Tekpad Evaluasi Tablet
Tekpad Evaluasi Tablet
Dari segi lain, tablet harus dapat melepaskan zat berkhasiat ke dalam tubuh dengan cara
yang dapat diramalkan serta tetap atau dapat diulang. Stabil secara kimia sepanjang
waktu sehingga tidak memungkinkan terjadi pemalsuan atau penurunan mutu zat
berkhasiat (Lachman, 1994).
Uji penyimpangan berat ini dapat menjadi metode yang memuaskan untuk
mementukan keseragaman kandungan obat dlam tablet bila semuanya atau
hamper semuanya terdiri dari zat aktif (90%-95%), atau apabila keseragaman
distribusi obat/zat aktif dalam granul atau bubuk benar-benar sempurna. Uji
ini tentu saja tidak untuk memastikan kadar dari tablet yang kadar zat aktifnya
sedang atau rendah dimana bahan pengisi merupakan bagian terbesar dari
berat tablet. Untuk memastikan keseragaman potensi dari tablet berdosis
rendah, dilakukan uji keseragaman kandungan.
Disintegrasi
Sediaan tablet, langkah penting pertama sebelum melarut adalah pecahnya
tablet menjadi partikel-partikel kecil atau granul. Langkah ini disebut
disintegrasi. Untuk menguji disintegrasi (waktu hancur) dilakukan dengan alat
uji waktu hancur. Caranya tiap tabung diisi dengan 1 tablet, kemudian
keranjang diletakkan di dalam beaker berisi air 1 liter yang berperan sebagai
cairan lambung buatan atau cairan usus buatan pada suhu 37oC ± 2o C.
Keranjang itu bergerak turun-naik, dan tablet harus tetap berada 2,5 cm dari
permukaan atas cairan dan 2,5 cm dari dasar beaker. Gerakan turun-naik
keranjang diatur oleh sebuah motor yang bergerak 5-6 cm pada frekuensi 28-
32 kali per menit. Sebuah lempeng plastic yang dilubangi dapat digunakan
dalam uji ini. Lempeng tersebut diletakkan diatas tablet, dan menimbulkan
gerakan abrasi pada tablet. Lempeng ini berguna untuk tablet yang
mengapung. Tablet harus hancur dan semua partikel harus dapat menembus
saringan mesh-10 dikeranjang dalam waktu yang telah ditentukan. Bila ada
yang tertinggal, maka sisa itu harus mempunyai masa yang lunak dan tidak
boleh ada inti tablet yang tumpah. Tablet menurut USP yang tidak bersalut
mempunyai standar waktu hancur paling rendah 5 menit (tablet aspirin), tapi
kebanyakan tablet memiliki waktu hancur 30 menit.
Tablet salut enterik tidak boleh hancur setelah 1 jam di dalam cairan lambung.
Tablet salut enterik ini kemudian diuji dalam cairan usus buatan, dan tablet
harus pecah dalam 2 jam ditambah waktu yang dinyatakan pada
monografinya.
Disolusi
Laju absorbs dari obat-obat bersifat asam yang diabsorbsi dengan mudah
dalam saluran pencernaan sering ditetapkan dengan laju larut obat dari tablet.
Bila yang menjadi tujuan adalah untuk memperoleh kadar yang tinggi dalam
darah, maka cepatnya obat dan tablet yang melarut biasanya menjadi
menentukan. Karena itu laju larut dapat berhubungan langsung dengan
kemajuran dari tablet dan perbedaan biovailabilitas dari berbagai formula.
Penaksiran penglepasan paling langsung obat dari formula tablet diperoleh
dengan mengukur bioavailabilitas in vivo. Namun karena beberapa alasan,
penggunaan in vivo menjadi terbatas, yaitu:
Lamanya waktu yang diperlukan untuk merencanakan, melakukan,
dan menginterpretasi
Tingginya ketrampilan yang diperlukan bagi pengkaji pada manusia
Ketepatan yang rendah serta besarnya penyimpangan pengukuran
Besarnya biaya yang diperlukan
Pemakaian subjek manusia bagi penelitian yang “nonesensial”
Keharusan mengganggap adanya hubungan yang sempurna antara
manusia sehat dan tidak sehat yang digunakan dalam uji.
Selain uji disolusi in vivo, juga dilakukan uji disolusi in vitro. Dua sasaran dalam
mengembangkan uji in vitro:
Alat 1
Sebuah tablet diletakkan dalam keranjang saringan kawat kecil yang
diikatkan pada bagian bawah suatu tongkat yang dihubungkan pada
sebuah motor yang kecepatannya dapat diatur. Keranjang dicelupkan
kedalam medium disolusi (seperti yang dinyatakan dalam monografi) yang
terdapat dlam 100 ml labu. Labu berbentuk silindris dengan dasar
berbentuk hemisferik. Suhu labu dipertahankan 37o C ± 0,5o C, dengan
penangas bersuhu tetap. Motor diatur pada kecepatan yang ditentukan,
kemudian cairan sampel diambil pada selang waktu tertentu untuk
menetukan jumlah obat di dalam cairan.
