Rp)
Tenaga kerja tak langsung 8.500 9.000 9.500
Bahan tidak langsung 7.150 7.600 8.050
Penangan bahan 5.800 6.200 6.600
Perbekalan pabrik 4.450 4.800 5.150
Inspeksi 1.000 1.000 1.000
Pengawasan 500 500 500
Total biaya terkendali oleh depart. 27.400 29.100 30.800

Asuransi kebakaran 2.000 2.000 2.000


Pajak bumi dan bangunan 2.000 2.000 2.000
Penyusutan peralatan pabrik 1.000 1.000 1.000
Total biaya tak terkendali 5.000 5.000 5.000

Pemeliharaan gedung dan peralatan 5.750 6.000 6.250


Air, telepon, listrik 4.400 4.600 4.800
Beban umum pabrik 4.950 5.300 5.650
Total beban departemen jasa 15.100 15.900 16.700
Total 47.500 50.000 52.500

Ikhtisar: Kapasitas 80% (4.000 JTKL)


Beban tetap = Rp 30.000
Beban variabel 4.000 jam x Rp 5,00 = Rp 20.000
Total = Rp 50.000
Tarif per jam tenaga kerja langsung (Rp 50.000/4.000) = Rp 12,50
Ikhtisar: Kapasitas 70% (3.500 JTKL)
Beban tetap = Rp 30.000
Beban variabel 3.500 jam x Rp 5,00 = Rp 17.500
Total = Rp 47.500
Tarif per jam tenaga kerja langsung (Rp 47.500/3.500) = Rp 13,57

Ikhtisar: Kapasitas 90% (4.500 JTKL)


Beban tetap = Rp 30.000
Beban variabel 4.500 jam x Rp 5,00 = Rp 22.500
Total = Rp 52.500
Tarif per jam tenaga kerja langsung (Rp 52.500/4.500) = Rp 11,67
Tabel Anggaran Fleksibel Divisi Pemasaran
Keterangan Rasio Nilai
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan 100,00% 1.000 2.000 3.000
Biaya Tetap:
Gaji 100 100 100
Penyusutan aktiva 30 30 30
Umum dan administrasi 20 20 20
Total biaya tetap 150 150 150
Biaya variabel:
Riset dan pengembangan 4,00% 40 80 120
Distribusi 2,00% 20 40 60
Promosi 3,00% 30 60 90
Potongan harga 2,00% 20 40 60
Perjalanan dinas 2,00% 20 40 60
Komisi/bonus salesmen 1,00% 10 20 30
Lain-lain 1,00% 10 20 30
Total biaya variabel 150 300 450
Total beban pemasaran 15,00% 300 450 600
Catatan: Biaya tetap = Rp 150, Biaya variabel 15% x penjualan

Tabel Anggaran Fleksibel Divisi Umum dan Administrasi


Keterangan Rasio Nilai
(Rp) (Rp) (Rp)
Penjualan 100,00% 1.000 2.000 3.000
Biaya tetap:
Gaji eksekutif dan staf 80 80 80
Penyusutan aktiva 30 30 30
Asuransi 20 20 20
Pajak bumi dan bangunan 10 10 10
Total biaya tetap 140 140 140
Biaya variabel:
Alat-alat tulis dan umum 4,00% 40 80 120
Perjalanan dinas 1,00% 10 20 30
Lain-lain 1,00% 10 20 30
Total biaya variabel 60 120 180
Total beban administrasi 6,00% 200 260 320
Catatan: Biaya tetap = Rp 140, Biaya variabel 6% x penjualan
F. Hasil Penelitian Penganggaran Pada Suatu UKM
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam organisasi dan perusahaan anggaran sangat dibutuhkan sebagai alat untuk
pengawasan dan pengendalian dan juga untuk efisiensi dan efektifitas dana suatu organisasi.
Anggran juga mempunyai beberrapa komponen dantaranya anggaran operational dan
keuangan, dan masih terbagi beberapa komponen lagi, dan semuanya saling mempunyai
keterkaitan satu sama lainnya.

B. Penutup
Setiap perusahaan harus memiliki penyusunan anggaran (penganggaran) agar perusahaan
tersebut dapat dengan mudah melakukan pengawasan dan pengendalian seluruh kegiatan
operasional perusahaan. Dan juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dana suatu
organisasi
DAFTAR PUSTAKA

Utari, Dewi., Purwanti, Ari., Darson. 2016. Akuntansi Manajemen. Mitra Wacana Media.
Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai