PENDAHULUAN
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan
dilatasi sistem ventrikel otak dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih
ventrikel atau ruang subarachnoid.1,2 Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat ketidak
seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS.3 Bila akumulasi CSS yang berlebihan terjadi
diatas hemisfer serebral, keadaan ini disebut higroma subdural atau koleksi cairan subdural.3 Pada
kasus akumulasi cairan yang berlebihan terjadi pada sistem ventrikuler, keadaan ini disebut
sebagai hidrosefalus internal.Selain itu beberapa lesi intrakranial menyebabkan peninggian TIK,
namun tidak sampai menyebabkan hidrosefalus. Peninggian volume CSS tidak ekivalen dengan
hidrosefalus; ini juga terjadi pada atrofi serebral. Hidrosefalus sebagai kesatuan klinik dibedakan
oleh tiga faktor: a).peninggian tekanan intraventrikuler, b).penambahan volume CSS, c).dilatasi
rongga CSS.3 Secara keseluruhan, insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1 : 1000.
sedangkan insiden hidrosefalus kongenital bervariasi untuk tiap-tiap populasi yang berbeda.
Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang
biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus tampak setelah umur 6 bulan biasanya
bukan oleh karena kongenital. Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40 – 50% bayi dengan
perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus. Pongsakdi Visudiphan dkk
pada penelitiannya mendapatkan 36 dari 49 anak-anak dengan meningitis TB mengalami
hidrosefalus, dengan 3 catatan 8 anak dengan hidrosefalus obstruktif dan 26 anak dengan
hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis bakteri dapat
dijumpai pada semua usia, tetapi lebih sering pada bayi daripada anak-anak.4
BAB II
LAPORAN KASUS
Umur : 4 tahun
Agama : Islam
No. RM : 308416
Primary Survey
1. Airway
Tidak ada hambatan jalan nafas
Pasien tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Pasien tidak terlihat cyanosis
2. Breathing
Pasien terlihat bernafas dengan kecepatan normal
3. Circulation
Temperatur pasien 36,2 C
4. Disability
GCS 15 ( E4 M6 V5)
5. Exposure
Pasien menggunakan pakaian seminimal mungkin dan tidak ketat
II. ANAMNESIS UMUM
Pasien datang ke RSAU dr. M Salamun dibawa oleh orang tua dengan keluhan
kejang. Kejang dialami 10 Jam SMRS. Tangan dan kaki pasien berguncang-guncang saat
kejang, pasien tidak sadar saat kejang, kejang kurang lebih 10 menit. Setelah kejang pasien
sadar kembali, pasien tidak demam, mual dan muntah disangkal. Pasien mengeluh sakit
kepala sehabis kejang.
Pasien sebelumnya menderita pembesaran kepala sejak 1 tahun terakhir tetapi
keluarga tidak memeriksakan ke dokter karna tidak ada keluhan. Riwayat imunisasi
lengkap, ibu pasien tidak pernah menderita penyakit saat kehamilan dan rutin ANC.
Riwayat Kehamilan :
Pada saat hamil, ibu pasien memeriksakan kehamilannya ke bidan. Riwayat sakit pada saat hamil
disangkal.
Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir normal, cukup bulan dan langsung menangis, berat badan lahir 3 kg, sedangkan
panjang badan dan lingkar kepala tidak diukur.
Riwayat Perkembangan :
Sampai saat ini pasien dapat bergerak dan berbicara seperti anak seusianya, tidak ada
keterlambatan perkembangan.
DIAGNOSIS KERJA
Kejang + Hidrosefalus
Diagnosis Banding
Epilepsi
Kejang Demam
V. DIAGNOSA KERJA
Kejang + Hidrosefalus
Diagnosis Banding
Epilepsi
Kejang Demam
VI. TATALAKSANA
IVFD RL 10 gtt makro
Furosemide 2x15 mg
Diazepam 4 mg iv ( Bila kejang)
Rencana operasi Shunting
VII. PROGNOSIS
PEMBAHASAN KASUS