Alat 2
Sama dengan alat 1, tapi keranjangnya diganti dengan pedal yang dibentuk
dari pisau dan tongkat sebagai elemen pengaduk. Sediaan obat
ditenggelamkan ke dasar labu sebelum diaduk. Sediaan dapat diberi
“sekeping benda kecil non reaktif, misalnya tidak lebih dari beberapa
putaran kawat helix” untuk mencegah pengapungan. Pada monografi
USP/NF juga dinyatakan medium serta volume yang dipakai, alat mana
yang digunakan, kecepatan (rpm) uji, batas waktu, serta prosedur
penentuan kadar. Toleransi uji dinyatakan sebagai persen jumlah atau
kadar di etiket dari obat yang larut selama batas waktu.
3. permasalahan selama proses
a. Capping dan laminasi
Capping adalah istilah yang digunakan untyuk menguraikan sebagian atau secara
lengkap pemisahan bagian atas atau bawah dari mahkota tablet dari bagian utamanya.
laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 atau lebih lapisan-lapisan yang berbeda
(Lachman, 1994). Biasanya permasalahan pada proses ini segera terlihat setelah
pencetakan, tapi capping dan laminasi dapat terjadi 1 jam atau setelah 1 hari. pada
penelitian yang telah dilakukan, capping dan laminasi terjadi karena sifat-sifat yang
berubah selama formulasi dan segera diikuti dengan pencetakan. capping dan laminasi
pada tablet sering kali dapat dihilangkan dengan melakukan pencetakan pendahuluan
(prekompresi), kecepatan pencetakan akhir, apabila waktu penurunan tekanan
ditingkatkan, jumlah tekanan yang diinginkan dapat dikurangi, tablet yang kompak dapat
dibentuk (Lachman, 1994). granul yang terlalu kering cenderung membentuk capping
dan laminasi karena mengurangi kohesi. untuk granul dengan kelembaban tertentu,
penambahan bahan higroskopis seperti sorbitol, metilselulose, dapat membantu
mempertahankan kadar kelembaban. penyebab capping yang lain adalah pengaturan
tekanan yang tidak tepat .
b. Pengelupasan dan Penempelan
Pengelupasan adalah istilah untuk menerangkan permukaan bahan dari suatu
tablet yang menempel pada dan dipisahkan dari permukaan tablet oleh punch.
penempelan juga berhubungan dengan melekatnya bahan tablet pada dinding die. apabila
terjadi penempelan, diperlukan penambahan tenaga untuk mengatasi gesekan antara
tablet dengan dinding die selama pengeluaran tablet. Penempelan saat pengeluaran dapat
mengakibatkan tablet menjadi gumpil dan menghasilkan sisi yang kasar (Lachman,
1994).
c. Mottling
Mottling adalah keadaan distribusi warna tablet tidak merata dengan terdapatnya
bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan yang seragam. penyebab mottling
adalah berbedanya warna obat dengan warna penambah atau bila hasil urai obatnya
berwarna (Lachman, 1994).
d. Ukuran granul dan ukuran distribusi sebelum pencetakan
Variasi dari rasio granul kecil sampai granul besar, besarnya perbedaan ukuran
granul mempengaruhi bagaimana ruang antara pertikel-partikel diisi. karena walau
volume di dalam die sama banyak, perbedaan proporsi partikel dapat mempengaruhi
berat dari isi masing-masing die (Lachman, 1994)
e. Aliran Yang kurang baik
Pengisian die didasarkan atas aliran granul yang kontinu dan seragam dari hopper
melalui rangka pengisi. Bila aliran kurang baik, granul cenderung bergerak kembang
kempis melalui alat pengisi, sehingga beberapa die tidak terisi sempurna (Lachman,
1994)
f. Pencampuran yang kurang baik
Bahan pelicin dan pelincir yang tidak terbagi dengan rata akibatnya aliran partikel
terganggu sehingga granul tidak mengalir secara efisien ke dalam ruang cetak (Lachman,
1994)
g. Variasi kekerasan
Penyebabnya sama dengan penyebab variasi berat. kekerasan tergantung pada
berat dari materi serta ruangan antara punch atas dan bawah pada waktu perncetakan.
Bila volume materi atau jarak kedua punch berbeda, maka kekerasan tidak akan
konsisten (Lachman, 1994)
h. Cetakan Ganda
Masalah ini hanya terjadi bila pada punch terdapat monogram atau profil (ukiran)
lainnya. pada pencetakan, permukaan tablet dicetak sesuai dengan monogram/profil yang
terdapat pada punch. masalah yang sama juga terjadi pada mesin tablet yang
menggunakan 2 langkah pencetakan. langkah pertama menggunakan tenaga penekanan
bawah, dilanjutkan langkan penekanan terakhir, dan monogram/profil tercetak pada
tablet. bila punch tidak terkontrol, punch dapat berputar selama gerakan singkat ke
langkah penekanan terakhir yang mengakibatkan terjadinya cetakan ganda (Lachman,
1994)